USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

download USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

of 18

Transcript of USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    1/18

    USG

    Ultrasonografi merupakan salah satu teknologi kesehatan yang bermanfaat untuk

    meningkatkan pelayanan kesehatan. Ultrasonografi atau disingkat USG adalah suatu

    kaidah pemeriksaan tubuh menggunakan gelombang bunyi pada frekuensi tinggi.

    Teknologi USG tidak asing bagi kaum ibu karena mereka biasanya menggunakannya

    pada masa kehamilan untuk memonitor keadaan janin dalam kandungan. USG ini

    adalah salah satu aplikasi teknologi radar dan telah ada sejak puluhan tahun lalu. Lebih

    jauh kea rah medis, USG medis (sonografi) dapat diartikan sebagai sebuah teknik

    diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan

    organ internal dan otot, struktur, dan luka patologi, sehingga teknik ini berguna untuk

    memeriksa organ. Namun biasanya sonografi obstetrik digunakan ketika masa

    kehamilan.

    Prisip USG adalah penggunaan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara dengan

    frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita

    tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai

    frekuensi antara 20 20.000 cpd (Cycles per detik- Hertz). Sedangkan dalam

    pemeriksaan USG ini mengunakan frekuensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).

    Perangkat USG terdiri dari transducer, monitor, dan mesin USG. Transducer adalah

    komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti

    dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam

    transducerterdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang

    disalurkan oleh transducer. Monitor merupakan perangkat yang digunakan untuk

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    2/18

    menampilkan display hasil USG dan mengetahui arah dan gerakan jarum menuju

    sasaran. Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah

    data yang diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG merupakan CPU dalam

    teknologi USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti

    pada CPU pada PC termasuk untuk mengubah gelombang hasil USG menjadi gambar.

    Dalam pemeriksaan kandungan dengan USG, ada dua metode yang lazim ditempuh.

    Pertama, metode transabdominal. Metode ini paling dikenal karena ditemukan lebih

    dahulu. Dokter akan mengoleskan semacam jelly di perut lalu menggerakkan

    transducer untuk memperoleh gambaran yang dikehendaki. Secara sederhana, jelly

    berfungsi mempertinggi kemampuan mesin USG untuk mengantarkan gelombang

    suara. Metode kedua adalah transvaginal. Pada metode ini, transducer dimasukkan ke

    vagina. Dengan cara ini, gambar yang dihasilkan lebih jelas karena resolusi yang lebih

    tinggi. Maklum, obyek yang diperiksa berada lebih dekat dengan transducerketimbang

    pada metode transabdominal. Sebagai catatan, metode transvaginal dijamin tidak

    berefek negatif apa pun untuk wanita hamil dan janin yang dikandungnya. Prosedur

    pemeriksaan dengan metode ini memakan waktu sekitar 15 menit. Selama pemeriksaan,

    pasien dapat menyaksikan gambar-gambar bayinya melalui monitor.

    Pemeriksaan USG tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali

    tidak akan memperburuk penyakit penderita. USG juga tidak berbahaya bagi janin

    karena USG tidak mengeluarkan radiasi gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk

    pada otak si jabang bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar rontgen. USG baru

    berakibat negatif jika telah dilakukan sebanyak 400 kali. Dampak yang timbul dari

    penggunaan USG hanya efek panas yang tak berbahaya bagi ibu maupun bayinya.

    Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya,

    sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk menentukan kelainan

    berbagai organ tubuh. Jadi, jelas bahwa dalam penggunaan USG untuk menegakkan

    diagnosa medis tidak memiliki kontra indikasi atau efek samping terhadap pasien.

    Ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam penggunaan USG, yaitu lebih

    kepada persiapan pasien, walaupun sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus.

    Walaupun demikian pada penderita obstivasi, sebaiknya semalam sebelumnya

    diberikan laksansia. Untuk pemeriksaan alat- alat rongga di perut bagian atas, sebaiknya

    dilakukan dalam keadaan puasa dan pagi hari dilarang makan dan minum yang dapat

    menimbulkan gas dalam perut karena akan mengaburkan gambar organ yang diperiksa.

    Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-kurangnya 6 jam

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    3/18

    sebelum pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi pasif yang maksimal. Untuk pemeriksaan

    kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus penuh. Pasien akan diminta untuk

    menurunkan celana/rok hingga pangkal paha. Setelah itu gel dingin, sebagai konduktor

    gelombang suara akan dioleskan di atas perut pasien. Sonografer akan menggunakan

    suatu alat untuk menghasilkan gelombang suara ke dalam rahim. Alat tersebut

    digerakan perlahan di atas perut pasien. Gelombang suara dipantulkan oleh tulang dan

    jaringan tubuh kembali ke alat pemindai sebagai sinyal listrik untuk mengghasilkan

    citra berwarna hitam dan putih dari si janin. Biasaanya pada kehamilan trimester 1,

    dianjurkan agar pasien tidak buang air kecil dulu atau banyak minum agar dapat melihat

    rahim dan janin dengan lebih baik.

