USULAN PENELITIAN HIBAH...
Transcript of USULAN PENELITIAN HIBAH...
i
USULAN
PENELITIAN HIBAH BERSAING
PEMANFAATAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA WARM
MIX ASPHALT (WMA) UNTUK LAPIS PERKERASAN JALAN
(AC-WC) DI KOTA PALANGKA RAYA
Peneliti Utama
Hendra Cahyadi, ST, MT
NIDN 0011107701
Anggota
Nirwana Puspasari, ST, MT
NIDN 1102057301
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
APRIL 2013
421/Teknik sipil
ii
Menyetujui
1
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
RINGKASAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………...
1.2 Tujuan Khusus Penelitian……………………………………..
1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian………………………………
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lapis Perkerasan Beton Aspal………………………………..
2.2 Bahan Campuran Beton Aspal………………………………...
2.2.1 Agregat…………………………………………………
2.2.2 Aspal…………………………………………………..
2.2.3 Filler……………………………………………………..
2.3 Kadar Aspal Rencana………………………………………….
2.4 Minyak Pelumas Bekas (MPB)……………………………….
2.5 Karakteristik Beton Aspal…………………………………….
2.6 Studi Pendahuluan……………………………………………
METODE PENELITIAN
3.1 Langkah Kerja………..……………………………………....
3.2 Pengujian Agregat……………………………………………
3.2.1 Pengujian Agregat Kasar ………………………………
3.2.2 Pengujian Agregat Halus ………………………………
3.2.3 Pengujian Bahan Pengisi (Filler) ………………………
3.3 Pengujian Bahan Bitumen……………………………………..
3.4 Pengolahan MPB………………………………………………
3.5 Uji Marshall……………………………………………………
3.6 Uji Marshall Dengan Variasi MPB…………………………….
3.7 Hasil Yang Diharapkan……………………………………….
3.8 Lokasi Penelitian………………………………………………
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Anggaran Biaya……………………………………………….
4.2 Jadwal Penelitian......................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..
LAMPIRAN………………………………………………………...
i
ii
1
2
3
4
4
5
5
5
7
8
9
9
10
12
13
14
14
15
15
15
15
16
16
17
17
18
18
20
21
2
Ringkasan
Penelitian tentang Minyak Pelumas Bekas (MPB) belum begitu banyak dilakukan di
Palangka Raya, sehingga penggunaan MPB di Palangka Raya masih jarang ditemui.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian agar MPB ini dapat dipakai dalam
campuran lapis perkerasan jalan. Dalam campuran Asphalt Concrete (AC) atau beton
aspal biasanya dicampur, dihampar, dan dipadatkan secara hot mix pada suhu
tertentu. Proses Hot Mix Asphalt (HMA) yang suhunya mencapai 138° sampai 160°
C membutuhkan energi bahan bakar yang tinggi dan gas pembuangan yang tinggi
pula. Selain itu menurut Vienti Hadsari (2009) pada suhu 60oC aspal dan residu oli
sudah dapat menyelimuti agregat dengan sempurna. Oleh karena itu penelitian ini
menggunakan metode Warm Mix Asphalt (WMA) yang suhunya 20° sampai 55°C
lebih rendah daripada temperatur Hot Mix Asphalt (HMA). Penelitian ini
menggunakan metode eksperimental yang dilakukan di laboratorium dengan variasi
MPB 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat kadar aspal optimum sebagai pengurang
berat aspal dalam campuran AC. Pengujian sampel dengan menggunakan alat uji
Marshall Test. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat Minyak
Pelumas Bekas (MPB) sebagai bahan tambah aspal dalam campuran lapis perkerasan
aspal.
Kata kunci : Beton Aspal , Marshall Test, MPB, Warm Mix Asphalt
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian mengenai perkerasan jalan raya dengan menggunakan material
hasil daur ulang telah banyak dilakukan. Beberapa yang bisa dijadikan contoh adalah
penggunaan serbuk ban karet bekas, abu terbang, aspal daur ulang dan residu oil atau
Minyak Pelumas Bekas (MPB) sebagai campuran dalam perkerasan jalan. Campuran
perkerasan jalan hasil dari penggunaan bahan-bahan daur ulang tersebut, tentunya
harus melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum (DPU).
Sebagai salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia, Palangka
Raya banyak melakukan pekerjaan perkerasan jalan dengan menggunakan campuran
aspal baik dalam rangka pembuatan jalan baru, perbaikan maupun peningkatan
kualitas jalan. Pekerjaan tersebut tentu memerlukan jumlah material aspal relatif
banyak yang memerlukan biaya cukup tinggi. Untuk mengurangi penggunaan aspal
sebagai bahan campuran lapis perkerasan, maka perlu dicari material pengganti yang
lebih murah dan memenuhi syarat. Salah satu material yang patut dipertimbangkan
adalah MPB.
Sebagian besar pembangunan jalan di Indonesia termasuk di Palangka Raya
menggunakan Asphalt Concrete (AC). Dalam pelaksanaannya, campuran AC
biasanya dicampur, dihampar, dan dipadatkan secara Hot Mix Asphalt (HMA) pada
suhu sekitar 138° sampai 160° C (Eka Ambarwati, 2010). Proses tersebut
membutuhkan energi bahan bakar yang tinggi dan gas pembuangan yang tinggi pula.
Salah satu kelebihan MPB adalah pada suhu pencampuran yang lebih rendah, aspal
dan MPB sudah dapat menyelimuti agregat agregat dalam campuran. Hal ini
berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Vienti Hadsari (2009) yang
menyatakan bahwa pada suhu 60°C, aspal dan residu oil (MPB) sudah dapat
menyelimuti agregat dengan sempurna. Metode ini disebut dengan metode Warm
Mix Asphalt (WMA) yang suhunya 20° sampai 55° C lebih rendah daripada
temperatur Hot Mix Asphalt (HMA).
