· Web viewMempertimbangkan resistensi kerucut, qc , antara kedalaman 8B diatas ujung tiang...
Transcript of · Web viewMempertimbangkan resistensi kerucut, qc , antara kedalaman 8B diatas ujung tiang...
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode yang digunakan
1. Metode Belanda
Metode Belanda Menghitung daya dukung ujung pada tanah kohesifitas (Heijen,
1974 : Deruiter dan Beringen. 1979) adalah sebagai berikut :
1. Mempertimbangkan resistensi kerucut, qc , antara kedalaman 8B diatas ujung
tiang dan 4B di bawah ujung tiang, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.21.
ekuatan kontrol ini daya dukung tanah akhir.
2. Tentukan qc1 dengan menghitung nilai qc rata-rata sepanjang garis abcd, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 13.21. perhatikan bahwa huruf b adalah pada
kedalaman x di bawah ujung tiang yang diusulkan dan 0.7B ≤ x ≤ 4B. Pilih x
yang menghasilkan qCI minimum.
Nilai terisolasi qc yang jauh lebih kecil dari nilai qc khas akan memiliki dampak
yang signifikan terhadap qc1. jika nilai ini rendah terisolasi sungguh merupakan
zona yang lemah dalam tanah, maka daya dukung akhir akan Sejalan kurang.
Namun, jika itu adalah membaca palsu, yang mengabaikannya, sehingga
menghasilkan lebih tinggi qc1.
3. Telusuri garis defgh seperti yang ditunjukkan pada gambar 13,21 dan
menentukan qc2 dengan menghitung qc rata-rata sepanjang garis ini.
4. Menggunakan tabel 13.4, menentukan faktor koreksi, ω, ke kolom untuk konten
kerikil atau konsolidasi berlebih.
5
Tabel 13.4 ω Nilai untuk digunakan dalam persamaan 13.19
Kondisi Tanah ω
Pasir dengan OCR = 1 1
Pasir Kerikil kasar : Pasir dengan OCR = 2 - 4 0.67
Kerikil halus : Pasir dengan OCR = 6 - 10 0.50
Sumber dari Derulter dan Beringen, 1979
OCR = Rasio Konsolidasi berlebih.
5. Hitung akhir unit daya dukung bersih, 'qc, sebagai berikut :
qe’ =
Gambar 1.2 Langkah menghitung tekanan ujung pada data CPT (heijnen ,
1974)6
Para Insinyur memiliki pengalaman lebih sedikit menggunakan CPT untuk
menghitung daya dukung ujung dalam tanah kohesif. Namun, Nottingham dan
Schmertmann (1975) tes dilakukan pada tumpukan model dan menemukan metode
Belanda juga bekerja dengan baik untuk tanah kohesif konsolidasi normal atau
sedikit overconsolidated selama Su <1000 lb/ft2 (50 kPa). Untuk tanah yang lebih
keras, Schmertmann (1978) dianjurkan mengalikan hasil dari persamaan 13,19 oleh
faktor reduksi ditunjukkan pada Gambar 13,22. ia juga merekomendasikan
mengalikan kapasitas dukung ujung dihitung dengan 0,60 umumnya terjadi bila
menggunakan kerucut mekanik dalam tanah yang kohesif.
2. Metode LCPC
Insinyur dari Laboratorium Sentral Ponts et des Chaussees (LCPC) di Perancis
juga telah mengembangkan metode CPT berbasis (Bustamante dan Gianeselli, 1982;
Briaud dan Miran, 1991). Metode ini berlaku untuk berbagai kondisi tanah dan
mempertimbangkan baik tiang dan pondasi cor-di-tempat (yang terakhir dijelaskan
dalam bab 15 dan 16)
Akhir daya dukung unit bersih adalah:
qe’ = qca kc
dimana:
q ca= Persamaan kuat dukung ujung kerucut pada ujung tiang
kc = faktor dukung ujung kerucut (dari Tabel 13.5)
Persamaan kuat dukung kerucut, qca adalah nilai qc rata-rata dari 1,5 diameter
tiang di atas menjadi 1,5 diameter di bawah ujung tiang. Jika nilai qc di wilayah ini tidak
menentu. mungkin perlu untuk menerapkan beberapa penilaian rekayasa. Bustamante
dan Gianeselli tanam menyarankan nilai qc sangat tinggi dan sangat rendah, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 13,23.
