Ustek Peta Vektor

30
Bab 2 Uraian Pendekatan Teknis, Metodologi dan Program Kerja 2.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan harus direncanakan berdasarkan data baik spasial dan nonspasial serta informasi lainnya yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan di daerah harus berdasarkan pada data dan informasi, termasuk data dan informasi spasial, serta Pemerintah daerah harus membangun sistem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional. Berdasarkan Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, pada pasal 11 ayat (2), mengamanatkan bahwa pemerintah daerah kabupaten, dalam hal ini Kabupaten Tulungagung, berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Selain itu pemerintah daerah juga berwenang dalam menyusun Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan sebagai perangkat operasional Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). . Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, dapat diketahui bahwa

description

Penyusunan Peta Vektor

Transcript of Ustek Peta Vektor

Kata Pengantar

Bab 2Uraian Pendekatan Teknis, Metodologi dan Program Kerja

2.1. Latar BelakangUndang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan harus direncanakan berdasarkan data baik spasial dan nonspasial serta informasi lainnya yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan di daerah harus berdasarkan pada data dan informasi, termasuk data dan informasi spasial, serta Pemerintah daerah harus membangun sistem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional. Berdasarkan Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, pada pasal 11 ayat (2), mengamanatkan bahwa pemerintah daerah kabupaten, dalam hal ini Kabupaten Tulungagung, berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Selain itu pemerintah daerah juga berwenang dalam menyusun Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan sebagai perangkat operasional Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). .Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, dapat diketahui bahwa data spasial dalam bentuk peta merupakan salah satu bagian dokumen penting dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Dalam penyusunan RDTR tersebut ada beberapa kekurangan yang harus dipenuhi yakni data spasial dan peta citra resolusi tinggi (1 : 5.000). Ketersediaan peta, data dan informasi tata ruang di Kabupaten Tulungagung sangat diperlukan untuk penyusunan program pengelolaan/perencanaan pembangunan dan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan/ kebijakan menyangkut pembangunan wilayah.

2.2.Maksud dan Tujuana. MaksudMaksud kegiatan studi ini adalah :1. Penyusunan peta Kabupaten Tulungagung yang berbasis pada peta citra resolusi tinggi (1:5.000); 2. Penyusunan Peta Raster dan Vector seKabupaten Tulungagung; 3. Pembuatan peta persil pada kawasan perkotaan (RDTR Tulungagung, RDTR Bandung, RDTR Karangrejo, RDTR Ngunut dan RDTR Campurdarat).b.TujuanTujuan dari kegiatan ini adalah :a. Untuk mendukung dalam pembuatan peta zonasi RDTR perkotaan di Kabupaten Tulungagung. b. Sebagai data spasial untuk penyusunan database pemetaan di Kabupaten Tulungagung.2.3.Sasaran dan KeluaranTarget/Sasaran diadakannya kegiatan ini adalah :1. Tersedianya hasil peta citra resolusi tinggi (skala 1 : 5000);2. Tersedianya peta persil kawasan perkotaan (RDTR Tulungagung, RDTR Bandung, RDTR Karangrejo, RDTR Ngunut dan RDTR Campurdarat);3. Overlay peta RTRW Kabupaten Tulungagung pada peta citra dimaksud.Keluaran yang diharapkan dihasilkan dari kegiatan ini adalah : Peta Citra penginderaan jauh resolusi tinggi ( 1 : 5.000) untuk daerah. Peta Raster Kabupaten Tulungagung Peta Vector persil kawasan RDTR perkotaan Tulungagung. Layer peta (minimal diolah dengan Arc View 3.3 dan Arc Gis 9.3) Soft file dalam bentuk .shp Laporan akhir kegiatan penyusunan peta di Kab. Tulungagung. Print out peta (album peta) dalam kertas ukuran A1 Soft copy dalam bentuk CD

Preferensi produk yang diharapkan adalah :Data peta citra dengan rentang waktu akusisi data minimal pada tahun 2012 dengan spesifikasi:1. Pan Sharpened; Untuk memaksimalkan hasil peta citra resolusi tinggi, penggabungan antara antara beberapa resolusi sangatlah bermanfaat. Terutama untuk mempertajam obyek dalam melakukan analisis visual. Ini yang sering disebut proses Pan-Sharpening. Pada umumnya proses ini sering dilakukan di software Remote Sensing seperti ERDAS, ENVI, ErMapper dan Arc GIS. 2. Citra satelit bergeoreferensi dan memiliki koordinat lintang bujur pada datum WGS 1984 UTM Zone 49S; 3. Ortho ready (orthorektifikasi); Orthorektifikasi merupakan suatu teknik dalam pengolahan citra digital bertujuan untuk mengurangi distorsi geometris, teknik ini diperlukan karena Citra satelit memiliki distorsi geometrik (planimetrik) berkisar dari puluhan hingga ratusan meter. Hal ini disebabkan oleh proses perekaman citra satelit dilakukan di ratusan ruang kilometer dari Bumi, satelit bergerak pada posisi yang tidak selalu tegak lurus terhadap permukaan bumi. 4. Resolusi spasial lebih kecil atau sama dengan 1 m atau resolusi tinggi;Resolusi yaitu kemampuan suatu sistem optik-elektronik untuk membedakan informasi yang secara spasial berdekatan atau secara spektral mempunyai kemiripan. Resolusi spasial adalah luas obyek sebenarnya yang direpresentasikan dalam 1 piksel di citra digital. Jika obyek sebenarnya mempunyai luas 1 x 1 meter dan di citra digital direpresentasikan dalam 1 piksel, maka citra digital tersebut mempunyai resolusi spasial 1 meter. Dengan kata lain, jika citra mempunyai resolusi spasial 1 meter, maka 1 piksel di citra digital merepresentasikan obyek sebenarnya dengan luas 1 x 1 meter. Jadi semakin besar resolusi spasial maka semakin detail obyek yang ditampilkan dalam citra digital. 5. Sistem sensor optik;Satelit penginderaan jauh dapat dibedakan berdasarkan jenis gelombang mikro yang digunakan, yaitu sistem pasif (optik) dan sistem aktif (radar). Sistem sensor optik, sensor merekam objek (permukaan bumi) yang mendapat sinar matahari sebagai sumber energi. Untuk kegiatan ini, Hasil perekaman foto citra menggunakan sistem sensor optis. 6. Kualitas citra satelit yang diadakan harus memenuhi ketentuan : a. Proporsi awan maksimal 10% di luar permukiman dan tersebar merata. b. Untuk meminimalisasikan cakupan awan pelaksana pekerjaan diperbolehkan melakukan kombinasi beberapa hasil citra satelit resolusi tinggi (1 : 5.000) dengan tetap memperhatikan butir 1,2,3,4 c. Kenampakan unsur-unsur di permukaan bumi pada citra terlihat