Update modul praktikum MPS

42
Kegiatan 1 a . Mengevaluasi Konsistensi Penulisan dari suatu skripsi. Penelitian merupakan suatu proses yang panjang. Berawal dari minat peneliti untuk mengetahui fenomena tertentu baik itu fenomena sosial ataupun masalah sosial yang ada. Proses tersebut pada akhirnya melahirkan gagasan dan teori baru yang merupakan suatu proses yang terus menerus. Untuk itu berbagai tahap harus ditempuh dan dilaksanakan dengan kritis, cermat dan sistematis agar tercapai hasil penelitian yang memenuhi kaidah-kaidah ilmiah. Kategori penelitian dapat dibedakan menurut pendekatan, kebutuhan atau tujuan (purpose) dan menurut observasi atau metode pengamatan (Tabel 1). Tabel 1. Kategori Penelitian menurut pendekatan, purpose dan observasi Pendekatan (Approach) Kebutuhan/Tujuan (Purpose) Metode Pengamatan (Observation) Qualitative (Kualitatif) Explaration (Eksplorasi) Experiment Quantitative (Kuantitatif) Description (Deskripsi) Survey Explanatory (Eksplanatori) Field Research Unobtrusive Research Evaluation Research Sumber: diolah (Babbie, 1992; Emory, 1991; Maylor & Blackmon, 2005; serta Tull, 1993) Pada kegiatan manajemen dan bisnis, metode penelitian yang seringkali digunakan adalah: survei dan eksperimen (pendekatan kualitatif); namun terdapat juga penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penelitian analisis data sekunder merupakan bagian dari survei. Metode survei dapat digunakan untuk mencapai penelitian deskripsi dan eksplanatori. Grounded Research, Field Research (Participant Observation) dan Unobtrusive Research tergolong pada

Transcript of Update modul praktikum MPS

Page 1: Update modul praktikum MPS

Kegiatan 1a. Mengevaluasi Konsistensi Penulisan dari suatu skripsi.

Penelitian merupakan suatu proses yang panjang. Berawal dari minat peneliti

untuk mengetahui fenomena tertentu baik itu fenomena sosial ataupun masalah sosial

yang ada. Proses tersebut pada akhirnya melahirkan gagasan dan teori baru yang

merupakan suatu proses yang terus menerus. Untuk itu berbagai tahap harus

ditempuh dan dilaksanakan dengan kritis, cermat dan sistematis agar tercapai hasil

penelitian yang memenuhi kaidah-kaidah ilmiah.

Kategori penelitian dapat dibedakan menurut pendekatan, kebutuhan atau tujuan

(purpose) dan menurut observasi atau metode pengamatan (Tabel 1).

Tabel 1. Kategori Penelitian menurut pendekatan, purpose dan observasi

Pendekatan(Approach)

Kebutuhan/Tujuan(Purpose)

Metode Pengamatan(Observation)

Qualitative (Kualitatif) Explaration (Eksplorasi) ExperimentQuantitative (Kuantitatif) Description (Deskripsi) Survey

Explanatory (Eksplanatori) Field ResearchUnobtrusive ResearchEvaluation Research

Sumber: diolah (Babbie, 1992; Emory, 1991; Maylor & Blackmon, 2005; serta Tull, 1993)

Pada kegiatan manajemen dan bisnis, metode penelitian yang seringkali

digunakan adalah: survei dan eksperimen (pendekatan kualitatif); namun terdapat juga

penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penelitian analisis data sekunder merupakan

bagian dari survei. Metode survei dapat digunakan untuk mencapai penelitian deskripsi

dan eksplanatori. Grounded Research, Field Research (Participant Observation) dan

Unobtrusive Research tergolong pada kategori penelitian kualitatif. Evaluation

Research untuk mengevaluasi dampak pelaksanaan program (intervensi sosial).

Karakteristik penelitian menurut kebutuhan atau tujuannya disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik Penelitian menurut Kebutuhannya

Exploratory Deskriptif Explanatory-Terbiasa dengan fakta utama, seting dan konsentrasi kajian

-Membuat gambaran kondisi mental secara umum

-Merumuskan dan memperhatikan pertanyaan untuk penelitian berikutnya

-Menghasilkan ide baru, dugaan atau hipotesis

-Menentukan kemungkinan hasil penelitian

-Mengembangkan teknik pengukuran dan alokasi data berikutnya

- Memberikan detail, penggambaran dengan tingkat keakuratan yang tinggi

- Menempatkan data baru yang berbeda dg data sebelumnya

- Membuat kategori tertentu atau mengklasifikasi tipe

- Mengklasifikasi urutan langkah

- Mendokumentasikan proses penyebab atau mekanismenya

- Melaporkan latar belakang atau konteks dari situasi

- Menguji teori secara prinsip

- Mengelaborasi dan memperbanyak penjelasan teori

- Mengembangkan sebuah teori untuk isu / topik baru

- Mendukung atau menyangkal sebuah penjelasan atau prediksi

- Menghubungkan isu/topik dengan prinsip umum

- Menentukan penjelasan yang terbaik

Sumber: Neuman (2000)

Page 2: Update modul praktikum MPS

Secara garis besar, terdapat 4 (empat) tahapan dalam kegiatan penelitian; yaitu

penetapan: (1) topik penelitian, (2) rancangan (design) penelitian, (3) pelaksanaan

(do) penelitian, dan (4) gambaran hasil penelitian. Sistematika keseluruhan tahapan

suatu penelitian kualitatif dan kuantitatif disajikan pada Gambar 1. Pada pendekatan

kuantitatif, keempat tahapan tersebut secara rinci disajikan pada Gambar 2. Dari

skema tesebut dapat diketahui kedudukan/posisi dari literature review.

Gambar 1a. Skema proses penelitan pendekatan kualitatif (Maylor and Blackmon, 2005)

Dengan memperhatikan kotak define your research, terdapat sedikit perbedaan

tahapan dalam menyusun permasalahan peneliti antara pendekatan kuantitatif dan

kualitatif. Untuk penelitian kualitatif, perumusan masalah, penyusunan kerangka

konseptual, maupun pembuatan preposisi tidak harus salah satu muncul mendahului

Define yourresearch topic

Define yourresearch question

Collect Data

Literatur review

Interpret Data

Answered questions or out of time

Revise your conceptual framework

Analyse Data

Design your project report

Report your findings

Literaturreview

Des

ign

yo

ur

rese

rach

Do

Yo

ur

Res

earc

h

Des

cri

be

you

r re

sera

ch

Def

ine

yo

ur

rese

rach

Page 3: Update modul praktikum MPS

yang lainnya. Mekanismenya lebih bersifat interaktif. Saling menajamkan dan

menyempurnakan rumusan. Peneliti umumnya sepakat, bahwa kerja penelitian

bermula dari masalah yang hendak dipecahkan. Masalah tersebut memiliki rentangan

dari yang samar sampai pada proposisi yang merupakan kesimpulan sementara.

masalah yang disusun, bukan dari deduksi suatu perilaku sosial yang diverifikasi dari

dunia nyata, atas dasar asumsi a priori. Pada penelitian pendekatan kualitatif, tahapan

Design your research, do your research, dan describe your research tampak secara

simultan atau berimpitan. Sedangkan pada pendekatan kuantitatif, keempat blok

tampak berurutan (Gambar 1b).

Des

crib

e yo

ur

rese

rac

h

Define yourresearch topic

Identify aConceptual

frameworkLiteraturreview

Define yourresearch question

Literaturreview

Def

ine

you

r re

sera

ch

Design yourcollection data

Design yourProject reportPilot analysis

Design yourdata analysis

Des

ign

yo

ur

rese

rac

h

collect yourdata

Revise yourconceptual frameworkPilot analysisAnalysis your

data

Do

yo

ur

rese

rac

h

Interpret yourresult

Report yourfindings

Page 4: Update modul praktikum MPS

Gambar 1b. Skema proses penelitan pendekatan kuantitatif(Maylor and Blackmon, 2005)

Page 5: Update modul praktikum MPS

Gambar 2. Struktur Pengkajian Ilmiah (Suria Sumantri, 1990)

Penyusunan kerangka berpikir

Metodologi Penelitian

KESIMPULAN

PENGUJIAN HIPOTESIS

HIPOTESIS

MASALAH

HASIL PENELITIANVariabel yg ditelitiTeknik analisisKesimpulan analisis dataPenafsiran kesimpulan analisis dataKesimpulan pengujian hipotesis

METODOLOGI PENELITIANTujuan penelitian (secara

operasional)Tempat/waktu penelitianMetode penelitianTeknik pengambilan contohTeknik pengumpulan dataTeknik analisis data

PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS & PENGAJUAN HIPOTESISPengkajian teori yg dipergunakanPembahasan penelitian yg relevanPenyusunan kerangka berpikir

dalam pengajuan hipotesis ( dgn menyatakan postulat,asumsi dan prinsip sekiranya ada)

Perumusan hipotesis

PENGAJUAN MASALAH :Latar belakang masalahIdentifikasi masalahPembatasan masalahPerumusan masalahTujuan penelitianKegunaan penelitian

RINGKASAN & KESIMPULANDeskripsi singkat mengenai

masalah hipotesis, metodologi, dan hasil penelitian

Kesimpulan penelitian yg merupakan sistesis dari seluruh aspek tsb diatas

Pembahasan hasil penelitian dengan membandingkan terhadap penelitian lain dan pengetahuan ilmiah yg relevan

Pengkajian implikasi penelitianPengajuan saran

Page 6: Update modul praktikum MPS

Pelaksanaan: Skripsi yang akan dievaluasi disiapkan oleh Tim Pengampu Praktikum

. Tugas I. Mengevaluasi Permasalahan Skripsi

Instruksi: Dengan menggunakan Skripsi yang telah dipersiapkan oleh Tim, jawablah

beberapa pertanyaan di bawah ini:

1. Bagaimanakah struktur penyajiannya? Apakah sudah mendeskripsikan secara runtut dari kondisi dan situasi secara umum hingga batasan masalah? Apabila sudah runtut, tunjukan pernyataannnya? Apabila belum runtut bagaimana sebaiknya?

2. Berdasarkan 5 (lima) ciri perumusan permasalahan yang baik, apakah kesimpulan Saudara tentang perumusan masalah yang disusun dari suatu skripsi tersebut? Jelaskan alasan Saudara !!!

3. Apakah tujuan penelitian sudah konsisten dengan perumusan masalah? Apakah tujuan penelitian bisa diukur? Bagaimana sebaiknya? (Saudara harus mampu memperbaiki formulasi tujuan penelitian).

4. Kategorikan Skripsi yang Saudara evaluasi menurut pendekatan, purpose dan metode observasi!

Catatan:Penyelesaian Tugas I (nomor 1 hingga 4) dikumpulkan pada akhir kegiatan praktikum.

Page 7: Update modul praktikum MPS

Kegiatan 1b : Mengevaluasi dan Menyusun Permasalahan Skripsi

Dalam pengajuan masalah penelitan terdiri atas penyusunan latar belakang,

perumusan masalah, serta tujuan dan kegunaan penelitian. Beberapa hal yang harus

terdapat dalam penyusunan latar belakang adalah: (1) aktualisasi dan relevansi

penelitian, serta (2) sasaran yang akan dikaji. Aktualisasi dan relevansi penelitian

dapat dikaitkan dengan paradigma pembangunan dan arah kebijakan berbagai sektor

perekonomian. Aktualisasi dan relevansi penelitian merupakan argumentasi mengapa

pentingnya penelitian dilakukan. Visual struktur penyajiannya dari latar belakang

seperti bentuk segitiga terbalik dan terdiri dari 4 (empat) bagian. Bagian awal

menjelaskan secara umum kondisi dan situasi yang terkait dengan topik penelitian.

Deskripsi tersebut sebaiknya dilengkapi dengan dukungan data atau referensi yang

melandasi deskripsi proses timbulnya fenomena yang menarik untuk dikaji. Pada

bagian kedua, mendeskripsikan justifikasi kebenaran kondisi dan situasi tertentu yang

dapat memberikan dukungan urgensi topik penelitian. Dengan kata lain pada bagian ini

menjelaskan alasan atau rasionalisasi mengapa perlunya penelitian dilakukan. Bagian

ketiga adalah deskripsi identifikasi, menjelaskan sub-sub masalah yang spesifik

(khusus). Pada bagian terakhir, yaitu batasan masalah penelitian, mendeskripsikan

arah dan harapan dari pelaksanaan penelitian.

Perumusan masalah diawali dengan identifikasi masalah yang dapat diperoleh

dengan membandingkan antara fakta dan teori atau harapan-harapan yang akan

datang maupun antara fakta dengan kondisi yang seharusnya (normative), sehingga

terjadi disparitas (gap) yang dapat dikembangkan sebagai obyek penelitian. Identifikasi

permasalahan dapat digali dari literature review, expert, professional conference.

Pembatasan masalah diperlukan bila peneliti hanya memfokuskan pada obyek tertentu

yang sangat menarik dan penting untuk dikaji (lihat Gambar 1a dan 1b).

Rumusan permasalahan penelitian dinyatakan dalam pernyataan kalimat positif

yang mengemukakan keberadaan disparitas (gap) antara fenomena yang ada dengan

kondisi normatif atau teoritis. Perumusan permasalahan pada penelitian explanatory

dicirikan dengan: (1) mempertanyakan hubungan 2 (dua) atau lebih variabel serta

menjelaskan fokus permasalahan, (2) dirumuskan secara spesifik dan jelas, (3) dapat

diuji secara empiris, dan (4) berorientasi pada teori tertentu.

Sementara itu dalam rangka menyusun perumusan masalah, Maylor and

Blackmon (2005) merangkai beberapa komponen yang terkait sebagaimana yang

disajikan pada Gambar 3. Dari skema tersebut terdapat beberapa komponen; yaitu

suatu fenomena (phenomenon), isu (issue), permasalahan (problem), pertanyaan

penelitian/kajian (question to study), tema atau topik umum (general theme), dan

Page 8: Update modul praktikum MPS

Your interests

Theories,Models,Concepts

Your studies

Real-world problem

kumpulan teori (body theory). Pertanyaan penelitian lebih bersifat mempunyai fungsi

menjembatani antara perumusan permasalahan penelitian yang bersifat abstrak dan

tujuan penelitian yang lebih bersifat konkrit.

Filters

Potensial ideas Potensial topics

Gambar 3. Beberapa komponen yang terkait dalam penyusunan permasalahan penelitian

Sementara itu, dalam menyusun tujuan penelitian didasarkan pada pertanyaan

penelitian (research question) yang bertumpu pada perumusan masalah, sehingga

tujuan penelitian merupakan formulasi konkrit dari permasalahan. Oleh karena itu,

tujuan penelitian harus bisa diukur. Adapun kegunaan penelitian merupakan manfaat

yang bisa didapatkan dari penelitian untuk peneliti, pengguna (stakeholder) baik yang

bersifat praktis, kebijakan maupun metodologi.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam penyusunan latar belakang adalah

mendeskripsikan rasionalitas mengapa penelitian/kajian penting dan menarik untuk

dilakukan. Disamping itu dinyatakan secara eksplisit atau tersirat sasaran yang akan

dicapai. Sedangkan dalam penyusunan permasalahan penelitian adalah menjelaskan

rasionalitas memunculkan permasalahan penelitian.

Tugas II. Menyusun latar belakang, permasalahan dan tujuan penelitian skripsi.

a. Susunlah outline dan pointers dari latar belakang hingga tujuan penelitian sesuai dengan judul rencana skripsi Saudara!

b. Tetapkan matakuliah dan teori yang relevan dengan rencana topik penelitian Saudara!

c. Buatlah draft latar belakang, permasalahan dan tujuan penelitian.

Catatan: Penyelesaian Tugas II dikumpulkan maksimum hari Senin jam 14.00.

Research Topic

Practical problem

Theoritical problem

Research problem

Research questions

Page 9: Update modul praktikum MPS

Kegiatan 2a: Mengevaluasi Kerangka Teoritis dari Suatu Skripsi

Kerangka teoritis adalah kumpulan premis ilmiah dari teori yang relevan,

representatif dan mutakhir yang dipilih secara selektif untuk membangun kerangka

pemecahan masalah penelitian.

Kerangka pemikiran adalah pengembangan alur berpikir secara sistematis dan

analitik dari argumentasi untuk memberi penjelasan sementara tentang pemecahan

permasalahan pemilihan . Alur berpikir yang sistematis dicirikan adanya perumusan

pikiran-pikiran dasar dalam bentuk postulat, asumsi dan prinsip. Adapun tahapan

kegiatan dalam penyusunan kerangka teoritis adalah:

1. Mengidentifikasi teori-teori ilmiah yang akan dipergunakan dalam analisis.

2. Mengulas penelitian lain yang relevan.

3. Menyusun kerangka berpikir dalam pemecahan penelitian dan pengajuan hipotesis

dengan mempergunakan proposisi sebagaimana yang dihasilkan dari butir (1) dan

(2) dengan menyatakan secara tersurat tentang asumsi dan prinsip yang

dipergunakan.

4. Perumusan hipotesis

Fungsi dan perbedaan dari kerangka pemikiran dan hipotesis dapat dipakai

sebagai dasar untuk mengevaluasi keberadaan keduanya pada suatu skripsi.

Kerangka pemikiran dan hipotesis mempunyai fungsi yang sama, yaitu:

1. Sebagai argumentasi dukungan dasar teoritis dalam pengkajian masalah

penelitian.

2. Sebagai landasan teoritis yang memandu kearah persiapan operasionalisasi

penelitian dalam rangka mengungkap data empiris.

Adapun perbedaan dari keduanya adalah dalam hal perumusannya. Perumusan

kerangka pemikiran dalam bentuk esei yang bersifat eksplanatori atau penjelasan.

Hipotesis disajikan dalam bentuk perumusan eksplisit dan sederhana yang bersifat

pernyataan (deklaratif) tentang apa yang diantisipasi sebagai jawaban sementara

terhadap masalah penelitian.

Tugas I : Mengevaluasi Kerangka Teoritis suatu Skripsi

Instruksi: Dengan menggunakan Skripsi yang sama pada kegiatan Praktikum ke-1, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini:

1. Apakah teori dasar yang digunakan (konsep dan variabel)? Apabila belum ada, teori apakah yang Saudara sarankan?

2. Penelitian yang relevan apa sajakah yang dipergunakan? Apabila tidak relevan, jelaskan saran Saudara!

Page 10: Update modul praktikum MPS

3. Adakah kerangka teoritis dalam bentuk eksplisit (skema) atau secara implisit? Apabila ada, bagaimanakah rumusannya (postulat, asumsi dan prinsip)? Jika tidak ada, bagaimana sebaiknya?

4. Apakah ada rumusan hipotesis secara eksplisit (tersurat) atau secara implisit (tersirat)?

Catatan:Penyelesaian Tugas I (nomor 1 hingga 4) dikumpulkan pada akhir kegiatan praktikum.

Kegiatan 2b: Menyusun Kerangka Teoritis dari Rencana Skripsi

Kegiatan menyusun kerangka teoritis ini merupakan kelanjutan dari penyusunan

permasalahan rencana penelitian skripsi sebagaimana yang telah dilakukan pada

kegiatan 1. Pada kerangka teoritis terdiri atas identifikasi teori yang dipergunakan

sebagai dasar pijakan untuk membuat narasi kerangka pemikiran. Alur logika yang

sistematis dan analitis yang disajikan dalam kerangka pemikiran lebih lanjut disajikan

dalam bentuk skema yang mampu menjawab permasalahan penelitian sebagaimana

yang telah disusun pada kegiatan 1; pemecahan tersebut bersifat sementara yang

akan dibuktikan secara empiris. Dengan demikian, alur skema harus konsisten dengan

permasalahan penelitian dan harus mampu menjadi dasar alur logika perumusan

hipotesis. Skema alur berfikir yang disajikan pada Gambar 4 di bawah ini adalah

contoh dari kajian yang mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian pola

konsumsi deversifikasi pangan rumahtangga (Angka Kecukupan Energi/AKE) dan Pola

Pangan Harapan/PPH).

Tugas II: setiap peserta praktikum diminta untuk:

1. Menginventarisasi dan mendeskripsikan berbagai teori yang mendukung, baik teori dasar maupun teori yang telah dikembangkan oleh para ahli dibidangnya.

2. Menyusun skema kerangka teoritis yang konsisten dengan permasalahan penelitian.

3. Mendeskripsikan pemecahan sementara dari permasalahan penelitian yang didasar-kan pada skema yang telah disusun.

4. Merumuskan hipotesis pokok dan hipotesis kerja, bisa dalam bentuk kalimat eksplisit atau secara tersirat.

Catatan: Penyelesaian Tugas II dikumpulkan maksimum hari Senin jam 14.00.

Page 11: Update modul praktikum MPS

Gambar 4. Skema penyusunan kerangka pemikiran pola konsumsi pangan (modifikasi dari Widadi, 2008)

Teori:A. Pengambilan keputusan konsumsi individu dari teori ekonomi mikro

B. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi pangan Sanjur (1982): food preference

Karakteristik IndividuKarakteristik Makanan Preferensi Perilaku konsumsi PanganKarakteristik Lingkungan

Koentjaraningrat (1984): food habit

Karakteristik IndividuLingkungan Sosial Ekonomi Perilaku Konsumsi PanganBudayaPerkembangan Teknologi

Penelitian Terhadulu:Pemanfaatan lahan pekarangan

…….

Kondisi Riil:

Program Pemerintah Dlm Penanggulangan Kemiskinan: Batuan Raskin

Pola Konsumsi Pangan RTG Pedesaan

Food Preference Food Habits

Pencapaian AKE & PPH

Karakteristik Eksternal RTGHarga BerasPemanfaatan Lahan Pekarangan u/ panganAkses informasiPenerimaan Bantuan Pemerintah RASKIN

Karakteristik Internal RTGTingkatan Usia Jenis pekerjaan Pendapatan per kapitaJumlah ARTG

Tk Pendidikan Ibu & KK

Page 12: Update modul praktikum MPS

Kegiatan 3: Melaksanakan Identifikasi Konsep dan Operasionalisasi Konsep

Setelah aspek kajian dideskripsikan dalam latar belakang dan kronologis

perumusan hipotesis telah dituangkan dalam kerangka teoritis, tahap selanjutnya

adalah mengembang-kan prosedur penelitian yang menghasilkan pengamatan empiris

yang mewakili suatu konsep (yang masih abstrak). Menurut Babbie (1992) dan Baker

(1988), tahapan prosedur untuk mencapai tujuan penelitian sebagaimana yang

disajikan dalam gambar 5 berikut:

Gambar 5. Prosedur penjabaran konsep menjadi variabel yang siap diaplikasikan untuk menggali data

Adapun contoh implementasi prosedur penjabaran konsep menjadi variable

hingga pengukurannya disajikan pada Tabel 3.

Tugas: setiap peserta praktikum diminta untuk:

1. Menetapkan aspek yang akan diteliti sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada praktikum kegiatan 1.

2. Mengidentifikasi konsep-konsep yang melekat pada teori yang telah diinventarisasi pada praktikum kegiatan 2.

3. Mengiventarisasi variabel dan indikator yang sesuai dan membuat difinisi dan pengukuran variabel. Untuk lebih jelasnya diberikan contoh penjabaran seperti yang terdapat pada tabel 2.

Catatan: Penyelesaian nomor 1 dan 2 dikumpulkan pada awal kegiatan praktikum ke-3; penyelesaian nomor 3 dikumpulkan maksimum hari Senin jam 14.00

Conceptualization

Nominal Definition

Operational Definition

Measurements in the real world

Page 13: Update modul praktikum MPS

Tabel 3. Contoh prosedur penjabaran konsep menjadi variabel yang siap diaplikasikan untuk menggali data

Konsep Variabel Indikator Difinisi Pengukuran Kondisi Petani

Karakteristik Petani

Karakteristik demografi Merupakan karakteristik responden menurut jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan

o Umur adalah usia responden yg dihitung dengan satuan tahun pada hari ulang tahun terakhir.

o Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah ditekuni oleh responden.

Status sosial Adalah kedudukan responden dalam struktur pemerintahan desa atau organisasi kelembagaan sosial yang lain

o Status sosial responden adalah posisi responden dalam struktur pemerintahan desa atau organisasi kelompok pengajian atau organisasi kelompok tani selama satu tahun terakhir.

Status ekonomi Ialah jumlah pemilikan lahan pertanian, jumlah ternak, sarana transportasi

o Status ekonomi didekati dengan luas penguasaan lahan pertanian dan jumlah ternak dan atau sarana transportasi selama satu tahun terakhir.

Tingkat pendapatan Merupakan pendapatan yang berasal dari semua anggota rumahtangga yang berasal dari berbagai sumber.

o Tingkat pendapatan rumahtangga ialah jumlah penghasilan yang diperoleh semua anggota rumahtangga dari berbagai sumber pendapatan (on-farm, off-farm & non-farm) dalam satuan rupiah selama satu bulan.

Pengalaman berusahatani Adalah lamanya responden berusahatani komoditas komersial selain melon

o Pengalaman didekati dengan jumlah tahun dalam berusahatani tanaman hortikultura (sayur maupun buah).

Adopsi Tingkat Adopsi budidaya melon

Penerapan pengolahan lahan ialah kesesuaian pengolahan tanah dengan bajak (traktor) maupun cangkul selama persiapan lahan maupun perawatan tanaman yang dilakukan oleh petani relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

o Frekuensi pengolahan tanah dengan bajak (traktor) selama proses persiapan lahan relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan.

o Frekuwensi pengolahan tanah dengan cangkul selama proses persiapan lahan relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

o Frekuwensi pengolahan tanah dengan cangkul selama proses perawatan tanaman relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

Page 14: Update modul praktikum MPS

Tabel 3 (lanjutan)

Konsep Variabel Indikator Difinisi Pengukuran Adopsi (lanjutan)

Penerapan pembuatan gulutan & saluran pembuangan air

adalah ukuran dan arah guludan serta jumlah saluran pembuangan air yang diterapkan oleh petani pada hamparan lahan melon relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

o Kesesuaian ukuran (lebar, panjang & lebar) gulutan dengan syarat tumbuh tanaman melon relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

o Kesesuaian jumlah saluran pembuangan air per hektar dengan syarat tumbuh tanaman melon relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

Tingkat Adopsi budidaya melon

Penerapan penggunaan benih

merupakan jenis varietas dan jumlah penggunaan benih yang diaplikasikan oleh petani, serta keberadaan sertifikasi benih melon relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

o Kesesuaian jenis dan jumlah benih yang ditanam pd musim tanam terakhir relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

o Benih yang ditanam pd musim tanam terakhir bersertifikat atau tidak

Penerapan penggunaan pupuk

adalah jenis & kuantitas pupuk yang digunakan serta waktu & frekwensi pemberian (aplikasi) pupuk relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

o Kesesuaian jenis, kuantitas & frekuensi pupuk yang diaplikasikan pd musim tanam terakhir relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

Penerapan perawatan tanaman

adalah cara penyiangan gulma, penjarangan buah, pengamatan & pemberantasan hama-penyakit relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

o Kesesuaian cara penyiangan gulma, penjarangan buah serta pemberantasan hama-penyakit yang diaplikasikan pd musim tanam terakhir relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

Penerapan pengelolaan panen & pasca panen

ialah cara pemungutan hasil dan penanganan setelah pelaksanaan panen relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

o Kesesuaian cara pemungutan hasil & penanganan stlh panen pd musim tanam terakhir relatif dibandingkan dengan yang direkomendasikan

Intensitas Komunikasi Pertanian

Tingkat Intensitas Komunikasi interpersonal

Frekwensi komunikasi interpersonal secara lokalit

ialah kekerapan responden bertemu sesama warga desa yang mengelelo usahatani melon, serta

kekerapan mengikuti pertemuan kelompok di dalam desa.

o Jumlah berkunjung atau dikunjungi ke/oleh sesama warga desa untuk saling bertukar informasi tentang budidaya melon selama satu semester.

o Jumlah mengikuti pertemuan kelompok tani di dalam desa selama satu semester.

Frekwensi adalah kekerapan responden dalam menerima o Jumlah berkunjung ke instansi pemerintah atau petugas

Page 15: Update modul praktikum MPS

komunikasi interpersonal secara kosmopolit

informasi dari petugas tingkat kecamatan atau di atasnya dan mencari informasi forum pertemuan kelompok di luar desanya.

untuk mendapatkan informasi tentang budidaya melon selama selama satu semester.

o Jumlah dikunjungi petugas yang memberi-kan informasi selama satu tahun terakhir.

Page 16: Update modul praktikum MPS

Kegiatan 4. Menyusun Indeks dan Skala

Sebelum melakukan penyusunan indeks dan skala, terlebih dahulu perlu dikenali

tingkat pengukuran. Pengukuran yaitu penetapan sejumlah karakteristik (sifat) dari

obyek, pesan ataupun kejadian menurut perannya; sehingga yang diukur bukan obyek,

pesan atau kejadian itu sendiri, tetapi beberapa karakteristik atau sifat-sifatnya.

Adapun tipe skala pengukuran terdiri atas skala: nominal, ordinal, interval dan rasio.

a. Pengukuran nominal untuk mengkategorikan obyek, pesan atau kejadian. Skala pengukuran nominal digunakan untuk memberikan kategori yang membedakan satu dengan yang lain. Pemberian kategori dimaksudkan hanya untuk memper-mudah dalam pengelompokan. Contoh data skala nominal adalah: jenis kelamin (laki-laki atau perempuan), daerah (perkotaan atau pedesaan), status konsumen (pembeli dan bukan pembeli), status kepemilikan (memiliki atau tidak memiliki), alternatif merek suatu produk.

b. Pengukuran ordinal menjelaskan angka atau simbol lain yang digunakan untuk mengurutkan pandangan pada suatu obyek tertentu. Pengukuran skala ordinal dimksudkan untuk memberikan kategori sekaligus menunjukkan urutan, namun antar kategori tidak menunjukkan jarak. Misalnya: urutan preferensi konsumen terhadap merek suatu produk computer (Fuyitsu, Tosiba, Accer, dst). Contoh lain adalah pandangan konsumen terhadap harga suatu barang dari sebuah toko dibandingkan dengan toko yang lain.

c. Pengukuran interval untuk mengurutkan atribut/obyek (seperti tipe pengukuran ordinal) dan memberikan informasi tentang interval antar atribut/obyek. Disamping itu dicirikan bahwa interval atau jarak yang sama antar atribut. Misalnya: sikap konsumen terhadap manfaat fungsional suatu produk; yakni mengaplikasikan 5 (lima) jenjang skala Likert dengan alternatif pilihan mulai dari ”sangat tidak setuju” hingga ”sangat setuju”. Contoh lain: evaluasi konsumen terhadap manfaat fungsional suatu produk , yaitu dengan menerapkan skala Likert daripilihan ”sangat tidak suka” sampai dengan ”sangat suka”. Jarak antar pilihan jawaban mempunyai interval yang sama.

d. Pengukuran rasio menunjukkan jarak yang sama antar atribut/obyek, serta memiliki nilai absolut nol. Contoh: kelas tingkat pendapatan, tingkat umur, frekwensi iklan dalam periode tertentu. Jika seorang penduduk mempunyai tingkat pendapatan per bulan sebesar Rp 1.000.000,- dan yang lain mempunyai Rp 2.000.00,-, maka dapat dikatakan bahwa seseorang mempunyai pendapatan lebih tinggi dengan yang lain sebesar dua kalilipat.

Indeks adalah skor akumulasi pada setiap item (pertanyaan atau pernyataan);

adapun skala adalah skor (intensitas bobot) dari setiap item. Perlu diingat bahwa

perbedaan pokok antara indeks dan skala adalah terletak pada penentuan skor;

sedangkan persamaan adalah diterapkan pada tingkat pengukuran ordinal.

Contoh penetapan skor pada beberapa variabel disajikan pada Tabel 4a hingga

Tabel 4f. Penetapan skor yang terkait dengan variabel persepsi petani mengenai erosi

tanah (Tabel 4a) dijabarkan dari definisi operasional: ”Persepsi petani mengenai erosi

tanah ialah pernyataan mengenai makna gejala erosi tanah yang terjadi di lahan di

desa dan di lahan petani sendiri”. Persepsi ini diukur dengan cara pemberian skor

pada empat indikator variabel ini yaitu: (1) Kemampuan mengamati peristiwa dan

Page 17: Update modul praktikum MPS

derajat berat ringannya erosi di lahan-lahan di desa atau dusun, (2) Kemampuan

mengamati peristiwa dan derajat berat ringannya erosi di lahan petani, (3) Penilaian

mengenai sebab-sebab utama terjadinya erosi tanah, dan (4) Penilaian mengenai

kerugian akibat erosi tanah.

Tabel 4a. Pengukuran variabel Persepsi terhadap Erosi Tanah

No. Indikator Skor1. Kemampuan mengamati peristiwa dan derajat berat ringannya erosi di

lahan-lahan di desa atau dusun:

a. Tidak ada erosi tanah

b. Terjadi erosi tanah yang ringan

c. Terjadi erosi tanah yang agak berat

d. Terjadi erosi tanah yang berat

e. Terjadi erosi tanah yang sangat berat

0

1

2

3

4

2. Kemampuan mengamati peristiwa dan derajat berat ringannya erosi di lahan petani:

a. Tidak ada erosi tanah

b. Terjadi erosi tanah yang ringan

c. terjadi erosi tanah yang agak berat

d. Terjadi erosi tanah yang berat

e. Terjadi erosi tanah yang sangat berat

0

1

2

3

43. Penilaian mengenai sebab-sebab utama terjadinya erosi tanah:

a. Tidak tahu penyebab terjadinya erosi tanah

b. 1 penyebab faktor alam

c. > 2 penyebab faktor alam

d. > 2 penyebab faktor alamdan 1 penyebab faktor manusia

e. > 2 penyebab faktor alamdan 1 penyebab faktor manusia

0

1

2

3

4

4. Penilaian mengenai kerugian akibat erosi tanah:

a. Erosi tanah tidak merugikan

b. erosi tanah menimbulkan kerugian yang ringan

c. Erosi tanah menimbulkan kerugian yang agak berat

d. Erosi tanah menimbulkan kerugian yang berat

e. Erosi tanah menimbulkan kerugian yang amat berat

0

1

2

3

4

Skor Minimal 0Skor Maksimal 16

Sumber: Hidayat (1995)Difinisi operasional variabel:

Persepsi petani mengenai erosi tanah ialah pernyataan mengenai makna gejala erosi tanah yang terjadi di lahan di desa dan di lahan petani sendiri.

Page 18: Update modul praktikum MPS

Tabel 4b. Pengukuran variabel Partisipasi petani dalam Perencanaan Program GNRHLNo Indikator Skor1 Siapa yang menetukan luas lahan?

a). Petani dengan persetujuan Dinas Kehutananb). Dinas Kehutanan tanpa persetujuan petanic). Di luar jawaban a dan b

321

2 Siapa yang menentukan letak lahan?a). Petani dengan persetujuan Dinas Kehutananb). Dinas Kehutanan tanpa persetujuan petanic). Di luar jawaban a dan b

321

3 Siapa yang menentukan jenis tanaman kayu yang akan ditanam?a). Petani dengan persetujuan Dinas Kehutananb). Dinas Kehutanan tanpa persetujuan petanic). Di luar jawaban a dan b

321

4 Siapa yang menentukan jenis tanaman yang akan ditanam?a). Petanib). Dinas Kehutananc). Di luar jawaban a dan b

321

5 Siapa yang menentukan jadwal kegiatan menanam tanaman kayu?a). Petani dengan persetujuan Dinas Kehutananb). Dinas Kehutanan tanpa persetujuan petanic). Di luar jawaban a dan b

321

6 Siapa yang menentukan jadwal kegiatan menanam tanaman pertanian?a). Petanib). Pihak lain di luar pertanic). Di luar jawaban a dan b

321

7 Pembagian/pemungutan hasil tanaman kayu ditentukan oleh siapa?a). Pemerintahb). Petani dengan persetujuan Dinas Kehutananc). Di luar jawaban a dan b

321

8 Berapa pembagian hasil hutan?a). 100% yang diterima petanib). 90% untuk petani dan 10% untuk desac). Di luar jawaban a dan b

321

Skor Maksimal 24Skor Minimal 8

Sumber:

Page 19: Update modul praktikum MPS

Tabel 4c. Pengukuran variabel Partisipasi petani dalam Pelaksanaan Program GNRHLNo Indikator Skor1 Pada saat pelaksanaan program GN-RHL petani mengerjakan lahannya

dibantu oleh siapa?a). Petani sendirib). Petani dibantu istri atau anaknyac). Di luar jawaban a dan b

321

2 Siapa yang melakukan pendistribusian bibit dan pupuk?a). Petani dibantu LSM dan Dinas Kehutananb). Petani tanpa bantuan LSM dan Dinas Kehutananc). Di luar jawaban a dan b

321

3 Siapa yang melakukan pemancangan patok batas?a). Petani dengan persetujuan Dinas Kehutananb). Petani tanpa persetujuan Dinas Kehutananc). Di luar jawaban a dan b

321

4 Siapa yang melakukan pembersihan lahan?a). Petani dengan persetujuan Dinas Kehutananb). Petani tanpa persetujuan Dinas Kehutananc). Di luar jawaban a dan b

321

5 Siapa yang melakukan pemancangan ajir untuk jarak tanam?a). Petani dengan persetujuan Dinas Kehutananb). Petani tanpa persetujuan Dinas Kehutananc). Di luar jawaban a dan b

321

6 Siapa yang melakukan pembuatan lubang tanam?a). Petani dengan persetujuan Dinas Kehutananb). Petani tanpa persetujuan Dinas Kehutananc). Di luar jawaban a dan b

321

7 Siapa yang melakukan penanaman tanaman kayu?a). Petani dibantu oleh KODIMb). Petani sendiric). Di luar jawaban a dan b

321

8 Siapa yang melakukan penanaman tanaman pertanian?a). Petani sendirib). Petani dibantu KODIMc). Di luar jawaban a dan b

321

9 Siapa yang melakukan pemeliharaan?a). Petanib). Dinas Kehutananc). Di luar jawaban a dan b

321

10 Pemeliharaan tanaman kayu dilakukan sebanyak:a). 3-4 kali dalam seminggub). 2 kali dalam semingguc). < 2 kali dalam seminggu

321

11 Pihak yang membentuk kelompok tani?a). Petani dengan persetujuan pemerintahb). Petani tanpa persetujuan pemerintahc). Di luar jawaban a dan b

321

12 Pihak yang memilih Ketua Kelompok Tani dan pengurusnya?a). Petani dengan persetujuan pemerintahb). Petani tanpa persetujuan pemerintahc). Di luar jawaban a dan b

321

13 Petani melakukan pengawasan/pengamanan sebanyak:a). 3-4 kali dalam seminggub). 2 kali dalam semingguc). < 2 kali dalam seminggu

321

Skor Maksimal 39Skor Minimal 13

Sumber:

Page 20: Update modul praktikum MPS

Tabel 4d. Pengukuran variabel Keterlibatan Petani dalam Lembaga Penyuluhan Pertanian

No. Indikator Skor1. Kehadiran dan keaktifan dalam penyuluhan pertanian:

a. Tidak pernah b.1-2 kali kadang-kadang aktifc. 1-2 kali selalu aktifd. 3 kali kadang-kadang aktife. 3 kali selalu aktif

01234

2 Keikutsertaan dalam Demonstrasi:a. Tidak pernah ikutb. Ikut sebagai anggota biasac. Ikut sebagai pengurus/ketua

024

3. Keikutsertaan dalam kursus/latihan pertanian:a. Tidak pernahb. 1-2 kalic. 3 kali

024

4 Kedudukan dalam lembaga penyuluhan pertanian:a. Petani biasa bukan anggota kelompokb. Petani anggota kelompok tanic. Tani Majud. Kontak Tani

0123

Skor Minimal 0Skor Maksimal 15

Sumber: Hidayat (1995)

Difinisi operasional variabel:

Keterlibatan dalam Penyuluhan Pertanian: adalah keikutsertaan dan keaktifan petani dalam kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan lembaga penyuluhan.

Page 21: Update modul praktikum MPS

Tabel 4e. Pengukuran variabel Keterlibatan Petani dalam Lembaga Kredit Modern

No. Indikator Skor1. Keterlibatan dalam meminjam uang dari lembaga kredit modern:

a. Tidak pernah

b. 1-2 Kali

c. > 3 Kali

0

2

4

2. Besarnya pinjaman:

a. Lebih kecil dari kemampuan

b. Lebih besar dari kemampuan

c. Sesuai dengan kemampuan

1

2

3

3. Penggunaan kredit:

a. Seluruh untuk konsumtif

b. Sebagian besar untuk konsumtif

c. Untuk konsumtif dan produktif sama besarnya

d. Sebagian besar untuk produktif

e. Seluruhnya untuk produktif

1

2

3

4

5

4. Ketepatan dalam pengembalian

a. Tidak sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan

b. Sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan

1

3

Skor Minimal 3Skor Maksimal 15

Sumber: Hidayat (1995)

Difinisi operasional variabel:

Keterlibatan petani dalam lembaga kredit modern ialah keikutsertaan petani dalam memanfaatkan lembaga perkreditan modern seperti Bank, Koperasi dan lain-lain.

Page 22: Update modul praktikum MPS

Tabel 4f. Pengukuran variabel Keterlibatan Petani dalam Pemasaran Hasil

No. Indikator Skor1. Presentase hasil usahatani yang dijual:

a. 0%b. < 25 %c. 25%-49%d. 50%-74%e. 75%-100%

02345

2. Kedudukan dalam sistem pemasaran:a. Petani menjual dirumah/disawah/ditebaskanb. Petani menjual sendiri ke pasar/KUD/tempat lainc. Sebagai pedagang/tengkulakd. Sebagai pedagang pengumpule. sebagai pedagang besar

12345

3. Aktivitas berdagang hasil pertaniana. Tidak berdagangb. 1 Musim panenc. 2/3 musim panend. sepanjang tahun

0345

Skor Minimal 1Skor Maksimal 15

Sumber: Hidayat (1995)

Difinisi operasional variabel:

Keterlibatan petani dalam lembaga pemasaran adalah suatu derajat petani memasuki aktivitas pemasaran hasil-hasil pertanian.

Tugas:

1. Identifikasi tipe skala pengukuran dari variabel yang telah disusun pada kegiatan praktikum ke-3.

2. Tetapkan indikator dari variabel yang telah disusun pada kegiatan praktikum ke-3.

3. Susun alternatif pilihan dari indikator variabel dan buatlah skor skalanya.

Catatan: Penyelesaian nomor 1 dan 2 dikumpulkan pada awal kegiatan praktikum ke-4; penyelesaian nomor 3 dikumpulkan maksimum hari Senin jam 14.00.

Page 23: Update modul praktikum MPS

Kegiatan 5: Menyusun Kuesioner

Penyusunan kuesioner pada penelitian survei merupakan salah satu tahapan

operasionalisasi; yakni menyusun pertanyaan dan atau pernyataan yang didasarkan

pada definisi operasional dari variabel atau indikator yang telah ditetapkan pada

praktikum kegiatan ke-6. Dalam penyusunan kuesioner meliputi: rancangan bentuk

pertanyaan, rancangan instrumen, lay out kuesioner, dan pemeriksaan panjangnya

kuesioner (Maylor and Blackmon. 2005).

Pertanyaan yang disusun dalam kuesioner dapat berbentuk pertanyaan tertutup

(closed-ended quesition); yaitu dengan memberikan beberapa alternatif jawaban

(multiple choice). Beberapa kelebihan dari bentuk pertanyaan tertutup adalah: (1)

pencacah (enumerator) lebih cepat mencacatan jawaban dan responden lebih cepat

memeberikan jawaban, (2) ketepatan data lebih terjamin, dan (3) mempermudah

dalam pelaksanaan entry data. Bentuk lain adalah pertanyaan terbuka (open-ended

quesition), yakni enumerator mencatat jawaban mengikuti respon responden.

Kelebihan dari bentuk tersebut adalah peneliti dapat memperoleh data sesuai dengan

aspirasi enumerator, namun agak kesulitan dalam pelaksanaan entry data. Beberapa

hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan pertanyaan atau pernyataan dalam

kuesioner adalah: jelas, sederhana, ringkas dan alami.

Untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan, maka pertanyaan perlu

diurutkan sedemikian rupa sehingga pelaksanaan wawancara mengalir lancar. Dalam

susunan kuesioner, seringkali diawali dengan pernyataan yang terkait dengan kondisi

demografi keluarga (mirip yang terdapat pada kartu keluarga atau KK). Kemudian

dilanjutkan dengan pertanyaan yang dikembangkan dari variabel dan atau indikator

yang menjadi fokus penelitian; yakni dengan membagi pertanyaan ke dalam beberapa

sesi. Yang perlu diperhatikan adalah: (1) mulailah dengan pertanyaan yang

sederhana, dan (2) pertanyaan yang sulit dan peka ditempatkan pada akhir kuesioner.

Penataan atau lay out kuesioner sangat diperlukan untuk kuesioner formal atau

yang berskala besar, juga kuesioner yang ditujukan pada responden yang berstatus

tinggi atau kalangan profesional. Rancangan yang bagus dapat memotivasi respon

responden.

Pemeriksaan panjangnya kuesioner dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa

pelaksanaan wawancara tidak terlalu lama dan tidak didapatkan pertanyaan yang tidak

terjawab. Pada kondisi letih, responden akan memberikan jawaban yang tidak

terkontrol, atau dapat juga tidak dapat melengkapi keseluruhan pertanyaan yang

dipersiapkan.

Page 24: Update modul praktikum MPS

Tugas: Berdasarkan definisi dan pengukuran variabel atau indikator yang telah dilaksanakan pada praktikum kegiatan ke-6; peserta praktikum diminta untuk:

1. Menentukan banyaknya sesi yang akan dituangkan dalam kuesioner.

2. Menyusun lima hingga sepuluh pertanyaan pada setiap sesi; bentuk pertanyaan tertutup maupun terbuka.

3. Buat sampul kuesioner yang mencerminkan topik penelitian, calon responden (individu petani, anggota kelompok, pengurus kelompok atau lembaga lain), serta cantumkan lokasi penelitian.

Page 25: Update modul praktikum MPS

Kegiatan 6: Menetapkan Rancangan Pemilihan Contoh

Menurut Baker (1988) dan Henry (1990) , pendekatan penarikan contoh (sample)

dibedakan menjadi 2 kategori besar, yaitu penarikan contoh: (1) non-probabilitas (non-

probability sampling) dan (2) probabilitas (probability sampling). Dalam pendekatan

penarikan contoh probabilitas, setiap anggota populasi sejatinya mempunyai

kemungkinan sebagai unit contoh. Contoh non-probabilitas dipilih berdasarkan

pertimbangan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Contoh non-probabilitas

adalah alat yang digunakan dalam kondisi tertentu. Beberapa rancangan contoh dari

masing-masing klasifikasi disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rancangan penarikan contoh (sample design)

Pendekatan (Approach)

Rancangan Contoh (Sampling Design)Baker (1988) Henry (1990)

A. Non-Probability 1. Conveniences sampling2. Purposive or Judgment sampling3. Quota sampling4. Snowball sampling

1. Conveniences sampling

2. Most similar/most dissimilar sampling

3. Typical case sampling

4. Critical case sampling

5. Snowball sampling

6. Quota sampling

B. Probability 1. Sample random sampling2. Systematic sampling3. Stratified sampling4. Multistage sampling5. Probability Proportionate to size

Sampling6. Weighting for disproportionate

Sampling

1. Sample random sampling2. Systematic sampling3. Stratified sampling4. Cluster sampling5. Multistage sampling

Sementara itu, didalam memilih rancangan contoh harus didasarkan pada

kelebihan dan kelemahan dari masing-masing metode. Dalam hal ini Parel (1978)

telah memberikan deskripsi, keuntungan dan kerugian dari beberapa rancangan

contoh pada pendekatan probability sebagaimana seperti yang terdapat pada Tabel 4.

Sedangkan pada Tabel 5 memuat rumus perhitungan dalam penentuan jumlah contoh

(sample size). Disamping itu, pada Tabel 5 juga menyertakan dasar pertimbangan

kapan rumus-rumus tersebut bisa digunakan.

Tugas:

Page 26: Update modul praktikum MPS

1. Buatlah ringkasan pengertian dari masing-masing rancangan contoh (sampling design) baik pada pendekatan non-probabilitas maupun probabilitas!

2. Tentukan rancangan contoh yang sesuai dengan rencana penelitian Saudara, sertakan alasan mengapa saudara menentukan rancangan contoh dengan menggunakan teknik sampling yang anda pilih ?

3. Carilah rumus penentuan jumlah contoh dari referensi lain!

Page 27: Update modul praktikum MPS

Kegiatan 7: Melakukan Latihan Wawancara

Wawancara adalah suatu proses interkasi dan komunikasi antara pewawancara

dan responden. Adapun peranan wawancara adalah untuk mengumpulkan data yang

relevan dengan tujuan penelitian. Dalam proses wawancara, pewawancara berfungsi:

1. Sebagai pemandu responden dalam memahami pertanyaan sehingga jawaban

yang diberikan tepat dan berkualitas.

2. Mencatatat jawaban dari responden, dan bila ada jawaban yang kurang jelas harus

dilengkapi dengan informasi tambahan.

Menterjemahkan pertanyaan yang telah disusun dalam kuesioner menjadi bahasa

setempat untuk menghindari bias.

Pada penelitian survei, pengumpulan informasi secara sistematis dari responden

secara langsung dapat dilakukan dengan metode wawancara. Menurut Tull and

Hawkins (1993) ada empat wawancara, yaitu wawancara: telepon, surat, langsung dan

melalui computer. Wawancara telepon adalah pengumpulan informasi dari responden

melalui telepon. Wawancara surat ialah pengumpulan informasi dari responden melalui

surat atau melalui teknik yang serupa. Wawancara langsung merupakan pengumpulan

informasi dalam situasi tatap muka (face to face). Pada wawancara langsung meliputi

wawancara dalam ruangan dan wawancara pencegatan. Wawancara dalam ruang

adalah wawancara secara langsung dalam rumah atau kantor responden; sedangkan

wawancara “pencegatan” ialah wawancara secara langsung dalam pusat lokasi,

biasanya tempat perbelanjaan. Adapun wawancara melalui komputer adalah

responden memasukkan data ke komputer secara langsung dalam memberikan

jawaban dari pertanyaan yang ditampilkan dalam monitor. Adapun bentuk wawancara

yang dipilih dalam praktikum latihan ini adalah wawancara langsung (face to face).

Kegiatan praktikum latihan wawancara untuk memberikan bekal ketrampilan

kepada peserta praktikum dan sekaligus untuk melakukan pengujian instrumen

pengumpulan data pada kegiatan survei (kuesioner) yang telah disusun pada

praktikum kegiatan 7. Kegiatan latihan wawancara dilakukan di luar kelas, yakni di

desa. Wawancara dilakukan dilakukan secara kelompok yang terdiri dari 3 peserta

praktikum; masing-masing angota kelompok bergiliran berperan sebagai pewawancara

dan pengamat jalannya wawancara.

Tugas: Setiap peserta praktikum selain melalukan wawancara juga:

1. mencatat pertanyaan atau pernyataan yang menyebabkan jawaban responden bersifat umum dan atau yang sulit dimengerti oleh responden.

2. Memperhatikan kekurangan dan kesalahan dalam wawancara.3. Menyusun laporan pewawancara dengan format seperti yang terdapat pada

lampiran 10.3. pada referensi Singarimbun dan Effendi. (1995).

Page 28: Update modul praktikum MPS

Kegiatan 8: Menganalisa Data

Metode analisis yang dipergunakan sisesuaikan dengan tujuan penelitian;

apakah hanya sekedar untuk mendeskripsikan, membandingkan atau bahkan sampai

pada untuk mengeksplorasi hubungan kausal antar variabel. Metode analisis statistik

tipe deskriptif maupun infersia pada berbagai tipe skala pengukuran data disajikan

pada Tabel 6.

Tabel 6. Tipe analisis statistik menurut tipe skala pengukuran data

ScaleBasic

Empirical Operations

Typical UsageTypical Statistic*

Descriptive Inferential

NominalDetermination

of equality

Classification:Male-female,

purchaser-non purchaser, social class

Percentages, mode

Chi-square, binomial test

OrdinalDetermination of greater or

less

Rankings: Preference data, market position,

attitude measure, many psychological

measures

Median

Mann-Whitney U, Friedman two-way ANOVA, rank-order

correlation

IntervalDetermination of equality of

intervals

Index Number, attitude measures, level of knowledge about

brands

Mean, range, standard deviation

Product-moment correlation, t-test, factor analysis,

ANOVA

RatioDetermination of equality of

ratios

Sales, units produced, number of customers,

costCoefficient of variation

Source: Tull and Hawkins (1993)

Secara garis besar, kegiatan pengelolaan (management) data terdapat tiga

tahapan, yakni: a). tahap persiapan analisis (Tabel 7), b) tahap analisis data

(beberapa bentuk analisis terdapat pada Tabel 8), c) tahap pengembangan model

atau elaboration model

Tabel 7. Tahap persiapan analisis yang terdiri atas kegiatan

Kegiatan Pengertian Kegunaanediting Proses melengkapi &

merapikan data yg telah dikumpulkan

Menghindari konversi satuan yg salah & mengurangi bias yg bersumber dari proses wawancara

coding Suatu proses pemberian angka pd setiap pertanyaan yg terdapat pd kuesioner

Untuk menyederhanakan dalam pemberian nama kolom dlm proses entry data

data entry Suatu proses pengisian data pd tabel data dasar

Sebagai bank data dasar sebelum dilakukan analisis data

Page 29: Update modul praktikum MPS

Tabel 8. Tahap analisis yang meliputi

Tahapan Analisis Pengertian KegunaanUnivariate Suatu metode analisis

dengan mengapliksikan tabel sederhana dengan hanya memperhatikan satu variabel

Untuk mendeskripsikan:a. masing-masing sub-kelompok dlm

terminologi variabel tertentu.b. perbandingan secara detail antar

sub-kelompok dlm terminologi variabel tertentu.

Bivariate Suatu metode analisis dengan mengapliksikan tabel kontingensi dlm terminologi lebih dari satu variable

Untuk mendapatkan kecenderungan hubungan antar varibel

Pembandingan perbedaan sub-kelompok

Sebagai dasar elaborasi modelMultivariate Suatu metode analisis

hubungan simultan antara beberapa variable.

Untuk memahami keterkaitan secara serentak antar variabel

c. Tahap pengembangan model atau elaboration model

Ialah suatu upaya penyusunan abstraksi yang menunjukkan hubungan teoritik

antar variable yang relevan terhadap suatu fenomena. Adapun kegunaannya adalah

untuk menyederhanakan atau simplifikasi dari fenomena yang relative kompleks.

Sebagai latihan analisis data kita dapat menggunakan hasil wawancara yang

menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan oleh Tim Pengampu.

Tugas: 1. Buatlah judul kolom pada sheet excel yang memuat keseluruhan variabel.2. Entry data yang telah dikumpulkan3. Buat tabel frekuensi yang mendeskripsikan sebaran jumlah responden dengan

menerapkan analisis: a. univariateb. bivariatec. multivariate

4. Cermatilah sebaran data pada tabel hasil analisis, apakah terjadi kecenderungan pola hubungan antar variabel?

Page 30: Update modul praktikum MPS

DAFTAR PUSTAKA

Babbie, E. 1992. Practical of Social Research. Sixth Edition, Wadsworth Publishing Company, Belmout.

Baker, T.L. 1988. Doing Social Research. McGraw-Hill Book Company. Singapore.

Creswell, JW. 1994. Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. Sage Publication, New Delhi.

Effendi, 1975. Prinsip-prinsip Pengukuran dan Penyusunan Skala. Dalam Singarimbun, M. dan S. Effendi (Edts). 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta.

Henry, GT. 1990. Practical Sampling. Applied Social Research Methods Series. Volume 21. Sage Publications. Newbury Park.

Parel, CP. et. al. 1978. Sampling Design and Procedures. A/D/C Asia Office, Tanglin.

Maylor, H and K. Blackmon. 2005. Researching Business and Management. Palgrave Macmillan. New York.

Maleong, L.J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Neuman, W.L. 2000. Social Research Methode “Qualitative and Quantitative Approach”. Fourth Edition. Allyn and Bacon. Needham Heights.

Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta.

Suria Sumantri, J.S. 1990. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Tull, D.S. and D. I. Hawkins. 1993. Marketing Research Measurment dan Method. Sixth edition. Macmillan Publishing Company, New York.

Widadi, F. 2008. Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumahtangga Pedesaan Dalam Mewujudkan Diversifikasi Konsumsi Pangan. Skripsi S1. Program Studi Agribisnis/Ekonomi Pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.