    Setelah dilakukan proses USG, akan diperoleh hasil berupa print outUSG. Pada hasil

    USG, selain gambar janin, terdapat tabel-tabel atau angka-angka yang diukur dari

    pengukuran dokter terhadap tungkai lengan, kaki, dan diameter kepala. Itu semua bisa

    menghasilkan rumus yang menunjukkan berat janin. Namun hanya dokter yang bisa

    membacanya. Adapun istilah umum yang biasa diketahui, yaitu :

    1. LMP (last menstrual period): hari pertama haid terakhir.2. EDD (LMP): taksiran persalinan berdasarkan tanggalan menstruasi.3. GA (Gestational Age). Ini menunjukkan perkiraan umur kehamilan, berdasarkan

    panjang tungkai lengan, tungkai kaki ataupun diameter kepala. Jika salah satu

    dari GA di foto USG menunjukkan besaran yang tidak normal, dokter langsung

    bisa mendeteksinya sebagai kelainan. Terutama GA di bagian kepala

    Dalam print out hasil USG juga terdapat kolom Fetal Biometry, dari kolom ini dapat

    dibaca informasi-informasi sebagai berikut :

    1. BPD:Biparietal diameter. Ini adalah ukuran tulang pelipis kiri dan kanan. Biasadigunakan untuk mengukur janin di trimester dua atau tiga.

    2. HC:Head Circumferencial atau lingkaran kepala3. AC: Abdominal Circumferencial. Ukuran lingkaran perut bayi. Jika

    dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan berat bayi.

    4. FL: Femur Length. Merupakan ukuran panjang tulang paha bayi.5. FW: Fetal weightatau berat janin

    Biasanya, yang diperiksa saat USG adalah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

    kehamilan, yaitu :

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    4/18

    1. Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat padaawal kehamilan 5 minggu, kemudian detak jantung janin biasanya diketahui

    dalam usia tujuh minggu.

    2. Mengetahui usia kehamilan3. Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.4. Masalah dengan plasenta. USG bisa menilai dan mengetahui kondisi plasenta,

    apakah ada masalah misalnya seperti plasenta previa.

    5. Kehamilan kembar. Dengan pemeriksaan USG bisa mengetahui apakah ada satuatau lebih fetus di rahim.

    6. Mengukur cairan ketuban. Jumlah cairan ketuban dapat dinilai dengan USG,sehingga jika terjadi masalah ketika kandungan kelebihan cairan ketuban atau

    terlalu sedikit.

    7. Kelainan letak janin. Tidak saja kelainan janin dalam rahim, tetapi bisa jugamengetahui kelainan yang bisa diketahui dengan USG, seperti ; hydrocefalus,

    kelainan jantung, down syndrome.

    8. Mengetahui jenis kelamin bayi.Penggunaan USG tidak hanya untuk masalah kandungan dan kebidanan, tapi juga dapat

    memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan kesehatan, yaitu dapat dengan

    mudah dan murah mendeteksi sesuatu. Diantaranya adalah : USG mampu menemukan

    dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis, dapat membedakan kista

    dengan massa yang solid, dapat mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta, vena

    kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya. USG dapat digunakan untuk

    pengukuran dan penetuan volum, pengukuran aneurisma arterial, fetalsefalometri,

    menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi. USG juga dapat

    menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal,

    kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain). Dari hasil diagnosis seperti ini, dapat

    ditentukan bagaimana tindakan medis selanjuntnya, contohnya adalah menentukan

    perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan posisinya, dosis

    radioterapi dapat dihitung dengan cepat.

    USG 4 DIMENSI

    USG 4 DIMENSI adalah alat yang bisa mendeteksi janin dengan akurat terpercaya,

    bukan lagi hanya KATANYA DOKTER tapi SI IBU keluarga bisa melihat sendiri

    bayinya di dalam kandungan.

    Fungsi USG 4 Dimensi :

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    5/18

    o Melihat aktivitas bayi di dalam kandungan (sedang nguap/mengantuk,tidur/melamun, senyum, mengisap jari bahkan menjulurkan lidahnya), dan

    pergerakan bayi menyerupai film.

    o Deteksi dini kemungkinan adanya kelainan secara fisik (bibir sumbing,hydrocephallus, jari-jari tangan/kaki tidak lengkap, dsb)

    o Bayi letak sungsang atau melintang, lilitan tali pusat, letak plasenta untukmemprediksi bayi lahir normal atau harus operasi.