dengan jelas termasuk untuk unsur/objek yang berdiameter 2x resolusi spasial. d. Memiliki incidence angle tegak, dimana sudut yang dibentuk oleh spectrum elektromagnetik dengan garis normal yang tegak lurus (90) terhadap permukaan bumi. e. Antar image atau hasil citra satelit yang berbatasan memiliki area pertampalan. f. Untuk AOI yang mencakup wilayah darat dan laut citra harus memperlihatkan batas yang jelas. AOI (Area of Interest) merupakan area yang harus kita tentukan sesuai dengan kebutuhan luasan citra yang akan kita pesan. AOI ditentukan berdasarkan titik-titik koordinat citra, yang pada akhirnya dibuat dalam bentuk poligon dengan format shapefile. 2.4.Ruang Lingkup PekerjaanPekerjaan Pembuatan Peta Vektor Kabupaten Tulungagung dilakukan dalam beberapa tahap pekerjaan, yaitu :1) Penyusunan/pembuatan Peta yakni Peta Vector, Peta Raster dan Peta Persil Kabupaten Tulungagung- Peta Vector : yang berupa batas administrasi, jalan, hidrologi, kontur, land use, layer point, layer anotasin dan topomini.-Pada penyusunan peta vector, harus dilakukan overlay terhadap peta RTRW maupun peta yang ada di Kabupaten Tulungagung. - Peta Raster : peta citra resolusi tinggi (skala 1 : 5.000) yang telah diorthorektifikasi; - Peta Persil : peta blok pemanfaatan kawasan/penggunaan lahan kawasan yang di RDTR-kan sesuai lokasi kegiatan.2) Presentasi hasil pekerjaan Penyusunan Peta Kabupaten Tulungagung; 3) Penyerahan hasil pekerjaan Pembuatan Peta ke Pemerintah Kabupaten Tulunggagung.2.4.Lokasi PekerjaanLokasi Pekerjaan Pembuatan Peta Vektor Kabupaten Tulungagung ini adalah wilayah administrasi Kabupaten Tulungagung sesuai dengan RTRW Kabupaten Tulungagung. Sedangkan penyusunan peta persil untuk 5 (lima) RDTR di Kabupaten Tulungagung yakni :1. RDTR Perkotaan Tulunggagung : a. Kec. Tulungagung (seluruh kelurahan) b. Kec. Kedungwaru : Desa Kedungwaru Desa Ketanon Desa Plandaan Desa Mangunsari Desa Tawangsari Desa Tunggulsari Desa Plosokandang Desa Ringinpitu Desa Rejoagung Desa Tapan Desa Ngujang Desa Gendingan c. Kec. Boyolangu Desa Beji Desa Sobontoro Desa Serut Desa Tanjungsari Desa Gedangsewu2. RDTR Perkotaan Bandung : Desa Bandung Desa Mergayu Desa Suwaru Desa Suruhan Lor Desa Suruhan Kidul 3. RDTR Perkotaan Campurdarat : Desa Campurdarat Desa Pelem Desa Wates Desa Gamping 4. RDTR Perkotaan Ngunut : Desa Ngunut Desa Gilang Desa Kaliwungu Desa Pulosari Desa Sumberejowetan 5. RDTR Perkotaan Karangrejo : Desa Karangrejo Desa Sukodono Desa Gedangan Desa Sembon Desa Jeli Ruang lingkup lokasi dapat berubah sesuai proses identifikasi pada waktu survey lokasi.