7
Gambar 1.3 Cara menghitung nilai qce potongan qc (Bustamante dan
Gianselli)
B. Tekanan Tanah Lateral
Untuk merancang dinding penahan tanah diperlukan pengetahuan mengenai
tekanan tanah lateral. Besar dan distribusi tekanan tanah pada dinding penahan sangat
bergantung pada regangan lateral tanah relative terhadap dinding. Analisis hitungan
tekanan tanah lateral di dasarkan pada kondisi regangannya. Jika analisis tegangan tidak
sesuaidengan apa yang sebenarnya teerjadi,maka dapat mengakibatkan kesalahan
analisis.
A. Tekanan Tanah Diam, Tekanan Tanah Aktif, dan Tekanan Tanah Pasif
Ditinjau suatu dinding penahan tanah seperti gambar, mula-mula dinding
dan tanah timbunan dibelakang dalam kondisi diam (at rest), sehingga tanah
dalam kondisi keseimbangan elastik. Pada posisi ini tekanan tanah urug pada
dinding akan berupa tekan tanah saat diam (earth pressure at rest) dan tekanan
8
tanah lateral (horisontal) pada dinding pada keadaan tertentu (z) dapat
dinyatakan oleh persamaan
σh=koσv=koz...........................................................................1Dengan,
Ko=koefisien tekanan tanah lateral saat diam,
= berat volume tanah
Kedudukan teganagan didalam tanah yang dinyatakan oleh lingkaran
mohr saat tanah dalam kondisi diam (disebut kondisi ko) ini diwakili oeh
lingkaran A. Perhatikan bahwa kondisi ko lingkaran A tidak menyinggung garis
kegagalan OP.
Jika kemudian dinding penahan tanah bergeser menjauhi tanah
timbunannya dan jika kemudian gerakan ini diikuti oleh gerakan tanah
dibelakang dinding, maka tekanan tanah pada dindingnya berangsur-angsur
menjadi berkurang yang diikuti oleh berkembangnya tahanan geser tanah secara
penuh dari tanah timbunan. Pada suatu saat gerakandinding selanjutnya
mengakibatkan keruntuhan geser tanah timbunan dan tanah pada dinding
menjadi konstan pada nilai tekanan minimumnya. Tekanan tanah lateral
minimum yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakn dinding
menjauhi tanah dibelakangnya disebut tekanan aktif (active earth pressure).
Kedudukan tegangan-tegangan pada saat tanah pada kedudukan keseimbangan
limit aktif tercapai diwakili oleh lingkaran B yang menyinggung garis kegagalan
OP. Jika Tegangan vertikal (σv ) dititik tertentu didalam tanah dinyatakan oleh
σv = z, maka tekanan tanah lateral pada dinding saat tanah runtuh adalah,
σh=ka σv=kaz
9
............................................2
Pada kondisi keseimbangan limit aktif ini tegangan utama minor σ3=σh
dan tegangan utama mayor σ1=σv.
Sebaliknya jika regangan lateral yang terjadi pada kondisi tekan , yaitu
bila dinding penahan tanah mendorong tanah maka gaya yang dibutuhkan untuk
menyebabkan kontraksi secara lateral tanah sangat lebih besar daripada besarnya
tekanan tanah menekan ke dinding. Besarnya gaya ini bertambah dengan
bertambahnya regangan dalam tanah seiring dengan bergeraknya dinding.