4
Penggunaan MPB sebagai bahan campuran aspal akan sangat bermanfaat
dari segi ekonomi karena harganya yang jauh lebih murah dibanding aspal dan dari
segi lingkungan karena MPB yang terbuang baik ke dalam lapisan tanah maupun ke
sungai yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Namun yang menjadi
pertanyaan adalah apakah MPB memenuhi syarat sebagai bahan lapis perkerasan
dengan kondisi agregat dan tanah di Palangka Raya?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka dilakukanlah penelitian berjudul
“Pemanfaatan Minyak Pelumas Bekas Pada Warm Mix Asphalt (WMA) Untuk Lapis
Perkerasan Jalan (AC-WC) di Kota Palangka Raya”. Penelitian ini akan
menggunakan aspal dengan penetrasi 60/70, agregat lokal yang berasal dari Bukit
Tangkiling dan Minyak Pelumas Bekas (MPB) sebagai bahan tambah aspal.
1.2 Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas MPB sebagai bahan lapis perkerasan
aspal di Kota Palangka Raya berdasarkan standar yang berlaku.
2. Untuk mengetahui apakah campuran aspal, MPB dan agregat lokal bisa
memenuhi kualitas sebagai bahan lapis perkerasan untuk kondisi tanah di
Palangka Raya.
1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Di Palangka Raya pemanfaatan MPB masih sangat terbatas. Sebagian besar
MPB terbuang ke lapisan tanah, saluran pembuangan dan sungai. Hal ini bisa
menimbulkan pencemaran lingkungan. Untuk mengurangi pencemaran MPB, maka
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kegunaan MPB. Salah satunya adalah
kemungkinan penggunaan MPB sebagai bahan perkerasan jalan. Selain itu
penggunaan MPB sebagai material pengurang aspal dalam campuran lapis
perkerasan jalan akan memberikan dampak ekonomis yang cukup signifikan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan saran bagi
pemerintah, konsultan, kontraktor dan pihak terkait lainnya untuk bisa lebih
memanfaatkan MPB dalam pekerjaan lapis perkerasan jalan aspal sehingga bisa
didapatkan keuntungan baik dari aspek ekonomi maupun lingkungan.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lapis Perkerasan Beton Aspal
Lapisan perkerasan adalah adalah suatu lapisan yang terletak di atas
tanah dasar yang telah dipersiapkan dengan pemadatan dan berfungsi sebagai
pemikul beban di atasnya dan kemudian disebarkan ke badan jalan (tanah dasar).
Lapis beton aspal adalah suatu lapisan pada konstruksi jalan raya, yang
terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus (well
Graded) dicampur, dihampar, dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu
tertentu. Jenis agregat yang digunakan terdiri dari agregat kasar, agregat halus
dan filler, sedangkan aspal yang digunakan sebagai bahan pengikat untuk lapis
aspal beton harus terdiri dari salah satu aspal keras penetrasi 60/70 atau 80/100
yang seragam, tidak mengandung air, bila dipanaskan sampai suhu 175ºC tidak
berbusa dan memenuhi persyaratan sesuai dengan yang ditetapkan (Bina Marga,
1987).
2.2 Bahan Campuran Beton Aspal
Campuran aspal adalah kombinasi material bitumen dengan agregat yang
merupakan permukaan perkerasan yang biasa dipergunakan akhir-akhir ini. Material
aspal dipergunakan untuk semua jenis jalan raya dan merupakan salah satu bagian
dari lapisan beton aspal jalan raya kelas satu hingga di bawahnya. Material bitumen
adalah hidrokarbon yang dapat larut dalam karbon disulfat. Material tersebut
biasanya dalam keadaan baik pada suhu normal dan apabila kepanasan akan melunak
atau berkurang kepadatannya. Ketika terjadi pencampuran antara agregat dengan
bitumen yang kemudian dalam keadaan dingin, campuran tersebut akan mengeras
dan akan mengikat agregat secara bersamaan dan membentuk suatu lapis permukaan
perkerasan (Harold N. Atkins, 1997).
2.2.1 Agregat
Agregat bisa diartikan sebagai suatu kumpulan butiran batuan yang
berukuran tertentu yang diperoleh dari hasil alam langsung maupun dari pemecahan
6
batu besar ataupun agregat yang disengaja dibuat untuk tujuan tertentu (Bina Marga,
1998). Seringkali agregat diartikan pula sebagai suatu bahan yang bersifat keras dan
kaku yang digunakan sebagai bahan pengisi campuran. Agregat dapat berupa
berbagai jenis butiran atau pecahan batuan, termasuk di dalamnya antara lain : pasir,
kerikil, agregat pecah, abu/debu agregat dan lain-lain.
Beberapa tipikal ketentuan penggunaan dalam penggambaran agregat
menurut Harold N. Atkins, (1997) adalah sebagai berikut :
1. Fine Aggregate (sand size/ukuran pasir) : Sebagian besar partikel agregat
berukuran antara 4,75mm (no.4 sieve test) dan 75μm (no.200 sieve test).
2. Coarse Aggregate (gravel size/ukuran kerikil) : Sebagian besar agregat
berukuran lebih besar dari 4,75mm (no.4 sieve test).
3. Pit run : agregat yang berasal dari pasir atau gravel pit (biji kerikil) yang terjadi
tanpa melewati suatu proses atau secara alami.
4. Crushed gravel : pit gravel (kerikil dengan pasir atau batu bulat) yang mana
telah didapatkan dari salah satu alat pemecah untuk menghancurkan banyak
partikel batu yang berbentuk bulat untuk menjadikan ukuran yang lebih kecil
atau untuk memproduk lapisan kasar (rougher surfaces).
5. Crushed rock : agregat dari pemecahan batuan. Semua bentuk partikel tersebut
bersiku-siku/tajam (angular), tidak ada bulatan dalam material tersebut.
6. Screenings : kepingan-kepingan dan debu atau bubuk yang merupakan produksi
dalam pemecahan dari batuan (bedrock) untuk agregat.
7. Concrete sand : pasir yang (biasanya) telah dibersihkan untuk menghilangkan
debu dan kotoran.
8. Fines : endapan lumpur (silt), lempung (clay) atau partikel debu lebih kecil dari
75μm (no.200 sieve test), biasanya terdapat kotoran atau benda asing yang tidak
diperlukan dalam agregat.
Sifat dan kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul
beban lalu lintas karena dibutuhkan untuk lapisan permukaan yang langsung
memikul beban di atasnya dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. Dalam
penelitian ini akan dipakai agregat yang berasal dari Bukit Rawi dan Bukit Batu.
7
2.2.2 Aspal
Apal adalah material berwarna hitam atau coklat tua. Pada temperatur ruang
berbentuk padat sampai agak padat, jika dianaskan sampai temperatur tentu dapat
menjadi lunak / cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu
pembuatan campuran aspal beton atau sapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada
penyemprotan/ penyiraman pada perkerasan macadam atau pelaburan. Jika
temperatur mulai turun, aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya
atau bersifat termoplastis (Leo Sentosa).
Hidrocarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang umumnya disebut
bitumen. Sehingga aspal sering juga disebut bitumen. Aspal merupakan salah satu
material konstruksi perkerasan lentur. Aspal merupakan komponen kecil umumnya 4
– 10 % dari berat campuran, tetapi merupakan komponen yang relatif mahal. Aspal
umumnya berasal dari salah satu hasil destilasi minyak bumi (Aspal Minyak) dan
bahan alami (aspal Alam), Aspal minyak (Aspal cemen) bersifat mengikat agregat
pada campuran aspal beton dan memberikan lapisan kedap air, serta tahan terhadap
pengaruh asam, basa dan garam. Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur,
aspal akan menjadi kaku dan rapuh dan akhirnya daya adhesinya terhadap partikal
agregat akan berkurang (Leo Sentosa).
Berdasarkan cara diperolehnya aspal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
yaitu :
1. Aspal alam, dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Aspal gunung (rock asphalt).
b. Aspal danau (lake asphalt).
2. Aspal buatan, yaitu :
a. Aspal minyak, merupakan hasil penyulingan minyak bumi.
b. Tar, merupakan hasil penyulingan batu bara.
Khusus untuk aspal minyak, berdasarkan bentuknya akan terbagi menjadi
tiga yaitu:
1. Aspal keras/panas (Asphalt Cement), aspal yang digunakan dalam keadaan panas
dan cair, pada suhu ruang berbentuk padat.
2. Aspal dingin / cair (Cut Back Asphalt), aspal yang digunakan dalam keadaan
dingin dan cair, pada suhu ruang berbentuk cair.
8
3. Aspal emulsi (Emulsion Asphalt), aspal yang disediakan dalam bentuk emulsi
dandigunakan dalam kondisi dingin dan cair.
Aspal keras pada suhu ruang (25° – 30° C) berbentuk padat. Aspal keras
dibedakan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasannya). Aspal keras yang biasa
digunakan adalah (Bina Marga, 1987):
1. AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50
2. AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79
3. AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100
4. AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300
Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas, volume
lalu lintas tinggi. Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca
dingin, lalu lintas rendah. Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70
dan 80/100.
Aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal keras dengan
penetrasi 60/70 dan mempunyai nilai karakteristik yang telah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan Bina Marga.
2.2.3 Filler
Filler adalah agregat yang lolos saringan no 200, bersifat non plastis. Filler
bersifat mendukung agregat kasar bersama dengan agregat halus dan binder. Filler
dapat memperluas bidang kontak yang ditimbulkan butiran, sehingga mengakibatkan
tahanan terhadap gaya geser bertambah (Bina Marga, 1987).
Syarat umum filler adalah :
1. Lolos saringan no. 200 (75 μm)
2. Bersifat non plastis
3. Mempunyai spesifik gravity ≥ 2,75
Menurut Bina Marga tahun 1987 macam dari filler adalah abu batu, abu
batu kapur (limestone dust), abu terbang (fly ash), semen portland, kapur padam dan
bahan non plastis lainnya. Untuk penelitian ini filler yang digunakan adalah Semen
Portland.
9
2.3 Kadar Aspal Rencana
Perkiraan awal kadar aspal optimum dapat direncanakan setelah dilakukan
pemilihan dan pengabungan pada tiga fraksi agregat. Sedangkan perhitungannya
adalah sebagai berikut (Rian Putrowijoyo, 2006):
Pb = 0,035(%CA) + 0,045(%FA) + 0,18(%FF) + K ...................................….(2.1)
Keterangan :
Pb : Perkiraan kadar aspal optimum
CA : Nilai proewntase agregat kasar
FA : Nilai prosentase agregat halus
FF : Nilai proentase Filler
K : konstanta (kira-kira 0,5 - 1,0)
Hasil perhitungan Pb dibulatkan ke 0,5% ke atas terdekat.
2.4 Minyak Pelumas Bekas (MPB)
Oli merupakan bahan pelumas yang di gunakan pada kendaraan bermotor.
Pada oli juga terkandung beberapa unsur kimia yang membahayakan. Bisa kita
bayangkan berapa banyak motor dan mobil yang mengganti oli setiap harinya. Oleh
karena itu oli bekas harus di kelola dengan baik agar tidak menggangu (Laskar
Suzuki, 2009):
1. Kesehatan
Di dalam kandungan oli terdapat beberapa unsur kimia, unsur kimia tersebut
termasuk dalam logam berat. Sedangkan logam berat apabila telah masuk ke
dalam tubuh tidak dapat di keluarkan lagi dan terakumulasi (menumpuk) di
dalam tubuh kita. Apabila telah melebihi batas kewajaran, tubuh kita tidak
akan mampu dan akan sakit.
2. Lingkungan
a. Pencemaran air. Oli yang tercecer atau tumpah ke selokan dan akhirnya
mengalir ke sungai akan mengakibatkan pencemaran, yang akan
mengakibatkan air akan beracun sehingga ikan bisa mati.Oli juga akan
mengalir dan meracuni setiap tempat yang di lalui
b. Pencemaran Tanah
Oli yang tercecer atau tumpah ke tanah akan mengakibatkan pencemaran,
10
sedangkan tanah adalah media bagi tumbuhnya tumbuhan. Oli juga bisa
meresap dan meracuni air tanah yang biasa kita gunakan untuk keperluan
sehari hari.
c. Pencemaran Air Laut
Air yang telah tercemar oleh oli dari bengkel akan mengalir ke selokan dan
terus mengalir melewati sungai dan akan bermuara di laut. Akibat
tercemarnya air laut akan mengakibatkan penurunan hasil panen ikan dari
laut.
d. Pencemaran Udara
Oli bekas biasanya digunakan untuk membakar keramik dan lain - lain.
Padahal oli bekas apabila di bakar secara sembarangan akan menimbulkan
gas beracun seperti : CO2, CO, Pb, NOx dan HC.
