Guillain Barre Syndrome

19
GBS (GUILLAIN BARRE SYNDROME) GANGGUAN SISTEM SYARAF TEPI DAN KRANIAL

description

GANGGUAN SISTEM SYARAF TEPI DAN KRANIALGBS (GUILLAIN BARRE SYNDROME)RESEPTOREFEKTORSISTEM SYARAFSUB BAGIANAkson adalah suatu perpanjangan sel-sel saraf, berbentuk panjang dan tipis; berfungsi sebagai pembawa sinyal saraf  Miellin merupakan selaput lemak yang membungkus bagian akson yg teridiri dr sek schwann dgn yg berstruktur lemak. Bersifat insulator dan melindungi bagian aksonDEFINITIONSuatu kondisi keadaan patologis autoimun yang menyebabkan tubuh menjadi lemah kehil

Transcript of Guillain Barre Syndrome

GANGGUAN SISTEM SYARAF TEPI DAN KRANIAL

GBS (GUILLAIN BARRE SYNDROME)

RESEPTOR

EFEKTOR

SISTEM SYARAF

SUB BAGIAN

Akson adalah suatu perpanjangan sel-sel saraf, berbentuk panjang dan tipis; berfungsi sebagai pembawa sinyal saraf Miellin merupakan selaput lemak yang membungkus bagian akson yg teridiri dr sek schwann dgn yg berstruktur lemak. Bersifat insulator dan melindungi bagian akson

DEFINITION

Suatu kondisi keadaan patologis autoimun yang menyebabkan tubuh menjadi lemah kehilangan kepekaan yang biasanya dapat sembuh sempurna dalam hitungan minggu, bulan atau tahun. Merupakan bentuk fatal dari polineuritis yang berkembang cepat dan menyebabkan pelemahan otot dan menyebabkan kehilangan sensorik ringan. Merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai adanya paralisis flasid yang terjadi secara akut berhubungan dengan proses autoimun dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan nervus kranialis.

EPIDEMIOLOGI

Menyerang di berapapun usia, paling sering menjangkiti antar usia 30 sampai 50 tahun, muncul pada pria maupun wanita, dan menyerang sekitar 2 dari tiap 100.000 orang(Lippincot, Williams & Wilkins)

ETIOLOGI

Belum diketahui, kemungkinan terjadi akibat respon imun yang termediasi sel-sel syaraf dan disertai serangan dari sel syaraf perifer sebagai respon pd inveksi virus. Paling banyak disebabkan oleh inveksi virus pada GI Trex dan sistem respiratory

FAKTOR PREDISPOSISIRabies dan vaksinasi flu babi Infeksi respiratorik dan gastrointestinal Pembedahan Lupus eritematosus sistemik Dan penyakit akibat inveksi virus

FASE

Fase Awal : dimulai saat pasien mengalami gejala definitif pertama dan berakhir 1 sampai 3 minggu kemudian Fase Stabil : berlangsung dari beberapa hari sampai 2 minggu. fase penyembuhan : dimana berlangsung remielinasi dan pertumbuhan kembali proses aksonal. Berlangsung 4-6 bulan.( Keperawatan Medical Bedah )

ANATOMI

PATOFISIOLOGI

Antigen (virus dan bakteri) masuk kedalam tubuh kemudian tubuh berespon untuk mengeluarkan antibody atau immunoglobullin (Ig). Antibodi yang bersirkulasi dalam darah ini akan mencapai myelin serta merusaknya, dengan bantuan selsel leukosit, sehingga terjadi inflamasi pada saraf. Sel-sel inflamasi ini akan mengeluarkan sekret kimiawi yang akan mempengaruhi sel Schwan, yang seharusnya membentuk materi lemak penghasil myelin. Dengan merusaknya, produksi myelin akan berkurang, sementara pada waktu bersamaan, myelin yang ada telah dirusak oleh antibodi tubuh Seiring dengan serangan yang berlanjut, jaringan saraf perifer akan hancur secara bertahap. Saraf motorik, sensorik, dan otonom akan diserang; transmisi sinyal melambat, terblok, atau terganggu; sehingga mempengaruhi tubuh penderita Hal ini akan menyebabkan kelemahan otot, kesemutan, kebas, serta kesulitan melakukan aktivitas seharihari, termasuk berjalan.

PATHWAYAntigen Tubuh AntibodyMasuk sirkulasi darah + leukositMerusak pembentukan sel schwann Menghambat produksi dan jg merusak myellin Menuju ke pusat syaraf perifer

Syaraf perifer rusak Syaraf motorik sensorik, otonom terpengaruh Transmisi sinyal lambat Kelemahan otot Transmisi sinyal lambat

MANIFESTASI KLINIS

Anoreksia disfagia atau disartria Kelemahan otot diikuti dgn paralisis lengkap Paralisis pd okular, wajah, dan orofaringeal Kesukaran berbicara, mengunyah, menelan Gagguan frekuensi jantung dan ritme, hipertensi transien, hipotensi orostatik. Hipotonia Parestesia yg mendahului pelemahan otot Kehilangan fungsi sensorik & motorik scr simultan Kaku kejang pd kaki & tangan

UJI DIAGNOSIS

Uji kadar protein pada CSF Jumlah sel darah putih pada CSF Elektromiografi untuk menunjukkan unit motorik yang rusak Pengujian elektrofisiologis

PENATALAKSANAANIntubasi elektrotakeal (ET) Pembuatan Ventilasi mekanik Pemberian terapi farmako : prednisone sampai hari ke 7 serangan. Terapi Immunoglubullin IV dosis tinggi Pemantauan EKG secara kontinu Terapi propanol (indural ) utk takikardi dan hipotensi Atropine untuk bradikardia Penggantian volume vaskular bila terjadi hipotensi

PENGKAJIAN FISIKB1 (Breathing) B2 (Bleeding ) B3 (Brain) B4 (Bladder) B5 ( Bowel) B6 (Bone)

B1 (BREATHING)

Kesulitan bernafas / sesak, pernafasan abdomen, apneu, menurunnya kapasitas vital / paru, reflek batuk turun, resiko akumulasi secret.

B2 (BLEEDING )

Hipotensi / hipertensi, takikardi / bradikardi, wajah kemerahan.

B3 (Brain) : Kesemutan, kelemahan-kelumpuhan, ekstremitas sensasinyeri turun, perubahan ketajaman penglihatan, ganggua keseimbangan tubuh, afasis (kemampuan bicara turun), fluktuasi suhu badan.

B4 (Bladder) : Menurunkan fungsi kandung kemih, retensi urine,hilangnya sensasi saat berkemih.

B5 ( Bowel) : Kesulitan menelan-mengunyah, kelemahan otot

abdomen, peristaltic usus turun, konstipasi sampai hilangnya sensasi anal.

B6 (Bone) : Gangguan mobilitas fisik-resiko cidera / injuri fraktur tulang, hemiplegi, paraplegi.