USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen...
Transcript of USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen...
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan
Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun Media Komunikasi Pendidikan Dasar
di Jawa Barat
Newsletter PRIORITASkeun diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Jawa Barat sebagai media komunikasi untuk
mendorong pembaharuan, menciptakan peluang kemajuan, dan membuka akses pendidikan dasar yang berkualitas.
hingga perusahaan besar.
“Saya belajar bagaimana
kepsek memiliki kewenangan
penuh dan luas untuk menge-
lola dan mengembangkan
sekolah sesuai dengan potensi
daerah. Ini adalah bukti nilai
penting desentralisasi
pendidikan,” kata Yayu
Nurhayati Rahayu.***
Kehadiran kepala sekolah
sebagai narasumber pelatihan
MBS ternyata menjadi sumber
inspirasi penting bagi para
dosen LPTK. Belajar dari
pengalaman nyata, ternyata
ada sejumlah unsur manaje-
men, terkait dengan mutu
pembelajaran, yang sering
luput dari perhatian. Para
dosen akan mengajak
mahasiswa mengkaji persoalan
ini dalam setiap perkuliahan.
Demikian dikatakan oleh
Beni Yusepa (Universitas
Pasundan), Yayu Nurhayati
Rahayu (UIN), dan Nani
Nur’aeni (UNINUS) di sela-
sela pelatihan MBS bagi dosen
LPTK. Pelatihan ini disediakan
bagi dosen UPI dan
konsorsiumnya pada tanggal
25-27 Juni 2013, diikuti oleh
31 orang dosen. Untuk dosen
UIN dan konsorsium,
pelatihan serupa diselengga-
rakan pada 16-18 Juli 2013 dan
diikuti oleh 30 orang dosen.
Gunawan (Kepala SMPN 1
Warungkiara, Sukabumi) dan
Sri Hartati (Wakil Kepala
SMPN 8 Kota Bogor) berbagi
pengalaman dengan para
dosen mengenai praktik MBS
yang baik. Sekolah mereka
berhasil membangun
kerjasama dengan berbagai
pihak, mulai orangtua siswa
Praktik yang Baik di Sekolah
Menjadi Sumber Inspirasi Perkuliahan
Temukan di Dalam!
tata kelola sekolah kami.”
Para pengunjung melihat
siswa-siswa tampak tertantang
untuk aktif sepanjang proses
pembelajaran. Para siswa juga
terpicu kreativitasnya dan
tergali potensinya. Imas
Sumiartini, SMPN 3 Cimahi,
bertutur: "Siswa SMPN 8 Kota
Bogor sangat produktif, kreatif
dan inovatif. Ini tampak pada
karya siswa yang terpajang di
kelas dan di galeri. Kami
termotivasi untuk bisa mene-
rapkan strategi belajar itu di
Kota Cimahi." Lihat hlm. 11.***
“Proses belajar di kelas tadi
betul-betul mengaktifkan anak,
sehingga murid dapat mene-
mukan jawabannya sendiri.”
Demikian dikatakan oleh Hj.
Munawaroh, Guru SDN Sosial
1 Cimahi, usai menyaksikan
proses pembelajaran di SDN 1
Pondok Rumput, Kota Bogor.
Rombongan stakeholder
Cimahi (16/5) dan Bandung
Barat (15/5) melakukan study
visit ke Kota Bogor. Mereka
berkunjung ke SDN 1, 3, 5, 7
Kebon Pedes, SDN 1 dan 2
Kebon Rumput, dan MI
Mathla’ul Anwar Kota Bogor.
Sebelumnya, rombongan
Cimahi dan KBB melakukan
kunjungan ke SMPN 8 dan
MTsN Kota Bogor (7/5).
Sementara itu, rombongan
stakeholder SMP/MTs Ciamis
berkunjung ke SMPN 2 Jalan-
cagak dan MTsN Kasomalang,
Subang (7/5). Sedangkan
rombongan SD/MI Ciamis
berkunjung ke MIN Tanjung-
pura, SDN 1, 2, dan 3 Tan-
jungpura, SDN 1 Tanjungme-
kar, SDN 6 dan 7 Rengas-
dengklok, dan SDS BPK
Penabur, Karawang (15/5).
Yayah Panariyah, UPTD
Sidangkasih Ciamis, sangat
terkesan dengan proses pem-
belajaran di Kelas Awal MIN
Tanjungpura, Karawang.
“Siswa tampak seperti tak ada
matinya. Mereka aktif sejak
menit awal hingga menit akhir
pembelajaran,” ujar Panariyah.
Lalu ia bertanya kepada
Khoeriyah, “Apa sih
rahasianya?” Khoeriyah
menjawab singkat: “Ya, itulah
yang saya dapat dari DBE.
Nanti kan Ibu dapat juga dari
USAID PRIORITAS.”
Oneng Komalasari, Kepala
Sekolah SDN 5 Cibabat
Cimahi, mengatakan: “Saya
belajar banyak tentang MBS di
SDN 1 Pondok Rumput.
Dengan bekal ini, saya
bertekad menyempurnakan
Study Visit Daerah USAID PRIORITAS ke Daerah DBE
Tertantang Aktif, Terpicu Kreatif, Tergali Potensi
Yayah Khoeriyah tengah mengajar di kelas 1 MIN Tanjungpura, Karawang, saat Yayah Panariyah berkunjung.
Para dosen aktif merancang program sekolah.
Rangkaian pelatihan sekolah, guru
Cimahi susun tata kelola lingkung-an sekolah. Selengkapnya di hlm 2-3.
Eddie Story (RTI) menilai MI Asih
Putera Cimahi sebagai madrasah dambaan. Selengkapnya di hlm 4.
Praktik yang Baik:
Diseminasi Dekati 1 M—5
Terlalu Gurih—8
‘TUJU’—9
Semua Siswa Aktif— 10
Sarapan Pagi—11
Ciamis Terbantu PPG—12
Dr. Hendi, Dekan FKIP Universitas
Islam Nusantara (UNINUS), tengah praktik mengajar di SD. Lihat hlm 6.
Nomor 4 Mei—Juli 2013
2
PRIORITASkeun Nomor 4
Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama
Sejumlah 360 orang (112 Laki-
laki, 248 Perempuan) telah
mengikuti pelatihan sekolah di
Kota Cimahi. Mereka meliputi
guru, kepala sekolah, dan
komite sekolah dari 16 SD/MI
dan 8 SMP/MTs. Para guru
mengikuti pelatihan
pembelajaran sementara para
kepala dan komite sekolah
fokus pada MBS.
Pelatihan sekolah di daerah
USAID PRIORITAS Jabar telah
bergulir di Kota Cimahi dan
Kabupaten Bandung Barat
sepanjang Mei-Juli. Di Kota
Cimahi, seluruh paket
pelatihan sekolah telah selesai
dilaksanakan. Sementara itu, di
Kabupaten Bandung Barat,
pelatihan sekolah baru untuk
tingkat SD/MI.
Para guru di kedua daerah
mitra USAID PRIORITAS
tersebut tampak menikmati
sesi demi sesi pelatihan.
Sejauh pengalaman
berpartisipasi dalam rangkaian
pelatihan itu, para guru,
kepala, dan komite sekolah
memberikan feedback atas
kualitas dan pelaksanaan
pelatihan.
Mengenai pelatihan
pembelajaran, mereka
memberikan masukan tentang
tiga hal. Pertama, peserta
pelatihan pembelajaran di Jawa
Barat menimbang tingkat
kebermanfaatan materi
pelatihan. Kedua, mereka
menakar tingkat penguasaan
para fasilitator daerah
terhadap materi pelatihan.
Ketiga, mereka menunjukkan
perasaan dan pengalamannya
tentang keterserapan materi
pelatihan. Secara umum,
mereka mengaku lebih siap
melakukan perubahan penting
di ruang belajar.
Mengenai pelatihan
manajemen sekolah, peserta
pelatihan MBS menimbang
manfaat pelatihan dan
relevansinya dengan tugas
mereka. Kedua, mereka juga
mengukur tingkat penguasaan
Fasda atas materi pelatihan.
Ketiga, mereka menyampaikan
penilaian diri dengan
mengukur sejauhmana mereka
dapat menguasai materi
pelatihan.
Pada umumnya, para
kepala dan komite sekolah
mengaku mendapat
pencerahan ihwal MBS dan
PSM. Mereka juga akan fokus
pada dukungan manajemen
atas mutu pembelajaran.
