williamadityawijaya.files.wordpress.com viewTeori. Dasar. 1. Teorema Superposisi. Teorema...
Transcript of williamadityawijaya.files.wordpress.com viewTeori. Dasar. 1. Teorema Superposisi. Teorema...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari teorema superposisi
2. Mempelajari teorema substitusi
3. mempelajari teorema resipositas
1.2. Teori Dasar
1. Teorema Superposisi
Teorema superposisi berlaku untuk semua rangkaian linier dan bilateral,
jadi berlaku juga untuk semua rangkaian-rangkaian yang terdiri dari R,L, dan C
asal saja elemen-elemen ini linear dan bilateral. Suatu elemen dikatakan linear
bila antara tegangan pada elemen itu dan arus yang disebabkan oleh tegangan
tersebut mempunyai hubungan yang linier bila di hubungkan pada elemen itu.
Dan dikatakn bilateral bila arus atau tegangan akan mengalir pada sama besar
untuk kedua arah.
Teorema superposisi menyatakan sebagai berikut : bila suatu rangkaian
terdiri dari lebih dari satu sumber dan tahanan-tahanan atau impedansi-impedansi
linear dan bilateral, dari arus-arus yang disebabkan oleh tiap-tiap sumber
tersendiri dengan sumber-sumber lainnya dalam keadaan tidak bekerja.
Untuk menggunakan teorema tersebut ada dua aturan yang dapat
digunakan, sehingga diperoleh besaran yang diinginkan. Aturan-aturan tersebut
adalah sebagai berikut :
Aturan 1 : suatu sumber yang tidak bekerja memiliki tegangan nol. Ini berarti
dapat diganti dengan suatu hubungan singkat (closed circuit).
Aturan 2 : suatu sumber yang tidak bekerja dan memiliki arus nol berarti dapat
diganti dengan suatu hubungan terbuka (open circuit).
Jadi bila pada suatu rangkaian terdapat n buah sumber, maka akibat total berupa
arus atau tegangan pada suatu cabang dapat dituliskan sebagai berikut:
Dimana: at: arus atau tegangan pada suatu cabang bila n buah sumber
(sumber arus dan/atau sumber tegangan) yang bekerja bersama-sama.
2
a1 : arus atau tegangan pada cabang tersebut bila hanya sumber S1 yang
bekerja, sedangkan sumber S2, S3,.. Sn diganti oleh resistansi dalamnya. a2 :
arus atau tegangan pada cabang yang sama bila hanya sumber S2 yang bekerja,
sedangkan sumber S1, S3, S4,… Sn diganti oleh resistansi dalamnya dan
seterusnya. an : arus atau tegangan pada cabang yang sama bila hanya sumber Sn
yang bekerja, sedangan sumber S1, S2, …Sn1 diganti oleh resistansi dalamnya.
2. Teorema Substitusi
Suatu komponen atau elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang me
ngalir (sebesar i) maka pada komponen pasif tersebut dapat digantikan dengan
sumber tegangan VS yang mempunya nilai yang sama saat arus tersebut melalui
komponen pasif tersebut
Jika pada komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka sum
bertegangan penggantinya bernilai Vs = i.R dengan tahanan dalam dari sumber
tegangan tersebut Sama dengan nol.
Gambar 1.1 gambar rangkaian pensubstitusian
Rangkaian berikut dapat dianalisa dengan teori substitusi untuk
menentukan yang mengalir pada resistor 2Ω.
Gambar 1.2. gambar rangkaian yang dialiri arus i
Harus diingat bahwa elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang mengalir (se
besar i) maka pada elemen pasif tersebut dapat digantikan dengan sumber
tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus tersebut melaluinya.
3
Kemudian untuk mendapatkan hasil akhirnya analisa dapat dilakukan dengan
analisis mesh atau arus loop.
Gambar 1.3. Gambar rangkaian yang sedang diloooping
3. Teorema Reksiprositas
Dalam tiap rangkaian pasif yang bersifat linier, bila suatu sumber
tegangan V yang dipasang pada cabang k menghasilkan arus I1 = I pada cabang m,
maka bila sumber tegangan V tersebut dipindahkan ke cabang m, arus yang
mengalir pada cabang k adalah I2 = I.