2.6 Karakteristik Beton Aspal
Menurut Silvia Sukirman (2003), terdapat tujuh karakteristik campuran
yang harus dimiliki oleh beton aspal yaitu:
1. Stabilitas adalah kemampuan perkerasan jalan menerima beban lalu lintas tanpa
terjadi perubahan bentuk tetap seperti gelombang, alur dan bleeding. Kebutuhan
akan stabilitas sebanding dengan fungsi jalan dan beban lalu lintas yang
dilayani. Jalan yang melayani volume lalu lintas tinggi dan mayoritas kendaraan
berat membutuhkan perkerasan jalan dengan stabilitas tinggi.
2. Keawetan atau durabilitas adalah kemampuan beton aspal menerima repetisi
beban lalu lintas seperti berat kendaraan dan gesekan antara roda kendaraan dan
permukaan jalan, serta menahan keausan akibat penaruh cuaca dan iklim, seperti
udara, air, atau perubahan temperatur. Durabilitas aspal dipengaruhi oleh
tebalnya film atau selimut aspal, banyaknya pori dalam campuran, kepadatan
dan kedap airnya campuran.
3. Kelenturan atau fleksibilitas adalah kemampuan beton aspal untuk
menyesuaikan diri akibat penurunan (konsolidasi/settlement) dan pergerakan
dari pondasi atau tanah dasar, tanpa terjadi retak. Penurunan terjadi akibat dari
repetisi beban lalu lintas ataupun akibat beban sendiri tanah timbunan yang
dibuat di atas tanah asli.
11
4. Ketahanan terhadap kelelahan (Fatique Resistance) adalah kemampuan beton
aspal untuk menerima lendutan berulang akibat repetisi beban, tanpa terjadinya
kelelahan berupa alur dan retak. Hal ini dapat tercapai jika menggunakan kadar
aspal yang tinggi.
5. Kekesatan/tahanan geser adalah kemampuan permukaan beton aspal terutama
pada kondisi basah, memberikan gaya esek pada roda kendaraan sehingga
kendaraan tidak tergelincir ataupun slip. Faktor-faktor untuk mendapatkan
kekesatan jalan sama dengan untuk mendapatkan stabilitas yang tinggi, yaitu
kekasaran permukaan dari butir-butir agregat, luas bidang kontak antar butir atau
bentuk butir, gradasi agregat, kepadatan campuran dan tebal film aspal.
6. Kedap air adalah kemampuan beton aspal untuk tidak dapat dimasuki air
ataupun udara lapisan beton aspal. Air dan udara dapat mengakibatkan
percepatan proses penuaan aspal dan pengelupasan selimut aspal dari permukaan
agregat.
7. Workability adalah kemampuan campuran beton aspal untuk mudah
dihamparkan dan dipadatkan. Kemudahan pelaksanaan menentukan tingkat
effisensi pekerjaan.
Berdasarkan Uji Marshall syarat campuran beton aspal adalah sebagaimana
terlihat pada Tabel 2.1 berikut ini
Tabel 2.1 Kriteria Minimum Karakteristik Marshall
No Kriteria Spesifikasi
1 Stabilitas (kg) Minimum 800
2 Kelelehan (mm) Minimum 3
3 Hasil Bagi Marshall (kg/mm) Minimum 250
4 Rongga di antara Mineral Agregat (VMA) (%) Minimum 15
5 Rongga Dalam Campuran (VIM) (%) Minimum 3,5
Maksimum5,5
6 Rongga Terisi Aspal (VFA) (%) Minimum 65
Sumber Rian Putrowijoyo (2006)
12
2.6 Studi Pendahuluan
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan
penggunaan pelumas bekas sebagai pengikat dalam campuran aspal dan dapat
dijadikan acuan atau literatur untuk penyusunan penelitian ini, di antaranya adalah:
1. Eka Ambarwati (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “ Kajian Kuat Tekan
Terhadap Karakteristik Aspal Beton Pada Campuran Hangat Dengan Modifikasi
Agregat Baru- Rap Dan Aspal Residu Oli” menggunakan variasi campuran
residu oli sebesar 1%, 10% dan 20% dari kadar aspal. Penelitian ini juga
menggunakan bahan daur ulang lain yaitu aspal daur ulang atau RAP (Reclaimed
Asphalt Pavement) sebagai bahan tambah agregat.
2. Kukuh Budi Prasetyo (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh
Penggunaan Modifier Oli Bekas Pada Campuran Perkerasan Lasbutag Dengan
Sistem Hotmix” menggunakan komposisi 70% aspal minyak 30% oli bekas,
65% aspal minyak 35% oli bekas, dan 60% aspal minyak 40% oli bekas.
3. Afni Badriyatus Sholihah (2005) dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Nilai
Penetrasi Kombinasi Aspal Penetrasi 60/70 Dengan Residu Oli Terhadap
Karakteristik Marshall Pada Campuran Hot Rolled Shet-Wearing Course (HRS-
WC)” menggunakan kombinasi campuran aspal+residu oli 5%,10%,15%,20%,
dan 25%.
13
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Langkah Kerja
Bagan alir penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.1, yang merupakan urutan
pekerjaan. Seluruh pengujian dalam penelitian ini mengacu pada Standar
Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah Tahun 2004.
Syarat Bahan
Dasar
Pengujian Agregat Pengujian Aspal
Studi Literatur
Persiapan Alat dan Bahan
Mulai
Pengujian Filler
Uji Marshall dengan Kadar Aspal Rencana Sesuai Persamaan 2.1
Kadar Aspal Rencana = (-0,1%;-0,5%; Pb; +0,5%;+0,1%)
Penentuan Kadar Aspal Optimum
Tidak Memenuhi
Memenuhi
Syarat Campuran
Beton Aspal
Memenuhi
Tidak Memenuhi
B C
Pembuatan Benda Uji Dengan Kadar Aspal Optimum
A
14
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
3.2 Pengujian Agregat
3.2.1 Pengujian Agregat Kasar
Agregat kasar yang digunakan adalah dari Bukit Tangkiling, Palangka Raya
Pengujian laboratorium untuk agregat kasar yang digunakan dalam campuran adalah
(Departemen Permukiman dan Prasaran Wilayah, 2004):
1. Pengujian analisa saringan (SNI 03-4142-1996).
2. Pengujian berat jenis dan penyerapan (AASHTO T-85 - 81).
3. Pengujian keausan (SNI 03-2417-1991).
Uji Marshall 2x75 kali tumbukan
Analisa
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Pembuatan Benda Uji Beton Aspal
Dengan Bahan Tambah MPB 5% MPB dan 95% Aspal
10% MPB dan 90% Aspal
15% MPB dan 85% Aspal
B
Data Hasil Penelitian
Uji Marshall Pada Kadar Aspal Optimum
Syarat Campuran
Beton Aspal Tidak Memenuhi
Memenuhi
Dewatering dan
Defueling
Bahan Tambah
MPB
C A
15
3.2.2 Pengujian Agregat Halus
Agregat halus yang digunakan adalah pasir dan batu pecah alam yang
diperoleh dari mesin pemecah batu. Untuk pasir maka yang digunakan adalah pasir
Bukit Rawi, sedangkan batu pecah berasal dari Bukit Tangkiling. Pengujian yang
dilakukan adalah (Departemen Permukiman dan Prasaran Wilayah, 2004):
1. Pengujian analisa saringan (SNI-03-4428-1997).
2. Pengujian berat jenis dan penyerapan (AASHTO T-85 - 81).
3. Pengujian pemeriksaan sand equivalent (SNI 03-4428-1997).
3.2.3 Pengujian Bahan Pengisi (Filler)
Pengujian laboratorium terhadap bahan pengisi meliputi (Departemen
Permukiman dan Prasaran Wilayah, 2004):
1. Pengujian berat jenis (AASHTO T-85 - 81).
2. Pengujian analisa saringan (SNI M-02-1994-03).
3.3 Pengujian Bahan Bitumen
Pengujian laboratorium terhadap bahan bitumen meliputi (Departemen
Permukiman dan Prasaran Wilayah, 2004):
1. Uji penetrasi pada suhu 25º C (SNI 06-2456-1991).
2. Specific Gravity (SNI 06-2441-1991).
3. Daktilitas (SNI 06-2432-1991).
4. Uji Titik Lembek (SNI 06-2434-1991).
5. Titik Nyala (SNI 06-2433-1991).
6. Kelarutan Bitumen dalam CCL4 (SNI 06-2438-1991).
3.5 Pengolahan MPB
MPB diproses untuk menghilangkan kadar air yang terkandung di
dalamnya. Poses ini disebut dengan dewatering. Proses selanjutnya adalah
defuelling yang bertujuan untuk menghilangkan bahan bakar yang mungkin
terkandung didalamnya, (seperti solar, bensin). Dari proses defuelling, MPB
dimasukkan dalam distilasi unit dan hidro finishing unit.
16
3.5 Uji Marshall
Untuk menentukan kadar aspal optimum diperkirakan dengan penentuan
kadar optimum secara empiris dengan persamaan (Pb) sesuai pada Persamaan 2.1.
Nilai Pb hasil perhitungan dibulatkan mendekati 0,5%. Ditentukan 2 (dua) kadar
aspal di atas dan 2 (dua) kadar aspal di bawah kadar aspal perkiraan awal yang sudah
dibulatkan mendekati 0,5% ini. Kemudian dilakukan penyiapan benda uji untuk tes
Marshall sesuai tahapan berikut ini.
Berdasarkan perkiraan kadar aspal optimum Pb dibuat benda uji dengan
jenis aspal keras dengan dua variasi kadar aspal di atas Pb dan dua variasi kadar
aspal di bawah Pb (-1,0%; -0,5%; Pb; +0,5%; +1,0%). Masing-masing variasi akan
dibuat tiga buah benda uji (dimana akan diambil nilai rata-ratanya). Kemudian
dilakukan pengujian Marshall standar dengan 2x75 tumbukan dan pengujian
durabilitas untuk menentukan VIM, VMA, VFA, kepadatan, stabilitas, kelelehan,
dan hasil bagi Marshall. Setelah itu dilihat apakah hasil pengujian sudah sesuai
standar seperti pada Tabel 2.1. Kalau sudah memenuhi standar, maka dapat
ditentukan hubungan antara kadar aspal dengan parameter Marshall. Berdasarkan
hubungan antara kadar aspal dengan parameter Marshall dapat ditentukan kadar
aspal optimum. Seluruh kriteria hasil Marshall yang didapatkan mengacu pada
Standar Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah (2004).
Perincian perkiraan jumlah benda uji yang akan digunakan dalam pengujian
dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini
Tabel 3.1 Jumlah Benda Uji Yang Direncanakan
Pengujian Variasi Jumlah Benda
Uji
Marshall Kadar Aspal
Optimum (KAO)
Kad
ar A
spal
(%
) -1 3
-0,5 3
Pb 3
+0,5 3
+1 3
3.6 Uji Marshall Dengan Variasi MPB
Setelah diketahui nilai Kadar Aspal Optimum (KAO), penelitian dilanjutkan
dengan pengujian Marshall pada saat Kadar Aspal Optimum. Jumlah benda uji yang
17
digunakan direncanakan sebanyak tiga buah. Setelah memenuhi syarat seperti pada
Tabel 2.1, pengujian dilanjutkan dengan menggunakan MPB sebagai bahan
pengurang berat aspal. Variasi penggunaan MPB adalah
1. 5% MPB dan 95% Aspal
2. 10% MPB dan 90% Aspal
3. 15% MPB dan 85% Aspal
Kemudian dilakukan uji marshall dengan kondisi stadar (2x75 tumbukan)
untuk menentukan VIM, VMA, VFA, kepadatan, stabilitas, kelelehan dan hasil bagi
Marshall.
Perincian perkiraan jumlah benda uji yang akan digunakan dalam pengujian
dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini
Tabel 3.2 Jumlah Benda Uji Yang Direncanakan Untuk Beberapa Variasi MPB
Pengujian
Variasi
Jumlah Benda Uji
MPB (%) Aspal
(%)
Marshall (2 x 75)
5 95 3
10 90 3
15 85 3
3.7 Hasil Yang Diharapkan
Dari hasil penelitian ini, diharapkan bahwa penggunaan Minyak Pelumas
Bekas (MPB) sebagai bahan ganti aspal pada campuran beton aspal dengan variasi
5%, 10% dan 15% bisa dilakukan. Ini artinya bahwa hasil Uji Marshall untuk beton
aspal tersebut memenuhi spesifikasi yang sudah ditentukan. Spesifikasi yang
dimaksud terlihat pada Tabel 2.1 pada bab sebelumnya.