[Selengkapnya di hlm 3]***
Guru, Kepsek, dan Komite Mengapresiasi Pelatihan
SEKOLAH SIAP LAKUKAN PERUBAHAN PENTING
Dekan dan dua dosen itu,
sebagai guru, mengajak siswa
keluar untuk mengamati
pengaruh matahari. Siswa
serempak menyanyikan lagu
Matahari. Siswa mencoba
memahami kegunaan panas
dan cahaya matahari dalam
kehidupan sehari-hari.
Demikianlah awal kegiatan
belajar saat sesi real teaching di
SDN 2 Kayu Ambon,
Lembang. Real teaching ini
merupakan rangkaian dari
pelatihan pedagogi untuk
dosen LPTK (27-29/7).
Pelatihan diikuti oleh 117
dosen dari UPI, UIN, UNPAS,
UNINUS, STAI (Sekolah
Tinggi Agama Islam) Siliwangi,
dan IAID Darussalam, Ciamis.
Drs. Yeye Sukmaya, M.Pd.,
dosen UNPAS, merasakan
banyak hal pada pelatihan ini.
“Puluhan tahun saya
berkecimpung di PGSD, sering
saya berkeliling ke sekolah-
sekolah di daerah, kondisinya
masih jauh dari ideal yang saya
temukan dalam pelatihan ini,”
tegas Yeye. Pelatihan ini,
menurut Yeye, dapat meng-
ubah mutu SDM guru sehingga
mereka dapat memfasilitasi
pembelajaran berkualitas. “Jika
model ini diterapkan, kita bisa
sejajar dengan dunia maju,”
ujarnya bersemangat.
Deden Koswara, dosen
STAI Siliwangi, bahkan
berpendapat PAKEM dapat
juga diterapkan pada sekolah
militer. “PAKEM dapat
diterapkan di semua strata
pendidikan, tak terkecuali di
lingkungan TNI,” ujar Deden
yang juga mengajar mata kuliah
Kewiraan. Model PAKEM
diyakininya dapat membuat
suasana belajar cair di tengah
ketegasan komando.
Dr. Hendi S. Muhtar,
M.Pd., Dekan FKIP UNINUS,
sebagai peserta pelatihan,
menaruh apresiasi tinggi atas
pelatihan ini. “Setiap dosen
mendapat pengalaman praktis
yang sangat berharga. Dosen
lebih menghayati teori melalui
praktik lapangan yang sangat
baik ini,” kata Hendi.
“Pengalaman lapangan ini juga
dapat menumbuhkan
komitmen dosen, sebagai
intelektual, untuk mengubah
kondisi pendidikan,” ujarnya
lagi. Hendi kemudian bertekad
akan mengajak 26 dosen, yang
berpartisipasi dalam pelatihan
ini, untuk mempraktikkan di
kampus, mengembangkan
perkuliahan berbasis
pengalaman ini, dan
memengaruhi dosen lain
untuk juga melakukan
perubahan. [Mengenai praktik
yang baik Pak Dekan, lihat
selengkapnya hlm. 6.]***
Pelatihan Pedagogi untuk Dosen LPTK
SISWA SENANG BELAJAR DENGAN DEKAN
1. Kepala SDN 1 Kayu Ambon mengamati Sang Dekan mengajar;
2. UPTD dan Pengawas juga turut
mengamati proses belajar; 3. Dr. Hendi, Dr. Pupun, dan Annisa, S.Pd.
merupakan sebuah teaching team yang solid dan sinergis. (Baca good practice mereka pada halaman 6.)
1
2
3
3 Mei-Juli 2013
Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama
Sekitar 85% guru SMP/MTs
peserta pelatihan
merasakan manfaat besar
bagi inovasi pembelajaran.
Semua materi pelatihan
diyakini oleh sekitar 60%
peserta telah meningkatkan
pemahaman mereka
mengenai pembelajaran
kontekstual.
Lebih dari 80% guru SD/MI
peserta pelatihan
pembelajaran di Jawa Barat
berpendapat bahwa materi
pelatihan sangat bermanfaat.
Sekitar 90% merasakan
peningkatan signifikan
pemahaman PAKEM. Kini
mereka mengaku lebih siap
melakukan perubahan
penting di ruang belajar.
Hingga 80% kepsek dan
komite SD/MI peserta
pelatihan MBS menimbang
pelatihan sangat bermanfaat
bagi mereka mengelola
sekolah. Hampir 90% kepala
sekolah mengaku mendapat
pencerahan ihwal MBS dan
PSM. Mereka mengaku akan
fokus pada dukungan
manajemen atas mutu
pembelajaran.
Tak kurang dari 70% kepsek
dan komite SMP/MTs
peserta pelatihan menemu-
kan manfaat besar dari
pelatihan MBS. Lebih dari
80% peserta mengaku
mengalami peningkatan
pemahaman ihwal MBS dan
PSM. Ini berarti mereka siap
mengelola sekolah secara
mandiri dan maju.
Siswa kelas V
SDN Rajamandala
1 berdiskusi IPA tentang pesawat
sederhana dan mempresentasikan hasil diskusinya.
Peserta tengah memajang hasil diskusi
kelompok, sebagai simulasi pembelajaran aktif yang kelak akan dilakukan oleh para siswanya.
Para kepala sekolah tengah menyusun
tata kelola lingkungan yg mendukung PAKEM.
“Pada pelatihan MBS
saya belajar banyak cara
untuk mendukung
kualitas pembelajaran di
sekolah,
sesuai dengan
peran kami.”
Anindya Dhian Sekreatris Komite Sekolah MI Asih Putera Kota Cimahi
4
PRIORITASkeun Nomor 4
kerjasama USAID PRIORITAS
Jabar dan Banten. Peserta
meliputi pemerintah Kab/Kota
Ciamis, Bandung Barat,
Cimahi, Pandeglang, dan
Serang. Mereka difasilitasi dan
didampingi oleh para fasilitator
dari USAID PRIORITAS, UPI,
UIN Bandung, dan LPMP.
“Soal outflow dan ‘sekolah
kecil’ merupakan faktor
pertimbangan penting dalam
kerangka pemerataan guru,”
ujar Jajang Kusnendar, dosen
UPI. Diakui oleh para peserta
bahwa masalah tersebut sering
luput dari pertimbangan.
“Kami sangat terbantu
dengan sistem aplikasi analisis
Sebaiknya, jumlah guru itu
cukup dan berkualitas
daripada banyak jumlahnya
tetapi berkualitas rendah.
Untuk kepentingan ini,
pemerintah daerah kab/kota
semestinya mampu melakukan
pemetaan dan analisis
kecukupan dan kebutuhan
guru pada tingkat satuan
pendidikan, kecamatan, dan
kab/kota.
Demikian dikatakan oleh
Erna Irnawati, Koordinator
USAID PRIORITAS Jawa
Barat, saat membuka
Workshop 1: Analisis Data
pada tanggal 23-25 Juli 2013 di
Cianjur. Lokakarya merupakan
data ini,” kata Sukiman, S.IP,
Kasubag Kepegawaian Disdik
Ciamis. “Ternyata sistem ini
lebih mendalam dan memadai
dari apa yang sudah kami
terapkan. Ini semakin
menyempurnakan akurasi
analisis data untuk
merumuskan formasi dan
mutasi guru.” Sukiman lalu
beranalogi, “Aplikasi ini ibarat
alat penetas untuk
menetaskan telor yang selama
ini sulit kami tetaskan.”
Lokakarya ini merupakan
bagian dari rangkaian program
Penataan dan Pemerataan
Guru (PPG) USAID
PRIORITAS Jawa Barat.***
Untuk Penataan & Pemerataan Guru
Perlu Analisis Data Seksama
Apa yang kami bayangkan
mengenai sekolah binaan kami
itu terwujud di MI Asih
Putera. Praktik pendidikan di
madrasah ini memenuhi apa
yang kami dambakan.
Demikian diungkapkan
oleh Edward “Eddie” Story,
(Senior Vice President, General
Counsel, and Corporate
Secretary), salah seorang
petinggi RTI (Reasearch
Triangle Institute) International,
kontraktor pelaksana program
USAID PRIORITAS, saat
berkunjung ke MI Asih Putera
di Kota Cimahi, pada tanggal
11 Juli 2013.
Pak Eddie beserta
rombongan berkenan
menyaksikan langsung proses
pembelajaran yang hari itu
merupakan hari pertama
masuk kelas tahun ajaran baru.
