USTEK Masterplan Persampahan Denpasar

119
CV. Tri Matra Konsultan P Bagian Bagian Bagian Bagian A.1. Data Organis 1. Umum CV. TRI MATRA keinginan meng dimana didalam berbekal ilmu p MATRA DISAIN Tanggal 27 Janu Sipil, Arsitektur, T Disisi lain, CV. memberikan jang serta mengan Perkembangan pembangunan b dengan profes pembangunan. perkembangan p mutu layanan ya Dalam meningka oleh sumber da dalam bidangny masalah pekerja USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KO a Disain Perencana dan Pengawas sasi Perusahaan A DISAIN terbentuk dengan dilandasi sikap gembangkan diri bersama serta tanggun mnya tergabung beberapa sumber daya m pengetahuan dan profesionalisme yang t N adalah badan usaha Jasa Konsultansi yan uari 1992 di Denpasar - Bali dengan lingkup Tata Lingkungan, Mekanikal dan Elektrikal. . TRI MATRA DISAIN didirikan dengan gkauan pelayanan yang lebih luas di bidang ntisipasi perkembangan pembangunan dunia usaha jasa konsultasi yang sejala bangsa dituntut adanya sumber daya manus sionalisme tinggi dalam usaha pening Meningkatnya profesionalisme telah ma pembangunan, hal ini menyebabkan semaki ang diberikan dibidang jasa konsultasi. atkan mutu pelayanan CV. TRI MATRA D aya manusia yang memiliki pengetahuan d ya masing-masing. Serta dalam hal penan aan, CV. TRI MATRA DISAIN ada dala DATA PENGA PERUSAHAA A OTA DENPASAR 1 p kerjasama dan ngjawab profesi, manusia dengan tinggi. CV. TRI ng didirikan pada p layanan Bidang n tujuan untuk jasa konsultansi yang ada. an dengan laju sia yang handal gkatan kualitas ampu mengikuti in meningkatnya DISAIN didukung dan pengalaman nganan berbagai am posisi untuk ALAMAN AN

Transcript of USTEK Masterplan Persampahan Denpasar

CV. Tri Matra DisainKonsultan Perencana dan Pengawas

BagianBagianBagianBagian

A.1. Data Organisasi Perusahaan

1. Umum

CV. TRI MATRA DISAIN

keinginan mengembangkan diri bersama serta tanggungjawab profesi,

dimana didalamnya tergabung beberapa sumber daya manusia dengan

berbekal ilmu pengetahuan dan profesionalisme yang tinggi.

MATRA DISAIN

Tanggal 27 Januari 1992 di Denpasar

Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, Mekanikal dan Elektrik

Disisi lain, CV. TRI MATRA DISAIN

memberikan jangkauan pelayanan yang lebih luas di bidang jasa konsultansi

serta mengantisipasi perkembangan pembangunan yang ada.

Perkembangan dunia usaha jasa konsultasi yang sejalan deng

pembangunan bangsa dituntut adanya sumber daya manusia yang handal

dengan profesionalisme tinggi dalam usaha peningkatan kualitas

pembangunan. Meningkatnya profesionalisme telah mampu mengikuti

perkembangan pembangunan, hal ini menyebabkan semakin

mutu layanan yang diberikan dibidang jasa konsultasi.

Dalam meningkatkan mutu pelayanan

oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan pengalaman

dalam bidangnya masing

masalah pekerjaan,

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Data Organisasi Perusahaan

CV. TRI MATRA DISAIN terbentuk dengan dilandasi sikap kerjasama dan

keinginan mengembangkan diri bersama serta tanggungjawab profesi,

dimana didalamnya tergabung beberapa sumber daya manusia dengan

mu pengetahuan dan profesionalisme yang tinggi.

MATRA DISAIN adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang didirikan pada

Tanggal 27 Januari 1992 di Denpasar - Bali dengan lingkup layanan Bidang

Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, Mekanikal dan Elektrikal.

CV. TRI MATRA DISAIN didirikan dengan tujuan untuk

memberikan jangkauan pelayanan yang lebih luas di bidang jasa konsultansi

serta mengantisipasi perkembangan pembangunan yang ada.

Perkembangan dunia usaha jasa konsultasi yang sejalan deng

pembangunan bangsa dituntut adanya sumber daya manusia yang handal

dengan profesionalisme tinggi dalam usaha peningkatan kualitas

pembangunan. Meningkatnya profesionalisme telah mampu mengikuti

perkembangan pembangunan, hal ini menyebabkan semakin

mutu layanan yang diberikan dibidang jasa konsultasi.

Dalam meningkatkan mutu pelayanan CV. TRI MATRA DISAIN

oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan pengalaman

dalam bidangnya masing-masing. Serta dalam hal penanganan

masalah pekerjaan, CV. TRI MATRA DISAIN ada dalam posisi untuk

DATA PENGALAMAN

PERUSAHAANAAAA

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

1

terbentuk dengan dilandasi sikap kerjasama dan

keinginan mengembangkan diri bersama serta tanggungjawab profesi,

dimana didalamnya tergabung beberapa sumber daya manusia dengan

mu pengetahuan dan profesionalisme yang tinggi. CV. TRI

adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang didirikan pada

Bali dengan lingkup layanan Bidang

didirikan dengan tujuan untuk

memberikan jangkauan pelayanan yang lebih luas di bidang jasa konsultansi

serta mengantisipasi perkembangan pembangunan yang ada.

Perkembangan dunia usaha jasa konsultasi yang sejalan dengan laju

pembangunan bangsa dituntut adanya sumber daya manusia yang handal

dengan profesionalisme tinggi dalam usaha peningkatan kualitas

pembangunan. Meningkatnya profesionalisme telah mampu mengikuti

perkembangan pembangunan, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya

CV. TRI MATRA DISAIN didukung

oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan pengalaman

masing. Serta dalam hal penanganan berbagai

ada dalam posisi untuk

PENGALAMAN

PERUSAHAAN

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

2 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

mendapatkan solusi teknik terbaik dan pendekatan ekonomis untuk masing-

masing penyelesaian permasalahan.

CV. TRI MATRA DISAIN adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang

didirikan pada tanggal 20 April 1984 di Denpasar - Bali dengan lingkup

layanan Bidang Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, dan Mekanikal dan

Elektrikal. Konsultan ini didirikan dengan tujuan untuk berpartisipasi dan

mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan nasional khususnya

dalam memberikan pelayanan di bidang jasa konsultansi.

2. Data Administrasi

Data – data administrasi yang akan kami presentasikan adalah bertujuan

untuk memudah bagi pengguna jasa yang akan mempercayakan kepada

kami untuk melaksanakan pekerjaan. Data Administrasi CV. TRI MATRA

DISAIN adalah sebagai berikut :

Nama Perusahaan : CV. TRI MATRA DISAIN

Bentuk Badan Usaha : Perseroan Komanditer

Alamat Kantor Pusat : Jalan Tunggul Ametung I/9 Denpasar Bali

Akte Pendirian Perusahaan : No. 63 Tanggal 27 Januari 1992

Notaris Amir Sjarifudin, SH.

Akte Perubahan : Nomor 39 Mei 2007

Notaris Ida Ayu Dwi Lestari, SH.

NPWP Perusahaan : No. 01.543.621.5-901.000

Ijin Usaha : IUJK No. 2203.1.91.92.01153

Keanggotaan Profesi : INKINDO No. 5049/P/0057.BL

(Anggota Penuh)

Sertifikat Badan Usaha : No. A008-2-BL71-000007

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

3 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

3. Organisasi Perusahaan

Untuk operasional perusahaan CV. TRI MATRA DISAIN dilakukan oleh

beberapa pengurus perusahaan yang memiliki pengalaman manajemen dan

pengalaman teknis yang di koordinir oleh seorang Direktur.

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi Perusahaan CV. Tri Matra Disain seperti tergambar

pada diagram berikut.

D I R E K T U R

DIVISI

PERENCANAAN

TEKNIK

DIVISI

PENGAWASAN

TEKNIK

DIVISI

ADMINISTRASI

P R O Y E K

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

4 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

A.2. Pengalaman Perusahaan.

Dalam perkembangan dunia usaha khususnya dalam bidang jasa

konsultansi bersama ini pula kami prsentasikan jenis pekerjaan sejenis

yang pernah ditangani sesuai dengan Bidang dan Sub Bidang Layanan

yang dimiliki meliputi Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan seperti

Perencanaan dan Pengawasan Embung, Sistem Irigasi, Sarana dan

Prasarana Penyediaan Air Baku, untuk bidang Teknik Lingkungan seperti

penyusunan AMDAL, UKL & UPL dan Perencanaan Kota dan Wilayah.

1. Pengalaman dalam Jasa Inspeksi Teknis/Supervisi Bidang Sipil

Keairan

Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan.

Dalam bidang pengembangan dan

pengelolaan sumber daya air CV. TRI

MATRA DISAIN telah berpengalaman

dalam perencanaan embung, bendung,

sistem penyediaan air baku, jaringan

irigasi, pengamanan pantai dan

pengendalian banjir dan bangunan air lainnya.

Untuk perencanaan Embung untuk rencana penyediaan air baku, CV. TRI

MATRA DISAIN telah melaksanakan kegiatan perencanaan dari Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten karangasem yaitu Perencanaan Embung

Lean di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem, dengan lingkup

pekerjaan yaitu survei topografi, investigasi geoteknik, perencanaan detail

embung dan bangunan penunjang, rencana biaya konstruksi dan

penyusunan O & P.

Perencanaan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi meliputi

Perencanaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D,I Manduang di Kabupaten

Klungkung. Adapun lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi survei

inventarisasi kondisi eksisting jaringan, survei sosial ekonomi pertanian,

survei kelembagaan, perencanaan pola tanam, perencanaan detail

bangunan dan jaringan irigasi dan penyusunan biaya konstruksi

CV. Tri Matra DisainKonsultan Perencana dan Pengawas

Dalam Bidang Sipil

dalam desain teknis dan jasa`survei sebagai berikut :

1. Desain Teknis Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Air diantaranya :

• Desain Sistem Penyediaan Air

Bersih Telagawaja Di Kabupaten

Ka

• Desain Pengamanan Pantai di

Nusa Penida

• Survei Geolistrik untuk Pengembangan Air Tanah di

Kabupaten Buleleng.

2. Desain Teknis Sarana Transportasi

• Detail Desain Ruas Jalan

Kawasan Pedesaan di Kabupaten

Karangasem, dan Kabupaten

Bulel

• Master Plan Pengembangan

Pelabuhan Benoa.

• Master Plan Utilitas Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten

Badung.

3. Jasa Survei Topografi,

Geohidrologi dan Geoteknik

diantaranya :

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Pengalaman dibidang perencanaan

pengamanan daerah pantai yang

pernah dilaksanakan yaitu Studi

Kelayakan Rehabilitasi Pantai

Pengaman Pariwisata di Kabupaten

Karangasem dari Pemerintah

Kabupaten Karangasem.

Dalam Bidang Sipil CV. TRI MATRA DISAIN juga telah berpengalaman

dalam desain teknis dan jasa`survei sebagai berikut :

Desain Teknis Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

diantaranya :

Desain Sistem Penyediaan Air

Bersih Telagawaja Di Kabupaten

Karangasem.

Desain Pengamanan Pantai di

Nusa Penida

Survei Geolistrik untuk Pengembangan Air Tanah di

Kabupaten Buleleng.

Desain Teknis Sarana Transportasi diantaranya

Detail Desain Ruas Jalan

Kawasan Pedesaan di Kabupaten

Karangasem, dan Kabupaten

Buleleng Provinsi Bali.

Master Plan Pengembangan

Pelabuhan Benoa.

Master Plan Utilitas Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten

Badung.

Jasa Survei Topografi,

Geohidrologi dan Geoteknik

diantaranya :

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

5

Pengalaman dibidang perencanaan

pengamanan daerah pantai yang

pernah dilaksanakan yaitu Studi

Kelayakan Rehabilitasi Pantai

Pengaman Pariwisata di Kabupaten

Karangasem dari Pemerintah

Kabupaten Karangasem.

juga telah berpengalaman

Desain Teknis Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya

Survei Geolistrik untuk Pengembangan Air Tanah di

diantaranya :

Master Plan Utilitas Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

6 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

• Survei Topografi Site untuk Pembangunan Sangrilla Hotel di

Jimbaran – Bali.

• Survei Geolistrik Untuk Pengembangan Air Tanah di Kawasan

Wisata Batuampar Kabupaten Buleleng.

• Survei Geoteknik untuk Perencanaan Pondasi Gedung dan

Bangunan Lainnya.

2. Bidang Arsitektur

Untuk Desain Teknik dan Supervisi

Konstruksi Bidang Arsitektur, baik

Arsitektur Gedung, Landscape, Interior

dan Ekterior CV. TRI MATRA DISAIN

didukung oleh Arsitektur Tradisional

Bali dan Arsitektur Modern dan telah

menghasilkan beberapa desain Villa,

Hotel, dan Gedung Kantor Instansi

Pemerintah, diantaranya :

Desain Villa The Bale di Jimbaran –

Bali.

• Kumara Sakti Hotel di Ubud –

Gianyar.

• Review Desain Arsitektur dan

Supervisi Konstruksi Cafe dan

Restoran The Wave Inna Kuta

Beach Hotel Kuta – Bali.

• Desain Interior Villa di

Canggu – Bali.

• Desain Gedung Kantor PT.

Swadarma Indotama

Finance Denpasar - Bali

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

7 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

3. Bidang Tata Lingkungan.

CV. TRI MATRA DISAIN dalam pelayanannya di bidang Tata Lingkungan

telah berhasil menyelesaikan beberapa perencanaan seperti penyusunan

UKL & UPL, Kajian Lingkungan. Beberapa pekerjaan yang telah

dilaksanakan yaitu penysunan UKL & UPL Pembangunan Trash Rack di

Tukad Mati dan UKL UPL Normalisasi Alur Tukad Teba.

Dalam bidang Perencanaan Kota dan Wilayah CV. TRI MATRA DISAIN

telah memiliki pengalaman dalam penyusunan Rencana Tata Ruang

Wilayah dan Studi Penataan Kawasan.

Dan pengalaman lainnya di bidang pengembangan dan pengelolaan

sumber daya air yang telah banyak dilakukan dalam eksistinsinya di

bidang jasa konsultan ditunjukkan pada bagian B mengenai uraian

Pengalaman Perusahaan pada Data Teknis ini.

Disamping itu CV. TRI MATRA DISAIN telah menyelesaikan beberapa

paket pekerjaan. Bersama ini kami lampirkan daftar pengalaman

perusahaan untuk pekerjaan sejenis selama periode 10 ( Sepuluh ) tahun

terakhir Khusus pengalaman dalam Bidang Tata Lingkungan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

8 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

BIDANG TATA LINGKUNGAN

1 3 5 6 7 8 9

1 - Departemen Pekerjaan Umum Fasilitasi Prakarsa Masyarakat Dan Peningkatan - Bidang Tata Lingkungan Kodya Denpasar 19 Agust 2011 S/D 16 Des 2011 15,00 446.363.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya RTH Perkotaan

- PPK Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang

Daerah II

2 - Pemerinah Provinsi Bali Penyusunan RTR Kawasan DAS Tukad Petanu - Bidang Tata Lingkungan Kab. Gianyar 2 Agust 2011 S/D 29 Des 2011 12,00 96.745.000,00 -

Bidang Tata Ruang Dan Cipta Karya

- Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali

3 - Departemen Pekerjaan Umum Kampanye Publik - Bidang Tata Lingkungan Provinsi Bali 11 Agustus 2011 S/D 8 Nop 2011 5,00 96.745.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya

- PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan

Air Minum Bali

4 - Pemerintah Provinsi Bali Perencanaan Pengamanan Mata Air Jehem - Bidang Tata Lingkungan Kab. Bangli 1 Juli 2011 S/D 28 Oktober 2011 9,50 112.546.000,00 -

Dinas Pekerjaan Umum Mata Air Tirta Bulan Dan Mata Air Tirta Rare

di Kabupaten Bangli

5 - Pemerintah Provinsi Bali Perencanaan Teknik Sistem Penyediaan Air - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 20 Juni 2011 S/D 1 Nop 2011 16,50 213.408.000,00 -

Dinas Pekerjaan Umum Minum Telaga Waja Di Kec. Bebandem Kab.

Karangasem

6 - Departemen Pekerjaan Umum Pekerjaan Rencana Tindak Penataan Permukiman - Bidang Tata Lingkungan Provinsi Bali 31 Mei 2011 S/D 27 Okt 2011 19,00 335.357.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya Tradisional/ Bersejarah Kabupaten Buleleng

- PPK Pembinaan Penataan Bangunan

Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan

Dan Lingkungan Bali

7 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Gianyar 31 Mei 2011 S/D 26 Nop 2011 30,00 479.165.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya Lingkungan (RTBL) Kabupaten Gianyar

- PPK Pembinaan Penataan Bangunan

Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan

Dan Lingkungan Bali

ORANG

BULAN (MM)

NILAI KONTRAK

(Rp.)MITRA KERJA

2 4

PENGGUNA JASA / SUMBER DANA PERIODENO. LOKASILINGKUP LAYANANNAMA PAKET PEKERJAAN

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

9 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

8 - Departemen Pekerjaan Umum Pekerjaan Rencana Tindak Penataan RTH - Bidang Tata Lingkungan Kab. Buleleng 31 Mei 2011 S/D 27 Sept 2011 10,00 236.989.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya Kabupaten Buleleng

- PPK Pembinaan Penataan Bangunan

Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan

Dan Lingkungan Bali

9 - Departemen Pekerjaan Umum Monitoring dan Evaluasi Tahunan Embung Seraya - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 25 Mei 2011 S/D 21 Okt 2011 10,50 184.706.000,00 -

Dirjen SDA Balai Wilayah Timur dan Muntig di Kabupaten Karangasem

Sungai Bali-Penida

- PPK Operasi dan Pemeliharaan Sumber

Daya Air

10 - Departemen Pekerjaan Umum Monitoring dan Evaluasi Garis Pantai dan Kinerja - Bidang Tata Lingkungan Kab. Klungkung 25 Mei 2011 S/D 20 Nop 2011 9,00 184.277.000,00 -

Dirjen SDA Balai Wilayah Bangunan Pengamanan Pantai di Kab. Gianyar

Sungai Bali-Penida dan Kab. Klungkung

- PPK Operasi dan Pemeliharaan Sumber

Daya Air

11 - Departemen Pekerjaan Umum Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana - Bidang Tata Lingkungan Provinsi Bali 24 Mei 2011 S/D 20 Nop 2011 22,00 668.222.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya PLP

- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP

Satker Pengembangan PLP Bali

12 - Departemen Pekerjaan Umum Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 23 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011 14,00 372.350.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya

- PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan

Air Minum Bali

13 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010 - Bidang Tata Lingkungan Kab. Buleleng 12 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011 11,00 167.975.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya

- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP

Satker Pengembangan PLP Bali

14 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Rencana Tindak Penanganan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Tabanan 12 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011 12,00 167.975.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan

- PPK Pembinaan Teknis, Pengembangan Kabupaten Tabanan.

Permukiman, Satker Pengembangan

Kawasan Permukiman Bali.

15 - Departemen Pekerjaan Umum Studi Pengembangan Pemanfaatan Mata Air - Bidang Tata Lingkungan Kab. Jembrana 12 Mei 2011 S/D 8 Oktober 2011 20,50 236.665.000,00 -

Direktorat Sumber Daya Air Pulesai di Kabupaten Jembrana

- Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan

dan Program, Satuan Kerja Balai Wilayah

Sungai Bali-Penida

16 - Departemen Pekerjaan Umum Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 20 April 2011 S/D 25 Juli 2011 16,00 236.665.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya Kabupaten Karangasem

- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP

Satker Pengembangan PLP Bali

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

10 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

17 - Departemen Pekerjaan Umum UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba - Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar 14 April 2011 S/D 19 Juni 2011 6,00 74.360.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya

- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP

Satker Pengembangan PLP Bali

18 - Departemen Pekerjaan Umum Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 7 April 2011 S/D 15 Agustus 2011 8,50 171.435.000,00 -

Direktorat Jendral Cipta Karya di Sengkidu

- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP

Satker Pengembangan PLP Bali

19 - Pemerinah Kabupaten Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Tata Lingkungan Kab. Buleleng 5 Oktober 2010 s/d 3 Desember 2010 4,50 39.600.000,00

Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

- PPK / PA Kantor Lingkungan

Hidup Kabupaten Buleleng

20 - Pemerintah Kota Denpasar Penyesuaian Kajian Teknis dan Draft - Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar 23 Agustus 2010 s/d 20 Nop. 2010 7,00 86.410.000,00

Badan Perencanaan Pembanguan Daerah Raperda RDTR Kecamatan Denpasar

- Kepala Bappeda Kota Denpasar, selaku Timur

PA/Pengguna Barang

21 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemutakhiran/ Updating Data Sarana - Bidang Tata Lingkungan Kabupaten Badung 19 Juli 2010 s/d 16 Sept 2010 3,00 48.999.000,00

Dinas Cipta Karya dan Prasarana Pendidikan

- PPK Kegiatan Pemutakhiran/

Updating Data Sarana dan

Prasarana Pendidikan

22 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 16 Juni 2010 s/d 14 Oktober 2010 12,00 166.863.000,00

Dinas Pekerjaan Umum IKK Abang Kabupaten Karangasem

- Kepala Bidang Tata Ruang dan

Cipta Karya selaku Kuasa PA /

Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

23 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemeriksaan Kualitas Lingkungan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Badung 8 Juni 2010 s/d 4 Nopember 2010 14,00 97.900.000,00

Badan Lingkungan Hidup

- Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab.

