Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

30
ASSALAMUALAIKUM WR. WB.

Transcript of Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Page 1: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.

Page 2: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN SINDROMA GUILLAIN BARRE

Page 3: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

DEFINISI

Sindroma Guillain Barre (SGB)/Guillain

Barre Syndrome (GBS) adalah terjadinya

suatu masalah pada sistem saraf yang

menyebabkan kelemahan otot,

kehilangan refleks, dan kebas pada

lengan, tungkai, wajah, dan bagian tubuh

lain. Kasus ini terjadi secara akut dan

berhubungan dengan proses auto imun.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 4: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

SGB mempunyai banyak sinonim,

antara lain :

Polineuritis akut pasca infeksi

Polineuritis akut toksik

Polineuritis febril

Poliradikulopati,dan

Acute ascending paralysis.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 5: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

ETIOLOGI

Etiologi BELUM DIKETAHUI PASTI

Pendapat ahli sistem saraf diserang oleh

sistem pertahanan diri tubuh (sistem

imun) penyakit autoimun.

Sindroma Guillain Barresistem imun

menyerang myelin yang kemudian

menyebabkan kerusakan saraf.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 6: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Beberapa keadaan/penyakit yang mendahului dan mungkin ada hubungannya dengan SGB, antara lain:

Infeksi

Infeksi : radang tenggorokan atau radang lain

Infeksi virus : measles, mumps, rubella, influenza, Varicella zooster, infeksi mono nukleosis (vaccinia, variola, hepatitis, coxakie)

Infeksi yang lain: Mycoplasma pneumonia, Salmonella thyposa, Brucellois, Campylobacter jejuni (dapat menyebabkan salah satu bentuk keracunan makanan)

Vaksinasi

Pembedahan

Penyakit sistematikKarsinoma, Hodgkin’s disease, systemic lupus erythematosus, tiroiditis, penyakit Addison.

Kehamilan atau dalam masa nifas

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 7: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

PATOFISIOLOGI

Infeksi (virus atau bakteri) dan antigen lain

sel Schwann mereplikasi diri

mengaktivasi sel limfosit T mengaktivasi

proses pematangan limfosit B &

memproduksi autoantibodi spesifik

Autoantibodi mendestruksi myelin/axon

sel saraf tidak dapat mengirimkan sinyal

secara efisien Otot kehilangan

kemampuan merespon perintah otak

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 8: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 9: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

GAMBARAN KLINIS

Kebas atau mati rasa pada tangan dan kaki dan

kadang-kadang di sekitar mulut dan bibir

Kelemahan otot lengan dan tungkai serta wajah

Gangguan fungsi otonom sinus takikardi atau

sinus bradikardi (lebih jarang), wajah memerah

(facial flushing), hipertensi atau hipotensi yang

berfluktuasi, hilangnya keringat atau episodic

profuse diaphoresis, retensi urin atau

inkontinensia urin. Gangguan otonom jarang

menetap lebih dari 1 atau 2 minggu.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 10: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Kesulitan bicara, mengunyah dan menelan

Nyeri punggung

Tidak mampu menggerakkan mata

Kegagalan pernapasan Komplikasi utama yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Kegagalan pernapasan disebabkan oleh paralisis diafragma dan kelumpuhan otot-otot pernapasan.

Papiledema karena peningkatan kadar protein dalam cairan otot yang menyebabkan penyumbatan vili arachoidales sehingga absorbsi cairan otak berkurang

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 11: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Gejala biasanya diawali dengan kebas pada jari-jari tangan dan kaki terjadi kelemahan otot di kaki dan lengan ± 4 minggu, kebanyakan pasien membaik.

SGB akan mematikan jika terjadi kelemahan pada otot yang mengatur pernapasan, nadi, dan tekanan darah.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 12: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

KLASIFIKASI

Varian dari SGB dapat diklasifikasikan, yaitu:

Acute inflamatory demyelinating polyradiculoneuropathy

Subacute inflamatory demyelinating polyradiculoneuropathy

Acute motor axonal neuropathy

Acute motor sensory axonal neuropathy

Fisher’s syndrome

Acute pandysautonomia

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 13: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding Sindroma Guillain Bare adalah:

Miastenia gravis akut Otot mandibula penderita GBS tetap kuat, sedangkan pada miastenia otot mandibula akan melemah setelah beraktivitas; selain itu tidak didapati defisit sensorik ataupun arefleksia.