Beliau berdecak kagum saat
melihat karya siswa Kelas
Awal berupa tulisan pendek
pengalaman berlibur, yang
sudah terpajang di dinding
kelas, hasil belajar pagi hari itu.
Pak Eddie juga berkenan
melihat perpustakaan, ruang
laboratorium, dan lingkungan
sekolah. Di lab, ia
menunjukkan apresiasinya
terhadap sejumlah karya siswa,
di antaranya mengenai
teknologi sederhana alat
penetas telur ayam, yang
terbuat dari kardus dan bahan
murah lainnya.
Di ruang diskusi, ia
mendapat gambaran dari
madrasah mengenai dampak
program USAID PRIORITAS.
Iis Siti Aisyah, Kepala
Madrasah, menjelaskan
manfaat program pada aspek
manajemen. Sodikin dan Seno
M. Daud mewakili guru
menjelaskan dampak program
pada guru dan proses belajar.
Anindya Dhian, Sekreatris
Komite Sekolah, menjelaskan
manfaat program untuk
menumbuhkan peran serta
masyarakat. Rivan dan Panji
mewakili siswa
mengungkapkan kesan-
kesannya belajar di madrasah
ini. Hilmi Riva’i (Kepala
Kemenag) dan Hartati (Kepala
Bidang Pendidikan Dasar
Dinas Pendidikan) Kota
Cimahi menggambarkan
betapa program USAID
PRIORITAS sangat membantu
Kota Cimahi meningkatkan
mutu pendidikan dasar.
Pak Eddie Story
mengungkapkan
keterkesanannya pada MI Asih
Putera dalam berbagai
kesempatan. Bahkan pada
presentasinya di hadapan para
staf RTI yang mengikuti
pelatihan staf tentang Ethics,
beliau berulang kali
mengatakan pada audiens
bahwa RTI ada untuk kegiatan
seperti yang terjadi di MI Asih
Putera
Keterkesanan Pak Eddie
juga terdengar langsung oleh
Mark Heyward, Governance
and Management Advisor
USAID PRIORITAS. “Tamu
dari RTI terkesan sekali
dengan kunjungan ke sekolah
mitra USAID PRIORITAS di
Cimahi,” ujar Mark senang.
“Hal ini menunjukkan
bahwa program kita dapat
meningkatkan apa yang sudah
baik dan melengkapi apa yang
belum dilakukan oleh MI Asih
Putera,” kata Erna Irnawati,
Koordinator Provinsi USAID
PRIORITAS Jabar. “Semoga
dalam waktu dekat akan
muncul MI Asih Putera lain,”
harapnya.***
Kunjungan Edward “Eddie” Story di Cimahi
MI Asih Putera Madrasah Dambaan
Kabar BaikKabar BaikKabar Baik
Dari atas ke bawah:
Tamu mengamati proses belajar;
Eddie Story takjub dengan hasil karya
siswa yang terpajang;
Panji sempat berbincang dengan tamu dan lalu berfoto bersama.
Tim PPG dari atas ke bawah:. Ciamis,
Cimahi, dan Bandung Barat.
5 Mei-Juli 2013
Kabar DiseminasiKabar DiseminasiKabar Diseminasi
Guru sebagai tenaga pendidik
menjadi lebih profesional
dalam hal penguasaan ICT
untuk mendukung mutu
pembelajaran di kelas. Setiap
sekolah memiliki blog sekolah
yang produktif dan juga
learning community berbasis
Internet.
Demikian dijelaskan oleh
Utomo, Kasi SD Dinas
Pendidikan Kab. Sukabumi,
saat menunjukkan dampak
diseminasi Distance Learning.
Workshop ini dilaksanakan
pada 24-26 Juni 2013 dan
fokus pada pemanfaatan TIK
untuk Pembelajaran. Pelatihan
diikuti oleh 118 orang guru
(82 Laki-laki, 36 Perempuan).
Peserta workshop
mengasah keterampilan
mencari sumber/media online
untuk dimanfaatkan dalam
pembelajaran. Mereka juga
berlatih mendesain blog
sebagai media belajar sekaligus
sosialisasi sekolahnya. Hampir
semua peserta berhasil
membuat blog sekolah masing-
masing.
Peserta juga berlatih
berkomunikasi melalui skype
dan terlibat aktif dalam jejaring
sosial. Semua keterampilan ini
diorientasikan untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran dan
meningkatkan gairah serta
iklim belajar di kalangan siswa.
“Karena keterbatasan
peserta, kami berharap peserta
mendiseminasikan
pembelajaran aktif berbasis
ICT kepada rekan tenaga
pendidik lain yang tidak
mengikuti workshop ini,” ujar
Firman Apriandi, salah seorang
fasilitator pelatihan.
Dana untuk workshop ini
bersumber dari APBD Kab.
Sukabumi sebesar
Rp.156.060.000. “Disdik
Sukabumi sudah anggarkan
dana lebih besar melalui APBD
Perubahan untuk diseminasi
pelatihan PAKEM Berbasis ICT
bagi pengawas dan guru yang
belum dilatih,” kata Utomo
lebih jauh.***
Diseminasi Distance Education di Sukabumi GURU KIAN PROFESIONAL DENGAN ICT
Gambar kiri: Kelompok sedang berdiskusi merancang blog sekolah. Gambar kanan: Setiap kelompok berkomunikasi
dengan kelompok lainnya menggunakan skype.
Kabupaten/
Kota Waktu Peserta Program/Kegiatan
Biaya
(Rp.000)
Sumber
Biaya
USAID
(Rp.000)
Indramayu Oct 2012 168 DBE3/BTL 3 165.000 APBD II
Kota Bogor Nov 2012 100 DBE3/BTL 3 and 4
200.000 APBD II
Nov 2012 75 DBE2/active learning and classroom reading program
Karawang Nov 2012 95 DBE3/BTL 3
105.000 APBD II
Nov 2012 150 DBE2/Pengelolaan Kelas dan Memanfaatkan alat peraga murah
Subtotal (Oct–Dec 2012) 588 470.000
Kota Bogor Feb2013 109 Program DBE2: Pelatihan Developing Active Learning with ICT (DALI) dan Reading Program
6.500 Swadaya Sekolah
4.865
Subtotal (Jan–April 2013) 109 6.500 4.865
Indramayu Mei 2013 60 Diseminasi Pembelajaran 15.000 Dana Bos 10.429
Indramayu Mei 2013 67 Diseminasi Pembelajaran 16.750 Dana Bos
Indramayu Mei 2013 48 Diseminasi Pembelajaran 12.000 Dana Bos 8.420
Indramayu Mei 2013 34 Diseminasi Pembelajaran 8.500 Dana Bos
Indramayu June 2013 104 Diseminasi Pembelajaran 22.250 Dana Bos 8.652
Indramayu June 2013 74 Diseminasi Pembelajaran 12.550 Dana Bos
Sukabumi June 2013 118 Diseminasi ICT untuk Pembelajaran 156.060 APBD
Subtotal (April–June 2013) 505 243.110 27.501
Total 1.202 719.610 32.366
REKAPITULASI PER JUNI 2013 DISEMINASI DI DAERAH DBE
Diseminasi
di Indramayu
Diseminasi bergulir di Indramayu
selama Mei-Juni 2013. Rangkaian
diseminasi ini diikuti oleh 387
orang guru, meliputi 178 orang
guru SD dan 209 orang guru SMP.
Pelatihan dilaksanakan di SMPN
2 Sindang (24, 27-28 Mei) yang
diikuti oleh guru dari SMPN 1, 2, 3,
dan 4 Sindang. Secara bersamaan,
di SMPN 1 Karangampel (24, 27-28
Mei) diikuti oleh guru dari SMPN 1
Karangampel, SMPN 1 Juntinyuat,
SMPN 2 Juntinyuat, SMPN 1
Krangkeng, dan SMPN 2
Krangkeng.
Pelatihan juga dilaksanakan di
SMPN 1 Kedokanbunder (29-31
Mei), diikuti oleh guru dari SMPN
Satap 1 Krangkeng, SMPN Satap 2
Krangkeng, SMPN 2 Karangampel,
dan SMPN 1 Kedokan Bunder.
Pada saat bersamaan, di SMPN 1
Kandanghaur (29-31 Mei) diikuti
oleh guru dari SMPN 1
Kandanghaur, SMPN 2
Kandanghaur, SMPN 1 Losarang,
dan SMPN 1 Gabuswetan
Kandanghaur.
