UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA...

146
UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI PEMISAHAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM BERBASIS LABORATORIUM KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN GENUK SKRIPSI Disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam ilmu Pendidikan Kimia Oleh : SITI ANIYAH NIM : 083711021 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Transcript of UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA...

Page 1: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI

PEMISAHAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM BERBASIS

LABORATORIUM KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN GENUK

SKRIPSI

Disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi Syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

dalam ilmu Pendidikan Kimia

Oleh :

SITI ANIYAH

NIM : 083711021

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

ii

Page 3: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

iii

Page 4: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

iv

Page 5: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

v

Page 6: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

vi

ABSTRAK

Judul : Upaya Peningkatan Pembelajaran Kimia Pada Materi Pemisahan Kimia

Melalui Metode Praktikum Berbasis Laboratorium Kelas VII MTs

Hidayatus Syubban Genuk.

Penulis : Siti Aniyah

NIM : 083711021 .

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan metode yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang baik

adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Salah satu

metode tersebut adalah metode praktikum, dimana metode ini siswa melakukan

percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari,

siswa juga diberi kesempatan untuk mengikuti suatu proses, mengamati suatu

objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai

suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana

meningkatkan pembelajaran kimia dengan metode praktikum terhadap hasil

belajar kimia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) materi pokok pemisahan kimia

pada siswa kelas VII semester I MTs HidayatusSyubban Genuk pada mata

pelajaran kimia materi pemisahan kimia melalui metode praktikum. Penelitian ini

merupakan tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri

dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes dan persentase

ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa. Keberhasilan siswa untuk aspek

kognitif dapat dilihat dari hasil tes, dengan ketuntasan individual bila semua siswa

mencapai 65 atau menguasai 65% dan ketuntasan klasikal apabila 80% dari

seluruh siswa dalam satu kelas memperoleh nilai ≥ 65 atau telah menguasai sama

dengan 80% (sesuai dengan ketentuan sekolah).Terjadi peningkatan aktivitas

afektif dan aktivitas psikomotorik siswa dari siklus I sampai siklus berikutnya.

Dari hasil penelitian, rata-rata hasil belajar kognitif, afektif, dan

psikomotorik meningkat setiap siklus. Pada siklus I aspek kognitif sebesar 70%,

aspek afektif sebesar 74.65%, aspek psikomotorik sebesar 73.25%. Pada siklus II

aspek kognitif sebesar 96.7%, aspek afektif sebesar 82.5%, aspek psikomotorik

sebesar 84.5%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar peserta didik meningkat melalui penerapan pembelajaran praktikum.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

informasi dan masukan guru dalam melakukan kegiatan praktikum di

laboratorium, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif,

psikomotorik, dan afektif.

Page 7: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur Alhamdulillah selalu terpanjatkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan segala rahmat, inayah dan hidayah-Nya kepada penulis yang

tidak memiliki kekuatan sehingga hanya berkat rahmat-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam

selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah meluruskan

umat manusia yang diridloi oleh Allah SWT.

Skripsi ini berjudul “Upaya Peningkatan Pembelajaran Kimia Pada

Materi Pemisahan Kimia Melalui Metode Praktikum Berbasis Laboratorium

Kelas VII MTs HidayatusSyubban Genuk”, disusun untuk mengetahui salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-I) Fakultas Tarbiyah Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini sangat sulit terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dukungan, dan

do’a dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis mengaturkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang

2. Atik Rahmawati, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Abdul Wahid, M.Ag, selaku pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Segenap dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri Walisongo Semarang, terkhusus dosen Kimia yang selalu

berkenan untuk memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyusun skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu karyawan Perpustakaan baik di Institut maupun di Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah

Page 8: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

viii

memberikan pelayanan kepustakaan yang diperlukan penulis untuk menyusun

skripsi ini.

6. KH. Ach. Syamhudi, M.Pd.I, selaku kepala sekolah MTs HidayatusSyubban

Genuk dan seluruh guru, karyawan, dan stafnya terimakasih telah membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. UlfiChoiriyah, S.KM, selaku guru IPA di MTs HidayatusSyubban Genuk,

terimakasih atas bantuan, arahan, bimbingannya selama penulis melaksanakan

penelitian.

8. Ayahanda Fatkurrohman dan Ibunda Masriyah selaku orang tua penulis, yang

telah memberikan segalanya baik do’a, semangat, cinta, kasih saying, ilmu,

dan bimbingan, yang tidak dapat penulis ganti dengan apapun, serta dukungan

materiil dan spiritualnya.

9. Kakak tercinta Fitriyatun, Muhamad Yusuf, Munthohar, Luluk Ilma’nun, yang

telah memberikan semangat untuk menjadi yang terbaik.

10. Teman-teman seperjuangan Kimia angkatan 2008 yang memberikan semangat

baik moral, materil, maupun spiritual.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan dalam arti sebenarnya. Oleh sebab itu saran dan kritik yang

bersifat konstruktif penulis harapkan. Penulis berharap semoga penyusunan

skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca.

Semarang, 22 Juni 2012

Penulis

Siti Aniyah

NIM.083711021

Page 9: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii

PENGESAHAN ............................................................................................. iii

NOTA PEMBIMBING .................................................................................. iv

ABSTRAK PENELITIAN ............................................................................. v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……. ......................................... 4

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Belajar dan Hasil Belajar ........................................................... .6

1. Belajar ................................................................................. 6

2. Hasil belajar ........................................................................ 8

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 13

B. Metode Praktikum... ................................................................... 17

1. Pengertian Metode Praktikum... ......................................... 17

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum .................. 17

C. Pembelajaran di Laboratorium ................................................... 18

D. Pemisahan Kimia.... ................................................................... 19

E. Kajian Pustaka yang Relevan…….. ........................................... 27

F. Hipotesis Tindakan.. .................................................................. 28

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian… ................................................................... 30

B. Waktu dan Tempat Penelitian……. ........................................... 30

C. Kolaborator.. .............................................................................. 31

D. Rancangan Penelitian…….. ....................................................... 31

E. Teknik Pengumpulan Data.. ....................................................... 36

Page 10: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

x

F. Instrument Penelitian……... ...................................................... 38

G. Teknik Analisis Data Hasil Observasi……. .............................. 38

H. Indikator Keberhasilan……. ...................................................... 44

BAB IV : PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Observasi Pra Siklus .................................................................. 46

1. Hasil Belajar Peserta Didik…… ......................................... 46

2. Refleksi Pra Siklus……. ..................................................... 47

3. Strategi Pembelajaran yang Digunakan. ............................. 48

4. Sarana Laboratorium….. ..................................................... 48

5. Hasil Penelitian... ................................................................ 49

Siklus I… ............................................................................ 49

Siklus II... ............................................................................ 59

B. Pembahasan.. .............................................................................. 64

1. Siklus I… ............................................................................ 64

2. Siklus II.. ............................................................................. 67

3. Keterbatasan Penelitian.. ..................................................... 72

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 73

B. Saran. ......................................................................................... 73

C. Penutup……. ............................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

DAFTAR GRAFIK

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Hasil Belajar Aspek Kognitif Pra Siklus ................................... 46

Tabel 4.2 : Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siklus I ............................... 53

Tabel 4.3 : Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus I ......................................... 55

Tabel 4.4 : Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I ........................................ 56

Tabel 4.5 : Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siklus II ............................... 61

Tabel 4.6 : Hasil Belajar Aspek Afektif Siklus II........................................... 62

Tabel 4.7 : Hasil Belajar Kognitif Siklus II .................................................... 63

Tabel 4.8 : Hasil Tes Siswa (Kognitif) Pra Siklus dan Siklus I……………... 66

Tabel 4.9 : Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus I dan Siklus II………………. 67

Tabel 4.10: Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus I dan Siklus II…….. 69

Tabel 4.11: Hasil Penilaian Aspek Afektif Siklus I dan Siklus II…………… 70

Page 12: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Tes Siswa (Kognitif) Pra Siklus dan Siklus I……………. 66

Grafik 4.2 Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus I dan Siklus II……………... 68

Grafik 4.3 Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus I dan Siklus II…... 69

Grafik 4.4 Hasil Penilaian Aspek Afektif Siklus I dan Siklus II……….… 71

Page 13: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pemisahan dengan metode filtrasi ............................................... 20

Gambar 2.2 Pemisahan dengan metode kristalisasi ........................................ 22

Gambar 2.3 Pemisahan dengan metode destilasi ............................................ 23

Gambar 2.4 Pemisahan dengan metode sublimasi .......................................... 25

Gambar 2.5 Pemisahan dengan metode kromatografi kertas.......................... 26

Gambar 3.1 Langkah-langkah PTK............................................................... 32

Page 14: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus

Lampiran 2 : RPP Siklus I

Lampiran 3 : RPP Siklus II

Lampiran 4 : Daftar Nama Peserta Didik

Lampiran 5 : Daftar Kelompok Praktikum

Lampiran 6 : Nilai Pra Siklus

Lampiran 7 : Petunjuk Praktikum Siklus I

Lampiran 8 : Petunjuk Praktikum Siklus II

Lampiran 9 : Kisi-kisi Soal Siklus I

Lampiran 10 : Kisi-kisi Soal Siklus II

Lampiran 11 : Lembar Penilaian Aspek Kognitif Siklus I

Lampiran 12 : Lembar Penilaian Aspek Kognitif Siklus II

Lampiran 13 : Kunci Jawaban Siklus I dan II

Lampiran 14 : Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siklus I

Lampiran 15 : Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siklus II

Lampiran 16 : Panduan Skoring Afektif

Lampiran 17 : Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siklus I

Lampiran 18 : Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siklus II

Lampiran 19 : Panduan Skoring Psikomotorik

Lampiran 20 : Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik Siklus I

Lampiran 21 : Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik Siklus II

Lampiran 22 : Jurnal Guru

Page 15: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

“Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk membuat peserta

didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”.1 “Proses

pembelajaran merupakan kegiatan fundamental dalam proses pendidikan yang

mana terjadinya proses belajar yang tidak terlepas dari proses mengajar. Proses

pengajaran dan pembelajaran dalam konteks pendidikan formal merupakan usaha

sadar dan sengaja serta terorganisir secara baik, guna untuk mencapai tujuan

institusional yang diemban oleh lembaga yang menjalankan misi pendidikan.

Proses pembelajaran adalah seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan siswa

(peserta didik)”.2

“Belajar merupakan suatu upaya pengembangan seluruh kepribadian

individu, baik segi fisik maupun psikis. Dalam proses belajar di sekolah sasaran

belajar ini sering dirumuskan dalam bentuk tujuan pelajaran, tujuan instruksional

atau dewasa ini disebut tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar yang berlangsung

di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan guru, serta

pendidik lainnya. Apa yang hendaknya dicapai dan dikuasai siswa (tujuan

belajar), bahan apa yang harus dipelajari (metode pembelajaran), serta bagaimana

cara mengetahui kemajuan belajar siswa (evaluasi), telah direncanakan dengan

seksama”.3 “Ada dua pendekatan di dalam pelaksanaan pengajaran di sekolah,

yaitu pendekatan yang mengutamakan hasil belajar dan yang menekankan proses

belajar. Sebab suatu hasil belajar yang baik akan diperoleh melalui proses yang

1 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2008), hlm.85.

2 Iskandar, Psikologi Pendidikan, (Ciputat : Gaung Persada (GP) Press, 2009), hlm.98.

3 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT

Remaja Rodaskarya, 2009), hlm.177-179.

Page 16: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

2

baik, dan sebaliknya proses belajar yang baik akan memberi hasil yang baik

pula”.4

Dalam proses belajar anak-anak tidak semata-mata menerima pelajaran

yang “dihadiahkan” oleh guru. Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak

dijumpai belajar yang kurang tepat, misalnya dengan memahami belajar sebagai

masalah atau kegiatan intelektual semata-mata. Bahkan ada juga yang

mengharuskan siswa duduk manis di depan meja dengan sikap menerima apa

yang diberikan oleh guru. Dengan praktik seperti itu dapat diartikan bahwa jiwa

anak bersifat pasif. Sedangkan materi yang dipelajari seolah-olah seperti benda

yang dimasukkan oleh guru ke dalam diri siswa. Ibaratnya seperti anak kecil yang

duduk dengan manis dalam menerima sepiring nasi yang dihidangkan ibunya.5

Peranan peserta didik dalam proses pembelajaran adalah berusaha secara aktif

terlibat langsung dalam proses belajar di bawah bimbingan guru. Dalam kegiatan

belajar peserta didik, guru harus dapat menciptakan situasi dan kondisi yang

kondusif dalam kegiatan belajar peserta didik.

IPA merupakan ilmu yang dibangun melalui proses berpikir, eksperimen

yang didalamnya terdapat tahap mengamati, mengukur, menganalisis, dan

mengambil kesimpulan. Di dalam pembelajaran IPA siswa dituntut lebih bisa

mandiri dalam belajar, karena dalam proses pembelajaran IPA yang diutamakan

bukan hanya sekedar pengembangan kemampuan akademik saja, melainkan juga

kemampuan praktik yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya.

Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam

kompetisi mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak

memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang. Salah satu cara untuk

mendalami ilmu pengetahuan dilakukan dengan cara praktik. Untuk

memperdalam ilmu pengetahuan dilihat dari aspek psikomotorik para peserta

didik perlu melakukan praktikum antara lain di laboratorium. Dalam pengertian

4 Bambang Warsita, Teknilogi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, hlm.178.

5 Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, Eksistensi dan Proses Belajar-Mengajar Pendidikan

Agama Islam, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1998), hlm.147-148.

Page 17: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

3

terbatas laboratorium ialah suatu ruangan tertutup dimana percobaan dan

penyelidikan dilakukan ditunjang oleh adanya perangkat alat-alat dan bahan-

bahan yang digunakan untuk praktikum. Kegiatan praktek di laboratorium ini

dimaksudkan agar peserta didik dapat belajar melalui praktek sehingga menguasai

ilmu pengetahuan dengan tepat dan benar. Karena dalam pelajaran IPA peserta

didik tidak hanya belajar dengan cara mendengarkan keterangan guru di kelas.

Tetapi harus melakukan kegiatan penyelidikan melalui praktek di laboratorium

untuk mencari keterangan lebih lanjut mengenai ilmu yang dipelajarinya.6

MTs Hidayatus Syubban merupakan salah satu MTs swasta di kota Genuk,

dimana sebagian besar siswa-siswanya berasal dari daerah setempat. Pada kelas

VII dalam menyampaikan materi pemisahan kimia belum diterapkan metode

praktikum. Berdasarkan observasi awal diperoleh hasil bahwa kebanyakan peserta

didik kelas VII pasif dan banyak diam, hal ini disebabkan karena rasa malu,

kurang berani bertanya, menjawab pertanyaan maupun mengungkapkan pendapat.

Selain itu juga anggapan peserta didik bahwa mata pelajaran kimia sangat

membosankan karena terlalu banyak materi, hitung-hitungan, dan hafalan.

Sehingga mempengaruhi hasil belajar yang selama ini belum sesuai dengan

harapan.

Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan dan

hasil belajar peserta didik dalam suatu proses pembelajaran. Salah satunya adalah

model pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Model pembelajaran yang

monoton akan mengurangi motivasi peserta didik untuk belajar, karena peserta

didik merasa jenuh. Guru diharapkan mampu menggunakan model pembelajaran

yang lebih bervariasi agar dapat membangkitkan daya kreatifitas, motivasi, serta

kerjasama, tanggungjawab, dan disiplin.

Bertolak dari uraian di atas peneliti berminat melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang lebih aktif yaitu kegiatan pembelajaran melalui metode

praktikum dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi pokok pemisahan

kimia. Pembelajaran praktikum adalah suatu metode dalam pembelajaran yang

6 Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,

2010), hlm.17.

Page 18: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

4

cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami

dan membuktikan sendiri yang dipelajari. Dengan menggunakan metode

pembelajaran praktikum diharapkan lebih efektif untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Karena dengan menggunakan metode praktikum siswa diajak secara

aktif melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep tentang

materi pelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka permasalahan yang

perlu di kaji dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah metode praktikum berbasis laboratorium dapat meningkatkan hasil

belajar kimia pada materi pokok pemisahan kimia siswa kelas VII MTs

Hidayatus Syubban Genuk tahun ajaran 2011/2012?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar kimia pada materi pokok pemisahan

kimia siswa kelas VII MTs Hidayatus Syubban Genuk tahun ajaran 2011/2012

melalui metode praktikum berbasis laboratorium?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui apakah metode praktikum berbasis laboratorium dapat

meningkatkan hasil belajar kimia pada materi pokok pemisahan kimia

siswa kelas VII MTs Hidayatus Syubban Genuk tahun ajaran 2011/2012?

b. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar kimia pada materi

pokok pemisahan kimia siswa kelas VII MTs Hidayatus Syubban Genuk

tahun ajaran 2011/2012 melalui metode praktikum berbasis laboratorium?

2. Manfaat

a. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar terhadap

pembelajaran kimia pada pokok bahasan pemisahan kimia dengan metode

Page 19: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

5

praktikum, dan bisa menambah motivasi belajar siswa khususnya ilmu

IPA.

b. Bagi guru (pendidik), diharapkan dapat menambah pengalaman dalam

mengajar dengan penerapan metode praktikum, dan untuk mengukur

sejauh mana tingkat keterampilan berfikir kritis dan sikap ilmiah siswa.

c. Bagi lembaga pendidikan, diharapkan dapat menambah khasanah baru

dalam pengembangan penerapan metode pembelajaran untuk membantu

proses pengajaran di kelas.

d. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan bisa menjadi sebuah pengetahuan

dan pengalaman dalam usaha mengembangkan metode pembelajaran.

Page 20: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar dan Hasil Belajar

1. Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar

adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,

sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu

proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin

ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan.

Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan

pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-

banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut banyaknya materi

yang dikuasai oleh siswa. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan

mutu) adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-

cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini

difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk

memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. Belajar pada

hakikatnya merupakan proses kognitif yang mendapat dukungan dari fungsi ranah

psikomotor. Fungsi psikomotor dalam hal ini meliputi: mendengar, melihat, dan

mengucapkan. Pada umumnya belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 1

Ada beberapa ahli mendefinisikan tentang belajar, antara lain dapat

diuraikan sebagai berikut :

1Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja

Rodaskarya, 2010), hlm.87-93

Page 21: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

7

1) Menurut John W. Santrock:

“Learning is a relatively permanent change in behavior due to

experience”.2

(Belajar adalah perubahan yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku

sebagai hasil pengalaman).

2) Belajar menurut Clifford T. Morgan:

“learning may be defined as any relatively permanent change in behavior

which occur as a result of experience or practice”.3

(Pembelajaran dapat di definisikan sebagai perubahan sikap dari sebuah

hasil pengalaman dan praktek).

Hadist Nabi SAW baik secara eksplisit maupun implisit mewajibkan orang

untuk belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan.

������ ��� � ��� ���� ������ � ����� �� ����� ���� � ��!� : » $ %�&'�� �(��)*� � � �+���+�� ��)�� � ,*� � � -�.� /�0+�� ��)�� � , ��+���+�� � $ 12�3+4 � 15�/��� �6789�: $ %�&'�� �(��)*� � � �;<�/�4+�� ��)�� � , $ %�&'�� �(��)

� )�= '�� � �>�?+0 @ A�B C�D �;� B8E @ �F �G H@8/�: ��: �;� '+I� J�� K�L @ �&K C �� K�0+�� �/ =+M , � �N�4 K�'�� �. ����B�� (���PQ���B���

Ibnu Mas’ud meriwayatkan, “Rasulullah saw. berkata kepadaku Tuntutlah

ilmu pengetahuan dan ajarkanlah kepada orang lain. Tuntutlah ilmu

kewarisan dan ajarkanlah kepada orang lain. PelajarilahAl-Qur’an dan

ajarkanlah kepada orang lain. Saya ini akan mati. Ilmu akan berkurang dan

cobaan akan semakin banyak, sehingga terjadi perbedaan pendapat antara

dua orang tentang suatu kewajiban, mereka tidak menemukan seorang pun

yang dapat menyelesaikannya.(Al-Imam Abi Muhammad Abdullah

ibnBahram Al-Darimi Al-Darimiy, Sunan ad-Darimi, jilid 1)4

Dalam hadis ini, ada tiga perintah belajar, yaitu perintah mempelajari ‘al-

‘ilm’, ‘al-faraid’ dan ‘al-Qur’an’. Menurut Ibnu Mas’ud, ilmu yang dimaksud di

sini adalah ilmu syariat dan segala jenisnya. Al-Fara’id adalah ketentuan-

2 John W. Santrock, Psychology Essentials, (New York : Mc Graw-Hill, 2005), hlm. 137.

3 Clifford, T. Morgan, Introduction to Psychology, (Kogakusha: Mc Graw-Hill, 1971), hlm.

63

4Bukhari Umar, ” Pendidikan dalam Perspektif Hadis: Perintah Menuntut Ilmu”, dalam

bukhariumar59.blogspot.com/2010/12/pendidikan-dalam-perspektif-hadis.html,diakses 07

Februari 2012.

Page 22: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

8

ketentuan baik ketentuan Islam secara umum maupun ketentuan tentang harta

warisan. Mempelajari Al-Qur’an mencakup menghafalnya. Setelah dipelajari

ajarkan pula kepada orang lain supaya lebih sempurna. Beliau memerintahkan

agar sahabat mempelajari ilmu karena beliau sendiri adalah manusia seperti

manusia pada umumnya. Pada suatu saat, beliau akan wafat. Dengan adanya

orang mempelajari ilmu, ilmu pengetahuan akan terus berkembang.

2. Hasil Belajar

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar. Horward Kingsley membagi tiga hasil belajar,

yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap

dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a)

informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, (e)

keterampilan motorik”.5

Menurut taksonomi Benyamin Bloom membagi menjadi tiga ranah, yakni

ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan

dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan

atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif

berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban

atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris

berkenaan dengan hasil belajar kemampuan keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b)

keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau

ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan

interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara

ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di

sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi

bahan pengajaran.

5Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja

Rodaskarya, 2009), hlm.22

Page 23: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

9

a. Ranah kognitif

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata

knowledge dalam taksonomi Bloom, membedakan menjadi beberapa tipe

yaitu:6

1) Pengetahuan (Knowledge)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall)

atau mengenal kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus,

dan sebagainya. Pengetahuan atau ingatan ini merupakan proses berfikir

yang paling rendah.

2) Pemahaman (Comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu

setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Pemahaman merupakan jenjang

kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

3) Penerapan atau aplikasi (Application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-

ide umum, tata cara, ataupun metode-metode. Prinsip-prinsip, rumus-

rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.

Aplikasi atau penerapan ini merupakan proses berfikir yang setingkat lebih

tinggi dibandingkan dengan pemahaman.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan

suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan

mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor

yang satu dengan yang lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih

tinggi dibanding dengan jenjang aplikasi.

5) Sintesis (Synthesis)

6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja

Rodaskarya, 2009), hlm.22-25

Page 24: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

10

Adalah kemampuan seseorang yang merupakan kebalikan dari proses

analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memudahkan bagian-

bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi suatu

pola yang berstruktur atau berbentuk pola yang baru. Jenjang sintesis

adalah setingkat lebih tinggi dibanding dengan jenjang analisis.

6) Evaluasi (Evaluation)

Adalah jenjang berfikir yang paling tinggi dalam ranah kognitif. Menurut

taksonomi Bloom, penilaian atau evaluasi merupakan kemampuan

seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau

ide.

Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di

dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis,

mensistesis dan kemampuan mengevaluasi. Pada tingkat pengetahuan, peserta

didik menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat

pemahaman peserta didik dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-

katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat

aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam

situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk

menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi,

membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab akibat.

Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita,

komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan

pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi

seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya

judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.

Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih

mementingkan proses belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya sekedar

melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar

melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Teori belajar kognitif lebih

menekankan arti penting proses internal, mental manusia. Tingkah laku

manusia yang tampak, tidak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan

Page 25: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

11

proses mental, seperti : motivasi, kesengajaan, keyakinan dan sebagainya.

pengetahuan tentang kognitif peserta didik perlu dikaji secara mendalam oleh

para calon guru dan para guru demi menyukseskan proses pembelajaran di

kelas. Tanpa pengetahuan tentang kognitif peserta didik, guru akan

mengalami kesulitan dalam membelajarkannya di kelas, yang pada akhirnya

mempengaruhi rendahnya kualitas proses pendidikan yang dilakukan oleh

guru di kelas. Karena faktor kognitif yang dimiliki oleh peserta didik

merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan proses

pembelajaran di kelas. Faktor kognitif merupakan jendela bagi masuknya

berbagai pengetahuan peserta didik melalui kegiatan belajar baik secara

mandiri maupun secara kelompok.

b. Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa jenis

kategori ranah afektif sebagai hasil belajar yaitu:7

1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk

masalah, situasi, gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan

untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari

luar.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang

terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan

reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang

kepada dirinya.

3) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

gejala atau stimulus. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan

menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan

kesepakatan terhadap nilai.

4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan,

7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm.25-28

Page 26: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

12

dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam

organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem

nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian

dan tingkah laku. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan

karakteristiknya.

Ranah afektif merupakan kegiatan yang mencakup sikap dan nilai.

Ranah afektif meliputi kemampuan seseorang untuk menerima sesuatu,

kemampuan untuk menjawab, kemampuan seseorang untuk menilai dalam

memperbaiki suatu masalah. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan

dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti

perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi

ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4)

organization (5) characterization by value or value complex. Receiving atau

attending sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu

objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar peserta didik bersedia

menerima nilai-nilai yang di ajarkan, dan peserta didik berkenan

menggabungkan diri kedalam nilai itu atau mengidentifikasikan diri dengan

nilai itu. Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi

aktif”. Kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena

tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Valuing (menilai)

artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap peserta

didik, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan

membawa kerugian atau penyesalan. Dalam proses belajar mengajar, peserta

didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah

berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk.

c. Ranah psikomotorik

Page 27: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

13

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill)

dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:8

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

2) Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.

3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, dan motoris.

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan

ketepatan.

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks.

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti

gerakan ekspresif dan interpretatif.

Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima

pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotorik adalah ranah yang

berhubungan dengan aktivitas fisik. Hasil belajar psikomotorik ini sebenarnya

merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil

belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-

kecenderungan berperilaku).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan

atas dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu

dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

1) Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama,

keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat

8 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm.28-31

Page 28: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

14

mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan

bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar

individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah akan menghambat

tercapainya hasil belajar yang maksimal. Kedua, keadaan fungsi jasmani

atau fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi

pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama

pancaindera. Pancaindera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah

aktifitas belajar dengan baik pula.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama

mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat,

sikap, dan bakat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang penting

dalam proses belajar siswa, karena dapat menentukan kualitas belajar

siswa. Motivasi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keefektifan kegiatan belajar siswa, karena motivasilah yang mendorong

siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Minat juga memberi pengaruh

terhadap hasil belajar, karena jika siswa tidak mempunyai minat, maka

tidak semangat belajar. Dalam proses belajar, sikap juga mempengaruhi

keberhasilan proses belajar, karena sikap adalah gejala internal yang

bereaksi relatif tetap terhadap objek baik positif maupun negatif. Faktor

psikologis lain yang mempengaruhi adalah bakat. Bakat adalah

kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang

diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai

dengan bidang yang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses

belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.9

Kecerdasan adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecerdasan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi baru

dengan cepat dan efektif, mengetahui dan menggunakan konsep-konsep yang

9Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm.130-133

Page 29: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

15

abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Kecerdasan besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang

sama, seseorang yang memiliki kecerdasan yang tinggi akan berhasil daripada

yang memiliki kecerdasan rendah. Untuk menjamin hasil belajar yang baik,

maka peserta didik harus memiliki perhatian terhadap bahan yang

dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatiannya maka timbullah

kebosanan sehingga ia tidak lagi suka belajar. Minat adalah kecenderungan

yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa

senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara

dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat diikuti

dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Bakat adalah

kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi

kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat mempengaruhi

belajar. Bahan pelajaran yang diambil sesuai dengan bakatnya maka hasilnya

peserta didik yang bersangkutan akan senang belajar dan giat dalam meraih

prestasinya. Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan

dicapai. Untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat sedangkan yang menjadi

penyebab berbuat adalah motivasi sendiri sebagai daya penggerak dan

pendorong. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat

menjadi motivasi peserta didik sehingga memiliki perhatian dalam

merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang menunjang belajar.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan

menjadi dua golongan yaitu:10

1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-teman

sekelas dapat mempengaruhi proses belajar mengajar seorang siswa.

b) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan sosial masyarakat

tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.

10

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm.133-134

Page 30: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

16

c) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota keluarga, orang

tua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan

aktifitas belajar dengan baik.

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik akan

mempengaruhi belajar peserta didik. Lingkungan yang kumuh, banyak

pengangguran dan anak telantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar,

paling tidak peserta didik kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi,

atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),

pengelolaan keluarga, dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar

peserta didik. Hubungan yang harmonis antara guru, administrasi, dan teman-

teman sekelas dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih

baik di sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memperhatikan

dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara

lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak

untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

2) Lingkungan non sosial

a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang panas atau dingin,

sinar yang kuat atau lemah, serta suasana yang sejuk dan tenang.

Kondisi tersebut dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa.

b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan

dua macam, pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat

belajar. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-

peraturan sekolah.

c) Faktor materi pelajaran, supaya guru dapat memberikan kontribusi

yang positif terhadap aktifitas belajar siswa, maka guru harus

menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat

diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.11

11Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm.134-136

Page 31: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

17

Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan

tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau, atau tidak terlalu gelap, suasana

yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik. Sebaliknya, bila

kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar peserta didik akan

terhambat. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke peserta didik). Faktor ini

hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik, begitu juga

dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan

peserta didik. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif

terhadap aktivitas belajar peserta didik, maka guru harus menguasai materi

pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan

kondisi peserta didik.

.

B. Metode Praktikum

Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang

dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa

diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti

suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik

kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.

Metode praktikum mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

1. Kelebihan metode praktikum

a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan

percobaannya.

b. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan

penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan

manusia.

c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk

kemakmuran umat manusia.

2. Kekurangan metode praktikum

a. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.

Page 32: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

18

b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak

selalu mudah diperoleh dan mahal.

c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena

mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan

kemampuan atau pengendalian.12

Praktikum berasal dari kata praktik yang artinya pelaksanaan secara nyata

apa yang disebut dalam teori. Sedangkan praktikum adalah bagian dari pengajaran

yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan

melaksanakan dalam keadaan nyata, apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran

praktek. Kegiatan praktikum membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan

dengan belajar secara teori. Akan tetapi, masalah tersebut dapat diatasi dengan

mengatur waktu dan mengalokasikan sesuai dengan jadwal yang telah

direncanakan sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar tanpa ada

masalah pada pengaturan waktunya. Praktikum merupakan salah satu bentuk

pengajaran yang cocok untuk memenuhi fungsi pendidikan umum” latihan dan

umpan balik” dan fungsi khusus “ memperbaiki motivasi siswa.”

C. Pembelajaran di Laboratorium

Belajar di laboratorium merupakan pengalaman unik dan melibatkan

kemampuan manual maupun intelektual, bahkan kemampuan sosial. Karenanya,

ukuran keberhasilannya berbeda dengan kegiatan non praktik di kelas. Salah satu

cara untuk mendalami ilmu pengetahuan dilakukan dengan cara praktik. Untuk

memperdalam ilmu pengetahuan dilihat dari aspek psikomotorik para peserta

didik perlu melakukan praktikum antara lain di laboratorium. Dalam pengertian

terbatas laboratorium ialah suatu ruangan tertutup dimana percobaan dan

penyelidikan dilakukan ditunjang oleh adanya perangkat alat-alat dan bahan-

bahan yang digunakan untuk praktikum. Kegiatan praktek di laboratorium ini

12Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2006), hlm. 84-85.

Page 33: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

19

dimaksudkan agar peserta didik dapat belajar melalui praktek sehingga menguasai

ilmu pengetahuan dengan tepat dan benar.13

Laboratorium dalam pendidikan IPA merupakan suatu tempat dimana guru

dan siswa melakukan percobaan, pengamatan dan penelitian. Laboratorium

merupakan tempat penunjang dari kegiatan kelas atau sebaliknya kegiatan kelas

menjadi penunjang kegiatan laboratorium. Laboratorium IPA dapat merupakan

tempat yang baik bagi para siswa untuk berusaha memecahkan masalah baik yang

dijumpai di dalam laboratorium itu sendiri, di dalam kelas atau dimana saja.

Laboratorium IPA dapat memberi peluang bagi para siswa untuk bekerja

mengenal alat dan bahan-bahan tertentu, bekerja sama dengan teman-teman

sehingga memiliki gairah yang kuat untuk mengungkapkan atau menemukan

sesuatu yang tidak dapat diketahui dan dapat menikmati kepuasan atau hasil yang

dapat dicapai.

D. Pemisahan Kimia

“Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena

kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran”.14

“Untuk

mengetahui kedudukan tahap pemisahan dalam serangkaian proses analisis,

berikut diberikan secara garis besar tahap-tahap urutan di dalam analisis

kuantitatif. Tahap-tahap tersebut adalah (a) seleksi dan penyiapan sampel (seperti

pengaturan pH); (b) pengukuran sampel; (c) pelarutan sampel; (d) perlakuan awal

sampel; (e) pemisahan komponen yang diinginkan; (f) pengukuran komponen

yang diinginkan; (g) penganalisisan data dan pelaporan”.15

Macam-macam

metode yang digunakan untuk pemisahan campuran yaitu:

1. Memisahkan Suspensi

Cairan yang mengandung zat padat tak larut di sebut suspensi. Suatu

suspensi dapat dipisahkan melalui penyaringan (filtrasi)

13Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,

2010), hlm.17

14Sumar Hendayana, Kimia Pemisahan, (Bandung : Rodaskarya, 2006), hlm.1.

15Soebagio dkk, Kimia Analitik II, (Malang : Universitas Negeri Malang, 2002), hlm.1.

Page 34: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

20

Penyaringan yang dilakukan di laboratorium biasanya menggunakan

kertas saring. Kertas saring memiliki pori-pori yang relatif kecil, sehingga

akan menahan partikel suspensi. Dalam proses penyaringan menghasilkan

residu dan filtrat. Residu yaitu zat padat yang tertahan oleh kertas saring,

sedangkan filtrat yaitu zat cair yang melewati kertas saring. Berikut gambar

2.1 pemisahan kimia berdasarkan metode filtrasi (penyaringan).

Gambar 2.1 Pemisahan dengan metode filtrasi

2. Memisahkan Zat Padat Terlarut dari Larutan

Zat padat terlarut tidak dapat dipisahkan melalui penyaringan. Zat

padat terlarut dapat dipisahkan melalui penguapan dan kristalisasi. Suatu zat

yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai struktur kristal yang

berkembangbiak disebut amorf (tanpa bentuk). Ter dan kaca merupakan zat

padat semacam itu. Tidak seperti zat pada kristal, zat amorf tidak mempunyai

titik-titik leleh tertentu yang tepat. Sebaliknya zat amorf melunak secara

bertahap bila dipanasi dan meleleh dalam suatu jangka temperatur .

Zat padat umumnya mempunyai titik lebur yang tajam (rentangan

suhunya kecil), sedangkan zat padat amorf akan melunak dan kemudian

melebur dalam rentangan suhu yang beasr. Partikel zat padat amorf sulit

dipelajari karena tidak teratur. Oleh sebab itu, pembahasan zat padat hanya

membicarakan kristal. Suatu zat mempunyai bentuk kristal tertentu. Dua zat

yang mempunyai struktur kristal yang sama disebut isomorfik (sama bentuk),

Page 35: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

21

contohnya NaF dengan MgO, K2SO

4 dengan K

2SeO

4, dan Cr

2O

3 dengan

Fe2O

3. Zat isomorfik tidak selalu dapat mengkristal bersama secara homogen.

Artinya satu partikel tidak dapat menggantikan kedudukan partikel lain.

Contohnya, Na+ tidak dapat menggantikan K+

dalam KCl, walaupun bentuk

kristal NaCl sama dengan KCl. Suatu zat yang mempunyai dua kristal atau

lebih disebut polimorfik (banyak bentuk), contohnya karbon dan belerang.

a. Penguapan

Pada proses penguapan, larutan dipanaskan sehingga zat pelarutnya

menguap dan meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat

terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya. Pada

pemisahan dengan cara penguapan komponen volatil dipisahkan dari

komponen yang non volatil, karena proses pemanasan. Sebagai contoh

pemisahan penguapan dapat digunakan untuk memisahkan air dari larutan

NaCl berair.

b. Pengkristalan

Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut

mengkristal. Pengkristalan terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu

diturunkan. Sebagai contoh adalah natrium klorida (NaCl) yang berperan

sebagai kristal ionik yang dibentuk oleh gaya tarik antara ion bermuatan

positif dan negatif. Kristal natrium klorida memiliki bilangan koordinasi

enam, dimana satu kation Na+ dikelilingi oleh enam anion Cl

-. Kristal

ionik biasanya memiliki titik leleh tinggi dan hantaran listrik yang rendah.

Namun dalam larutan atau dalam titik lelehnya, kristal ionik terdisosiasi

menjadi ion-ion yang memiliki hantaran listrik. Dalam ion natrium klorida

diikat oleh ikatan ion. Berlawanan dengan ikatan kovalen, ikatan ion tidak

memiliki arah khusus, dan akibatnya ion natrium akan berinteraksi dengan

semua ion klorida dalam kristal, walaupun intensitas beragam. Demikian

juga ion klorida akan berinteraksi dengan semuan ion natrium dalam

Page 36: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

22

kristal16

. Berikut gambar 2.2 pemisahan kimia berdasarkan metode

kristalisasi.

Gambar 2.2 Pemisahan dengan metode kristalisasi

3. Memisahkan campuran zat cair

Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui destilasi.

Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan

dengan corong pisah. Misalnya, campuran air dan minyak. Campuran akan

terbentuk dua lapisan, karena massa jenis air lebih besar daripada minyak,

maka air akan berada di lapisan bawah sedangkan minyak di lapisan atas. Jika

keran dibuka, maka air akan mengalir keluar. Setelah seluruh air habis barulah

minyak akan keluar melalui keran.17

a. Destilasi

Distilasi atau penyulingan adalah suatu proses penguapan yang

diikuti pengembunan. Destilasi dapat digunakan untuk memisahkan suatu

komponen dari campurannya apabila komponen lainnya tidak ikut

menguap (titik didih komponen lain jauh lebih tinggi). Pemisahan dengan

destilasi berbeda dengan pemisahan dengan cara penguapan. Pada

pemisahan dengan cara destilasi semua komponen yang terdapat di dalam

campuran bersifat mudah menguap (volatil). Tingkat penguapan

(volatilitas) masing-masing komponen berbeda-beda pada suhu yang

16 Rian Trilaksana Putra, Pemisahan & Pemurnian Zat Padat http://dc142.4shared.com/doc

/Nk DnA5od/preview.html

17 Dody Putranto Belajar Kimia Serasa Mudah dan menyenangkan http://kimiadahsyat.

blogspot.com/2010/11/corong-pemisah.html

Page 37: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

23

sama. Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu tertentu uap yang

dihasilkan dari suatu campuran akan selalu mengandung lebih banyak

komponen yang lebih volatil. Sifat yang demikian ini akan terjadi

sebaliknya, yakni pada fasa tertentu fasa cairan akan lebih banyak

mengandung komponen yang kurang volatil. Jadi cairan yang kurang

setimbang dengan uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi cairan

yang berbeda. Pemisahan dengan cara destilasi digunakan untuk

memisahkan campuran alkohol dari air. Destilasi tunggal menghasilkan

pemisahan parsial dari komponen dimana fasa uap diperkaya dengan zat

yang lebih volatil. Dalam destilasi fraksional atau destilasi bertingkat

berproses pemisahan parsial diulang berkali-kali dimana setiap kali terjadi

pemisahan lebih lanjut. Hal ini proses pengayaan dari uap yang lebih

volatil juga terjadi berulang-ulang sepanjang proses destilasi fraksional itu

berlangsung. Destilasi uap adalah cara untuk mengisolasi dan memurnikan

senyawa. Cara destilasi uap dapat digunakan untuk memisahkan:

1) Senyawa yang tidak mudah menguap atau senyawa yang tidak

dikehendaki.

2) Campuran berair yang mengandung garam-garam anorganik larut.

3) Senyawa yang secara tidak langsung menguap dalam uap air misalnya:

orto nitrofenol dan para nitrofenol.

4) Hasil samping tertentu yang teruapkan oleh pengaruh uap.18

Berikut gambar 2.3 pemisahan kimia berdasarkan metode destilasi.

18 Soebagio, dkk, Kimia Analitik II, (Malang : Universitas negeri Malang, 2002), hlm.24-32

Page 38: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

24

Gambar 2.3 pemisahan kimia metode destilasi

b. Corong pisah

Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat

dipisahkan dengan corong pisah. Corong pemisah atau corong pisah

adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi cair-cair

untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara

dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang takcampur. Umumnya salah

satu fase berupa larutan air dan yang lainnya berupa pelarut organik

lipofilik seperti eter, MTBE, diklorometana, kloroform, ataupun etil asetat.

Kebanyakan pelarut organik berada di atas fase air kecuali pelarut yang

memiliki atom dari unsur halogen.

Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia

mempunyai penyumbat di atasnya dan keran di bawahnya. Corong

pemisah yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat

dan kerannya terbuat dari kaca ataupun Teflon. Ukuran corong pemisah

bervariasi antara 50 mL sampai 3 L. Dalam skala industri, corong pemisah

bisa berukuran sangat besar dan dipasang sentrifuge.

Untuk memakai corong ini, campuran dan dua fase pelarut

dimasukkan ke dalam corong dari atas dengan corong keran ditutup.

Corong ini kemudian ditutup dan digoyang dengan kuat untuk membuat

dua fase larutan tercampur. Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka

untuk melepaskan tekanan uap yang berlebihan. Corong ini kemudian

didiamkan agar pemisahan antara dua fase berlangsung. Penyumbat dan

keran corong kemudian dibuka dan dua fase larutan ini dipisahkan dengan

mengontrol keran corong.19

4. Memisahkan campuran zat padat

19 Dody Putranto Belajar Kimia Serasa Mudah dan menyenangkan

http://kimiadahsyat.blogspot.com/2010/11/corong-pemisah.html

Page 39: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

25

Campuran dua jenis padatan dapat dipisahkan melalui sublimasi dan

rekristalisasi.

a. Sublimasi

Sublimasi dapat digunakan untuk memisahkan komponen yang

dapat menyublim dari campurannya yang tidak menyublim. Proses dimana

molekul-molekul langsung berubah dari fasa padat menjadi fasa uap

disebut peyubliman (sublimation), dan proses kebalikannya (yaitu, dari

uap langsung menjadi padat) disebut penghabluran (deposition). Naftalena

(zat yang digunakan untuk membuat kamper) mempunyai tekanan uap

yang cukup tinggi untuk suatu padatan (1 mmhg 530C); jadi uapnya yang

tajam dengan cepat menyebar dalam ruangan tertutup. Secara umum,

karena molekul-molekul terikat lebih kuat dalam padatan, tekanan uap

padatan jauh lebih kecil dari pada tekanan uap cairnya. 20

Berikut gambar 2.4 pemisahan kimia berdasarkan metode sublimasi.

Gambar 2.4 Pemisahan dengan metode sublimasi

b. Rekristalisasi

Cara ini didasarkan pada perbedaan kelarutan dari komponen-

komponen campuran dalam pelarut tertentu. Untuk memperoleh suatu

senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan hal yang

sangat penting dalam suatu proses kimia. Salah satu metode pemurnian

suatu zat berbentuk Kristal adalah rekristalisasi (pembentukan Kristal

20 Raymond Chang, Kimia Dasar Konsep-konsep Inti, (Jakarta : Erlangga, 2004), hlm.392

Page 40: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

26

berulang). Metode ini berdasarkan pada perbedaan daya larut padatan yang

akan dimurnikan dengan pengotornya dalam suatu pelarut tertentu,

maupun jika mungkin dalam pelarut tambahan lain yang hanya melarutkan

zat-zat pengotor saja.

Persyaratan suatu pelarut yang dapat di pakai dalam proses

rekristalisasi antara lain:

a) Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signifikan antara zat

yang dimurnikan dan zat pengotor.

b) Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal.

c) Kelarutan suatu zat dalam pelarut merupakan fungsi temperatur,

umumnya menurunkan temperatur.

d) Mudah dipisahkan dari kristal.

e) Bersifat inert (tidak mudah bereaksi) dengan kristal.

5. Kromatografi Kertas

“Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik

pemisahan tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua

fasa yaitu fasa tetap (stationary) dan fasa bergerak (mobile); pemisahan-

pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa ini”.21

Berikut gambar

2.5 pemisahan kimia berdasarkan metode kromatografi kertas.

Gambar 2.5 pemisahan kimia metode kromatografi kertas

“Metode pemisahan kromatografi kertas didasarkan pada perbedaan

distribusi molekul-molekul komponen diantara dua fasa (fasa gerak dan

21Hardjono Sastrohamidjojo, Kromatografi, (Yogayakarta : Liberty, 2005), hlm.1.

Page 41: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

27

fasadiam) yang kepolarannya berbeda”.22

“Kertas dalam pemisahan campuran

mempunyai pengaruh pada kecepatan aliran pelarut. Sedangkan fungsi kertas

sendiri sangat kompleks. Efek-efek serapan disebabkan oleh sifat polar dari

gugus hidroksil di mana ini kemungkinan sangat penting dan sejumlah kecil

dari gugus karboksil dalam selulosa dapat menaikkan terhadap efek-efek

pertukaran ion”. Kromatografi kertas merupakan bentuk kromatografi yang

paling sederhana, mudah, dan murah. Fasa diam kromatografi berupa air yang

terikat pada selulosa kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik

non polar. Pelaksanaan pemisahan dengan metode kromatografi kertas terbagi

dalam tiga tahap yaitu tahap penotolan cuplikan, tahap pengembangan, dan

tahap identifikasi atau penampakan noda. Pada tahap identifikasi atau

penampakan noda, jika noda sudah berwarna dapat langsung diperiksa dan

ditentukan harga Rf-nya. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh

komponen dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluan ( fasa gerak).

Rf =

Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu (1) pelarut, (2)

suhu, (3) ukuran dari bejana, (4) kertas, (5) sifat dari campuran.23

E. Kajian Pustaka yang Relevan

Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka yang berupa buku, hasil

penelitian, karya ilmiah ataupun sumber lain yang dijadikan penulis sebagai

rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang penulis laksanakan. Dalam

hal ini penulis mengambil sumber sebagai rujukan perbandingan diantaranya

yaitu:

1. Skripsi : Akyuni jurusan Tadris Kimia Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

yang berjudul

“Efektivitas Pembelajaran Praktikum Kimia Materi Pokok Reaksi Kimia

Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP IPA (Islam Plus

22Sumar Hendayana, Kimia Pemisahan,(Bandung : Rodaskarya, 2006),hlm.1-2.

23Hardjo Sastrohamidjojo, Kromatografi,(Yogayakarta : Liberty, 2005), hlm.18-24.

Page 42: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

28

Assalamah) Ungaran” menyimpulkan bahwa metode praktikum dapat

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Skripsi ini mengkaji tentang bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa

kelas VII SMP melalui pembelajaran praktikum. Dalam pelaksanaannya

peneliti membandingkan kemampuan kognitif dan psikomotorik pada tiap

siklusnya untuk melihat hasil belajar siswa yang diteliti. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar dan

aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2. Skripsi : Rodlotul Munawaroh jurusan Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo yang berjudul “Pengembangan Keterampilan Proses Sains Melalui

Praktikum Fisika Dasar I Pada Pokok Bahasan Kalori Bagi Siswa Tadris

Fisika IAIN Walisongo Semarang”. Skripsi ini mengkaji tentang

pengembangan keterampilan proses Sains melalui praktikum. Dalam

pelaksanaannya peneliti membuat petunjuk praktikum yang menuntut

mahasiswa Tadris Fisika untuk lebih mengembangkan keterampilan ilmiah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil analisis pada

setiap siklusnya, untuk praktikum pada pokok bahasan kalor.

Dari kajian pustaka diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini memiliki

perbedaan dengan peneliti-peneliti yang sudah ada tersebut. Pada penelitian ini

lebih fokus pada penggunaan metode praktikum yang mana dalam proses

Kegiatan Belajar Mengajar tidak dilakukan di kelas tetapi proses Kegiatan Belajar

Mengajar berlangsung di laboratorium. Maka penelitian ini menetapkan judul

“Upaya Peningkatan Pembelajaran kimia Melalui Metode Praktikum Berbasis

Laboratorium Pada Materi Pemisahan Kimia Kelas VII MTs HidayatusSyuban

Genuk”.

F. Hipotesis Tindakan

“Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti di bawah dan “thesa”

yang berarti kebenaran. Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara

Page 43: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

29

terhadap permasalahan penelitian sampai akhirnya terbukti melalui data yang

terkumpul”.24

Hipotesis Tindakan Kelas ini adalah : ada peningkatan pembelajaran kimia

melalui metode praktikum berbasis laboratorium pada materi pokok pemisahan

kimia siswa kelas VII MTs Hidayatus Syuban Genuk.

24Suharsimi Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , hlm.46.

Page 44: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

“Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research) atau sering disebut dengan PTK. PTK merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.1 Sesuai dengan pengertiannya

penelitian ini sengaja dilakukan untuk merencanakan, melaksanakan kemudian

mengamati dampak dari pelaksanaan tindakan tersebut pada subjek penelitian.

Penelitian dilakukan melalui dua siklus tindakan dimana masing-masing siklus

terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk

mengambil keputusan dalam pelaksanaan siklus berikutnya.

A. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII MTs Hidayatus

Syubban Genuk Semarang dengan jumlah peserta didik 30 orang.

Alasan peneliti melakukan penelitian di MTs Hidayatus Syubban Genuk

Semarang adalah:

1. Pembelajaran kimia pada materi pokok pemisahan Kimia di kelas VII MTs

Hidayatus Syubban Genuk Semarang belum dilaksanakan kegiatan praktikum.

2. Hasil tes pada materi pokok pemisahan Kimia masih di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 65.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester gasal tahun

ajaran 2011/2012 yang dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai bulan

Januari 2012. Penelitian tindakan ini dilakukan di MTs Hidayatus Syubban Genuk

Semarang.

1Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008),

cet.6.hlm.3

Page 45: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

31

C. Kolaborator

Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas ini adalah orang yang

membantu untuk mengumpulkan data-data tentang penelitian yang dikerjakan

bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru IPA

kelas VII E MTs Hidayatus Syubban Genuk yaitu Ibu Ulfi Khoiriyah.

D. Rancangan Penelitian

Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas, kegiatan diterapkan

dalam upaya meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan

masalah yang sedang dihadapi atau dibebankan kepadanya. Tahapan langkah

disusun dalam siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sebagaimana gambar 3.1 di bawah ini.

Page 46: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

32

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1 langkah-langkah PTK2

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus, yang terdiri atas

siklus yang direncanakan. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu:

2 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan kelas, hlm.16

Permasalahan Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan

tindakan I

Refleksi I Pengamatan

/pengumpul

an data I

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Pelaksanaan

tindakan II

Perencanaan

tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan

data II

Refleksi II

Apabila

permasalahan belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke

siklus selanjutnya

Page 47: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

33

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dengan prosedur

sebagai berikut.

Pra siklus

Dalam pelaksanaan pra siklus, peneliti menggali informasi pembelajaran

IPA Terpadu khususnya pada materi pokok pemisahan kimia pada tahun-tahun

sebelumnya. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pelaksanaan pra siklus

masih menggunakan metode ceramah dan belum menggunakan metode

praktikum. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan

pembelajaran IPA Terpadu dengan menggunakan metode praktikum pada siklus I

dan siklus II.

Siklus I

Perencanaan

1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan analisis

masalah pembelajaran kimia di MTs Hidayatus Syubban melalui wawancara

dengan guru kimia, menganalisis hasil belajar siswa.

2. Berkolaborasi dengan guru untuk menentukan tindakan perbaikan atas

permasalahan yang teridentifikasi yaitu dengan menggunakan praktikum

dalam kegiatan praktikum sebagai solusi pemecahan, membuat skenario

pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dengan pembelajaran praktikum didalamnya.

3. Menyiapkan lembar observasi penelitian untuk siswa yang meliputi lembar

observasi aktivitas afektif, aktivitas psikomotorik, dan lembar tanggapan guru.

4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai petunjuk dan penuntun

pelaksanaan kegiatan praktikum lembar kerja siswa dan mengecek alat dan

bahan yang digunakan dalam percobaan.

5. Menyusun alat evaluasi berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil

belajar siswa setelah diterapkan metode praktikum dalam proses

pembelajaran.

6. Pengelompokan siswa menjadi 6 kelompok, dengan anggota per kelompok 5

orang siswa.

Page 48: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

34

Pelaksanaan Tindakan

1. Guru mengkondisikan fisik kelas melalui kegiatan: memberi salam,

mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi dan menjelaskan tentang materi

praktikum yang akan dilaksanakan yaitu mengamati dan mengelompokkan

pemisahan kimia.

2. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran praktikum kepada para

siswa.

3. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum sesuai

dengan daftar yang telah tersedia.

4. Guru membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok untuk

diselesaikan dan didiskusikan dalam kelompok.

5. Guru meminta siswa untuk melakukan praktikum sesuai petunjuk dalam LKS.

6. Guru meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil pengamatannya

ke dalam LKS praktikum.

7. Guru membimbing setiap kelompok secara proporsional.

8. Siswa membuat laporan sementara.

9. Siswa mempresentasikan hasil laporan.

10. Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk bertanya kepada presentator.

11. Siswa bersama guru merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil percobaan.

12. Pada akhir pembelajaran diadakan tes kognitif.

Pengamatan

1. Guru kerjasama dengan peneliti mengawasi aktivitas kelompok peserta didik

dan mengamati tingkat keberhasilan peserta didik dalam menyelesaikan tugas.

2. Guru secara partisipasi mengamati jalannya proses pembelajaran.

3. Mengamati peserta didik saat menyelesaikan lembar tugas yang telah

diberikan.

4. Mengamati komunikasi dan kerjasama peserta didik dalam kelompok.

5. Mengamati keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

6. Peneliti melakukan diskusi dengan guru berkaitan kelemahan yang mungkin

terjadi sehingga tidak terulang di siklus berikutnya serta menemukan solusi

perbaikan.

Page 49: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

35

Refleksi

1. Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara

terhadap pembelajaran yang terjadi pada siklus I.

2. Menganalisis dan mendiskusikan hasil pada pembelajaran siklus I untuk

melakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

Siklus II

Perencanaan

1. Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi siklus I.

2. Merancang kembali pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran

praktikum yaitu dengan melakukan perbaikan di dalam Lembar Kerja Siswa

(LKS), serta lebih aktif mengerahkan siswa dalam bekerjasama dalam

kelompoknya.

3. Menyiapkan lembar observasi penelitian untuk siswa yang meliputi lembar

observasi aktivitas afektif, aktivitas psikomotorik, dan lembar tanggapan guru.

4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai petunjuk dan penuntun

pelaksanaan kegiatan praktikum lembar kerja siswa dan mengecek alat dan

bahan yang digunakan dalam percobaan.

5. Menyusun alat evaluasi berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil

belajar siswa setelah diterapkan metode praktikum dalam proses

pembelajaran.

6. Pengelompokan siswa menjadi 6 kelompok, dengan anggota per kelompok 5

orang siswa.

Pelaksanaan Tindakan

1. Guru mengkondisikan fisik kelas melalui kegiatan: memberi salam,

mengabsen siswa, menyampaikan apersepsi dan menjelaskan tentang materi

praktikum yang akan dilaksanakan yaitu mengamati dan mengelompokkan

pemisahan kimia.

2. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran praktikum kepada para

siswa.

3. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum sesuai

dengan daftar yang telah tersedia.

Page 50: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

36

4. Guru membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok untuk

diselesaikan dan didiskusikan dalam kelompok.

5. Guru meminta siswa untuk melakukan praktikum sesuai petunjuk dalam LKS.

6. Guru meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil pengamatannya

ke dalam LKS praktikum.

7. Guru membimbing setiap kelompok secara proporsional.

8. Siswa membuat laporan sementara.

9. Siswa mempresentasikan hasil laporan.

10. Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk bertanya kepada presentator.

11. Siswa bersama guru membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan.

12. Pada akhir pembelajaran diadakan tes kognitif.

Pengamatan

1. Guru bekerjasama dengan peneliti mengawasi aktivitas kelompok peserta

didik dan mengamati tingkat keberhasilan peserta didik dalam menyelesaikan

tugas.

2. Guru secara partisipasi mengamati jalannya proses pembelajaran.

3. Mengamati peserta didik saat menyelesaikan lembar tugas yang telah

diberikan.

4. Mengamati komunikasi dan kerjasama peserta didik dalam kelompok.

5. Mengamati keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung

Refleksi

Menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan serta hasil belajar selama

pembelajaran pada siklus II. Pada siklus ini terjadi peningkatan hasil belajar dan

aktivitas siswa dibandingkan dengan siklus I.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes Hasil Belajar

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan

Page 51: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

37

atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.3 Tes yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ulangan dengan bentuk soal pilihan ganda dengan jumlah

soal 30 butir yang diberikan setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan metode

praktikum. Cara pengumpulan datanya yaitu, data hasil belajar diambil dari hasil

evaluasi berupa tes yang diberikan kepada siswa pada akhir siklus.

2. Metode Dokumentasi

“Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mencari data

berupa buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan, catatan harian, dan

sebagainya”.4 Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan daftar

nama-nama peserta didik yang akan menjadi subjek dalam penelitian dan untuk

mendapatkan data nilai serta rekaman kegiatan pada saat pembelajaran dalam

bentuk gambar.

3. Metode Observasi

“Di dalam pengertian psikologi, observasi atau yang disebut pengamatan,

meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indera. Metode ini digunakan dalam rangka mengamati proses belajar

mengajar. Di dalam arti penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes,

kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara”.5

Dengan menggunakan metode ini, peneliti secara langsung dapat

mengetahui tentang gejala atau peristiwa yang diamati, seperti proses belajar

mengajar kimia dengan menggunakan metode pembelajaran praktikum, keadaan

peserta didik, keadaan guru, dan lain-lain.

3Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka cipta,

2006), hlm.223

4Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm.158

5Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm.156-157

Page 52: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

38

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Lembar Observasi Kemampuan Afektif

Lembar kemampuan afektif disusun untuk mengetahui sikap peserta didik

dalam proses belajar berlangsung menggunakan pembelajaran praktikum.

2. Lembar Observasi Kemampuan Psikomotorik

Lembar observasi kemampuan psikomotorik disusun untuk mengetahui

keterampilan peserta didik dalam menggunakan pembelajaran praktikum.

3. Tes Kemampuan Kognitif

Tes dilaksanakan pada akhir kegiatan belajar mengajar. Hasil tes ini

digunakan untuk mengukur hasil belajar pemisahan Kimia dan tingkat

ketuntasan belajar.

G. Teknik Analisis Data hasil observasi

Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif analitis dengan

membandingkan hasil belajar sebelum tindakan dengan hasil setelah tindakan.

Dalam menganalisis data digunakan rumus sebagai berikut:

a. Data hasil observasi meliputi penilaian afektif dan psikomotorik. Dalam

penilaian hasil belajar afektif dan psikomotorik digunakan skala dengan

rentang dari 5 sampai 1. Dengan demikian, jika dari penelitian ada 5 aspek

yang harus diamati maka skor maksimum adalah aspek dinilai dikalikan 5.

Data hasil observasi penilaian afektif dan psikomotorik dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai x 100%

Dengan penilaian

1) Nilai 85% - 100% sangat baik

2) Nilai 69% - 84% baik

3) Nilai 53% - 68% cukup

4) Nilai 37% - 52% kurang

5) Nilai kurang 36% gagal

Page 53: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

39

b. Hasil belajar siswa

Indikator yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa:

1) Aspek kognitif

Indikator untuk aspek kognitif, menggunakan standar KKM yang telah

ditentukan sekolah yaitu 65.

Hasil belajar kognitif peserta didik dihitung sebagai berikut:

Nilai x 100%

Rata-rata hasil belajar peserta didik dihitung sebagai berikut:

=

Keterangan:

= nilai rata-rata nilai siswa

= jumlah seluruh nilai

N = jumlah peserta didik yang mengikuti tes6

Secara klasikal peserta didik dikatakan tuntas dalam satu pokok

bahasan jika kompetensi minimalnya 80%. Berdasarkan hasil pengamatan,

tes tiap siklus apabila masih dirasakan gagal, peneliti mencari dugaan

penyebab kekurangan sekaligus alternatif solusi untuk dirancang pada

tindakan berikutnya.

Tolak ukur refleksi penelitian tindakan kelas ini:

a. Meningkatnya pemahaman peserta didik terhadap materi pemisahan

kimia.

b. Meningkatnya keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran.

c. Adanya peningkatan hasil ulangan yang signifikan pada tiap siklus.

Ketuntasan belajar klasikal peserta didik dihitung sebagai berikut:

6Sudjana, Metode Statistik, (Bandung : Tarsito, 2005), edisi ke-6, hlm.423

Page 54: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

40

Keterangan:

S = Nilai ketuntasan belajar secara individual

R = jumlah jawaban benar tiap siswa

N = Jumlah item soal7

2) Aspek afektif

Menurut Dariyanto yang berjudul Evaluasi Pendidikan, aspek afektif

terdiri dari 5 jenjang kemampuan. Peneliti mengembangkan dari 5 jenjang

kemampuan itu menjadi 8 jenjang kemampuan dimana masing-masing

skala dengan rentang 5 sampai dengan 1, sebagai berikut:

a) Kehadiran mengikuti kegiatan praktikum pada pemisahan kimia

Skor

Masuk Terlambat

Selalu Jarang Sering tidak

masuk

Tidak

pernah

Pernah Sering

1 2 3 4 5

b) Perhatian mengikuti praktikum pemisahan kimia

Skor

Perhatian Menyampaikan Pendapat

Selalu Kurang Tidak Selalu Pernah Tidak Pernah

1 2 3 4 5

c) Kerjasama kelompok untuk mendiskusikan hasil praktikum

Skor

Kerjasama Kelompok Menyumbangkan Ide

Selalu Kurang Tidak Selalu Pernah Tidak Pernah

1 2 3 4 5

7M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung :

Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.99.

Page 55: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

41

d) Tanggung jawab selama kegiatan praktikum

Skor

Aktif Melaksanakan Tugas Guru Selesai Tepat Waktu

Selalu Kurang Tidak Selalu Pernah Tidak Pernah

1

2

3

4

5

e) Bertanya selama kegiatan praktikum

Skor

Aktif Bertanya

Selalu Pernah Tidak Pernah

1

2

3

4

5

f) Kejujuran dalam melaksanakan praktikum pemisahan kimia

Skor

Bertanya dengan teman sewaktu tes

Tidak Pernah Pernah Selalu

1

2

3

4

5

g) Keaktifan dalam kegiatan praktikum pemisahan kimia

Skor

Aktif dalam Kegiatan Praktikum

Selalu Pernah Tidak Pernah

1

2

3

4

5

Page 56: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

42

h) Menghargai pendapat orang lain

Skor

Menghargai Pendapat Orang Lain

Selalu Pernah Tidak Pernah

1

2

3

4

5

3) Aspek psikomotorik

Bertolak dari buku dariyanto peneliti mengembangkan menjadi 8 aspek

yang terdiri dari skala rentang 5 sampai dengan 1. Kriteria aspek

psikomotorik sebagai berikut:

a) Persiapan alat dan bahan praktikum pemisahan kimia

Skor

Menyiapkan Alat dan Bahan Bantuan Guru

Dapat Kurang Tidak Dapat Tidak Pernah Pernah Selalu

1

2

3

4

5

b) Keterampilan menggunakan alat praktikum pemisahan kimia

Skor

Mengetahui Alat dan Fungsi Mengetahui Cara Menggunakan

Tahu Kurang Tidak Tahu Dapat Kurang Tidak Dapat

1

2

3

4

5

Page 57: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

43

c) Penguasaan prosedur praktikum pemisahan kimia

Skor

Mampu Melakukan Praktikum Membaca Buku

Mampu Kurang Tidak Mampu Tidak Pernah Pernah Selalu

1

2

3

4

5

d) Kerjasama kelompok dalam mendiskusikan hasil praktikum

Skor

Kerjasama Kelompok

Mampu Kurang Tidak Mampu

1

2

3

4

5

e) Mengamati hasil percobaan pemisahan kimia

Skor

Membaca Hasil Percobaan dengan

Teliti dan Benar

Bantuan Guru

Dapat Kurang Tidak Dapat Tidak Pernah Pernah Selalu

1

2

3

4

5

f) Merumuskan dan mempresentasikan kesimpulan hasil praktikum

Skor

Merumuskan Kesimpulan dengan

Benar dan Lengkap

Mengkomunikasikan dengan Baik

Dapat Kurang Tidak Dapat Dapat Kurang Tidak Dapat

1

2

3

4

5

Page 58: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

44

g) Merapikan kembali alat dan bahan praktikum pemisahan kimia

Skor

Mengembalikan Alat dan Bahan dengan Rapi

Dapat Kurang Tidak Dapat

1

2

3

4

5

h) Membuat laporan praktikum pemisahan kimia

Skor

Membuat Laporan Praktikum

Sementara

Format yang Benar

Dapat Kurang Tidak Dapat Selalu Pernah Tidak Pernah

1

2

3

4

5

H. Indikator Keberhasilan

Selain ketuntasan belajar secara klasikal, juga perlu diketahui ketuntasan

belajar dari kurikulum sekolah, yang menyatakan bahwa:

1. Peserta didik dikatakan tuntas dalam pemahaman konsep (aspek kognitif), jika

kriteria ketuntasan minimal (KKM) mencapai nilai 65.

2. Peserta didik dikatakan tuntas dalam kinerja ilmiah (aspek afektif dan

psikomotorik), jika kriteria ketuntasan minimal (KKM) mencapai nilai 65.

3. Jika peserta didik memperoleh nilai ≥ 65, maka pembelajaran dikatakan tuntas

dan pembelajaran dapat dilanjutkan pada pokok bahasan berikutnya.

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila

terjadi peningkatan hasil belajar kimia dalam materi pokok pemisahan kimia di

atas kriteria ketuntasan minimal (KKM = 65) siswa kelas VII MTs Hidayatus

Syubban Genuk. Pembelajaran kimia dengan menggunakan pembelajaran

praktikum meningkatkan hasil belajar siswa apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut:

Page 59: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

45

1. Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes dan persentase ketuntasan

belajar klasikal yang dicapai siswa. Keberhasilan siswa untuk aspek kognitif

dapat dilihat dari hasil tes, dengan ketuntasan individual bila semua siswa

mencapai 65 atau menguasai 65% dan ketuntasan klasikal apabila 80% dari

seluruh siswa dalam satu kelas memperoleh nilai ≥ 65 atau telah menguasai

sama dengan 80% (sesuai dengan ketentuan sekolah).

2. Peningkatan aktivitas afektif dan aktivitas psikomotorik siswa dengan

ketuntasan individual bila semua siswa mencapai 65 atau meenguasai 65%

dan ketuntasan klasikal apabila 80% dari seluruh siswa dalam satu kelas

memperoleh nilai ≥ 65 atau telah menguasai sama dengan 80% (sesuai dengan

ketentuan sekolah).

Page 60: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Observasi Pra Siklus

1. Hasil Belajar Peserta didik

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah diperoleh informasi dari

guru bahwa hasil belajar peserta didik kelas VII E MTs Hidayatus Syubban

Genuk masih berada dibawah KKM yang sudah ditetapkan yaitu 65. Hal ini

disebabkan karena metode yang digunakan belum mengaktifkan siswa secara

maksimal, sehingga hasil belajar siswa kurang, siswa juga kurang

mengembangkan keterampilan proses sainsnya untuk menemukan konsep, dan

mengembangkan pengetahuannya, serta kurang terlatih untuk mengembangkan

daya nalarnya untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajarinya dalam

memecahkan permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hal

ini ditunjukkan dari nilai ulangan harian kelas VII pada materi sebelumnya

selalu dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 65.

Berdasarkan observasi awal yang telah diperoleh dari siswa bahwa

mata pelajaran IPA sangat sulit. Siswa merasa bingung untuk memahami

pelajaran IPA yang dijelaskan oleh guru, tanpa adanya aplikasi yang nyata dari

konsep-konsep yang telah disampaikan. Jadi siswa belum bisa memahami

konsep secara benar, karena siswa cenderung hanya menghafalkan konsep-

konsep tersebut.

Sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan metode praktikum, telah

dilakukan analisis terhadap hasil belajar pada materi sebelumnya.

Adapun hasil yang diperoleh ditunjukkan padaTabel 4.1. berikut:

No Kategori Penilaian Nilai Awal

1. Nilai Terendah 20

2. Nilai Tertinggi 60

Nilai rata-rata 32.5

Persentase ketuntasan klasikal 32.5%

Page 61: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

47

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sebelum

mendapatkan pembelajaran dengan metode praktikum, ketuntasan hasil belajar

klasikal masih jauh di bawah ketuntasan hasil belajar klasikal yang diharapkan

yaitu 80%. Berdasarkan informasi dari guru IPA kelas VII E diperoleh rata-

rata hasil belajar pada aspek afektif dan psikomotorik siswa sebesar 60.

Kurangnya hasil belajar siswa pada materi pemisahan kimia pra siklus

menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang

tepat sehingga hasil belajar yang dicapai siswa masih rendah. Berdasarkan hal

tersebut peneliti menerapkan suatu metode baru agar hasil belajar meningkat.

Metode yang digunakan adalah metode pembelajaran praktikum.

2. Refleksi Pra Siklus

Dari hasil observasi sebelum penelitian, proses belajar mengajar belum

mengaktifkan peserta didik secara maksimal. Peserta didik hanya duduk diam

tanpa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran

praktikum belum pernah diterapkan pada proses belajar mengajar sebelumnya.

Metode yang diterapkan adalah memberikan tugas peserta didik untuk mencari

gambar alat-alat laboratorium yang digunakan pada materi pemisahan kimia.

Selain itu, peserta didik di ajak ke laboratorium hanya untuk perkenalan alat

dan bahan yang diperlukan. Meskipun laboratorium sudah tersedia beserta alat

dan bahannya, namun hal itu belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini

dikarenakan metode praktikum membutuhkan waktu yang lama, sehingga

menyebabkan rendahnya hasil peserta didik.

Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA kimia

pra tindakan menunjukkan bahwa strategi yang digunakan oleh guru kurang

tepat, sehingga hasil belajar yang dicapai peserta didik menjadi rendah. Dengan

keadaan seperti itu, maka perlu diterapkan pembelajaran kimia dengan metode

praktikum, karena materi pemisahan kimia sering ditemui dalam kehidupan

sehari-hari, serta untuk mengaktifkan peserta didik dan menarik minat peserta

didik dalam belajar. Selain itu, dengan metode praktikum membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata atau

Page 62: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

48

kehidupan sehari-hari. Melalui konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih

bermakna bagi siswa.

3. Strategi Pembelajaran yang Digunakan

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru mata pelajaran kimia MTs

Hidayatus Syubban menggunakan metode ceramah dan penguasaan setiap

selesai KBM. Hal ini dilakukan agar peserta didik lebih memahami materi

yang telah diajarkan yaitu pemahamannya berupa soal-soal yang diberikan,

karena peserta didik lebih cenderung pasif dalam bertanya atau menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kemudian kurang jelasnya analisis yang

dilakukan guru terhadap hasil pekerjaan siswa menyebabkan siswa bingung

yang berakibat siswa tidak mampu menyimpulkan materi secara baik.

Dalam hal ini, peneliti berinisiatif untuk menggunakan metode

praktikum agar siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dimana

metode ini menuntut peserta didik untuk menemukan konsep dari hasil

praktikum dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Sarana Laboratorium

Sarana laboratorium di MTs Hidayatus Syubban Genuk sudah cukup

baik untuk taraf IPA Terpadu, dilengkapi dengan buku yang jumlahnya cukup.

Satu siswa mendapat satu buku panduan. Ruangannya cukup luas dengan

penataan ruang yang mencapai kriteria laboratorium IPA Terpadu. Sarana dan

prasarana sudah memadai antara lain: meja guru berada di depan, ada white

board, ada meja untuk melakukan praktikum, terdapat almari untuk tempat

menyimpan alat dan bahan, kran air tempat untuk mencuci alat-alat setelah

selesai melakukan praktikum, dan ventilasi yang cukup, juga tersedia

perpustakaan dan laboratorium. Tetapi saran dan prasarana yang tersedia belum

dimanfaatkan secara maksimal. Guru beranggapan jika menggunakan metode

praktikum membutuhkan waktu yang lama dan proses pelaksanaannya tidak

mudah. Jadi guru hanya mengajak siswa ke laboratorium untuk pengenalan alat

dan bahan.

Page 63: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

49

5. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MTs Hidayatus Syubban

Genuk kelas VII E tahun pelajaran 2011/2012 pada materi pokok pemisahan

kimia. Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus dan pada masing-masing siklus

terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti mempersiapkan segala sesuatu

yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung, diantaranya yaitu:

1) Membuat daftar nama peserta didik.

2) Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu tentang

pemisahan kimia berdasarkan metode filtrasi dan kromatografi.

3) Menyusun RPP

4) Menyusun lembar observasi peserta didik

5) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum

pemisahan kimia dengan metode filtrasi dan kromatografi.

6) Membuat kisi-kisi soal siklus I

7) Membuat evaluasi siklus I

8) Membuat kunci jawaban evaluasi siklus I

9) Menyiapkan LKS sebagai petunjuk dan penuntun pelaksanaan kegiatan

praktikum.

10) Mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 5 orang siswa

11) Menyiapkan pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan pada tanggal 11 Desember

2011 dengan materi pemisahan kimia, dilakukan diruang laboratorium IPA

MTs Hidayatus Syubban Genuk. Sebelum pelaksanaan tindakan siklus I

dimulai, peneliti bersama guru mengecek alat dan bahan yang diperlukan

dalam kegiatan praktikum yang akan dilakukan serta menata ruang

Page 64: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

50

laboratorium. Kegiatan yang dilakukan pada siklus I tanggal 11 Desember

2011 sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Guru menyampaikan motivasi, apersepsi, dan prasyarat pengetahuan.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi: pengertian filtrasi

dan pengertian kromatografi.

4) Guru memberi soal mengenai pemisahan kimia dengan metode filtrasi

dan kromatografi dan siswa diminta untuk mengerjakan.

5) Guru menunjuk siswa secara acak untuk menuliskan jawabannya di

papan tulis.

6) Guru bersama siswa mengoreksi jawaban yang tertulis di papan tulis.

7) Pada kegiatan akhir, guru menghimbau kepada siswa untuk

mempersiapkan praktikum yang akan dilakukan pada pertemuan yang

akan datang.

Pada pertemuan siklus I dilanjutkan pada tanggal 15 Desember 2011

1) Guru mengkondisikan fisik kelas melalui kegiatan: memberi salam,

mengabsensi siswa, menyampaikan apersepsi dan menjelaskan tentang

materi praktikum yang akan dilaksanakan yaitu melakukan dan

mengamati praktikum pemisahan kimia dengan metode filtrasi dan

kromatografi.

2) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran praktikum kepada para

siswa.

3) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum

sesuai dengan daftar yang telah tersedia.

4) Guru membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok

untuk diselesaikan dan didiskusikan dalam kelompok.

5) Guru meminta siswa untuk melakukan praktikum sesuai petunjuk dalam

LKS.

6) Guru meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil

pengamatannya ke dalam LKS praktikum.

7) Guru membimbing setiap kelompok secara proporsional.

Page 65: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

51

8) Siswa membuat laporan sementara.

9) Siswa mempresentasikan hasil laporan.

10) Guru memberi kesempatan kelompok lain untuk bertanya kepada

presentator.

11) Siswa bersama guru membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan.

12) Pada akhir pembelajaran diadakan tes kognitif.

c. Pengamatan

Pada tahap pengamatan dilakukan penilaian kinerja atau aktivitas

siswa (ranah psikomotorik), penilaian sikap (ranah afektif) siswa, dan hasil tes

belajar siswa siklus I selama proses pembelajaran dengan menggunakan

metode praktikum. Dari pengamatan siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Pengamatan psikomotorik siswa

Data pengamatan aspek psikomotorik siswa diambil dari lembar

observasi kinerja atau aktivitas siswa pada saat pembelajaran pada siklus I.

Lembar pengamatan hasil belajar pada aspek psikomotorik ini meliputi:

menyiapkan alat dan bahan, merangkai alat dan bahan percobaan,

kerjasama kelompok, mengamati hasil percobaan, mengkomunikasikan

hasil praktikum, merapikan kembali alat dan bahan, dan membuat laporan

sementara.

Alat yang dipersiapkan siswa pada percobaan pemisahan kimia

metode filtrasi dan kromatografiantara lain: gelas beker, botol aqua, sapu

lidi, serta bahan yang dipersiapkan antara lain: kerikil, pasir, arang, kapas,

air, dan kertas saring.

Setelah siswa selesai menyiapkan alat dan bahan yang digunakan

dalam praktikum, selanjutnya siswa merangkai alat dan bahan percobaan

sesuai dengan petunjuk praktikum, selanjutnya siswa melakukan

percobaan.

Pada aspek melakukan percobaan, siswa melakukan percobaan

sesuai dengan cara kerja yang terdapat dalam LKS praktikum. Pada

percobaan pemisahan kimia metode filtrasi melakukan beberapa kegiatan,

antara lain:

Page 66: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

52

a) Siswa mengambil alat antara lain: 2gelas beker, botol aqua 1mL, serta

mengambil bahan antara lain: pasir, kerikil, arang, kapas, dan air keruh.

b) Siswa mencuci bahan-bahan

c) Siswa menyusun bahan-bahan ke dalam botol aqua sesuai dengan

keterangan yang diberikan oleh guru.

d) Siswa menuangkan air keruh ke dalam botol aqua.

e) Siswa mengamati zat yang tertinggal pada bagian atas botol.

Pada percobaan pemisahan kimia metode kromatografi melakukan

beberapa kegiatan antara lain:

a) Siswa mengambil alat antara lain: gelas beker, sapu lidi, spidol warna

merah, biru, dan hitam, serta kertas saring. Bahan yang diperlukan antara

lain: alkohol, dan aquades.

b) Siswa memotong kertas saring dengan ukuran 0,5 cm x 10 cm sebanyak

6 lembar.

c) Siswa membuat garis pembatas pada kertas saring dengan ukuran 0,5 cm.

d) Siswa memberi titik pada garis pembatas kertas saring dengan spidol

merah, biru, dan hitam.

e) Siswa memasukkan kertas saring ke dalam gelas beker yang berisi

alkohol dan gelas beker yang berisi aquades.

f) Siswa mengamati noda yang dihasilkan pada masing-masing spidol.

g) Siswa mencatat ukuran noda yang dihasilkan pada masing-masing spidol.

Setelah siswa melakukan percobaan, kemudian siswa merapikan

kembali alat dan bahan yang telah digunakan dalam kegiatan praktikum.

Setelah itu siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat laporan

dan mengkomunikasikan data hasil percobaan dengan kelompok lain

dengan cara presentasi di depan kelas.

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktivitas psikomotorik

ditunjukkan pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Page 67: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

53

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I

No Kategori penilaian

Aspek psikomotorik siswa

siklus I

∑ siswa Persentase

1 Sangat terampil 2 siswa 7.05 %

2 Terampil 6 siswa 20.47 %

3 Cukup 21 siswa 69.28 %

4 Kurang 1 siswa 7.05 %

5 Sangat kurang 0 siswa 0 %

Rata-rata 73.25 %

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan persentase rata-rata

keberhasilan 73.25 % dengan kategori baik. Berdasarkan pengamatan

peneliti pada saat siswa melakukan kegiatan pembelajaran masih terdapat

kekurangan yaitu: siswa belum terampil dalam merangkai alat dan bahan

percobaan dan siswa juga masih belum terkondisikan, malu, dan tidak

berani untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan hasil dari

praktikum yang telah dilakukan, maupun menanyakan kesulitan yang

dihadapi. Ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan kegiatan

praktikum, sehingga siswa belum terampil merangkai alat dan bahan, serta

belum mengetahui langkah-langkah penyusunan laporan yang baik dan

benar. Siswa juga canggung dan malu dalam mengkomunikasikan hasil

praktikumnya dan dalam kegiatan praktikum guru yang merangkai alat dan

menyiapkan bahan percobaan, sehingga siswa hanya melakukan praktikum

sesuai dengan alat dan bahan yang telah dirangkai guru dan mengamati

praktikum yang dilaksanakan. Kurang maksimalnya peserta didik pada

pembelajaran terlihat ketika mereka masih selalu bertanya tentang

bagaimana cara melakukan praktikum sesuai dengan Lembar Kerja Siswa

(LKS). Hal ini dikarenakan belum dibagikannya lembar petunjuk

praktikum sebelum siswa melakukan kegiatan praktikum. Guru

menerapkan metode pembelajaran praktikum, yakni peserta didik

melakukan percobaan di laboratorium sesuai dengan petunjuk yang ada

dalam lembar Kerja Siswa (LKS). Hal ini dilakukan mengingat di kelas

VII E ini belum pernah diterapkan metode pembelajaran praktikum. Akan

Page 68: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

54

tetapi hal ini mulai bisa teratasi pada pertemuan kedua siklus I. Pada

pertemuan kedua siklus I, peserta didik diminta memahami materi yang

akan dipelajari dan mengerti cara melakukan percobaan sesuai dengan

petunjuk serta menuliskan hasil percobaan sesuai dalam LKS. Kemudian

pada pertemuan kedua, pelaksanaan praktikum di laboratorium dan

pembahasan hasil percobaan.

Hasil pada siklus I dapat dibuat acuan untuk lebih meningkatkan

kemampuan siswa dalam merangkai alat dan bahan serta meningkatkan

kegiatan diskusi siswa pada siklus II karena pada siklus I dalam

pembelajaran siswa belum terbiasa dengan praktikum sehingga masih

belum terkondisikan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan

konsep yang diajarkan atau yang dipelajari maupun hasil praktikum yang

dilakukan dan merangkai alat dan bahan percobaan.

2) Pengamatan Afektif siswa

Ketika kegiatan praktikum pada siklus I siswa belum aktif secara

maksimal. banyak siswa yang diam karena siswa belum menguasai tentang

konsep pembelajaran praktikum. Sehingga pada pelaksanaan kegiatan

praktikum guru selalu membimbing siswa dengan maksimal. Disamping itu

guru selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

praktikum pemisahan dengan metode filtrasi dan kromatografi. Hal ini

dilakukan oleh guru karena pada kelas VII E belum memiliki pengalaman

melakukan praktikum.

a) Data pengamatan afektif siswa diambil dari lembar observasi penilaian

sikap dan kedisiplinan siswa pada saat pembelajaran pada siklus I.

Lembar pengamatan hasil belajar pada aspek afektif mencakup:

kehadiran mengikuti kegiatan praktikum pada pemisahan kimia,

perhatian mengikuti praktikum pemisahan kimia, kerjasama kelompok

untuk mendiskusikan hasil praktikum, Tanggung jawab selama kegiatan

praktikum, bertanya selama kegiatan praktikum, kejujuran dalam

melaksanakan praktikum pemisahan kimia, keaktifan dalam kegiatan

Page 69: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

55

praktikum, dan menghargai pendapat orang lain. Dari pengamatan

diperoleh hasil seperti tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aspek Afektif Siswa Siklus I

No Kategori penilaian Aspek afektif siswa siklus I

∑ Siswa Persentase

1 Sangat Baik 1 siswa 3.79%

2 Baik 8 siswa 28.86%

3 Cukup 20 siswa 64.94%

4 Kurang 1 siswa 3.79%

5 Sangat kurang 0 siswa 0%

Rata-rata 74.65%

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diperoleh hasil sebesar

74.65% dengan kategori baik. Siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa dan

yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa dengan rincian: siswa yang

mendapatkan hasil belajar dengan kategori baik sekali berjumlah 1 siswa,

kategori baik berjumlah 8 siswa, kategori cukup berjumlah 20 siswa, dan

kategori kurang 1 siswa. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat siswa

melakukan kegiatan praktikum dan pada saat siswa melakukan

pembelajaran masih terdapat kekurangan diantaranya sebagai berikut:

a) Siswa masih kurang disiplin dalam melakukan kegiatan praktikum di

laboratorium. Hal tersebut ditunjukkan dengan kurang seriusnya siswa

dalam kegiatan dan siswa kurang dapat dikondisikan pada saat

melakukan praktikum di laboratorium.

b) Kerjasama dalam kelompok sudah baik tetapi dalam kegiatan masih ada

beberapa kelompok yang masih kurang dapat bekerjasama. Yaitu,

ditunjukkan dengan kurang adanya koordinasi yang baik antar anggota

dalam satu kelompok.

c) Diskusi berjalan kurang efektif karena tidak semua anggota kelompok

bisa menghargai pendapat anggota lain serta berpartisipasi aktif dalam

mengemukakan pendapat atau ide pada saat analisis data percobaan

serta masih ribut sendiri.

Page 70: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

56

3) Pengamatan Aspek Kognitif Siswa

Data hasil belajar aspek kognitif siswa diambil dari tes evaluasi

siswa pada akhir pembelajaran siklus I. dari tes yang telah dilakukan

diperoleh hasil seperti tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa (Kognitif) Siklus I

No Keterangan Siklus I

1 Nilai terendah 43

2 Nilai tertinggi 83

3 Nilai rata-rata 70

4 Presentase ketuntasan

klasikal

78%

Dari hasil belajar siswa, pada siklus I nilai rata-rata kelas 70 dan

ketuntasan belajar siswa 78%. Ketuntasan belajar siswa ini pada penelitian

siklus I belum mencapai indikator yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Belum

tercapainya indikator yang ditetapkan maka peneliti dan guru melakukan

perbaikan pada siklus ke dua.

d. Refleksi

Berdasarkan analisis hasil belajar siswa yang berupa lembar

pengamatan aktivitas siswa, dan tes kognitif siswa siklus I dengan

menggunakan pembelajaran praktikum menunjukkan bahwa pada aspek

psikomotorik menunjukkan tingkat keberhasilan sebesar 73.25% dengan

kategori baik, pada aspek afektif menunjukkan tingkat keberhasilan sebesar

74.65% dengan kategori baik. Nilai rata-rata siswa naik 37.5 poin dari rata-

rata data awal sebesar 32.5% naik menjadi sebesar 78%. Dengan ketuntasan

klasikal sebesar 32.5% pada prasiklus menjadi 78% pada siklus I.

Secara umum kegiatan praktikum pada siklus I sudah terlaksana

dengan baik, meskipun berlangsungnya kegiatan praktikum tersebut masih

berada pada bimbingan guru secara keseluruhan. Artinya pada kegiatan

praktikum siklus I guru memberi bimbingan kepada tiap-tiap kelompok.

Dengan adanya bimbingan dari guru siswa memperoleh gambaran dan

pengetahuan tentang pembelajaran praktikum yang mendorong siswa untuk

Page 71: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

57

terlibat aktif dalam proses kegiatan praktikum. Walaupun keaktifan siswa

pada siklus I belum mencakup secara keseluruhan. Untuk itu keaktifan siswa

perlu ditingkatkan. Ini disebabkan masih ada siswa yang belum aktif dalam

kegiatan praktikum, siswa mengalami kesulitan dalam menuliskan hasil

percobaan, siswa juga belum bisa mengkomunikasikan hasil praktikum

dengan baik. Dalam pelaksanaan praktikum siswa juga belum bisa bekerja

secara sistematis serta kurang teliti dan cermat dalam mengolah data yang

dihasilkan selama kegiatan praktikum. Hal ini terbukti dari pengamatan proses

kegiatan praktikum, siswa belum terampil dalam merangkai alat dan bahan,

siswa belum berperan aktif secara maksimal, dan siswa belum bisa

mengkomunikasikan hasil praktikum dengan baik. Karena pada dasarnya

siswa kelas VII belum memiliki pengalaman untuk melakukan kegiatan

praktikum.Oleh sebab itu, pada siklus I perlu diperbaiki agar siswa lebih aktif

dalam kegiatan praktikum selanjutnya, sehingga tujuan penelitian yaitu

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dapat tercapai. Berdasarkan hasil

diskusi dengan guru ternyata masih terdapat kekurangan pada pelaksanaan

tindakan pada siklus I. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain:

1) Siswa belum terampil dalam merangkai alat dan bahan percobaan

2) Siswa masih belum aktif dalam kegiatan pembelajaran, ini terbukti dari

pengamatan proses belajar mengajar, siswa masih belum terkondisikan,

malu, dan tidak berani untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan

hasil dari praktikum yang telah dilakukan, maupun menanyakan kesulitan

yang dihadapi.

3) Siswa kurang terampil dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan

praktikum, hanya dua atau tiga orang dari tiap kelompok yang melakukan

praktikum.

4) Diskusi kelompok kurang efektif, karena tidak semua anggota kelompok

bisa menghargai pendapat siswa dan kelompok lain. Selain itu, hanya satu

atau dua orang saja dari tiap kelompok yang berpartisipasi aktif dalam

mengerjakan soal yang ada di LKS.

Page 72: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

58

5) Guru kurang dapat mengkondisikan siswa dalam melakukan kegiatan

praktikum di laboratorium serta kurang memberikan bimbingan dalam

pengisian LKS.

Pada pelaksanaan kegiatan praktikum pemisahan dengan metode

filtrasi dan kromatografi siswa belum bisa memahami petunjuk praktikum,

akibatnya siswa belum terampil dalam merangkai alat dan bahan. Jadi untuk

merangkai alat dan bahan masih dirangkaikan oleh guru. Guru membimbing

setiap kelompok dalam pelaksanaan praktikum agar proses kegiatan

praktikum dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak membutuhkan waktu

yang terlalu lama. Dalam pelaksanaan kegiatan praktikum siswa juga belum

berperan aktif secara keseluruhan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa

yang masih malas melakukan kegiatan praktikum karena siswa belum

memahami konsep kegiatan pembelajaran praktikum. Siswa juga belum bisa

mengkomunikasikan hasil praktikum dengan baik, karena siswa masih

kesulitan untuk menyusun hasil praktikum secara sistematis, hal ini terjadi

karena siswa belum pernah menyusun hasil praktikum sebelumya. Sehingga

pada tahap untuk mengkomunikasikan hasil praktikum atau diskusi kelompok

kurang efektif, karena tidak semua anggota kelompok bisa menghargai

pendapat siswa dan kelompok lain. Yang berperan aktif dalam diskusi

kelompok hanya satu atau dua orang saja dari tiap kelompok yang

berpartisipasi aktif.

Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran praktikum akan tetap

dilaksanakan pada siklus II. Usaha yang dilakukan guru agar aktivitas dan

hasil belajar siswa pada siklus II ini dapat meningkat adalah dengan

meningkatkan keaktifan siswa melalui kegiatan pembelajaran praktikum di

laboratorium. Peningkatan aktivitas siswa melalui kegiatan pembelajaran

praktikum dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang

belum aktif untuk bertanya atau berpendapat sedangkan siswa yang sudah

aktif bisa menanggapi maupun menyanggah pertanyaan atau pendapat dari

teman yang bertanya. Selain itu peningkatan aktivitas siswa saat kegiatan

Page 73: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

59

praktikum dapat dilakukan dengan pengenalan alat dan bahan yang digunakan

dalam kegiatan praktikum. Guru juga lebih memberikan bimbingan dalam

pengisian LKS pada masing-masing kelompok dan dalam kegiatan praktikum

serta membuat laporan sementara.

Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki dari

hasil refleksi siklus I.

1) Perencanaan

Seperti halnya pada siklus I, perencanaan dilakukan dengan cara

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan selama proses penelitian

berlangsung, diantara lain:

a) Guru secara kolaboratif merencanakan pembelajaran dengan metode

pembelajaran praktikum, dengan perbaikan memberi pelatihan khusus

kepada siswa dalam merangkai alat dan bahan percobaan secara tepat

dan benar, lembar petunjuk praktikum dibagikan kepada siswa

sebelum kegiatan praktikum berlangsung, jadi siswa bisa memahami

konsep dan langkah-langkah praktikum yang akan dilakukan dari hasil

refleksi siklus I.

b) Merancang materi untuk perbaikan dari siklus I, yaitu tentang

pemisahan kimia dengan metode kristalisasi dan sublimasi.

c) Menyiapkan perangkat pembelajaran, meliputi RPP Siklus II.

d) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk petunjuk dalam

praktikum.

e) Menyiapkan alat dan bahan percobaan pemisahan kimia dengan

metode kristalisasi dan sublimasi.

f) Membuat lembar kerja observasi aktivitas (aspek afektif dan aspek

psikomotorik) peserta didik selama proses kegiatan belajar mengajar.

g) Membuat kisi-kisi soal evaluasi siklus II.

h) Membuat kunci jawaban soal evaluasi siklus II.

i) Menyusun soal evaluasi siklus II.

Page 74: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

60

j) Membuat jurnal guru tentang pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran praktikum.

2) Pelaksanaan tindakan

Siklus II dilaksanakan pada tanggal18 Desember 2011, pada pukul

08.00 – 09.20 dengan materi pemisahan kimia menggunakan metode

kristalisasi dan sublimasi.

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II tanggal 18 Desember2011 antara

lain:

a) Guru mengkondisikan kelas, menyampaikan apersepsi dan tujuan

pembelajaran.

b) Guru menjelaskan pembelajaran dengan metode praktikum kepada

siswa.

c) Guru menjelaskan materi secara singkat dan menjelaskan tujuan dari

percobaan dari percobaan yang akan dilakukan.

d) Guru meminta siswa untuk bergabung dengan kelompok praktikum

untuk melakukan praktikum.

e) Guru membagikan LKS praktikum kepada masing-masing kelompok

untuk diselesaikan dan didiskusikan dalam kelompok.

f) Guru mengarahkan kepada siswa untuk melakukan praktikum secara

baik dan benar, dan menjelaskan alat dan bahan yang akan digunakan

dalam kegiatan praktikum.

g) Guru meminta siswa untuk melakukan praktikum sesuai petunjuk

dalam LKS.

h) Guru meminta siswa untuk mengamati dan menuliskan hasil

pengamatan ke dalam LKS praktikum.

i) Guru membimbing setiap kelompok secara proporsional.

j) Guru meminta siswa untuk membuat laporan sementara.

k) Guru menunjuk satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan

hasil praktikum yang telah dilakukan.

l) Guru meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan atas

presentasi dari kelompok yang mempresentasikan.

Page 75: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

61

m) Siswa bersama guru membuat kesimpulan berdasarkan hasil

praktikum.

n) Pada akhir pembelajaran diadakan tes akhir siklus.

3) Pengamatan

Pada tahap pengamatan dilakukan tes hasil belajar siklus II,

aktivitas siswa (ranah psikomotorik), penilaian sikap (afektif), dan jurnal

guru. Dari pengamatan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:

a) Pengamatan aspek psikomotorik siswa

Data pengamatan aspek psikomotorik siswa diambil dari

lembar observasi kinerja dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran

pada siklus II. Seperti pada siklus I, lembar pengamatan hasil belajar

pada aspek psikomotorik ini meliputi: menyiapkan alat dan bahan,

merangkai alat dan bahan percobaan, kerjasama kelompok, mengamati

hasil percobaan, keterampilan menggunakan alat, penguasaan prosedur

praktikum, kerjasama kelompok, mengamati hasil percobaan, menarik

dan mempresentasikan kesimpulan, merapikan kembalian alat dan

bahan, dan membuat laporan sementara.

Adapun kegiatan siswa adalah mengamati dan membuat laporan

sementara tentang materi pemisahan kimia dengan menggunakan metode

kristalisasi dan sublimasi. Guru membimbing siswa dalam melakukan

praktikum. Peneliti mengamati kinerja siswa selama melakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum. Dari pengamatan

pada siklus II diperoleh hasil seperti tabel 4.5.

Table 4.5 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siklus II

No Kategori penilaian

Aspek psikomotorik siswa

siklus II

∑ Siswa Persentase

1 Sangat terampil 6 siswa 21 %

2 Terampil 11 siswa 37.4 %

3 Cukup 13 siswa 21 %

4 Kurang 0 siswa 0 %

5 Sangat kurang 0 siswa 0 %

Rata-rata 84.5 %

Kategori Baik

Page 76: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

62

Dari Tabel 4.5 hasil pengamatan aspek psikomotorik pada

siklus II menunjukkan hasil dengan kategori baik dengan persentase

sebesar 84.5%. hasil pada siklus II ini menunjukkan adanya

peningkatan dibanding pada siklus I, hal ini dibuktikan dengan

terampilnya siswa dalam merangkai alat dan bahan percobaan,

mengkomunikasikan serta membandingkan hasil praktikumnya dengan

hasil praktikum kelompok lain melalui Lembar Kerja Siswa (LKS).

Siswa juga sudah berperan aktif dalam kegiatan praktikum pemisahan

dengan metode kristalisasi dan sublimasi. Sehingga proses kegiatan

praktikum dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok juga sudah

efektif, karena semua anggota kelompok sudah berpartisipasi aktif

dalam mengkomunikasikan hasil praktikum.

b) Pengamatan Aspek Afektif Siswa

Data pada aspek afektif siswa diambil dari lembar observasi

penilaian sikap dan kedisiplinan siswa pada saat pelaksanaan siklus II.

Berdasarkan analisis dari lembar observasi aktivitas afektif diperoleh

hasil: seperti tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Afektif Siklus II

No Kategori penilaian Aspek afektif siswa siklus II

∑ Siswa persentase

1 Sangat Baik 2 siswa 7.07%

2 Baik 18 siswa 60.80%

3 Cukup 10 siswa 32.12%

4 Kurang 0 siswa 0%

5 Sangat kurang 0 siswa 0%

Rata-rata 82.5%

Kategori Baik

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan persentase rata-rata

keberhasilan 82.5% dengan kategori sangat baik dengan demikian,

kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran praktikum dari siklus I ke

siklus II mengalami peningkatan sebesar 82.5%. Hasil pengamatan

peneliti pada saat berlangsungnya kegiatan pada siklus II pada masing-

Page 77: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

63

masing kelompok sudah baik, siswa mengikuti praktikum dengan

tertib dan sudah mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya,

diskusi sudah berjalan efektif semua anggota kelompok bisa

menghargai pendapat anggota kelompok lain serta berpartisipasi aktif

dalam mengemukakan ide atau pendapat pada saat melakukan analisis

data hasil percobaan. Peran serta kelompok dalam mengisi lembar

pengamatan LKS juga semakin meningkat.

c) Data hasil tes siswa (kognitif)

Data pengamatan kognitif siswa diambil dari tes evaluasi siswa

pada akhir pembelajaran siklus II. Dari tes yang telah dilakukan

diperoleh hasil seperti tabel 4.7.

Table 4.7 Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus II

No Keterangan Siklus I

1 Nilai terendah 63

2 Nilai tertinggi 93

3 Nilai rata-rata 80.5

4 Presentase ketuntasan

klasikal

96.7%

Hasil belajar siswa meningkat dan telah mencapai ketuntasan

belajar secara klasikal yaitu 96.7% dan telah memenuhi indikator yang

telah ditetapkan dalam penelitian. Ketuntasan belajar pada aspek

kognitif meningkat sebesar 26.7% yaitu dari 70% pada siklus I

menjadi 96.7% pada siklus II. Berdasarkan grafik, rata-rata kelas juga

mengalami kenaikan sebesar 70 dari pada siklus I, menjadi 80.5 pada

siklus II.

d) Jurnal guru

Jurnal guru diperoleh dari hasil wawancara dengan ibu

UlfiKhoiriyah pada tanggal 20 Desember 2011 pada pukul 10.00 –

10.30 WIB.Berdasarkan hasil tanggapan dan masukan guru terhadap

metode pembelajaran praktikum dalam pembelajaran yang diperoleh

dari hasil jurnal guru bahwa penerapan metode pembelajaran

praktikum pada materi pemisahan kimia sangat baik. Dikarenakan

Page 78: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

64

dengan penerapan metode pembelajaran praktikum siswa dapat

membuktikan objek yang dipelajari secara langsung. Sehingga siswa

menjadi tertarik, antusias, termotivasi, dan menjadikan hasil belajar

yang dicapai oleh siswa optimal. Bahwa beliau (guru) tertarik untuk

menggunakan metode pembelajaran praktikum pada pembelajaran

berikutnya.

e) Refleksi

Setelah peneliti menganalisis hasil belajar siswa, kemudian

peneliti melakukan diskusi dengan guru untuk membandingkan hasil

belajar pada siklus I dan II. Pada siklus II ini kegiatan pembelajaran

dengan pembelajaran praktikum menunjukkan hasil yang sangat baik.

Sekurang-kurangnya pada siklus I dapat diselesaikan pada siklus II.

Perbaikan tersebut antara lain: siswa sudah terampil dalam menyiapkan

alat dan bahan percobaan, siswa sudah terampil dalam mengkomunikasikan hasil

percobaan menyampaikan atau mengkomunikasikan hasil dari praktikum yang

telah dilakukan, maupun menanyakan kesulitan yang dihadapi, kerjasama siswa

dengan anggota kelompoknya semakin meningkat, diskusi juga berjalan dengan

lancar, dan secara keseluruhan siswa sudah memiliki aktivitas afektif dan

psikomotorik pada saat pembelajaran serta siswa juga sudah dapat mengikuti

pembelajaran dengan metode praktikum. Sehingga pada siklus II ini sudah sesuai

dengan yang diharapkan.

PEMBAHASAN

1. Siklus I

Siklus I membahas materi mengenai pemisahan kimia. Dalam

pembelajaran praktikum, siswa belajar dalam sistem kelompok. Hal ini

membuat peserta didik lebih antusias mengikuti pembelajaran karena

menemukan suasana baru. Untuk penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan

apersepsi. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan agar

siswa mengetahui, memahami apa yang akan dipelajari dan manfaat

mempelajari materi pemisahan kimia.

Page 79: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

65

Kurang maksimalnya peserta didik pada pembelajaran terlihat ketika

mereka masih selalu bertanya tentang bagaimana cara melakukan praktikum

sesuai dengan lembar kerja siswa. Guru menerapkan metode pembelajaran

praktikum, yakni peserta didik melakukan percobaan di laboratorium sesuai

dengan petunjuk yang ada dalam lembar kerja siswa. Hal ini dilakukan

mengingat di kelas VII E belum pernah diterapkan metode pembelajaran

praktikum. Akan tetapi hal ini mulai bisa teratasi pada pertemuan kedua siklus

I. pada pertemuan kedua siklus I, peserta didik diminta memahami materi yang

akan dipelajari dan mengerti cara melakukan percobaan sesuai dengan

petunjuk serta menuliskan hasil percobaan dalam lembar kerja siswa.

Kemudian pada pertemuan kedua pelaksanaan praktikum di laboratorium dan

pembahasan hasil percobaan.

Kurangnya waktu merupakan salah satu kendala dalam menerapkan

metode pembelajaran praktikum. Hal ini terjadi karena peserta didik masih

merasa bingung terhadap langkah-langkah praktikum dan masih bingung dalam

menuliskan hasil pengamatan, sehingga waktu diskusi yang telah ditentukan

pada rencana pelaksanaan pembelajaran sedikit bergeser.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum

pada siklus I sudah cukup baik. Secara umum terjadi peningkatan aktivitas dan

hasil belajar siswa. Aktivitas yang dinilai adalah aktivitas afektif dan

psikomotorik siswa. Aktivitas peserta didik diukur dengan menggunakan

lembar observasi aktivitas pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pengamatan hasil observasi aktivitas siswa diperoleh;

untuk aktivitas psikomotorik dengan nilai rata-rata 73.25 dalam kategori baik.

Aktivitas afektif juga dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata sebesar 74.65

dalam kategori baik terdapat 1siswa yang tidak tuntas dikarenakan tidak

disiplin, tidak semua anggota diskusi mengemukakan pendapat bahkan belum

bisa menghargai pendapat orang lain.

Adapun hasil tes peserta didik pada aspek kognitif sebelum (pra siklus)

dan sesudah (siklus I) penerapan metode pembelajaran praktikum. Dari tes

yang telah dilakukan diperoleh hasil seperti tabel 4.8.

Page 80: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

66

Tabel 4.8 Hasil Tes Siswa (Kognitif) Pra Siklus dan Siklus I

No Kategori Penilaian Pra Siklus Siklus I

1 Nilai Terendah 20 43

2 Nilai Tertinggi 60 83

3 Nilai Rata-rata 33.13 67.53

Persentase 32.5% 78%

Grafik 4.1 Hasil Tes Siswa (Kognitif) Pra Siklus dan Siklus I

Grafik 4.1 menunjukkan nilai terendah peserta didik sebelum dan

sesudah penerapan metode pembelajaran praktikum. Pada pembelajaran

sebelum menggunakan metode praktikum nilai terendah peserta didik 20 dan

nilai tertinggi peserta didik 70 dan setelah menggunakan metode pembelajaran

praktikum nilai terendah peserta didik meningkat menjadi 43 dan nilai tertinggi

meningkat menjadi 83 dan ketuntasan belajar pembelajaran siklus I sebesar

70%.

Secara umum, aktivitas pada siklus I sudah mengalami kenaikan hasil

belajar juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

tertarik dengan pembelajaran praktikum yang baru pertama kali mereka

dapatkan, sehingga mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3

pra siklus

siklus I

Page 81: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

67

pembelajaran karena biasanya siswa diajak ke laboratorium hanya perkenalan

alat dan bahan saja.

2. Siklus II

Berdasarkan kekurangan yang terjadi pada siklus I, maka pada siklus II

dilakukan tindakan perbaikan pada pembelajaran di laboratorium sehingga

aktivitas dan hasil belajar dapat meningkat. Pada siklus II guru dan peneliti

menggunakan metode praktikum. Pada siklus II dimulai pada tanggal 18

Desember 2011.

Pada siklus II aktivitas, kinerja guru dan hasil belajar sudah baik

sekali, karena nilai rata-rata dan indikator keberhasilan pada aktivitas afektif,

psikomotorik, dan hasil belajar menunjukkan hasil yang sangat baik.

Adapun peningkatan hasil tes peserta didik pada aspek kognitif pada

siklus II dengan penerapan metode pembelajaran praktikum. Dari tes yang

telah dilakukan diperoleh hasil seperti tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus I dan Siklus II

No Kategori Penilaian Siklus I Siklus II

1 Nilai Terendah 43 63

2 Nilai Tertinggi 83 93

3 Nilai Rata-rata 67.53 80.5

Persentase 78% 96.7%

Page 82: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

68

Grafik 4.2 Hasil Tes Siswa (Kognitif) Siklus I dan Siklus II

Grafik 4.2 menunjukkan nilai terendah peserta didik mengalami

kenaikan dari siklus I sebesar 20, menjadi 43 dari siklus I, nilai tertinggi

peserta didik mengalami kenaikan dari siklus I sebesar 70 menjadi 93 pada

siklus II hal ini dikarenakan peserta didik diberi pelatihan khusus untuk

merangkai alat dan bahan yang diperlukan pada materi pemisahan kimia.

Siswa sudah bisa mengikuti kegiatan praktikum dengan tenang dan

konsentrasi serta keingintahuan siswa terhadap materi pemisahan kimia.

Pemahaman peserta didik pada materi pemisahan kimia mengalami

peningkatan hal ini dikarenakan petunjuk praktikum dibagikan sebelum

kegiatan praktikum berlangsung.

Meningkatnya hasil belajar kognitif ini karena siswa sudah

mendapatpelatihan khusus dalam merangkai alat dan bahan yang diperlukan

pada materi pemisahan kimia, selain itu potensi siswa lebih diberdayakan

dengan dihadapkan pada keterampilan-keterampilan yang mengakibatkan

siswa secara aktif untuk menemukan konsep melalui kerjasama dengan

kelompoknya serta mengkomunikasikan hasil karyanya kepada orang lain.

Siswa tidak lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang

diberikan oleh guru atau yang terdapat dalam buku teks saja. Siswa juga dapat

mengaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3

siklus I

siklus II

Page 83: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

69

Ketuntasan belajar psikomotorik pada siklus II tercapai dan meningkat

sebesar. Peningkatan aktivitas psikomotorik terjadi karena siswa sudah

terampil dalam merangkai alat dan bahan yang diperlukan pada materi

pemisahan kimia sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa juga

sudah memiliki kemahiran untuk mengkomunikasikan serta membandingkan

hasil praktikumnya dengan hasil praktikum kelompok lain melalui lembar

kerja siswa.

Adapun hasil penilaian aspek psikomotorik pada siklus I dan siklus II

dengan menggunakan metode praktikum, diperoleh hasil seperti tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus I dan Siklus II

No Kategori Penilaian Aspek

Psikomotorik

Siklus I

Siklus II

1 Sangat terampil 7.05% 21%

2 Terampil 20.47% 37.4%

3 Cukup 69.28% 21%

4 Kurang 7.05% 0%

Grafik 4.3 Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus I dan Siklus II

Keterampilan proses siswa saat praktikum semakin meningkat. Ini

terbukti dengan siswa semakin teliti dan cermat mengamati adanya perubahan

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

1 2 3 4

siklus I

siklus II

Page 84: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

70

pada percobaan yang dilakukan, dapat mengidentifikasi objek, dapat

menuliskan hasil pengamatan yang telah dilakukan serta mampu membangun

sebuah hipotesis ketika diberi satu masalah. Dalam melakukan percobaan

siswa melaksanakan secara sistematis dan benar sesuai dengan petunjuk yang

terdapat dalam LKS serta siswa sudah dapat mengidentifikasi data yang

diperlukan dan membuat interpretasi yang benar dari data yang telah

didapatkan. Siswa juga sudah bisa menyimpulkan hasil yang telah didapat.

Begitu pula dengan ketuntasan belajar afektif siswa mengalami

kenaikan sebesar 7.85% meningkatnya hasil belajar pada aspek afektif ini

terjadi Karena siswa mengikuti pelajaran dengan tertib dan sudah mampu

bekerjasama dengan teman kelompoknya dengan baik dalam melakukan

praktikum, menganalisis dan melakukan penyelidikan. Siswa mampu

menemukan sendiri fakta dan konsep. Selain itu, siswa juga lebih berani

dalam mengemukakan pendapat dan pertanyaan serta lebih disiplin dalam

melakukan praktikum.

Adapun hasil penilaian aspek afektif pada siklus I dan siklus II dengan

menggunakan metode praktikum, diperoleh hasil seperti tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Penilaian Aspek Afektif Siklus I dan Siklus II

No Kategori Penilaian Aspek

Afektif

Siklus I

Siklus II

1 Sangat baik 3.79% 7.07%

2 Baik 28.86% 60.80%

3 Cukup 64.94% 32.12%

4 Kurang 3.79% 0%

Page 85: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

71

Grafik 4.4 Hasil Penilaian Aspek Afektif Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan hasil tanggapan dan masukan dari ibu Ulfi Khoiriyah

terhadap metode pembelajaran praktikum dalam pembelajaran yang diperoleh

dari hasil jurnal guru bahwa penerapan metode pembelajaran praktikum pada

materi pemisahan kimia sangat baik. Dikarenakan dengan penerapan metode

pembelajaran praktikum siswa dapat membuktikan objek yang dipelajari

secara langsung. Sehingga siswa menjadi tertarik, antusias, termotivasi dan

menjadikan hasil belajar yang dicapai oleh siswa optimal. Bahwa beliau

tertarik untuk menggunakan metode pembelajaran praktikum pada

pembelajaran berikutnya.

Secara keseluruhan, semua kekurangan pada siklus I sudah dapat

diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II ini keterampilan siswa dalam

merangkai alat dan bahan percobaan, mengkomunikasikan hasil percobaan

yang telah dilakukan semakin meningkat, diskusi juga berjalan dengan lancar,

dan secara keseluruhan siswa sudah memiliki aktivitas afektif dan

psikomotorik pada saat pembelajaran serta siswa sudah dapat mengikuti

pembelajaran dengan metode praktikum. Hal ini terjadi karena sebelum

pelaksanaan siklus II peserta didik diberi pelatihan khusus untuk merangkai

alat dan bahan percobaan sebagai solusi permasalahan yang dihadapi pada

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

1 2 3 4

siklus I

siklus II

Page 86: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

72

siklus I, yaitu peserta didik belum terampil merangkai alat dan bahan

percobaan.

3. Keterbatasan penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak

kendala dan hambatan. Hal ini bukan Karena faktor kesengajaan, akan tetapi

karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.

Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan

tetapi peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas adanya kesalahan

dan kekurangan, hal itu karena keterbatasan-keterbatasan di bawah ini:

a. Keterbatasan kemampuan

Penelitian ini tidak bisa lepas dari teori, oleh karena itu peneliti

menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi

peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian

sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen

pembimbing.

b. Keterbatasan waktu

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu,

karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka peneliti hanya

memiliki waktu sesuai dengan kemampuan yang berhubungan dengan

penelitian saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan singkat akan tetapi

memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.

c. Keterbatasan materi

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini hanya terbatas pada

materi pemisahan kimia.

Page 87: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap penerapan metode

pembelajaran praktikum pada materi pemisahan kimia di kelas VII E MTs

HidayatusSyubban Genuk, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

praktikum dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat hasil belajar siswa

meningkat pada waktu penelitian, yaitu aspek kognitif dari 78% pada siklus I

menjadi 96.7% pada siklus II, aktivitas siswa pada aspek afektif siklus I dan siklus

II mengalami peningkatan, yaitu sebesar 74.65% menjadi 82.5%, serta aspek

psikomotorik yaitu dari 73.25% pada siklus I menjadi 84.5% pada siklus II.

Metode pembelajaran praktikum menumbuhkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru perlu menggunakan metode pembelajaran praktikum dalam

pembelajaran pada materi pemisahan kimia untuk saat ini dan seterusnya

untuk meningkatkan pemahaman siswa.

2. Perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung dalam penggunaan

metode pembelajaran praktikum untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah.

3. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam menggunakan metode pembelajaran

praktikum, maka rencana pembelajaran harus dipersiapkan secara cermat.

Page 88: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

74

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah atas berkat dan hidayah Allah SWT, skripsi yang

sederhana ini dapat tersusun dengan baik. Peneliti sadar bahwa dalam penyusunan

skripsi ini jauh dari kesempurnaan, maka peneliti mengharapkan kritik dan saran

yang konstruktif dari berbagai pihak untuk penyempurnaan skripsi.

Peneliti mengucapkan terima kasih atas partisipasi dari semua pihak yang

mendukung penyusunan skripsi ini sehingga dapat tersusun dengan baik. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, terutama bagi

peneliti demi menciptakan suasana pendidikan Indonesia yang berkualitas,

bermoral, dan bermartabat. Amin.

Page 89: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT

RinekaCipta, 2010

-----------, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008

BahriDjamarah, Syiful dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006

Bukhari Umar, ” Pendidikan dalam Perspektif Hadis: Perintah Menuntut Ilmu”,

dalambukhariumar59.blogspot.com/2010/12/pendidikan-dalam-perspektif-

hadis.html,diakses 07 Februari 2012

Chang, Raymond, Kimia Dasar Konsep-konsep Inti, Jakarta : Erlangga, 2004

Hendayana, Sumar, Kimia Pemisahan, Bandung : Rodaskarya, 2006

Iskandar, Psikologi Pendidikan, Ciputat : Gaung Persada (GP) Press, 2009

Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,

Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000

Putranto, Dody, Belajar Kimia Serasa Mudah dan menyenangkan

http://kimiadahsyat. blogspot.com/2010/11/corong-pemisah.html, diakses

10 April 2012

Sagala, Syaiful, Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan, Bandung:

Alfabeta, 2010

Sastrohamidjojo, Hardjono, Kromatografi, Yogayakarta : Liberty, 2005

Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Kencana, 2010

Santrock, John W, Psychology Essentials, New York : Mc Graw-Hill, 2005

Soebagio dkk, Kimia Analitik II, Malang : Universitas Negeri Malang, 2002

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja

Rodaskarya, 2009

Sudjana, Metode Statistik, Bandung : Tarsito, 2005

Sukmadinata, Nana Syaodih,Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:

PT Remaja Rodaskarya, 2009

Page 90: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT

Remaja Rodaskarya, 2010

Thoha, Chabib dan Abdul Mu’ti,Eksistensi dan Proses Belajar-Mengajar

Pendidikan Agama Islam, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,

1998

T. Morgan, Clifford, Introduction to Psychology, Kogakusha: Mc Graw-Hill,

1971

Trilaksana Putra, Rian, Pemisahan & Pemurnian Zat Padat

http://dc142.4shared.com/doc /Nk DnA5od/preview.html, 10 April 2012

Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya,Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2008

Page 91: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 1

SILABUS Nama Sekolah : MTs Hidayatus Syubban Genuk Mata Pelajaran : IPA Terpadu Kelas/Semester : VII/1

Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber/ bahan/alat

teknik instrumen sikap

1.1.melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia

� Pemisahan campuran • Mengkaji literatur tentang

dasar pemisahan campuran

• Melakukan percobaan tentang pemisahan campuran

• Menjelaskan dasar pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel dan titik didih

• Melakukan percobaan untuk memisahkan campuran yang sesuai dengan metode yang dipilih, antara lain: penyaringan, sublimaisi, kristalisasi, dan kromatografi

Tugas kelompok Ulangan

Laporan tertulis Evaluasi Lembar Kerja Siswa

Penilaian keaktifan siswa selama Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung dan keaktifan siswa selama melakukan percobaan/ praktek

2 jam • Sumber

• A : 127-138

• B : 91-106

• C : 90-91

• Petunjuk Praktikum

• LKS

• Alat Tabung reaksi, gelas kimia, botol mineral, piring makan, spidol hitam, spiritus, penyangga, kertas saring,

• Bahan Pasir, kerikil, garam, air, kamper, arang, es, alkohol

Page 92: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 2

SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Kompetensi Dasar :

1.1. Melakukan pemisahan campuran dengan bebagai cara berdasarkan sifat fisika dan

sifat kimia

B. Indikator :

Pertemuan ke-1 (2 jam pelajaran)

1. Menjelaskan prinsip dasar pemisahan campuran dengan metode kristalisasi dan

sublimasi

2. Melakukan percobaan pemisahan campuran dengan metode kristalisasi dan sublimasi

C. Tujuan :

1. Siswa dapat menjelaskan dasar pemisahan campuran dengan metode kristalisasi dan

sublimasi

2. Siswa dapat melakuka percobaan pemisahan campuran dengan metode kristalisasi dan

sublimasi

D. Materi Pembelajaran

Pertemuan ke-1 (2 jam pelajaran)

Sublimasi

Sublimasi adalah metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan campuran

zat padat yang mudah menyublim jika berada pada udara terbuka/ dipanaskan.

Menyublim adalah peristiwa perubahan tingkat wujud padat ke bentuk uap tanpa

mengalami fase cair. Contohnya, memisahkan kamper (kapur barus) dan arang. Kampur

barus yang bercampur dengan arang dapat dimurnikan dengan menuapkan kapur barus

tersebut dan mendinginkan uap kapur barus murni yang ada.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VII/1

Pertemuan ke- : 1-2

Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran

Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia

Page 93: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Metode Sublimasi

Tujuan : memisahkan kamper dengan arang

Alat dan Bahan :

1. Gelas kimia/ gelas ukur

2. Cawan

3. Pembakar spiritus

4. Arang

5. Kamper

6. Air atau es

Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Masukkan campuran kamper dan arang dalam gelas kimia

3. Tutuplah gelas kimia dengan cawan yang diisi air atau es

4. Nyalakan pembakar spiritus dan panaskan campuran sampai terjadi penguapan

5. Setelah beberapa saat, amati zat yang menempel pada cawan bagian dalam

Kristalisasi

Metode kristalisasi adalah salah atu metode pemisahan campuran berdasarkan

perbedaan kelarutn zat dengan pelarutnya. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan

dalam memilih pelarut yang cocok, yaitu sbagai berikut:

• Pelarut hanya dapat melarutkan zat dalam keadaan panas, sedang dalam

keadaan dingin hanya sedikit melarutkan. Berbeda dengan zat pengotor. Zat

pengotor larut dalam keadaan dingin dan tidak melarut dalam keadaan

panas.

• Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dilarutkan.

• Pelarut yang dipilih hendaknya memiliki titik didih rendah untuk

mempermudah proses pengeringan kristal yang terbentuk. Titik leleh

pelarut hendaknya lebih rendah daripada titik leleh zat padat yang

dilarutkan supaya zat yang akan dilarutkan tidak terurai.

Dalam proses kristalisasi, ada beberapa cara yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:

• Pendinginan

Page 94: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Larutan didinginkan perlahan-lahan hinggaberbentuk kristal. Pendinginan

dihentikan jika sudah tidak terbentuk kristal lagi. Metode ini digunakan untuk zat yang

kelarutannya semakin kecil jika suhu diturunkan.

• Penguapan solvent (pelarut)

Larutan merupakan campuran solvent (pelarut) dan solute (zat terlarut). Solvent

setelah dipanaskan akan menguap dan yang ditinggal adalah kristalnya. Metode ini

dipakai jika penurunan suhu tidak begitu mempenagruhi kelarutan zat dalam pelarutnnya.

Pada umumnya, pelarut yang digunakan bertitik rendah.

• Evaporasi (adiabatis)

Metode ini dilakukan dalam ruang vakum. Larutan panas dimasukkan ke suatu

tempat vakum dimana tekanan totalnya lebih rendah dari tekanan solventnya. Pada suhu

saat larutan dimasukkan ke ruang vakum, sovent akan menguap cepat dan penguapan

tersebut menyebabkan pendinginan secara adiabatis.

• Salting out

Prinsipnya adalah menambah zat untuk mengurangi zat yang akan dikristalkan. Zat

ketiga tersebut harus bersifat menurunkan daya larut solvent jika diaduk rata. Kristal akan

terbentuk, jika daya suhu tersebut turun.

Metode Kristalisasi

Tujuan : memisahkan zat padat dari larutannya melalui pengkristalan.

Alat dan Bahan :

1. Air + garam 3. Kaki tiga 5. Pemanas spiritus

2. Gelas beker 4. Kasa 6. pengaduk

Langkah Kerja

1. Buatlah air laut dengan cara mencampur air dan garam, ke dalam gelas beker

2. Panaskan di atas nyala api spiritus, sambil di aduk, hingga air menguap secara

keseluruhan.

3. Amati apa yang terjadi?

4. Dinginkan

Page 95: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

E. Skenario Pembelajaran

Pertemuan ke-1

Model/Strategi/Pendekatan /Metode

1. Model : Inkuiri

2. Strategi : STAD

3. Pendekatan : Keterampilan Proses

4. Metode : Praktikum

Langkah – langkah pembelajaran

Kegiatan Rincian Waktu

KEGIATAN AWAL Pendahuluan

• Guru mengajak siswa ke laboratorium

• Guru mengkondisikan fisik kelas melalui

kegiatan: memberi salam, dan mengabsen

siswa

10 menit

KEGIATAN INTI

(Tahap Penyajian

Materi)

(Tahap Kegiatan

Kelompok)

Guru menginformasikan tentang tujuan yang akan

dicapai pada materi kristalisasi dan sublimasi

dengan metode praktikum.

Eksplorasi

• Guru memulai pelajaran dengan mengecek

prasyarat tentang pengertian dan prinsip dasar

metode kristalisasi dan sublimasi

• Guru memberikan gambaran atau contoh

tentang kristalisasi dan sublimasi dalam

kehidupan sehari-hari

Elaborasi

• Guru mengarahkan siswa untuk membentuk

kelompok dengan cara berhitung mulai dari

angka 1 dan diakhiri dengan angka 6

• Siswa mulai berhitung untuk membentuk

kelompok

• Guru mendata nama-nama kelompok sesuai

65 menit

Page 96: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

dengan hasil perhitungan, dimana terdapat 6

kelompok yang masing-masing kelompok

terdiri dari 5 orang siswa

• Siswa bergabung dengan kelompoknya

masing-masing sesuai dengan data yang sudah

ditetapkan

• Guru membagikan lembar petunjuk praktikum

pada tiap-tiap kelompok

• Guru memberikan sedikit gambaran tentang

praktikum yang akan dilakukan

• Guru memberikan penjelasan tentang

praktikum yang akan dilakukan. Untuk

kelompok 1, 3, 5 melakukan praktikum

pemisahan kimia dengan metode kristalisasi.

Untuk kelompok 2, 4, 6 melakukan praktikum

pemisahan kimia dengan metode sublimasi

• Siswa menyiapkan alat dan bahan yang

digunakan untuk praktikum

• Guru mengecek alat dan bahan yang sudah

disiapkan oleh siswa

• Guru mempersilahkan siswa untuk melakukan

praktikum

• Siswa memulai praktikum sesuai dengan

bagian yang sudah ditetapkan oleh guru

• Guru mengawasi jalannya praktikum

• Guru memberi jalan keluar bagi siswa yang

mengalami kesulitan dalam praktikum

• Guru memberi pertanyaan terhadap masing-

masing kelompok ketika praktikum

berlangsumg

• Guru memberi arahan bagaimana melakukan

praktikum yang benar dan tepat

• Guru meminta siswa untuk membuat laporan

Page 97: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

(Tahap Pelaksanaan

Tes Individu)

(Tahap Perhitungan

Skor)

Tahap

Penghargaan)

sementara pada masing-masing kelompok

• Siswa membuat laporan sementara pada

masing-masing kelompok

• Guru mengoreksi laporan sementara

• Guru mengembalikan laporan sementara

kepada siswa

• Guru meminta perwakilan dari masing-masing

kelompok untuk mempresentasikan hasil

laporan sementara

• Guru memberikan kesempatan kepada

kelompok lain yang hendak bertanya kepada

presentator

• Guru dan siswa menyimpulkan dari hasil

praktikum yang sudah dilakukan

Konfirmasi

• Diskusi kelompok tentang hasil praktikum

untuk menyamakan persepsi mengenai prinsip

dasar praktikum yang dilakukan

• Latihan soal untuk merefleksikan pemahaman

konsep

• Siswa melaksanakan tes secara individu.

• Guru dan siswa menghitung skor hasil tes.

• Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok dengan skor tertinggi.

KEGIATAN

AKHIR

• Guru memberikan tugas untuk membuat

laporan individu

• Guru mengucapkan salam penutup

5 menit

F. Instrumen:

1. Zat apakah yang menempel pada cawan bagian dalam pada pemisahan campuran

dengan metode sublimasi?

2. Prinsip apa yang dipakai pada pembuatan garam dari air laut?

Page 98: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

3. Zat apa yang tersisa dalam gelas beker setelah pendinginan pada proses pemisahan

campuran dengan metode kristalisasi?

G. Penilaian

� Jenis tagihan : Tugas Laporan Kelompok , Lembar Kerja Siswa

� Bentuk instrumen : Laporan tertulis, Penilaian sikap

H. Sumber, Bahan dan Alat

• Sumber :

Teguh Sugiyarto dan Eny Ismawati, 2008, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat

Perbukuan

Supriyana dan Ery Cristiantie, 2006, IPA Kimia, Jakarta: Erlangga; Anni Wanarsih

dkk, 2008, IPA Terpadu, Jakarta: Pusat Perbukuan

Sri Rahmini, 2007, IPA Terpadu, Semarang: Aneka Ilmu

• Alat

Petunjuk Praktikum. Lembar Kerja Siswa

Page 99: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 3

Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Kompetensi Dasar :

1.1. Melakukan pemisahan campuran dengan bebagai cara berdasarkan sifat fisika dan

sifat kimia

B. Indikator :

Pertemuan ke-1 (2 jam pelajaran)

1. Menjelaskan prinsip dasar pemisahan campuran dengan metode filtrasi (penyaringan)

dan metode kromatografi

2. Melakukan percobaan pemisahan campuran dengan metode filtrasi (penyaringan) dan

metode kromatografi

C. Tujuan :

1. Siswa dapat menjelaskan dasar pemisahan campuran dengan metode filtrasi

(penyaringan) dan metode kromatografi

2. Siswa dapat melakuka percobaan pemisahan campuran dengan metode filtrasi

(penyaringan) dan metode kromatografi

D. Materi Pembelajaran

Pertemuan ke-1 (2 jam pelajaran)

Filtrasi (penyaringan)

Metode penyaringan cocok untuk memisahkan zat padat dari cairannya atau

memisahkan zat-zat yang mempunyai perbedaan kelarutan. Pemisahan dengan metode ini

didasarkan pada perbedaan ukuran dan perbedaan kelarutan suatu zat. Penyaringan adalah

metode yang digunakan untuk memisahkan campuran menjadi komponen (zat) penyusun

berdasarkan perbedaan ukuran partikelnya (bisa berupa cairan dengan padatan atau padat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VII/1

Pertemuan ke- : 1-2

Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran

Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia

Page 100: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

dengan padat) dan melewatkan pada sringan berpori. Penyaringan yang dilakukan di

laboratorium biasanya menggunakan kertas saring. Kertas saring memiliki pori-pori yang

relatif kecil, sehingga akan menahan partikel suspensi. Dalam proses penyaringan

menghasilkan residu dan filtrat. Residu yaitu zat padat yang tertahan oleh kertas saring,

sedangkan filtrat yaitu zat cair yang melewati kertas saring.

Metode Filtrasi atau penyaringan

Tujuan : menyaring air keruh dengan pasir

Alat dan bahan :

1. Botol air mineral 1,5 liter 5. Air keruh

2. Pasir 6. Kapas

3. Kerikil 7. Penyangga

4. Arang

Langkah Kerja

1. Potong bagian bawah botol air mineral!

2. Cuci pasir dan kerikil hingga bersih!

3. Masukkan bahan-bahan!

4. Masukkan air tanah/ air keruh ke dalam botol! Amati warna ini sebelum di saring!

5. Tampunglah air yang mengalir lewat mulut botol!

6. Catat waktu untuk menyaring 100 ml air kotor hingga menjadi air jernih!

7. Amati zat yang tertinggal pada bagian atas botol!

Kromatografi

Kromatografi adalah metode campuran berdasarkan perbedaan daya rambat zat

dalam campuran pada suatu medium perambatan. Kromatografi biasanya digunakan

untuk keperluan analisis kimia dan analisis senyawa alam. Ada tiga metode kromatografi,

yaitu kromatografi kertas, kromatografi kolom, dan kromatografi gas. Biasanya

kromatografi digunakan untuk pemisahan zat warna. Salah satu contoh kromatografi

kertas adalah pemisahan campuran warna tinta. Pemisahan pada tinta dapat dilakukan

sebagai berikut:

• Tinta diteteskan pada ujung kertas saring kemudian dibiarkan mengering.

• Ujung kertsa tadi dimasukkan dalam air sedalam 1 cm dan kertas saring

dipasang tegak.

Page 101: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

• Air akan merambat naik dan tinta akan ikit naik kemudian memisah

menjadi beberapa warna.

Metode Kromatografi

Tujuan : memisahkan zat warna tinta melalui kromatografi.

Alat dan Bahan :

1. Spidol hitam, merah, dan biru

2. Kertas saring berukuran 0,5 cm x 10 cm

3. Gelas kimia ukuran 250 ml

4. Alkohol

5. Lidi atau stik bambu atau pengaduk

Cara Kerja

1. Tetesi atau beri titik kertas saring dengan spidol atau tinta hitam!

2. Iktakan ujung kertas saring yang jauh dari titik atau tetesan tinta pada lidi atau

stik bambu!

3. Isilah gelas kimia dengan alkohol setinggi 2 cm dari dasar gelas!

4. Pasanglah kertas saring yang terpasang pada lidi atau stik bambu pada mulut

gelas dengan posisi menggantung dengan ujung tercelup pada alkohol!

5. Usahakan jangan sampai titik/ tetesan tinta hitam pada kertas saring tercelup

dalam alkohol!

6. Kemudian amatilah yang terjadi pada kertas saring yang telah ditetesi atau

diberi titik tinta hitam!

E. Skenario Pembelajaran

Pertemuan ke-1

Model/Strategi/Pendekatan /Metode

1. Model : Inkuiri

2. Strategi : STAD

3. Pendekatan : Keterampilan Proses

4. Metode : Praktikum

Page 102: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Langkah – langkah pembelajaran

Kegiatan Rincian Waktu

KEGIATAN AWAL Pendahuluan

• Guru mengajak siswa ke laboratorium

• Guru mengkondisikan fisik kelas melalui

kegiatan: memberi salam, dan mengabsen

siswa

10 menit

KEGIATAN INTI

(Tahap Penyajian

Materi)

(Tahap Kegiatan

Kelompok)

Guru menginformasikan tentang tujuan yang akan

dicapai pada materi filtrasi (penyaringan) dan

kromatografi dengan metode praktikum.

Eksplorasi

• Guru memulai pelajaran dengan mengecek

prasyarat tentang pengertian dan prinsip dasar

metode filtrasi (penyaringan) dan kromatografi

• Guru memberikan gambaran atau contoh

tentang filtrasi dan kromatografi dalam

kehidupan sehari-hari

Elaborasi

• Guru mengarahkan siswa untuk membentuk

kelompok dengan cara berhitung mulai dari

angka 1 dan diakhiri dengan angka 6

• Siswa mulai berhitung untuk membentuk

kelompok

• Guru mendata nama-nama kelompok sesuai

dengan hasil perhitungan, dimana terdapat 6

kelompok yang masing-masing kelompok

terdiri dari 5 orang siswa

• Siswa bergabung dengan kelompoknya

masing-masing sesuai dengan data yang sudah

ditetapkan

• Guru membagikan lembar petunjuk praktikum

65 menit

Page 103: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

pada tiap-tiap kelompok

• Guru memberikan sedikit gambaran tentang

praktikum yang akan dilakukan

• Guru memberikan penjelasan tentang

praktikum yang akan dilakukan. Untuk

kelompok 1, 3, 5 melakukan praktikum

pemisahan kimia dengan metode filtrasi. Untuk

kelompok 2, 4, 6 melakukan praktikum

pemisahan kimia dengan metode kromatografi

kertas

• Siswa menyiapkan alat dan bahan yang

digunakan untuk praktikum

• Guru mengecek alat dan bahan yang sudah

disiapkan oleh siswa

• Guru mempersilahkan siswa untuk melakukan

praktikum

• Siswa memulai praktikum sesuai dengan

bagian yang sudah ditetapkan oleh guru

• Guru mengawasi jalannya praktikum

• Guru memberi jalan keluar bagi siswa yang

mengalami kesulitan dalam praktikum

• Guru memberi pertanyaan terhadap masing-

masing kelompok ketika praktikum

berlangsumg

• Guru memberi arahan bagaimana melakukan

praktikum yang benar dan tepat

• Guru meminta siswa untuk membuat laporan

sementara pada masing-masing kelompok

• Siswa membuat laporan sementara pada

masing-masing kelompok

• Guru mengoreksi laporan sementara

• Guru mengembalikan laporan sementara

Page 104: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

(Tahap Pelaksanaan

Tes Individu)

(Tahap Perhitungan

Skor)

Tahap

Penghargaan)

kepada siswa

• Guru meminta perwakilan dari masing-masing

kelompok untuk mempresentasikan hasil

laporan sementara

• Guru memberikan kesempatan kepada

kelompok lain yang hendak bertanya kepada

presentator

• Guru dan siswa menyimpulkan dari hasil

praktikum yang sudah dilakukan

Konfirmasi

• Diskusi kelompok tentang hasil praktikum

untuk menyamakan persepsi mengenai prinsip

dasar praktikum yang dilakukan

• Latihan soal untuk merefleksikan pemahaman

konsep

• Siswa melaksanakan tes secara individu.

• Guru dan siswa menghitung skor hasil tes.

• Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok dengan skor tertinggi.

KEGIATAN

AKHIR

• Guru memberikan tugas untuk membuat

laporan individu

• Guru mengucapkan salam penutup

5 menit

F. Instrumen:

1. Sebutkan filtrat dan residu dari hasil kegiatan!

2. Apa perbedaan antara filtrat dan residu pada percobaan tersebut?

3. Bagaimana keadaan kertas saring yang ditetesi tinta hitam sebelum ujungnya

dicelupkan pada alkohol?

4. Apa yang terjadi pada kertas saring yang telah ditetesi tinta hitam setelah ujungnya

tercelup pada alkohol?

5. Bagaimana laju perambatan alkohol yang melalui tinta hitam jika dibandingkan

dengan melalui tinta hitam yang dicelupkan dengan air?

Page 105: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

6. Setelah rambatan alkohol sampai atas, ambil kertas saring dan keringkan! Ternyata

ada beberapa warna yang terpisahkan, tuliskan warna apa yang terjadi?

G. Penilaian

� Jenis tagihan : Tugas Laporan Kelompok , Lembar Kerja Siswa

� Bentuk instrumen : Laporan tertulis, Penilaian sikap

H. Sumber, Bahan dan Alat

• Sumber :

Teguh Sugiyarto dan Eny Ismawati, 2008, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat

Perbukuan

Supriyana dan Ery Cristiantie, 2006, IPA Kimia, Jakarta: Erlangga; Anni Wanarsih

dkk, 2008, IPA Terpadu, Jakarta: Pusat Perbukuan

Sri Rahmini, 2007, IPA Terpadu, Semarang: Aneka Ilmu

• Alat

Petunjuk Praktikum. Lembar Kerja Siswa

Page 106: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 5

DAFTAR KELOMPOK PRAKTIKUM

Kelompok 1: Kelompok 2:

- Abdul Rosid - A.LutfiAdi

- Ayu Anggraini - Faridatul Khasanah

- Handoko - Leliana Sadila

- Miftahul Janah - Rifzal Fadhianto.A

- Vita Nandizah - Widyaningrum

Kelompok 3: Kelompok 4

- A.Ulil Albab - Arif Budi Rukmana

- Mar’ah W - Diah Nur B.H

- Rosa Realita - Heni Septiani

- Irfan - M.Muhson

- Umi Amaliya - Rizki Wini.S

Kelompok 5: Kelompok 6:

- Atok R - Sukmawati P.S

- Khoirun Najih - Bayu Trishnam

- Novendra Nisfulin.N - Novita Sari

- Dyah Ayu N - Nuzulun Ni’mah

- Siti Ismah - Rela Putri S.A

Page 107: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 6

NILAI PRA SIKLUS PESERTA DIDIK KELAS VII E

MTs HIDAYATUS SYUBBAN

No

NAMA

KKM

Pencapaian

Nilai Ketuntasan 1 Abdul Rosid 65 36 Belum Tuntas 2 A.LutfiAdi 65 40 Belum Tuntas 3 A.UlilAlbab 65 26 Belum Tuntas 4 Arif Budi Rukmana 65 30 Belum Tuntas 5 Ayu Anggraini 65 30 Belum Tuntas 6 Atok R 65 40 Belum Tuntas 7 Bayu Trishnam 65 30 Belum Tuntas 8 Diah Nur B.H 65 20 Belum Tuntas 9 Dyah Ayu N 65 30 Belum Tuntas 10 Faridatul Khasanah 65 36 Belum Tuntas 11 Handoko 65 20 Belum Tuntas 12 HeniSeptiani 65 30 Belum Tuntas 13 Irfan 65 26 Belum Tuntas 14 KhoirunNajih 65 36 Belum Tuntas 15 LelianaSadila 65 33 Belum Tuntas 16 Mar’ah W 65 20 Belum Tuntas 17 M.Muhson 65 30 Belum Tuntas 18 MiftahulJanah 65 30 Belum Tuntas 19 NovendraNisfulin.N 65 33 Belum Tuntas 20 Novita Sari 65 23 Belum Tuntas 21 NuzulunNi’mah 65 20 Belum Tuntas 22 Rela Putri S.A 65 40 Belum Tuntas 23 RifzalFadhianto.A 65 43 Belum Tuntas 24 Rizki Wini.S 65 30 Belum Tuntas 25 Rosa Realita 65 40 Belum Tuntas 26 Siti Ismah 65 33 Belum Tuntas 27 SukmawatiP.S 65 43 Belum Tuntas 28 Umi Amaliya 65 43 Belum Tuntas 29 Vita Nandizah 65 33 Belum Tuntas 30 Widyaningrum 65 70 Tuntas

Page 108: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 7

Siklus I

PETUNJUK PRAKTIKUM

A. Tujuan : menyaring air keruh dengan pasir

B. Landasan Teori :

Penyaringan atau Filtrasi

Penyaringan yang dilakukan di laboratorium biasanya menggunakan kertas

saring. Kertas saring memilik pori-pori yang relatif kecil, sehingga akan menahan

partikel suspensi. Penyaringan menghasilkan residu dan filtrat. Residu yaitu zat

padat yang tertahan oleh kertas saring, sedangkan filtrat yaitu zat cair yang

melewati kertas saring.

C. Alat dan bahan :

1. Botol air mineral 1,5 liter

2. Pasir

3. Kerikil

4. Arang

5. Air keruh

6. Kapas

7. Penyangga

D. Cara Kerja

1. Potong bagian bawah botol air mineral!

2. Cuci pasir dan kerikil hingga bersih!

3. Masukkan bahan-bahan!

4. Masukkan air tanah/ air keruh ke dalam botol! Amati warna ini sebelum di

saring!

5. Tampunglah air yang mengalir lewat mulut botol!

6. Catat waktu untuk menyaring 100 ml air kotor hingga menjadi air jernih!

7. Amati zat yang tertinggal pada bagian atas botol!

Page 109: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

E. Data Pengamatan

Zat yang tersaring Zat yang tertinggal

F. Analisis Data/ Pertanyaan

1. Sebutkan filtrat dan residu dari hasil kegiatan!

2. Apa perbedaan antara filtrate dan residu pada percobaan tersebut?

G. Keimpulan

Page 110: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

PETUNJUK PRAKTIKUM

A. Tujuan : memisahkan zat warna tinta melalui kromatografi

B. Dasar Teori :

Kromatografi adalah cara pemisahan dimana komponen-komponen yang

akan dipisahkan didistribusikan antara dua fase. Salah satu fase disebut fase

stasioner (fase tetap), dan fase mobile (fase bergerak). Ada tiga metode

kromatografi, yaitu kromatografi kertas, kromatografi kolom, dam kromatografi

gas. Biasanya kromatografi digunakan untuk pemisahan zat warna.

C. Alat dan Bahan :

1. Spidol atau tinta cair warna hitam

2. Kertas saring berukuran 0,5 cm x 10 cm

3. Gelas kimia ukuran 250 ml

4. Alkohol

5. Lidi atau stik bambu atau pengaduk

D. Cara Kerja

1. Tetesi atau beri titik kertas saring dengan spidol atau tinta hitam!

2. Iktakan ujung kertas saring yang jauh dari titik atau tetesan tinta pada lidi atau

stik bambu!

3. Isilah gelas kimia dengan alkohol setinggi 2 cm dari dasar gelas!

4. Pasanglah kertas saring yang terpasang pada lidi atau stik bambu pada mulut

gelas dengan posisi menggantung dengan ujung tercelup pada alkohol!

5. Usahakan jangan sampai titik/ tetesan tinta hitam pada kertas saring tercelup

dalam alkohol!

6. Kemudian amatilah yang terjadi pada kertas saring yang telah ditetesi atau

diberi titik tinta hitam!

E. Data Pengamatan

Spidol Jarak Perambatan

Hitam

Merah

Biru

Page 111: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

F. Analisis Data/ Pertanyaan

1. Bagaimana keadaan kertas saring yang ditetesi tinta hitam sebelum ujungnya

dicelupkan pada alkohol?

2. Apa yang terjadi pada kertas saring yang telah ditetesi tinta hitam setelah

ujungnya tercelup pada alkohol?

3. Bagaimana laju perambatan alkohol yang tidak melalui kertas tinta jika

dibandingkan dengan yang melalui tinta hitam?

4. Setelah rambatan alkohol sampai atas, ambil kertas saring dan keringkan!

Ternyata ada beberapa warna yang terpisahkan, tuliskan warna apa yang

terjadi?

G. Kesimpulan

Page 112: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 8

Siklus II

PETUNJUK PRAKTIKUM

A. Tujuan : memisahkan campuran kamper dan arang

B. Dasar Teori :

Pemisahan campuran dengan sublimasi dilakukan pada zat-zat yang dapat

menyublim. Sublimasi adalah perubahan zat dari wujud padat menjadi gas atau

sebaliknya.

C. Alat dan Bahan :

1. Kamper

2. Arang

3. Es batu

4. Gelas kimia

5. Spiritus

6. Cawan

D. Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Masukkan campuran kamper dan arang dalam gelas kimia

3. Tutuplah gelas kimia dengan cawan yang berisi es batu

4. Nyalakan pembakar spiritus dan panaskan campuran sampai terjadi penguapan

5. Setelah beberapa saat, amati zat yang menempel pada cawan bagian dalam

E. Data Pengamatan

Zat apa yang tertinggal dalam gelas

kimia

Zat apa pada yang menempel pada

cawan

F. Analisis data/ Pertanyaan

1. Perubahan apa sajakah yang terjadi pada percobaan ini?

2. Zat apakah yang menempel pada cawan bagian dalam?

G. Kesimpulan

Page 113: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

PETUNJUK PRAKTIKUM

A. Tujuan : memisahkan zat padat dari larutannya melalui pengkristalan

B. Dasar Teori

Kristalisasi adalah salah satu metode pemisahan campuran berdasarkan

perbedaan kelarutan zat dengan pelarutnya. Dengan cara kristalisasi dapat

dipeorleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan lainnya yang

kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.

C. Alat dan Bahan :

1. Gelas beker 3. Kaki tiga 5. Pemanas spirirtus

2. Air + garam 4. Kasa 6. pengaduk

D. Cara Kerja

1. Buatlah air laut dengan cara mencampur air dan garam, ke dalam gelas beker

2. Panaskan di atas nyala api spiritus, sambil di aduk, hingga air menguap secara

keseluruhan.

3. Amati apa yang terjadi?

4. Dinginkan!

E. Data Pengamatan

Zat yang tersisa pada gelas beker setelah proses pendinginan

F. Analisis Data/ Pertanyaan

1. Apa yang tersisa pada gelas beker stelah proses pendinginan?

2. Apakah kegiatan yang kamu lakukan sama dengan kegiatan yang dilakukan

petani garam?

3. Prinsip apa yang dipakai pada pembuatan garam dari air laut?

G. Kesimpulan

Page 114: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 9

KISI-KISI SOAL SIKLUS I

Standar Kompetensi : Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia

Kompetensi Dasar : Melakukan pemisahan campuran dengan bebagai cara berdasarkan sifat fisika

dan sifat kimia

Indikator Kategori Jumlah

C1 C2 C3 C4 C5 C6

Menjelaskan prisip dasar

pemisahan kimia dengan

metode penyaringan (filtrasi)

dan kromatografi

1

2

3

9

10

4

5

6

7

8

11

12

17

20

14

15

Melakukan percobaan

pemisahan kimia dengan

metode penyaringan (filtrasi)

dan kromatografi

13

15

24

28

18

19

21

22

23

26

29

16

27

25 30

15

Keterangan:

C1 = Pengetahuan C4 = Analisis

C2 = Pemahaman C5 = Sintesis

C3 = Penerapan C6 = Evaluasi

Page 115: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 10

KISI-KISI SOAL SIKLUS II

Standar Kompetensi : Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia

Kompetensi Dasar : Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika

dan sifat kimia

Indikator Kategori Jumlah

C1 C2 C3 C4 C5 C6

Menjelaskan prisip dasar pemisahan kimia dengan metode

subimasi dan kristalisasi

3

4

5

19

22

1

2

7

9

11

13

15

18

23

28

20

27

17

Melakukan percobaan pemisahan kimia dengan metode

sublimasi dan kristalisasi

6

16

26

8

10

14

21

24

29

12

17

30 25

13

Keterangan:

C1 = Pengetahuan C4 = Analisis

C2 = Pemahaman C5 = Sintesis

C3 = Penerapan C6 = Evaluasi

Page 116: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 11

LEMBAR PENILAIAN ASPEK KOGNITIF SISWA SIKLUS I

Berilah tanda silang pada salah satu huruf a, b, c, atau d di bawah ini dengan jawaban

yang tepat!

1. Filtrasi (penyaringan) adalah cara pemisahan berdasarkan...

a. perbedaan titik didih komponen campuran

b. perbedaan ukuran partikel komponen campuran

c. perbedaan kelarutan komponen campuran

d. perbadaan massa jenis komponen campuran

2. Diketahui berbagai campuran sebagai berikut:

(1) Larutan gula

(2) Air sungai yang keruh

(3) Alkohol 70%

(4) Air kopi

Yang dapat dipisahkan dengan cara penyaringan adalah...

a. (1), (2), dan (3)

b. (1), (2), dan (4)

c. (2) dan (4)

d. (1) dan (4)

3. Garam dapur yang kotor dapat dimurnikan melalui tahap-tahap...

a. pelarutan, penyaringan, pengkristalan

b. penyaringan, pelarutan , pengkristalan

c. penyaringan, pelarutan, penyulingan

d. pelarutan, penyaringan, penyulingan

4. Untuk membuat air tawar dari air laut dapat dilakukan melalui...

a. penyaringan c. destilasi

b. penguapan d. sublimasi

NAMA :

KELAS :

Page 117: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

5. Cara praktis untuk memisahkan campuran air dengan minyak tanah adalah...

a. menyuling c. destilasi bertingkat

b. menyaring d. menggunakan corong pisah

6. Campuran air-alkohol dapat dipisahkan melalui...

a. penyaringan c. penyulingan

b. pengkristalan d. destilasi bertingkat

7. Fungsi klorin dalam pengolahan air bersih adalah untuk...

a. menjernihkan air

b. menurunkan keasaman air

c. mensterilkan air

d. memberi rasa sedap pada air

8. 1. Perbedaan titik didih

2. Perbedaan warna

3. Perbedaan ukuran partikel

Pemisahan campuran dapat dilakukan berdasarkan nomor....

a. 1 dan 2 c. 2 dan 3

b. 1 dan 3 d. 1, 2, dan 3

9. Di bawah ini adalah beberapa pemanfaatan dari pemisahan campuran, kecuali....

a. mendapatkan air bersih

b. memperoleh kerosin pada pengolahan minyak bumi

c. mendapatkan grafit

d. mendapatkan minyak cengkih

10. Campuran minyak goreng dan air dapat dipisahkan dengan cara....

a. destilasi c. filtrasi

b. sublimasi d.kromatografi

11. Pemisahan dengan cara penyaringan dapat digunakan untuk....

a. memisahkan zat warna

b. memisahkan minyak bumi dari residu

c. mendapatkan ekstrak minyak atsiri

d. menjernihkan air kotor dari parit

12. Dalam proses distilasi, arah air pendingin posisinya adalah....

a. searah dengan uap

b. sejajar dengan masuknya air

c. berlawanan arah dengan uap

Page 118: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

d. berlawanan arah dengan masuknya air

13. Cairan hasil penyaringan disebut....

a. filtrat c. filtrasi

b. residu d. ampas

14. Zat-zat yang tertinggal pada kertas saring dalam penyaringan disebut....

a. ekstrak c. filtrat

b. residu d. filtrasi

15. Proses pemisahan campuran yang didasarkan pada kecepatan merambat antara

partikel-partikel zat yang dicampur disebut....

a. sublimasi c. kromatografi

b. penyulingan d. Krisatalisasi

16. Pemisahan campuran dengan istilah distilasi juga disebut dengan metode....

a. penyaringan c. kristalisasi

b. penyulingan d. kromatografi

17. Metode pemisahan komponen zat warna (pigmen) disebut....

a. sublimasi c. filtrasi

b. destilasi d. kromatrogafi

18. Metode yang digunakan untuk metode pemisahan suspensi adalah....

a. metode filtrasi c. metode sentrifugasi

b. metode destilasi d. metode sublimasi

19. Alat-alat utama di bawah ini yang digunakan dalam proses distilasi adalah....

a. kondensor, corong pisah, kasa asbes, pembakar spiritus, dan termometer

b. refluks, labu distilasi, kondensor, alat pemanas, dan termometer

c. kaki tiga, alat pemanas, corong pisah, labu, dan tabung reaksi

d. termometer, alat pemanas, beker gelas, corong, dan labu

20. Berikut ini merupakan teknik penyaringan yang baik adalah....

a. posisi pengaduk tegak di atas kertas saring, kemudian larutan dialirkan melalui

pengaduk

b. posisi pengaduk miring tepat pada kertas saring, kemudian larutan dialirkan

c. posisi pengaduk didekatkan pada kertas, keidian larutan dialirkan

d. posisi pengaduk miring dan didekatkan pada kertas, kemudian larutan dialirkan

lewat pengaduk

21. Salah satu contoh sifat kimia adalah....

a. massa jenis c. titik lebur

Page 119: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

b. kepadatan d. mudah berkarat

22. Cara yang tepat untuk memisahkan garam yang kotor dapat dari zat-zat pengotornya

adalah....

a. filtrasi c. destilasi

b. kristalisasi d. kromatografi

23. Cara pemisahan yang digunakan untuk memperoleh bensin dari minyak bumi

adalah....

a. filtrasi c. destilasi

b. kristalisasi d. sublimasi

24. Campuran berikut ini yang tergolong campuran homogen adalah....

a. larutan garam c. susu

b. air kopi d. air sungai

25. Cara penyaringan yang dapat dilakukan untuk membuat air tawar dan air laut

adalah....

a. filtrasi c. destilasi

b. kristalisasi d. sublimasi

26. Campuran berikut ini tergolong campuran heterogen adalah....

a. air garam c. air gula

b. air kopi d. air sungai

27. Untuk membuat minyak wangi dari bunga melati, dapat dilakukan dengan cara…..

a. filtrasi c. destilasi

b. kristalisasi d. sublimasi

28. Pengolahan air dengan cara penyaringan memiliki kelemahan, yaitu….

a. partikel-partikel yang berukuran besar ikut tersaring

b. partikel-partikel tanah yang berukuran besar tidak tersaring

c. partikel-partikel tanah yang berukuran kecil akan tersaring

d. partikel-partikel tanah yang berukuran kecil akan tidak tersaring

29. Metode yang tepat untuk memisahkan campuran antara alkohol dengan serbuk yang

tidak larut adalah….

a. sublimasi c. kromatografi

b. kristalisasi d. filtrasi

30. Untuk menganalisis jenis zat warna dalam sirup dapat dilakukan melalui...

a. destilasi c. kromatografi

b. filtrasi d. sublimasi

Page 120: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 12

LEMBAR PENILAIAN ASPEK KOGNITIF SIKLUS II

Berilah tanda silang pada salah satu huruf a, b, c, atau d di bawah ini dengan jawaban

yang tepat!

1. Untuk membuat minyak wangi dari bunga melati, dapat dilakukan dengan cara....

a. filtrasi c. destilasi

b. kristalisasi d. sublimasi

2. Cara yang tepat untuk memisahkan garam yang kotor dari zat pengotornya adalah....

a. destilasi c. kristalisasi

b. kromatografi d. filtrasi

3. Pengolahan air dengan cara penyaringan memiliki kelemahan, yaitu....

a. partikel-partikel tanah yang berukuran besar ikut tersaring

b. partikel-partikel tanah yang berukuran besar tidak tersaring

c. partikel-partikel tanah yang berukuran kecil akan tersaring

d. partikel-partikel tanah yang berukuran kecil tidak tersaring

4. Pemisahan campuran air garam sehingga diperoleh garam dapat dilakukan didasarkan

pada....

a. titik didih c. titik didih

b. titik uap d. titik lebur

5. Proses penyulingan dilakukan dengan dua tahap, yaitu....

a. penguapan dan pengembunan

b. pengembunan dan penguapan

c. pencairan dan pembekuan

d. pembekuan dan pencairan

6. Proses pemisahan campuran yang didasarkan pada kecepatan merambat antara

partikel-partikel zat yang dicampur disebut....

a. sublimasi c. kromatografi

b. penyulingan d. krisatalisasi

NAMA :

KELAS :

Page 121: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

7. Pemisahan zat dengan penguapan terjadi pada kegiatan....

a. mendapatkan zat warna pada kunyit

b. memisahkan minyak kelapa dari santan

c. mendapatkan iodium dari garam beriodium

d. memisahkan minyak sereh dari pohon sereh

8. Air sadah adalah air yang mengandung....

a. amonium c. magnesium

b. kalium d. natrium

9. Filtrasi merupakan metode pemisahan campuran yang berdasarkan pada....

a. persamaan ukuran partikel

b. perbedaan kelarutan

c. persamaan titik didih

d. perbedaan ukuran partikel

10. Distilasi bertingkat juga disebut dengan istilah distilasi....

a. vakum c. sederhana

b. fraksinasi d. uap

11. Metode yang tepat untuk memisahkan campuran antara alkohol dengan serbuk yang

tidak larut adalah...

a. sublimasi c. kromatografi

b. kristalisasi d. filtrasi

12. Salah satu organ tubuh kita yang berfungsi sebagai filter atau penyaring adalah....

a. mata c. kulit

b. telinga d. hidung

13. Corong kaca pada proses sublimasi bisa digantikan dengan....

a. gelas kimia c. gelas ukur

b. kaca hias d. kaca arloji

14. Berikut ini yang tidak termasuk jenis kromatografi adalah....

a. kromatografi gas c. kromatografi kertas

b. kromatografi keramik d. kromatografi kolom

15. Pemisahan campuran berikut yang tidak menggunakan metode distilasi adalah....

a. mengambil emas dari air dan pasir

b. mengambil bensin dari minyak mentah

c. mengambil minyak cengkih dari bunga

d. mengambil alokohol dari tetes tebu

Page 122: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

16. Proses memurnikan garam dapur yang benar dilakukan dengan urutan langkah-

langkah berikut....

a. pengkristalan, penguapan, pengeringan

b. pelarutan, pengkristalan, penyulingan

c. penyaringan, pelarutan, pengkristalan

d. pelarutan, penyaringan, pengkristalan

17. Petani garam mendapatkan garam dari air laut dengan cara....

a. pengembunan c. kristalisasi

b. penguapan d. penguapan dan kristalisasi

18. Campuran minyak goreng dan air dapat dipisahkan dengan cara....

a. sublimasi c. filtrasi

b. destilasi d.kromatografi

19. Perubahan zat dari wujud padat menjadi gas atau sebaliknya disebut....

a. kristalisasi c. sublimasi

b. penguapan d. pengembunan

20. Penggunaan kertas saring berpori yang benar dalam proses penyaringan adalah....

a. enlemeyer c. tabung reaksi

b. corong gelas d. klem statif

21. Pemisahan campuran dengan filtrasi juga disebut metode....

a. kromatografi c. penyulingan

b. kristalisasi d. penyaringan

22. Pemisahan campuran dengan istilah disilasi juga disebut dengan metode....

a. penyaringan c. kristalisasi

b. penyulingan d. kromatografi

23. Metode yang paling tepat untuk memisahkan campuran air dengan serbuk belerang

adalah....

a. sublimasi c. kromatografi

b. kristalisasi d. Filtrasi

24. Cairan yang dapat menembus kertas saring disebut....

a. filtrat c. filtrasi

b. residu d. ampas

25. Zat-zat yang tertinggal pada kertas saring dalam penyaringan disebut....

a. ekstrak c. filtrat

b. residu d. filtrasi

Page 123: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

26. Pemisahan komponen-komponen penyusun campuran dapat dipisahkan dengan

filtrasi yang disebut juga dengan....

a. penyulingan c. residu

b. penyaringan d. kristalisasi

27. pemisahan iodine dari campuran pasir-iodin dilakukan dengan metode….

a. kristalisasi c. sublimasi

b. destilasi d. ekstraksi

28. Di bawah ini adalah beberapa pemanfaatan dari pemisahan campuran, kecuali....

a. mendapatkan air bersih

b. memperoleh kerosin pada pengolahan minyak bumi

c. mendapatkan grafit

d. mendapatkan minyak cengkih

29. Untuk memisahkan kamper dengan arang dapat dilakukan dengan cara.....

a. sublimasi c. destilasi

b. filtrasi d. kromatografi

30. Metode yang digunakan untuk metode pemisahan suspensi adalah....

a. metode filtrasi c. metode sentrifugasi

b. metode destilasi d. metode sublimasi

Page 124: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 13

KUNCI JAWABAN

Latihan soal siklus I

A. Pilihan Ganda

1. B 11. D 21. D

2. C 12. D 22. B

3. A 13. A 23. C

4. C 14. B 24. A

5. A 15. C 25. C

6. D 16. B 26. B

7. A 17. D 27. C

8. B 18. A 28. D

9. C 19. B 29. D

10. A 20.B 30. C

Latihan soal siklus II

A. Pilihan Ganda

1. D 11. D 21. D

2. B 12. D 22. B

3. D 13. D 23. D

4. B 14. B 24. A

5. A 15. A 25. B

6. C 16. D 26. B

7. C 17. B 27. C

8. C 18. B 28. C

9. D 19. C 29. A

10. B 20. B 30. A

Page 125: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 14

Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa

PENILAIAN KOGNITIF SIKLUS I

No Nama Siswa

KKM Pencapaian

Nilai Ketuntasan

1 Abdul Rosid 65 66 Tuntas

2 A.LutfiAdi 65 80 Tuntas

3 A.Ulil Albab 65 50 Belum tuntas

4 Arif Budi Rukmana 65 76 Tuntas

5 Ayu Anggraini 65 70 Tuntas

6 Atok R 65 70 Tuntas

7 Bayu Trishnam 65 73 Tuntas

8 Diah Nur B.H 65 76 Tuntas

9 Dyah Ayu N 65 66 Tuntas

10 Faridatul Khasanah 65 73 Tuntas

11 Handoko 65 43 Belum tuntas

12 Heni Septiani 65 83 Tuntas

13 Irfan 65 70 Tuntas

14 Khoirun Najih 65 73 Tuntas

15 Leliana Sadila 65 73 Tuntas

16 Mar’ah W 65 50 Belum tuntas

17 M.Muhson 65 53 Belum tuntas

18 Miftahul Janah 65 70 Tuntas

19 Novendra Nisfulin.N 65 66 Tuntas

20 Novita Sari 65 70 Tuntas

21 Nuzulun Ni’mah 65 66 Tuntas

22 Rela Putri S.A 65 63 Tuntas

23 Rifzal Fadhianto.A 65 66 Tuntas

24 Rizki Wini.S 65 66 Tuntas

25 Rosa Realita 65 50 Belum tuntas

26 Siti Ismah 65 66 Tuntas

27 Sukmawati P.S 65 73 Tuntas

28 Umi Amaliya 65 73 Tuntas

29 Vita Nandizah 65 76 Tuntas

30 Widyaningrum 65 76 Tuntas

Page 126: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 15

Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa

PENILAIAN KOGNITIF SIKLUS II

No

Nama

KKM

Pencapaian

Nilai Ketuntasan

1 Abdul Rosid 65 83 Tuntas

2 A.LutfiAdi 65 83 Tuntas

3 A.Ulil Albab 65 90 Tuntas

4 Arif Budi Rukmana 65 73 Tuntas

5 Ayu Anggraini 65 80 Tuntas

6 Atok R 65 80 Tuntas

7 Bayu Trishnam 65 80 Tuntas

8 Diah Nur B.H 65 80 Tuntas

9 Dyah Ayu N 65 80 Tuntas

10 Faridatul Khasanah 65 93 Tuntas

11 Handoko 65 86 Tuntas

12 Heni Septiani 65 73 Tuntas

13 Irfan 65 86 Tuntas

14 Khoirun Najih 65 93 Tuntas

15 Leliana Sadila 65 93 Tuntas

16 Mar’ah W 65 83 Tuntas

17 M.Muhson 65 93 Tuntas

18 Miftahul Janah 65 70 Tuntas

19 Novendra Nisfulin.N 65 83 Tuntas

20 Novita Sari 65 83 Tuntas

21 Nuzulun Ni’mah 65 86 Tuntas

22 Rela Putri S.A 65 86 Tuntas

23 Rifzal Fadhianto.A 65 86 Tuntas

24 Rizki Wini.S 65 86 Tuntas

25 Rosa Realita 65 80 tuntas

26 Siti Ismah 65 80 Tuntas

27 Sukmawati P.S 65 93 Tuntas

28 Umi Amaliya 65 93 Tuntas

29 Vita Nandizah 65 86 Tuntas

30 Widyaningrum 65 86 Tuntas

Rata-rata 80.5 96.7%

Page 127: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan
Page 128: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 16

PANDUAN SKORING AFEKTIF SISWA

No Kriteria Penilaian Keterangan

1 Kehadiran mengikuti

praktikum

Skor 5 Selalu masuk dan tidak pernah terlambat

Skor 4 Selalu masuk dan pernah terlambat

Skor 3 Pernah tidak masuk dan tidak pernah terlambat

Skor 2 Pernah tidak masuk dan sering terlambat

Skor 1 Sering tidak masuk dan sering terlambat

2 Perhatian mengikuti

praktikum

Skor 5 Perhatian dan menyampaikan pendapat

Skor 4 Perhatian dan jarang menyampaikan pendapat

Skor 3 Perhatian dan tidak pernah berpendapat

Skor 2 Kurang perhatian dan jarang berpendapat

Skor 1 Kurang perhatian dan tidak pernah berpendapat

3 Kerjasama kelompok diskusi

Skor 5 Bekerjasama dalam kelompok dan selalu menyumbangkan ide

Skor 4 Bekerjasama dalam kelompok dan kadang-kadang

menyumbangkan ide

Skor 3 Bekerjasama dalam kelompok dan tidak menyumbang ide

Skor 2 Jarang bekerjasama dan jarang menyumbang ide

Skor 1 Tidak pernah bekerjasama dalam kelompok dan tidak menyumbang

ide

4 Tanggung jawab

Skor 5 Aktif melaksanakan tugas dari guru dan selesai tepat waktu

Skor 4 Aktif melaksanakan tugas dari guru dan pernah selesai tidak tepat

waktu

Skor 3 Aktif melaksanakan tugas dari guru dan selesai tidak tepat waktu

Skor 2 Kurang aktif melaksanakan tugas dari guru dan tidak selesai

Skor 1 Tidak aktif melaksanakan tugas dari guru dan selesai tepat waktu

5 Bertanya selama praktikum

Skor 5 Lima kali bertanya saat praktikum

Skor 4 Tiga kali bertanya saat praktikum

Skor 3 Dua kali bertanya saat praktikum

Skor 2 Satu kali bertanya saat praktikum

Skor 1 Tidak pernah bertanya saat praktikum

6 Kejujuran melakukan

praktikum

Skor 5 Tidak pernah bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes

Skor 4 Satu kali bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes

Skor 3 Dua kali bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes

Skor 2 Tiga kali bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes

Skor 1 Lima kali bertanya kepada teman sewaktu mengerjakan tes

Page 129: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

7 Keaktifan dalam kegiatan

praktikum

Skor 5 Selalu aktif dalam kegiatan praktikum pemisahan kimia

Skor 4 Lima kali aktif dalam kegiatan praktikum pemisahan kimia

Skor 3 Tiga kali aktif dalam kegiatan praktikum pemisahan kimia

Skor 2 Satu kali aktif dalam kegiatan praktikum pemisahan kimia

Skor 1 Tidak pernah aktif dalam kegiatan praktikum pemisahan kimia

8 Menghargai pendapat orang

lain

Skor 5 Selalu menghargai pendapat orang lain, tidak ramai dan

mendengarkan pendapat orang lain

Skor 4 Pernah tidak menghargai pendapat orang lain, tidak ramai dan

mendengarkan pendapat orang lain

Skor 3 Kadang-kadang menghargai pendapat orang lain, tidak ramai dan

mendengarkan pendapat orang lain

Skor 2 Sering menghargai pendapat orang lain, tidak ramai dan

mendengarkan pendapat orang lain

Skor 1 Tidak menghargai pendapat orang lain, tidak ramai dan

mendengarkan pendapat orang lain

Page 130: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 17

Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siswa

PENILAIAN AFEKTIF SIKLUS I

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah % Ketuntasan

1 Abdul Rosid 3 3 3 4 4 4 4 5 33 78% Baik

2 A.LutfiAdi 3 3 3 4 4 4 5 3 32 78% Baik

3 A.UlilAlbab 4 4 4 3 3 3 3 5 29 74% Baik

4 Arif Budi Rukmana 3 3 4 4 3 5 4 4 29 74% Baik

5 Ayu Anggraini 4 3 4 4 4 5 3 4 31 78% Baik

6 Atok R 3 4 3 4 3 4 4 4 29 76% Baik

7 Bayu Trishnam 3 3 4 4 4 3 3 5 29 70% Baik

8 Diah Nur B.H 4 4 4 3 3 5 4 3 30 76% Baik

9 Dyah Ayu N 4 4 3 3 4 3 3 5 29 76% Baik

10 Faridatul Khasanah 4 4 3 4 4 5 2 5 31 76% Baik

11 Handoko 3 4 3 3 4 4 3 4 28 76% Baik

12 HeniSeptiani 4 4 3 3 3 4 4 5 30 78% Baik

13 Irfan 3 3 3 4 4 5 5 4 31 76% Baik

14 KhoirunNajih 3 4 4 3 3 4 5 5 34 76% Baik

15 LelianaSadila 4 3 3 3 4 5 3 4 29 74% Baik

16 Mar’ah W 4 4 3 3 4 4 3 4 29 74% Baik

17 M.Muhson 3 4 3 4 3 4 4 3 28 74% Baik

18 MiftahulJanah 3 4 4 4 4 5 4 3 31 76% Baik

19 NovendraNisfulin.N 4 3 4 4 3 4 3 5 30 74% Baik

20 Novita Sari 3 4 4 3 4 3 4 5 30 76% Baik

21 NuzulunNi’mah 4 3 4 5 3 4 3 4 30 74% Baik

22 Rela Putri S.A 5 5 3 3 4 4 4 3 31 74% Baik

23 RifzalFadhianto.A 3 3 3 3 4 3 3 5 27 70% Baik

24 Rizki Wini.S 3 4 4 4 3 4 3 5 30 76% Baik

25 Rosa Realita 3 5 4 3 4 4 3 3 28 72% Baik

26 Siti Ismah 4 3 4 4 4 4 2 3 28 72% Baik

27 SukmawatiP.S 3 3 4 4 4 3 3 5 29 72% Baik

28 Umi Amaliya 4 3 3 4 3 4 3 5 29 72% Baik

29 Vita Nandizah 4 4 3 3 4 4 5 4 33 80% Baik

30 Widyaningrum 4 4 3 4 3 4 4 3 29 74% Baik

Kategori Cukup 74.65%

Skor Maksimal = ∑ Aspek yang Dinilai x 5

Nilai = ∑ ���� �� �� ������

���� �������� � 100%

Klasifikasi Hasil Aktivitas Kriteria Penilaian

85% - 100% = sangat baik 5 = sangat baik

69% - 84% = baik 4 = baik

53% - 68% = cukup 3 = cukup

37% - 52% = kurang 2 = kurang

< 36% = gagal 1 = gagal

Analisis Data Aspek Afektif Siklus I

Berdasarkan data pada siklus I maka, diperoleh :

Page 131: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

∑ aktivitas PD = 896

∑ Peserta Didik = 30

∑ Skor maksimum = 40

�� = ∑�

= !"#

$%

= 29.86

&'()'*+,)' -∑��.�/�.�� ����.� �����

���� ������0� � 100%

= 1".!#

3% � 100%

= 74.86%

Kesimpulan ;

Pencapaian aspek afektif peserta didik pada siklus I adalah 74.65%. Dengan hasil

aspek afektif yang diperoleh ternyata belum mencapai indikator keberhasilan dan dibawah

nilai rata-rata yaitu 29.86 Masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan. Sehingga

penerapan metode praktikum pada materi pemisahan kimia untuk meningkatkan hasil

belajar kelas VII E MTs HidayatusSyubban harus melaksanakan pembelajaran lagi pada

siklus II.

Page 132: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 18

Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siswa

REKAPITULASIPENILAIANAFEKTIF SIKLUS II

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 Nilai % Ketuntasan

1 Abdul Rosid 3 4 4 5 5 3 4 4 32 78% Tuntas

2 A.LutfiAdi 5 3 4 4 4 3 4 5 32 82% Tuntas

3 A.UlilAlbab 4 4 4 4 4 4 5 3 32 82% Tuntas

4 Arif Budi Rukmana 5 5 5 3 4 5 4 3 34 82% Tuntas

5 Ayu Anggraini 4 3 4 4 5 4 4 3 31 82% Tuntas

6 Atok R 3 5 4 4 5 3 4 4 32 82% Tuntas

7 Bayu Trishnam 5 4 4 3 5 3 4 4 32 82% Tuntas

8 Diah Nur B.H 5 3 3 5 4 3 4 3 30 78% Tuntas

9 Dyah Ayu N 4 5 5 4 3 4 4 4 33 82% Tuntas

10 Faridatul Khasanah 4 5 5 4 3 5 4 4 35 86% Tuntas

11 Handoko 4 5 5 4 3 5 3 5 34 86% Tuntas

12 HeniSeptiani 5 5 3 4 3 4 5 5 34 86% Tuntas

13 Irfan 3 5 4 5 4 3 5 5 34 84% Tuntas

14 KhoirunNajih 5 4 4 4 5 5 3 4 34 86% Tuntas

15 LelianaSadila 5 5 3 4 5 4 5 3 34 86% Tuntas

16 Mar’ah W 4 3 4 4 5 4 4 4 32 82% Tuntas

17 M.Muhson 5 3 4 4 5 3 5 3 32 82% Tuntas

18 MiftahulJanah 4 4 4 4 4 5 4 3 34 76% Tuntas

19 NovendraNisfulin.N 4 5 4 3 5 5 4 4 34 86% Tuntas

20 Novita Sari 4 5 4 3 5 5 4 4 33 84% Tuntas

21 NuzulunNi’mah 4 3 4 4 5 5 4 5 33 82% Tuntas

22 Rela Putri S.A 5 4 4 3 5 4 4 4 34 82% Tuntas

23 RifzalFadhianto.A 5 4 4 4 5 5 3 4 34 86% Tuntas

24 Rizki Wini.S 5 4 4 5 4 5 3 4 33 84% Tuntas

25 Rosa Realita 5 5 4 4 4 5 4 4 35 86% Tuntas

26 Siti Ismah 5 4 3 4 5 5 4 3 33 82% Tuntas

27 SukmawatiP.S 3 5 4 5 3 5 4 4 33 82% Tuntas

28 Umi Amaliya 4 3 4 3 5 4 5 4 32 82% Tuntas

29 Vita Nandizah 4 5 4 3 5 5 4 4 32 86% Tuntas

30 Widyaningrum 4 3 4 4 5 5 4 4 33 82% Tuntas

Kategori Baik 82.5%

Skor Maksimal = ∑ Aspek yang Dinilai x 5

Nilai = ∑ ���� �� �� ������

���� �������� � 100%

Page 133: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Klasifikasi Hasil Aktivitas Kriteria Penilaian

85% - 100% = sangat baik 5 = sangat baik

69% - 84% = baik 4 = baik

53% - 68% = cukup 3 = cukup

37% - 52% = kurang 2 = kurang

< 36% = gagal 1 = gagal

Analisis Data Aspek Afektif Siklus II

Berdasarkan data pada siklus II maka, diperoleh :

∑ aktivitas PD = 990

∑ Peserta Didik = 30

∑ Skor maksimum = 40

��= ∑�

= !!"

#"

= 33

$%&'%()*'% +∑��,�-�,�� ����,� �����

���� ������.� � 100%

= ##

/" � 100%

= 82.5%

Kesimpulan :

Pencapaian aspek afektif peserta didik pada siklus II adalah 82.5%. dari aspek

afektif yang diperoleh ternyata sudah mencapai indikator, hal ini dikarenakan siswa

sudah terbiasa dengan metode pembelajaran praktikum. Peserta didik sudah dapat

bekerjasama dengan baik terhadap kelompoknya.

Page 134: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 19

PANDUAN SKORING PSIKOMOTORIK SISWA

No Kriteria Penilaian Keterangan

1 Persiapan alat dan bahan

Skor 5 Dapat menyiapkan alat dan bahan tanpa bantuan guru

Skor 4 Dapat menyiapkan alat dan bahan dengan sedikit bantuan guru

Skor 3 Dapat menyiapkan alat dan bahan dengan bantuan guru

Skor 2 Dapat menyiapkan alat dan bahan tetapi kurang lengkap

Skor 1 Tidak dapat menyiapkan alat dan bahan

2 Keterampilan menggunakan

alat

Skor 5 Mengetahui alat, fungsi, dan penggunaanya

Skor 4 Mengetahui alat dan fungsi tetapi tidak dapat menggunakan

Skor 3 tidak mengetahui alat dan fungsi tetapi dapat menggunakan

Skor 2 Mengetahui alat, tidak mengetahui fungsi dan penggunaan

Skor 1 Tidak Mengetahui alat, fungsi dan penggunaan

3 Penguasaan prosedur

praktikum

Skor 5 Mampu melakukan praktikum tanpa membaca buku dan bantuan

siapapun

Skor 4 Mampu melakukan praktikum sesekali membuka buku tanpa

bantuan dari teman

Skor 3 Mampu melakukan praktikum dengan membuka buku tanpa

bantuan dari teman

Skor 2 Mampu melakukan praktikum dengan membuka buku dan dengan

bantuan teman

Skor 1 Mampu melakukan praktikum setelah membukan buku dan

mendapat penjelasan dari teman

4 Kerjasama kelompok

Skor 5 Mampu bekerjasama dengan kelompok lain meski dalam keadaan

sibuk

Skor 4 Mampu bekerjasama dengan kelompok lain meski tidak sibuk

Skor 3 Mampu bekerjasama hanya dengan kelompoknya meski dalam

keadan sibuk

Skor 2 Mampu bekerjasama hanya dengan kelompoknya ketika tidak sibuk

Skor 1 Tidak mampu bekerjasama dengan siapapun

5 Mengamati hasil percobaan

Skor 5 Membaca hasil percobaan dengan teliti dan benar tanpa bantuan

Page 135: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

guru

Skor 4 Membaca hasil percobaan dengan teliti dengan bantuan guru

Skor 3 Membaca hasil percobaaan kurang teliti

Skor 2 Tidak Membaca hasil percobaaan

Skor 1 Tidak bisa membaca hasil percobaaan

6 Menarik dan

mempresentasikan

kesimpulan

Skor 5 Dapat menarik kesimpulan dengan benar, lengkap dan berani

mempresentasikan

Skor 4 Dapat menarik kesimpulan dengan benar, lengkap tetapi tidak

berani mempresentasikan

Skor 3 Dapat menarik kesimpulan dengan benar, kurang lengkap dan tidak

berani mempresentasikan

Skor 2 Kurang dapat menarik kesimpulan dengan benar, lengkap, dan tidak

berani mempresentasikan

Skor 1 Tidak dapat menarik kesimpulan dan tidak berani

mempresentasikan

7 Merapikan kembali alat dan

bahan

Skor 5 Dapat mengembalikan alat dan bahan dengan semuanya tersusun

rapi

Skor 4 Dapat mengembalikan alat dan bahan dengan sebagian besar sudah

rapi

Skor 3 Dapat mengembalikan alat dan bahan dengan sebagian yang rapi

Skor 2 Dapat mengembalikan alat dan bahan dengan tidak rapi

Skor 1 Tidak dapat mengembalikan alat dan bahan sama sekali

8 Membuat laporan sementara

Skor 5 Dapat membuat laporan praktikum sementara lengkap dan sesuai

dengan format yang diberikan guru

Skor 4 Dapat membuat laporan praktikum sementara lengkap kurang

sesuai dengan format yang diberikan guru

Skor 3 Dapat membuat laporan praktikum sementara kurang lengkap tetapi

sesuai format guru

Skor 2 Dapat membuat laporan praktikum sementara kurang lengkap dan

tidak sesuai format guru

Skor 1 Tidak membuat laporan sementara dengan lengkap dan tidak sesuai

Page 136: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

format guru

Page 137: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 20

Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

PENILAIAN PSIKOMOTORIK SIKLUS I

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Persentase Ketuntasan

1 Abdul Rosid 5 3 4 3 3 4 5 3 30 75% Baik

2 A.LutfiAdi 4 4 4 3 3 5 3 3 29 72.5% Baik

3 A.UlilAlbab 3 3 3 3 3 5 4 3 27 67.5% Cukup

4 Arif Budi Rukmana 3 4 3 4 3 4 3 5 29 72.5% Baik

5 Ayu Anggraini 4 5 3 4 4 3 3 3 29 72.5% Baik

6 Atok R 3 3 5 3 4 4 3 4 29 72.5% Baik

7 Bayu Trishnam 3 5 3 3 3 4 5 3 29 72.5% Baik

8 Diah Nur B.H 4 3 4 4 4 3 3 5 30 75% Baik

9 Dyah Ayu N 3 5 4 5 3 4 3 3 30 75% Baik

10 Faridatul Khasanah 4 3 3 4 3 5 3 4 29 72.5% Baik

11 Handoko 3 4 5 5 3 4 3 3 30 75% Baik

12 HeniSeptiani 4 4 3 4 4 4 3 4 30 75% Baik

13 Irfan 4 5 3 3 4 3 4 4 30 75% Baik

14 KhoirunNajih 4 4 4 3 3 4 3 4 29 72.5% Baik

15 LelianaSadila 4 3 3 4 4 3 3 5 29 72.5% Baik

16 Mar’ah W 3 4 3 5 4 3 4 4 30 75% Baik

17 M.Muhson 4 3 4 4 4 4 3 4 30 75% Baik

18 MiftahulJanah 3 5 4 3 3 4 4 3 29 72.5% Baik

19 NovendraNisfulin.N 3 4 3 3 5 4 4 3 29 72.5% Baik

20 Novita Sari 3 4 3 3 5 4 5 3 31 77.5% Baik

21 NuzulunNi’mah 4 4 4 5 3 4 4 3 31 77.5% Baik

22 Rela Putri S.A 3 4 3 3 5 4 5 3 30 75% Baik

23 RifzalFadhianto.A 3 5 4 3 4 4 4 3 30 75% Baik

24 Rizki Wini.S 5 4 4 3 5 3 3 3 30 75% Baik

25 Rosa Realita 4 4 4 3 4 4 3 4 30 75% Baik

26 Siti Ismah 3 3 5 3 4 4 3 3 28 70% Baik

27 SukmawatiP.S 3 3 4 4 4 5 3 3 29 72.5% Baik

28 Umi Amaliya 3 5 3 4 3 4 4 4 30 75% Baik

29 Vita Nandizah 5 3 4 4 3 4 4 3 30 75% Baik

30 Widyaningrum 3 4 4 5 4 4 3 4 31 77.5% Baik

Kategori 879 73.25%

Skor Maksimal = ∑ Aspek yang Dinilai x 5

Nilai = ∑ ���� �� �� ������

���� �������� � 100%

Page 138: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Klasifikasi Hasil Aktivitas Kriteria Penilaian

85% - 100% = sangat baik 5 = sangat baik

69% - 84% = baik 4 = baik

53% - 68% = cukup 3 = cukup

37% - 52% = kurang 2 = kurang

< 36% = gagal 1 = gagal

Analisis Data Aspek Psikomotorik Siklus I

Berdasarkan data pada siklus I maka, diperoleh :

∑ aktivitas PD = 879

∑ Peserta Didik = 30

∑ Skor maksimum = 40

�� = ∑�

= !"#

$%

= 29.3

&'()'*+,)' -∑��.�/�.�� ����.� �����

���� ������0� � 100%

= 1#.$

3% � 100%

= 73.25%

Kesimpulan ;

Pencapaian aspek psikomotorik peserta didik pada siklus I adalah 73.25%. Dengan

hasil aspek psikomotorik yang diperoleh ternyata belum mencapai indikator keberhasilan dan

dibawah nilai rata-rata yaitu 29.3. Masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan. Sehingga

penerapan metode praktikum pada materi pemisahan kimia untuk meningkatkan hasil belajar

kelas VII E MTs Hidayatus Syubban harus melaksanakan pembelajaran lagi pada siklus II.

Page 139: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Lampiran 21

Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

PENILAIAN PSIKOMOTORIK SIKLUS II

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 ∑ % Ketuntasan

1 Abdul Rosid 5 3 5 3 4 4 5 4 33 82.5% Baik

2 A.LutfiAdi 3 5 4 4 5 5 4 3 33 82.5% Baik

3 A.UlilAlbab 4 4 3 5 5 4 4 4 33 82.5% Baik

4 Arif Budi Rukmana 5 5 5 3 3 4 4 4 33 82.5% Baik

5 Ayu Anggraini 3 5 4 4 5 5 3 4 33 82.5% Baik

6 Atok R 4 4 3 5 4 5 4 4 35 87.5% Sangat Baik

7 Bayu Trishnam 4 4 3 4 5 5 4 5 34 85% Sangat Baik

8 Diah Nur B.H 5 4 4 4 5 5 4 3 34 85% Sangat Baik

9 Dyah Ayu N 5 4 4 3 4 5 5 5 35 87.5% Sangat Baik

10 Faridatul Khasanah 5 4 4 5 4 4 3 4 33 82.5% Baik

11 Handoko 4 3 5 5 4 3 5 4 33 82.5% Baik

12 HeniSeptiani 4 4 4 5 5 3 4 4 33 82.5% Baik

13 Irfan 5 4 5 5 4 4 3 5 33 82.5% Baik

14 KhoirunNajih 5 4 4 4 5 4 4 5 35 87.5% Sangat Baik

15 LelianaSadila 3 5 3 5 5 5 4 3 33 82.5% Baik

16 Mar’ah W 4 5 4 3 5 5 5 3 33 82.5% Baik

17 M.Muhson 5 5 4 4 5 4 5 3 35 87.5% Sangat Baik

18 MiftahulJanah 3 4 5 5 4 4 4 5 34 85% Sangat Baik

19 NovendraNisfulin.N 5 3 5 4 3 5 4 5 32 80% Baik

20 Novita Sari 4 3 4 4 5 4 4 5 33 82.5% Baik

21 NuzulunNi’mah 4 4 3 5 5 4 4 5 30 75% Baik

22 Rela Putri S.A 3 4 5 5 5 3 5 3 33 82.5% Baik

23 RifzalFadhianto.A 4 5 3 4 5 5 4 5 35 87.5% Sangat Baik

24 Rizki Wini.S 4 4 5 4 5 4 4 4 34 85% Sangat Baik

25 Rosa Realita 4 4 4 4 3 4 5 5 33 82.5% Baik

26 Siti Ismah 4 3 5 4 5 5 4 4 34 85% Sangat Baik

27 SukmawatiP.S 3 4 5 5 5 4 5 3 34 85% Sangat Baik

28 Umi Amaliya 5 5 4 3 4 3 5 5 34 85% Sangat Baik

29 Vita Nandizah 4 4 5 4 5 3 4 5 34 85% Sangat Baik

30 Widyaningrum 4 5 4 4 4 5 5 3 34 85% Sangat Baik

Kategori Baik 82.5%

Skor Maksimal = ∑ Aspek yang Dinilai x 5

Nilai = ∑ ���� �� �� ������

���� �������� � 100%

Page 140: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Klasifikasi Hasil Aktivitas Kriteria Penilaian

85% - 100% = sangat baik 5 = sangat baik

69% - 84% = baik 4 = baik

53% - 68% = cukup 3 = cukup

37% - 52% = kurang 2 = kurang

< 36% = gagal 1 = gagal

Analisis Data Aspek Psikomotorik Siklus II

Berdasarkan data pada siklus II maka, diperoleh :

∑ aktivitas PD = 990

∑ Peserta Didik = 30

∑ Skor maksimum = 40

�� = ∑�

= !!"

#"

=33

$%&'%()*'% +∑��,�-�,�� ����,� �����

���� ������.� � 100%

= ##

/" � 100%

= 82.5%

Kesimpulan ;

Pencapaian aspek psikomotorik peserta didik pada siklus II adalah 82.5%. Dengan

hasil aspek psikomotorik yang diperoleh sudah mencapai indikator keberhasilan, hal ini

dikarenakan peserta didik sudah terampil dalam melakukan praktikum dan dapat

mempresentasikan hasil laporan praktikum dengan baik.

Page 141: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

JURNAL GURU

Responden yang terhormat, kami memohon anda untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan

yang ada dibawah ini sesuai dengan pendapat anda. Isilah dengan jelas dan singkat:

1. Bagaimana tangggapan dan kesan anda terhadap proses belajar mengajar dengan

menggunakan metode praktikum pada materi pemisahan kimia?

Komentar:

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………..

2. Apa kendala atau kesulitan yang dialami selama proses belajar mengajar dengan

menggunakan metode praktikum pada materi pemisahan kimia?

3. Apa kelebihan penerapan metode praktikum dibandingkan dengan metode

pembelajaran sebelumnya?

4. Menurut pendapat anda bagaimana kesan terhadap kondisi kelas selama proses

belajar mengajar dengan menggunakan metode praktikum pada materi pemisahan

kimia?

5. Apakan anda tertarik untuk menerapakan metode praktikum dalam pembelajaran

berikutnya?

Page 142: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

FOTO-FOTO PENELITIAN

Siswa melakukan percobaan pemisahan kimia dengan metode kromatografi kertas

Page 143: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Siswa melakukan percobaan pemisahan kimia dengan metode filtrasi

Page 144: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Siswa melakukan percobaan pemisahan kimia dengan metode kristalisasi

Page 145: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Siswa melakukan percobaan pemisahan kimia dengan metode sublimasi

Page 146: UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN KIMIA PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/141/jtptiain... · belajar kimia (kognitif, afektif, dan ... dan pikiran, untuk memberikan

Siswa membuat laporan sementara