4. Resistor Pada Rangkaian Seri dan Paralel
Ini merupakan konsep dasar yang memungkinkan kita secara cepat dapat
menyederhanakan rangkaian yang relatif kompleks.
Gambar 1.4. rangkaian dalam resistor (a) seri dan (b) parallel
Seperti terlihat pada gambar 2.3-a, pada rangkaian seri semua resistor teraliri arus yang sama. Jika arus yang mengalir sebesar I, kita mempunyai:
..................................... (1.1)
Nampak bahwa untuk rangkaian seri, ketiga resistor tersebut dapat digantikan dengansebuah resistor tunggal sebesar R. Pada rangkaian paralel (gambar 1.4-b), nampak bahwa masing-masing resistor mendapat tegangan yang sama. Jadi
4
.....................................(1.2)
3. Teorema Thevenin
Teorema Thevenin menyatakan bahwa dimungkinkan untuk
menyederhanakan suatu rangkaian yang linier, seberapa rumit sekalipun
rangkaian itu, menjadi sebuah rangkaian ekivalen yang berisi sumber tunggal
yang disusun seri dengan sebuah beban (resistor). Kata-kata linier adalah identik
dengan yang ditemukan pada teorema superposisi, dimana semua persamaan
dasarnya harus linier (tidak ada bentuk eksponen atau akar). Bila kita menjumpai
rangkaian pasif (seperti resistor, induktor, dan kapasitor), teorema ini bisa dipakai.
Namun, ada beberapa komponen seperti komponen semikonduktor adalah tidak
linier.
Teorema Thevenin ini berguna untuk menganalisa sistem daya dan
rangkaian lainnya dimana terdapat satu resistor pada rangkaian tersebut (biasa
disebut resistor beban) yang dijadikan subjek perubahan, sehingga apabila nilai
resistor beban itu diubah-ubah, kita tidak perlu susah-susah menganalisa
rangkaian secara menyeluruh.
Perhatikan gambar rangkaian berikut ini:
Gambar 1.4. Gambar rangkaian arus searah
Setelah diubah menjadi rangkaian ekivalen Thevenin
5
Gambar 1.5. gambar sesudah diubah menjadi rangkaian Thevenin
Rangkaian ekivalen Thevenin adalah rangkaian ekivalen dari B1, R1, R3, dan
B2 yang “terlihat”dari dua titik dimana resistor beban (R2) terhubung. Rangkaian
ekivalen Thevenin, bila diturunkan dengan benar, akan mempunyai sifat yang
sama dengan rangkaian aslinya yang terdiri dari B1, R1, R3, dan B2.
Dengan kata lain, resistor beban (R2) tegangan dan arusnya haruslah sama
dengan nilai R2 saat berada pada rangkaian aslinya. Keuntungan menggunnakan
konversi Thevenin adalah untuk menyederhankan rangkaian, tentu saja agar nilai
tegangan dan arus bisa dihitung lebih mudah dari pada dihitung dengan rangkaian
aslinya. Untuk mendapatkan sumber tegangan dan resistor Thevenin adalah hal
yang mudah.
Pertama-tama, pilih resistor bebannya dan “singkirkan” dari rangkaian
aslinya. Selanjutnya, tegangan di antara dua titik yang ditempati oleh resistor
beban tadi dihitung nilainya. Gunakan analisa apa saja untuk menghitung
tegangan ini. Sehingga kita bisa menghitung tegangan di terminal beban yang
terbuka tadi dengan mudah.
1.3. Alat-Alat yang Digunakan
1. Sumber Tegangan Searah Dua Buah
2. Multimeter
3. Kit Praktikum
4. Kabel Penghubung
1.4 Prosedur Percobaaan
1. TEOREMA SUPERPOSISI
A. Memperhatikan rangkaian sebagai berikut:
6
R1 = 1KΩ ; R2 = 2KΩ ; R3 = R4 = 1KΩ
Gambar 1.6. Rangkaian Teorema Superposi
B. Mempersiapan Sebagai Tugas Pendahuluan
1. Menghitung arus melalui R4 (=I) dan tegangan Vac untuk V1 = 12 volt dan
V2 = 6 volt
2. Dengan V1 = 10 volt dan V2 = 8 volt, dan juga menghitung arus I dan
tegangan Vac.
