Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

31
VARIAN FISHER SINDROM GUILLAIN BARRE ( SINDROM FISHER ) Lee A.Snyder, MD, Vivian Rismondo, MD, dan Nell R. Miller, MD Abstrak: Fisher sindrom (FS) adalah polineuropati akut biasanya ditandai oleh tiga serangkai ataksia, arefexia, dan oftalmoplegia, meskipun hanya 2 atau 1 gejala klinis. Kemiripan antara FS dan polineuropati akut lainnya seperti Sindrom Guillain Barre ( SGB ) dan Bickerstaff brainstem encephalitis (BBE) menunjukan FS bagian dari gangguan autoimun yang mempengaruhi sistem saraf perifer dan sentral. Antibodi Anti-GQ1b hadir dalam serum >85% pada pasien FS, namun tidak spesifik untuk FS. Mengapa beberapa pasien mengembangkan SGB atau salah satu dari lainnya dan ini masih belum diketahui. (J Neuro-Ophthalmol 2009;29:312-324) Tiga gejala klinis ataksia, areflexia dan oftalmoplegia pertama kali dijelaskan oleh Collier tahun 1932 sebagai varian dari Sindrom Guillain Barre (SGB) (1). Pada tahun 1956, Charles Miller Fisher melaporkan 3 pasien dengan gangguan ini, mendalilkan bahwa itu mewakili varian klinis yang berbeda dari SGB dengan prognosis yang baik (2), dan menunjukan bahwa teknik invasif seperti angiografi serebral yang sebelumnya digunakan dalam mengevaluasi pasien tidak diperlukan lagi (3). Gangguan tersebut dikenal sebagai Fisher Miller Syndrome atau hanya “Sindrom Fisher” pada tahun 1957, ketika Smith dan Walsh (4) memakai istilah tersebut dengan menambahkan kelemahan wajah dan parestesia. (Karena Miller adalah nama tengah Fisher, kita mengikuti mereka yang memimpin Review ini dan kondisi ini disebut sebagai Sindrom Fisher {(FS)}. Meskipun sebagian besar ulasan yang diterbitkan FS kuat sebagai penyakit monofasik akut yang menampilkan 3 gejala Wilmer Eye Institute (LAS), Johns Hopkins Hospital, Owings Mills, Maryland; Greater Baltimore Medical Center (VR), Department of Ophthalmology, University of Maryland, and Wilmer Eye Institute, Baltimore, Maryland; and Wilmer Eye Institute (NRM), Johns HopkinsHospital, Baltimore, Maryland. Address correspondence to Lee A. Snyder, MD, 23 Crossroads Drive, Suite 310, Owings Mills, MD 21117; E-mail: [email protected] 312 J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

description

SGB (Ravensca)

Transcript of Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Page 1: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

VARIAN FISHER SINDROM GUILLAIN BARRE

( SINDROM FISHER )

Lee A.Snyder, MD, Vivian Rismondo, MD, dan Nell R. Miller, MD

Abstrak: Fisher sindrom (FS) adalah polineuropati akut biasanya ditandai oleh tiga serangkai ataksia, arefexia, dan oftalmoplegia, meskipun hanya 2 atau 1 gejala klinis. Kemiripan antara FS dan polineuropati akut lainnya seperti Sindrom Guillain Barre ( SGB ) dan Bickerstaff brainstem encephalitis (BBE) menunjukan FS bagian dari gangguan autoimun yang mempengaruhi sistem saraf perifer dan sentral. Antibodi Anti-GQ1b hadir dalam serum >85% pada pasien FS, namun tidak spesifik untuk FS. Mengapa beberapa pasien mengembangkan SGB atau salah satu dari lainnya dan ini masih belum diketahui.

(J Neuro-Ophthalmol 2009;29:312-324)

Tiga gejala klinis ataksia, areflexia dan oftalmoplegia pertama kali dijelaskan oleh Collier tahun 1932 sebagai varian dari Sindrom Guillain Barre (SGB) (1). Pada tahun 1956, Charles Miller Fisher melaporkan 3 pasien dengan gangguan ini, mendalilkan bahwa itu mewakili varian klinis yang berbeda dari SGB dengan prognosis yang baik (2), dan menunjukan bahwa teknik invasif seperti angiografi serebral yang sebelumnya digunakan dalam mengevaluasi pasien tidak diperlukan lagi (3). Gangguan tersebut dikenal sebagai Fisher Miller Syndrome atau hanya “Sindrom Fisher” pada tahun 1957, ketika Smith dan Walsh (4) memakai istilah tersebut dengan menambahkan kelemahan wajah dan parestesia. (Karena Miller adalah nama tengah Fisher, kita mengikuti mereka yang memimpin Review ini dan kondisi ini disebut sebagai Sindrom Fisher {(FS)}.

Meskipun sebagian besar ulasan yang diterbitkan FS kuat sebagai penyakit monofasik akut yang menampilkan 3 gejala klinis yaitu oftalmoplegia, ataksia dan areflexia, dapat ditemukan 2 atau 1 dari gejala ini. Dapat ditemukan juga bersama dengan Bickerstaff brainstem encephalitis (BEE), suatu sindrom yang ditandai oleh oftalmoplegia, aksia, gangguan kesadaran, dan hipereflexia (5), dan dengan gejala khas GBS dimana kelemahan tungkai, kadang-kadang disertai penurunan sensorik dan neuropati motorik nonokular kranial (6). Gangguan ini berkembang setelah infeksi dan peningkatan cairan serebrospinal (CSF) protein.

Identifikasi autoantibodi GQ1b, ditemukan pada pasien dengan FS. FS sekarang secara luas dianggap sebagai inflamasi polineuropati akut yang mencakup BBE, anti GQ1b-positif oftalmoparesis akut tanpa ataksia (AO), ataksia GBS, dan GBS dengan oftalmoplegia (7,8) (Tabel 1). Kemampuan untuk menguji kehadiran antibodi anti-GQ1b telah membuat diagnosis FS lebih konsisten dan penghargaan besar dari gangguan FS terkait.

Variabilitas ditandai dalam presentasi klinis FS telah mengaburkan garis antara FS yang murni dan klinis sindrom terkait merupakan klasifikasi yang berlawanan (Tabel 2). Dalam artikel ini kita meninjau demografi sebagai neurooftalmik dan gejala dan tanda

Wilmer Eye Institute (LAS), Johns Hopkins Hospital, Owings Mills, Maryland; Greater Baltimore Medical Center (VR), Department of Ophthalmology, University of Maryland, and Wilmer Eye Institute, Baltimore, Maryland; and Wilmer Eye Institute (NRM), Johns HopkinsHospital, Baltimore, Maryland. Address correspondence to Lee A. Snyder, MD, 23 Crossroads Drive, Suite 310, Owings Mills, MD 21117; E-mail: [email protected] J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

Page 2: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

sistemik, pemeriksaan tambahan, perjalanan penyakit dan pilihan pengobatan untuk gangguan ini yang dapat dikelompokkan sebagai varian Fisher SGB.

Tabel 1 Hubungan gejala klinis dengan antibodi anti - GQ1bSindrom fisher Oftalmoparese akut Bickerstaf

Brainstem encephalitis

Sindrom Guillain Barre

Karakteristik klinis

Oftalmoplegia, ataksia, hiporefleksia atau arefleksia

oftalmoplegia Oftalmoplegia, ataksia, penurunan kesadaran, hiperefleksia

Kelemahan, kehilangan sensori, neuropati kranial, arefleksia

Tingkat anti-GQ1b positif

95 % Diketahui (100% diperlukan untuk diagnosis “Anti-GQ1b positif oftalmoparese akut tanpa ataksia

68 % 83% (pada pasien oftalmoplegia; lebih kuat berkorelasi dengan antibodi anti ganglioside lainnya

Gambaran klinis lain yang umum untu sindrom yang tercantum diatas termasuk infeksi awal dalam 4 minggu terakhir dan disosiasi CSF albuminositologik

ANGKA KEJADIAN DAN DEMOGRAFI

Kejadian SGB diseluruh dunia adalah 1-2 per 100.000 pertahun (9), dengan presentase kasus FS bervariasi tergantung pada geografi. FS dilaporkan 1%-7% SGB di negara-negara belahan barat (10-15), jauh lebih banyak di ASIA terdiri dari 18%-19% SGB di Taiwan (16,17) dan 25% SGB di Japan (18). Pria lebih sering terkena daripada perempuan, 60%-68% dari mereka dengan FS dalam 2 seri besar (18,19). Laki laki ditemukan dominan pada gangguan AO dan BBE (19-21). FS telah dijelaskan dari berbagai usia, termasuk bayi (22), meskipun anak – anak kurang dibandingkan orang dewasa (23). Sebuah penelitian retrospektif pada 466 pasien FS dilaporkan onset usia dari 44 tahun dengan distribusi usia bimodal memuncak antara 30-39 tahun dan 50-59 tahun (19). Masih diperdebatkan faktor musiman untuk FS, dengan penelitian menunjukan kenaikan kasus baru pada musim semi (20,24-27), musim dingin (17), musim panas, dan musim gugur (20).

