Ustek Paket 9 Final

download Ustek Paket 9 Final

of 49

description

tentang monev dok kontrak

Transcript of Ustek Paket 9 Final

DAFTAR ISI3BAB I

3A.DATA ORGANISASI PELAKSANAAN KONTRAK PEKERJAAN PERENCANAAN DAN PENGAWASAN KONSTRUKSI

6B.DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

7C.URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

8BAB II

8A.TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

81.Tanggapan Dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja

81.1Pemahaman Secara Umum

91.2Pemahaman terhadap Latar Belakang Masalah

101.3Pemahaman Terhadap Maksud dan Tujuan

101.4Pemahaman Terhadap Sasaran

111.5Pemahaman Terhadap Lokasi Pekerjaan

111.6Pemahaman Terhadap Sumber Pendanaan dan Perkiraan Biaya

111.7Pemahaman Terhadap nama dan organisasi pejabat pembuat komitmen

121.8Pemahaman Terhadap Data dasar, Standar Teknis, Studi Terdahulu, dan Referensi Hukum

131.9Pemahaman Terhadap Lingkup Kegiatan

161.10Pemahaman Terhadap Keluaran

171.11Pemahaman Terhadap Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen

171.12Pemahaman Terhadap Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi, Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa

171.13Pemahaman Terhadap Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan

171.14Pemahaman Terhadap Personil

181.15Pemahaman Terhadap Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

181.16Pemahaman Terhadap Rencana Mutu Kontrak (RMK)

181.17Pemahaman Terhadap Laporan Laporan

191.18Pemahaman Terhadap Pedoman Pengumpulan Data Lapangan

20B.URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

211.Pendekatan Teknis

211.1Konsep Dasar dan Tujuan Monitoring dan Evaluasi

231.2Prinsip-Prinsip Monitoring & Evaluasi

241.3Kriteria Evaluasi

251.4Model Monev

342.Metodologi Monitoring dan Evaluasi

342.1Pendekatan

352.2Metode

353.Prosedur Dan Mekanisme Monitoring & Evaluasi

353.1Mekanisme

363.2Prosedur

39BAB III

39A.JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

40Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

42B.KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

421.TENAGA AHLI PELAKSANA PEKERJAAN

421.1Ketua Tim (Team Leader)

431.2Tenaga Ahli Hukum Perdata

441.3Tenaga Ahli Sistem Manajemen Mutu (SMM)

452.TENAGA PENDUKUNG AHLI PELAKSANA PEKERJAAN

452.1Surveyor

452.2Operator Komputer

462.3Sekretaris

46C.JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

47Jadwal Tenaga Ahli (Profesional)

47Jadwal Tenaga Pendukung

48D.DAFTAR RIWAYAT HIDUP PERSONIL YANG DIUSULKAN

48E.SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DITUGASKAN

BAB I

A. DATA ORGANISASI PELAKSANAAN KONTRAK PEKERJAAN PERENCANAAN DAN PENGAWASAN KONSTRUKSI1. Riwayat Singkat Pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksiADHIKARA MITRA CIPTA, PT adalah suatu pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksi Swasta Nasional yang bergerak dalam bidang jasa konsultansi, . . Pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksi ini beralamat di Jl. , Jakarta . yang telah didirikan dengan Akte Notaris ., SH tanggal . dan terdaftar dalam Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No: . Sebagai Pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksi Konsultan yang telah berpengalaman, ADHIKARA MITRA CIPTA, PT telah banyak mendapat kepercayaan untuk menangani proyek-proyek yang dibiayai oleh Pemerintah Indonesia, BUMN, Lembaga Keuangan Internasional maupun Swasta lainya, baik dibidang perencanaan dan pengawasan teknik, , maupun jasa dukungan Manajemen dibidang arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan

2. Bidang Usaha dan Lingkup Layanan Pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksiSampai saat ini ADHIKARA MITRA CIPTA, PT telah berhasil menangani dan menyelesaikan proyek layanan jasa konsultansi di berbagai bidang kegiatan antara lain :

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksi ADHIKARA MITRA CIPTA, PT terdiri dari . dan dibantu . yaitu Bagian . dan Bagian .. Lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur organisasi dibawah ini :

4. Personil Pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksiJumlah personil ................................. saat ini kurang lebih orang yang terdiri atas tenaga ahli ( setingkat S1 & S2)/ teknisi (setingkat SMTA) dan tenaga non teknis. Sebagian besar dari tenaga ahli merupakan insinyur atau bachelor yang lulus dalam bidang Teknik Sipil, Teknik Geodesi dan .

ADHIKARA MITRA CIPTA, PT mempunyai juga beberapa orang Associate yang akan berpartisipasi dalam suatu proyek sesuai dengan bidangnya.

Dengan sistem organisasi ini, ADHIKARA MITRA CIPTA, PT mempunyai basis yang kuat untuk mengembangkan bidang kegiatan dan lingkup konsultansi yaitu dengan cara menambah tenaga ahli baik tetap maupun tidak tetap, atau bekerja sama dengan Konsultan lain baik dengan perseorangan (partner) maupun dengan pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksi (konsorsium).B. DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

No.

Pengguna Jasa/ Sumber DanaNama Paket PekerjaanLingkup LayananPeriodeOrang

BulanNilai

KontrakMitra

Kerja

12345678

C. URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

1. Pengguna Jasa:

1. Nama Paket Pekerjaan :

2. Lingkup Produk Utama:

3. Lokasi Proyek:

4. Nilai Kontrak :

5. No. Kontrak :

6. Waktu Pelaksanaan :

1. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :

Alamat :

Negara Asal :

2. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing .. Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia .. Orang Bulan

3. Pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksi Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli

Asing Indonesia

a. (nama pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksi)........ Orang Bulan........ Orang Bulan

b. (nama pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksi)........ Orang Bulan........ Orang Bulan

c. (nama pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksi)........ Orang Bulan ........ Orang Bulan

d. (nama pelaksanaan kontrak pekerjaan perencanaan dan pengawasan konstruksi)........ Orang Bulan........ Orang Bulan

dst.

4. Tenaga ahli tetap yang terlibat:

Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan

a. .................................. ...................................... ..................................

b. .................................. ...................................... ..................................

c. .................................. ...................................... ..................................

d. .................................. ...................................... ..................................

e. .................................. ...................................... ..................................

dst.

BAB II

D. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

5. Tanggapan Dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja1.1 Pemahaman Secara UmumKerangka Acuan Pekerjaan (TOR) pekerjaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pemilihan paket pekerjaan Konsultan Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Administrasi Kontrak Pekerjaan Konstruksi. Dalam KAK telah diuraikan tentang sasaran yang ingin dicapai melalui jasa konsultansi ini beserta rambu rambunya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga diharapkan akan dihasilkan produk pekerjaan yang berkualitas. Dalam KAK sudah menyampaikan beberapa hal pokok terkait dengan pelaksanaan kegiatan ini yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lokasi pekerjaan, sumber pendanaan dan perkiraan biaya, nama dan organisasi pejabat pembuat komitmen, data dasar, standar teknis, studi studi terdahulu, referensi hukum, lingkup kegiatan, keluaran, Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen, Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi, Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa, Jangka waktu penyelesaian kegiatan, personil, pendukung, Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan, Rencana Mutu Kontrak (RMK) dan Laporan - Laporan, Pedoman Pengumpulan Data Lapangan.1.2 Pemahaman terhadap Latar Belakang Masalah

Dalam KAK salah satu fokus penting dalam latar belakang masalah adalah Dalam pelaksanaan kontrak seringkali terjadi ketidaksesuaian antara yang diperjanjikan dengan pelaksanaan di lapangan yang menyebabkan timbulnya permasalahan antara PPK dan Penyedia Jasa. Hal tersebut akan berdampak pada kemajuan dan/atau hasil akhir pelaksanaan konstruksi menjadi terlambat atau tidak sesuai dengan keluaran dan manfaat yang semula direncanakan.

Mengingat pentingnya pelaksanaan kontrak konstruksi maka monitoring dan evaluasi pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi mutlak diperlukan untuk mengamati pelaksanaan kontrak konstruksi di lapangan, apakah klausul-klausul dalam kontrak sudah menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban, sehingga jika ditemukan ketidaksesuaian dapat diberikan solusi/langkah perbaikan agar tidak menimbulkan sengketa atau permasalahan dikemudian hari.

Dalam rangka percepatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelaksanaan Administrasi Kontrak Pekerjaan Konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka kegiatan monev kontrak konstruksiakan dilakukan oleh Konsultan Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Administrasi Kontrak Konstruksi (Konsultan Monev Kontrak). Konsultan Monev Kontrak adalah konsultan manajerial profesional yang akan melaksanakan monev pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi. Fungsi Konsultan Monev Kontrak adalah memonitor Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di lapangan atas kepatuhan terhadap pelaksanaan butir-butir yang tertuang dalam kontrakdari tahap persiapan kontrak, pelaksanaan kontrak sampai dengan serah terima pekerjaan. Konsultan Monev Kontrak juga berperan dalam pengolahan data, dari menganalisa data, membuat laporan hingga memberikan rekomendasi atas pelaksanaan kontrak yang menjadi target monev kontrak.1.3 Pemahaman Terhadap Maksud dan Tujuan

Berdasarka KAK Konsultan memahami fokus utama maksud dan tujuan adalah tersusunnya kajian, standar dokumen kontrak, dan pedoman pelaksanaan seperti :

Maksud:

1. Melaksanakan pembinaan terhadap unit kerja di lingkunga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengenai pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi.

2. Memperoleh bahan untuk perbaikan/penyempurnaan secara berkelanjutan terhadap sistem pengaturan (NSPK) dan sistem pembinaan administrasi kontrak konstruksi.

Tujuan:

Tujuan dari pekerjaan ini terselenggaranya monitoring danevaluasipelaksanaanadministrasikontrakpekerjaankonstruksi di 17 (tujuh belas) Provinsi di wilayah Sumatera, Jawa dan Bali1.4 Pemahaman Terhadap SasaranSasaran dari kegiatan ini adalah Tercapainya kinerja Pelaksanaan Administrasi Kontrak Pekerjaan Konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat1.5 Pemahaman Terhadap Lokasi Pekerjaan

Konsultan memahami untuk pelaksanaan kegiatan penyusunan Standar Dokumen Kontrak dan Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan dilaksanakan di 17 (tujuh belas) provinsi di wilayah Sumatera, Jawa dan Bali.1.6 Pemahaman Terhadap Sumber Pendanaan dan Perkiraan Biaya

Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan ini berasal dari DIPA Satuan Kerja Direktorat Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Tahun Anggaran 2015 Nomor 033.13.1.613612/2015 tanggal 21 April 2015 sebesar Rp. 834.160.000,- (delapan ratus tiga puluh empat juta seratus enam puluh ribu rupiah) dengan demikian hal ini akan menjadi salah satu referensi bagi konsultan dalam menyiapkan penawaran biaya yang responsive secara efektif dan efisien.1.7 Pemahaman Terhadap nama dan organisasi pejabat pembuat komitmen

Pusat Pembinaan Penyelenggaraaan Konstruksi merupakan Unit Pelaksana Teknis di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum tanggal 8 Juli 2010.

Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan penyelenggaraan konstruksi berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Badan.Dalam Melaksanakan tugas Pusat Pusat Pembinaan Penyelenggaraan Konstruksi mempunyai fungsi :1. pembinaan pemilihan penyedia barang dan jasa;

2. pembinaan administrasi kontrak;

3. pembinaan teknik konstruksi berkelanjutan; dan

4. pelaksanaan urusan tata usaha Pusat.

1.8 Pemahaman Terhadap Data dasar, Standar Teknis, Studi Terdahulu, dan Referensi Hukum

Dalam pelaksanaan kegiatan ini konsultan akan menggunakan data primer maupun sekunder baik yang berada di lingkungan internal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat namun juga di lingkungan eksternal dengan tetap mengacu pada standar teknis dan referensi hukum yang disebutkan dalam kak antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 59 tahun 2010;

3. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015;

4. Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

5. Peraturan Menteri PU No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri PU No. 07/PRT/M/2014;

6. Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/M/2014 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;

7. Peaturan Menteri PU No. 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu.

1.9 Pemahaman Terhadap Lingkup Kegiatan

Konsultan telah memahami yang menjadi lingkup kegiatan dan sebagai persyaratan minimal apa yang harus dikerjakan oleh konsultan dengan tidak menutup adanya pengembangan atau inovasi dari pekerjaan ini adalah :

1. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Administrasi Kontrak Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan pada proyek-proyek Bina Marga, Sumber Daya Air dan Cipta Karya yang menjadi target monev pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi2. Tahapan monev pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi mencakup :a. Melakukan identifikasi proyek di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang akan masuk dalam target monev pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi. Kriteria proyek adalah:

1) Untuk kontrak dengan sumber dana berasal dari APBN atau Pinjaman (Loan);

2) Kontrak 1 (satu) tahun anggaran atau Kontrak Tahun Jamak;

3) Untuk kontrak dengan rencana progres fisik 50 % atau sudah Serah Terima Pertama (PHO);

4) Kontrak dengan harga penawaran dibawah 80% HPS dan/atau Kontrak dengan nilai > 100 M serta sudah mendapatkan opini hukum kontrak.

5) Proyek yang akan dimonev untuk tiap provinsi berasal dari Bina Marga, Sumber Daya Air dan Cipta Karya, dan tiap satminkal diwakili oleh 1 proyek

b. Menyiapkan instrumen survey untuk kegiatan monev pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi.

3. Melakukan Focus Group Discussion (FGD) 1 untuk membahas dan menyepakati mengenai angka 2.a dan 2.ba. FGD dilakukan 1 kali full day meeting dengan mengundang minimal 30 peserta yang terdiri dari perwakilan setiap satminkal di kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

b. FGD dilakukan minimal di hotel sesuai Standar Biaya Umum untuk golongan III keatas dan mengakomodasikan uang transport peserta, uang saku peserta, seminar kit, serta materi untuk peserta

4. Tahapan monev :

a. Melakukan koordinasi dengan PPK dari lokasi proyek yang akan menjadi target monev pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi.

b. Menugaskan surveyor di proyek yang menjadi target monev pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi di masing-masing proyek.

c. Melaksanakan monev pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi pada lokasi proyek yang telah ditentukan, mulai dari tahap persiapan kontrak, pelaksanaan kontrak, sampai dengan serah terima pekerjaan;

d. Mengolah dan menganalisa data yang didapat selama monev pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi;

e. Merumuskan rekomendasi perbaikan terhadap pelaksanaan kontrak kepada PPK yang menjadi target monev;

f. Membuat laporan Monev Kontrak yang minimal terdiri dari hasil monev kontrak, hasil analisa data, kesimpulan, rekomendasi terhadap pelaksanaan kontrak dan dokumentasi.

5. Melakukan Focus Group Discussion (FGD) 2 untuk membahas dan menyepakati antara lain dan tidak terbatas pada:

a. rekomendasi perbaikan terhadap pelaksanaan kontrak kepada PPK yang menjadi target monev; dan

b. laporan Monev Kontrak yang minimal terdiri dari hasil monev kontrak, hasil analisa data, kesimpulan, rekomendasi terhadap pelaksanaan kontrak

6. Lokasi kegiatan mencakup 17 (tujuh belas) Provinsi, dengan penempatan tenaga ahli sebagai berikut:NOLOKASI MONEVCAKUPAN PROVINSI

JUMLAH

1Sumatera1. Aceh2. Sumatera Utara

3. Sumatera Barat

4. Riau

5. Kepulauan Riau

6. Jambi

7. Sumatera Selatan

8. Bangka Belitung

9. Bengkulu

10. Lampung2 Surveyor

2Jawa11. DKI Jakarta

12. Jawa Barat

13. Banten

14. Jawa Tengah

15. DI Yogyakarta

16. JawaTimur

3Bali17. Bali

1.10 Pemahaman Terhadap Keluaran

Keluaran dari kegiatan ini adalah dokumen hasil monev pelaksanaanadministrasi kontrak pekerjaan konstruksi (hasil monev dan laporan monev untuk tiap provinsi), yang dilengkapi dengan laporan berikut:

1. Laporan pendahuluan;

2. Laporan antara;

3. Draf laporan akhir;

4. Laporan Akhir; dan

5. Executive Summary.

1.11 Pemahaman Terhadap Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat KomitmenDalam KAK dinyatakan Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen akan disesuaikan dengan kebutuhan monitoring dan evaluasi monev pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi1.12 Pemahaman Terhadap Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi, Lingkup Kewenangan Penyedia JasaKonsultan akan menggunakan peralatan, material, dan lingkup kewenangan penyedia jasa berdasarkan dengan kebutuhan monitoring dan evaluasi monev pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi dan sesuai dengan persyaratan yang diberikan pemeberi tugas untuk melaksanakan kegiatan ini

1.13 Pemahaman Terhadap Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 150 (seratus lima puluh) hari kalender sejak diterbitkannya SPMK.

1.14 Pemahaman Terhadap Personil

Sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam KAK kebutuhan personil terdiri dari Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yaitu

1. Team Leader (Ahli Manajemen Proyek)2. Ahli Hukum Perdata

3. Ahli Sistem Manajemen Mutu4. Surveyor (2 orang)

5. Operator Komputer

6. Sekretaris

7. Tenaga Administrasi

1.15 Pemahaman Terhadap Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Uraian singkat tentang jadwal tahapan pelaksanaan pekerjaan akan dibahas dibagian lain dalam usulan teknis ini yaitu Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, Komposisi Tim dan Penugasan, dan Jadwal Penugasan Tenaga Ahli

1.16 Pemahaman Terhadap Rencana Mutu Kontrak (RMK)

Konsultan memahami kebutuhan Rencana Mutu Kontrak Rencana Mutu Kontrak (RMK) dibuat rangkap 10 (sepuluh) dalam bentuk softcopy dan hardcopy dan dipresentasikan maksimal 7 (tujuh) hari kerja setelah SPMK diterbitkan1.17 Pemahaman Terhadap Laporan Laporan

Konsultan memahami kebutuhan laporan laporan terdiri dari :

1. Laporan Pendahuluan memuat rencana kerja Tenaga Ahli secara menyeluruh dan jadwal kegiatan Tenaga Ahli, dicetak rangkap 10 (sepuluh) dalam bentuk softcopy dan hardcopy. Laporan Pendahuluan harus diserahkan 28 (dua puluh delapan) hari kalender sejak SPMK diterbitkan

2. Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan pekerjaan, dicetak sebanyak rangkap 10 (sepuluh) dalam bentuk softcopy dan hardcopy. Laporan Antara harus dilaporkan pada minggu ke-3 pada bulan kelima sejak SPMK diterbitkan.

3. Draf Laporan Akhir memuat hasil akhir sementara Standar Dokumen Kontrak dan Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan dicetak sebanyak rangkap 10 (Sepuluh) dalam bentuk softcopy dan hardcopy. Draf Laporan Akhir harus dilaporkan pada minggu ke-1 bulan keenam sejak SPMK diterbitkan

4. Laporan Akhir berupa Kajian, Standar Dokumen Kontrak, dan Pedoman Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan, dicetak rangkap 10 (sepuluh) dalam bentuk softcopy dan hardcopy. Laporan Akhir harus diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum masa kontrak berakhir.

5. Excecutive summary disampaikan bersamaan dengan laporan akhir dicetak rangkap 10 (sepuluh) dalam bentuk softcopy dan hardcopy

1.18 Pemahaman Terhadap Pedoman Pengumpulan Data Lapangan

Data lapangan diperoleh dari 17 (tujuh belas) provinsi di wilayah Sumatera, Jawa dan Bali (pada masing-masing provinsi survey dilakukan pada Satminkal Bina Marga, Sumber Daya Air dan Cipta Karya) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pengumpulan data dilakukan oleh 2 (dua) orang Surveyor, dengan waktu pelaksanaan survey pada satu provinsi dilakukan selama 3 (tiga) hari. Tim survey dari konsultan terdiri dari 2 (dua) orang Surveyor harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan tim teknis, dan akan mendapatkan akomodasi yaitu: tiket pp, hotel untuk golongan 3 keatas, uang taksi, dan sewa mobil (uang harian tidak termasuk akomodasi/tidak diberikan)E. URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

Tujuan uraian pendekatan, metodologi dan program kerja monitoring dan evaluasi (monev) ini adalah memberi pemahaman tentang langkah-langkah persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan administrasi pekerjaan kontrak konstruksi yang menjadi usulan teknis konsultan. Suatu pelaksanaan pekerjaan konstruksi haruslah dikelola secara profesional. Pengelolaan organisasi dimulai dari sistem perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program sesuai dokumen kontrak yang telah disepakati. Namun demikian dalam kenyataannya, dewasa ini masih banyak keputusan-keputusan dalam pelaksanaan administrasi pekerjaan kontrak konstruksi yang diambil tidak sesuai dengan dokummen kontrak konstruksi tersebut.

Oleh karena itu sebelum konsultan melakukan monev, maka terlebih dahulu

Harus memiliki pemahaman, keterampilan, dan kemampuan melaksanakan tugas sebagai evaluator dalam pelaksanaan pekerjaan kontrak konstruksi. Di sisnilah diperlukan kemampuan menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data hingga menginterpretasikan hasil analisis dan menyusun kesimpulan hasil analisis. Hasil analisis data monev ini menjadi informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan perencanaan program di masa mendatang. 6. Pendekatan Teknis 1.1 Konsep Dasar dan Tujuan Monitoring dan Evaluasi a. Monitoring Keberhasilan suatu program dapat dilihat dari kesesuaian antara perencanaan, pelaksanaan dan hasil yang dicapai sesuai tujuan utama program. Untuk dapat mengetahui capaian program dan menyusun tingkat keberhasilan pelaksanaan program perlu disusun suatu instrumen monitoring dan evaluasi sebagai alat ukur.

Instrumen MONEV harus disusun sebagai langkah awal dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Kegiatan monitoring ditujukan untuk memperoleh fakta, data dan informasi tentang pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi serta untuk melihat apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan indikator-indikator yang telah direncanakan. Temuan dari hasil monitoring akan menjadi dasar untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan.

Monitoring merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah program yang dibuat berjalan dengan baik sebagaimana mestinya sesuai dengan perencanaan dan indikator keluaran, adakah hambatan yang terjadi dan bagaimana para pelaksana program kerjasama mampu mengatasi hambatan tersebut. Monitoring terhadap kegiatan yang sedang berlangsung merupakan langkah pengendalian yang baik dalam penentuan keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan kontrak konstruksi

Secara lebih terperinci monitoring bertujuan untuk:

Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan tentang kegiatan yang dilaksanakan;

Mendapatkan gambaran tentang capaian program; Mendapatkan iformasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan selama kegiatan;

Menyajikan fakta dan nilai yang perlu diperhatikan

b. Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan monitoring karena informasi yang dihasilkan dari kegiatan monitoring dijadikan dasar untuk menilai pelaksanaan kegiatan. Evaluasi diarahkan untuk mengukur capaian dan mengontrol arah pelaksanaan kegiatanSecara lebih terperinci evaluasi bertujuan untuk:

Menilai keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan; Menentukan kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program; Memberikan iformasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan kegiatan; Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program; Media untuk menentukan arah program dan pendekatan yang tepat untuk mencapai sasaran dengan baik

1.2 Prinsip-Prinsip Monitoring & Evaluasi

Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi suitu program kerjasama harus memenuhi prinsipprinsip sebagai berikut:a. Berorientasi pada hasil (Result Based Monitoring)

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengukur hasil yang ingin dicapai. Hasil monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan untuk perbaikan atau peningkatan program secara substansi dan administrasi.

b. Mengacu pada kriteria keberhasilan.

Monitoring dan evaluasi seharusnya dilaksanakan mengacu pada kriteria keberhasilan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan kriteria keberhasilan dilakukan bersama antara para tim pelaksana monitoring dan evaluasi, para pelaksana program

c. Mengacu pada asas manfaat

Monitoring dan evaluasi sudah seharusnya dilaksanakan dengan manfaat yang jelas. Manfaat tersebut adalah berupa saran, masukan atau rekomendasi untuk perbaikan program di masa mendatang.

d. Dilakukan secara obyektif.

Monitoring dan evaluasi harus dilaksanakan secara obyektif untuk melaporkan hasil temuannya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan1.3 Kriteria Evaluasi

a. Relevansi: yaitu sejauh mana pelaksanaan pekerjaan kontrak konstruksi berjalan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Efektivitas: yaitu suatu ukuran sejauh mana suatu pelaksanaan administrasi pekerjaan kontrak konstruksi mencapai tujuan dalam kontrak.

c. Efisiensi: yaitu mengukur keluaran, kualitatif dan kuantitatif, dalam pelaksanaan administrasi pekerjaan kontrak konstruksi.

d. Dampak: yaitu perubahan positif dan negatif yang dihasilkan dari pelaksanaan administrasi pekerjaan kontrak konstruksi sesuai atau tidak sesuai suatu program terhadap pembangunan, secara langsung maupun tidak, disengaja maupun tidak.

e. Keberlanjutan: yaitu mengukur apakah manfaat pelaksanaan administrasi pekerjaan kontrak konstruksi dapat terus dilaksanakan.