Kemudian mencatat semua hasil perhitungan tersebut pada table1 dalam lembar
kerja.
C Percobaan
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 6 dengan V1 = 12 volt dan V2 = 0
Volt. ( dengan Cara mengambil V2 terlebih dahulu dan kemuidian
menghubung singkatkan cd). Lalu mengukur arus melalui R4 dan tegangan
Vac
2. Kemudian membuat rangkaian seperti seperti pada gambar 6 dengan V1 = 0
volt (V1 dilepaskan dan kemudian ab dihubung singkatkan) dan V2 = 6 volt.
Ukurlah arus melalui R4 dan tegangan Vac.
3. Kemudian dengan V1 = 12 volt dan V2 = 6 volt (keduanya terpasang). Lalu
mengukur arus melalui R4 dan tegangan Vac.
4. mengulangi percobaan di atas dengan tegangan V1 = 10 volt atau V2 = 8 volt
5. menuliskan hasil pengukuran di atas pada table1 dalam lembar kerja
praktikan.
2. TEOREMA SUBSTITUSI
A. Memperhatikan rangkaian sebagai berikut:
7
R1 = R3 = R4 = 1 KΩ ; R2 = 2 KΩ; V1=12 volt
Gambar 1.7 Rangkaian Teorema Substitusi bertegangan tunggal
B. Persiapan sebagai tugas pendahuluan
1. Untuk rangkaian menurut gambar 7, hitunglah arus I1, I2 dan tegangan Vac.
Lalu mencatat hasil perhitungan ini pada table2 dalam lembar kerja.
C. Percobaan
1. Membuat rangkaian menurut gambar 7. Lalu mengukur arus I2, I4, dan
tegangan Vgh.
2. Membuat rangkaian Menurut gambar 1.8.
R1 = R3 = 1 KΩ ; R2 = 2 KΩ ; V1 = 12 volt
Gambar rangkaian 1.8 teorema subtitusi bertegangan ganda
3. Memasang sumber tegangan V2 Sebesar: V2 = I4 x R4 (I4 diambil dari hasil
pengukuran). Kemudian mengukur arus I2 dan I4
Mencatat semua hasil perhitungan dan pengukuran di atas pada tabel2 dalam
lembar kerja.
3. TEOREMA RESIPROKSITAS
A. Memperhatikan rangkaian pada gambar 1.9
R1=R3=1KΩ; R2=R4=R5=2KΩ
Gambar 1.9. Rangkaian teorema resiproksitas
8
B. Persiapan sebagai tugas pendahuluan:
1. Untuk rangkaian gambar 9: Pada ab memasang sumber tegangan 12 volt (Vab
= 12 volt). Dan cd dihubung singkatkan. Lalu menghitung arus yang
mengalir melalui cd (= I1).
2. Memindahkan Sumber tegangan 12 volt ke cd (Vcd = 12 volt), dan
menghubung singkatkan ab. menghitung arus yang mengalir melalui ab (=
I2).
3. Mengulangi perhitungan a dan b untuk tegangan sebesar 20 volt
4. Mencatat semua hasil perhitungan tersebut pada table3 dalam lembar kerja.
C. Percobaan
1. Membuat rangkaian menurut gambar 1.9.
2. Memasang sumber tegangan Vac = 12 volt pada ab.
3. Mengukut arus melalui cd dengan memasang milli Ammeter pada cd.
4. Memperhatikan polaritas milli Ammeter (arah arusnya).
5. Memindahkan sumber tegangan 12 volt tersebut ke cd (Vcd =12 volt).
6. Kemudian mengukur arus melalui ab dengan memasang milli ammeter pada ab
D. Mengulangi percobaan di atas untuk sumber tegangan sebesar 20 volt.
E. Mencatat semua hasil pengukuran pada table3 dalam lembar kerja.