INFEKSI AWAL

Variabilitas terjadinya musiman FS terkait dengan tipe pasca infeksi gangguan ini. Prodromal gejala pernapasan bagian atas lebih sering dialami daripada gejala-gejala gastrointestinal (18,28). Waktu timbulnya prodromal untuk gejala neurologis adalah 8 hari dal 1 seri besar (18).

Campylobacter jejuni adalah agen yang paling sering meyebabkan infeksi pada pasien dengan FS akut dan dengan SGB dan gangguan terkait, diikuti Haemophilus influenzae. Namun, beberapa pasien tidak ada hubungan penyakit menular yang terdeteksi (29). Dalam sebuah penelitian besar, 21 % pasien FS memiliki titer positif untuk C. Jejuni, 8% H.influenza, 4% cytomegalovirus, dan 3% Mycoplasma pneumoniae (19). Jarang ditemukan agen infeksius terkait FS adalah Epstein Barr Virus (30), streptokokus group A (31),

2009 North American Neuro-Ophthalmology Society

Page 3: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

Coxiella burnetii (32), Pasteurella multocida (33), Helicobacter pylori (34), Aspergillus species (35), dan varicella zoster (36). FS juga dilaporkan setelah inokulasi vaksin influenza dan vaksin pneumovax (38). Asosiasi tidak ada hubungan kausal untuk disimpulkan (39,40)

Suatu infeksi umum merupakan etiologi FS dengan gangguan terkait. Dalam salah satu penelitian terhadap 21 pasien dengan AO, 81% mengalami gejala infeksi awal, 57% mengalami infeksi saluran pernapasan atas (41). C. Jejuni diisolasi dari 1 orang pasien (41). Di bagian lain, 96% dari 53 pasien dengan BBE dilaporkan sebelum gejala infeksi terdapat gangguan pernapasan (19). Kimoto (42) melaporkan spektrum gangguan neurologis terjadi setelah enteritis C. Jejuni termasuk menurun frekuensi, SGB, FS, Reflex peregangan otot dengan SGB, FS/SGB yang bersamaan, kelumpuhan orofaringeal akut, BBE, BBE/SGB yang berlawanan, AO, dan ataksia SGB. Berkolerasi dengan variasi genotipik dan diusulkan kondisi ini merupakan suatu kesatuan.

ASOSIASI KLINIS

FS berkembang pada pasien dengan penyakit autoimun, neoplastik, atau penyakit infeksi seperti myasthenia gravis (43-45), Lupus Eritematosus Sistemik (46,47), penyakit masif (48), penyakit Tiroid (49,50), penyakit Hodgkin (51), kanker paru (52), leptomeningeal tanda cincin sel karsinoma (53), limfoma Burkitt (54), leukemia limfositik kronik (55), dan AIDS (56). Dilaporkan juga pada pasien setelah pengobatan dengan beberapa obat, termasuk tacrolimus (57), stavudin agen antiretroviral (24,58), dan TNF antagonis (59,60). Asosiasi ini merupakan suatu yang tak diperkirakan.

GEJALA KLINIS

Dalam bentuk asli, FS adalah tiga serangkai yaitu oftalmoplegia akut, ataksia dan areflexia, bahkan kondisi awal termasuk pasien dengan ejala tambahan seperti kelemahan tungkai ringan atau mengantuk (2).

Gejala

Gejala awal FS biasanya diplopia (65%), diikuti gangguan gait (32%) (19). Dysesthesias dilaporkan terjadi pada 14% pasien FS dalam 2 penelitian besar (18,19). Gejala yang jarang ditemukan blepharoptosis, lemah tungkai ringan (19), disfagia, fotofobia (18), penglihatan kabur, pusing, sakit kepala, dan lemah wajah (16). Seorang pria dengan FS dan positif serum autoantibodi anti-GQ1b ditemukan dengan sakit kepala berat dan terus menerus bahwa menurut penulis karena efek mediasi antibodi pada jalur nyeri trigeminovaskular (61).

Page 4: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

Tabel 2. Temuan klinis pada sindrom fisher dan gangguan terkait

2009 North American Neuro-Ophthalmology Society

Page 5: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

Ito, 2008 (19) Mori, 2001 (18)

Lyu, 1997 (16)

Yuki, 2001 (41)

Fitur klinis FS Tak tergolong FS FS AOJumlah pasien 466 62 50 32 21DemografiLaki-laki 60% 45% 68% - 52%Perempuan 40% 55% 32% - 48%Rata - rata usia (tahun) 44 42 40 45 32Rentang usia (tahun) 2-86(puncak 30-

39,50-59)8-88(puncak 30-39, 50-59)

13-78 (puncak 30-39, 50-59)

Okt-69

Penyakit awal 90% - - - 81%Gejala respiratori 76% 67% 76% 56% 57%Gejala Gastrointestinal 25% 26% 4% 0% 24%Gejala respiratori dan gastrointestinal

12% - - - 5%

Uji Serologi 73 pasien diuji 44 pasien diuji - - -Campylobacter jejuni 21% 18% - - -Haemophilus influenzae 8% 2% - - -Cytomegalovirus 4% 0 - - -Mycobacterium pneumoniae

3% 0 - - -

Gejala lanjutDiplopia 65% 38% 78% - 86%Gangguan Gait 32% 24% 46% 28% 0%Diplopia dan ataksia - - 34% - -Disestesia 14% 21% 14% 16% -gangguan kesadaran 0% 0% - - -Blefaroptosis 4% 2% 2% 9% -Kelemahan Limb 2% 2% - 6% -disfungsi bulbar - - - 19% -Disfagia - - 2% - -Fotofobia - - 2% - -Pusing - - - 28% -Penglihatan kabur - - - 34% -Sakit kepala - - - 13% -Kelemahan wajah - - - 3% -Tanda neurologi selama penyakitOftalmoplegia eksternal 100% 100% 100% 100% 100%Komplit - - 30% - -Binokular - - - - 76%Horizontal dan vertical - - - - 48%Horizontal - - - - 52%

Tabel 2. Lanjutan Ito, 2008 (19) Mori, 2001 Lyu, 1997 Yuki, 2001

Page 6: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

(18) (16) (41)Fitur klinis FS Tak

tergolongFS FS AO

Vertikal - - - - 0%Disfungsi pupil 35% 32% 42% - 0%Ataksia 100% 100% 100% 100% 0%Menurun/hilang refleks tendon dalam

100% 0% 100% 100% 52%

Normal/cepat refleks tendon dalam

0% 100% - - 48%

Kelemahan limb 25% 24% 20% 25% 0%Blefaroptosis 37% 32% 58% 59% 33%Kelemahan wajah 22% 16% 32% 50% 19%Kelemahan bulbar 17% 8% 26% 59% 10%Tanda babinski 2% 15% - - 0%Disfungsi Trigeminal - - - 16% -Gangguan sensori 52% 42% - 59% -Disestesia 45% 40% 24% - 38%Penurunan rasa Superfisial 7% 8% 20% - -Penurunan rasa yang dalam 17% 13% 18% - 0%Sinus takikardi - - - 3% -Gangguan berkemih - - 16% 3% -Uji Laboratorium - - - - -Disosiasi LCS sitoalbumin - - - - 14%Dalam 1 minggu 37% 30 - - -Dalam 2 minggu 76% 54 - - -Anti-GQ1b positif 83% 58 89% (36

pasien)- 100%

Anti-GT1a positif 78% 66 - - -Pencitraan MRI Abnormal 1% 7% - - 5%Hasil Pertengahan waktu terendah (hari)

4% - 6 5,5 -

Bantuan Ventilasi 1% 0 - - -* Pasien yang tidak termasuk oftalmoplegia dan ataksia tetapi tidak arefleksiaData yang tidak dilaporkan† Pasien menjalani tes serologi‡ Pasien dalam studi Ito menjalani tes CSF§ Pasien dalam studi Ito menjalani tes MRIFS, Fisher sindrom, AO, Oftalmoparese akut tanpa ataksia

Oftalmoplegia

2009 North American Neuro-Ophthalmology Society

Page 7: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

Oftalmoplegia paling lazim terlihat dan pasti ditemukan pada FS dan gangguan terkait selama fase akut penyakit dan dapat bermanifestasi sebagai kombinasi defisit. Oftalmoplegia terkait erat dengan antibodi anti-GQ1b, meskipun antibodi ini juga dapat ditemukan pada pasien tanpa kelainan gerakan bola mata. Kebanyakan pasien dengan FS bilateral, oftalmoplegia relatif simetris, namun kondisi ini juga dapat unilateral. Sepertiga pasien memiliki oftalmoplegia eksternal. Sebuah peninjauan pada 31 pasien oftalmoplegia bilateral selama periode 34 tahun mengemukakan FS adalah penyebab paling umum dan bersma dengan SGB bertanggung jawab atas 58% dari kasus tersebut.

