ventrikel takikardi (1)

27
Page 1 of 15 1 TINJAUAN PUSTAKA Fibrilasi Ventrikel Johanes Mayolus Davy Putra 10-2010-197 C8 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] Pendahuluan Pada kasus kali ini didapati seorang perempuan berusia 60 tahun, datang dibawa keluarganya karena tak sadarkan diri. Menurut keluarga pasien, 2 tahun yang lalu pasien pernah mengalami searangan jantung dan mempunyai riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu dan juga riwayat diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan EKG didapati gambaran fibrilasi Ventrikel, ditambah dengan AGD, elektrolit, dan gula darah tidak ada hasil. Pada pemeriksaan fisik didapati O.S tensinya

Transcript of ventrikel takikardi (1)

Page 1: ventrikel takikardi (1)

Page 1 of 15

1

TINJAUAN PUSTAKA

Fibrilasi Ventrikel

Johanes Mayolus Davy Putra

10-2010-197

C8

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Pendahuluan

Pada kasus kali ini didapati seorang perempuan berusia 60 tahun, datang dibawa

keluarganya karena tak sadarkan diri. Menurut keluarga pasien, 2 tahun yang lalu pasien

pernah mengalami searangan jantung dan mempunyai riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang

lalu dan juga riwayat diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu.

Pada pemeriksaan EKG didapati gambaran fibrilasi Ventrikel, ditambah dengan

AGD, elektrolit, dan gula darah tidak ada hasil. Pada pemeriksaan fisik didapati O.S tensinya

tidak dapat terukur, nadinya tidak teraba dan suhunya tidak ada hasil.

Maka dari itu, tinjauan pustaka kali ini akan membahas tentang fibrilasi ventrikel dan

bagaimana cara penanganannya dalam keadaan emergency.

Anamnesis

Page 2: ventrikel takikardi (1)

Anamnesis bermanfaat untuk membuat catatan kasar sambil mengajukan pertanyaan kepada

pasien. Pada akhir anamnesis dan pemeriksaan lainnya barulah dibuat catatan medik yang

lengkap. Catatan medik tersebut harus merupakan catatan yang akurat dan berurutan dari

perkembangan dan perjalanan penyakit-penyakit pasien.

Page 2 of 15

2

Struktur Umum Anamnesis

1. Identitas Pasien

2. Keluhan Utama

3. Detail Dari Penyakit Sekarang

4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

5. Pengobatan Dan Respons Terhadap Obat

6. Penyakit/kesehatan Keluarga

Detail dari keluhan utama atau penyakit sekarang meliputi 3

- Onsetnya : apakah terjadi tiba-tiba? Atau bertahap?

- Polanya : apakah terus menerus (continuing)? Atau mungkin intermitten?

- Frekuensinya : berapa sering dalam sehari, ataukah minggu, atau sebulan lamanya

- Durasi : dalam berapa menit? Atau jam?

- Progresivitas: menetap? Membaik? Atau bahkan memburuk?

- Severity: Ringan, sedang atau berat?

- Karakterisik: jadi bagaimana gambaran keluhannya?

- Trigger : mencakup penyakit atau kondisi yang mendahului atau factor yang

memberatkan atau meringankan keluhan?

Page 3: ventrikel takikardi (1)

- Gejala yang menyertai keluhan?

Pemeriksaan Fisik

Pertama tama kita harus mengetahui kesadaran umum pasien, status kesadaran pasien

di nilai secar kualitatif dan kuantitatif. Cara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan skala

Glasgow coma scale. Glasgow mencoba mengkaitkan antara kesadaran seseorang dengan

reflek fisik. Jika fisiknya tidak bisa merespon stimulasi dengan baik, maka secara bertahap

kesadaran orang tersebut dianggap menurun, sampai pada suatu batas terendahnya yaitu

koma alias mati suri. Total nilai antara respon mata, verbal, dan motorik diberi angka 15. Jika

Page 3 of 15

3

seseorang memperoleh nilai akumulatif 15 berarti orang tersebut berada dalam kondisi 'sadar'

alias 'terjaga' penuh. Jika di bawah angka 8, ia sudah dikategorikan sebagai koma.

Respons Jenis Respons Poin

Eye Opening (E) Spontan mata berkedip 4

Terbuka dengan perintah bicara/jeritan 3

Terbuka pada rangsangan sakit 2

Tidak ada respons dengan suara & rasa sakit 1

Verbal (V) Percakapan terorientasi 5

Bicara membingungkan, dapat menjawab pertanyaan 4

Respons tidak jelas, kata-kata tidak cocok 3

Kata-kata sembarangan 2

Tidak ada respons terhadap pertanyaan 1

Motorik (M) Melakukan gerakan yang diperintahkan 6

Page 4: ventrikel takikardi (1)

Tahu lokasi rangsang sakit (rasa sakit lokal) 5

Tidak merasakan sakit 4

Fleksus tidak normal, decorticate posture (fleksi sendi

siku)

3

Ekstensor abnormal (rigit), decerebrate posture 2

Tidak ada respons nyeri 1

Gambar.1 Glasgow Coma Scale pada Orang Dewasa

Pemeriksaan tanda-tanda vital diawali dengan memeriksa nadi. Nilai normal dari nadi

adalah 60 – 100 kali/ menit. Jika denyut nadi meningkat >100 x/menit disebut takikardi dan

jika di bawah dari 60x/menit di sebut bradikardi. Kemudian kita dapat mengukur tekanan

darah, nilai normal bergantung pada faktor umur, jenis kelamin. sUntuk orang dewasa dengan

umur kurang lebih 40 tahun mempunyai nilai normal rata – rata untuk tekanan sisitolik adalah

110 – 140 mmHg sedangkan tekanan diastolik adalah 80 – 90 mmHg

Kemudian kita lihat respirasinya, frekuensi nafas berapa kali per menit dan apakah

teratur atau tidak. Normophnea adalah pernafasan normal fisiologis tanpa ada rasa hambatan

subyektif. Dispnea adalah keadaan gangguan pernafasan yang dirasakan berat disertai tanda –

tanda obyektif antara lain pernafasan cuping hidung, ikut aktifnya otot pernafasan pembantu,

frekuensi dan amplitudo pernafasan meningkat, tidal volume bertambah dan lain – lain.

Untuk pemeriksaan fisik lainnya dapat dilakukan inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi. Pada pemeriksaan inspeksi jantung, paling penting ialah menemukan lokasi apical

Page 4 of 15

4

Page 5: ventrikel takikardi (1)

impulse atau point of maximal impulse atau ictus cordis pada ruang sela iga ke-5, sesuai

dengan letak apex cordis. Impulse ini dihasilkan oleh pulsasi singkat ventrikel kiri pada saat

ventrikel bergerak kearah anterior selama kontraksi jantung dan menyentuh dinding dada.

Pada palpasi kita bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak arterisklerosis pembuluh

darah servikal otak dengan merasakan kekuatan arteri atau ada tidaknya gangguan darah.

Pada auskultasi, sangatlah penting di klinik, terutama untuk menentukan berbagai diagnosis

dari kelainan jantung.

Kelainan patologis yang harus diidentifikasikan dengan cara auskultasi ialah

o Gallop : yaitu bunyi jantung seperti derap kaki kuda yang sedang berlari.

o Murmur : bising jantung

o Aritmia : denyut jantung yang tidak teratur atau irreguler

o Irreguler : yang dapat ditemukan stenosis miral, stenosis trikuspid.

Pemeriksaan Penunjang

Untuk pemeriksaan penunjang, Elektrokardiogram (EKG) adalah gold standard dalam

menegakkan diagnosis penyakit jantung. EKG adalah rekaman sebagian kecil arus listrik

yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi yang mencapai

permukaan tubuh dan dideteksi oleh elktroda pencatat. EKG adalah grafik yang dibentuk oleh

elektrokardiograf. Informasi yang dapat kita dapatkan dari rekaman EKG adalah gangguan

ritme jantung seperti aritmia, gangguan elektrolit, abnormalitas konduksi, hipertrofi atrium

dan ventrikel, deteksi penyakit bukan jantung, pengaruh obat – obatan.

Lalu kemudian kita dapat melakukan echokardiografi , adalah pemeriksaan dengan

menggunakan prinsip gelombang suara ultra (ultra sound) untuk melihat anatomi jantung saat

bergerak (berdenyut), sehingga dapat diketahui adanya gangguan gerakan otot jantung,

Page 6: ventrikel takikardi (1)

kebocoran sekat jantung. penyempitan / kebocoran katub jantung, ukuran ruang jantung,

maupun adanya cairan serta tumor pada rongga jantung.

