8B STAR BPKP 33 Thomas Irwan Kristanto Resume Chapter 11

30
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN Ringkasan Chapter 11 Bk Accounting Theory - G!"#re$ “Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure” Dia%kan !&eh' N!( Na)a NPM N!( Urt Da#tar Ha"ir 1 Bayu Cahyono Putro 144060006325 05 2 Henricus Bayu Hendrawan 144060006331 12 3 Johan Arifin 144060006335 16 4 Muhammad sa Arifianto 144060006343 24 5 !homas rwan "ristanto 144060006352 33 Untk Me)enhi Tgas Mata K&iah Te!ri Akntansi Pr!gra) Dip&!)a I* Keangan Spesia&isasi Akntansi STAR BPKP Se)ester *III T(A( +,1-.+,1/ 0&i +,1/ HALAMAN 0UDUL 1

Transcript of 8B STAR BPKP 33 Thomas Irwan Kristanto Resume Chapter 11

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIABADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGANSEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARATANGERANG SELATAN

Ringkasan Chapter 11Buku Accounting Theory - GodfreyPositive Theory of Accounting Policy and Disclosure

Diajukan oleh:No.NamaNPMNo. Urut Daftar Hadir

1Bayu Cahyono Putro14406000632505

2Henricus Bayu Hendrawan14406000633112

3Johan Arifin14406000633516

4Muhammad Isa Arifianto14406000634324

5Thomas Irwan Kristanto14406000635233

Untuk Memenuhi Tugas Mata KuliahTeori Akuntansi Program Diploma IV KeuanganSpesialisasi Akuntansi STAR BPKP Semester VIII T.A. 2014/2015Juli 2015HALAMAN JUDUL

1DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiDAFTAR ISIiiBAB 11TEORI POSITIF ATAS KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN111.1Latar Belakang211.1.1Permintaan Awal terhadap Teori211.2LO 1 Teori Kontrak211.3LO 2 Teori Keagenan311.4LO 3 Perlindungan Harga dan Masalah Keagenan antara Pemegang Saham dan Manajer411.5LO 4 Masalah Keagenan antara Pemegang Saham dan Pemberi Utang811.6LO 5 Ex Post Opportunism versus Ex Ante Efficient Contracting1111.7LO 6 Teori Pemberian Sinyal1311.8LO 7 Proses Politik1411.9LO 8 Konservatisme, Standar Akuntansi, dan Biaya Keagenan1611.10LO 9 Tes Empiris Tambahan atas Teori1711.10.1Efficient Contracting Hypotheses1811.11LO 10 Mengevaluasi Teori1911.11.1Kritik Metodologis dan Statistis2011.11.2Kritik Filosofis2111.12LO 12 Masalah untuk Auditor23

24

TEORI POSITIF ATAS KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN

Bab-bab sebelumnya membedakan antara dua klasifikasi utama teori akuntansi: yaitu normatif dan positif. Teori normatif bersifat menentukan atau memberi penjelasan dan didasarkan pada pertimbangan nilai tentang apa yang merupakan tindakan yang tepat (misalnya IASB mendukung kegunaan keputusan sebagai tujuan utama informasi akuntansi). Riset pasar modal menjadi lebih dominan setelah tahun 1970an sebagian besar karena menjadi jelas bahwa sampai peneliti tahu apakah, dan bagaimana, investor menggunakan laporan keuangan, adalah tidak masuk akal untuk mengharapkan mereka untuk mengembangkan teori yang menentukan bagaimana akuntan harus menyusun laporan keuangan. Namun, penelitian pasar modal belum memberikan semua wawasan yang diperlukan oleh peniliti akuntansi, praktisi dan regulator. Sebagai contoh, sulit untuk memprediksi bagaimana pasar akan bereaksi terhadap informasi akuntansi ketika tidak diketahui alasan manajer mengadopsi praktik akuntansi tertentu. Selain itu, penelitian pasar modal tidak secara khusus menangani masalah pemangku kepentingan penting lainnya seperti dampak dari regulasi akuntansi pada pemberi pinjaman atau pengguna non-pemegang saham lainnya dari laporan akuntansi. Dengan demikian, sementara penelitian pasar modal mengangkat gelombang pertama dari teori akuntansi positif, gelombang kedua menangani isu-isu berikut:Mengapa manajer mempersiapkan laporan akuntansi jika tidak ada peraturan yang mengharuskan mereka?Mengapa manajer membuat keputusan akuntansi yang sistematis dan melobi pembuat standar untuk mencoba mempengaruhi praktik akuntansi mana yang diizinkan di bawah standar?Apa yang memotivasi keputusan akuntansi manajer ?Jika perusahaan dituntut untuk mengubah praktik akuntansi mereka, tindakan apa yang mungkin manajer ambil yang akan mempengaruhi reaksi investor pasar modal dan pihak lain?Bab ini membahas gelombang kedua teori positif. Dengan demikian, hal itu berfokus pada teori kontrak, teori biaya politik, pemberian isyarat, dan penjelasan dalam perspektif informasi mengenai faktor penentu dan konsekuensi akuntansi. Bab ini mengkaji baik faktor penentu maupun konsekuensi dari keputusan akuntansi manajer. Secara khusus, berfokus pada pilihan kebijakan akuntansi dan manajemen akrual.

Latar BelakangPermintaan Awal terhadap TeoriPenelitian capital market selama 1970 menyediakan langkah dalam menjelaskan efek akuntansi pada investasi dalam share capital, efek partikular dalam akuntansi harga saham, dan volume pembelian atau penjualan saham. Namun masih tidak meyakinkan mengenai mekanisme dan noeffect hypotesis dan memberikan ketidakkonsistenan dukungan untuk prediksi investor dalam membeli atau menjual saham. Sehingga untuk mengetahui perubahan dalam pilihan akuntansi, diperlukan pemahaman mengenai fundamental economic priciple dan premis yang mendasari.Eficient market hypotesys (EMH) digunakan untuk mendeskripsikan realitas atau pemahaman mengenai keadaan sebenarnya. EMH berdasarkan asumsi pasar sempurna di mana informasi tersedia tanpa batas, zero transaction cost, no taxes, dan tak ada kontrol monopoli. Namun, penyimpangan masih dapat terjadi dalam asumsi ini.Asumsi EMH yang ketat dari awal akuntansi positif menganggap bahwa peneliti capital market tak dapat selalu menjelaskan mengapa harga saham tidak segera merespon terhadap informasi akuntansi sesuai prediksi. Sama halnya ketika harga saham baru mencerminkan informasi akuntansi setelah diterbitkan, asumsi zero transaction cost dan informasi bebas tidak diperoleh. Sehingga muncul pertanyaan apakah laporan akuntansi tujuan utamanya adalah membantu pembuatan keputusan capital market? Ataukah ada alasan lain? Mengapa capital market seharusnya bereaksi terhadap laporan akuntansi yang telah diterbitkan?

LO 1 Teori KontrakTeori kontrak adalah hubungan kontrak antara pemasok dan konsumen faktor-faktor produksi. Perusahaan itu ada karena kurangnya biaya individu untuk bertransaksi (atau kontrak) melalui organisasi pusat daripada melakukan secara individual. Ketika kontrak transaksi biaya, termasuk biaya keuangan dan biaya nonkeuangan dilakukan maka akan tercipta hubungan transaksi antara konsumen dan berbagai pemasok. Teori akuntansi positif biasanya berfokus pada dua jenis kontrak: kontrak manajemen dan kontrak hutang. Kedua kontrak adalah kontrak keagenan yang menyediakan sumber dengan banyak penjelasan untuk praktik akuntansi yang ada.