Oftalmoplegia pada FS mirip dengan yang dijelaskan dalam AO. Sebuah studi yang membandingkan temuan 11 antibodi anti-GQ1b positif pasien AO dengan 20 antibodi anti-GQ1b positif pasien gangguan FS lain berkesimpulan bahwa pada oftalmoplegia adalah serupa. Defisit abduksi paling umum ditemukan, terjadi pada 73%. Asosiasi oftalmoparesis akut dengan antibodi anti-GQ1b diidentifikasi pada tahun 1993, ketika Chiba menjelaskan 5 pasien dengan oftalmoparese terisolasi, 4 diantaranya mengalami flu biasa sebagai prodrom, yang ke-5 mengalami diare. Bukti kelumpuhan bilateral ringan Nervus Kranialis VI dan kondisi ini menunjukkan “FS atipikal”. Menariknya 2 pasien dalam studi ini yang negatif antibodi anti-GQ1b (1 FS khas dan 1 SGB Oftalmoplegia) telah diisolasi kelumpuhan unilateral Nervus Kranialis VI, menunjukan mekanisme berbeda dan pola oftalmoplegia hadir pada pasien antibodi anti-GQ1b negatif.

Yuki menjelaskan 8 antibodi anti-GQ1b positif pada pasien oftalmoplegia dan tanpa ataxia disebut oftalmoparese akut. 2 memiliki kelumpuhan pandangan horizontal dan vertical, sedangkan 6 lainnya memiliki kelumpuhan nervus kranialis VI bilateral. Yuki menyimpulkan temuannya pada 21 pasien lainnya dengan AO, sebagian besar diantaranya memiliki bilateral, horisontal dan defisit abduksi. Dalam kelompok ini, defisit pandangan bilateral pada 76%. Gerakan horizontal maupun vertikal 48% dan 52% memiliki defisit pandangan yang terbatas pada horizontal pesawat. Defisit abduksi pola yang paling umum, terjadi pada 33% pasien. Kasus lainnya bahwa pola karakteristik AO awalnya kelumpuhan bilateral nervus kranialis VI diikuti kelumpuhan N. Cranialis III dengan oftalmoplegia internal yang terdapat pada 48% dari 21 pasien dilaporka oleh Yuki. Tidak ada studi yang menetapkan frekuensi antibodi anti GQ1b pada pasien yang terisolasi oftalmoparese. Namun, dalam studi pada 100 pasien terisolasi kelumpuhan N. Cranialis VI, ketika penyebab seperti diabetes melitus, gangguan vaskular, trauma, atau tumor luar, antibodi anti GQ1b ada dalam serum 25%, menunjukan bahwa beberapa kasus mungkin berhubungan dengan FS.

Page 8: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

Gmb 1. Midriasis bilateral, arefleksia pupil, dan gangguan supraduksi pada sindrom fisher. Seorang mahasiswa 17 tahun memperlihatkan fotofobia, diplopia, dan parestesi 1 bulan setelah demam. Pemeriksaan darah antibodi IgG dan IgM (+) terhadap antigen virus Epstein Barr Virus dan menunjukan peningkatan kadar autoantibodi GQ1b. Pupil mata tidak berkontriksi pada cahaya langsung atau didekatkan.

“Batang Otak” Defisit Okular Motor

Penemuan klinis defisit okular motor batang otak pada beberapa pasien FS yang tidak khas, menunjukan keterlibatan susunan saraf pusat. Dalam sebuah studi 50 pasien dengan FS khas, 2 menunjukan fenomena kelumpuhan pandangan; 2 memiliki pandanngan bangkitan, horizontal, nistagmus ; 1 menunjukan adanya konvergen meskipun kelumpuhan adduksi; dan 1 memiliki oftalmoplegia internuklear. Bentuk lain dari disfungsi susunan saraf pusat okular motor dilaporkan pada pasien dengan FS tidak khas lainnya termasuk sindrom otak tengah dorsal dengan retraksi kelopak mata, kejang konvergen, paralisis divergen, dismetria saccadis, cacat reflex vestibulookular meskipun pemulihan upgaze, nistagmus vestibular sentral, dan relatif optokinetik nistagmus dan reflex vestibulo-okular meskipun oftalmoplegia lainnya.

Oftalmoplegia Internal

Oftalmoplegia internal cukup umum di FS dan sindrom terkait, dengan konstriksi pupil terhadap cahaya dan dekat stimulasi bergerak mulai dari lambat sampai tidak ada. Ditemukan juga ada disosiasi cahaya dekat. 3 pasien semuanya dilaporkan oleh Fisher menunjukkan lambannya kontriksi pupil terhadap cahaya, dan pada 50 pasien FS dilporkan oleh Mori, midriasis terdapat pada 42 % sampai setengah dari mereka memiliki anisokor. Dan kontriksi pupil terhadap cahaya lamban pada 42%. Dari 11 pasien FS dalam studi menghubungkan FS untuk antibodi anti-GQ1b positif, 64% tidak memiliki atau lamban reflex pupilnya. Sebagian besar ditemukan bilateral.

2009 North American Neuro-Ophthalmology Society

Page 9: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

Berkaitan dengan ganguan antibodi anti-GQ1b, kejadian oftalmoplegia internal tertinggi pada pasien FS menunjukan kelemahan tungkai (52%), diikuti oLeh BBE (42%) dan FS khas (37%). Kelainan pupil lebih sering pada pasien AO, seperti dibuktikan oleh kurangnya cacat pupil dalam studi oleh Yuki dari 21 pasien AO dan 70% keterlibatan 15 pasien dilaporkan oleh Odaka. Namun demikian, dalam satu studi dari 11 pasien AO, sekitar setengah memiliki oftalmoplegia internal. Pasien dengan antibodi anti-GQ1b positif dilaporkan memiliki oftalmoplegia internal sebagai fitur yang menonjol dengan oftalmoplegia eksternal yang sedikit atau tidak ada. Sebagian besar pasien meunjukan denervasi supersensitif agen kolinergik, menunjukan ganglion siliar atau pendeknya keterlibatan saraf siliar.

Ataksia

Ataksia sering pada gejala awal FS dn cukup berat menyebabkan gangguan gait yang mendalam, bahwa dalam 1 seri besar 30% yang terkena tidak bisa berjalan. Ataksia di FS dikaitkan dengan antibodi anti-GQ1b. Autoantibodi ini juga dapat ditemukan pada pasien yang memiliki jenis ataksia tanpa oftalmoplegia. Satu studi menunjukan bahwa antibodi anti-GQ1b positif tipe cerebelar lebih parah ataksia dibandingkan pasien FS yang antibodi negatif. Autoantibodi terlihat pada ataksia GBS juga menunjukan pola spesifitas yang sama untuk ganglion lain seperti di FS, bukti lebih lanjut bahwa 2 gangguan berhubungan.

Patogenesis ataksia pada FS sepenuhnya tidak dipahami. Mekanisme perifer dan sentral memiliki keterlibatan. Studi awal menunjukan korelasi antara kelainan serat otot aferen dan keparahan ataksia, menyarankan gangguan proprioseptif ini sebagai mekanismenya. Memang, analisis gerakan postural mengungkapkan disfungsi selektif dari pasien dengan FS dan BBE. Dengan demikian, disfungsi serat otot spindel aferen bertanggung jawab atas terjadinya ataksia pada beberapa pasien. Namun, dengan adanya antibodi anti-cerebelar dalam serum pasien FS mengarahkan peneliti menunjukan ataksia berasal dari cerebelar. Penelitian lanjut diperlukan untuk menjelaskan sepeuhnya patifisiologi ataksia di FS dan sindrom terkait.

Arefleksia

Arefleksia tendon dalam merupakan bagian penjelasan klasik ketiga FS, sekaligus bagian dari GBS khas. Hilangnya refleks, mula-mula terjadi pada pasien FS. Namun, refleks penuh lebih dipercaya awalnya. Misalnya, pada 581 pasien FS dan BBE dengan oftalmoplegia akut dan ataksia, ditemukan 528 pasien dengan kesadaran penuh, 12% normal atau ditekan refleks tendon dalam. Dalam sebuah tinjauan 13 pasien Korea dengan oftalmoplegia, ataksia, dan antibodi anti-GQ1b positif, 4 (31%) memiliki refluks yang normal. Sebuah tinjauan tahun 1992 publikasi laporan FS disimpulkan bahwa 18,4% pasien memiliki refleks penuh. Studi elektrofisiologik mendukung adanya disfungsi saraf perifer sebagai penyebab penurunan refleks tendon dalam.

Page 10: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

Manifestasi Lain

Temuan lain yang sering dilaporkan pada pasien FS dan sindrom terkait meliputi blepharoptosis, terjadi sampai 58% pasien dan kelopak mata nistagmus. Disestesia terjadi pada 45% pasien selama fase akut penyakit. Kelumpuhan wajah dan bulbar sebesar 32% dan 26% dalam suatu penelitian besar. Kelemahan tungkai adalah yang menonjol dan ini yang membedakan GBS dari FS, tetapi penurunan ringan kekuatan otot terlihat pada FS. Beberapa laporan kasus, menjelaskan bilateral dan sedikitnya unilateral neuritis optik di FS. Sakit kepala dilaporkan terjadi pada 2 pasien Fisher. Nyeri di FS terjadi periokular, punggung dan ekstremitas. Studi oleh Koga, nyeri digambarkan 22% pada 27 pasien, setengahnya terganggu daerah periokular, lebih sering pada anak-anak dan dewasa muda. Gangguan berkemih sekitar 16% pada pasien FS dan adanya retensi saluran kemih (17.105). Glaukoma sudut tertutup terdapat pada pasien FS dimana terjadi disfungsi pupil yaitu menyempit kongenital sudut bilik mata depan. Seorang pasien FS memiliki unilateral kurangnya sensasi kornea. Otonom neuropati dapat terjadi pada FS namun kurang parah dan jarang di GBS atau BBE. Dalam sebuah studi fungsi otonom kardiovaskular, subklinis disfungsi otonom banyak pada pasien FS.