2.5.Waktu Pelaksanaan PekerjaanMasa pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan Peta Vektor Kabupaten Tulungagung adalah 60 (enam puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pihak Pengguna Jasa. Rencana Jadwal Pekerjaan dan Jadwal Penugasan Personil disampaikan dalam sub bab selanjutnya.2.6Metodologi dan Rencana Kerja2.6.1.Istilah Umum Pekerjaan Pembuatan Peta Vektor 1.Data AtributData atribut atau data non spasial adalah data yang berbentuk grafik dan teks atau numerik; data yang berwujud nomor (angka), bersifat angka/ sistem angka.2.Data GeospasialData geospasial adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.3.Data RasterData raster adalah data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan piksel.4.Data VektorData vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).5.Digital Elevation Model (DEM) data digital yang menggambarkan geometri dari bentuk permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik-titik koordianat hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang didefinisikan permukaan tersebut menggunakan himpunan koordinat.6.Digitasi Digitasi adalah proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-objek pada sebuah data citra resolusi tinggi seperti jalan, rumah, sawah dan lain-lain yang sebelumnya dalam format raster, dapat diubah kedalam format digital dengan proses digitasi. 7.Garis Kontur Garis kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama. 8.Georeferensi menyelaraskan data geografis sehingga ia dapat tepat berada pada koordinat yang tepat dengan demikian data tadi dapat dilihat, di-query dan dianalisa serta diperbandingkan dengan data geografis lain yang memiliki cakupan wilayah yang sama. 9.Informasi Geospasial Informasi Geospasial adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian 10.Ketelitian Peta Ketelitian Peta adalah ketepatan, kerincian dan kelengkapan data, dan/atau informasi georeferensi dan tematik, sehingga merupakan penggabungan dari sistem referensi geometris, Skala, akurasi, atau kerincian basis data, format penyimpanan secara digital termasuk kode unsur, penyajian kartografis mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi, serta kelengkapan muatan Peta 11.Peta Peta dapat didefiniskan sebagai suatu alat penyajian secara grafis tentang penyebaran kenampakan-kenampakan geografis atau fenomena yang ada pada permukaan atau di dalam bumi. Jenis peta secara garis besar hanya ada dua. Peta topografi dan peta tematik. Peta topografi bersifat umum sehingga penyajiannya tidak menonjolkan satu aspek, sedang pada peta tematik penyajiannya dengan menonjolkan tema/topik sesuai dengan judul peta itu sendiri.Penggunaan warna pada peta (dapat juga pola seperti titik-titik atau jaring kotak-kotak dan sebagainya) ditujukan untuk membedakan, untuk menunjukan tingkatan kualitas maupun kuantitas (gradasi), dan untuk keindahan.Untuk menyatakan sesuatu hal ke dalam peta tentunya tidak bisa digambarkan seperti bentuk benda itu yang sebenarnya, melainkan dipergunakan sebuah gambar pengganti atau simbol. Bentuk simbol dapat bermacam-macam seperti titik, garis, batang, lingkaran, bola dan pola.12.Peta Digital peta dalam format digital tertentu yang dapat diakses dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tertentu. 13.Peta Rupabumi peta dasar yang memberikan informasi secara khusus untuk wilayah darat.14.Rektifikasi Rektifikasi adalah proses transformasi data citra (atau data raster) dengan persamaan matematis tertentu untuk mendapatkan data citra yang planimetris. 15.Skala Skala adalah perbandingan jarak dalam suatu Peta dengan jarak yang sama di muka bumi. 16.Triangulated Irregular Network (TIN) model data topologi berbasis vector yang digunakan untuk mempresentasikan rupa bumi (terrain). TIN mempresentasikan bentuk permukaan bumi yang diperoleh dari titik-titik contoh yang tersebar secara tidak teratur serta membentuk jaringan segitiga tidak beraturan yang saling berhubungan. Masing-masing segitiga terdiri dari tiga vertex yang mempunyai koordinat lokasi x, y dan elevasi (z).