Selain itu ada beberapa pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk membantu

penegakan diagnosis adalah :

Page 5 of 15

5

1. MRI

Dengan menggunakan MRI, jantung dan pembuluh darah dapat dilihat dari berbagai

sudut yang berbeda dan dapat dilihat gambaran bergerak dari jantung beserta

denyutannya.

2. Angiografi

Angiografi digunakan untuk melihat pembuluh darah yang ada di sekitar jantung.

Pemeriksaan ini sekarang sudah tidak digunakan lagi dan dianggap berbahaya karena

menggunakan kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah jantung.

3. Pemeriksaan laboratorium darah

Untuk pemeriksaan hematologi biasanya dipakai darah kapiler atau darah vena.

Pemeriksaan Laboratorium :

1) CBC (complete blood cell)

2) Pemeriksaan kadar elektrolit pasien, seperti kalsim, kalium dan

magnesium

3) Bila diperlukan diperiksa kadar obat (misalnya digoksin).

4) Biomarker jantung

- Peningkatan enzim jantung (biomarkers) seperti kreatinin kinase,

Page 7: ventrikel takikardi (1)

troponin I, dan isoenzim laktat dehidrogenase khusus untuk jantung

- Kriteria WHO diumumkan pada tahun 2000 untuk menggambarkan

lebih banyak tentang keadaan enzim jantung. Menurut pedoman

terbaru ini, peningkatan troponin jantung menyertai gejala,

gelombang Q patologis, elevasi atau depresi ST atau intervensi

koroner adalah diagnosis untuk IMA.

5) Arterial blood gases jika pasien hipoksia

6) Central venous pressure atau pulmonary capilary wedge (PWC) pressure.

Page 6 of 15

6

Diagnosis Kerja

Fibrilasi Ventrikel

Fibrilasi ventrikel adalah keadaan irama jantung yang sangat kacau, yang biasanya berakhir

dengan kematian dalam waktu beberapa menit, kecuali jika tindakan penanganan tepat segera

dilakukan. Fibrilasi ventrikel adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tidak efektif. Pada

disritmia ini denyut jantung tidak terdengar dan tidak teraba dan tidak ada respirasi. Ventrikel

vibrilasi merupakan kejadian preterminal. Vibrilasi ini hampir selalu tampak pada jantung

yang sekarat. Fibrilasi ini adalah aritmia yang paling sering ditemukan pada orang dewasa

yang mengalami kematian mendadak.

Pada fibrilasi ventrikel polanya sangat irregular dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe

lainnya. Karena tidak ada koordinasi aktifitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan

kematian bila fibrilasi ventrikel tidak dikoreksi. Gambaran EKG Ventrikel Vibrilasi ada dua

macam, yaitu vibrilasi ventrikel kasar yang memiliki rekaman EKG menyentak-nyentak

Page 8: ventrikel takikardi (1)

secara pasmodic; dan vibrilasi ventrikel halus yang rekaman EKGnya berombak halus.

Seperti pada asitol, kehilangan kesadaran terjadi dalam beberapa detik pada kondisi fibrilasi

ventrikel. Pasien mengalami pelemahan jantung dan tidak ada curah jantung. Fibrilasi

ventrikel adalah paling umum menyebabkan kematian tiba-tiba dan fatal apabila resusitasi

tidak dilakukan dengan segera.

Diagnosis Banding

Ventrikel Takikardi

Takikardi ventrikular (Ventricular tachycardia) adalah kecepatan ventrikular sekurangnya

120 detak permenit yang terjadi di ventrikel. Takikardi ventrikular yang berlanjut (takikardi

ventrikular bertahan setidaknya 30 detik) terjadi pada penyakit jantung yang bervariasi yang

merusak ventrikel. Seringkali hal itu terjadi seminggu atau beberapa bulan setelah serangan

jantung.

Takikardi ventrikel ialah ekstrasistol ventrikel yang timbul berturut-turut 4 kali atau lebih.

Kelainan irama ini berbahaya dan membutuhkan pengobatan segera. Takikardia ventrikel

mudah berkembang menjadi fibrilasi ventrikel dan dapat menyebabkan henti jantung (cardiac

arrest). Takikardia ventrikel umumnya menunjukkan adanya penyakit jantung yang berat.