LABORATORIUM

LCS Protein

Peningkatan konsentrasi protein dalam cairan cerebrospinal (CSF) pada 1 pasien Fisher membuktikan ada hubungan dari tipe SGB polineuropati. Peningkatan protein CSF yang minimal atau reaksi selular atau disosiasi sitoalbumin, mungkin tidak ada saat gejala awal, namun akan menonjol setelah beberapa minggu berikutnya. Lebih sering terjadi pada sindrom BBE/GBS yang bersamaan dibandingkan pada FS dan lebih jarang lagi pada AO. Namun, sulit membandingkan CSF diantara kelompok ini karena terlihat saat spesimen perjalanan penyakit dikumpulkan, informasi yang dilaporkan tidak konsisten.

Antibodi Anti-GQ1b

Penemuan antibodi anti-GQ1b dalam serum fase akut dari pasien FS telah membantu dokter memahami lebih luas gangguan FS yang terkait. Antibodi ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1992 oleh Chiba yang menunjukan 6 pasien. Laporan dan penelitian ini selanjutnya menegaskan bahwa antibodi bereaksi silang dengan GT1a ganglioside, terdapat pada subyek kontrol normal dan kurang ditemukan pada pasien SGB tanpa oftalmoplegia. Autoantibodi ini juga ditemukan pada FS terkait penyakit SGB dengan oftalmoplegia, AO, BBE, dan ataksia SGB tanpa oftalmoplegia. Secara klinis, kehadiran antibodi anti-GQ1b berkolerasi dengan oftalmoplegia dan ataksia tetapi dilaporkan tidak pada keduanya. Odaka menjelaskan kesamaan klinis diantara penyakit yang merupakan “sindrom anti-GQ1b” dan mengusulkan sebagai bukti bagian dari penyakit yang berkelanjutan.

Ganglioside GQ1b adalah komponen permukaan sel yang terkonsentrasi di daerah paranodal N. Cranialis III, IV, VI. Berisi polisakarida identik dengan lipopolisakarida (LPS) terkandung dalam membran luar bakteri dan dapat menjadi target respon imun pada epitop

2009 North American Neuro-Ophthalmology Society

Page 11: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

serat-serat saraf dan agen menular. Tahun 1994, Yuki menemukan antibodi monoklonal untuk ganglioside GQ1b bereaksi terhadap fraksi LPS dari C.Jejuni yang terisolasi dari pasien FS. Peneliti mengusulkan bahwa melalui mekanisme mimikri molekul, tidak hanya sebagai penanda penyakit, tetapi berperan juga dalam patofisiologinya. Antibodi anti-GQ1b/GT1a mengikat LPS dari FS terkait H.Influenza, menunjukan patogenesis umum. Temuan antibodi dalam serum pasien terisolasi oftalmoplegia internal menunjukan epitop terdapat dalam ganglia siliaris.

Antibodi anti-GQ1b mempengaruhi neuromuskular junction, mendorong akson dan degenerasi sel schwann melalui jalur complement-mediated. Komplex ganglioside mengandung GQ1b diteliti sebagai target untuk autoantibodi yang spesifitas dapat berhubungan dengan SGB dan FS. Selain itu, reaktivitas ganglioside kecil telah terbukti ada pada FS dan bermanfaat dalam mendiagnosis dan pengobatan.

Dalam membandingkan prevalensi elevasi protein CSF dengan serum antibodi anti-GQ1b dalam mendiagnosis FS, Nishimoto menunjukan bahwa pada minggu pertama setelah timbul gejala, antibodi anti-GQ1b selalu ada, sedangkan peningkatan CSF protein ditemukan hanya 25% pasien. Mereka menyimpulkan CSF tidak sensitif seperti alat tes antibodi anti-GQ1b untk mendiagnosis FS tahap awal. Selain tiu, titer antibodi anti-GQ1b terbukti berkorelasi dengan keparahan penyakit, terutama oftalmoplegia dan menunjukan hubungan penyakit karena menolak pemulihan klinis.

NEUROIMAGING DAN PATOLOGIS

Hasil pencitraan biasa saja pada pasien FS. Namun, dalam sebuah studi 1%pasien FS memiliki kelainan MRI di otak tengah, serebelum, atau pangkal ceebelar tengah. Laporan kasus individu lain menjelaskan lesi MRI di batang otak; N.Cranialis IV,VI, dan VII; traktus spinocerebellar di regio medula bawah; akar lumbosakral; cauda equina, dan kolom posterior dari pasien FS. Pada umunya, lesi pada MRI muncul sebagai kelainan hiperintens pada T2 atau peningkatan pada daerah post kontras gambar T1. Kelainan pencitraan pasien SGB jauh lebih sedikit.

Studi kecil menunjukan nekropsi inflamasi lesi batang otak serta demielinasi saraf perifer. Pada 1 pasien FS berulang , terdapat demielinasi dan penurunan aksen intra aksial dari nervus kranial III dan terkait degenerasi retrogade ringan inti nervus cranialis III, V, VI, dan VII.

RANGKAIAN KLINIS

Kebanyakan pasien FS sembuh spontan dalam waktu 2-3 bulan dari onset penyakit. Dalam sebuah studi, waktu rata-rata dari timbulnya gejala neurologis untuk awal pemulihan pada 28 pasien yang tidak diobati adalah 12 hari untuk ataksia dan 15 hari untuk oftalmoplegia. Median waktu pemulihan penuh untuk ataksia 1 bulan dan untuk oftalmoplegia 3 bulan. 6 bulan setelah onset penyakit, tidak ada pasien yang mengalami cacat

Page 12: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

substansial. Tingkat pemulihan tidak berkaitan dengan usia, jenis kelamin, ada infeksi sebelumnya, kecacatan.

Meskipun FS dianggap sebagai penyakit monofasik, tetap akan kambuh. Setiap pasien berbeda selama fase berikutnya. Oftalmoplegia kronis terkait dengan meningkatnya titer antibodi anti-GQ1b. Jarang, penyakit ini dapat berkembang dan mirip dengan SGB, membutuhkan perawatan yang mendukung dan mekanik ventilasi. Dalam kasus terbaru, 1% pasien FS membutuhkan ventilasi dibandingkan dengan 34% pasien BBE.

Namun, pasien FS dengan quadriparese, sering memiliki FS/SGB yang bersamaan, lebih membutuhkan ventilasi mekanis dibanding pasien dengan SGB khas. Komplikasi serius lainnya termasuk koma, ballism, kardiomiopati disautonomia, asidosis laktat, disfungsi kortikobulbar, dan kondisi hiponatremia dari ketidakseimbangan sekresi hormon antidiuretik (SIADH). Kematian FS jarang terjadi.

PENGOBATAN

Meskipun tidak diacak, uji klinis pengobatan terkontrol bentuk FS tidak dilakukan, sebuah analisis retrospektif 92 pasien berturut-turut menunjukan pengobatan dengan immune globulin intravenous (IVIG) tidak berpengaruh pada hasilnya, mungkin karena pasien FS memperlihatkan penyembuhan spontan yang baik. Plasmapharesis telah digunakan pada pasien FS tetapi tidak ada manfaatnya. Seperti pada semua kondisi dimana resolusi spontan adalah aturannya, resiko pengobatan pasien FS harus diimbangi peningkatan pemulihan spontan.

IKHTISAR

FS kumpulan manifestasi gangguan luas dari SGB, BBE, dan AO. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan FS dan gangguan terkait tetap diketahui. Antibodi anti-GQ1b lebih terkait dengan FS dibandingkan dengan gangguan lainnya mungkin tidak ada bukti serologis antibodinya. Ketika penularan oleh C.Jejuni mendahului perkembangan kondisi, serotip strainnya mempengaruhi presentasi klinis dan keparahan kondisi.

Kerentanan pasien memainkan peran dalam ekspresi fenotipik. Karena antibodi anti-GQ1b mempengaruhi FS, lokasinya di tubuh menjadi alasan jaringan tertentu terpengaruhi. Sebagai contoh, antibodi memiliki banyak akses ke struktur tertentu melalui sawar darah otak, mungkin mengarah ke kondisi lebih konsisten dengan manifestasi susunan saraf pusat di BBE. Faktor- faktor lain termasuk ganglioside berperan dalam fungsi saraf atau “ tingkat toleransi imunologi glikans mikroba “ yang meniru ganglioside sendiri.

Meskipun sepenuhnya imunologi mengarah ke FS belum dijelaskan, sering ditemukan autoantibodi GQ1b sebagai diagnostik. Penelitian terhadap molekul target pada perkembangan FS siap menjadi terapi rasional dimana monoklonal antibodi menunjukan keberhasilan pengobatan model murine. Penyelidikan ini akhirnya memperjelas pemahaman kita tentang patogenesis FS dan gangguan lainnya dan membuka wawasan untuk membantu pengobatan yang parah dan umum.