2.6.3.Diagram Alur Pekerjaan

Mulai

SelesaiLaporan dan Peta Vektor skala 1:5000 Kabupaten TulungagungPembuatan Peta VektorPembuatan Peta VektorTransformasi koordinatPeta citra satelitPengadaan peta citra satelitIdentifikasi Metoda KerjaStudi terdahuluOrientasi Awal

2.6.4.Tahap Persiapan Pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini terdiri dari pembentukan dan konsolidasi Team Pelaksana. Team Pelaksana dipimpin oleh seorang Ketua Team yang membawahi beberapa Tenaga Ahli, Asisten Tenaga Ahli, Tenaga Teknis dan Tenaga Pendukung. Pada tahap ini dilakukan pembagian tugas kepada Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung sesuai dengan keahlian masing masing untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimal dan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan. Selain itu, Ketua Team melakukan koordinasi dengan pihak pemberi pekerjaan dalam hal ini Bappeda Kabupaten Tulungagung.1. PendahuluanKegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan data dan informasi yang diperlukan, dalam rangka penyusunan rencana kerja Pekerjaan Pembuatan Peta Vektor Kabupaten Tulungagung. Data dan informasi yang dikumpulkan dalam pendahuluan antara lain adalah :a) Peta Rupabumi Bakorsurtanal skala 1:25.000b) Peta citra satelit dari google map dan atau bing mapc) Peta administratif wilayah pekerjaand) Daftar TTG (Titik Tetap Geografis) yang ada2. Penyusunan Rencana Kerja Data yang berhasil dikumpulkan dalam kegiatan pendahuluan terlebih dahulu dianalisis dan selanjutnya dijadikan bahan untuk menyusun rencana kerja. Materi yang perlu dituangkan dalam rencana kerja tersebut antara lain adalah :a) Sasaran dan volume pekerjaanb) Alternatif kegiatanc) Standar prestasi petugasd) Jadwal pelaksanaan pekerjaane) Organisasi dan jumlah pelaksanaf) Perkiraan peningkatan pokok ketetapan pajakg) Hasil akhirDalam penyusunan rencana kerja perlu diperhatikan dua hal berikut : 1) Fleksibilitas, artinya rencana kerja tersebut mampu menampung perubahan-perubahan pelaksanaan di lapangan tanpa harus mengubah rencana kerja. 2) Konsisten, artinya hal-hal yang telah ditentukan dalam rencana kerja tersebut harus dapat dipenuhi secara konsisten, seperti halnya standar prestasi kerja, jumlah personil, waktu yang diperlukan, biaya, dan lain-lain. 2.6.5.Tahap Pembuatan Peta Pada tahap ini, pekerjaan yang dilakukan terdiri dari pengumpulan dan pengolahan data, melakukan koordinasi dan kosultasi dengan Bappeda Kabupaten Tulungagung serta instansi lain yang terkait. Setelah data dan informasi terkumpul, pekerjaan selanjutnya dilakukan pembuatan disain database dan peta. Pekerjaan berikutnya adalah melakukan analisis terhadap peta dasar serta melakukan revisi sesuai dengan kebutuhan. Pembuatan peta dilakukan sesuai dengan disain yang telah dibuat. Software yang digunakan untuk pembuatan peta dan untuk menampung dan mengelola data spasial dan tabular adalah minimal menggunakan ArcGIS versi 9.3 dan ArcView versi 3.3. Sedangkan untuk menambah kemampuan pengelolaan dan penampilan data dan informasi digunakan software AutoCAD, Mirosoft Office, ENVI untuk pengolahan data citra (penginderaan jauh) serta software pendukung lainnya. Data dan informasi yang disajikan pada peta dan database secara garisbesar adalah : 1. Peta citra resolusi tinggi (skala 1:5000) Kabupaten Tulungagung; 2. Peta Raster dan Vektor Kabupaten Tulungagung; 3. Peta Persil Kawasan RDTR perkotaan Tulungagung. Selanjutnya poin-poin penting dalam rangka kegiatan penyusunan peta vektor disampaikan sebagai berikut : 1.Peta Citra Satelit Peta citra satelit merupakan peta rupabumi digital berbasis pada teknologi sistem informasi geografi yang disajikan menggunakan data citra satelit pengindraan jauh sebagai latar belakang gambaran permukaan bumi. Peta citra satelit harus bergeoreferensi, maksudnya posisi geometris citra satelit tersebut telah diorientasikan pada sistem koordinat pemetaan nasional dan direktifikasi secara orthogonal terhadap kondisi relief permukaan bumi.Dengan perkataan lain, peta citra satelit merupakan kombinasi data peta rupabumi jenis vektor dengan data satelit orthogonal jenis raster yang dioverlay secara terregistrasi pada sistem referensi koordinat. Pemetaan citra satelit pada dasarnya lebih mempertimbangkan segi kualitas dan sajian citra, selebihnya untuk melaksanakan analisis citra diserahkan kepada para pengguna.Dasar pertimbangan produksi peta citra satelit adalah :1.Hasil pengolahan data citra penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan informasi dan petaan sumberdaya alam.2.Keberadaan berbagai citra satelit yang multi resolusi serta ditunjang oleh kemampuan perangkat keras dan lunak untuk kebutuhan pemetaan.3.Penggunaan teknik penginderaan jauh dinilai relatif murah dibandingkan dengan teknik pembuatan peta yang menggunakan survei terristis dan survei udara/fotogrametris.4.Data citra satelit dimungkinkan untuk memutakhirkan peta rupabumi dan lainnya.5.Keberadaan stasiun bmi satelit sumber alam (SBSSA) LAPAN yang menjadi sumber data untuk produksi peta citra satelit.6.Dengan adanya durasi lintasan satelit dari daerah yang sama kurang dari satu bulan, maka produksi peta citra satelit dapat diselesaikan dalam waktu relatif singkat.

