PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI RUMAH POTONG AYAM...
Transcript of PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI RUMAH POTONG AYAM...
PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI RUMAH POTONG
AYAM TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT
(Studi Kasus PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Fifih Fauziah
11150150000003
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Fifih Fauziah (NIM. 11150150000003), Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi “Pengaruh Keberadaan Industri Rumah
Potong Ayam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus
PT. Sierad Produce, Tbk Di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Keberadaan Industri
Rumah Potong Ayam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus
PT. Sierad Produce, Tbk Di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten
Bogor). Penelitian ini mengunakan metode survei dengan pendekatan kuantitatif.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan
observasi. Jumlah sampelnya adalah 61 responden dari masyarakat Desa Jabon
Mekar yang bekerja di industri PT. Sierad Produce, Tbk. Teknik pengambilan
sampel yaitu probability sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket
dengan skala likert dan metode analisis dengan menggunakan uji regresi linier
sederhana dengan pengujian asumsi dasar uji normalitas dan uji homogenitas,
pengujian hipotesis secara parsial (uji t) dan koefisensi determinasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa uji regresi linier sederhana didapatkan
persamaan regresi Y = 17,16 + 0,578 X. Perhitungan uji normalitas dengan taraf
signifikan 5% atau 0,05 menunjukan signifikan dengan nilai 0,272 dan uji
homogenitas menunjukan nilai 0,495. Perhitungan dari hipotesis menggunakan uji
t taraf signifikannya 0,05 berdasarkan nilai thitung > ttabel , (3,453 > 2,001).
Angka Adjusted R Square yaitu 0,154 menunjukan 15,4%. Penelitian ini
menunjukan bahwa variabel Keberadaan Industri berpengaruh signifikan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus PT. Sierad Produce,
Tbk di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor).
Kata Kunci: Keberadaan Industri, Rumah Potong Ayam, Kondisi Sosial
Ekonomi.
ii
ABSTRACT
Fifih Fauziah (NIM. 11150150000003), Department of Social Sciences
Education Faculty of Tarbiyah and Teacher Training UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Thesis Title "The Effect of the Existence of Chicken Slaughterhouse
Industry on Society's Economic Social Conditions (Case Study of PT. Sierad
Produce, Tbk in Jabon Mekar Village, Parung District, Bogor Regency)".
This study aims to determine the effect of the existence of the Chicken
Slaughterhouse Industry on the Social Economic Conditions of the Community
(Case Study of PT. Sierad Produce, Tbk in Jabon Mekar Village, Parung District,
Bogor Regency). This study uses a survey method with a quantitative approach.
Data collection techniques using questionnaires, interviews, and observations.
The number of samples was 61 respondents from Jabon Mekar Village community
who worked in the PT. Sierad Produce, Tbk. The sampling technique is
probability sampling. The instrument used was a questionnaire with a Likert scale
and an analysis method using a simple linear regression test by testing the basic
assumptions of the normality test and homogeneity test, partial hypothesis testing
(t test) and coefficient of determination.
The results showed that a simple linear regression test obtained a
regression equation Y = 17.16 + 0.578 X. The calculation of normality test with a
significance level of 5% or 0.05 showed significant value of 0.272 and the
homogeneity test showed a value of 0.495. The calculation of the hypothesis uses
a t-test of significance level of 0.05 based on the value of 𝑡𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 , (3.453>
2.001). Figures Adjusted R Square of 0.154 shows 15.4%. This study shows that
the Industrial Existence variable significantly influences the Social Economic
Conditions of the Community (Case Study of PT. Sierad Produce, Tbk in Jabon
Mekar Village, Parung District, Bogor Regency).
Keywords: Industrial Existence, Chicken Slaughterhouse, Socio-Economic
Conditions.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah
SWT yang telah menganugerahkan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Keberadaan Industri
Rumah Potong Ayam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus
PT. Sierad Produce, Tbk Di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten
Bogor)”. Shalawat dan salam tidak lupa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW serta keluarga, sahabat dan umatnya. Skripsi ini penulis susun
dalam rangka untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar
sarjana pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis telah mencoba untuk melakukan yang terbaik dalam
menyelesaikan penelitian ini. Namun, sebagai manusia penulis menyadari masih
terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, bahasa, maupun
sistematika penulisan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan digunakan
sebagaimana mestinya.
Dalam penyeselaian skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, dukungan, doa
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa terimakasih dan sayang
penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A, selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Tadris
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
5. Bapak Dr. Sodikin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan dengan sabar memberikan
arahan, nasehat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Neng Sri Nuraeni M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing penulis dan dengan sabar
memberikan arahan, nasehat dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial yang tidak bisa
disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis, yang
telah mendidik dan memberikan banyak ilmu kepada penulis dengan penuh
kesabaran.
8. Seluruh staff perpustakaan, baik perpustakaan utama dan perpustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
9. Ibu Manager Divisi HRD Sri Nurhayatin, yang telah memberikan izin dalam
penelitian ini.
10. Ibu Manager Divisi Produksi Mirsa Ita Dewi Adi Ana dan Staf Karyawan PT.
Sierad Produce, Tbk yang telah memberikan arahan dan partisipasinya dalam
penelitian ini.
11. Masyarakat Desa Jabon Mekar yang rela meluangkan waktunya di sela-sela
kegiatannya demi membantu penulis dalam penyusunan skripsi.
12. Kepala Desa Jabon Mekar yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
melakukan penelitian di Desa Jabon Mekar.
13. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Samin dan Ibunda Siti Mariam serta adik
tersayang Muhammad Fikram Alif dan seluruh keluarga besar yang selalu
memberikan dukungan moril maupun materil serta selalu memberikan
motivasi dan selalu mendoakan tiada henti kepada penulis.
14. Sahabat penulis (Naelan Nurillah, Kusmiati, Dita Nurul Ahdiani,
Fajriatunnisa, Dhita Hariyani, Dewi Lestari Hanafi), yang selalu memberikan
bantuan, dukungan, motivasi, semangat, keceriaan, dan menghibur penulis
ketika merasa tidak mampu menyelesaikan berbagai tugas dan semoga
persahabatan kita tak lekang oleh waktu.
v
15. Sahabat seperjuangan (Ridho Rachman, Anis Septiyani, Nurjannah, Fitri
Zulfa Maulida, Fairuz Fathiya Khansa, Verayanti), yang selalu memberikan
bantuan, dukungan, semangat, kecerian dan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini.
16. Teman-teman Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan tahun
2015 khususnya konsentrasi Geografi yang telah memberikan pengalaman
dan warna selama menjalani perkuliahan.
17. Semua pihak yang penulis sadari atau tidak sadari turut membantu secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Hanya ucapan terimakasih yang mampu penulis sampaikan dan seraya
berdoa semoga segala kebaikan yang diberikan memperoleh ganjaran amal
kebaikan yang berlipat ganda oleh Allah SWT.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang baik dari
para pembaca demi perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, 5 Januari 2020
Penulis
Fifih Fauziah
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatas Masalah ................................................................................ 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ..................... 9
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................. 9
1. Industri ........................................................................................... 9
2. Rumah Potong Ayam ..................................................................... 19
3. Kondisi Sosial Ekonomi ................................................................. 21
4. Masyarakat ..................................................................................... 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 34
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 36
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 38
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 39
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 39
1. Lokasi Penelitian ............................................................................ 39
2. Waktu Penelitian ............................................................................ 39
B. Metode Penelitian................................................................................. 40
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 41
1. Populasi .......................................................................................... 41
2. Sampel ............................................................................................ 42
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 44
1. Kuesioner (Angket) ........................................................................ 44
2. Wawancara ..................................................................................... 45
3. Observasi ........................................................................................ 45
4. Dokumentasi .................................................................................. 46
E. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 46
1. Editing ............................................................................................ 46
2. Pengkodean (Skoring) .................................................................... 46
3. Tabulasi (Proses Pembenaran) ....................................................... 46
F. Variabel Penelitian ............................................................................... 47
1. Variabel Bebas (X) ......................................................................... 47
2. Variabel Terikat (Y) ....................................................................... 47
G. Instrumen Penelitian............................................................................. 47
H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 50
1. Uji Instrumen Kuesioner ................................................................ 50
2. Uji Asumsi Dasar ........................................................................... 52
3. Analisis Regresi Linear Sederhana ................................................ 53
4. Koefisien Determinasi .................................................................... 54
5. Uji Hipotesis .................................................................................. 55
I. Hipotesis Statistik ................................................................................ 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 57
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................... 57
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian .................................................... 57
viii
2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ................................................... 59
3. Sejarah Pendirian PT. Sierad Produce, Tbk ................................... 65
4. Visi dan Misi PT. Sierad Produce, Tbk ......................................... 65
5. Logo PT. Sierad Produce, Tbk ....................................................... 66
6. Nilai PT. Sierad Produce, Tbk ....................................................... 66
7. Struktur Organisasi PT. Sierad Produce, Tbk ................................ 66
8. Sarana Prasarana PT. Sierad Produce, Tbk .................................... 67
B. Deskripsi Data ...................................................................................... 71
1. Deskripsi Responden ...................................................................... 71
2. Deskripsi Kepemilikan Fasilitas Hidup ......................................... 79
3. Variabel Keberadaan Industri ........................................................ 81
4. Variabel Kondisi Sosial Ekonomi .................................................. 88
C. Hasil Analisis dan Pengajuan Hipotesis ............................................... 98
1. Uji Instrumen Kuesioner ................................................................ 98
a. Uji Validitas ............................................................................. 98
b. Uji Reliabilitas ......................................................................... 100
2. Uji Asumsi Dasar ........................................................................... 101
a. Uji Normalitas .......................................................................... 101
b. Uji Homogenitas ...................................................................... 102
3. Uji Regresi Linear Sederhana ........................................................ 102
4. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 103
5. Uji Hipotesis .................................................................................. 104
a. Uji t (Parsial) ............................................................................ 104
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 105
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 109
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 110
A. Kesimpulan .......................................................................................... 110
B. Implikasi ............................................................................................... 110
C. Saran ..................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 112
LAMPIRAN .................................................................................................... 113
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Klasifikasi Industri di Desa Jabon Mekar ............................................... 3
Tabel 1.2 Komposisi Penduduk Desa Jabon Mekar Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2019...........................................................................5
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................. 35
Tabel 3.1 Susunan Waktu Penelitian .................................................................... 40
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Kerja Berdomisili Di Desa Jabon Mekar ..................... 42
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner (Angket) Tenaga Kerja ........................ 48
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Wawancara ............................................................ 49
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Observasi ............................................................... 49
Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan di Desa Jabon Mekar Tahun
2019 ...................................................................................................... 58
Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Desa Jabon Mekar Berdasarkan Usia dan Jenis
Kelamin Tahun 2019 ............................................................................ 61
Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Desa Jabon Mekar Berdasarkan Usia Produktif
Tahun 2019 ........................................................................................... 62
Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Desa Jabon Mekar Berdasarkan Jenis Mata
Pencahariannya ..................................................................................... 63
Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Desa Jabon Mekar Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2019 ........................................................................ 64
Tabel 4.6 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................... 71
Tabel 4.7 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ................................................... 72
Tabel 4.8 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ......................... 73
Tabel 4.9 Jumlah Responden Berdasarkan Status Perkawinan ............................. 74
Tabel 4.10 Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja ...................................... 75
Tabel 4.11 Jumlah Responden Berdasarkan Status Tenaga Kerja ........................ 76
Tabel 4.12 Jumlah Responden Berdasarkan Sistem Upah .................................... 77
Tabel 4.13 Jumlah Keluarga dalam 1 Rumah yang Bekerja di PT. Sierad Produce,
Tbk ..................................................................................................... 78
Tabel 4.14 Kepemilikan Fasilitas Hidup (Kepemilikan Rumah) .......................... 79
Tabel 4.15 Kepemilikan Fasilitas Hidup (Kepemilikan Alat Elektronik)............. 80
x
Tabel 4.16 Kepemilikan Fasilitas Hidup (Kepemilikan Kendaraan) .................... 80
Tabel 4.17 Anggapan Masyarakat Terhadap Keberadaan Industri PT. Sierad
Produce, Tbk (Persetujuan) ................................................................ 81
Tabel 4.18 Anggapan Masyarakat Terhadap Pentingnya Keberadaan Industri PT.
Sierad Produce.................................................................................... 82
Tabel 4.19 Keberadaan Industri PT. Sierad Produce, Tbk Membuat Kehidupan
Masyarakat Lebih Baik ...................................................................... 83
Tabel 4.20 Anggapan Masyarakat Terhadap Keberadaan Industri PT. Sierad
Produce, Tbk (Ketergangguan) .......................................................... 83
Tabel 4.21 Kegiatan Industri PT. Sierad Produce, Tbk Untuk Masyarakat
(Kegiatan Sosial) ................................................................................ 84
Tabel 4.22 Industri PT. Sierad Produce, Tbk Memberikan Dampak Positif Bagi
Masyarakat ......................................................................................... 85
Tabel 4.23 Keberadaan Industri PT. Sierad Produce, Tbk Terhadap Pendapatan
(Peningkatan) ..................................................................................... 86
Tabel 4.24 Keberadaan Industri PT. Sierad Produce, Tbk Berpengaruh Terhadap
Jumlah Lapangan Pekerjaan Di Desa Jabon Mekar ........................... 87
Tabel 4.25 Keberadaan Industri PT. Sierad Produce, Tbk Mengurangi Jumlah
Pengangguran Di Desa Jabon Mekar ................................................. 87
Tabel 4.26 Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan......................................... 88
Tabel 4.27 Jumlah Anak Yang Masih Mengikuti Pendidikan .............................. 89
Tabel 4.28 Pendidikan Mengembangkan Potensi Saya Menjadi Manusia Yang
Berilmu ............................................................................................... 89
Tabel 4.29 Menempuh Pendidikan Dasar Saja Sudah Cukup............................... 90
Tabel 4.30 Menempuh Pendidikan Menengah Sangat Diperlukan Untuk
Perkembangan Zaman Saat Ini ........................................................... 90
Tabel 4.31 Menempuh Pendidikan Tinggi Sangat Diperlukan Untuk
Perkembangan Zaman Saat Ini ........................................................... 91
Tabel 4.32 Kondisi Pendidikan Setelah Adanya Industri PT. Sierad Produce, Tbk
(Peningkatan) ..................................................................................... 92
xi
Tabel 4.33 Bekerja Di Industri PT. Sierad Produce, Tbk Dapat Membantu Dalam
Membiayai Pendidikan Anak/Keluarga ............................................. 93
Tabel 4.34 Kondisi Kesehatan Tenaga Kerja (Baik) ............................................ 93
Tabel 4.35 Perusahaan Melakukan Pemeriksaan Berkala Kepada Karyawan ...... 94
Tabel 4.36 Bentuk Bantuan Kesehatan Kepada Karyawan .................................. 95
Tabel 4.37 Pendapatan Yang Diperoleh Perbulan ................................................ 95
Tabel 4.38 Pendapatan Yang Diperoleh Mencukupi Kebutuhan Sehari-hari ....... 96
Tabel 4.39 Kondisi Fisik Bangunan Rumah Sebelum Bekerja Di PT. Sierad
Produce, Tbk ...................................................................................... 96
Tabel 4.40 Kondisi Fisik Bangunan Rumah Setelah Bekerja Di PT. Sierad
Produce, Tbk ...................................................................................... 97
Tabel 4.41 Menuju Ke tempat Kerja (Kendaraan) ................................................ 98
Tabel 4.42 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas .......................................................... 99
Tabel 4.43 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas .................................................... 101
Tabel 4.44 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas .................................................... 101
Tabel 4.45 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ................................................. 102
Tabel 4.46 Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ............................. 103
Tabel 4.47 Rekapitulasi hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ........................... 104
Tabel 4.48 Rekapitulasi Hasil Uji t (parsial) ....................................................... 105
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 37
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 39
Gambar 4.1 Peta Administratif Desa Jabon Mekar ............................................... 57
Gambar 4.2 Piramida Penduduk Desa Jabon Mekar ............................................. 62
Gambar 4.3 Logo PT. Sierad Produce, Tbk .......................................................... 66
Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT. Sierad Produce, Tbk ................................... 67
Gambar 4.5 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 72
Gambar 4.6 Responden Berdasarkan Usia ............................................................ 73
Gambar 4.7 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................................. 74
Gambar 4.8 Responden Berdasarkan Status Perkawinan ..................................... 75
Gambar 4.9 Responden berdasarkan Masa Kerja ................................................. 76
Gambar 4.10 Responden Berdasarkan Status Tenaga Kerja ................................. 77
Gambar 4.11 Responden Berdasarkan Sistem Upah ............................................ 78
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Transkip Wawancara
Lampiran 4 Pedoman Observasi
Lampiran 5 Hasil SPSS
Lampiran 6 Lembar Dokumentasi
Lampiran 7 Surat-surat Penelitian
Lampiran 8 Uji Referensi
Lampiran 9 Biografi Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan
sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
Pembangunan secara nasional yang berkaitan dalam manfaatnya sumber daya
yang dimiliki baik dengan menggunakan bantuan teknologi maupun tanpa
bantuan teknologi. Pembangunan nasional melibatkan berbagai sektor, seperti
sektor industri, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang mengupayakan
perkembangan, salah satu diantaranya adalah mendorong laju perekonomian
nasional melalui industrialisasi. Pertumbuhan laju industri merupakan
andalan pemerintah dalam upaya meningkatkan perekonomian di Indonesia.
Perekonomian di Indonesia tidak akan berkembang tanpa dukungan dari
peningkatan perindustrian sebagai salah satu sektor perekonomian yang
sangat dominan di zaman sekarang. Selain itu proses industrialisasi akan
menjadi penggerak utama laju pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan
kerja.
Proses industrilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dalam tingkat hidup yang lebih maju
maupun taraf hidup yang lebih bermutu.1 Dari sudut pandang pemerintah
industrilisasi sering dianggap sebagai pintu masuk untuk membawa
masyarakat ke arah kemakmuran, paling tidak sebagai motor penggerak
dalam pembangunan ekonomi. Industri menjadi salah satu sektor yang
berperan penting dalam perkembangan dan pembangunan wilayah.
Perkembangan ekonomi merupakan salah satu dampak dari kegiatan industri.
1 Fitria Aprilia Sari dan Sri Rahayu, Kajian Dampak Keberadaan Industri PT. Karindo
Ariabima Sari Di Kelurahan Mendawai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Jurnal Teknik PWK, Vol
3, 2014, h.107.
2
Secara umum kegiatan industri mempu menjamin keberlangsungan proses
pembangunan ekonomi wilayah.2
Al-Qur’an menjelaskan tentang industri makanan dan khamar dibahas
dalam surat An- Nahl ayat 67 yang berbunyi:
لك لية لقوم قون يع ومن ثمرات النخيل والعناب تتخذون منه سكرا ورزقا حسنا إن في ذ
Artinya:
"Dan dari buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
mengerti.” (QS. An-Nahl Ayat 67).
Ayat ini menjelaskan bahwa (Dan dari buah kurma dan anggur)
terdapat jenis buah-buahan (yang kalian dapat membuat meninum yang
memabukan dari padanya) dimaksud khmar yang dapat memabukan (ini
sebelum turun ayat pengharaman khamar) dan makanan yang enak.
Sesungguhnya dalam kenikmatan yang disebutkan terdapat bukti petunjuk
tentang kekuasaan Allah SWT bagi kaum yang memahami bukti-bukti
kebenaran dan mengambil pelajaran baginya.
Perkembangan dan perluasan pada sektor industri telah terlihat hampir
diseluruh pelosok wilayah di Indonesia. Pembangunan pada sektor industri ini
diharapkan akan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan tentunya
dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada. Jadi salah satu tujuan dari
adanya pembangunan industri itu diantaranya untuk memperluas lapangan
pekerjaan dan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih maksimal atau lebih
banyak, sehingga peluang untuk bekerja bagi penduduk semakin luas, maka
pendapatan akan semakin baik dan merata untuk dapat menunjang
pemerataan pembangunan sehingga ketimpangan antar wilayah dapat
diminimalisir dan dapat membantu perekonomian negara.
Kegiatan industri dapat dimanfaatkan oleh setiap daerah sesuai potensi
yang dimiliki daerah atau desa tersebut, baik potensi fisik maupun potensi non
2 Ibid,.
3
fisik sehingga berkembangnya suatu industri berbeda tergantung sumber daya
alam dan sumber daya manusia yang terdapat di daerah atau desa tersebut
Kegiatan industri dapat dimanfaatkan oleh setiap daerah sesuai potensi
yang dimiliki daerah atau desa tersebut, baik potensi fisik maupun potensi
non fisik sehingga berkembangnya suatu industri berbeda tergantung sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang terdapat di daerah atau desa
tersebut.
Keberadaan industri mempunyai pengaruh terhadap masyarakat dan
menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti, ekonomi, sosial, lingkungan,
dan budaya. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat bisa dalam berbagai
bentuk yang berbeda, baik itu dampak positif ataupun negatif, dampak positif
dari keberadaan industri salah satunya mengurangi tingkat pengangguran,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar industri, tetapi industri juga
dapat membawa dampak negatif seperti pencemaran dan polusi udara.
Desa Jabon Mekar merupakan daerah yang berada di Kecamatan
Parung yang terletak di bagian tengah Kabupaten Bogor. Menurut data
kelurahan keadaan desa pada tahun 2019 luas wilayah Desa Jabon Mekar
217, 10 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 9.586 jiwa dan jumlah KK
sebanyak 2.850.3 Dengan masih adanya wilayah yang potensial tersebut maka
sangat bisa untuk membangun industri di Desa Jabon Mekar yang ada di
Kecamatan Parung. Persebaran industri berdasarkan jenis industri yang sudah
ada berjumlah 7 industri. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1
Klasifikasi Industri di Desa Jabon Mekar
No. Nama Industri Jenis Industri
1 PT. Busana Jaya Sukses Garmen
2 PT. Sierad Produce, Tbk RPA
3 CV Tirta Usaha Gudang Air Mineral
4 Gerbang Hijau KM 42 Properti
5 CV Kembar Jaya Pengolahan Otak-otak
3 Profil Desa Jabon Mekar Tahun 2019
4
Tabel 1.1 (Lanjutan)
6 CV Sari Nirwana Pengolahan Tahu
7 CV Anugerah Mandiri Pengolahan Besi
Sumber: hasil pra penelitian Tahun 2019
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat dari jenis industrinya yang berada
di Desa Jabon Mekar yang sangat dekat dengan ibukota dan transportasi yang
mudah serta memadai. Menyebabkan Desa Jabon Mekar memiliki
keunggulan komperatif dan kompetitip bagi pelaku industri. Oleh karena itu,
kawasan industri memegang peran penting terhadap perkembangan dan
pertumbuhan sosial ekonomi di Desa Jabon Mekar. Dari tabel 1.1 dapat
diketahui bahwa industri yang banyak menyerap tenaga kerja di Desa Jabon
Mekar salah satunya adalah PT. Sierad Produce, Tbk yang menurut jenis
industry berdasarkan jumlah tenaga kerja industri tersebut adalah industri
besar karena jumlah tenaga kerjanya lebih dari 100 orang.
PT. Sierad Produce, Tbk Div. RPA dalam merekrut tenaga kerjanya
pada tahun 1985 dimana masa perkembangan perusahaan menerima
masyarakat yang mempunyai latar belakang pendidikan tamat SD sampai
SMA sedangkan untuk saat ini perusahaan menerapkan kebijakan baru mulai
dari tahun 2019 yakni menerima karyawan dengan persyaratan latar belakang
pendidikan minimal tamat SMA ini dinyatakan oleh Ibu Ina Yuliyana selaku
Kepala Desa Jabon Mekar, saat observasi awal.4 Sehingga keberadaan
industri PT. Sierad Produce, Tbk saat ini di Desa Jabon Mekar belum
menyerap seluruh lulusan pendidikan karena hanya menerima tenaga kerja
yang berasal dari pendidikan minimal SMA. Hal ini tentunya menghambat
para masyarakat yang berlatar belakang pendidikan lebih rendah dari SMA
untuk bekerja diperusahaan tersebut. Sedangkan pendidikan masyarakat di
Desa Jabon Mekar relatif rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 1.2.
4 Observasi pada tanggal 14-05-2019
5
Tabel 1.2
Komposisi Penduduk Desa Jabon Mekar Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2019
No Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Usia 7-18 yang sedang
sekolah
122 110 232
2 Tamat SD/Sederajat 1.717 1.477 3.194
3 Tamat SMP/Sederajat 970 851 1.821
4 Tamat SMA/Sederajat 1.001 693 1.697
5 Tamat D-2/Sederajat 31 27 58
6 Tamat S-1/Sederajat 114 93 207
7 Tamat S-2/Sederajat 19 17 36
8 Tamat S-3/Sederajat 9 5 14
Jumlah 3.983 3.273 7.256
Sumber: Profil Desa Jabon Mekar 2019
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
pendidikan masyarakat Desa Jabon Mekar relatif rendah berdasarkan jumlah
tingkat pendidikan terakhirnya paling banyak adalah tamat SD sebanyak
3.194 orang dan tamat SMP sebanyak 1.821 orang. Hal ini tentunya
menyebabkan masyarakat sulit mendapatkan pekerjaan terutama di PT. Sierad
Produce, Tbk yang sudah menerapkan persyaratan baru dalam perekrutan
tenaga kerjanya.
Selain itu keberadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon
Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor dapat memberikan dampak
terhadap lingkungan dan sosial ekonomi kepada masyarakat di sekitar industri
PT. Sierad Produce, Tbk. Dalam observasi peneliti menemukan bahawa ada
dampak negatif terhadap lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat yaitu
pencemaran udara yang mengeluarkan bau tak sedap yang disebabkan oleh
proses bulu yang akan dijadikan tepung untuk pakan ternak dan pengolahan
limbah-limbah.5 Selain itu keberadaan PT. Sierad Produce, Tbk memberikan
dampak terhadap kondisi sosial ekonomi dikarenakan masyarakat Desa Jabon
Mekar banyak yang bekerja di PT. Sierad Produce, Tbk hal ini dilihat dari
5 Observasi pada tanggal 14-05-2019
6
database perusahaan bahwa 302 pegawai yang berdomisili di Desa Jabon
Mekar bekerja di PT. Sierad Produce, Tbk.6 Selain itu, masyarakat juga
memiliki peluang membangun usaha perdagangan, tempat tinggal dan jasa
disekitar lokasi industri. Dengan demikian, masyarakat di Desa Jabon Mekar
akan mengalami perubahan standar hidup menjadi lebih baik.7
Penelitian seperti ini juga pernah dilakukan oleh Dimas Bagus Ananta
dengan judul “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang
Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan”. Hasil yang terjabar dalam
penelitian tersebut menunjukan bahwa keberadaan industri sirup jeruk nipis
peras sudah cukup baik dimana bahan mentah yang digunakan sudah cukup
dan mudah didapatkan, dalam penyerapan tenaga kerja industri dapat
menyerap 12 hingga 18 tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Kondisi sosial
ekonomi masyarakat pun sudah cukup baik dilihat dari pendapatan,
pendidikan, dan kesehatan pengusaha dan tenaga kerja. Pengaruh keberadaan
industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yakni sebesar 14,91%.8
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Keberadaan Industri Rumah
Potong Ayam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus
PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten
Bogor)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dilakukan
identifikasi masalah yang terjadi melalui observasi mengenai keberadaan
industri PT. Sierad Produce, Tbk terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Masalah-masalah yang terjadi dapat diidentifikasikan yaitu, sebagai berikut:
6 Database perusahaan PT. Sierad Produce, Tbk 7 Observasi pada tanggal 14-05-2019 8 Dimas Bagus Ananta, “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang
Kabupaten Kuningan”, Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.17 Tidak
Dipublikasikan
7
1. Industri PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon Mekar menerapkan
kebijakan baru yakni menerima tenaga kerja dengan persyaratan latar
belakang pendidikan minimal tamat SMA.
2. Sebagian besar masyarakat Desa Jabon Mekar berlatar belakang
pendidikan rendah hal ini menyebabkan masyarakat sulit mendapatkan
pekerjaan.
3. Dampak negatif yang dirasakan masyarakat sekitar industri PT. Sierad
Produce, Tbk adalah pencemaran udara.
4. Sebanyak 302 pegawai PT. Sierad Produce, Tbk adalah masyarakat Desa
Jabon Mekar, hal ini mengakibatkan adanya pengaruh terhadap kondisi
sosial ekonomi dikarenakan keberadaan industri.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka diperlukan pembatasan
masalah untuk menghindari berbagai kesalahan persepsi yang berkaitan
dengan penelitian. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi pada “Pengaruh
Keberadaan Industri PT. Sierad Produce, Tbk Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan penelitian ini
adalah Bagaimana pengaruh keberadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Jabon Mekar Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keberadaan
industri PT. Sierad Produce, Tbk terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan peneliti diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis, yakni yang diolah dari penelitian ini dapat berguna
menjadi referensi dan memberikan wawasan keilmuan bagi peneliti,
8
memberikan sumbangan konsep-konsep baru yang berkenaan dengan
bidang industri salah satunya yaitu untuk mata pelajaran Geografi
khususnya bagi kelas XII IPS tingkat SMA tentang lokasi industri.
2. Manfaat Praktis, yakni diharapkan dapat berguna baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam praktik kehidupan sehari-hari, diantaanya:
a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan makin memperluas wawasan
berfikir mengenai masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian fakta di lapangan
dengan teori yang dipelajari.
b. Bagi perusahaan, sebagai sarana untuk mengetahui pengaruh
keberadaan industri rumah potong ayam terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor.
c. Bagi intansi pemerintah, dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan pembuatan kebijakan, terutama bidang sosial ekonomi.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Industri
a. Pengertian Industri
Industri termasuk argoindustri merupakan salah satu sektor
yang memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu wilayah
dan peningkatan pendapatan masyarakat. Pembangunan ekonomi
antara lain melalui industri di suatu negara dalam periode jangka
panjang akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi
negara tersebut maupun masyarakatnya, yaitu perubahan dari ekonomi
tradisional yang dititik beratkan pada sektor pertanian ke ekonomi
modern yang didominasi oleh sektor industri.1 Menurut Undang-
Undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian “Industri adalah
suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, atau barang jadi yang mempunyai nilai tinggi
untuk penggunanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri”.2
Dari sudut pandang teori ekonomi mikro Hasibuan
mendefinisikan, industri merupakan kumpulan perusahaan-perusahaan
yang menghasilkan barang-barang homogen, atau barang-barang yang
mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. Namun demikian,
dari sisi pembentukan pendapatan secara makro industri diartikan
sebagai kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah.3
Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
1 Andreas Resu, Noortje Banu dan Elsje Manginsela, Dampak Industri PT. Global
Coconut Terhadap Masyarakat Di Desa Radey Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan,
Jurnal Agri-SosioEkonomiUnsrat, ISSN 1970-4298, Vol 13 N0. 1, Januari 2017, h. 2. 2 Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian 3 Muhammad Teguh, Ekonomi Industri, (Jakarta: Rajawali Pres, 2010, Cet.1) h. 4.
10
dengan memanfaatkan sumber daya alam, sumber daya manusia,
dana, dan lain-lain.4
Berdasarkan pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa
industri merupakan temapat produksi atau sekumpulan perusahaan
yang mengolah bahan mentah, bahan baku atau barang setengah jadi
untuk menghasilkan suatu barang yang mempunyai nilai tinggi atau
layak dijual. Industri juga memanfaatkan sumberdaya manusia,
sumberdaya alam, modal dan sebagainya dengan tujuan untuk
mencapai kesejahteraan dan kemakmuran.
Industri mempunyai pengertian dalam arti luas dan sempit
sebagaimana dikemukakan Abdurachmat dan Maryani (dalam Dimas
Bagus Ananta) bahwa:
Dalam arti luas, industri mencangkup pengertian semua usaha
dalam kegiatan di bidang ekonomi bersifat produktif sedangkan
dalam arti sempit hanyalah mencangkup “secondary type of
economic activities” yaitu meliputi segala usaha dan kegiatan
yang sifatnya mengubah dan mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi.5
Pengertian industri dalam teori ekonomi adalah:
Industri diartikan sebagai kumpulan firma-firma yang
menghasilkan barang yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat
dalam satu pasar. Sebagai contoh, kalau dikatakan industri mobil
maka yang dimaksudkan adalah sebagai perusahaan mobil yang ada
dalam pasar yang sedang dianalisis, sedangkan kalau dikatakan
industri beras maka yang dimaksudkan adalah seluruh produsen beras
yang ada dalam pasar.6
4 M. Deismasuci, D. Rohmat, dan Y. Malik. Dampak Industri Bata Merah Terhadap
Kondisi Lingkungan di Kecamatan Nagreg. Jurnal Antologi Pendidikan Geografi, Vol. 4, No. 2,
Agustus, 2016, h. 2. 5 Dimas Bagus Ananta, “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten
Kuningan”, Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.10 Tidak Dipublikasikan 6 Sadono Sukirno, MikroEkonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga (Jakarta: Rajawali Pres,
2011), h.194.
11
Pembangunan industri tidak sebatas hanya untuk memperoleh
bahan baku menjadi setengah jadi atau barang jadi saja, akan tetapi
banyak tujuan lain dengan adaanya pembangunan industri.
Sebagaimana menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5
Tahun 1984 tentang perindustrian, bahwa pembangunan industri
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil
dan merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam,
dan/atau hasil budidaya serta dengan memperhatikan
keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah
struktur perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan
lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang
lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada
umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan
industri pada khususnya;
3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong
terciptanya teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan
kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional;
4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan
golongan ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan
secara aktif dalam pembangunan industri;
5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha, serta meningkatkan peranan koperasi industri;
6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor
hasil produksi nasional yang bermutu, disamping penghematan
devisa melalui pengutamaan pemakaian hasil produksi dalam
negeri, guna mengurangi ketergantungan kepada luar negeri;
7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang
menunjang pembangunan daerah dalam rangka pewujudan
Wawasan Nusantara;
12
8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis
dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional.7
Dari uraian di atas bahwa tujuan dari adanya pembangunan
industri sangat penting baik untuk masyarakat ataupun untuk
pemerintah khususnya mencapai pembangunan di bidang ekonomi
dalam pembangunan nasional. Industri memegang peran yang
menentukan oleh karena itu industri perlu lebih dikembangkan secara
seimbang dan terpadu dengan meningkatkan peran serta masyarakat
secara aktif serta mendayagunakan secara optimal seluruh sumber
daya alam, sumber daya manusia dan dana yang sudah tersedia.
b. Jenis-Jenis Industri
Jumlah dan jenis-jenis industri berbeda-beda untuk setiap daerah
atau negara tergantung dari sumber daya yang tersedia baik sumber daya
alam ataupun manusia. Adapun klasifikasi industri sebagai berikut:
Pengelompokan industri diklasifikasikan oleh Departemen
Perindustrian dan Perdagangan dalam Industri Nasional Indonesia
dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:
1) Industri Dasar, yang meliputi kelompok Industri Mesin dan Logam
Dasar (IMLD) dan Kelompok Industri Kimia Dasar (IKD). Yang
termasuk dalam IMLD antara lain: industri mesin pertanian,
elektronika kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor, besi
baja, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk IKD antara lain:
industri pengelolaan kayu dan karet alam, industri pestisida, industri
pupuk, industri semen, industri silikat, dan lain sebagainya.
2) Industri Kecil, yang meliputi antara lain: industri pangan (makanan,
minuman, tembakau), industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi,
serta barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri
kertas, percetakan, plastik, dan sebagainya), industri galian bukan
7 Undang-Undang RI No. 5 Pasal 3 Tahun 1984 Tentang Landasan dan Tujuan
Pembangunan Industri.
13
logam, industri logam (mesin-mesin, alat-alat ilmu pengetahuan,
barang dari logam, dan sebagainya).
3) Industri Hilir, yaitu kelompok Aneka Industri (AI) yang meliputi
antara lain: industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang
mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber daya
pertanian secara luas, dan sebagainya.8
Menurut Badan Pusat Statistik, industri digolongkan menjadi
empat menurut banyak tenaga kerjanya, yaitu:
1) Indusri Rumah Tangga: Industri yang menggunakan tenaga kerjanya
antara 1-4 orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarganya, dan pemilik
atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau
anggota keluarganya.
2) Industri Kecil: Industri yang menggunakan tenaga kerjanya berjumlah
5 sampai 19 orang. Ciri industri ini adalah memiliki modal yang relatif
kecil, tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada
hubungan saudara.
3) Industri Sedang: Industri yang menggunakan tenaga kerjanya
berjumlah sekitar 20 orang sampai 99 orang. Ciri industri ini adalah
memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan
tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajerial
tertentu.
4) Industri Besar: Industri yang menggunakan tenaga kerjanya berjumlah
lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar
yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga
kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan
dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test)9
8 M. Arif Hakim, “Industrilisasi Di Indonesia Menuju Kemitraan Yang Islami”, Jurnal
Hukum Islam IAIN Pekalongan, 2009, h. 5 9 Ibid.,
14
Klasifikasi industri secara konvensional sebagai berikut:
1) Industri Primer: Industri yang mengubah bahan mentah menjadi bahan
setengah jadi, misalnya pertanian, pertambangan.
2) Industri Sekunder: Industri yang mengubah barang setengah jadi
menjadi barang jadi.
3) Industri Tersier: Industri yang sebagian besar meliputi industri jasa
dan perdagangan atau industri yang mengolah bahan industri
sekunder.10
Industri secara garis besar dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1) Industri dasar atau hulu
Industri hulu memiliki sifat sebagai berikut: padat modal,
berskala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya
selalu dipilih dekat dengan bahan baku yang mempunyai sumber
energi sendiri, dan pada umumnya lokasi ini belum tersentuh
pembangunan. Oleh karena itu industri hulu membutuhkan
perencanaan yang matang beserta tahapan pembangunannya, mulai
dari perencanaan sampai oprasional.
2) Industri hilir
Industri ini merupakan perpanjang proses industri hulu. Pada
umumnya industri ini mengelola bahan setengah jadi menjadi barang
jadi, lokasinya diusahakan dekat pasar, menggunakan teknologi
madya dan teruji, padat karya.11
3) Industri kecil
Industri kecil banyak berkembang di pedesaan dan perkotaan,
memiliki peralatan sederhana, walaupun hakikat produksinya sama
dengan industri hilir, tetapi sistem pengolahannya lebih sederhana.
Sistem tata letak pabrik maupun pengolahan limbah belum mendapat
perhatian. Sifat industri ini padat karya.
10 Philip Kristanto, Ekologi Industri Edisi Kedua, (Yogyakarta: Andi, 2013),h. 227. 11 Ibid., h. 156
15
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Industri
Menurut Smith (dalam Dimas Bagus Ananta) menggolongkan syarat
dan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan industri antara lain:12
1) Faktor sumber daya, meliputi: Bahan mentah, bahan energi,
penyediaan air, iklim dan bentuk lahan.
2) Faktor sosial, meliputi: Penyediaan tenaga kerja, keterampilan dan
kemampuan teknologi, kemampuan mengorganisasi.
3) Faktor ekonomi, meliputi: Pemasaran, transportasi, modal, nilai dan
harga tanah.
4) Faktor kebijakan pemerintah, meliputi: ketentuan-ketentuan
perpajakan dan tarif, pembatasan impor-ekspor (proteksi hasil industri
dalam negeri dan mendorong ekspor), pembatasan jumlah dan macam
industri, penentuan daerah industri, pengembangan kondisi dan iklim
yang menguntungkan usaha (favourable), dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas bawa faktor yang mempengauhi kegiatan
industri adalah yang sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu
industri yaitu faktor sumber daya karena modal utama terciptanya suatu
proses industri. Selain itu ada faktor ekonomi yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan industri dalam hal modal dan pemasaran hasil
industri. Faktor sosial merupakan salah satu indikator penting dalam
industri karena faktor sosial menyediakan tenaga kerja, skil, teknologi
dan kemampuan mengorganisasi. Faktor kebijakan pemerintah yang
mempengaruhi perkembangan industri ini diantaranya adalah, ketentuan
perpajakan dan tarif import-eksport, pembatasan jumlah dan macam
industri, penentuan daerah industri, serta pengembangan kondisi dan
iklim yang menguntungkan usaha. Keempat faktor tesebut tentunya saling
mempengaruhi satu sama lain dan saling mendukung terhadap
keberhasilan suatu industri.
12 Dimas Bagus Ananta, op.cit. h.12.
16
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penempatan Lokasi Industri
Lokasi industri merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi kelangsungan dari kegiatan industri. Karena semakin
strategis lokasi industri, maka secara otomatis akan mempengaruhi semua
kegiatan industri.
Para ahli ekonomi umumnya memiliki pendapat yang sama saling
melengkapi satu sama lainnya berkaitan dengan menjawab faktor
pengaruh lokasi industri terhadap kegiatan bisnis. Weber menyatakan, ada
tiga faktor yang menentukan lokasi industri, yaitu biaya angkutan, tenaga
kerja, dan deglomerasi.13
Ada beberapa faktor menentukan lokasi industri, yaitu:
1) Faktor endowment
Faktor endowment meliputi sumber daya alam dan energi,
baik yang terdapat pada permukaan bumi maupun semua isi yang
terkandung di dalamnya, kemudian faktor sumber daya manusia dan
modal.
2) Sumber daya manusia
Sumber daya manusia dikelompokan menurut jenis keahlian
yang dimilikinya. Ada negara, ataupun daerah yang memiliki tenaga
kerja yang tersedia dalam jumlah yang besar, namun tidak terampil
dan ahli. Kemudian, ada negara yang memiliki banyak tenaga kerja
terampil, tetapi tidak ahli. Sebaliknya, ada negara yang memiliki
banyak tenaga ahli, tetapi sedikit memiliki tenaga kerja murah dan
terampil.
3) Modal
Modal dapat diartikan secara fisik dan bukan fisik. Dalam
artian fisik modal diartikan sebagai segala hal yang melekat pada
faktor produksi yang dimaksud, seperti mesin-mesin dan peralatan-
peralatan produksi, kendaraan serta bangunan, modal juga dapat
13 Muhammad Teguh, Ekonomi Industri, (Jakarta: Rajawali Pres, 2010, Cet.1),h. 232 .
17
berupa dana untuk membeli segala input variabel untuk digunakan
dalam proses produksi guna menghasilkan output industri.
4) Pasar dan harga pasar
Pasar dan harga pasar merupakan faktor penting di dalam
menentukan lokasi industri. Industri tidak dapat berkembang subur
tanpa disertai adanya pasar yang memadai. Begitupun halnya dengan
keadaan harga jual output faktor ini akan menentukan perilaku
industri dalam penetrasi pasar, dan harga-harga input akan
menentukan harga produksi industri dan harga jual output di pasaran.
5) Aglomerasi, keterkaitan antarindustri dan penghematan eksternal
Aglomerasi menunjukan situasi pemusatan kegiatan-kegiatan
ekonomi dilokasi-lokasi tertentu. Dalam kegiatannya dengan
perkembangan industri, aglomerasi industri memperlihatkan keadaan
berkumpulnya berbagai kegiatan industri.
6) Kebijaksanaan pemerintah
Kebijakan pemerintah juga berperan penting di dalam
menentukan letak lokasi suatu industri. Bila pemerintah menghendaki
pusat industri harus berada di suatu wilayah tertentu, maka industri
tersebut cenderung akan berpusat di wilayah yang ditentukan oleh
pemerintah.14
Lokasi industri memiliki kecenderungan secara umum yaitu dekat
dengan bahan mentah, sember tenaga, pasaran, sarana, transportasi,
penyediaan air. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurachmat dan Maryani
(dalam Dimas Bagus Ananta), orientasi faktor-faktor yang
mempengaruhinya memiliki kecenderungan lokasi industri sebagai
berikut:15
1) Industri-industri yang cenderung di tempatkan di daerah bahan
mentah: industri-industri yang membutuhkan bahan mentah dalam
jumlah besar, segar, dan mengalami susut banyak dalam proses
pengolahannya.
14 Ibid., 15 Dimas Bagus Ananta, op.cit., h. 16
18
2) Industri-industri yang cenderung di tempatkan di daerah sumber
tenaga: terutama industri-industri yang banyak mengeluarkan energi
(bahan bakar).
3) Industri-industri yang cenderung di tempatkan di daerah sumber
tenaga kerja: terutama industri-industri yang memerlukan “skilled
labor” dengan kemampuan khusus.
4) Industri-industri yang cenderung di tempatkan di daerah pasaran:
industri-industri perakitan, industri makanan, pakaian, dan sebagainya,
dimana bahan-bahan untuk keperluan industri mudah didapat dan
didatangkan.
Menurut Djamari (dalam Dimas Bagus Ananta) yang
mengemukakan bahwa:
Faktor-faktor yang bermacam-macam itu biasanya
berinterelasi satu sama lain, tetapi suksesnya suatu industri
biasanya bukan karena semua faktor itu ada secara lengkap dan
optimum pada suatu wilayah. Tetapi dari sekian banyak faktor-
faktor itu ada sebagian faktor yang dominan, yang sangat
menentukan, sehingga suatu industri ditempatkan ditempat
tertentu.16
Sedangkan dalam teori Weber (dalam Dimas Bagus Ananta), teori
Weber dimulai dengan beberapa premise sebagai berikut:
1) Unit analisis tunggal, merupakan daerah yang terisolasi
yang homogen baik mengenal iklimnya, topografi, dan
penduduknya.
2) Beberapa sumber alam seperti air dan pasir, mudah
diperoleh dimana saja, sedangkan sumber alam yang lain
hanya terdapat di daerah-daerah tertentu saja, misalnya:
batu bara dan biji besi.
3) Ongkos transportasi adalah fungsi dari berat dan jarak,
artinya makin bertambah sesuai dengan berat dan
jaraknya.17
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pembangunan sebuah industri, dibutuhkan banyak pertimbangan salah
satunya yaitu dalam menentukan lokasi industri karena sangat berpengaruh
16 Ibid., hlm. 17 17 Ibid., hlm. 18
19
terhadap keberhasilan suatu industri agar mendapatkan laba yang
maksimal, untuk mempertimbangkan penentuan lokasi suatu industri ada
banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Faktor-faktor penentuan lokasi
industri ini pada intinya ditunjukan agar hasil industri dapat memiliki
kualitas yang baik dari segi mutu dan harga sehingga pada akhirnya dapat
bersaing di pasaran internasional. Selain menentukan lokasi industri, perlu
juga memperhatikan sumber daya, tenaga kerja, bahan mentah, pasaran,
dan pengembangan wilayah.
Agar industri mampu bertahan dalam persaingan usaha yang
selalu berubah, perlu dilakukan antisipasi dalam menghadapi hal-hal yang
berpotensi merugikan agar mampu memperoleh keunggulan bersaing.
Maka diperlukan konsep rantai nilai.
Menurut Porter sebuah rantai nilai adalah rangkaian kegiatan
untuk oprasi perusahaan dalam industri yang spesifik, rantai kegiatan
memberikan produk-produk nilai tambah dari jumlah nilai tambah dari
semua kegiatan. Rantai nilai mengkatagorikan aktivitas umum nilai
tambah dari sebuah organisasi. Kegiatan utama yang mencangkup: logistik
masuk, operasi (produksi), logistik keluar, pemasaran, dan penjualan
(permintaan), dan jasa (pemeliharaan). Kegiatan dukungan meliputi:
manajemen SDM, teknologi (R&D), dan pengadaan.18
2. Rumah Potong Ayam
Pengertian Rumah Potong Ayam (RPA) adalah sebagai berikut:
Rumah potong ayam adalah kompleks bangunan dengan desain dan
konstruksi khusus untuk memenuhi persyaratan teknis dan higiene
tertentu untuk digunakan sebagai tempat pemotongan ayam (SNI 01-
6160-1990). Persyaratan bangunan dan desain tata letak diatur dalam
standar RPU yang tertera pada manual. Kompleks RPA minimal
terdiri dari bangunan utama, tempat penurunan ayam hidup, kantor
administrasi dan kantor dokter hewan, tempat istirahat pegawai, ruang
18 Production Planing Control, (http://ppic1908.blogspot.com/2017/01/analisis-rantai-
nilai-pengertian-rantai.html), diakses 26 Februari 2020 Pukul 20.42 WIB.
20
ganti pakaian, kamar mandi dan WC, sarana penanganan limbah,
insenerator, tempat parkir, rumah jaga, mineral air, dan gardu listrik.19
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Rumah
Potong Ayam (RPA) adalah komplek yang dibangun berdasarkan dengan
desain dan konstruksi khusus agar dapat memenuhi persyaratan bangunan
yang telah diatur dalam standar RPU. Selain itu kelengkapan fasilitas
produksi menjadi syarat mutlak untuk menjamin kehalalan dan keamanan
produk, fasilitas produksi RPA tersebut seperti lokasi bangunan, persyaratan
sarana, peralatan, perlengkapan dan tata letak bangunan harus sesuai dengan
persyaratan standar RPU.
Syarat bangunan dan tata letak Rumah Potong Ayam (RPA)
adalah sebagai berikut:
Kompleks RPA harus dilengkapi dengan ruang pembekuan cepat,
ruang penyimpanan beku, ruang pengolahan daging, dan laboratorium.
Ruang bangunan utama dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah kotor
(penurunan ayam pemeriksaan ante mortem, pengeluaran jeroan dan
pemeriksaan post mortem, serta penanganan jeroan) dan daerah bersih
(pencucian karkas, pendinginan karkas, penimbangan karkas,
pengemasan, dan penyimpanan segar). Ruang-ruang pada RPA harus
memenuhi persyartan tertentu seperti tata ruang, dinding, lantai,
langit-langit, ventilasi, dan lampu penerangan. 20
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Rumah
Potong Ayam (RPA) harus memiliki ruang pembekuan cepat untuk
menjaga ketahanan produk agar tidak busuk dan ruang penyimpanan beku
(gudang), labolatorium sangatlah dibutuhkan dalam RPA karena pabrik
akan mengirimkan sampel daging ayam ke labolatorium untuk dilakukan
pengujian maksimum mutu mikrobiologis. Selain itu ruangan-ruangan
RPA harus memenuhi persyaratan tertentu seperti tata ruang, dinding,
lantai, langit-langit, ventilasi, dan lampu penerangan.
19 Bagus Purnomo Eko, “Desain Manual Sistem Jaminan Halal Terintegrasi Standar
Rumah Potong Unggas Studi Kasus Di Rumah Potong Ayam Watasilim , Skripsi Institut Pertanian
Bogor (IPB), Bogor, 2016, h. 9. 20 Ibid.,
21
3. Kondisi Sosial Ekonomi
Menurut Sumardi dalam Basrowi dan Siti Juariyah mengatakan
bahwa, “Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara
sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat,
pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban
yang harus dimainkan oleh si pembawa status”21
Menurut Singarimbun (dalam Muhammad Noor) kondisi sosial
ekonomi adalah keadaan struktur sosial ekonomi masyarakat dalam suatu
daerah. Dengan empat parameter yang digunakan untuk mengukur kondisi
sosial ekonomi yaitu: mata pencaharian, pendidikan, kesehatan, dan
transportasi.22
Bintarto mengemukakan pengertian dari sosial ekonomi (dalam
Muhammad Noor) sebagai berikut:
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu usaha bersama dalam suatu
masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup
dengan lima parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kondisi
sosial ekonomi yaitu: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pekerjaan dan pendapatan.23
Selain itu Suratmo mengemukakan beberapa komponen dalam
sosial ekonomi yang dianggap penting untuk diketahui, diantarnya yaitu,
pola perkembangan penduduk, pola perpindahan, pola perkembangan
ekonomi, penyerapan tenaga kerja, berkembangnya struktur ekonomi,
peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan lapangan pekerjaan,
kesehatan masyarakat, dan bentuk komponen lain yaitu SDA yang
langka.24
21 Basrowi dan Siti Juariyah, Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Jurnal
Ekonomi & Pendidikan Universitas Unila Vol. VII No 1, 2010, h. 60. 22 Muhammad Noor, “Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Di Sekitar Kampus Universitas
Pendidikan Indonesia”, Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2013, h.9 Tidak
Dipublikasikan. 23 Ibid. 24 Fani Andiani, “Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon”, Skripsi Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Serang, 2019, h. 43-44.
22
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa kondisi
sosial ekonomi merupakan suatu usaha dari masyarakat untuk
menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup serta dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Dengan menggunaka beberapa parameter untuk kondisi
sosial ekonomi antara lain: usaha, jenis kelamin, mata pencaharian, tingkat
pendidikan, kesehatan, dan pendapatan. Pada akhirnya faktor-faktor
tersebut akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Jadi
kondisi sosial ekonomi merupakan segala sesuatu yang berkenan dengan
masyarakat terutama kaitannya untuk mencapai kesejahteraan dengan cara
memanfaatkan tenaga, waktu, dan sebagainya.
Keberadaan suatu industri di suatu daerah dalam skala industri
besar ataupun industri kecil pasti akan memberikan pengaruh dan
membawa perubahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
sekitarnya seperti tersedianya lapangan pekerjaan, peluang adanya
kesempatan kerja dan akan berpengaruh pada tingkat pendapatan
masyarakat sehingga taraf hidup akan lebih membaik.
Kondisi sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
gambaran umum mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa
Jabon Mekar yang bekerja di PT. Sierad Produce Tbk, meliputi tingkat
pendidikan, kesehatan, pendapatan, dan kepemilikan fasilitas hidup.
Adapun secara umum perbaikan kondisi sosial ekonomi tersebut di
jelaskan sebagai berikut:
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang paling penting dan mendasar
dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan penduduk, karena pada
pembangunan sekarang ini sangat diperlukan partisipasi dari penduduk
yang terdidik dan terampil agar dapat berpartisipasi penuh dalm
pembangunan. Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran, dan jasmani manusia agar dapat menunjukkan
kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dari penghidupan yang selaras
23
dengan alamnya dan masyarakat serta dapat mencapai keselamatan dan
kebahagian setinggi tingginya.
Ki Hajar Dewantara dalam Djumhur dan Danasaputra mengatakan
bahwa pendidikan itu (termasuk pengajaran) bagi tiap-tiap bangsa
berarti pemeliharaan guna mengembangkan benih turunan dari bangsa
itu agar dapat berkembang dengan sehat lahir batin. Untuk itu, manusia-
individu harus dikembangkan jiwa raganya dengan menggunakan
segala alat pendidikan yang berdasarkan adat istiadat rakyat.25
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan
kepribadian dengan jalan membina potensi pribadinya, yaitu rohani
(pikiran, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan
keterampilan).26
Selain itu juga pendidikan berfungsi untuk mengembangkan
wawasan dan meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Menurut
Tirtarahardja (dalam Basrowi dan Siti Juariyah), bahwa “Pendidikan
sekolah sangat diperlukan untuk mencapai sumber daya yang
berkualitas. Dalam Pembangunan yang mengarah pada era
industrialisasi perlu dikembangkan suatu model (sistem) pengelolaan
pembangunan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan
kualitas dan kemampuan mereka untuk dapat memasuki lapangan
pekerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, sehingga perlu
ditetapkan mutu keterampilan kerja pada jenjang jabatan atau
produksi”.27
Antara pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat dan suatu
bangsa sangat ditentukan pembangunan sektor pendidikan dalam
25 Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h. 61. 26 Endang Sri Indarwati, Status Social Ekonomi Dan Intensitas Komunikasi Keluarga
Pada Ibu Rumah Tangga Di Panggung Kidul Semarang Utara, Jurnal Psikologi Undip Vol. 14
No.1 April 2015, h. 54. 27 Basrowi dan Siti Juariyah, op., cit, h. 65.
24
penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan
perkembangan zaman.28
Sumber Daya Manusia bangsa Indonesia ke depannya tidak
terlepas dari fungsi pendidikan nasional. Dalam Pasal 3 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dikatakan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis secara bertanggung jawab.29
Pemenuhan atas hak untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu
merupakan ukuran keadilan dan pemerataan atas hasil pembangunan
dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia yang
diperlukan untuk mendukung keberlangsungan pembangunan.
Pemerataan, akses dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat
warga negara Indonesia memiliki kecakapan dalam rangka
pembangunan manusia sepenuhnya. Beberapa indikator output yang
dapat menunjukan kualitas pendidikan SDM antara lain Angka
Partisipasi Sekolah (APS), dan Angka Partisipasi Murni (APM).
Indikator input pendidikan salah satunya adalah fasilitas pendidikan.
a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Salah satu tujuan dari Millenium Development Goals
(MDGs) adalah menjamin bahwa sampai dengan tahun 2015 semua
anak, baik laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan
pendidikan dasar (primary schooling). Salah satu indikator yang
dapat digunakan adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk
menilai pencapaian MDGs yaitu melihat akses pendidikan pada
penduduk usia sekolah. Penduduk usia sekolah tersebut kemudian
28 Abdul Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan,(Jakarta:
Rajawali Pres, 2014), h. 60 29 Ibid.,
25
digolongkan pada kelompok usia 1) 7-12 tahun; 2) 13-15 tahun;
dan 3) 16-18 tahun.
b) Angka Partisipsi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan persentase
jumlah anak yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang
sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada
kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Secara sederhana APM
dikelompokan ke dalam: 1) Sekolah Dasar; 2) Sekolah Menengah
Pertama; dan 3) Sekolah Menengah Atas Kejuruan. 30
Pada dasarnya pendidikan dibedakan menjadi pendidikan formal,
pendidikan nonformal, dan pendidikan informal, yang membedakan
dari ketiga pendidikan tersebut yaitu dalam hal penyelenggaranya.
Pendidikan formal diperoleh melalui sekolah, pendidikan nonformal
didapat dari lingkungan masyarakat dan bimbingan belajar (bimbel),
serta pendidikan informal yang diperoleh dari lingkungan keluarga.
b. Pendapatan
Menurut Mahyu Danil mengemukakan bahwa “Pendapatan
seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang
dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau
suatu bangsa dalam periode tertentu.”31
Menurut Lukman dan Indoyana bahwa tingkat pendapatan akan
mempengaruhi jenis kebutuhan dan cara memenuhi kebutuhan
seseorang.32 Sedangkan menurut Mubyoto mengemukakan “Pendapatan
adalah hasil berupa uang atau material lainnya.”33
Menurut Sumardi dalam Endang mengemukakan bahwa
pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat
30 Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2015, (Jakarta: Badan Pusat
Statistik, 2015) h, 85. 31 Mahyu Danil, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada Pegawai
Negeri Sipil Di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen, Jurnal Ekonomi Universitas Almuslim Bireuen
Vol, IV No. 7, 2013, h, 37. 32 Lukman dan Indoyana Nasrudin, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007), h. 3 33 Ibid,.
26
pendidikan yang dimilikinya. Pendapatan merupakan jumlah semua
pendapatan kepala keluarga maupun anggota lainnya yang diwujudkan
dalam bentuk uang ataupun barang.
Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS)
membedakan pendapatan penduduk menjadi 4 golongan, yaitu:
1) Golongan pendapatan sangat tinggi, jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp. 3.500.000,00 per bulan.
2) Golongan pendapatan tinggi, jika pendapatan rata-rata antara Rp.
2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan.
3) Golongan pendapatan sedang, jika pendapatan rata-rata di bawah
antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan.
4) Golongan pendapatan rendah, jika pendapatan rata-rata di bawah
Rp. 1.500.000,00 per bulan.34
Berdasarkan jenisnya, Biro Pusat Statistik membedakan
pendapatan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a) Pendapatan Berupa Barang
Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan
yang bersifat reguler dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa
balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Barang
dan jasa yang diterima/diperoleh dinilai dengan harga pasar
sekalipun tidak di imbangi ataupun disertai transaksi uang oleh
yang menikmati barang dan jasa tersebut. Demikian juga
penerimaan barang secara cuma-cuma, pembelian barang dan jasa
dengan harta subsidi atau reduksi dari majikan merupakan
pendapatan berupa barang.
b) Pendapatan Berupa Uang
Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan meliputi
pendapatan sektor formal adalah segala penghasilan baik berupa
barang atau uang yang bersifat reguler dan diterimakan biasanya
balas jasa di sektor formal yang terdiri dari pendapatan berupa
34 Endang Sri Indrawati. loc. cit.
27
uang, meliputi: gaji, upah dan hasil infestasi dan pendapatan berupa
barang-barang meliputi: beras, pengobatan, transportasi,
perumahan, maupun yang berupa rekreasi. Sedangkan pendapatan
sektor informasi adalah segala penghasilan baik berupa barang
maupun uang yang diterima sebagai balas jasa di sektor informal
yang terdiri dari pendapatan dari hasil infestasi, pendapatan yang
diperoleh dari keuntungan sosial, dan pendapatan dari usaha
sendiri, komisi dan penjualan dari kerajinan rumahan.
Pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan yang dimiliki. Dengan pendidikan yang tinggi
mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih
besar. Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan
mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.35
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang atau kelompok baik
berupa uang ataupun material lain seperti barang, baik diperoleh dari
hasil sendiri ataupun pihak lain. Pendapatan juga bisa memberikan
pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dikarenakan
tinggi rendahnya pendapatan akan berpengauh terhadap sikap
masyarakat dalam mengatur perilaku ekonomi dari masyarakat tersebut.
Selain itu pendapatan dapat menyebabkan terjadinya dinamika
kehidupan sosial dalam masyarakat karena semakin tinggi pendapatan
yang diperoleh oleh masyarakat tersebut maka semakin mapan juga
kehidupan ekonominya dan semakin tinggi kedudukannya di
lingkungan masyarakat.
35 Fatimah Djafar, Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Anak, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, Februari, 2014, h.5.
28
c. Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua
aspek. Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi dari
fisik, mental, dan kesejateraan sosial ekonomi.36 Kesehatan menjadi
modal dasar untuk dapat melangsungkan kehidupan.
Sebagaimana pengertian kesehatan menurut (Organisasi Kesehatan
Dunia WHO) Tahun 1948 menyatakan bahwa pengertian kesehatan
adalah sebagai “Suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan
dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.”37 Sedangkan
menurut Ridley kesehatan merupakan unsur penting agar kita
menikmati hidup yang berkualitas, baik itu di rumah maupun dalam
pekerjaan. Kesehatan juga merupakan faktor penting menjaga
keberlangsungan sebuah organisasi.38
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulannya bahwa
kesehatan merupakan unsur penting agar kita menikmati hidup yang
berkualitas baik itu keadaan fisik, mental, maupun sosial kesejahteraan
manusia baik di rumah maupun dalam pekerjaan dan juga kesehatan
merupakan faktor penting menjaga keberlangsungan sebuah organisasi.
Terciptanya kondisi sehat harus dilakukan agar kesehatan itu
terpelihara, usaha-usaha tersebut sebagaimana diungkapkan oleh
Entjang (dalam Muhammad Noor) yaitu:
a) Memelihara kesehatan
b) Konsumsi makanan yang sehat
c) Cara hidup yang teratur
d) Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan jasmani
e) Meningkatkan taraf kesehatan rohaniah
f) Melengkapi rumah dengan fasilitas yang menjamin hidup sehat
36 Charis Christiani dkk, “Analisis Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas
Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah”, Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, h.104. 37 Dimas Bagus Ananta, op.cit., h.27. 38 Achmad Suaeb, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Studi Kasus: Pembersih Kaca
Jendela), Jurnal Ilmiah, Vol. 100, 2016, h.3
29
g) Pemeriksaan kesehatan. 39
Uraian di atas menjelaskan bahwa begitu banyak cara atau
usaha yang bisa dilakukan agar kesehatan itu terpelihara sehingga
kesehatan dapat terjaga dengan baik, seperti pemeliharaan kebersihan
baik jasmani maupun rohaniah, cara hidup yang teratur dan
memelihara kebersihan. Kesehatan masyarakat menjadi indikator yang
penting dalam melihat kondisi sosial ekonominya, karena dengan
kesehatan yang baiklah para masyarakat dapat melakukan aktifitas
kesehariannya dengan baik.
d. Kepemilikan Fasilitas Hidup
Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk
barang-barang di mana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan
ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain: barang-barang
berharga dan jenis-jenis kendaraan pribadi. Barang-barang yang
berharga tersebut antara lain: tanah, sawah, rumah dan lain-lain.40
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer, kebutuhan yang
paling mendasar yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia
sekaligus merupakan faktor penentu indikator kesejahteraan rakyat.
Rumah selain sebagai tempat tinggal, juga dapat menunjukan status
sosial seseorang, yang berhubungan positif dengan kualitas/kondisi
rumah. Kualitas lingkungan rumah tinggal mempengaruhi status
kesehatan penghuninya.
Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Pemukiman mencantumkan bahwa salah satu tujuan diselenggarakan
perumahan dan kawasan pemukiman yaitu untuk menjamin
terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan
sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
Sedangkan menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satu kriteria
39 Muhammad Noor, op.cit., h.13. 40 Fatimah Djafar, loc. cit.
30
rumah sehat adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai per orang
minimal 10 m².
a) Status Kepemilikan Rumah Tinggal
Status kepemilikan rumah tinggal merupakan salah satu
indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan dan juga
peningkatan taraf hidup masyarakat. Kondisi ekonomi rumah
tangga sangat berpengaruh terhadap kepemilikan rumah tinggal.
Status kepemilikan rumah tinggal yang dicakup di sini adalah
rumah milik sendiri, kontrak, sewa, bebas sewa, rumah dinas,
rumah milik orang tua/saudara atau status rumah kepemilikan
lainnya.
b) Fasilitas yang Dimiliki
Kualitas kenyamanan rumah tinggal ditentukan oleh
kelengkapan fasilitas rumah tinggal, seperti tersedia air bersih,
sanitasi yang layak, serta penerangan yang baik. Ketersediaan
dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan minum dan
masak dapat bersumber dari air kemasan, air isi ulang maupun
dari ledeng. Sedangkan menyediaan jamban merupakan bagian
dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya. Jika ditinjau
dari sudut kesehatan lingkungan, pembuangan kotoran manusia
yang tidak saniter akan mencemari lingkungan terutama tanah dan
sumber air.
Fasilitas rumah tinggal yang dimaksud adalah ketersediaan
jamban sendiri dengan tengki septik ataupun belum menggunkan
tengki septik. Fasilitas rumah lainnya yang juga penting adalah
penerangan ideal yang berasal dari listrik (PLN dan NON PLN),
karena cahaya listrik lebih terang dibandingkan sumber
penerangan lainnya. Fasilitas lain yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kesejahteraan adalah dengan melihat fasilitas
31
barang apa saja yang dimiliki. Barang-barang tersebut berupa
emas ataupun kendaraan.41
Keberadaan industri akan memberikan pengaruh terhadap tingkat
kondisi sosial ekonomi masyarakat baik sebagai pekrja atau karwayan
ataupun masyarakat biasa. Pendapatan yang besar akan berpengaruh
terhadap nilai-nilai dan gaya hidup (life style) dalam memenuhi
hidupnya seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Selain itu
keberadaan industri akan berpengaruh terhadap pola kehidupan
masyarakat menjadi lebih konsumtif terhadap barang-barang.
Kepemilikan fasilitas hidup yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah berupa barang-barang elektonik, rumah, transportasi, dan alat
komunikasi. Barang-barang tersebut sering kali dijadikan sebagai tolak
ukur untuk melihat kondisi sosial masyarakat.
Apabila masyarakat mempunyai pendapatan yang tinggi dari
sebelumnya maka secara tidak langsung tingkat kepemilikan
fasilitasnya pun akan berpengaruh menjadi lebih tinggi karena dengan
pendapatan yang tinggi tentunya masyarakat memiliki kesempatan
dalam memfasilitasi hidupnya dan memenuhi segala kebutuhan
hidupnya.
4. Masyarakat
a. Pengertian Masyarakat
Menurut Abdul Syani menjelaskan bahwa perkataan masyarakat
berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama,
kemudian berubah menjadi masyarakat , yang artinya berkumpul
bersama, hidup bersama dan saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi
masyarakat (indonesia).42
41 Badan Pusat Statistik, op.cit., h.112
42 Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2012) h. 30.
32
Menurut J.L. Gillin dan J.P Gillin, mengatakan bahwa masyarakat
adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempuyai kebiasaan,
tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu
meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.43 Sedangkan
menurut Paul B. Hartono, masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
secara arelatif mandiri, yang hidup bersama cukup lama, yang
mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan
melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.44
Berdasarkan beberapa pengetian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang saling
berhubungan, saling mempengaruhi, mendiami suatu wilayah tertentu
yang relatif cukup lama, memiliki kebudayaan yang sama dan sikap
persatuan yang sama.
b. Ciri-Ciri Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto (dalam Abdul Syani, 1987),
menyatakan bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk
kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri
pokok, yaitu:
1. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran
yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan beberapa
jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka
minumum ada dua orang yang hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia
tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti
umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Oleh karena itu dengan
berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru.
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
43 Prof. Dr. Yusron Razak, MA, Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran
Sosiologi Perspektif Islam Edisi Revisi, (Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2010) h. 140. 44 Ibid., h. 142.
33
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota
kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya. 45
Berdasarkan uraian di atas, manusia senantiasa mempunyai naluri
yang kuat untuk hidup bersama dengan waktu yang cukup lama.
Manusia tidak bisa hidup secara individual (sendiri) karena manusia
adalah makhluk sosial dan saling membutuhkan satu sama lain.
c. Unsur-Unsur Masyarakat
Hendropuspito memberikan penjelasan mengenai unsur-unsur
masyarakat untuk membedakannya dengan beberapa istilah lain seperti
komunitas, perkumpulan dan lain sebagainya.46
1. Adanya kelompok manusia yang berinteraksi. Syarat pertama yang
harus ada dalam kehidupan masyarakat adanya interaksi di antara
anggota kelompok masyarakat tersebut, berlangsung lama, saling
mempengaruhi dan memiliki prasarana untuk berinteraksi.
2. Adanya norma-norma dan adat istiadat. Kehidupan suatu
masyarakat akan berlangsung tertib manakala di situ terdapat
norma-norma yang diterapkan secara kontinyu dan teratur.
3. Adanya identitas yang sama. Unsur lain yang membentuk
masyarakat adalah adanya identitas yang sama yang dimiliki oleh
warga masyarakatnya, bahwa mereka memang merupakan suatu
kesatuan khusus yang berbeda dengan kesatuan-kesatuan manusia
lainnya.
4. Adanya batas wilayah. Suatu masyarakat umumnya mempunyai
batas-batas wilayah yang jelas, batas-batas itu sering menjadi
petunjuk bagi pengamat luar untuk mengetahui jenis suku bangsa
yang menghuni wilayah tersebut.
Berdasarkan unsur-unsur masyarakat di atas, maka syarat utama
dalam kehidupan masyarakat adalah interaksi diantara kelompok
45 Abdulsyani, op.cit., h. 32 46 Prof. Dr. Yusron Razak, MA, op.cit., h. 142-144
34
masyarakat tersebut, adanya norma-norma dan istiadat agar kehidupan
masyarakat berlangsung secara tertib, selain itu adanya identitas yang
sama untuk membentuk kesatuan yang khusus, dan adanya batas
wilayah untuk mengetahui jenis suku bangsa yang menempati suatu
wilayah.
d. Syarat-syarat Masyarakat
Dalam buku Sosiologi karangan Abu Ahmadi (1985), menyatakan
bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan
pengumpulan binatang;
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah
tertentu;
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka
untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.47
Berdasarkan syarat-syarat masyarakat di atas, maka masyarakat
bukannya hanya sekedar sekumpulan manusia saja, akan tetapi di antara
mereka yang berkumpul itu harus ditandai dengan adanya hubungan
atau pertalian satu sama lainnya. Paling tidak setiap individu sebagai
anggotanya (masyarakat) mempunyai kesadaran akan keberadaan
individu yang lainnya.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penulis telah menelaah beberapa hasil kajian sebelum melakuakan
penelitian terhadap masalah yang didapatkan yang mengenai Pengaruh
Keberadaan Industri Rumah Potong Ayam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
(Studi Kasus PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon Mekar Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor), maka untuk mendukung proses pelaksanaan
penelitian yang akan dilakukan perlunya penelitian yang relevan dan peneliti
mengambil dari beberapa judul penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
sebelumnya. Seperti terlihat pada Tabel 2.1.
47Abdulsyani, loc. cit.
35
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Yang Relevan
No. Nama Judul Hasil Perbedaan Persamaan
1. Ike Ulan
Ria
(2017)
Skripsi
Pengaruh Keberadaan
Industri PT. Rinai
Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi
Masyarakat Di Desa
Talaga Kecamatan
Cikupa Kabupaten
Tangerang.
Berdasarkan hasil
analisis, menunjukan
bahwa industri PT.
Rinnai cenderung
memberikan dampak
positif bagi masyarakat
yaitu memberikan
kesempatan kepada
masyarakat untuk
bekerja, sebagaimana
hasil penelitian sekitar
82,2% bahwa dampak
yang ditimbulkan oleh
PT. Rinnai bagi
masyarakat positif.
Peneliti
sebelumnya
meneliti industri
peralatan rumah
tangga.
Sama-sama
meneliti
tentang
keberadaan
industri dan
kondisi
sosial
ekonomi
masyarakat
dengan
indikator
pendidikan,
pendapatan,
kesehatan
dan fasilitas
hidup.
2. Fitriani
Aprilia
Sari dan
Sri
Rahayu
(2014)
Jurnal
Kajian Dampak
Keberadaan Industri
PT. Korindo
Ariabima Sari Di
Kelurahan Mendawai,
Kabupaten
Kotawaringin Barat.
Berdasarkan hasil
analisis, menunjukan
bahwa PT. Korindo
Ariabima Sari cenderung
memberikan dampak
positif terhadap kondisi
fisik (ketersediaan
fasilitas umum dan
kondisi prasarana jalan)
dan sosial ekonomi.
Penelitian
sebelumnya
hanya meneliti
variabel y.
Meneliti
tentang
keberadaan
industri.
3. Dimas
Bagus
Ananta
(2014)
Skripsi
Pengaruh Keberadaan
Industri Sirup Jeruk
Nipis Peras Terhadap
Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat
Desa Ciawigebang
Kecamatan
Ciawigebang
Kabupaten Kuningan.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
keberadaan industri sirup
jeruk nipis peras sudah
cukup baik dimana
bahan mentah yang
digunakan sudah cukup
dan mudah didapatkan,
dalam penyerapan
tenaga kerja industri
dapat menyerap 12
hingga 18 tenaga kerja
dari masyarakat sekitar.
Kondisi sosial ekonomi
masyarakat sudah cukup
baik dilihat dari
pendapatan, pendidikan,
dan kesehatan pengusaha
dan tenaga kerja.
Pengaruh keberadaan
industri terhadap kondisi
sosial ekonomi
masyarakat yakni
sebesar 14,91%.
Peneliti
sebelumnya
meneliti industri
pangan yaitu
sirup jeruk nipis
peras.
Sama-sama
meneliti
tentang
keberadaan
industri dan
kondisi
sosial
ekonomi
masyarakat
dengan
indikator
pendidikan,
pendapatan,
dan
kesehatan.
36
C. Kerangka Berfikir
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian
“Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
lebih tinggi untuk penggunanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri. 48
Menurut Badan Pusat Statistik, industri digolongkan menjadi empat
menurut banyaknya tenaga kerja, yaitu: 1) Industri Rumah Tangga, 2) Industri
Kecil, 3) Industri Sedang, 4) Industri Besar.49
Dalam hal ini, peneliti lebih mengkhususkan pada industri besar yaitu
PT. Sierad Produce, Tbk. Menurut Sumardi dalam Basrowi dan Siti Juariyah
kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan
menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian
posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus
dimainkan oleh si pembawa status.50
Dalam hal ini, dimana keberadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk
memberikan pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang di
ukur dari empat parameter menurut Singarimbun dan Bintarto yaitu: 1)
Pendidikan yang diukur dari Angka Partisipasi Murni (APM), 2) Pendapatan
yang diukur dari pendapatan berupa uang, 3) Kesehatan yang diukur dari
kesehatan di tempat kerja, dan 4) Kepemilikan Fasilitas Hidup yang diukur
dari dua indikator yaitu status kepemilikan rumah tinggal dan fasilitas yang
dimiliki.
Kerangka berpikir secara keseluruhan dapat dilihat pada skema
kerangka berpikir. Seperti pada Gambar 2.1.
48 Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian 49 M. Arif Hakim, “Industrilisasi Di Indonesia Menuju Kemitraan Yang Islami”, Jurnal
Hukum Islam IAIN Pekalongan, 2009, h.5. 50 Basrowi dan Siti Juariyah, Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Jurnal
Ekonomi & Pendidikan Universitas Unila Vol. VII No 1, 2010, h. 60.
37
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Industri Rumah
Tangga Industri
Sedang
Industri
Kecil Industri
Besar
PT. Sierad Produce
Tbk
Pendidikan Pendapatan Kesehatan Fasilitas
Hidup
Masyarakat
Kondisi sosial Ekonomi
(Parameter) menurut Bintarto
APS APM
Barang
Uang
Pekerjaan
Rumah
Fasilitas Yang
Dimiliki
Status Kepemilikan
Rumah Tinggal
Industri
(Jenis-jenis Industri) Menurut Badan Pusat Statistik
38
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu jawaban atau pernyataan sementara atas
yang sedang diteliti dalam penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.51 Adapun hipotesis penelitian ini yaitu:
a. Hipotesis kerja (Ha):
Terdapat pengaruh keberadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Jabon Mekar Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor.
b. Hipotesis nol (Ho):
Tidak terdapat pengaruh keberadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Jabon Mekar
Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011, Cet.14) hlm. 64.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini di lakukan di wilayah kawasan industri
PT. Sierad Produce, Tbk. Bertempat di Desa Jabon Mekar Kecamatan
Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, PT.
Sierad Produce Tbk terletak antara 6°46’05.8” Lintang Selatan dan
106°73’23.27” Bujur Timur. Adapun peta lokasi penelitian seperti
terlihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan yaitu dari bulan Maret
2019 hingga Agustus 2019 maka penelitian ini akan diproses seefesien
mungkin atau disesuaikan dengan waktu penelitian guna mendapatkan
hasil penelitian yang tepat dan maksimal. Kiranya dalam kurun waktu
Lokasi Penelitian
40
yang relatif singkat tersebut di harapkan penelitian ini akan menghasilkan
data lapangan yang akurat dan relevan. Seperti terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3. 1
Susunan Waktu Penelitian
Nama Kegiatan
Tahun 2019 Tahun
2020
Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb
Penyusunan BAB I
Penyusunan BAB II
Penyusunan BAB III
Penyusunan BAB IV
Penyusunan BAB V
dan Lampiran
Sidang Skripsi
B. Metode Penelitian
Penggunaan metode akan berpengaruh pada keberhasilan penelitian,
oleh karena itu penelitian haruslah ilmiah dan proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
sehingga penelitian dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian survei
dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Morissan “Penelitian survei
merupakan salah satu metode terbaik yang tersedia bagi para peneliti sosial
yang tertarik untuk mengumpulkan data guna menjelaskan suatu populasi
yang terlalu besar untuk diamati secara langsung. Survei merupakan metode
yang sangat baik untuk mengukur sikap, dan orientasi suatu masyarakat
melalui berbagai kegiatan jajak pendapat (public opinion poll)”.1
Penelitian kuantitatif adalah penelitian berupa angka-angka dan
analisis data menggunakan statistik. Metode ini digunakan untuk mendapatkan
data alamiah, dimana peneliti harus melakukan perlakuan seperti mengedarkan
angket dalam pengumpulan data. Menurut Sugiyono “Metode penelitian
1 Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) hlm. 166.
41
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang dilandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan”.2
Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk dapat mengetahui
pengaruh keberaadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk (variabel bebas)
terhadap kondisi sosial ekonomi (variabel terikat).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: Obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain.3
Berdasarkan pernyataan tersebut bahawa yang menjadi populasi itu
seluruh data yang menjadi perhatian peneliti, dan tidak subyeknya saja,
akan tetapi objek dan benda-benda alam yang lainnya bisa menjadi
populasi asalkan mempunyai kualitas dan tertentu yang ditetapakn oleh
peneliti dalam ruang lingkup tertentu dan waktu yang ditentukan.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja industri
PT. Sierad Produce, Tbk yang tinggal di Desa Jabon Mekar, Kecamatan
Parung, Kabupaten Bogor sebanyak 302 orang baik laki-laki maupun
perempuan. Seperti terlihat pada Tabel 3.2.
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011, Cet.14) hlm. 8 3 Ibid., 80
42
Tabel 3.2
Jumlah Tenaga Kerja Berdomisili Di Desa Jabon Mekar
No Departemen Jumlah Tenaga Kerja
1 Produksi 272 orang
3 Warehouse 7 orang
4 Teknik 5 orang
5 GA 13 orang
6 PPIC 1 orang
7 R & D 3 orang
8 Sales 1 orang
Jumlah 302 orang
Sumber: Database Perusahaan PT. Sierad Produce, Tbk
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga , dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu yang harus
betul-betul representatif (mewakili).4 Berdasarkan pengertian di atas
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang tidak dapat
dipisahkan dengan populasi.
Menurut Sugiyono, “Teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan
menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.” 5
Pada penelitian ini menggunakan teknik sampel probability sampling.
probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random
sampling. Menurut Sugiyono “simpel random sampling dikatakan simple
4 Ibid., hlm. 81 5 Ibid., hlm. 81
43
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.”6
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.
Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah jumlah
anggota populasi itu sendiri. Jadi, sampel disini mewakili dari populasi
yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Arikunto, ada beberapa rumus yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk menentukan jumlah anggota sampel. Jika peneliti
mempunyai beberapa subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan
kurang lebih 10% - 15% atau 20% - 30%. Jika jumlah anggota subjek
hanya berjumlah 100-150 orang, sebaiknya subjek diambil secara
keseluruhan.7 Rumus yang dapat digunakan untuk pengambilan sampel
adalah:
n = 20% × N
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini sebesar 20% dari
jumlah total populasi yaitu 302 orang. Adapun perhitungannya adalah
sebagai berikut:
n = 20% × 302
n = 60,4
Jadi, sampel penelitian untuk populasi 302 orang dengan teknik
pengambilan sambel sekitar 20% adalah 60,4 maka dapat dibulatkan
menjadi 61 orang.
Selanjutnya peneliti akan mengedarkan kuesioner terhadap 61
responden yaitu tenaga kerja industri PT. Sierad Poduce, Tbk yang tinggal
di Desa Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor baik laki-laki
maupun perempuan.
6 Ibid., hlm. 82 7 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), h.95.
44
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian. Karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Menurut Sugiono, “terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas
data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas
pengumpulan data”.8
Pengumpulan data dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang
digunakan, yaitu sumber data primer merupakan sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber data sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.9
Teknik pengumpulan berkenan ketepatan cara-cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penelitian, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa
observasi dan kuisioner (angket).
1. Kuesioner (Angket)
Menurut Sugiono “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. 10
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kuesioner
(angket) adalah salah satu alat untuk mengumpulkan data dalam
penelitian dengan memberikaan beberapa pertanyaan atau pernyataan
kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi
yang mengenai maslah tersebut.
Pada penelitian ini angket diajukan kepada masyarakat Desa Jabon
Mekar yang bekerja di PT. Sierad Produce Tbk yang sudah dianggap
8 Ibid., h.137 9 Ibid., 10 Ibid., h. 142
45
sebagai sampel atau yang dianggap mewakili dari keseluruhan objek
penelitian.
2. Wawancara
Menurut Sukandarrumidi dan Haryono “Wawancara yaitu suatu
proses tanya jawab secara lesan antara interviewer (orang yang
menginterview) dengan interviewe (orang yang diinterview)”.11
Peneliti melakukan teknik wawancara dengan tujuan menggali
informasi mendalam dari responden mengenai hal yang akan diamati dan
sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuk wawancara
sistematik, dimana peneliti terlebih dahulu menyiapkan pedoman
wawancara sebelum melakukan wawancara terhadap responden.
Alasan peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan
wawancara untuk memperdalam dan menguatkan data kuantitatif yang
diperoleh melalui angket.
Pada penelitian ini wawancara ditujukan kepada Kepala Desa Jabon
Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
3. Observasi (Pengamatan)
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri fisik
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis.12
Adapun yang akan diobservasi oleh peneliti mengenai kajian
pengaruh keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat di Desa Jabon Mekar seperti keadaan umum perusahaan,
bentuk rumah, sarana komunikasi dan alat transportasi.
11 Djam’an Satori, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2013), h.130. 12 Sugiyono, op. cit., h. 145.
46
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data
historis.13 Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data sekunder,
seperti data monografi desa yang diperoleh dari kantor Desa Jabon
Mekar.
E. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini melalui kegiatan: Editing,
Skoring, dan Tabulasi (Proses Pembenaran). Dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti
selesai menghimpun data dilapangan. Kegiatan ini menjadi penting
karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum
memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan,
tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu,
keadaan tersebut harus diperbaiki melalui editing ini.14
2. Pengkodean (Skoring)
Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan koding.
Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas
sehingga memiliki arti tertentu pada saat di analisis.15
3. Tabulasi (Proses Pembenaran)
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud
tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya.16
13 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana, 2017), h.155. 14 Opcit., h.176 15 Opcit., h.177 16 Opcit., h.179
47
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.17
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).18Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah industri
PT. Sierad Produce, Tbk yang meliputi keberadaan industri PT. Sierad
Produce, Tbk.
2. Variabel Terikat (Y)
Varibel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.19Adapun variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kondisi sosial ekonomi di Desa Jabon
Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
G. Instrumen Penelitian
Menurut Syofian Siregar, instrumen penelitian suatu alat yang dapat
digunakan untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan
informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan
menggunakan pola ukur yang sama.20
Instrumen penelitian adalah berupa kisi-kisi atau berisi indikator-
indikator yang akan di teliti dan sebagai alat untuk mengukur fenomena
yang diteliti. Instrumen penelitian ini dibuat untuk mengungkapkan data
mengenai pengaruh keberadaan industri rumah potong ayam terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Jabon Mekar Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor.
17 Sugiyono, op.cit., h.38. 18 Ibid., h. 39. 19 Ibid., h. 39 20 Syofian Siregar, Statistik Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Rajawali Pres, 2010) Cet, 1. h. 206.
48
Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu keberadaan industri rumah
potong ayam sebagai variabel X dan kondisi sosial ekonomi masyarakat
sebagai variabel Y.
Indikator variabel ini dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
pertanyaan atau pernyataan yang akan diberikan kepada responden.
Instrumen yang akan disusun dan dilakukan dalam penelitian mengenai
“Pengaruh Keberadaan Industri Rumah Potong Ayam Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor”.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri dari kuesioner
atau angket, wawancara, pedoman observasi. Berikut kisi-kisi instrumen
angket tenaga kerja seperti disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Kuesioner (Angket) Tenaga Kerja
Variabel Indikator Sub Indikator No Item
Variabel Bebas
Keberadaan
industri
(X)
a. Kegiatan industri a. Anggapan
masyarakat terhadap
keberadaan industri.
1-4
b. Kegiatan industri
untuk masyarakat
5
b. Dampak dari
industry
c. Dampak terhadap
masyarakat
6-9
Variabel terikat
kondisi sosial
ekonomi (Y)
1. Pendidikan a. Persepsi terhadap
pendidikan
10-12
b. Jenjang Pendidikan 13-15
c. Kondisi pendidikan 16-17
2. Kesehatan a. Kondisi kesehatan 18
b. Pemeriksaan
kesehatan berkala
19
c. Bantuan kesehatan 20
3. Pendapatan a. Jumlah Pendapatan 21
b. Anggapan terhadap
kecukupan
22
4. Kepemilikan fasilitas
hidup
a. Kondisi fisik
bangunan rumah
23-24
b. Kendaraan pribadi 25
Berikut kisi-kisi instrumen wawancara Kepala Desa Jabon Mekar
Kecamatan Parung Kabupaten Bogor seperti disajikan pada Tabel 3.4
49
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Variabel Indikator Sub indikator Pertanyaan No
Item
A. Keberad
aan
Industri
(X)
1. Kegiatan
Industri
a. Anggapan
terhadap
keberadaan
industri
a. Bagaimana tanggapan
Bapak/Ibu tentang industri
PT. Sierad Produce Tbk
yang ada di Desa Jabon
Mekar?
b. Menurut Bapak/Ibu
seberapa penting industri
PT. Sierad Produce Tbk di
Desa Jabon Mekar?
1-2
b. Kegiatan
Industri
untuk
masyarakat
Adakah kegiatan sosial dari
PT. Sierad Produce Tbk untuk
masyarakat?
3
2. Dampak
dari Industri
Dampak
kegiatan
industri
Menurut Bpk/Ibu apakah ada
dampak positif dan negatif
dari adanya industri PT.
Sierad Produce Tbk?
4
B. Kondisi
Sosial
Ekonom
i (Y)
1.Pendidikan Tingkat
pendidikan
sebelum dan
sesudah adanya
industri
Menurut Bpk/Ibu apakah ada
perubahan peningkatan di
pendidikan masyarakat
setelah adanya industri PT.
Sierad Produce Tbk di daerah
ini?
5
2.Pendapatan Pendapatan
masyarakat
Apakah dengan adanya
industri PT. Sierad Produce
Tbk di tengah masyarakat
membantu pendapatan
masyarakat setempat?
6
3.Kesehatan Kondisi
kesehatan
masyarakat
sebelum dan
sesudah adanya
industri
Menurut Bpk/Ibu apakah
dengan adanya industri PT.
Sierad Produce Tbk dapat
mempengaruhi kesehatan
masyarakat disekitar industri?
7
Berikut kisi-kisi instrumen observasi seperti disajikan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Observasi
Variabel Sub Indikator Instrumen
A. Keberadaan Industri (X) Keadaan umum perusahaan
1). Ruang produksi
2). Alat produksi
Observasi
B. Kondisi Sosial Ekonomi (Y) a. Bentuk Rumah
b. Sarana Komunikasi
c. Alat Transportasi
Observasi
Observasi
Observasi
50
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Instrumen Kuesioner
a. Uji Validitas
Menurut Wiratana Sujarweni “uji validitas digunakan untuk
mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan
dalam mendefinisikan suatu variabel”.21
Uji validitas dapat menggunakan rumus Person Product
Moment, setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan lalu baru
dilihat penapsirannya dari indeks kolerasi.
Rumus Person Product Moment:
𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑁 (Σ 𝑋𝑌)−(Σ 𝑋).(Σ 𝑌)
√{ 𝑛.Σ 𝑋2−(Σ 𝑋)2 } { 𝑛.Σ 𝑌2−(Σ 𝑌)2}
Keterangan:
r hitung = Koefesien kolerasi
Σ Xi = Jumlah skor item
Σ Yi = Jumlah skor total (item)
n = Jumlah responden
Rumus uji t :
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = √(𝑛−2)
√(1−𝑟²
Keterangan:
t = Nilai t ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
r = Koefisien kolerasi hasil r hitung
n = Jumlah responden
untuk tabel t𝑎 = 0,05 derajat kebebasan (dk = n-2)
21 Wiratana Sujarweni, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012). h.
177.
51
jika nilai t hitung > t tabel berarti valid demikian sebaliknya, jika
nilai t hitung < t tabel tidak valid, apabila instrumen valid, maka
indeks kolerasinya (r) adalah sebagai berikut:22
0,800 1,000 : sangat tinggi
0,600 0,799 : tinggi
0,400 0,599 : cukup tinggi
0,200 0,399 : rendah
0,000 0,199 : sangat rendah (tidak valid)23
b. Uji Reliabilitas
Menurut Wiratna Sujarweni “reabilitas merupakan ukuran
suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal
yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk
kuesioner”.24
Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur
reliabilitas data, apakah alat ukur dapat digunakan beberapa rumus
diantaranya: rumus belah dua dan Spearman Brown (jika untuk
mengetahui seluruh tes) Kuder Richardson 20, Anova Hoyt, dan
Alfa. Buku ini hanya akan membahas penggunaan rumus
Spearman Brown.
Rumus Spearman Brown:
𝑟11 = 2 . 𝑟𝑏
1+rb
Keterangan:
𝑟11 = koefisien reabilitas internal seluruh item
rb = koefisien poduct moment antara belahan
22 A. Aziz Alimul Hidayat, Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data,
(Jakarta: Salemba Medika, 2008), h. 93. 23 Ibid., h. 94. 24 Wiratana Sujarweni, op.cit., h. 186.
52
Ketika menggunakan metode ini sebaiknya pertanyaan
adalah jumlahnya genap sehingga memudahkan untuk dibelah.25
2. Uji Asumsi Dasar
Uji asumsi dasar digunakan untuk mengetahui pola dan
varian serta kelinearitasan dari suatu populasi (data). Apakah populasi
atau data berdistribusi normal atau tidak, atau juga uji dapat
digunakan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai beberapa
varian yang sama, serta untuk menguji kelinearitasan data.
a. Uji Normalitas
Analisis regresi merupakan teknik membangun persamaan
garis lurus untuk membuat penaksiran. Agar penaksiran tersebut
tepat, maka persamaan yang digunakan untuk menaksir juga harus
yang tepat (fitted).26
Untuk mengidentifikasi apakah model regresi yang diperoleh
sudah memenuhi asumsi Classical Normal Linear Regression
Model (CLNRM). Untuk tujuan ini, diantaranya diperlukan
pengujian terhadap normalitas kesalahan pengganggu (normality
of disturbance error term).
Pengujian terhadap normalitas ini dapat dilakukan dengan
banyak cara, seperti uji chi-square goodness of fit. Pengujian uji
chi-square goodness of fit digunakan formula:
x² = ∑( 0𝑖 − 𝐸𝑖)
𝐸𝑖
𝑘
𝑖=1
25 A. Aziz Alimul Hidayat., op. cit., h. 100. 26Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, Dan Solusi, (Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA, 2013). h. 31.
53
Yang menyatakan bahwa:
Oi = frekuensi observasi pada kelas atau interval i
Ei = frekuensi yang harapkan pada kelas i didasarkan pada
distribusi hipotesis, yaitu distribusi normal.27
Jika nilai x² lebih kecil dari nilai kritisnya (x2 tabel : df. = N-1-k;
dimana N adalah banyaknya kelas dan k adalah banyaknya
parameter yang diestimasi), maka dapat disimpulkan bahwa
kesalahan pengganggunya (disturbance Ui) kemungkinan berasal
dan distribusi hipotesis (distribusi normal).28
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah
objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti mempunyai varian
yang sama. Bila objek yang diteliti tidak mempunyai varian yang
sama, maka uji anova tidak dapat diberlakukan. Metode yang
digunakan dalam melakukan uji homogenitas ini adalah metode
varian terbesar dibandingkan variabel terkecil.29
3. Analisis Regresi Linear Sederhana
Salah satu alat yang dapat digunakan dalam memprediksi
permintaan dimasa yang akan datang dengan berdasarkan data-data
mas lalu, atau untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas
(independen) terhadap satu variabel tak bebas (dependen) adalah
menggunakan regresi linear.30
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan regresi linear
sederhana yang digunakan hanya untuk satu variabel bebas
(independen) dan satu variabel tak bebas (dependen). Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi
besaran nilai variabel tak bebas (dependen) yang dipengaruhi oleh
27 Ibid., h. 32 28 Ibid., h. 33 29 Syofian Siregar, op. cit., h.167. 30 Syofian Siregar, Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana,
2017), Cet,2, h. 220.
54
variabel bebas (independen). Data yang digunakan biasanya berskala
interval atau rasio. Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:
Y = a + b . X
Keterangan :
Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a dan b = Konstanta31
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat
digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara dua
variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukan persentase variasi
nilai yang variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan
regresi yang dihasilkan.32
Koefisien determinasi yang diperoleh dari suatu sampel disebut
koefisien determinasi sampel. Koefisien determinasi sampel diperoleh
dari hubungan antara dua macam variabel, yaitu deviasi nilai Y
observasi dalam suatu set data disekitar garis regresi dan deviasi Y
observasi di sekitar rata-ratanya.
Koefisien determinasi (r²) adalah satu dikurangi rasio antara
besarnya deviasi nilai Y observasi dari garis regresi dengan besarnya
deviasi nilai Y observasi dari rata-ratanya. Atau secara sistematis
dapat ditulis sebagai berikut:33
r² = 1 ∑(𝑌 Ŷ)
∑(𝑌 Ῡ)²
31 Ibid., 32 Algifari, op. cit., h. 45. 33 Ibid., h. 46.
55
5. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)
Pengambilan keputusan dari Ho dan Ha diterima atau ditolak,
maka untuk itu dilakukan pengujian tes hipotesis ini dengan
menggunakan Uji t yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen
apakah pengaruh pengaruhnya signifikan atau tidak. Uji t dilakukan
dengan menghitung thitung dengan ttabel guna mengetahui seberapa
jauh masing-masing variabel bebas (keberadaan industri)
mempengaruhi tingkat kondisi sosial ekonomi masyarakat (Studi
Kasus PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon Mekar Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor).
Rumus yang dapat digunakan dalam menerapkan uji t adalah
sebagai berikut:
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑥− 𝜇𝑜
𝑠 / √𝑛
Keterangan:
x = rata-rata hasil pengambilan data
μo = nilai rata-rata ideal
s = standar deviasi sampel
n = jumlah sampel
kaidah keputusan:
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima, artinya variabel X tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel Y.
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak, artinya variabel X
berpengaruh nyata terhadap variabel Y.
56
I. Hipotesis Statistik
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh adanya keberadaan
industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat (Studi Kasus PT.
Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten
Bogor) adalah:
Ha: ρ ≠ 0: Terdapat pengaruh keberadaan industri PT. Sierad Produce,
Tbk terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa
Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
H0: ρ = 0: Tidak terdapat pengaruh keberadaan industri PT. Sierad
Produce, Tbk terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di
Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
Keterangan:
Ha = Hipotesis alternatif
H0 = Hipotesis 0
ρ = Simbol yang menunjukan kuatnya hubungan
110
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian, diperoleh
kesimpulan bahwa pengaruh keberadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk
terhadap kondisi sosial ekonomi masyrakat di Desa Jabon Mekar sebesar
15,4%. Hal ini ditunjukan melalui persamaan regresi Y = 17,169 + 0,578 X.
Bentuk regresi ini bermakna jika keberadaan industri bernilai 0 maka kondisi
sosial ekonomi sebesar 17,169. Sementara, koefisensi regresi X sebesar 0,578
menyatakan bahwa apabila keberadaan industri mengalami kenaikan 1 maka
kondisi sosial ekonomi akan mengalami kenaikan sebesar 0,578. Sementara,
nilai koefisien kolerasi ry.1=0,410 serta nilai koefisien determenasi
r²y.1=0,154 atau 15,4%. Hal ini bermakna bahwa keberadaan industri (X) dan
kondisi sosial ekonomi (Y) adalah 15,4% sedangkan 84,6% disebabkan oleh
faktor lain.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, variabel keberadaan industri PT. Sierad
Produce, Tbk merupakan variabel yang berpengaruh dalam kondisi sosial
ekonomi masyarakat di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten
Bogor. Dapat diimpikasikan bahwa keberadaan industri termasuk faktor yang
mempengaruhi kondisi sosial ekonomi, sehingga implikasi dari penelitian ini
bagi perusahaan industri PT. Sierad Produce, Tbk dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas sehingga memberikan banyak dampak positif daripada
dampak negatif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis akan memberikan
saran yang dapat digunakan sebagai solusi sehingga dapat bermanfaat
khususnya bagi perusahaan industri PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon
Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Saran yang dapat disampaikan
dari hasil penelitian ini adalah:
111
1. Perusahaan industri PT. Sierad Produce, Tbk
Bagi perusahaan industri PT. Sierad Produce, Tbk hendaknya lebih rutin
dalam melakukan kegiatan sosial atau kegiatan lainnya untuk masyarakat
sehingga masyarakat lebih merasakan dampak postif dari keberadaan
industri.
2. Pemerintah Desa Jabon Mekar
Bagi pemerintah Desa Jabon Mekar sebagai perwakilan dari pemerintah
hendaknya memberikan perhatian yang lebih dan aturan yang lebih
positif dengan adanya keberadaan industri di Desa Jabon Mekar agar
keberadaan industri dapat bermanfaat guna menunjang kesejahteraan
yang sesungguhnya.
3. Masyarakat
Bagi masyarakat diupayakan agar lebih kritis dan kemampuan negosiasi
dengan perusahaan industri PT. Sierad Produce, Tbk maupun pemerintah
desa dalam menanggapi kegiatan industri jika mangganggu kesehatan
masyarakat sekitar. Serta diharapakan lebih mengembangkan kreativitas
dan sumber daya yang dimiliki agar masyarakat mampu menciptakan
kemandirian ekonomi tanpa harus bergantung pada kegiatan industri.
4. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan menambah variabel independen
yang berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dan
diharapkan memperluas objek penelitian, memperluas daerah survei dan
memperbanyak ragam sampel sehingga data yang diperoleh lebih valid.
112
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdulsyani, 2012, Sosiologi Sistematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara).
Algifari, 2013, Analisis Regresi Teori, Kasus, Dan Solusi, (Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA).
Arikunto, Suharsimi, 2013, Manajemen Penelitian. (Jakarta: PT Rineka Cipta).
Badan Pusat Statistik, 2015, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2015, (Jakarta:
Badan Pusat Statistik).
Bungin, Burhan, 2011, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi Ekonomi,
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua,
(Surabaya: Perpustakaan Nasional (Katalog Dalam Terbitan).
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik
Analisis Data, (Jakarta: Salemba Medika).
Idi, Abdul, 2014, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan,
(Jakarta: Rajawali Pres).
Kristanto, Philip, 2013, Ekologi Industri Edisi Kedua, (Yogyakarta: Andi).
Morissan, 2015, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Prenadamedia Group).
Razak,Yusron, 2010, Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi
Perspektif Islam Edisi Revisi, (Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama).
Satori, Djam’an, 2013, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta)
Siregar, Syofian, 2010, Statistik Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi
Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Rajawali Pres,
Cet. 1).
Siregar, Syofian, 2017, Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Kencana, Cet. 2).
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, Cet.14).
Sujarweni, Wiratana, 2012, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha
Ilmu).
113
Sukirno, Sadono, 2011, MikroEkonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga (Jakarta:
Rajawali Pres).
Teguh, Muhammad, 2010, Ekonomi Industri, (Jakarta: Rajawali Pres, Cet.1).
Triwiyanto, Teguh, 2017, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara).
Skripsi:
Ananta, Dimas Bagus, 2014, “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis
Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang
Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan”, Skripsi Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung. Tidak Dipublikasikan.
Andiani, Fani, 2019, “Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Kubangsari
Kota Cilegon”, Skripsi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang.
Eko, Bagus Purnomo, 2016, “Desain Manual Sistem Jaminan Halal Terintegrasi
Standar Rumah Potong Unggas Studi Kasus Di Rumah Potong Ayam
Watasilim”, Skripsi Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor.
Noor, Muhammad, “Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Di Sekitar Kampus
Universitas Pendidikan Indonesia”, Skripsi Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung. Tidak Dipublikasikan.
Jurnal:
Basrowi dan Siti Juariyah, 2010, Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat
Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai,
Kabupaten Lampung Timur, Jurnal Ekonomi & Pendidikan Universitas
Unila Vol. VII No 1.
Charis Christiani dkk, 2014, Analisis Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap
Kualitas Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah, Jurnal Ilmiah UNTAG
Semarang.
Danil, Mahyu, 2013, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada
Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen, Jurnal
Ekonomi Universitas Almuslim Bireuen Vol, IV No. 7.
114
Deismasuci, M, D. Rohmat, dan Y. Malik. 2016, Dampak Industri Bata Merah
Terhadap Kondisi Lingkungan di Kecamatan Nagreg. Jurnal Antologi
Pendidikan Geografi, Vol. 4, No. 2, Agustus.
Djafar, Fatimah, 2014, Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap
Motivasi Belajar Anak, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1,
Februari.
Hakim, M. Arif ,2009,“Industrilisasi Di Indonesia Menuju Kemitraan Yang
Islami”, Jurnal Hukum Islam IAIN Pekalongan.
Indarwati, Endang Sri, 2015, Status Social Ekonomi Dan Intensitas Komunikasi
Keluarga Pada Ibu Rumah Tangga Di Panggung Kidul Semarang Utara,
Jurnal Psikologi Undip Vol. 14 No.
Resu, Andreas , Noortje Banu dan Elsje Manginsela, 2017, Dampak Industri PT.
Global Coconut Terhadap Masyarakat Di Desa Radey Kecamatan Tenga
Kabupaten Minahasa Selatan, Jurnal Agri-SosioEkonomiUnsrat, ISSN
1970-4298, Vol 13 N0.
Sari, Fitria Aprilia dan Sri Rahayu, 2014, Kajian Dampak Keberadaan Industri
PT. Karindo Ariabima Sari Di Kelurahan Mendawai, Kabupaten
Kotawaringin Barat. Jurnal Teknik PWK, Vol 3.
Sumber Lain:
Profil Desa Jabon Mekar Tahun 2019
Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian
Undang-Undang RI No. 5 Pasal 3 Tahun 1984 Tentang Landasan dan Tujuan
Pembangunan Industri.
Nama lengkap penulis adalah Fifih Fauziah, biasa
dipanggil “Fifih” lahir di Bogor, 26 Juni 1997. Putri dari
pasangan Bapak Samin dan Ibu Siti Mariam. Penulis
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Alamat email
penulis adalah [email protected]
Penulis mengenyam pendidikan di SDN Tunas
Mekar Tahun 2004-2009, MTs Negeri Parung Tahun 2009-
2012, MAN 1 Kota Bogor Tahun 2012-2015, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2020 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Geografi.
Skripsi yang penulis buat berjudul “Pengaruh Keberadaan Industri
Rumah Potong Ayam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi
Kasus PT. Sierad Produce, Tbk Di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor)”. Skripsi ini dibuat melalui arahan dan bimbingan dari Bapak
Dr. Sodikin, M.Si dan Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd.