Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna...

12
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa sumber dana keuangan dan sumber daya manusia yang lebih rapih dalam suatu sistem yang otonom. Erna Irnawati juga merasa yakin bahwa, pada tingkat implementasi di lapangan, keberhasilan program USAID PRIORITAS tentu saja akan banyak ditentukan oleh tingkat komitmen daerah. Kesungguhan dan dukungan pemangku kepentingan, baik pada level provinsi maupun kab/kota, amat menentukan tingkat kebermanfaatan program ini. Untuk keperluan itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, akan secara resmi meluncurkan program USAID PRIORITAS di Jawa Barat pada awal November.*** PRIORITAS merupakan ke- pendekan dari Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Admi- nistrators, and Students (Mengutamakan Pembaha- ruan, Inovasi, dan Kesem- patan bagi Guru Tenaga Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bertujuan pokok untuk memperluas akses terhadap pendidikan dasar yang berkualitas. Tujuan di atas, jelas Erna lebih jauh, dicoba diwujudkan melalui tiga sasaran-antara sebagai berikut: pembelajaran yang semakin bagus di sekolah-sekolah binaan; manajemen pendidikan dan tata kelola yang meningkat lebih baik di sekolah binaan; koordinasi yang lebih baik antara pemerintah dan berbagai lembaga pendidikan, baik di tingkat provinsi, terutama di tingkat daerah kab/kota. Sasaran hasil tersebut didasarkan pada suatu hipotesis pembangunan bahwa akses luas terhadap pendidikan dasar yang berkualitas dapat dicapai dengan: 1. meningkatkan kualitas pengajaran dan pembe- lajaran; 2. meningkatkan manajemen pendidikan dan tata kelola di sekolah-sekolah binaan, sehingga sistem daerah otonom dapat mendukung pengajaran dan pembelajaran yang lebih bermakna; dan 3. memperkuat koordinasi antara seluruh tingkat pemerintahan dan lem- baga pendidikan guna meningkatkan komunikasi, perencanaan dan penentuan kebijakan berbasis informasi, umpan- balik, dan penggunaan Memperkenalkan Program Memperkenalkan Program Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat USAID PRIORITAS di Jawa Barat USAID PRIORITAS di Jawa Barat Salam PRIORITASkeun Merupakan suatu kebahagiaan bagi kami untuk tampil dengan edisi perdana newsletter PRIORITASkeun. Imbuhan keundi ujung nama newsletter ini kami maksudkan sebagai akronim dari kana edukasi urang nyaah (kita mencintai pendidikan). Kami berharap, melalui newsletter ini, masyarakat Jabar semakin nyaah (cinta) dan memiliki komitmen tinggi terhadap pendidikan. PRIORITASkeun merupakan media berbagi inovasi pendidi- kan di Jabar, sejak guru, siswa, tata usaha, pemerintah, hingga berbagai lembaga pendidikan. Edisi perdana ini memperkenal- kan proyek baru USAID PRIORI- TAS dan mengapresiasi good practices hasil proyek lama, DBE. Good practices DBE ini diharap- kan menjadi latar dan sumber belajar bagi PRIORITAS. Selamat Membaca! Gubernur Sambut Hangat USAID PRIORITAS 2 Jabar Percontohan EGRA 3 Asesmen Kebutuhan Daerah 5 Komitmen Daerah PRIORITAS 5 Pendidikan Seks (IPA) 6 TIK untuk Belajar Basa Sunda 8 Temukan di Dalam! Newsletter PRIORITASkeun diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Jawa Barat sebagai media komunikasi masyarakat pendidikan untuk mendorong pembaruan, menciptakan peluang kemajuan, dan membuka akses pendidikan dasar yang berkualitas. MEDIA KOMUNIKASI PENDIDIKAN DASAR DI JAWA BARAT EDISI NO. 1 OKTOBER 2012 PRIORITAS PRIORITAS PRIORITASkeun keun keun

Transcript of Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna...

Page 1: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan

Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

sumber dana keuangan dan

sumber daya manusia yang

lebih rapih dalam suatu

sistem yang otonom.

Erna Irnawati juga merasa yakin bahwa, pada tingkat implementasi di lapangan, keberhasilan program USAID PRIORITAS tentu saja akan banyak ditentukan oleh tingkat komitmen daerah. Kesungguhan dan dukungan pemangku kepentingan, baik pada level provinsi maupun

kab/kota, amat menentukan tingkat kebermanfaatan program ini.

Untuk keperluan itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, akan secara resmi meluncurkan program USAID PRIORITAS di Jawa Barat pada awal November.***

PRIORITAS merupakan ke-

pendekan dari Prioritizing

Reform, Innovation, and

Opportunities for Reaching

Indonesia’s Teachers, Admi-

nistrators, and Students

(Mengutamakan Pembaha-

ruan, Inovasi, dan Kesem-

patan bagi Guru Tenaga

Kependidikan dan Siswa).

Menurut Erna Irnawati,

Koordinator Provinsi Jabar,

USAID PRIORITAS bertujuan

pokok untuk memperluas

akses terhadap pendidikan

dasar yang berkualitas.

Tujuan di atas, jelas Erna

lebih jauh, dicoba diwujudkan

melalui tiga sasaran-antara

sebagai berikut:

pembelajaran yang semakin

bagus di sekolah-sekolah

binaan;

manajemen pendidikan dan

tata kelola yang meningkat

lebih baik di sekolah binaan;

koordinasi yang lebih baik

antara pemerintah dan

berbagai lembaga

pendidikan, baik di tingkat

provinsi, terutama di

tingkat daerah kab/kota.

Sasaran hasil tersebut

didasarkan pada suatu

hipotesis pembangunan bahwa

akses luas terhadap

pendidikan dasar yang

berkualitas dapat dicapai

dengan:

1. meningkatkan kualitas

pengajaran dan pembe-

lajaran;

2. meningkatkan manajemen

pendidikan dan tata kelola

di sekolah-sekolah binaan,

sehingga sistem daerah

otonom dapat mendukung

pengajaran dan

pembelajaran yang lebih

bermakna; dan

3. memperkuat koordinasi

antara seluruh tingkat

pemerintahan dan lem-

baga pendidikan guna

meningkatkan komunikasi,

perencanaan dan

penentuan kebijakan

berbasis informasi, umpan-

balik, dan penggunaan

Memperkenalkan ProgramMemperkenalkan ProgramMemperkenalkan Program

USAID PRIORITAS di Jawa BaratUSAID PRIORITAS di Jawa BaratUSAID PRIORITAS di Jawa Barat

Salam

PRIORITASkeun

Merupakan suatu kebahagiaan

bagi kami untuk tampil dengan

edisi perdana newsletter

PRIORITASkeun.

Imbuhan ’keun’ di ujung nama

newsletter ini kami maksudkan

sebagai akronim dari kana

edukasi urang nyaah (kita

mencintai pendidikan). Kami

berharap, melalui newsletter ini,

masyarakat Jabar semakin nyaah

(cinta) dan memiliki komitmen

tinggi terhadap pendidikan.

PRIORITASkeun merupakan

media berbagi inovasi pendidi-

kan di Jabar, sejak guru, siswa,

tata usaha, pemerintah, hingga

berbagai lembaga pendidikan.

Edisi perdana ini memperkenal-

kan proyek baru USAID PRIORI-

TAS dan mengapresiasi good

practices hasil proyek lama, DBE.

Good practices DBE ini diharap-

kan menjadi latar dan sumber

belajar bagi PRIORITAS.

Selamat Membaca!

Gubernur Sambut Hangat

USAID PRIORITAS

2

Jabar Percontohan EGRA 3

Asesmen Kebutuhan Daerah 5

Komitmen Daerah PRIORITAS 5

Pendidikan Seks (IPA) 6

TIK untuk Belajar Basa Sunda 8

Temukan di Dalam!

Newsletter PRIORITASkeun diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Jawa Barat sebagai media komunikasi masyarakat pendidikan

untuk mendorong pembaruan, menciptakan peluang kemajuan, dan membuka akses pendidikan dasar yang berkualitas.

M E D I A

K O M U N I K A S I P E N D I D I K A N

D A S A R

D I J A W A B A R A T

E D I S I N O . 1

O K T O B E R 2 0 1 2

PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun

Page 2: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

Bila tujuan pokok Program USAID PRIORITAS adalah

meningkatkan mutu pendidikan dasar pada tingkat pembelajaran dan tata-kelola, jelaslah program Usaid ini dapat memperkuat program pendidikan di Jawa Barat yang tengah berkoonsentrasi pada aksesibilitas.

Demikian dikatakan oleh Gubernur Ahmad Heryawan menanggapi rencana peluncuran Program USAID

PRIORITAS di Jawa Barat. Kang Aher, sapaan akrab Gubernur Jabar, kemudian menjelaskan bahwa pihaknya telah mencanangkan sejak empat tahun terakhir bahwa fokus pembangunan pendidikan di Jawa Barat adalah perihal aksesibilitas.

Gubernur meyakinkan bahwa pihaknya telah mencanangkan sejak empat

tahun terakhir bahwa fokus pembangunan pendidikan di Jawa Barat adalah perihal aksesibilitas. Kami memusatkan sepenuh perhatian dan

mengerahkan segenap kemam-puan untuk membuka akses

pendidikan lebar-lebar bagi semua lapisan masyarakat Jawa Barat, khususnya mereka yang berada pada usia sekolah. Dengan mengucurkan BOS, Gubernur berkomitmen kepa-da masyarakat Jabar untuk meningkatkan layanan pendidi-kan dasar yang berkualitas da-lam bingkai integritas (transparansi dan akuntabilitas).

Gubernur menegaskan

berulangkali relevansi erat antara program Usaid tersebut dengan program pendidikan Jawa Barat. Atas dasar itu, Kang Aher bukan saja menyambut gembira melainkan, lebih dari itu, ia menunjukkan komitmen tinggi dan dukungan antusias atas program USAID PRIORITAS di Jawa Barat.

Kang Aher berharap

program Usaid ini dapat berjalan secara in-line dengan program-program pendidikan unggulan yang sedang berjalan di Jawa Barat. Dengan

demikian, program Usaid ini akan berlangsung secara

seirama dan berjalin-kelindan dengan program Jawa Barat untuk kemudian menghasilkan dampak peningkatan mutu dan akses pendidikan yang lebih baik.

Gubernur juga menyatakan keinginannya agar program Usaid bisa dirasakan secara merata di seluruh Kab/Kota di Jawa Barat. Mengingat program USAID PRIORITAS

direncanakan hanya akan bekerja di tiga belas Kab/Kota di Jabar, Gubernur menyatakan komitmennya untuk mendiseminasikan program Usaid ini ke tiga belas Kabupaten/Kota lain di Jawa Barat.

Untuk mewujudkan komitmen ini, Gubernur akan bersinergi dengan DPRD untuk menyiapkan anggaran

khusus sebagai dana pendamping program USAID PRIORITAS di seluruh kabu-paten dan kota di wilayah Jawa Barat. ***

Matematika, (3) IPA, dan (4) Bahasa Indonesia.

Mendampingi LPMP dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar.

Mengembangkan ket-

erampilan kepala sekolah

sebagai pemimpin

(instructional leadership)

Komponen 2:

Mengembangkan program manajemen berbasis sekolah (manajemen sekolah, peran serta masyarakat, dan pembela-jaran).

Meningkatkan manajemen pendidikan di tingkat daerah yang bertujuan untuk perbaikan mutu

pendidikan.

Secara garis besar, kegiatan USAID PRIORITAS terpilah

ke dalam tiga komponen kegiatan.

Komponen 1:

Meningkatkan kapasitas 18 LPTK (LPTK/FKIP/UIN/IAIN di daerah mitra) untuk memberikan

pelatihan guru pra dan dalam jabatan.

Membantu diseminasi program DBE (tingkat daerah dan sekolah)

Bekerjasama dengan sejumlah sekolah terpilih untuk praktik mengajar

LPTK.

Menekankan Program Pelatihan Guru: (1) Baca-Tulis di Kelas Awal, (2)

Meningkatkan hubungan

antara sekolah, kabupaten/

kota, LPTK, dan lembaga

pelatihan lainnya

Komponen 3: Bekerjasama dengan

Kemdikbud, Kemenag, dan Dinas Pendidikan Propinsi dalam pengembangan kebijakan.

Memperkuat peran propinsi dalam koordinasi, perencanaan, dan dukungan terhadap kabupaten/kota, dan sekolah.

Mendorong keterlibatan

berbagai pemangku

kepentingan di tingkat

propinsi dan kabupaten/

kota

2

Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama

Tiga Komponen USAID PRIORITASTiga Komponen USAID PRIORITASTiga Komponen USAID PRIORITAS

PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun

“Kami

berkomitmen

kepada masyarakat

Jabar untuk

meningkatkan

layanan pendidikan

dasar yang

berkualitas dalam

bingkai integritas

(transparansi dan

akuntabilitas).”

Gubernur

USAID PRIORITAS di

Jawa Barat akan meli-

puti 13 daerah binaan

dengan 136 SD/MI dan

102 SMP/MTs

Gubernur Sambut Hangat USAID PRIORITASGubernur Sambut Hangat USAID PRIORITASGubernur Sambut Hangat USAID PRIORITAS

Pak Itoc Tochija (Wali Kota Cimahi), Pak Iim (Sekda Kota Bogor), Pak Tata

(Kepala Dinas Pendidikan Kota Ci-mahi), dan Bu Erna (Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat) sedang

berbincang dengan Pak Stuart Weston (Direktur USAID PRIORITAS) di de-pan stand pameran good practices Jawa

Barat menjelang upacara national launch di Jakarta.

Page 3: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

Kegiatan USAID PRIORITASKegiatan USAID PRIORITASKegiatan USAID PRIORITAS

USAID PRIORITAS akan

melaksanakan suatu program

kegiatan dalam bentuk

intervensi-intervensi terpadu.

Terpadu karena ia membidik

peningkatan manajemen

berbasis sekolah dan mutu

pembelajaran (melalui

pendekatan whole-school

approach) secara bersamaan.

Terpadu karena program ini

melibatkan pihak-pihak di

provinsi, daerah, dan

perguruan tinggi, bahkan

dikoordinasikan secara

nasional.

Semua pihak bahu-

membahu untuk memastikan

bahwa (1) semua sasaran

proyek tercapai secara

strategis, dan (2) pembelajaran

yang lebih baik terwujud

sebagai sasaran kunci setiap

praktik yang baik hasil

PRIORITAS.

Pada tingkat nasional,

PRIORITAS tetap memelihara

komunikasi dengan pihak

berwenang, guna memperkuat

hubungan vertical agar dapat

mencapai sasaran yang sama

dengan sasaran PRIORITAS.

Proyek ini juga memu-

satkan perhatian pada

peningkatan kapasitas dan

kualitas lembaga pendidikan

keguruan. Sejumlah kegiatan

dilakukan untuk membangun

kapasitas Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

dan Kementerian Agama pada

tingkat nasional, provinsi, dan

daerah. Bersama dengan

LPTK, mereka berkoordinasi,

merencanakan, dan melatih

para guru.

PRIORITAS mendukung

peningkatan mutu guru di

sekolah dasar dan sekolah

menengah pertama, terutama

pada mata pelajaran berikut:

membaca kelas awal (Early Grade

Reading), matematika, dan sains.

Metodologi dan pende-katan

belajar ‘terpusat-pada-siswa’ dan

inovatif dipromosikan dalam

sistem pelatihan guru.

Sementara itu, kesempatan

untuk melihat dan

mempraktikkan metodolgi

belajar disediakan, baik untuk

mahasiswa maupun guru, melalui

suatu jaringan sekolah

percontohan (good practices

schools), baik di daerah binaan

DBE maupun PRIORITAS.

Pendekatan ini dapat

mendorong ilkim saling-

belajar.***

Jabar Percontohan Early Grade MagazineJabar Percontohan Early Grade MagazineJabar Percontohan Early Grade Magazine hari pelatihan awal (Januari 2013), yang kemudian disusul

dengan 4 x 2 hari pertemuan tindak lanjut (Februari, Mei, September 2013 dan Januari 2014). Mereka akan dilatih oleh tim komunikasi provinsi dan nasional. Pelatihan akan difokuskan pada langkah dan cara mengembangkan majalah.

Tim redaksi tingkat sekolah ini akan tetap mendapat pendampingan, terutama menyangkut proses layout.

Tim ini juga didukung dengan seperangkat kamera sebagai perkakas liputan.

Majalah Kelas Awal yang dikelola oleh tim siswa dan guru ini diproyeksikan untuk memuat:

Cerita rakyat;

Permainan tradisional;

Lagu daerah;

Keagiatan sekolah (seperti proses belajar yang menyenangkan);

Feature/refleksi/deskripsi

alam;

Kartun/karikatur;

Bacaan terkait games;

Foto dan ilustrasi warna-warni;

Isu-isu cross-cutting: seperti hidup sehat, betah di

sekolah, keragaman;

Kontribusi dari siswa lain bahkan dari DC, staf provinsi/nasional;

Dll. Majalah karya siswa ini akan

dicetak sebanyak 500 eksemplar untuk di-share ke

sekolah mitra lain di Jabar. Ini diharapkan dapat memicu kreativitas siswa-siswa lain di sekolah mitra PRIORITAS.

Setelah dua tahun dibina, akan dilakukan evaluasi dampak secara khusus untuk program ini. Diharapkan pula majalah ini tetap berkesim-bungan. Salah satu caranya adalah membangun kemitraan penerbit-sekolah. Suatu

penerbit diharapkan dapat mendukung penuh penerbitan siswa ini.***

Salah satu cara USAID PRIORITAS mengembangkan

atmosfer membaca di kalangan siswa kelas awal adalah melalui Early Grade Magazine. Dua sekolah di dua Kabupaten mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat akan dipilih sebagai pilot project untuk bidang ini. Sekolah terpilih kelak akan menjadi benchmark bagi sekolah lain bahkan di provinsi lain.

USAID PRIORITAS Jabar akan melaksanakan semacam ‘audisi’ untuk memilih suatu kelompok terdiri atas 6-8 orang siswa dan 3 orang guru sebagai tim redaksi. Siswa diseleksi dari kelas 5 dan/atau 6 di sekolah mitra yang berpeluang menjadi sekolah good practice.

Kelompok yang telah terbentuk melalui saringan

‘audisi’ tersebut kemudian ditraining. Pelatihan tim redaksi ini berlangsung 1-2

Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama

3

No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012

“Dipadukan dengan wawasan kebangsaan dan kearifan lokal, pro-gram USAID PRIORITAS dapat mencetak guru

berkarakter.”

Ir. H. Itoc Tochija Wali Kota Cimahi

Dua sekolah di dua Kabupaten

mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat akan dipilih sebagai pilot project Early Grade Magazine.

Siswa dan guru SMPN 8 Kota Bogor berforo bersama Pak Muhammad Nuh

(Mendikbud) saat beliau mengunjungi stand pameran Jawa Barat pada peluncuran USAID PRIORITAS tingkat

nasional tanggal 3 Oktober 2012 di Jakarta.

Page 4: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

Salah satu tujuan penting

USAID PRIORITAS,

khususnya terkait dengan

sustainabilitas dan diseminasi,

adalah mengembangkan

kapasitas pemerintah dan

LPTK/PT berikut komitmen

mereka untuk diseminasi ke

depan. Untuk mewujudkan hal

ini, ada tiga kegiatan pokok

sepanjang tahun pertama.

Pertama, Rapat Koordinasi

Pemangku Kepentingan, baik

pada tingkat Kab/Kota mau-

pun pada tingkat provinsi.

Rapat-rapat awal dan rutin

dilaksanakan dengan daerah-

daerah untuk membahas dan

menyetujui rencana diseminasi

yang strategis, teratur, dan

sistematis. Hasilnya berupa

rencana daerah untuk mendu-

kung diseminasi dan sustai-

nabilitas dengan penyiapan

alokasi anggaran yang diper-

lukan.

Kedua, Kemitraan dengan

Pemerintah. Pemerintah

daerah, provinsi, dan nasional

akan ambil bagian dalam (1)

seleksi daerah, DC, dan

sekolah, (2) pelatihan

pengawas, kepsek, guru dan

DF, (3) pembinaan SDM

daerah, dan (4) monitoring

dan evaluasi.

Ketiga, Kemitraan deng-an

LPTK/LPMP/PT. Pihak LPTK/

LPMP/PT dilibatkan dalam kaji-

ulang modul-modul dan dalam

TOT. Sejumlah pertemuan

konsul-tasi dan lokakarya dise-

lenggarakan juga untuk LPTK/

LPMP/PT. Targetnya, agar

mereka mulai menyu-sun

rencana strategis dan mem-

bangun kapasitas agar lebih

proaktif sebagai service-provider

pelatihan guru, baik pada ting-

kat pre-service maupun in-

service.***

bagi para guru, kepala sekolah,

pengawas, dan segenap

staeckholder pendidikan di

daerah-daerah binaan USAID

PRIORITAS.

Atas dasar itu, USAID

PRIORITAS menjadikan

sekolah-sekolah layak-contoh

itu sebagai target kunjungan.

Sejalan dengan ‘kewajiban’

daerah binaan DBE untuk

mendiseminasikan program

DBE ke daerah-daerah lain,

USAID PRIORITAS

Daerah-daerah binaan DBE

memiliki sejumlah good prac-

tices, sejak proses pembela-

jaran, tata kelola sekolah, pen-

dampingan, kepengawasan,

dan manajemen pendidikan

secara umum. Semua praktik

yang baik ini tentu saja

merupakan sumber belajar

yang bagus bagi guru-guru lain

di sekolah-sekolah lain, dan

segenap insan pendidikan di

daerah-daerah lain. Ini juga

merupakan contoh praktikal

mendorong daerah-daerah

PRIORITAS, terutama daerah

cohort 1, untuk ‘belajar’ dari

berbagai praktik yang baik di

daerah-daerah DBE.

Praktik-praktik yang baik

DBE itu menjadi semacam

‘patok-duga’ bagi sekolah-

sekolah di daerah binaan

USAID PRIORITAS. Dengan

kata lain, program DBE bagai

suatu inspirasi dan gambaran

awal bagi segenap stackholder

di daerah PRIORITAS.***

Koordinasi Antarlembaga

Diseminasi di Daerah DBE

MBS, dan paket-paket DBE

lainnya. Dengan replikasi,

program pembinaan DBE itu

akan lebih merata ke sekolah-

sekolah non-mitra.

Untuk mendukung prog-

ram diseminasi ini, USAID

PRIORITAS menyediakan

sejumlah dana untuk

menyelenggarakan training of

trainers (TOT) sebagai

penyegaran program bagi para

District Facilitators (DF) dan

untuk membiayai para DF

dalam memfasilitasi berbagai

pelatihan. USAID PRIORITAS

tetap bertanggung jawab atas

penyediaan fasilitator pelatihan

dan sertifikat, untuk memasti-

kan bahwa program-program

pelatihan itu tetap sesuai

dengan standar acuan setiap

paket program.

Oleh sebab itu, setiap

daerah DBE diharapkan

berkomitmen untuk menyi-

apkan dana pendamping bagi

penyelenggaraan pelatihan.

Mereka perlu menganggarkan

sejumlah dana untuk konsumsi

dan transport peserta setiap

pelatihan.***

Daerah-daerah mitra DBE

tetap mendapat kesempatan

pembinaan USAID seiring

dengan program USAID

PRIORITAS. Mereka tetap

didampingi untuk terus

melakukan diseminasi program

program peningkatan mutu, ke

berbagai kecamatan dan

sekolah di daerahnya, yang

sejauh ini belum mendapat-

kan manfaat program DBE.

Selama dua tahun ke

depan, daerah-daerah DBE

itu akan didorong untuk

melakukan replikasi BTL,

4

Daerah DBE sebagai Sumber BelajarDaerah DBE sebagai Sumber BelajarDaerah DBE sebagai Sumber Belajar

PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun

Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama

“Sebagai

sebuah ban-

tuan, Program USAID

PRIORITAS

itu seyogianya

diperuntukkan bagi daerah-

daerah ‘mustahik’ yang

membutuhkan bantuan.”

Dr. Wahyuddin Zarkasyi

Kepala Disdik

Jabar

“Kami akan

segera diseminasi program

PRIORITAS untuk

menjangkau

lebih banyak madrasah.

MI/MTs mitra wajib

menularkan PRIORITAS

secara sistematis ke

madrasah non mitra.”

Drs. H. Saeroji, MM. Kepala

Kemenag

Jabar

Page 5: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

Telaah kebutuhan provinsi

dilakukan dalam dua bentuk:

Focused Group Discussion

(FGD) dan wawancara. FGD

melibatkan para pejabat Dinas

Prendidikan Provinsi Jabar

yang menangani pendidikan

dasar dan peningkatan mutu

tenaga pendidik. Sementara

itu, wawancara dilakukan

terhadap para pejabat di

Kanwil Kemenag, Bapeda, dan

Dewan Pendidikan Jabar.

Sesuai dengan peran

provinsi pada tingkat

koordinasi, kebutuhan

mendasar stakeholder provinsi

Jabar adalah peningkatan

kapasitas koordinasi. “Pada

masa DBE, dukungan provinsi

cenderung kurang maksimal

karena hambatan komunikasi,”

ujar Pak Yesa Sarwedi HS,

Kabid Dikdas Dinas

Pendidikan Provinsi Jawaa

Barat. “Saat itu, DBE lebih

banyak berkoordinasi langsung

dengan daerah kab/kota,”

jelasnya.

Pak Yesa kemudian

berharap, dalam kerangka

USAID PRIORITAS ke depan,

pihak Dinas Jabar ingin terlibat

lebih aktif dalam implementasi

program. Ini terutama dalam

rangka koordinasi, baik pada

tingkat stakeholder provinsi

maupun koordinasi daerah.

Forum FGD juga

menegaskan nilai signifikansi

program USAID PRIORITAS

bagi pembangunan pendidikan

Jabar. Masih menurut Pak

Yesa, saat pemerintah Jabar

masih fokus pada upaya

memperluas akses pendidikan

melalui program BOS,

Program USAID PRIORITAS

yang menutamakan

peningkatan mutu guru

menjadi suatu program yang

amat dibutuhkan.

Terkait peningkatan mutu

guru, Bu Mimin, sebagai Kepala

Seksie Penyelenggara

Pelatihan, menaruh harapan

besar pada program

PRIORITAS. Pelibatan LPTK

juga dipandang sebagai sebuah

sisi positif program

PRIORITAS. Kalangan

stakeholder provinsi Jabar

merasa perlu meningkatkan

soliditas dan sinergitas agar

lebih padu bahu-membahu

mengembangkan

pendidikan.***

Asesmen Kebutuhan Daerah

5

No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012

Good Practice DBEGood Practice DBEGood Practice DBE

Berita UtamaBerita UtamaBerita Utama

dengan Program USAID PRIORITAS, ia menegaskan

komitmennya itu kepada Koordinator Provinsi, Erna Irnawati, dan tim USAID PRIORITAS Jawa Barat.

Pak Abu Bakar juga meminta kepastian dan jaminan bahwa program ini sesuai dengan “blue print” pendidikan nasional maupun daerah. Ia berharap pembangunan pendidikan menjadi sejalan seirama

dengan arah pembangunan secara umum.

Bupati juga menyadari

jumlah sekolah yang dibantu

USAID sangat jauh

dibandingkan dengan jumlah

sekolah yang berada di

Bandung Barat. Maka, ia

meminta jajarannya, terutama

Program USAID PRIORITAS pasti sangat bermanfaat dan

dapat berjalan seiring dengan program-program pendidikan di Bandung Barat. Maka, “saya melihat ini sebagai hal yang positif dan harus kita dukung dengan penuh komitmen.”

Demikian pernyataan komitmen yang diungkapkan oleh H. Abu Bakar, Bupati Bandung Barat. Terkesan

Bapeda dan Dinas Pendidikan

untuk mengkaji dan menyiasati

supaya tidak terjadi

kecemburuan. “Saya ingin

mutu pendidikan itu merata

dan tidak ada ketimpangan

mutu antarsekolah,” jelasnya.

Meski Bupati tidak secara

langsung menyebut

‘diseminasi,’ sesungguhnya apa

yang ia instruksikan kepada

Bapeda dan Dinas itu tiada lain

adalah upaya replikasi dan

diseminasi Program USAID

PRIORITAS ke sekolah-

sekolah non mitra. Hal ini

sejalan dengan tekad Hj.

Agustina, Kepala Dinas

Pendidikan, untuk

memeratakan dampak

PRIORITAS di Bandung

Barat.***

Komitmen Daerah PRIORITAS

Pak Tahyadi (Sekda Ciamis), Pak Yusuf

Umar (Kepala Kemenag Ciamis), dan Erna Irnawati (PC USAID PRIORITAS

Jabar) tengah membahas pola kemitraan USAID PRIORITAS dengan

Kabupaten Ciamis.

PC USAID PRIORITAS JABAR tengah

berdiiskusi dengan walikota Cimahi

UPI dan UIN Bandung

menunjukkan komitmen tinggi

untuk bermitra dengan USAID

PRIORITAS sebagai Teacher

Training Institution(TTI).

Page 6: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

IPA, khususnya materi sistem

reproduksi manusia.

Kurikulum di Indonesia yang

bersifat spiral memungkinkan

materi yang dipelajari di Sekolah

Dasar diulas secara lebih

mendalam di tingkat Sekolah

Menengah Pertama dan Atas

sehingga pembelajaran materi

sistem reproduksi manusia

berjalan berkesinambungan.

Kesempatan melaksanakan

pembelajaran sistem reproduksi

manusia saya manfaatkan

semaksimal mungkin untuk

memenuhi rasa ingin tahu siswa

terhadap seks secara terarah

dan terbimbing. Terlebih lagi

dengan pembelajaran kooperatif

saya berharap siswa dapat

menggali dan menguasai konsep

lebih mendalam.

Pembelajaran dengan SK

Memahami berbagai sistem

dalam kehidupan manusia

dan KD Mendeskripsikan

sistem reproduksi dan

penyakit yang berhubungan

dengan sistem reproduksi

pada manusia kali ini

bertujuan:

1. Siswa dapat menyebutkan

bagian-bagian organ

reproduksi pria dan wanita;

2. Siswa dapat mejelaskan

fungsi bagian-bagian organ

penyusun reproduksi pria

dan wanita;

3. Siswa dapat menjelaskan

proses fertilisasi;

4. Siswa dapat menjelaskan

proses menstruasi;

5. Siswa dapat menjelaskan 5

penyakit yang berhubungan

dengan sistem reproduksi

manusia;

6. Siswa dapat menjelaskan

usaha menjaga organ

reproduksi.

Pembelajaran saya bagi

untuk dua kali pertemuan. Pada

pertemuan pertama saya

memberikan LK yang terdiri

dari gambar organ reproduksi

pria dan wanita, siswa diminta

Maraknya pelecehan

seksual bahkan

pemerkosaan

dengan pelaku

remaja akibat

penyebaran video

porno yang sudah

tidak terkendali tak

ayal lagi sangat

memprihatinkan

sehingga sejumlah

pihak menyarankan

diberikannya pendidikan seks di

sekolah.

Menteri Pendidikan

Nasional Mohammad Nuh

kepada Antara menyatakan

ketidaksetujuannya dengan

keinginan pihak-pihak tersebut.

Dalam pandangannya,

pendidikan seks tidak perlu

menjadi salah satu kurikulum di

sekolah karena seks bisa

tumbuh dan muncul secara

alamiah tanpa harus diajarkan.

Mungkin pandangan beliau

dapat menimbulkan pro dan

kontra. Namun, tidak dapat

dipungkiri masih banyak orang

menganggap tabu membicarakan

seks. Akibatnya, seorang anak,

terlebih lagi remaja, yang rasa

ingin-tahunya terhadap seks

sangat besar, berinisiatif mencari

sendiri melalui berbagai sumber

informasi.

Tak heran jika di Indonesia

kata seks menjadi kata yang

paling banyak dicari

melalui mesin

pencari informasi,

Google. Tetapi

karena proses

pencarian itu tanpa

disertai bimbingan

tak jarang mereka

keliru dalam

memenuhi rasa ingin tahunya.

Saya sepakat jika pemerintah

tidak perlu memunculkan

kurikulum baru untuk merespon

permintaan dari berbagai

kalangan yang menghendaki

diberikannya pendidikan seks di

sekolah karena sebenarnya

pendidikan seks dapat

disampaikan dalam pembelajaran

menyebutkan bagian-bagian yang

ditunjuk dan menjelaskan

fungsinya. Kelihatannya

sederhana tetapi ketika

pembelajaran berlangsung cukup

banyak siswa yang kesulitan

menyebutkan bagian-bagian

gambar. Mungkin karena gambar

yang tersedia di buku-buku

berbeda sudut pengambilannya

jadi kelihatannya seperti tidak

ada kaitannya dengan gambar

yang saya berikan. Tapi di sinilah

saya berharap siswa tidak

terfokus hanya pada satu sudut

penggambaran organ

reproduksi. Mau dilihat dari kiri,

kanan, depan, belakang, atas,

bawah, organnya tetap itu-itu

juga. Alhamdulillah harapan saya

terpenuhi, saat siswa dapat

menjelaskan bagian-bagian yang

identik antara organ reproduksi

pria dan wanita, hal itu berarti

mereka memahami apa yang

sedang dipelajari.

Pada pertemuan kedua sejak

awal saya yakin siswa akan lebih

mudah mengikuti skenario yang

saya buat. LK berisi dua gambar

uterus dengan kondisi berbeda

mampu membuat siswa berpikir

keras untuk membandingkan.

Saya pun tercengang-cengang,

ternyata pengetahuan mereka

tentang reproduksi melebihi

dari apa yang saya duga. Inikah

salah satu peran teknologi

sehingga mampu mengantarkan

siswa-siswa ke gerbang

kedewasaan sebelum waktunya?

Tugas saya sangat

berat, saya harus memberi

pemahaman yang layak tanpa

menggurui tetapi menganggap

mereka sebagai teman diskusi.

Hal yang paling saya tekankan di

akhir pembelajaran, “Jauhi obat

-obat terlarang yang dapat

menuntun kalian kepada seks

bebas dan pertebal keimanan

masing-masing agar selalu

dilindungi-Nya dari perbuatan

yang menyesatkan.”

6

PRIORITASkeunPRIORITASkeunPRIORITASkeun

Pendidikan Seks Pendidikan Seks Pendidikan Seks melalui Pembelajaran Kooperatifmelalui Pembelajaran Kooperatifmelalui Pembelajaran Kooperatif

Atit Djuwita, SMPN 4 Tarogong Kidul Garut

PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun

Good PracticeGood PracticeGood Practice

Page 7: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I

Sekolah : SMPN 4 Tarogong Kidul

Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IX / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

B. Kompetensi Dasar

1.2 Mendeskripsikan sistem reproduksi dan penyakit yang

berhubungan dengan sistem reproduksi pada manusia

C. Indikator

1. Menyebutkan macam organ penyusun sistem reproduksi pada manusia

2. Mendeskripsikan fungsi sistem reproduksi

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian organ reproduksi pria dan wanita dengan teliti

2. Siswa dapat mejelaskan dengan logis fungsi bagian-bagian organ penyusun reproduksi pria dan wanita.

E. Materi Pembelajaran

Sistem Reproduksi Manusia

F. Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif

2. Metode : Diskusi

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pendahuluan

Siswa berdoa sebelum belajar;

Guru mengaitkan hubungan materi sebelumnya, dengan materi yang akan dibahas sekarang;

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

EKSPLORASI

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi tentang organ-organ reproduksi manusia;

Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok;

Guru membagikan lembar kerja.

ELABORASI

Diberikan gambar organ reproduksi pria dan wanita, siswa diminta menyebutkan nama bagian-bagiannya dengan teliti;

Dari gambar organ reproduksi yang diberikan siswa menjelaskan secara logis fungsi bagian-bagian yang ditunjuk;

Siswa secara individu menuliskan hasil diskusinya dalam buku masing-masing dengan penuh tanggung jawab;

Siswa secara berkelompok menyalin hasil kerjanya dalam kertas folio berwarna dengan penuh tanggung jawab;

Setiap kelompok melakukan karya kunjung dengan penuh tanggung jawab. Hasil kerja kelompok 1 diperiksa oleh kelompok 2, kelompok 2 oleh kelompok 3, dst.

KONFIRMASI

Guru memberi penguatan. Penutup Guru membimbing siswa menarik kesimpulan;

Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang nilainya paling baik;

Guru memberi tugas rumah agar siswa mencari informasi organ reproduksi manusia yang lebih lengkap dari perpustakaan atau internet.

H. Sumber Belajar Buku Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar untuk SMP/MTs. Kelas IX Pusat Perbukuan Depdiknas, 2008;Hal. 15

I. Alat dan Bahan Lembar Kerja / Lembar Tugas

J. Penilaian

Teknik : Penilaian Kinerja Bentuk : Rubrik

Good Practice DBEGood Practice DBEGood Practice DBE

7

No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012

Good Practice DBEGood Practice DBEGood Practice DBE

Good PracticeGood PracticeGood Practice

Lembar Kerja 1

SISTEM REPRODUKSI I

Beri nama bagian yang ditunjuk. Bandingkan kedua gambar tersebut dan tunjukkan bagian-bagian yang identik antarorgan reproduksi pria dan wanita!

2. Jelaskan fungsi bagian-bagian yang ditunjuk tersebut!

Lembar Kerja 2

SISTEM REPRODUKSI II

Bandingkan kedua gambar berikut ini!

2. Jelaskan lima penyakit yang berhubungan sistem reproduksi manusia!

3. Bagaimana usaha kalian dalam menjaga organ reproduksi?

Salinlah pekerjaan kelompokmu ke dalam kertas folio berwarna!

Nilai Akhir: Jumlah Skor x 5

3

No Kriteria Tingkat Kualitas

Skor 3 2 1

1 Menyebutkan

nama bagian-

bagian organ

reproduksi

pria dan

wanita

Nama bagian

organ

reproduksi pria

dan wanita

seluruhnya

benar

5 – 12 nama

bagian organ

reproduksi

pria dan wanita

yang benar

Kurang dari 5

nama bagian

organ

reproduksi pria

dan wanita yang

benar

2 Menjelaskan

fungsi bagian-

bagian organ

reproduksi

pria dan

wanita

Fungsi bagian

organ

reproduksi pria

dan wanita

seluruhnya

benar

5 – 12 fungsi

bagian organ

reproduksi

pria dan wanita

yang benar

Kurang dari 5

fungsi bagian

organ

reproduksi pria

dan wanita yang

benar

RUBRIK PENILAIAN KOGNITIF

Page 8: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

Komputer

merupakan salah satu alat dalam

teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) yang mempunyai

banyak kelebihan termasuk bila

dimanfaatkan dalam

pembelajaran. Pemanfaatan

komputer dalam pembelajaran

memungkinkan siswa melakukan

interaksi langsung dengan sumber

informasi, mengolah hasil belajar,

bahkan mengkreasikan hasil

belajar agar lebih menarik.

Selama ini pemanfaatan fasilitas

komputer di sekolah cenderung

hanya untuk mata pelajaran TIK.

Pemanfaatan komputer oleh

siswa dalam mata pelajaran lain

masih jarang dilakukan. Mungkin

hal tersebut disebabkan oleh

terbatasnya jumlah komputer

yang dimiliki sekolah dan/atau

terbatasnya kemampuan guru

mata pelajaran dalam

menggunakan komputer serta

mengintegrasikan

penggunaannya dalam kegiatan

mata pelajaran.

Padahal, pemanfaatan

komputer dalam mata pelajaran

akan menghasilkan dampak

pengiring penting (nurturant

effect), yaitu dikuasainya

sejumlah kemampuan

menggunakan TIK. Kemampuan

ini merupakan prasyarat bagi

setiap orang untuk bisa hidup

secara berdaya dalam abad

informasi ini.

Namun guru hendaknya

berhati-hati untuk tidak

membuat pembelajaran yang

menggunakan komputer

menjadi berpusat pada guru lagi,

misal dengan terlalu seringnya

power point dan LCD digunakan

oleh guru untuk menjelaskan

konsep. Bila hal tersebut kerap

terjadi, maka proses belajar

mengajar akan tampak modern

karena menggunakan sarana

teknologi informasi, tetapi

sebenarnya pengajaran tersebut

sangat konvensional karena guru

hanya mengandalkan ceramah

(melalui power point dan LCD)

dan kegiatan siswa lebih banyak

mendengarkan saja.

Oleh karena itu

memanfaatkan komputer dalam

pembelajaran mata pelajaran

selain TIK, akan meningkatkan

kreativitas tidak hanya untuk

guru melainkan untuk siswa.

Kreativitas guru sangat

menentukan dalam

memanfaatkan komputer

sebagai media pembelajaran.

Yang paling penting adalah

bahwa penggunaan komputer

dilakukan sebesar-besarnya oleh

siswa untuk belajar, bukan

hanya oleh guru untuk

membantunya dalam

berceramah.

Untuk tetap menempatkan

siswa sebagai pelaku utama

dalam pembelajaran, dalam hal

ini guru mata pelajaran dan guru

TIK secara bersama-sama

mengkaji dan merancang

pembelajaran beberapa mata

pelajaran dengan memanfaatkan

komputer.

Contoh pemanfaatan

komputer oleh siswa dalam

pembelajaran:

membuat naskah draft dan

laporan percobaan;

mengarang cerita dalam

Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, atau Bhs. Sunda;

membuat power point hasil

diskusi;

memberikan ilustrasi pada

karangan;

membuat iklan yang disertai

dengan gambarnya dalam

Bahasa Indonesia, Bahasa

Inggris, atau Bhs. Sunda;

mencari sumber informasi

dari Internet, mengevaluasi,

mengolah dan

mempublikasikan;

mencari berita (straight news)

atau ulasan suatu isu;

membuat blog dan

menuliskan pendapat privacy

tentang berbagai isu;

memanfaatkan facebook untuk

berinteraksi antar reman,

mempraktikan penggunaan

bahasa formal dan informal;

berkirim surat secara

elektronik ( e-mail) pada guru,

untuk praktik surat resmi;

memanfaatkan facebook

untuk berinteraksi dengan

kawan pena internasional/

national menggunakan Bahasa

Inggris sederhana;

membuat teka-teki

matematika atau soal

bercerita dan diupload untuk

mengajak menjawabnya.

Komputer juga

memungkinkan kerja kreatif

tersebut dilakukan dengan lebih

cepat (efisien) dibandingkan

kalau hal tersebut dilakukan

tanpa menggunakan komputer.

jika guru juga memanfaatkan

internet, maka siswa bisa

memanfaatkan komputer

sebagai sarana mendapatkan

informasi dan berinteraksi

dengan orang lain untuk hal-hal

yang bermanfaat.

Walaupun terfokus pada

pemanfaatan komputer, namun

pemanfaatan media

pembelajaran, lembar kerja, dan

rubrik penilaian juga menjadi

bagian penting yang perlu

dikembangkan guru.

Hindari media pembelajaran

yang mahal dan yang sulit

ditemukan di lingkungan sekitar

sekolah. Media pembelajaran

yang terjangkau sangat

disarankan. Pendekatan ini ter-

bukti kondusif untuk proses

pembelajaran kontekstual, yang

bukan saja murah dan praktis

tapi juga relevan secara konteks.

Berikut adalah contoh

pengembangan langkah-langkah

pembelajaran Bahasa Sunda yang

memanfaatkan komputer.

Belajar Bahasa Sunda Melibatkan TIK

Istikomah Salamah

MTs Al-Ahliyyah, Cikampek, Karawang

8

PRIORITASkeunPRIORITASkeunPRIORITASkeun

PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun

Good PracticeGood PracticeGood Practice

Sebagai Fasda Bahasa Inggris,

Bu Istikomah Salamah juga

mendapat tugas mengajar Bahasa

Daerah di madrasahnya. Menarik, ia

juga menerapkan strategi belajar a la

DBE untuk pembelajaran Bahasa

Sunda. Maka, ini merupakan sebuah

praktik Bu Isti yang baik untuk ditiru.

Lembar Refleksi Siswa:

1. Apa yang Anda rasakan?

2. Apa yang Anda pelajari?

3. Apa saran (pesan dan kesan)

Anda?

Page 9: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

Membuat Teks Paguneman

melalui Program Word,

Belajar Lebih Efektif dan

Menyenangkan

Proses belajar diawali dengan

penayangan video clip Cleopatra

Stratan plesetan versi sunda.

Para siswa MTsS Al-Ahliyah saat

itu sedang memulai mengikuti

proses pembelajaran Bahasa

Sunda. Meski saat itu sudah

siang sekali, para siswa tidak

tampak kegerahan, karena

mereka berada diruang LAB

ICT yang sangat nyaman, yang

kebetulan sedang KBM Basa

Sunda kolaborasi dengan TIK.

Mereka tampak ceria menikmati

proses belajar secara rileks.

Setelah dalam waktu tujuh

menit mereka menyaksikan

tayangan video clip tersebut,

lalu mereka mencoba untuk

menceritakan kembali informasi

yang metreka temukan dari

tayangan video tersebut, dengan

memperhatikan pula lirik lagu

yang mereka dengar.

Di situlah mereka sudah

mulai melakukan obrolan/

dialog/paguneman dari apa yang

mereka dengar dan lihat. Lalu

ada dua orang siswa yang berani

maju ke depan untuk

menceritakan kembali atau

membicarakan info tersebut di

depan teman-temannya di kelas.

Proses belajar menjadi lebih

seru dengan STIMULAN yang

mearangsang siswa untuk

berpikir tingkat tinggi, dan

memicu siswa untuk

menemukan konsep dengan

gagasan bahasa sendiri.

Selanjutnya mereka mulai

mengerjakan LK yang dibagikan

oleh guru. LK tersebut juga

ditayangkan di powerpoint.

Mengenai langkah-langkah

pembelajaran Bahasa Sunda

tersebut, lihat box di bawah.

Good Practice DBEGood Practice DBEGood Practice DBE

9

No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012

Good PracticeGood PracticeGood Practice

Modus Belajar Dukungan TIK

Mendengarkan

Presentasi,video/audio conference

Membaca Browsing Internet, buku on-

line,perpustakaan digital

Memperhatikan Presentasi, menonton film

Mencari Saran Mailing list,e- mail, chatting,video/

audio conference, on- line mentor-

ing

Menyimak Diskusi on-line

Menerima kritik Diskusi on- line, video/ audio con-

ference, mailing list, on- line men-

toring

Memodelkan Simulasi, game on- line,kegiatan role

playing on- line

Eksplorasi Eksperimen virtual, simulasi

Mendiskusikan ide Mailing list, video conference, chat-

ting, diskusi on- line

Mempraktekan Eksperimen virtual,test on-

line,game pembelajaran, editing

Meneliti Tutorial on- line,perpustakaan digi-

tal

No Program

Langkah – langkah Pembelajaran Word Excel Powerpoint Internet

1 Siswa mengamati tayangan video clip √

2 Siswa secara berpasangan menceritakan

kembali apa yang ditemukan dalam

tayangan video tersebu t,dengan

memperhatikan lyric lagu yang didengar.

3 Siswa diberikan lembar kerja tentang

"nyieun teks paguneman anu jejer pasualanana milih Tina 3 wacana dina tilu

gambar kotak warna ( 1.beureum ; Cikaracak

ninggang batu, 2.biru ; budak telenges,3. hejo ;Maen bal ) anu dtampilkeun di power

point".

4 Siswa berdiskusi secara berpasangan untuk

mengerjakan Lembar Kerja (Pancen) √

5 Siswa membuat teks paguneman dengan

menulisnya secara berpasangan. √ √

6 Siswa mencari informasi contoh

paguneman Sunda dari Internet sebagai bahan perbandingan.

7 Siswa saling mereview hasil/menyunting

karya siswa melalui komputer yang

dikerjakan secara berpasangan.

8 Siswa mempresentasikan hasil diskusi

berdasarkan hasil suntingan tersebut √ √

9 Siswa melakukan refleksi dan karya siswa

sementara disimpan Di komputer/flash

disk, dan hasil karya siswa bisa di print dan

diportopoliokan.

LAMBAR PANCEN BASA SUNDA

KD. 7.2.6 Paguneman jeung batur sakelas

1. Tingali jeung titenan tayangan video Cleopatra Stratan plesetan

versi sunda!

2. Caritakeun naon eusina/pasualan anu aya dina tayangan tadi,

pagunemkeun jeung batur sakelas pasangan!

3. Jieun teks paguneman jeung batur sabangku anu jeujeur

pasualanana tiasa milih tina 3 wacana anu aya dina gambar pasagi

opat:

a. Gambar Pasagi Beuruem (CIKARACAK NINGGANG BATU);

b. Gambar Pasagi Hejo (MAEN BAL);

c. Gambar Pasagi Bulao (BUDAK TELENGES)

MAEN BAL CIKARACAK

NINGGANG BATU BUDAK TELENGES

Page 10: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

untuk mengaplikasikan semua

program, yang bertujuan

mengubah pola konvensional

menjadi pola yang sudah

diujicobakan dalam program

pelatihan, semisal dalam

pengubahan pola tempat duduk

yang tak lagi monoton melain-

kan lebih fleksibel dan memberi

kebebasan bergerak dan

berinterasi secara luas kepada

siswa ketika melakukan proses

pembelajaran, tak semua guru

dapat memahami secara penuh

karena sebagian besar dari

mereka belum tersentuh

program pelatihan serupa dan

masih menerapkan pola lama.

Memang tidak semua pola

lama kurang efektif. Pola lama

memiliki plus

minus. Ko-

laborasi dan

adaptasi dengan

program baru

harus

dilakukan. Ini

bisa dilakukan

dengan uji coba

dan ber-sharing

dengan teman

sejawat.

Kami me-

manfaatkan

waktu luang dari

kelebihan pelaksanaan kegiatan

intrakurikuler yang hanya 36

jam perminggu. Pada akhir

pekan, kami mengaktifkan

kegiatan MGMP Sekolah semua

Mapel secara intensif, santai dan

dalam suasana kekeluargaan.

Para guru berkelompok sesuai

dengan rumpun mata pelajaran,

Saat program DBE-3

diluncurkan, program-program

pelatihan pembelajaran serupa

secara bersamaan dilaksanakan

pula seperti program Bermutu,

Lesson study, Sampoerna

Fundation dan sebagainya.

Terkadang proses

pembelajaran sedikit terganggu

ketika guru yang bertugas

berbarengan berangkat ke

lokasi pelatihan. Siswa hanya

diberi penugasan dan kegiatan

pembelajaran tidak berstruktur

dalam suasana yang kurang

kondusif. Tidak efektif memang,

akan tetapi itulah sebuah

konsekuensi yang harus diambil.

Di antara solusinya, sekolah

membuat kebijakan untuk

melakukan proses penggantian

kegiatan pembelajaran. Wak-

tunya disesuaikan dengan waktu

luang guru dan siswa.

Sepulang dari kegiatan

pelatihan para guru

mendapatkan “model” dan

“program” yang sangat

bervariasi dari berbagai

narasumber dengan tujuan yang

sama: membelajarkan dan

mencerdaskan siswa secara

cepat dan berkesinambungan,

dengan pola yang sama pula

yaitu guru hanyalah sebagai

fasilitator yang menjembatani

siswa untuk berani melakukan

proses pembelajaran secara

mandiri dalam proses

pembelajaran yang kooperatif

guna menumbuhkembangkan

kemampuan life skills siswa

secara alami dan berkelanjutan.

Di saat semua bersemangat

yang salah satu gurunya telah

mendapat pelatihan.

Perencanaan dan simulasi

dilakukan secara perlahan-lahan.

Setiap guru kemudian diberi

kesempatan untuk melihat

langsung aplikasi di lapangan

dengan menuliskan berbagai

masukan mulai dari kekurangan,

kelebihan dan tambahan

kegiatan yang harus dilakukan.

Dengan kegiatan ini guru

tidak merasa canggung atau risih

ketika dalam melakukan

tugasnya “diperhatikan” oleh

teman sejawat yang ingin

menimba ilmu darinya. Guru

yang belum mendapatkan

pelatihan tidak berpikiran bahwa

metode pembelajaran yang biasa

dilakukan

hanya untuk mapel

tertentu dan tidak bersifat

universal. Tentu hal ini keliru

dan perlu diluruskan sehingga

kreativitas guru dapat lebih

dipacu untuk menemukan

bentuk baru yang khas guna

keberhasilan proses

pembelajaran.

MGMP Sekolah dengan

menggunakan konsep Mapel

serumpun ternyata dapat

lebih efektif karena guru

ber-sharing secara aktif

tanpa canggung dan

berpraktek/bersimulasi

langsung setelah konsep

dasarnya dikuasai.

Semua sumberdaya sekolah

dapat diberdayakan secara

optimal dan dapat

menghemat dana dan

10

PRIORITASkeunPRIORITASkeunPRIORITASkeun

Pemberdayaan MGMP SekolahPemberdayaan MGMP SekolahPemberdayaan MGMP Sekolah

Mulyana Surya Atmaja SMPN 2 Rawamerta, Karawang

PRIORITASPRIORITASPRIORITASkeunkeunkeun

Good Practice Good Practice Good Practice

Dengan kegiatan ini guru tidak

merasa canggung atau risih ketika

dalam melakukan tugasnya

“diperhatikan”

oleh teman sejawat yang ingin

menimba ilmu darinya.

Page 11: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

waktu sekolah secara signifikan.

Maka, tersedia dana untuk

kegiatan kesejahteraan lainnya

yang lebih perlu dan mendesak.

MGMP Sekolah ini mampu

juga menumbuhkan kegiatan

komuniti belajar yang baik di

kalangan guru. Jika suatu waktu

diperlukan tim teaching yang

handal, boleh jadi kegiatan

pembelajarannya dapat saling

melengkapi dan memperkaya

sehingga wawasan anak belajar

menjadi lebih komprehensif dan

luas karena melibatkan semua

unsur.

Kegiatan refleksi yang

berfokus menentukan apa yang

kurang atau apa yang salah

merupakan sarana ilmiah untuk

saling mengkritisi guna

mendapatkan hasil terbaik dan

optimal. Di sini tidak ada yang

tersinggung atau tersakiti. Mere-

ka merasa sedang terlibat dalam

suatu forum komunikasi ilmiah

yang harmonis dengan

mengetengahkan berbagai

argumen penting yang menjadi

landasan berdasarkan teori –

teori ilmiah yang dapat

dipertanggungjawabkan secara

keilmuan.

Kegiatan observasi langsung

praktek guru model dari

berbagai hasil pelatihan

memberikan nuasa berfikir yang

lebih luas, bahwa banyak cara

yang dapat ditempuh guru untuk

memacu dan memicu sekaligus

mengeksplorasi kemampuan

siswa secara maksimal dengan

tidak “merepotkan” guru yang

bertugas menjadi nara sumber

utama. Kegiatan yang berorien-

tasi teacher-centered dibatasi

seminimal mungkin untuk

memberikan kesempatan

kepada siswa mengeksplorasi

dirinya. Banyak bahan ajar yang

dapat digunakan siswa lebih

murah secara ekonomi

(misalnya dengan memanfaatkan

barang bekas) akan tetapi sangat

bermakna dan berharga dalam

peningkatan pengalaman belajar.

Dengan banyak mencoba

dan menelaah siswa diberi

pengalaman belajar yang kaya.

Pada akhirnya, cara ini

diharapkan memberikan

pengalaman yang membekas

guna pemahaman suatu konsep

penting secara holistik yang akan

menjadi bahan utama untuk

mengembangkan dirinya untuk

mampu belajar mandiri guna

pengembangan dirinya sesuai

dengan minat dan bakatnya.

Kami berusaha untuk legowo

dengan kekurangan kami dan

tidak underestimate (menganggap

siswa kurang mampu). Kami

berupaya memberikan

pengalaman belajar yang

sesungguhnya. Tak selamanya

guru memberikan “masukan”

langsung seperti “menyuapi”

siswa dengan jawaban tertentu

dalam proses pemecahan

masalah. Kami merasa sekadar

memfasilitasi siswa untuk

menemukan sendiri pemahaman

konsepnya secara benar dan

menyenangkan, sehingga

penguasaan konsepnya akan

lebih baik dan bermakna.

Kegiatan MGMP kami juga

menegaskan bahwa pengalaman

siswa mengemukakan pendapat

dan berbagi secara langsung

dengan temannya melalui

kegiatan diskusi terbimbing,

dapat mengasah kemampuan

siswa dalam hal kecakapan sosial

seperti menghargai pendapat

orang lain, santun dalam

berucap dan bertindak. Ini juga

memugkinkan siswa mampu

berkolaborasi memecahkan

masalah secara lebih baik.

Tiga konsep utama yang

digarisbawahi dalam kegiatan

MGMP ini adalah penataan

perabotan kelas, pemajangan

hasil karya siswa dan variasi

lingkungan belajar. Guru

dituntut melakukan persiapan

dengan matang dan

mempertimbangkan banyak hal

tentang sarana pendukung yang

dapat digunakan agar proses

pembelaran melibatkan siswa

secara fisik dan emosional dalam

arti berkonsentrasi penuh.

Ini memang terasa agak

merepotkan pada awalnya. Na-

mun, ‘keringat’ akan terbayar

dengan kualitas proses

pembelajaran yang mampu

menghantarkan pada konsep

pemahaman siswa secara

menyeluruh dan bermakna.

Siswa merasa senang dan rasa

ingin tahunya akan terbina

dengan baik sehingga mereka

terpacu untuk mencari sumber

belajar lain dalam rangka

peningkatan kemampuan dirinya

untuk menguasai bidang yang

sedang dipelajarinya.

Kemandirian siswa yang

dibangun dan dibina melalui

proses pembelajaran kooperatif

turut pula membantu me-

ringankan tugas sehari-hari guru.

Ketergantungan murid terhadap

guru dapat berangsur berku-

rang, karena siswa lebih suka

dan asyik berbagi dengan teman-

temannya melalui berbagai

sumber belajar yang tersedia di

sekelilingnya. Kemandirian

tersebut dapat dilihat dari ke-

mampuan siswa belajar secara

optimal walaupun gurunya

seorang tuna netra.

Akan tetapi yang lebih

penting juga adalah kemampuan

kita selaku praktisi pendidikan

untuk melakukan perubahan

untuk mempersembahkan yang

terbaik dan tidak cepat puas

dengan yang

telah didapat.

Sebagaimana

diajarkan DBE,

kemampuan

professional ini

kami kem-

bangkan di

dapur MGMP

Sekolah.***

Good Practice DBEGood Practice DBEGood Practice DBE

11

No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012No. 1, Oktober 2012

Good PracticeGood PracticeGood Practice

KEMANDIRIAN

SISWA YANG

DIBANGUN DAN

DIBINA MELALUI

PROSES

PEMBELAJARAN

KOOPERATIF

TURUT PULA

MEMBANTU

MERINGANKAN

TUGAS SEHARI-

HARI GURU.

Page 12: Memperkenalkan Program USAID PRIORITAS di Jawa Barat€¦ · Kependidikan dan Siswa). Menurut Erna Irnawati, Koordinator Provinsi Jabar, USAID PRIORITAS bermakna; danbertujuan pokok

menentukan empat dae-rah

potensial untuk cohort satu.

Stakeholder pendidikan

provinsi Jabar (Dinas

Pendidikan, Kemenag, Bapeda)

lantas melakukan rapat

gabungan untuk memberikan

pertimbangan. Tim USAID

PRIORITAS memaparkan hasil

penjajagan lapangan dan

penilaian komitmen daerah ke

forum rapat. Setiap

stackholder memberikan

pertimbangan terhadap hasil

seleksi tim PRIORITAS.

Forum rapat stackholder

provinsi ini kemudian tiba

pada kesepakatan untuk

menetapkan tiga daerah calon

mitra USAID PRIORITAS:

Ciamis, Bandung Barat, dan

Kab. Bandung Barat.

Ketiga daerah tersebut

kemudian dikirim surat

penawaran untuk menjadi

mitra PRIORITAS. Penetapan

Tim USAID PRIORITAS telah

menempuh serangkaian

langkah dalam rangka seleksi

daerah. Ini diawali dengan

pemetaan masalah pendidikan

di 26 kab/kota se-Jabar. Tim

menyusun matrik pendidikan

dengan memperhatikan rata-

rata lama sekolah (IPM bidang

Pendidikan), tingkat

kemiskinan, dan tingkat

intervensi donor di masing-

masing daerah. Langkah ini

telah berhasil memilah 16

daerah yang termasuk dalam

longlist.

Tim lalu menciutkan dae-

rah longlisted itu menjadi 8

daerah shortlisted. Dalam hal

ini, tim menggunakan sejumlah

kriteria, termasuk kriteria

trackrecord komitmen daerah.

Tim juga melakukan konsultasi

khusus dengan Pak Wahyudin

Zarkasyi (Kepala Dinas

Pendidikan Provinsi Jabar)

untuk memberikan

pertimbangan atas daerah

shortlisted tersebut.

Tim kemudian melakukan

kunjungan ke delapan daerah

shortlisted untuk penjajagan

menjadi mitra PRIORITAS

cohort 1. Berdasarkan hasil

penjajagan lapangan, tim lantas

tiga daerah tersebut sebagai

mitra tentu saja sangat

bergantung kepada respons

masing-masing daerah. Pada

prinsipnya, respons daerah itu

tentu saja mencerminkan

komitmen daerah terhadap

program PRIORITAS.

Komitmen daerah itu

mewujud dalam bentuk

dukungan penuh pada

program-program

PRIORITAS. Pada dua tahun

pertama, dukungan itu

terutama dalam bentuk SDM,

sejak pejabat, pengawas,

kepsek, hingga guru. Pada tiga

tahun terakhir, dukungan itu

lebih pada upaya diseminasi,

dengan dana pendamping yang

dibutuhkannya.

Bila rencana tidak

mengalami perubahan, tahun

depan, tim akan kembali

menyeleksi empat daerah

mitra PRIORITAS.***

USAID PRIORITAS WEST JAVA

Office:

Jl. Radjiman 6 Bandung

Contacts: Dindin, 08112213849

[email protected]

Meningkatkan Akses Pendidikan Dasar Berkualitas

KoordinasiKoordinasiKoordinasi

Erna Irnawati Provincial Coordinator (PC)

Rudi

Dindin

Seleksi Daerah Mitra PRIORITASSeleksi Daerah Mitra PRIORITASSeleksi Daerah Mitra PRIORITAS

Pak Wahyuddin

Zarkasyi (kiri), Kepala Disdik Jabar,

tengah memberikan pertimbangan pada tiga daerah yang

kemudian ditetapkan

menjadi mitra

PRIORITAS.

Stakeholder pendidikan Jabar (Dinas Pendidikan, Bapeda, Kemenag) tengah serius bersama tim USAID

PRIORITAS Jabar dalam pertemuan terakhir seleksi daerah mitra PRIORITAS.

Makin

Danang

Indra

Yeti

Chaerul

Iman

Eka

USAID PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students) adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID dan dirancang untuk meningkatkan akses

pendidikan dasar berkualitas. Program USAID PRIORITAS dirancang berdasarkan pengalaman dan pelajaran yang dipetik dari program USAID Decentralized Basic Education (DBE) yang telah dilaksanakan pada tahun 2005-2010. Di Jawa Barat, USAID

PRIORITAS akan meneruskan dukungan terbatas selama dua tahun awal terhadap kabupaten/kota mitra DBE yang menyatakan kesediaannya dan terpilih untuk menjadi mitra program. USAID PRIORITAS akan memberi dukungan secara

penuh kepada tiga kabupaten/kota baru yang akan dipilih bersama pemangku kepentingan pendidikan di Jabar.

Debi

Medy

Sari

Agus Asep