    Gelombang atau radiasi USG 4 Dimensi tidak menimbulkan resiko apapun padajanin, beda dengan USG lainnya.

    Foto Hasil USG 4 Dimensi

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    6/18

    RONTGEN

    Rontgen atau Roentgen (disimbolkan dengan R) adalah sebuah satuan

    pengukuran radiasi ion di udara (berupa sinar X atau sinar gamma), yang dinamai

    sesuai dengan nama fisikawan Jerman Wilhelm Rontgen. Rontgen adalah jumlah

    radiasi yang dibutuhkan untuk menghantarkan muatan positif dan negatif dari 1 satuan

    elektrostatik muatan listrik dalam 1 cm udara pada suhu dan tekanan standar. Ini setara

    dengan upaya untuk menghasilkan sekitar 2.08109

    pasang ion.

    Dalam sistem SI, 1 R = 2.58104

    C/kg. Dosis 500 R dalam 5 jam berbahaya

    bagi manusia. Dalam keadaan atmosfer standar (kepadatan udara ~1.293 kg/m) dan

    menggunakan energi ionisasi udara 36.16 J/C, akan didapat 1 R 9.330 mGy, atau 1

    Gy 107.2 R.

    Rontgen dan CT-Scan adalah alat pendeteksi yang sudah tidak asing lagi di

    dunia kedokteran. Tetapi bagi orang awam atau yang belum pernah mengenal alat ini

    biasanya begitu mendengar langsung merasakan takut dan khawatir. Padahal alat ini

    sangat diperlukan untuk mendeteksi penyakit atau kelainan pada diderita pada tubuh

    kita.

    Rontgen berasal dari kata Roentgen (Wilhelm Roentgen, seorang dokter

    berkebangsaan Jerman) yang menemukan suatu bentuk sinar, oleh karena tidak

    mengetahui namanya, maka ia memberi nama sinar X, yang dikenal dengan sinar

    Roentgen. Nama sinar roentgen sendiri, diusulkan oleh seorang anatomistyang terkenal

    bernama Kolliker pada tahun 1986. Sinar yang tidak kelihatan ini mempunyai

    kemampuan untuk menembus segala material yang dapat menyerap sinar. Sinar

    Roentgen ini pertama kali dipergunakan pada dunia kedokteran pada tanggal 8 Februari

    1896 di sebuah klinik di kota Dartmouth, Massachussets, Amerika Serikat.

    CT-Scan (Computer Tomography Scanning) adalah suatu alat yang merupakan

    gabungan dari teknologi computer dan sinar X yang dipergunakan untuk mendeteksi

    bagian-bagian tubuh melalui potongan-potongan gambar yang dihasilkannya. Kali

    pertama ditemukan oleh seorang insinyur berkebangsaan Inggris yaitu Sir Godfrey

    Hounsfield dan dr Alan Cormack yang membuat mereka mendapat hadiah Nobel pada

    tahun 1979.

    Dengan bantuan CT-Scan, seorang radiolog atau dokter dapat melihat daerah

    yang diinginkan seperti nodul atau tumor kecil, yang tidak dapat dilihat dengan sinar X.

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    7/18

    CT-Scan sering dipergunakan untuk mengevaluasi otak, leher, tulang belakang, daerah

    dada, perut, pinggang dan sinus-sinus.

    Untuk mengetahui keadaan fisik badan, dari kedua alat tersebut di atas, sama-

    sama memiliki keunggulan. Penggunaan kedua alat tersebut tergantung dari tujuan yang

    ingin diketahui oleh dokter yang memintakan pemeriksaan. Evaluasi pemeriksaan fisik

    badan tidak semata-mata hanya bergantung pada kedua jenis alat tersebut di atas,

    melainkan merupakan kesimpulan dari semua bagian tubuh yang telah menjalani

    pemeriksaan. Di RSPB melalui general medical check up.(*)

    Penggunaan di Bidang Kesehatan

    Menjadi salah satu alat yang paling berguna di bidang kesehatan, ahli radiologi

    menggunakan pemindaian sinar-X untuk menghasilkan gambar struktur internal tubuh

    pasien. Hal ini memungkinkan berbagai diagnosa seperti patah tulang, mencari

    kemungkinan adanya tumor, dan bahkan melihat saluran pencernaan dapat dilakukan

    dengan lebih akurat. Dengan menggunakan ruang ion yang terletak antara pasien dan

    film sinar-X, ahli radiologi dapat mengatur jumlah paparan radiasi yang diemisikan ke

    pasien.

    Perkembangan Foto Rontgen

    Teknologi Rontgen sudah lama digunakan dalam dunia kedokteran, terhitung

    saat fisikawan asal Jerman Wilhelm Conrad Rontgen menemukan sinar aneh yang

    kemudian diberi nama Sinar X. Sinar yang ditemukan oleh Rontgen ini mampu

    menembus bagian tubuh manusia sehingga sinar ini digunakan untuk pencitraan bagian

    bagian dalam tubuh.

    Dengan prinsip Fisika bahwa sinar dapat menembus bagian bagian tubuh,

    dikembangkan teknik pencitraan yang lebih baik. Teknik pencitraan pada saat ini

    mengembangkan teknik pencitraan konvensional (dua dimensi) menjadi pencitraan

    modern (tiga dimensi dan empat dimensi).

    Penggunaan sinar x sebagai foto rontgen sangat bermanfaat dalam segi

    pendiagnosaan penyakit, seperti yang telah di bahas sebelumnya bahwa sinar x dapat

    menembus benda-benda lunak karena frekuensinya yang tinggi. Foto rontgen generasi

    pertama hanya dapat menghasilkan pencitraan 2 dimensi atau masih biasa disebut

    dengan foto rontgen, namun lama kelamaan penggunaan sinar x tidak hanya digunakan

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    8/18

    sebagai foto rontgen saja, tapi diugunakan dalam CT ( Computerized Tomografy ) dan

    kemudian berkembang pula fluoroskopi.

    CT mulai digunakan oleh rumah sakit-rumah sakit sejak 1970an, yaitu sebuah

    alat yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit dengan menggunakan sinar-x yang

    menggunakan metode tomografy ( 3 dimensi ). Alat ini akan menghasilkan keluaran

    berupa gambar 3 dimensi yang dihasilkan oleh penyinaran yang dilakukan secara

    memutar.

    Gambar 5. Hasil CT scan

    Bentukan lain dari foto rontgen adalah fluoroskopi. Fluoroskopi adalah cara

    pemeriksaan yang mempergunakan sifat tembus sinar Roentgen dan suatu tabir yang

    bersifat fluo resensi bila terkena sinar tersebut. Fluoroskopi terutama diperlukan untuk

    menyelidiki pergerakan suatu organ/sistem tubuh seperti dinamika alat-alat peredaran

    darah, misalnya jantung dan pembuluh darah besar; serta pernapasan berupa pergerakan

    diafragma dan aerasi paru-paru. Karena pada fluoroskopi, baik penderita maupun

    pemeriksa mungkin terpapar sinar Roentgen sehingga dapat menyebabkan bahaya

    radiasi, maka perlu diperhatikan beberapa petunjuk agar bahaya sinar dibatasi pada

    tingkat minimum yang masih praktis. Output alat Roentgen harus diukur secara berkala

    dan tidak boleh melebihi 10 Rad per menit disebelah atas meja pemeriksaan (anonime,

    2010).

    Efek Rontgen

    Sering sekali pasien yang akan menjalani pemeriksaan rontgen

    mempertanyakan bahaya atau akibat / efek samping dari pemeriksaan rontgen. Wajar

    saja, karena pemeriksaan rontgen menggunakan radiasi sebagai sumber energi untuk

    http://media.vivanews.com/images/2009/05/07/70356_hasil_ct_scan_tengkorak_connie_culp_sebelum__kiri__dan_sesudah_operasi.jpg
  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    9/18

    mendapatkan gambaran foto yang diinginkan. Dan sudah menjadi pengetahuan umum

    kalau radiasi berbahaya. Apalagi setelah tragedi FUKUSHIMA di Jepang, pemberitaan

    bahaya radiasi dari PLTN yang bocor cukup gencar.

    Sinar x yang digunakan dalam pemeriksaan rontgen adalah salah satu

    gelombang elektromagnetik buatan yang mempunyai panjang gelombang yang sangat

    pendek sehingga memiliki daya tembus yang tinggi terhadap material yang dilaluinya.

    Salah satu sifat dari sinarx adalah dapat menyebabkan kerusakan sel ( efek biologi ).

    Efek biologis dimulai dengan ionisasi atom. Mekanisme dengan mana

    radiasi menyebabkan kerusakan pada jaringan manusia, atau materi lainnya,

    adalah dengan ionisasi atom dalam materi. Ionisasi radiasi diserap oleh jaringan

    manusia memiliki energi yang cukup untuk menghilangkan elektron dari atom-atom

    yang membentuk molekul dari jaringan. Ketika elektron yang bersama oleh dua atom

    untuk membentuk ikatan molekul copot oleh radiasi pengion, ikatan itu pecah dan

    dengan demikian, molekul yang berantakan. Ini adalah model dasar untuk memahami

    kerusakan radiasi. Ketika radiasi pengion berinteraksi dengan sel, hal itu mungkin atau

    tidak bisa menyerang bagian penting dari sel. Kami menganggap kromosom untuk

    menjadi bagian paling penting dari sel karena mengandung informasi genetik dan

    instruksi yang dibutuhkan untuk sel untuk melakukan fungsinya dan untuk membuat

    salinan dari dirinya sendiri untuk tujuan reproduksi. Juga, ada mekanisme perbaikan

    sangat efektif di tempat kerja yang terus-menerus memperbaiki kerusakan sel

    termasuk kerusakan kromosom.

    Berikut ini adalah kemungkinan efek radiasi pada sel-sel:

    Sel tidak rusak oleh dosis Ionisasi dapat membentuk zat kimia aktif yang

    dalam beberapa kasus mengubah struktur sel. Perubahan ini mungkin sama dengan

    perubahan-perubahan yang terjadi secara alami dalam sel dan mungkin tidak memiliki

    efek negatif.

    Sel yang rusak, perbaikan kerusakan dan beroperasi secara normal

    Beberapa peristiwa ionisasi menghasilkan zat yang tidak biasanya ditemukan dalam sel.

    Ini dapat menyebabkan kerusakan struktur sel dan komponennya. Sel dapat

    memperbaiki kerusakan jika terbatas. Bahkan kerusakan pada kromosom biasanya

    diperbaiki. Banyak ribuan penyimpangan kromosom (perubahan) terjadi terus-menerus

    dalam tubuh kita. Kami memiliki mekanisme yang efektif untuk memperbaiki

    perubahan ini.

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    10/18

    Sel yang rusak, perbaikan kerusakan dan beroperasi normal Jika sel yang

    rusak perlu melakukan fungsi sebelum memiliki waktu untuk memperbaiki dirinya

    sendiri, itu akan baik tidak dapat menjalankan fungsi perbaikan atau melakukan fungsi

    secara tidak benar atau tidak lengkap. Hasilnya mungkin sel-sel yang tidak dapat

    melakukan fungsi normal atau yang sekarang merusak sel-sel lain. Sel-sel diubah

    mungkin tidak dapat memperbanyak diri atau mungkin memperbanyak pada tingkat

    yang tidak terkendali. sel-sel tersebut dapat menjadi penyebab kanker.

    Sel-sel mati sebagai akibat dari kerusakan Jika sel secara ekstensif rusak oleh

    radiasi, atau rusak sedemikian rupa sehingga reproduksi terganggu, sel akan mati.

    Radiasi kerusakan pada sel-sel mungkin tergantung pada seberapa sensitif sel-sel adalah

    untuk radiasi.

    Meskipun radiasi jelas berbahaya dan tidak boleh disalahgunakan, namun kita

    tidak perlu terlalu cemas jika akan melakukan pemeriksaan rontgen. Dosis radiasi yang

    digunakan untuk pemeriksaan rontgen DIAGNOSTIK ( rontgen dada, Sinus, Perut,

    kaki, tangan dan kepala serta tulang belakang ) cenderung aman untuk dilakukan.

    Sebenarnya secara tidak sadar setiap orang menerima radiasi alam setiap harinya.

    Sebagai bahan perbandingan , JIKA KITA RONTGEN DADA 1 KALI, MAKA

    RADIASI YANG KITA TERIMA SETARA DENGAN RADIASI DARI ALAM

    SELAMA 10 HARI .

    Kesimpulan

    Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

    Foto rontgen dapat menghasilkan gmbaran tentang anatomi tubuh pasien tetapihanya dalam bentuk 2 dimensi saja.

    Penggunaan foto rontgen menggunakan prinsip dari sifat-sifat sinar-x yaitu dapatmenembus benda-benda lunak, dan tidak terbelokkan oleh medan magnet maupun

    medan listrik.

    Foto rontgen modern dapat mengetahui anatomi lebih detile secara 3 dimensi dan 4dimensi mengguanakn metode CT scan dan fluoroskopi.

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    11/18

    CARDIOTOCOGRAPHY (CTG)

    CARDIOTOCOGRAPHY adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

    DJJ pada saat kontraksi maupun tidak. Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka

    pada CTG kontraksi ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat

    kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya

    gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik.

    Cara pengukuran CTG hampir sama dengan doppler hanya pada CTG yang

    ditempelkan 2 alat yang satu untuk mendeteksi DJJ yang satu untuk mendeteksi

    kontraksi, alat ini ditempelkan selama kurang lebih 10-15 menit

    PENGERTIAN UMUM CARDIOTOCOGRAPHY (CTG)

    Suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim, dengan merekam pola

    denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi rahim.

    Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan kondisi

    janin terutama dalam keadaan:

    - Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksikronis, dll)

    - Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction)- Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)- Polihidramnion (air ketuban berlebih)

    Pemeriksaan CTG:

    - Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.- Waktu pemeriksaan selama 20 menit,- Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun

    bayi.

    - Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikanpertolongan yang sesuai.

    - Konsultasi langsung dengan dokter kandungan

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    12/18

    Mekanisme pengaturan DJJ : (normal 120-160dpm)

    - SSSimpatis, yang bekerja pada miokardium, dmn dengan obat (beta adrenergik) aknmerang/ meningkatkan kekuatan otot jantung, frek & curah jantung.

    - SSParaS, sebagian besar dipeng o/ N.Vagus yang basal dr batang otak. Bekerja pdnodul SA dan AV serta neuron. Rang/ Nvagus (ex asetilkolin) akan menurunkan

    kerja jantung, frek & curah jantung, sedangkan hambatan pd Nvagus (ex atropin)

    akn meningkatkan kerja, frek & curah jantung.

    - Baroreseptor, letaknya diarkus aorta dan sinus karotid, dimana saat tekanan tinggipd daerah tersebut, maka reseptor-reseptornya akan merang/ nvagus untuk

    menurunkan kerja, frek dan cjantung- Kemoreseptor yang terletak di aorta dan badan karotid (bagian perifer) serta di

    batang otak (sentral), dimana berf/ dalam pengaturan kadar CO2 dan O2 pd darah

    dan cairan otak. Pd saat O2 turun dan CO2 naik, maka reseptor sentral akn

    mengakibatkan takhikardi sehingga aliran darah bnyk dan O2 meningkat pd darah

    & cairan otak

    - SSPusat, berfungsi mengatur variabilitas DJJ. Pd keadaan tidur dimana aktivitasotak tidak ada, maka variabilitas menurun.

    - St hormonal, pd keadaan stress (asfiksia) maka adrenal mengeluarkna epi&norepiuntuk meningkatkan kerja, frek dan cjantung.

    - Karakterisitik DJJ :- Basa fetal hearth rate, yakni baseline dan variabilitas disaat tidak ada gerakan dan

    kontraksi ut.

    - Reactivity, merupakan perubahan pola DJJ saat ada gerakan dan kontraksi.

    http://navy102.files.wordpress.com/2008/10/ctg.jpg
  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    13/18

    Baseline Rate

    Normal 120-160dpm, ada juga yang membuat 120-150 dpm. Takhikardi jika djj >

    160dpm, dan bradikardi jika djj < 120dpm.

    Takhikardi dapat terjadi pada keadaan : (Hipoksia janin (ringan / kronik), Kehamilan

    preterm (

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    14/18

    LAPAROSKOPI

    Laparoskopi adalah suatu instrumen untuk melihat rongga peritoneum. Struktur rongga

    pelvik dan dapat juga dipakai untuk tindakan operatif. Sejak pertama kali dicatat

    melihat rongga abdomen dengan alat optic dengan dilakukannya incisi kuldotomi pada

    tahun 1901, konsep visualisasi rongga pelvis baik untuk prosedur diagnostik maupun

    operatif mengalami perkembangan yang pesat.

    Kelling (1901) merupakan orang yang pertama sekali menggunakan alat Sistoskopi

    Nitze yang telah ia kembangkan untuk memeriksa organ dalam rongga abdomen.

    Selanjutnya Kelling mendemonstrasikan pada hewan percobaan dengan melakukan

    pneumoperitoneum. Pada waktu itu alat tersebut disebut dengan Celioskopi. Pada saat

    itu metode Kelling ini hanya sedikit mendapat perhatian, tetapi kemudian Swede

    Jakobaeus (1910) mengembangkan kembali ide Kelling ini dan kemudian

    memperkenalkan suatu teknik baru yang dapat melihat rongga peritoneum dengan alat

    optic yang disebutLaparoskopi.

    Endoskopi ginekologi di Indonesia mulai berkembang mulaik sekitar tahun 1990-an,

    sedangkan di dunia internasional dimulai pada tahun 1970-an. Di Indonesia sekarang

    sudah mulai pesat perkembangannya terutama di pusat-pusat kota, seperti Jakarta,

    Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, dan Yogyakarta. Apalagi telah terbentuk

    Indonesian Gynecologic Endoscopy Society (IGES), dan Satgas Endoskopi

    Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    15/18

    Bedah laparoskopi adalah semua tindakan bedah yang tidak membutuhkan sayatan

    lebar dalam melakukan eksplorasinya, tetapi memerlukan alat bantu kamera, monitor

    dan instrumen-instrumen khusus melakukan pembedahan melalui layar monitor tanpa

    melihat dan menyentuh anggota badan pasien. Bedah laparoskopi merupakan metode

    baru yang lebih nyaman untuk pasien yaitu bedah invasif minimal. Sejak pertama kali

    diperkenalkan teknik pembedahan ini memperlihatkan keunggulannya dibanding bedah

    konvensional sehingga berkembang pesat hingga saat ini.

    Sejarah Laparoskopi

    Membahas bedah laparoskopi tentunya tidak lengkap tanpa mengetahui sejarah

    berkembangnya laparoskopi. Keinginan untuk melihat ke dalam rongga perut telah

    dimulai sejak awal abad ke-20. Lalu teknik ini semakin berkembang sejalan dengan

    berkembangnya instrumen-instrumen seperti teleskop, jarum khusus, gunting, pinset

    yang memungkinkan untuk intervensi dan melihat rongga perut dengan jelas.

    Bedah laparaskopi diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1990, dengan

    diselenggarakannya telekonferensi antara Amerika dan masyarakat bedah di Jakarta

    melalui stasiun televisi swasta. Diikuti kemudian demonstrasi operasi kolesistektomi

    (pengangkatan kantung empedu) didua rumah sakit swasta di Jakarta. Sejak itu bedah

    laparoskopik berkembang di kota-kota besar di Indonesia.

    Keuntungan dan Kerugian

    Bedah laparoskopi memiliki banyak keuntungan, tetapi juga memiliki beberapa

    keterbatasan. Beberapa keuntungan dari metode ini adalah

    1. Luka operasi yang kecil berkisar antara 2-10 mm sehingga rasa sakit setelahpembedahan jauh berkurang.

    2. Secara kosmetik bekas luka operasi sangat berbeda bermakna dibandingkandengan parut luka operasi pasca bedah konvensional. Luka bedah laparoskopi

    berukuran 2 mm atau kurang sampai dengan ukuran 10 mm akan hilang atau

    tersembunyi di daerah pusar, yang sulit dilakukan dengan bedah konvensional.

    3. Karena nyeri setelah pembedahan minimal dan tidak banyak manipulasi padaorgan usus maka masa pulih setelah pembedahan jauh lebih cepat dan masa

    rawat di rumah sakit menjadi lebih pendek.

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    16/18

    4. Dengan alat yang kecil, segala manufer dan eksplorasi jadi semakin luas dalamrongga daerah dilakukannya operasi.

    Seperti yang disebutkan sebelumnya, teknik bedah laparoskopi juga memiliki

    keterbatasan, yaitu masih mahalnya alat-alat, seperti trokar yang sekali pakai. Namun

    biaya keseluruhan operasi menyerupai bedah konvensional karena masa perawatan

    yang lebih singkat.

    Banyaknya keuntungan yang diperoleh pasien dengan teknik bedah laparoskopi

    menyebabkan teknik ini lebih diminati dan bersahabat kepada pasien.

    Perkembangan Laparoskopi

    Bedah laparoskopi suatu prosedur operatif dengan cara pendekatan invasivif minimal

    sarat dengan teknologi tinggi. Rancang bangun dan rekayasa terus dilakukan pada

    perlengkapan dan peralatan bedah laparoskopi untuk kemudahan melakukan prosedur

    maupun kenyamanan dan keamanan pasien. Gambran 3 dimensi untuk memberikan

    citra yang lebih alamiah dan robot asisten yang dapat diaktifkan dengan suara operator

    telah menjadi kenyataan. Yang sekarang sedang dikembangkan adalah tindakan

    pembedahan yang dilakukan oleh pembedah yang tidak berada di sisi pasien, di luar,

    atau jauh dari kamar operasi dikenal dengan sebutan telepresence surgery.

    Bedah invasif minimal sekarang merupakan baku emas (gold standar) dari berbagai

    macam operasi, seperti kelainan kantung empedu, appendisitis (radang usus buntu) akut

    dan kronik, kelainan sendi di bidang orthopaedi, kelainan pada rongga toraks yang

    dikenal dengan VATS (Video Assisted Thoracoscopy Surgery ) , kelainan dan penyakit

    di bidang urologi dan ginekologi (kandungan).

    LAPAROSKOPI MEMINIMKAN SAYATAN

    Teknologi dan teknik pembedahan pasien terus mengalami perkembangan. Semuanya

    tentu demi pemulihan kesehatan pasien. Termasuk penggunaan kamera video untuk

    melakukan bedah atau lebih dikenal dengan teknik laparoskopi. Bedah dengan

    menggunakan kamera video sudah banyak digunakan di berbagai rumah sakit di Tanah

    Air, termasuk Rumah Sakit Awal Bross Batam, yang terus melakukan pengembangan

    untuk lebih memberdayakan alat tersebut.

    Menurut Assistant Business and Development Manager RS Awal Bross Batam, Ingrid

    Sitawidjaja, alat tersebut bisa dimanfaatkan untuk pembedahan berbagai penyakit,

    seperti operasi hernia, varicocele, dan kelenjar gondok. Perkembangan teknologi telah

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    17/18

    mengantarkan dunia kedokteran, khususnya bedah, kepada efektivitas dan efisiensi.

    Teknik bedah minimal invasif, laparoskopi misalnya, menjadi alternatif dari bedah

    konvensional, paparIngrid.

    Dengan teknik laparoskopi, proses pembedahan tidak memerlukan sayatan panjang

    seperti dalam teknik konvensional. Sayatan dalam pembedahan laparoskopi dibuat

    seminimal mungkin karena proses penyembuhan di dalam tubuh menggunakan alat

    tertentu yang bisa dipantau secara langsung oleh kamera. Dengan demikian, banyak

    keuntungan yang diperoleh pasien, antara lain hospitalisasi yang singkat, nyeri minimal,

    biaya murah, dan mengurangi ileus, ucap dia.

    Awalnya, laparoskopi dilakukan untuk bedah digestif atau bedah bagian perut dan

    saluran pencernaan. Belakangan, kasus yang sering ditangani justru bukan hanya

    saluran pencernaan, melainkan juga cholecystectomy atau pengangkatan kantong

    empedu dan appendectomy atau pengangkatan usus buntu yang meradang.

    Bedah laparoskopi juga bisa diterapkan untuk kasus lengketnya usus, tumor usus,

    obesitas, hernia, dan kelenjar getah bening. RS Awal Bross Batam juga sudah bisa

    menangani pembedahan pembesaran kelenjar gondok dengan alat tersebut.

    PENGGUNAAN LAPAROSKOPI PADA KISTA OVARIUM

    Kista ovarium fisiologis merupakan massa di ovarium yang paling umum ditemukan.

    Kista ini disebabkan oleh karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi. Ukuran

    kista ovarium fisiologis ini kurang dari 6 cm, permukaan rata, mobile dan konsistensi

    kistik. Keluhan dapat berupa massa di daerah pelvik maupun ketidakteraturan haid.

    Terdapat beberapa jenis kista fungsional yaitu kista folikuler, kista korpus luteum, kista

    teka lutein dan luteoma kehamilan.

    Penanganan kista ovarium dapat berupa konservatif maupun operatif. Prosedur

    pembedahan perlu dilakukan untuk mengetahui asal massa bila dari pemeriksaan klinis

    dan pemeriksaan penunjang sulit menentukan asal massa tersebut. Pada tahun 1991,

    laparoskopi baru digunakan baik sebagai alat diagnosa sekaligus sebagai terapi.

    Prosedur pembedahan kista ovarium ini dapat berupa kistektomi dan salfingo-

    ooforektomi. Kelebihan dari tindakan laparoskopi adalah trauma pada dinding abdomen

    dan resiko perlengketan lebih minimal, waktu operasi lebih singkat dan masa

    penyembuhan yang lebih cepat dibanding dengan laparotomi.

    PENANGANAN KISTA OVARIUM DENGAN LAPAROSKOPI

    Penggunaan laparoskopi untuk penanganan massa di pelvik meningkat satu dekade

    terakhir ini. Sampai tahun 1990 tidak terdapat panduan secara umum mengenai

  • 7/30/2019 USG RONTGEN CTG LAPAROSKOPI.docx

    18/18

    penggunaan laparoskopi sebagai alat diagnostik maupun terapi untuk kelainankelainan

    ginekologi. Pada tahun 1991 Dr. Vicki Seltzer mengusulkan panduan penggunaan

    laparoskopi sebagai alat diagnosis dan terapi. Hulka dkk melaporkan pada suatu survey,

    dilakukan 13,739 prosedur laparoskopi untuk penanganan massa di ovarium 3.

    Penggunaan laparoskopi dalam prosedur pembedahan untuk kista ovarium dapat berupa

    kistektomi dan salfingoooforektomi.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, laparoskopi merupakan cara operasi yang

    lebih aman, efektif, dan dapat meminimalkan resiko seperti seperti perdarahan, infeksi

    dan cidera organ sekitar dibandingkan bedah konvensional yang menggunakan metode

    laparotomi.