Tingkat SD, di SDN 1
Tamansari, Lelea (12-14 Juni)
dengan peserta dari 27 sekolah dan
di SDN 1 Majasari, Sliyeg (12-14
Juni) dengan peserta dari 21
sekolah dasar.***
FAKTA & DATA
Dalam kurun waktu
Oktober 2012 s.d Juni 2013,
Daerah Mitra DBE
mengalokasikan dana
hampir 1 Milyar untuk
mendiseminasikan Program
USAID PRIORITAS.
6
PRIORITASkeun Nomor 4
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
Bu Annisa mengawali kegiatan
belajar dengan sapaan ‘Anak
Sehat!’ dan para siswa diajari
merespon dengan ‘Aku
Banget!’ Siswa tampak
bersemangat mencoba model
sapaan itu berkali-kali. Sapaan
enerjik dan akrab ini yang
kemudian membuat siswa
mengikuti tahap demi tahap
pembelajaran secara antusias.
Dekan dan dua dosen itu
lalu membagi siswa sepucuk
kertas tisu. “Untuk apa tisu?”
Tanya seorang siswa. “Nanti
kamu tahu untuk apa,” jawab
Bu Pupun. Setiap siswa
membasahi ujung tisu dengan
air. Pak Hendi membantu satu
demi satu siswa memasukkan
ujung tisu ke botol air mineral.
Para siswa kemudian
berhamburan keluar kelas
untuk mengamati matahari.
Siswa serempak menyanyikan
lagu Matahari. Siswa diajak
menjemur tisu guna mencoba
memahami kegunaan panas
dan cahaya matahari dalam
kehidupan sehari-hari.
Kembali ke dalam kelas,
Bu Pupun menyapa siswa:
“Anak Sehat!” “Aku Banget,”
teriak siswa. Siswa diajak
membuat kesimpulan
pengamatan. Melalui praktik
tisu yang dibasahi siswa dapat
menemukan salah satu
kegunaan matahari,
mengeringkan pakaian.
Menyangkut mata
pelajaran Matematika, para
dosen ini menggunakan media
gambar. Melalui media gambar
yang ditayangkan guru, siswa
mengerjakan perkalian
bilangan yang hasilnya dua
angka.
5 x 2 = ……..
8 x 2 = ……..
6 x 2 = ……..
7 x 2 = ……..
Melalui media gambar
siswa kemudian menyimpulkan
cara pengerjaan soal perkalian
sederhana.
Para dosen lalu
membagikan kartu bilangan
hidup sehat. Para siswa pun
asyik melakukan permainan
kartu bilangan hidup sehat.
Siswa berkelompok
melakukan perkalian
berdasarkan kartu. Bilangan
hidup sehat.
Melalui pengamatan
pengaruh matahari dan
permainan kartu bilangan
hidup sehat, siswa dapat
menyimpulkan 3 kegunaan
panas dan cahaya matahari,
yang ditulis di papan tulis,
sebagai berikut:
1. Menjemur pakaian
2. Menerangi bumi
3. Menghangatkan badan
Materi IPA dan
Matematika itu lalu dipadukan
dengan Bahasa Indonesia.
Siswa membaca teks pendek
Bahasa Indonesia yang telah
disediakan dalam Lembar
Kerja. Siswa berusaha
mendiskusikan dan
menyimpulkan isi teks. Mereka
lalu bekerja secara
berkelompok sesuai dengan
arahan lembar kerja.
Melalui bacaan teks
tentang hidup sehat dan
bersih, siswa mencoba
mengasah keterampilan:
menyebutkan judul teks;
menemutunjukkan tokoh
yang sedang menikmati
hangatnya matahari;
menyimpulkan 5 cara hidup
sehat dan bersih yang
dilakukan tokoh dalam teks.
Demikianlah dekan dan
dua dosen ini telah melakukan
pembelajaran tematik dengan
fokus pada Kompetensi Dasar
berikut:
Matematika
3.1. Melakukan perkalian
bilangan yang hasilnya bilangan
dua angka.
Ilmu Pengetahuan Alam
4.2. Mendeskripsikan kegunaan
panas dan cahaya matahari
dalam kehidupan sehari-
Hari.
Bahasa Indonesia
7.2. Menyebutkan isi teks agak
panjang (20-25 kalimat) yang
dibaca dalam hati.***
Guru: ‘Anak Sehat!’
Siswa: ‘Aku Banget!’
Tidak mudah mengajak siswa kelas dua Sekolah Dasar di daerah pedesaan untuk terlibat
aktif dalam pembelajaran. Model kurikulum tahun 2013 yang berpola tematik menjadi
kabar baik bagi guru untuk keluar dari masalah ini. Proses belajar PAKEM dengan materi
tematik memberi peluang siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar. Ini terbukti, antara
lain, saat dekan dan dua orang dosen di atas melakukan praktik mengajar di SDN 1 Kayu
Ambon, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Teks Bahasa Indonesia
Hidup Sehat dan Bersih
Dewi adalah anak yang sehat. Dewi selalu bangun pagi dan
mandi. Ia mandi untuk membersihkan badannya. Setelah mandi
Dewi sarapan bersama keluarga. Mereka makan makanan 4
sehat 5 sempurna. Ada nasi, tahu, tempe, ayam, sayur bayam,
dan buah pisang. Tak lupa Dewi juga minum susu. Dewi pergi ke
sekolah sambil menikmati hangatnya sinar matahari. Sore hari
Dewi selalu berolah raga. Di malam hari Dewi tidur tidak
terlalu malam.
Dr. Hendi S. Muhtar, M.Pd. , Dekan FKIP UNINUS
Dr. Pupun Nuryani, M.Pd. , Dosen UPI Annisa Suliastini, S.Pd., Dosen STAI Siliwangi, Cimahi
Siswa kelas dua SDN 1 Kayu Ambon
tampak hanyut dalam keasyikan belajar bersama Bu Annisa, Bu Pupun, dan Pak Hendi. Setiap diperlukan menyatukan
perhatian, mereka menyerukan sapaan “Anak Sehat!” dan serentak para siswa merespon “Aku Banget!” Maka, sepanjang waktu, para siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran.
7 Mei-Juli 2013
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
bisa menjelaskan tahap-tahap
siklus air dengan penuh
tanggung jawab.
Saya lalu mendorong
siswa untuk mengelaborasi
lebih lanjut mengenai daur air.
Mereka melakukan percobaan
tentang kegiatan yang
memengaruhi siklus air
dengan teliti dan hati-hati.
Mereka belajar
membandingkan jumlah air
dari hasil percobaan dengan
menggunakan rumus
Matematika tentang pecahan
dan perbandingan.
Usai melakukan
percobaan dan diskusi
kelompok, siswa masuk pada
Mapel Bahasa Indonesia
dengan membuat laporan
secara tertulis. Lebih dari
sekedar melaporkan hasil
pengamatan, siswa didorong
untuk mendeskripsikan cara
menghemat air.
Wakil setiap kelompok
kemudian mempresentasikan
hasil percobaan. Saya merasa
bangga saat penyaji tampil penuh
percaya diri, sementara
kelompok lain meresponnya juga
dengan penuh keberanian. Pada
tahap ini muncul kreativitas
siswa yang bahkan di luar
dugaan.
Saya kemudian melakukan
penguatan tentang materi yang
disampaikan. Dalam hal ini, saya
mencoba mengaitkan tubuh dan
kesehatan. Saya juga minta siswa
untuk menunjukkan Mapel yang
baru saja dipelajari. Siswa juga
diberi kesempatan untuk
bertanya tentang hal-hal yang
belum dimengerti.
Di akhir proses belajar, saya
menyediakan waktu buat siswa
melakukan refleksi tentang
pengalaman belajar hari itu.
Mengenai Kompetensi Dasar
dan materi pembelajaran yang
dikembangkan, lihat tabel di
bawah ini.***
Saya mencoba memantik
siswa untuk melakukan
eksplorasi. Saya mengawalinya
dengan Mata Pelajaran PKn.
Kami terlibat dalam proses
tanya-jawab tentang organisasi
kesehatan yang ada di sekitar
masyarakat setempat.
Dialog kemudian masuk
pada Mapel IPA soal
pentingnya air sebagai unsur
pembentuk kesehatan. Siswa
tampak tertantang
mengemukakan pendapatnya
dengan penuh keberanian.
Saya lalu menayangkan
video yang menggambarkan
siklus air. Siswa mengamati
proses siklus air dari tayangan
video.
Saya bertanya kepada
siswa tentang hasil
pengamatan video. Sejumlah
siswa mengacungkan tangan
penuh percaya diri. Dia yang
mengangkat tangan duluan
diberi kesempatan pertama. Ia
Memantik Siswa Belajar Daur Air secara Tematik Ade Yeti N , Dosen UIN SGD Bandung
Bahasa Indonesia PKn IPA Matematika
8.2 Menulis laporan pengamatan atau
kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final)
dengan memperhatikan penggunaan ejaan
3.2 Menyebut-kan contoh
organisasi di lingkungan sekolah dan
masyarakat
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya
5.4 Menggunakan pecahan dalam
masalah perbandingan dan skala
KD
Langkah-langkah dalam
membuat laporan hasil
pengamatan sebagai berikut.
1. Tulislah judul dari hasil
pengamatan yang diamati
2. Lalu tulis hari,tanggal
pengamatan (pada saat
pengamatan)
3. Tempat mengamati.
4. Tujuan pengamatan.
5. Alat dan bahan yang
digunakan saat
praktikum.
6. Prosedur percobaan
yaitu bagaimana proses
dari awal hingga akhir.
7. Data percobaan yaitu
hasil yang didapat dari
praktikum.
8. Pembahasan yaitu
membahas lebih rinci
setelah praktek tentang
benda tersebut .
Kesimpulan yaitu apa yang
dapat disimpulkan dari
praktik percobaan.
Organisasi yang
terkait kesehatan
yang ada di
lingkungan sekitar
siswa diantarnaya:
UKS, PMR,
Puskesmas,
Posyandu, PMI.
Cara menghemat
air sebagai
berikut:
a. Menutup keran
setelah
menggunakann
ya.
b. Memanfaatkan
air bekas
cucian beras
atau sayuran
untuk
menyiram
tanaman.
c. Tidak mencuci
kendaraan
setiap hari.
d. Menggunakan
air seperlunya.
Daur air merupakan sirkulasi
(perputaran) air secara terus-menerus
dari bumi ke atmosfer dan kembali ke
Bumi. Daur air terjadi melalui proses
evaporasi (penguapan), presipitasi
(pengendapan), dan kondensasi
(pengembunan).
Evaporasi: Air di laut, sungai, dan danau
menguap karena pengaruh panas
matahari. Tumbuhan juga mengeluarkan
uap air ke udara.
Presipitasi: Uap air naik dan berkumpul
di udara. Lama-kelamaan, udara tidak
dapat lagi menampung uap air (jenuh).
Kondensasi: Jika suhunya turun, uap air
akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-
titik air ini membentuk awan.
Titik-titik air di awan menjadi hujan yang
turun di darat maupun di laut. Air hujan
meresap menjadi air tanah. Air tanah
akan keluar melalui sumur, danau, atau
sungai. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
jumlah air di Bumi secara keseluruhan
cenderung tetap, hanya wujud dan
tempatnya yang berubah.
Kegiatan manusia yang memengaruhi
daur air: penebangan pohon dan
betonisasi/pengaspalan jalan.
Pecahan mempunyai
arti perbandingan.
Pecahan sebagai
perbandingan sebagian
dengan keseluruhan
jumlah benda dalam
suatu kumpulan. Mari
kita perhatikan gambar
berikut.
Lingkaran hitam "ada 2
dari 5" ditulis 2/5 .
Dapat juga dikatakan "
lingkaran hitam"
berbanding "semua"
adalah "2 berbanding
5", ditulis 2 : 5. Jadi, 2/5
mempunyai nilai sama
dengan 2 : 5. Semua
ada 5, terdiri atas "yang
hitam" 2, "yang putih"
3. Dapat dikatakan
"yang hitam"
berbanding "yang putih"
sebagai 2 : 3. Ditulis
hitam : putih = 2 : 3.
Mate
ri Aja
r
Keterangan gambar atas ke bawah:
Proses tanya –jawab eksploratif di
awal pembelajaran;
Siswa melakukan percobaan;
Siswa menghitung perbandingan;
Mendampingi siswa menulis laporan;
Kunjung-karya.
8
PRIORITASkeun Nomor 4
data hasil identifikasi ke tabel.
Layaknya para peneliti, anak-
anak didikku terlibat dalam
proses analisis yang ‘hangat’
untuk kemudian sampai pada
kesimpulan kelompok.
Setiap kelompok mempre-
sentasikan temuannya dalam
diskusi kelas. Setiap kelompok
saling menanggapi temuan
mereka. Aku berusaha meng-
hangatkan diskusi dengan
memberikan apresiasi,
konfirmasi, dan koreksi bila
diperlukan.
Aku lalu minta setiap
kelompok menuliskan lima
contoh bahan pewarna, bahan
pemanis, bahan pengawet, dan
bahan penyedap. Aku mende-
kati setiap kelompok untuk
memastikan penulisan nama-
nama itu benar. Perwakilan
kelompok menyebutkan lima
contoh bahan hasil kerja
kelompoknya.
“Wah, kita harus berhati-hati.
Ternyata makanan yang terlalu
gurih, awet, atau berwarna
mencolok itu berbahaya.” De-
mikian celetuk seorang siswa
saat menyimak presentasi
kelompok mengenai hasil
percobaannya.
Aku merasa lega melihat
anak-anak didikku tampak
memahami kegunaan bahan
kimia dalam kehidupan (SK 4).
Setiap kelompok dapat men-
deskripsikan bahan kimia alami
dan bahan kimia buatan dalam
kemasan yang terdapat dalam
bahan makanan (KD 4.3).
Aku mengawali proses be-
lajar dengan mengajukan per-
tanyaan ringan: Bahan kimia
apa yang digunakan nelayan
untuk mengawetkan ikan hasil
tangkapannya? Pernahkah
kamu mendengar atau mem-
baca tentang zat yang berba-
haya dalam makanan?
Dialog berjalan seru. Di
antara anak didikku ternyata
pernah diingatkan orangtuanya
mengenai jajanan di sekolah.
Mereka sudah mengetahui
adanya zat tambahan dalam
makanan.
Para anak didik lalu mem-
bagi diri ke dalam kelompok
kecil terdiri atas 4-5 orang.
Aku kondisikan agar setiap
kelompok terdiri atas laki-laki
dan perempuan yang berbeda
kemampuannya.
Perwakilan setiap kelom-
pok mengambil beberapa ke-
masan makanan yang telah
disediakan. Setiap kelompok
kemudian berdiskusi sesuai
dengan lembar kegiatan siswa.
Mereka membahas dan
memahami komposisi bahan-
bahan yang tercantum dalam
kemasan. Mereka mengidenti-
fikasi bahan-bahan kimia bua-
tan yang ditambahkan sebagai
penyedap rasa, pengawet,
pewarna, atau pemanis.
Mereka lantas melakukan
tabulasi dengan memasukkan
Setiap kelompok berdis-
kusi lagi membahas penggu-
naan bahan kimia secara aman.
Mereka lalu berbincang
mengenai hal-hal yang perlu
diperhatikan pada kemasan
dalam memilih makanan.
Setiap kelompok kemudian
menyajikan hasil kerja
kelompoknya secara klasikal.
Pada pembelajaran
tersebut anak didikku berhasil
mencapai 4 tujuan belajar:
1. Mengenal macam-macam
zat aditif;
2. Membedakan bahan kimia
alami dan bahan kimia
buatan;
3. Memahami penggunaan zat
aditif dalam makanan yang
menunjang kesehatan;
4. Membedakan bahan
pewarna, pemanis,
pengawet, dan penyedap
yang tercantum dalam
kemasan makanan.***
Awas, Terlalu Gurih atau Mencolok
Anisa Suryani, SMPN 2 Cimahi
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
Lembar Kegiatan Siswa
Zat Aditif dalam Makanan
Sejak dulu nenek moyang kita sudah menggunakan bahan tambahan untuk memberi
warna, pemanis, pengawet, dan penyedap. Zat-zat yang ditambahkan dalam makan itu
dinamakan zat aditif. Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan
untuk meningkatkan kualitas makanan, menambah kelezatan, dan mengawetkan
makanan. Penggunaan zat aditif, berdasarkan asalnya, dibedakan atas bahan alami dan
buatan.
Alat dan Bahan: beberapa kemasan makanan, kertas karton, dan alat tulis.
Cara Kerja:
1. Baca komposisi dan identifikasi bahan kimia buatan yang ditambahkan sebagai
penyedap, pengawet, pewarna, dan pemanis, pada kemasan makanan!
2. Masukkanlah hasil identifikasi dalam tabel!
3. Analisa data yang diperoleh dan buat kesimpulan!
4. Susun laporan kelompok!
5. Tempelkan hasil kerja kelompok di kertas karton untuk diskusi kelas!
PENILAIAN
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Tehnik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Instrumen/Soal
Mengidentifikasi fungsi bahan
kimia yang terdapat dalam
makanan.
Tes unjuk
kerja
Uji petik
kerja
Buatlah tabel identifikasi zat
aditif berdasarkan komposisi
dalam makanan kemasan!
Menjelaskan bahan-bahan
kimia alami dan bahan-bahan
kimia buatan yang dapat
digunakan sebagai bahan
pewarna, pemanis, pengawet,
dan penyedap yang terdapat
dalam bahan makan kemasan.
Tes tulis Uraian Jika kalian diberi permen “X”
yang bisa memberi warna biru
pada lidah, zat aditif apakah
yang terdapat pada permen
tersebut? Amankah dikonsumsi
bahan aditif yang terkandung
dalam permen tersebut?
Menunjukkan contoh
makanan yang menggunakan
bahan kimia alami dan
buatan.
Tes tulis Uraian Makanan apa sajakah yang biasa
kalian konsumsi di rumah yang
mengandung bahan kimia
alami?
1. Media pembelajaran terdiri atas
kemasan makanan, kertas karton dan alat tulis;
2. Siswa tengah berdiskusi kelompok
membahas zat aditif; 3. Perwakilan kelompok
mempresentasikan temuan hasil percobaan;
4. Siswa menuliskan lima contoh bahan pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap ras;
5. Refleksi siswa mengutarakan pengalaman dan kesan pembelajaran.
9 Mei-Juli 2013
Pada kegiatan inti, siswa
membentuk delapan
kelompok heterogen. Semua
kelompok diajak menyanyikan
lagu berjudul “Mata Angin.”
Untuk memudahkan
pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran, saya
menamai kegiatan
mendeskripsikan tempat atau
arah dengan konsep ”TUJU”,
yaitu TELAAH denah;
URUTKAN rute dari tempat
asal ke lokasi yang menjadi
tujuan; JELANG lokasi dengan
cepat dan tepat; UMUMKAN
rute yang telah ditemukan.
Siswa yang mewakili tiap
kelompok secara bergiliran
diminta untuk menunjukkan
rute perjalanan yang paling
efektif menuju sebuah lokasi
berdasarkan denah yang
dipajangkan (terbuat dari
karton yang disampul plastik).
Ini dilakukan dengan cara
membuat garis seperti anak
panah dari tempat asal ke
lokasi yang dituju
(menggunakan spidol
whiteboard).
Siswa juga diminta untuk
mendeskripsikan secara lisan
rute perjalanan yang paling
efektif menuju sebuah lokasi
berdasarkan petunjuk anak
panah yang dibuatnya dalam
denah. Misalnya, “Dari…
masuk ke Jalan… menuju
arah… lalu belok ke arah…
masuk ke Jalan… maka
sampailah di lokasi yang dituju,
yaitu….”
Setiap perwakilan
kelompok yang menjawab
dengan tepat mendapat reward
“Buah Prestasi” yang
digantungkan di ujung kanan
atas papan tulis.
Lalu, saya membagikan
Lembar Kerja (LK) yang
memuat denah lokasi serta
lima buah pertanyaan
mengenai rute paling efektif
yang harus ditempuh (dari
yang terdekat hingga yang
terjauh dengan lima lokasi
yang berbeda). Setiap
kelompok melalui dua wakilnya
menempelkan hasil diskusi di
papan tulis dan saling menilai
hasil kerja masing-masing.
Sementara itu, saya memberi
nomor urut sesuai dengan
kecepatan waktu pengerjaan.
Saya juga mengevaluasi
keseluruhan LK dan
menetapkan urutan terbaik
untuk keseluruhan kelompok
berdasarkan ketepatan jawaban
serta kecepatan waktu
pengerjaan. Kelompok terbaik
dianugerahi reward “Buah
Prestasi”.
Setelah itu, saya bertanya
jawab tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa,
meluruskan kesalahan
pemahaman, serta memberikan
penguatan.
Saya dan siswa merayakan
keberhasilan konsep “TUJU”
dalam PBM “Mendeskripsikan
Tempat atau Arah” dengan
menyanyikan lagu “Aku
Denah.”
Mengakhiri kegiatan, saya
dan siswa bermain kuis
“Semaphore Mata Angin.” Ini
menanamkan kembali
pemahaman dan kemampuan
siswa dalam mengenali delapan
arah mata angin secara cepat
dan tepat.
Kami akhirnya
mengevaluasi, dan merefleksi
kegiatan yang sudah
dilaksanakan. Saya memberikan
O2 (Oleh-oleh/Oksigen [istilah
lain untuk PR]) berupa
pembuatan denah rute yang
ditempuh siswa setiap hari dari
rumah ke sekolah serta
deskripsinya.
Demikianlah proses belajar
di Kelas VIII Semester 2
tentang Standar Kompetensi:
(3) Memahami ragam wacana
tulis dengan membaca memindai;
Kompetensi Dasar: (3.2)
Mendeskripsikan tempat atau
arah dalam konteks yang
sebenarnya sesuai dengan yang
tertera dalam denah.***
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
‘TUJU’ Belajar Kontekstual tentang Deskripsi Lokasi Baren Barnabas, SMPN 2 Cikajang, Garut
Menunjukkan lokasi tertentu
pada denah atau peta mungkin
bagi sebagian besar siswa SMP/
MTs bukanlah sesuatu yang
sulit. Maka, proses
pembelajaran mendeskripsikan
tempat atau arah bukan lagi
sesuatu yang menantang dan
menarik bagi mereka. Sebab
itu, dibutuhkan kreativitas
untuk merencanakan
pembelajaran yang menarik
mengenai materi ini.
Guna keperluan tersebut,
saya menyajikan materi
pembelajaran yang terdiri atas:
(1) Delapan penjuru mata
angin; (2) Langkah-langkah
menelaah denah; (3) Denah
sebuah wilayah; (4) Definisi
denah. Variasi teknik
pembelajaran yang digunakan
meliputi ceramah, diskusi
kelompok, tanya jawab, ice
breaking, dan kuis.
Mengawali proses belajar,
saya menumbuhkan gairah
belajar dengan nyanyian
“Denah Kampung Saya” yang
diadaptasi dari lagu daerah
“Anak Kambing Saya.”
Siswa diminta berbagi
pengalaman mencari sebuah
lokasi. Setelah itu, saya
menginformasikan kompetensi
dasar dan tujuan pembelajaran
kepada siswa.
Kami kemudian bertanya
jawab tentang denah. Tidak
lupa, saya memotivasi siswa
dengan mengajukan pertanyaan
tingkat tinggi, “Bagaimanakah
cara mencari lokasi sesuai
dengan denah?”
Gambar dari atas ke bawah:
Foto 1: Siswa diuji pemahaman berdasarkan pengalaman mereka dalam menentukan delapan arah
mata angin.
Foto 2 dan 3: Kegiatan mendiskusikan menjawab lima buah pertanyaan mengenai denah lokasi
serta pendeskripsiannya dalam LK.
Foto 4: Siswa asyik mengikuti
kegiatan ice breaking dan kuis “Semaphore Mata Angin.”
10
PRIORITASkeun Nomor 4
Tidak ada siswa yang diam.
Ada siswa yang naik kursi/meja
mengayunkan benang
berbandul batu. Ada siswa
memegang stop watch
mengukur periode getaran.
Ada juga siswa yang sibuk
mencatat. Semua siswa aktif.
Para anak didik kami
tengah belajar memahami
konsep dan penerapan
getaran, gelombang dan optika
dalam produk teknologi seharí
-hari. Persisnya, mereka
mendeskripsikan konsep
getaran dan gelombang serta
parameter-parameternya.
Hal yang mereka lakukan
adalah (1) mengidentifikasi
getaran dalam kehidupan
seharí-hari dan (2) mengukur
periode getaran.