Bila hasil penelitian tahun pertama ini bisa mencapai hasil yang diharapkan,
maka penelitian ini akan dilanjutkan pada tahun berikutnya, dengan menambah
variasi MPB menjadi di atas 15%.
3.8 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik dan
Laboratorium Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya.
18
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya pelaksanaan penelitian tercantum pada Tabel 4.1 di bawah
ini.
Tabel 4.1 Anggaran Biaya Penelitian
No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp)
Tahun I Tahun II
1 Gaji dan Upah
16,800,000.00
16,800,000.00
2 Bahan Habis Pakai dan
Peralatan
28,187,500.00
28,187,500.00
3 Perjalanan
16,300,000.00
16,300,000.00
4 Lain-Lain
10,000,000.00
10,000,000.00
Jumlah
71,287,500.00
71,287,500.00
4.2 Jadwal Penelitian
Pelaksanaan penelitian direncanakan dilakukan dalam 2 (dua) tahun. Secara
umum jadwal pelaksanaan penelitian tergambar pada Gambar 4.1 berikut ini
19
NO JENIS KEGIATAN Tahun I Tahun II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I PERSIAPAN
1 Peninjauan Lokasi
2 Perijinan
3 Persiapan Peralatan
II PELAKSANAAN
1 Pengumpulan Material
2 Pengujian Aspal, Agregat dan Filler
3 Pembuatan Benda Uji Untuk Menentukan
KAO
4 Pengujian Benda Uji Untuk Menentukan KAO
5 Pembuatan Benda Uji Dengan Variasi MPB
6 Pengujian Benda Uji Dengan Variasi MPB
III PEMBUATAN LAPORAN
1 Analisis Data
2 Pembuatan draft laporan
3 Pembuatan laporan lengkap
IV PENGGANDAAN LAPORAN
Gambar 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
20
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eka., 2010, Kajian Kuat Tekan Terhadap Karakteristik Aspal Beton
Pada Campuran Hangat Dengan Modifikasi Agregat Baru- Rap Dan Aspal
Residu Oli, Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Petunjuk Pelaksanaan Lapis aspal beton
(Laston) Untuk Jalan Raya. Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (PUSLATJAKONS) Proyek
Pengembangan dan Pembinaan Konstruksi, 2004, Material Campuran Aspal
Panas, LTA-05-2004.
Hadsari, Vienti., 2009, Kajian Karakter Marshall pada Asphalt Concrete dalam
Campuran Material RAP dengan Residu Oli, Skripsi, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Harold N. Atkins, 1997, Highway Materials, Soils and Concretes, 3th Edition
Prentice Hall, New Jersey.
Prasetyo, Kukuh Budi., 2007, Pengaruh Penggunaan Modifier Oli Bekas Pada
Campuran Perkerasan Lasbutag Dengan Sistem Hotmix.
Putrowijoyo, Rian., 2006, Kajian Laboratorium Sifat Marshall Dan Durabilitas
Asphalt Concrete - Wearing Course (AC-WC) Dengan Membandingkan
Penggunaan Antara Semen Portland Dan Abu Batu Sebagai Filler, Tesis,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Sholihah, Afni Badriyatus, 2005, Pengaruh Nilai Penetrasi Kombinasi Aspal
Penetrasi 60/70 Dengan Residu Oli Terhadap Karakteristik Marshall Pada
Campuran Hot Rolled Shet-Wearing Course (Hrs-Wc), Skripsi, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Sukirman, Silvia., 2003, Buku Beton Aspal Campuran Panas, Edisi 1, Granit,
Jakarta.
Sentosa, Leo, ?, Slide Jalan Raya II,?
www.laskarsuzuki.bogdetik.com/ dampak-dan-bahaya-pengelolaan-tidak.html, 2011,
diakses 2 April 2013.
21
LAMPIRAN
Lampiran 1 Justifikasi anggaran penelitian
Honor Honor/Jam (Rp) Waktu
(Jam/Minggu) Minggu
Honor per Tahun (Rp)
Tahun I Tahun II
Ketua
20,000.00 12 40
9,600,000.00
9,600,000.00
Anggota
15,000.00 12 40
7,200,000.00
7,200,000.00
SUB TOTAL (Rp)
16,800,000.00
16,800,000.00
2. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Harga Peralatan Penunjang (Rp)
Tahun I Tahun II
TTiimmbbaannggaann EElleekkttrroonniikk MMeenngguukkuurr bbeerraatt ssaammppeell 1 Ls 200,000.00
200,000.00 200,000.00
TTiimmbbaannggaann MMaannuuaall MMeenngguukkuurr bbeerraatt ssaammppeell 1 Ls 115,000.00
115,000.00 115,000.00
PPeenneettrroommeetteerr MMeenngguukkuurr ppeenneettrraassii aassppaall 1 Ls 225,000.00
225,000.00 225,000.00
RRiinngg AAnndd BBaallll TTeesstt MMeenneennttuukkaann ttiittiikk lleemmbbeekk
aassppaall 1 Ls 200,000.00
200,000.00 200,000.00
22
CClleevveellaanndd OOppeenn CCuupp FFllaasshh
PPooiinntt TTeesstt MMeenneennttuukkaann ttiittiikk nnyyaallaa ddaann
ttiittiikk bbaakkaarr aassppaall 1 Ls 200,000.00
200,000.00 200,000.00
Piknometer MMeenngguukkuurr vvoolluummee ddaann bbeerraatt
jjeenniiss aassppaall aattaauu aaggrreeggaatt 1 Ls 215,000.00
215,000.00 215,000.00
BBaakk PPeemmaannaass LLiissttrriikk MMeerreennddaamm bbeennddaa uujjii ppaaddaa
tteemmppeerraattuurr tteerrtteennttuu 3 Kali 500,000.00
1,500,000.00 1,500,000.00
AAllaatt MMaarrsshhaallll MMeenneennttuukkaann ssttaabbiilliittaass ddaann
kkeelleelleehhaann bbeennddaa uujjii 3 Kali 4,500,000.00
13,500,000.00 13,500,000.00
LLooss AAnnggeelleess AAbbrraassiioonn
