Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna...
Transcript of Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna...
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan
Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
sumber dana keuangan dan
sumber daya manusia yang
lebih rapih dalam suatu
sistem yang otonom.
Erna Irnawati juga merasa yakin bahwa, pada tingkat implementasi di lapangan, keberhasilan program USAID PRIORITAS tentu saja akan banyak ditentukan oleh tingkat komitmen daerah. Kesungguhan dan dukungan pemangku kepentingan, baik pada level provinsi maupun
kab/kota, amat menentukan tingkat kebermanfaatan program ini.
Untuk keperluan itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, akan secara resmi meluncurkan program USAID PRIORITAS di Jawa Barat pada awal November.***
PRIORITAS merupakan ke-
pendekan dari Prioritizing
Reform, Innovation, and
Opportunities for Reaching
Indonesia’s Teachers, Admi-
nistrators, and Students
(Mengutamakan Pembaha-
ruan, Inovasi, dan Kesem-
patan bagi Guru Tenaga
Kependidikan dan Siswa).
Menurut Erna Irnawati,
Koordinator Provinsi Jabar,
USAID PRIORITAS bertujuan
pokok untuk memperluas
akses terhadap pendidikan
dasar yang berkualitas.
Tujuan di atas, jelas Erna
lebih jauh, dicoba diwujudkan
melalui tiga sasaran-antara
sebagai berikut:
pembelajaran yang semakin
bagus di sekolah-sekolah
binaan;
manajemen pendidikan dan
tata kelola yang meningkat
lebih baik di sekolah binaan;
koordinasi yang lebih baik
antara pemerintah dan
berbagai lembaga
pendidikan, baik di tingkat
provinsi, terutama di
tingkat daerah kab/kota.
Sasaran hasil tersebut
didasarkan pada suatu
hipotesis pembangunan bahwa
akses luas terhadap
pendidikan dasar yang
berkualitas dapat dicapai
dengan:
1. meningkatkan kualitas
pengajaran dan pembe-
lajaran;
2. meningkatkan manajemen
pendidikan dan tata kelola
di sekolah-sekolah binaan,
sehingga sistem daerah
otonom dapat mendukung
pengajaran dan
pembelajaran yang lebih
bermakna; dan
3. memperkuat koordinasi
antara seluruh tingkat
pemerintahan dan lem-
baga pendidikan guna
meningkatkan komunikasi,
perencanaan dan
penentuan kebijakan
berbasis informasi, umpan-
balik, dan penggunaan
Memperkenalkan ProgramMemperkenalkan ProgramMemperkenalkan Program
USAID PRIORITAS di Jawa BaratUSAID PRIORITAS di Jawa BaratUSAID PRIORITAS di Jawa Barat
Salam
PRIORITASkeun
Merupakan suatu kebahagiaan
bagi kami untuk tampil dengan
edisi perdana newsletter
PRIORITASkeun.
Imbuhan ’keun’ di ujung nama
newsletter ini kami maksudkan
sebagai akronim dari kana
edukasi urang nyaah (kita
mencintai pendidikan). Kami
berharap, melalui newsletter ini,
masyarakat Jabar semakin nyaah
(cinta) dan memiliki komitmen
tinggi terhadap pendidikan.
PRIORITASkeun merupakan
media berbagi inovasi pendidi-
kan di Jabar, sejak guru, siswa,
tata usaha, pemerintah, hingga
berbagai lembaga pendidikan.
Edisi perdana ini memperkenal-
kan proyek baru USAID PRIORI-
TAS dan mengapresiasi good
practices hasil proyek lama, DBE.
Good practices DBE ini diharap-
kan menjadi latar dan sumber
belajar bagi PRIORITAS.
Selamat Membaca!
Gubernur Sambut Hangat
USAID PRIORITAS
2
Jabar Percontohan EGRA 3
Asesmen Kebutuhan Daerah 5
Komitmen Daerah PRIORITAS 5
Pendidikan Seks (IPA) 6
TIK untuk Belajar Basa Sunda 8
Temukan di Dalam!
Newsletter PRIORITASkeun diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Jawa Barat sebagai media komunikasi masyarakat pendidikan
untuk mendorong pembaruan, menciptakan peluang kemajuan, dan membuka akses pendidikan dasar yang berkualitas.
M E D I A
K O M U N I K A S I P E N D I D I K A N
D A S A R
D I J A W A B A R A T
E D I S I N O . 1
O K T O B E R 2 0 1 2
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun
Bila tujuan pokok Program USAID PRIORITAS adalah
meningkatkan mutu pendidikan dasar pada tingkat pembelajaran dan tata-kelola, jelaslah program Usaid ini dapat memperkuat program pendidikan di Jawa Barat yang tengah berkoonsentrasi pada aksesibilitas.
Demikian dikatakan oleh Gubernur Ahmad Heryawan menanggapi rencana peluncuran Program USAID
PRIORITAS di Jawa Barat. Kang Aher, sapaan akrab Gubernur Jabar, kemudian menjelaskan bahwa pihaknya telah mencanangkan sejak empat tahun terakhir bahwa fokus pembangunan pendidikan di Jawa Barat adalah perihal aksesibilitas.
Gubernur meyakinkan bahwa pihaknya telah mencanangkan sejak empat
tahun terakhir bahwa fokus pembangunan pendidikan di Jawa Barat adalah perihal aksesibilitas. Kami memusatkan sepenuh perhatian dan
mengerahkan segenap kemam-puan untuk membuka akses
pendidikan lebar-lebar bagi semua lapisan masyarakat Jawa Barat, khususnya mereka yang berada pada usia sekolah. Dengan mengucurkan BOS, Gubernur berkomitmen kepa-da masyarakat Jabar untuk meningkatkan layanan pendidi-kan dasar yang berkualitas da-lam bingkai integritas (transparansi dan akuntabilitas).
Gubernur menegaskan
berulangkali relevansi erat antara program Usaid tersebut dengan program pendidikan Jawa Barat. Atas dasar itu, Kang Aher bukan saja menyambut gembira melainkan, lebih dari itu, ia menunjukkan komitmen tinggi dan dukungan antusias atas program USAID PRIORITAS di Jawa Barat.
Kang Aher berharap
program Usaid ini dapat berjalan secara in-line dengan program-program pendidikan unggulan yang sedang berjalan di Jawa Barat. Dengan
demikian, program Usaid ini akan berlangsung secara
seirama dan berjalin-kelindan dengan program Jawa Barat untuk kemudian menghasilkan dampak peningkatan mutu dan akses pendidikan yang lebih baik.
Gubernur juga menyatakan keinginannya agar program Usaid bisa dirasakan secara merata di seluruh Kab/Kota di Jawa Barat. Mengingat program USAID PRIORITAS
direncanakan hanya akan bekerja di tiga belas Kab/Kota di Jabar, Gubernur menyatakan komitmennya untuk mendiseminasikan program Usaid ini ke tiga belas Kabupaten/Kota lain di Jawa Barat.
Untuk mewujudkan komitmen ini, Gubernur akan bersinergi dengan DPRD untuk menyiapkan anggaran
khusus sebagai dana pendamping program USAID PRIORITAS di seluruh kabu-paten dan kota di wilayah Jawa Barat. ***
Matematika, (3) IPA, dan (4) Bahasa Indonesia.
Mendampingi LPMP dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar.
Mengembangkan ket-
erampilan kepala sekolah
sebagai pemimpin
(instructional leadership)
Komponen 2:
Mengembangkan program manajemen berbasis sekolah (manajemen sekolah, peran serta masyarakat, dan pembela-jaran).
Meningkatkan manajemen pendidikan di tingkat daerah yang bertujuan untuk perbaikan mutu
pendidikan.
Secara garis besar, kegiatan USAID PRIORITAS terpilah
ke dalam tiga komponen kegiatan.
Komponen 1:
Meningkatkan kapasitas 18 LPTK (LPTK/FKIP/UIN/IAIN di daerah mitra) untuk memberikan
pelatihan guru pra dan dalam jabatan.
Membantu diseminasi program DBE (tingkat daerah dan sekolah)
Bekerjasama dengan sejumlah sekolah terpilih untuk praktik mengajar
LPTK.
Menekankan Program Pelatihan Guru: (1) Baca-Tulis di Kelas Awal, (2)
Meningkatkan hubungan
antara sekolah, kabupaten/
kota, LPTK, dan lembaga
pelatihan lainnya
Komponen 3: Bekerjasama dengan
Kemdikbud, Kemenag, dan Dinas Pendidikan Propinsi dalam pengembangan kebijakan.
Memperkuat peran propinsi dalam koordinasi, perencanaan, dan dukungan terhadap kabupaten/kota, dan sekolah.
Mendorong keterlibatan
berbagai pemangku
kepentingan di tingkat
propinsi dan kabupaten/
kota
2
Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama
Tiga Komponen USAID PRIORITASTiga Komponen USAID PRIORITASTiga Komponen USAID PRIORITAS
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun
“Kami
berkomitmen
kepada masyarakat
Jabar untuk
meningkatkan
layanan pendidikan
dasar yang
berkualitas dalam
bingkai integritas
(transparansi dan
akuntabilitas).”
Gubernur
USAID PRIORITAS di
Jawa Barat akan meli-
puti 13 daerah binaan
dengan 136 SD/MI dan
102 SMP/MTs
Gubernur Sambut Hangat USAID PRIORITASGubernur Sambut Hangat USAID PRIORITASGubernur Sambut Hangat USAID PRIORITAS
Pak Itoc Tochija (Wali Kota Cimahi), Pak Iim (Sekda Kota Bogor), Pak Tata
(Kepala Dinas Pendidikan Kota Ci-mahi), dan Bu Erna (Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat) sedang
berbincang dengan Pak Stuart Weston (Direktur USAID PRIORITAS) di de-pan stand pameran good practices Jawa
Barat menjelang upacara national launch di Jakarta.
Kegiatan USAID PRIORITASKegiatan USAID PRIORITASKegiatan USAID PRIORITAS
USAID PRIORITAS akan
melaksanakan suatu program
kegiatan dalam bentuk
intervensi-intervensi terpadu.
Terpadu karena ia membidik
peningkatan manajemen
berbasis sekolah dan mutu
pembelajaran (melalui
pendekatan whole-school
approach) secara bersamaan.
Terpadu karena program ini
melibatkan pihak-pihak di
provinsi, daerah, dan
perguruan tinggi, bahkan
dikoordinasikan secara
nasional.
Semua pihak bahu-
membahu untuk memastikan
bahwa (1) semua sasaran
proyek tercapai secara
strategis, dan (2) pembelajaran
yang lebih baik terwujud
sebagai sasaran kunci setiap
praktik yang baik hasil
PRIORITAS.
Pada tingkat nasional,
PRIORITAS tetap memelihara
komunikasi dengan pihak
berwenang, guna memperkuat
hubungan vertical agar dapat
mencapai sasaran yang sama
dengan sasaran PRIORITAS.
Proyek ini juga memu-
satkan perhatian pada
peningkatan kapasitas dan
kualitas lembaga pendidikan
keguruan. Sejumlah kegiatan
dilakukan untuk membangun
kapasitas Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
dan Kementerian Agama pada
tingkat nasional, provinsi, dan
daerah. Bersama dengan
LPTK, mereka berkoordinasi,
merencanakan, dan melatih
para guru.
PRIORITAS mendukung
peningkatan mutu guru di
sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama, terutama
pada mata pelajaran berikut:
membaca kelas awal (Early Grade
Reading), matematika, dan sains.
Metodologi dan pende-katan
belajar ‘terpusat-pada-siswa’ dan
inovatif dipromosikan dalam
sistem pelatihan guru.
Sementara itu, kesempatan
untuk melihat dan
mempraktikkan metodolgi
belajar disediakan, baik untuk
mahasiswa maupun guru, melalui
suatu jaringan sekolah
percontohan (good practices
schools), baik di daerah binaan
DBE maupun PRIORITAS.
Pendekatan ini dapat
mendorong ilkim saling-
belajar.***
Jabar Percontohan Early Grade MagazineJabar Percontohan Early Grade MagazineJabar Percontohan Early Grade Magazine hari pelatihan awal (Januari 2013), yang kemudian disusul
dengan 4 x 2 hari pertemuan tindak lanjut (Februari, Mei, September 2013 dan Januari 2014). Mereka akan dilatih oleh tim komunikasi provinsi dan nasional. Pelatihan akan difokuskan pada langkah dan cara mengembangkan majalah.
Tim redaksi tingkat sekolah ini akan tetap mendapat pendampingan, terutama menyangkut proses layout.
Tim ini juga didukung dengan seperangkat kamera sebagai perkakas liputan.
Majalah Kelas Awal yang dikelola oleh tim siswa dan guru ini diproyeksikan untuk memuat:
Cerita rakyat;
Permainan tradisional;
Lagu daerah;
Keagiatan sekolah (seperti proses belajar yang menyenangkan);
Feature/refleksi/deskripsi
alam;
Kartun/karikatur;
Bacaan terkait games;
Foto dan ilustrasi warna-warni;
Isu-isu cross-cutting: seperti hidup sehat, betah di
sekolah, keragaman;
Kontribusi dari siswa lain bahkan dari DC, staf provinsi/nasional;
Dll. Majalah karya siswa ini akan
dicetak sebanyak 500 eksemplar untuk di-share ke
sekolah mitra lain di Jabar. Ini diharapkan dapat memicu kreativitas siswa-siswa lain di sekolah mitra PRIORITAS.
Setelah dua tahun dibina, akan dilakukan evaluasi dampak secara khusus untuk program ini. Diharapkan pula majalah ini tetap berkesim-bungan. Salah satu caranya adalah membangun kemitraan penerbit-sekolah. Suatu
penerbit diharapkan dapat mendukung penuh penerbitan siswa ini.***
Salah satu cara USAID PRIORITAS mengembangkan
atmosfer membaca di kalangan siswa kelas awal adalah melalui Early Grade Magazine. Dua sekolah di dua Kabupaten mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat akan dipilih sebagai pilot project untuk bidang ini. Sekolah terpilih kelak akan menjadi benchmark bagi sekolah lain bahkan di provinsi lain.
USAID PRIORITAS Jabar akan melaksanakan semacam ‘audisi’ untuk memilih suatu kelompok terdiri atas 6-8 orang siswa dan 3 orang guru sebagai tim redaksi. Siswa diseleksi dari kelas 5 dan/atau 6 di sekolah mitra yang berpeluang menjadi sekolah good practice.
Kelompok yang telah terbentuk melalui saringan
‘audisi’ tersebut kemudian ditraining. Pelatihan tim redaksi ini berlangsung 1-2
Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama
3
No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012
“Dipadukan dengan wawasan kebangsaan dan kearifan lokal, pro-gram USAID PRIORITAS dapat mencetak guru
berkarakter.”
Ir. H. Itoc Tochija Wali Kota Cimahi
Dua sekolah di dua Kabupaten
mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat akan dipilih sebagai pilot project Early Grade Magazine.
Siswa dan guru SMPN 8 Kota Bogor berforo bersama Pak Muhammad Nuh
(Mendikbud) saat beliau mengunjungi stand pameran Jawa Barat pada peluncuran USAID PRIORITAS tingkat
nasional tanggal 3 Oktober 2012 di Jakarta.
Salah satu tujuan penting
USAID PRIORITAS,
khususnya terkait dengan
sustainabilitas dan diseminasi,
adalah mengembangkan
kapasitas pemerintah dan
LPTK/PT berikut komitmen
mereka untuk diseminasi ke
depan. Untuk mewujudkan hal
ini, ada tiga kegiatan pokok
sepanjang tahun pertama.
Pertama, Rapat Koordinasi
Pemangku Kepentingan, baik
pada tingkat Kab/Kota mau-
pun pada tingkat provinsi.
Rapat-rapat awal dan rutin
dilaksanakan dengan daerah-
daerah untuk membahas dan
menyetujui rencana diseminasi
yang strategis, teratur, dan
sistematis. Hasilnya berupa
rencana daerah untuk mendu-
kung diseminasi dan sustai-
nabilitas dengan penyiapan
alokasi anggaran yang diper-
lukan.
Kedua, Kemitraan dengan
Pemerintah. Pemerintah
daerah, provinsi, dan nasional
akan ambil bagian dalam (1)
seleksi daerah, DC, dan
sekolah, (2) pelatihan
pengawas, kepsek, guru dan
DF, (3) pembinaan SDM
daerah, dan (4) monitoring
dan evaluasi.
Ketiga, Kemitraan deng-an
LPTK/LPMP/PT. Pihak LPTK/
LPMP/PT dilibatkan dalam kaji-
ulang modul-modul dan dalam
TOT. Sejumlah pertemuan
konsul-tasi dan lokakarya dise-
lenggarakan juga untuk LPTK/
LPMP/PT. Targetnya, agar
mereka mulai menyu-sun
rencana strategis dan mem-
bangun kapasitas agar lebih
proaktif sebagai service-provider
pelatihan guru, baik pada ting-
kat pre-service maupun in-
service.***
bagi para guru, kepala sekolah,
pengawas, dan segenap
staeckholder pendidikan di
daerah-daerah binaan USAID
PRIORITAS.
Atas dasar itu, USAID
PRIORITAS menjadikan
sekolah-sekolah layak-contoh
itu sebagai target kunjungan.
Sejalan dengan ‘kewajiban’
daerah binaan DBE untuk
mendiseminasikan program
DBE ke daerah-daerah lain,
USAID PRIORITAS
Daerah-daerah binaan DBE
memiliki sejumlah good prac-
tices, sejak proses pembela-
jaran, tata kelola sekolah, pen-
dampingan, kepengawasan,
dan manajemen pendidikan
secara umum. Semua praktik
yang baik ini tentu saja
merupakan sumber belajar
yang bagus bagi guru-guru lain
di sekolah-sekolah lain, dan
segenap insan pendidikan di
daerah-daerah lain. Ini juga
merupakan contoh praktikal
mendorong daerah-daerah
PRIORITAS, terutama daerah
cohort 1, untuk ‘belajar’ dari
berbagai praktik yang baik di
daerah-daerah DBE.
Praktik-praktik yang baik
DBE itu menjadi semacam
‘patok-duga’ bagi sekolah-
sekolah di daerah binaan
USAID PRIORITAS. Dengan
kata lain, program DBE bagai
suatu inspirasi dan gambaran
awal bagi segenap stackholder
di daerah PRIORITAS.***
Koordinasi Antarlembaga
Diseminasi di Daerah DBE
MBS, dan paket-paket DBE
lainnya. Dengan replikasi,
program pembinaan DBE itu
akan lebih merata ke sekolah-
sekolah non-mitra.
Untuk mendukung prog-
ram diseminasi ini, USAID
PRIORITAS menyediakan
sejumlah dana untuk
menyelenggarakan training of
trainers (TOT) sebagai
penyegaran program bagi para
District Facilitators (DF) dan
untuk membiayai para DF
dalam memfasilitasi berbagai
pelatihan. USAID PRIORITAS
tetap bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitator pelatihan
dan sertifikat, untuk memasti-
kan bahwa program-program
pelatihan itu tetap sesuai
dengan standar acuan setiap
paket program.
Oleh sebab itu, setiap
daerah DBE diharapkan
berkomitmen untuk menyi-
apkan dana pendamping bagi
penyelenggaraan pelatihan.
Mereka perlu menganggarkan
sejumlah dana untuk konsumsi
dan transport peserta setiap
pelatihan.***
Daerah-daerah mitra DBE
tetap mendapat kesempatan
pembinaan USAID seiring
dengan program USAID
PRIORITAS. Mereka tetap
didampingi untuk terus
melakukan diseminasi program
program peningkatan mutu, ke
berbagai kecamatan dan
sekolah di daerahnya, yang
sejauh ini belum mendapat-
kan manfaat program DBE.
Selama dua tahun ke
depan, daerah-daerah DBE
itu akan didorong untuk
melakukan replikasi BTL,
4
Daerah DBE sebagai Sumber BelajarDaerah DBE sebagai Sumber BelajarDaerah DBE sebagai Sumber Belajar
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun
Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama
“Sebagai
sebuah ban-
tuan, Program USAID
PRIORITAS
itu seyogianya
diperuntukkan bagi daerah-
daerah ‘mustahik’ yang
membutuhkan bantuan.”
Dr. Wahyuddin Zarkasyi
Kepala Disdik
Jabar
“Kami akan
segera diseminasi program
PRIORITAS untuk
menjangkau
lebih banyak madrasah.
MI/MTs mitra wajib
menularkan PRIORITAS
secara sistematis ke
madrasah non mitra.”
Drs. H. Saeroji, MM. Kepala
Kemenag
Jabar
Telaah kebutuhan provinsi
dilakukan dalam dua bentuk:
Focused Group Discussion
(FGD) dan wawancara. FGD
melibatkan para pejabat Dinas
Prendidikan Provinsi Jabar
yang menangani pendidikan
dasar dan peningkatan mutu
tenaga pendidik. Sementara
itu, wawancara dilakukan
terhadap para pejabat di
Kanwil Kemenag, Bapeda, dan
Dewan Pendidikan Jabar.
Sesuai dengan peran
provinsi pada tingkat
koordinasi, kebutuhan
mendasar stakeholder provinsi
Jabar adalah peningkatan
kapasitas koordinasi. “Pada
masa DBE, dukungan provinsi
cenderung kurang maksimal
karena hambatan komunikasi,”
ujar Pak Yesa Sarwedi HS,
Kabid Dikdas Dinas
Pendidikan Provinsi Jawaa
Barat. “Saat itu, DBE lebih
banyak berkoordinasi langsung
dengan daerah kab/kota,”
jelasnya.
Pak Yesa kemudian
berharap, dalam kerangka
USAID PRIORITAS ke depan,
pihak Dinas Jabar ingin terlibat
lebih aktif dalam implementasi
program. Ini terutama dalam
rangka koordinasi, baik pada
tingkat stakeholder provinsi
maupun koordinasi daerah.
Forum FGD juga
menegaskan nilai signifikansi
program USAID PRIORITAS
bagi pembangunan pendidikan
Jabar. Masih menurut Pak
Yesa, saat pemerintah Jabar
masih fokus pada upaya
memperluas akses pendidikan
melalui program BOS,
Program USAID PRIORITAS
yang menutamakan
peningkatan mutu guru
menjadi suatu program yang
amat dibutuhkan.
Terkait peningkatan mutu
guru, Bu Mimin, sebagai Kepala
Seksie Penyelenggara
Pelatihan, menaruh harapan
besar pada program
PRIORITAS. Pelibatan LPTK
juga dipandang sebagai sebuah
sisi positif program
PRIORITAS. Kalangan
stakeholder provinsi Jabar
merasa perlu meningkatkan
soliditas dan sinergitas agar
lebih padu bahu-membahu
mengembangkan
pendidikan.***
Asesmen Kebutuhan Daerah
5
No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012
Good Practice DBEGood Practice DBEGood Practice DBE
Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama
dengan Program USAID PRIORITAS, ia menegaskan
komitmennya itu kepada Koordinator Provinsi, Erna Irnawati, dan tim USAID PRIORITAS Jawa Barat.
Pak Abu Bakar juga meminta kepastian dan jaminan bahwa program ini sesuai dengan “blue print” pendidikan nasional maupun daerah. Ia berharap pembangunan pendidikan menjadi sejalan seirama
dengan arah pembangunan secara umum.
Bupati juga menyadari
jumlah sekolah yang dibantu
USAID sangat jauh
dibandingkan dengan jumlah
sekolah yang berada di
Bandung Barat. Maka, ia
meminta jajarannya, terutama
Program USAID PRIORITAS pasti sangat bermanfaat dan
dapat berjalan seiring dengan program-program pendidikan di Bandung Barat. Maka, “saya melihat ini sebagai hal yang positif dan harus kita dukung dengan penuh komitmen.”
Demikian pernyataan komitmen yang diungkapkan oleh H. Abu Bakar, Bupati Bandung Barat. Terkesan
Bapeda dan Dinas Pendidikan
untuk mengkaji dan menyiasati
supaya tidak terjadi
kecemburuan. “Saya ingin
mutu pendidikan itu merata
dan tidak ada ketimpangan
mutu antarsekolah,” jelasnya.
Meski Bupati tidak secara
langsung menyebut
‘diseminasi,’ sesungguhnya apa
yang ia instruksikan kepada
Bapeda dan Dinas itu tiada lain
adalah upaya replikasi dan
diseminasi Program USAID
PRIORITAS ke sekolah-
sekolah non mitra. Hal ini
sejalan dengan tekad Hj.
Agustina, Kepala Dinas
Pendidikan, untuk
memeratakan dampak
PRIORITAS di Bandung
Barat.***
Komitmen Daerah PRIORITAS
Pak Tahyadi (Sekda Ciamis), Pak Yusuf
Umar (Kepala Kemenag Ciamis), dan Erna Irnawati (PC USAID PRIORITAS
Jabar) tengah membahas pola kemitraan USAID PRIORITAS dengan
Kabupaten Ciamis.
PC USAID PRIORITAS JABAR tengah
berdiiskusi dengan walikota Cimahi
UPI dan UIN Bandung
menunjukkan komitmen tinggi
untuk bermitra dengan USAID
PRIORITAS sebagai Teacher
Training Institution(TTI).
IPA, khususnya materi sistem
reproduksi manusia.
Kurikulum di Indonesia yang
bersifat spiral memungkinkan
materi yang dipelajari di Sekolah
Dasar diulas secara lebih
mendalam di tingkat Sekolah
Menengah Pertama dan Atas
sehingga pembelajaran materi
sistem reproduksi manusia
berjalan berkesinambungan.
Kesempatan melaksanakan
pembelajaran sistem reproduksi
manusia saya manfaatkan
semaksimal mungkin untuk
memenuhi rasa ingin tahu siswa
terhadap seks secara terarah
dan terbimbing. Terlebih lagi
dengan pembelajaran kooperatif
saya berharap siswa dapat
menggali dan menguasai konsep
lebih mendalam.
Pembelajaran dengan SK
Memahami berbagai sistem
dalam kehidupan manusia
dan KD Mendeskripsikan
sistem reproduksi dan
penyakit yang berhubungan
dengan sistem reproduksi
pada manusia kali ini
bertujuan:
1. Siswa dapat menyebutkan
bagian-bagian organ
reproduksi pria dan wanita;
2. Siswa dapat mejelaskan
fungsi bagian-bagian organ
penyusun reproduksi pria
dan wanita;
3. Siswa dapat menjelaskan
proses fertilisasi;
4. Siswa dapat menjelaskan
proses menstruasi;
5. Siswa dapat menjelaskan 5
penyakit yang berhubungan
dengan sistem reproduksi
manusia;
6. Siswa dapat menjelaskan
usaha menjaga organ
reproduksi.
Pembelajaran saya bagi
untuk dua kali pertemuan. Pada
pertemuan pertama saya
memberikan LK yang terdiri
dari gambar organ reproduksi
pria dan wanita, siswa diminta
Maraknya pelecehan
seksual bahkan
pemerkosaan
dengan pelaku
remaja akibat
penyebaran video
porno yang sudah
tidak terkendali tak
ayal lagi sangat
memprihatinkan
sehingga sejumlah
pihak menyarankan
diberikannya pendidikan seks di
sekolah.
Menteri Pendidikan
Nasional Mohammad Nuh
kepada Antara menyatakan
ketidaksetujuannya dengan
keinginan pihak-pihak tersebut.
Dalam pandangannya,
pendidikan seks tidak perlu
menjadi salah satu kurikulum di
sekolah karena seks bisa
tumbuh dan muncul secara
alamiah tanpa harus diajarkan.
Mungkin pandangan beliau
dapat menimbulkan pro dan
kontra. Namun, tidak dapat
dipungkiri masih banyak orang
menganggap tabu membicarakan
seks. Akibatnya, seorang anak,
terlebih lagi remaja, yang rasa
ingin-tahunya terhadap seks
sangat besar, berinisiatif mencari
sendiri melalui berbagai sumber
informasi.
Tak heran jika di Indonesia
kata seks menjadi kata yang
paling banyak dicari
melalui mesin
pencari informasi,
Google. Tetapi
karena proses
pencarian itu tanpa
disertai bimbingan
tak jarang mereka
keliru dalam
memenuhi rasa ingin tahunya.
Saya sepakat jika pemerintah
tidak perlu memunculkan
kurikulum baru untuk merespon
permintaan dari berbagai
kalangan yang menghendaki
diberikannya pendidikan seks di
sekolah karena sebenarnya
pendidikan seks dapat
disampaikan dalam pembelajaran
menyebutkan bagian-bagian yang
ditunjuk dan menjelaskan
fungsinya. Kelihatannya
sederhana tetapi ketika
pembelajaran berlangsung cukup
banyak siswa yang kesulitan
menyebutkan bagian-bagian
gambar. Mungkin karena gambar
yang tersedia di buku-buku
berbeda sudut pengambilannya
jadi kelihatannya seperti tidak
ada kaitannya dengan gambar
yang saya berikan. Tapi di sinilah
saya berharap siswa tidak
terfokus hanya pada satu sudut
penggambaran organ
reproduksi. Mau dilihat dari kiri,
kanan, depan, belakang, atas,
bawah, organnya tetap itu-itu
juga. Alhamdulillah harapan saya
terpenuhi, saat siswa dapat
menjelaskan bagian-bagian yang
identik antara organ reproduksi
pria dan wanita, hal itu berarti
mereka memahami apa yang
sedang dipelajari.
Pada pertemuan kedua sejak
awal saya yakin siswa akan lebih
mudah mengikuti skenario yang
saya buat. LK berisi dua gambar
uterus dengan kondisi berbeda
mampu membuat siswa berpikir
keras untuk membandingkan.
Saya pun tercengang-cengang,
ternyata pengetahuan mereka
tentang reproduksi melebihi
dari apa yang saya duga. Inikah
salah satu peran teknologi
sehingga mampu mengantarkan
siswa-siswa ke gerbang
kedewasaan sebelum waktunya?
Tugas saya sangat
berat, saya harus memberi
pemahaman yang layak tanpa
menggurui tetapi menganggap
mereka sebagai teman diskusi.
Hal yang paling saya tekankan di
akhir pembelajaran, “Jauhi obat
-obat terlarang yang dapat
menuntun kalian kepada seks
bebas dan pertebal keimanan
masing-masing agar selalu
dilindungi-Nya dari perbuatan
yang menyesatkan.”
6
PRIORITASkeunPRIORITASkeunPRIORITASkeun
Pendidikan Seks Pendidikan Seks Pendidikan Seks melalui Pembelajaran Kooperatifmelalui Pembelajaran Kooperatifmelalui Pembelajaran Kooperatif
Atit Djuwita, SMPN 4 Tarogong Kidul Garut
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun
Good PracticeGood PracticeGood Practice
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I
Sekolah : SMPN 4 Tarogong Kidul
Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IX / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
B. Kompetensi Dasar
1.2 Mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang
berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia
C. Indikator
1. Menyebutkan macam organ penyusun sistem reproduksi pada manusia
2. Mendeskripsikan fungsi sistem reproduksi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian organ reproduksi pria dan wanita dengan teliti
2. Siswa dapat mejelaskan dengan logis fungsi bagian-bagian organ penyusun reproduksi pria dan wanita.
E. Materi Pembelajaran
Sistem Reproduksi Manusia
F. Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
2. Metode : Diskusi
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
Siswa berdoa sebelum belajar;
Guru mengaitkan hubungan materi sebelumnya, dengan materi yang akan dibahas sekarang;
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
EKSPLORASI
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi tentang organ-organ reproduksi manusia;
Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok;
Guru membagikan lembar kerja.
ELABORASI
Diberikan gambar organ reproduksi pria dan wanita, siswa diminta menyebutkan nama bagian-bagiannya dengan teliti;
Dari gambar organ reproduksi yang diberikan siswa menjelaskan secara logis fungsi bagian-bagian yang ditunjuk;
Siswa secara individu menuliskan hasil diskusinya dalam buku masing-masing dengan penuh tanggung jawab;
Siswa secara berkelompok menyalin hasil kerjanya dalam kertas folio berwarna dengan penuh tanggung jawab;
Setiap kelompok melakukan karya kunjung dengan penuh tanggung jawab. Hasil kerja kelompok 1 diperiksa oleh kelompok 2, kelompok 2 oleh kelompok 3, dst.
KONFIRMASI
Guru memberi penguatan. Penutup Guru membimbing siswa menarik kesimpulan;
Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang nilainya paling baik;
Guru memberi tugas rumah agar siswa mencari informasi organ reproduksi manusia yang lebih lengkap dari perpustakaan atau internet.
H. Sumber Belajar Buku Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar untuk SMP/MTs. Kelas IX Pusat Perbukuan Depdiknas, 2008;Hal. 15
I. Alat dan Bahan Lembar Kerja / Lembar Tugas
J. Penilaian
Teknik : Penilaian Kinerja Bentuk : Rubrik
Good Practice DBEGood Practice DBEGood Practice DBE
7
No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012
Good Practice DBEGood Practice DBEGood Practice DBE
Good PracticeGood PracticeGood Practice
Lembar Kerja 1
SISTEM REPRODUKSI I
Beri nama bagian yang ditunjuk. Bandingkan kedua gambar tersebut dan tunjukkan bagian-bagian yang identik antarorgan reproduksi pria dan wanita!
2. Jelaskan fungsi bagian-bagian yang ditunjuk tersebut!
Lembar Kerja 2
SISTEM REPRODUKSI II
Bandingkan kedua gambar berikut ini!
2. Jelaskan lima penyakit yang berhubungan sistem reproduksi manusia!
3. Bagaimana usaha kalian dalam menjaga organ reproduksi?
Salinlah pekerjaan kelompokmu ke dalam kertas folio berwarna!
Nilai Akhir: Jumlah Skor x 5
3
No Kriteria Tingkat Kualitas
Skor 3 2 1
1 Menyebutkan
nama bagian-
bagian organ
reproduksi
pria dan
wanita
Nama bagian
organ
reproduksi pria
dan wanita
seluruhnya
benar
5 – 12 nama
bagian organ
reproduksi
pria dan wanita
yang benar
Kurang dari 5
nama bagian
organ
reproduksi pria
dan wanita yang
benar
2 Menjelaskan
fungsi bagian-
bagian organ
reproduksi
pria dan
wanita
Fungsi bagian
organ
reproduksi pria
dan wanita
seluruhnya
benar
5 – 12 fungsi
bagian organ
reproduksi
pria dan wanita
yang benar
Kurang dari 5
fungsi bagian
organ
reproduksi pria
dan wanita yang
benar
RUBRIK PENILAIAN KOGNITIF
Komputer
merupakan salah satu alat dalam
teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) yang mempunyai
banyak kelebihan termasuk bila
dimanfaatkan dalam
pembelajaran. Pemanfaatan
komputer dalam pembelajaran
memungkinkan siswa melakukan
interaksi langsung dengan sumber
informasi, mengolah hasil belajar,
bahkan mengkreasikan hasil
belajar agar lebih menarik.
Selama ini pemanfaatan fasilitas
komputer di sekolah cenderung
hanya untuk mata pelajaran TIK.
Pemanfaatan komputer oleh
siswa dalam mata pelajaran lain
masih jarang dilakukan. Mungkin
hal tersebut disebabkan oleh
terbatasnya jumlah komputer
yang dimiliki sekolah dan/atau
terbatasnya kemampuan guru
mata pelajaran dalam
menggunakan komputer serta
mengintegrasikan
penggunaannya dalam kegiatan
mata pelajaran.
Padahal, pemanfaatan
komputer dalam mata pelajaran
akan menghasilkan dampak
pengiring penting (nurturant
effect), yaitu dikuasainya
sejumlah kemampuan
menggunakan TIK. Kemampuan
ini merupakan prasyarat bagi
setiap orang untuk bisa hidup
secara berdaya dalam abad
informasi ini.
Namun guru hendaknya
berhati-hati untuk tidak
membuat pembelajaran yang
menggunakan komputer
menjadi berpusat pada guru lagi,
misal dengan terlalu seringnya
power point dan LCD digunakan
oleh guru untuk menjelaskan
konsep. Bila hal tersebut kerap
terjadi, maka proses belajar
mengajar akan tampak modern
karena menggunakan sarana
teknologi informasi, tetapi
sebenarnya pengajaran tersebut
sangat konvensional karena guru
hanya mengandalkan ceramah
(melalui power point dan LCD)
dan kegiatan siswa lebih banyak
mendengarkan saja.
Oleh karena itu
memanfaatkan komputer dalam
pembelajaran mata pelajaran
selain TIK, akan meningkatkan
kreativitas tidak hanya untuk
guru melainkan untuk siswa.
Kreativitas guru sangat
menentukan dalam
memanfaatkan komputer
sebagai media pembelajaran.
Yang paling penting adalah
bahwa penggunaan komputer
dilakukan sebesar-besarnya oleh
siswa untuk belajar, bukan
hanya oleh guru untuk
membantunya dalam
berceramah.
Untuk tetap menempatkan
siswa sebagai pelaku utama
dalam pembelajaran, dalam hal
ini guru mata pelajaran dan guru
TIK secara bersama-sama
mengkaji dan merancang
pembelajaran beberapa mata
pelajaran dengan memanfaatkan
komputer.
Contoh pemanfaatan
komputer oleh siswa dalam
pembelajaran:
membuat naskah draft dan
laporan percobaan;
mengarang cerita dalam
Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, atau Bhs. Sunda;
membuat power point hasil
diskusi;
memberikan ilustrasi pada
karangan;
membuat iklan yang disertai
dengan gambarnya dalam
Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, atau Bhs. Sunda;
mencari sumber informasi
dari Internet, mengevaluasi,
mengolah dan
mempublikasikan;
mencari berita (straight news)
atau ulasan suatu isu;
membuat blog dan
menuliskan pendapat privacy
tentang berbagai isu;
memanfaatkan facebook untuk
berinteraksi antar reman,
mempraktikan penggunaan
bahasa formal dan informal;
berkirim surat secara
elektronik ( e-mail) pada guru,
untuk praktik surat resmi;
memanfaatkan facebook
untuk berinteraksi dengan
kawan pena internasional/
national menggunakan Bahasa
Inggris sederhana;
membuat teka-teki
matematika atau soal
bercerita dan diupload untuk
mengajak menjawabnya.
Komputer juga
memungkinkan kerja kreatif
tersebut dilakukan dengan lebih
cepat (efisien) dibandingkan
kalau hal tersebut dilakukan
tanpa menggunakan komputer.
jika guru juga memanfaatkan
internet, maka siswa bisa
memanfaatkan komputer
sebagai sarana mendapatkan
informasi dan berinteraksi
dengan orang lain untuk hal-hal
yang bermanfaat.
Walaupun terfokus pada
pemanfaatan komputer, namun
pemanfaatan media
pembelajaran, lembar kerja, dan
rubrik penilaian juga menjadi
bagian penting yang perlu
dikembangkan guru.
Hindari media pembelajaran
yang mahal dan yang sulit
ditemukan di lingkungan sekitar
sekolah. Media pembelajaran
yang terjangkau sangat
disarankan. Pendekatan ini ter-
bukti kondusif untuk proses
pembelajaran kontekstual, yang
bukan saja murah dan praktis
tapi juga relevan secara konteks.
Berikut adalah contoh
pengembangan langkah-langkah
pembelajaran Bahasa Sunda yang
memanfaatkan komputer.
Belajar Bahasa Sunda Melibatkan TIK
Istikomah Salamah
MTs Al-Ahliyyah, Cikampek, Karawang
8
PRIORITASkeunPRIORITASkeunPRIORITASkeun
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun
Good PracticeGood PracticeGood Practice
Sebagai Fasda Bahasa Inggris,
Bu Istikomah Salamah juga
mendapat tugas mengajar Bahasa
Daerah di madrasahnya. Menarik, ia
juga menerapkan strategi belajar a la
DBE untuk pembelajaran Bahasa
Sunda. Maka, ini merupakan sebuah
praktik Bu Isti yang baik untuk ditiru.
Lembar Refleksi Siswa:
1. Apa yang Anda rasakan?
2. Apa yang Anda pelajari?
3. Apa saran (pesan dan kesan)
Anda?
Membuat Teks Paguneman
melalui Program Word,
Belajar Lebih Efektif dan
Menyenangkan
Proses belajar diawali dengan
penayangan video clip Cleopatra
Stratan plesetan versi sunda.
Para siswa MTsS Al-Ahliyah saat
itu sedang memulai mengikuti
proses pembelajaran Bahasa
Sunda. Meski saat itu sudah
siang sekali, para siswa tidak
tampak kegerahan, karena
mereka berada diruang LAB
ICT yang sangat nyaman, yang
kebetulan sedang KBM Basa
Sunda kolaborasi dengan TIK.
Mereka tampak ceria menikmati
proses belajar secara rileks.
Setelah dalam waktu tujuh
menit mereka menyaksikan
tayangan video clip tersebut,
lalu mereka mencoba untuk
menceritakan kembali informasi
yang metreka temukan dari
tayangan video tersebut, dengan
memperhatikan pula lirik lagu
yang mereka dengar.
Di situlah mereka sudah
mulai melakukan obrolan/
dialog/paguneman dari apa yang
mereka dengar dan lihat. Lalu
ada dua orang siswa yang berani
maju ke depan untuk
menceritakan kembali atau
membicarakan info tersebut di
depan teman-temannya di kelas.
Proses belajar menjadi lebih
seru dengan STIMULAN yang
mearangsang siswa untuk
berpikir tingkat tinggi, dan
memicu siswa untuk
menemukan konsep dengan
gagasan bahasa sendiri.
Selanjutnya mereka mulai
mengerjakan LK yang dibagikan
oleh guru. LK tersebut juga
ditayangkan di powerpoint.
Mengenai langkah-langkah
pembelajaran Bahasa Sunda
tersebut, lihat box di bawah.
Good Practice DBEGood Practice DBEGood Practice DBE
9
No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012
Good PracticeGood PracticeGood Practice
Modus Belajar Dukungan TIK
Mendengarkan
Presentasi,video/audio conference
Membaca Browsing Internet, buku on-
line,perpustakaan digital
Memperhatikan Presentasi, menonton film
Mencari Saran Mailing list,e- mail, chatting,video/
audio conference, on- line mentor-
ing
Menyimak Diskusi on-line
Menerima kritik Diskusi on- line, video/ audio con-
ference, mailing list, on- line men-
toring
Memodelkan Simulasi, game on- line,kegiatan role
playing on- line
Eksplorasi Eksperimen virtual, simulasi
Mendiskusikan ide Mailing list, video conference, chat-
ting, diskusi on- line
Mempraktekan Eksperimen virtual,test on-
line,game pembelajaran, editing
Meneliti Tutorial on- line,perpustakaan digi-
tal
No Program
Langkah – langkah Pembelajaran Word Excel Powerpoint Internet
1 Siswa mengamati tayangan video clip √
2 Siswa secara berpasangan menceritakan
kembali apa yang ditemukan dalam
tayangan video tersebu t,dengan
memperhatikan lyric lagu yang didengar.
√
3 Siswa diberikan lembar kerja tentang
"nyieun teks paguneman anu jejer pasualanana milih Tina 3 wacana dina tilu
gambar kotak warna ( 1.beureum ; Cikaracak
ninggang batu, 2.biru ; budak telenges,3. hejo ;Maen bal ) anu dtampilkeun di power
point".
√
4 Siswa berdiskusi secara berpasangan untuk
mengerjakan Lembar Kerja (Pancen) √
5 Siswa membuat teks paguneman dengan
menulisnya secara berpasangan. √ √
6 Siswa mencari informasi contoh
paguneman Sunda dari Internet sebagai bahan perbandingan.
√
7 Siswa saling mereview hasil/menyunting
karya siswa melalui komputer yang
dikerjakan secara berpasangan.
√
8 Siswa mempresentasikan hasil diskusi
berdasarkan hasil suntingan tersebut √ √
9 Siswa melakukan refleksi dan karya siswa
sementara disimpan Di komputer/flash
disk, dan hasil karya siswa bisa di print dan
diportopoliokan.
√
LAMBAR PANCEN BASA SUNDA
KD. 7.2.6 Paguneman jeung batur sakelas
1. Tingali jeung titenan tayangan video Cleopatra Stratan plesetan
versi sunda!
2. Caritakeun naon eusina/pasualan anu aya dina tayangan tadi,
pagunemkeun jeung batur sakelas pasangan!
3. Jieun teks paguneman jeung batur sabangku anu jeujeur
pasualanana tiasa milih tina 3 wacana anu aya dina gambar pasagi
opat:
a. Gambar Pasagi Beuruem (CIKARACAK NINGGANG BATU);
b. Gambar Pasagi Hejo (MAEN BAL);
c. Gambar Pasagi Bulao (BUDAK TELENGES)
MAEN BAL CIKARACAK
NINGGANG BATU BUDAK TELENGES
untuk mengaplikasikan semua
program, yang bertujuan
mengubah pola konvensional
menjadi pola yang sudah
diujicobakan dalam program
pelatihan, semisal dalam
pengubahan pola tempat duduk
yang tak lagi monoton melain-
kan lebih fleksibel dan memberi
kebebasan bergerak dan
berinterasi secara luas kepada
siswa ketika melakukan proses
pembelajaran, tak semua guru
dapat memahami secara penuh
karena sebagian besar dari
mereka belum tersentuh
program pelatihan serupa dan
masih menerapkan pola lama.
Memang tidak semua pola
lama kurang efektif. Pola lama
memiliki plus
minus. Ko-
laborasi dan
adaptasi dengan
program baru
harus
dilakukan. Ini
bisa dilakukan
dengan uji coba
dan ber-sharing
dengan teman
sejawat.
Kami me-
manfaatkan
waktu luang dari
kelebihan pelaksanaan kegiatan
intrakurikuler yang hanya 36
jam perminggu. Pada akhir
pekan, kami mengaktifkan
kegiatan MGMP Sekolah semua
Mapel secara intensif, santai dan
dalam suasana kekeluargaan.
Para guru berkelompok sesuai
dengan rumpun mata pelajaran,
Saat program DBE-3
diluncurkan, program-program
pelatihan pembelajaran serupa
secara bersamaan dilaksanakan
pula seperti program Bermutu,
Lesson study, Sampoerna
Fundation dan sebagainya.
Terkadang proses
pembelajaran sedikit terganggu
ketika guru yang bertugas
berbarengan berangkat ke
lokasi pelatihan. Siswa hanya
diberi penugasan dan kegiatan
pembelajaran tidak berstruktur
dalam suasana yang kurang
kondusif. Tidak efektif memang,
akan tetapi itulah sebuah
konsekuensi yang harus diambil.
Di antara solusinya, sekolah
membuat kebijakan untuk
melakukan proses penggantian
kegiatan pembelajaran. Wak-
tunya disesuaikan dengan waktu
luang guru dan siswa.
Sepulang dari kegiatan
pelatihan para guru
mendapatkan “model” dan
“program” yang sangat
bervariasi dari berbagai
narasumber dengan tujuan yang
sama: membelajarkan dan
mencerdaskan siswa secara
cepat dan berkesinambungan,
dengan pola yang sama pula
yaitu guru hanyalah sebagai
fasilitator yang menjembatani
siswa untuk berani melakukan
proses pembelajaran secara
mandiri dalam proses
pembelajaran yang kooperatif
guna menumbuhkembangkan
kemampuan life skills siswa
secara alami dan berkelanjutan.
Di saat semua bersemangat
yang salah satu gurunya telah
mendapat pelatihan.
Perencanaan dan simulasi
dilakukan secara perlahan-lahan.
Setiap guru kemudian diberi
kesempatan untuk melihat
langsung aplikasi di lapangan
dengan menuliskan berbagai
masukan mulai dari kekurangan,
kelebihan dan tambahan
kegiatan yang harus dilakukan.
Dengan kegiatan ini guru
tidak merasa canggung atau risih
ketika dalam melakukan
tugasnya “diperhatikan” oleh
teman sejawat yang ingin
menimba ilmu darinya. Guru
yang belum mendapatkan
pelatihan tidak berpikiran bahwa
metode pembelajaran yang biasa
dilakukan
hanya untuk mapel
tertentu dan tidak bersifat
universal. Tentu hal ini keliru
dan perlu diluruskan sehingga
kreativitas guru dapat lebih
dipacu untuk menemukan
bentuk baru yang khas guna
keberhasilan proses
pembelajaran.
MGMP Sekolah dengan
menggunakan konsep Mapel
serumpun ternyata dapat
lebih efektif karena guru
ber-sharing secara aktif
tanpa canggung dan
berpraktek/bersimulasi
langsung setelah konsep
dasarnya dikuasai.
Semua sumberdaya sekolah
dapat diberdayakan secara
optimal dan dapat
menghemat dana dan
10
PRIORITASkeunPRIORITASkeunPRIORITASkeun
Pemberdayaan MGMP SekolahPemberdayaan MGMP SekolahPemberdayaan MGMP Sekolah
Mulyana Surya Atmaja SMPN 2 Rawamerta, Karawang
PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun
Good Practice Good Practice Good Practice
Dengan kegiatan ini guru tidak
merasa canggung atau risih ketika
dalam melakukan tugasnya
“diperhatikan”
oleh teman sejawat yang ingin
menimba ilmu darinya.
waktu sekolah secara signifikan.
Maka, tersedia dana untuk
kegiatan kesejahteraan lainnya
yang lebih perlu dan mendesak.
MGMP Sekolah ini mampu
juga menumbuhkan kegiatan
komuniti belajar yang baik di
kalangan guru. Jika suatu waktu
diperlukan tim teaching yang
handal, boleh jadi kegiatan
pembelajarannya dapat saling
melengkapi dan memperkaya
sehingga wawasan anak belajar
menjadi lebih komprehensif dan
luas karena melibatkan semua
unsur.
Kegiatan refleksi yang
berfokus menentukan apa yang
kurang atau apa yang salah
merupakan sarana ilmiah untuk
saling mengkritisi guna
mendapatkan hasil terbaik dan
optimal. Di sini tidak ada yang
tersinggung atau tersakiti. Mere-
ka merasa sedang terlibat dalam
suatu forum komunikasi ilmiah
yang harmonis dengan
mengetengahkan berbagai
argumen penting yang menjadi
landasan berdasarkan teori –
teori ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
Kegiatan observasi langsung
praktek guru model dari
berbagai hasil pelatihan
memberikan nuasa berfikir yang
lebih luas, bahwa banyak cara
yang dapat ditempuh guru untuk
memacu dan memicu sekaligus
mengeksplorasi kemampuan
siswa secara maksimal dengan
tidak “merepotkan” guru yang
bertugas menjadi nara sumber
utama. Kegiatan yang berorien-
tasi teacher-centered dibatasi
seminimal mungkin untuk
memberikan kesempatan
kepada siswa mengeksplorasi
dirinya. Banyak bahan ajar yang
dapat digunakan siswa lebih
murah secara ekonomi
(misalnya dengan memanfaatkan
barang bekas) akan tetapi sangat
bermakna dan berharga dalam
peningkatan pengalaman belajar.
Dengan banyak mencoba
dan menelaah siswa diberi
pengalaman belajar yang kaya.
Pada akhirnya, cara ini
diharapkan memberikan
pengalaman yang membekas
guna pemahaman suatu konsep
penting secara holistik yang akan
menjadi bahan utama untuk
mengembangkan dirinya untuk
mampu belajar mandiri guna
pengembangan dirinya sesuai
dengan minat dan bakatnya.
Kami berusaha untuk legowo
dengan kekurangan kami dan
tidak underestimate (menganggap
siswa kurang mampu). Kami
berupaya memberikan
pengalaman belajar yang
sesungguhnya. Tak selamanya
guru memberikan “masukan”
langsung seperti “menyuapi”
siswa dengan jawaban tertentu
dalam proses pemecahan
masalah. Kami merasa sekadar
memfasilitasi siswa untuk
menemukan sendiri pemahaman
konsepnya secara benar dan
menyenangkan, sehingga
penguasaan konsepnya akan
lebih baik dan bermakna.
Kegiatan MGMP kami juga
menegaskan bahwa pengalaman
siswa mengemukakan pendapat
dan berbagi secara langsung
dengan temannya melalui
kegiatan diskusi terbimbing,
dapat mengasah kemampuan
siswa dalam hal kecakapan sosial
seperti menghargai pendapat
orang lain, santun dalam
berucap dan bertindak. Ini juga
memugkinkan siswa mampu
berkolaborasi memecahkan
masalah secara lebih baik.
Tiga konsep utama yang
digarisbawahi dalam kegiatan
MGMP ini adalah penataan
perabotan kelas, pemajangan
hasil karya siswa dan variasi
lingkungan belajar. Guru
dituntut melakukan persiapan
dengan matang dan
mempertimbangkan banyak hal
tentang sarana pendukung yang
dapat digunakan agar proses
pembelaran melibatkan siswa
secara fisik dan emosional dalam
arti berkonsentrasi penuh.
Ini memang terasa agak
merepotkan pada awalnya. Na-
mun, ‘keringat’ akan terbayar
dengan kualitas proses
pembelajaran yang mampu
menghantarkan pada konsep
pemahaman siswa secara
menyeluruh dan bermakna.
Siswa merasa senang dan rasa
ingin tahunya akan terbina
dengan baik sehingga mereka
terpacu untuk mencari sumber
belajar lain dalam rangka
peningkatan kemampuan dirinya
untuk menguasai bidang yang
sedang dipelajarinya.
Kemandirian siswa yang
dibangun dan dibina melalui
proses pembelajaran kooperatif
turut pula membantu me-
ringankan tugas sehari-hari guru.
Ketergantungan murid terhadap
guru dapat berangsur berku-
rang, karena siswa lebih suka
dan asyik berbagi dengan teman-
temannya melalui berbagai
sumber belajar yang tersedia di
sekelilingnya. Kemandirian
tersebut dapat dilihat dari ke-
mampuan siswa belajar secara
optimal walaupun gurunya
seorang tuna netra.
Akan tetapi yang lebih
penting juga adalah kemampuan
kita selaku praktisi pendidikan
untuk melakukan perubahan
untuk mempersembahkan yang
terbaik dan tidak cepat puas
dengan yang
telah didapat.
Sebagaimana
diajarkan DBE,
kemampuan
professional ini
kami kem-
bangkan di
dapur MGMP
Sekolah.***
Good Practice DBEGood Practice DBEGood Practice DBE
11
No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012
Good PracticeGood PracticeGood Practice
KEMANDIRIAN
SISWA YANG
DIBANGUN DAN
DIBINA MELALUI
PROSES
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
TURUT PULA
MEMBANTU
MERINGANKAN
TUGAS SEHARI-
HARI GURU.
menentukan empat dae-rah
potensial untuk cohort satu.
Stakeholder pendidikan
provinsi Jabar (Dinas
Pendidikan, Kemenag, Bapeda)
lantas melakukan rapat
gabungan untuk memberikan
pertimbangan. Tim USAID
PRIORITAS memaparkan hasil
penjajagan lapangan dan
penilaian komitmen daerah ke
forum rapat. Setiap
stackholder memberikan
pertimbangan terhadap hasil
seleksi tim PRIORITAS.
Forum rapat stackholder
provinsi ini kemudian tiba
pada kesepakatan untuk
menetapkan tiga daerah calon
mitra USAID PRIORITAS:
Ciamis, Bandung Barat, dan
Kab. Bandung Barat.
Ketiga daerah tersebut
kemudian dikirim surat
penawaran untuk menjadi
mitra PRIORITAS. Penetapan
Tim USAID PRIORITAS telah
menempuh serangkaian
langkah dalam rangka seleksi
daerah. Ini diawali dengan
pemetaan masalah pendidikan
di 26 kab/kota se-Jabar. Tim
menyusun matrik pendidikan
dengan memperhatikan rata-
rata lama sekolah (IPM bidang
Pendidikan), tingkat
kemiskinan, dan tingkat
intervensi donor di masing-
masing daerah. Langkah ini
telah berhasil memilah 16
daerah yang termasuk dalam
longlist.
Tim lalu menciutkan dae-
rah longlisted itu menjadi 8
daerah shortlisted. Dalam hal
ini, tim menggunakan sejumlah
kriteria, termasuk kriteria
trackrecord komitmen daerah.
Tim juga melakukan konsultasi
khusus dengan Pak Wahyudin
Zarkasyi (Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Jabar)
untuk memberikan
pertimbangan atas daerah
shortlisted tersebut.
Tim kemudian melakukan
kunjungan ke delapan daerah
shortlisted untuk penjajagan
menjadi mitra PRIORITAS
cohort 1. Berdasarkan hasil
penjajagan lapangan, tim lantas
tiga daerah tersebut sebagai
mitra tentu saja sangat
bergantung kepada respons
masing-masing daerah. Pada
prinsipnya, respons daerah itu
tentu saja mencerminkan
komitmen daerah terhadap
program PRIORITAS.
Komitmen daerah itu
mewujud dalam bentuk
dukungan penuh pada
program-program
PRIORITAS. Pada dua tahun
pertama, dukungan itu
terutama dalam bentuk SDM,
sejak pejabat, pengawas,
kepsek, hingga guru. Pada tiga
tahun terakhir, dukungan itu
lebih pada upaya diseminasi,
dengan dana pendamping yang
dibutuhkannya.
Bila rencana tidak
mengalami perubahan, tahun
depan, tim akan kembali
menyeleksi empat daerah
mitra PRIORITAS.***
USAID PRIORITAS WEST JAVA
Office:
Jl. Radjiman 6 Bandung
Contacts: Dindin, 08112213849
Meningkatkan Akses Pendidikan Dasar Berkualitas
KoordinasiKoordinasiKoordinasi
Erna Irnawati Provincial Coordinator (PC)
Rudi
Dindin
Seleksi Daerah Mitra PRIORITASSeleksi Daerah Mitra PRIORITASSeleksi Daerah Mitra PRIORITAS
Pak Wahyuddin
Zarkasyi (kiri), Kepala Disdik Jabar,
tengah memberikan pertimbangan pada tiga daerah yang
kemudian ditetapkan
menjadi mitra
PRIORITAS.
Stakeholder pendidikan Jabar (Dinas Pendidikan, Bapeda, Kemenag) tengah serius bersama tim USAID
PRIORITAS Jabar dalam pertemuan terakhir seleksi daerah mitra PRIORITAS.
Makin
Danang
Indra
Yeti
Chaerul
Iman
Eka
USAID PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students) adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID dan dirancang untuk meningkatkan akses
pendidikan dasar berkualitas. Program USAID PRIORITAS dirancang berdasarkan pengalaman dan pelajaran yang dipetik dari program USAID Decentralized Basic Education (DBE) yang telah dilaksanakan pada tahun 2005-2010. Di Jawa Barat, USAID
PRIORITAS akan meneruskan dukungan terbatas selama dua tahun awal terhadap kabupaten/kota mitra DBE yang menyatakan kesediaannya dan terpilih untuk menjadi mitra program. USAID PRIORITAS akan memberi dukungan secara
penuh kepada tiga kabupaten/kota baru yang akan dipilih bersama pemangku kepentingan pendidikan di Jabar.
Debi
Medy
Sari
Agus Asep