1.4 Model MonevEvaluasi Program sebagai suatu system memiliki cakupan bidang yang sangat luas, dan memiliki banyak model. Suatu model evaluasi menunjukkan ciri khas baik dari tujuan evaluasi, aspek yang dievaluasi, keluasan cakupan, tahapan evaluasi, tahapan program yang akan dievaluasi, dan cara pendekatan. Kaufman dan Thomas (1998) telah mengemukakan adanya 8 Model monitoring dan Evaluasi Program seperti berikut ini :

a. Goal Oriented Evaluation Model (Model Evaluasi berorientasi Tujuan), oleh Tyler

Adalah model evaluasi yang paling awal, dikembangkan mulai tahun 1961, memfokuskan pada pencapaian tujuan pekerjaan "sejauh mana tujuan pekerjaan yang telah ditentukan dapat tercapai. Indikator pencapaian tujuan ditunjukkan oleh prestasi pelaksana pekerjaan, progres dan kualitas pekerjaan. Dalam evaluasi program pekerjaan, pengukuran dilakukan terhadap variable (indikator) pekerjaan, hasil pengukuran dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelum program dilaksanakan atau dengan criteria standar; hasil pengukuran dapat menggambarkan berhasil atau tidaknya program pekerjaan.b. Goal free Evaluation Model (Model Evaluasi Bebas Tujuan), oleh Scriven

Adalah evaluasi yang tidak didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dari program kegiatan. Evaluasi bebas tujuan (goal free evaluation) berorientasi pada pihak eksternal, pihak konsumen, stake holder, dewan pekerjaan, masyarakat. Scriven mengatakan bahwa bagi konsumen, stake holder, atau masyarakat "tujuan suatu program tidak penting". Yang penting bagi konsumen adalah perilaku bagus yang dapat ditampilkan oleh setiap personal yang mengikuti program kegiatan atau setiap barang yang dihasilkan. Dalam konteks evaluasi pekerjaan, goal-free bukan berarti bahwa evaluator buta atau tidak mau tau tentang tujuan program. Namun, evaluator membatasi diri untuk tidak terlalu fokus pada tujuan agar terhindar dari bias.Evaluasi model goal free, focus pada adanya perubahan perilaku yang terjadi sebagai dampak dari program yang diimplementasikan, melihat dampak sampingan baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan, dan membandingkan dengan sebelum program dilakukan. Evaluasi juga membandingkan antara hasil yang dicapai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk program tersebut atau melakukan cost benefit analysis.c. Formatif - Summatif Evaluation Mode oleh Scriven

Evaluasi model ini dikembangkan oleh Michael Scriven, dengan membedakan evaluasi menjadi dua jenis: evaluasi formatif dan evaluasi summatif.

1) Evaluasi formatif, bersifat internal berfungsi untuk meningkatkan kinerja lembaga, mengembangkan program/personal, bertujuan untuk mengetahui perkembangan program yang sedang berjalan (in-progress). Monitoring dan supervisi, termasuk dalam kategori evaluasi formatif, dilakukan selama kegiatan program sedang berlangsung, dan akan menjawab berbagai pertanyaan:

a) Apakah program berjalan sesuai rencana? b) Apakah semua komponen berfungsi sesuai dengan tugas masing-masing? Jika tidak apakah perlu revisi, modifikasi?

2) Evaluasi sumatif, dilakukan pada akhir program, bertujuan untuk mengetahui keberhasilan program yang telah dilaksanakan, memberikan pertanggung-jawaban atas tugasnya, memberikan rekomendasi untuk melanjutkan atau menghentikan program pada tahun berikutnya. Evaluasi akan dapat menjawab pertanyaan a) Sejauh mana tujuan program tercapai? b) Perubahan apa yang terjadi setelah program selesai? c) Apakah program telah dapat menyelesaikan masalah?d) Perubahan perilaku apa yang dapat ditampilkan, dilihat dan dirasakan setelah selesai mengikuti pelatihan?

d. Countenance Evaluation Model (Model Evaluasi) oleh StakeEvaluasi memfokuskan pada program pekerjaan, untuk mengidentifikasi tahapan proses pekerjaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Stake ada 3 tahapan program: Antecedent phase, Transaction phase, dan Outcomes phase. Pada setiap tahapan, akan mengungkapkan (describe) dua hal: Apa yang diinginkan (intended) dan Apa yang terjadi (observed). Secara rinci diuraikan sebagai berikut:1) Antecedent phase, pada tahap sebelum program dilaksanakan. Evaluasi akan melihat (a) kondisi awal program, (b) faktor-faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi keberhasilan/kegagalan, (c) kesiapan pelaksana pekerjaan dan fasilitas pendukung sebelum program dilaksanakan2) Transaction phase, pada saat program diimplementasikan. Evaluasi difokuskan untuk melihat program berjalan sesuai dengan rencana atau tidak, bagaimana partisipasi para pihak pelaksana pekerjaan3) Outcomes phase, pada akhir program untuk melihat perubahan yang terjadi sebagai program yang telah dilakukan

a) Apakah para pelaksana menunjukkan perilaku baik, kinerja tinggi?

b) Apakah klien (konsumen) merasa puas dengan program yang dilaksanakan?

c) Perubahan perilaku apa yang dapat diamati setelah program selesai?

e. Responsive Evaluation Model (Model Evaluasi Responsif) oleh Stake

Setelah beberapa tahun melakukan dan mengembangkan evaluasi Model Countenance, Stake memunculkan ide Responsive Evaluation Model. Evaluasi ini dikembangkan sejalan dengan perkembangan manajemen personel, perubahan perilaku (behavior change). Evaluasi model ini sesuai untuk program-program sosial, seni, humaniora, dan masalah-masalah yang perlu penanganan dengan aspek humaniora. Evaluasi fokus pada reaksi berbagai pihak atas program yang diimplementasikan, dan mengamati dampak akibat dari hasil pelaksanaan programf. CIPP Evaluation Model (Model Evaluation CIPP) oleh Stufflebeam

CIPP singkatan dari Context, Input, Process, Product, adalah model evaluasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan. Menurut Stufflebeam, Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing usefull information for judging alternative decission making". Stufflebeam menggolongkan evaluasi menjadi 4 jenis ditinjau dari alternatif keputusan yang diambil dan tahapan program yang dievaluasi. Dari empat tahapan evaluasi tersebut, setiap tahapan evaluasi adanya informasi pembuatan keputusan:

1) Evaluasi Context, dilakukan pada tahap penjajagan menghasilkan informasi untuk keputusan perencanaan (planning decission). Evaluasi konteks akan melihat bagaimana kondisi kontekstual, apa harapan masyarakat, apa visi dan misi lembaga yang akan dievaluasi2) Evaluasi Input, dilakukan pada tahap awal menghasilkan informasi untuk keputusan penentuan strategi pelaksanaan program (structuring decission). Evaluasi input akan melihat bagaimana kondisi input (masukan) baik raw input maupun instrumental input. Raw input adalah input yang diproses menjadi output, untuk lembaga pekerjaan adalah siswa, peserta didik; Instrumental input seperti guru, fasilitas, kurikulum, manajemen, adalah input pendukung dalam implementasi program3) Evaluasi Process, dilakukan selama program berjalan menghasilkan informasi tentang pelaksanaan program; evaluasi proses akan melihat bagaimana kegiatan program berjalan, peran para pihak terkait pelaksana pekerjaan, bagaimana penggunaan dana, bagaimana interaksi para pihak tersebut di lapangan/lokasi pekerjaan. Berapa persen keberhasilan yang telah dicapai, dan memperkirakan keberhasilan di akhir program. Jenis keputusan adalah pelaksanaan (implementing decission)4) Evaluasi product, dilakukan pada akhir program, untuk mengetahui keberhasilan program. Sejauh mana tujuan telah dicapai, hambatan yang dijumpai dan solusinya, bagaimana tingkat keberhasilan program meliputi: efektivitas, efisiensi, relevansi, produktivitas, dsb. Evaluasi produk menghasilkan informasi untuk keputusan kelanjutan program (recycling decission). Evaluasi produk juga sebagai akuntabilitas pimpinan tentang program yang menjadi tanggungjawabnya kepada stake holder

g. CSE UCLA Evaluation Model (Center for the Study of Evaluation, University of California at Los Angeles)

Evaluasi model CSE-UCLA hampir sama dengan model CIPP, termasuk kategori evaluasi yang komprehensif. Evaluasi CSE-UCLA melibatkan 5 tahapan evaluasi: Perencanaan, Pengembangan, Pelasksanaan, Hasil, dan Dampak1) Tahap pertama evaluasi dimulai dengan Needs Assessment, dimana evaluasi mengidentifikasi ada tidaknya perbedaan antara status program atau kondisi kenyataan (what is) dengan yang diharapkan (what should be). Apa problem yang dihadapi? Gap apa yang ada dalam unit kerja?2) Tahap kedua perencanaan dan pengembangan (program planning and development), melihat apakah program yang direncanakan sesuai untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan? Keputusan yang akan diambil adalah pemilihan strategi untuk mencapai tujuan program 3) Tahap ketiga pelaksanaan, evaluasi terfokus pada implementasi program. Evaluasi akan menjawab pertanyaan:

a) Apakah program berjalan sesuai dengan rencana?

b) Bagaimana penampilan para pihak terkait?

c) Bagaimana kesan dan sikap masyarakat?

d) Bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan?

e) Jenis rekomendasi antara lain: Apa yang perlu dirubah, diperbaiki, dibenahi agar pada tahap akhir program mencapai keberhasilan?4) Tahap keempat hasil, evaluasi dilakukan terhadap hasil yang dicapai. Sejauh mana program telah dapat mencapai tujuan yang direncanakan? Apakah hasil yang dicapai sebagai akibat dari perlakuan yang diberikan5) Tahap kelima dampak, evaluasi difokuskan pada penilaian terhadap kemanfaatan program. Pertanyaan berkisar pada bagaimana keberadaan program? Bagaimana manfaat program terhadap personal dan lembaga? Jenis rekomendasi pada tahap ini adalah program perlu dikembangkan, diperpanjang, dimodifikasi, dikurangi atau bahkan dihentikanh. Discrepancy Evaluation Model (DEM) oleh ProvusEvaluasi model Discrepancy dikembangkan oleh Malcom Provus, focus pada pembandingan hasil evaluasi dengan performansi standar yang telah ditentukan. Hasil evaluasi digunakan untuk pengambilan kebijakan tentang program yang telah dilaksanakan: akan ditingkatkan, akan dilanjutkan, atau dihentikan. Provus mengatakan Evaluation is the process of (a) aggreing upon program standar, (b) determining whether a discrepancy exist between some aspect of the program, and (c) using discrepancy information to identify the weaknesses of the program.Evaluasi program dengan model DEM melibatkan 4 tahap kegiatan sesuai dengan tahapan kegiatan organisasi atau program yang akan dievaluasi:1) Mengidentifikasi program (program definition), disini evaluasi focus pada penentuan dan rumusan tujuan2) Penyusunan program (program installation), evaluasi focus pada isi atau substansi program, cara-cara, metode, mekanisme untuk mencapai tujuan3) Pelaksanaan kegiatan program (program implementation), evaluasi difokuskan untuk mengukur perbedaan yang terjadi antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang telah ditentukan (standar).4) Hasil yang dicapai program (program goal attainment), disini kegiatan evaluasi menginterpretasikan hasil temuan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk pembuatan keputusan. Keputusan dapat berupa revisi program dan atau melanjutkan program kegiatan.Evaluasi mengukur Performance pada setiap tahapan program, dan membandingkan dengan Standar yang telah ditentukan. Pertanyaan evaluasi dalam Model DEM :

a) Apakah program sudah diidentifikasi dengan baik dan jelas?

b) Apakah program telah disusun dengan baik? Apakah program dilaksanakan dengan baik, dan apakah tujuan pendukung (enabling obyectives) dapat dicapaic) Apakah tujuan akhir program telah dapat dicapai.

7. Metodologi Monitoring dan EvaluasiSesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) waktu yang tersedia untuk pekerjaan ini adalah 5 (lima) bulan. Metodologi Monitoring dan Evaluasi konsultan meliputi Pendekatan dan Metode yang diuraikan berikut.2.1 Pendekatan

Pendekatan dalam pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi oleh konsultan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Membentuk tim Monitoring dan Evaluasi yang terdiri dari para surveyor yang berpengalaman dalam bidang monev maupun bidang jasa konstruksi;

b. Melakukan Bimbingan Teknis terhadap para tim monitoring dan evaluasi; c. Mendatangi/mengunjungi lokasi kegiatan untuk mengamati perubahan yang terjadi dan mengumpulkan data-data dengan menggunakan istrumen monitoring dan evaluasi yang telah disiapkan; d. Mengolah data-data hasil monitoring dan evaluasi untuk disusun dalam bentuk laporan; e. Mengadakan rapat koordinasi dan evaluasi dengan instansi terkait dalam rangka penyempurnaan laporan yang mencakup kesimpulan, saran dan rekomendasi; dan f. Menyusun laporan akhir

2.2 MetodeMetode yang dipakai dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi antara lain:

a. Kunjungan lapangan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap hasil kerja,

b. sinkronisasi antara perencanaan program dengan implementasinya, dampak dan manfaat bagi penerima, hambatan dan kendala;

c. Wawancara terhadap para stakeholder dan penerima manfaatd. Penyebaran kuesioner kepada para stakeholder dan penerima manfaat;

e. Review dokumen;

f. Workshop / focus group discussion (FGD);dan

g. monitoring system.8. Prosedur Dan Mekanisme Monitoring & Evaluasi3.1 MekanismeProsedur monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan administrasi pekerjaan kontrak konstruksi sebagai berikut:

a. Tim konsultan berkoordinasi dengan tim teknis dan unit kerja terkait untuk melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan.

b. Kegiatan monitoring dan evaluasi melibatkan tim konsultan, tim teknis, unit kerja terkait, dan pihak terkait.

c. Kegiatan monitoring dan evaluasi mencakup: pemantauan ke lokasi pelaksanaan kegiatan dan evaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.d. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan berdasarkan ketentuan dalam kerangka acuan kerja.

e. Hasil monitoring dan evaluasi disusun dalam bentuk laporan untuk dijadikan referensi bagi pengguna jasa. 3.2 Prosedur

Pelaksanaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi administrasi pekerjaan kontrak konstruksi dilakukan dengan beberapa tahapan mekanisme berikuta. PerencanaanMenganalisa kesesuaian setiap program dengan peraturan perundangan yang berlaku, meliputi kesesuaian dengan dokumen kontrak, kelengkapan dokumen yang disyaratkan, adanya dokumen perencanaan dan anggaran berupa AnnualWork plan (AWP), kelayakan usulan dan ketersediaan pendampingan/panitia peneliti kontra, kesesuaian program/kegiatan dengan indikator outputb. Perikatan

Melakukan review dan pencermatan terhadap dokumen-dokumen yang ditandatangani oleh kedua belah pihak apakah seisuai dengan ketentuan yang nberlaku dan apakah isi dokumen dapat menghasilkan manfiat bagi kedua belah pihak dan meminimalisir dampak-dampak negatif di masa yang akan datangc. Persiapan dan Perencanaan

Berdasarkan perikatan yang telah disepakati, para pelaksana memahami dan mencermati butir-butir perjanjian sebagai landasan pelaksanaan kegiatan. pada tahapan ini dilakukan pengecekan apakah ada koordinasi dan konsultasi antar stakeholder dalam menyusun pengorganisasian kegiatan, pembagian tugas dan wewenang dan penyusunan rencana kerja yang jelas antar pelaksana dan terjadi pembagian kerja yang pasti dan jelas

Komponen penyedia dan PPK telah melaksanakan koordinasi, komunikasi dan konsultasi secara efektif dan intensif dengan Satuan kerja (Pengguna Jasa)d. Pelaksanaan

Ketersediaan SDM dalam mengelola program Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan dokumen perencanaan yang telah disepakati bersamae. Monitoring dan Evaluasi

Pelaksanaan fasilitasi kegiatan monitoring & evaluasi oleh Komponen pelaksana. Keterlibatan pengguna jasa terkait dalam kegiatan monitoring & evaluasi. Pelaksanaan monitoring & evaluasi secara rutin dan terkoordinasi. Penyusunan dokumen pelaporan sebagai hasil monitoring & evaluasif. PelaporanAdanya format baku pelaporan sesuai yang ditetapkan oleh pengguna jasa, Pemahaman pengisian format pelaporan tersebut oleh komponen pelaksana. Penyampaian pelaporan pelaksanaan program kerjasama secara triwulanan oleh Komponen Pelaksana kepada pengguna jasa g. Masalah dan Hambatan

Kendala dan hambatan yang dihadapi dan upaya-upaya yang dilakukanh. Kesimpulan dan RekomendasiKeberhasilan program dan manfaatnya bagi unit kerja. Kesesuaian hasil kerjasama yang dicapai dengan harapan Pemerintah dan masyarakat. Rencana tindak lanjut pasca program/keberlanjutan program. Inventarisasi dan pengelolaan aset sebagai hasil pekerjaan.BAB III

F. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Konsultan telah menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan dengan perhitungan yang cermat serta memperhatikan kemungkinan akan terjadinya gangguan atau hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan seperti kondisi cuaca dan kemungkinan lainnya. Jadwal Pelaksanaan pekerjaan ini disusun dari jadwal pelaksanaan masing-masing item pekerjaan, yang uraiannya dapat dilihat pada tabel terlampir.

Penyusunan jadwal pelaksanaan yang ketat dan berkesinambungan antara item pelaksanaan pekerjaan satu dengan lainnya serta disiplin personil dalam

melaksanakan pekerjaan akan sangat membantu mencapai sasaran dari pelaksanaan pekerjaan yang ditangani. Konsultan telah menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan dengan perhitungan yang cermat serta memperhatikan kemungkinan akan terjadinya gangguan atau hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan seperti kondisi cuaca dan kemungkinan lainnya. Jadwal Pelaksanaan pekerjaan ini disusun dari jadwal pelaksanaan masing-masing item pekerjaan, yang uraiannya dapat dilihat pada tabel terlampir. Keseluruhan kegiatan studi ini akan memakan waktu 5 (lima) bulan, dengan Secara jelas, jadwal pelaksanaan studi dapat dilihat pada Tabel berikut ini :Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

NoTahapan KegiatanBulan-1Bulan-2Bulan-3Bulan-4Bulan-5

12341234123412341234

IPENDAHULUAN

1Penyusunan dan Penyerahan RMK

2Penyusunan dan Penyerahan Laporan Pendahuluan

IIPENGUMPULAN DATA

1Persiapan Tim Konsultan koordinasi dg Tim Teknis

2Penetapan lokasi monev dan Persiapan instrumen survey

3Berkoordinasi dgn PPK yang akan menjadi lokasi monev

4Focus Group Discussion 1 (FGD 1)

5Pelaksanaan Monev Kontrak di 17 Provinsi

IIIDIAGNOSIS DAN PENGOLAHAN DATA

1Pengolahan dan analisa data hasil monev

2Melakukan analisa data hasil monev

3Menyusun hasil analisa data monev

4Menyusun Konsep Kesimpulan dan Rekomendasi Hasil Monev

Melakukan Focus Group Discussion (FGD) 2 untuk membahas dan menyepakati hasil monev

5Penyusunan dan Penyerahan Laporan Laporan Antara.

IVPENYUSUNAN PRODUK AKHIR

1Tim Konsultan koordinasi dg Tim Teknis

2Menyusun data monev, kesimpulan, dan rekomendasi hasil monev

3Penyusunan dan Penyampaian Draft Laporan Akhir

4Tim Konsultan koordinasi dg Tim Teknis

5Penyusunan dan Penyampaian Laporan Akhir & Executive Summary

G. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut, maka dibutuhkan beberapa

tenaga ahli yang memiliki sertifikat keahlian dari Asosiasi Profesi yang telah

diregistrasi LPJK, dengan jumlah dan kualifikasi sebagai berikut :

9. TENAGA AHLI PELAKSANA PEKERJAAN

1.1 Ketua Tim (Team Leader)

Ketua Tim dengan SKA Manajemen Proyek disyaratkan seorang Sarjana Strata (S2) Teknik Sipil berpengalaman kerja minimal 7 tahun dan termasuk didalamnya pengalaman kerja minimal 2 tahun dalam bidang Jasa Pengawas Administrasi Kontrak/Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung/Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Transportasi/Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air. Tugas ketua tim antara lain:a) Sebagai koordinator seluruh tugas yang dikerjakan oleh Tenaga Ahli (TA) di dalam timnya dan bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan pekerjaan yang ditentukan dalam Kerangka Acuan Kerja ini;

b) Melakukan konsultansi hasil pekerjaan yang telah dilakukan kepada pemberi tugas, membuat laporan kemajuan pekerjaan, membuat laporan pendahuluan, laporan antara, draft laporan akhir dan laporan akhir;

c) Melakukan koordinasi dengan TA dalam inventaris data-data primer maupun skunder;

d) Melakukan konsultansi hasil pekerjaan yang telah dilakukan kepada tim teknis minimal sebulan sekali,

e) Mempresentasikan hasil pekerjaan mulai dari konsep awal sampai konsep akhir laporan;

f) Membuat laporan kemajuan pekerjaan, membuat laporan pendahuluan, laporan antara, draf laporan akhir dan laporan akhir;

g) Melakukan pengendalian pelaksanaan kegiatan agar penyelesaian kegiatan dapat tercapai tepat waktu;

h) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan sampai dengan pekerjaan dianggap selesai.

1.2 Tenaga Ahli Hukum Perdata

Pekerjaan S1 Hukum Perdata dengan pengalaman 7 tahun dan termasuk didalamnya pengalaman kerja minimal 2 tahun dalam menangani pelaksanaan pekerjaan kontrak konstruksi. Penugasan untuk 1 orang selama 5 (lima) bulan. Tugas dan tanggung jawabnya tidak terbatas pada antara lain:

a) Membantu team leader dalam menyusun usulan lokasi proyek yang akan menjadi target monitoring evaluasi pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi;

b) Mengkoordinasikan input data hasil survey yang dilakukan oleh para surveyor dan petugas operator komputer.

c) Melakukan analisa dan evaluasi terhadap data yang didapat dari hasil monev

d) Menyusun hasil analisa dan evaluasi tersebut yang mencakup memberikan kesimpulan dan rekomendasi terhadap pelaksanaan kontrak dari paket pekerjaan yang menjadi target monev;

e) Bersama Team Leader turut serta membuat RMK, laporan pendahuluan, laporan antara, draft laporan akhir dan laporan akhir.

1.3 Tenaga Ahli Sistem Manajemen Mutu (SMM)Pekerjaan S1 Teknik Sipil dengan pengalaman 7 tahun dan termasuk didalamnya pengalaman kerja minimal 2 tahun dalam menangani pelaksanaan pekerjaan kontrak konstruksi. Penugasan untuk 1 orang selama 5 (lima) bulan . Tugas dan tanggung jawabnya tidak terbatas pada antara lain:a) Membantu team leader dalam menyusun usulan lokasi proyek yang akan menjadi target monitoring evaluasi pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi;

b) Mengkoordinasikan input data hasil survey yang dilakukan oleh para surveyor dan petugas operator komputer.

c) Melakukan analisa dan evaluasi terhadap data yang didapat dari hasil monev

d) Menyusun hasil analisa dan evaluasi tersebut yang mencakup memberikan kesimpulan dan rekomendasi terhadap pelaksanaan kontrak dari paket pekerjaan yang menjadi target monev;

e) Bersama Team Leader turut serta membuat RMK, laporan pendahuluan, laporan antara, draft laporan akhir dan laporan akhir.10. TENAGA PENDUKUNG AHLI PELAKSANA PEKERJAAN

Dalam menyelesaikan pekerjaannya tenaga-tenaga ahli tersebut di atas

dibantu oleh beberapa tenaga pendukung, yaitu:

2.1 SurveyorPekerjaan S1 Teknik atau auditor dengan pengalaman 7 tahun dan termasuk didalamnya pengalaman kerja minimal 2 tahun dalam bidang pengambilan data survey.

Tugas dan tanggung jawabnya tidak terbatas pada antara lain:a) Membantu team leader dalam menyiapkan instrumen monev yang akan digunakan;

b) Melakukan koordinasi intensif dengan PPK Proyek yang menjadi target monev;

c) Melakukan survey kelokasi monev untuk mengumpulkan data terkait monitoring evaluasi pelaksanaan administrasi kontrak pekerjaan konstruksi;

d) Tidak diperlukan SKA untuk tenaga pendukung

e) Ditugaskan untuk 2 orang selama 5 bulan (5 OB).2.2 Operator Komputer

Tugas dan tanggung jawabnya tidak terbatas pada antara lain:

a) Melakukan input data hasil monev kontrak.

b) Membantu Tenaga Ahli dalam membuat laporan pendahuluan, laporan antara, draft laporan akhir dan laporan akhir

c) Tidak diperlukan SKA untuk tenaga pendukung.

d) Ditugaskan untuk 1 orang selama 5 bulan (5 OB) 2.3 Sekretaris

Tugas dan tanggung jawabnya tidak terbatas pada antara lain:

a) Membantu Tenaga Ahli dalam hal administrasi, tata persuratan dan koordinasi.

b) Tidak diperlukan SKA untuk tenaga pendukung.

c) Ditugaskan untuk 1 orang selama 5 bulan (5 OB) H. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Keseluruhan kegiatan studi ini akan memakan waktu 5 (lima) bulan, dengan tenaga ahli yang terlibat Secara jelas, jadwal penugasan tenaga ahli dan jadwal pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel berikut ini

Jadwal Tenaga Ahli (Profesional)

TENAGA AHLINAMA PERSONILBULANDURASI PENUGASAN (BULAN)

Bulan 1Bulan 2Bulan 3Bulan 4Bulan 5

12341234123412341234

Team Leader5

Ahli Hukum Perdata5

Ahli SMM5

Jadwal Tenaga Pendukung

TENAGA AHLINAMA PERSONILBULANDURASI PENUGASAN (BULAN)

Bulan 1Bulan 2Bulan 3Bulan 4Bulan 5

12341234123412341234

Surveyor5

Operator Komputer5

Sekretaris5

Tenaga Administrasi

I. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PERSONIL YANG DIUSULKAN

J. SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DITUGASKAN

17