Diagnosis takikardia ventrikel ditegakkan bila ditemukan takikardia dengan kecepatan 150-

Page 7 of 15

7

210 per menit, umumnya teratur tapi kadang-kadang sedikit tak teratur. Biasanya timbul tiba-

tiba dan tidak pernah terjadi sebelumnya. Penekanan bola mata atau penekanan pada arteri

karotis tidak ada efek apa-apa. Intensitas bunyi jantung kadang-kadang berubah-ubah karena

adanya disosiasi AV. EKG menunjukkan kompleks QRS lebar, bizarre seperti ekstrasistol

Page 9: ventrikel takikardi (1)

ventrikel yang timbul berturut-turut dan terus menerus dengan kecepatan lebih dari 150 per

menit.

Torsades de pointes

Torsades de pointes atau ‘twisting of the points’ merupakan jenis VT polimorfik pada

episode takikardi yang dapat menimbulkan fibrilasi dan kematian mendadak. Torsade de

pointes mengalami tumpang tindih pada interval bradikardi, yang selama periode tersebut

interval QT memanjang (menunjukan durasi potensial aksi ventrikel). Selama takikardi, EKG

memiliki gambaran berbeda dimana amplitudo kompleks QRS meningkat dan menurun

secara bergantian. Torsade de pointes dapat disebabkan oleh obat-obata atau kondisi yang

menunda repolarisasi ventrikel (misalnya antiaritmia kelas IA: prokainamid dan disopiramid

dan III :amiodaron dan sotalol, hipokalemia, hipomagnesemia).

Epidemiologi

Jumlah sudden cardiac death adalah sekitar 300.000 kematian per tahun di Amerika serikat,

dimana 75-80% disebabkan oleh fibrilasi ventrikel. Jumlah kematian yang disebabkan oleh

fibrilasi ventrikel lebih banyak dibandingkan yang disebabkan oleh kanker paru-paru, kanker

payudara, ataupun AIDS. Fibrilasi ventrikel umumnya merupakan tanda dari penyakit

jantung koroner dan bertanggung jawab dari sekitar 50% kematian akibat PJK. Frekuensi

fibrilasi ventrikel di seluruh dunia kurang lebih sama dengan frekuensinya di Amerika

Serikat.

Insiden fibrilasi ventrikel pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita (3 : 1). Rasio ini

merupakan refleksi dari tingginya insiden PJK pada pria dari pada pada wanita. Insiden

fibrilasi ventrikel sebanding dengan insiden PJK, dengan puncak terjadi pada usia 45-75

tahun.

Page 10: ventrikel takikardi (1)

Etiologi

Vibrilasi ventrikel dapat terjadi pada kondisi : iskemia dan infark miokard, manipulasi kateter

pada ventrikel, gangguan karena kontak dengan listrik, pemanjangan interval QT, atau

Page 8 of 15

8

sebagai irama akhir pada pasien dengan kegagalan sirkulasi, atau pada kejadian takikardi

ventrikel yang memburuk. Penyebab yang paling umum dari fibrilasi ventrikel adalah heart

attack, akan tetapi fibrilasi ventrikel dapat terjadi ketika jantung tidak memperoleh oksigen

yang cukup, atau orang tersebut memiliki penyakit jantung yang lain.

Fibrilasi ventrikel dapat disebabkan antara lain :

1. Gangguan jantung struktural

2. Gangguan jantung nonstructural

3. Noncardiac respiratory

4. Gangguan elektrolit dan asidosis

5. Neurologik

Patofisologi

Aktivitas listrik pada fibrilasi ventrikel ditandai oleh depolarisasi sel yang tidak

beraturan melalui otot jantung ventrikel. Berkurangnya depolarisasi yang terkoordinasi

mencegah terjadinya kontraksi yang efektif dari otot jantung dan pengeluaran darah dari

jantung. Pada pemeriksaan EKG tidak ditemukan kompleks QRS walaupun jarak amplitudo

yang melebar pada aktivitas listrik ditemukan, dari gelombang sinus di ventrikel

menyebabkan terjadinya fibrilasi ventrikel yang mungin sulit dibedakan dengan asistol.

Aritmia ini dipertahankan oleh adanya jalur masuk yang berulang-ulang karena bagian dari

Page 11: ventrikel takikardi (1)

otot jantung mengalami depolarisasi secara konstan. Fibrilasi ventrikel dimulai ketika daerah

pada miokard memiliki bagian refraksi dan bagian konduksi pada jalur masuk. Adanya

kombinasi ini menghasilkan irama sendiri.

Fibrilasi ventrikel terjadi pada situasi klinis yang bervariasi, namun lebih sering

dihubungkan dengan penyakit jantung koroner (PJK) dan sebagai kondisi terminal. Firilasi

ventrikel dapat disebabkan oleh infark miokard akut atau iskemik, atau dapat pula disebabkan

oleh skar infark yang kronik. Akumulasi kalsium intraseluler, aktivitas radikal bebas,

gangguan metabolik, dan modulasi autonom memiliki pengaruh yang besar pada

perkembangan fibrilasi ventrikel pada iskemik.

Page 9 of 15

9

Faktor Resiko

Sebagian besar yang menghadapi masalah ketidakseragaman hentak jantung ini memiliki

prognosis yang normal. Pasien tidak memerlukan rawat yang khas. Walau

bagaimanapun,bagi pasien yang mengalami gejala yang serius atau yang dikaitkan dengan

masalah penyakit-penyakit lain (seperti penyakit jantung) akan menghadapi risiko yang lebih

tinggi dan memerlukan rawatan atau perhatian pengobatan yang khusus. Faktor-faktor

tersebut adalah :

1. Tekanan perasaan atau stress

2. Darah tinggi

3. Merokok

4. Kelesuan, kurang tidur, kerja berlebihan

Emergency Status

Page 12: ventrikel takikardi (1)

Karena febrilasi ventrikel adalah penyakit yang paling gawat, diperlukan adanya suatu

tindakan yang dapat menyelamatkan nyawa, maka dari itu dibuat lah algoritma penanganan

pasien fibrilasi ventrikel oleh American Heart Association (AHA) Algoritma untuk fibrilasi

ventrikel dari American Heart Association (2010) adalah

1. Aktifkan emergency response system

2. Mulai lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan berikan oksigen apabila tersedia

3. Pastikan pasien benar-benar mengalami fibrilasi ventrikel sesegera mungkin (bisa

dengan menggunakan Automated external defibrillator)

4. Lakukan defibrilasi sekali

a. Dewasa: 200 J untuk gelombang bifasik dan 360 J untuk gelombang

monofasik

b. Anak: 2 J/kgBB

5. Lanjutkan lagi RJP segera tanpa memeriksa nadi, lakukan selama 5 siklus

a. Satu siklus RJP adalah 30 kompresi dan 2 pernapasan

Page 10 of 15

10

b. Lima siklus RJP setidaknya hanya memakan waktu 2 menit (dengan kompresi

100 kali per menit)

c. Jangan memeriksa ritme/nadi dulu sebelum 5 siklus RJP terselesaikan

6. Saat melakukan RJP, minimalisasi interupsi saat melakukan hal-hal di bawah ini:

a. Mencari akses intravena

b. Melakukan intubasi endotrakeal

c. Setelah diintubasi, lanjutkan RJP dengan 100 kompresi per menit tanpa henti

Page 13: ventrikel takikardi (1)

serta lakukan respirasi buatan sebanyak 8-10 kali napas per menit.

7. Periksa ritme setelah 2 menit RJP

8. Ulangi lagi defibrilasi satu kali apabila masih terdapat ventrikel fibrilasi atau belum

dirasakan denyut nadi. Gunakan tegangan yang sama seperti pada defibrilasi pertama

pada dewasa. Sedangkan pada anak gunakan tegangan sebesar 4 J/kgBB.

9. Segera lanjutkan kembali dengan RJP selama 2 menit, setelah defibrilasi

10. Terus ulangi siklus berikut ini:

a. Pemeriksaan ritme

b. Defibrilasi

c. RJP 2 menit

11. Vasopressor

a. Beri vasopressor saat RJP sebelum atau sesudah syok, setelah akses intravena

atau intraosseous didapatkan,

b. Berikan epinefrin 1 mg setiap 3-5 menit

c. Pertimbangkan juga pemberian vasopressin 40 unit sebagai pengganti dosis

epinefrin pertama atau kedua.

12. Antidisritmia

a. Berikan obat antidisritmia saat RJP, sebelum atau sesudah syok

Page 11 of 15

11

b. Berikan amiodarone 300 mg IV/IO satu kali, lalu pertimbangkan lagi

pemberian tambahan 150 mg satu kali

c. Sebagai pengganti atau tambahan untuk amiodarone, dapat diberikan lidokain

Page 14: ventrikel takikardi (1)

1-1.5 mg/kgBB dosis pertama, dan dosis tambahan 0.5 mg/kgBB. Dosis

maksimum yang dapat diberikan adalah 3 mg/kgBB

13. Lidokain dan epinefrin dapat diberikan lewat endotrakeal tube apabila akses IV/IO

gagal. Gunakan dosis 2.5 kali dari dosis IV.

Alat-alat yang digunakan

Defibrilasi

Defibrilasi adalah pengobatan yang menggunakan aliran listrik dalam waktu yang

singkat secara asinkron. Indikasinya adalah :

VF

VT tanpa nadi

VT polymorphyc yang tidak stabil

Defibrilasi harus dilakukan sedini mungkin dengan alasan :

Irama yang didapat pada permulaan henti jantung umumnya adalah ventrikel fibrilasi (VF)

Pengobatan yang paling efektif untuk ventrikel fibrilasi adalah defibrilasi.

Makin lambat defibrilasi dilakukan, makin kurang kemungkinan keberhasilannya.

Ventrikel fibrilasi cenderung untuk berubah menjadi asistol dalam waktu beberapa menit.

Alat yang dipergunakan :

1) Defibrilator

Defibrilator adalah alat yang dapat memberikan shock listrik dan dapat menyebabkan

depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak teratur, sehingga

memungkinkan timbulnya kembali aktifitas listrik jantung yang terkoordinir. Enerji

dialirkan melalui suatu elektrode yang disebut paddle. Defibrilator diklasifikasikan

menurut 2 tipe bentuk gelombangnya yaitu monophasic dan biphasic. Defibrilator

Page 15: ventrikel takikardi (1)

monophasic adalah tipe defibrilator yang pertama kali diperkenalkan, defibrilator

biphasic adalah defibrilator yang digunakan pada defibrilator manual yang banyak

dipasarkan saat ini.

Page 12 of 15

12

2) Jeli

Jeli digunakan untuk mengurangi tahanan dada dan membantu menghantarkan aliran

listrik ke jantung, jeli dioleskan pada kedua paddle.

3) Energi

Untuk VF dan VT tanpa nadi, energi awal 360 joule dengan menggunakan monophasic

deflbrilator, dapat diulang tiap 2 menit dengan energi yang sama, jika menggunakan

biphasic deflbrilator energi yang diperlukan berkisar antara 120 - 200 joule.

Prosedur defibrilasi :

1) Nyalakan deflbrilator

2) Tentukan enerji yang diperlukan dengan cara memutar atau menggeser tombol enerji

3) Paddle diberi jeli secukupnya.

4) Letakkan paddle dengan posisi paddle apex diletakkan pada apeks jantung dan paddle

sternum diletakkan pada garis sternal kanan di bawah klavikula.

5) Isi (Charge) enerji, tunggu sampai enerji terisi penuh, untuk mengetahui enerji sudah

penuh, banyak macamnya tergantung dari defibrilator yang dipakai, ada yang

memberi tanda dengan menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang memberi

tanda dengan bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala lampu.

6) Jika enerji sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar tidak ada lagi

Page 16: ventrikel takikardi (1)

anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau korban, termasuk juga yang

mengoperatorkan defibrilator, sebagai contoh:

"Enerji siap " "Saya siap " "Tim lain siap"

7) Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT tanda nadi,

pastikan enerji sesuai dengan yang diset, dan pastikan modus yang dipakai adalah

asinkron, jika semua benar, berikan enerji tersebut dengan cara menekan kedua

tombol discharge pada kedua paddle. Pastikan paddle menempel dengan baik pada

dada pasien (beban tekanan pada paddle kira-kira 10 kg).

8) Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah irama berubah atau tetap sama scperti

sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk menentukan perlu tidaknya

Page 13 of 15

13

dilakukan RJP, jika tidak berubah lakukan RJP untuk selanjutnya lakukan survey

kedua.

Automated External Defibrilator (AED)

AED adalah sebuah defibrilator yang bekerja secara komputer yang dapat :

1. Menganalisa irama jantung seorang korban yang mengalami henti jantung.

2. Mengenal irama yang dapat dilakukan tindakan defibrilasi ( shock)

3. Memberikan petunjuk pada operator ( dengan memperdengarkan suara atau dengan

indikator cahaya)

AED digunakan jika korban mengalami henti jantung :

1. Tidak berespon

2. Tidak bernafas

Page 17: ventrikel takikardi (1)

3. Nadi tidak teraba atau tanda - tanda sirkulasi lain

Elektroda adhesif ditempatkan pada dada korban dan disambungkan ke mesin AED, paddle

elektroda mempunyai 2 fungsi yaitu :

1. Menangkap sinyal listrik jantung dan mengirimkan sinyal tersebut ke komputer.

2. Memberikan shock melalui elektroda jika terdapat indikasi.

Basic Life Support (BLS) 7

- Resusitasi kardiopulmoner (RKP) merupakan suatu prosedur darurat sebagai usaha

mengendalika keadaan henti napas atau henti jantung (kematian klinis) ke funhsi

optimal guna mencegah kematian biologis.

- Kematian klinis ditandai dengan hilangnya nadi arteri femoralis, karotis atau denyut

janung yang berujung ditemukannya penurunan kesadaran. Kematian biologis dimana

kerusakan ireversibel terjadi hanya kurang 4 menit setelah kematian klinis.

- Tindakan ini sangat penting bla terjadi henti jantung karena fibirlasi ventrikel ata

apapun berbagai sebab diluar rumah saki, pasien dengan hipoteri, overdosis obat,

obstruksi jalan napas dan henti napas primer. Dan pada beberapa keadaan RKP tidak

Page 14 of 15

14

dianjurkan : bila henti jantung telah berlangsung lebih 5 menit (kerusakan otak

permanen), pada keganasan satdium lanjut, payah jantung refrakter, edema paru

refrakter, syok yang mendahului arrest, kelaianan neurologis yag berat, serta penyakit

hati, paru, ginjal yang lanjut.

- Resusitasi kardiopulmoner terdiri dari tiga tahap menurut ILCOR 2010:

1) Chest compression (Circulation) : mempertahankan sirkulsi dengan memijat

Page 18: ventrikel takikardi (1)

jantung

2) Airway patency (Airway) : membebasskan jalan napas supaya tetap terbuka dan

bersih

3) Ventilation (Breathing) : mempertahakan ventilasi dan oksigenasi paru secara

adekuat

Pencegahan

Gaya hidup memainkan peranan yang sangat penting untuk mengurangkan resiko penyakit

jantung atau rentak jantung yang tidak seragam. Diantara langkah-langkah yang perlu diambil

untuk mencegah penyakit ini adalah :

1. Pola makan

Makanlah makanan yang rendah kolesterol dan rendah lemak. Makanan ini dapat

menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah.

2. Berhenti merokok

Merokok meningkatkan kadar denyutan jantung. Berhenti merokok menurunkan

resiko terhadap rentak jantung yang tidak normal.

3. Senam Senam dengan rutin baik untuk kesehatan dan jantung.

4. Hindari alkohol dan kafein

5. Sebagian obat, ada yang dapat meningkatkan resiko penyakit ini. Hal ini dapat

dicegah dengan mengurangi dosisnya atau menghentikan pemakaian untuk sementara.

Contoh obat, mis : amitriptilin, terfenadin, dan astemizol.

Page 15 of 15

15

Daftar Pustaka

Page 19: ventrikel takikardi (1)

1. Mubin H. Syok kardiogenik. Dalam: Panduan praktis kedaruratan penyakit dalam.

Jakarta : EGC; 2009.h.57-67

2. Sudoyo dkk. Kegawatdaruratan medik syok kardiogenik. Dalam: Buku ajar ilmu

penyakit dalam. Jakarta : Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam;

2006.h.182-84

3. Santoso M. Anamnesa dan pemeriksaan fisis umum. Dalam: Pemeriksaan fisik

diagnosis. Jakarta : Bidang Penerbitan Yayasan Diabetes Indonesia; 2004.h.2-50

4. Zimmerman J. Diagnosis and Management of Shock. Dalam: Fundamental Critical

Support. London: Chapman and Hall, 2009; 65-70.

5. American Heart Association. 2005 American Heart Association Guidelines for

Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation.

Dec 13 2005;112(24 Suppl):IV1-203.

15 of 15Displaying 55cf8f78550346703b9cb783.docx.