Upaya Pokok Gizi

download Upaya Pokok Gizi

of 51

description

asdfghjk

Transcript of Upaya Pokok Gizi

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    1/51

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangBerdasarkan SK Menkes No. 123 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar

    Pusat Kesehatan Masyarakat, Pelayanan Gizi Puskesmas adalah salah satu

    pelayanan kesehatan perorangan maupun masyarakat yang merupakan salah satu

    upaya wajib puskesmas. Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat

    pertama bertanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan

    kesehatan gizi. Pelayanan kesehatan gizi meliputi pelayanan di dalam gedung dan

    di luar gedung.

    Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, Puskesmas menjalankan

    program-program yang tercakup dalam kegiatan pokok Puskesmas yang bertujuan

    untuk meningkatkan derajat kesehatan dan gizi. Upaya perbaikan gizi melalui

    Puskesmas bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status

    gizi masyarakat.

    Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih perlu

    ditanggulangi secara terpadu oleh berbagai sektor termasuk kesehatan.Masalah

    gizi utama yang dihadapi masyarakat adalah kekurangan energi dan protein

    (KEP), kekurangan Vitamin A (KVA), gangguan akibat kekurangan iodium

    (GAKY), Anemia Gizi. Salah satu faktor yang melatarbelakangi masalah tersebut

    adalah masyarakat kurang memiliki pengetahuan dan adanya kebiasaan yang salah

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    2/51

    2

    terhadap konsumsi makanan. Masalah gizi menjadi bertambah luas dan kompleks

    karena tingkat penghasilan penduduk yang masih rendah.

    Kasus gizi buruk bukanlah kasus penyakit yang baru akan tetapi

    merupakan kasus penyakit yang bersambung dan melibatkan banyak faktor.

    Antara lain disebabkan oleh berkurangnya konsumsi pangan akibat pendapatan

    yang rendah, harga pangan yang tinggi menyebabkan menurunnya asupan gizi

    bagi individu terutama bayi dan balita. Hal ini sangat dirasakan oleh masyarakat

    yang berpenghasilan rendah terutama di wilayah kerja Puskesmas Beruntung

    Raya.

    Untuk memberikan pelayanan perbaikan gizi yang menyeluruh diperlukan

    kerjasama lintas program (KIA, Imunisasi, BP, UKS) maupun lintas sektor (PKK,

    PKH). Salah satu upaya untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat adalah

    melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang sebagian besar kegiatannya

    dilaksanakan di Posyandu. Usaha perbaikan gizi keluarga selama ini

    dititikberatkan pada kegiatan penyuluhan gizi dengan menggunakan pesan-pesan

    gizi sederhana, pelayanan gizi, pemanfaatan lahan pekarangan yang keseluruhan

    kegiatan tersebut dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri.

    Penulisan makalah ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

    pertimbangan dan masukan dalam menyusun dan memperbaharui kebijakan-

    kebijakan yang telah ada dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

    lingkungan yang optimal di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya

    Banjarmasin.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    3/51

    3

    B. TujuanMemberikan gambaran pelaksanaan program gizi di Puskesmas Beruntung

    Raya selama tahun 2012 yang bertujuan meningkatkan perbaikan gizi terutama

    penyakit kurang gizi yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat

    berpenghasilan rendah terutama pada balita dan wanita. Hal ini mendukung upaya

    penurunan angka kematian bayi, balita dan kematian ibu serta mendorong

    terwujudnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Serta mewujudkan

    kesadaran yang tinggi dalam masyarakat terhadap peranan gizi yang baik dalam

    masyarakat sehingga angka kunjungan konsultasi gizi oleh masyarakat dapat

    meningkat yang mencerminkan suatu masyarakat yang sadar gizi.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    4/51

    4

    BAB II

    GAMBARAN UMUM

    2.1Keadaan GeografiPuskesmas Beruntung Rayaberalamat di Jalan AMD Komp. Tata Banua Indah

    RT.19, Kelurahan Tanjung Pagar, Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota

    Banjarmasin. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung Raya 315 Ha/m2.

    Gambar 2.1.Peta Puskesmas Beruntung Raya

    Puskesmas Beruntung Raya membawahi 1 (satu)kelurahan, yaitu Kelurahan

    Tanjung Pagar dengan batas-batas:

    1. Sebelah Barat : Kelurahan Kelayan Timur2. Sebelah Utara : Kelurahan Murung Raya3. Sebelah Timur : Kelurahan Pemurus Dalam4. Sebelah Selatan : Kabupaten Banjar

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    5/51

    5

    1. Distribusi penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Beruntung RayaTabel 2.1Distribusi Penduduk Per Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung

    Raya Kota Banjarmasin

    No. KelurahanLuas Wilayah

    (km)

    Jumlah Kepala Keluarga

    (jiwa)

    Jumlah

    Penduduk

    (jiwa)

    1.Tanjung

    Pagar3.186,23 2139 8707

    Sumber: Proyeksi Badan Pusat Statistik Tahun 2012

    Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk dalam luas wilayah (Km2)

    dikali 100, disebut padat jika >250 jiwa/Km2dan sangat padat jika > 400 jiwa/Km2.

    Kepadatan penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Beruntung Raya Kota Banjarmasin

    sebesar 273 jiwa/ Km2yang artinya padat.

    2. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin di Puskesmas Beruntung RayaTabel 2.2Distribusi penduduk menurut jenis kelamin

    No. Kelurahan Laki- laki (jiwa) Perempuan (jiwa)Jumlah

    (jiwa)

    1.Tanjung

    Pagar4362 4345 8707

    Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Beruntung RayaTahun 2012

    Gambar 2.3.Distribusi penduduk menurut jenis kelamin

    4330

    4340

    4350

    4360

    4370

    Laki-Laki Perempuan

    Laki-LakiPerempuan

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    6/51

    6

    3. Distribusi penduduk menurut kelompok umur di Puskesmas Beruntung RayaTabel 2.3.Distribusi penduduk menurut Kelompok Umur

    No Kelompok Umur (tahun)Jenis Kelamin

    JumlahL P

    1 04 504 467 971

    2 59 479 432 911

    3 10 14 425 429 854

    4 15 19 387 378 765

    5 20 24 308 352 660

    6 25 - 29 380 416 796

    7 30 - 34 414 433 8478 35 - 39 392 365 757

    9 40 - 44 312 296 608

    10 45 - 49 245 220 465

    11 50 - 54 207 190 397

    12 55 - 59 126 113 239

    13 60 - 64 83 91 174

    14 65 - 69 41 61 102

    15 70 - 74 34 54 88

    16 75+ 25 48 73

    JUMLAH 4362 4345 8707

    Sumber :ProyeksiBadan Pusat Statistik Tahun 2012

    Berdasarkan data demografi, peta wilayah, kepadatan penduduk, distribusi

    penduduk menurut umur dan wilayah dapat disimpulkan bahwa pendudk di

    wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya tergolong padat namun distribusi

    penduduk tidak merata pada semua wilayah kerja sehingga untuk melingkupi

    seluruh wilayah didirkan satu Puskesmas pembantu,satu puskesdes, lima

    posyandu balita serta satu posyandu lansia. Jumlah tersebut cukup untuk bisa

    melayani dan menjangkau seluruh masyarakat Kelurahan Tanjung Pagar. Dengan

    Jumlah penduduk Usia produktif yang cukup banyak dapat diberdayakan sebagai

    kader-kader Puskesmas yang dapat membantu kinerja petugas kesehatan. Jumlah

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    7/51

    7

    kader yang aktif hingga saat ini adalah 23 orang yang tersebar diseluruh posyandu

    yang ada.

    Sedangkan program yang dilaksanakan di Puskesmas Beruntung Raya

    terdiri dari program kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan, yaitu

    :

    Upaya Kesehatan Wajib

    a. Upaya Promosi KesehatanKegiatan ini dilaksanakan untuk melalukan sosialisasi kesehatan di wilayah

    lingkungan kerja Puskesmas untuk meningkakan taraf kesehatan warga

    sekitar.

    b. Upaya Kesehatan LingkunganKegiatan ini dilaksanakan untuk mengadakan pengawasan, pemeriksaan dan

    pengolahan meliputi: TTU (tempat-tempat umum), TPM (tempat pengolahan

    makanan), dan rumah sakit.

    c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga BerencanaKegiatan ini dilaksanakan untuk memperluas jangkauan pelayanan dan juga

    untuk meningkatkan cakupan program KIA melalui kegiatan pencarian aktif

    ibu hamil yang baru dan pengawasan ibu hamil yang di data dengan

    memberikan pelayanan : pemeriksaan tekanan darah, penimbangan,

    pemeriksaan tinggi fudus uteri, pemberian Fe dan imunisasi TT (calon

    pengantin dan untuk ibu hamil). Kegiatan KB ini dilaksanakan untuk

    meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarga secara menyeluruh

    berupa penjarangan dan pengatur kehamilan.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    8/51

    8

    d. Upaya Perbaikan Gizi MasyarakatKegiatan ini dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka penyakit gizi yang

    kurang, umumnya banyak diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah,

    terutama pada anak balita dan wanita.

    e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit MenularKegiatan P2M ini terdiri dari :

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular langsung ; P2TB,P2malaria, P2ISPA, P2Kusta, P2Diare)

    Pencegahan dan pemberantasan penyakit yang ditularkan oleh binatangseperti : Demam Berdarah dan Malaria.

    Imunisasi yaitu program yang bertujuan untuk menurunkan angkakesakitan dan kematian serta kecatatan sebagai akibat penyakit yang

    dicegah dengan imunisasi (PD3) seperti : Polio, Dipteri, Pertusis, Campak

    dan hepatitis.

    Pencegahan penyakit (surveilans) kegiatan ini dilaksanakan untukmendapatkan informasi epidemiologi yang tepat, cermat dan akurat

    sehingga mengelola program dapat melakukan perencanaan, pelaksanaan,

    pengamatan dan evaluasi program dengan efektif dimana berdasarkan

    proses pengumpulan, pengolahan dan analisis data.

    f. Upaya PengobatanKegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pelayanan pengobatan yang diberikan

    kepada seseorang untuk mengobati penyakit atau gejala-gejalanya.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    9/51

    9

    Upaya Kesehatan Pengembangan

    a. PHN (Public Health Nursing)Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengadakan asuhan keperawatan. Adapun

    sarana kegiatan meliputi:

    Pembinaan keluarga rawan Penanganan tindak lanjut penderita (follow up care) Penanganan kasus resiko tinggi Kunjungan dan pembinaan panti asuhan

    b. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) Pembinaan UKS

    Kegiatan ini dilaksanakan untuk pembinaan UKS di sekolah baik SD, MI,

    SMP, SMU, dan SMK

    Kegiatannya yaitu melakukan penyuluhan dan penjaringan anak sekolahSD, MI, SMP, SMU, SMA, SMK setra melakukan pelatihan dokter kecil

    (SD) dan kader kesehatan remaja (SMP, SMA SMK).

    Targetnya 2 kali per sekolah/tahunc. UKGS (Upaya Kesehatan Gigi Sekolah)

    Kegiatannya dilakukan di sekolah SD, MI, SMP, SMA, SMK.Yang mana

    kegiatannya berupa penyuluhan sekolah dan sikat gigi massal

    (bersama).Targetnya 2 kali per sekolah/ tahun

    d. Kesehatan MataKegiatan ini bertujuan untuk pengobatan penyakit mata pada umumnya dan

    deteksi kasus katarak untuk dilakukan rujukan.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    10/51

    10

    e. Kesehatan JiwaKegiatan ini dilaksanakan untuk pencarian, penemuan dan pengobatan

    penderita psikosis, penyalahgunaan obat, retardasi mental, epilepsi dan

    gangguan jiwa lainnya.Kegiatan ini juga dilakukan rujukan kasus yang tidak

    tertangani serta kunjungan rumah dan penyuluhan.

    f. LaboratoriumKegiatan ini dilakukan untuk memperluas jangkauan pelaksanaan pemeriksaan

    laboratorium bekerjasama dengan lintas program.

    g. Lansia- Penjaringan lansia

    Kegiatan ini dilaksanakan untuk pengobatan dan pendataan jumlah lansia

    yang ada di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya guna persiapan

    untuk pembentukan Posyandu/karang lansia.

    - Pembinaan Karang LansiaKegiatan ini dimaksud untuk pengobatan, pembinaan karang lansia dan

    persiapan pembentukan posyandu lansia.Jumlah karang lansia yang sudah

    ada 3 buah.

    h. Penyuluhan Kesehatan MasyarakatKegiatan ini dilaksanakan untuk melakukan penyuluhan didalam dan diluar

    gedung baik yang berupa penyuluhan keliling dan penyuluhan kelompok.

    Penyuluhan ini berupa semua program kegiatan yang ada di Puskesmas

    Beruntung Raya Kota Banjarmasin.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    11/51

    11

    Program-program tersebut dilaksanakan di dalam gedung dan di luar

    gedung puskesmas, yaitu dengan melaksanakan pelayanan dan pencatatan

    kegiatan serta pelaporan hasil kegiatan.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    12/51

    12

    BAB III

    UPAYA POKOK PUSKESMAS PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

    3.1. Definisi dan Cakupan Gizi

    Gizi secara umum berhubungan dengan kesehatan manusia, yaitu suatu zat

    yang diperlukan dalam penyediaan energi, membangun dan memelihara jaringan

    tubuh. Status gizi mencerminkan kondisi seseorang yang terjadi dalam suatu

    jangka yang lama dalam keseimbangan antara penyerapan dan penggunaan zat

    gizi.

    Zat gizi adalah bahan-bahan kimia dalam makanan yang memberi makan

    kepada tubuh. Secara garis besar zat gizi terbagi atas 2 jenis yaitu makronutrisi

    dan mikronutrisi. Makronutrisi, yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat dan

    beberapa mineral yang dibutuhkan tubuh sehari-hari dalam jumlah yang besar.

    Makronutrisi merupakan bagian terbesar dari makanan dan menyediakan energi

    yang diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan kegiatan tubuh.

    Mikronutrisi diperlukan dalam jumlah kecil (miligram sampai mikrogram).

    Termasuk ke dalam mikronutrisi adalah vitamin dan mineral tertentu yang

    menyebabkan perubahan kimia dalam penggunaan makronutrisi.

    Kebutuhan energi bervariasi mulai dari 1000-4000 kalori/hari tergantung kepada

    umur, jenis kelamin dan kegiatan fisik :

    1. Wanita yang tidak beraktivitas, anak-anak kecil dan dewasa tua membutuhkansekitar 1600 kalori/hari.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    13/51

    13

    2. Anak-anak yang lebih tua, wanita aktif dan laki-laki yang tidak beraktivitasmembutuhkan sekitar 2000 kalori/hari

    3. Remaja laki-laki yang aktif dan laki-laki dewasa muda membutuhkan sekitar2400 kalori/hari.

    Adapun komposisi dari kalori adalah 55% berasal dari karbohidrat, 30%

    berasal dari lemak, 15% berasal dari protein. Bila asupan energi tidak sesuai

    dengan kebutuhan tubuh, akan terjadi penurunan berat badan. Cadangan lemak

    dalam tubuh akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan.

    Dalam keadaan yang lebih parah, tubuh akan menggunakan protein sebagai

    sumber energinya.

    Tujuan dari makanan yang tepat adalah untuk mencapai dan

    mempertahankan komposisi tubuh dan kekuatan fisik dan mental yang baik.

    Kebutuhan zat gizi esensial sehari-hari tergantung kepada umur, jenis kelamin,

    berat badan, tinggi badan serta aktivitas fisik dan metabolisme.

    Adapun tugas pokok pelaksana gizi di Puskesmas Beruntung Raya :

    1. Tugas Pokoka) Melaksanakan pelayanan gizi

    b) Menerima konsultasi dibidang gizic) Melakukan komunikasi, edukasi, dan informasi gizid) Pemberian vitamine) Melatih kader gizif) Menjelaskan cara pengisian dan penggunaan KMSg) Distribusi garam beryodium, tablet Fe, dan obat cacing

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    14/51

    14

    h) Membuat pencatatan dan laporani) Membuat laporan telaahan posyandu

    j) Membuat jadwal Posyandu2. Tugas penunjang/ Tambahan

    a. Membuat laporan kegiatan bulananb. Menghadiri pertemuan : rapat, seminar/ lokakarya, pelatihanc. Melakukan Posyandu, pembinaan UKS, dan pembinaan pantid. penyuluhanRuang lingkup upaya perbaikan gizi secara keseluruhan diantaranya

    mencakup :

    1. Upaya perbaikan gizi masyarakata. Pemberian kapsul Vitamin A pada balita 2kali/tahun

    b. Pemberian tablet Besi (30 tablet) pada Bumilc. Pemberian tablet Besi (90 tablet) pada Bumild. Partisipasi masyarakat (D/S)e. Liputan program (K/S)f. Hasil pencapaian program (N/S)g. Hasil kelangsungan penimbangan (D/K)h. Hasil penimbangan (N/D)i. MP-ASI pada BGM dari Gakin

    j. Balita gizi buruk mendapat perawatank. Balita bawah garis merah (BGM)l. Kecamatan bebas rawan gizi.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    15/51

    15

    2. Bayi mendapat ASI eksklusif

    3.2.Tujuan dan Sasaran Program Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas

    Beruntung Raya

    a. TujuanSecara garis besar tujuan program perbaikan gizi di Puskesmas Beruntung

    Raya adalah untuk meningkatkan perbaikan gizi masyarakat yang ada di

    wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya sehingga tercapai peningkatan

    derajat kesehatan masyarakat untuk membentuk sumber daya manusia yang

    berkualitas menuju Indonesia Sehat.

    b. Sasaran Program Perbaikan Gizi MasyarakatSasaran program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Beruntung

    Raya adalah sebagai berikut :

    1) Bayi (0-12 bulan)2) Balita (1-5 tahun)3) Ibu hamil, menyusui, nifas4) Ibu yang mempunyai balita5) Wanita usia subur6) Keluarga

    Kegiatan program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas Beruntung

    Raya dilaksanakan oleh 1 orang tenaga gizi.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    16/51

    16

    Gambar 3.1 Struktur Pengawas Gizi Puskesmas Beruntung Raya

    Adapun rincian kegiatan tugas pokok tenaga pelaksana gizi di Puskesmas

    Beruntung Raya diantaranya :

    a) Melaksanakan pelayanan giziPelayanan gizi di laksanakan setiap hari jam kerja dan bertempat di

    puskesmas dan posyandu. Jenis pelayanan berupa konsultasi gizi, edukasi dan

    informasi gizi dengan sasaran bayi dan balita, ibu hamil dan nifas serta gizi

    keluarga. Pelayanan gizi terutama konsultasi gizi yang terdapat di masyarakat

    Beruntung Raya tidak berjalan maksismal karena kesadaran masyarakat

    dalam pentingnya gizi yang baik masih sangat kurang. Hal ini terbukti dari

    tidak adanya kunjungan langsung pada poli gizi. Sedangkan untuk pemberian

    informasi gizi di masyarakat berjalan seiring kegiatan Posyandu balita dan

    lansia berupa penyuluhan - penyuluhan gizi.

    KepalaPuskesmas

    Kepala UKM

    Tenaga Gizi

    Kader

    Masyarakat

    Kader

    Masyarakat

    Kader

    Masyarakat

    Kader

    Masyarakat

    Kader

    Masyarakat

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    17/51

    17

    Gambar 3.2 Alur Pelayanan Gizi di Puskesmas Beruntung Raya

    b) Menerima konsultasi dibidang giziKonsultasi gizi klinik di puskesmas setiap hari kerja. Konsultasi ini

    meliputi konsultasi gizi bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasien yang

    mendapat rujukan dari poliklinik, KIA, laboratorium, konsultasi gizi

    menggunakanfood model, leaflet, dan lembar balik.

    Pelayanan dan Konsultasi Gizi

    Tabel 3.23 Angka Kunjungan Konsultasi Gizi di Puskesmas Beruntung Raya

    tahun 2012

    Jumlah

    TKTP 9

    DM 3

    Tinggi Fe 3

    RG 1

    RL 1

    RC 1

    Emisis 1

    PoliGizi

    Loket

    BPUmum/BP Anak

    PKPR

    KIA

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    18/51

    18

    Gambar3.23 Angka Kunjungan Konsultasi Gizi di Puskesmas Beruntung Raya

    tahun 2012

    Untuk kunjungan konsultasi gizi tahun 2012, hanya terdapat 9 kunjungan

    dengan kasus TKTP, 3 kunjungan DM, 3 kunjungan Tinggi Fe, dan masing-

    masing 1 kunjungan untuk kasus rendah garam, rendah lemak, rendah karbohidrat,

    dan emesis. Hal ini menunjukkan kurangnya angka kunjungan langsung di Poli

    Gizi. Pemeriksaan di poli gizi berdasarkan rujukan dali program yang lain.

    Sehingga data di atas tidak dapat menjadi tolak ukur bahwa masalah gizi yang

    terdapat di Puskesmas Beruntung Raya karena data tersebut tidak

    merepresentasikan seluruh masyarakat.

    c) Melakukan komunikasi, edukasi, dan informasi giziDilakukan kegiatan penyuluhan pada masyarakat yang bertempat di

    sekolah, di posyandu dan di Puskesmas. Kesadaran masyarakat untuk hidup sehat

    yang mendasari apakah seseorang bisa berusaha untuk menjaga kesehatannya dan

    mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.

    d) Pemberian vitamin

    02468

    109

    3 31 1 1 1

    Kunjungan Konsultasi Gizi Tahun 2012

    TKTP

    DM

    Tinggi Fe

    RG

    RL

    RC

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    19/51

    19

    Pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita dilaksanakan setiap

    bulan Februari dan Agustus. Kapsul vitamin A biru diberikan pada bayi umur 6-

    11 bulan dan kapsul vitamin A merah diberikan pada balita umur 12-59 bulan.

    Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas diberikan setiap kali ada

    persalinan. Setiap ibu nifas mendapat dua kapsul vitamin A yang diberikan oleh

    bidan maupun petugas gizi. Berikut data mengenai distribusi vitamin A baik pada

    ibu hamil dan balita di Puskesmas Bruntung Raya pada tahun 2012 :

    1. Pemberian Kapsul Vit.A pada bayi dan balitaTabel 3.2 Pemberian kapsul Vit.A pada bayi dan balita

    Bayi Balita Bayi dan Balita

    Target 80 80 80

    2011 92,4 84,4 88,4

    2012 90,1 86,3 88,2

    Gambar 3.3 Pemberian kapsul Vit.A pada bayi dan balita

    Untuk pemberian vitamin A pada bayi dan balita tahun 2011 sudah

    mencapai target yaitu 88.4% dan 88.2% untuk tahun 2012. Dengan rincian

    masing-masing sebagai berikut: untuk tahun 2011, pemberian vitamin A pada

    bayi 92.4% dan pada balita 84.4%. Sedangkan untuk tahun 2012, pemberian

    vitamin A pada bayi 84.4% dan 86.3% pada balita. Target tersebut dapat tercapai

    6080

    100

    Bayi Balita Bayi dan

    Balita

    80 80 8092.4 84.4 88.490.1 86.3 88.2

    Pemberian Vitamin A Bayi dan

    Balita Tahun 2011-2012

    Target

    2011

    2012

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    20/51

    20

    karena pada kegiatan Posyandu maupun pemeriksaan berkala di poli KIA sudah

    digalakkan untuk pemeberian vitamin A yang berkala sesuai jadwal imuniasasi

    sehingga diharapkan pencapaian pada tahun 2013 dapat lebih tinggi lagi.

    2. Pemberian Obat Tambah darah dan Kapsul Vit.A pada ibu hamil dan ibunifas

    Tabel 3.3 Pemberian Fe 1,Fe3 ibu hamil dan vitamin A ibu nifas

    Fe1 Fe3

    Target 78 78

    2011 79,3 72,3

    2012 96,9 86,79

    Gambar 3.2 Pemberian Fe 1,Fe3 ibu hamil dan vitamin A ibu nifas

    Untuk pemberian Fe 1 tahun 2011 sudah mencapai target yaitu 79.3% dan

    96.9% untuk tahun 2012. Namun, untuk pemberian Fe 3 pada tahun 2011 belum

    mencapai target yaitu 72.3% dan meningkat menjadi 86.79% pada tahun 2012.

    Sama halnya dengan ba;ita distribusi vitamin A pada ibu hamil dilakukan dengan

    lebih intesif yakni di Posyandu maupun di poli KIA sehingga angka tercapainya

    distribusi vitamin A dapat lebih tinggi pada tahun 2013. Kunci dari pencapaian

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    Fe 1 Fe 3

    78 7879.372.3

    96.986.79

    Target (%)2011

    2012

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    21/51

    21

    tersebut yakni angka kunjungan Posyandu yang baik, berakibat terhadap

    pemeriksaan ibu hamil, pemeriksaan balita, penyampaian pesan gizi,

    penyuuluhan, distribusi vitamin dan berbagai kegiatan Puskesmas dapat lebih

    baik.

    3. Distribusi Pemberian Vitamin A Bufas Tahun2011-2012Tabel 3.4 Distribusi Pemberian Vitamin A Bufas Tahun 2011-2012

    Vit. A Bufas (%)

    Target 802011 88,8

    2012 100,7

    Gambar 3.4 Distribusi Pemberian Vitamin A Bufas Tahun 2011-2012

    Untuk pemberian vitamin A pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas

    Beruntung Raya tahun 2011 dan 2012 masing-masing telah mencapai target, yaitu

    88.8% pada tahun 2011 dan 110.7% pada tahun 2012. Pemberian vitamin A pada

    ibu setelah melahirkan sebanyak 2 butir, yang diminum dalam jangka 24 jam

    setelah 1 butir dikonsumsi.

    e) Distribusi garam beryodium, tablet Fe, dan obat cacingKegiatan garam beryodium dilakukan diposyandu, di sekolah dan RT.

    Adapun pengujian garam yang digunakan mengandung iodium atau tidak,

    0

    200

    2011 2012

    88,8 100,7

    Distribusi Vitamin A Bufas Tahun 2011-

    2012

    Pencapaian (%)Target (%)

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    22/51

    22

    dilakukan dengan menggunakan iodium test. Dengan mengambil sampel beberapa

    merk garam yang ada dipasaran yang digunakan oleh masyarakat. Garam tersebut

    mengandung iodium apabila saat ditetesi larutan iodium test maka akan berwarna

    biru, semakin tua warna birunya maka semakin banyak mengandung iodium, dan

    apabila berwarna biru muda maka garam tersebut hanya mengandung sedikit zat

    iodium.

    Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil diberikan paling sedikit 90

    tablet (3 bungkus) pada setiap orang. Distribusi obat cacing dilakukan setiap

    tahunnya. Sasaran pemberian obat cacing adalah anak kelas I, II dan III SD yang

    dilaksanakan secara bertahap setiap bulannya selama tahun 2012.

    Pemantauan Garam Beryodium

    Tabel 3.23 Pemantauan Garam beryodium di sekolah wilayah kerja Puskesmas

    Beruntung Raya tahun 2012

    Kategori

    Baik 23

    Tidak Baik 3

    Gambar 3.5 Pemantauan Garam beryodium di sekolah wilayah kerja Puskesmas

    Beruntung Raya tahun 2012

    050

    Baik Tidak baik

    23 3

    Pemeriksaan Kategori Garam

    Beryodium Tahun 2012

    Jumlah

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    23/51

    23

    Tabel 3.24 Pemantauan Garam beryodium di wilayah kerja Puskesmas Beruntung

    Raya tahun 2012

    Sampel

    Baik 46

    Tidak Baik 4

    Gambar 3.6 Pemantauan Garam beryodium di wilayah kerja Puskesmas

    Beruntung Raya tahun 2012

    Pemantauan garam beryodium dilaksanakan di 5 sekolah pada bulan Juni

    2012. Dari hasil kegiatan, diketahui bahwa seluruh sampel garam yang berjumlah

    26 sampel, yang diuji pada sekolah hasilnya 23 sampel (88,46%) mengandung

    iodium, dan 3 sampel (11,54%) memberikan hasil yang kurang baik. Sedangkan

    untuk sampel garam yang berjumlah 50, diambil dari warga di wilayah kerja, dan

    diperoleh 46 sampel (92%) mengandung iodium dan 4 sampel (8%) memberikan

    hasil yang kurang baik. Artinya, masyarakat sudah menggunakan garam yang

    beryodium, namun masih ada segelintir warga yang belum mengerti cara

    penyimpanan garam yang baikdan sebagian yang belum menggunakan garam

    beryodium, yang harus diberikan penyuluhan.

    0

    50

    Baik Tidak baik

    46

    4

    Pemeriksaan Sampel Garam Beryodium

    Tahun 2012

    Jumlah

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    24/51

    24

    Distribusi Obat Cacing

    Tabel 3.26Distribusi Obat Cacing di Puskesmas Beruntung Raya tahun 2012

    %

    SDN Tanjung Pagar 1 42,02

    SDN Tanjung Pagar 4 49,26

    MI Darunnasihin 90,1

    MI Darul Khairat 100

    Gambar3.7 Distribusi Obat Cacing di Puskesmas Beruntung Raya tahun 2012

    Untuk distribusi obat cacing pada tahun 2012, telah mencapai target untuk

    MI Darul Khairat, 90,1% untuk di MI Darunnasihin, 49,26% di SDN Tanjung

    Pagar 4, dan 42,04% di SDN Tanjung Pagar 1.

    Berdasarkan data yang didapat di Puskesmas Beruntung Raya pada tahun

    2012, tidak terdapat pasien dengan kasus defisiensi yodium, dan cacingan. Namun

    untuk kasus anemia terdapat 9 pasien, sehingga dapat dikatan berhasil berdasarkan

    data distribusi zat besi, obat cacing, dan garam beryodium di masyarakat sehingga

    berguna sebagai upaya preventif terhadap berbagai masalah gizi tersebut.

    f) Membuat pencatatan dan laporan

    020406080

    100

    42.02 49.26

    90.1100

    Persentase Distribusi Obat Cacing

    Tahun 2012

    SDN Tanjung Pagar 1

    SDN Tanjung Pagar 4

    MI Darunnasihin

    MI Darul Khairat

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    25/51

    25

    Setiap program kerja yang dilaksanakan dilakukan pencatatan dan

    pendataan untuk mempermudah monitoring dan evaluasi kerja bagi instansi

    terkait.Guna peningkatan layanan kesehatan masyarakat, mengurangi angka

    kejadian gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya, dan

    meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

    g) Membuat laporan telahan posyanduPembuatan laporan bertujuan untuk monitoring dan evaluasi guna

    peningkatan layanan kesehatan masyarakat, mengurangi angka kejadian gizi

    kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya, dan

    meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

    Tabel 3.1 Kasus Gizi Buruk di Posyandu

    Posyandu Jumlah

    Teratai 1 0Teratai 2 0

    Teratai 3 0

    Teratai 4 1

    Pokbang 0

    Gambar 3.8 Kasus Gizi Buruk di Posyandu

    0

    0.51

    Teratai

    1

    Teratai

    2

    Teratai

    3

    Teratai

    4

    Teratai

    5

    0 0 0

    1

    0

    Kasus Gizi Buruk di Posyandu

    Jumlah

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    26/51

    26

    Tabel 3.2 Status Gizi Balita tahun 2012

    Gambar 3.9 Persentase Gizi Balita pada Tahun 2012

    Tabel 3.3 Status Gizi Balita menurut Berat Badan Tahun 2012

    %

    Sangat Kurus 2,5Kurus 15,8

    Normal 79,2

    Gemuk 2,5

    Gambar 3.10 Status Gizi Balita menurut Berat Badan

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

    10

    35

    54.2

    0.8

    Persentase Gizi Balita pada Tahun 2012

    0

    50

    100

    Sangat

    Kurus

    Kurus Normal Gemuk

    2.515.8

    79.2

    2.5

    Persentase Berat Badan Balita pada

    Tahun 2012

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    27/51

    27

    Tabel 3.4 Status Gizi Balita menurut Tinggi Badan pada tahun 2012

    %Sangat Pendek 21,7

    Pendek 27,5

    Normal 50,8

    Gambar 3.11 Status Gizi Balita menurut Tinggi Badan

    Tabel 3.5 Angka Kejadian Kasus KEP tahun 2011-2012

    KEP Ringan KEP Berat

    2011 1 1

    2012 3 1

    Gambar 3.12 Angka Kejadian Kasus KEP

    0

    20

    40

    60

    Sangat

    Pendek

    Pendek Normal

    21.727.5

    50.8

    Persentase Tinggi Badan-ABS Tahun 2012

    Sangat Pendek

    Pendek

    Normal

    0

    1

    2

    3

    2011 2012

    1

    3

    1 1KEP Ringan

    KEP Berat

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    28/51

    28

    Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak bailta

    54.2 % memiliki gizi yang baik, hal ini mencerminkan pola pemenuhan gizi yang terdapat

    pada keluarga - keluarga dalam ruang lingkup wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya

    sudah cukup baik. Namun persentase gizi kurang 35 % serta gizi buruk 10 %, juga bukan

    masalah yang kecil sehingga upaya pemenuhan kebutuhan gizi seta penyampain

    informasi mengenai gizi juga harus terus ditingkatkan.

    Pada data diatas ditemukan suatu kasus dengan KEP berat atau gizi buruk satu

    orang, upaya penanganannya harus intensif. dalam hal ini puskesmas harus bekerja sama

    dengan berbagai pihak baik itu puskesmas lain, dinas kesehatan, serta Rumah Sakit yang

    dijadikan rujukan penanganan gizi buruk.

    Posyandu sebagai lini pertama dalam penemuan kasus gizi buruk, kemudian akan

    dilaporkan kepada puskesmas induk yang akan menentukan apakah pasien dirawat jalan

    atau harus dirujuk. Pasien dengan gizi buruk murni akan dirujuk ke puskesmas dengan

    fasilitas perbaikan gizi. Namun, pada kasus gizi buruk dengan penyakit penyerta yang

    lain akan segera dirujuk ke Rumah Sakit. Peranan Dinas Keshatan dlam hal ini agar

    penangan gizi buruk dapat maksismal yakni dengan pemberian subsidi (dana PMT) yang

    dapat membantu keluarga pasien dalam masa pengobatan tersebut.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    29/51

    29

    Gambar 3.13 Alur Penanganan Gizi Buruk di Puskesmas Beruntung Raya

    h) Membuat jadwal PosyanduJadwal posyandu balita dan usila dibuat setiap akhir tahun. Jadwal

    posyandu disusun sesuai dengan kader dan petugas gizi. Jadwal dikirim ke

    posyandu dan Dinas Kesehatan.

    Posyandu balita dilaksanakan setiap bulan oleh semua posyandu yang ada

    di wilayah Puskesmas Beruntung Raya. Kegiatan ini dilaksanakan 5 kali per

    bulan. Jumlah posyandu balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Beruntung

    Raya berjumlah 5 buah posyandu balita dan 1 buah posyandu.

    PosyanduPuskesmas

    Induk

    Puskesmasdenganfasilitas

    perbaikan gizi

    Rumah SakitRujukan

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    30/51

    30

    Tabel 3.6 Nama Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas BeruntungRaya

    No Nama Posyandu

    1 Posyandu Teratai I

    2 Posyandu Teratai II

    3 Posyandu Teratai III

    4 Posyandu Teratai IV

    5 Posyandu Teratai V

    6 Posyandu Lansia

    Ruang lingkup upaya perbaikan gizi secara keseluruhan diantaranya mencakup :

    A. Upaya Perbaikan Gizi MasyarakatOperasi Timbang

    Kegiatan Operasi timbang dilakukan pada bulan Februari, yang

    dilaksanakan di 5 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya.Tujuan

    pelaksanaan Operasi Timbang adalah untuk mengetahui perkembangan berat

    badan dan panjang/tinggi badan anak.Kegiatan ini efektif karena bisa menghemat

    waktu dan biaya, dan terbukti bisa meningkatkan angka kunjungan, melacak kasus

    gizi kurang dan buruk.

    Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap

    orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita

    didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat

    irreversible (tidak dapat pulih).

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    31/51

    31

    Status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur

    anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat

    badannya kurang, maka status gizi kurang. Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),

    telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk

    memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur

    anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas

    garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi

    buruk.

    SKDN Balita (Status Gizi Balita)

    KMS adalah suatu pencatatan lengkap tentang kesehatan seorang anak.

    KMS harus dibawa ibu setiap kali ibu menimbang anaknya atau memeriksa

    kesehatan anak dengan demikian pada tingkat keluarga KMS merupakan laporan

    lengkap bagi anak yang bersangkutan, sedangkan pada lingkungan kelurahan

    bentuk pelaporan tersebut dikenal dengan SKDN. SKDN adalah data untuk

    memantau pertumbuhan balita SKDN sendiri mempunyai singkatan yaitu sebagai

    berikut:

    S= adalah jumlah balita yang ada diwilayah posyandu,

    K =jumlah balita yang terdaftar dan yang memiliki KMS,

    D= jumlah balita yang datang ditimbang bulan ini,

    N= jumlah balita yang naik berat badanya.

    Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan kegiatan

    penimbangan (K/S), kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu (D/K),

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    32/51

    32

    tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan (D/S), kecenderungan status gizi

    (N/D), efektifitas kegiatan (N/S) . Pemantauan status gizi dilakukan dengan

    memanfaatkan data hasil penimbangan bulanan posyandu yang didasarkan pada

    indikator SKDN tersebut. Indikator yang dipakai adalah N/D (jumlah anak yang

    berat badannya naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang dalam %).

    Peramalan dilakukan dengan mengamati kecenderungan N/D dan D/S setiap bulan

    pada wilayah masing-masing wilayah kecamatan. Pematauan status gizi

    dilaporkan setiap bulan dengan mempergunakan format laporan yang telah ada.

    Balita yang datang dan ditimbang (D/S).

    Pengertian

    Balita yang datang dan ditimbang (D) adalah semua balita yang datang dan

    ditimbang berat badannya.

    Dalam pengolahan penghitungan N dan D harus benar. Misalnya seorang

    anak setelah ditimbang mengalami kenaikan berat badan 0,1 kg,ketika data berat

    tersebut dipindahkan ke KMS ternyata tidak naik mengikuti pita warna, pada

    contoh ini anak tidak dikelompokkan sebagai balita yang mengalami kenaikan BB

    (lihat buku pemantau pertumbuhan). Data SKDN dihitung dalam bentuk jumlah

    misalnya S,K,D,N atau dalam bentuk proporsi N/D, D/S, K/S dan BMG/D untuk

    masing-masing posyandu. Biasanya setelah melakukan kegiatan di Posyandu atau

    di pospenimbangan petugas kesehatan dan kader Posyandu (petugas sukarela)

    melakukan analisis SKDN. Analisinya terdiri dari:

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    33/51

    33

    Tingkat partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita Yaitu jumlahbalita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yangada di wilayah

    kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/Sx 100%), hasilnya

    minimal harus mencapai 80%, apabila dibawah 80% maka dikatakan

    partisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan

    perkembangan berat badan sangatlah rendah. Hal ini akan berakibat pada

    balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupun kader Posyandu

    akan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat

    badannya atau pola pertumbuhan baerat badannya.

    Tingkat Liputan Program Yaitu jumlah balita yang mempunyai KMSdibagi dengan jumlah seluruh balita yang ada diwilayah Posyandu atau

    dengan menggunakan rumus (K/S x 100%). Hasil yang didapat harus

    100%. Alasannya balitabalita yang telah mempunyai KMS telah

    mempunyai alat instrument untuk memantau berat badannya dan data

    pelayanan kesehatan lainnya. Apabila tidak digunakan atau tidak dapat

    KMS makan pada dasarnya program POSYANDU tersebut mempunyai

    liputan yang sangat rendah atau bisa juga dikatakan balita tersebut. Khusus

    untuk Tingkat Kehilangan Kesempatan ini menggunakan rumus (S-K)/S x

    100%), yaitu jumlah balita yang ada diwilayah Posyandu dikurangi Jumlah

    balita yang mempunyai KMS, hasilnya dibagi dengan jumlah balita yang

    ada diwilayah Posyandu tersebut. Semakin tinggi Presentasi Kehilangan

    kesempatan, maka semakin rendah kemauan orang tua balita untuk dapat

    memanfaatkan KMS. Padahal KMS sangat baik untuk memantau

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    34/51

    34

    pertumbuhan berat badan balita atau juga pola pertumbuhan berat badan

    balita

    Indikator lainnya2 adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naikberat badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang

    ditimbang. Sebaiknya semua balita yang ditimbang harus mengalami

    peningkatan berat badan.

    Indikator lainnya dalam SKDN adalah indicator Drop-Out, yaitu balitayang sudah mempunyai KMS dan pernah datang menimbang berat

    badannya tetapi kemudian tidak pernah datang lagi di Posyandu untuk

    selalu mendapatkan pelayanan kesehatan. Rumusnya yaitu jumlah balita

    yang telah mendapatkan KMS dikurangi dengan jumlah balitayang

    ditimbang, dan hasilnya dibagi dengan balita yang mempunyai KMS ((K-

    D)/K x 100%).

    Indikator lainnya dalam SKDN adalah indikator perbandingan antarajumlah balita yang status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM)

    dibagi dengan banyaknya jumlah balita yang ditimbang pada bulan

    penimbangan (D). Rumusnya adalah (BGM/D 100%)A.

    Kinerja output disini meliputi cakupan hasil program gizi di Posyandu

    yang dapat dilihat dalam bentuk persentase cakupan yang berhasil dicapai oleh

    suatu Posyandu. Adapun cakupan hasil program gizi di Posyandu tersebut adalah

    sebagai berikut :

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    35/51

    35

    Cakupan Program (K/S)Cakupan program (K/S) adalah Jumlah Balita yang memiliki Kartu enuju

    Sehat (KMS) dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu

    kemudian dikali 100%. Persentase K/S disini, menggambarkan berapa

    jumlah balita diwilayah tersebut yang telah memiliki KMS atau berapa

    besar cakupan program di daerah tersebut telah tercapai.

    Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) adalah Jumlah Balita yang

    ditimbang di Posyandu dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah

    kerja Posyandu kemudian dikali 100 %. Persentase D/S disini,

    menggambarkan berapa besar jumlah partisipasi masyarakat di dareah

    tersebut yang telah tercapai.

    Cakupan Kelangsungan Penimbangan (D/K)Cakupan kelangsungan penimbangan (D/K) adalah Jumlah Balita yang

    ditimbang di Posyandu dalam dibagi dengan jumlah balita yang telah

    memiliki KMS kemudian dikali 100%. Persentase D/K disini,

    menggambarkan berapa besar kelangsungan penimbangan di daerah

    tersebut yang telah tercapai.

    Cakupan Hasil Penimbangan (N/D)Cakupan Hasil Penimbangan (N/D) adalah : Rata rata jumlah Balita yang

    naik berat badan (BB) nya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang di

    Posyandu kemudian dikali 100%. Persentase N/D disini, menggambarkan

    berapa besar hasil penimbangan didaerah tersebut yang telah tercapai.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    36/51

    36

    SKDN Bayi Tahun 2013

    Tabel 3.5 SKDN Bayi Tahun 2013

    JAN PEB MRT APR MEI

    S 156 156 156 156 156

    K 156 156 156 156 156

    D 119 141 111 124 116

    N 97 96 88 98 89

    Gambar 3.4 SKDN Bayi Tahun 2013

    SKDN Anak Balita Tahun 2013

    Tabel 3.6 SKDN Anak Balita Tahun 2013

    JAN PEB MRT APR MEI

    S 715 715 715 715 715

    K 715 715 715 715 715D 405 558 387 446 494

    N 377 492 387 362 360

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140160

    Jan Feb Mar Apr Mei

    156 156 156 156 156

    119141

    111124

    116

    97 9688

    9889 S

    K

    D

    N

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    37/51

    37

    Gambar 3.5 SKDN Anak Balita Tahun 2013

    SKDN Balita Tahun 2013

    Tabel 3.7 SKDN Balita Tahun 2013

    JAN PEB MRT APR MEI

    S 871 871 871 871 871

    K 871 871 871 871 871

    D 524 699 498 570 610

    N 474 588 454 460 449

    Gambar 3.6 SKDN Balita Tahun 2013

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    Jan Feb Mar Apr Mei

    715 715 715 715 715

    405

    558

    387446

    494

    377

    492

    366 362 360

    S

    K

    D

    N

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    900

    Jan Feb Mar Apr Mei

    871 871 871 871 871

    524

    699

    498 570

    610

    474

    588

    454 460 449S

    K

    D

    N

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    38/51

    38

    SKDN Bayi

    Tabel 3.8 SKDN Bayi

    S K D N

    2011 150 150 104 80

    2012 152 152 130 90

    Gambar 3.7 SKDN Bayi

    Tabel 3.9 SKDN Bayi

    K/S N/S N/D D/K D/S

    2011 100 55,1 87,9 71,9 71,9

    2012 100 66,9 95,6 84,1 84,1

    Gambar 3.8 SKDN Bayi Tahun 2011-2012

    0

    50

    100

    150

    200

    S K D N

    150 150

    10480

    152 152130

    90 2011

    2012

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    K/S N/S N/D D/K D/S

    100

    55.1

    87.971.9 71.9

    100

    66.9

    95.684.1 84.1

    2011

    2012

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    39/51

    39

    Tabel 3.10 SKDN Anak Balita

    S K D N2011 802 802 381 305

    2012 664 664 440 377

    Gambar 3.9 SKDN Anak Balita

    Tabel 3.11 SKDN Anak Balita

    K/S N/S N/D D/K D/S

    2011 100 55,1 87,9 71,9 71,9

    2012 100 66,9 95,6 84,1 84,1

    Gambar 3.10 SKDN Anak Balita

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    S K D N

    802 802

    381 305

    664 664

    440

    377

    2011

    2012

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    K/S N/S N/D D/K D/S

    100

    55.1

    87.9

    71.9 71.9

    100

    66.9

    95.6

    84.1 84.1

    2011

    2012

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    40/51

    40

    SKDN Balita

    Tabel 3.11 SKDN Balita

    S K D N

    2011 952 952 485 385

    2012 816 816 570 476

    Gambar 3.11 SKDN Balita

    Tabel 3.12 SKDN Balita

    K/S N/S N/D D/K D/S

    2011 100 46,3 89,1 58,8 58,8

    2012 100 60,1 94,5 74,3 74,3

    Gambar 3.12 SKDN Balita

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    S K D N

    952 952

    485 385

    816 816

    570476 2011

    2012

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    K/S N/S N/D D/K D/S

    100

    46.3

    89.1

    58.8 58.8

    100

    60.7

    94.5

    74.3 74.3

    2011

    2012

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    41/51

    41

    Tabel 3.13Bayi-Balita Gizi Bawah Garis Merah tahun 2012

    BGM2011 18

    2012 22

    Gambar 3.13 Bayi-Balita Gizi Bawah Garis Merah tahun 2012

    Taburia

    Taburia merupakan tambahan multivitamin dan multimineral untuk

    memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita umur 6-24 bulan. Tujuan

    pemberian taburia antara lain untuk membantu balita tumbuh kembang secara

    optimal, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan, mencegah

    anemia dan mencegah kekurangan zat gizi. Kegiatan Pembagian Taburia

    dilaksanakan selama 2 bulan, jumlah sasaran adalah 30 anak yang terdapat di 5

    posyandu wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya.

    Tabel 3.19 Pemberian Taburia pada Anak kurang gizi tahun 2012

    Orang

    MP-ASI Biskuit 4

    0

    20

    40

    2011 2012

    18 22

    Bayi-Balita Bawah Garis Merah

    Tahun 2011-2012

    Jumlah Bayi-Balita

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    42/51

    42

    Taburia 5

    Gambar 3.19 Pemberian Taburia pada Anak kurang gizi tahun 2012

    Tabel 3.20 Kasus Gizi Buruk di Posyandu

    Posyandu Jumlah

    Teratai 1 0

    Teratai 2 0

    Teratai 3 0

    Teratai 4 1Pokbang 0

    Taburia merupakan suplemen tambahan yang diberikan dengan

    menaburkannya di hidangan makanan untuk anak yang dikatakan gizi kurang dan

    gizi buruk. Pemberian suplemen Taburia dianjurkan 2x untuk 1 minggu yaitu pada

    hari senin dan kamis selama 1 bulan dengan jumlah total 8 bungkus kecil

    suplemen Taburia. Adapun cara penaburannya dihidangan yang tidak panas dan

    tidak berkuah, gunanya disini agar terhindar kerusakan zat-zat yang terkandung

    didalamnya akan proses panas dan terlarut dalam hidangan berkuah.

    Pada kegiatan ini sebanyak 5 anak BGM di wilayah puskesmas Beruntung

    Raya diberikan Taburia selama 2 bulan.Rata-rata kenaikan berat badan bayi/balita

    BGM selama 2 bulan adalah 290 gram.

    0

    5

    MP-ASI Taburia

    45

    Pemberian MP-ASI dan Taburia Tahun

    2012

    Jumlah Resipien

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    43/51

    43

    Tabel 3.21 Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi

    Kronis

    Orang

    Gakin 9

    Non Gakin 6

    Gambar 3.20 Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil dengan Kekurangan

    Energi Kronis

    Untuk kasus kekurangan energikronis pada ibu hamil, terdapat 9 kasus

    dari keluarga miskin dan 6 kasus dari non keluarga miskin.

    B. Bayi mendapat ASI eksklusifASI ekslusif adalah pemberian air susu kepada bayi sejak pertama bayi lahir dan ASI

    keluar tanpa diberikan minuman/makanan selain ASI itu sendiri termasuk air putih

    maupun susu formula sampai umur bayi 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, baru bisa

    diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI).Adapun beberapa manfaat ASI yaitu,

    mengandung semua zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh pertumbuhan bayi, memberikan

    kekebalan dan melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare, dan biayanya hemat

    praktis dan ramah lingkungan.

    Pemantauan ASI eksklusif dilakukan selama 12 bulan. Dengan Target 70%,

    pencapaian ASI eksklusif sebesar 43.5 % pada 2012, dan 27.4% pada 2011. Hal

    0

    10

    Gakin Non-gakin

    96

    PMT Ibu Hamil dengan KEK Tahun

    2012

    Jumlah

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    44/51

    44

    yang menyebabkan kurangnya kesadaran ibu menyusui untuk tidak memberikan

    ASI nya kepada bayinya. Seperti tidak adanya pengetahuan tentang pentingnya

    ASI eksklusif, bahwa ASI eksklusif itu lebih sehat dan bergizi seimbang

    dibandingkan susu formula pada masa usia bayi 0-6 bulan.

    Tabel 3.22 Pencapaian ASI Eksklusif

    ASI Eksklusif (%)

    Target 70

    2011 27,4

    2012 43,5

    Gambar 3.21 Pencapaian ASI Eksklusif

    Untuk pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Beruntung

    Raya tahun 2011 dan 2012 masing-masing belum mencapai target, yaitu 27,4%

    pada tahun 2011 dan 43,5% pada tahun 2012.

    0

    20

    40

    60

    80

    2011 2012

    27.443.5

    Target (70 %)

    Pencapaian (%)

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    45/51

    45

    BAB IV

    ANALISIS MASALAH UPAYA PERBAIKAN GIZI

    4.1 Analisis SWOT1.1 Kekuatan (Strength).

    a. Program-program yang ada telah menunjukan trend peningkatan daritahun 2011 ke 2012.

    b. Tersedianya obat cacing, vitamin A, tablet Fe yang akan didistribusikan kemasyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

    c. Adanya posyandu sehingga dapat melaksanakan program gizi di seluruhwilayah kerja Puskesmas, seperti dilakukan penimbangan balita dan bayi

    tiap bulan di Posyandu yang memudahkan pengontrolan gizi di wilayah

    kerja Puskesmas.

    d. Adanya PONED pada Puskesmas memudahkan dalam pendataan bayibaru lahir dan ibu nifas.

    e. Pihak Puskesmas rutin ke Posyandu, sehingga mudah bagi masyarakatuntuk mendapatkan pengobatan serta perbaikan gizi.

    f. Banyaknya kader kesehatan yang aktif yang dimiliki di semua Posyandudan Puskesmas memudahkan masyarakat untuk konsultasi kesehatan dan

    perbaikan gizi.

    g. Pemberian obat cacing dilakukan langsung disekolah, dimana anak-anaksudah terkumpul.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    46/51

    46

    h. Pencatatan data SKDN sudah baik, didapatkan gambaran mengenai profilkesehatan masyarakat

    i. Program-program tertentu, seperti pemberian vitamin A mencakuppelaksanaan diluar puskesmas, tidak hanya menunggu kesadaran

    masyarakat untuk datang ke puskesmas.

    1.2 Kelemahan (Weakness)

    a. Jumlah petugas yang sedikit dan banyaknya kegiatan ahli gizi puskesmasbaik di dalam maupun di luar puskesmas menyebabkan konseling gizi

    terhadap Usila maupun Balita masih terbatas.

    b. Masih ditemukan kasus gizi kurang (BGM) di wilayah kerja Puskesmasc. Angka cakupan ASI eksklusif masih jauh dari target yang diharapkan.d. Layanan konsultasi gizi tidak berjalan efektif padahal jumlah pasien

    dengan penyakit seperti DM serta HT banyak.

    e. Keterbatasan SDM menjadikan ruang upaya pokok gizi sering kali kosongkarena ditinggal ke Pustu, Posyandu, Poskesdes dan lain-lain.

    f. Kunjungan langsung ke Poli gizi tidak ada

    1.3 Kesempatan (Oppurtunity)

    a. Adanya SD di wilayah kerja yang dekat dengan puskesmas sehinggamempermudah pelaksanaan upaya pokok gizi tertentu, seperti pemberian

    obat cacing.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    47/51

    47

    b. Adanya SMP di wilayah kerja puskesmas sehingga dapat dilakukankerjasama dengan pihak UKS dalam upaya mengurangi angka anemia

    pada remaja putri dengan pemberian tablet Fe.

    c. Jumlah penduduk usia produktif yang cukup banyak dapat dijadikansumber kaderisasi posyandu yang potensial

    d. Menurut data dari kelurahan, kepala Puskesmas Beruntung Rayamerupakan ketua RW di kelurahan Tanjung Pagar, sehingga dapat

    mempermudah untuk kerjasama lintas sektoral di wilayah kerja

    puskesmas.

    1.4 Ancaman (Threat)

    a. Rendahnya tingkat pendidikan di masyarakat sehingga secara langsungdan tidak langsung mempengaruhi kualitas gizi masyarakat.

    b. Rendahnya tingkat perekonomian masyarakat akan mempengaruhi dayabeli konsumsi gizi.

    c. Kesadaran masyarakat untuk konsultasi gizi masih kurang.d. Kebudayaan setempat masih sering menghambat upaya pokok gizi,

    contohnya pada kasus anemia pada ibu.

    e. Cakupan ASI eksklusif yang rendah menjadikan anak-anak rentanterserang penyakit.

    f. Masih banyak jajanan yang tidak sehat di sekolah-sekolah.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    48/51

    48

    4.2 Pemecahan Masalah1. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dilakukan pembinaan oleh

    petugas kader terutama pada saat kegiatan posyandu agar lebih berperan

    aktif meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya posyandu,

    misalnya melakukan kunjungan rumah oleh kader serta diperlukan peran

    serta tokoh masyarakat untuk mengajak masyarakat datang ke posyandu

    dan petugas terus meningkatkan penyuluhan terhadap ibu-ibu balita

    tentang pola asuh, pola makan yang baik untuk anak.

    2. Mengintensifkan program posyandu dan mengoptimalkan kinerja petugaskesehatan dalam pendataan, pemantauan dan pengawasan kasus gizi

    kurang dan gizi buruk.

    3. Menambah jumlah SDM pada untuk petugas bagian Gizi.4. Mengoptimalkan penyuluhan pada ibu hamil dan ibu nifas tentang

    pentingnya dan bagaimana cara memberikan ASI yang benar.

    5. Bekerjasama dengan pihak sekolah SMP dan UKS dalam upayamengurangi angka anemia pada remaja putri dengan pemberian tablet Fe.

    6. Meningkatkan peran aktif pihak sekolah untuk menunjang kegiatan upayapemberian obat cacing.

    7. Melengkapi sarana dan prasarana untuk penyuluhan gizi seperti ruangankhusus gizi, piramida makanan serta jenis-jenis makanan sehat.

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    49/51

    49

    BAB V

    P E N U T U P

    A. Kesimpulan

    Puskesmas Beruntung Raya berada di Kecamatan Banjarmasin Selatan

    Kota Banjarmasin dengan wilayah kerja sebanyak 1 Kelurahan yaitu Kelurahan

    Tanjung Pagar.Dengan Luas Wilayah 315 Ha wilayah kerja Puskesmas Beruntung

    Raya memiliki jumlah penduduk sebanyak 8707 jiwa.

    Puskesmas Beruntung Raya sekarang telah memiliki unit-unit kegiatan

    yang masing-masing unit tersebut memiliki program kesehatan tersendiri dan

    masing-masing unit yang telah melaksanakan program tersebut. Hasil kegiatan

    pada umumnya mengalami peningkatan dibanding tahun lalu walaupun masih ada

    beberapa yang belum memenuhi target.

    Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Beruntung Raya

    sudah menyadari akan pentingnya gizi mereka serta anaknya namun masih ada

    yang mengalami kekurangan gizi dikarenakan oleh kondisi ekonomi dan tingkat

    pendidikannya yang rendah.

    B. Saran

    Dari data yang telah didapatkan disarankan:

    1. Perencanaan dilakukan lebih matang mengenai program dan dengan jumlahtenaga yang tersedia sehingga hambatan berupa kurangnya tenaga kesehatan

    dapat di minimalisasi serta dilakukan koordinasi antara berbagai sektor yang

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    50/51

    50

    terkait dalam kegiatan puskesmas agar pelaksanaan kegiatan program dapat

    tercapai dan berjalan dengan baik.

    2. Pengoptimalkan tenaga dari puskemas dan pengrekrutan kader-kader yangberupaya lebih dimasyarakat

    3. Memanfaatkan organisasi serta tempat-tempat umum yang banyak tersedia dimasyarakat sehingga penyampaian informasi menyeluruh dan berkelanjutan.

    4. Kerjasama dengan dinas terkait dan lintas sektoral untuk menjalankanprogram

    5. Pembuatan sistem yang efisien dan tepat sasaran dalam pengawasan danpenataan masyarakat

  • 5/25/2018 Upaya Pokok Gizi

    51/51

    51

    Daftar Pustaka

    1. Laporan Kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Beruntung RayaTahun 2012

    2. Profil Puskesmas Beruntung Raya Tahun 20123. Data Dinding Puskesmas Beruntung Raya Tahun 2012