Badung selaku Pejabat Pengguna

Anggaran Kegiatan Pemantauan Kualitas

Lingkungan dengan Pek. Pemeriksaan

Kualitas Lingkungan

24 - Pemerintah Prov. Bali Konsultasi Publik Pengelolaan Sampah - Bidang Tata Lingkungan Tersebar di Prov. Bali26 April 2010 s/d 24 Juli 2010 9,00 71.967.000,00

Badan Lingkungan Hidup

- Kegiatan Pengendalian Sampah

25 - Kementrian Pekerjaan Umum Rencana Tindak Penanganan Lingkungan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Gianyar 19 April 2010 s/d 16 Agust 2010 13,00 244.483.000,00

Dirjen Cipta Karya Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar

- PPK Penataan Lingkungan

Permukiman (PLP) Sakter

Penataan Bangunan dan

Lingkungan Bali

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

11 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

26 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemantauan Kawasan Suci - Bidang Tata Lingkungan Kabupaten Badung 14 April 2010 s/d 12 Juli 2010 7,00 34.903.000,00

Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung

- PPK Kegiatan Monitoring dan

Evaluasi Pemanfaatan Ruang

di Kabupaten Badung

27 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 08 September 2010 s/d 06 Desember 2010 10,00 97.927.000,00

Dinas Pekerjaan Umum Kawasan Besakih

- Kepala Bidang Tata Ruang dan

Cipta Karya selaku Kuasa PA /

Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

28 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Air Minum Desa Duda, Duda - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009 11,90 291.000.000,00

Dinas Pekerjaan Umum Timur dan Kec. Sidemen Kab. Karangasem

- Kepala Bidang Tata Ruang dan

Cipta Karya selaku Kuasa PA /

Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

29 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Air Minum IKK Manggis - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009 15,30 341.000.000,00

Dinas Pekerjaan Umum di Kab. Karangasem

- Kepala Bidang Tata Ruang dan

Cipta Karya selaku Kuasa PA /

Pengguna Barang DPU. Prov. Bali

30 - Pemerintah Kab. Tabanan Penyusunan Laporan Status Lingkungan - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Tabanan 19 Oktober 2009 s/d 17 Desember 2009 9,50 74.497.500,00

Kantor Lingkungan Hidup Hidup Daerah

- Kepala Kantor Lingkungan Hidup

Kabupaten Tabanan

31 - Pemerintah Kab. Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 3 September 2009 s/d 1 Desember 2009 7,40 87.505.000,00

Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

- PPK/Kepala Kantor Lingkungan Hidup

Kabupaten Buleleng

32 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Statistik Pertambangan - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 9 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009 93.893.000,00

Dinas Pekerjaan Umum Batuan di Kab. Karangasem

- Kepala Bidang Pertambangan

33 - Departemen Pekerjaan Umum DED Sistem Drainase Kawasan - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan Kuta 7 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009 14,00 283.459.000,00

Dirjen Cipta Karya Wisata Kuta Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung

- PPK Pengembangan Infrastruktur

Metropolitan

34 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 1 Juni 2009 s/d 29 Okt 2009 17,50 284.234.000,00

Dirjen SDA Balai Wilayah Air Baku Telagawaja Di Kabupaten

Sungai Bali-Penida Karangasem

- PPK Perencanaan dan Program

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

12 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

35 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Desain Kawasan Sepanjang - Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar 11 Mei 2009 s/d 7 Sept. 2009 13,00 211.524.000,00

Dirjen Cipta Karya - Direktorat PBL Tukad Badung Kota Denpasar dan Bidang Inspeksi Teknis

- PPK Pembinaan Teknis Bangunan

Gedung (PTBG) Satker Penataan

Bangunan dan Lingkungan Bali

36 - Dinas Pekerjaan Umum Review Desain Teknis Rehabilitasi Tanggul - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 28 April 2009 s/d 27 Mei 2009 4,00 30.336.000,00

Kabupaten Klungkung Pengaman Pantai Jungut Batu

- Kepala Dinas Pekerjaan Umum

Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

37 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Penyediaan Air Baku - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 24 April 2009 s/d 22 Juli 2009 6,50 88.716.000,00

Dinas Pekerjaan Umum Sanggalangit di Kab. Buleleng

- Kepala Bidang Sumber Daya Air

selaku Kuasa PA /Kuasa Pengguna

Barang DPU. Prov. Bali

38 - Pemerintah Prov. Bali Pembuatan Ded Sistem Distribusi - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 2 April 2009 s/d 3 Juni 2009 13,20 225.420.000,00

Dinas Pekerjaan Umum Air Bersih Telaga Waja

39 - Pemerintah Kabupaten Badung Penyusunan Database Kegiatan - Bidang Inspeksi Teknis Kabupaten Badung 20 Februari 2009 s/d 21 Mei 2009 5,00 44.660.000,00

Dinas Cipta Karya Keciptakaryaan

- Kepala Dinas Cipta Karya

Kabupaten Badung

40 - Pemerintah Kab. Karangasem Perencanaan Teknis Kegiatan Perbaikan Irigasi - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 12 Pebruari 2009 s/d 12 Maret 2009 5,00 34.806.000,00

Dinas Pekerjaan Umum Subak di Kec. Manggis dan Abang

- Kepala Dinas Pekerjaan Umum

Kab. Karangasem / Pengguna

Anggaran

41 - Pemerintah Kab. Karangasem DED Perencanaan Jaringan Air Bersih / Air - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Pebruari 2009 s/d 11 April 2009 3,00 29.914.000,00

Dinas Pekerjaan Umum Minum di Kecamatan Selat dan Sidemen

- Kepala Dinas Pekerjaan Umum

Kab. Karangasem / Pengguna

Anggaran

42 Dinas Pekerjaan Umum DED Teknik Pembangunan Tanggul - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 11 Nopember 2008 s/d 10 Des 2008 10,00 120.350.000,00

Kabupaten Klungkung Pengaman Pantai Lembongan

43 - Dep. Pekerjaan Umum Survey Kondisi Sungai-sungai Potensial - Bidang Inspeksi Teknis di Kawasan 10 Nopember 2008 s/d 24 Des 2008 4,50 39.395.000,00

- UPT Balai Pengelolaan di Kawasan Bali Utara Bali Utara

Infrastruktur Kawasan

Bali Utara

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

13 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

44 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Neraca DSDP - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan 9 September 2008 s/d 7 Desember 2008 3,00 46.420.000,00

Dirjen Cipta Karya SARBAGITA

- PPK Pengembangan Infrastruktur

Persampahan dan Sanitasi SARBAGITA

45 - Departemen Pekerjaan Umum DED Pilot Project Composting Bangli - Bidang Inspeksi Teknis 28 Agustus 2008 s/d 6 Okt 2009 3,90 95.865.000,00

- Satker Pengembangan penyehatan dan Bidang Inspeksi Teknis

Lingk Permukiman Bali

46 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Buku Konsep Taman Bali/ - Bidang Inspeksi Teknis 28 Agustus 2008 s/d 11 Nop. 2008 5,50 19.900.000,00

Badan Lingkungan Hidup Bali Menuju pulau Taman

- (BLH)

47 - Pemerintah Prov. Bali Pembuatan DED Pembangkit Listrik Tenaga - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Bangli 28 Agustus 2008 s/d 25 Nop. 2008 13,00 173.283.000,00

Dinas Pekerjaan Umum Mikro Hidro (PLTMH) di Kab. Bangli

- Kepala Bidang Pertambangan

48 - Pemerintah Kab. Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 4 Agustus 2008 s/d 2 Oktober 2008 125.050.000,00

Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

49 - Departemen Pekerjaan Umum Outline Plan Drainase Kawasan Kuta - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan Kuta 21 Juli 2008 s/d 22 Sept 2008 6,50 93.797.000,00

- Dirjen Cipta Karya dan Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung

Satker Pengembangan

Persampahandan Sanitasi Sarbagita

50 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Identifikasi dan Detail Desain Pompa - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 24 Juni 2008 s/d 22 Okt. 2008 12,00 172.227.000,00

Dirjen SDA Balai Wilayah Hidrant di Kabupaten Buleleng

Sungai Bali-Penida

- PPK Perencanaan dan Program

51 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Evaluasi Sistem Penyedian Air Baku - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 23 Juni 2008 s/d 21 Okt. 2008 14,50 174.718.000,00

Dirjen SDA Balai Wilayah Mata Air Pejarakan di Kab. Buleleng

Sungai Bali-Penida

- PPK Perencanaan dan Program

52 - Pemerintah Prov. Bali Iventarisasi Kerusakan dan Bangunan - Bidang Inspeksi Teknis Prov. Bali 16 Juni 2008 s/d 12 Nop 2008 20,00 238.060.000,00

Badan Perenc. Pemb. Bali Pengaman Pantai Serta Teknis dan Inspeksi Teknis (tersebar)

Pengamanan Abrasi Pantai di Prov. Bali

53 - Pemerintah Provinsi Bali Pemantuan pemanfaatan ruang kawasan - Bidang Tata Lingkungan Denpasar, 23 Mei 2008 s/d 19 Sept 2008 7,00 86.806.000,00

Dinas Pekerjaan Umum strategis Kota Denpasar, Kab. Tabanan, Kab. Tabanan,

- Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Kab, Badung Kab. Badung

Barang DPU. Provinsi Bali

54 - Pemerintah Prov. Bali Monitoring Perkembangan DAS SUB SWS - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 14 Mei 2008 s/d 24 Agustus 2008 8,50 93.582.000,00

Dinas Pekerjaan Umum 03.01.15 & 03.01.16 di Kab. Karangasem

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

14 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

55 - Pemerintah Prov. Bali Membuat Petunjuk O&P Untuk - Bidang Inspeksi Teknis Kab Gianyar 9 Mei 2008 s/d 6 Agustus 2008 9,00 47.465.000,00

Dinas Pekerjaan Umum D.I. Cengcengan Kab. Gianyar

56 - Pemerintah Prov. Bali Kajian Penuruan Muka Air Danau Batur - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Bangli 30 April 2008 s/d 27 Agst 2008 91.762.000,00

(Bapedalda) Prov. Bali

57 - Pemerintah Kab. Badung Pemuktahiran Sistem Informasi Tata Ruang - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung 28 April 2008 s/d 28 Agust 2008 8,00 46.596.000,00

Badan Perencanaan di Kab. Badung

Pembangunan Daerah

58 - Dep. Pekerjaan Umum Penyusunan DED Infrastruktur Pulau Kecil - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 14 April 2008 s/d 12 Juli 2008 5,50 89.457.500,00

Dirjen Cipta Karya dan Kawasan Perdesaan Tertinggal di

- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Nusa Penida Kabupaten Klungkung

Permukiman Bali/PPK Pengembangan

Kawasan Permukiman Perdesaan.

59 - Dirjen Cipta Karya Penyusunan UKL dan UPL Trashrack - Bidang Inspeksi Teknis Kota Denpasar 7 April 2008 s/d 6 Mei 2008 7,00 47.355.000,00

Satker PengebanganPersampahan Tukad Loloan

dan Sanitasi Sarbagita

60 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur - Bidang Inspeksi Teknis 9 Kab./Kota 3 April 2008 s/d 25 Nop. 2008 9,00 48.190.000,00

(Bapedalda) Prov. Bali Tentang Lokasi Pembuangan Limbah Prov. Bali

61 - Dinas Pekerjaan Umum FS. Perbaikan Lingkungan Permukiman - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 17 Des. 2007 4,50 59.321.000,00

Kab. Karangasem di Kabupaten Karangasem

62 Dinas Pekerjaan Umum FS. Rehabilitasi Pantai Penunjang - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 14 Des. 2007 6,50 59.411.000,00

Kab. Karangasem Pariwisata

63 Dinas Pekerjaan Umum Perencanaan 1 Unit Embung Dusun Lean - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 16 Des 2007 8,50 84.714.000,00

Kab. Karangasem Desa Bunutan Kecamatan Abang

64 - Pemerintah Kabupaten Klungkung Perencanaan Teknis Rehabilitasi Bendung - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 27 Juli 2006 s/d 12 Oktober 2006 4,50 75.250.000,00

Dinas Pekerjaan Umum dan Jaringan Irigasi DI. Cai

- Kepala Dinas Pekerjaan Umum /

Pengguna Anggaran

65 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Identifikasi Pra Desain Embung Daerah - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 18 Juni 2005 s/d 20 Oktober 2005 6,00 93.582.000,00

Dirjen Sumber Daya Air Kritis Air Kabupaten Buleleng

- Kepala Satuan Kerja Sementara

Proyek Penyediaan Air Baku Bali

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

15

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

A.3. Uraian Pengalaman Perusahaan

Berdasarkan daftar pengalaman kerja pada Bab sebelumnya, maka kami

lampirkan uraian pengalaman kerja dari CV. Tri Matra Disain untuk pekerjaan

sejenis selama periode 10 ( Sepuluh ) tahun terakhir.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

16

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kab. Gianyar dan Kab. Klungkung

5 NILAI KONTRAK : Rp668.222.000

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPLPM-TMD/11.18 tanggal 24 Mei 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN : 24 Mei 2011 s/d 20 Nop 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 9 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader - Teknik Lingkungan

Ahli Penglolaan Sampah - Teknik Lingkungan

Ahli Struktur Bangunan - Teknik Sipil

Ahli Teknik Drainase - Teknik Sipil

Ahli Air Limbah-1. - Teknik Lingkungan

Ahli Air Limbah-2. - Teknik Lingkungan

Ahli Mekanikal Elektrikal - Teknik Elektro

Ahli Kelembagaan - Hukum

Ahli Estimasi Biaya - Teknik Sipil

JUMLAH 22,00

6 4,00

7 2,00

8 2,00

9 3,00

3 4,00

4 4,00

5 4,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 6,00

2 4,00

No.

1.

2.

3.

dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana PLP

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

PENGGUNA JASA PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan PLP Bali

Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana PLP

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

17

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kab. Buleleng

5 NILAI KONTRAK : Rp167.975.000

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPLPM-TMD.11.10 tanggal 12 Mei 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN : 12 Mei 2011 s/d 18 Nopember 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader - Teknik Kimia

Ahli Teknik Lingkungan - Teknik Lingkungan

Ahli Drainase Perkotaan - Teknik Sipil

Ahli Ekonomi Perkotaan/Wilayah - Ekonomi Pembangnan

Ahli Komputer - Teknik Komputer

JUMLAH 11,00

3 1,00

4 1,00

5 2,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 6,00

2 1,00

No.

1.

2.

3.

dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

PENGGUNA JASA PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan PLP Bali

Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

18

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kab. Karangasem

5 NILAI KONTRAK : Rp372.350.000

6 NO. KONTRAK : KU.03.08/PKPAM-TMD/120 tanggal 23 Mei 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN : 23 Mei 2011 s/d 18 Nopember 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader - Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan

Ahli Air Minum - Teknik Sipil

Ahli Kelembagaan - Hukum

Ahli Keuangan - Ekonomi

JUMLAH 14,00

3 3,00

4 3,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 4,00

2 4,00

No.

1.

2.

3.

dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

PENGGUNA JASA PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali

Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

19

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kab. Denpasar

5 NILAI KONTRAK : Rp74.360.000

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPLPM-TMD/11.02 tanggal 14 April 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN : 14 April 2011 s/d 19 Juni 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader - Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan

Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya - Ekonomi Pembangunan

Ahli Kesehatan Masyarakat - Teknik Kesehatan Masyarakat

JUMLAH 6,00

3 2,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 2,00

2 2,00

No.

1.

2.

3.

dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

PENGGUNA JASA PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan PLP Bali

UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

20

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kab. Karangasem

5 NILAI KONTRAK : Rp171.435.000

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPLP-TMD/11.05 tanggal 7 April 2011

7 WAKTU PELAKSANAAN : 7 April 2011 s/d 15 Agustus 2011

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -

ALAMAT : -

NEGARA ASAL : -

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

- - -

Posisi

Team Leader - Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan

Ahli Sosiologi/Kelembagaan Masyarakat - Kesehatan Masyarakat

Ahli Teknik Lingkungan - Teknik Lingkungan

JUMLAH 8,50

3 2,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 4,00

2 2,50

No.

1.

2.

3.

dst.

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan

10 PERUSAHAAN MITRA KERJA

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

PENGGUNA JASA PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Satker Pengembangan PLP Bali

Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

21

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Buleleng

5 NILAI KONTRAK : Rp39.600.000

6 NO. KONTRAK : 600/1645/KLH

7 WAKTU PELAKSANAAN : 5 Oktober 2010 S/D 3 Desember 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader - Teknik Biologi / Kimia

Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia

Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan

Jumlah

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA Pemerinah Kabupaten Buleleng Kantor Lingkungan Hidup

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah

No.

1.

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 2,00

2 1,00

3 1,50

4,50

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

22

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Badung

5 NILAI KONTRAK : Rp97.900.000

6 NO. KONTRAK : 027/546/LH/2010 dan 096/TMD/KONT/VI/2010, tanggal 8 Juni 2010

7 WAKTU PELAKSANAAN : 8 Juni 2010 S/D 4 Nopember 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Ketua Tim - Teknik Lingkungan

Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan

Ahli Biologi - Ahli Biologi

Ahli Kimia - Ahli Kimia

Jumlah 14,00

3 2,50

4 2,50

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 5,00

2 4,00

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Pemeriksaan Kualitas Lingkungan

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

Pemeriksaan Kualitas Lingkungan

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA Pemerintah Kabupaten Badung Badan Lingkungan Hidup

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

23

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Tersebar di Provinsi Bali

5 NILAI KONTRAK : Rp71.967.000

6 NO. KONTRAK : 027/1010/Bid. Was/2010 dan 26/KONT-CV. TMD/IV/2010, tanggal 26 April 2010

7 WAKTU PELAKSANAAN : 26 April 2010 S/D 24 Juli 2010

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader (Ahli Hukum Lingkungan) - Ahli Hukum / Teknik Lingkungan

Ahli Ilmu Lingkungan - Ahli Hukum

Ahli Kelembagaan - Ahli Hukum

Jumlah

ASISTEN AHLI

Ass. Ahli Lingkungan

Ass. Ahli Kelembagaan

9,00

3,00

1 2,50

2 2,50

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,00

2 3,00

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Konsultasi Publik RAPERDA Pengelolaan Sampah

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA Pemerintah Prov. Bali Badan Lingkungan Hidup

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

24

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Tabanan

5 NILAI KONTRAK : Rp74.497.500

6 NO. KONTRAK : 660.1/723/KLH dan 09/TMD-KONT/X/2009, tanggal 19 Oktober 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN : 19 Oktober 2009 S/D 17 Desember 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 6 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Ketua Tim - Teknik Lingkungan

Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan

Ahli Hidrologi - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Biologi - Teknik Lingkungan

Ahli Sosial budaya - Ahli Sosial & Budaya

Kedokteran - Kedokteran

Jumlah 9,51

1,50

4 1,50

6 1,50

5 1,50

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 2,00

2 1,51

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA Pemerintah Kab. Tabanan Kantor Lingkungan Hidup

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

25

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten B uleleng

5 NILAI KONTRAK : Rp87.505.000

6 NO. KONTRAK : 600/1149/KLH/2009 dan 03/CV. TMD/IX/2009, tanggal 3 September 2009

7 WAKTU PELAKSANAAN : 3 September 2009 S/D 1 Desember 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader - Teknik Biologi / Kimia

Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia

Ahli Sosial Budaya - Ahli Sosial / Antropologi

Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan

Jumlah

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA Pemerintah Kab. Buleleng Kantor Lingkungan Hidup

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah

No.

1.

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,0

2 2,0

3 1,2

4 1,2

7,4

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

26

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kawasan Kuta - Badung

5 NILAI KONTRAK : Rp283.459.000

6 NO. KONTRAK : Ku.08.08/PPLP. M-TMD/08.09

7 WAKTU PELAKSANAAN : 7 Juli 2009 S/D 6 Oktober 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 6 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader/Ahli Lingkungan - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Teknik Drainase - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Geodesi / Pemetaan - Teknik Geodesi

Ahli Struktur Bangunan - Teknik Sipil

Ahli Mekanika Tanah / Geologi Teknik - Teknik Sipil

Ahli Estimasi Biaya - Teknik Sipil

Jumlah

ASSISTEN AHLI

Ass. Ahli Muda Pengukuran / Geodesi

Ass. Ahli Muda Gambar

Ass. Ahl;I Muda Lab. Aulity Test

Ass. Ahli Muda Bor Master 1,00

14,00

4

1

2

4 x 2

3,00

1,00

2,00

4 2,00

6 2,00

3 1,00

5 2,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,00

2 3,00

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur

Metropolitan

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

27

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem

5 NILAI KONTRAK : Rp284.234.000

6 NO. KONTRAK : HK.02.03/BWS-BP/PPR/09, tanggal 1 Juni 2009,

7 WAKTU PELAKSANAAN : 1 Juni 2009 S/D 29 Okt 2009

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader - Teknik Sipil/Pengairan/Lingkungan

Ahli Sumber Dya Air - Teknik Sipil/Pengairan

Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan

Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya - Ahli Sosiologi / Ekonomi Pertanian

Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia

Jumlah

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA Departemen Pekerjaan Umum Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida - PPK

Perencanaan dan Program

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem Air Baku Telagawaja Di Kabupaten

Karangasem

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem Air Baku Telagawaja

No.

1.

5 2,0

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 5,0

2 3,0

3 4,5

4 3,0

17,5

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

28

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Bangli

5 NILAI KONTRAK : Rp95.865.000

6 NO. KONTRAK : KU.08,08/PPLP.M-TMD/10.09

7 WAKTU PELAKSANAAN : 28 Agustus 2008 S/D 6 Okt 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader (Ahli Hukum Lingkungan) - Ahli Hukum / Teknik Lingkungan

Ahli Ilmu Lingkungan - Teknik Lingkungan

Ahli Kelembagaan - Ahli Hukum

Jumlah

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA Departemen Pekerjaan Umum- Satker Pengembangan Penyehatan Lingk

Permukiman Bali

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

DED Pilot Project Composting Bangli

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

DED Pilot Project Composting Bangli

No.

1.

3,90

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 1,30

2 1,30

3 1,30

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

29

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kawasan SARBAGITA

5 NILAI KONTRAK : Rp46.420.000

6 NO. KONTRAK : KU.08.09/PIPSS-TMD/27.08, tanggal 9 September 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 9 September 2008 S/D 7 Desember 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 2 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader / Ahli Akuntansi - Ekonomi Akuntansi

Jumlah

ASSITEN AHLI

Ass. Ahli Akuntansi - Ekonomi Akuntansi

3,00

1 3,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,00

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan Neraca DSDP

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Neraca DSDP

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur

Persampahan dan Sanitasi SARBAGITA

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

30

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : SARBAGITA

5 NILAI KONTRAK : Rp47.355.000

6 NO. KONTRAK : Ku.08.09/PIPSS-TMD/02/2008, Tanggal 7 April 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 7 April 2008 S/D 6 Mei 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader/Ahli Lingkungan - Teknik Sipil

Ahli Teknik Sipil Struktur / Hidrologi - Teknik Sipil/Pengairan

Ahli Sosial - Teknik Kelembagaan

Ahli Sungai - Teknik Sipil/Pengairan

Jumlah

ASSITEN AHLI

Ass. Ahli Teknik Mekanika dan Elektrikal - Teknik M&E

Ass. Ahli Teknik Kimia - Teknik Kesehatan

Ass. Ahli Teknik Mikrobiologi - Teknik Kesehatan

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA DPU-Dirjen Cipta Karya - Satker PengebanganPersampahan dan Sanitasi Sarbagita

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan

No.

1.

4,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 1,00

2 1,00

3 1,00

4 1,00

1 1,00

2

3

0,75

0,75

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

31

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Provinsi Bali

5 NILAI KONTRAK : Rp48.190.000

6 NO. KONTRAK : 027/179/Bid III/Bapedalda, 3 April 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 3 April 2008 S/D 25 Nop. 2008

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Team Leader (Ahli Lingkungan) - Teknik Lingkungan

Ass. Ahli Hukum - Ahli Hukum

Ass. Ahli Sosial Ekonomi - Ahli Ekonomi

Jumlah

3,0

9,00

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 3,0

2 3,0

3

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur Tentang Lokasi Pembuangan Limbah

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur Tentang Lokasi Pembuangan Limbah

No.

1.

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA Pemerintah Prov. Bali - (Bapedalda) Prov. Bali

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

32

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. :

2. NAMA PEKERJAAN :

3. LINGKUP PRODUK UTAMA :

4 LOKASI PROYEK : Kawasan Kuta

5 NILAI KONTRAK : Rp93.797.000,00

6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPSS-TMD.22.08, tanggal 21 Juli 2008

7 WAKTU PELAKSANAAN : 21 Juli 2008 s/d 18 September 2008 (60 hari kalender)

8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :

ALAMAT :

NEGARA ASAL :

9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan

: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan

Nama Perusahaan

Posisi

Ketua Team / Team Leader - Teknik Lingkungan

Ahli Drainase Perkotaan - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Sungai - Teknik Sipil / Pengairan

Ahli Estimasi Biaya - Teknik Sipil

Jumlah

ASSISTEN AHLI

Ass. Ahli Drainase Perkotaan - Teknik Sipil / Pengairan

Ass. Ahli Sungai - Teknik Sipil / Pengairan

1,53

1

2

1,0

1,0

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

CV. Tri Matra Disain

dst.