2009 North American Neuro-Ophthalmology Society

Page 13: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

REFERENSI1. Collier J. Peripheral neuritis. Edinb Med J 1932;39:601–618.2. Fisher M. An unusual variant of acute idiopathic polyneuritis (syndrome of ophthalmoplegia, ataxia and areflexia). N Engl J Med 1956;255:57–65.3. Fisher MC, Miller C. Fisher: the master of clinicopathologic correlation. Interview by Jonathan D. Trobe. J Neuroophthalmol 2004;24:68–80.4. Smith JL, Walsh FB. Syndrome of external ophthalmoplegia, ataxia and areflexia (Fisher). AMA Arch Ophthalmol 1957;58:109–114.5. Odaka M, Yuki N, Yamada M, et al. Bickerstaff ’s brainstem encephalitis: clinical features of 62 cases and a subgroup associatedwith Guillain-Barre´ syndrome. Brain 2003;126:2279–2290.6. Van der Meche FG, Van Doorn PA, Meulstee J, et al. Diagnostic and classification criteria for the Guillain-Barre´ syndrome. Eur Neurol 2001;45:133–139.7. Chiba A, Kusunoki S, Shimizu T, et al. Serum IgG antibody to ganglioside GQ1b is a possible marker of Miller Fisher syndrome. Ann Neurol 1992;31:677–679.8. Odaka M, Yuki N, Hirata K. Anti-GQ1b IgG antibody syndrome: clinical and immunological range. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2001;70:50–55.9. Hughes RA, Rees JH. Clinical and epidemiologic features ofGuillain-Barre´ syndrome. J Infect Dis 1997;176(Suppl 2):S92–S98.10. Bogliun G, Beghi E, Italian GBS Registry Study Group. Incidence and clinical features of acute inflammatory polyradiculoneuropathy in Lombardy, Italy, 1996. Acta Neurol Scand 2004;110:100–106.11. Ropper AH. Unusual clinical variants and signs in Guillain-Barre´syndrome. Arch Neurol 1986;43:1150–1152.12. Sedano MJ, Calleja J, Canga E, et al. Guillain- Barre´ syndrome in Cantabria, Spain: an epidemiological and clinical study. Acta Neurol Scand 1994;89:287–292.13. Guillain-Barre´ syndrome variants in Emilia-Romagna, Italy: 1992- 3: incidence, clinical features, and prognosis: Emilia-Romagna Study Group on Clinical and Epidemiological Problems in Neurology. J Neurol Neurosurg Psychiatry 1998;65:218–224.14. Rees JH, Soudain SE, Gregson NA, et al. Campylobacter jejuni infection and Guillain-Barre´ syndrome. N Engl J Med 1995;333: 1374–1379.15. Govoni V, Granieri E, Tola MR, et al. The frequency of clinical variants of Guillain-Barre´ syndrome in Ferrara, Italy. J Neurol 1999; 246:1010–1014.16. Lyu RK, Tang LM, Cheng SY, et al. Guillain-Barre´ syndrome in Taiwan: a clinical study of 167 patients. J Neurol Neurosurg Psychiatry 1997;63:494–500.17. Yuan CL, Wang YJ, Tsai CP. Miller Fisher syndrome: a hospitalbased retrospective study. Eur Neurol 2000;44:79–85.18. Mori M, Kuwabara S, Fukutake T, et al. Clinical features and prognosis of Miller Fisher syndrome. Neurology 2001;56:1104–1106.19. Ito M, Kuwabara S, Odaka M, et al. Bickerstaff ’s brainstem encephalitis and Fisher syndrome form a continuous spectrum: clinical analysis of 581 cases. J Neurol 2008;255:674–682.20. Lee JH, Sung IY, Rew IS. Clinical presentation and prognosis of childhood Guillain-Barre´ syndrome. J Paediatr Child Health 2008; 44:449–454.21. Lee SH, Lim GH, Kim JS, et al. Acute ophthalmoplegia (without ataxia) associated with anti-GQ1b antibody. Neurology 2008;71: 426–429.22. Benito-Leon J, Bravo J, Mateos F, et al. Miller Fisher syndrome in infancy. Childs Nerv Syst 1996;12:559–561.23. Berlit P, Rakicky J. The Miller Fisher syndrome: review of the literature. J Clin Neuroophthalmol 1992;12:57–63.

Page 14: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

24. Lo YL. Clinical and immunological spectrum of the Miller Fisher syndrome. Muscle Nerve 2007;36:615–627.25. Garrett J, Ryan P. A child with Miller Fisher syndrome. J Paediatr Child Health 2002;38:414–416.26. Hung PL, Chang WN, Huang LT, et al. A clinical and electrophysiologic survey of childhood Guillain-Barre´ syndrome. Pediatr Neurol 2004;30:86–91.27. Cheng BC, Chang WN, Chang CS, et al. Guillain-Barre´ syndrome in southern Taiwan: clinical features, prognostic factors and therapeutic outcomes. Eur J Neurol 2003;10:655–662.28. Yuki N. Infectious origins of, and molecular mimicry in, Guillain-Barre´ and Fisher syndromes. Lancet Infect Dis 2001;1:29–37.29. Koga M, Gilbert M, Li J, et al. Antecedent infections in Fisher syndrome: a common pathogenesis of molecular mimicry. Neurology 2005;64:1605–1611.30. Schnorf H, Rathgeb JP, Kohler A. Anti-GQ1b-positive Miller Fisher syndrome in a patient with acute Epstein-Barr virus infection and negative Campylobacter serology. Eur Neurol 1998;40:177.31. Yuki N, Hirata K. Fisher’s syndrome and group A streptococcal infection. J Neurol Sci 1998;160:64–66.32. Diaz Ortuno A, Maeztu C, Munoz JA, et al. Miller Fisher syndrome associated with Q fever. J Neurol Neurosurg Psychiatry 1990;53: 615–626.33. Bennetto LP, Lyons P. Miller Fisher syndrome associated withPasteurella multocida infection. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2004;75:1786–1797.34. Chiba S, Sugiyama T, Yonekura K, et al. An antibody to VacA of Helicobacter pylori in the CSF of patients with Miller-Fisher syndrome. Neurology 2004;63:2184–2186.35. Finsterer J, Niedermayr A, Weigl PG, et al. Anti-GQ1b-negative Miller-Fisher syndrome with lower cranial nerve involvement from parasinusoidal aspergilloma. J Infect 2006;52:e81–e85.36. Takano H, Yuki N. Fisher’s syndrome associated with chickenpox and anti-GQ1b antibody. J Neurol 1995;242:255–266.37. Blanco-Marchite CI, Buznego-Suarez L, Fagundez-Vargas MA, et al. Miller Fisher syndrome, internal and external ophthalmoplegia after flu vaccination. Arch Soc Esp Oftalmol 2008;83:433–435.38. Thaler A. Miller Fisher syndrome in a 66-year-old female after flu and Pneumovax vaccinations. J Am Med Dir Assoc 2008;9: 283–294.39. Funakoshi K, Koga M, Takahashi M, et al. Campylobacter coli enteritis and Guillain-Barre´ syndrome: no evidence of molecular mimicry and serological relationship. J Neurol Sci 2006;246: 163–168.40. Koga M, Koike S, Hirata K, et al. Ambiguous value of Haemophilus influenzae isolation in Guillain-Barre´ and Fisher syndromes. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2005;76:1736–1738. 41. Yuki N, Odaka M, Hirata K. Acute ophthalmoparesis (without ataxia) associated with anti-GQ1b IgG antibody: clinical features. Ophthalmology 2001;108:196–200.42. Kimoto K, Koga M, Odaka M, et al. Relationship of bacterial strains to clinical syndromes of Campylobacter-associated neuropathies. Neurology 2006;67:1837–1843.43. Lau KK, Goh KJ, Lee HC, et al. The co-occurrence of serologically proven myasthenia gravis and Miller Fisher/Guillain Barre´ overlap syndrome—a case report. J Neurol Sci 2008;276:187–198.44. Mak W, Chan KH, Ho SL. A case of ocular myasthenia gravis and Miller-Fisher syndrome. Hosp Med 2005;66:116–127.