MMaacchhiinnee MMeenngguujjii kkeettaahhaannaann aaggrreeggaatt
tteerrhhaaddaapp kkeeaauussaann 1 Ls 750,000.00
750,000.00 750,000.00
SSaarriinnggaann uunnttuukk SSiieevvee
AAnnaallyyssiiss MMeenneennttuukkaann ddiissttrriibbuussii
uukkuurraann aaggrreeggaatt 1 Ls 300,000.00
300,000.00 300,000.00
MMeessiinn PPeennuummbbuukk EElleekkttrriikk MMeemmaaddaattkkaann ccaammppuurraann
bbeettoonn aassppaall 3 Kali 2,250,000.00
6,750,000.00 6,750,000.00
OOvveenn MMeemmaannaasskkaann bbeennddaa uujjii 2 Kali 400,000.00
800,000.00 800,000.00
TTeerrmmoommeetteerr MMeenngguukkuurr tteemmppeerraattuurr 1 Ls 100,000.00
100,000.00 100,000.00
23
UUnniitt DDeessttiillaassii MMeenngghhiillaannggkkaann aaiirr ddaann
bbaahhaann bbaakkaarr ddaarrii MMPPBB 1 Ls 400,000.00
400,000.00 400,000.00
SUB TOTAL (Rp)
25,255,000.00 25,255,000.00
3. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan
(Rp)
Harga Peralatan Penunjang (Rp)
Tahun I Tahun II
Aspal Material campuran AC 5 Kg
50,000.00
250,000.00
250,000.00
Aggregat Kasar Material campuran AC 5 Kg
20,000.00
100,000.00
100,000.00
Agregat Halus Material campuran AC 5 Kg
15,000.00
75,000.00
75,000.00
Filler Material campuran AC 5 Kg
1,500.00
7,500.00
7,500.00
Kertas Pembuatan laporan, pencatatan data 15 Rim
30,000.00
450,000.00
450,000.00
Flash Disk Penyimpanan data 1 Buah
150,000.00
150,000.00
150,000.00
Tinta Cetak data, laporan 4 Btl
50,000.00
200,000.00
200,000.00
Alat Tulis Administrasi penelitian 1 Set
100,000.00
100,000.00
100,000.00
Cartridge Cetak data, laporan 4 Buah
350,000.00
1,400,000.00
1,400,000.00
Fotocopy Administrasi penelitian 1 Ls
200,000.00
200,000.00
200,000.00
SUB TOTAL (Rp)
2,932,500.00
2,932,500.00
24
4. Perjalanan
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Harga Peralatan Penunjang (Rp)
Tahun I Tahun II
Perjalanan Ke Bukit
Rawi
Survei dan Pengambilan
Sampel 2 Kali 1,200,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00
Perjalanan Ke Bukit Batu Survei dan Pengambilan
Sampel 2 Kali 2,200,000.00 4,400,000.00 4,400,000.00
Komunikasi Komunikasi Tim 10 Bulan 200,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00
Perjalanan Dalam Kota Pengambilan Sampel dan
Pengujian Lab 10 Bulan 750,000.00 7,500,000.00 7,500,000.00
SUB TOTAL (Rp) 16,300,000.00 16,300,000.00
5. Lain-Lain
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga
Satuan (Rp)
Harga Peralatan Penunjang (Rp)
Tahun I Tahun II
Administrasi Seminar Undangan Seminar, ATK Peserta
Seminar, Penyediaan Ruang
Seminar 1 Kali 2,500,000.00 2,500,000.00 2,500,000.00
Promosi Acara Seminar Pembuatan Baliho, Spanduk dan
Iklan Seminar 1 Ls 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00
Konsumsi Seminar Konsumsi Pesrta Seminar 75 Org 50,000.00 3,750,000.00 3,750,000.00
Penggandaan laporan Penggandaan Laporan Hasil
Seminar 7 Eks 250,000.00 1,750,000.00 1,750,000.00
SUB TOTAL (Rp) 10,000,000.00 10,000,000.00
25
Lampiran 2. Dukungan sarana dan prasarana penelitian
Penelitian ini didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup. Laboratorium
Transportasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang akan digunakan sebagai
sarana melakukan proses penelitian dengan peralatan yang cukup memadai. Sedangkan
untuk kekurangannya seperti alat UUnniitt DDeessttiillaassii aakkaann ddiisseeddiiaakkaann oolleehh FFaakkuullttaass IIllmmuu
KKeesseehhaattaann ((FFIIKK)) Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Peralatan utama yang tersedia seperti tabel berikut :
No Peralatan Justifikasi Pemakaian Lokasi Kondisi
Peralatan
1 TTiimmbbaannggaann
EElleekkttrroonniikk MMeenngguukkuurr bbeerraatt ssaammppeell
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
2 TTiimmbbaannggaann MMaannuuaall MMeenngguukkuurr bbeerraatt ssaammppeell
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
3 PPeenneettrroommeetteerr MMeenngguukkuurr ppeenneettrraassii
aassppaall
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
4 RRiinngg AAnndd BBaallll TTeesstt MMeenneennttuukkaann ttiittiikk
lleemmbbeekk aassppaall
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
5 CClleevveellaanndd OOppeenn CCuupp
FFllaasshh PPooiinntt TTeesstt MMeenneennttuukkaann ttiittiikk nnyyaallaa
ddaann ttiittiikk bbaakkaarr aassppaall
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
6 Piknometer MMeenngguukkuurr vvoolluummee ddaann
bbeerraatt jjeenniiss aassppaall aattaauu
aaggrreeggaatt
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
7 BBaakk PPeemmaannaass LLiissttrriikk MMeerreennddaamm bbeennddaa uujjii
ppaaddaa tteemmppeerraattuurr tteerrtteennttuu
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
8 AAllaatt MMaarrsshhaallll MMeenneennttuukkaann ssttaabbiilliittaass
ddaann kkeelleelleehhaann bbeennddaa uujjii
Lab.
Transportasi
UM
Baik
26
Palangkaraya
9 LLooss AAnnggeelleess
AAbbrraassiioonn MMaacchhiinnee
MMeenngguujjii kkeettaahhaannaann
aaggrreeggaatt tteerrhhaaddaapp
kkeeaauussaann
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
10 SSaarriinnggaann uunnttuukk SSiieevvee
AAnnaallyyssiiss MMeenneennttuukkaann ddiissttrriibbuussii
uukkuurraann aaggrreeggaatt
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
11 MMeessiinn PPeennuummbbuukk
EElleekkttrriikk MMeemmaaddaattkkaann ccaammppuurraann
bbeettoonn aassppaall
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
12 OOvveenn MMeemmaannaasskkaann bbeennddaa uujjii
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
13 TTeerrmmoommeetteerr MMeenngguukkuurr tteemmppeerraattuurr
Lab.
Transportasi
UM
Palangkaraya
Baik
14 UUnniitt DDeessttiillaassii MMeenngghhiillaannggkkaann aaiirr ddaann
bbaahhaann bbaakkaarr ddaarrii MMPPBB
Lab. FIK UM
Palangkaraya Baik
27
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas
No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu
Alokasi
Waktu
(Jam/Minggu)
Uraian tugas
1 Hendra Cahyadi, MT
0011107701
Fakultas
Teknik, UM
Palangkaraya
Manajemen
Rekayasa
Konstruksi
12
Ketua Tim,
Koordinator
pelaksanaan
penelitian,
surveyor
2 Nirwana Puspasari,
MT 1102057301
Fakultas
Teknik, UM
Palangkaraya
Manajemen
Rekayasa
Transportasi
12
Anggota
tim,
surveyor,
pengolah
data
28
Lampiran 5 Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti
Biodata Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Hendra Cahyadi, ST, MT
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP 197710112005011001
5 NIDN 0011107701
6 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarmasin 11 Oktober 1977
7 Email [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 0511 – 3363694 / 08125027541
9 Alamat Kantor Jl. RTA Milono Km. 1,5 Palangkaraya
10 Nomor Telepon/Faks 0536-3222184, faks 0356-3222184
11 Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 194 orang ; S2 = - orang ; S3=-
orang
12 Mata Kuliah yang Diampu Struktur Bangunan
Pemindahan Tanah Mekanis / Alat-Alat
Berat
Manajemen Konstruksi
Teknologi Bahan Konstruksi
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi
Universitas
Lambung
Mangkurat
Universitas
Lambung
Mangkurat
-
Bidang Ilmu Teknik Sipil Teknik Sipil -
Tahun Masuk-Lulus 1996 - 2002 2006-2009 -
Judul Skripsi/Thesis/Disertasi
Hubungan
Tahanan Ujung
Konus (qc) dan
California
Desain
Rusunawa
Kelayan Selatan
Berdasarkan
-
29
Bearing Ratio
(CBR) Untuk
Tanah di
Banjarmasin
Kelayak Hunian
dan Harga Sewa
Nama Pembimbing/Promotor Ir. Rustam
Effendi, M.A.Sc
Dr. Rusdi, HA -
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jml (juta
Rp)
1 2009
Penggunaan Variabel Intrinsik,
Lingkungan dan Jarak Dalam
Penilaian Properti Oleh Pembeli
Rumah Kelas Menengah di
Palangka Raya
Mandiri 2,5
2 2010
Persepsi Penghuni Terhadap
Rumah Sederhana Sehat (Studi
Kasus Perumahan RSS di
Palangka Raya)
Mandiri 3
3 2011
Hubungan Tahanan Ujung Konus
dengan California Bearing Ratio
(CBR) Untuk Tanah di
Banjarbaru
Kopertis
XI 3
4 2012
Pengaruh Pasang Surut Terhadap
Endapan Pada Aliran Sungai
Kahayan Di Palangka Raya
Universitas 4
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Pada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml (juta
Rp)
1 2009 Mewujudkan Rumah yang Sehat
dan Hemat Energi Mandiri 1
2 2010
Pemanfaatan Pekarangan Untuk
Meningkatkan Kesejahteraan
Keluarga
Universitas 3
3 2011 Mewujudkan Lingkungan yang
Sehat Universitas 4
30
31
Biodata Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nirwana Puspasari, ST, MT
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIK 98.000.024
5 NIDN 1102057301
6 Tempat dan Tanggal Lahir Kandangan, 2 Mei 1973
7 Email [email protected]
8 Nomor Telepon/HP Hp. 081349083088
9 Alamat Kantor Jl. RTA Milono Km. 1,5 Palangkaraya
10 Nomor Telepon/Faks 0536-3222184, faks 0356-3222184
11 Lulusan yang telah dihasilkan S1 = 194 orang ; S2 = - orang ; S3=-
orang
12 Mata Kuliah yang Diampu Kalkulus
Sistem Transportasi
Rekayasa Lalu Lintas
Struktur Baja
Struktur Kayu
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi
Universitas
Lambung
Mangkurat
Institut 10
November
Surabaya
-
Bidang Ilmu Teknik Sipil Teknik Sipil -
Tahun Masuk-Lulus 1992-1998 2001-2003 -
Judul Skripsi/Thesis/Disertasi
Pengaruh
Penggunaan Filler
Abu Batu Pecah
Terhadap
Pengaruh
Ukuran Sampel
Terhadap Model
Bangkitan dan
-
32
Stabilitas HRS
Dengan Marshall
Test
Hasil Bangkitan
Perjalanan di
Kota Palangka
Raya
Nama Pembimbing/Promotor Ir. Luther
Mangalik, MT
Ir. Dudung
Purwadi, M.Sc
Ir. Hitapria S,
M.Sc
-
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jml (juta
Rp)
1 2009
Pemodelan Bangkitan Perjalanan
di Kota Palangka Raya Mandiri 3
2 2011
Analisis Pengaruh Penggunaan
Portland Cement Type I
Terhadap Daya Dukung Tanah
Untuk Jalan Raya
Universitas 4
3 2012
Pengaruh Dari Berhentinya
Angkutan Kota di Sembarang
Tempat Pada Arus Padat lalu
Lintas
Kopertis
XI 3,5
4 2012
Analisis Tanah Palangka Raya
Distabilisasi Dengan Semen
Untuk Lapis Pondasi Jalan
Universitas 4
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Pada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml (juta
Rp)
1 2011 Pembuatan Pupuk Kompos
Takakura di Kelurahan Sabaru Universitas 4
2 2012
Wujud Menanamkan Budaya
Bersih Pada Lingkungan
Masyarakat Dengan Membuang
Sampah Pada Tempatnya
Universitas 3
33
34