USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen...

12
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa PRIORITAS PRIORITAS PRIORITASkeun keun keun Media Komunikasi Pendidikan Dasar di Jawa Barat Newsletter PRIORITASkeun diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Jawa Barat sebagai media komunikasi untuk mendorong pembaharuan, menciptakan peluang kemajuan, dan membuka akses pendidikan dasar yang berkualitas. hingga perusahaan besar. “Saya belajar bagaimana kepsek memiliki kewenangan penuh dan luas untuk menge- lola dan mengembangkan sekolah sesuai dengan potensi daerah. Ini adalah bukti nilai penting desentralisasi pendidikan,” kata Yayu Nurhayati Rahayu.*** Kehadiran kepala sekolah sebagai narasumber pelatihan MBS ternyata menjadi sumber inspirasi penting bagi para dosen LPTK. Belajar dari pengalaman nyata, ternyata ada sejumlah unsur manaje- men, terkait dengan mutu pembelajaran, yang sering luput dari perhatian. Para dosen akan mengajak mahasiswa mengkaji persoalan ini dalam setiap perkuliahan. Demikian dikatakan oleh Beni Yusepa (Universitas Pasundan), Yayu Nurhayati Rahayu (UIN), dan Nani Nur’aeni (UNINUS) di sela- sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27 Juni 2013, diikuti oleh 31 orang dosen. Untuk dosen UIN dan konsorsium, pelatihan serupa diselengga- rakan pada 16-18 Juli 2013 dan diikuti oleh 30 orang dosen. Gunawan (Kepala SMPN 1 Warungkiara, Sukabumi) dan Sri Hartati (Wakil Kepala SMPN 8 Kota Bogor) berbagi pengalaman dengan para dosen mengenai praktik MBS yang baik. Sekolah mereka berhasil membangun kerjasama dengan berbagai pihak, mulai orangtua siswa Praktik yang Baik di Sekolah Menjadi Sumber Inspirasi Perkuliahan Temukan di Dalam! tata kelola sekolah kami.” Para pengunjung melihat siswa-siswa tampak tertantang untuk aktif sepanjang proses pembelajaran. Para siswa juga terpicu kreativitasnya dan tergali potensinya. Imas Sumiartini, SMPN 3 Cimahi, bertutur: "Siswa SMPN 8 Kota Bogor sangat produktif, kreatif dan inovatif. Ini tampak pada karya siswa yang terpajang di kelas dan di galeri. Kami termotivasi untuk bisa mene- rapkan strategi belajar itu di Kota Cimahi." Lihat hlm. 11.*** Proses belajar di kelas tadi betul-betul mengaktifkan anak, sehingga murid dapat mene- mukan jawabannya sendiri.” Demikian dikatakan oleh Hj. Munawaroh, Guru SDN Sosial 1 Cimahi, usai menyaksikan proses pembelajaran di SDN 1 Pondok Rumput, Kota Bogor. Rombongan stakeholder Cimahi (16/5) dan Bandung Barat (15/5) melakukan study visit ke Kota Bogor. Mereka berkunjung ke SDN 1, 3, 5, 7 Kebon Pedes, SDN 1 dan 2 Kebon Rumput, dan MI Mathla’ul Anwar Kota Bogor. Sebelumnya, rombongan Cimahi dan KBB melakukan kunjungan ke SMPN 8 dan MTsN Kota Bogor (7/5). Sementara itu, rombongan stakeholder SMP/MTs Ciamis berkunjung ke SMPN 2 Jalan- cagak dan MTsN Kasomalang, Subang (7/5). Sedangkan rombongan SD/MI Ciamis berkunjung ke MIN Tanjung- pura, SDN 1, 2, dan 3 Tan- jungpura, SDN 1 Tanjungme- kar, SDN 6 dan 7 Rengas- dengklok, dan SDS BPK Penabur, Karawang (15/5). Yayah Panariyah, UPTD Sidangkasih Ciamis, sangat terkesan dengan proses pem- belajaran di Kelas Awal MIN Tanjungpura, Karawang. “Siswa tampak seperti tak ada matinya. Mereka aktif sejak menit awal hingga menit akhir pembelajaran,” ujar Panariyah. Lalu ia bertanya kepada Khoeriyah, “Apa sih rahasianya?” Khoeriyah menjawab singkat: “Ya, itulah yang saya dapat dari DBE. Nanti kan Ibu dapat juga dari USAID PRIORITAS.” Oneng Komalasari, Kepala Sekolah SDN 5 Cibabat Cimahi, mengatakan: “Saya belajar banyak tentang MBS di SDN 1 Pondok Rumput. Dengan bekal ini, saya bertekad menyempurnakan Study Visit Daerah USAID PRIORITAS ke Daerah DBE Tertantang Aktif, Terpicu Kreatif, Tergali Potensi Yayah Khoeriyah tengah mengajar di kelas 1 MIN Tanjungpura, Karawang, saat Yayah Panariyah berkunjung. Para dosen aktif merancang program sekolah. Rangkaian pelatihan sekolah, guru Cimahi susun tata kelola lingkung- an sekolah. Selengkapnya di hlm 2-3. Eddie Story (RTI) menilai MI Asih Putera Cimahi sebagai madrasah dambaan. Selengkapnya di hlm 4. Praktik yang Baik: Diseminasi Dekati 1 M—5 Terlalu Gurih—8 ‘TUJU’—9 Semua Siswa Aktif— 10 Sarapan Pagi—11 Ciamis Terbantu PPG—12 Dr. Hendi, Dekan FKIP Universitas Islam Nusantara (UNINUS), tengah praktik mengajar di SD. Lihat hlm 6. Nomor 4 Mei—Juli 2013

Transcript of USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen...

Page 1: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan

Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun Media Komunikasi Pendidikan Dasar

di Jawa Barat

Newsletter PRIORITASkeun diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Jawa Barat sebagai media komunikasi untuk

mendorong pembaharuan, menciptakan peluang kemajuan, dan membuka akses pendidikan dasar yang berkualitas.

hingga perusahaan besar.

“Saya belajar bagaimana

kepsek memiliki kewenangan

penuh dan luas untuk menge-

lola dan mengembangkan

sekolah sesuai dengan potensi

daerah. Ini adalah bukti nilai

penting desentralisasi

pendidikan,” kata Yayu

Nurhayati Rahayu.***

Kehadiran kepala sekolah

sebagai narasumber pelatihan

MBS ternyata menjadi sumber

inspirasi penting bagi para

dosen LPTK. Belajar dari

pengalaman nyata, ternyata

ada sejumlah unsur manaje-

men, terkait dengan mutu

pembelajaran, yang sering

luput dari perhatian. Para

dosen akan mengajak

mahasiswa mengkaji persoalan

ini dalam setiap perkuliahan.

Demikian dikatakan oleh

Beni Yusepa (Universitas

Pasundan), Yayu Nurhayati

Rahayu (UIN), dan Nani

Nur’aeni (UNINUS) di sela-

sela pelatihan MBS bagi dosen

LPTK. Pelatihan ini disediakan

bagi dosen UPI dan

konsorsiumnya pada tanggal

25-27 Juni 2013, diikuti oleh

31 orang dosen. Untuk dosen

UIN dan konsorsium,

pelatihan serupa diselengga-

rakan pada 16-18 Juli 2013 dan

diikuti oleh 30 orang dosen.

Gunawan (Kepala SMPN 1

Warungkiara, Sukabumi) dan

Sri Hartati (Wakil Kepala

SMPN 8 Kota Bogor) berbagi

pengalaman dengan para

dosen mengenai praktik MBS

yang baik. Sekolah mereka

berhasil membangun

kerjasama dengan berbagai

pihak, mulai orangtua siswa

Praktik yang Baik di Sekolah

Menjadi Sumber Inspirasi Perkuliahan

Temukan di Dalam!

tata kelola sekolah kami.”

Para pengunjung melihat

siswa-siswa tampak tertantang

untuk aktif sepanjang proses

pembelajaran. Para siswa juga

terpicu kreativitasnya dan

tergali potensinya. Imas

Sumiartini, SMPN 3 Cimahi,

bertutur: "Siswa SMPN 8 Kota

Bogor sangat produktif, kreatif

dan inovatif. Ini tampak pada

karya siswa yang terpajang di

kelas dan di galeri. Kami

termotivasi untuk bisa mene-

rapkan strategi belajar itu di

Kota Cimahi." Lihat hlm. 11.***

“Proses belajar di kelas tadi

betul-betul mengaktifkan anak,

sehingga murid dapat mene-

mukan jawabannya sendiri.”

Demikian dikatakan oleh Hj.

Munawaroh, Guru SDN Sosial

1 Cimahi, usai menyaksikan

proses pembelajaran di SDN 1

Pondok Rumput, Kota Bogor.

Rombongan stakeholder

Cimahi (16/5) dan Bandung

Barat (15/5) melakukan study

visit ke Kota Bogor. Mereka

berkunjung ke SDN 1, 3, 5, 7

Kebon Pedes, SDN 1 dan 2

Kebon Rumput, dan MI

Mathla’ul Anwar Kota Bogor.

Sebelumnya, rombongan

Cimahi dan KBB melakukan

kunjungan ke SMPN 8 dan

MTsN Kota Bogor (7/5).

Sementara itu, rombongan

stakeholder SMP/MTs Ciamis

berkunjung ke SMPN 2 Jalan-

cagak dan MTsN Kasomalang,

Subang (7/5). Sedangkan

rombongan SD/MI Ciamis

berkunjung ke MIN Tanjung-

pura, SDN 1, 2, dan 3 Tan-

jungpura, SDN 1 Tanjungme-

kar, SDN 6 dan 7 Rengas-

dengklok, dan SDS BPK

Penabur, Karawang (15/5).

Yayah Panariyah, UPTD

Sidangkasih Ciamis, sangat

terkesan dengan proses pem-

belajaran di Kelas Awal MIN

Tanjungpura, Karawang.

“Siswa tampak seperti tak ada

matinya. Mereka aktif sejak

menit awal hingga menit akhir

pembelajaran,” ujar Panariyah.

Lalu ia bertanya kepada

Khoeriyah, “Apa sih

rahasianya?” Khoeriyah

menjawab singkat: “Ya, itulah

yang saya dapat dari DBE.

Nanti kan Ibu dapat juga dari

USAID PRIORITAS.”

Oneng Komalasari, Kepala

Sekolah SDN 5 Cibabat

Cimahi, mengatakan: “Saya

belajar banyak tentang MBS di

SDN 1 Pondok Rumput.

Dengan bekal ini, saya

bertekad menyempurnakan

Study Visit Daerah USAID PRIORITAS ke Daerah DBE

Tertantang Aktif, Terpicu Kreatif, Tergali Potensi

Yayah Khoeriyah tengah mengajar di kelas 1 MIN Tanjungpura, Karawang, saat Yayah Panariyah berkunjung.

Para dosen aktif merancang program sekolah.

Rangkaian pelatihan sekolah, guru

Cimahi susun tata kelola lingkung-an sekolah. Selengkapnya di hlm 2-3.

Eddie Story (RTI) menilai MI Asih

Putera Cimahi sebagai madrasah dambaan. Selengkapnya di hlm 4.

Praktik yang Baik:

Diseminasi Dekati 1 M—5

Terlalu Gurih—8

‘TUJU’—9

Semua Siswa Aktif— 10

Sarapan Pagi—11

Ciamis Terbantu PPG—12

Dr. Hendi, Dekan FKIP Universitas

Islam Nusantara (UNINUS), tengah praktik mengajar di SD. Lihat hlm 6.

Nomor 4 Mei—Juli 2013

Page 2: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

2

PRIORITASkeun Nomor 4

Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama

Sejumlah 360 orang (112 Laki-

laki, 248 Perempuan) telah

mengikuti pelatihan sekolah di

Kota Cimahi. Mereka meliputi

guru, kepala sekolah, dan

komite sekolah dari 16 SD/MI

dan 8 SMP/MTs. Para guru

mengikuti pelatihan

pembelajaran sementara para

kepala dan komite sekolah

fokus pada MBS.

Pelatihan sekolah di daerah

USAID PRIORITAS Jabar telah

bergulir di Kota Cimahi dan

Kabupaten Bandung Barat

sepanjang Mei-Juli. Di Kota

Cimahi, seluruh paket

pelatihan sekolah telah selesai

dilaksanakan. Sementara itu, di

Kabupaten Bandung Barat,

pelatihan sekolah baru untuk

tingkat SD/MI.

Para guru di kedua daerah

mitra USAID PRIORITAS

tersebut tampak menikmati

sesi demi sesi pelatihan.

Sejauh pengalaman

berpartisipasi dalam rangkaian

pelatihan itu, para guru,

kepala, dan komite sekolah

memberikan feedback atas

kualitas dan pelaksanaan

pelatihan.

Mengenai pelatihan

pembelajaran, mereka

memberikan masukan tentang

tiga hal. Pertama, peserta

pelatihan pembelajaran di Jawa

Barat menimbang tingkat

kebermanfaatan materi

pelatihan. Kedua, mereka

menakar tingkat penguasaan

para fasilitator daerah

terhadap materi pelatihan.

Ketiga, mereka menunjukkan

perasaan dan pengalamannya

tentang keterserapan materi

pelatihan. Secara umum,

mereka mengaku lebih siap

melakukan perubahan penting

di ruang belajar.

Mengenai pelatihan

manajemen sekolah, peserta

pelatihan MBS menimbang

manfaat pelatihan dan

relevansinya dengan tugas

mereka. Kedua, mereka juga

mengukur tingkat penguasaan

Fasda atas materi pelatihan.

Ketiga, mereka menyampaikan

penilaian diri dengan

mengukur sejauhmana mereka

dapat menguasai materi

pelatihan.

Pada umumnya, para

kepala dan komite sekolah

mengaku mendapat

pencerahan ihwal MBS dan

PSM. Mereka juga akan fokus

pada dukungan manajemen

atas mutu pembelajaran.

[Selengkapnya di hlm 3]***

Guru, Kepsek, dan Komite Mengapresiasi Pelatihan

SEKOLAH SIAP LAKUKAN PERUBAHAN PENTING

Dekan dan dua dosen itu,

sebagai guru, mengajak siswa

keluar untuk mengamati

pengaruh matahari. Siswa

serempak menyanyikan lagu

Matahari. Siswa mencoba

memahami kegunaan panas

dan cahaya matahari dalam

kehidupan sehari-hari.

Demikianlah awal kegiatan

belajar saat sesi real teaching di

SDN 2 Kayu Ambon,

Lembang. Real teaching ini

merupakan rangkaian dari

pelatihan pedagogi untuk

dosen LPTK (27-29/7).

Pelatihan diikuti oleh 117

dosen dari UPI, UIN, UNPAS,

UNINUS, STAI (Sekolah

Tinggi Agama Islam) Siliwangi,

dan IAID Darussalam, Ciamis.

Drs. Yeye Sukmaya, M.Pd.,

dosen UNPAS, merasakan

banyak hal pada pelatihan ini.

“Puluhan tahun saya

berkecimpung di PGSD, sering

saya berkeliling ke sekolah-

sekolah di daerah, kondisinya

masih jauh dari ideal yang saya

temukan dalam pelatihan ini,”

tegas Yeye. Pelatihan ini,

menurut Yeye, dapat meng-

ubah mutu SDM guru sehingga

mereka dapat memfasilitasi

pembelajaran berkualitas. “Jika

model ini diterapkan, kita bisa

sejajar dengan dunia maju,”

ujarnya bersemangat.

Deden Koswara, dosen

STAI Siliwangi, bahkan

berpendapat PAKEM dapat

juga diterapkan pada sekolah

militer. “PAKEM dapat

diterapkan di semua strata

pendidikan, tak terkecuali di

lingkungan TNI,” ujar Deden

yang juga mengajar mata kuliah

Kewiraan. Model PAKEM

diyakininya dapat membuat

suasana belajar cair di tengah

ketegasan komando.

Dr. Hendi S. Muhtar,

M.Pd., Dekan FKIP UNINUS,

sebagai peserta pelatihan,

menaruh apresiasi tinggi atas

pelatihan ini. “Setiap dosen

mendapat pengalaman praktis

yang sangat berharga. Dosen

lebih menghayati teori melalui

praktik lapangan yang sangat

baik ini,” kata Hendi.

“Pengalaman lapangan ini juga

dapat menumbuhkan

komitmen dosen, sebagai

intelektual, untuk mengubah

kondisi pendidikan,” ujarnya

lagi. Hendi kemudian bertekad

akan mengajak 26 dosen, yang

berpartisipasi dalam pelatihan

ini, untuk mempraktikkan di

kampus, mengembangkan

perkuliahan berbasis

pengalaman ini, dan

memengaruhi dosen lain

untuk juga melakukan

perubahan. [Mengenai praktik

yang baik Pak Dekan, lihat

selengkapnya hlm. 6.]***

Pelatihan Pedagogi untuk Dosen LPTK

SISWA SENANG BELAJAR DENGAN DEKAN

1. Kepala SDN 1 Kayu Ambon mengamati Sang Dekan mengajar;

2. UPTD dan Pengawas juga turut

mengamati proses belajar; 3. Dr. Hendi, Dr. Pupun, dan Annisa, S.Pd.

merupakan sebuah teaching team yang solid dan sinergis. (Baca good practice mereka pada halaman 6.)

1

2

3

Page 3: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

3 Mei-Juli 2013

Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama

Sekitar 85% guru SMP/MTs

peserta pelatihan

merasakan manfaat besar

bagi inovasi pembelajaran.

Semua materi pelatihan

diyakini oleh sekitar 60%

peserta telah meningkatkan

pemahaman mereka

mengenai pembelajaran

kontekstual.

Lebih dari 80% guru SD/MI

peserta pelatihan

pembelajaran di Jawa Barat

berpendapat bahwa materi

pelatihan sangat bermanfaat.

Sekitar 90% merasakan

peningkatan signifikan

pemahaman PAKEM. Kini

mereka mengaku lebih siap

melakukan perubahan

penting di ruang belajar.

Hingga 80% kepsek dan

komite SD/MI peserta

pelatihan MBS menimbang

pelatihan sangat bermanfaat

bagi mereka mengelola

sekolah. Hampir 90% kepala

sekolah mengaku mendapat

pencerahan ihwal MBS dan

PSM. Mereka mengaku akan

fokus pada dukungan

manajemen atas mutu

pembelajaran.

Tak kurang dari 70% kepsek

dan komite SMP/MTs

peserta pelatihan menemu-

kan manfaat besar dari

pelatihan MBS. Lebih dari

80% peserta mengaku

mengalami peningkatan

pemahaman ihwal MBS dan

PSM. Ini berarti mereka siap

mengelola sekolah secara

mandiri dan maju.

Siswa kelas V

SDN Rajamandala

1 berdiskusi IPA tentang pesawat

sederhana dan mempresentasikan hasil diskusinya.

Peserta tengah memajang hasil diskusi

kelompok, sebagai simulasi pembelajaran aktif yang kelak akan dilakukan oleh para siswanya.

Para kepala sekolah tengah menyusun

tata kelola lingkungan yg mendukung PAKEM.

“Pada pelatihan MBS

saya belajar banyak cara

untuk mendukung

kualitas pembelajaran di

sekolah,

sesuai dengan

peran kami.”

Anindya Dhian Sekreatris Komite Sekolah MI Asih Putera Kota Cimahi

Page 4: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

4

PRIORITASkeun Nomor 4

kerjasama USAID PRIORITAS

Jabar dan Banten. Peserta

meliputi pemerintah Kab/Kota

Ciamis, Bandung Barat,

Cimahi, Pandeglang, dan

Serang. Mereka difasilitasi dan

didampingi oleh para fasilitator

dari USAID PRIORITAS, UPI,

UIN Bandung, dan LPMP.

“Soal outflow dan ‘sekolah

kecil’ merupakan faktor

pertimbangan penting dalam

kerangka pemerataan guru,”

ujar Jajang Kusnendar, dosen

UPI. Diakui oleh para peserta

bahwa masalah tersebut sering

luput dari pertimbangan.

“Kami sangat terbantu

dengan sistem aplikasi analisis

Sebaiknya, jumlah guru itu

cukup dan berkualitas

daripada banyak jumlahnya

tetapi berkualitas rendah.

Untuk kepentingan ini,

pemerintah daerah kab/kota

semestinya mampu melakukan

pemetaan dan analisis

kecukupan dan kebutuhan

guru pada tingkat satuan

pendidikan, kecamatan, dan

kab/kota.

Demikian dikatakan oleh

Erna Irnawati, Koordinator

USAID PRIORITAS Jawa

Barat, saat membuka

Workshop 1: Analisis Data

pada tanggal 23-25 Juli 2013 di

Cianjur. Lokakarya merupakan

data ini,” kata Sukiman, S.IP,

Kasubag Kepegawaian Disdik

Ciamis. “Ternyata sistem ini

lebih mendalam dan memadai

dari apa yang sudah kami

terapkan. Ini semakin

menyempurnakan akurasi

analisis data untuk

merumuskan formasi dan

mutasi guru.” Sukiman lalu

beranalogi, “Aplikasi ini ibarat

alat penetas untuk

menetaskan telor yang selama

ini sulit kami tetaskan.”

Lokakarya ini merupakan

bagian dari rangkaian program

Penataan dan Pemerataan

Guru (PPG) USAID

PRIORITAS Jawa Barat.***

Untuk Penataan & Pemerataan Guru

Perlu Analisis Data Seksama

Apa yang kami bayangkan

mengenai sekolah binaan kami

itu terwujud di MI Asih

Putera. Praktik pendidikan di

madrasah ini memenuhi apa

yang kami dambakan.

Demikian diungkapkan

oleh Edward “Eddie” Story,

(Senior Vice President, General

Counsel, and Corporate

Secretary), salah seorang

petinggi RTI (Reasearch

Triangle Institute) International,

kontraktor pelaksana program

USAID PRIORITAS, saat

berkunjung ke MI Asih Putera

di Kota Cimahi, pada tanggal

11 Juli 2013.

Pak Eddie beserta

rombongan berkenan

menyaksikan langsung proses

pembelajaran yang hari itu

merupakan hari pertama

masuk kelas tahun ajaran baru.

Beliau berdecak kagum saat

melihat karya siswa Kelas

Awal berupa tulisan pendek

pengalaman berlibur, yang

sudah terpajang di dinding

kelas, hasil belajar pagi hari itu.

Pak Eddie juga berkenan

melihat perpustakaan, ruang

laboratorium, dan lingkungan

sekolah. Di lab, ia

menunjukkan apresiasinya

terhadap sejumlah karya siswa,

di antaranya mengenai

teknologi sederhana alat

penetas telur ayam, yang

terbuat dari kardus dan bahan

murah lainnya.

Di ruang diskusi, ia

mendapat gambaran dari

madrasah mengenai dampak

program USAID PRIORITAS.

Iis Siti Aisyah, Kepala

Madrasah, menjelaskan

manfaat program pada aspek

manajemen. Sodikin dan Seno

M. Daud mewakili guru

menjelaskan dampak program

pada guru dan proses belajar.

Anindya Dhian, Sekreatris

Komite Sekolah, menjelaskan

manfaat program untuk

menumbuhkan peran serta

masyarakat. Rivan dan Panji

mewakili siswa

mengungkapkan kesan-

kesannya belajar di madrasah

ini. Hilmi Riva’i (Kepala

Kemenag) dan Hartati (Kepala

Bidang Pendidikan Dasar

Dinas Pendidikan) Kota

Cimahi menggambarkan

betapa program USAID

PRIORITAS sangat membantu

Kota Cimahi meningkatkan

mutu pendidikan dasar.

Pak Eddie Story

mengungkapkan

keterkesanannya pada MI Asih

Putera dalam berbagai

kesempatan. Bahkan pada

presentasinya di hadapan para

staf RTI yang mengikuti

pelatihan staf tentang Ethics,

beliau berulang kali

mengatakan pada audiens

bahwa RTI ada untuk kegiatan

seperti yang terjadi di MI Asih

Putera

Keterkesanan Pak Eddie

juga terdengar langsung oleh

Mark Heyward, Governance

and Management Advisor

USAID PRIORITAS. “Tamu

dari RTI terkesan sekali

dengan kunjungan ke sekolah

mitra USAID PRIORITAS di

Cimahi,” ujar Mark senang.

“Hal ini menunjukkan

bahwa program kita dapat

meningkatkan apa yang sudah

baik dan melengkapi apa yang

belum dilakukan oleh MI Asih

Putera,” kata Erna Irnawati,

Koordinator Provinsi USAID

PRIORITAS Jabar. “Semoga

dalam waktu dekat akan

muncul MI Asih Putera lain,”

harapnya.***

Kunjungan Edward “Eddie” Story di Cimahi

MI Asih Putera Madrasah Dambaan

Kabar BaikKabar BaikKabar Baik

Dari atas ke bawah:

Tamu mengamati proses belajar;

Eddie Story takjub dengan hasil karya

siswa yang terpajang;

Panji sempat berbincang dengan tamu dan lalu berfoto bersama.

Tim PPG dari atas ke bawah:. Ciamis,

Cimahi, dan Bandung Barat.

Page 5: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

5 Mei-Juli 2013

Kabar DiseminasiKabar DiseminasiKabar Diseminasi

Guru sebagai tenaga pendidik

menjadi lebih profesional

dalam hal penguasaan ICT

untuk mendukung mutu

pembelajaran di kelas. Setiap

sekolah memiliki blog sekolah

yang produktif dan juga

learning community berbasis

Internet.

Demikian dijelaskan oleh

Utomo, Kasi SD Dinas

Pendidikan Kab. Sukabumi,

saat menunjukkan dampak

diseminasi Distance Learning.

Workshop ini dilaksanakan

pada 24-26 Juni 2013 dan

fokus pada pemanfaatan TIK

untuk Pembelajaran. Pelatihan

diikuti oleh 118 orang guru

(82 Laki-laki, 36 Perempuan).

Peserta workshop

mengasah keterampilan

mencari sumber/media online

untuk dimanfaatkan dalam

pembelajaran. Mereka juga

berlatih mendesain blog

sebagai media belajar sekaligus

sosialisasi sekolahnya. Hampir

semua peserta berhasil

membuat blog sekolah masing-

masing.

Peserta juga berlatih

berkomunikasi melalui skype

dan terlibat aktif dalam jejaring

sosial. Semua keterampilan ini

diorientasikan untuk

meningkatkan kualitas

pembelajaran dan

meningkatkan gairah serta

iklim belajar di kalangan siswa.

“Karena keterbatasan

peserta, kami berharap peserta

mendiseminasikan

pembelajaran aktif berbasis

ICT kepada rekan tenaga

pendidik lain yang tidak

mengikuti workshop ini,” ujar

Firman Apriandi, salah seorang

fasilitator pelatihan.

Dana untuk workshop ini

bersumber dari APBD Kab.

Sukabumi sebesar

Rp.156.060.000. “Disdik

Sukabumi sudah anggarkan

dana lebih besar melalui APBD

Perubahan untuk diseminasi

pelatihan PAKEM Berbasis ICT

bagi pengawas dan guru yang

belum dilatih,” kata Utomo

lebih jauh.***

Diseminasi Distance Education di Sukabumi GURU KIAN PROFESIONAL DENGAN ICT

Gambar kiri: Kelompok sedang berdiskusi merancang blog sekolah. Gambar kanan: Setiap kelompok berkomunikasi

dengan kelompok lainnya menggunakan skype.

Kabupaten/

Kota Waktu Peserta Program/Kegiatan

Biaya

(Rp.000)

Sumber

Biaya

USAID

(Rp.000)

Indramayu Oct 2012 168 DBE3/BTL 3 165.000 APBD II

Kota Bogor Nov 2012 100 DBE3/BTL 3 and 4

200.000 APBD II

Nov 2012 75 DBE2/active learning and classroom reading program

Karawang Nov 2012 95 DBE3/BTL 3

105.000 APBD II

Nov 2012 150 DBE2/Pengelolaan Kelas dan Memanfaatkan alat peraga murah

Subtotal (Oct–Dec 2012) 588 470.000

Kota Bogor Feb2013 109 Program DBE2: Pelatihan Developing Active Learning with ICT (DALI) dan Reading Program

6.500 Swadaya Sekolah

4.865

Subtotal (Jan–April 2013) 109 6.500 4.865

Indramayu Mei 2013 60 Diseminasi Pembelajaran 15.000 Dana Bos 10.429

Indramayu Mei 2013 67 Diseminasi Pembelajaran 16.750 Dana Bos

Indramayu Mei 2013 48 Diseminasi Pembelajaran 12.000 Dana Bos 8.420

Indramayu Mei 2013 34 Diseminasi Pembelajaran 8.500 Dana Bos

Indramayu June 2013 104 Diseminasi Pembelajaran 22.250 Dana Bos 8.652

Indramayu June 2013 74 Diseminasi Pembelajaran 12.550 Dana Bos

Sukabumi June 2013 118 Diseminasi ICT untuk Pembelajaran 156.060 APBD

Subtotal (April–June 2013) 505 243.110 27.501

Total 1.202 719.610 32.366

REKAPITULASI PER JUNI 2013 DISEMINASI DI DAERAH DBE

Diseminasi

di Indramayu

Diseminasi bergulir di Indramayu

selama Mei-Juni 2013. Rangkaian

diseminasi ini diikuti oleh 387

orang guru, meliputi 178 orang

guru SD dan 209 orang guru SMP.

Pelatihan dilaksanakan di SMPN

2 Sindang (24, 27-28 Mei) yang

diikuti oleh guru dari SMPN 1, 2, 3,

dan 4 Sindang. Secara bersamaan,

di SMPN 1 Karangampel (24, 27-28

Mei) diikuti oleh guru dari SMPN 1

Karangampel, SMPN 1 Juntinyuat,

SMPN 2 Juntinyuat, SMPN 1

Krangkeng, dan SMPN 2

Krangkeng.

Pelatihan juga dilaksanakan di

SMPN 1 Kedokanbunder (29-31

Mei), diikuti oleh guru dari SMPN

Satap 1 Krangkeng, SMPN Satap 2

Krangkeng, SMPN 2 Karangampel,

dan SMPN 1 Kedokan Bunder.

Pada saat bersamaan, di SMPN 1

Kandanghaur (29-31 Mei) diikuti

oleh guru dari SMPN 1

Kandanghaur, SMPN 2

Kandanghaur, SMPN 1 Losarang,

dan SMPN 1 Gabuswetan

Kandanghaur.

Tingkat SD, di SDN 1

Tamansari, Lelea (12-14 Juni)

dengan peserta dari 27 sekolah dan

di SDN 1 Majasari, Sliyeg (12-14

Juni) dengan peserta dari 21

sekolah dasar.***

FAKTA & DATA

Dalam kurun waktu

Oktober 2012 s.d Juni 2013,

Daerah Mitra DBE

mengalokasikan dana

hampir 1 Milyar untuk

mendiseminasikan Program

USAID PRIORITAS.

Page 6: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

6

PRIORITASkeun Nomor 4

Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik

Bu Annisa mengawali kegiatan

belajar dengan sapaan ‘Anak

Sehat!’ dan para siswa diajari

merespon dengan ‘Aku

Banget!’ Siswa tampak

bersemangat mencoba model

sapaan itu berkali-kali. Sapaan

enerjik dan akrab ini yang

kemudian membuat siswa

mengikuti tahap demi tahap

pembelajaran secara antusias.

Dekan dan dua dosen itu

lalu membagi siswa sepucuk

kertas tisu. “Untuk apa tisu?”

Tanya seorang siswa. “Nanti

kamu tahu untuk apa,” jawab

Bu Pupun. Setiap siswa

membasahi ujung tisu dengan

air. Pak Hendi membantu satu

demi satu siswa memasukkan

ujung tisu ke botol air mineral.

Para siswa kemudian

berhamburan keluar kelas

untuk mengamati matahari.

Siswa serempak menyanyikan

lagu Matahari. Siswa diajak

menjemur tisu guna mencoba

memahami kegunaan panas

dan cahaya matahari dalam

kehidupan sehari-hari.

Kembali ke dalam kelas,

Bu Pupun menyapa siswa:

“Anak Sehat!” “Aku Banget,”

teriak siswa. Siswa diajak

membuat kesimpulan

pengamatan. Melalui praktik

tisu yang dibasahi siswa dapat

menemukan salah satu

kegunaan matahari,

mengeringkan pakaian.

Menyangkut mata

pelajaran Matematika, para

dosen ini menggunakan media

gambar. Melalui media gambar

yang ditayangkan guru, siswa

mengerjakan perkalian

bilangan yang hasilnya dua

angka.

5 x 2 = ……..

8 x 2 = ……..

6 x 2 = ……..

7 x 2 = ……..

Melalui media gambar

siswa kemudian menyimpulkan

cara pengerjaan soal perkalian

sederhana.

Para dosen lalu

membagikan kartu bilangan

hidup sehat. Para siswa pun

asyik melakukan permainan

kartu bilangan hidup sehat.

Siswa berkelompok

melakukan perkalian

berdasarkan kartu. Bilangan

hidup sehat.

Melalui pengamatan

pengaruh matahari dan

permainan kartu bilangan

hidup sehat, siswa dapat

menyimpulkan 3 kegunaan

panas dan cahaya matahari,

yang ditulis di papan tulis,

sebagai berikut:

1. Menjemur pakaian

2. Menerangi bumi

3. Menghangatkan badan

Materi IPA dan

Matematika itu lalu dipadukan

dengan Bahasa Indonesia.

Siswa membaca teks pendek

Bahasa Indonesia yang telah

disediakan dalam Lembar

Kerja. Siswa berusaha

mendiskusikan dan

menyimpulkan isi teks. Mereka

lalu bekerja secara

berkelompok sesuai dengan

arahan lembar kerja.

Melalui bacaan teks

tentang hidup sehat dan

bersih, siswa mencoba

mengasah keterampilan:

menyebutkan judul teks;

menemutunjukkan tokoh

yang sedang menikmati

hangatnya matahari;

menyimpulkan 5 cara hidup

sehat dan bersih yang

dilakukan tokoh dalam teks.

Demikianlah dekan dan

dua dosen ini telah melakukan

pembelajaran tematik dengan

fokus pada Kompetensi Dasar

berikut:

Matematika

3.1. Melakukan perkalian

bilangan yang hasilnya bilangan

dua angka.

Ilmu Pengetahuan Alam

4.2. Mendeskripsikan kegunaan

panas dan cahaya matahari

dalam kehidupan sehari-

Hari.

Bahasa Indonesia

7.2. Menyebutkan isi teks agak

panjang (20-25 kalimat) yang

dibaca dalam hati.***

Guru: ‘Anak Sehat!’

Siswa: ‘Aku Banget!’

Tidak mudah mengajak siswa kelas dua Sekolah Dasar di daerah pedesaan untuk terlibat

aktif dalam pembelajaran. Model kurikulum tahun 2013 yang berpola tematik menjadi

kabar baik bagi guru untuk keluar dari masalah ini. Proses belajar PAKEM dengan materi

tematik memberi peluang siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar. Ini terbukti, antara

lain, saat dekan dan dua orang dosen di atas melakukan praktik mengajar di SDN 1 Kayu

Ambon, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Teks Bahasa Indonesia

Hidup Sehat dan Bersih

Dewi adalah anak yang sehat. Dewi selalu bangun pagi dan

mandi. Ia mandi untuk membersihkan badannya. Setelah mandi

Dewi sarapan bersama keluarga. Mereka makan makanan 4

sehat 5 sempurna. Ada nasi, tahu, tempe, ayam, sayur bayam,

dan buah pisang. Tak lupa Dewi juga minum susu. Dewi pergi ke

sekolah sambil menikmati hangatnya sinar matahari. Sore hari

Dewi selalu berolah raga. Di malam hari Dewi tidur tidak

terlalu malam.

Dr. Hendi S. Muhtar, M.Pd. , Dekan FKIP UNINUS

Dr. Pupun Nuryani, M.Pd. , Dosen UPI Annisa Suliastini, S.Pd., Dosen STAI Siliwangi, Cimahi

Siswa kelas dua SDN 1 Kayu Ambon

tampak hanyut dalam keasyikan belajar bersama Bu Annisa, Bu Pupun, dan Pak Hendi. Setiap diperlukan menyatukan

perhatian, mereka menyerukan sapaan “Anak Sehat!” dan serentak para siswa merespon “Aku Banget!” Maka, sepanjang waktu, para siswa terlibat aktif dalam

proses pembelajaran.

Page 7: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

7 Mei-Juli 2013

Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik

bisa menjelaskan tahap-tahap

siklus air dengan penuh

tanggung jawab.

Saya lalu mendorong

siswa untuk mengelaborasi

lebih lanjut mengenai daur air.

Mereka melakukan percobaan

tentang kegiatan yang

memengaruhi siklus air

dengan teliti dan hati-hati.

Mereka belajar

membandingkan jumlah air

dari hasil percobaan dengan

menggunakan rumus

Matematika tentang pecahan

dan perbandingan.

Usai melakukan

percobaan dan diskusi

kelompok, siswa masuk pada

Mapel Bahasa Indonesia

dengan membuat laporan

secara tertulis. Lebih dari

sekedar melaporkan hasil

pengamatan, siswa didorong

untuk mendeskripsikan cara

menghemat air.

Wakil setiap kelompok

kemudian mempresentasikan

hasil percobaan. Saya merasa

bangga saat penyaji tampil penuh

percaya diri, sementara

kelompok lain meresponnya juga

dengan penuh keberanian. Pada

tahap ini muncul kreativitas

siswa yang bahkan di luar

dugaan.

Saya kemudian melakukan

penguatan tentang materi yang

disampaikan. Dalam hal ini, saya

mencoba mengaitkan tubuh dan

kesehatan. Saya juga minta siswa

untuk menunjukkan Mapel yang

baru saja dipelajari. Siswa juga

diberi kesempatan untuk

bertanya tentang hal-hal yang

belum dimengerti.

Di akhir proses belajar, saya

menyediakan waktu buat siswa

melakukan refleksi tentang

pengalaman belajar hari itu.

Mengenai Kompetensi Dasar

dan materi pembelajaran yang

dikembangkan, lihat tabel di

bawah ini.***

Saya mencoba memantik

siswa untuk melakukan

eksplorasi. Saya mengawalinya

dengan Mata Pelajaran PKn.

Kami terlibat dalam proses

tanya-jawab tentang organisasi

kesehatan yang ada di sekitar

masyarakat setempat.

Dialog kemudian masuk

pada Mapel IPA soal

pentingnya air sebagai unsur

pembentuk kesehatan. Siswa

tampak tertantang

mengemukakan pendapatnya

dengan penuh keberanian.

Saya lalu menayangkan

video yang menggambarkan

siklus air. Siswa mengamati

proses siklus air dari tayangan

video.

Saya bertanya kepada

siswa tentang hasil

pengamatan video. Sejumlah

siswa mengacungkan tangan

penuh percaya diri. Dia yang

mengangkat tangan duluan

diberi kesempatan pertama. Ia

Memantik Siswa Belajar Daur Air secara Tematik Ade Yeti N , Dosen UIN SGD Bandung

Bahasa Indonesia PKn IPA Matematika

8.2 Menulis laporan pengamatan atau

kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final)

dengan memperhatikan penggunaan ejaan

3.2 Menyebut-kan contoh

organisasi di lingkungan sekolah dan

masyarakat

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhinya

5.4 Menggunakan pecahan dalam

masalah perbandingan dan skala

KD

Langkah-langkah dalam

membuat laporan hasil

pengamatan sebagai berikut.

1. Tulislah judul dari hasil

pengamatan yang diamati

2. Lalu tulis hari,tanggal

pengamatan (pada saat

pengamatan)

3. Tempat mengamati.

4. Tujuan pengamatan.

5. Alat dan bahan yang

digunakan saat

praktikum.

6. Prosedur percobaan

yaitu bagaimana proses

dari awal hingga akhir.

7. Data percobaan yaitu

hasil yang didapat dari

praktikum.

8. Pembahasan yaitu

membahas lebih rinci

setelah praktek tentang

benda tersebut .

Kesimpulan yaitu apa yang

dapat disimpulkan dari

praktik percobaan.

Organisasi yang

terkait kesehatan

yang ada di

lingkungan sekitar

siswa diantarnaya:

UKS, PMR,

Puskesmas,

Posyandu, PMI.

Cara menghemat

air sebagai

berikut:

a. Menutup keran

setelah

menggunakann

ya.

b. Memanfaatkan

air bekas

cucian beras

atau sayuran

untuk

menyiram

tanaman.

c. Tidak mencuci

kendaraan

setiap hari.

d. Menggunakan

air seperlunya.

Daur air merupakan sirkulasi

(perputaran) air secara terus-menerus

dari bumi ke atmosfer dan kembali ke

Bumi. Daur air terjadi melalui proses

evaporasi (penguapan), presipitasi

(pengendapan), dan kondensasi

(pengembunan).

Evaporasi: Air di laut, sungai, dan danau

menguap karena pengaruh panas

matahari. Tumbuhan juga mengeluarkan

uap air ke udara.

Presipitasi: Uap air naik dan berkumpul

di udara. Lama-kelamaan, udara tidak

dapat lagi menampung uap air (jenuh).

Kondensasi: Jika suhunya turun, uap air

akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-

titik air ini membentuk awan.

Titik-titik air di awan menjadi hujan yang

turun di darat maupun di laut. Air hujan

meresap menjadi air tanah. Air tanah

akan keluar melalui sumur, danau, atau

sungai. Dari sini dapat disimpulkan bahwa

jumlah air di Bumi secara keseluruhan

cenderung tetap, hanya wujud dan

tempatnya yang berubah.

Kegiatan manusia yang memengaruhi

daur air: penebangan pohon dan

betonisasi/pengaspalan jalan.

Pecahan mempunyai

arti perbandingan.

Pecahan sebagai

perbandingan sebagian

dengan keseluruhan

jumlah benda dalam

suatu kumpulan. Mari

kita perhatikan gambar

berikut.

Lingkaran hitam "ada 2

dari 5" ditulis 2/5 .

Dapat juga dikatakan "

lingkaran hitam"

berbanding "semua"

adalah "2 berbanding

5", ditulis 2 : 5. Jadi, 2/5

mempunyai nilai sama

dengan 2 : 5. Semua

ada 5, terdiri atas "yang

hitam" 2, "yang putih"

3. Dapat dikatakan

"yang hitam"

berbanding "yang putih"

sebagai 2 : 3. Ditulis

hitam : putih = 2 : 3.

Mate

ri Aja

r

Keterangan gambar atas ke bawah:

Proses tanya –jawab eksploratif di

awal pembelajaran;

Siswa melakukan percobaan;

Siswa menghitung perbandingan;

Mendampingi siswa menulis laporan;

Kunjung-karya.

Page 8: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

8

PRIORITASkeun Nomor 4

data hasil identifikasi ke tabel.

Layaknya para peneliti, anak-

anak didikku terlibat dalam

proses analisis yang ‘hangat’

untuk kemudian sampai pada

kesimpulan kelompok.

Setiap kelompok mempre-

sentasikan temuannya dalam

diskusi kelas. Setiap kelompok

saling menanggapi temuan

mereka. Aku berusaha meng-

hangatkan diskusi dengan

memberikan apresiasi,

konfirmasi, dan koreksi bila

diperlukan.

Aku lalu minta setiap

kelompok menuliskan lima

contoh bahan pewarna, bahan

pemanis, bahan pengawet, dan

bahan penyedap. Aku mende-

kati setiap kelompok untuk

memastikan penulisan nama-

nama itu benar. Perwakilan

kelompok menyebutkan lima

contoh bahan hasil kerja

kelompoknya.

“Wah, kita harus berhati-hati.

Ternyata makanan yang terlalu

gurih, awet, atau berwarna

mencolok itu berbahaya.” De-

mikian celetuk seorang siswa

saat menyimak presentasi

kelompok mengenai hasil

percobaannya.

Aku merasa lega melihat

anak-anak didikku tampak

memahami kegunaan bahan

kimia dalam kehidupan (SK 4).

Setiap kelompok dapat men-

deskripsikan bahan kimia alami

dan bahan kimia buatan dalam

kemasan yang terdapat dalam

bahan makanan (KD 4.3).

Aku mengawali proses be-

lajar dengan mengajukan per-

tanyaan ringan: Bahan kimia

apa yang digunakan nelayan

untuk mengawetkan ikan hasil

tangkapannya? Pernahkah

kamu mendengar atau mem-

baca tentang zat yang berba-

haya dalam makanan?

Dialog berjalan seru. Di

antara anak didikku ternyata

pernah diingatkan orangtuanya

mengenai jajanan di sekolah.

Mereka sudah mengetahui

adanya zat tambahan dalam

makanan.

Para anak didik lalu mem-

bagi diri ke dalam kelompok

kecil terdiri atas 4-5 orang.

Aku kondisikan agar setiap

kelompok terdiri atas laki-laki

dan perempuan yang berbeda

kemampuannya.

Perwakilan setiap kelom-

pok mengambil beberapa ke-

masan makanan yang telah

disediakan. Setiap kelompok

kemudian berdiskusi sesuai

dengan lembar kegiatan siswa.

Mereka membahas dan

memahami komposisi bahan-

bahan yang tercantum dalam

kemasan. Mereka mengidenti-

fikasi bahan-bahan kimia bua-

tan yang ditambahkan sebagai

penyedap rasa, pengawet,

pewarna, atau pemanis.

Mereka lantas melakukan

tabulasi dengan memasukkan

Setiap kelompok berdis-

kusi lagi membahas penggu-

naan bahan kimia secara aman.

Mereka lalu berbincang

mengenai hal-hal yang perlu

diperhatikan pada kemasan

dalam memilih makanan.

Setiap kelompok kemudian

menyajikan hasil kerja

kelompoknya secara klasikal.

Pada pembelajaran

tersebut anak didikku berhasil

mencapai 4 tujuan belajar:

1. Mengenal macam-macam

zat aditif;

2. Membedakan bahan kimia

alami dan bahan kimia

buatan;

3. Memahami penggunaan zat

aditif dalam makanan yang

menunjang kesehatan;

4. Membedakan bahan

pewarna, pemanis,

pengawet, dan penyedap

yang tercantum dalam

kemasan makanan.***

Awas, Terlalu Gurih atau Mencolok

Anisa Suryani, SMPN 2 Cimahi

Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik

Lembar Kegiatan Siswa

Zat Aditif dalam Makanan

Sejak dulu nenek moyang kita sudah menggunakan bahan tambahan untuk memberi

warna, pemanis, pengawet, dan penyedap. Zat-zat yang ditambahkan dalam makan itu

dinamakan zat aditif. Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan

untuk meningkatkan kualitas makanan, menambah kelezatan, dan mengawetkan

makanan. Penggunaan zat aditif, berdasarkan asalnya, dibedakan atas bahan alami dan

buatan.

Alat dan Bahan: beberapa kemasan makanan, kertas karton, dan alat tulis.

Cara Kerja:

1. Baca komposisi dan identifikasi bahan kimia buatan yang ditambahkan sebagai

penyedap, pengawet, pewarna, dan pemanis, pada kemasan makanan!

2. Masukkanlah hasil identifikasi dalam tabel!

3. Analisa data yang diperoleh dan buat kesimpulan!

4. Susun laporan kelompok!

5. Tempelkan hasil kerja kelompok di kertas karton untuk diskusi kelas!

PENILAIAN

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Tehnik

Penilaian

Bentuk

Instrumen

Instrumen/Soal

Mengidentifikasi fungsi bahan

kimia yang terdapat dalam

makanan.

Tes unjuk

kerja

Uji petik

kerja

Buatlah tabel identifikasi zat

aditif berdasarkan komposisi

dalam makanan kemasan!

Menjelaskan bahan-bahan

kimia alami dan bahan-bahan

kimia buatan yang dapat

digunakan sebagai bahan

pewarna, pemanis, pengawet,

dan penyedap yang terdapat

dalam bahan makan kemasan.

Tes tulis Uraian Jika kalian diberi permen “X”

yang bisa memberi warna biru

pada lidah, zat aditif apakah

yang terdapat pada permen

tersebut? Amankah dikonsumsi

bahan aditif yang terkandung

dalam permen tersebut?

Menunjukkan contoh

makanan yang menggunakan

bahan kimia alami dan

buatan.

Tes tulis Uraian Makanan apa sajakah yang biasa

kalian konsumsi di rumah yang

mengandung bahan kimia

alami?

1. Media pembelajaran terdiri atas

kemasan makanan, kertas karton dan alat tulis;

2. Siswa tengah berdiskusi kelompok

membahas zat aditif; 3. Perwakilan kelompok

mempresentasikan temuan hasil percobaan;

4. Siswa menuliskan lima contoh bahan pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap ras;

5. Refleksi siswa mengutarakan pengalaman dan kesan pembelajaran.

Page 9: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

9 Mei-Juli 2013

Pada kegiatan inti, siswa

membentuk delapan

kelompok heterogen. Semua

kelompok diajak menyanyikan

lagu berjudul “Mata Angin.”

Untuk memudahkan

pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran, saya

menamai kegiatan

mendeskripsikan tempat atau

arah dengan konsep ”TUJU”,

yaitu TELAAH denah;

URUTKAN rute dari tempat

asal ke lokasi yang menjadi

tujuan; JELANG lokasi dengan

cepat dan tepat; UMUMKAN

rute yang telah ditemukan.

Siswa yang mewakili tiap

kelompok secara bergiliran

diminta untuk menunjukkan

rute perjalanan yang paling

efektif menuju sebuah lokasi

berdasarkan denah yang

dipajangkan (terbuat dari

karton yang disampul plastik).

Ini dilakukan dengan cara

membuat garis seperti anak

panah dari tempat asal ke

lokasi yang dituju

(menggunakan spidol

whiteboard).

Siswa juga diminta untuk

mendeskripsikan secara lisan

rute perjalanan yang paling

efektif menuju sebuah lokasi

berdasarkan petunjuk anak

panah yang dibuatnya dalam

denah. Misalnya, “Dari…

masuk ke Jalan… menuju

arah… lalu belok ke arah…

masuk ke Jalan… maka

sampailah di lokasi yang dituju,

yaitu….”

Setiap perwakilan

kelompok yang menjawab

dengan tepat mendapat reward

“Buah Prestasi” yang

digantungkan di ujung kanan

atas papan tulis.

Lalu, saya membagikan

Lembar Kerja (LK) yang

memuat denah lokasi serta

lima buah pertanyaan

mengenai rute paling efektif

yang harus ditempuh (dari

yang terdekat hingga yang

terjauh dengan lima lokasi

yang berbeda). Setiap

kelompok melalui dua wakilnya

menempelkan hasil diskusi di

papan tulis dan saling menilai

hasil kerja masing-masing.

Sementara itu, saya memberi

nomor urut sesuai dengan

kecepatan waktu pengerjaan.

Saya juga mengevaluasi

keseluruhan LK dan

menetapkan urutan terbaik

untuk keseluruhan kelompok

berdasarkan ketepatan jawaban

serta kecepatan waktu

pengerjaan. Kelompok terbaik

dianugerahi reward “Buah

Prestasi”.

Setelah itu, saya bertanya

jawab tentang hal-hal yang

belum diketahui siswa,

meluruskan kesalahan

pemahaman, serta memberikan

penguatan.

Saya dan siswa merayakan

keberhasilan konsep “TUJU”

dalam PBM “Mendeskripsikan

Tempat atau Arah” dengan

menyanyikan lagu “Aku

Denah.”

Mengakhiri kegiatan, saya

dan siswa bermain kuis

“Semaphore Mata Angin.” Ini

menanamkan kembali

pemahaman dan kemampuan

siswa dalam mengenali delapan

arah mata angin secara cepat

dan tepat.

Kami akhirnya

mengevaluasi, dan merefleksi

kegiatan yang sudah

dilaksanakan. Saya memberikan

O2 (Oleh-oleh/Oksigen [istilah

lain untuk PR]) berupa

pembuatan denah rute yang

ditempuh siswa setiap hari dari

rumah ke sekolah serta

deskripsinya.

Demikianlah proses belajar

di Kelas VIII Semester 2

tentang Standar Kompetensi:

(3) Memahami ragam wacana

tulis dengan membaca memindai;

Kompetensi Dasar: (3.2)

Mendeskripsikan tempat atau

arah dalam konteks yang

sebenarnya sesuai dengan yang

tertera dalam denah.***

Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik

‘TUJU’ Belajar Kontekstual tentang Deskripsi Lokasi Baren Barnabas, SMPN 2 Cikajang, Garut

Menunjukkan lokasi tertentu

pada denah atau peta mungkin

bagi sebagian besar siswa SMP/

MTs bukanlah sesuatu yang

sulit. Maka, proses

pembelajaran mendeskripsikan

tempat atau arah bukan lagi

sesuatu yang menantang dan

menarik bagi mereka. Sebab

itu, dibutuhkan kreativitas

untuk merencanakan

pembelajaran yang menarik

mengenai materi ini.

Guna keperluan tersebut,

saya menyajikan materi

pembelajaran yang terdiri atas:

(1) Delapan penjuru mata

angin; (2) Langkah-langkah

menelaah denah; (3) Denah

sebuah wilayah; (4) Definisi

denah. Variasi teknik

pembelajaran yang digunakan

meliputi ceramah, diskusi

kelompok, tanya jawab, ice

breaking, dan kuis.

Mengawali proses belajar,

saya menumbuhkan gairah

belajar dengan nyanyian

“Denah Kampung Saya” yang

diadaptasi dari lagu daerah

“Anak Kambing Saya.”

Siswa diminta berbagi

pengalaman mencari sebuah

lokasi. Setelah itu, saya

menginformasikan kompetensi

dasar dan tujuan pembelajaran

kepada siswa.

Kami kemudian bertanya

jawab tentang denah. Tidak

lupa, saya memotivasi siswa

dengan mengajukan pertanyaan

tingkat tinggi, “Bagaimanakah

cara mencari lokasi sesuai

dengan denah?”

Gambar dari atas ke bawah:

Foto 1: Siswa diuji pemahaman berdasarkan pengalaman mereka dalam menentukan delapan arah

mata angin.

Foto 2 dan 3: Kegiatan mendiskusikan menjawab lima buah pertanyaan mengenai denah lokasi

serta pendeskripsiannya dalam LK.

Foto 4: Siswa asyik mengikuti

kegiatan ice breaking dan kuis “Semaphore Mata Angin.”

Page 10: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

10

PRIORITASkeun Nomor 4

Tidak ada siswa yang diam.

Ada siswa yang naik kursi/meja

mengayunkan benang

berbandul batu. Ada siswa

memegang stop watch

mengukur periode getaran.

Ada juga siswa yang sibuk

mencatat. Semua siswa aktif.

Para anak didik kami

tengah belajar memahami

konsep dan penerapan

getaran, gelombang dan optika

dalam produk teknologi seharí

-hari. Persisnya, mereka

mendeskripsikan konsep

getaran dan gelombang serta

parameter-parameternya.

Hal yang mereka lakukan

adalah (1) mengidentifikasi

getaran dalam kehidupan

seharí-hari dan (2) mengukur

periode getaran.

Peserta didik dibagi

menjadi 8 kelompok, setiap

kelompok terdiri atas 4-6

orang anggota. Setiap

kelompok dibagi perlengkapan

percobaan berupa benang,

stop watch, batu/beban, dan

paku.

Setiap kelompok,

mempersiapkan langkah-

langkah kegiatan percobaan

dengan cermat dan teliti;

bekerjasama secara kreatif

melakukan kegiatan

percobaan;

setiap anggota terlibat

dalam bekerjasama penuh

toleransi berdiskusi

mengenai apa yang

diujicobakan untuk sampai

pada kesimpulan;

tampak kreatif dan inovatif

membuat laporan

percobaan berdasarkan hasil

diskusi kelompok.

percaya diri dan

bertanggung jawab saat

mempresentasikan hasil

secara bergantian;

menyusun hasil percobaan

pada dinding/papan white

board dengan tepat.

Hasil percobaan mereka

membentuk pola sebagai

berikut: panjang tali

berbanding lurus dengan

besarnya periode getaran

(semakin panjang tali, semakin

besar periode).

Kami merasa senang karena

semua siswa aktif. Hal ini

menunjukkan LK yang dibuat

dapat memfasilitasi siswa

mengembangkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi.***

Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik

Identifikasi dan Ukur Getaran SEMUA SISWA AKTIF

Hj. Siti Djumhurijah dan Lili Budiarti SMPN 13 & SMPN 8 Kota Bogor

Lembar Kerja

Ayunan Sederhana Bandul Tujuan: menentukan besarnya periode getaran melalui percobaan dan

menentukan faktor-faktor yang menentukan periode getaran.

1. Buatlah bandul sederhana dari sebuah beban yang dililitkan pada seutas benang yang panjangnya “l”

2. Seorang temanmu memegang ujung simpul benang dan beban ditarik ke satu sisi dan dilepaskan hingga beban berayun melalui titik keseimbangan

menuju ke sisi yang lain, sedangkan tugasmu adalah mengukur waktu untuk melakukan 5 kali percobaan dengan stopwatch

3. Catat data hasil percobaan pada tabel berikut: 4. Hitunglah periode getaran rata-rata;

5. Faktor apa yang mempengaruhi periode getaran? 6. Buatlah kesimpulan dari pengamatan di atas! 7. Dari hasil kegiatan di atas buatlah laporan yang memuat: judul, tujuan

percobaan, alat dan bahan, hasil pengamatan, dan kesimpulan.

No Banyak Getaran (n) “kali” Waktu (t) “sekon” Periode (T) “sekon”

1

2

3

4

5

DATA PERIODE

Periode Panjang Tali

No Detik Meter

1 1 0,25

2 1,1 0,31

3 1,2 0,37

4 1,3 0,43

5 1,4 0,50

6 1,5 0,57

7 1,6 0,65

8 1,7 0,73

9 1,8 0,82

10 1,9 0,92

11 2 1,01

12 2,1 1,12

13 2,2 1,23

14 2,3 1,34

15 2,4 1,46

16 2,5 1,58

17 2,6 1,71

18 2,7 1,85

19 2,8 1,99

20 2,9 2,13

Kriteria Kualitas Skor

5 4 2 1

1 Keterampilan dalam menggunakan alat 5

2 Ketelitian dalam pengukuran 5

3 Kerja Kelompok 5

4 Mempresentasikan hasil percobaan 5

Total 20

RUBRIK PENYEKORAN

USAID PRIORITAS mengucapkan selamat kepada

Fasprov bidang Matematika

Prof. Dr. Rahayu

Kariadinata, M.Pd.

dosen UIN Bandung yang berhasil meraih hak cipta

HAKI, jenis ciptaan

Program Komputer

dengan judul ciptaan

GEOMETRI DIMENSI 3.

Page 11: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

11 Mei-Juli 2013

Udara terasa panas ketika aku

memasuki Kota Karawang.

Kendaraan truk dan kontainer

lalu lalang di sepanjang jalan,

mencirikan Karawang sebagai

kota industri. Itulah pertama

kali aku menginjakkan kaki di

Karawang. Saya adalah salah

seorang rombongan study visit

dari Ciamis.

Masuk ke dalam hotel

udara langsung sejuk. Setelah

mendapatkan kamar, aku

langsung istirahat. Pukul 16.00

ada briefing dari tim USAID,

mengenai sasaran, pembagian

kelompok, dan prosedur

kunjungan sekolah/disdik.

Keesokan hari, pukul

06.00 pagi kami sudah siap ke

sekolah tujuan masing-masing.

Sekolah tujuan Study Visit ku

adalah SDN 7 Rengasdengklok

Selatan. Rombongan kami

terdiri atas 10 orang.

Tiba di Rengasdengklok

pukul 06.45, Dengan sedikit

berjalan kaki kami tiba di Pintu

Gerbang SDN 7 Rengasdeng-

klok Selatan. Disambut hangat

oleh kepala sekolah, guru, dan

siswa, kami berkumpul sejenak

di ruangan Kantor. Kami

berkenalan dan sambil

menikmati makanan khas

Rengasdengklok yaitu “Surabi

Hijau” yang nikmat.

Aku mendapat

kesempatan pengamatan di

Kelas III. Ketika kududuk di

belakang pandanganku

langsung tertuju ke pojok kiri

depan kelas itu. Di situ ada

selembar karton di dinding

yang bertuliskan “SARAPAN

PAGI.” Di bawahnya ada

kotak-kotak yang diberi nama

dengan sejumlah mata

pelajaran. Ada IPA,

Matematika, PKn, IPS dan lain-

lain. Dalam hati langsung

bertanya, “Ada apa ya, dengan

Sarapan Pagi itu?”

Setelah melakukan

apersepsi diselingi humor,

Bapak Asep Hilman sebagai

guru Kelas III di SDN 7

Rengasdengklok Selatan itu

memulai pembelajaran dengan

bernyanyi “Naik Delman”

bersama siswa-siswi. Para

siswa bernyanyi begitu asyik

sambil memegang bahu teman

yang di depannya berkeliling di

dalam kelas. Semua tampak

ceria. Tak ada yang bermuka

sedih. Sebuah permulaan

pembelajaran yang

mengasyikan buat anak anak

seusia itu. Ya, itulah dunia

anak. Apapun yang terjadi di

luar sana, dunia anak harus

tetap ceria.

Anak-anak kembali ke

tempat duduk semula secara

berkelompok. Nah, barulah

“Sarapan Pagi” dimulai. Oo,

ternyata kotak-kotak sarapan

pagi itu berisi soal-soal dari

materi yang sudah dibahas

sebelumnya. Sarapan Pagi

bertujuan untuk memberikan

pemanasan dan pengkondisian

siswa untuk materi yang akan

diberikan hari ini,

Siswa-siswi mengambil

sendiri “sarapan pagi”-nya.

Mereka kemudian berdiskusi

sebentar dengan kelompoknya

dan langsung menjawab soal-

soal tersebut. Betul-betul ide

cemerlang untuk mempersiap-

kan siswa pada materi yang

akan dibahas. Lagi-lagi aku

berdecak kagum.

Usai “Sarapan Pagi,”

pembelajaran dilanjutkan

dengan mengerjakan LKS

tentang Jenis-jenis pekerjaan.

Dengan serunya para siswa

setiap kelompok membuka

amplop yang diberikan oleh

Pak Asep. Amplop itu berisi

gambar-gambar pekerjaan.

Siswa hanya ditugaskan untuk

mencatat nama pekerjaan

Praktik yang BaikPraktik yang BaikPraktik yang Baik

sesuai gambar dan mencatat

produk dari pekerjaan itu.

Di tengah proses

pembelajaran, siswa

melakukan “Ice Breaking”

dengan bernyanyi lagi sambil

mengelilingi kelas seperti tadi

ketika memulai pembelajaran.

Siswa-siswa begitu senang

melakukannya.

KBM dilanjutkan dengan

saling koreksi hasil pekerjaan

dan masing-masing

mempresentasikan hasil

pekerjaannya. Setelah diberi

komentar oleh Pak Asep, para

siswa memajang hasil karyanya.

Secara pribadi aku benar-

benar terkesan dan

mendapatkan hal yang baru

setelah menyaksikan sendiri

kegiatan Belajar Mengajar di

SDN 7 Rengasdengklok

Selatan. Proses pembelajaran

PAKEM ini betul betul sangat

memperhatikan kondisi

psikologis anak-anak.

Selain hal di atas banyak

lagi pelajaran penting yang

didapat dari study visitku di

SDN 7 Rengasdengklok

Selatan. Di antaranya,

pengelompokan siswa berotasi

setiap bulan, papan nama

kelompok unik, proses belajar

dilakukan juga di luar kelas,

dan lain-lain yang memang

menuntut kreativitas guru.

Pengalaman study visit ke

Karawang telah memberikan

banyak inspirasi dalam

menerapkan PAKEM. Selama

pembelajaran siswa tampak

riang. Itu karena guru mampu

mengelola kelas dengan baik

dan pandai merancang media

pembelajaran efektif dan

kreatif mendorong siswa aktif.

Selepas pembelajaran, aku

pun memperhatikan seluruh

lingkungan sekolah. Sungguh

lingkungan yang kondusif bagi

proses belajar aktif. Menurut

Kepala Sekolah, Ibu Ira Triana,

S.Pd., sekolah ini mengalami

kemajuan signifikan setelah

mendapat binaan dari USAID.

“Dulu, SDN 7 Rengasdengklok

Selatan ini kumuh, becek, dan

tidak memiliki pintu gerbang,”

kenang Bu Ira.***

Catatan Study Visit ke Karawang

Sarapan Pagi di SDN 7

Rengasdengklok Selatan

Nina Nur Inayah MI PUI Cibadak, Banjarsari, Ciamis

“Selama pembelajaran

siswa tampak riang.

Itu karena guru

mampu mengelola

kelas dengan baik dan

pandai merancang

media pembelajaran

efektif dan kreatif

mendorong siswa

aktif.”

Nina Nur Inayah

Page 12: USAID PRIORITAS: Kesempatan bagi Guru, …€™aeni (UNINUS) di sela-sela pelatihan MBS bagi dosen LPTK. Pelatihan ini disediakan bagi dosen UPI dan konsorsiumnya pada tanggal 25-27

Meningkatkan Akses Pendidikan Dasar yang Berkualitas

USAID PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and

Students) adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID dan dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas. Program USAID PRIORITAS dirancang berdasarkan pengalaman dan pelajaran yang dipetik dari program USAID

Decentralized Basic Education (DBE) yang telah dilaksanakan pada tahun 2005-2010. Di Jawa Barat, USAID PRIORITAS akan meneruskan dukungan terbatas selama dua tahun awal terhadap enam kabupaten/kota mitra DBE yang menyatakan

kesediaannya dan terpilih untuk menjadi mitra program. USAID PRIORITAS memberi dukungan dan pembinaan secara penuh kepada tujuh kabupaten/kota baru di Jawa Barat selama 2012-2017.

USAID PRIORITAS

JAWA BARAT

GRHA Commonwealth Life Lt. 3

Jl. Sindang Sirna No. 38 Bandung 40153

Tlp. 022-2003133 Fax. 022-2007266

www.prioritaspendidikan.org

[email protected]

“Kepala Sekolah yang

berbagi pengalaman

pada workshop MBS

benar-benar menjadi

‘sumber inspirasi’

bagi perkuliahan

kontekstual.”

H. Beni Yusepa, S.Pd., M.Pd.

Dosen UNPAS

USAID Bantu Ciamis Menata dan Memeratakan Guru Dari 8.124, Hanya Enam Guru belum Terpetakan

Untuk memotret praktik yang baik seputar program penataan dan pemerataan guru di

Ciamis, Ipin Rohana, Koordinator Daerah Ciamis, mewawancarai Sukiman, Kesubag

Kepegawaian dan Umum Disdik Ciamis, yang telah mengikuti Workshop Analisis Data

Penataan dan Pemerataan Guru.

Apa latar belakang Disdik mela-

kukan upaya pemetaan guru?

Menyusul lahirnya SKB 5

Menteri, Ciamis melakukan

analisa keadaan dan kebutuhan

guru per unit sekolah. Disadari

bahwa guru di Ciamis (11.016

orang) ternyata belum tertata

secara merata. Ada banyak

guru yang tidak memenuhi

kewajiban jam mengajar

minimal 24–40 jam dan

minimal 150–250 siswa bagi

guru BP/BK konselor.

Terus apa tindak-lanjutnya?

Tahun 2010 dibentuk Tim

Pemetaan Redistribusi Guru

(Bupati, Sekda, BKDD, dan

Disdik). Tim merumuskan dan

menetapkan peraturan Bupati

Ciamis No 8 tentang

Implementasi SKB 5 Menteri.

Apa yang dilakukan oleh tim?

Tim melaksanakan

penghitungan keadaan guru

dengan cara: a) pengusulan

pribadi karena kekurangan jam

mengajar, b) memenuhi

kriteria Perbup meliputi

kinerja, kualifikasi akademik,

pangkat/gol, jam mengajar,

sertifikat pendidik, dan tugas

tambahan.

Apa temuan hasil analisis

pemetaan itu?

Tahun 2012 sebanyak 498

orang guru di seluruh jenjang

pendidikan terpetakan untuk

mengisi unit sekolah yang

kekurangan. Hingga di sini,

tuntutan SKB 5 Menteri sudah

terpenuhi. April 2013

pemetaan tahap kedua selesai

dan terpetakan 94 orang guru

di seluruh jenjang pendidikan.

Itu berarti sebelum intervensi

USAID PRIORITAS. Lalu, apa

kontribusi USAID PRIORITAS?

Iya betul. Nah, sekarang

pemetaan tahap ketiga sedang

berlangsung. Pada tahap ini,

program USAID PRIORITAS

sangat membantu, khususnya

dalam pengembangan Aplikasi

Sistem Penghitungan kebutuhan

guru, baik guru kelas maupun

guru mata pelajaran, berdasar-

kan data pokok pendidikan

Kemendikbud yang dapat digu-

nakan, baik dalam pendekatan

KTSP maupun Kurikulum 2013.

Apa korelasi pemetaan dan

pemerataan guru dengan

profesionalisme guru?

Ini terkait erat dengan

tunjangan profesi. Dari guru

sebanyak 8.124, sebanyak 8.118

orang sudah terpenuhi jam

“USAID memberi

semacam alat penetas

untuk menetaskan

telor yang selama ini

sulit ditetaskan.”

Sukiman Kasubag Kepegawaian & Umum

Disdik Ciamis

Di Subang banyak hal baru kami temukan. Para

guru begitu inovatif memfasilitasi proses

belajar, sehingga siswa tampak aktif dan kreatif.

Lingkungan sekolah pun sangat mendukung

proses belajar yang berkualitas.

Demikian kata para tamu dari Serang dan

Pandeglang, usai berkunjung ke SMPN 2

Jalancagak, MTsN Kasomalang, SDN

Girimekar, dan SDN Ciater (28/5).

Rombongan berjumlah 211 orang, meliputi

guru, kepala sekolah, pengawas, dan staf

Disdik/Kemenag.

Para pengunjung

juga mengaku tertarik

pada jaringan

kerjasama sekolah

dengan berbagai

perusahaan, lembaga,

instansi, dan negara lain yang terjalin luar biasa.

Secara khusus mereka tertarik bahwa di sekolah

ini ada kerjasama dengan perusahaan perkebunan

untuk siswa belajar berkebun, bahkan hingga

menghasilkan dana dari aktivitas kebun siswa

untuk memenuhi kebutuhan sekolah.***

“Ternyata ada

sejumlah unsur

manajemen terkait

mutu pembelajaran

yang sering luput dari

perhatian dalam

perkuliahan.”

Dra. Hj. Nani Nur’aeni, M.Pd.

Dosen UNINUS

mengajarnya. Guru yang belum

bisa terbayarkan tunjangan

profesinya hanya 6 orang

(0,07%) karena jam

mengajarnya belum terpetakan.

Dari sisi karier jabatan dan

pangkat, tidak terkena sangsi

dan dapat diusulkan karir

jabatan dan pangkatnya

setingkat lebih tinggi bagi guru

yang memenuhi persyaratan

lainya. Hasil pemetaan menjadi

dasar kami menyusun

pengembangan keprofesian

berkelanjutan bagi guru.

Apa dampak konkret program

pemetaan dan pemerataan guru

di Ciamis sejauh ini?

Dampak pemetaan dan

pemerataan meliputi:

Karier guru dapat terbina,

terukur, dan terencana;

Mutu guru meningkat;

Manajemen kepegawaian di

satuan pendidikan lebih

terkontrol;

Penilaian kinerja guru

terpenuhi;

Terhindar dari sangsi SKB 5

Menteri (raport merah

pejabat kepegawaian,

formasi CPNS, penundaan

bantuan, mutasi lintas

daerah/provinsi oleh

Pusat).***

SMPN 2 Jalancagak, MTsN Kasomalang, SDN Girimekar, dan SDN Ciater

Sekolah Layak Kunjung Lintas Provinsi