Sampai suatu regangan tertentu, tanah mengalami keruntuhan geser akibat
desakan dinding penahan, saat gaya lateral tanah mencapai nilai yang konstan
yaitu nilai maksimumnya. Tekanan lateral tanah maksimum yang mengakibatkan
keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding mendorong tanah urugan, disebut
tekanan tanah pasif (passive earth pressure). Kedudukan tegangan-tegangan saat
tanah pada kedudukan seimbangan limit pasif tercapai diwakili oleh lingkaran c
yang menyinggung garis kegagalan OP. Jika tegangan vertikal (σv) titik tertentu
didalam tanah dinyatakan oleh σv= z, maka tekanan tanah lateralpada dinding
pada saat tanah pada kondisi runtuh
σh=kpσv=kpz
...................................3
Pada kondisi pasif tegangan utama minor σ3=σv pasif dan tegangan mayor σ1=σh
pasif
10
Dari persamaan-persamaan diatas dapat diperoleh
Kp=1/ka......................................................................................................4
Jadi untuk tekanan geostatik vertikal, besar tekanan tanah lateral hanya
akan terdapat diantara ke dua nilai batas kaσvdan kpσv. Kedudukan-kedudukan
tegangan pada batas-batas nilai tersebut disebut kedudukan rankine (rankine
state). Kemiringan bidang-bidang kegagalan didalam tanah pada kedua
kedudukan batas tersebut diperlihat Teori Rankine.
Teori rankine dalam analisis tekanan tanah lateral dilakukan dengan
asumsi-asumsi sebagai berikut;
1. Tanah dalam kedudukan keseimbangan plastis, yaitu setiap elemen
tanah dalam kondisi tepat akan runtuh.
2. Tanah urug berupa tanah tak berkohesi(c=0).
3. Gesekan antara dinding dan tanah urug diabaikan (δ=0)
Bila permukaan tanah urug (dengan berat volume ())horisontal, tekanan
tanah aktif (pa) pada sembarang kedalaman z daripuncak dinding penahan
dinyatakan oleh persamaan
Pa=kaz................................................................................................5
Dengan koefisien tekanan tanah aktif rankine, dinyatakan oleh persamaan
...............................................................6
Gaya tekanan tanah aktif total untuk dinding penahan tanah setinggi H
dinyatakan oleh persamaan
11
Pa=0,5 H2 ka--------------------------------------------------------------7
Dengan titik tangkap gaya bekerja pada H/3 dari dasar dinding penahan.
Bila permukaan dinding miring atau tidak sama dengan 0, maka
koefisien teakanan tanah aktif dinyatakan oleh persamaan;
..............................................................8
=sudut kemiringan tanah urug,
=sudut gesek dalam tanah urug
Tekanan tanah aktif untuk permukaan tanah urug miring dinyatakan oleh;
pa=kaz............................................................................5
Dengan arah tekanan yang sejajar dengan kemiringan permukaan tanah
urug
12
Z=HZ=H
1/3H
Ka H
Pa
Ka H
Pa
1/3H
Gaya tekanan tanah aktif total untuk dinding penahan tanah setinggi H
dinyatakan oleh persamaan
Pa= 0,5 H2 ka---------------------------------------------------------6
Dengan arah garis kerja tekanan yang sejajar permukaan tanah urug dan
bekerja pada ketinggian H/3 dari dasar dinding penahan.
Secara sama tekanan tanah pasif (Pp) untuk dinding penahan setinggi H
dinyatakan oleh persamaan
Pp=0,5 H2 Kp--------------------------------------------------------
7
Pada persamaan 7 bila tanah urug horisontal (=0)
------------------------------------------8
Untuk tanah urug dengan kemiringan
......................................................9
Titik tangkap gaya tekanan tanah pasif terletak pada H/3 dari dasar
dinding penahan dan arahnya sejajar dengan permukaan tanah urug.
Teori Coulomb
Hitungan tekanan tanah lateral teori Coloumb dilakukan dengan
memperhatikan pengaruh gesekan antara dinding penahan dan tanah urug
13
dibelakangnya. Sudut gesek antara dinding dan tanah(δ) tergantung pada
kekasaran dinding dan regangan lateral pada waktu dinding bergerak.
Dalam menghitung besar tekanan tanah lateral teori coloumb, beberapa
anggapan yang dibuat adalah :
1. Tanah adalah bahan yang isotropis dan homogen yang mempunyai
sudut gesek dan kohesi,
2. Bidang longsor dan permukaan tanah urug adalah rata
3. Gaya-gaya gesek didistribusikan secara sama disepanjang bidang
longsor berbentuk baji yang merupakan satu kesatuan
4. Terdapat gesekan antara dinding penahan dan tanah urug, Tanah yang
longsor bergerak turun disepanjang dinding belakang mengembangkan
gesekan
5. Keruntuhan struktur penahan tanah dianggap masalah dua dimensi
dengan memperhatikan panjang dinding penahan tanah yang
panjangnya tak terhingga,
C. Fondasi Tiang
Fondasi tiang digunakan untuk menahan fondasi pada kedalaman yang normal
yang tidak mampu mendukung bebannya,dan tanah keras terletak pada kedalaman yang
sangat dalam. Fondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud antara lain :
1. Meneruskan beban bangunan yang terletak diatas air atau tanah lunak, ke
tanah pendukung yang kuat
2. Meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman tertentu
sehingga fondasi bangunan mampu memberikan dukungan yang cukup untuk
mendukung beban tersebut oleh gesekan dinding tiang dan oleh tanah
disekitarnya,14
3. Mengangkur bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas akibat
tekanan hidrostatis atau momen penggulingan,
4. Menahan gaya–gaya horisontal dan gaya yang arahnya miring.
5. Memadatkan pasir, sehingga kapasitas dukungnya bertambah.
6. Mendukung fondasi bangunan yang pernukaan tanahnya mudah tergerus.
Macam–macam tiang:
1. Tiang kayu
Kelemahan tiang dapat mengalami pembusukan atau rusak akibat dimakan
serangga. Untuk menghindari kerusakan pada saat pemancang ujung tiang
diberi sepatu dari besi.
2. Tiang beton
Tiang beton bisa berupa tiang pracetak (precast) dan tiang cetak di tempat
(cast in situ).
a. Tiang pracetak, keuntungan penggunaan tiang pracetak adalah:
1. Bahan tiang dapat diperiksa sebelum pemancangan,
2. Prosedur pemasangan tidak dipengaruhi oleh air tanah,
3. Dapat dipancang sampai kedalaman yang dalam,
4. Dapat menambah kepadatan tanah granuler,
Kerugiannya:
1. Kenaikan muka air tanah dan gangguan tanah akibat pemancaran
dapat menimbulkan masalah,
2. Tiang mungkin rusak pada saat pemancangan
3. Pemancangan sulit, bila diameter tiang terlalu besar,
15
4. Menimbulkan gangguan suara, getaran, dan deformasi tanah yang
menimbulkan kerusakan bangunan disekitarnya,
5. Penulangan dipengaruhi oleh tegangan yang terjadi pada saat
pengangkatan dan pemancang tiang.
b. Tiang dicetak ditempat,
Terdiri dari dua tipe yaitu tiang berselubung pipa dan tiang tidak
berselubung pipa. Pada tiang yang berselubung pipa, pipa baja berlubang
dipancang dahulu kedalam tanah . kemudian kedalam lubang pipa besi
dimasukan adukan beton . tiang tidak berselubung pipa , pipa baja yang
berlubang dipancang lebih dahulu kedalam tanah , kemudian kedalam lubang
dimasukan adukan beton dan pipa ditarik keluar ketika atau sesudah
pengecoran.
3. Tiang Bor
Tiang bor dipasang dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru
kemudian diisi dengan tulangan dan dicor dengan beton. Tiang ini biasanya
dipasang pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga memungkinkan membuat
lubang yang stabil dengan bor Jika tanah mengandung air, pipa besi
dibutuhkan untuk menahan dinding lubang kemudian ditarik keatas pada
waktu pengecoran beton.
Keuntungan penggunaan tiang bor ini adalah :
1. Tidak ada resiko kenaikan muka air.
2. Kedalaman tiang dapat divariasikan
3. Tanah dapat di periksa dan dicocokkan dengan data laboratorium
4. Tiang dapat ditanam sampai kedalaman yang dalam, dengan diameter
besar, dan dapat dilakukan perbesaran ujung.
5. Penulangan tidak dipengaruhi oleh tegangan pada saat pengangkatan.
16
Kerugiannya adalah:
1. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan tanah pasir
atau tanah yang berkerikil.
2. Pengecoran beton sulit bila terdapat air tanah, mutu beton tidak bisa
dikontrol dengan baik.
3. Air yang mengalir kedalam lubang bor dapat mengganggu daya
dukung tanah.
4. Perbesaran ujung tiang tidak dapat dilakukan bila tanah berupa pasir.
4. Tiang Baja Profil
Bentuk baja profil bisa berupa bentuk H, empat persegi panjang, segi
enam, dll.
Berdasarkan cara mendukung beban, tiang dapat dibedakan menjadi:
1. Tiang dukung ujung (end bearing pile)
2. Tiang gesek (Friction pile) atau tiang adhesive (adhesive pile)
Tiang dukung ujung adalah tiang yang daya dukungnya ditentukan oleh
tahanan ujung tiang. Umumnya tiang dukung ujung berada dalam zona tanah
yang lunak yang terletak diatas tanah keras. Tiang-tiang dipancang sampai
mencapai batuan atau lapisan tanah keras yang diperkirakan tidak mengalami
penurunan yang berlebihan.
Tiang gesek adalah tiang yang daya dukungnya lebih ditentukan oleh
perlawanan gesekan antara dinding tiang dan tanah disekitarnya.
D. ANALISIS KAPASITAS DUKUNG TIANG
17
Menentukan kedalaman tiang, dilakukan dengan menggunakan memperhatikan
data sondir (CPT) yang ada. Setelah itu kita akan memperoleh kapasitas dukung dari
tiang tersebut. Metode yang digunakan dalam analisis kuat dukung tiang pancang
menggunakan 2 metode yaitu
1. Analisis Kapasitas Dukung Tiang menggunakan Dutch Method
Gambar 2.7 contoh pembacaan data sondir.dengan Dutch Method
Jika tiang dipancang pada tanah keras dan melalui tanah lunak maka data
sondir yang digunakan adalah pada kedalaman 4 kali diameter tiang diatasdasar
tiang dan 8 kali diameter tiang dibawah dasar tiang. Setelah itu dihitung
perlawanan ujung tiang.
qE = qc(g)
dengan :
qci = Akumulasi Nilai qc di atas dan di bawah titik z (∑qc (8B) +∑qc (4B) )
(kg/cm2)
n = jumlah nilai qc
18
2. Analisis Kapasitas Dukung Tiang menggunakan LCPC Method
Gambar 2.8 contoh pembacaan data sondir.dengan LCPC Method
Untuk menentukan nilai q’e menggunakan persamaan :
q'e = qca . kc
dimana :
qca = equivalent cone bearing resistance at pile tip
kc = cone end bearing factor
Untuk menentukan nilai fs menggunakan persamaan :
Tanah cohesionless dengan z < 8B
fs = α's (z/8B) fsc
Tanah cohesionless dengan z ≥ 8B
fs = α's fsc
19
Tanah kohesi
fs = α'c fsc
dimana :
fs = nilai tahanan gesek tiang
z = kedalaman tiang
B = diameter tiang
α'c, α's = faktor Nottingham adhesion
fsc= tahanan gesek local
D = penetrasi permukaan bawah tiang
E. KONSTRUKSI PANGKAL JEMBATAN (ABUTMENT) DENGAN
FONDASI TIANG
Pondasi tiang pancang pada tanah pasir yang padat untuk mendukung beban pilar
jembatan guna mentransfer beban jembatan kelapisan tanah bawah yang terbatas dari
bahaya gerusan.
Fondasi tiang harus dirancang dengan memperhitungkan beban-beban horizontal
atau lateral, besarnya beban lateral yang harus didukung pondasi tiang yang tergantung.
Pada rangka batangan yang mengirimkan gaya lateral tersebut kekolom bagian
bawahnya.
Dalam menentukan lebar pondasi dan jumlah tiang yang digunakan perlu
dilakukan :
1. Pembacaan data sondir
Untuk pembacaan data sondir tentukan terlebih dahulu kedalaman tiang
pancang, kemudian baca nilai qc dan ft sesuai dengan kedalamannya sehingga
kapasitas dukung diperoleh dengan menggunakan persamaan:
Pa =
Keterangan : 20
p = Luas tampang tiang
K = Keliling tiang
f t = Jumlah hambatan pelekat
Sf = Faktor aman
S = 3, S = 5 untuk tanah granuler
S = 5, S = 10 untuk tanah lempung
qc = Tekanan Conus (data sondir)
Catatan :
a) Nilai qc, ft dapat dilihat pada grafik sondir dan dipengaruhi kedalaman.
b) Nilai Sf tergantung pada jenis tanahnya.
2. Bentuk-bentuk tiang beserta luas dan kelilingnya.
a) Segitiga sama sisi
A= ½ x Alas x Tinggi
K= 3 x Alas
b) Lingkaran
A= ¼ x π x
K= π x d
c) Bujur sangkar
A= sisi x sisi
K= 4 x sisi
3. Pengelompokan beban yang bekerja
a) Beban tetap (beban mati), Berupa beban yang bekerja terus menerus selama
bangunan itu berdiri yaitu berat sendiri dari penahan tanah
b) Beban horinzontal.
21
c) Berupa beban-beban yang terdiri dari tanah maupun air atau beban luar yang
bekerja secara horizontal.
4. Menentukan Jumlah tiang pancang.
a) Pa didasarkan bahan penyusun biasanya sudah diketahui.
b) Pa berdasarkan data sondir.
Nilai Pa dipilih yang terkecil, untuk perhitungan perencanaan. Adapun untuk
menentukan jumlah tiang berdasarkan beban vertikal adalah:
n =
Keterangan :
n = Jumlah Tiang
∑V = Beban vertikal total (KN)
qa = Kapasitas dukung tiang terhadap beban vertikal (KN/tiang)
5. Menentukan Beban-Beban yang didukung oleh tiap-tiap tiang atau kontrol
terhadap gaya vertikal.
Vi =
Keterangan :
Vi = Gaya vertikal yang bekerja pada baris tertentu
N = Jumlah tiang
∑V = Gaya vertikal total (KN)
∑x2 = Kuadrat jarak
= n1.x12 + n2.x2
2+...........+ nn.xn2
Formula untuk kontrol terhadap beban horizontal:
Ht =
22
Keterangan :Ht = Gaya horizontal yang terjadi pada garis tertentu
= Gaya horizontal
n = Jumlah tiang
Ha = Gaya lateral izin
Jika tidak aman maka susunan tiang perlu ditambah atau diperlukan tiang
miring serta kedalaman tiangnya perlu ditambah.
6. Kontrol terhadap gaya pada tiang miring
a) Komponen horisontal dari gaya aksial:
Hn =
Keterangan :
hn = Komponen gaya horizontal pada baris tertentu
vn = Komponen gaya vertikal pada baris tertentu
Mn = Perbandingan kemiringan tiang
b) Gaya aksial yang bekerja
pn =
pn =
Pondasi masih menahan dengan gaya lateral:
Ht =
Gaya ht dipikul oleh masing-masing tiang sebesar:
ht =
23
Besarnya komponen gaya horizontal (H) tergantung pada sudut miring
tiang (θ). θ makin besar > H makin besar. θ besar tidak dapat dicapai, tergantung
kemampuan alat pancang, biasanya tidak lebih dari 1 : 12 s/d 5 : 12
7. Penentuan titik angkat tiang
Untuk menentukan titik-tittik angkat suatu tiang dapat dilakukan dengan
menghitung gaya lintang dan momen yang terjadi pada batang, motode yang
digunakan adalah :
a) Tinggi titik angkat dengan tiang tegak lurus.
b) Anggapan titik tiang adalah lurus.
24