2009 North American Neuro-Ophthalmology Society

Page 15: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

45. Newsom-Davis J. Myasthenia gravis and the Miller-Fisher variant of Guillain-Barre´ syndrome. Curr Opin Neurol 1997;10:18–21.46. Bingisser R, Speich R, Fontana A, et al. Lupus erythematosus and Miller-Fisher syndrome. Arch Neurol 1994;51:828–830.47. Hess DC, Awad E, Posas H, et al. Miller Fisher syndrome in systemic lupus erythematosus. J Rheumatol 1990;17:1520–1522.48. Desai SS, Allen E, Deodhar A. Miller Fisher syndrome in adult onset Still’s disease: case report and review of the literature of other neurological manifestations. Rheumatology (Oxford) 2002;41: 216–222.49. Vetsch G, Pato U, Fischli S, et al. A combined presentation of Graves’ disease and Miller-Fisher syndrome. Lancet 2008;371:1886.50. Polizzi A, Ruggieri M, Vecchio I, et al. Autoimmune thyroiditis and acquired demyelinating polyradiculoneuropathy. Clin Neurol Neurosurg 2001;103:151–154.51. Rubio-Nazabal E, Marey-Lopez J, Torres-Carrete JP et al. Miller-Fisher syndrome and Hodgkin’s disease. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2002;73:344.52. Csepany T, Boczan J, Magyar MT, et al. Miller Fisher syndrome—a presenting clinical manifestation of lung cancer in a previously apparently healthy individual. J Neurol 2004;251:898–900.53. Nakatsuji Y, Sadahiro S, Watanabe S, et al. Leptomeningeal signetring cell carcinomatosis presenting with ophthalmoplegia, areflexia and ataxia. Clin Neuropathol 2001;20:272–275.54. Gentile S, Messina M, Rainero I, et al. Miller Fisher syndrome associated with Burkitt’s lymphoma. Eur J Neurol 2006;13:430.55. Aki Z, Aksoy O, Sucak G, et al. Miller-Fisher syndrome associated with chronic lymphocytic leukemia. Neurol India 2008;56:198–200.56. Hiraga A, Kuwabara S, Nakamura A, et al. Fisher/Gullain-Barre´ overlap syndrome in advanced AIDS. J Neurol Sci 2007;258: 148–150.57. Kaushik P, Cohen AJ, Zuckerman SJ, et al. Miller Fisher variant of Guillain-Barre´ syndrome requiring a cardiac pacemaker in a patient on tacrolimus after liver transplantation. Ann Pharmacother 2005; 39:1124–1127.58. Shah SS, Rodriguez T, McGowan JP. Miller Fisher variant of Guillain-Barre´ syndrome associated with lactic acidosis and stavudine therapy. Clin Infect Dis 2003;36:e131–e133.59. Kurmann PT, Van Linthoudt D, So AK. Miller-Fisher syndrome in a patient with rheumatoid arthritis treated with adalimumab. Clin Rheumatol 2009;28:93–104.60. Stubgen JP. Tumor necrosis factor- antagonists and neuropathy. Muscle Nerve 2008;37:281–292.61. Friedman DI, Potts E. Headache associated with Miller Fisher syndrome. Headache 2007;47:1347–1358.62. Maddison P. Anti-GQ1b IgG antibody syndrome without ophthalmoplegia: clinical and immunological features. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2001;71:282–293.63. Smith J, Clarke L, Severn P, et al. Unilateral external ophthalmoplegia in Miller Fisher syndrome: case report. BMC Ophthalmol 2007;7:7.64. Ichikawa H, Kamiya Y, Susuki K, et al. Unilateral oculomotor nerve palsy associated with anti-GQ1b IgG antibody. Neurology 2002;59: 957–968.65. Susuki K, Yuki N, Muramatsu M, et al. Unilateral ophthalmoparesis and limb ataxia associated with anti-GQ1b IgG antibody. J Neurol 2000;247:652–663.66. Keane JR. Bilateral ocular paralysis: analysis of 31 inpatients. Arch Neurol 2007;64:178–180.

Page 16: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

67. Chiba A, Kusunoki S, Obata H, et al. Serum anti-GQ1b IgG antibody is associated with ophthalmoplegia in Miller Fisher syndrome and Guillain-Barre´ syndrome: clinical and immunohistochemical studies. Neurology 1993;43:1911–1917.68. Yuki N. Acute paresis of extraocular muscles associated with IgG anti-GQ1b antibody. Ann Neurol 1996;39:668–672.69. Sakurai Y, Mannen T, Kusunoki S. Acute isolated ophthalmoplegia as a variant of Miller-Fisher syndrome. Muscle Nerve 1998;21:1107.70. Tatsumoto M, Odaka M, Hirata K, et al. Isolated abducens nerve palsy as a regional variant of Guillain-Barre´ syndrome. J Neurol Sci 2006;243:35–38.71. Meienberg O, Ryffel E. Supranuclear eye movement disorders in Fisher’s syndrome of ophthalmoplegia, ataxia, and areflexia: report of a case and literature review. Arch Neurol 1983;40:402–405.72. Najim al-Din AS, Anderson M, Eeg-Olofsson O, et al. Neuroophthalmic manifestations of the syndrome of ophthalmoplegia, ataxia and areflexia: observations on 20 patients. Acta Neurol Scand 1994;89:87–94.73. Oguro H, Yamaguchi S, Abe S, et al. Acute divergence paralysis in the Miller Fisher syndrome. Rinsho Shinkeigaku 2005;45:524–526.74. Pinchoff BS, Slavin ML, Rosenstein D, et al. Divergence paralysis as the initial sign in the Miller Fisher syndrome. Am J Ophthalmol 1986;101:741–752.75. Minoda R, Uno K, Toriya T, et al. Neurologic and otologic findings in Fisher’s syndrome. Auris Nasus Larynx 1999;26:153–158.76. al-Din SN, Anderson M, Eeg-Olofsson O et al. Neuro-ophthalmic manifestations of the syndrome of ophthalmoplegia, ataxia and areflexia: a review. Acta Neurol Scand 1994;89:157–163.77. Caccavale A, Mignemi L. Acute onset of a bilateral areflexical mydriasis in Miller-Fisher syndrome: a rare neuro-ophthalmologic disease. J Neuroophthalmol 2000;20:61–72.78. Nitta T, Kase M, Shinmei Y, et al. Mydriasis with light-near dissociation in Fisher’s syndrome. Jpn J Ophthalmol 2007;51:224–227.79. Radziwill AJ, Steck AJ, Borruat FX, et al. Isolated internal ophthalmoplegia associated with IgG anti-GQ1b antibody. Neurology 1998;50:307.80. Igarashi Y, Takeda M, Maekawa H, et al. Fisher’s syndrome without total ophthalmoplegia. Ophthalmologica 1992;205:163–167.81. Yuki N, Sato S, Tsuji S, et al. Frequent presence of anti-GQ1b antibody in Fisher’s syndrome. Neurology 1993;43:414–417.82. Yuki N, Koga M, Hirata K. Isolated internal ophthalmoplegia associated with immunoglobulin G anti-GQ1b antibody. Neurology 1998;51:1515–1526.83. Sugita A, Yanagisawa T, Kamo T, et al. Internal ophthalmoplegia with anti-GQ1b IgG antibody. J Neurol 2002;249:1475–1486.84. Kusunoki S, Chiba A, Kanazawa I. Anti-GQ1b IgG antibody is associated with ataxia as well as ophthalmoplegia. Muscle Nerve 1999;22:1071–1074.85. Mori M, Kuwabara S, Koga M, et al. IgG anti-GQ1b positive acute ataxia without ophthalmoplegia. J Neurol Neurosurg Psychiatry 1999;67:668–670.86. Yuki N, Susuki K, Hirata K. Ataxic Guillain-Barre´ syndrome with anti-GQ1b antibody: relation to Miller Fisher syndrome. Neurology 2000;54:1851–1853.87. Weiss JA, White JC. Correlation of 1a afferent conduction with the ataxia of Fisher syndrome. Muscle Nerve 1986;9:327–332.88. Ropper AH, Shahani B. Proposed mechanism of ataxia in Fisher’s syndrome. Arch Neurol 1983;40:537–548.89. Kuwabara S, Asahina M, Nakajima M, et al. Special sensory ataxia in Miller Fisher syndrome detected by postural body sway analysis. Ann Neurol 1999;45:533–536.

2009 North American Neuro-Ophthalmology Society

Page 17: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

90. Kanzaki M, Kaida KI, Ueda M, et al. Ganglioside complexes containing GQ1b as targets in Miller Fisher and Guillain-Barre´ syndromes. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2008;79:1148–1152.91. Inoue A, Koh C, Iwahashi T. Detection of serum anticerebellar antibodies in patients with Miller Fisher syndrome. Eur Neurol 1999;42:230–234.92. Kornberg AJ, Pestronk A, Blume GM, et al. Selective staining of the cerebellar molecular layer by serum IgG in Miller-Fisher and related syndromes. Neurology 1996;47:1317–1320.93. Paine MA, Keir G, Plant GT. Atypical Miller Fisher syndrome with GQ1b antibodies. J Clin Neurosci 1996;3:268–271.94. Jamal GA, MacLeod WN. Electrophysiologic studies in Miller Fisher syndrome. Neurology 1984;34:685–688.95. Jamal GA, Ballantyne JP. The localization of the lesion in patients with acute ophthalmoplegia, ataxia and areflexia (Miller Fisher syndrome): a serial multimodal neurophysiological study. Brain 1988;111(Pt 1):95–114.96. Abdul-Rahman AM, Raj R. Eyelid nystagmus in Miller Fisher syndrome. Br J Ophthalmol 2008;92:1576.97. Carvalho AA, Galvao MD, Rocha MS, et al. Miller Fisher syndrome and optic neuritis: case report. Arq Neuropsiquiatr 2000; 58:1115–1117.98. Ouhabi H, Bourazza A, Rouimi A, et al. Bilateral optic neuritis and ponto-mesencephalic involvement shown by MRI in Miller-Fisher syndrome. Rev Neurol (Paris) 1998;154:780–782.99. Chan JW. Optic neuritis in anti-GQ1b positive recurrent Miller Fisher syndrome. Br J Ophthalmol 2003;87:1185–1196.100. Colding-Jorgensen E, Vissing J. Visual impairment in anti-GQ1b positive Miller Fisher syndrome. Acta Neurol Scand 2001;103: 259–60.101. Toshniwal P. Demyelinating optic neuropathy with Miller-Fisher syndrome: the case for overlap syndromes with central and peripheral demyelination. J Neurol 1987;234:353–358.102. Lolekha P, Phanthumchinda K. Optic neuritis in a patient with Miller-Fisher syndrome. J Med Assoc Thai 2008;91:1909–1913.103. Koga M, Yuki N, Hirata K. Pain in Miller Fisher syndrome. J Neurol 2000;247:720–731.104. Minguez M, Reus S, Pascual E. Dorso-lumbar pain as the first manifestation of Miller Fisher syndrome. Clin Exp Rheumatol 1998; 16:509.105. Kordouni M, Jibrini M, Siddiqui MA. Long-term transvenous temporary pacing with active fixation bipolar lead in the management of severe autonomic dysfunction in Miller-Fisher syndrome: a case report. Int J Cardiol 2007;117:e10–e12.106. Brittain CJ, Lake D. Acute angle closure in Miller Fisher syndrome. Eye 2006;20:739–40.107. Farah S, Khuraibet AJ, Montaser MA, et al. Miller Fisher syndrome: unique involvement of ophthalmic division of trigeminal nerve. Clin Neurol Neurosurg 1995;97:328–331.108. Lyu RK, Tang LM, Hsu WC, et al. Quantitative cardiovascular autonomic function study in Fisher syndrome. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2002;73:333–335.109. Nishimoto Y, Odaka M, Hirata K, et al. Usefulness of anti-GQ1b IgG antibody testing in Fisher syndrome compared with cerebrospinal fluid examination. J Neuroimmunol 2004;148:200–205.110. Willison HJ, Veitch J, Paterson G, et al. Miller Fisher syndrome is associated with serum antibodies to GQ1b ganglioside. J Neurol Neurosurg Psychiatry 1993;56:204–206.111. Tagawa Y, Matsumoto Y, Yuki N. Clinical utility of measurement for anti-GM1 and anti-GQ1b antibodies. No To Shinkei 1998;50: 849–853.

Page 18: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

112. Yuki N, Sato S, Tsuji S, et al. An immunologic abnormality common to Bickerstaff ’s brain stem encephalitis and Fisher’s syndrome. J Neurol Sci 1993;118:83–87.113. Yuki N, Taki T, Takahashi M, et al. Molecular mimicry between GQ1b ganglioside and lipopolysaccharides of Campylobacter jejuni isolated from patients with Fisher’s syndrome. Ann Neurol 1994;36: 791–793.114. Chiba A, Kusunoki S, Obata H, et al. Ganglioside composition of the human cranial nerves, with special reference to pathophysiology of Miller Fisher syndrome. Brain Res 1997;745:32–36.115. Goodyear CS, O’Hanlon GM, Plomp JJ, et al. Monoclonal antibodies raised against Guillain-Barre´ syndrome-associated Campylobacter jejuni lipopolysaccharides react with neuronal gangliosides and paralyze muscle-nerve preparations. J Clin Invest 1999;104:697–708.116. O’Hanlon GM, Plomp JJ, Chakrabarti M, et al. Anti-GQ1b ganglioside antibodies mediate complement-dependent destruction of the motor nerve terminal. Brain 2001;124:893–906.117. O’Hanlon GM, Bullens RW, Plomp JJ, et al. Complex gangliosides as autoantibody targets at the neuromuscular junction in Miller Fisher syndrome: a current perspective. Neurochem Res 2002;27: 697–709.118. Halstead SK, Morrison I, O’Hanlon GM et al. Anti-disialosyl antibodies mediate selective neuronal or Schwann cell injury at mouse neuromuscular junctions. Glia 2005;52:177–189.119. Willison HJ, Plomp JJ. Anti-ganglioside antibodies and the presynaptic motor nerve terminal. Ann N Y Acad Sci 2008;1132: 114–123.120. Kaida K, Kanzaki M, Morita D, et al. Anti-ganglioside complex antibodies in Miller Fisher syndrome. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2006;77:1043–1046.121. Kusunoki S, Kaida K, Ueda M. Antibodies against gangliosides and ganglioside complexes in Guillain-Barre´ syndrome: new aspects of research. Biochim Biophys Acta 2008;1780:441–444.122. Tatsumoto M, Koga M, Gilbert M, et al. Spectrum of neurological diseases associated with antibodies to minor gangliosides GM1b and GalNAc-GD1a. J Neuroimmunol 2006;177:201–208.123. Mizoguchi K. Anti-GQ1b IgG antibody activities related to the severity of Miller Fisher syndrome. Neurol Res 1998;20: 617–624.124. Chikakiyo H, Kunishige M, Yoshino H, et al. Delayed motor and sensory neuropathy in a patient with brainstem encephalitis. J Neurol Sci 2005;234:105–108.125. Giroud M, Mousson C, Chalopin JM, et al. Miller-Fisher syndrome and pontine abnormalities on MRI: a case report. J Neurol 1990; 237:489–90.126. Taphoorn MJ, Uitdehaag BM, Lanting P. A brain-stem lesion in the Miller Fisher syndrome demonstrated by CT and MRI. J Neurol 1991;238:243.127. Hatanaka T, Higashino H, Yasuhara A, et al. Miller Fisher syndrome: etiological significance of serial blink reflexes and MRI study. Electromyogr Clin Neurophysiol 1992;32:317–319.128. Tanaka H, Yuki N, Hirata K. Trochlear nerve enhancement on threedimensional magnetic resonance imaging in Fisher syndrome. Am J Ophthalmol 1998;126:322–324.129. Hosoya T, Adachi M, Yamaguchi K, et al. Abducens nerve enhancement demonstrated by multiplanar reconstruction of contrast-enhanced three-dimensional MRI. Neuroradiology 2001; 43:295–301.130. Garcia-Rivera CA, Rozen TD, Zhou D, et al. Miller Fisher syndrome: MRI findings. Neurology 2001;57:1755.

2009 North American Neuro-Ophthalmology Society

Page 19: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

131. Pedotti R, Carpo M, Lucchi S, et al. Lumbosacral root and facial nerve enhancement in Miller Fisher syndrome. J Neurol 1998;245: 753–764.132. Urushitani M, Udaka F, Kameyama M. Miller Fisher-Guillain-Barre´ overlap syndrome with enhancing lesions in the spinocerebellar tracts. J Neurol Neurosurg Psychiatry 1995;58:241–243.133. Hattori M, Takada K, Yamada K, et al. A case of Miller Fisher syndrome with gadolinium-enhancing lesions in the cranial nerves and the cauda equina on magnetic resonance imaging. Rinsho Shinkeigaku 1999;39:1054–1058.134. Inoue N, Ichimura H, Goto S, et al. MR imaging findings of spinal posterior column involvement in a case of Miller Fisher syndrome. AJNR Am J Neuroradiol 2004;25:645–648.135. Nagaoka U, Kato T, Kurita K, et al. Cranial nerve enhancement on three-dimensional MRI in Miller Fisher syndrome. Neurology 1996; 47:1601–1612.136. Shibata A, Hosoya T, Kato T, et al. Abducens nerve enhancement in acute ophthalmoparesis. Radiat Med 1998;16:375–387.137. Hsieh DT, Singh R, Zecavati N, et al. Teaching Video NeuroImage: near complete ophthalmoplegia in GQ1b antibody-positive Miller Fisher: video and MRI correlation. Neurology 2008;71:e31.138. Petty RK, Duncan R, Jamal GA, et al. Brainstem encephalitis and the Miller Fisher syndrome. J Neurol Neurosurg Psychiatry 1993; 56:201–203.139. Al-Din AN, Anderson M, Bickerstaff ER, et al. Brainstem encephalitis and the syndrome of Miller Fisher: a clinical study. Brain 1982;105(Pt 3):481–495.140. Bignami A, Servim M. Acute internal and external ophthalmoplegia with muscle weakness. Lancet 1963;1:1110.141. Bickerstaffer ER. Brain-stem encephalitis further observations ona grave syndrome with benign prognosis. Br Med J 1957;1:1384– 1387.142. Phillips MS, Stewart S, Anderson JR. Neuropathological findings in Miller Fisher syndrome. J Neurol Neurosurg Psychiatry 1984;47: 492–495.143. Barontini F, Di Lollo S, Maurri S, et al. Localization of the pathological process in Miller Fisher syndrome. Ital J Neurol Sci 1992;13:221–225.144. Tomcik J, Dufek M, Hromada J, et al. Recurrent Miller Fisher syndrome with abnormal terminal axon dysfunction: a case report. Acta Neurol Belg 2007;107:112–114.145. Dorr J, Dieste FJ, Klaasen van Husen D, et al. A case of recurrent Miller Fisher syndrome mimicking botulism. Neurol Sci 2006;27: 424–435.146. Sharma V, Chan YC, Ong et al. Bickerstaff ’s brainstem encephalitis: can it recur? J Clin Neurosci 2006;13:277–279.147. Madhavan S, Geetha, Bhargavan PV. Recurrent Miller Fisher syndrome. J Assoc Physicians India 2004;52:582–584.148. Orr CF, Storey CE. Recurrent Miller-Fisher syndrome. J Clin Neurosci 2004;11:307–309.149. Derakhshan I. Recurrent Miller Fisher syndrome. Neurol India 2003;51:283.150. Hamaguchi T, Yamaguchi K, Komai K, et al. Recurrent anti-GQ1b IgG antibody syndrome showing different phenotypes in different periods. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2003;74:1350.151. Kitamura H, Honda T, Uchida T, et al. Recurrent Fisher syndrome. Nippon Naika Gakkai Zasshi 2002;91:474–476.152. Sitajayalakshmi S, Borgohain R, Mani J, et al. Recurrent Miller Fisher syndrome: a case report. Neurol India 2002;50:365–367.153. Chida K, Nomura H, Konno H, et al. Recurrent Miller Fisher syndrome: clinical and laboratory features and HLA antigens. J Neurol Sci 1999;165:139–143.

Page 20: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

154. Riche G, Caudie C, Vial C, et al. Recurrent Miller Fisher syndrome and anti-GQ1b antibodies. Rev Med Interne 1998;19:192–195.155. Dewarrat A, Regli F, Steck A, et al. Recurrent Miller Fisher syndrome. Significance of anti-GQ1B antibodies. Schweiz Arch Neurol Psychiatr 1995;146:180–184.156. Vinals M, Anciones B, Cruz Martinez A, et al. Recurrent Miller- Fisher syndrome associated with brachial neuritis. Neurologia 1989; 4:61–65.157. Sawyer CN, Naik RB. A case of recurrent Miller-Fisher syndrome. Br J Hosp Med 1987;38:566.158. Yip PK, Tsai SY, Chen RC. The syndrome of ophthalmoplegia, ataxia and areflexia (Fisher’s syndrome): clinical analysis of 9 cases. Zhonghua Yi Xue Za Zhi (Taipei) 1991;47:126–132.159. Reddel SW, Barnett MH, Yan WX, et al. Chronic ophthalmoplegia with anti-GQ1b antibody. Neurology 2000;54:1000–1002.160. Arakawa Y, Yoshimura M, Kobayashi S, et al. The use of intravenous immunoglobulin in Miller Fisher syndrome. Brain Dev 1993;15:231–233.161. Pulitano S, Viola L, Genovese O, et al. Miller-Fisher syndrome mimicking intracranial hypertension following head trauma. Childs Nerv Syst 2005;21:473–476.162. Eggenberger ER, Coker S, Menezes M. Pediatric Miller Fisher syndrome requiring intubation: a case report. Clin Pediatr (Phila) 1993;32:372–375.163. Gerard V, Ossemann M, Dive A. Miller Fisher variant syndrome, an unusual and severe clinical presentation: a case report. Eur J Emerg Med 2007;14:239–40.164. Odaka M, Yuki N, Hirata K. Bilateral ballism in a patient with overlapping Fisher’s and Guillain-Barre´ syndromes. J Neurol Neurosurg Psychiatry 1999;67:206–208.165. Blau I, Casson I, Lieberman A, et al. The not-so-benign Miller Fisher syndrome: a variant of the Guillain-Barre´ syndrome. Arch Neurol 1980;37:384–395.166. Arai M, Odaka M, Yuki N, et al. A patient with overlapping Bickerstaff ’s brainstem encephalitis, Miller Fisher syndrome and Guillain-Barre´ syndrome during the clinical course. Eur J Neurol 2002;9:115–126.167. Funakoshi K, Kuwabara S, Odaka M, et al. Clinical predictors of mechanical ventilation in Fisher/Guillain-Barre´ overlap syndrome. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2009;80:60–64.168. Matsumoto H, Kobayashi O, Tamura K, et al. Miller Fisher syndrome with transient coma: comparison with Bickerstaff brainstem encephalitis. Brain Dev 2002;24:98–101.169. Odaka M, Yuki N, Arai M, et al. A case of Guillain-Barre´ syndrome associated with bilateral ballism: an overlap between Fisher’s syndrome and Guillain-Barre´ syndrome. Rinsho Shinkeigaku 1998; 38:745–749.170. Oomura M, Yamawaki T, Oe H, et al. Association of cardiomyopathy caused by autonomic nervous system impairment with the Miller Fisher syndrome. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2003;74: 689–90.171. Lo YL, Ratnagopal P. Corticobulbar dysfunction in the Miller Fisher syndrome. Clin Neurol Neurosurg 2003;105:156–158.172. Ramaprasad ST, Poretsky L. Life-threatening hyponatremia due to the syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormone (SIADH) in a patient with the Miller Fisher syndrome. Endocr Pract 1995;1:163–165.173. Overell JR, Hsieh ST, Odaka M, et al. Treatment for Fisher syndrome, Bickerstaff ’s brainstem encephalitis and related disorders. Cochrane Database Syst Rev 2007;1:CD004781.174. Mori M, Kuwabara S, Fukutake T, et al. Intravenous immunoglobulin herapy for Miller Fisher syndrome. Neurology 2007;68: 1144–1146.175. Kawasaki S, Kodama T, Mizoue S, et al. Effectiveness of plasma exchange in Miller Fisher syndrome—a case report. Nippon Ganka Gakkai Zasshi 2005;109:148–152.

2009 North American Neuro-Ophthalmology Society

Page 21: Varian Fisher Sindrom Guillain Barre

Sindrom Fisher J Neuro-Ophthalmol, Vol. 29, No. 4, 2009

176. Kambara C, Matsuo H, Fukudome T, et al. Miller Fisher syndrome and plasmapheresis. Ther Apher 2002;6:450–453.177. Yeh JH, Chen WH, Chen JR, et al. Miller Fisher syndrome with central involvement: successful treatment with plasmapheresis. Ther Apher 1999;3:69–71.178. Nishikage H, Saito A, Nakano Y, et al. Case of Fisher syndrome with pemphigus treated by immuno-adsorption plasmapheresis. Nippon Naika Gakkai Zasshi 1996;85:274–285.179. Cher LM, Merory JM. Miller Fisher syndrome mimicking stroke inimmunosuppressed patient with rheumatoid arthritis responding to plasma exchange. J Clin Neuroophthalmol 1993;13:138–140.180. Littlewood R, Bajada S. Successful plasmapheresis in the Miller- Fisher syndrome. Br Med J (Clin Res Ed) 1981;282:778. 181. Maisey DN, Olczak SA. Successful plasmapheresis in the Miller- Fisher syndrome. Br Med J (Clin Res Ed) 1981;282:1159.182. Odaka M, Yuki N, Hirata K. Comparison of the adsorption ability between tryptophan and modified tryptophan columns. Ther Apher 1997;1:353–355.183. Yuki N. Tryptophan-immobilized column adsorbs immunoglobulin G anti-GQ1b antibody from Fisher’s syndrome: a new approach to treatment. Neurology 1996;46:1644–1651.184. Ohtsuka K, Nakamura Y, Hashimoto M, et al. Fisher syndrome associated with IgG anti-GQ1b antibody following infection by a specific serotype of Campylobacter jejuni. Ophthalmology 1998;105:1281–1285.185. Ohtsuka K, Nakamura Y, Tagawa Y, et al. Immunoadsorption therapy for Fisher syndrome associated with IgG anti-GQ1b antibody. Am J Ophthalmol 1998;125:403–406.186. Wittstock M, Benecke R, Zettl UK. Therapy with intravenous immunoglobulins: complications and side-effects. Eur Neurol 2003; 50:172–175.187. Turner B, Wills AJ. Cerebral infarction complicating intravenous immunoglobulin therapy in a patient with Miller Fisher syndrome. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2000;68:790–801.188. Nakajima M. Posterior reversible encephalopathy complicating intravenous immunoglobulins in a patient with Miller-Fisher syndrome. Eur Neurol 2005;54:58–60.189. Kimoto K, Odaka M, Yuki N, et al. Complications with plasma exchange. Rinsho Shinkeigaku 2000;40:1044–1046.190. Chida K, Takase S, Itoyama Y. Development of facial palsy during immunoadsorption plasmapheresis in Miller Fisher syndrome: a clinical report of two cases. J Neurol Neurosurg Psychiatry 1998; 64:399–401.191. Takahashi M, Koga M, Yokoyama K, et al. Epidemiology of Campylobacter jejuni isolated from patients with Guillain-Barre´ and Fisher syndromes in Japan. J Clin Microbiol 2005;43:335–339.192. Sheikh KA, Nachamkin I, Ho TW, et al. Campylobacter jejuni lipopolysaccharides in Guillain-Barre´ syndrome: molecular mimicry and host susceptibility. Neurology 1998;51:371–378.193. Paparounas K. Anti-GQ1b ganglioside antibody in peripheral nervous system disorders: pathophysiologic role and clinical relevance. Arch Neurol 2004;61:1013–1016.194. Halstead SK, Zitman FM, Humphreys PD, et al. Eculizumab prevents anti-ganglioside antibody-mediated neuropathy in a murine model. Brain 2008;131:1197–1208.195. Lehmann HC, Hartung HP. Complementing the therapeutic armamentarium for Miller Fisher syndrome and related immune neuropathies. Brain 2008;131:1168–1170.196. Winer JB. Guillain Barre´ syndrome. Mol Pathol 2001;54:381–385.