USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

download USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

of 76

Transcript of USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    1/76

    Seri Pembelajaran dari USAID - KINERJA

    PENGUATAN PERAN

    DAN FUNGSI DPRD

    DALAM UPAYA PERBAIKAN

    PELAYANAN PUBLIK

    2014

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    2/76

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    3/76

    1www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    KATA PENGANTARPeningkatan pelayanan publik oleh unit pelayanan yang dikelola oleh pemerintah daerah merupakan mandatyang diamanatkan dalam berbagai peraturan perundangan seperti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009tentang Pelayanan Publik dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

    Dengan dukungan USAID, Program KINERJA telah berupaya memperkenalkan program bantuan teknisPeningkatan pelayanan publik di 20 kabupaten/kota mitra di empat provinsi di Indonesia (Aceh, Jawa Timur,

    Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan) yang bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan publik. Programini difokuskan pada penguatan pihak penyedia layanan ( supply side ) dan pihak pengguna layanan ( demandside ) di sektor pendidikan dasar, kesehatan dasar, dan perbaikan iklim usaha. Pada tahun ketiga, ProgramKINERJA menambah 4 kabupaten/kota lagi di Provinsi Papua yang bekerja khusus di sektor kesehatan.Peningkatan pelayanan tersebut dimaksudkan agar unit pelayanan dapat menyelenggarakan kegiatannyauntuk pencapaian standar pelayanan publik (SPP), standar pelayanan minimal (SPM), dan standar nasionalserta mencapai tujuan-tujuan MDG ( Millennium Development Goals ).

    Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,bahwa DPRD dan Kepala Daerah mempunyai kedudukan yang setara dan bersifat kemitraan. Dalamkedudukan kerja yang setara tersebut tidak hanya terkandung makna kesetaraan dalam hal otoritas tetapi

    juga semestinya setara dalam hal tanggungjawab dan kapasitas dalam memastikan proses pemerintahan danpembangunan berjalan dengan baik.

    Posisi DPRD dalam pemerintahan daerah memegang tiga peranan penting yaitu, legislasi, anggaran danpengawasan, fungsi legislasi, merancang kebijakan-kebijakan serta regulasi yang mendukung terciptanyapelayanan publik yang baik dan standar. Fungsi budgeting , memastikan bahwa anggaran dialokasikandengan tepat sasaran, e sien jumlah maupun waktunya, fungsi pengawasan, memonitor dan mengevaluasipelaksanaan peraturan daerah dan penggunaan anggaran.

    Memahami peranan DPRD yang sangat strategis, menimbulkan harapan yang besar dari masyarakat agarpara wakil rakyat yang terpilih untuk periode saat ini (2014 – 2019) dapat menyuarakan aspirasi dan harapanmasyarakat, melaksanakan tanggungjawab dan kapasitasnya untuk memastikan bahwa proses pemerintahandan pembangunan berjalan dengan baik, dimana salah satu indikatornya adalah perbaikan pelayanan publikdasar berbasis standar.

    Diharapkan modul ini dapat membantu DPRD, Pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yang ingin menerapkantata kelola yang baik, khususnya dalam meningkatkan kapasitas DPRD dalam mewujudkan pelayanan publikyang berkualitas dan berstandar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    Jakarta, Oktober 2014

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    4/76

    2 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR 1DAFTAR ISI 2KISI – KISI MODUL PENGUATAN PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM UPAYAPERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK

    4

    MODUL 1 PENDAHULUAN 8• Sesi 1 11

    - Orientasi Forum 11- Pengantar 11- Bahan Bacaan 1A : Pembelajaran Orang Dewasa 15- Bahan Bacaan 1B : Pendidikan Partisipatif 17- Bahan Presentasi 19

    MODUL 2 PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR 28• Sesi 1 28

    - Teori dan Konsep Dasar Pentingnya Standar Pelayanan 28

    - Standar Pelayanan Minimal (SPM) 31a. Manajemen Publik Berbasis Kinerja 31b. SPM: Dasar Teori, Pengertian, Manfaat dan Dasar Hukum 33c. Strategi dalam SE Mendagri Tentang Percepatan Realisasi SPM 36d. Kesimpulan 37

    • Sesi 3 38Integrasi SPM dalam Perencanaan dan penganggaran 38- Pengantar 38

    MODUL 3 PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIKBERBASIS STANDAR

    42

    • Sesi 1 42Fungsi Legislasi, Budgeting, Controlling DPRD dalam Mendorong PelayananPublik yang Adil dan Berkualitas

    42

    - Pengantar 42• Sesi 2 58

    Peran pengawasan DPRD terhadap setiap tahapan perencanaan danpenganggaran daerah berbasis SPM

    58

    - Pengantar 58

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    5/76

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    6/76

    4 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    No TujuanInstruksional Pokok Bahasan Bahan Belajar Metode Waktu

    1 Peserta dapat saling

    mengenal satu sama

    lain dan memahami

    latar belakang,

    tujuan dan metode

    pembelanjaran.

    Modul I.

    PENDAHULUAN

    Sesi 1: Bina perkenalan

    Sesi 2: Orientasi forum

    - BB1-1A: pembelajaran

    orang dewasa

    - BB1-1B: pendidikan

    partisipatif

    - LPF1-1: Orientasi forum

    - TOR Pelatihan dan jadwal kegiatan

    - Tata Tertib Pelatihan

    1. Presentasi

    2. Curah

    pendapat

    3. Diskusi

    kelompok

    90 Menit

    2 Peserta memahami

    teori, dan konsep

    dasar Standar

    Pelayanan Publik

    serta integrasinya

    ke dalam sistem

    perencanaan dan

    penganggaran

    daerah.

    Modul II. PELAYANAN

    PUBLIK BERBASIS

    STANDAR

    Sesi 1: Teori dan konsep

    dasar

    - File Film pelayanan

    publik

    - BB2-1: Standar

    pelayanan minimal

    (sebuah pengantar)

    - LPF2-1: Standar

    Pelayanan Minimal

    Pengantar

    120 Menit

    Sesi 2: Standar layanan

    untuk pelayanan publik

    dalam berbagai bidang

    sektor

    - BB 2-2: SPM diberbagai

    Bidang dan sektor

    - LPF2-2: Standar layanan

    dalam berbagai bidang/

    sektor

    120 Menit

    Sesi 3: Integrasi SPM

    dalam perencanaan dan

    penganggaran daerah

    - Foto lapangan kondisi

    layanan Pendidikan,

    kesehatan Masyarakatdll

    - LPF2-3: Integrasi SPM

    dalam Perencanaan dan

    Penganggaran daerah

    - BB 2-3: Integrasi SPM

    dalam Perencanaan dan

    penganggaran daerah

    120 Menit

    KISI – KISI MODUL PENGUATAN PERAN DAN FUNGSI DPRDDALAM UPAYA PERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    7/76

    5www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    No TujuanInstruksional Pokok Bahasan Bahan Belajar Metode Waktu

    3 Peserta meningkat

    ketrampilannya

    dalam menjalankan

    fungsi pengawasan

    untuk peningkatan

    pelayanan publikberbasis Standar.

    Modul III. PERAN

    DAN FUNGSI DPRD

    DALAM PENINGKATAN

    PELAYANAN PUBLIK

    BERBASIS STANDAR

    Sesi 1 : Fungsi legislasi,

    budgeting , controlling

    DPRD dalam mendorong

    pelayanan publik yang adil

    dan berkualitas.

    - BB 3-1: Optimalisasi

    Fungsi DPRD dalam

    rangka peningkatan

    kualitas pelayanan publik

    di Bidang kesehatan

    - LPF 3-1A: OptimalisasiFungsi DPRD dalam

    rangka peningkatan

    kualitas pelayanan publik

    di Bidang kesehatan

    - LKK 3-1: Data capaian

    jenis pelayanan SPM

    Kesehatan

    - LPF 3-1B : Pentingnya

    pelibatan para pihak

    dalam pengawasanpelayanan publik.

    120 Menit

    Sesi 2 : Peran

    pengawasan DPRD

    terhadap perencanaan

    dan penganggaran

    daerah, pengelolaan dan

    pelaporan perangkat

    daerah berbasis SPM

    - LPF 3-2 : Siklus

    Perencanaan dan

    Penganggaran daerah

    berbasis SPM dan titik

    kritisnya.

    - LKK 3-2 A : Analisis

    RPJMD dan RKPD

    berbasisi SPM

    - LKK 3-2 B : Analisis

    Program dan kegiatan

    dalam APBD berbasis

    SPM

    - LKK 3-2 C : Analisis

    LKPJ Bupati/Walikota

    berbaisis SPM

    120 Menit

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    8/76

    6 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    No TujuanInstruksional Pokok Bahasan Bahan Belajar Metode Waktu

    - BB 3-2 : Analisis

    Kebijakan Perencanaan

    dan Penganggaran

    pencapaian SPM bidang

    kesehatan Kabupaten

    Jayapura

    - Dokumen RPJMD,

    RKPD, APBD dan LKPJ

    Bupati/Walikota

    Sesi 3 : Peran Sekretariat

    DPRD dalam mendukung

    kinerja DPRD dalam

    pengawasan pelayanan

    publik berbasis standar

    - LPF 3-3 : Setwan urat

    nadi DPRD.

    - BB 3-3 A: Sekretariat

    DPRD sebagai urat nadi

    demokrasi

    - BB 3-3 B: Peran

    Strategis Sekretariat

    DPRD dalam mendorong

    percepatan pencapaian

    MDGs

    120 Menit

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    9/76

    7www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    1PENDAHULUAN

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    10/76

    8 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    PENDAHULUAN

    Posisi DPRD dalam pemerintahan

    daerah memegang tiga peranan penting yaitu, legislasi, anggaran dan

    pengawasan.

    MODUL 1 PENDAHULUAN

    Latar belakang

    Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang

    Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah, bahwa DPRD dan Kepala Daerah

    mempunyai kedudukan yang setara dan bersifat

    kemitraan. Dalam kedudukan kerja yang setara

    tersebut tidak hanya terkandung makna kesetaraan

    dalam hal otoritas tetapi juga semestinya setara

    dalam hal tanggung jawab dan kapasitas

    dalam memastikan proses pemerintahan dan

    pembangunan berjalan dengan baik.

    Posisi DPRD dalam pemerintahan daerah

    memegang tiga peranan penting yaitu, legislasi,

    anggaran dan pengawasan. Fungsi legislasi adalah

    merancang kebijakan-kebijakan serta regulasi yang

    mendukung terciptanya pelayanan publik yang baik

    dan berstandar. Fungsi budgeting , memastikan

    bahwa anggaran dialokasikan dengan tepat

    sasaran, e sien jumlah maupun waktunya. Fungsi

    Pengawasan adalah memonitor dan mengevaluasi

    pelaksanaan peraturan daerah dan penggunaananggaran.

    Namun demikian, selama ini DPRD dalam

    menjalankan fungsinya, dirasa belum mampu

    memberikan solusi yang efektif untuk menyelesaikan

    masalah-masalah mendasar yang dihadapi

    masyarakat. Berbagai harapan konstituen

    terhadap para wakil rakyat belum dapat terpenuhi,

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    11/76

    9www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    sehingga tingkat kepercayaan publik terhadaplembaga perwakilan semakin menurun ( Survey

    Pol-Tracking tahun 2013 menunjukkan hanya 12,5

    persen responden saja yang puas dengan kinerja

    parlemen). Ketidakpuasan tersebut lebih disebabkan

    oleh karena DPRD yang belum efektif dalam

    bekerja, belum representatif dalam kebijakan dan

    kinerja yang belum dapat dikatakan akuntabel.

    Memahami peranan DPRD yang sangat strategis,menimbulkan harapan yang besar dari masyarakat

    agar para wakil rakyat yang terpilih untuk periode

    saat ini (2014 – 2019) dapat menyuarakan aspirasi

    dan harapan masyarakat, melaksanakan tanggung

    jawab dan kapasitasnya untuk memastikan bahwa

    proses pemerintahan dan pembangunan berjalan

    dengan baik, dimana salah satu indikatornya adalah

    perbaikan pelayanan publik dasar berbasis standar.

    Hal ini sejalan dengan fungsi pemerintah dalam tata

    pemerintahan good governance bahwa, pelayanan

    yang standar dalam pelayanan publik yang

    dilaksanakan oleh pemerintah adalah merupakan

    hak rakyat sebagai pembayar pajak dan retribusi

    daerah. artinya rakyat berhak menerima pelayanan

    dan pemerintah berkewajiban menyediakannya,

    oleh karena itu Hubungan antara hak dan

    kewajiban tersebut haruslah jelas, transparan dan

    terukur.

    Salah satu upaya pemerintah dalam mendorong

    penyediaan pelayanan publik yang kualitasnya

    jelas, transparan dan terukur (berbasis strandar)

    adalah di terbitkannya Peraturan Pemerintah No.

    65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

    dan Penerapan SPM (Standar Pelayanan Minimal)

    regulasi ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan bahwa masyarakat akan menerima suatu

    pelayanan publik dari Pemerintah Daerah dengan

    mutu tertentu, berdasarkan target dan indikator yang

    telah ditetapkan. Dengan demikian hak minimal

    masyarakat dapat benar-benar terpenuhi, sehingga,

    pada akhirnya diharapkan kepercayaan masyarakat

    kepada pemerintahnya akan meningkat.

    Program Kinerja - USAID mendorongkan gagasanmemperbaiki efekti tas kinerja Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah untuk perbaikan pelayanan publik

    khususnya urusan kesehatan dan pendidikan

    dasar, agar pelayanannya sesuai strandar dan lebih

    berkualitas, melalui lokarya Penguatan Peran dan

    Fungsi DPRD dalam Upaya Pemenuhan Pelayanan

    Publik Berbasis Strandar.

    Tujuan dan hasil

    Secara umum Tujuan pengembangan modul

    Penguatan Peran dan Fungsi DPRD dalam Upaya

    Pemenuhan Pelayanan Publik Berbasis Strandar

    adalah memberikan panduan kepada penyelenggara

    dan fasilitator penguatan kepada DPRD dalam

    menjalankan fungsinya untuk perbaikan pelayanan

    publik berbasis standar.

    Sedangkan secara khusus penguatan kapasitas

    DPRD dalam menjalankan fungsinya untuk

    perbaikan pelayanan publik berbasis standar ini

    bertujuan untuk:

    1. Memperkenalkan kepada DPRD tentang Konsep

    dasar pelayanan publik berbasis strandar,

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    12/76

    10 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Standar pelayanan publik dalam berbagaibidang dan sektor dan integrasinya dalam

    perencanaan dan penganggaran daerah

    2. Meningkatkan ketrampilan DPRD dalam

    menjalankan fungsi pengawasan untuk

    peningkatan pelayanan publik berbasis Standar

    khususnya urusan kesehatan.

    3. Meningkatkan peran Sekretariat DPRD dalam

    mendukung kinerja DPRD dalam pengawasan

    pelayanan publik berbasis standar

    Hasil yang diharapkan dari kegiatan penguatan

    kapasitas DPRD ini antara lain,

    1. Peserta memahami teori, dan konsep

    dasar Pelayanan berbasis standar serta

    integrasinya ke dalam sistem perencanaan dan

    penganggaran daerah

    2. Peserta meningkat ketrampilannya dalam

    menjalankan fungsi pengawasan untuk

    peningkatan pelayanan publik berbasis Standar

    3. Pelayanan publik khususnya urusan kesehatan

    memenuhi standar pelayanan minimal yang

    telah ditetapkan.

    Sasaran kegiatan penguatankapasitas DPRD

    Yang menjadi kelompok sasaran dari lokakarya ini.

    1. Pimpinan dan anggota DPRD yang terkait

    dengan urusan pendidikan dan kesehatan.

    2. Perwakilan Skretariat dan staf DPRD yang

    terkait dengan tugas pengangaran.

    Komponen

    Modul ini disusun berdasarkan beberapa komponen

    sebagai berikur:

    1. PEMBUKAAN DAN ORIENTASI FORUM, yang

    berisi tentang panduan proses fasilitasi sesi

    a) Pembukaan, b) Perkenalan dan c) orientasi

    kegiatan.

    2. PELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR,

    yang berisi panduan proses pembelajaran

    tentang a) Teori dan konsep dasar tentang

    pelayanan publik, b) Standar layanan untuk

    pelayanan publik dalam bidang Pendidikan

    dan Kesehatan, dan c) Integrasi SPM dalam

    perencanaan dan penganggaran daerah.

    3. PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM

    MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

    BERBASIS STANDAR, yang berisi panduan

    proses pembelajaran tentang a) Fungsi

    legislasi, anggaran dan pengawasan DPRD

    dalam mendorong pelayanan publik yang adil

    dan berkualitas, b) Peran pengawasan DPRD

    terhadap perencanaan dan penganggaran

    daerah, pengelolaan dan pelaporan perangkat

    daerah berbasis SPM, dan c) Peran Sekretariat

    DPRD dalam mendukung kinerja DPRD dalampengawasan pelayanan publik berbasis standar.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    13/76

    11www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Orientasi Forum

    Pengantar

    Sebelum berproses lebih lanjut dalam lokakarya,

    orientasi forum adalah merupakan tahap awal

    yang sangat penting, menurut konsep pendidikan

    partisipatif, lokakarya adalah sebagai ruang untuk

    belajar bersama antara Peserta, Fasilitator, Nara

    Sumber, dan juga Panitia pelaksana. Dengan

    orientasi forum yang cukup akan membantu setiap

    peserta dalam mengenali tujuan lokakarya, materi

    yang akan pelajari dan orang-orang yang terlibat

    didalamnya, dengan demikian dapat mendorongpeserta pada pemahaman alur proses pembelajaran

    dan upaya-upaya untuk menciptakan suasana

    proses yang bebas, saling memahami dan membuat

    setiap orang didalamnya merasa nyaman.

    Orientasi lokakarya pada sesi awal ini selain untuk

    saling mengenal baik sesama peserta dengan

    fasilitator maupun panitia pelaksana juga untuk

    memberikan pengertian dan arahan kepadapeserta bahwa Lokakarya yang diselenggarakan

    ini menggunakan metode atau pendekatan

    Pendidikan Partisipatif (Pendidikan Orang Dewasa),

    dengan orintasi forum pihak yang terlibat dalam

    forum ini juga dapat mengetahui gambaran umum

    tentang pelaksanaan lokakarya, latar belakang

    tujuan, capaian materi, metode dan aturan selama

    lokakarya berlangsung.

    Setelah saling mengenal, mengetahui metodologidan gambaran umum lokakarya diharapkan orientasi

    hati dan pikiran peserta dalam mengikuti lokakarya

    ini menjadi sama dan fokus, dengan demikian

    komunikasi akan mudah dan lancar serta suasana

    pembelajaran akan kondusif dan menyenangkan.

    TUJUAN

    Secara umum dalam sesi ini bertujuan agar semua

    pihak yang terlibat dalam forum ini dapat saling

    mengenal satu sama lain, memahami latar belakang,

    tujuan dan metode pembelanjaran sehingga tercipta

    suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.

    Setelah sesi ini selesai, secara khusus peserta

    diharapkan mampu:

    • Mengenali para peserta, fasilitator, panitia dan

    para pihak yang terlibat dalam lokakarya

    • Memperjelas harapan dan tujuan umum peserta

    terhadap lokakarya

    • Membantu peserta untuk memahami proses dan

    metode lokakarya selama berlangsung dengan

    model Pendidikan Orang Dewasa (POD).

    • Memahami latar belakang, tujuan dan hasil yangdiharapkan dari pelaksanaan lokakarya

    • Peserta menyepakati kontrak belajar bersama

    menyangkut materi dan alokasi waktu tata

    tertib dan dan hal-hal lain yang menunjang

    produkti tas lokalatih.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    14/76

    12 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    POKOK BAHASAN

    • Pengenalan diri peserta, fasilitator dan panitia

    • Harapan peserta lokakarya dan kesepakatan

    pembelajaran.

    • Proses dan metode lokakarya

    • Tahapan dan pendekatan pendidikan bagi orang

    dewasa

    • Latar belakang, tujuan dan hasil yang

    diharapkan dari lokakarya

    • Kontrak belajar bersama menyangkut materi

    dan alokasi waktu tata tertib dan dan hal-hal lain

    yang menunjang produkti tas lokalatih.

    METODE

    - Presentasi

    - Brainstormin g/ sumbang saran

    - Pertanyaan fokus

    - Diskusi terfokus

    BAHAN DANPERALATAN

    Bahan yang diperlukan untuk sesi ini:

    - BB 1-1 A: pembelajaran orang dewasa

    - BB 1-1 B : pendidikan partisipatif

    - LPF 1-1: Orientasi forum

    - TOR Lokakarya dan jadwal kegiatan

    - Tata Tertib Lokakarya

    Alat yang digunakan untuk memperlancar sesi ini:- Kertas dan Spidol berwarna

    - LCD proyektor

    - Metaplan

    - Whiteboard

    WAKTU

    90 Menit

    PROSESFASILITASI

    Pengenalan diri peserta, fasilitator dan panitia

    (30 menit)

    1. Ucapkan selamat datang pada para peserta

    lokakarya. Berilah prakata singkat bahwa

    suasana yang diidealkan selama lokakarya

    ini adalah informal dan santai. Maka dari itu

    mintalah mereka bersikap senyaman mungkin

    dan bersikap aktif.

    2. Jelaskan tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari

    sesi perkenalan ini.

    3. Fasilitator memperkenalkan diri dengan

    menyebutkan namanya, asal organisasi, dan

    peran dalam lokakarya

    4. Minta para peserta untuk menyediakan selembar

    kertas dan menuliskan identitas (nama, alamat,

    jabatan dan cita-cita, hal-hal yang disukai atau

    tidak disukai).

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    15/76

    13www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    5. Peserta diminta untuk bertukar kertas identitasyang sudah diisi tersebut dengan peserta

    disebelahnya

    6. Secara bergiliran masing – masing peserta

    diminta untuk membacakan kertas identitas

    tersebut, bagi peserta yang diperkenalkan

    diminta untuk berdiri.

    7. Fasilitator menutup acara perkenalan dan

    dilanjutkan dengan materi harapan peserta

    Lokakarya dan kesepakan pembelajaran

    Harapan peserta lokakarya dan kesepakatan

    pembelajaran (15 Menit)

    1. Fasilitator meminta peserta memikirkan harapan

    mereka terhadap lokakarya ini kemudian

    menuliskannya kedalam kertas metaplan

    dengan huruf besar.

    2. Jika perlu berikan contoh cara menuliskannya

    dalam kertas metaplan dan batasi 3 harapan

    untuk setiap peserta.

    3. Kumpulkan setiap kertas metaplan baca yang

    keras dan tempel di dinding ruang lokakarya

    (Kertas plan).

    4. Fasilitator memandu diskusi peserta untuk

    mengelompokkan harapan-harapan peserta

    yang telah ditempel, berdasarkan kategori:

    Proses, Metode, Materi dan waktu lokakarya.

    5. Tayangkan jadwal dan materi lokakarya dan

    bandingkan dengan harapan peserta terhadap

    lokakarya, jika ada perbedaan baik waktu,

    materi maupun lainnya diskusikan dengan

    peserta untuk di persamakan, Selanjutnya

    untuk disepakati menjadi bahan kontrak belanjar

    kita pada sesi berikutnya.

    Proses dan metode lokakarya dan Tahapan danpendekatan pendidikan bagi orang dewasa (15

    menit)

    1. Fasilitator menayangkan LPF 1 Daur Pendidikan

    bagi Orang Dewasa dan prinsip-prinsipnya yang

    akan dipakai sebagai pendekatan metodologi

    dalam lokakarya ini

    2. Mintalah kepada peserta untuk menanggapinya

    dengan mengajak peserta melakukan sumbangsaran ( brainstorming ) tentang proses dan

    metode lokakarya yang kita pergunakan sesuai

    dengan materi yang akan disampaikan, arahkan

    peserta untuk memberi tambahan, tanggapan

    dan pertanyaan.

    3. Berikan ilustrasi verbal maupun gambar yang

    memudahkan peserta membedakan pendekatan

    belajar gaya sekolah dan pendekatan POD.

    Latar belakang, tujuan dan hasil yang diharapkan

    dari pelaksanaan lokakarya (15 menit)

    - Sampaikan poin-poin penting latar belakang,

    tujuan dan hasil yang diharapkan dari

    lokakarya Peningkatan Kapasitas DPRD dalam

    Mendorong Pelayanan Publik Berbasis Standar

    Pelayanan (sesuai TOR yang dikirim kepada

    peserta) dalam bentuk slide Power point di LCD

    proyektor

    Kontrak belajar bersama menyangkut materi

    dan alokasi waktu tata tertib dan dan hal-hal

    lain yang menunjang produktiftas lokalatih (15

    menit).

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    16/76

    MODUL I . PENDAHULUAN

    14 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    1. Fasilitator mempersilahkan peserta untukmembuka/melihat TOR kegiatan dan Rencana

    Jadwal tentative panitia untuk disepakati

    bersama tentang Waktu belajar, Materi, dll.

    2. Fasilitator mengajak peserta untuk membuat

    Tata tertib dan sanksi lokakarya agar proses

    lokakarya nyaman untuk semua orang.

    3. Tanyakan kepada peserta apa yang boleh dan

    tidak boleh dilakukan dalam lokakarya ini, catat

    semua usulan peserta dan sepakati menjadi tatatertib lokakarya dan sangsinya.

    4. Fasilitator menutup sesi ini dengan menekankan

    pentingnya mentaati apa yang sudah disepakati

    bersama, dengan demikian diharapkan semua

    yang terlibat dalam lokakarya merasa nyaman.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    17/76

    15www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Pembelajaran orang dewasa mempunyai

    pendekatan, ruang lingkup, tujuan, dan strategi

    yang berbeda dengan pembelajaran untuk anak-

    anak. Pembelajaran orang dewasa dititikberatkan

    pada belajar secara berkelanjutan sepanjang

    hayat untuk mempelajari keterampilan yang dapat

    digunakan untuk mengarahkan diri sendiri. Namun

    demikian, sama halnya dengan anak-anak, di

    dalam menjalankan proses pembelajarannya, orang

    dewasa menyukai belajar dalam kondisi bebas,belajar melalui interaksi dengan sesama, tidak

    menyenangi hafalan, lebih mengutamakan hal-hal

    praktis dan pemecahan masalah.

    Pengalaman dan bukan wadahkosong

    Pembelajaran bukanlah suatu proses dimana sangahli menuangkan pengetahuannya ke dalam kepala

    ‘kosong’ para peserta pelatihan. Oleh sebab itu

    fasilitator perlu mengetahui pengalaman peserta

    sebelum pelatihan. Pengalaman menghasilkan peta

    kognitif, suatu alat yang membantu kita menyerap

    informasi baru, yaitu hal-hal yang didengar dan

    dilihat selama pelatihan. Oleh karena pengalaman

    yang dialami berbeda-beda, maka setiap orang

    memiliki peta yang berbeda pula. Oleh sebab itu di

    dalam pelatihan sebaiknya:

    • Peserta diperlakukan sebagai individu-individu

    yang berbeda satu sama lainnya,

    • Peserta banyak diberi pertanyaan dan tugas-

    tugas individu,

    • Peserta diberi latihan individual karena semua

    orang akan mampu belajar kalau menggunakan

    caranya sendiri,• Memberdayakan peserta sebagai sumberdaya

    pelatihan,

    • Memberi kesempatan kepada peserta untuk

    mengkaitkan informasi/pengalaman yang baru

    diterima dengan pengalaman sebelumnya.

    Pembelajaran dewasa bukanlah suatu proses

    dimana sang ahli menuangkan pengetahuannya

    ke dalam kepala ‘kosong’ para peserta pelatihan.Oleh sebab itu fasilitator perlu melakukan analisis

    pengalaman peserta sebelum pelatihan, misalnya

    melalui perkenalan dan curah pendapat. Dengan

    demikian pelatihan dikelola menggunakan metode

    partisipatoris.

    Beberapa prinsip pembelajaran yang penting

    diperhatikan/diterapkan dalam pelatihan adalah

    sebagai berikut:

    PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

    BAHAN BACAAN 1A

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    18/76

    MODUL I . PENDAHULUAN

    16 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    • Berbagi dan menganalisis pengalaman melaluidialog sesama peserta,

    • Keterlibatan yang aktif dalam memilih topik

    pelatihan, pemrograman dan evaluasi hasil

    pelatihan; dengan cara ini mereka akan

    menganggap isi pelatihan ini sebagai milik

    mereka,

    • Menemukan penyebab-penyebab permasalahan

    serta menemukan sendiri pemecahannya,

    • Berbuat dan melakukan eksperimen dalammenemukan jawaban,

    • Relevansi materi yang dilatihkan,

    • Penekanan pada nilai-nilai yang praktis yang

    dapat diaplikasi,

    • Re ektif.

    Orang dewasa sulit melupakan

    sesuatu yang pernah dipelajari

    Biasanya pelatihan dianggap mempelajari

    pengetahuan dan ketrampilan baru yang bisa

    dimasukkan pada salah satu tempat di ‘petakognitif’. Tujuan ini dapat berhasil jika apa yang

    dilatihkan merupakan hal baru atau yang dibutuhkan

    oleh orang dewasa.

    Selama kehidupan, orang dewasa sudah

    mengembangkan perilaku dan pola ber kir yang

    relatif kaku yang sudah menjadi kebiasaannya, dan

    mereka tidak ingin melepaskannya. Oleh sebab

    itu orang dewasa ragu menerima sesuatu yangdirasakan tidak dikenal. Sebagai contoh: kalau

    diperkenalkan suatu pendekatan pembelajaran baru

    yang melibatkan perubahan praktik mengajar, salah

    satu alasan penolakan terhadap perubahan tersebut

    adalah pola-pola perilaku/kebiasan yang sudah

    ada. Sebagai contoh lain: mereka tidak mungkin

    membicarakan manfaat suatu konsep penilaian baru

    kalau mereka tidak percaya pada kebenaran dan

    manfaat konsep penilaian tersebut. Pelatih perlu

    memastikan bahwa ada sistem yang mendukung

    tujuan pelatihan setelah peserta kembali ke

    tempat kerja.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    19/76

    17www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Pendidikan partisipatif mensyaratkan adanyaproses learner centered (peserta didik sebagai

    pusat). Siapapun yang terlibat proses pembelajaran

    dipandang sebagai orang yang memiliki kemampuan

    aktif untuk merencanakan arah, memiliki bahan dan

    materi yang dianggap bermanfaat, memikirkan cara

    terbaik untuk belajar, menganalisis dan menyimpulkan

    serta mampu mengambil manfaat pendidikan. Dalam

    metode ini fungsi guru hanyalah sebagai fasilitator.

    Dengan proses demikian, beberapa karakteristikpendidikan partisipatif antara lain:

    Belajar Dari Pengalaman

    Yang dipelajari bukan “ajaran” (teori, pendapat,

    kesimpulan, dll) dari seseorang, tetapi keadaan

    nyata masyarakat atau pengakuan seseorang

    yang terlibat dalam keadaan nyata tersebut. Hal inimengakibatkan tidak ada otoritas seseorang yang

    lebih tinggi dari yang lain.

    Tidak Menggurui

    Dalam metode ini tidak ada guru dan tidak ada

    murid yang digurui. Semua yang terlibat dalam

    proses pendidikan ini adalah guru sekaligus muridpada suatu yang bersamaan.

    Dialogis

    Karena tidak ada guru ataupun murid, maka proses

    yang berlangsung tidak merupakan proses belajar

    mengajar yang bersifat satu arah, tetapi proses

    komunikasi dalam bentuk kegiatan interaktif (diskusikelompok, bermain peran dsb) dan media (alat

    peraga, audio visual dsb) yang lebih memungkinkan

    terjadinya dialog kritis antara semua orang yang

    terlibat dalam proses pelatihan tersebut.

    Pedoman proses belajar dalam pendidikan

    partisipatif adalah daur belajar dari pengalaman

    yang distrukturkan (structural experiences learning

    cyrcle), seperti yang tergambar di bawah ini.

    Pendidikan Partisipatif terwujud bila terdapat

    keterlibatan individu secara sadar kedalam proses

    interaksi sosial kependidikan. Dengan pengertian itu,

    peserta didik bisa berpartisipasi bila dia menemukan

    dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui

    berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam

    hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan

    tanggung jawab bersama.

    PENDIDIKAN PARTISIPATIF

    BAHAN BACAAN 1B

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    20/76

    MODUL I . PENDAHULUAN

    18 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Melakukan/Mengalami

    Mengungkapkan

    Mengolah/MenganalisaMenyimpulkan

    Menerapkan

    Berdasar pada pemahaman itu, agar mampu

    berpartisipasi seseorang perlu berproses, dan

    proses itu ada dalam dirinya dan dengan orang lain.

    Kemampuan seseorang jelas berbeda, sehingga

    kemampuan partisipasi seseorang jelas juga akan

    berbeda, dalam jumlah dan mutunya. Dengan upaya

    yang sungguh-sungguh dan terencana, partisipasi

    seseorang maupun partisipasi kelompok akan bisa

    ditingkatkan. Implikasi dari pengertian itu, setiap

    individu dalam kelompok adalah pelaku pendidikan,

    yang berhak menetapkan segala sesuatu berdasar

    pada tata nilai, tradisi, kemampuan, tujuan dan

    bagaimana cara mencapai tujuan pendidikan.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    21/76

    19www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Pemenuhan Pelayanan

    Publik Berbasis Strandar

    LOKAKARYA

    Tujuan Lokakarya

    Memperkenalkan

    • Konsep dasar pelayanan publik berbasis strandar.• Standar pelayanan publik dalam berbagai bidang dan sektor.• Integrasi SPM dalam perencanaan dan penganggaran daerah.

    Meningkatkan

    • Ketrampilan DPRD dalam menjalankan fungsi pengawasanuntuk peningkatan pelayanan publik berbasis Standar.

    • Peran Sekretariat DPRD dalam mendukung kinerja DPRDdalam pengawasan pelayanan publik berbasis standar.

    BAHAN PRESENTASI

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    22/76

    MODUL I . PENDAHULUAN

    20 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Perkenalan

    Hasil Lokakarya

    • Nama,• Alamat,• Jabatan dan cita-cita,• Hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai

    • Peserta memahami teori, dan konsep dasarPelayanan berbasis standar serta integrasinyake dalam sistem perencanaan dan penganggarandaerah.

    • Peserta meningkat ketrampilannya dalammenjalankan fungsi pengawasan untukpeningkatan pelayanan publik berbasis Standar.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    23/76

    21www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    1. .........................................................................

    2. .........................................................................

    3. .........................................................................

    Harapan Peserta pelatihan dan kesepakatanpembelajaran

    Materi Pelatihan 1

    Pelayanan Publik berbasis Standar • Sesi 1: Teori dan konsep dasar.

    • Sesi 2: Standar layanan untuk pelayanan publik

    dalam berbagai bidang sektor.

    • Sesi 3: Integrasi SPM dalam perencanaan dan

    penganggaran daerah.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    24/76

    MODUL I . PENDAHULUAN

    22 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Materi Pelatihan 2Peran dan Fungsi DPRD Dalam peningkatan PelayananPublik Berbasis Standar

    • Sesi 1: Fungsi legislasi, budgeting, controlling DPRD dalammendorong pelayanan publik yang adil dan berkualitas.

    • Sesi 2: Peran pengawasan DPRD terhadap perencanaandan penganggaran daerah, pengelolaan dan pelaporanperangkat daerah berbasis SPM.

    • Sesi 3: Peran Sekretariat DPRD dalam mendukung kinerjaDPRD dalam pengawasan pelayanan publik berbasisstandar.

    Pembukaandanperkenalan

    Orientasi danPre Test

    Materi :PelayananPublikBerbasis Standar

    Penutup

    Rencana TindakLanjut danPost test

    Materi:Teknik dan

    strategi advokasi

    Materi :Peran dan fungsi DPRD dalampeningkatan pelayanan publik

    berbasis Standar

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    25/76

    23www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Prinsip Belajar Orang Dewasa

    Daur Belajar Orang DewasaMelakukan/Mengalami

    Mengungkapkan

    Mengolah/MenganalisaMenyimpulkan

    Menerapkan

    • BELAJAR DARI PENGALAMAN.• PARTISIPATIF. Keterlibatan peserta menjadi kunci

    keberhasilan• SPONTANITAS. Proses belajar apa adanya, jujur

    dan tidak dibuat-buat.• PERSAMAAN. Semua peserta adalah sama,

    semua merupakan sumber belajar yang sederajatdan setara.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    26/76

    MODUL I . PENDAHULUAN

    24 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Agenda dan Waktu Kegiatan

    1. .........................................................................

    2. .........................................................................

    3. .........................................................................

    Norma – Norma yang disepakati dalamLokakarya

    Sesi Materi WaktuHari PertamaPembukaan dan

    Orientasi forum

    Pembukaan, Perkenalan dan

    orientasi forum

    08.00 – 09.45

    Istirahat 09.45 – 10.00PELAYANAN PUBLIKBERBASIS SANDAR

    Teori dan konsep dasar 10.00 – 12.00Istirahat 12.00 – 13.00Standar layanan untuk pelayananpublik dalam berbagai bidang sektor

    13.00 – 15.00

    Istirahat 15.00 – 15.15Integrasi SPM dalam perencanaandan penganggaran daerah

    15.15 – 17.15

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    27/76

    25www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAM PENINGKATANPELAYANAN PUBLIK BERBASIS STANDAR

    • Sesi 1 : Fungsi legislasi, budgeting, controlling DPRD dalammendorong pelayanan publik yang adil dan berkualitaspengawasannya terhadap pelayanan publik.

    • Sesi 2 : Peran pengawasan DPRD terhadap perencanaan danpenganggaran daerah, pengelolaan dan pelaporan perangkatdaerah berbasis SPM.

    • Sesi 3 : Identifikasi potensi dukungan DPRD dalam menjalankanperan pengawasan pelayanan publik berbsis SPM.

    Agenda dan waktu kegiatan . . . . lanjutan

    Sesi Materi WaktuHari keduaPeran dan fungsiDPRD dalam

    peningkatanpelayanan publikberbasis standar

    Fungsi legislasi, budgeting, controlling DPRD dalammendorong pelayanan publik yang adil dan berkualitas.

    08.00 – 10.00

    Istirahat 10.00 – 1015Peran pengawasan DPRD terhadap peren canaan danpenganggaran daerah, pengelolaan dan pelaporanperangkat daerah berbasis SPM.

    10.15 – 12.15

    Istirahat 12.15 – 13.15Peran Sekretariat DPRD dalam mendu kung kinerja DPRDdalam pengawasan pelayanan publik berbasis standar

    13.15 – 15.15

    Rencana Tindak Lanjut 15.15 – 16.30Penutupan 16.30 – 17.00

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    28/76

    MODUL I . PENDAHULUAN

    26 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    T e r i m a K a s i h

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    29/76

    27www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    2Teori dan Konsep DasarPentingnya Standar Pelayanan

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    30/76

    28 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    PelayananPublikBerbasisStandar

    ........

    SPM hadir di tengah-tengah regulasi pemerintahan daerah di

    Indonesia untuk mencapai penilaian kinerja dan manajemen berbasis

    tujuan.

    Sesi 1

    Teori dan Konsep DasarPentingnya StandarPelayanan

    Pengantar

    Standar Pelayanan Minimal (SPM) menurut

    Peraturan Pemerintah nomor 65 tahun 2005 adalah

    ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar

    yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak

    diperoleh setiap warga secara minimal.

    Berdasarkan amanat Pasal 11 ayat (4) dan Pasal

    14 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah

    diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

    2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

    Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005

    tentang Perubahan Undang-Undang Nomor

    32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    menjadi Undang-Undang, SPM diterapkan dan

    dilaksanakan pada Urusan Wajib Daerah terutama

    yang berhubungan dengan pelayanan dasar, baik di

    Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

    SPM hadir di tengah-tengah regulasi pemerintahan

    daerah di Indonesia untuk mencapai penilaian

    kinerja dan manajemen berbasis tujuan. agar

    masyarakat mendapatkan manfaatnya yang

    berupa tersedianya pelayanan minimal yang

    MODUL 2

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    31/76

    29www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    menjadi hak masyarakat. Dengan demikian hakminimal masyarakat bisa benar-benar dilayani oleh

    pemerintah daerah berdasarkan target dan indikator

    yang telah ditetapkan.

    Bagi pemerintah daerah, keberadaan SPM bisa

    digunakan sebagai landasan untuk menentukan

    pagu anggaran yang diperlukan untuk memberikan

    pelayanan dasar yang harus dipenuhi. Selain

    itu juga untuk menentukan perimbangankeuangan yang merata dan transparan serta

    untuk memberikan ketentuan sistem manajemen

    penganggaran yang berbasiskan pada kinerja

    pemerintah daerah.

    Penguasaan materi yang mendalam tentang

    konsep dasar SPM meliputi Teori, Dasar hukum,

    Prinsip-prinsip dasar, manfaat, Ruang Lingkup

    dan mekanisme penerapan Standar Pelayanan

    Minimal dalam Penyelenggaraan Pemerintah

    Daerah akan membantu DPRD dalam membangun

    basis argumentasi untuk advokasi meningkatkan

    pelayanan publik berbasis standar.

    TUJUAN

    Secara umum dalam sesi ini bertujuan agar semua

    pihak yang terlibat dalam forum ini dapat memahami

    teori dan konsep dasar pentingnya Standar

    Pelayanan Minimal (SPM). Setelah sesi ini selesai,

    secara khusus peserta diharapkan mampu:

    • Memahami Teori, Dasar hukum, Prinsip-prinsip

    dasar, manfaat, Ruang Lingkup dan mekanisme

    penerapan Standar Pelayanan Minimal dalamPenyelenggaraan Pemerintah Daerah

    POKOK BAHASAN

    Mengacu pada tujuan pembelajaran di atas,

    maka dalam topik ini akan membahas pokokbahasan tentang Teori, Dasar hukum Prinsip-

    prinsip, Manfaat, Ruang Lingkup dan mekanisme

    penerapan Standar Pelayanan Minimal, dalam

    Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

    METODE

    - Pemutaran lm animasi pendek.

    - Presentasi

    - Brainstorming/ sumbang saran

    - Pertanyaan fokus

    - Diskusi terfokus

    BAHAN DANPERALATAN

    Bahan yang diperlukan untuk sesi ini:

    - File Film pelayanan publik

    - BB 2-1: Standar pelayanan minimal (sebuah

    pengantar)

    - LPF 2-1: Standar Pelayanan Minimal

    Pengantar

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    32/76

    MODUL II . PELAYANAN PUBLIKBERBASIS STANDAR

    30 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Alat yang digunakan untuk memperlancar sesi ini:- LCD proyektor

    - Kertas dan Spidol berwarna

    - Metaplan

    - Whiteboard

    WAKTU

    60 Menit

    PROSESFASILITASI

    • Ucapkan salam kepada para peserta pelatihan.

    Jelaskan pokok bahasan, tujuan dan hasil yang

    ingin dicapai dari sesi ini. Usahakan suasana

    pembukaan lebih santai. Harapannya peserta

    akan lebih nyaman dengan forum dan tetap

    merasa membutuhkan.

    • Pemutaran flm animasi pendek tentang

    pelayanan publik (durasi 5 menit)

    Setelah selesai pemutaran lm animasi tentang

    pelayanan publik, buka sesi tanggapan peserta

    pelatihan dengan pertanyaan kunci bagaimanakondisi pelayanan publik dasar di daerah anda?

    Misalnya Pelayanan administrasi kependudukan,

    pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan.

    Catat semua tanggapan peserta dan mulailah

    dengan presentasi tentang Strandar pelayanan

    Minimal (SPM).

    • Presentasikan LPF 2-1 tentang Standar

    Pelayanan Minimal (SPM) pengantar, yang berisitentang Teori, Dasar hukum, Prinsip-prinsip

    dasar, manfaat, Ruang Lingkup dan mekanisme

    penerapan Standar Pelayanan Minimal , dalam

    Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

    • Buka sesi tanya jawab untuk klari kasi maupun

    tanggapan dari peserta.

    • Catat poin-poin penting dari proses diskusi kelas

    dan buatlah kesimpulan berdasarkan panduan

    output dan hasil yang diharapkan dari sesi ini

    dan bahan bacaan yang tersedia.

    • Sampaikan kesimpulan kepada peserta

    pelatihan dan Tutup sesi ini dengan membuat

    penegasan tentang pentingnya Standar

    Pelayanan Minimal (SPM) diterapkan dalam

    penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    33/76

    31www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    STANDART PELAYANAN MINIMAL (SPM) Sebuah Pengantar

    A. Manajemen Publik BerbasisKinerja

    Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

    Pemerintah Daerah melahirlah local government

    (pemerintah daerah) diberi kewenangan untuk

    lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan

    pembangunan baik pembangunan nasional,

    pembangunan daerah maupun pembangunan

    antar daerah. Dalam rangka Otonomi Daerah,

    undang-undang tersebut memberikan konsekuansi

    penerapan konsep Good Governance dan Sound

    Governance yang harus dipegang oleh pemerintah

    daerah.

    Merujuk pada UU 32/2004, Peraturan Pemerintah

    Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

    Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

    Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

    Pemerintah Daerah diharuskan untuk melaksanakan

    evaluasi dari pelaksanaan rencana pembangunan

    daerah. Rencana pembangunan daerah tersebutmeliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja

    Pembangunan Daerah (RKPD). Berdasarkan PP

    tersebut, evaluasi dilakukan melalui indikator

    kerja. Pelaksanaan PP tersebut lebih lanjut diatur

    dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

    Tahun 2010.

    Sejalan dengan hal tersebut, Undang-Undang

    Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

    mengharuskan pemerintah daerah melakukan

    kegiatan yang dilakukan peningkatan pelayanan

    publik sesuai dengan standar pelayanan sebagaitolok ukur yang dipergunakan dalam pedoman

    penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian

    kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji

    penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka

    pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah,

    terjangkau, dan terukur.

    Dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik

    Indonesia Nomor 2 Tahun 2010 tentang Program

    Pembangunan yang Berkeadilan untuk lebih

    memfokuskan pelaksanaan pembangunan yang

    berkeadilan, dan untuk berkesinambungan serta

    penajaman prioritas pembangunan nasional.

    Merujuk pada Inpres tersebut dilakukan rapat

    koordinasi dan sosialisasi rencana aksi daerah

    oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan

    dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dan

    Pelaksanaan Evaluasi Prioritas Pembangunan Jawa

    Timur (UKG-P3D) serta Percepatan Penerapan

    Standar Pelayanan Minimal. Merujuk pada hal

    tersebut, dalam rangka sinergi pemerintah pusat

    dan daerah, adanya pemantauan program oleh

    pemerintah daerah.

    Berdasarkan peraturan perundang-undangan

    tersebut pemerintah daerah diharuskan untuk

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    34/76

    MODUL II . PELAYANAN PUBLIKBERBASIS STANDAR

    32 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    memiliki akuntabilitas. Akuntabilitas adalahkewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban

    dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/

    badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada

    pihak yang memiliki hak atau berwenang untuk

    meminta pertanggungjawaban. Prinsip akuntabilitas

    harus dimiliki oleh seluruh organisasi pemerintah

    baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

    Akuntabilitas bermakna pertanggungjawaban

    dengan menciptakan pengawasan melalui distribusikekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah

    sehingga mengurangi penumpukkan kekuasaan

    sekaligus menciptakan kondisi saling mengawasi

    (checks and balances system ).

    Akuntabilitas publik adalah prinsip yang menjamin

    bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan

    pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan

    secara terbuka oleh pelaku kepada pihak-pihak

    yang terkena dampak penerapan kebijakan.

    akuntabilitas berhubungan dengan kewajiban dari

    institusi pemerintahan maupun para aparat yang

    bekerja di dalamnya untuk membuat kebijakan

    maupun melakukan aksi yang sesuai dengan nilai

    yang berlaku maupun kebutuhan masyarakat.

    Akuntabilitas publik menuntut adanya pembatasan

    tugas yang jelas dan e sien dari para aparat

    birokrasi. Prinsip akuntabilitas publik adalah suatu

    ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat

    kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan

    ukuran nilai-nilai atau norma-norma eksternal yang

    dimiliki oleh para stakeholders yang berkepentingan

    dengan pelayanan tersebut.

    Prinsip akuntabilitas mengharuskan lembaga-lembaga dan aparaturnya harus dapat

    mempertanggungjawabkan pelaksanaan

    kewenangan yang diberikan sesuai dengan tugas

    dan fungsinya. Demikian juga dengan program

    dan layanan yang menjadi tugas dan fungsi dari

    lembaga-lembaga serta aparatur tersebut. Melalui

    penerapan prinsip ini, suatu proses pengambilan

    keputusan atau kinerja dapat dimonitor, dinilai dan

    dikritisi. Pelaksanaan prinsip akuntabilias dapatmenjadi sebuah alat pengendali sekaligus bahan

    evaluasi.

    Manajemen berbasis kinerja adalah sebuah proses

    dan siklus perencanaan, pengukuran, penilaian dan

    evaluasi kinerja pegawai yang berkesinambungan

    untuk mewujudkan tujuan organisasi serta

    mengoptimalkan potensi diri aparat. Manajemen

    berbasis kinerja merupakan manajemen yang

    mengandalkan pengendalian organisasi pada

    pengukuran (angka) kinerja. Setiap unit, fungsi,

    bahkan individu dalam organisasi diberikan target-

    target kinerja terukur sebagai pedoman kemana

    organisasi itu harus diarahkan. Tentu saja ukuran-

    ukuran atau target-target kinerja itu harus ditata

    sedemikian rupa dalam suatu sistematika atau

    metode tertentu sesuai dengan proses, masalah,

    dan tujuan organisasi itu, sehingga ketika target unit/

    individu/fungsi tercapai, maka tercapailah tujuan

    organisasi. Manajemen berbasis kinerja terbukti

    mampu meningkatkan mutu, produktivitas, e siensi

    dan efektivitas pelayanan publik mereka secara nyata.

    Manajemen ini memungkinkan inovasi aparaturnya

    berkembang dan terbukti dapat mengubah perilaku

    organisasi pemerintah secara cepat.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    35/76

    33www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Penilaian Kinerja merupakan mekanismepengukuran kinerja yang dirancang untuk

    mengukur tingkat tujuan yang telah dicapai,

    kepuasan komunitas atau pemangku kepentingan

    (stakeholder ), kinerja pelayanan, perbandingan

    antar instansi, dan penentuan insentif dan evaluasi

    organisasi secara keseluruhan. Penilaian kinerja

    adalah proses untuk mengukur prestasi kerja

    berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan,

    dengan cara membandingkan sasaran (hasilkerjanya) dengan persyaratan deskripsi pekerjaan

    yaitu standar pekerjaan yang telah ditetapkan

    selama periode tertentu. Penilaian merupakan suatu

    prestasi yang dicapai dalam melaksanakan tugas

    atau pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria

    yang ditetapkan. Penetapan sasaran yang jelas

    dan terukur, pengukuran kinerja, dan skema insentif

    merupakan elemen penting manajemen kinerja yang

    diharapkan dapat mendorong instansi pemerintah

    daerah untuk berkinerja lebih baik (Verbeeten, 2008;

    Heinrich, 2002; Kloot, 1999). Dengan penilaian

    kinerja maka dapat dilakukan evaluasi kinerja untuk

    meningkatkan prestasi kerja.

    B. SPM: Dasar Teori, Pengertian,Manfaat dan Dasar Hukum

    Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan alat

    yang paling mungkin digunakan untuk mengukur

    kinerja terkait dengan pelayanan dasar minimal

    yang harus disediakan pemerintah daerah kepada

    masyarakat dalam menjalankan urusan wajib. Dalammelaksanakan pencapaian SPM ini pemerintah

    daerah seharusnya menentukan jenis pelayanan

    dasar yang menjadi urusan wajibnya, menentukan

    indikator dan nilai capaian, batas waktu pencapaian,

    dan pengorganisasian terhadap penyelenggaraan

    pelayanan dasar dimaksud. Selain itu juga harus

    menentukan capaian prestasi SPM secara kuantitatif

    dan kualitatif yang bisa menggambarkan besaran

    sasaran yang hendak dipenuhi, berupa input , process , output , outcome , dan beneft serta impact

    dari pelayanan.

    Pada sisi teoritik, ditetapkanya SPM tidak

    terlepas dari konsep dasar manajemen publik dan

    perencanaan stratejik. Manajemen publik selain

    mencakup administrasi, juga melibatkan organisasi

    untuk mencapai tujuan dengan e siensi maksimum,

    serta tanggung jawab terhadap hasil ( output ) dan

    dampak ( outcome ). Oleh karenanya perumusan

    dan pelaskanaan program pemerintah daerah harus

    berfokus pada proses, prosedur dan ketepatan.

    Pemerintah daerah harus fokus pada mencapai

    hasil dan bertanggung jawab untuk melakukannya.

    Sabatier dan Mazmanian dalam Parsons (2006:475),

    menawarkan pedoman untuk pemerintah agar dapat

    memahami bagaimana mencapai tujuan kebijakan

    dirumuskan sedangkan untuk siklus kebijakan yang

    berbasis pada kinerja dan outcome William Dunn

    memberi tekanan pada penilaian dampak yang

    secara teoritik menjadi dasar bagi ditetapkannya

    SPM di Indonesia, sebagimana tertuang dalam

    ilustrasi sebagai berikut:

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    36/76

    MODUL II . PELAYANAN PUBLIKBERBASIS STANDAR

    34 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Gambar Siklus Perencanaan Manajemen Dalam Mencapai Tujuan Kebijakan

    Sumber : Dunn (1999:21)

    Banyak model implementasi lain memberikan

    semacam saran dan pendekatan “ how-to ” yang

    biasa ditemukan dalam buku-buku manajemen

    dan kebijakan publik. Pendekatan manajerial

    untuk implementasi telah menjadi suatu paradigma

    operasional dominan dalam kebijakan publik. Hal inidinyatakan sebagai pendekatan manajerial sebagai

    penciptaan sistem yang mengatur diri sendiri ( self-

    regulating governance ). (Parsons, 2006:475). Ada

    dua teknik yang dipakai untuk meningkatkan aspek

    manusia dalam implementasi kebijakan yakni :

    (1) penilaian kinerja, adalah metode untuk menilai

    individu dari segi kinerjanya dengan berdasar pada

    tujuan organisasi dan konteks perkembangan

    individu tersebut; (2) Manajemen berdasarkan

    tujuan, adalah teknik dimana tujuan disepakati oleh

    pihak manajer dan pihak yang dimanajeri sehingga

    tercapai tujuan yang jelas dan dide nisikan dengan

    baik. Tujuan manajemen berdasarkan tujuan ini

    adalah memfasilitasi tujuan individu dengan tujuan

    organisasi (Drucker dalam Parsons, 2006, h.1964).

    SPM hadir di tengah-tengah regulasi pemerintahan

    daerah di Indonesia untuk mencapai penilaian

    kinerja dan manajemen berbasis tujuan. Adapun

    manfaat adanya SPM bagi masyarakat adalah

    tersedianya pelayanan minimal yang menjadi

    hak masyarakat. Dengan demikian hak minimal

    masyarakat bisa benar-benar dilayani oleh

    pemerintah daerah berdasarkan target dan

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    37/76

    35www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    indikator yang telah ditetapkan. Bagi pemerintahdaerah, keberadaan SPM bisa digunakan sebagai

    landasan untuk menentukan pagu anggaran yang

    diperlukan untuk memberikan pelayanan dasar yang

    harus dipenuhi. Selain itu juga untuk menentukan

    perimbangan keuangan yang merata dan transparan

    serta untuk memberikan ketentuan sistem

    manajemen penganggaran yang berbasiskan pada

    kinerja pemerintah daerah.

    Keberadaan SPM merupakan ketentuan terkait

    dengan jenis dan mutu pelayanan dasar yang

    menjadi urusan wajib daerah yang berhak diperoleh

    setiap warga secara minimal. Hal ini berdasarkan

    amanat Pasal 11 ayat (4) dan Pasal 14 ayat (3)

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah

    dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005

    tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

    Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang

    Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-

    Undang, SPM diterapkan dan dilaksanakan pada

    Urusan Wajib Daerah terutama yang berhubungan

    dengan pelayanan dasar, baik di Provinsi maupun

    Kabupaten/Kota.

    Adapun peraturan-peraturan lain terkait dengan

    pelaksanaan SPM adalah sebagai berikut:

    1. UU NO. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah

    2. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

    Urusan Pemerintahan

    3. PP No. 65 tahun 2005 Tentang Pedoman

    Penyusunan dan Penerapan SPM

    4. PP No 20 Tahun 2004 tentang Rencana KerjaPemerintah

    5. PP No 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

    Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

    6. Surat Edaran Mendagri Nomor 100/1023/SJ

    tertanggal 26 Maret 2012, Perihal Percepatan

    Penerapan SPM

    Dalam mencapai target yang telah ditetapkan, maka

    pemerintah daerah seyogyanya memiliki strategi-strategi yang paling rasional untuk melakukan

    pengukuran. Berikut adalah beberapa strategi yang

    bisa diterapkan oleh pemerintah daerah:

    • Menjadikan SPM yang telah ditetapkan

    sebagai acuan dalam dokumen perencanaan

    dan penganggaran di daerah, dengan tujuan

    menjamin optimalisasi penerapan dan

    pencapaian indikator SPM dimaksud.

    • Menyusun rencana pencapaian SPM yang

    memuat target tahunan pencapaian SPM

    dengan mengacu pada batas waktu pencapaian

    SPM sesuai dengan Peraturan Menteri/Kepala

    Lembaga Non Kementerian dimaksud.

    • Rencana pencapaian SPM tersebut, perlu

    disinkronkan dan diintregrasikan dalam Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    (RPJMD) dan Rencana Strategi Satuan Kerja

    Perangkat Daerah (Renstra SKPD.

    • Target tahunan pencapaian SPM dituangkan

    dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah

    (RKPD), Rencana Kerja Perangkat Daerah

    (Renja SKPD), Kebijakan Umum Anggaran

    (KUA), Rencana Kerja dan Anggaran Satuan

    Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) dengan

    memperhatikan kemampuan keuangan daerah.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    38/76

    MODUL II . PELAYANAN PUBLIKBERBASIS STANDAR

    36 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    C. Strategi dalam SE Mendagritentang percepatan realisasi SPM

    Sementara dalam SE Mendagri 100/1023/SJ

    diatur tentang keharusan bagi gubernur dan

    bupati/walikota untuk melaporkan perkembangan

    pencapaian SPM kepada pemerintah pusat

    melalui menteri dalam negeri. Perkembangan

    yang dilaporkan adalah pelaksanaan penerapan

    dan pencapaian SPM pada tahapan sosialisasi,

    perhitungan pembiayaan, dan penerapan SPM

    dalam perencanaan dan anggaran daerah, serta

    kinerja pencapaian dari masing-masing bidang SPM.

    Dalam laporan tersebut juga perlu mencantumkan

    tentang kendala dan permasalahan serta tindak

    lanjut yang diperlukan dalam penerapan SPM di

    daerah.

    Laporan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu

    tahun, yang terdiri dari laporan semester I dan

    semester II. Laporan semester I merupakan hasil

    monitoring dan evaluasi, yang disampaikan paling

    lambat pada bulan Juni. Isinya adalah memuat

    tentang kondisi aktual perkembangan penerapan

    SPM terutama dalam hal pelaksanaan sosialisasi,

    perhitungan anggaran, dan penerapan SPM dalam

    perencanaan dan anggaran daerah (sinergisitaspenerapan SPM dalam dokumen Rencana Kerja

    Pembangunan Daerah (RKPD) dan dokumen

    Kebijakan Umum Anggaran (KUA), serta upaya dan

    langkah-langkah dukungan yang telah dilakukan

    oleh daerah. Sementara laporan Tahunan (semester

    II) disampaikan paling lambat akhir Desember,

    yang menyampaikan laporan tahunan kinerja

    penerapan dan pencapaian SPM. Laporan dimaksud

    merupakan bahan penyusunan LPPD bagi daerahdan dalam rangka penyusunan kebijakan nasional

    lebih lanjut oleh pemerintah.

    Dalam rangka percepatan penerapan dan

    pencapaian SPM ini, gubernur dan bupati/walikota

    diharapkan melakukan langkah-langkah sebagai

    berikut:

    - Melakukan sosialisasi kepada seluruh jajaranDPRD dan SKPD, serta pemangku kepentingan

    terkait

    - Membentuk Tim Percepatan Penerapan dan

    Pencapaian SPM di daerah. Keanggotaan tim

    ini terdiri dari unsur-unsur sekretariat daerah,

    SKPD bidang perencanaan, SKPD bidang

    keuangan dan SKPD yang terkait dengan

    bidang yang diatur SPM-nya

    - Tim ini bertugas untuk mengkoordinasikan

    seluruh SKPD yang bidang urusannya terkait

    dengan SPM, dengan melakukan upaya-upaya:

    • Mendalami jenis layanan, indikator, target

    dan batas waktu pencapaian yang telah

    ditetapkan secara nasional;

    • Menyiapkan database pro l layanan dasar

    berdasarkan jenis pelayanan dan indikator

    yang telah ditetapkan

    • Menyusun kebutuhan pembiayaan

    berdasarkan target yang telah ditetapkan

    secara nasional; dan

    • Menyusun target pencapaian SPM dan

    sekaligus merumuskan program dan

    kegiatan dalam rangka pencapaiannya

    sesuai dengan kondisi kemampuan

    keuangan daerah.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    39/76

    37www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    - Sedangkan tahapan-tahapan yang perludilakukan oleh daerah adalah sebagai berikut:

    • Menyesuaikan dan mensinergikan program

    kegiatan SKPD ke dalam langkah-langkah

    kegiatan pencapaian indikator dan target

    SPM;

    • Melakukan proyeksi kemampuan

    pembiayaan program kegiatan yang akan

    dialokasikan untuk mendukung pencapaian

    indikator dan target SPM; dan• Merumuskan kesenjangan kemampuan

    keuangan daerah dalam pencapaian

    indikator dan target SPM dibanding

    dengan target nasional sesuai batas waktu

    perencanaan yang telah ditetapkan.

    Agar rencana yang telah disusun oleh tim ini bisa

    dipakai sebagai acuan bagi seluruh SKPD dan

    dalam rangka pengendalian internal daerah, maka

    hasil perhitungan dan perumusan target pencapaian

    SPM yang telah disesuaikan dengan kemampuan

    daerah dan batas waktu pencapaian secara nasional

    ini perlu ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah.

    Selanjutnya hasil perhitungan tersebut digunakan

    sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan dan

    anggaran di daerah.

    D. Kesimpulan

    Dari uraian yang telah kami paparkan di atas, ada

    beberapa hal yang bisa disimpulkan dalam tulisan

    ini. Pertama, SPM merupakan standar minimum

    pelayanan publik yang harus disediakan oleh

    pemerintah daerah kepada masyarakat. Dengan

    adanya SPM maka akan terjamin kualitas minimum

    dari suatu pelayanan publik yang dapat dinikmati

    oleh masyarakat. Kedua, SPM sangat mendesak

    untuk disusun, khususnya bagi kabupaten/kota

    yang memang secara langsung merupakan

    penyedia pelayanan publik. Ketiga, posisi Legislatif

    dalam pelaksanaan SPM adalah sebagai lembaga

    pengawas dan monitoring atas capaian kinerja

    berdasarkan pada SPM yang telah dibuat oleh

    Pemerintah Daerah. Sebagai perwakilan dari

    masyarakat, DPRD berhak untuk mengevaluasi,

    memonitoring dan memberikan masukan dan

    arahan guna tercapainya target yang telah

    ditetapkan dalam SPM.

    Fadillah Putra, MPAff.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    40/76

    MODUL II . PELAYANAN PUBLIKBERBASIS STANDAR

    38 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Sesi 2

    Integrasi SPM dalamPerencanaan danpenganggaran

    Pengantar

    Keberadaan SPM dalam perencanaan dan

    penganggaran amatlah strategis. Karena dengan

    adanya Strandart pelayanan minimal utamanya

    pada urusan wajib akan sangat membantu para

    perencana pembangunan daerah dalam menetukan

    indikator kinerja dan target capaiannya dalam kurun

    waktu tertentu.

    Dalam sitem perencanaan daerah, SPM berfungsi

    sebagai input dalam menyusunnya dan Acuan

    penyusunan perencanaan program tahun

    berikutnya, SPM juga digunakan untuk mengukur

    target tahunan pemerintah daerah. Sementara

    Keberadaan SPM dalam Penganggaran adalah

    untuk menyusun target KUA, target penyerapan

    SPM, dan penyusunan anggaran dan kegiatan yang

    berhubungan dengan capaian SPM.

    Dari empat belas bidang urusan yang telah diatur

    SPM-nya, Urusan Kesehatan merupakan salah satu

    dari tiga urusan yang ditentukan cukup mendetail,

    sehingga memerlukan perhatian yang lebih daripemerintah daerah, terkait dengan ketersediaan

    sumberdaya pendukung maupun anggarannya.

    Disamping itu juga oleh karena Urusan kesehatan,

    merupakan salah satu komponen penyusun utama

    dari indeks pembangunan manusia, sehingga

    pencapaiannya akan berpengaruh cukup signi kan

    terhadap peningkatan kualitas pembangunan di

    daerah.

    Pemahaman yang mendalam tentang bagaimana

    integrasi SPM kedalam perencanaan dan

    penganggaran daerah sangat penting bagi DPRD

    agar kapasitas fungsi anggaran DPRD meningkat

    untuk mendorong Pelayanan Publik berbasis

    Standar Pelayanan Minimal.

    TUJUAN

    Secara umum dalam sesi ini bertujuan agar semua

    pihak yang terlibat dalam forum ini dapat memahami

    pentingnya integrasi SPM dalam Perencanaan dan

    Penganggaran Daerah.

    Setelah sesi ini selesai, secara khusus pesertadiharapkan mampu:

    • Memahami siklus perencanaan dan

    penganggaran daerah

    • Memahami integrasi SPM dalam sistem

    perencanaan dan penganggaran daerah

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    41/76

    39www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    POKOK BAHASAN

    Mengacu pada tujuan pembelajaran diatas, maka

    dalam topik ini akan membahas pokok bahasan

    tentang:

    • Siklus Perencanaan dan Penganggaran Daerah

    • Integrasi SPM dalam perencanaan dan

    penganggaran daerah

    METODE

    - Presentasi

    - Brainstorming/ sumbang saran

    - Pertanyaan fokus

    - Diskusi terfokus

    BAHAN DANPERALATAN

    Bahan yang diperlukan untuk sesi ini:

    - Foto lapangan kondisi layanan Pendidikan,

    kesehatan Masyarakat

    - LPF 2-3 : Integrasi SPM dalam Perencanaan

    dan Penganggaran daerah

    - BB 2-3: Integrasi SPM dalam Perencanaan dan

    penganggaran daerah

    Alat yang digunakan untuk memperlancar sesi ini:

    - LCD proyektor

    - Kertas dan Spidol berwarna- Metaplan

    - Whiteboard

    WAKTU

    120 Menit

    PROSESFASILITASI

    1. Ucapkan salam kepada para peserta lokakarya.

    Jelaskan pokok bahasan, tujuan dan hasil yang

    ingin dicapai dari sesi ini.Usahakan suasana

    pembukaan lebih santai. Harapannya peserta

    akan lebih nyaman dengan forum dan tetap

    merasa membutuhkan.

    2. Presentaskan LPF 2-3 tentang Integrasi SPM

    dalam Perencanaan dan penganggaran daerah

    3. Berilah penjelasan seperlunya pada setiap Slide

    4. Buka sesi tanya jawab untuk klari kasi maupun

    tanggapan dari peserta.

    5. Catat poin-poin penting dari proses diskusi kelas

    dan buatlah kesimpulan berdasarkan panduan

    output dan hasil yang diharapkan dari sesi ini

    dan bahan bacaan yang tersedia.

    6. Sampaikan kesimpulan kepada peserta

    lokakarya dan Tutup sesi ini dengan membuat

    penegasan tentang pentingnya Integrasi SPM

    dalam Perencanaan dan penganggaran daerah.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    42/76

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    43/76

    41www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Peran dan Fungsi DPRDdalam Peningkatan PelayananPublik Berbasis Standar

    3

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    44/76

    42 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Peran dan FungsiDPRD dalam

    PeningkatanPelayanan PublikBerbasis Standar

    .....

    DPRD dan Kepala Daerah mempunyai kedudukan yang

    setara dan bersifat kemitraan

    ......

    Sesi 1

    Fungsi Legislasi,Budgeting, ControllingDPRD dalam Mendorong

    Pelayanan Publik yangAdil dan Berkualitas

    Pengantar

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah mengatur bahwa DPRD dan

    Kepala Daerah mempunyai kedudukan yang setara

    dan bersifat kemitraan. Dalam kedudukan kerjayang setara antara Eksekutif dan Legislatif tersebut

    tidak hanya terkandung makna kesetaraan dalam

    hal otoritas tetapi juga semestinya setara dalam hal

    tanggung jawab dan kapasitas dalam memastikan

    proses pemerintahan dan pembangunan berjalan

    dengan baik. Untuk itu, DPRD memegang tiga

    peranan penting yaitu, fungsi budgeting , memastikan

    bahwa anggaran dialokasikan dengan tepat baik

    dalam hal sasaran, jumlah maupun waktunya, fungsi

    monitoring dan evaluasi mengawasi penggunaan

    anggaran serta fungsi legislasi, merancang

    kebijakan-kebijakan serta regulasi yang mendukung

    terciptanya pelayanan publik yang baik, terjangkau

    dan bermutu.

    DPRD sebagai representasi kehendak umum

    masyarakat dengan 3 fungsi yang melekat

    kepadanya tersebut, tentu perannya sangat strategis

    MODUL 3

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    45/76

    43www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    di dalam mendorong meningkatnya mutu pelayananpublik. Namun demikian, sampai dengan tahun ke

    14 diberlakukannya otonomi daerah, peran DPRD

    dirasa belum maksimal memberikan solusi yang

    efektif untuk peningkatan mutu pelayanan publik

    utamanya pelayanan bidang kesehatan. Hal ini

    disebabkan oleh berbagai masalah dan kendala

    baik internal (kapasitas individu dan kelembagaan)

    maupun external (regulasi dan jaringan).

    Untuk itu, melalui proses fasilitasi pada Sesi ini,

    peserta akan mendapatkan serangkaian pokok

    bahasan yang berkenaan langsung dengan

    Optimalisasi Fungsi DPRD dalam mendorong

    peningkatan Mutu pelayanan publik bidang

    kesehatan. Diharapkan di akhir sesi ini, terjadi

    peningkatan kapasitas anggota DPRD terutama

    pada aspek kesadaran atas tanggungjawab mereka

    untuk menjalankan ke tiga fungsi kedewanan

    tersebut dengan sungguh-sungguh. Sehingga

    hasil-hasil pembangunan daerah utamanya Bidang

    kesehatan dimana DPRD bekerja dapat dirasakan

    manfaatnya oleh publik.

    TUJUAN

    Secara umum dalam sesi ini bertujuan agar semua

    pihak yang terlibat dalam forum ini dapat memahami

    bagaimana cara yang efektif optimalisasi fungsi-

    fungsi DPRD dalam mendorong peningkatan mutu

    pelayanan publik.

    Setelah sesi ini selesai, secara khusus peserta

    diharapkan mampu:

    • Memahami fungsi anggaran dalam kaitannyauntuk mendorong kualitas layanan publik Bidang

    kesehatan

    • Memahami fungsi legislasi untuk memastikan

    implementasi pelayanan publik kesehatan

    berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku,

    termasuk adanya jaminan bagi warga untuk

    pelayanan kesehatan dasar dari Negara melalui

    pemerintah

    • Memahami fungsi pengawasan dalam rangkamemastikan implementasi pelayanan public

    kesehatan on the track .

    • Memahami data pencapaian SPM Bidang

    Kesehatan dan menjadikannya sebagai bahan

    pembahasan pengalokasian anggaran kegiatan

    untuk percepatan pencapaian SPM.

    • Membangun koalisi dengan para pihak-pihak

    terkait seperti perguruan tinggi, OMS dan media

    dalam rangka efektivitas pengawasan pelayanan

    publik

    POKOK BAHASAN

    Mengacu pada tujuan pembelajaran diatas, maka

    dalam ubli ini akan membahas pokok bahasan

    tentang

    • Pengantar Fungsi DPRD terkait dengan

    anggaran, legislasi dan pengawasan dalam

    rangka peningkatan kualitas layanan public di

    Bidang kesehatan

    • Data pencapaian SPM bidang kesehatan

    sebagai informasi penting dalam pembahasan

    anggaran.

    • Membangun koalisi dengan para pihak

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    46/76

    MODUL III . PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAMPENINGKATAN PELAYANAN PUBLIKBERBASIS STANDAR

    44 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    METODE

    - Presentasi

    - Brainstorming / sumbang saran

    - Pertanyaan ubli

    - Diskusi terfokus

    BAHAN DANPERALATAN

    Bahan yang diperlukan untuk sesi ini:

    - BB 3-1: Optimalisasi Fungsi DPRD dalam

    rangka peningkatan kualitas pelayanan publik di

    Bidang kesehatan

    - LPF 3-1A : Optimalisasi Fungsi DPRD dalamrangka peningkatan kualitas pelayanan publik di

    Bidang kesehatan

    - LKK 3-1: Data capaian jenis pelayanan SPM

    Kesehatan

    - LPF 3-1B : Pentingnya pelibatan para pihak

    dalam pengawasan pelayanan publik.

    Alat yang digunakan untuk memperlancar sesi ini:

    - LCD proyektor

    - Kertas dan Spidol berwarna

    - Metaplan

    - Whiteboard

    WAKTU

    120 Menit

    PROSESFASILITASI

    Sub Pokok bahasan 1

    Optimalisasi Fungsi DPRD dalam rangka

    peningkatan kualitas pelayanan publik pada

    Bidang kesehatan , alokasi waktu 30 menit.

    1. Ucapkan salam pembuka kepada para peserta

    lokakarya. Jelaskan pokok bahasan, tujuan danhasil yang ingin dicapai dari sesi ini.

    2. Sampaikan materi dengan topik bahasan

    Optimalisasi Fungsi DPRD dalam rangka

    peningkatan kualitas pelayanan publik pada

    Bidang kesehatan dengan metode presentasi

    (LPF 3-1A).

    3. Berilah penjelasan seperlunya setiap Slide.

    4. Setelah selesai presentasi beri kesempatan

    kepada peserta untuk tanya jawab dan sharingpengalaman terhadap praktik-praktik baik dalam

    optimalisasi pelaksanaan 3 fungsi DPRD yang

    selama ini sudah dilakukan, seperti misalnya

    ketika DPRD melaksanakan:

    • Fungsi Anggaran

    a) Apakah DPRD sudah dapat memastikan

    bahwa dokumen kebijakan anggaran

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    47/76

    45www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    seperti RPJMD, Rentsra SKPD, RKPDdan Renja SKPD serta KUA-PPAS

    sudah mengakomodasi SPM sebagai

    prioritas.

    b) Apakah DPRD sudah dapat memastikan

    bahwa struktur dan alokasi belanja

    kegiatan/program SKPD sehat,

    memastikan tidak ada alokasi anggaran

    yang berpotensi untuk Boros/tidak

    e sien/bocor atau untuk pemenuhanfasilitas aparatur yang melampaui batas

    kewajaran, sehingga mempengaruhi

    supporting program pencapaian SPM.

    c) Apakah DPRD sudah dapat memastikan

    ketersediaan dan kecukupan alokasi

    anggaran yang maksimal untuk program

    yang mendukung pencapaian SPM dan

    MDGs.

    d) Dalam membahas rancangan APBD

    yang diajukan eksekutif DPRD dapat

    memastikan bahwa APBD berpihak

    kepada program untuk pemenuhan SPM

    Kesehatan, jika belum DPRD dapat

    melakukan realokasi anggaran program/

    kegiatan yang tidak efektif dan tidak

    e sien ke program dan kegiatan yang

    manfaatnya untuk pemenuhan SPM

    kesehatan.

    • Fungsi Legislasi

    Bagaimana DPRD memastikan adanya

    regulasi yang menjamin warga berhak

    mendapatkan pelayanan publik di Bidang

    kesehatan secara optimal. Selain itu juga

    memastikan aturan yang ada selama initidak merugikan masyarakat.

    • Fungsi Pengawasan

    Bagaimana DPRD mampu melakukan

    Budget Tracking (penelusuran anggaran).

    Tracking anggaran untuk memastikan

    apakah anggaran digunakan secara

    e sien, efektif, transparan dan akuntabeldan apakah output , outcome dan dampak

    anggaran mengena pada kelompok sasaran

    (masyarakat penerima manfaat). Termasuk

    juga melakukan pengawasan pelaksanaan

    kebijakan daerah apakah sesuai dengan

    rencananya.

    5. Catat dalam kertas plano poin-poin penting

    dari diskusi kelas seluruh sharing pengalaman

    peserta, jika sudah banyak contoh /praktik-

    praktik yang baik optimalisasi fungsi DPRD

    selama ini ajukan pertanyaan bagaimana cara

    mempertahankan prakti-praktik baik tersebut?,

    namun jika belum banyak contoh baik

    optimalisasi fungsi DPRD ajak peserta lokakarya

    untuk mendiskusikan bagaimana cara yang

    yang efektif untuk meningkatkan/optimalisasi

    fungsi kedewanan utamanya untuk peningkatan

    mutu pelayanan kesehatan sesuai SPM nya.

    6. Tutup sesi ini dengan membacakan kembali

    poin-poin kesimpulan dari sesi ini dan ajak

    peserta untuk persiapan sesi berikutnya.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    48/76

    MODUL III . PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAMPENINGKATAN PELAYANAN PUBLIKBERBASIS STANDAR

    46 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Sub Pokok Bahasan 2

    Data capaian SPM bidang kesehatan dalam

    pembahasan APBD .

    Alokasi waktu 60 menit.

    1. Ingatkan kepada peserta lokakarya bahwa sesi

    ini merupakan lanjutan dari sesi Optimalisasi

    Fungsi DPRD dalam rangka peningkatan

    kualitas pelayanan publik, namun lebih teknis

    yaitu pentingnya DPRD mengetahui sejauhmana

    data capaian SPM pada Bidang kesehatan

    di Kabupaten/kotanya sampai dengan tahun

    terakhir. data tersebut sangat penting karena

    merupakan informasi dasar untuk pembahasan

    program/kegiatan SKPD Bidang kesehatantahun

    berjalan dan yang akan datang.

    2. tayangkan jenis pelayanan kesehatan dan

    target capaiannya yang tertuang dalam perbup

    (Kabupaten/Kota yang sudah ada perbup

    tentang SPM kesehatan) atau Permenkes 741

    tahun 2008 (bagi Kabupaten/kota yang belum

    ada perbupnya) yang harus dipenuhi oleh daerah.

    3. Bagi peserta menjadi 4 kelompok, kelompok

    satu bertugas mengidenti kasi capaian

    sampai dengan tahun terakhir SPM jenis

    pelayanan kesehatan dasa r, kelompokdua bertugas mengidenti kasi capaian jenis

    pelayanan kesehatan rujukan , kelompok

    tiga bertugas mengidenti kasi capaian jenis

    pelayanan Penyelidikan Epidemiologi dan

    Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB

    dan kelompok empat bertugas mengidenti kasi

    capaian jenis pelayanan Promosi Kesehatan

    dan Pemberdayaan Masyarakat .

    4. Bagikan LKK 3-1 (Lembar kerja kelompok) Datacapaian jenis pelayanan SPM Kesehatan.

    5. Berilah penjelasan singkat cara mengisi setiap

    kolom matrik, alokasi waktu diskusi, dan

    presentasi setiap kelompok.

    6. Intrusikan kepada masing-masing kelompok

    untuk mengisi data target setiap item jenis

    pelayanan (sumber data perbub SPM atau

    Permenkes SPM kesehatan), kemudian juga

    capaian setiap jenis pelayanan sampai dengantahun terakhir (sumber data LKPJ Bupati/

    Walikota tahun terakhir bab-1 dan bab -4 atau

    RKPD tahun terakhir).

    7. setelah isian selesai, ajukan beberapa

    pertanyaan kunci untuk disiskusikan dalam

    setiap kelompok:

    • Apakah setiap target jenis pelayanan

    bidang kesehatan sampai tahun terakhir

    sudah tercapai atau kah masih ada yang

    belum? Identi kasi jenis pelayanan yang

    sudah tercapai, melampaui dan yang belum

    tercapai?

    • Jika ada jenis pelayanan yang belum

    mencapai target, Mengapa belum tercapai?

    Apakah dalam dokumen LKPJ ada

    penjelasannya?

    • Dari setiap jenis pelayanan kesehatan yang

    belum memenuhi target? Bagaimana cara

    yang efektif untuk memenuhi target kinerja

    untuk tahun yang akan datang

    • Tulis hasil diskusi kelompok dalam kertas

    plano untuk dipresentasikan.

    8. Setelah semua kelompok menyelesaikan

    tugasnya, secara bergiliran mintalah setiap

    juru bicara kelompok mempresentasikan hasil

    kerjanya.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    49/76

    47www.kinerja.or.id Penguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    9. Setiap satu presentasi selesai, doronglahpeserta untuk memberi tambahan, tanggapan

    dan pertanyaan. Berilah waktu secukupnya

    kepada mereka.

    10. Simpulkan sesi ini dengan menggaris bawahi

    hal-hal yang penting hasil diskusi kelompok

    dan tanggapan peserta. Dan Pastikan hal-hal

    penting benar-benar diperhatikan peserta.

    (Note: Bila dipandang waktu dan terutama kondisipeserta tidak memungkinkan adanya diskusi

    kelompok, Fasilitator bisa menggunakan metode

    metaplan untuk mengisi matrik data capaian SPM

    bidang kesehatan).

    Sub Pokok Bahasan 3

    Membangun koalisi dengan para pihak .

    Alokasi waktu 30 menit

    Sesi ini masih merupakan lanjutan dari sesi

    terdahulu penekanan pada subpokok bahasan

    Pentingnya pelibatan para pihak dalam pengawasan

    pelayanan publik, para pihak yang cukup efektif

    untuk diajak bersama-sama adalah Pers/media dan

    NGO.

    1. Sub pokok bahasan ini lebih baik jika dimulai

    dengan Brainstorming / sumbang saran,

    Fasilitator pengundang peserta berbagi

    pengalaman pentingnya berkoalisasi para

    pihak dalam rangka memperkuat pengawasan

    pelayanan publik.

    2. Pertanyaan awal sebagai pembuka diskusidapat di kemukakan misalnya Siapa (pers/

    media Apa dan NGO mana) yang cukup efektif

    dilibatkan?, Bagaimana pengalaman para

    peserta lokakarya dalam mengajak para pihak

    untuk terlibat?. dsb

    3. Catat semua pendapat peserta pada kertas

    plano yang sudah tersedia.

    4. Tayangkan bahan Presentasi (LPF 3-1B)

    ‘’Pentingnya pelibatan para pihak dalampengawasan pelayanan publik’’

    5. Setelah selesai presentasi beri kesempatan

    kepada peserta untuk tanya jawab catat semua

    poin penting pada sesi ini.

    6. Tutup sesi ini dengan kesimpulan (benang

    merah) dari poin-poin penting dari 3 sub pokok

    bahasan diatas yaitu optimalisasi fungsi DPRD,

    data capaian SPM kesehatan dan pelibatan

    para pihak dalam peningkatan pelayanan publik

    berbasis SPM.

  • 8/18/2019 USAID Penguatan Peran Dan Fungsi DPRD Dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    50/76

    MODUL III . PERAN DAN FUNGSI DPRD DALAMPENINGKATAN PELAYANAN PUBLIKBERBASIS STANDAR

    48 www.kinerja.or.idPenguatan Peran dan Fungsi DPRDdalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik

    Optimalisasi Fungsi DPRD Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Layanan Publik di Bidang

    Kesehatan

    Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang

    MPR, DPR, DPD dan DPRD, khususnya pasal 343

    ditegaskan bahwa anggota DPRD Kabupaten/

    Kota mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan

    pengawasan. Ketiga fungsi tersebut dilaksanakan

    sebagai wujud representasi rakyat di Kabupaten/Kota.

    Fungsi legislasi DPRD diwujudkan dalam bentuk

    pengesahan sebuah peraturan daerah baik yang

    diusulkan oleh eksekutif maupun hasil inisiatif

    DPRD sendiri. DPRD memiliki kewenangan untuk

    memastikan hal-hal yang diatur dalam dalam perda

    tersebut melindungi masyarakat. Bukan sebaliknya

    justru merugikan atau membebani masyarakat.

    Dalam konteks ini, sebagai representasi rakyat yang

    diwakilinya, anggota DPRD adalah pembuat nilai,

    norma, hukum yang merepresentasikan kebutuhan

    rakyat dan perda inisiatif adalah salah satu bentuk

    memastikan pelayanan dasar pada rakyat

    dilaksanakan .

    DPRD bisa memberikan kontribusi yang besar

    bagi peningkatan pelayanan dasar rakyat , seperti

    pelayanan pendidikan dan kesehatan yang menjadi

    ukuran capaian pembangunan daerah dan nasional.

    Capaian ukuran pembangunan suatu negara diukur

    dari tujuan-tujuan yang tertuang dalam Tujuan

    Pembangunan Milenium/