LO 2 Teori KeagenanTeori keagenan adalah hubungan kerja sama dua pihak di mana agen melakukan kegiatan prinsipalnya/pihak yang berkepentingan. Dikembangkan untuk menjelaskan dan memprediksi tindakan agen (misal: manajer) dan principal (misal: pemegang saham)Masalah keagenan yang timbul adalah masalah yang mendorong agen untuk bersikap seolah-olah ia sedang memaksimalkan prinsip kesejahteraan. Sebagai contoh, di mana agen adalah manajer perusahaan, manajer telah insentif meningkatkan konsumsi perquisites seperti penggunaan mobil perusahaan, akun biaya, atau ukuran pembayaran bonus dengan mengorbankan para pemegang saham. Jensen dan Meckling menggambarkan suatu hubungan keagnenan muncul ketika ada kontrak dimana satu pihak (prinsipal) melibatkan pihak lain (agen) untuk melakukan beberapa layanan atas nama prinsipal. Agency cost adalah biaya yang timbul dari hubungan agen karena pemisahan kepemilikan dari pengendalian atas suatu entitas. Tiga jenis agency cost:Monitoring cost: biaya pemantauan perilaku agen. Biaya pemantauan dikeluarkan oleh pemegang saham untuk mengukur, mengamati dan mengontrol perilaku agen. Contoh dari biaya pemantauan adalah biaya audit, biaya penetapan rencana kompensasi manajemen, batasan anggaran, aturan operasi.Bonding cost: biaya untuk membuat dan menyesuaikan kepentingan kedua belah pihak dalam suatu ikatan/kontrakResidual loss: adanya kemungkinan agen membuat beberapa keputusan yang tidak sepenuhnya untuk kepentingan prinsipal.Semakin besar risiko meminjamkan pemberi pinjaman akan lebih ingin memantau kinerja perusahaan mereka dalam berinvestasi dengan menyediakan utang. Jika ada perlindungan harga efisien, agen akhirnya dapat menanggung biaya monitoring yang terkait dengan kontrak. Oleh karena itu, agen cenderung membentuk mekanisme untuk menjamin mereka akan berperilaku untuk kepentingan pemegang saham, atau untuk menjamin mereka akan memberikan kompensasi pemegang saham jika mereka bertindak dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Agen akan siap untuk mengeluarkan bonding cost hanya sebatas bahwa mengurangi biaya pemantauan yang mereka tanggung.Meskipun biaya pemantauan dan obligasi, hal itu masih menunjukkan bahwa kepentingan agen tetap tidak akan sesuai persis dengan kepentingan para pemegang saham. Selanjutnya, agen kemungkinan akan membuat beberapa keputusan yang tidak sepenuhnya untuk kepentingan pemegang saham. Contoh misalnya, manajer mungkin mengubah akun untuk memaksimalkan bonusnya. Dengan demikian, nilai bersih dari output agen berkurang dari pada jika kepentingan agen benar benar disesuaikan dengan kepentingan principal. Beban tersebut dinamakan residual loss.Jika informasi manajemen dan pemegang saham dalam bentuk efisien kuat, maka pasar akan memiliki informasi mengenai insentif dan peluang agen untuk bertindak dalam cara yang bertentangan dengan kepentingan pelaku. Dalam keadaan tertentu harga akan dilindungi oleh pemegang saham. Karena perlindungan harga adalah biaya ditanggung oleh agen (agen menerima gaji kurang daripada seharusnya mereka), agen memiliki insentif untuk obligasi untuk kepentingan pemegang saham dan menanggung biaya pemantauan perilaku. Insentif ini meningkat oleh kenyataan bahwa, di samping perlindungan harga, prinsip dapat menetap dengan agen untuk perilaku disfungsional. Meskipun berbagai bentuk pemerintahan, semua perilaku disfungsional agen tidak akan dihapuskan, karena mekanisme ikatan beroperasi pada biaya dan agen akan menanggung ini hanya sampai ke titik di mana biaya marjinal sama dengan keuntungan marjinal. Daya tarik teori keagenan terletak pada kenyataan bahwa atribut peran akuntansi sebagai bagian dari mekanisme obligasi dan pemantauan yang berkaitan erat dengan peran pengelolaan akuntansi tradisional.

LO 3 Perlindungan Harga dan Masalah Keagenan antara Pemegang Saham dan ManajerPembagian kepemilikan dan kendali berarti bahwa manajer, sebagai agen dari pemegang saham, dapat bertindak sesuai kepentingan mereka sendiri. Tetapi kepentingan agen ini dapat bertolak belakang dengan kepentingan pemegang saham. Masalah ini telah diketahui sejak tahun 1776, saat Adam Smith mengajukannya pada The Wealth of Nations. Kepemilikan parsial atau nonkepemilikan pada perusahaan oleh manajemen memberikan insentif kepada manajer untuk berperilaku bertolak belakang dengan kepentingan pemegang saham karena manajemen tidak menanggung biaya penuh atas perilaku yang bersifat disfungsi. Misalnya ada skenario di mana tidak ada pajak, terdapat seorang pemilik perusahaan yang juga sebagai manajer. Owner-manager ini indiferen apakah dia membeli manfaat nonfinansial secara langsung, atau apakah bisnis membeli manfaat tersebut atas nama dirinya. Bagaimanapun keduanya memiliki dampak keuangan yang sama. Asumsikan perusahaan memiliki nilai sekarang neto sebesar $1.000.000 dan aset lain yang dimiliki owner-manager sebesar $1.000.000. Jika perusahaan mengeluarkan $100.000 untuk suatu manfaat untuk pemilik, misalnya bonus yang lebih tinggi, pemilik itu tidak lebih baik ataupun lebih buruk secara finansial karena perusahaan merupakan perpanjangan langsung dari pemilik. Aset perusahaan tetap saja sebesar $2.000.000Sekarang asumsikan owner-manajer menjual 30% dari perusahaan. Dengan 70% kepemilikan, manajer tidak lagi indiferen sebagaimana apakah manfaat untuknya dibeli oleh perusahaan atau manajer. Asumsikan lagi manajer membeli suatu manfaat dengan biaya sebesar $100.000, dan mengkonsumsinya secara segera. Aset manajer sekarang $1.600.000 (70% milik perusahaan senilai $700.00 dan aset lain manajer senilai $900.000). Tetapi jika perusahaan membeli suatu manfaat untuk pemilik, aset manajer sekarang menjadi $1.630.000 ((70% milik perusahaan senilai $700.000 70% $100.000) dan aset lain manajer senilai $1.000.000). dalam kasus ini, manajer akan lebih suka jika perusahaan membeli suatu manfaat untuknya sendiri karena sebagian dari biayanya dibayar oleh pemilik lainnya.Porsi biaya yang ditanggung manajer akan berkurang seiringan dengan berkurangnya kepemilikan manajer di dalam perusahaan. Oleh karena itu, semakin kecil kepemilikan kepentingan manajer di perusahaan, maka semakin mungkin bagi manajer untuk mendapat penghasilan tambahan dan manfaat lain pada pekerjaan secara berlebihan, atau sebaliknya, malah mengelaknya. Insentif ada selama manfaat marjinal kepada pemilik saham melebihi biaya marjinalnya, yaitu kemungkinan kehilangan pekerjaan atau peningkatan dalam biaya pengawasan yang ditanggung manajer ketika pemilik lain melindungi harga (price-protect) terhadap perilaku bersifat disfungsi.Price protection dalam kasus ini terdapat 2 bentuk. Ketika pemilik-manajer menjual proporsinya atau bagiannya dalam perusahaan, Investor membayar saham apa yang mereka pikir saham tersebut patut dimiliki. Harga ini menggabungkan diskon untuk sejauh mana manajer diharapkan untuk memberikan perhatian lebih banyak pada kepentingan pada pekerjaan daripada kepentingan investor. Dengan demikian, harga pemilik-manajer yang dibayar untuk sahamnya mengurangi harapan terhadap pasar yang bertentangan perilaku untuk meningkatkan kepentingannya, bahkan jika pemilik baru tidak memonitor kinerja manajer. Jika pemilik baru melakukan memonitor kinerja manajer semakin dekat, mereka akan menggaji manajer atas dasar penilaian terhadap kemungkinan perilaku yang bertentangan dengan kepentingan mereka. Sehingga, jika pasar yang efisien, maka para pemegang saham baru menerima tingkat normal rata-rata pengembalian. Para manajer akhirnya menanggung biaya pemegang saham dalam memantau kinerja mereka dan perilaku yang diharapkan mereka yang dapat mengurangi kekayaan pemilik. Oleh karena itu, mereka adalah pihak yang memiliki insentif dalam kontrak untuk memiliki tindakan mereka pantau, dan untuk membatasi tindakan mereka yang mengurangi nilai perusahaan. Jika mereka menyediakan jaminan yang cukup kredibel di muka bahwa mereka akan bertindak dalam kepentingan pemegang saham, pasar akan membayar harga lebih tinggi untuk kepemilikannya, dan ada kemungkinan monitoring menjadi kurang.Manajer umumnya lebih memilih untuk berinvestasi dalam proyek investasi yang kurang berisiko, proyek-proyek yang lebih rendah nilai sekarang bersih karena mereka memiliki human capital yang didiversifikasi signifikan dimana diinvestasikan dalam mengelola bisnis mereka. Artinya, aset manajer yang paling berharga adalah sumber daya manusia mereka sendiri serta keahlian manajemen, dan semua ini diinvestasikan di satu perusahaan. Kehilangan pekerjaan atau kurang dibayar memiliki dampak yang signifikan terhadap kekayaan manajer. Selanjutnya, risiko ini tidak dapat sepenuhnya melakukan lindung nilai atau diversifikasi karena manajer biasanya diperkerjakan hanya dalam satu posisi manajemen saja. Diversifikasi melalui investasi pada perusahaan lain dapat mengurangi risiko manajer karena SDM manajer adalah suatu aset utama bahwa risiko yang terkait dengan itu jauh melebihi risiko yang terkait dengan investasi lain. Dengan demikian, manajer menghindari risiko sehubungan dengan manajemen mereka dari perusahaan hanya dalam kasus investasi tinggi tetapi berisiko tinggi oleh perusahaan jika mengurangi nilai SDM mereka. Manajer karena itu secara rasional lebih memilih untuk meminimalkan risiko mereka sendiri daripada memaksimalkan nilai perusahaan.Sebuah contoh dari penghindaran risiko muncul jika manajemen dari sebuah perusahaan penghasil batubara didirikan memiliki kesempatan untuk membeli tambang emas dan operasi yang sangat spekulatif itu. Tingkat pengembalian kepada pemegang saham bisa melebihi 100 persen per tahun setelah pajak di masa mendatang. Di sisi lain, tambang bisa gagal, memberikan hasil negatif terhadap perusahaan dan menyebabkan kerugian, sehingga dana yang pemegang saham terima adalah negatif. Adanya kemungkinan tingkat pengembalian yang sangat tinggi untuk pemegang saham, pemegang saham ingin manajemen untuk berinvestasi di tambang emas. Setelah semua, pemegang saham akan menuai hasil yang tinggi dan, karena kewajiban terbatas, hanya kehilangan sejumlah nilai dari jumlah nilai yang belum dibayar dalam saham mereka jika operasi tidak berhasil.Di sisi lain, manajer akan menolak dengan investasi di tambang karena jika gagal, nilai aset mereka yang paling berharga, yaitu SDM mereka akan jatuh dan mereka mungkin kehilangan pekerjaan mereka. Meskipun mereka dapat memperoleh pekerjaan lain, tidak akan selalu berada pada tingkat status yang sama dan atau remunerasi karena reputasi mereka untuk mengelola sebuah operasi gagal. Selanjutnya, waktu dan usaha yang dihabiskan mencari pekerjaan bisa menjadi mahal untuk manajer. Jelas, kemudian, pemegang saham dan manajer memiliki preferensi yang berbeda insentif dan risiko.Masalah yang lebih luas berasal dari perbedaan waktu kepentingan antara pemegang saham dan manajer terhadap perusahaan. Pemegang saham secara teoritis tertarik pada arus kas perusahaan untuk jumlah waktu tak terbatas ke masa depan, karena nilai teoritis saham mereka adalah nilai diskon kini dari arus kas yang timbul dari saham. Bahkan jika pemegang saham memiliki saham untuk berspekulasi, nilai saham mereka adalah nilai tunai dari seluruh arus kas kepada siapa pun yang memegang saham selama saham ada. Dengan demikian, bahkan pemegang saham spekulatif memiliki bunga jangka panjang di perusahaan karena arus masa depan kas perusahaan mempengaruhi berapa banyak investor lain yang akan membayar saham.Laba sering dianggap sebagai yang lebih langsung berhubungan dengan kinerja manajerial dari harga saham. Dengan demikian, laba akuntansi sering digunakan baik sebagai pengganti, atau bersama dengan, nilai saham di pengupahan manajer. Sebagai contoh, remunerasi seorang manajer mungkin termasuk gaji tetap ditambah bonus di mana manajer yang dibayar dari persentase keuntungan yang melebihi beberapa keuntungan dasar dikombinasikan dengan beberapa bonus terkait dengan nilai saham perusahaan. Oleh karena itu, sebagai konsekuensinya, manajer memiliki kepentingan yang kuat dengan cara perhitungan keuntungan, dan dalam pemilihan kebijakan akuntansi.Berarti kontrak secara spesifik memotivasi manajer untuk bertindak dalam kepentingan pemegang saham meliputi:Menyediakan rencana bonus di mana batas atas bonus sebagian tergantung pada rasio pembayaran dividen perusahaanMembayar manajer lebih berdasarkan pergerakan harga saham sebagai manajer mendekati pensiunMembayar bonus pada tingkat progresif sebagai peningkatan keuntungan yang dilaporkanKurangnya remunerasi dengan kompensasi berbasis saham sebagai kepemilikan manajer dalam peningkatan perusahaanOleh karena itu, pendapatan berbasis rencana bonus adalah bagian yang lebih penting dari skema kompensasi eksekutif dan biasanya menyediakan bagi manajer untuk berbagi dalam beberapa bagian dari keuntungan yang dilaporkan, telah dihipotesiskan bahwa, dengan adanya temuan ini, manajer akan memilih prosedur akuntansi bahwa pergeseran melaporkan laba dari periode mendatang untuk periode ini. Transfer laba antara periode mempengaruhi nilai sekarang dari bonus manajer dan meningkatkan kepastiannya. Hal ini dinamakan hipotesis bonus. Hipotesis rencana bonus sering diutarakan sebagai: rencana kompensasi manajemen perusahaan dengan menggunakan peningkatan kebijakan akuntansi laba.Yang mengatakan penggunaan laba sebagai dasar untuk kompensasi eksekutif ini sekarang juga baik diterapkan di seluruh dunia, dengan menggunakan saham dan opsi saham juga baik diterapkan di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar stok saham. Menariknya, memperkenalkan beberapa isu-isu akuntansi yang memiliki potensi untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan, dan dengan demikian komponen kompensasi manajemen yang terkait dengan laba yang dilaporkan. Pentingnya regulasi atas kompensasi manajemen dan bagaimana perusahaan cenderung untuk mengambil keputusan ekonomi nyata untuk melawan aturan baru yang akan mengubah pengaturan untuk pembayaran kontrak untuk manajer puncak.

LO 4 Masalah Keagenan antara Pemegang Saham dan Pemberi UtangKetika kita membahas aturan kontrak utang dalam konteks lembaga, kita asumsikan bahwa manajer adalah baik pemilik tunggal dari perusahaan, atau memiliki kepentingan yang benar-benar selaras dengan kepentingan pemilik. Artinya, principal dalam hal ini adalah kreditor, atau pemberi pinjaman; agen adalah manajer yang bertindak atas nama pemegang saham atau pemilik lainnya. Mengingat bahwa nilai perusahaan meliputi jumlah utang ditambah dengan nilai dari ekuitas, salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekuitas adalah meningkatkan nilai perusahaan; cara yang lain adalah mentransfer kekayaan dari kreditor. Smith dan Warner mengakui bahwa masalah keagenan dari utang dapat menimbulkan empat metode utama dari transfer kekayaan dari debt holders kepada pemegang saham: Pembayaran dividen yang berlebihanSubstitusi asetKurangnya investasiPencairan klaimMasalah pembayaran dividen yang berlebihan muncul ketika pembayaran utang yang dipinjamkan kepada perusahaan diasumsikan pada tingkat tertentu pembayaran dividen. Utang dengan harga sesuai, tetapi perusahaan kemudian mengeluarkan tingkat dividen yang lebih tinggi. Penerbitan dividen lebih tinggi mengurangi basis aset untuk membayar utang dan mengurangi nilai hutang. Pada situasi ekstrim, ada insentif bagi manajemen untuk meminjam dan kemudian membayar semua dana yang dipinjam sebagai dividen, meninggalkan kreditor dengan tidak ada apa-apa dan meninggalkan pemegang saham dengan dana. Pemegang saham mendapatkan keuntungan di bawah skema tersebut karena mereka telah menerima uang tunai, tetapi kewajiban terbatas berarti bahwa mereka tidak secara pribadi bertanggung jawab atas hutang dari perusahaan dalam hal kepailitan. Substitusi aset didasarkan pada premis bahwa pemberi pinjaman menghindari risiko. Mereka memberikan pinjaman kepada perusahaan dengan harapan mereka tidak akan berinvestasi dalam aset atau proyek dari risiko yang lebih tinggi daripada yang diterima oleh mereka. Sesuai harga utang mereka, melalui tingkat bunga yang dibebankan atau jangka waktu pinjaman. Setelah itu, mereka tidak berbagi dalam peningkatan keuntungan proyek yang berisiko tinggi. Namun, mereka berbagi dalam kerugian sejauh kerugian masih dalam tahap aman untuk memenuhi tuntutan mereka. Di sisi lain, pemegang saham umumnya memiliki portofolio yang terdiversifikasi dan, dengan kewajiban terbatas, adalah lebih suka risiko dalam kaitannya dengan investasi mereka dalam perusahaan tertentu. Hal ini karena mereka berpartisipasi dalam risiko terbalik di mana aset berisiko tinggi memberikan keuntungan yang tinggi, tetapi terbatas berarti bahwa mereka tidak berpartisipasi dalam risiko rendah. Kurangnya investasi terjadi ketika pemilik memiliki insentif untuk tidak melaksanakan proyek-proyek dengan NPV positif karena untuk melakukannya akan meningkatkan dana yang tersedia dengan debtholders, tetapi tidak kepada pemilik. Sebagai contoh, bayangkan sebuah perusahaan yang sedang menghadapi kebangkrutan. Memiliki dana pemegang saham sebesar negatif $90.000. perusahaan bisa berinvestasi dalam proyek yang akan memberikan NPV positif sebesar $50.000. Namun, seluruh $50.000 dicatat ke debtholders perusahaan, bukan kepada pemegang saham. Ini akan mengurangi hutang bersih $40,000. hanya jika proyek yang diperoleh NPV positif lebih dari $90,000 akan memaksimalkan kekayaan pemilik sehingga memiliki insentif untuk berinvestasi dalam proyek.Pencairan klaim terjadi ketika isu hutang perusahaan dari isu-isu prioritas yang lebih tinggi daripada utang yang masih dalam masalah. Hal ini meningkatkan dana yang tersedia untuk meningkatkan nilai perusahaan dan nilai kepemilikan, Tapi mengurangi keamanan relatif dan nilai hutang yang ada. Hal ini berarti, itu pencairan nilai utang yang ada karena utang yang kini telah menjadi lebih berisiko dengan adanya hutang prioritas lebih tinggi. Sekali lagi, pemberi pinjaman dapat mengantisipasi pencairan klaim dan melindungi harga, namun alternatif adalah bagi pemilik untuk memasukkan dalam perjanjian kontrak utang yang menyatakan bahwa mereka tidak akan meminjam utang dari prioritas yang lebih tinggi atau jatuh tempo sebelumnya.Persyaratan perjanjian utang adalah syarat dan ketentuan tertulis dalam kontrak utang yang membatasi kegiatan pengelolaan atau mengharuskan manajemen untuk mengambil tindakan tertentu. Pembatasan yang dirancang untuk melindungi kepentingan debtholders dengan mensyaratkan, misalnya, bahwa perusahaan mempertahankan tingkat tertentu aset sebagai jaminan untuk hutang. Pelanggaran dari perjanjian utang merupakan standar teknis pada kontrak dan menyediakan. Pembatasan yang terdapat dalam kontrak utang umumnya terdiri satu atau lebih dari empat kategori: Persyaratan perjanjian yang membatasi produksi-peluang investasi perusahaan. Persyaratan perjanjian ini dirancang untuk mengurangi substitusi aset dan kurangnya investasi.Persyaratan perjanjian menahan pembayaran dividen dan biasanya mengikat pembayaran dividen ke fungsi dari keuntungan. Perjanjian ini menghalangi pembayaran dividen yang berlebihan.Persyaratan perjanjian menahan kebijakan pembiayaan perusahaan. Ini ditujukan pada masalah pencairan klaim dan biasanya mengambil bentuk membatasi penggunaan utang yang lebih tinggiBonding persyaratan perjanjian yang mengharuskan perusahaan untuk memberikan informasi tertentu kepada para pemberi pinjaman, seperti laporan dan pengungkapan laporan keuangan untuk pihak berwenang. Ini membantu pemegang obligasi menentukan apakah persyaratan perjanjian telah dilanggar atau yang dekat dengan pelanggaran.Keberadaan utang menunjukkan bahwa manajer, bertindak untuk pemegang saham, memiliki insentif untuk mentransfer kekayaan dari debtholders kepada pemegang saham. Karena mereka dibatasi oleh persyaratan perjanjian utang, manajer juga memiliki insentif untuk mengadopsi prosedur akuntansi yang memungkinkan mereka untuk memikirkan persyaratan perjanjian. Para peneliti telah membuat hipotesis bahwa dengan meningkatnya leverage perusahaan, manajer akan memilih prosedur akuntansi yang menggeser pelaporan laba dari periode mendatang untuk periode ini. Asumsi adalah bahwa, dengan meningkatnya leverage, perusahaan semakin dekat dengan pembatasan perjanjian, dan dengan demikian insentif manajer untuk mentransfer kekayaan dari debtholders meningkatkan proporsional. Peningkatan laba tidak akan menghindari banyak persyaratan perjanjian, karena kendala cakupan bunga hanya benar-benar menggunakan keuntungan dalam algoritma. Namun, peningkatan laba umumnya disertai oleh peningkatan aktiva bersih dan penurunan leverage. Kita bisa ulang kata-kata hipotesis mengatakan bahwa, dengan meningkatnya leverage perusahaan, manajer akan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan penurunan aktiva atau kewajiban, karena banyak perjanjian utang membatasi kewajiban sebagai proporsi dari aset. Mengurangi pelaporan leverage dalam cara ini menurunkan kemungkinan melanggar perjanjian utang dasar dalam rasio utang perusahaan. Menariknya, kondisi ekonomi dan reputasi yang berbeda berarti bahwa peran persyaratan perjanjian hutang dan angka akuntansi dalam kontrak utang tidak konstan, baik antara perusahaan, atau bahkan untuk perusahaan yang sama dari waktu ke waktu.

LO 5 Ex Post Opportunism versus Ex Ante Efficient ContractingKontrak keagenan memberikan insentif bagi agen untuk bertindak dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan prinsipal. Bagaimanapun, fakta bahwa ada perlindungan harga yang berarti terdapat pada kepentingan agen dalam kontrak untuk mengurangi biaya keagenan. Tidak ada kejelasan terkait jumlah insentif. Satu pendekatan adalah untuk menyatakan bahwa agen berpeluang dan berusaha untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal karena agen menganggap bahwa perlindungan harga tidak lengkap dan bahwa setiap ex post ditetepkan untuk perilaku menyimpang juga tidak lengkap. Ex post (setelah kontrak ditetapkan), agen memiliki insentif untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal karena syarat dan renegosiasi dari kontrak yang ada tidak sepenuhnya selesai atau menghilangkan manfaat yang mereka dapat peroleh (kontrak agency tidak lengkap).Menerapkan perspektif oportunistik dari contracting theory to debt contracts mengimplikasikan bahwa manajer akan bertindak dengan cara mentransfer kekayaan dari lender kepada shareholder. Contohnya jika manajer ingin tahu apakah perusahaan mengalami finansial distress, maka manajer akan menyakinkan bahwa perusahaan tidak melanggar perjanjian utang dan lender tidak peduli dengan problem dalam waktu tertentu. Aksi yang lain yang dapat membuat perusahaan melanjutkan operasi dan membayar dividen sementara secara simultan mengurangi sejumlah biaya yang mungkin melunasi hutang jika perusahaan bangkrut. Contoh aksinya adalah manajer dapat menggunakan teknik akuntansi yang meningkatkan profit dalam suatu periode.Sebuah alternatif lain dalam perspektif oportunistik adalah pendekatan efficient contracting. Jika kontrak efisien, maka hal ini akan selaras dengan kepentingan agen dan prinsipal dimana manfaat yang didapat agen juga merupakan manfaat prinsipal. Ex ante, pendekatan teori keagenan berpendapat bahwa agen mengakui bahwa jika mereka mencoba untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal, mereka akan dihukum atas aktivitas di masa depan. Artinya, akan ada pengendapan yang akhirnya menghilangkan manfaat dari perilaku oportunistik. Inti dari argumen ini adalah bahwa efek reputasi akan mengurangi remunerasi yang dibayarkan kepada agen di masa depan jika mereka melakukan perilaku disfungsional. Oleh karena itu, agen akan menegosiasikan kontrak yang menyelaraskan kepentingan mereka dengan para prinsipal di tingkat pertama. Bahkan jika kontrak diluar konstrain, agen akan berperilaku seakan-akan kontrak menggabungkan konstrain. Perspektive ini disebut efisien karena biaya keagenan terminimalkan dalam jangka panjang. Artinya, nilai perusahaan, nilai dari klaim prinsipal, dan nilai remunerasi agen semua lebih besar dan lebih merata dialokasikan dari pada perspektif oportunistik. Pendekatan ini juga disebut agen ex ante karena bertindak seakan kontrak telah dinegosiasikan di depan untuk membatasi perilaku mereka.Dalam pendekatan kontrak efisien, manajer mungkin menyediakan informasi yang merefleksikan secara akurat keadaan ekonomi yang mendasari dari perusahaan. Hal ini mengurangi biaya monitoring dan meningkatkan reputasi manajemen, yang mana meningkatkan nilai perusahaan dan nilain SDM manajer. Dan jika pendekatan kontrak efisien diterapkan pada situasi dimana perjanjian utang mungkin dilanggar karena kondisi tertentu yang menyebabkan leverage kelebihan ditetapkan maksimum, manajer mungkin akan mengubah menjadi depresiasi garis lurus untuk mencegahnya. Walaupun ini bisa menjadi aksi dibawah pendekatan oportunistik tetapi pada kasus ini aksi tersebut termasuk efisien karena mencegah default yang membebankan biaya yang tidak perlu bagi lender dan perusahaan. Dalam hal standar teknis, baik pemberi pinjaman dan manajer, yang bertindak atas nama pemegang saham, akan diperlukan untuk mencurahkan sumber daya untuk memutuskan apakah untuk melakukan negosiasi ulang perjanjian utang, memaafkan utang, membiayai, atau mengabaikan pelanggaran. Sejak pemberi pinjaman maupun pemegang saham akan lebih memilih untuk menghindari biaya ini, tindakan efisien dalam konteks sebuah perusahaan yang kemungkinan perjanjian utang pelanggaran hanya sementara. Hal ini, tentu saja, oportunistik jika tindakan diambil untuk menutupi masalah terus.Contoh yang lain dari penerpan kontrak efisien adalah ketika perusahaan menggunakan metode akuntansi karena pola dari pengakuan beban ditandingkan dengan penggunaan servis aset yang potensial. Sedangkan pendekatan oportunistik mungkin mendikte penggunaan metode garis lurus karena akan menaikan profit dan akan menaikan bonus manajer atau menghindari pelanggaran perjanjian hutang. Perbedaan yang esensial adalah kualitas signaling jangka panjang dari kontrak akuntansi.

LO 6 Teori Pemberian SinyalSebagai tambahan pendekatan kontrak, Holthaunsen menjelaskan perspektif lebih lanjut pada pilihan kebijakan akuntansi-perspektif informasi. Dalam perspektif ini, manajer sukarela memberikan informasi kepada investor untuk membantu pengambilan keputusan mereka. Manajer melakukan peran ini karena mereka memiliki keunggulan komparatif dalam produksi dan penyebaran informasi. Selain itu juga karena untuk menurunkan biaya monitoring dan biaya ex post terselesaikan. Menurut Holthaunsen, dalam perspektif informasi, informasi akuntansi memprediksi suatu cash flow yang mempengaruhi nilai perusahaan. Informasi akuntansi digunakan untuk mengindikasikan bagaimana nilai perusahaan dan mengklaim lagi perubahannya. Sementara dalam perspektif kontrak efisien, akuntansi merefleksikan perubahan cash flow yang mempengaruhi perusahaan: laporan akuntansi digunakan untuk memonitor peristiwa ekonomi dan transaksi yang telah terjadi.Hipotesis informasi menyatakan bahwa manajer diasumsikan sebagai penyedia informasi bagi para pengambil keputusan. Jika terjadi perubahan kebijakan akuntansi, ini berarti terjadi perubahan informasi dan keputusan investasi juga akan berubah. Dan keputusan investasi dapast tercermin pada harga saham atau trade volume dan volatilities.Signalling theory merupakan sinyal yang baik untuk stakeholder dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. Jika manajer mengharapkan level tinggi pada pertumbuhan masa depan dari perusahaan, mereka akan mencoba memberi signal kepada investor melalui akun-akun. Manajer lain yang performanya bagus akan mendapatkan insentif yang sama, dan manajer perusahaan dengan informasi netral akan mendapat insentif untuk melaporkan informasi positif sehingga dia tidak mempunyai hasil yang buruk. Manajer dengan informasi buruk akan mendapatkan insentif untuk tidak melaporkannya. Namun dia juga bisa dapat insentif untuk melaporkan informasi buruknya guna menjaga kredibilitas di pasar efektif dimana sahamnya di perdagangkan. Dengan mengasumsikan insentif kepada pemberian signal informasi ke pasar modal, teori signal memprediksikan bahwa perusahaan akan menyajikan lebih banyak informasi dari pada yang diminta.Konsekuensi logis dari teori signal adalah terdapat insentif bagi semua manajer yang memberikan signal harapan profit masa depan. Karena jika investor percaya terhadap signal, harga saham akan meningkat dan shareholder akan untung. Namun, ada satu masalah muncul: Bagaimana perusahaan menyakinkan bahwa signal tersebut terlihat secara credible oleh investor, perusahaan lain juga akan mencoba memberikan signal informasi yang bagus? Signal tidak boleh sederhana dan harus costless. Biaya dapat termasuk kerugian jangka panjang dari kredibilitas.Salah satu jalan adalah dengan menyediakan tambahan kredibilitas kepada pemberian signal dengan menyediakan signal dividen. Namun ini sangat costly. Oleh karena itu perusahaan umumnya menahan dividen dan manajer sangat enggan untuk mengurangi dividen. Lalu jika dividen meningkat, manajer akan yakin bahwa mereka tidak akan kemudian menurun. Sehingga kenaikan tersebut dapat menciptakan sebuah harapan dari kenaikan profit masa depan untuk mensuport tingginya level dividen dimasa depan.

LO 7 Proses PolitikTeori akuntansi positif juga membuat model proses politik yang melibatkan hubungan antara perusahaan dan pihak lain yang berminat pada perusahaan, seperti pemerintah, serikat buruh dan kelompok masyarakat. Seperti dalam konteks hutang dan kontrak manajemen kompensasi, akuntansi penting dalam proses politik sebagai salah satu sumber informasi tentang perusahaan. Perbedaan utama antara pasar politik dan pasar modal adalah permintaan yang sedikit sehingga insentif sedikit untuk memproduksi informasi. Analisis ekonomi menyarankan hasil ini berasal dari manfaat marginal terendah kepada individual pada proses politik, karena sulit untuk menggambarkan manfaat dari informasi. Terdapat biaya informasi yang tinggi pada individual, heterogenitas dari kepentingan, dan biaya organisasi.Tingginya biaya informasi karena dalam lingkungan politik, probabilitas aksi satu individu dalam memengaruhi kekayaan personal sangatlah kecil. Masing-masing individu hanyalah satu dari sekian banyak voter dalam arena politik. Semua isu tidak mungkin berdasar cost-benefit sehingga menjadikan rendahnya probabilitas bahwa individual akan memengaruhi outcome politik. Biaya politik dapat membingunkan diantara individual.Jika konsumen dari grup berkepentingan dan grup lobi maka akan meningkatkan probabilitas terjadinya outcome politik. Namun heterogenitas dari kepentingan dalam grup berarti bahwa aksi dari grup tidak akan mungkin merupakan kepentingan individual. Lebih jauh, formasi dari grup berkepentingan sangatlah memakan biaya. Tidak hanya biaya membentuk sebuah grup tetapi termasuk biaya tambahan untuk melakukan lobi, memberitahu para member dan lainnya. Sehingga banyak individual yang lebih memilih bertahan secara rasional atau jika keuntungan yang akan didapat cukup besar dia akan membentuk grup dan sebagainya.Jumlah dari informasi yang dibutuhkan untuk politik dan tujuan sosial bergantung pada efek difusi dari kebijakan pemerintah, biaya transaksi dari lobi yang efektif. Oleh karena itu, karena biaya informasi yang lebih besar, reward yang terdifusi dan biaya monitoring yang tinggi maka terdapat scope yang meluas terjadinya residual opportunism. Para pendukung akuntansi positif sering mengutip peristiwa 1931-1933 Security Act di USA dimana mengikuti kekacauan pasar modal tahun 1929. Pada dasarnya hal ini sangat berbiaya tinggi untuk menginformasikan masalah tersebut pada publik dan untuk mencari aksi perbaikan. Oleh karena itu, mereka tetap uninformed.Akuntansi mempunyai peran dalam alokasi biaya politik karena angka akuntansi sering dilihat sebagai bukti dari krisis politisi dan partai yang lain menjadi terselesaikan dalam mempromosikan kepentingannya. Contohnya jika ada perusahaan secara tidak biasa melaporkan profit yang tinggi, maka pegawai melihatnya sebagai hasil eksploitasi sehingga melobi dengan gaji yang lebih tinggi. Sebagai alternatif, perusahaan mempunyai insentif untuk mengurangi pelaporan profit, jika profit tersebut cenderung menjadikan industri yang matang dan hal ini berpotensi dihapuskannya subsidi atau tarif yang melindungi perusahaan. Pegawai dan politisi sama-sama menggunakan angka akuntansi sebagai dasar untuk mengambil keputusan.Sejak, proses politik adalah sebuah kompetisi transfer kekayaan, secara politik perusahaan yang sensitif akan melaporkan profit understate. Ini akan lebih sulit untuk mengkritik perusahaan dengan profit yang rendah untuk mempunyai level yang tidak fair dalam dukungan pemerintah. Karenanya, penurunan pelaporan profit dapat menurunkan kecaman oleh politisi, permintaan publik atas harga atau penurunan rating, dan tekanan serikat atas kenaikan upah. Para peneliti akuntansi menggunakan ukuran sebagai sebuah proxy untuk sensitivitas politik. Hipotesis ukuran memprediksi bahwa semakin besar perusahaan, semakin mungkin bagi manajer untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat menurunkan profit dengan memindahkannya dari current ke future period.

LO 8 Konservatisme, Standar Akuntansi, dan Biaya KeagenanDalam pembahasan di atas pada teori keagenan secara implisit mengasumsikan bahwa kontrak agen yang dibuat hanya antara prinsipal dan agen dalam perusahaan. Kami pada dasarnya berbicara tentang tata kelola perusahaan internal dengan kontrak yang efisien. Artinya, dalam sebuah pasar modal yang berfungsi dengan baik dengan demokrasi dari pemegang saham dan perusahaan, ada tingkat dari kontrak yang meminimalkan biaya agensi. Ini menganggap dominasi (atau kontrol) oleh para prinsipal (pemegang saham dan debtholders) dengan sedikit residual loss. Informasi yang tidak lengkap, info yang jelek dilaporkan, sedangkan yang baik tidak sehingga tidak fair.Pendekatan lain mengkritik terhadap model pengendalian agen dengan daya terbatas dari shareholder dan debtholder, karena manajer mempunyai tenure dan liabilitas yang terbatas dan ini menyebabkan bias dalam melakukan estimasi penilaian.Kembali 1931-33 SEC, salah satu outcome adalah memengaruhi perkembangan pernyataan akuntansi konservatif. Konservatif tradisional dalam akuntansi berarti menyegerakan beban dan memperlambat pengakuan pendapatan. Konservatif muncul karena terdapat ketentuan verifikasi asimetris yang menyebabkan tingkat yang lebih tinggi terhadap verifikasi pendapatan ketika dibandingkan dengan beban. Lebih lanjut, sistem penilaian didasarkan pada biaya historis dan revaluasi tidak diijinkan di USA. Sekarang, IASB menyatakan bahwa akuntansi konservatif tidak mengungkapkan dengan gambaran nyata keuangan perusahaan dan mengurangi informasi kepada investor. Mereka menyarankan pengakuan timely terhadap keuntungan sebagaimana terhadap kerugian. Teori conservatif merespon bahwa permintaan terhadap pengakuan timely terhadap keuntungan sangatlah rendah. Hal ini disebabkan bahwa praktik pelaporan eksternal bermain dalam penyediaan eksternalitas tata kelola dengan:Ex ante : discouraging trophy investmentsEx post : discontinuing begative cash flow investmentsDi satu sisi, permintaan informasi terhadap harga wajar tidaklah tinggi karena shock harga negatif merupakan driver untuk renegosiasi kontrak, litigasi selalu berlawanan kerugian yang tidak diakui, dan pengakuan keuntungan berlawanan dengan kemampuan manajemen dalam membayar kompensasi. Basu menegaskan bahwa permintaan terhadap kondisi conservatism telah meningkat sepanjang tahun sebagai hasil dari tingginya tingkat litigasi dan permintaan kompensasi yang didasarkan kontrak. Singkatnya prinsip konservatisme berlawanan dengan perilaku oportunistik manajer dengan ketentuan asimetris terhadap pengakuan kerugian.

LO 9 Tes Empiris Tambahan atas TeoriSetelah model didirikan untuk kontrak dalam sebuah perusahaan dan dalam proses politik, hipotesis umum dikembangkan untuk menjelaskan pilihan akuntansi yang melibatkan transfer kekayaan dari pengembangan. Penelitian pertama dilakukan oleh Watts dan Zimmerman, yang memeriksa posisi bahwa manajer perusahaan mengambil pendapat untuk tahun 1974 FASB AS Pembahasan tentang Memorandum pada GPLA (penyesuaian akuntansi tingkat harga umum). Pengaruh GPLA adalah untuk menyajikan kembali rekening perusahaan menurut indeks inflasi umum, sehingga meningkatkan nilai aset tetapi (secara umum) melaporkan penurunan laba karena biaya penyusutan yang lebih tinggi. GPLA bisa mempengaruhi kompensasi manajemen dan kontrak utang, namun, karena pengungkapan akan tambahan, akan ada efek langsung sedikit di bawah proposal AS untuk persyaratan pelaporan baru. Oleh karena itu, proses politik dianggap memberikan insentif utama untuk adopsi posisi lobi tertentu.Watts dan Zimmerman berpendapat bahwa, karena faktor politik, para manajer perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar untuk mengurangi laba yang dilaporkan. Pengaruh yang diharapkan dari hal ini adalah pengurangan pajak potensial. Hal ini dapat disimpulkan bahwa biaya politis hanya berpengaruh pada porsi-porsi terbesar dari sebuah perusahaan. Meskipun demikian hasilnya juga dapat dipengaruhi oleh perusahaan-perusahaan yang sensitif secara politis. Ball dan Foster telah mengkritisi penggunaan ukuran perusahaan sebagai indikator ukuran untuk biaya politis dan menyarankan ukuran yang lebih langsung seperti keanggotaan pada industri tertentu.Penelitian telah menunjukkan dukungan kuat terhadap hipotesis hutang. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa manajer membuat pilihan kebijakan akuntansi individual yang meningkatkan profit yang dilaporkan sebagaimana mereka melanggar perjanjian hutang mereka, selain itu mereka juga memanipulasi profit menggunakan tidak hanya pilihan kebijakan akuntansi tetapi juga diskresi.Wong mempelajari pengaruh biaya dengan menghubungkan politik dan hutang pada pilihan akuntansi untuk kredit pajak ekspor yang tersedia di Selandia Baru. Wong berpendapat bahwa cara di mana kredit pajak yang dihitung selama periode ini dipengaruhi oleh biaya politik. Kedua metode yang tersedia untuk menghitung kredit adalah: Metode pengurangan pajak (TRM), di mana kredit dikurangkan dari beban pajak Kredit-metode-penjualan (CSM), dimana pajak penghasilan ditampilkan sebagai sosok kotor karena kredit pajak ini dibagi langsung ke penjualan. Wong menguji 3 hipotesis : Perusahaan dengan tarif pajak rendah melaporkan lebih cenderung menggunakan CSM. Perusahaan dengan jumlah besar kredit pajak ekspor lebih cenderung menggunakan CSM. Perusahaan-perusahaan besar lebih cenderung menggunakan CSM. Hipotesis ketiga dianggap mencerminkan hubungan antara ukuran dan profil politik. Hipotesis dua yang pertama didasarkan bahwa perusahaan dengan jumlah tinggi perdebatan kredit pajak.

Efficient Contracting Hypotheses Beberapa penelitian yang dilakukan berkonsentrasi terutama pada pemilihan efisiensi prosedur akuntansi, yaitu keputusan akuntansi yang dibuat di depan (ex ante) oleh manajemen dan pemegang klaim pada perusahaan untuk mengurangi biaya kontrak keagenan.

Kapitalisasi Bunga Zimmer memberikan penjelasan teori tentang mengapa perusahaan akan mengkapitalisasi bunga daripada beban itu untuk mengurangi biaya kontrak. Penyebab kapitalisasi bunga ada dua, yaitu: Pertama, meskipun kapitalisasi biasanya meningkatkan penghargaan penghargaan berupa bonus bagi manager, manajemen komite kompensasi akan memungkinkan kapitalisasi bunga dan menutup pendapatan melalui kontrak biaya-tambahan. Kedua, sebuah aplikasi konsisten memanfaatkan bunga khusus proyek yang dibiayai akan menghemat waktu dalam negosiasi dengan auditor dan penyelidik biaya pelanggan. Temuan selanjutnya adalah bahwa perusahaan besar lebih cenderung untuk memanfaatkan bunga, yang tidak konsisten dengan hipotesis ukuran konvensional dan berpendapat bahwa perusahaan besar lebih mungkin untuk menarik pembiayaan proyek-spesifik.

Perubahan CEO Dechow dan Sloan menguji apakah masalah horizon (disebutkan sebelumnya sehubungan dengan kontrak manajemen) akan memotivasi chief executive officer (CEO) dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan laporan kinerja laba jangka pendek, dan dengan demikian bonus mereka berasal dari potongan kembali biaya penelitian dan pengembangan. Hasilnya menunjukkan bahwa CEO tidak menghabiskan kurang pada penelitian dan pengembangan di tahun-tahun terakhir mereka di kantor. Dechow dan Sloan nampaknya mengindikasikan bahwa manajemen kontrak dapat menyeimbangkan insentif berbagi berbasis dan laba-berbasis untuk memastikan bahwa upaya untuk mentransfer kekayaan dari pemegang saham kepada manajer sebagian besar tidak efektif. Dengan demikian, akuntansi dan lain hal kontraktor dapat mengurangi biaya agen ketika insentif untuk oportunistik yang kuat.

Penelitian Lain Skinner membuktikan bahwa atribut ekonomi perusahaan mempengaruhi sifat utang perusahaan dan kontrak manajemen kompensasi, dan bahwa variabel kontraktor oportunistik tradisional dikaitkan dengan pilihan kebijakan akuntansi. Dia menemukan bukti terbatas hubungan langsung antara atribut ekonomi yang mendasari dan keputusan akuntansi. Sebaliknya, Bradburry, Godfrey dan Koh menemukan bahwa keputusan akuntansi goodwill perusahaan Selandia Baru lebih berkaitan dengan atribut ekonomi perusahaan daripada variabel kontraktor tradisional, mereka atribut beberapa perbedaan antara hasil mereka dan Skinner dengan fakta bahwa akuntansi di Selandia Baru kurang dibatasi dibandingkan di Amerika Serikat, sehingga banyak oportunistik bagi para manajer untuk mengadopsi kebijakan-kebijakan yang mencerminkan posisi ekonomi perusahaan.

LO 10 Mengevaluasi TeoriMeskipun perkembangan teori positif telah disambut oleh banyak akademisi, wajar bila dikatakan bahwa teori ini belum diterima dengan baik oleh semua. Di masa lalu, para peneliti akuntansi menyediakan komentar dan saran untuk reformasi berdasarkan hasil penelitian untuk membantu dalam mengembangkan standar akuntansi untuk menentukan bagaimana praktisi harus melakukan akuntansi. Dengan berkonsentrasi pada pertanyaan positif daripada pertanyaan normatif, Howieson berpendapat bahwa akademisi sekarang berisiko mengabaikan peran yang sangat penting dalam masyarakat. Sebaliknya, Schipper berpendapat bahwa akademisi memberikan masukan yang sangat berharga untuk proses pengawasan dengan memastikan bahwa regulator (1) dapat memahami dan memprediksi dampak ekonomi dan sosial dari standar akuntansi alternatif, dan (2) memperoleh informasi tentang mengapa manajer membuat pilihan akuntansi tertentu dan apakah itu benar-benar opportunisme 'setelah fakta' yang mendorong pilihan-pilihan atau kontrak efisien 'sebelum fakta'. Schipper menunjukkan bahwa akademisi harus fokus pada penelitian akuntansi positif sebagai masukan untuk proses penetapan standar.Kritik utama lain dari teori akuntansi positif dapat digolongkan ke dalam dua kategori utama: kritik metodologis dan statistis, dan kritik filosofis.

Kritik Metodologis dan StatistisSebuah kritik utama dari teori akuntansi positif adalah bahwa bukti empiris yang berkaitan dengan penjelasan pilihan kebijakan akuntansi, dan efek pada harga saham dan kontrak perusahaan, lemah dan tidak meyakinkan. Secara khusus, kritik metodologis dan statistik adalah bahwa:Variabel penjelas dalam beberapa penelitian bersifat tidak signifikan, dan bukan dari tanda yang telah diprediksiKekuatan prediksi (R2) dari model hipotesis rendahAda collinearity antara variable kontrak (penjelas)Model penampang buruk ditentukanLangkah-langkah mentah, seperti ukuran perusahaan, untuk mengoperasionalkan biaya politik tidak didefinisikan dengan baik dalam arti teoritis, maupun dalam arti pengukuran (kesalahan dalam variabel).McKee, Bell, dan Boatsman melakukan replikasi atas penelitian Watts dan Zimmerman tahun 1987 dengan memperluas ukuran sampel asli. Mereka menemukan penurunan kekuatan prediksi dari model, dan perubahan ukuran, arah dan signifikansi dari koefisien. Mereka menyimpulkan bahwa teori gagal untuk mengklasifikasikandengan benar sejumlah besar pengamatan dan bahwa faktor-faktor ekonomi bukanlah predictor yang memadai untuk perilaku lobi. Namun, peneliti lain telah mengevaluasi bukti yang dikumpulkan dari studi akuntansi positif dan menyimpulkan bahwa ada bukti yang signifikan dari keteraturan empiris yang konsisten dengan leverage dan ukuran variabel. Selanjutnya, Christie secara statistik menguji hipotesis bahwa teori akuntansi positif dapat menjelaskan pilihan prosedur akuntansi dengan menjumlahkan hasil tes di studi yang diterbitkan. Dia menyimpulkan bahwa ada enam variabel umum untuk satu atau lebih dari studi penelitian akuntansi positif awal yang secara konsisten menunjukkan signifikan secara statistik, dengan kekuatan penjelas tinggi. Variabel tersebut adalah:kompensasi manajerialcakupan bungaleverageukurankendala dividenrisikoChristie juga mengamati bahwa teori akuntansi positif masih berkembang sebagai paradigma. Seperti ilmu-ilmu sosial lainnya, ada kecenderungan untuk mempublikasikan hasil yang mendukung teori dalam tahap awal. Setelah 'inti' dari teori ini berlaku umum, teori dan metode ini dikembangkan dan disempurnakan dengan mengeksplorasi hasil abnormal. Hal ini terjadi dalam program penelitian Lakatosian. Christie mengatakan bahwa meskipun ada hasil yang tidak signifikan dalam beberapa penelitian yang diterbitkan, ada satu set yang signifikan tentang keteraturan empiris.Dalam meninjau makalah Christie, Leftwich menunjukkan bahwa tes Christie membuat kita lebih percaya diri bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel tertentu dan pilihan akuntansi. Namun, Leftwich juga berkomentar bahwa, meskipun teori ini didorong oleh biaya kontrak dan biaya pemantauan, hanya ada sedikit upaya untuk mengoperasionalkan atau mengukur biaya-biaya ini. Penelitian yang dipublikasikan sejak diskusi Leftwich kini telah menghapus kekhawatiran mereka. Secara khusus, penelitian oleh Beneish dan Tekan menggunakan data AS menunjukkan bahwa biaya pelanggaran teknis perjanjian utang secara signifikan mengurangi nilai ekuitas.Watts dan Zimmerman lebih lanjut menunjukkan bahwa, saat ini, literatur utama menjelaskan pilihan kebijakan akuntansi atas dasar dua argumen: oportunisme manajerial dan efisiensi. Tidak ada penjelasan yang menghalangi yang lain, juga tidk ada pilihan akuntansi yang dibuat yang termotivasi oleh kedua argumen. Kekuatan relatif dari masing-masing penjelasan pasti dan ini akan tercermin dalam tes.

Kritik FilosofisSejak kemunculannya sebagai model alternatif untuk teori normatif, teori akuntansi positif telah mengalami kritik filosofis. Kritik-kritik ini disajikan di bawah ini, bersama dengan ringkasan singkat dari tanggapan teori akuntansi positif.Tinker, Merino dan Neimark menyarankan bahwa teori akuntansi positif adalah, bertentangan dengan klaim-klaimnya karena peneliti memilih topik untuk diselidiki dan metode dan asumsi yang akan diterapkan. Oleh karena itu, mereka memberlakukan penilaian tentang apa yang layak penyelidikan. Watts dan Zimmerman menyatakan bahwa, karena teori akuntansi positif menyajikan permintaan informasi, orang-orang yang membutuhkan teori akuntansi untuk alasan tersebut akan memilih dari antara mereka yang tersedia. Oleh karena itu, meskipun pertimbangan nilai itu dilakukan, mereka akan dibatasi oleh persaingan antara teori-teori.Christenson mencirikan teori akuntansi positif bukan sebagai teori akuntansi, tetapi sebagai sosiologi akuntansi karena berkonsentrasi pada perilaku manusia bukan pada perilaku atau pengukuran entitas akuntansi. Sebagai tanggapan, Watts dan Zimmerman berkomentar bahwa entitas akuntansi dapat dikenali hanya dari segi perilaku individu yang berkaitan dengan perusahaan, yaitu pemegang saham, manajer, akuntan, auditor. Ini merupakan kelanjutan dari mengakui perusahaan sebagai perhubungan kontrak dan mengakui akuntansi sebagai produk politik, ekonomi dan sosial.Sejumlah makalah telah mengambil pandangan bahwa metodologi teori akuntansi positif adalah tidak tepat untuk tujuan yang ia maksudkan. Misalnya, Christenson menghubungkan pendekatan positif dalam akuntansi dengan pemikiran abad kesembilan belas yang dikenal sebagai positivisme logis. Positivis logis memegang pandangan bahwa hanya metode ilmu alam yang menyediakan 'pengetahuan positif' tentang 'apa'. Christenson menunjukkan bahwa, sebagai filsafat ilmu, positivisme tidak lagi dianggap serius. Dia lebih jauh berpendapat bahwa penelitian akuntansi positif mengabaikan pendekatan metodologis yang mendasar tentang 'pemalsuan' yang diajukan oleh Popper. Watts dan Zimmerman mengabaikan kritik ini sebagai kritik yang salah tempat. Metodologi teori akuntansi positif mengambil bentuk yang digunakan dalam ekonomi positif (termasuk disiplin keuangan) yang, menurut mereka, memberikan deskripsi yang berguna dan prediksi tentang cara dunia beroperasi. Mereka lebih lanjut berpendapat bahwa kata 'positif' digunakan dalam arti untuk membedakan antara proposisis positif (empiris) dan proposisi normatif yang lazim ketika teori positif yang muncul. Bahkan pencela teori akuntansi positif mengakui bahwa adalah tidak pantas untuk mengkritik teori akuntansi karena gagal memenuhi ilmu 'metatheories' seperti pemalsuan.Karena berkonsentrasi dalam mengkritik paper asli Watts dan Zimmerman, kritikus telah mengabaikan meningkatnya bukti yang mendukung hipotesis dasar teori akuntansi positif. Akhirnya, permintaan akan praktik akuntansi konservatif menyediakan sumber pelayanan akuntansi yang berpotensi mengurangi kemungkinan manipulasi akuntansi oleh manajer dan menjawab klaim saat ini oleh regulator karena pengenalan akuntansi nilai wajar yang tidak bias. Ini mungkin merupakan peran paling penting yang dimainkan oleh teori positif di masa depan.

LO 12 Masalah untuk AuditorSeperti dibahas sebelumnya dalam bab ini, permintaan untuk audit dapat dijelaskan oleh teori keagenan sebagai bagian dari kegiatan monitoring dan pertanggungan antara kegiatan dan biaya. Angka akuntansi digunakan dalam kontrak untuk menentukan kompensasi manajemen dan sebagai dasar dari perjanjian utang. Angka akuntansi ini diwajibkan oleh hukum untuk diaudit, namun ada beberapa bukti bahwa audit akan tetap diperlukan meskipun tidak ada hokum yang mewajibkan.Watts dan Zimmerman memeriksa sejarah audit di Inggris dan Amerika Serikat untuk menguji apakah audit dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan dan meningkatkan nilai perusahaan, atau hanya untuk memenuhi persyaratan hukum. Watts dan Zimmerman menemukan bukti bahwa audit ada dalam sejarah awal perusahaan (sejak 1200). Audit ini berkembang secara bertahap ke dalam jenis audit yang dibutuhkan oleh undnag-undang perusahaan Inggris pertama pada tahun 1844. Mereka juga menemukan bahwa perbedaan dalam pengembangan audit profesional antara kedua negara mencerminkan perbedaan dalam waktu perkembangan pasar modal di kedua negara.Sulit, jika tidak mustahil, untuk menguji teori tentang permintaan audit menggunakan data kontemporer karena negara-negara dengan pasar modal maju mensyaratkan perusahaan yang terdaftar di bursa publik untuk mengungkapkan data keuangan yang diaudit setidaknya setiap tahun. Namun, ada beberapa situasi tertentu yang telah dimanfaatkan oleh peneliti untuk menguji penjelasan dari teori keagenan dan teori pemberian isyarat. Daripada memeriksa pilihan untuk membeli audit atau tidak, pengujian justru memeriksa faktor-faktor penentu pilihan untuk kualitas auditor yang lebih tinggi.DeAngelo berpendapat bahwa auditor yang lebih besar, seperti yang sering disebut sebagai 'Big 4', memiliki kualitas lebih tinggi dari auditor lain karena auditor yang lebih besar akan kehilangan lebih banyak pada saat tidak melaporkan pelanggaran yang ditemukan dalam catatan klien tertentu. Jika perusahaan audit besar membahayakan indepenensinya pada satu pemeriksaan untuk menyenangkan klien, reputasinya akan menderita dan perusahaan bisa kehilangan semua klien lainnya. Insentif bagi auditor untuk mengkompromikan indenpendensi bagi satu klien tergantung pada seberapa penting klien tersebut. Tingkat kepentingan ini diukur sebagai proporsi dari total nilai perusahaan audit, yang tergantung pada klien relatif terhadap semua klien lain. DeAngelo menjelaskan bahwa nilai perusahaan audit adalah sama dengan nilai sekarang dari masa kuasi-sewa. Kuasi-sewa adalah sewa setelah peristiwa setelah biaya telah tenggelam, yaitu, pendapatan dikurangi biaya marjinal tidak termasuk biaya tenggelam. Kuasi-sewa timbul karena mahal bagi klien untuk beralih auditor, sehingga auditor dapat meningkatkan harga mereka di atas biaya marjinal pada periode berikutnya.Datar, Feltham dan Hughes menunjukkan bahwa pengguna laporan keuangan percaya bahwa auditor besar memiliki kualitas yang lebih tinggi karena mereka memahami argument more to lose. Mereka berpendapat bahwa perusahaan yang menerbitkan saham dalam penawaran umum perdana (IPO) menggunakan kualitas audit untuk memberikan isyarat mengenai kualitas perusahaan dan sahamnya. Salah satu metode pemberian isyarat mengenai kualitas perusahaan baru adalah mempertahankan sebagian besar saham. Sebuah alternative pemberian sinyal mengenai kualitas saham adalah dengan mempekerjakan auditor berkualitas tinggi yang mahal. Oleh karena itu, Datar, Feltham dan Hughes memprediksi bahwa promotor dari IPO di perusahaan yang menggunakan auditor berkualitas tinggi (Auditor Big 4) akan memiliki kepemilikan yang lebih rendah dari saham pada saat IPO dari promotor dari IPO pada perusahaan yang menggunakan kualitas auditor yang lebih rendah.Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data AS tidak mendukung Datar, Feltham dan prediksi Hughes. Hal ini mungkin karena, meskipun promotor bisa lebih memilih auditor berkualitas tinggi, auditor ini cenderung meningkatkan biaya audit mereka untuk melindungi mereka terhadap risiko litigasi terkait dengan IPO. Menggunakan data dari Kanada di mana risiko litigasi untuk auditor relatif rendah, Clarkson dan Simunic menemukan bukti untuk mendukung Datar, Feltham, dan prediksi Hughes bahwa kualitas audit digunakan untuk memberikan isyarat mengenai kualitas investasi.Metode lain dari pengujian atas permintaan terhadap jasa audit adalah untuk memeriksa pertanyaan dari kualitas audit di negara-negara yang bervariasi dalam kekuatan mekanisme kontrol perusahaan mereka. Fan dan Wong berpendapat bahwa di pasar negara berkembang, seperti di Asia Timur, konflik antara pemilik pengendali dan pemegang saham minoritas sulit untuk dikontrol melalui mekanisme kontrol konvensional, seperti dewan direksi dan pengambilalihan. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan masalah keagenan dalam struktur kepemilikan mereka lebih mungkin untuk mempekerjakan auditor Big 5 dimana perusahaan meningkatkan modal secara sering. Perusahaan-perusahaan ini menerima diskon harga saham yang lebih kecil karena konflik agensi mereka dari perusahaan lain. Mereka juga menemukan bahwa auditor Big 5 tampaknya membebankan biaya yang lebih tinggi dalam situasi ini.Akhirnya, para peneliti telah menyempurnakan konsep auditor berkualitas tinggi untuk memasukkan auditor yang mengkhususkan diri dalam industri atau kontrak tertentu. Craswell, Francis dan Taylor menemukan bahwa bahkan setelah mengendalikan efek dari nama merek auditor Big 4, auditor spesialis industri membebankan biaya audit yang lebih tinggi. Godfrey dan Hamilton menunjukkan bahwa perusahaan dengan diskresioner pengeluaran penelitian dan pengembangan (R & D) yang tinggi memilih auditor yang mengkhususkan diri dalam audit kontrak R & D, terutama untuk klien kecil yang tidak dipaksa untuk menggunakan auditor besar karena alasan ukuran. Auditor memberikan jaminan bahwa pengeluaran pada pilihan pertumbuhan R & D dilaporkan dengan benar, dan karena itu risiko kurangnya investasi mejadi lebih rendah.