Konsep produksi peta citra satelit adalah sebagai berikut :1.Pengumpulan data terdiri dari :-Data citra satelit-Data GPS / kontrol tanah-Peta kontur-Data georeferensi lainnya2.Proses dan analisa data citra satelit meliputi :-Konversi data digital-Koreksi radiometrik-Koreksi geometrik-Edge detektion-Klasifikasi obyek-Space triangulation-DEM generation-Ortho image-Mosaicing3.Pembuatan produk geoinformatika meliputi :-Basis data SIG-Proses SIG-Kartografi-Toponimi-Pemerikasaan lapangan-Statistik-Pencetakan petaPengolahan data citra tahap awal meliputi :1.Image Restoration : Pemulihan data citra supaya dapat ditayangkan, contoh citra 32 bit atau 16 bit ditayangkan dalam model 8 bit grey scale palatte display. Pemulihan citra akibat kesalahan sistem sensor (line dropout, line stripping). 2.Radiometric correction : Perbaikan posisi objek citra untuk pemetaan, melalui proses registrasi citra ke referensi atau registrasi citra ke citra referensi.3.Mosaic : Penyambungan data citra untuk memperluas cakupan wilayah penafsiran da pemetaan citra.2.Transformasi Koordinat Transformasi koordinat dilakukan untuk memberikan sistem koordinat tertentu dan juga untuk membetulkan geometri dari peta hasil scnning agar sesuai dengan keadaan sesungguhnya dilapangan. Proses transformasi koordinat ini mutlak dilakukan agar didapatkan peta digital dengan akurasi yang tinggi dan agar tidak terjadi pergeseran antara peta yang satu dengan peta yang lain pada waktu proses overlay.3.Digitasi Lahan Terbangun dan Obyek Planimetris Tahap selanjutnya adalah memilih informasi yang diperlukan dari peta citra satelit dan melakukan digitasi terhadap obyek tersebut . Peta citra satelit memuat semua informasi unsur alami yang ada dipermukaan bumi. Tidak semua informasi yang terdapat pada peta citra satelit kita perlukan dalam pekerjaan ini tetapi pada pekerjaan kali ini yang diperkukan hanya informasi mengenai lahan terbangun dan obyek planimetris seperti : jalan dan sungai. Berdasarkan hal tersebut maka digitasi hanya dilakukan pada obyek lahan terbangun dan obyek planimetris.4.Editing dan TopologiKualitas dari data spasial sangat ditentukan oleh ada tidaknya error dan topologi yang bagus. Editing dilakukan untuk menghilangkan error yang terjadi saat digitasi. Kesalahan yang terjadi biasanya berupa overshoot dan undershoot Obyek dikatakan overshoot jika obyek tersebut seharusnya berhimpit dengan obyek lain tetapi ternyata obyek tersebut melebihi daerah perpotongan. Obyek dikatan undershoot jika obyek tersebut kurang dari daerah perpotongan. Obyek yang biasanya mengalami overshoot dan undershoot adalah obyek jalan dan obyek sungai. Kesalahan yang terjadi pada topologi adalah adanya gap dan overlap. Gap merupakan data yang kosong dari data spasial dan overlap adalah adanya data yang tumpang tindih antara obyek yang satu dengan obyek yang lain. Oyek yang biasanya terdapat gap dan overlap adalah obyek yang berupa area (polygon), misalkan : data spasial lahan terbangun.

5.Koreksi Citra Citra satelit sebelum digunakan harus dikoreksi. Koreksi yang dilakukan meliputi koreksi radiometri dan koreksi geometri.- Koreksi RadiometriKoreksi radiometri digunakan untuk mengkoreksi nilai spectral yang terdapat pada citra satelit. Tenaga pantulan dari obyek dipermukaan bumi yang sampai ke sensor satelit banyak mengalami hambatan atmosfer yang menyebabkan adanya bias. Bias ini akan menyebabkan tidak samanya tenaga yang dipantulkan oleh obyek dengan tenaga yang diterima oleh sensor.

Untuk berbagai kepentingan bias ini harus dikoreksi sehingga tenaga yang diterima sensor akan sama atau mendekati dengan tenaga matahari yang dipantulkan oleh obyek ke sensor.- Koreksi GeometriKoreksi geometri pada awal proses penggunaan citra satelit landsat digunakan untuk membetulkan geometri citra satelit agar sesuai dengan keadaan sesungguhnya di lapangan. Koreksi geometri dilakukan dengan menggunakan system koordinat tertentu dengan bantuan titik control dilapangan (ground control point). Titik control merupakan titik ikat dimana yang digunakan sebagai pengikat adalah obyek yang sama antara obyek didalam citra dengan obyek dilapangan. Titik control dapat diperoleh dari survey GPS maupun dari peta-peta yang sudah ada (misal : peta RBI).

6.Fusi Citra Fusi atau penggabungan citra dilakukan untuk menggabungkan antara 2 citra yang mempunyai resolusi spasial yang berbeda. Fusi dilakukan untuk mendapatkan citra baru dengan resolusi spasial yang lebih bagus. Dengan resolusi spasial yang bagus maka akan semakin detil obyek yang dapat ditangkap oleh sensor. Citra satelit landsat 7ETM+ band 8 (pankromatik) mempunyai resolusi spasial 15 meter. Resolusi ini lebih baik bila dibandingkan dengan band yang lain dari citra satelit landsat. Dengan menggabungkan band 8 ini dengan band yang lain akan dihasilkan citra baru dengan resolusi 15 meter. Proses mosaiking citra dilakukan dengan software ER Mapper 6.4 dengan menggabungkan citra yang yang terpotong menjadi tiap scene. Pada satu wilayah antar scene saling bertampalan, sehingga jika digabungkan atau dioverlay akan menjadi satu bagian wilayah.

7.Pemutakhiran Lahan Terbangun dan Obyek Planimetris Pemutakhiran merupakan proses untuk melakukan updating data. Pada proses sebelumnya telah dilakukan pembuatan peta digital dari peta RBI dan peta pendukung yang lain. Peta-peta tersebut kemudian didigitasi untuk mengambil informasi yang diperlukan dimana yang didigitasi adalah lahan terbangun dan obyek planimetris (jalan dan sungai).

8.Transformasi Sistem Koordinat Transformasi system koordinat dilakukan untuk membetulkan geometri dari citra mosaic DEM SRTM agar sesuai dengan keadaan sesungguhnya dilapangan. Transformasi koordinat mutlak dilakukan agar koordinat DEM SRTM sama dengan sumber data spasial yang lain (misalkan : Landsat) sehingga pada waktu dioverlay tidak terjadi pergeseran dengan sumber data yang lain. Transformasi koordinat dilakukan dengan menggunakan titik ikat (ground control point) yang diperoleh dari GPS survey atau menggunakan data lain yang telah terkoreksi.9.Pembuatan Peta VektorVektor merupakan bentuk data yang merepresentasikan bumi kita sebagai suatu mosaik dalam bentuk garis (arc/line), polygon (daerah yang sebagai suatu mosaik dalam bentuk garis (arc/line), polygon dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/point (node yang mempunyai label), serta nodes (merupakan titik titik/point (node yang mempunyai label), serta nodes (merupakan titik perpotongan antara dua buah garis).

Ilustrasi data vektor.Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur. Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidak mampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

2.6.6.Tahap Penyerahan Pekerjaan Sebelum proses penyerahan pekerjaan, pihak penyedia jasa/konsultan diwajibkan mengadakan seminar hasil pekerjaan kepada Bappeda Tulungagung. Setelah itu proses penyerahan pekerjaan diserahkan oleh pihak Pelaksana Pekerjaan kepada pihak Pemberi Pekerjaan dalam hal ini Bappeda Kabupaten Tulungagung sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.

2.6.8.Pelaporan - Laporan Draft Akhir : Berisikan laporan proses kegiatan sementara (bulan pertama) sebanyak 4 buku ukuran A4, 80 gr.- Laporan Akhir : Penyempurnaan dari Laporan keseluruhan Proses Kegiatan sebanyak 4 buku ukuran A4, 80 gr.- Compact Disc (CD) : Berisikan seluruh file peta dan laporan kegiatan sebanyak 2 (dua) keping.- Album Peta A1 : Berisikan hasil dai pembuatan Peta Vektor dalam Ukuran A1, sebanyak 2 buku

Jadwal PekerjaanPekerjaan Pembuatan Peta Vektor Skala 1:5000 Kabupaten Tulungagung

Jadwal Penugasan PersonilPekerjaan Pembuatan Peta Vektor Skala 1:5000 Kabupaten Tulungagung