APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/abstark.pdfpersamaan...

8
APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON (Anthocephalus Cadamba.) MENGGUNAKAN MODEL TAPER Depiliyanto 1 , Eneng Tita Tosida 2 , Fajar Delli W 3 . 1,2,3 Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas MIPA Universitas Pakuan Bogor Email: Depiliyanto@gmail. com 1 ,enengtitatosida@unpak. ac. id 2 , fajardelli@gmail. com 3 Abstark CV. GTF (Green Tropical Forest) Global Argo merupakan pihak yang tunjuk untuk melaksanakan tugas pengawasan di perkebunan pohon jabon. Sesuai dengan fungsinya pengawasan mencakup kegitaan untuk Mendugaa model yang mendekati nilai volume yang sebenarnya. Model Taper telah disusun untuk jenis kayu jabon (Anthocephalus Cadamba) yang telah tumbuh di Hutan Tanaman Rakyat Kragilan, Serang, Banten. Model taper dapat digunakan untuk menduga volume pohon pada berbagai ketinggian batang dengan cara mengintegralkan model taper tersebut dari atas permukaan tanah sampai pada ketinggian batang tersebut. Data dari 30 pohon contoh berumur 2-5 tahun dengan kisaran diameter antara 15 dan 30 cm dan tinggi batang bebas cabang antara 8 dan 14 m digunakan untuk menyusun model. Tiga persamaan taper diambil dari sumber literatur. Lima indikator statistik (yaitu MRES, AMRES, RMSE, MEFadj, dan AIC) digunakan untuk membandingkan model dalam kemampuannya untuk menduga diameter pohon. Hasil uji dengan menggunakan data independen menunjukkan bahwa model baru yang dicobakan dalam penelitian ini, yaitu dobh = 0.0851 + 0.7991 Log Dbh + 0,2448 Log Hcb 0.1002 Log h menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model lainnya dalam hal keakuratan prediksi (jumlah skor paling rendah, yaitu 7). Model ini dapat direkomendasikan untuk menduga diameter batang pada ketinggian tertentu pada jenis kayu jabon di lokasi studi. Integrasi dari persamaan ini menghasilkan persamaan volume: ℎ1−ℎ2 = 40000 2 ℎ2 ℎ1 yang dapat digunakan untuk menduga volume batang sampai pada ketinggian batang tertentu yang diperdagangkan maupun volume batang total. Kata kunci: Model taper, model pendugaan volume batang, Anthocephalus Cadamba. PENDAHULUAN Inventarisasi hutan tanaman rakyat merupakan kegiatan yang penting dalam pengelolaannya, karena hasil yang di peroleh akan digunakan menjadi dasar untuk penyusunan rencana pengelolaan dalam perusahaan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas pohon di area hutan tanaman rakyat, yang ada pada umumnya adalah mengumpulkan informasi berupa diameter, tinggi atau kekayaan yang ada di area tersebut. CV. GTF (Green Tropical Forest) Global Argo merupakan pihak yang ditunjuk oleh PT. Pan Asia Pasifik untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan di perkebunan pohon jabon. kegiatan yang dilakukkan oleh konsultan yaitu mengukur diameter setinggi dada, tinggi total, tinggi batang bebas cabang dan diameter pohon degan kulit di lokasi perkebunan yang dipercayakan pihak badan usaha. Selanjutnya pihak badan usaha merapihkan kembali hasil pendataan dan menyerahkan kepada perusahaan . Hasil dari pendataan dicatat dalam buku besar dan disalin pada program Microsoft excel pada komputer . Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah belum adanya model atau sebuah persamaan untuk menduga volume pohon dengan data yang ada di perkebunan pohon jabon. Model Taper adalah model yang menggambarkan bentuk batang yang

Transcript of APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/abstark.pdfpersamaan...

Page 1: APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/abstark.pdfpersamaan untuk menduga volume pohon dengan data yang ada di perkebunan pohon jabon. Model Taper

APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON

(Anthocephalus Cadamba.) MENGGUNAKAN MODEL TAPER

Depiliyanto1, Eneng Tita Tosida2, Fajar Delli W3. 1,2,3Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas MIPA Universitas Pakuan Bogor

Email: Depiliyanto@gmail. com1 ,enengtitatosida@unpak. ac. id2, fajardelli@gmail. com3

Abstark

CV. GTF (Green Tropical Forest) Global Argo merupakan pihak yang tunjuk untuk

melaksanakan tugas pengawasan di perkebunan pohon jabon. Sesuai dengan fungsinya

pengawasan mencakup kegitaan untuk Mendugaa model yang mendekati nilai volume yang

sebenarnya. Model Taper telah disusun untuk jenis kayu jabon (Anthocephalus Cadamba)

yang telah tumbuh di Hutan Tanaman Rakyat Kragilan, Serang, Banten. Model taper dapat

digunakan untuk menduga volume pohon pada berbagai ketinggian batang dengan cara

mengintegralkan model taper tersebut dari atas permukaan tanah sampai pada ketinggian

batang tersebut. Data dari 30 pohon contoh berumur 2-5 tahun dengan kisaran diameter antara

15 dan 30 cm dan tinggi batang bebas cabang antara 8 dan 14 m digunakan untuk menyusun

model. Tiga persamaan taper diambil dari sumber literatur. Lima indikator statistik (yaitu

MRES, AMRES, RMSE, MEFadj, dan AIC) digunakan untuk membandingkan model dalam

kemampuannya untuk menduga diameter pohon. Hasil uji dengan menggunakan data

independen menunjukkan bahwa model baru yang dicobakan dalam penelitian ini, yaitu dobh

= 0.0851 + 0.7991 Log Dbh + 0,2448 Log Hcb – 0.1002 Log h menunjukkan hasil yang lebih

baik dibandingkan dengan model lainnya dalam hal keakuratan prediksi (jumlah skor paling

rendah, yaitu 7). Model ini dapat direkomendasikan untuk menduga diameter batang pada

ketinggian tertentu pada jenis kayu jabon di lokasi studi. Integrasi dari persamaan ini

menghasilkan persamaan volume:

𝑉ℎ1−ℎ2 = 𝜋

40000∫ 𝑑𝑜𝑏ℎ

2ℎ2

ℎ1

𝑑ℎ

yang dapat digunakan untuk menduga volume batang sampai pada ketinggian batang tertentu

yang diperdagangkan maupun volume batang total.

Kata kunci: Model taper, model pendugaan volume batang, Anthocephalus Cadamba.

PENDAHULUAN

Inventarisasi hutan tanaman rakyat

merupakan kegiatan yang penting dalam

pengelolaannya, karena hasil yang di

peroleh akan digunakan menjadi dasar

untuk penyusunan rencana pengelolaan

dalam perusahaan. Kegiatan tersebut

bertujuan untuk mengetahui kualitas dan

kuantitas pohon di area hutan tanaman

rakyat, yang ada pada umumnya adalah

mengumpulkan informasi berupa diameter,

tinggi atau kekayaan yang ada di area

tersebut.

CV. GTF (Green Tropical Forest)

Global Argo merupakan pihak yang

ditunjuk oleh PT. Pan Asia Pasifik untuk

melaksanakan pekerjaan pengawasan di

perkebunan pohon jabon. kegiatan yang

dilakukkan oleh konsultan yaitu mengukur

diameter setinggi dada, tinggi total, tinggi

batang bebas cabang dan diameter pohon

degan kulit di lokasi perkebunan yang

dipercayakan pihak badan usaha.

Selanjutnya pihak badan usaha merapihkan

kembali hasil pendataan dan menyerahkan

kepada perusahaan . Hasil dari pendataan

dicatat dalam buku besar dan disalin pada

program Microsoft excel pada komputer .

Permasalahan yang dihadapi perusahaan

adalah belum adanya model atau sebuah

persamaan untuk menduga volume pohon

dengan data yang ada di perkebunan pohon

jabon. Model Taper adalah model yang

menggambarkan bentuk batang yang

Page 2: APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/abstark.pdfpersamaan untuk menduga volume pohon dengan data yang ada di perkebunan pohon jabon. Model Taper

diameter bawah dan diameter atas nya

berbeda atau dengan kata lain, taper

menggambarkan pengurangan atau

semakin mengecilnya diameter batang dari

pangkal hingga ke ujung. Avery dan

Burkhart (2002) menyatakan penaksiran

volume lebih baik dapat diperoleh namun

dengan integrasi matematis dari persamaan

taper.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada

penelitian ini menggunakan System

Development Life Cycle (SDLC). Terdapat

beberapa tahapan diantaranya, tahap

perencanaa, analisis sistem, perancangan,

implementasi, uji coba, dan tahap

penggunaan.

Tahap analisis yaitu proses analisis

terhadap data pohon jabon yang akan

digunakan untuk menduga model atau

persaman yang terbaik di GTF(Green

Tropical Forest) Global Argo sehingga

data tersebut dapat di proses menjadi

aplikasi. Metode yang digunakan dalam

pengambilan data untuk pembuatan sistem

adalah

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah melakukan

observasi tempat untuk mengetahui

aplikasi yang akan dibuat dan data yang

diperoleh berupa rekap data pohon jabon di

kragilan, pohon-pohon sampel (untuk

diukur diameter seksi-seksi batang) dipilih

secara sengaja (purposive) berdasarkan

sebaran pohon menurut diameter setinggi

data (1,30 m di atas tanah) (diameter at

breast height : Dbh) dan tinggi batang

bebas cabang (clearbole height : Hcb).

Data yang digunakan untuk mencari model

taper yang terbaik dari pohon-pohon jabon

(Anthocephalus cadamba) di Desa Jl. Raya

Serang Km 5, Kragilan.

Jumlah sampel pohon yang

dikumpulkan untuk menyusun model taper

adalah 30 pohon, dapat data pohon dapat

dilihat pada tabel 1 yang telah di ambil

dilokasi perkebebunan pohon jabon ,

Kragilan, Serang, Banten.

Tabel 1. Data Sampel Pohon Jabon

No

Diameter setinggi

dada (Dbh)

Tinggi batang bebas

cabang (Hcb)

Tinggi total (Ht)

Diameter dengan

kulit (𝒅𝒐𝒃)

(𝒄𝒎𝟐)

(a) (b) (c) (d) (e)

1 15 8 12 15.3564

2 21 11 15 21.7188

3 24 12 16 24.652

4 20 10 14 20.4104

5 18 10 13 18.7856

6 22 11 15 22.5312

7 25 12 16 23.67566

8 16 8 12 16.1688

9 22 10 15 22.0352

10 18 10 14 18.7856

Keterangan tabel 1 :

(a) Kolom nomor urut pohon sampel

(b) Kolom nilai diameter setinggi data

(c) Kolom nilai tinggi batang bebas

cabang

(d) Kolom diameter pohon dengan

kulit

2. Model Taper

Model Taper adalah proeses pencarian

nilai dari pengurangan atau semakin

mengecilnya diameter batang atau seksi

batang pohon dari pangkal hingga ujung,

sebagai akibat dari resultante dimensi

pohon yang disebabkan oleh pertumbuhan

diameter dan tinggi pohon (Husch et al,

2002). Alur model taper dapat di lihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Alur model taper

Page 3: APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/abstark.pdfpersamaan untuk menduga volume pohon dengan data yang ada di perkebunan pohon jabon. Model Taper

Bentuk model taper yang dianalisis dalam

penelitian ini adalah mengacu pada bentuk-

bentuk model yang pernah diajukan oleh

Behre (1953), Kozak et al. (1969) dalam

Loetsch et al. (1973), Eadkeo dan

Ayudhya.

a. Behre (1953) :

𝑑

𝐷=

(ℎ

𝐻)

𝑏0+𝑏1(ℎ

𝐻) dimodifikasi menjadi

:

𝐷𝑏ℎ

𝑑𝑜𝑏ℎ= 𝑏0 + 𝑏1 (

𝐻𝑐𝑏

ℎ) …………..1

b. Kozak et al. (1969) dalam Leotsch et

al. (1973) :

(𝑑

𝐷)

2= 𝑏0 + 𝑏1 (

𝐻) +

𝑏2 (ℎ

𝐻)

2dimodifikasi menjadi :

(𝑑𝑜𝑏

𝐷𝑏ℎ)

2= 𝑏0 + 𝑏1 (

𝐻𝑐𝑏) +

𝑏2 (ℎ

𝐻𝑐𝑏)

2……………………………….2

c. Eadkeo dan Ayudhya (1983) :

𝐿𝑜𝑔 𝑑 = 𝑏0 + 𝑏1 𝐿𝑜𝑔 𝐷 + 𝑏2 𝐿𝑜𝑔 𝐻 +𝑏3 𝐿𝑜𝑔 ℎ dimodifikasi menjadi :

𝐿𝑜𝑔 𝑑𝑜𝑏 = 𝑏0 + 𝑏1 𝐿𝑜𝑔 𝐷𝑏ℎ +𝑏2 𝐿𝑜𝑔 𝐻𝑐𝑏 + 𝑏3 𝐿𝑜𝑔 ℎ ………………3

Semua persamaan dimuka, dari

persamaan 1 sampai dengan persamaan 3

disusun dengan analisis regresi linier.

Untuk persamaan persamaan dengan

peubah tidak bergantung lebih dari satu

diterapkan analisis regresi cara step-wise.

3. Tolak Ukur Kesahihan Model

Dalam penelitian ini, Model terpilih

ditentukan berdasar tingkat kesahihan

masing-masing model, yaitu tingkat

kompatibilitas untuk diterapkan pada

pohon bukan pohon sampel atau “data

independen”(independent data).

Soares et al. (1995), Vanclay dan

Skovsgaard (1997), serta Huang et al.

(2003) merekomendasikan empat kriteria

perhitungan statistik untuk mengevaluasi

kesahihan model, yaitu : 1) nilai rata-rata

sisaan (mean residual : MRES), 2) nilai

rata-rata sisaan absolute (absolute mean

residual: AMRES), 3) akar rata-rata

kuadrat sisaan (root mean squared error:

RMSE), dan 4) efesiensi model tereduksi

(the adjusted model efficiency: 𝑀𝐸𝐹𝑎𝑑𝑗).

𝑀𝑅𝐸𝑆 =∑ (𝑦𝑖−�̂�𝑖)𝑛

𝑖=1

𝑛 ………....4

𝐴𝑀𝑅𝐸𝑆 =∑ |𝑦𝑖−�̂�𝑖|𝑛

𝑖=1

𝑛 ……......5

𝑅𝑀𝑅𝐸𝑆 = √∑ (𝑦𝑖−�̂�𝑖)2𝑛

𝑖=1

𝑛 …….6

𝑀𝐸𝐹𝑎𝑑𝑗 =(𝑛−1) ∑ (𝑦𝑖−�̂�𝑖)2𝑛

𝑖=1

(𝑛−𝑝) ∑ (𝑦𝑖−�̅�𝑖)2𝑛𝑖=1

….7

dimana :

𝑦𝑖 : nilai 𝑑𝑜𝑏ℎ dari independen data

(𝑑𝑜𝑏ℎvalue of independent data)

�̂� ∶ nilai dugaan 𝑑𝑜𝑏ℎ berdasarkan

model (estimated 𝑑𝑜𝑏ℎ value based on

each model)

�̅� ∶ nilai rata-rata 𝑑𝑜𝑏ℎ dari independen

data (maen 𝑑𝑜𝑏ℎ value of independent

data)

𝑛 ∶ jumlah data 𝑑𝑜𝑏ℎ dalam

independent data (the number of 𝑑𝑜𝑏ℎ

data in independent data)

𝑝 ∶ jumlah peubah tidak tergantung

dalam model (the number of

independent variables in each model)

Selain empat kriteria di atas, penelitian ini

juga mengikuti saran Burnham dan

Anderson (1998) yang menggunakan

“Kriteria informasi Akaike” (Akaike’s in-

formantion criterion: AIC) yang

merupakan indeks untuk seleksi model

terbaik didasarkan “jarak Kullback-

Liebler” (Kullback-Liebler distance)

minimum.

𝐴𝐼𝐶 = 𝑛 𝐿𝑛�̂�2 + 2(𝑝 +1)……………………………….8

Dimana : �̂�2 =∑ (𝑦𝑖−�̂�𝑖)2𝑛

𝑖

𝑛

4. Uji Keabsahan Model

Model taper terpilih harus memenuhi

persyaratan keabsahan persamaan regresi,

yaitu bahwa semua peubah bebas harus

berperan nyata di dalam model, nilai sisaan

Page 4: APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/abstark.pdfpersamaan untuk menduga volume pohon dengan data yang ada di perkebunan pohon jabon. Model Taper

menyebar normal dan bersifat aditif, serta

sebaliknya mempunyai nilai koefisien

determinan (𝑅𝑎𝑑𝑗2 ) yang tinggi.

5. Perangkingan Model taper

Hasil perhitungan model taper

persamaan 1 sampe persamaan 3, setelah di

hitung masing-masing persamaan memiliki

nilai koefisien regresi yang berbeda dan

nilai criteria yang berbeda, sehingga

menghasilkan beberapa tabel perbandingan

seperti dibawah ini.

a. Hasil pertama menujukan perbandingan

model taper dan tolak ukur keabsahan

model pada persamaan 1 sampai dengan

persamaan 3 maka menghasilkan sebuah

tabel perbandingan seperti tabel di bawah

ini.

Tabel 2. Nilai intercept, koefisien regresi,

dan koefisien determinan

Per Sama

An

Inter sep

Koefisien Regresi R^2 adj

b1 b2 b3

1 1.12 -0.01 - - 0.72

2 1.19 -0.77 -2.97

- 0.74

3 0.08 0.79 0.24 -0.10 1.0

b. Hasil kedua menunjukan perbandingan

model taper persamaan 1 sampai dengan 3

dengan menggunkana 4 kriteria statistik

(MRES,AMRES, RMSE, MEF) dan 1

kriteria informasi (AIC).

Tabel 3. Nilai MRES, AMRES, RMSE,

MEF, dan AIC

Per Sama

an MRES AMRES RMSE MEF AIC

1 4.6E-15 0.01 0.016 0.733 -242.16

2 -2.7E-13 0.02 0.032 0.755 -203.81

3 3.5E-13 0.0013 0.002 0.999 -368.94

c. Perbandingan ketiga menunjukan skor

terbaik untuk memilih persamaan mana

yang akan di pakai pada aplikasi untuk

menentukan volume pohon kayu jabon.

Dimana jumlah total paling kecil maka

persamaan tersebut yang paling terbaik

untuk di pakai pada pada aplikasi.

Tabel 4. Ranking kirteria

Per Samaan

MRES AMRES RMSE MEF AIC Total

1 1 2 2 3 2 10

2 2 3 3 2 3 13

3 3 1 1 1 1 7

Dari nilai tabel ke 6 dilakukan

perangkingan degan cara untuk kolom

pertama menunjukan persamaan ke 1

sampai persamaan ke 3, kolom kedua

menunjukan nilai MRES pada tabel 6

dibandingkan dengan syarat nilai terbesar

mendapat rangking ke 1, kolom ketiga nilai

AMRES dan kolom ke 4 nilai RMSE

dibandingkan dengan syarat nilai terkecil

mendapat rangking ke 1, kolom kelima

nilai MEF dan kolom ke 6 nilai AIC

dibandingkan dengan syarat nilai terbesar

mendapat rangking ke 1. Berdasarkan tabel

Perangkingan di atas menunjukan bahwa

model persamaan 3 adalah persamaan yang

terbaik untuk digunakan menghitung

volume pohon jabon karena pada persaman

3 nilai total terkecil dengan jumlah 7.

Perancangan Sistem

Flowchart sistem merupakan alur alur

sistem yang akan dibangun pada program

yang akan dibuat. Diawali dengan menu

utama yang memiliki link ke beberapa

menu, dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Flowchart sistem aplikasi

pendugaan volume pohon jabon

Page 5: APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/abstark.pdfpersamaan untuk menduga volume pohon dengan data yang ada di perkebunan pohon jabon. Model Taper

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Berikut ini adalah hasil dari analisi

implementasi Model Taper untuk

mendugaa Volume Pohon Jabon (

Anthocephalus Cadamba ) di GTF ( Green

Tropical Forest ) Global Argo.

1.1 Halaman Menu Utama

Halaman Menu Utama merupakan

form yang dibuat dan digunakan untuk

menghubungkan fasilitas – fasilitas yang

terdapat pada Aplikasi Pendugaan Volume,

menu – menu yang ada di form halaman

utama merupakan fasilitas atau kebutuhan

yang akan digunakan, dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3. Aplikasi Pendugaan

Volume Pohon Jabon

1.2 Halaman Menu Data

Halaman Menu Data ini digunakan

oleh user untuk memasukan data pohon

pohon yang akan diolah untuk menduga

volume, dimana data pohon disimpan pada

database. Data pohon terdiri dari empat

data yaitu Diameter setinggi dada (Dbh),

Tinggi batang bebas cabang (Hcb), Batas

atas pengukuran pohon (h2), Batas bawah

pengukuran pohon (h1)., dapat dilihat pada

Gambar 4.

Gambar 4. Tampilan Menu Data

1.3 Halaman Proses Pendugaan Volume

Halaman Proses Pendugaan Volume

merupakan form yang digunakan untuk

menampilkan data yang akan dihitung,

menampilkan proses perhitungan volume

pohon jabon, menampilkan hasil volume

pohon dan diameter pohon dengan kulit

(dobh), terdapat keterangan pohon apakah

pohon tersebut sudah layak panen atau

belum dan membuat laporan dengan

kondisi pohon sesuai keterangan yang ada

pada kelayakan panen pohon jabon, dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Tampilan Proses

Pendugaan Volume

1.4 Halaman Laporan

Halaman laporan merupakan from

yang menampilkan hasil pendugaan

volume pohon jabon dengan kondisi

Page 6: APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/abstark.pdfpersamaan untuk menduga volume pohon dengan data yang ada di perkebunan pohon jabon. Model Taper

kelayakan panen setiap pohonnya.

Terdapat tanggal untuk menampilkan

waktu pembuatan laporan ketika akan di

cetak dan kondisi kelayakan panen pohon

yang ada pada laporan tersebut, dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Halaman Laporan

Tabel 5. Kelayakan Panen Pohon

Volume Kelayakan

Minimal Maksimal

0.001 0.0069 Belum

Layak

Panen

0.007 0.0129 Cukup

Layak

Panen

0.013 0.0189 Sudah

Layak

Panen

1.2 Pembahasan

Pada aplikasi pendugan volume pohon

jabon ( Anthocephalus Cadamba )

menggunakan model taper untuk mencari

hasil perhitungan intersep, koefisien

regresi, dan koefisien determinan dari

bentuk-bentuk persamaan yang telah

ditentukan (Persamaan 1 sampai dengan

persaman 3). Dari 3 persaman yang sudah

tersusun (nilai intercept, koefisen regresi,

dan Koefisien determinan) dilakukan

pemilihan persamaan yang paling sahih

(valid) berdasarkan pada kecilnya MRES

(rata-rata sisaan), AMRES (rata-rata sisaan

absolute), RMSE (akar rata-rata kuadrat

sisaan), AIC (Kriteria informasi Akaike),

dan 𝑀𝐸𝐹𝑎𝑑𝑗 (efesiensi model tereduksi).

Untuk lebih memudahkan pemilihan, nilai

nila yang tercantum dalam (MRES,

AMRES, RMSE, AIC, dan 𝑀𝐸𝐹𝑎𝑑𝑗) diberi

nilai skor (Score) sesuai sesuai urutan.

Dalam penilaian skor ini, semua tolak ukur

diperhitungkan mempunyai bobot yang

sama, dan diberi nilai penimbang sama

dengan yang satu.

Setelah didapat model taper yang

terbaik kemudian hasil dari persaman

terbaik di kembangkan menjadi model

penduga volume batang pohon. Teori ini

berdasarkan pada filosofi bahwa apabila

batang pohon di analogkan sebagai sebuah

benda putar pepat, dan sumbu batang di

tempatkan berimpit dengan sumbu-x dalam

sistem sumbu salib, maka integral dari

model taper yaitu

𝑉ℎ1−ℎ2 = 𝜋

40000∫ 𝑑𝑜𝑏ℎ

2ℎ2

ℎ1

𝑑ℎ

Dimana :

𝑉ℎ1−ℎ2 : volume segment batang

Pohon jabon (Anthocephalus Cadamba)

di

CV.GTF (Green Tropical

Forest) Global Argo yang batas

bawahnya

h1 dan batas atasnya h2 .

∫ℎ2

ℎ1 : Integral dengan batas atas

(h2) dan batas bawah (h1)

𝑑𝑜𝑏ℎ : 0.0851 +0.7991 𝐿𝑜𝑔 𝐷𝑏ℎ + 0.2448 𝐿𝑜𝑔 𝐻𝑐𝑏 +(−0.1002)

dh : diferensial terhadap h

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Secara umum bentuk batang pohon

Jabon (Anthocephalus Cadamba) di

Kragilan pada GTF (Green Tropical

Forest) Global Argo dapat

Page 7: APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/abstark.pdfpersamaan untuk menduga volume pohon dengan data yang ada di perkebunan pohon jabon. Model Taper

dikualifikasikan dalam bentuk model taper

persamaan ke 3 berdasarkan hasil

perangkingan menggunakan kriteria

statistik dan kriteria informasi. Model

pendugaan volume batang pohon Jabon

menggunakan teknik integral (Philip,

1994) pada persamaan 9, dengan nilai

dobh menggunakan model taper

persamaan ke 3 untuk mendapat nilai

volume pohon yang yang mendekati nilai

sebenarnya. Sebagai tolak ukur untuk

mengetahui kelayakan panen pohon jabon

di perkebunan.

Aplikasi pendugaan volume pohon

jabon (Neolamarcki Cadamba) dapat juga

menentukan keleyakan panen pohon

berdasarkan pendugaan volume yang

prediksi. Kelayakan panen pohon jabon

(Anthocephalus Cadamba) di Kragilan

pada CV. GTF (Green Tropical Forest)

Global Argo mempunyai kualifikasi

subjektif (volume 0.0010 sampai 0.0059

belum layak panen, volume 0.0060 sampai

0.0129 cukup layak panen, dan volume

0.0130 sampai 0.0189 sudah layak panen)

sebagai penentu kelayakan panen suatu

pohon dengan satuan meter kubik ( 𝑚3 ) .

Hasil dari aplikasi pendugaan volume

pohon ini konsultan kayu jabon dapat

membuat laporan pendugaan volume

pohon yang telah diprediksi dengan

keterangan kelayakan panen setiap

pohonnya. Terdapat tanggal di laporan

berfungsi sebagai penentu waktu cetak

laporan hasil pendugaan volume pohon

jabon.

6.2 Saran

Penerapan persamaan taper dan model

pendugaan volume hasil penelitian

dibatasi pada pohon jabon (Anthocephalus

Cadamba) dengan ruang lingkup pada

GTF (Green Tropical Forest) Global Argo

untuk menghindari bias terlalu besar.

Masih Perlunya pengembangan pada

sistem ini, dengan membandingkan atau

mengkombinasi model taper yang lainnya,

model-model sistem pendugaan atau

sistem penunjang keputusan, dan saran

yang dapat dipakai untuk

mengembangkan lebih lanjut hasil. Perlu

adanya penyempurnaan konten yang

mengarah spesifik pada aplikasi

pendugaan hasil ekonomis dari total

pohon yang dihitung disesuaikan dengan

harga jual yang berlaku di waktu dan

lokasi tersebut .

DAFTAR PUSTAKA

Ardikusumah, R. I., dan A. Dilmy. 1956.

Tentang Jenis-jenis Kayu Mahoni

dan Mahagoni Teristimewa

Keluarga Khaya. Pengumuman

No.49. Balai Penyelidikan

Kehutanan. Bogor.

Bahre, C. E. 1953. Factors involved in the

Application form-class volume

tables. J.Agr. Res. 51:669-713.

Burnham, K. P. and D. J. Anderson.

1998. Model selection and

inference: apraticial information

theoretic approach. Springer,

Berlin.

Eadkeo, K., and S.P.N. Ayudhya. 1983.

A volume estimation procedure for

tropical tree species. Proceeding

and brich. Comunnicationes

institute forestalis fenniae no. 108.

Helsinki.

Harbagung & Haruni Krisnawati, 2009.

Model taper batang tanaman Khaya

anthoteca C.DC. di hutan penelitian

Pasirhantap. Pusat litbang Vol 1:

13- 22.

Haruni Krisnawati, 2003. Penggunaan

model taper untuk menduga

volume batang pohon Matoa

(Pometia Pinnata Fors.) di

Halmahera. Pusat Litbang 637:11-

24.

Husch, B., T. W. Beers and J. A.

Kershaw. 2002. Forest

mensuration (4𝑡ℎedition). The

Page 8: APLIKASI PENDUGAAN VOLUME POHON JABON …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/abstark.pdfpersamaan untuk menduga volume pohon dengan data yang ada di perkebunan pohon jabon. Model Taper

Ronald press company. New

York.

Jogiyanto Hartono, 2004. Aplikasi

desktop. www.sagga-us.net. 19

Agustus 2015.

Joy, 2011. Keunggulan aplikasi berbasis

desktop. elib.unikom.ac.id.

Mansur dan Tuheteru, 2010. Klasifikasi

kayu jabon (Anthocephalus

cadamba).

Neobytesolutions, 2012. Aplikasi berbasis

desktop. elib.unikom.ac.id.

Newnham, R. 1992. Variable-form Taper

Functions for Four Alberta Tree

Species. Can. J. For. Res. 22:

210223.

Philip, M. 1994. Measuring trees and

Forest. CAB International.

Wallingford, UK.

Ronggo Sadono, 2009. Model lengkung

bentuk batang (Taper Curve)

pohon Jati (Tectona grandis).

Vanclay, J. K. and J. P. Skovsgaard.

1997. Evaluating forest growth

model. Ecol.Model. 98:7-42.