Thrombosis arteri basilaris Pada GBS, pupil masih reaktif, adanya arefleksia

Paralisis periodik Ditandai oleh paralisis umum mendadak tanpa keterlibatan otot pernafasan dan hipo atau hiperkalemia.

Botulisme Didapati pada penderita dengan riwayat paparan makanan kaleng yang terinfeksi. Gejala dimulai dengan diplopia disertai dengan pupil yang non-reaktif pada fase awal, serta adanya bradikardia; yang jarang terjadi pada pasien GBS.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 14: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Tick paralysis Umumnya terjadi pada anak-anak

dengan didapatinya kutu (tick) yang menempel pada

kulit.

Porfiria intermiten akut Terdapat paralisis respiratorik

akut dan mendadak

Neuropati akibat logam berat Umumnya terjadi pada

pekerja industri dengan riwayat kontak dengan logam

berat. Onset gejala lebih lambat daripada GBS.

Cedera medulla spinalis Gejala hampir sama yakni

pada fase syok spinal, dimana refleks tendon akan

menghilang.

Poliomyelitis Didapati demam pada fase awal

Mielopati servikalis Pada GBS, terdapat keterlibatan

otot wajah dan pernafasan

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 15: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

PROGNOSIS

Dahulu sebelum adanya ventilasi buatan ± 20% meninggal karena gagal napas.

Saat ini kematian ± 2–10 % dengan penyebab kematian karena kegagalan pernapasan, gangguan fungsi otonom, infeksi paru, dan emboli paru.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 16: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

60-80% sembuh secara

sempurna dalam waktu enam

bulan

7-22% sembuh dalam waktu 12

bulan dengan kelainan motorik

ringan dan atrofi otot-otot kecil di

tangan dan kaki.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 17: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

PEMERIKSAAN

Cairan serebrospinal

(CSS) Disosiasi

sitoalbuminik, yakni

meningkatnya jumlah

protein (100-1000

mg/dL) tanpa disertai

adanya pleositosis

(peningkatan hitung

sel).

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 18: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Pemeriksaan kecepatan hantar

saraf (KHS) dan elektromiografi

(EMG)

Gambaran elektrodiagnostik yang

mendukung diagnosis SGB adalah :

Kecepatan hantaran saraf motorik

dan sensorik melambat

Distal motor retensi memanjang

Kecepatan hantaran gelombang-f

melambat, menunjukkan

perlambatan pada segmen

proksimal dan radiks saraf.

Bila ditemukan potensial denervasi

menunjukkan bahwa penyembuhan

penyakit lebih lama dan tidak

sembuh sempurna .

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 19: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Pemeriksaan darah Darah tepi leukositosis

polimorfonuklear sedang dengan pergeseran ke

bentuk yang imatur, limfosit cenderung rendah

selama fase awal dan fase aktif penyakit.

Pada fase lanjut, dapat terjadi limfositosis;

eosinofilia jarang ditemui.

- Respon hipersensitivitas antibodi tipe lambat

- Peningkatan immunoglobulin IgG, IgA, dan IgM.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 20: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Elektrokardiografi (EKG)menunjukkan adanya perubahan gelombang Tserta sinus takikardia. Peningkatan voltase QRS kadang dijumpai, namun tidak sering.

Tes fungsi respirasi (pengukuran kapasitas vital paru) akan menunjukkan adanya insufisiensi respiratorik yang sedang berjalan (impending).

Pemeriksaan patologi anatomi

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 21: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

PENATALAKSANAAN

SGB kedaruratan medis dan pasien diatasi di

ICU. Pasien dengan masalah pernapasan

memerlukan ventilator yang kadang-kadang

dalam waktu yang lama.

Sebagian besar penderita dapat sembuh

sendiri.

Pengobatan secara umum bersifat simptomatik

Tujuan terapi khusus: mengurangi beratnya

penyakit dan mempercepat penyembuhan

melalui sistem imunitas (imunoterapi).

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 22: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

1. Kortikosteroid: Kebanyakan penelitian mengatakan tidak bermanfaat untuk terapi SGB.

2. Plasmaparesis/plasma exchange untuk mengeluarkan faktor autoantibodi yang beredar.

Hasil yang baik perbaikan klinis yang lebih cepat, penggunaan alat bantu nafas yang lebih sedikit, dan lama perawatan yang lebih pendek.

Prinsip pengobatan mengganti 200-250 ml plasma/kg BB dalam 7-14 hari. Plasmaparesis lebih bermanfaat bila diberikan saat awal onset gejala (minggu pertama).

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 23: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

3. Pengobatan imunosupresan:

a. Imunoglobulin IV

Gamma globulin I.V lebih menguntungkan dibandingkan plasmaparesis karena efek samping/komplikasi lebih ringan. Dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari selama 3 hari dilanjutkan dengan 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari sampai sembuh.

b. Obat sitotoksik

Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah:

6 merkaptopurin (6-MP)

Azathioprine

cyclophosphamid

Efek samping dari obat-obat ini adalah: alopecia, muntah, mual dan sakit kepala.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 24: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

ASKEP KLIEN

DENGAN SINDROMA

GUILLAIN BARRE

Page 25: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

PENGKAJIAN

Anamnesa

Identitas klien : meliputi nama,

alamat, umur, jenis kelamin, status

Keluhan utama : kelumpuhan dan

kelemahan

Riwayat penyakit : sejak kapan, semakin

memburuknya kondisi/kelumpuhan, upaya

yang dilakukan selama menderita penyakit

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 26: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Pemeriksaan fisik

B1 (Breathing): Kesulitan bernafas/sesak, pernafasan abdomen, apneu, menurunnya kapasitas vital/paru, reflek batuk turun, resiko akumulasi secret.

B2 (Bleeding): Hipotensi/hipertensi, takikardi/bradikardi, wajah kemerahan.

B3 (Brain): Kesemutan, kelemahan-kelumpuhan, ekstremitas sensasi nyeri turun, perubahan ketajaman penglihatan, ganggua keseimbangan tubuh, afasis (kemampuan bicara turun), fluktuasi suhu badan.

B4 (Bladder): Menurunkan fungsi kandung kemih, retensi urine, hilangnya sensasi saat berkemih.

B5 ( Bowel): Kesulitan menelan-mengunyah, kelemahan otot abdomen, peristaltic usus turun, konstipasi sampai hilangnya sensasi anal.

B6 (Bone): Gangguan mobilitas fisik-resiko cidera/injuri fraktur tulang, hemiplegi, paraplegi.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 27: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Pemeriksaan Penunjang

Cairan Cerebrospinal (CSS)

disosiasi sitoalbumik

KHS & EMG

Pemeriksaan darah

EKG

Tes Fungsi Respirasi

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 28: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG

MUNGKIN MUNCUL

Pola napas tidak efektif berhubungan dengan

kelemahan otot-otot pernapasan atau paralisis,

berkurangnya refleks batuk, imobilisasi

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

kerusakan neuromuskuler

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan kesulitan mengunyah,

menelan, kelelahan, paralisis ekstremitas

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 29: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

Gangguan komunikasi verbal berhubungan

dengan paralisis saraf kranial VII, trakheostomi

Gangguan eliminasi: konstipasi, diare

berhubungan dengan tidak adekuatnya intake

makanan, immobilisasi

Tidak efektifnya koping pasien berhubungan

dengan keadaan penyakitnya

Kuranganya pengetahuan pasien/keluarga

berhubungan dengan penyakit, pengobatan,

prognosis, dan perawatannya.

08

/05

/201

3A

lvita

Wija

ya

nti-M

icro

Theachin

g S

TIK

ES

Pe

rtam

edik

a, J

aka

rta-

Page 30: Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome

INTERVENSI

KEPERAWATAN