Peserta didik dibagi
menjadi 8 kelompok, setiap
kelompok terdiri atas 4-6
orang anggota. Setiap
kelompok dibagi perlengkapan
percobaan berupa benang,
stop watch, batu/beban, dan
paku.
Setiap kelompok,
mempersiapkan langkah-
langkah kegiatan percobaan
dengan cermat dan teliti;
bekerjasama secara kreatif
melakukan kegiatan
percobaan;
setiap anggota terlibat
dalam bekerjasama penuh
toleransi berdiskusi
mengenai apa yang
diujicobakan untuk sampai
pada kesimpulan;
tampak kreatif dan inovatif
membuat laporan
percobaan berdasarkan hasil
diskusi kelompok.
percaya diri dan
bertanggung jawab saat
mempresentasikan hasil
secara bergantian;
menyusun hasil percobaan
pada dinding/papan white
board dengan tepat.
Hasil percobaan mereka
membentuk pola sebagai
berikut: panjang tali
berbanding lurus dengan
besarnya periode getaran
(semakin panjang tali, semakin
besar periode).
Kami merasa senang karena
semua siswa aktif. Hal ini
menunjukkan LK yang dibuat
dapat memfasilitasi siswa
mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi.***
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
Identifikasi dan Ukur Getaran SEMUA SISWA AKTIF
Hj. Siti Djumhurijah dan Lili Budiarti SMPN 13 & SMPN 8 Kota Bogor
Lembar Kerja
Ayunan Sederhana Bandul Tujuan: menentukan besarnya periode getaran melalui percobaan dan
menentukan faktor-faktor yang menentukan periode getaran.
1. Buatlah bandul sederhana dari sebuah beban yang dililitkan pada seutas benang yang panjangnya “l”
2. Seorang temanmu memegang ujung simpul benang dan beban ditarik ke satu sisi dan dilepaskan hingga beban berayun melalui titik keseimbangan
menuju ke sisi yang lain, sedangkan tugasmu adalah mengukur waktu untuk melakukan 5 kali percobaan dengan stopwatch
3. Catat data hasil percobaan pada tabel berikut: 4. Hitunglah periode getaran rata-rata;
5. Faktor apa yang mempengaruhi periode getaran? 6. Buatlah kesimpulan dari pengamatan di atas! 7. Dari hasil kegiatan di atas buatlah laporan yang memuat: judul, tujuan
percobaan, alat dan bahan, hasil pengamatan, dan kesimpulan.
No Banyak Getaran (n) “kali” Waktu (t) “sekon” Periode (T) “sekon”
1
2
3
4
5
DATA PERIODE
Periode Panjang Tali
No Detik Meter
1 1 0,25
2 1,1 0,31
3 1,2 0,37
4 1,3 0,43
5 1,4 0,50
6 1,5 0,57
7 1,6 0,65
8 1,7 0,73
9 1,8 0,82
10 1,9 0,92
11 2 1,01
12 2,1 1,12
13 2,2 1,23
14 2,3 1,34
15 2,4 1,46
16 2,5 1,58
17 2,6 1,71
18 2,7 1,85
19 2,8 1,99
20 2,9 2,13
Kriteria Kualitas Skor
5 4 2 1
1 Keterampilan dalam menggunakan alat 5
2 Ketelitian dalam pengukuran 5
3 Kerja Kelompok 5
4 Mempresentasikan hasil percobaan 5
Total 20
RUBRIK PENYEKORAN
USAID PRIORITAS mengucapkan selamat kepada
Fasprov bidang Matematika
Prof. Dr. Rahayu
Kariadinata, M.Pd.
dosen UIN Bandung yang berhasil meraih hak cipta
HAKI, jenis ciptaan
Program Komputer
dengan judul ciptaan
GEOMETRI DIMENSI 3.
11 Mei-Juli 2013
Udara terasa panas ketika aku
memasuki Kota Karawang.
Kendaraan truk dan kontainer
lalu lalang di sepanjang jalan,
mencirikan Karawang sebagai
kota industri. Itulah pertama
kali aku menginjakkan kaki di
Karawang. Saya adalah salah
seorang rombongan study visit
dari Ciamis.
Masuk ke dalam hotel
udara langsung sejuk. Setelah
mendapatkan kamar, aku
langsung istirahat. Pukul 16.00
ada briefing dari tim USAID,
mengenai sasaran, pembagian
kelompok, dan prosedur
kunjungan sekolah/disdik.
Keesokan hari, pukul
06.00 pagi kami sudah siap ke
sekolah tujuan masing-masing.
Sekolah tujuan Study Visit ku
adalah SDN 7 Rengasdengklok
Selatan. Rombongan kami
terdiri atas 10 orang.
Tiba di Rengasdengklok
pukul 06.45, Dengan sedikit
berjalan kaki kami tiba di Pintu
Gerbang SDN 7 Rengasdeng-
klok Selatan. Disambut hangat
oleh kepala sekolah, guru, dan
siswa, kami berkumpul sejenak
di ruangan Kantor. Kami
berkenalan dan sambil
menikmati makanan khas
Rengasdengklok yaitu “Surabi
Hijau” yang nikmat.
Aku mendapat
kesempatan pengamatan di
Kelas III. Ketika kududuk di
belakang pandanganku
langsung tertuju ke pojok kiri
depan kelas itu. Di situ ada
selembar karton di dinding
yang bertuliskan “SARAPAN
PAGI.” Di bawahnya ada
kotak-kotak yang diberi nama
dengan sejumlah mata
pelajaran. Ada IPA,
Matematika, PKn, IPS dan lain-
lain. Dalam hati langsung
bertanya, “Ada apa ya, dengan
Sarapan Pagi itu?”
Setelah melakukan
apersepsi diselingi humor,
Bapak Asep Hilman sebagai
guru Kelas III di SDN 7
Rengasdengklok Selatan itu
memulai pembelajaran dengan
bernyanyi “Naik Delman”
bersama siswa-siswi. Para
siswa bernyanyi begitu asyik
sambil memegang bahu teman
yang di depannya berkeliling di
dalam kelas. Semua tampak
ceria. Tak ada yang bermuka
sedih. Sebuah permulaan
pembelajaran yang
mengasyikan buat anak anak
seusia itu. Ya, itulah dunia
anak. Apapun yang terjadi di
luar sana, dunia anak harus
tetap ceria.
Anak-anak kembali ke
tempat duduk semula secara
berkelompok. Nah, barulah
“Sarapan Pagi” dimulai. Oo,
ternyata kotak-kotak sarapan
pagi itu berisi soal-soal dari
materi yang sudah dibahas
sebelumnya. Sarapan Pagi
bertujuan untuk memberikan
pemanasan dan pengkondisian
siswa untuk materi yang akan
diberikan hari ini,
Siswa-siswi mengambil
sendiri “sarapan pagi”-nya.
Mereka kemudian berdiskusi
sebentar dengan kelompoknya
dan langsung menjawab soal-
soal tersebut. Betul-betul ide
cemerlang untuk mempersiap-
kan siswa pada materi yang
akan dibahas. Lagi-lagi aku
berdecak kagum.
Usai “Sarapan Pagi,”
pembelajaran dilanjutkan
dengan mengerjakan LKS
tentang Jenis-jenis pekerjaan.
Dengan serunya para siswa
setiap kelompok membuka
amplop yang diberikan oleh
Pak Asep. Amplop itu berisi
gambar-gambar pekerjaan.
Siswa hanya ditugaskan untuk
mencatat nama pekerjaan
Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik
sesuai gambar dan mencatat
produk dari pekerjaan itu.
Di tengah proses
pembelajaran, siswa
melakukan “Ice Breaking”
dengan bernyanyi lagi sambil
mengelilingi kelas seperti tadi
ketika memulai pembelajaran.
Siswa-siswa begitu senang
melakukannya.
KBM dilanjutkan dengan
saling koreksi hasil pekerjaan
dan masing-masing
mempresentasikan hasil
pekerjaannya. Setelah diberi
komentar oleh Pak Asep, para
siswa memajang hasil karyanya.
Secara pribadi aku benar-
benar terkesan dan
mendapatkan hal yang baru
setelah menyaksikan sendiri
kegiatan Belajar Mengajar di
SDN 7 Rengasdengklok
Selatan. Proses pembelajaran
PAKEM ini betul betul sangat
memperhatikan kondisi
psikologis anak-anak.
Selain hal di atas banyak
lagi pelajaran penting yang
didapat dari study visitku di
SDN 7 Rengasdengklok
Selatan. Di antaranya,
pengelompokan siswa berotasi
setiap bulan, papan nama
kelompok unik, proses belajar
dilakukan juga di luar kelas,
dan lain-lain yang memang
menuntut kreativitas guru.
Pengalaman study visit ke
Karawang telah memberikan
banyak inspirasi dalam
menerapkan PAKEM. Selama
pembelajaran siswa tampak
riang. Itu karena guru mampu
mengelola kelas dengan baik
dan pandai merancang media
pembelajaran efektif dan
kreatif mendorong siswa aktif.
Selepas pembelajaran, aku
pun memperhatikan seluruh
lingkungan sekolah. Sungguh
lingkungan yang kondusif bagi
proses belajar aktif. Menurut
Kepala Sekolah, Ibu Ira Triana,
S.Pd., sekolah ini mengalami
kemajuan signifikan setelah
mendapat binaan dari USAID.
“Dulu, SDN 7 Rengasdengklok
Selatan ini kumuh, becek, dan
tidak memiliki pintu gerbang,”
kenang Bu Ira.***
Catatan Study Visit ke Karawang
Sarapan Pagi di SDN 7
Rengasdengklok Selatan
Nina Nur Inayah MI PUI Cibadak, Banjarsari, Ciamis
“Selama pembelajaran
siswa tampak riang.
Itu karena guru
mampu mengelola
kelas dengan baik dan
pandai merancang
media pembelajaran
efektif dan kreatif
mendorong siswa
aktif.”
Nina Nur Inayah
Meningkatkan Akses Pendidikan Dasar yang Berkualitas
USAID PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and
Students) adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID dan dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas. Program USAID PRIORITAS dirancang berdasarkan pengalaman dan pelajaran yang dipetik dari program USAID
Decentralized Basic Education (DBE) yang telah dilaksanakan pada tahun 2005-2010. Di Jawa Barat, USAID PRIORITAS akan meneruskan dukungan terbatas selama dua tahun awal terhadap enam kabupaten/kota mitra DBE yang menyatakan
kesediaannya dan terpilih untuk menjadi mitra program. USAID PRIORITAS memberi dukungan dan pembinaan secara penuh kepada tujuh kabupaten/kota baru di Jawa Barat selama 2012-2017.
USAID PRIORITAS
JAWA BARAT
GRHA Commonwealth Life Lt. 3
Jl. Sindang Sirna No. 38 Bandung 40153
Tlp. 022-2003133 Fax. 022-2007266
www.prioritaspendidikan.org
“Kepala Sekolah yang
berbagi pengalaman
pada workshop MBS
benar-benar menjadi
‘sumber inspirasi’
bagi perkuliahan
kontekstual.”
H. Beni Yusepa, S.Pd., M.Pd.
Dosen UNPAS
USAID Bantu Ciamis Menata dan Memeratakan Guru Dari 8.124, Hanya Enam Guru belum Terpetakan
Untuk memotret praktik yang baik seputar program penataan dan pemerataan guru di
Ciamis, Ipin Rohana, Koordinator Daerah Ciamis, mewawancarai Sukiman, Kesubag
Kepegawaian dan Umum Disdik Ciamis, yang telah mengikuti Workshop Analisis Data
Penataan dan Pemerataan Guru.
Apa latar belakang Disdik mela-
kukan upaya pemetaan guru?
Menyusul lahirnya SKB 5
Menteri, Ciamis melakukan
analisa keadaan dan kebutuhan
guru per unit sekolah. Disadari
bahwa guru di Ciamis (11.016
orang) ternyata belum tertata
secara merata. Ada banyak
guru yang tidak memenuhi
kewajiban jam mengajar
minimal 24–40 jam dan
minimal 150–250 siswa bagi
guru BP/BK konselor.
Terus apa tindak-lanjutnya?
Tahun 2010 dibentuk Tim
Pemetaan Redistribusi Guru
(Bupati, Sekda, BKDD, dan
Disdik). Tim merumuskan dan
menetapkan peraturan Bupati
Ciamis No 8 tentang
Implementasi SKB 5 Menteri.
Apa yang dilakukan oleh tim?
Tim melaksanakan
penghitungan keadaan guru
dengan cara: a) pengusulan
pribadi karena kekurangan jam
mengajar, b) memenuhi
kriteria Perbup meliputi
kinerja, kualifikasi akademik,
pangkat/gol, jam mengajar,
sertifikat pendidik, dan tugas
tambahan.
Apa temuan hasil analisis
pemetaan itu?
Tahun 2012 sebanyak 498
orang guru di seluruh jenjang
pendidikan terpetakan untuk
mengisi unit sekolah yang
kekurangan. Hingga di sini,
tuntutan SKB 5 Menteri sudah
terpenuhi. April 2013
pemetaan tahap kedua selesai
dan terpetakan 94 orang guru
di seluruh jenjang pendidikan.
Itu berarti sebelum intervensi
USAID PRIORITAS. Lalu, apa
kontribusi USAID PRIORITAS?
Iya betul. Nah, sekarang
pemetaan tahap ketiga sedang
berlangsung. Pada tahap ini,
program USAID PRIORITAS
sangat membantu, khususnya
dalam pengembangan Aplikasi
Sistem Penghitungan kebutuhan
guru, baik guru kelas maupun
guru mata pelajaran, berdasar-
kan data pokok pendidikan
Kemendikbud yang dapat digu-
nakan, baik dalam pendekatan
KTSP maupun Kurikulum 2013.
Apa korelasi pemetaan dan
pemerataan guru dengan
profesionalisme guru?
Ini terkait erat dengan
tunjangan profesi. Dari guru
sebanyak 8.124, sebanyak 8.118
orang sudah terpenuhi jam
“USAID memberi
semacam alat penetas
untuk menetaskan
telor yang selama ini
sulit ditetaskan.”
Sukiman Kasubag Kepegawaian & Umum
Disdik Ciamis
Di Subang banyak hal baru kami temukan. Para
guru begitu inovatif memfasilitasi proses
belajar, sehingga siswa tampak aktif dan kreatif.
Lingkungan sekolah pun sangat mendukung
proses belajar yang berkualitas.
Demikian kata para tamu dari Serang dan
Pandeglang, usai berkunjung ke SMPN 2
Jalancagak, MTsN Kasomalang, SDN
Girimekar, dan SDN Ciater (28/5).
Rombongan berjumlah 211 orang, meliputi
guru, kepala sekolah, pengawas, dan staf
Disdik/Kemenag.
Para pengunjung
juga mengaku tertarik
pada jaringan
kerjasama sekolah
dengan berbagai
perusahaan, lembaga,
instansi, dan negara lain yang terjalin luar biasa.
Secara khusus mereka tertarik bahwa di sekolah
ini ada kerjasama dengan perusahaan perkebunan
untuk siswa belajar berkebun, bahkan hingga
menghasilkan dana dari aktivitas kebun siswa
untuk memenuhi kebutuhan sekolah.***
“Ternyata ada
sejumlah unsur
manajemen terkait
mutu pembelajaran
yang sering luput dari
perhatian dalam
perkuliahan.”
Dra. Hj. Nani Nur’aeni, M.Pd.
Dosen UNINUS
mengajarnya. Guru yang belum
bisa terbayarkan tunjangan
profesinya hanya 6 orang
(0,07%) karena jam
mengajarnya belum terpetakan.
Dari sisi karier jabatan dan
pangkat, tidak terkena sangsi
dan dapat diusulkan karir
jabatan dan pangkatnya
setingkat lebih tinggi bagi guru
yang memenuhi persyaratan
lainya. Hasil pemetaan menjadi
dasar kami menyusun
pengembangan keprofesian
berkelanjutan bagi guru.
Apa dampak konkret program
pemetaan dan pemerataan guru
di Ciamis sejauh ini?
Dampak pemetaan dan
pemerataan meliputi:
Karier guru dapat terbina,
terukur, dan terencana;
Mutu guru meningkat;
Manajemen kepegawaian di
satuan pendidikan lebih
terkontrol;
Penilaian kinerja guru
terpenuhi;
Terhindar dari sangsi SKB 5
Menteri (raport merah
pejabat kepegawaian,
formasi CPNS, penundaan
bantuan, mutasi lintas
daerah/provinsi oleh
Pusat).***
SMPN 2 Jalancagak, MTsN Kasomalang, SDN Girimekar, dan SDN Ciater
Sekolah Layak Kunjung Lintas Provinsi