2.

3.

PENGGUNA JASA Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, Satker Pengembangan

Infrastruktur Persampahan dan Sanitasi Sarbagita

PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :

Outline Plan Drainase Kuta

Jumlah Tenaga Ahli

Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia

Orang Bulan Orang Bulan

Outline Plan Drainase Kuta

No.

1.

6,50

No. Keahlian Jumlah Orang Bulan

1 2,0

2 1,5

4 1,5

CV. Tri Matra DisainKonsultan Perencana dan Pengawas

BagianBagianBagianBagian

B.1. Tanggapan dan Saran Terhadap

1. Umum

Konsultan telah mempelajari dengan seksama kerangka acuan kerja

(KAK) yang tercantum dalam Dokumen

Persampahan Kota Denpasar

maka Kami sebagai penyedia jasa telah memahami dan benar

2. Tanggapan Terhadap KAK

2.1. Tanggapan Umum

Secara garis besar Kerangka Acuan Kerja (KAK) untu

Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar

memenuhi alur kerja yang sistematis dan pada hakikatnya merupakan patokan

dasar dalam pelaksanaan pekerjaan yang di dalamny

rinci. Oleh karena itu, pihak Ko

tercantum dalam KAK dan syarat

seleksi umum ini sampai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan apabila pihak

kami mendapat kepercayaan untuk memenangkan seleksi ini.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan kejelasan /

kesepahaman dari setiap aspek yang tertuang dalam KAK tersebut diantara

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Konsultan telah mempelajari dengan seksama kerangka acuan kerja

(KAK) yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan Penyusunan Masterplan

Persampahan Kota Denpasar yang dikeluarkan oleh BAPPEDA Kota Denpasar

maka Kami sebagai penyedia jasa telah memahami dan benar-benar mengerti.

Tanggapan Terhadap KAK

Tanggapan Umum

Secara garis besar Kerangka Acuan Kerja (KAK) untu

Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar yang ada sudah

memenuhi alur kerja yang sistematis dan pada hakikatnya merupakan patokan

dasar dalam pelaksanaan pekerjaan yang di dalamnya telah dijelaskan secara

Oleh karena itu, pihak Konsultan akan mengikuti semua ketentuan yang

tercantum dalam KAK dan syarat – syarat tersebut mulai dari tahapan mengikuti

seleksi umum ini sampai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan apabila pihak

kami mendapat kepercayaan untuk memenangkan seleksi ini.

tuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan kejelasan /

kesepahaman dari setiap aspek yang tertuang dalam KAK tersebut diantara

PENDEKATAN DAN

METODELOGIB

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

33

Kerangka Acuan Kerja

Konsultan telah mempelajari dengan seksama kerangka acuan kerja

Penyusunan Masterplan

BAPPEDA Kota Denpasar

benar mengerti.

Secara garis besar Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan

yang ada sudah

memenuhi alur kerja yang sistematis dan pada hakikatnya merupakan patokan

a telah dijelaskan secara

nsultan akan mengikuti semua ketentuan yang

syarat tersebut mulai dari tahapan mengikuti

seleksi umum ini sampai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan apabila pihak

tuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan kejelasan /

kesepahaman dari setiap aspek yang tertuang dalam KAK tersebut diantara

PENDEKATAN DAN

METODELOGI

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

34

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

kedua belah pihak dalam hal ini pihak BAPPEDA Kota Denpasar dan Konsultan,

sehingga diharapkan tidak ada lagi pertanyaan – pertanyaan yang menyebabkan

hambatan pada pelaksanaan pekerjaan.

Disamping itu dengan maksud untuk dapat memberikan masukan atau

pertimbangan bagi pihak panitia / direksi sehingga akan lebih menyempurnakan

Kerangka Acuan Kerja yang ada, diperlukan beberapa tanggapan terhadap

Kerangka Acuan Kerja.

TANGGAPAN KHUSUS

1. Tanggapan Terhadap Latar Belakang

Setelah konsultan mempelajari dengan seksama bagian pendahuluan dan

latar belakang yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk

pekerjaan Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar pada

prinsipnya kerangka acuan untuk pelaksanaan pekerjaan secara

keseluruhan sudah jelas dan dapat memberikan gambaran mengenai bentuk

pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. Tanggapan Terhadap Kegiatan Yang Dilaksanakan dan Cara

Pelaksanaan Kegiatan

Konsultan menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan

tercapai jika memahami dengan seksama terhadap apa yang dimaksud di

dalam Kerangka Acuan Kerja. Dengan demikian keseluruhan lingkup

pekerjaan yang masuk didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan

baik, dan sasaran dari pekerjaan yang diharapkan bisa tercapai dengan

tepat waktu. Dan konsultan cukup memahami apa yang disajikan dalam

KAK, maupun penjelasan-penjelasan yang disampaikan dalam rapat

penjelasan yang telah dilakukan.

Lingkup kegiatan seperti yang termuat di dalam kerangka acuan kerja yang

harus dilaksanakan oleh konsultan mencakup beberapa bagian pekerjaan

yang sudah dirinci tahapan pelaksanaannya, dan setelah dipelajari dan

diamati dengan sebaik - baiknya maka konsultan berpendapat bahwa

lingkup pekerjaan sudah sangat jelas dan mudah dipahami oleh Konsultan.

Hal yang perlu dipertanyakan hanya bersifat teknis pelaksanaan pekerjaan di

lapangan.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

35

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

3. Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan

Dengan memperhatikan penjelasan mengenai maksud, tujuan dan sasaran

pekerjaan di atas masih perlu diperjelas dengan kondisi eksisting

persampahan Kota Denpasar. Hal ini untuk memperjelas sasaran yang ingin

dicapai untuk Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar

secara detail.

Terlepas dari hal ini konsultan berpendapat bahwa maksud, tujuan dan

sasaran dari pekerjaan sudah cukup jelas dan konsultan berkeyakinan dapat

menyelesaikannya dengan sebaik - baiknya.

4. Tanggapan Terhadap Keluaran

Secara jelas keluaran yang harus diperoleh adalah tersedianya dokumen

Masterplan Persampahan Kota Denpasar yang harus diserahkan dalam

akhir masa pelaksanaan pekerjaan dan sudah dapat mengadopsi semua

kebutuhan dalam penyusunan laporan.

5. Tanggapan Terhadap Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Konsultan menyadari pelaksanaan kegiatan Penyusunan Masterplan

Persampahan Kota Denpasar ini akan dapat berjalan dengan baik pada

tempat atau Kota Denpasar yang memenuhi persyaratan kriteria yang bisa

difasilitasi, sebab semua perencanaan dan kegiatan yang akan dilakukan

selalu berdasarkan atas ketersediaan sumber daya yang terdapat dilokasi

pekerjaan. Dengan adanya sumber daya yang memadai maka kegiatan akan

dapat berjalan dengan baik.

6. Tanggapan Terhadap Personil

Personil yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja untuk pekerjaan

Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar dirasa sudah

mencukupi dari segi kuantitas maupun kualitas apabila sesuai dengan

kriteria yang sudah ditetapkan.

Jadi semua tenaga ahli yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja ini

telah sesuai dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan seperti yang

tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

36

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

7. Tanggapan Terhadap Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Konsultan berpendapat bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang

disediakan selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari

kalender, mencukupi untuk menyelesaikan pekerjaan Penyusunan

Masterplan Persampahan Kota Denpasar dengan sebaik - baiknya.

Konsultan sanggup menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu

yang telah ditentukan tersebut dengan bantuan dari Direksi Pekerjaan dan

Instansi terkait lainnya.

Untuk mengantisipasi padatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh

konsultan, maka dalam penyusunan Bagan Alir dan Jadwal Pelaksanaan,

Jadwal Personil dan Jadwal Penggunaan Alat harus sangat hati-hati dan

harus konsekuen dengan Jadwal masing-masing, agar tidak terdapat

kegiatan yang mundur. Apabila ada kegiatan yang mundur maka semua

kegiatan yang telah disusun tidak akan berjalan sesuai dengan kehendak.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

37

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

B.2. Uraian Pendekatan, Metodelogi dan Program Kerja

1. Umum

1.2. Uraian Pendahuluan

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang

dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak

mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negative karena

dalam penanganannya, baik untuk membuang atau membersihkannya

memerlukan biaya yang cukup besar.

Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di

kotakota di Indonesia, sebab apabila tidak dilakukan penan.ganan yang baik

akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang

merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan, baik

terhadap tanah, air dan udara. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah

pencemaran tersebut diperlukan penanganan dan pengendalian terhadap

sampah. Penanganan dan pengendalian akan menjadi semakin kompieks dan

rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun kompisisi dari sampah sejalan

dengan majunya kebudayaan. Oieh karena itu penanganan sampah di perkotaan

relatif lebih dibanding sampah di desa-desa.

Pertambahan penduduk yang semakin meningkat membawa konsekuensi logis

meningkatnya jumlah sampah serta menurunnya kemampuan pengelolaan

sampah.

Di pihak lain, adanya tuntutan akan permukiman yang bersih dan sehat, dan

upaya pemenuhan target MDGs mengakibatkan kebutuhan akan pelayanan

persampahan tetap harus diperhatikan Peningkatan pelayanan persampahan

seringkali dilakukan tanpa suatu kebijakan dan perencanaan sebagai acuan yang

jelas sehingga menyulitkan para pelaksana di lapangan. Sampah menjadi

masalah serius sehingga diperlukan penanganan secara seksama secara

terintegrasi dengan inovasi-inovasi baru yang lebih memadai dalam perangkat

sistem dan mekanisme pengelolaan persampahan sehingga kegiatan

perencanaan, operasional, evaluasi dan pengendalian pengelolaan

persampahan dapat berlangsung dengan baik.

Masalah yang sering muncul dalam penanganan sampah kota adalah masalah

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

38

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

biaya operasional yang tinggi dan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk

pembuangan. Sebagai akibat biaya operasional yang tinggi, kebanyakan kota –

kota di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang sekitar 60% dari

seluruh produksi sampahnya. Dari 60% ini, sebagian besar ditangani dan

dibuang dengan cara yang tidak saniter, boros dan mencemari. Untuk

mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam penanganan

sampah di kota, maka dalam pengelolaannya harus cukup layak

Untuk meningkatkan kondisi pengelolaan persampahan secara keseluruhan

diperlukan suatu perencanaan yang memadai dalam bentuk masterplan

persampahan. Masterplan persampahan ini diharapkan dapat digunakan sebagai

acuan bagi para pelaku pembangunan bidang persampahan dalam

meningkatkan manajemen pengelolaan sampah.

1.3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud Kegiatan

Maksud dilaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai panduan bagi

Pemerintah Kota Denpasar dalam melakukan perencanaan, penataan,

pengendalian dan pengawasan di bidang persampahan.

b. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Menyediakan perencanaan pengelolaan persampahan secara lebih

memadai yang meliputi aspek teknis kelembagaan, pembiayaan,

peraturan dan aspek peran serta masyarakat.

2. Menciptakan system pengelolaan sampah terpadau dan

berkelanjutan.

3. Menyusun payung hukum pengelolaan persampahan.

1.4. Sasaran

Sasaran dari pekerjaan ini adalah :

1. Terwujudnya sistem pengelolaan persampahan yang terpadu dan

berkelanjutan.

2. Terwujudnya pelayanan maksimal dalam penanganan persampahan.

3. Terbentuknya payung hukum pengelolaan persampahan.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

39

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1.5. Lokasi Kegiatan

Lokasi pelaksanaan pekerjaan ini mencakup seluruh wilayah administrasi

Kota Denpasar seluas 12.778 Ha.

1.6. Lingkup Pekerjaan

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, ruang lingkup pekerjaan yang

harus dilakukan metiputi:

1. Persiapan

- Melakukan studi literatur atau review studi yang relevan di Kota

Denpasar

- Membuat program kerja kegiatan secara keseluruhan

- Menetapkan metode survey

- Menyusun kuesioner untuk menjaring data

- Menyusun jadual kerja dan kegiatan persiapan lain yang

dibutuhkan

2. Pengumpulan Data

- Data Primer

Melakukan survey lapangan tentang kondisi eksisting pengelolaan

sampah berkaitan dengan daerah pelayanan, timbulan sampah,

komposisi dan karakteristik sampah, kondisi pewadahan,

pengumpulan, pemindahan. Pengangkutan dan pembuangan

akhir, upaya 3 R baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun

pemerintah dan kemauan/kemampuan membayar retribusi serta

pengumpulan data lain yang relevan.

- Data Sekunder

Melakukan survey ke instansi terkait mengenai kondisi

kelembagaan yang menanganani masalah persampahan (institusi,

struktur organisasi, SDM dan tata laksana kerja organisasi),

kondisi pembiayaan (investasi; operasi pemeliharaan dan retribusi)

selama sedikitnya 3 (tiga) tahun terakhir, dukungan peraturan

yang dimiliki oleh Kota Denpasar berkaitan dengan pengelolaan

persampahan dan program penyuluhan yang ada, kondisi kota

Denpasar (fisik kota, sosial ekonomi, pendapatan masyarakat,

fasilitas kota, daerah kumuh), rencana pengembangan kota (tata

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

40

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

guna lahan) baik untuk kotaDenpasar maupun kota-kota

sekitarnya serta pengumpulan data lain yang relevan.

3. Kompilasi dan Pengolahan Data Mengelompokkan data kuantitatif dan

kualitatif yang relevan dengan perencanaan persampahan sebagai

bahan analisis

4. Pengkajian :

- Penyiapan standar Nasional yang dapat dipergunakan sebagai

tujuan penyusunan Masterplan Persampahan

- Pengkajian tata ruang kota yang mempengaruhi sistem

kebersihan

- Pengkajian tertiadap sistem pengelolaan yang dilakukan saat ini

5. Analisis

Melakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

meningkatkan pola pelayanan persampahan. Metode analisis dapat

dilakukan secara deskriptif, SWOT maupun metode lain

6. Penyusunan Perencanaan sampai tahun 2022

Perencanaan teknis dan manajemen persampahan meliputi:

- Proyeksi perkembangan penduduk

- Proyeksi volume sampah

- Pengembangan aspek institusi

- Pengembangan aspek teknis (kebutuhan prasarana dan sarana

persampahan, pewadahan, pegumpulan, pemindahan,

pengolahan / 3 R, pengangkutan dan pembuangan akhir). Selain

itu juga diperlukan rencana kebutuhan dukungan Prasarana dan

Sarana dalam rangka mendukung pengoperasian IPST Sarbagita

yang merupakan TPA regional yang digunakan bersama oleh kota

Denpasar, Gianyar, Tabanan dan Kab Badung, dan dilengkapi

dengan peta dan gambar dengan skala sesuai ketentuan

- Pengembangan aspek pembiayaan (kebutuhan biaya investasi

selama kurun waktu perencanaan, biaya operasi dan

pemeliharaan per tahun serta perhitungan tarif retribusi)

- Pengembangan aspek pengaturan (penyempumaan perda

termasuk untuk kerjasama regional dan usulan penerapannya)

CV. Tri Matra DisainKonsultan Perencana dan Pengawas

- Pengembangan aspek peran serta

penyuluhan, pilot project penanganan

masyarakat, pola

7. Penyusunan Laporan Kegiatan

1.7. Apresiasi dan Inovasi

1.7.1. Apresiasi Lokasi Pekerjaan

Denpasar secara administratif wilayah memiliki 4 kecama

Kelurahan. Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 10 Desa, Denpasar Timur 11

Desa / Kelurahan, Denpasar Barat 11 Desa / Kelurahan, dan Denpasar Utara 11

Desa / Kelurahan. Menurut letak geografis Kota Denpasar berada

31”- 08⁰ 44’ 49” Lintang Selatan, 115⁰ 10’ 23”

wilayah Kota Denpasar sebesar 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luar wilayah

Propinsi Bali.

Batas wilayah administratif Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

• Sebelah Utara

• Sebelah Selatan

• Sebelah Barat

• Sebalah Timur

Tabel B.1. Luas Wilayah Kota Denpasar per Kecamatan

No Kecamatan

1 2

1

Denpasar

Selatan

2 Denpasar Timur

3 Denpasar Barat

4 Denpasar Utara

Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

1. Topografi

Denpasar Selatan terletak pada ketinggian 00

Dengan rincian pada Kecamatan Denpasar Selatan terletak pada ketinggian 00

meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Timur terletak pada ketinggian 00

75 meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Barat terletak pada ketinggian

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

49.99

22.3124.06

31.42

Luas Wilayah

(Km2

Pengembangan aspek peran serta masyarakat (usulan program

penyuluhan, pilot project penanganan sampah berbasis

masyarakat, pola pendidikan dan lain-lain)

Penyusunan Laporan Kegiatan

Apresiasi dan Inovasi

Lokasi Pekerjaan

Denpasar secara administratif wilayah memiliki 4 kecama

Kelurahan. Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 10 Desa, Denpasar Timur 11

Desa / Kelurahan, Denpasar Barat 11 Desa / Kelurahan, dan Denpasar Utara 11

Desa / Kelurahan. Menurut letak geografis Kota Denpasar berada

⁰ 44’ 49” Lintang Selatan, 115⁰ 10’ 23” - 115⁰ 16’ 27” Bujur Timur. Luas

wilayah Kota Denpasar sebesar 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luar wilayah

Batas wilayah administratif Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

belah Utara : Berbatasan Kabupaten Badung

Sebelah Selatan : Berbatasan Kabupaten Gianyar

Sebelah Barat : Berbatasan Kabupaten Klungkung

Sebalah Timur : Berbatasan dengan Selat Lombok

. Luas Wilayah Kota Denpasar per Kecamatan

Luas Wilayah

(Km2)

3

49.99

22.31

24.06

31.42

Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

Denpasar Selatan terletak pada ketinggian 00-75 meter dari permukaan laut.

ngan rincian pada Kecamatan Denpasar Selatan terletak pada ketinggian 00

meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Timur terletak pada ketinggian 00

75 meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Barat terletak pada ketinggian

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

41

49.99

Denpasar

Selatan

Denpasar

Timur

Denpasar Barat

Denpasar

Utara

Luas Wilayah 2)

masyarakat (usulan program

sampah berbasis

Denpasar secara administratif wilayah memiliki 4 kecamatan, 43 Desa /

Kelurahan. Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 10 Desa, Denpasar Timur 11

Desa / Kelurahan, Denpasar Barat 11 Desa / Kelurahan, dan Denpasar Utara 11

Desa / Kelurahan. Menurut letak geografis Kota Denpasar berada antara 08⁰ 35’

⁰ 16’ 27” Bujur Timur. Luas

wilayah Kota Denpasar sebesar 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luar wilayah

Batas wilayah administratif Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

: Berbatasan Kabupaten Badung

Kabupaten Gianyar

: Berbatasan Kabupaten Klungkung

: Berbatasan dengan Selat Lombok

75 meter dari permukaan laut.

ngan rincian pada Kecamatan Denpasar Selatan terletak pada ketinggian 00-12

meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Timur terletak pada ketinggian 00-

75 meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Barat terletak pada ketinggian

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

42

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

00-75 meter dari permukaan laut dan Kecamatan Denpasar Barat terletak pada

ketinggian 00-75 meter dari permukaan laut.

2. Curah Hujan

Selama tahun 2009 curah Hujan yang terjadi berdasarkan pemantauan Balai

Metereologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah III Denpasar berada pada keadaan

rata-rata. Curah Hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari.

Tabel B.2. Angka Perbandingan Keadaan Curah Hujan Dengan Angka Normal Setiap

Bulan di Kota Denpasar (mm) 2009

No. Bulan Curah Hujan

Realisasi Normal Perbedaan Persentase

1 Januari 430,5 360 70,5 19,5

2 Februari 393,7 300 93,7 31,2

3 Maret 261,5 252 9,5 3,7

4 April 20,3 152 131,7 86,6

5 Mei 63,3 87 23,7 26,4

6 Juni 2,9 22 19,1 86,8

7 Juli 9,3 16 6,7 42

8 Agustus 0 9 9 100

9 September 83,3 28 -55,3 197,5

10 Oktober 5,3 100 94,7 94,7

11 Nopember 259,3 224 35,3 15,8

12 Desember 246,8 297 50,2 16,9

Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

3. Kependudukan

3.1. Penduduk

Berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk 2000, pencerminan penduduk kota

Denpasar pada tahun 2009 berjumlah 649.762 jiwa yang terdiri dari penduduk

laki-laki 329.718 jiwa (50,74%) dan penduduk perempuan 320.044 jiwa

(49,26%). Jumlah penduduk tahun 2009 ini naik 3,32 % dibanding tahun 2008

yaitu sebesar 628.909 jiwa. Dari 4 kecamatan yang memiliki kepadatan

penduduk terbanyak adalah kecamatan Denpasar Barat (7.778 jiwa/Km2),

kemudian Kecamatan Denpasar Timur (5.447 jiwa/Km2), kecamatan Denpasar

Utara (4.914 jiwa/Km2), dan Kecamatan Denpasar Selatan (3.727 jiwa/Km2). Sex

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

43

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

ratio tertinggi dimiliki oleh Kecamatan Denpasar Barat sebesar 104. Denpasar

Utara memiliki sex ratio sebesar 103, dan Denpasar Selatan 102.

Tabel B.3. Jumlah Penduduk Kota Denpasar

No Kecamatan

Luas Wilayah

(Km2)

Penduduk Jumlah/Total

Laki Perempuan

1 2 3 4 5 6

1 Denpasar Selatan 49.99 94155 92175 186330

2 Denpasar Timur 22.31 62136 60637 122773

3 Denpasar Barat 24.06 95709 91983 187692

4 Denpasar Utara 31.42 77718 75249 152967

Jumlah Total

2009 127.78 329718 320044 649762

2008 127.78 319037 309872 628909

2007 127.78 308664 299931 608595

2006 127.78 295183 288417 583600

2005 127.78 292087 282868 574955

Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

3.2. Ketenagakerjaan

Struktur tenaga kerja di Kota Denpasar pada tahun 2009 masih sama dengan

tahun 2008 dimana tenaga kerja masih terkonsentrasi pada tiga sektor. Sektro

perdagangan, hotel dan restoran masih mendominasi penyerapan tenaga kerja

di Denpasar dan mencapai 41,66 persen. Distribusi tersebut mengalami

peningkatan dibanding tahun 2008 yang hanya sebesar 39,16 %. Selain PHR,

sektor yang menyerap tenaga kerja cukup tinggi adalah sekotr jasa-jasa (27,28%)

dan Industri (11,29%). Di Denpasar pertanian hanya mampu meyerap tenaga

kerja sebesar 1,92% tenaga kerja. Jumlah ini kian menurun dibanding tahun

2008 (2,57%).

3.3. Pendidikan

Pembangunan bidang pendidikan menjadi prioritas dalam upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia (SDM). Pada bidang pendidikan dapat kita lihat

jumlah sekolah, guru dan murid Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di Kota Denpasar pada Tabel di

bawah.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

44

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Tabel B.4. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Denpasar

Jenis Sekolah Banyaknya

Sekolah/Universitas Guru/Dosen Murid/Mahasiswa

Taman Kanak-kanak 208 251 4143

Sekolah Dasr/MI 218 3922 84890

SLTP/MTs 58 2347 23248

SMU/K 59 2989 33985

Perguruan Tinggi 22 3242 25122

Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

3.4. Agama

Ketersediaan tempat peribadatan / bangunan suci seperti Pura, Mesjid, Gereja

dan Wihara merupakan hal penting dalam pembangunan keagamaan/ spritual

masyarakat. Kota Denpasar dengan pemeluk Agama Hindu 428.676 orang, Islam

143.399 orang, Protestan 30,017, Katholik 14.050 orang serta pemeluk agama

Budha 12.649 orang . Ketersediaan prasaranaa peribadatan terdiri dari Pura

Kahyangan Tiga 105 buah serta 3 buah Pura Sad Kahyangan, Mesjid dan Langgar

39 buah, serta 8 bangunan wihara.

Tabel B.5 . Jumlah Penduduk Pemeluk Agama di Kota Denpasar

No

Kecamatan Hindu Islam Katolik Protestan Budha Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Denpasar Selatan 118173 37387 3940 6987 2951 169438

2 Denpasar Timur 90812 29232 5100 3168 1734 130046

3 Denpasar Barat 112249 55093 3026 5761 3257 179386

4 Denpasar Utara 113145 35093 2009 3948 2161 156356

Jumlah Total

2009 434379 156805 14075 19864 10103 635226

2008 428676 143399 14050 30017 12649 628791

2007 422972 141528 14453 19864 9465 608282

2006 405600 135716 13895 19048 9076 583335

2005 319979 131846 13940 26677 12182 504624

Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010

4. Kesehatan

Penyediaan fasilitas kesehatan Rumah Sakit Umum (RSU) baik pemerintah

maupun swasta, puskesmas, dan klinik merupakan upaya pelayanan kesehatan

bagi bagi masyarakat. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sarana kesehatan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

45

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

dari 106 pada tahun 2008 menjadi 109. Dari jumah tersebut 61,47%

penyelenggaranya dari pihak swasta. Selain RSU, pelayanan kesehatan juga

dilaksanakan di puskesmas utama dan puskesmas pembantu.

Tabel B.6. Sepuluh Kasus Penyakit Terbanyak di Kota Denpasar

No. Diagnosa Penyakit

Banyaknya

Kasus

1 Infeksi akut lain pada saluran pernafasan atas 75854

2 Penyakit lain pada pernafasaan atas 36900

3 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 29696

4 Penyakit kulit alergi 19501

5 Penyakit kulit infeksi 16980

6 penyakit tekanan darah tinggi 15886

7 Penyakit sistem otot dan jaringan ikat 12031

8 Penyakit rongga mulut 11185

9 Penyakit tonsilitis 8846

10 Diare (termasuk tersangka kolera) 8815

Sumber : Denpasar Dalam Angka, 2010

5. Gambaran Pengelolaan Persampahan Kota Denpasar

a. Sumber, Komposisi, Volume, dan Timbulan Sampah

Sumber sampah kota Denpasar terdiri atas sampah pemukiman dan sampah

non permukiman. Yang tergolong sampah non pemukiman adalah sampah –

sampah yang bersumber dari kantor, toko, sekolah, pasar, dan fasilitas umum

lainya. Menurut data hasil studi penanganan limbah padat (persampahan) Kota

Denpasar tahun 2010 timbulan sampah dibedakan menjadi timbulan sampah

organik dan anorganik. Rekapitulasi data volume timbulan sampah pemukiman

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel B.7. Rekapitulasi Volume Sampah di Kota Denpasar

No uraian Volime

(m3/hari)

Volem Timbulan

Sampah (m3/hari)

Organik Anorganik

A

Sampah perumahan 4021,07

- Volume Sampah 1863,1 2157,97

- Persentase 46,33 53,67

B

Sampah Non Perumahan

1. Toko 85 45,05 39,95

2. Kantor 137 24,66 112,34

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

46

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

3. Sekolah 165 69,3 95,07

4. Jalan/Taman 63 45,36 17,64

5.

Hotel/Restoran/R.Makan 140 81,2 58,8

6. Fasilitas Umum 92 44,16 47,84

- Volume Sampah 682 309,73 372,27

- Persentase 48,5 51,5

Total Volume Sampah 4703,07 2172,83 2530,24

Persentase Total 47,41 52,59

Hasil penelitian, 2010

Dari uraian diatas dapat dilihat volume sampah kota denpasar mencapai angka

4703,07 m3 per harinya. Dilihat dari sampah organik dan anorganiknya terjadi

pergesaran, dimana pada masa sekarang ini jumlah sampah organik semaikn

sedikit dan terjadi peningkatan pada sampah anorganik. Hal ini kemungkinan

terjadi akibat adanya penggunaan sampah plastik dan kertas yang semakin

banyak di kalangan masyarakat.

Tabel. B.8. Komposisi Sampah Kota Denpasar

No uraian

% terhadap Volume

Non Organik

Organik Plastik kertas lainya total

A Sampah perumahan 46,33 33,33 15 5,33 53,67

B Sampah Non Perumahan

1. Toko 53 28 16 3 47

2. Kantor 18 24 51 7 82

3. Sekolah 42 23 31 4 58

4. Jalan/Taman 72 15 10 3 28

5. Hotel/Restoran/R.Makan 58 17 21 4 42

6. Fasilitas Umum 48 25 19 8 52

Total Sampah Non Perumahan 48,5 22 24,67 4,83 51,5

b. Sistem Pewadahan

Pewadahan sampah adalah aktifitas menampung sampah sementara yang

dilakukan oleh penghasil sampah (sumber sampah)/petugas penyapu sampah

dengan menggunakan tempat sampah yang besarnya disesuaikan dengan

tingkat volume sampah yang dihasilkan. Penyapuan di Kota denpasar dilakukan

dengan sistem swakelola, wilayah kerja dibagi menjadi 10 sektor yang meliputi

seluruh kota denpasar. Penyapuan diutamakan pada ruas jalan protokol dengan

pertimbangan pada ruas yang dimaksud merupakan jalan utama dan padat

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

47

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

aktivitas terutama Kegiatan Jasa perniagaan. Kegiataan operasional kebersihan

DKP Kota Denpasar dibagi menjadi beberapa shift, yaitu sebagai berikut :

Tabel B.9. Kegiatan Operasional Kebersihan

Kegiatan Jadwal Tugas

Penyapuan Shift I : 06.00-11.00 Menyapu bdan jalan dan

telanjakan rumah tangga

yang dilayani shift II : 12.00-17.00

Pengumpulan sampah Shift I : 06.00-11.00

Mengatur, menjaga, dan

mengawasi pembuangan

sampah dilokasi kontainer

dan transferdepo shift II : 12.00-17.00

Pengangkuta Sampah ke TPA

shift I : 05.30-10.00 Menaikan dan mengangkut

sampah rumah tangga di

sepanjang jalan yang

dilayani

Shift II : 10.00-12.00

Shift III : 13.00-15.30

Shift IV : 15.30-

selesai

c. Pengumpulan sampah

Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya

mengumpulkan sampah dari wadah individu atau dari wadah komunal

(bersama) melainkan mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan

pengangkutan langsung maupun tidak langsung. Tahap pengumpulan tentunya

sangat terkait dengan kondisi BIN/kontainer/depo/TPS yang tersebar di seluruh

Kawasan Kota Denpasar.

- Kondisi BIN/bak sampah yang ada lapangan sebagian besar (70%) rusak.

Kodisi depo di Denpasar relative baik kecuali depo di Jl. Cok Agung Tresna

dan sidakarya diratakan (tidak ada bangunan) karena diganti dengan

kontainer

- Dikaji secara sistem operasional maupun fisik kontruksi depo/kontainer

sangat diperlukan karena lokasinya dekat dengan masyarakat (sumber

sampah) baik untuk lokasi pemilihan (3R) dan pengolahan sampah.

- Untuk depo yang dikelola masyarakat sebaiknya dibuat sedemikian rupa

untuk keperlian 3R yang berguna untuk mendukung UU no 18 tahun 2008

(masyarakat wajib mengelola sampah dengan 3 R)

- Adapun masalah / kendala di depo selama ini adalah perilaku tidak disiplin

masyarakat terhadap jadwal pembuangan menggunakan mobil (roda 4 atau

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

48

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

roda 4) ke Depo/TPS yang menyebabkan penumpukan sampah di Depo/TPS

sehingga menimbulkan bau tidak sedap di sekitarnya.

- Solusi dari permasalahan itu adalah ditetapkannya aturan mengenal waktu

pembuangan sampah di depo/tps disertakan dengan sangsi tegas jika

kedapatan ada warga yang melanggar ketentuaan tersebut.

Jumlah Sarana prasarana pewadahan Kota Denpasar yang dikelola DKP

Denpasar adalah sebagai berikut :

Tabel. B.10. Jumlah Sarana Prasarana Pengumpulan dan Pewadahan sampah

Kota Denpasar

NO Alat Pewadahan VOL KAPASITAS NILAI KONDISI ALAT

(unit)

1 Bin/Tong Sampah 70 ltr 1885 70 Ltr Rp 1.659.756.250 Sebagian besar

Rusak 70%) rusak

2 Bin/Tong Sampah 1 m3 270 1 m3 Rp 651.592.050

Sebagian besar

Rusak 70%) rusak

3 Bin/Tong Sampah 1 m3

beroda 40 1 m

3 Rp 139.700.000

Sebagian besar

Rusak 70%) rusak

4 Bin/Tong Sampah 40 ltr 50 40 Ltr Rp 25.300.000 Sebagian besar

Rusak 70%) rusak

5 Bin/Tong Sampah

pemilah 20 1 m

3 Rp 69.850.000

Sebagian besar

Rusak 70%) rusak

6 Transfer depo /TPS 17

7 Container 52 6 Rp 771.902.000

Baik dan berfungsi

8 Gerobak Sampah 635 2 Rp 1.894.010.250

9 Motor Sampah 2

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

49

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Gambar B.1. Sarana dan Prasarana Pewadahan Sampah Kota Denpasar

Gambar B.2. Sarana Pengumpulan Sampah Kota Denpasar

d. Pengangkutan Sampah

Pemindahan sampah adalah kegiatan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat

pengangkutan untuk dibawa ketempat pembuangan akhir. Pengangkutan

sampah tentunya berhubungan dengan waktu pengangkutan serta kepadatan

lalu lintas yang dilalui oleh truck pengangkut tersebut setelah dilakukan

pengamatan langsung dilapangan maka diperoleh jalur-jalur yang mengalami

rute angkut yang paling padat adalah JL. Gunung Agung, Jl. Imam Bonjol, Jl.

Nangka, Jl.Setia Budi, Jl. Yudistira, Jl. Arjuna, Jl. Sumatera, Jl. Ratna, Jl. Hayam

Wuruk dan Jl. Diponegoro.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

50

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Jenis pengangkutan sampah di Kota Denpasar yaitu Dump truck, Arm Roll Truk,

Truk biasa, Kijang station dan Kijang Pick UP. Jumlah Sarana pengangkutan di

Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

Tabel B.11. Jumlah Sarana Prasaran Pengangkutan Sampah Kota Denpasar

NO ALAT PENGANGKUTAN Unit Merek Tahun Produksi KONDISI

PRASARANA

1 Dump Truck 60 Toyota 1998 - 2010 Baik

2 Arm Roll Truck 12

Daihatsu, Hino,

Isuzu, dan

Mitsubsihi

1997 - 2003

Baik

3 Truck Biasa 7 Isuzu dan Toyota 1981 - 2005 Baik

4 Kijang Station 4 Toyota 1985 - 1998 Baik

5 Kijang Pick UP 8 Toyota 1992 - 2005 Baik

Gambar B.3. Sarana Pengangkutan Sampah Kota Denpasar

e. Pengolahan Sampah 3R

Pengolahan sampah dengan metode 3R juga telah dilaksanakan oleh DKP Kota

Denpasar, dimana kegiatan pengolahan sampah 3R bertujuan untuk mengurangi

volume sampah organik dan non organik yang masuk ke TPA Sarbagita, sehingga

diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi volume

sampah yang masuk ke TPA sehingga umur layanan TPA dapat berfungsi lebih

lama. Pengolahan sampah 3R di Kota Denpasar di beberapa lokasi yaitu sebagai

berikut :

1. Pengolahan sampah 3R di Banjar Gelogor Carik, Desa Pemogan dengan

kegiatan pada TPST yaitu pemilahan barang lapak dan pengolahan sampah

menjadi kompos. Dengan falitas yang ada yaitu 1 unit mesin pencacah

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

51

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

organik, 1 unit mesin pencacah non organik, 1 unit ayakan, 3 unit permentasi

dari bambu dan 1 unit truk kap 4 m3. Sampah yang diolah setiap harinya rata

– rata 12 m3 yang terdiri dari sampah lapak 0,6 m3/hr, Sampah organik 7,2

m3/hr, sampah organik kompos 2,4 m3/hr dan residu ke TPA 1,8 m3/hr.

2. Pengolahan sampah 3R di Kelurahan Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar

Selatan dengan kegiatan pada TPST yaitu pemilahan barang lapak dan

pengolahan sampah menjadi kompos. Dengan falitas yang ada yaitu 1 unit

mesin pencacah organik, 1 unit mesin pencacah non organik, 1 unit Kontainer

dan 6 unit gerobak sampah serta bangunan pelengkap untuk proses

pemilahan sampah dan pengomposan.

Gambar B.4. fasiltas pengolahan sampah 3R di Kelurahan Sanur Kaja,

Kecamatan Denpasar Selatan.

3. Pengolajan sampah 3R di Kelurahan Renon luas tanah yang disediakan sekitar

1710 m2, dibuat satu unit bangunan TPST dengan luas sekitar 1952,74 m2

yang terdiri :

� Ruang komposting/pengolahan (hanggar) = 1045 m2

� Ruang kantor (include = kamar mandi dan teras)

• Lantai 1 = 52 m2

• Lantai 2 = 53 m2

� Gudang Kompos = 9 m2

� Gudang Granular = 9 m2

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

52

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

� Ruang Penjaga + teras + kamar mandi = 13,5 m2

Dan sarana 3 R yang dapat diadakan:

� Gerobak Sampah : 1 Unit

� Mesin pencacah : 1 Unit

� Mesin Pengayak : 1 Unit

� Mesin Granular : 1 Unit

� Pompa air : 1 Unit

� Timbangan : 1 Unit

f. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan

ekonomi dengan segala dinamikanya di Provinsi Bali, khususnya di wilayah

SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) telah mengakibatkan

terjadinya peningkatan timbulan sampah yang semakin cepat. Kondisi tersebut

secara otomatis telah membawa akumulasi permasalahan yang semakin

kompleks. Berbagai macam cara telah diterapkan untuk mengatasinya, tetapi

hasilnya belum memuaskan, bahkan kecenderungannya semakin sulit

dikendalikan. Permasalahan tersebut ditambah lagi dengan semakin sulitnya

mencari lokasi untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, sehingga

semakin kompleknya permasalahan sampah yang harus dihadapi.

Pemerintah Daerah di wilayah SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar dan

Tabanan) membuat kesepakatan untuk menerapkan sistem pengelolaan

persampahan secara regional dan terpusat dengan aplikasi teknologi

pengolahan sampah terpadu yang disebut dengan IPST (Instalasi Pengolahan

Sampah Terpadu). TPA Sarbagita merupakan TPA Regional yang melayani Kota

Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan.

Lokasi TPA Sargabita ada di TPA Suwung. Dari 38 Ha kawasan TPA, 10 Ha

digunakan untuk IPST yang dikelola PT. Noei dan 28 Ha digunakan sebagai TPA.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

53

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Lokasi TPA SARBAGITA

TPA Sarbagita dengan luasan kurang lebih 38 Ha terletak di kampung Suwung

Kangin , Desa Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.

Letak TPA Sarbagita dalam peta foto udara dapat ditunjukkan pada gambar

sebagai berikut :

Gambar 3.5. Lokasi TPA Sarbagita dalam Peta Foto Udara

Sampah di wilayah SARBAGITA berasal dari sampah domestik dan sampah non-

domestik yang meliputi sampah pemukiman, pertokoan, restoran, hotel,

perkantoran, fasilitas umum, sapuan jalan dan pariwisata yang sebagian besar

merupakan sampah organik. Di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung

pengelolaan sampah dilakukan oleh DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan)

dan swakelola masyarakat. Di Kabupaten Gianyar pengelolaan sampah dilakukan

oleh KLH (Kantor Lingkungan Hidup) dan swakelola masyarakat. Sedangkan di

Kabupaten Tabanan pengelolaan sampah dilakukan oleh DKP (Dinas Kebersihan

dan pertamanan) dan swakelola masyarakat. Sedangkan wilayah lain yang belum

mendapat penanganan, sampah yang dihasilkan pada umumnya masih dikelola

secara on-site (setempat) yaitu dengan cara dibakar, ditimbun dan dibuang ke

sungai-sungai.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

54

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Kondisi Sarana dan Prasarana

SARBAGITA merupakan pusat pengolahan sampah terpadu dengan konsep

berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycling) di TPA. Untuk jangka panjang

pengelolaan sampah di kota Denpasar akan dilakukan secara terpadu dengan

bekerjasama dengan 3 kabupaten lain dengan nama SARBAGITA (Denpasar,

Badung, Gianyar dan Tabanan). Pusat pengelolaan sampah terpadu dilakukan di

TPA Sampah Suwung, bekerjasama dengan pihak ketiga yang bertujuan

mengelola sampah menjadi energi yang dapat dimanfaatkan yaitu energi listrik.

Sistem pengolahan sampah di IPST adalah menggunakan Sistem GALFAD

(Gassification, Land Fill, Anaerob Diggestion). Tujuan strategis dari fasilitas yang

ditawarkan adalah pemanfaatan potensi sampah sebagai sumber daya yang

sudah tercemar (contaminated resource). Hal ini berarti dengan menggunakan

teknik pemisahan yang sesuai, berbagai jenis sampah dapat dipakai pada

berbagai jenis peralatan konversi energi sehingga dapat memaksimalkan

efisiensi konversi sampah menjadi energi yang bernilai ekonomis.

Saat ini TPA Sarbagita beroperasi sebagian masih menggunakan sistem open

dumping sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan pencemaran pada

lingkungan terdekat, sehingga diperlukan peningkatan kualitas. Meskipun di

dalam lokasi juga terdapat kegiatan pengembangan kualitas TPA yang telah

dikelola oleh PT Navigat Organik Energi Indonesia (NOEI) namun pada areal

lahan lainnya kurang lebih 28 Ha masih memerlukan peningkatan kualitas.

Gambaran TPA Sarbagita dengan sistem open dumping dan kegiatan pemulung

di TPA Sarbagita dapat ditunjukkan pada dokumentasi berikut :

Gambar B.6. Sistem Open Dumping di TPA

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

55

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Gambar B.7. Kegiatan Pemulung Sampah di TPA

TPA Sarbagita merupakan salah TPA Regional yang melayani wilayah-wilayah

Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan mempunyai potensi dan permasalahan

yang dapat dijadikan dasar dalam pembenahan kualitas sebagai sebuah TPA

Regional.

Potensi

- Lokasi lahan TPA yang jauh dari permukiman dan merupakan TPA terluas di

Provinsi Bali

- Status lahan merupakan milik Kanwil Kehutanan dengan adanya kerjasama

untuk peminjaman lahan yang akan di pakai untuk pengelolaan sampah

terpadu yang memungkinkan pengembangan TPA untuk kawasan

SARBAGITA.

Kondisi Peningkatan Kualitas dan Operasional TPA Sarbagita

Proyeksi timbulan sampah saat ini pada TPA Sarbagita mencapai ± 3000

m3/hari. Sampah dari kabupaten Tabanan sebanyak ± 50 m3/hari dimanfaatkan

leh PT Noei dan sisanya masuk ke TPA. Kondisi TPA saat ini sudah dalam keadaan

over load dan sistem pengoperasiannya masih mempergunakan open dumping.

Sebelum ada penanganan dari Satker Pengembangan PLP Bali kondisi

pencemaran sudah sangat mengkhawatirkan, terlihat secara visual bahwa rawa

disekitar TPA airnya tercemari leachate sehingga berbau dan berwarna hitam

pekat, disamping itu banyak pohon bakau yang terganggu pertumbuhannya

bahkan sampai mati karena pencemaran leachate dan juga tertutupnya akar

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

56

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

nafas oleh sampah yang meluber. Tahun 2009 Satker Pengembangan PLP Bali

menyusun DED untuk merivitalisasi TPA Sarbagita karena untuk mencari lokasi

lain di daerah Sarbagita sudah tidak memungkinkan mengingat sangat mahalnya

lahan di Kota Denpasar dan sekitarnya.

Tahun 2009 Satker Pengembangan PLP Bali juga melaksanakan fisik revitalisasi

TPA Sarbagita tahap I dengan substansi pekerjaan utama adalah melokalisir dan

mengarahkan leachate agar tidak lagi mencemari rawa dengan habitatnya dan

membatasi TPA agar tidak makin meluas dengan mengorbankan lahan

kehutanan. Pekerjaan yang dilaksanakan tahun 2009 berupa, pemasangan

lapisan Proteksi disepanjang garis perbatasan rawa dengan TPA yang ±

terpasang sepanjang 800 m, 1 (satu) buah IPL, pipa penangkap air tanah,

Pekerjaan Caping dan cover soil serta pekerjaan landscape. Lapisan proteksi

berguna untuk memproteksi leachate agar tidak masuk ke rawa dan selanjutnya

dengan pipa penangkap air tanah leachate yang terlokalisir lapiosan preksi

diarahkan ke IPL. Di IPL leachate mengalami tahapan2 seperti yang diharapkan

sehingga nantinya sebagai hasil akhir untuk dilepas ke rawa sudah tidak

membahayakan bagi lingkungan. Perkerjaan Capping dilakukan untuk menutup

area yang sudah tidak dipakai lagi untuk menimbun sampah sehingga tidak

menghasilkan leachate lagi.

Pada tahun 2010 Satker Pengembangan PLP Bali merivitalisasi tahap II TPA

sarbagita dengan skup pekerjaan antara lain melanjutkan lapisan protekse

sepanjang 600 m, pekerjaan jalan operasional yang sekaligus sebagai pembatas

rawa dan TPA, IPL, Pipa penangkap air tanah, Pekerjaan sumur pantau,

pekerjaan tanggul yang bertujuan mencegah sampah tidak lagi sampai meluber

ke rawa dan pekerjaan landscape.

Permasalahan

Permasalahan yang ada saat ini adalah sistem pengoperasian yang masih open

dumping dan belum beroperasinya IPST secara maksimal. Sehingga dengan

volume sampah tiap hari yang demikian besar akan menimbulkan masalah besar

nantinya mengingat saat inipun keadaanya sudah over load. Sehingga perlu

diupayakan revitalisasi lanjutan yang, mampu untuk mengantisipasi masalah

saat ini. Dengan sarana yang sudah terbangun melalui revitalisasi tahap I dan II

sudah sangat mendukung untuk pengoperasian TPA Sarbagita menjadi sanitary

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

57

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

landfill yang akan sangat banyak mengirit lahan. Saat ini yang sangat diperlukan

pembangunan Cell sampah yang dapat menampung sampah harian yang akan

datang.

Identifikasi permasalahan dengan beroperasinya TPA Regional Sarbagita adalah

sebagai berikut :

- Pencemaran air laut dari TPA berupa leachete dari timbulan sampah sudah

sampai ke laut, dapat dilihat secara visual pada permukaan air laut di kawasan

TPA berwarna hitam.

- Pencemaran tanah dapat dilihat secara visual terdapat banyaknya genangan

lindi dan kondisi TPA yang masih mempergunakan sistim open-dumping dimana

sampah hanya dihamparkan saja sehingga juga menyebabkan terjadinya

pencemaran udara.

- Lokasi TPA merupakan daerah kawasan rawa dan dekat hutan bakau sehingga

rawan akan pencemaran laut.

- Proses komposting pada TPA belum berfungsi.

- Belum beroperasi secara maksimalnya IPST sehingga timbulan sampah masuk

langsung ke TPA.

- Luas lahan keseluruhan kawasan TPA yang tersedia 38 Ha, dimana untuk

kawasan IPST 10 Ha, sedangkan 28 Ha untuk TPA. Sedangkan dari hasil proyeksi

timbulan sampah untuk Kawasan SARBAGITA sampai dengan Tahun 2030

didapat timbulan sampah total yang masuk 6.340,4 m³/hari dimana timbulan

sebesar 3.200 m³/hari dimanfaatkan IPST , dan sisanya sebesar 3104,4 m³/hari

harus masuk TPA. Tetapi hingga saat ini diketahui kapasitas TPA eksisting

sebesar 6.061 m³/hari (95,59 % dari kapasitas total), jadi ada timbulan sampah

yang tidak dapat ditampung sebesar 279,4 m³/hari. Sehingga TPA Sarbagita

perlu dilakukan direvitalisasikan sehingga keberadaan sampah yang tidak

terkelola saat ini akan dicarikan jalan keluar penanganannya.

- Sedang permasalahan yang juga terkait dengan TPA adalah sarana dan

prasarana persampahan yang ada saat ini dirasakan masih jauh dari ideal dan

begitu pula dengan sistem pengelolaan persampahan yang diterapkan masing-

masing daerah/kota saat ini masih menemui banyak kendala.

Salah satunya adalah penyediaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di

Kota Denpasar, yang mana TPA eksisting sangat tidak memenuhi syarat dari segi

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

58

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

estetika, teknis desain, maupun teknis operasionalnya, sehingga tidak layak

untuk dilanjutkan, sehingga diperlukan perbaikan desain dan rehabilitasi

peningkatan kualitas lingkungan apabila TPA eksisting ini tetap akan

dipertahankan.

1.7.2. Inovasi

1. Pengertian Sampah

Beberapa pengertian sampah antara lain sebagai berikut :

� Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan

dari aktivitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak

diinginkan atau tidak digunakan kembali. Sampah meliputi material yang

heterogen yang merupakan hasil buangan dari komunitas masyarakat

yang merupakan akumulasi dan pencampuran dari kegiatan pertanian,

industri, dan juga sampah mineral (Tchobanoglous, Theisen and Vigil,

1993)

� Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan

anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar

tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi

pembangunan (SNI 19-2454-2002 ).

� Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat (UU No 18,2008).

� Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi,

dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus (UU No 18,2008).

Menurut Damanhuri dan Padmi (2004) rata-rata timbulan sampah biasanya

akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu daerah dengan daerah lainnya,

dan antara satu negara dengan negara lainnya. Variasi ini terutama

disebabkan oleh perbedaan antara lain:

� Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.

� Tingkat hidup: makin tingkat hidup masyarakat, makin besar timbulan

sampahnya.

� Musim: dinegara barat, timbulan sampah akan mencapai angka

minimum pada musim panas.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

59

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

� Cara hidup dan mobilitas penduduk.

� Iklim: dinegara barat, debu hasil pembakaran alat pemanas akan

bertambah pada musimdingin.

� Cara penanganan makanannya.

2. Pengaruh sampah terhadap kesehatan dan lingkungan.

Menurut Sarudji, 2004 sampah dapat mempengaruhi kesehatan dan

lingkungan, diantaranya:

a. Sampah sebagai sarang vektor dan binatang pengerat.

Sampah terutama yang mudah membusuk (garbage) merupakan sumber

makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor penyakit

terutama penyakit saluran pencernaan seperti typhus perut, kolera, diare

dan disentri.

b. Sampah sebagai sumber inveksi.

Sampah seringkali tercampur dengan kotoran manusia, vomitus, dari

penderita dan sebagainya yang sifatnya infektus. Kontak antara manusia

dengan sampah dapat langsung maupun melalui vektor, disamping juga

dimungkinkan melalui air yang terkontaminasi sampah infektus.

c. Sampah mencemari tanah dan air.

Sampah yang tidak ditangani dengan baik dapat mencemari air melalui

selokan, saluran pematus maupun badan-badan air. Sampah yang tidak

dapat terurai seperti plastik dan karet dan sejenisnya secara mekanik

mengganggu saluran air maupun badan air, yang menyebabkan

pendangkalan. Secara ekologis sampah organik yang masuk ke dalam

badan air dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan

mengakibatkan eutrofikasi dan bila terjadi pencemaran oleh limbah toksik

dapat mengganggu kehidupan air.

a. Sampah toksik.

Sampah juga ada yang bersifat toksik. Sampah kimia yang dihasilkan

oleh kegiatan industri kimia tertentu, sampah pestisida, sampah dari

laboratorium kimia bersifat toksik. Sampah toksik ini dapat langsung

mengenai manusia atau melalui rantai makanan.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

60

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

b. Sampah mengganggu estetika.

Sampah, baik bentuk atau wujud maupun baunya sudah menimbulkan

kesan tidak etis. Banyak orang berpendapat bahwa kebersihan

menunjukkan kepribadian seseorang, masyarakat bahkan bangsa.

Terdapatnya ongokan sampah yang terkesan tidak dikelola dengan baik

akan memberikan nilai negatif bukan hanya ditilik dari segi estetika,

melainkan menjurus kepada kepribadian masyarakat.

3. Sumber – Sumber Sampah

Menurut Tchobanoglous, Theisen and Vigil, 1993 sumber-sumber sampah

dibedakan berdasarkan jenis kegiatan yang menghasilkan sampah.

Klasifikasi tersebut dibagi menjadi :

� Sampah residential, merupakan sampah yang berasal dari rumah

tangga.

� Sampah komersial, merupakan sampah yang berasal dari perkantoran,

restoran dan pasar (tempat perdagangan).

� Sampah industri, adalah sampah yang dihasilkan dari aktivitas industri.

� Sampah jalanan, adalah sampah yang berada di jalan-jalan umum.

� Sampah pertanian, adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan

pertanian.

� Sampah konstruksi pembangunan, adalah sampah yang dihasilkan dari

pembangunan gedung baru, perbaikan jalan, peruntuhan bangunan, dan

trotoar rusak.

� Sampah pelayanan masyarakat, merupakan sampah dari air minum, air

limbah maupun proses industri.

4. Penggolongan jenis sampah

Menurut Damanhuri sampah dapat dikelompokan menjadi:

� Berdasarkan sumbernya:

� Pemukiman: biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis

sampah yang dihasilkan adalah sisa makanan, kertas, kardus,

plastik, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang

bekas rumah tangga, limbah berbahaya dan beracun, dan

sebagainya.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

61

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

� Daerah komersil: meliputi pertokoan, rumah makan, pasar,

perkantoran, hotel dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan

antara lain kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca,

logam, limbah berbahaya dan beracun, dan sebagainya.

� Institusi yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan,

dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis

sampah pada daerah komersil.

� Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan

konstruksi baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang

ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain.

� Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat

rekreasi, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain

rubbish, sampah taman, ranting, daun, dan sebagainya.

� Pengolah limbah domestik seperti instalasi pengolahan air minum,

instalasi pengolahan air buangan dan insinerator. Jenis sampah

yang ditimbulkan antara lain: lumpur hasil pengolahan, debu dan

sebagainya.

� Kawasan industri: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa

proses produksi, buangan non industri, dan sebagainya.

� Pertanian: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa

makanan busuk sisa pertanian.

� Berdasarkan cara penanganan dan pengolahannya:

� Komponen mudah membusuk (putrescible): sampah rumah

tangga, sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, bangkai, dan

lain-lain.

� Komponen yang mudah terbakar (combustible): kayu, kertas, kain,

plastik, karet, kulit, dan lain-lain.

� Komponen yang sulit terbakar (non combustible): logam, mineral,

dan lain-lain.

� Wadah bekas: botol, drum, dan lain-lain.

� Tabung bertekanan/gas.

� Serbuk dan abu: organik (pestisida dan sebagainya), logam

metalik, non metalik, bahan asumsi, dan sebagainya.

� Lumpur, baik organik maupun non organik.

� Puing bangunan.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

62

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

� Kendaraan tak terpaakai.

� Sampah radioaktif.

� Pembagian yang lain dari sampah berupa:

� Sampah organik mudah membusuk (garbage) : sampah sisa

dapur, sisa makanan, sampah sisa sayur, dan kulit buah-buahan.

� Sampah organik tak membusuk (rubbish): mudah terbakar

(combustible), seperti kertas, karton, plastik, dan sebagainya, dan

yang tidak mudah terbakar (non combustible) seperti logam,

kaleng, gelas.

� Sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah (ashes).

� Sampah bangkai binatang (dead animal): bangkai tikus, ikan,

anjing, dan binatang ternak.

� Sampah sapuan jalan (steet sweeping): sisa-sisa pembungkus

dan sisa makanan, kertas, daun.

� Sampah buangan sisa konstruksi (demolition waste), dan

sebagainya.

5. Timbulan Sampah

Timbulan sampah dalam SNI 19-3964-1995 adalah banyaknya sampah yang

diambil dari lokasi terpilih, untuk diukur volumenya dan ditimbang beratnya

dan diukur komposisinya. Besaran timbulan sampah berdasarkan

komponen-kompone sumber sampah dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel B.12. Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen Sumber

Sampah

NO Komponen Sumber Sampah Satuan Volume

(l/orang.hari)

Berat

(Kg/orang.hari)

1 Rumah permanen Per orang/hari 2,25 – 2,50 0,350 – 0,400

2 Rumah semi permanen Per orang/hari 2,00 – 2,25 0,300 – 0,350

3 Kantor Per pegawai/hari 1,75 – 2,00 0,025 – 0,100

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

63

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

4 Toko/ruko Per pegawai/hari 2,50 – 3,00 0,150 - 0,350

5 Sekolah Per murid/hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,020

6 Jalan arteri sekunder Per meter/hari 0,10 – 0,15 0,020 – 0,100

7 Jalan kolektor sekunder Per meter /hari 0,10 – 0,15 0,010 – 0,050

8 Jalan local Per meter /hari 0,05 – 0,10 0,005 – 0,025

9 Pasar Per meter 2/hari 0,20 – 0,60 0,100 – 0,300

10 Rumah non permanen Per orang/hari 1,75 – 2,00 0,250 – 0,300

(Sumber : SNI 19-3983-1995).

Tabel B.13. Besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota

No Klasifikasi Kota Volume (l/orang/.hari) Berat (kg/orang.hari)

1 Kota Sedang 2,75 – 3,25 0,70 – 0,80

2 Kota Kecil 2,50 – 2,75 0,625 – 0,70

( Sumber : SNI 19-3983-1995).

Kota sedang adalah kota yang jumlah penduduknya lebih dari 100.000

jiwa, sedangkan kota kecil adalah kota yang jumlah penduduknya kurang

dari 100.000 jiwa. (SNI 19-3983-1995).

6. Komposisi Sampah.

Komponen komposisi sampah dalam SNI 19-3964-1995 adalah komponen

fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas-karton, kayu, kain-tekstil,

karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah,

pasir, batu, keramik).

Pengelompokan sampah yang sering dilakukan adalah berdasarkan

komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat atau % volume dari

kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan, dan lain-lain.

Dalam Damanhuri dan Padmi (2004) menggambarkan tipikal komposisi

sampah pemukiman atau sampah domestik dikota negara maju, yaitu dapat

dilihat pada Tabel B.13.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

64

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Tabel B.13. Komposisi sampah domestik

Kategori Sampah % Berat % Volume

Kertas dan bahan-bahan kertas 32,98 62,61

Kayu/produk dari kayu 0,38 0,15

Platik, kulit, dan produk karet 6,84 9,06

Kain dan produk tekstil 6,36 5,1

Gelas 16,06 5,31

Logam 10,74 9,12

Bahan batu, pasir 0,26 0,07

Sampah organik 26,38 8,58

(Sumber : Damanhuri dan Padmi, 2004).

Komposisi sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor:

- Cuaca : di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah

juga akan cukup tinggi.

- Frekuensi pengumpulan : semakin sering sampah dikumpulkan maka

semakin tinggi tumpukan sampah terbentuk. Tetapi sampah basah akan

berkurang karena membusuk, dan yang akan terus bertambah adalah

kertas dan sampah kering lainnya yang sulit terdegradasi.

- Musim : jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang

berlangsung.

- Tingkat sosial ekonomi : daerah ekonomi tinggi umumnya menghasilkan

sampah yang terdiri atas bahan kaleng, kertas, dan sebagainya.

- Pendapatan per kapita : masyarakat dari tingkat ekonomi lemah akan

menghasilkan total sampah yang lebih sedikit dan homogen.

- Kemasan Produk : kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga

akan mempengaruhi. Negara maju seperti Amerika tambah banyak yang

menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang

seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai pengemas.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

65

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Dengan mengetahui komposisi sampah dapat ditentukan cara

pengolahan yang tepat dan yang paling efisien sehingga dapat diterapkan

proses pengolahannya. Tipikal komposisi sampah didasarkan atas tingkat

pendapatan digambarkan pada Tabel 2.4.

Tabel B.14 Tipikal Komposisi Sampah Pemukiman (% berat basah)

Komposisi Pemukiman

Low Incom

Pemukiman

Midle Incom

Pemukiman

High Incom

Kertas 1-10 15-40 15-40

Kaca, keramik 1-10 1-10 4-10

Logam 1-5 1-5 3-13

Plastik 1-5 2-6 2-10

Kulit, karet 1-5 - -

Kayu 1-5 - -

Tekstil 1-5 2-10 2-10

Sisa makanan 40-85 20-65 20-50

Lain-lain 1-40 1-30 1-20

(Sumber : Damanhuri dan Padmi, 2004).

7. Karakteristik Sampah.

Karakteristik sampah menurut (Tchobanoqlous, Theisen dan Vigil, 1993,

dalam Hardianto, 2008) yaitu:

1. Karakteristik fisik

Karakteristik fisik sampah meliputi hal-hal di bawah ini:

a. Berat spesifik sampah

Dinyatakan sebagai berat per unit (kg/m3). Dalam pengukuran berat

spesifik sampah, harus disebutkan dimana dan dalam kondisi

bagaimana sampah diambil sebagai sampling untuk menghitung berat

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

66

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

spesifik sampah. Berat spesifik sampah dipengaruhi oleh letak

geografis, lokasi, musim, dan lama waktu penyimpanan. Hal ini

sangat penting untuk mengetahui volume sampah yang diolah.

Adapun berat spesifik sampah menurut Tchobanaglous, Theisen dan

Vigil, 1993 yang dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel B.15. Berat spesifik komposisi sampah.

No

Komponen Sampah

Berat Spesifik (Kg/m3)

Rentang Tipikal

1 Sisa makanan 130,53 - 480,57 290,72

2 Kertas 41,53 -130,53 89,00

3 Karton 41,53 - 80,10 50,43

4 Plastik 41,53 - 130,53 65,26

5 Kain 41,53 - 100,86 65,26

6 Karet 100,86 - 201,72 130,53

7 Kulit 100,86 - 261,05 160,19

8 Sampah taman 59,33 - 225,45 100,86

9 Kayu 130,53 - 320,38 237,32

10 Gelas 160,19 - 480,57 195,79

11 Kaleng 50,43 - 160,19 89,00

12 Aluminium 65,26 - 240,29 160,19

13 Logam lain 130,53 - 1151,00 320,38

14 Debu/kerikil (lain-lain) 320,38 - 999,71 480,57

(Sumber: Tchobanaglous, Theisen dan Vigil, 1993 dalam Hardianto,

2008).

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

67

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

b. Kelembaban

Kelembaban sampah dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu

dengan metode berat basah dan berat kering. Rumus kelembaban

dari berat basah adalah:

100xw

dwM

−=

Dimana

M = Kelembaban (%)

W = Berat sampah basah (kg)

D = Berat sampah setelah dikeringkan pada suhu 0C (kg).

c. Ukuran partikel

Sangat penting untuk pengolahan akhir sampah, terutama pada tahap

mekanis untuk mengetahui ukuran penyaringan dan pemisahan

mekanik.

d. Field Capacity

Adalah jumlah air yang dapat tertahan dalam sampah, dan dapat

keluar dari sampah akibat daya grafitasi. Field Capacity sangat

penting untuk mengetahui komponen lindi dalan landfill. Field

Capacity bervariasi tergantung dari perbedaan tekanan dan

dekomposisi sampah. Sampah dari daerah pemukiman dan komersial

yang tanpa pemadatan Field Capacity sebesar 50% - 60%.

e. Kepadatan sampah

Kepadatan sampah sangat penting untuk mengetahui pergerakan dari

cairan dan gas dalam landfill.

2. Karakteristik Kimia.

a. Analisis proksimasi.

Bertujuan mengetahui bahan-bahan yang mudah terbakar dan tak

mudah terbakar. Biasanya dilakukan tes untuk komponen yang

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

68

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

mudah terbakar supaya mengetahui kandungan volatil, kandungan

bau, kandungan karbon tetap dan kandungan air.

b. Titik abu sampah.

Adalah temperatur dimana dihasilakan abu dari pembakaran sampah,

yang berbentuk padatan dengan peleburan atau penggumpalan.

Temperatur berkisar antara 1100 oC sampai 1200 oC.

c. Analisis ultimasi.

Adalah penentuan persentase komponen yang ada dalam sampah

seperti persentase C, H, N, S, dan abu. Analisis ultimasi ini bertujuan

menentukan karakteristik kimia bahan organik sampah secara

biologis. Misalkan pada komposting perlu diketahui rasio C/N sampah,

supaya dapat berlangsung baik.

d. Kandungan energi.

Kandungan energi dari komponen organik sampah, dapat ditentukan

dengan Bomb Calorimeter.

3. Karakteristik Biologi.

a. Kandungan terlarut seperti: gula, asam amino dan berbagai macam

asam organik.

b. Hemiselulosa, yaitu hasil penguraian gula.

c. Selilosa, yaitu hasil penguraian glukosa.

d. Lemak, minyak dan lilin.

e. Lignin, material polimer yang terdiri dari cincin aromatik dengan gugus

methoksil. Biasanya terdapat pada kertas, seperti kertas karton dan

fiberboard.

f. Lignoselulosa, kombinasi dari lignin dan selulosa.

g. Protein, yang terdiri dari rantai asam amino.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

69

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

8. Sistem Pengelolaan Sampah

Menurut Damanhuri, 2004 Sistem pengelolaan sampah meliputi beberapa

tahapan, yaitu pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan

pembuangan akhir ke Lahan TPA.

1. Pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementara di

sumbernya.

2. Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara

pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke

tempat pembuangan sementara atau langsung ke tempat pembuangan

akhir tanpa melalui proses pemindahan.

3. Pemindahan sampah adalah tahap memindahkan sampah hasil

pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat

pembuangan akhir.

4. Pengangkutan sampah adalah membawa sampah dari lokasi

pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju tempat

pembuangan akhir.

5. Pengolahan sampah adalah upaya mengurangi volume atau merubah

bentuk sampah menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara

pembakaran dalam incinerator, pengomposan, pemadatan,

penghancuran, pengeringan, dan pendaur ulangan.

Skema Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan dapat dilihat

pada gambar B.9.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

70

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Gambar B.9.Skema Teknis Operasional Pengelolaan Persampahan

(SNI 19-2454-2002).

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Teknik Operasional Pengelolaan

Sampah Perkotaan, faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan

sampah perkotaan adalah :

1. Kepadatan dan penyebaran penduduk

2. Karakteristik fisik lingkungan dan social ekonomi

3. Timbulan dan karakteristik sampah

4. Budaya sikap dan perilaku masyarakat

5. Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah

6. Rencana tata ruang dan pengembangan kota

7. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.

9. Pewadahan Sampah.

Menurut Damanhuri pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah

sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah

individual umumnya ditempatkan di muka rumah atau bangunan lainnya.

Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang

Timbulan sampah

Pewadahan/pemilahan

Pengumpulan

Pemindahan dan

pengangkutan

pengolahan

Pembuangan akhir

sampah

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

71

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

mudah diakses. Sampah diwadahi sehingga memudahkan dalam

pengangkutannya. Idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah

yang akan dikelola agar memudahkan dalam penanganan berikutnya,

khususnya dalam upaya daur ulang. Disamping itu dengan adanya wadah

sampah yang baik maka:

• bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya

lalat dapat diatasi.

• Air hujan yang berpotensi menambah kadar air sampah, dapat

dikendalikan

• Pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari.

9.1. Pola Pewadahan

Menurut Damanhuri Pola pewadahan sampah dapat dibagi dalam individual

dan komunal.

� Pola pewadahan individual: diperuntukan bagi daerah pemukiman

berpenghasilan tinggi dan daerah komersil.

� Pola pewadahan komunal: diperuntukan bagi daerah pemukiman

sedang/kumuh, taman kota, jalan dan pasar.

Sedangkan berdasarkan SNI 19-2454-2002:

Pola pewadahan individual: aktifitas penanganan penampungan sampah

sementara dalam suatu wadah khusus untuk dan dari individu.

� Pola pewadahan komunal: aktifitas penanganan penampungan

sampah sementara dalam suatu wadah bersama baik dari berbagai

sumber maupun sumber umum.

9.2. Kriteria Lokasi dan penempatan wadah

Berdasarkan (SNI 19-2454-2002) lokasi penempatan wadah adalah:

1. Wadah individual ditempatkan :

a. Di halaman muka

b. Di halaman belakang untuk sumber sampah hotel, restoran

2. Wadah komunal ditempatkan :

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

72

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

a. Sedekat mungkin dengan sumber sampah

b. Tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya

c. Di luar jalur lalu lintas pada suatu lokasi yang mudah untuk

pengoperasiannya.

d. Di ujung gang kecil.

e. Di sekitar taman dan pusat keramaian ( untuk wadah pejalan

kaki).

f. Jarak antar wadah sampah untuk pejalan kaki minimal 100 m.

9.3. Persyaratan bahan wadah

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 persyaratan bahan wadah, sebagai

berikut:

a. Tidak mudah rusak dan kedap air

b. Ekonomis, mudah diperoleh/dibuat oleh masyarakat

c. Mudah dikosongkan.

Tabel B.15.

Contoh wadah dan Penggunaannya

No Wadah Kapasitas Pelayanan Umur Wadah Keterangan

1 Kantong Plastik 10-40 L 1 KK 2-3 hari Individual

2 Tong 40 L 1 KK 2-3 tahun Individual

3 Tong 120 L 2-3 KK 2-3 tahun Toko

4 Tong 140 L 4-6 KK 2-3 tahun Toko

5 Tong 30-40 L Pejalan Kaki,

Taman

2-3 tahun

6 Kontainer 1000 L 80 KK 2-3 tahun Komunal

7 Kontainer 500 L 40 KK 2-3 tahun Komunal

(Sumber : SNI 19-2454-2002).

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

73

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

9.4. Pewarnaan wadah.

Berdasarkan SNI 19-2454-2002, melakukan pewarnaan wadah sampah

sesuai dengan jenis sampah yang telah terpilah, yaitu:

1. Sampah organik, seperti sisa daun, sayuran, kulit buah lunak, sisa

makanan, dengan wadah warna gelap

2. Sampah anorganik, seperti gelas, plastik, logam dan lainnya, dengan

wadah warna terang.

3. Sampah bahan berbahaya bereacun rumah tangga (jenis sampah B3

seperti : produk/obat kadaluarsa, minyak rambut, bola lampu, pestisida,

insektisida bahan kimia untuk keperluan fotogafi,bahan komia untuk

peerawatan kolam, pupuk kimia, dan lain-lain.

Tabel B.16.

Karakteristik wadah Sampah

No

Pola

Pewadahan

Karakteristik

Individual

Komunal

1.

2.

3.

Bentuk/jenis

Sifat

Bahan

Kotak,silinder,kontainer,bin(tong),se

mua bertutup dan kantong

Kedap air,ringan, mudah

dipindahkan dan kosongan

Logam,plastik,fiberglass,kayu,bamb

u,rotan,

Kotak,silinder,container,bin

(tong) semua bertutup

Kedap air,ringan, mudah

dipindahkan dan kosongan

Logam,plastik,fiberglass,kayu

,bambu, rotan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

74

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

4.

5.

Volume

Pengadaan

Kertas

Pemukiman dan toko kecil = 10-40

ltr

Pribadi,Instansi pengelolan

Pemukiman dan pasar = 100-

1000 ltr

Instansi pengelola

(Sumber : SNI 19-2454-2002).

9.5. Penentuan Ukuran Wadah

Menurut SNI 19-2454-2002, penentuan ukuran volume ditentukan

berdasarkan :

1) Jumlah penghuni tiap rumah.

2) Timbulan sampah.

3) Frekuensi pengambilan sampah.

4) Cara pemindahan sampah.

5) Sistem Pelayanan (individual atau komunal).

9.6. Pengadaan Wadah Sampah

Menurut SNI 19-2454-2002, pengadaan wadah sampah untuk:

1) Wadah untuk sampah individual oleh pribadi atau instansi atau

pengelola.

2) Wadah sampah komunal oleh instansi pengelola.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

75

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Tabel B.17.

Jenis pewadahan dan sumber sampahnya

Sumber Sampah Jenis Pewadahan

Daerah perumahan

- Kantong plastik/kertas, volume sesuai yang

tersedia di pasaran.

- Bak sampah permanen, ukuran bervariasi,

biasanya dari pasangan bata.

- Bin plastik/tong, volume 40-60 L, dengan tutup,

khususnya permukiman yang pernah dibina

oleh Dinas Kebersihan.

Pasar

- Bin/tong sampah, volume 50-60 L

- Gerobak sampah, volume 1,0 m3

- Kontainer dari Amroll kapasitas 6-10 m3

- Bak sampah

Pertokoan

- Kantong plastik, volumr bervariasi

- Bin plastik/tong volume 50-60 L

- Bin plastik, volume 120-140 L, dengan roda.

Perkantoran/Hotel

- Kontainer volume 1 m3 beroda

- Kontainer besar volume 6-10 m3

Tempat umum, jalan dan taman

- Bin plastik/tong volume 50-60 L, yang dipasang

secara permanen

- Bin plastik, volume 120-140 L dengan roda.

(Damanhuri dan Padmi,2004).

10. Recovery Factor dan Residu.

Recovery factor adalah prosentase sampah yang masih dapat

dimanfaatkan dibagi jumlah sampah total, dengan tujuan guna mereduksi

sampah sebelum dibuang. Di Indonesia untuk recovery factor sampah

kering dapat diperoleh dengan mengetahui selisih berat antara sampah

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

76

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

yang telah dipilah pemulung dengan sampah yang belum dipilah oleh

pemulung.

Recovery Factor, % = 100xc

dc −

c: berat sampah yang belum dipilah oleh pemulung (kg)

d: berat sampah setelah dipilah oleh pemulung (kg)

Adapun Persen recovery factor menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil,

1993 dapat dilihat pada tabel B.18.

Tabel B.18. Persen Recovery Factor

No Komponen (%) Recovery Factor

1 Sisa Makanan 80

2 Plastik 50

3 Logam 90

4 Kertas 50

5 Gelas 65

6 Kain 0

7 Kayu 0

8 Karet 0

9 Lain-lain 0

(Sumber: Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993 dalam Harsi 2006).

Sedangkan residu adalah jumlah sampah yang tidak dapat

dimanfaatkan lagi yang akan dibuang. Residu bisa berasal dari sampah

basah dan sampah kering. Jika di Indonesia residu sampah kering dapat

diartikan jumlah sisa sampah yang tidak dapat diambil pemulung guna

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

77

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

pemanfaatan kembali, sedangkan residu sampah basah adalah sisa

sampah yang tidak dapat dikompos.

11. Pengambilan Sampel

. Cara pelaksanaan pengambilan dan pengukuran contoh dari lokasi

pengambilan untuk rumah tangga, sekolah, dan kantor berdasarkan SNI

19-39641995 adalah sebagai berikut:

• Tentukan lokasi pengambilan contoh.

• Tentukan jumlah tenaga pelaksana.

• Siapkan peralatan.

• Lakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi

sampah sebagai berikut:

� Membagikan kantong plastik dengan volume yang sudah diberi tanda

kepada sumber sampah sehari sebelum dikumpulkan.

� Mencatat jumlah unit masing-masing penghasil sampah.

� Mengumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah.

� Mengangkut seluruh kantong plastic ke tempat pengukuran

� Menimbang kotak pengukur 125 L (digunakan untuk mengukur volume

sampah)

� Menuang secara bergiliran contoh dari setiap lokasi pengambilan

tersebut ke dalam kotak pengukur 125 L

� Menghentakan kotak contoh sebanyak tiga kali dengan mengangkat

kotak setinggi 20 cm, lalu dijatuhkan ke tanah

� Mengukur dan mencatat volume sampah (Vs)

� Menimbang dan mencatat berat sampah (Bs)

� Memilih contoh berdasarkan komponen komposisi sampah

� Menimbang dan mencatat berat komposisi sampah

� Menghitung komponen komposisi sampah

� Tentukan lokasi pengambilan contoh (samplimg Lokasi).

Lokasi pengambilan sampling dibagi menjadi 2 kelompok utama yaitu:

A. Perumahan, yang terdiri dari:

- Permanen (PP): pendapatan tinggi.

- Semi permanen (PS): pendapatan sedang.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

78

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

- Non permanen (PN): pendapatan rendah.

B. Non perumahan, yang terdiri dari:

Toko, kantor, sekolah, pasar, jalan, hotel, restoran/rumah makan,

fasilitas umum lainnya, pebrik/industri.

• Kriteria perumahan.

Kategori perumahan ditentukan berdasarkan:

- Keadaan fisik rumah.

- Pendapatan rata-rata kepala keluarga,

- Fasilitas rumah tangga yang ada.

• Kriteria non perumahan, yaitu:

1. Kriteria untuk jalan, meliputi:

- berdasarkan fungsi jalan.

- 10 % dari jalan yang disapu

- Untuk kota yang tidak melakukan penyapuan jalan

minimal 500 meter panjang jalan utama di pusat kota.

2. Kriteria untuk pasar berdasarkan fungsi pasar.

3. Kriteria untuk hotel berdasarkan jumlah fasilitas yang ada.

4. Kriteria untuk rumah makan dan restoran berdasarkan jenis

kegiatan.

5. Kriteria untuk fasilitas umum berdasarkan fungsinya.

� Menyiapkan peralatan.

1. Alat pengambil contoh timbulan dan komposisi berupa kantong

plastik dengan volume 40 L.

2. Alat pengukur volume contoh timbulan dan komposisi berupa kotak

berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm, yang dilengkapi dengan skala

tinggi.

3. Alat pengukur volume timbulan dan komposisi sampah berupa bak

berukuran 1m x 0,5 x 1m untuk sampah yang berskala besar yang

dilengkapi dengan skala tinggi.

4. Perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung

tangan.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

79

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

5. Timbangan (0-5) kg dan (0-100) kg

� Penentuan jumlah sampel

- Perhitungan jumlah sampel jiwa

Jumlah sampel jiwa dihitung menggunakan persamaan berikut:

PSCdS =

S = jumlah sampel (jiwa)

n = 5 (jiwa)

PS = populasi (jiwa)

Cd = koefisien perumahan

(Cd kota sedang dan kecil, 1KK = 0,5).

- Dengan mempertimbangkan faktor analisis komposisi sampah

dengan berat minimal yaitu 1 kwintal = 100 kg/hari

(Tchobanoqlous, Theisen, Vigil, 1993).

� Jumlah unit masing-masing lokasi pengambilan contoh timbulan sampah:

� Perumahan: jumlah jiwa dalam keluarga.

� Toko: jumlah petugas atau luas areal.

� Sekolah: jumlah murid dan guru.

� Pasar: luas pasar atau jumlah pedagang.

� Kantor: jumlah pegawai.

� Jalan: panjang jalan dalam meter.

� Hotel: jumlah tempat tidur.

� Restoran: jumlah kursi atau luas areal.

� Fasilitas umum lainnya: luas areal.

� Frekwensi.

Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan frekwensi sebagai berikut:

� Pengambilan contoh dilakukan dalam 8 hari berturut-turut pada lokasi

yang sama.

� Frekwensi pengambilan contoh diatas dilakukan paling lama 5 tahun

sekali.

� Metode pengukuran dan perhitungan.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

80

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

� Satuan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah adalah:

- Volume : liter/unit/hari.

- Berat : kilogram/unit/hari.

� Satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah

dalam % berat.

2. Uraian Pendekatan

2.1. Pendekatan Studi

Dalam pelaksanaan pekerjaan PENYUSUNAN MASTERPLAN PERSAMPAHAN

KOTA DENPASAR, terdapat 2 (dua) bagian besar produk pekerjaan, yakni

kelayakan Unit Pengolahan Sampah dan Kajian Ekonomi, Sumber Pendanaan

kegiatan pembangunan Unit Pengolahan Sampah, serta jajak pendapat atau

political will dari masyarakat Kota Denpasar dalam pembangunan dan

pelaksanaan operasional Unit Pengolahan Sampah dan pengelolaan sampah di

Kota Denpasar.

Tahapan penyusunan rencana induk persampahan ini dimulai dari pengumpulan

data dan informasi, review studi terdahulu, pengumpulan data, pengkajian

standar atau aturan yang berlaku, analisa teknis operasional, analisa geografis,

analisa ekonomi, analisa sosial-budaya, kemampuan pendanaan Pemerintah

Kota Denpasar dan perencanaan tenis dan manajemen persampahan sampai

tahun 2022.

2.2. Konsep Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan

Ada beberapa pendekatan metodologi yang akan dikembangkan konsultan untuk

melaksanakan pekerjaan ini yaitu :

1. Pendekatan Pola Pikir Pemecahan Masalah

2. Pendekatan Penanganan Pekerjaan

3. Pendekatan Kebijakan

4. Pendekatan Kelembagaan

5. Pendekatan Teknis

6. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan.

Pendekatan terhadap pola pikir pekerjaan adalah keterkaitan kegiatan proyek

dengan permasalahan yang ada serta sasaran yang ingin dicapai. Pendekatan

kebijakan diperlukan terutama yang berkaitan dengan kebijakan persampahan

dan persampahan. Pendekatan kelembagaan berhubungan dengan koordinasi

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

81

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

antar instansi yang dibutuhkan. Pendekatan teknis adalah kajian terhadap kriteria

atau metode perhitungan yang akan digunakan.

Sedangkan pendekatan pelaksanaan pekerjaan merupakan metode pelaksanaan

pekerjaan mulai tahap persiapan sampai penyelesaian akhir. Pada prinsipnya

penyusunan metodologi ini mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja, Rapat

Penjelasan Teknis serta kemampuan dan pengalaman konsultan dalam

mengerjakan proyek sejenis.

2.3. Pendekatan Pola Pikir Pemecahan Masalah

Pendekatan pola pikir pemecahan masalah yang diuraikan tidak dapat

dipisahkan dari permasalahan rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan

sarana dasar lingkungan di wilayah studi, khususnya yang berkaitan dengan

pelayanan sektor persampahan.

Permasalahan tersebut diantaranya diakibatkan ada pertumbuhan pendudukan

yang cukup pesat di wilayah studi (Kota Denpasar) serta masih rendahnya

kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan

persampahan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara

meningkatkan kinerja pelayanan sektor persampahan secara berkelanjutan

melalui pelaksanaan pekerjaan ini. Untuk lebih jelasnya pendekatan pola pikir

pemecahan masalah dapat dilihat pada Gambar B.11. dibawah ini.

Gambar 2.11. Pola Pikir Pelaksanaan Pekerjaan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

82

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

2.4. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan

2.4.1. Persoalan Pengelolaan Persampahan

Persoalan utama pada pengelolaan sampah terjadi karena beberapa hal,

yaitu :

1. Terjadi pertumbuhan penduduk yang tinggi di daerah perkotaan yang

membutuhkan penanganan sampah secara kolektif. Pengelolaan

secara individu (dalam arti menimbun dan membakar) semakin tidak

layak untuk lingkungan perkotaan.

2. Pertumbuhan jumlah sampah tidak diimbangi dengan pertumbuhan

pendapatan yang berasal dari masyarakat penghasil sampah untuk

mendanai/membiayai pengelolaan sampah perkotaan. Selain itu,

anggaran pengelolaan persampahan yang berasal dari Pemerintah

tidak mencukupi untuk memenuhi standard pelayanan yang

diperlukan.

3. Ketersediaan lahan untuk TPA sampah yang memenuhi persyaratan

(teknis, lingkungan, sosial budaya, legalitas kepemilikan, dan aspek

keuangan) semakin terbatas.

4. Peningkatan kemampuan lembaga/institusi pengelola persampahan

berjalan dengan lambat sehingga tidak mampu mengantisipasi

persolan yang timbul di masyarakat.

2.4.2. Paradigma Baru Pemerintah Indonesia

1. Demokratisasi dan Keterbukaan

Terjadi perubahan yang menginginkan diberlakukannya prinsip demokrasi

dan keterbukaan pada pemerintahan di Indonesia. Konsekuensinya

adalah tuntutan pemenuhan kepentingan masyarakat semakin kuat dan

proses pemenuhan tersebut diminta dilaksanakan secara transparan.

Pengaruh lainnya adalah masyarakat semakin memahami haknya, salah

satu adalah hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang layak untuk

ditempati, dan menuntut Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan

tersebut.

2. Otonomi Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah memberikan tanggung jawab yang semakin

besar kepada Pemerintah Daerah untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat, yang salah satu diantaranya adalah pengelolaan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

83

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

persampahan. Selain pendelegasian (penyerahan) tanggung jawab

tersebut, Pemerintah Daerah juga mendapat tambahan pendapatan dari

pembagian pendapatan yang selama ini dikuasai oleh Pemerintah Pusat.

Pembagian pendapatan tersebut secara bersamaan juga akan diikuti

dengan peningkatan beban pembiaayaan pengelolaan sarana yang selama ini

dibiayai oleh Pemerintah Pusat.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Salah satu hasil dari reformasi adalah gerakan pemberdayaan

masyarakat. Pemberdayaan masyarakat akan menyebabkan masyarakat

semakin menyadari hak dan tanggung jawabnya. Akibatnya masyarakat

mungkin saja akan menuntut Institusi/ Lembaga pengelola persampahan

jika merasa dirugikan/ pelayanan kurang memuaskan (akibat

diberlakukannya UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen).

2.4.3. Paradigma Baru Pengelolaan Sampah

Pendekatan yang akan digunakan konsultan dalam melaksanakan

pekerjaan penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar akan

mengacu pada sistem REDUCE (mengurangi), REUSE (menggunakan

kembali), RECYCLE (mendaur ulang), PARTICIPATION (melibatkan

masyarakat) sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang Undang

No.18 Tahun 2008 tentang Persampahan.

2.4.4. Pendekatan Kebijakan

Secara lebih spesifik pendekatan yang akan dilakukan dalam Kajian

Pengelolaan Sampah di Kota Denpasar ini, meliputi :

1. Pendekatan terhadap Peraturan PerUndang-Undangan/Kebijakan

yang berlaku baik ditingkat Pusat maupun di tingkat Daerah. (seperti :

RUTRK, RTRW dan lain sebagainya yang relevan).

2. Millenium Development Goal (2015).

3. National Action Plan Persampahan

4. Ketentuan Teknis (SNI untuk perencanaan sampah perkotaan dan

SNI UNJ 03-3241- 1994) tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA

Sampah dan cara “Weighted Ranking Technique”.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

84

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

2.4.5. Pendekatan Kelembagaan

Dalam melaksanakan pekerjaan ini Konsultan secara aktif akan

melakukan koordinasi dan membangun kerjasama yang erat dengan Tim

Teknis Pemberi Tugas dan instansi lain yang berkaitan dengan proyek ini.

Pelaksanaan pendekatan kelembagaan dalam kegiatan ini sangat

diperlukan mengingat pertimbangan sebagai berikut :

1. Waktu pelaksanaan pekerjaan ini cukup singkat yaitu 4 (empat)

bulan, dengan demikian dibutuhkan kerjasama dan koordinasi yang

cukup baik dari para pihak yang terkait dengan pekerjaan ini

khususnya yang dapat membantu menyediakan data-data yang

dibutuhkan.

2. Kegiatan penyusunan rencana induk persampahan sangat terkait

dengan dengan instansi lain, dengan demikian kegiatan ini dapat

dijadikan sebagai sosialisasi program dan meningkatkan kerjasama

yang komprehensif dalam pengelolaan persampahan di wilayah studi.

3. Diperkirakan instansi terkait di daerah memiliki rencana dan program

pengelolaan persampahan, dengan demikian kegiatan ini diharapkan

dapat menjadi penguatan program-program atau saling melengkapi

dengan program-program lokal yang ada.

Dalam kaitannya dengan pendekatan kelembagaan ini, konsultan akan

melakukankerjasama dan koordinasi dengan Pemberi Tugas/Pemimpin

Proyek, Tim Teknis, dan aparat di daerah, agar kebutuhan dan aspirasi

daerah dapat diakomodasikan. Koordinasi dan komunikasi dalam

frekuensi yang tinggi akan sangat membantu kelancaran dan

keberhasilan perencanaan ini dan setiap permasalahan yang timbul akan

dapat segera diselesaikan.

Dengan seringnya berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak Pusat

maupun daerah, diharapkan akan memperlancar dan mempercepat

dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin akan terjadi. Survey

lapangan dalam rangka mengidentifikasi permasalahan pengelolaan

sampah serta mengidentifikasi daerah genangan akan lebih baik bila

dilakukan bersama-sama dengan pihak daerah untuk menghindari

kesalahan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan

nantinya. Secara garis besar hal-hal yang perlu dikoordinasikan antara

lain :

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

85

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. Menyamakan interpretasi tugas, kewajiban dan tanggung jawab

masing-masing pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

2. Mendiskusikan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan khususnya

pekerjaan survey lapangan.

3. Merencanakan sistem komunikasi yang efektif dan terorganisir antara

Konsultan dan Pemberi Tugas/Tim Teknis serta semua instansi

terkait.

4. Prosedur dan perizinan yang diperlukan dari Pemberi Tugas.

2.5. Pendekatan Teknis

1. Fisik Kota

Pendekatan terhadap daerah studi dalam hal ini Kota Denpasr sangat

penting, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik kota. Dalam

merencanakan system pengelolaan persampahan harus

mempertimbangkan topografi, hidrologi, klimatologi dan geologi.

Kemiringan tanah, tinggi muka air tanah termasuk pasang surut air,

kondisi sungai di saat musim kemarau dan musim hujan, temperatur dan

kelembaban pada musim hujan dan kemarau dan struktur lapisan tanah

akan dipelajari dan dipahami.

2. Sosial Ekonomi

a. Kepemerintahan antara lain : struktur organisasi pemerintah kota,

pembagian dan batas wilayah kerja administrasi kota serta luas

masing-masing wilayah.

b. Demografi, meliputi jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk

per tahun dan kepadatan penduduk. Perkiraan laju pertumbuhan dan

arah penyebaran penduduk dari tahun ke tahun didasarkan pada

data aktual dan rencana kota menurut RUTRK/Renstra, dsb.

c. Data demografi ini akan diambil dari data statistik Kota Denpasar

edisi terakhir.

d. Distribusi kegiatan lokasi proyek, terdiri dari beberapa sektor antara

lain pertanian, perdagangan, peternakan, pegawai, buruh dan tata

guna lahan dalam berbagai kategori.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

86

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

e. Prasarana dan Sarana Umum yang dimiliki oleh Kota Denpasar

antara lain jaringan listrik, air minum, telepon dan alat transportasi.

f. Fasilitas yang dimiliki Kota Denpasar, seperti : pertokoan,

perniagaan, hotel/losmen, rumah sakit/kesehatan, perkantoran,

pendidikan, tempat ibadah/sosial, perumahan dan sebagainya. data-

data ini diperlukan untuk menentukan jumlah/kapasitas dan jenis

sampah dan juga diperlukan untuk menentukan skala pengelolaan

individual dan komunal.

g. Pendapatan masyarakat per rumah tangga diperlukan untuk

menentukan tariff retribusi sampah yang akan diusulkan.

h. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah saat ini dan perkiraan di

tahun mendatang.

3. Kesehatan Masyarakat

Tingkat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebersihan

lingkungan. Untuk mendapatkan lingkungan yang bersih, tergantung oleh

tersedianya fasilitas sanitasi yang baik dan memadai. Selain itu juga perlu

ditunjang oleh kemampuan masyarakat dalam menciptakan dan menjaga

kebersihan.

4. Rencana Pengembangan Kota

Rencana Strategis, Rencana Induk Kota dan Rencana Umum Tata Ruang

Kota yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Denpasar akan menjadi acuan

bagi penyusunan perencanaan teknis dan manajemen persampahan ini

dapat terintegrasi dengan rencana pengembangen sarana dan prasarana

lainnya.

Arah dan sasaran pembangunan kota, potensi yang dikembangkan di

waktu

mendatang, berbagai sektor ekonomi yang meliputi kegiatan usaha dengan

berbagai kegiatan pelayanan dan lingkungan hidup serta permasalahannya

merupakan salah satu faktor penting dalam proses penyusunan studi ini.

Demikian juga halnya dengan rencana pengembangan fasilitas kota

termasuk sarana dan prasarana pengelolaan pesampahan.

5. Sistem Pengelolaan Eksisting

Pengelolaan persampahan merupakan suatu sistem yang terdiri dari

beberapa

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

87

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

komponen yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan yang

mempunyai

satu tujuan. Bentuk interaksi ini mempunyai ketentuan dan peraturan.

Komponen

yang mempunyai bentuk tersebut di atas disebut subsistem. Subsistem

tersebut

adalah:

a. Organisasi dan Manajemen

b. Teknik Operasional

c. Pembiayaan dan Retribusi

d. Ketentuan dan Peraturan

3. Metodologi Penyusunan Masterplan Persampahan

3.1. Pengelolaan Persampahan

3.1.1. Kegiatan Operasional

Pengelolaan persampahan kota - kota di Indonesia mempunyai pola yang

hampir sama.Ditinjau dari segi teknik operasionalnya, pengelolaan

persampahan meliputi kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan

akhir. Operasi bersifat integral dan terpadu karena setiap proses tidak

dapat berdiri sendiri, melainkan saling pengaruh mempengaruhi secara

berantai. Adapun urutan kegiatan sistem operasional pengelolaan

persampahan secara umum adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pewadahan sampah

2. Kegiatan pengumpulan sampah

3. Kegiatan pemindahan sampah

4. Kegiatan pengangkutan sampah

5. Kegiatan pengelolaan sampah

6. Kegiatan pembuangan akhir

A. Pewadahan Persampahan

Pewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum di

kumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan

akhir. Tujuan utama dari pewadahan adalah untuk menghindari terjadinya

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

88

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

sampah yang berserakan sehingga mengganggu lingkungan dari segi

kesehatan, kebersihan dan estetika.

Gambar 2.12. Skema Kegiatan Operasional Persampahan

Pewadahan dapat dikelompokkan sebagai pewadahan individual serta

pewadahan komunal (yang merupakan bagian dari proses pengumpulan).

Pewadahan individual dimaksudkan untuk menampung sampah dari

masing-masing sumber sampah, sesuai dengan sistem/ pola pengumpulan

yang diterapkan, dimana setiap rumah tangga harus tetap mempunyai

pewadahan individual.

Cara-cara ataupun sistem pewadahan sampah dikelola dengan baik oleh

setiap pemilik persil pada daerah-daerah pelayanan merupakan faktor

penunjang keberhasilan operasi pengumpulan sampah. Tujuan dari

pewadahan akan tercapai apabila orang mau membuang sampah

kedalamnya, dan pewadahan tersebut mampu mengisolasi sampah

terhadap segala sesuatu di sekitarnya.

Untuk itu hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain pewadahan

adalah sifat, bahan, warna, volume dan konstruksinya, yang harus

memenuhi persyaratan praktis, ekonomis, estetis dan higienis.

Secara umum, bahan pewadahan sampah harus memenuhi syarat sebagai

berikut:

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

89

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

a. Awet dan tahan air (kedap air)

b. Mudah untuk diperbaiki

c. Ekonomis, mudah diperoleh/ dibuat oleh masyarakat

d. Ringan dan mudah diangkat sehingga tidak melelahkan petugas dalam

proses pengumpulan

e. Penggunaan warna yang menarik dan menyolok

Adapun kriteria penentuan ukuran (volume) pewadahan sampah biasanya

ditentukan berdasarkan:

a. Jumlah penghuni dalam suatu rumah

b. Tingkat hidup masyarakat

c. Frekuensi pengambilan/ Pengumpulan sampah

d. Sistem pelayanan, individual atau komunal

Berdasarkan tempat sumber timbulannya, bahan dan jenis wadah sampah

padat diuraikan sebagai berikut:

a. Sampah rumah tangga wadahnya dapat berupa:

1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas

2) Tong/bin dari kayu

3) Container besi

4) Kantong plastik

5) Kantong kertas

b. Sampah toko/restoran wadahnya berupa :

1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas

2) Tong/bin dari kayu

3) Container besi

4) Kantong plastik

c. Sampah kantor/ bangunan gedung wadahnya berupa :

1) Bak tembok

2) Container besi

3) Kantong plastik besar

Cara pengambilan wadah sampah dapat dilakukan dengan cara manual

atau secara mekanik. Oleh karena itu perlu ditetapkan suatu standarisasi

ukuran dan bentuk serta perlengkapannya. Ukuran wadah menggunakan

tenaga orang (manual) misalnya harus dirancang sedemikian rupa

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

90

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

sehingga mudah diangkat dan beratnya diperhitungkan mampu bagi

seseorang untuk mengangkatnya. Sedangkan wadah yang menggunakan

tenaga mekanik, ukuran dan berat penuhnya disesuaikan dengan

spesifikasi kendaraan angkutannya (load-haul atau compactor truck).

Lokasi penempatan wadah pada umumnya belum seragam. Untuk wadah

sampah yang pengambilannya menggunakan tenaga orang, lokasi ada

yang ditempatkan di depan rumah, di belakang rumah, di tepi trotoar jalan,

dan sebagainya. Demikian pula cara penempatannya ada yang

ditempatkan di udara terbuka dan ada yang diberi alat pelindung/ atap.

B. Pengumpulan Sampah

Yang dimaksud dengan sistem pengumpulan sampah yaitu cara atau

proses pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan/ penampungan

sampah dari sumber timbulan sampah sampai tempat pengumpulan

sementara/ stasiun pemindahan atau sekaligus diangkut ke tempat

pembuangan akhir.

Pengambilan sampah dilakukan setiap waktu sesuai dengan periodesasi

tertentu. Periodesasi biasanya ditentukan berdasarkan waktu

pembusukkan sampah, yaitu kurang lebih berumur 2 – 3 hari, yang berarti

pengumpulan sampah dilakukan maksimal setiap 3 hari sekali. Makin

sering semakin baik, namun biasanya operasinya lebih mahal.

Pengumpulan umumnya dilaksanakan oleh petugas kebersihan Kota atau

swadaya masyarakat (pemilik sampah, badan swasta atau RT/RW).

Pengikut sertaan masyarakat dalam pengelolaan sampah banyak

ditentukan oleh tingkat kemampuan pihak kota dalam memikul beban

masalah persampahan kotanya. Termasuk dalam pekerjaan pengumpulan

adalah penyapuan jalan dan pembersihan selokan. Pengawasan akan

mutu pekerjaan ini cukup penting terutama pembersihan selokan pada

musim penghujan, sehubungan dengan pencegahan banjir. Sistem atau

cara pengumpulan sampah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain:

a. Peraturan-peraturan/ aspek legal pada daerah setempat

b. Kebiasaan masyarakat (budaya)

c. Karakteristik lingkungan fisik dan sosial ekonominya

d. Kedaan khusus setempat

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

91

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

e. Kepadatan dan penyebaran penduduk

f. Rencana penggunaan lahannya

g. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan pembuangan

h. Lokasi pembuangan akhirnya

i. Biaya yang tersedia

C. Pemindahan Sampah

Proses pemindahan terdapat pada pengelolaan sampah dengan

pengumpulan secara tidak langsung. Proses ini diperlukan karena kondisi

daerah pelayanan tidak memungkinkan untuk diterapkan pengumpulan

dengan kendaraan truk secara langsung. Disamping itu juga proses ini

akan sangat membantu efisiensi proses pengumpulan. Pekerjaan utama

pada proses ini yaitu memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam

truk pengangkut.

Mengingat tingkat kemampuan daya tempuh gerobak yang relatif pendek,

maka lokasi pemindahan umumnya terletak tidak jauh dari sumber

sampah, masalah yang perlu diperhatikan adalah pengaruhnya daerah

sekitar dalam hal kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Lokasi pemindahan letaknya sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi

truk pengangkut untuk memasuki dan keluar dari pemindahan.

Pemindahan sampah ke dalam truk pengangkut dapat dilakukan secara

manual, mekanis atau campuran, tergantung dari tipe kendaraan

pengangkutnya. Pengisian container dilakukan secara manual oleh

petugas pengumpul, sedangkan pengangkatan container ke atas truck

dilakukan secara mekanis (load-haul dan compactor truck).

Lokasi pemindahan dapat bersifat terpusat (pola transfer depo) atau

tersebar. Fungsi lokasi pemindahan terpusat: proses pemindahan,

penyimpanan alat, perawatan ringan, proses pengendalian (desentralisasi).

Sedangkan fungsi lokasi pemindahan tersebar: proses pemindahan dan

penyimpanan alat.

D. Pengangkutan Sampah

Yang dimaksud dengan pengangkutan sampah dalam hal ini adalah

kegiatan pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan ditempat

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

92

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

penampungan sementara (transfer station) atau langsung dari tempat

sumber sampah ketempat pembuangan akhir (TPA).

Keberhasilan kegiatan penanganan sampah adalah tergantung pada

baiknya kegiatan/ sistim pengangkutan sampah yang diterapkan. Sarana

yang digunakan adalah kendaraan truck dengan berbagai tipe/ jenis,

sehingga merupakan kegiatan yang membutuhkan dana/ investasi yang

paling besar dibandingkan dengan kegiatan pengumpulan dan

pembuangan akhir.

Pekerjaan pengangkutan pada pokoknya membawa sampah makin

menjauhi daerah sumber. Arah pengangkutan biasanya relatif jauh keluar

kota. Dasar alasan adalah kemungkinan adanya rencana pengembangan

kota masalah pengangkutan biasanya timbul seiring dengan keharusan

truk melewati jalan-jalan dalam kota. Kenyataan memperlihatkan bahwa

tidak semua jalan sesuai untuk dilewati truk tanpa menimbulkan gangguan

pada kelancaran lalu lintas.Jalan yang tidak sesuai dari segi lebarnya

biasanya ditambah dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi.

Kondisi truk, terutama saat melewati jalan ramai, cukup berpengaruh

terhadap kenyamanan disekitarnya. Kesan kotor biasanya terjadi karena

tetesan air dan hamburan material sampah selama perjalanan.

3.1.2. Pola Teknis Operasional

A. Pewadahan

Pola Pewadahan terdiri dari :

a. Pewadahan Individual

Bentuk pewadahan yang dipakai banyak tergantung selera dan

kemampuan pengadaannya dari pemiliknya, mulai dari pengadaan sampai

penggunaannya dilakukan secara pribadi. Ciri utama dalam penanganan

selanjutnya adalah digunakan sistem pengumpulan dari rumah ke rumah.

Petugas akan langsung mendatangi tiap rumah untuk mengumpulkan

sampahnya.

b. Komunal

1) Diperuntukan bagi daerah pemukiman sedang/kumuh, taman kota,

jalan, pasar. Bentuknya banyak ditentukan oleh pihak instansi

pengelola karena sifat penggunaannya adalah umum, alasan utama

digunakannya pola ini adalah kesulitan petugas dalam mencapai

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

93

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

tempat sampah di setiap titik sumber, juga termasuk kesulitan utama

adalah kondisi jalan (sangat sempit, tidak dapat dilalui kendaraan

pengumpul, sibuk sepanjang hari, dan sebagainya). Agar

memudahkan dalam penanganan selanjutnya maka tempat sampah

komunal umumnya ditempatkan di tepi jalan besar, pada suatu lokasi

yang strategis terhadap penggunaannya. Penduduk akan membawa

sampahnya untuk dibuang ke tempat sampah komunal dan

pengumpulan pun dilakukan oleh petugas dari tempat ini.

2) Pada pola pewadahan komunal, setiap rumah tangga tetap harus

memiliki pewadahan individual, yang pada periode tertentu dibuang

sendiri oleh pemilik rumah ke wadah komunal.

3) Pada beberapa literatur, pewadahan diklasifikasikan termasuk dalam

proses pengumpulan, karena memang sarana pewadahan sangat

berkaitan erat dengan proses pengumpulan, baik desain, kapasitas

alatnya maupun pola yang diterapkan.

B. Pengumpulan

Pola pengumpulan sampah pada umumnya dapat dibagi atas :

1. Individual langsung

� Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara

mengumpulkan sampah masing-masing sumber sampah dan

diangkut langsung ke TPA, tanpa melalui proses pemindahan.

Persyaratan:

� Kondisi topografi bergelombang (rata-rata > 8%) sehingga alat

pengumpul non mesin sulit beroperasi

� Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai

jalan lainnya.

� Kondisi dan jumlah alat memungkinkan

� Jumlah timbulan sampah besar (>0,5 m3/hari)

2. Individual tidak langsung

Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan

sampah masing-masing sumber sampah dan diangkut ke TPA dengan

sarana pengangkut melalui proses pemindahan. Pola ini dapat

mengurangi ketergantungan kebutuhan alat angkut (truk), tetapi

membutuhkan kemampuan pengendalian personil dan alat yang lebih

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

94

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

kompleks. Pola ini baik untuk daerah dengan partisipasi aktif

masyarakat yang rendah. Dan alat pengumpul masih mampu

menjangkau sumber secara langsung. Pola ini membutuhkan

persyaratan sebagi berikut:

� Memungkinkan pengadaan lokasi pemindahan

� Bila menggunakan alat pengumpul non mesin (gerobak, becak),

maka dibutuhkan kondisi topografi relatif datar (rata-rata < 8%)

� Lebar jalan yang memungkinkan dilalui alat pengumpul tanpa

mengganggu pemakai jalan lainnya.

� Organisasi harus siap dengan sistem pengendalian

3. Komunal langsung

Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan

sampah dari masing-masing titik pewadahan komunal, langsung

diangkut ke TPA tanpa melalui proses pemindahan. Pola ini

merupakan alternatif bila alat angkut terbatas, lokasi merupakan

timbulan sampah-sampah sulit dijangkau oleh pelayanan alat

pengumpul non mesin (gerobak), kemampuan pengendalian personil

dan peralatan relatif rendah, alat pengumpul sulit menjangkau sumber-

sumber sampah. Pola ini mempunyai prasyarat:

� Peran serta aktif masyarakat tinggi

� Wadah komunal dirancang sesuai dengan kondisi, ditempatkan

sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi yang mudah dijangkau

oleh alat pengangkut (truk).

4. Komunal tidak langsung

Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan

sampah dari titik pewadahan komunal, dibawa ke lokasi pemindahan

(menggunakan gerobak), lalu diangkut ke TPA menggunakan alat

angkut truk. Pola ini membutuhkan prasyarat :

� Peran serta aktif masyarakat tinggi

� Wadah komunal dan alat pengumpul dirancang sesuai dengan

kondisi, ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dilokasi yang

mudah dijangkau alat pengumpul

� Memungkinkan pengadaan lokasi pemindahan

� Bila menggunakan alat pengumpul non mesin (gerobak), maka

dibutuhkan kondisi topografi yang relatif datar (rata-rata < 8%)

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

95

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

� Lebar jalan yang memungkinkan dilalui alat pengumpul tanpa

menganggu pemakai jalan lainnya

� Organisasi harus siap dengan sistem pengendalian

C. Pemindahan

Kegiatan pemindahan terdapat pada pola pengumpulan tak langsung, yaitu

pengumpulan oleh alat bukan jenis truk. Sampah dari alat pengumpul

(gerobak/ sejenisnya) harus dipindahkan ke truk pengangkut untuk dibawa

ke lokasi pembuangan akhir.

Berdasarkan kondisi dan fungsinya pemindahan terbagi menjadi 2 bagian,

yaitu terpusat dan tersebar. Pola pemindahan terpusat dimaksudkan

sebagai sentralisasi proses pemindahan dan merupakan pos pengendali

operasional, apabila sulit mendapatkan lahan kosong untuk lokasi

pemindahan, maka lokasi pemindahan dapat tersebar, tetapi akibatnya

kurang dapat dikendalikan.

Selain itu, lokasi pemindahan dapat berfungsi pula sebagai penyimpan

sarana kebersihan, seperti gerobak dan peralatan lainnya, tanpa

perawatan alat dan sebagainya.

Lokasi pemindahan dapat berbentuk:

1. Pelataran berdinding (transfer depo)

Ukuran panjang dan lebar dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan

keluar masuk dan pemuatan truk. Bila pemuatan tidak langsung dilakukan

dari gerobak, maka harus tersedia tempat khusus penimbunan sampah

sementara. Dinding dibuat cukup tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai

isolator terhadap daerah sekitarnya. Memudahkan keluar masuk dan

pemuatan truk isolasi bertujuan menghilangkan kesan kotor dari kerja

pemindahan.

2. Container muat (load- haul)

Berupa container yang umumnya bervolume 8 - 10m3, gerobak langsung

menumpahkan muatannya ke dalam container ini. Setelah penuh maka

container ini akan dibawa ke lokasi pembuangan akhir. Metoda ini

membutuhkan biaya modal yang cukup besar karena dibutuhkan truk

dengan tipe khusus (load-haul truck).

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

96

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

D. Pengangkutan

Fase pengangkutan merupakan tahapan membawa sampah dari lokasi

pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ke TPA. Hal yang

penting dalam proses pengangkutan adalah penentuan route

pengangkutan, berupa penetapan titik pengambilan, jadwal operasi dan

pola pengangkutan.

Untuk menentukan route pengangkutan sampah tersebut dilakukan

langkahlangkah sebagai berikut :

a. Penentuan titik pengambilan

b. Untuk menentukan titik pengambilan perlu adanya peta daerah

pelayanan dan peta timbunan sampah.

c. Peta derah pelayanan menunjukkan batas daerah yang akan dilayani

saat ini dan kemungkinan pengembangannya yang memuat data-data

antara lain:

1) Luas wilayah kota

2) Luas daerah yang dilayani

3) Jumlah penduduk yang dilayani

4) Jumlah sampah yang harus dilayani setiap hari

d. Peta timbulan sampah menunjukan lokasi pengumpul/ timbunan sampah

yang harus dilayani oleh para petugas kebersihan, antara lain:

1) Lokasi stasion pemindahan/ TPS

2) Lokasi container besar

3) Lokasi daerah pertokoan

4) Lokasi bangunan besar/ khususnya yang diperkirakan timbulan

sampah lebih 1m3 misalnya rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan

kantor-kantor besar dan lain-lain.

e. Pada titik pengumpul tersebut jumlah volume sampah yang harus diangkut

setiap hari dari setiap daerah pelayanan dapat diketahui. Juga route

angkutannya dapat direncanakan.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

97

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Gambar B.12. Pola Teknis Operasional

1. Jadwal Operasi

Jadwal kegiatan pelayanan harus ditetapkan sedemikian rupa agar operasi

pengangkutan sampah dapat berjalan secara teratur. Hal ini disamping untuk

memberikan gambaran kualitas pelayanan juga untuk menetapkan jumlah

kebutuhan tenaga dan peralatan, sehingga biaya operasi dapat diperkirakan.

Selain itu dengan frekuensi pelayanan yang teratur akan memudahkan bagi para

petugas untuk melaksanakan tugasnya. Pengaturan jam operasional tersebut

harus disesuaikan dengan:

1) Jumlah timbulan sampah yang harus diangkat setiap hari

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

98

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

2) Jumlah kendaraan dan tenaga serta kapasitas kendaraan

3) Sifat daerah pelayanan

4) Waktu yang diperlukan tiap rit kendaraan

Dengan pengaturan jam kerja ini, operasi pengumpulan dan pengangkutan

sampah dapat berjalan tertib dan teratur, sehingga mudah dilakukan

pengontrolan terhadap kebersihan kota.

Pengaturan kerja tersebut termasuk juga:

1) Pengaturan penugasan

2) Pengaturan kewajiban bagi para petugas untuk membersihkan kendaraan

3) Kewajiban bagi para petugas untuk melaporkan hasil operasinya, sehingga

volume sampah yang terangkut setiap pengangkutan dapat diketahui.

2. Pola Pengangkutan

Pola pengangkutan sampah yang dialkukan dengan sistem stasiun pemindahan

(transfer depo), proses pengangkutan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Kendaraan angkutan keluar dari pool langsung menuju lokasi pemindahan

transfer depo untuk mengangkut sampah langsung ke TPA Dari TPA, kendaraan

tersebut kembali ke transfer depo untuk pengambilan pada rit berikutnya.

Untuk pengumpulan sampah dengan sistem container pola pengangkutan adalah

sebagai berikut:

1) Sistim container yang diangkut

Kendaraan keluar dari pool langsung menuju lokasi container pertama untuk

mengambil/ mengangkut sampah langsung ke TPA. Dari TPA kendaraan

tersebut dengan container kosong kembali ke lokasi pertama tadi untuk

menurunkan container tersebut, dan kemudian menuju ke lokasi ke dua untuk

mengambil container yang berisi untuk diangkut ke TPA dan selanjutnya

mengembalikan container kosong tersebut ketempat semula. Demikian

seterusnya sampai pada shift terakhir.

2) Sistim container yang diganti

Kendaraan keluar dari pool dengan membawa container kosong menuju ke

lokasi container pertama untuk mengambil/ mengganti container yang berisi

sampah dan langsung membawanya ke TPA. Dari TPA kendaraan tersebut

dengan container kosong kembali menuju lokasi container kedua dan kemudian

menurunkan container kosong tersebut sekaligus mengambil container yang

telah penuh untuk dibawa ke TPA. Demikian seterusnya sampai pada shift

terakhir.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

99

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

3) Sistim container tetap

Penyerapan sistim ini biasanya untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa

truck compactor. Kendaraan keluar dari pool langsung menuju ke lokasi

container pertama dan mengambil sampahnya untuk dituangkan ke dalam truck

compactor dan diletakkan kembali container yang kosong itu ketempat semula,

kemudian kendaraan langsung ke lokasi container kedua mengambil sampahnya

dan meninggalkan container dalam keadaan kosong dan seterusnya jika

kapasitas truk sudah penuh, kendaraan langsung menuju ke lokasi pembuangan

akhir.

Gambar B.13. Sistem Container Yang Diangkut

Gambar B.14. Sistem Container Yang Diganti

Gambar B.15. Sistem Container Tetap

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

100

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

3.1.3. Peralatan Operasional Persampahan

A. Peralatan Pewadahan

1. Individual

Bentuk pewadahan yang dipakai banyak tergantung selera dan

kemampuan pengadaannya dari pemiliknya secara umum adalah:

Bentuk : Kotak, Silinder, Kantung, Container

Sifat : Bersatu dengan tanah, dapat diangkat

Bahan : Pasangan bata, logam, plastik, alternatif bahan harus

bersifat kedepan terhadap air, panas matahari, tanah

diperlakukan kasar mudah dibersihkan.

Ukuran : 10 – 50 liter untuk pemukiman., toko kecil 100-500 liter

Untuk kantor, toko besar, hotel, rumah makan

Pengadaan : Pribadi, swadaya masyarakat, instansi pengelola

2. Komunal

Diperuntukan bagi daerah pemukiman sedang/ kumuh, taman kota, jalan,

pasar. Bentuknya banyak ditentukan oleh pihak instansi pengelola karena

sifat penggunaannya adalah umum. Karakteristiknya adalah:

Bentuk : Kotak, Silinder, Kantung, Container

Sifat : Bersatu dengan tanah, dapat diangkat

Bahan : Pasangan bata, logam, plastik, alternatif bahan harus

Bersifat kedepan terhadap air, panas matahari, tanah

diperlakukan kasar mudah dibersihkan.

Ukuran : 10 – 100 liter untuk pinggir jalan taman, 100-500 liter

Untuk pemukiman dan pasar

Pengadaan : Pemilik, badan swasta (sekaligus sebagai usaha promosi

Hasil produksi, instansi pengelola).

Adapun jenis-jenis peralatan pewadahan yang umum terdapat di kota-kota

di Indonesia adalah:

1) Kantong plastik, 30 – 50 liter

2) Bin plastik/ keranjang tertutup, 40 – 50 liter

3) Tong kayu, 40 – 60 liter

4) Bin plastik (tertutup dengan roda), 120 liter

5) Bin plastik permanen, 70 liter

6) Bin plat besi tertutup, 100 liter

7) Bak sampah permanen, ukuran variasi

8) Kontainer, volume 1,0 m3

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

101

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

B. Peralatan Pengumpulan dan Pemindahan

Peralatan pengumpulan dan pemindahan sampah dapat bermacam-

macam tergantung sistem pewadahan dan pengumpulan yang diterapkan.

Pada daerah pelayanan tertentu peralatan pengumpulan dapat sekaligus

sebagai peralatan pengangkutan (truk).

Adapun peralatan yang telah disesuaikan berdasarkan daerah timbulan

sampahnya dan telah lazim digunakan dalam sistem pengumpulan sampah

yaitu:

1. Daerah perumahan/ pemukiman teratur:

Gerobak dorong, dimana sampahnya kemudian dikumpulkan pada tempat

pengumpulan sementara (transfer depo) dan container.

2. Perumahan yang belum teratur (slump area)

Container komunal, gerobak dan transfer komunal, transfer station atupun

truk pemadat (compactor truck).

3. Daerah Pasar/ Komersial

Untuk daerah pasar/ komersial dapat digunakan langsung truk sampah

atau container.

4. Daerah Pertokoan

Untuk daerah pertokoan dapat digunakan beberapa cara:

1) Digunakan gerobak dorong dan transfer station atau container

2) Digunakan container komunal

3) Digunakan langsung truck sampah

C. Peralatan Pengangkutan

Peralatan pengangkutan sampah antara lain:

a. Truck biasa

b. Dump Truck (Tipper Truck)

c. Compactor Truck

d. Arm Roll Truck

e. Multi Loader Truck

f. Transfer Trailer

Penggunaan jenis-jenis truk ini tergantung dari sistim pewadahan,

pengumpulan dan pemindahannya.

3.2. Pemilihan Sistem dan Peralatan Operasional Persampahan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

102

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

3.2.1. Umum

Pemilihan sistem dan pemilihan peralatan operasional persampahan saling

berkaitan erat. Pemilihan jenis peralatan pada masing-masing komponen

operasional sangat tergantung dari sistem atau pola operasional yang

digunakan. Demikian pula pemilihan sistem operasional sangat tergantung

pada kondisi fisik, sosial dan ekonomi daerah setempat.

3.2.2. Pewadahan

Penentuan segi baik dan buruknya suatu bentuk pewadahan dinilai dari

hubungannya sebagai pendukung pekerjaan penanganan berikutnya, yaitu

pengumpulan, pekerjaan ini umumnya dilakukan oleh petugas kota atau

swadaya masyarakat. Para petugas dituntut untuk menyelesaikan

pekerjaan dengan target yang telah ditentukan. Efektifitas kerja harus tinggi

dan dilakukan melalui efisiensi waktu, untuk mencapai target tersebut.

Sehubungan dengan hal ini maka cara pewadahan harus dapat

memberikan kemudian dalam pekerjaan pengumpulan.

3.3. Pembuangan Akhir Sampah dan Pengolahan

3.3.1. Umum

Tujuan pembuangan akhir sampah adalah untuk memusnahkan sampah

domestik atau yang diklasifikasikan sejenis ke suatu tempat pembuangan

akhir dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak – atau seminimal

mungkin menimbulkan gangguan terhadap lingkungan antara (intermediate

treatment) maupun tanpa diolah terlebih dahulu.

Kegiatan operasional di pembuangan akhir pada dasarnya merupakan:

1. Kegiatan yang merubah bentuk lahan

2. Kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan dan kemerosotan

sumber daya lahan, air dan udara.

3.3.2. Pembuangan Akhir

Yang dimaksud dengan pembuangan akhir adalah cara yang digunakan

untuk memusnahkan sampah padat dari hasil kegiatan pengumpulan dan

pengangkutan mapun sampah padat hasil buangan kegiatan pengelolaan

sampah itu sendiri.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

103

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Ada 2 cara pembuangan akhir, yaitu:

1) Open Dumping

Dilakukan dengan cara sampah dibuang begitu saja di tempat

pembuangan akhir (TPA) dan dibiarkan terbuka sampai pada suatu saat

TPA penuh dan pembuangan sampah dipindahkan ke lokasi lain atau

TPA yang baru.

Untuk efisiensi pemakaian lahan, biasanya dilakukan kegiatan perataan

sampah dengan menggunakan dozer atau perataan dapat juga

dilakukan dengan tenaga manusia.

Keuntungan:

a. Operasi sangat mudah

b. Biaya operasi dan perawatan murah

c. Biaya investasi TPA relatif murah

Kerugian:

1. Timbul pencemaran udara oleh gas, debu dan bau b. Cepat terjadi

proses timbulnya leachate, sehingga menimbulkan pencemaran air

tanah

2. Sangat mendorong tumbuhnya sarang-sarang vektor penyakit

(tikus, lalat, nyamuk dan serangga lain).

3. Mengurangi estetika lingkungan.

2) Landfill, yang dapat dibedakan lagi atas:

Merupakan perbaikan dari pada cara open dumping yaitu dengan

menambahkan lapisan tanah penutup di atas sampah.

a) Sistim Controlled Landfill

Dilakukan dengan cara sampah ditimbun, diratakan dan dipadatkan

kemudian pada kurun waktu memperkecil pengaruh yang

merugikan terhadap lingkungan.

Bila lokasi pembuangan akhir telah mencapai akhir usia pakai,

seluruh timbunan sampah harus ditutup dengan lapisan tanah.

Diperlukan persediaan tanah yang cukup sebagai lapisan tanah

penutup.

Keuntungan:

1) Dampak negatif terhadap estetika lingkungan sekitarnya dapat

dikurangi

2) Kecil pengaruhnya terhadap estetika lingkungan awal

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

104

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Kerugian:

1. Operasi relatif lebih sulit dibanding open dumping

2. Biaya investasi relatif lebih besar dari pada open dumping

3. Biaya operasi dan perawatan relatif lebih tinggi dari pada open

dumping

b. Sistim Sanitary Landfill

Adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan

cara sampah ditimbun dan dipadatkan, kemudian ditutup dengan

tanah sebagai lapisan penutup. Hal ini dilakukan terus menerus

secara berlapis-lapis sesuai rencana yang telah ditetapkan.

Pekerjaan pelapisan sampah dengan tanah penutup dilakukan setiap

hari pada akhir jam operasi. Diperlukan persediaan tanah yang cukup

untuk menutup timbunan sampah.

Keuntungannya adalah pengaruh timbunan sampah terhadap

lingkungan sekitarnya relatif lebih kecil dibanding sistem controlled

landfill.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

105

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Gambar B.13. Diagram ALir Sistem Manjemen Persampahan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

106

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

4. Program Kerja

Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan

dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai

dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana kerja

ini akan diuraikan urutan – urutan pekerjaan, konsep penanganan masalah,

tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan sarana maupun personil

pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta schedule personil. Untuk

memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir

Pelaksanaan Pekerjaan. Bagan Alir ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan

yang akan dikerjakan, sehingga dalam penyusunan jadwal pelaksanaan

pekerjaan harus berpatokkan pada Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan tersebut.

Secara garis besar rencana kerja pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai

berikut :

1. Persiapan

- Melakukan studi literatur atau review studi yang relevan di Kota

Denpasar

- Membuat program kerja kegiatan secara keseluruhan

- Menetapkan metode survey

- Menyusun kuesioner untuk menjaring data

- Menyusun jadual kerja dan kegiatan persiapan lain yang

dibutuhkan

2. Pengumpulan Data

- Data Primer

Melakukan survey lapangan tentang kondisi eksisting pengelolaan

sampah berkaitan dengan daerah pelayanan, timbulan sampah,

komposisi dan karakteristik sampah, kondisi pewadahan,

pengumpulan, pemindahan. Pengangkutan dan pembuangan

akhir, upaya 3 R baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun

pemerintah dan kemauan/kemampuan membayar retribusi serta

pengumpulan data lain yang relevan.

- Data Sekunder

Melakukan survey ke instansi terkait mengenai kondisi

kelembagaan yang menanganani masalah persampahan (institusi,

struktur organisasi, SDM dan tata laksana kerja organisasi),

kondisi pembiayaan (investasi; operasi pemeliharaan dan retribusi)

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

107

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

selama sedikitnya 3 (tiga) tahun terakhir, dukungan peraturan

yang dimiliki oleh Kota Denpasar berkaitan dengan pengelolaan

persampahan dan program penyuluhan yang ada, kondisi kota

Denpasar (fisik kota, sosial ekonomi, pendapatan masyarakat,

fasilitas kota, daerah kumuh), rencana pengembangan kota (tata

guna lahan) baik untuk kotaDenpasar maupun kota-kota

sekitarnya serta pengumpulan data lain yang relevan.

3. Kompilasi dan Pengolahan Data Mengelompokkan data kuantitatif dan

kualitatif yang relevan dengan perencanaan persampahan sebagai

bahan analisis

4. Pengkajian :

- Penyiapan standar Nasional yang dapat dipergunakan sebagai

tujuan penyusunan Masterplan Persampahan

- Pengkajian tata ruang kota yang mempengaruhi sistem

kebersihan

- Pengkajian tertiadap sistem pengelolaan yang dilakukan saat ini

5. Analisis

Melakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

meningkatkan pola pelayanan persampahan. Metode analisis dapat

dilakukan secara deskriptif, SWOT maupun metode lain

6. Penyusunan Perencanaan sampai tahun 2022

Perencanaan teknis dan manajemen persampahan meliputi:

- Proyeksi perkembangan penduduk

- Proyeksi volume sampah

- Pengembangan aspek institusi

- Pengembangan aspek teknis (kebutuhan prasarana dan sarana

persampahan, pewadahan, pegumpulan, pemindahan,

pengolahan / 3 R, pengangkutan dan pembuangan akhir). Selain

itu juga diperlukan rencana kebutuhan dukungan Prasarana dan

Sarana dalam rangka mendukung pengoperasian IPST Sarbagita

yang merupakan TPA regional yang digunakan bersama oleh kota

Denpasar, Gianyar, Tabanan dan Kab Badung, dan dilengkapi

dengan peta dan gambar dengan skala sesuai ketentuan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

108

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

- Pengembangan aspek pembiayaan (kebutuhan biaya investasi

selama kurun waktu perencanaan, biaya operasi dan

pemeliharaan per tahun serta perhitungan tarif retribusi)

- Pengembangan aspek pengaturan (penyempumaan perda

termasuk untuk kerjasama regional dan usulan penerapannya)

- Pengembangan aspek peran serta masyarakat (usulan program

penyuluhan, pilot project penanganan sampah berbasis

masyarakat, pola pendidikan dan lain-lain)

A. Penyusunan Laporan

1. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan memuat: metode dan rencana kerja konsultan

dalam penyelesaian pekerjaan diserahkan.Laporan harus diserahkan

selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh hari) hari kalender sejak SPMK

diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh ) buku laporan.

2. Laoran Antara (Interim Report)

Laporan Antara memuat data kondisi kota dan pengelolaan

persampahan yang ada saat ini serta analisis data dan arahan

pengembangan Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 120

(seratus dua puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10

(sepuluh) buku laporan.

3. Laporan Akhir

Laporan Akhir memuat: seluruh hasil kegiatan dan rencana

pengelolaan sampah (masterplan) yang dibuat. Laporan harus

diserahkan selambat-lambatnya: 180 (seratus delapan puluh) hari

kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 15 (lima belas) buku

laporan beserta peta dan gambar ukuran A3 sebanyak 15 (lima belas)

eksemplar dan cakram padat (compact disc) sebanyak 8 keping.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

109

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Gambar B.14. Bagan Alir Pekerjaan

Mulai

Persiapan

1. Mobilisasi Personil

2. Penyusunan Program Kerja

3. Penyusunan Metode Survey

4. Penyusunan Jadwal

Pelaksanaan Pekerjaan

Peta Dasar

dan Data BPS

Data Kondisi

Kelembagaan

Kondisi

Pembiayaan

Pengumpulan Data Primer Pengumpulan Data Primer

Survey Lapangan Kondisi Eksisting

Pengelolaan Sampah

1. Daerah Pelayanan

2. Timbulan Sampah

3. Komposisi & Karakteristik Sampah

4. Kondisi Pewadahan, Pengumpulan, Pemindahan

& Pengangkutan Sampah

5. Upaya 3R

Rencana

Pengembangan Kota

Peraturan dan Program

Pengolahan Persampahan

Data Kondisi Kota

Denpasar

Selesai

Data

Cukup

Konsep Rencana

Sistem OK

Pengolahan Data dan Pengkajian

1. Pengelompokan Data Kuantitaif dan

Kualitatif

2. Penyiapan Standar Nasional

3. Pengkajian Tata Ruang Kota

4. Pengkajian Terhadap Sistem

Pengelolaan Sampah Eksisting

Analisa

Penyusunan Rencana

Proyeksi Penduduk dan

Volume Sampah

Pengembangan Aspek

Institusi/Kelembagaan

Pengembangan Aspek

Teknis

Pengembangan Aspek

Pembiayaan

Pengembangan Aspek

Pengaturan

Pengembangan Aspek

Peran Serta Masyarakat

Laporan Pendahuluan

Laporan Antara

Laporan Akhir

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

110

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

5. Organisasi dan Personil

Berdasarkan pada pengalaman Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan

studi selama ini, sangat diperlukan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan

yang mantap, disertai pula dengan penempatan personil tenaga ahli yang

berkualitas sesuai dengan spesialisasi masing-masing, disamping penyediaan

sarana peralatan kerja dengan kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada akhir pekerjaan studi ini,

maka tim Konsultan telah menyiapkan organisasi pelaksanaan pekerjaan seperti

yang tertera pada Gambar Bagan Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan.

Organisasi pelaksanaan pekerjaan menggambarkan hubungan antar personil

Konsultan dan hubungan kerja antara Konsultan dengan Pemberi pekerjaan

sesuai hirarki tugas, tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing.

B.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

BAPPEDA KOTA DENPASAR

CV. Tri Matra Disain

Team Leader

(S1 Planologi)

Tenaga Ahli Sipil

(S1. T. Sipil)

Tenaga Ahli Ekonomi Perkotaan

(S1. Ekonomi)

Tenaga Ahli Lingkungan

(S1. T. Lingkungan)

Asisten Tenaga Ahli

1. Ass. Ahli Lingkungan

2. Ass. Ahli Sipil

3. Surveyor / juru Ukur

Tenaga Pendukung

Administrasi dan Keuangan

Gambar B.16. Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

111

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Dalam proses pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Masterplan

Persampahan Kota Denpasar, konsultan akan memperhatikan ruang lingkup

kegiatan serta jangka waktu pelaksanaan. Hal ini dimaksudkan agar produk/ hasil

rencana nantinya tidak bertentangan dengan ketentuan yang terdapat pada

Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang sudah ditetapkan oleh BAPPEDA Kota

Denpasar serta dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.

Sesuai dengan Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan yang tercantum

dalam KAK , Konsultan telah mencermati secara sungguh-sungguh ragam

kegiatan dan waktu pelaksanaannya, sehingga perhitungan man - month

personel dan perhitungan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan harus

mampu ditransfer pada sebuah rencana kerja yang matang, yang efisien dan

terkendali oleh sebuah jalur aktifitas yang mantap. Penyusunan Masterplan

Persampahan Kota Denpasar secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua) bagian

yaitu Pekerjaan Lapangan dan Pekerjaan Kantor. Waktu pelaksanaan pekerjaan

sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja adalah 6 Bulan

atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Semua kerangka berpikir dalam

program kerja ini dituangkan dalam bentuk Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan

Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Secara teknis administrasi, jadwal

pelaksanaan pekerjaan disusun berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

1. Pekerjaan dimulai setelah proses administrasi kontrak kerja antara konsultan

dengan pihak pemberi tugas diselesaikan.

2. Penyelesaian keseluruhan pekerjaan diselesaikan dalam waktu 6 Bulan

atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sesuai dengan berita acara

rapat penjelasan umum terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja

(SPK).

3. Rencana kerja yang diusulkan oleh Konsultan sesuai dengan KAK berkaitan

dengan tugas-tugas konsultan, maka untuk lebih jelasnya secara umum

jadwal terinci dari Penyusunan Dokumen Masterplan Persampahan Kota

Denpasar ini dapat dilihat dalam Tabel yang terdapat pada halaman berikut.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

112

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Tabel B.2.1. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

113

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Selain jadwal pelaksanaan kegiatan diatas, diperlukan jug sarana dan

prasarana pendukung dimana sarana pendukung ini dapat digunakan untuk

mempermudah dan memperlancar pekerjaan.

Dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Masterplan

Persampahan Kota Denpasar ini, Konsultan menggunakan fasilitas dan sarana

pendukung yang diperlukan sebagai pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan

tersebut, yang pada dasarnya telah disesuaikan dengan persyaratan yang

tertuang dalam kerangka acuan kerja. Uraian mengenai fasilitas dan sarana yang

digunakan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini disajikan pada

sebagai berikut.

� Fasilitas Dan Sarana Yang Digunakan

Konsultan akan menyediakan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk

menunjang pekerjaan ini, yang meliputi antara lain :

1. Kantor/studio lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk

pelaksanaan pekerjaan

2. Biaya Komunikasi

3. Komputer dan Alat Tulis Kantor Lainya

4. Kendaraan Operasional

5. Kebutuhan lainnya guna memperlancar dan menyukseskan pelaksanaan

pekerjaan ini

6. Apabila ada yang peralatan yang harus dibeli dalam kegiatan ini, maka

pada akhir penugasan barang atau peralatan yang dibeli tersebut harus

diserahkan kepada pengguna jasa.

� Ruang Kerja/Kantor

Untuk kelancaran kegiatan pekerjaan pihak konsultan telah menyiapkan

kantor yang permanen Denpasar sehingga memudahkan Team Konsultan

berkoordinasi dengan pemberi pekerjaan dan setiap saat dapat

asistensi/diskusi dalam penyelesaian pekerjaan. Disamping itu diharapkan

nantinya setelah selesai pekerjaan pihak pemberi pekerjaan mudah

menghubungi konsultan.

� Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk setiap pekerjaan disesuaikan dengan

kebutuhan masing-masing kegiatan, tergantung dari volume dan kapasitas

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

114

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

alat. Adapun volume dan kapasitas alat dari masing-masing pekerjaan tersaji

pada Tabel Daftar Peralatan (Terlampir).

� Jadwal Peralatan

Jadwal peralatan untuk pekerjaan akan disesuaikan dengan waktu

pemakaian, dan jadwal peralatan ini berkaitan dengan schedule

pelaksanaan dan personil untuk pelaksanaan seluruh kegiatan. Jadwal

peralatan dan volume serta waktu pemakaian tersaji pada Tabel Jadwal

Penggunaan Peralatan (Terlampir).

Tabel F.2. Jadwal Penggunaan Alat

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

115

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

B.4. Komposisi Tim dan Penugasan

H.1. Umum

Konsultan dalam peleksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan

menugaskan beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam

Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut

dikoornidir oleh seorang Team Leader yang memiliki kemampuan dalam

koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis terkait

dan Tenaga Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam

pelaksanaan studi ini telah memilki kualifikasi pendidikan, pengalaman dibidang

penanganan pekerjaan sejenis dalam pengembangan persampahan. Masing-

masing Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan tanggung-jawab masing-masing

sesuai dengan bidang keahliannya.

Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam KAK, baik

mengenai jenis keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta pengalaman

personil, menurut Konsultan telah sesuai dengan lingkup kegiatan yang dituntut

dalam studi ini. Dalam hal ini konsultan akan mengusulkan Tenaga Ahli dengan

pendidikan (S1) sesuai bidang keahliannya dan memiliki sertifikat keahliaan

(SKA) yang dikeluarkan Asosiasi Keahlian atau Badan/Lembaga yang

berwenang serta memiliki pengalaman sesuai bidang keahlian untuk menangani

pekerjaan sejenis.

Tanggapan terhadap tugas dan tanggung jawab tenaga ahli, dalam hal ini

perlu adanya penekanan terhadap desain yang akan dilakukan. Dimana masing-

masing Tenaga Ahli memiliki pemahaman yang sama mengenai kondisi dan

permasalahan daerah lokasi studi, keinginan masyarakat pengguna, sehingga

mampu menghasilkan beberapa inovasi desain tidak hanya secara teknis,

efesiensi pendanaan, layak secara lingkungan, dan mampu memberikan manfaat

lebih secara ekonomi kepada masyarakat.

Kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa

untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut :

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

116

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

1. Ketua Tim (Team Leader)

Satu (1) orang Ketua Tim (Team Leader) yang merangkap sebagai Ahli

Teknik Lingkungan dengan latar belakang pendidikan minimal Sarjana

(S1) Teknik Planologi, dan berpengalaman dalam penyusunan

Masterplan Persampahan, menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan.

2. Tenaga Ahli / Profesional Staff

a. Satu (1) orang Ahli Sipil dengan latar belakang pendidikan minimal

sarjana (S1) Teknik Sipil, menjalankan tugas selama 5 (lima) bulan.

b. Satu (1) orang Ahli Lingkungan dengan latar belakang pendidikan

minimal sarjana (S1) Teknik Lingkungan, menjalankan tugas selama 6

(enam) bulan.

c. Satu (1) orang Ahli Ekonomi Perkotaan dengan latar belakang

pendidikan sarjana (S1) Ekonomi, menjalankan tugas selama 3 (tiga)

bulan.

3. Asisten Tenaga Ahli

d. Satu (1) orang Ass. Ahli Sipil dengan latar belakang pendidikan

minimal sarjana (S1) Teknik Sipil, menjalankan tugas selama 5 (lima)

bulan.

e. Satu (1) orang Ass. Ahli Lingkungan dengan latar belakang pendidikan

minimal sarjana (S1) Teknik Lingkungan, menjalankan tugas selama 6

(enam) bulan.

f. Satu (1) orang Surveyor/Juru Ukur dengan latar belakang pendidikan

D3 Teknik, menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan.

4. Tenaga Pendukung / Supporting Staff

Disamping kebutuhan akan tenaga ahli seperti diuraikan tersebut di atas,

dibutuhkan tenaga pendukung, antara lain tenaga administrasi dan

keuangan.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

117

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Tabel B.4.1. Komposisi Tim Pekerjaan Penyusunan Masterplan Persampahan

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

118

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

B.5. Komposisi Tim dan Penugasan

Berdasarkan pengalaman konsultan dalam melaksanakan pekerjaan-

pekerjaan sejenis, diperlukan pengaturan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Hubungan kerjasama antar personil, serta koordinasi pelaksanaan pekerjaan

berperan penting dalam menghasilkan kualitas kerja yang dapat

dipertanggungjawabkan. Untuk itu, diperlukan pula pengaturan jadwal

pelaksanaan penugasan personil dan sampai sejauh mana keterlibatan masing-

masing personil terhadap kegiatan pekerjaan ini, agar dapat dicapai suatu pola

tata koordinasi pelaksanaan pekerjaan secara baik.

Dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Penyusunan

Masterplan Persampahan Kota Denpasar ini, mobilisasi tenaga profesional

oleh pihak konsultan dengan berbagai disiplin ilmu yang berbeda sesuai dengan

kebutuhan dalam kegiatan ini nantinya. Selain itu, tim konsultan juga akan

memobilisasi tenaga pendukung, yang akan mendukung tenaga profesional

dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kebutuhan mobilisasi tenaga

penunjang akan selalu memperimbangkan kebutuhan tenaga profesional.

BAPPEDA Kota Denapasar adalah pihak yang mengharapkan hasil

pekerjaan ini secara optimal. Pemberi kerja senantiasa akan memberikan

instruksi/perintah kerja, serta menyetujui hasil pekerjaan yang dihasilkan

konsultan. Untuk itu, penugasan Personil Tim Konsultan disusun berdasarkan

jenis dan macam pekerjaan yang tersurat didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Tim didukung sepenuhnya oleh semua fungsional dari CV. Tri Matra Disain.

Berikut ini, untuk lebih jelasnya dipaparkan dalam Tabel Jadwal

Penugasan Personil tim konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan dan nama

personil tenaga profesional yang terlibat secara langsung dalam kegiatan ini.

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR

119

CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas

Tabel H.1. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli