Angguan afektif

29
Angguan afektif

description

ga

Transcript of Angguan afektif

Page 1: Angguan afektif

Angguan afektif

Page 2: Angguan afektif

mood

• Suasana perasaan yang bersifat pervasif dan bertahan lama, yang mewarnai persepsi seseorang terhadap kehidupannya

Page 3: Angguan afektif

Klasifikasi mood

• Mood eutimia: adalah suasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu mempunyai penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya

• Mood hipotimia: adalah suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan kemurungan. Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan kehilangan semangat. Secara obyektif tampak dari sikap murung dan perilakunya yang lamban

Page 4: Angguan afektif

• Mood disforia: menggambarkan suasana perasaan yang tidak menyenangkan. Seringkali diungkapkan sebagai perasaan jenuh, jengkel, atau bosan.

• Mood hipertimia: suasana perasaan yang secara perfasif memperlihatkan semangat dan kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif dan tampak enerjik secara berlebihan.

• Mood eforia: suasana perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.

Page 5: Angguan afektif

• Mood ekstasia: suasana perasaan yang diwarnai dengan kegairahan yang meluap luap. Sering terjadi pada orang yang menggunakan zat psikostimulansia

• Aleksitimia: adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk menghayati suasana perasaannya. Seringkali diungkapkan sebagai kedangkalan kehidupan emosi. Seseorang dengan aleksitimia sangat sulit untuk mengungkapkan perasaannya.

Page 6: Angguan afektif

• Anhedonia: adalah suatu suasana perasaan yang diwarnai dengan kehilangan minat dan kesenangan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.

• Mood kosong: adalah kehidupan emosi yang sangat dangkal,tidak atau sangat sedikit memiliki penghayatan suasana perasaan. Individu dengan mood kosong nyaris kehilangan keterlibatan emosinya dengan kehidupan disekitarnya. Keadaan ini dapat dijumpai pada pasien skizofrenia kronis.

Page 7: Angguan afektif

• Mood labil: suasana perasaan yang berubah ubah dari waktu

ke waktu. Pergantian perasaan dari sedih, cemas, marah, eforia, muncul bergantian dan tak terduga. Dapat ditemukan pada gangguan psikosis akut

• Mood iritabel: suasana perasaan yang sensitif, mudah

tersinggung, mudah marah dan seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi yang tidak disenanginya

Page 8: Angguan afektif

afek

Respons emosional saat sekarang, yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah,

pembicaraan, sikap dan gerak gerik tubuhnya (bahasa tubuh)

Afek mencerminkan situasi emosi sesaat

Page 9: Angguan afektif

• Afek luas: adalah afek pada rentang normal, yaitu ekspresi emosi yang luas dengan sejumlah variasi yang beragam dalam ekspresi wajah, irama suara maupun gerakan tubuh, serasi dengan suasana yang dihayatinya.

• Afek menyempit: menggambarkan nuansa ekspresi emosi yang terbatas. Intensitas dan keluasan dari ekspresi emosinya berkurang, yang dapat dilihat dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang kurang bervariasi.

Page 10: Angguan afektif

• Afek menumpul: merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi yang tampak dari tatapan mata kosong, irama suara monoton dan bahasa tubuh yang sangat kurang.

• Afek mendatar: adalah suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek menumpul. Pada keadaan ini dapat dikatakan individu kehilangan kemampuan ekspresi emosi. Ekspresi wajah datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh yang kaku, gerakan gerakan sangat minimal, dan irama suara datar seperti ’robot’.

Page 11: Angguan afektif

• Afek serasi: menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan suasana yang dihayatinya

• Afek tidak serasi: kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak cocok dengan suasana yang dihayati. Misalnya seseorang yang menceritakan suasana duka cita tapi dengan wajah riang dan tertawa tawa.

Page 12: Angguan afektif

epidemiologi

• gangguan depresif adalah gangguan yang sering dengan prevalensi seumur hidup kira kira 15% dan pada wanita 25%

• Gangguan bipolar I adalah gangguan yang lebih jarang daripada gangguan depresif berat, dengan prevalensi seumur hidup adalah 2 persen, sama dengan angka untuk skizofrenia.

Page 13: Angguan afektif

Etiologi

• Faktor penyebab dapat secara buatan dibagi menjadi faktor biologis, faktor genetika, dan faktor psikososial. Perbedaan tersebut adalah buatan karena kemungkinan bahwa ketiga- bidang tersebut berinteraksi di antara mereka sendiri.

Page 14: Angguan afektif

usia

• Usia onset untuk gangguan bipolar I terentang dari masa anak-anak (seawalnya usia 5 atau 6 tahun) sampai 50 tahun atau bahkan lebih lanjut pada kasus yang jarang, dengan tata-taIa usia adalah 30 tahun. Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah kira-kira 40 tahun; 50 persen dari semua pasien mempunyai onset antara usia 20 dan 50 tahun

Page 15: Angguan afektif

Jenis kelamin

• Pada pengamalan yang hampir universal, terlepas dari kultur atau negara, terdapat prevalensi gangguan depresifberatyatrg dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki

• Alasan adanya perbedaan telah didalilkan sebagai melibatkan perbedaan hormonal, efek kelahiran, perbedaan stresor psikososial bagi wanita dan bagi laki-laki, dan model perilaku tentang keputusasaan yang dipelajari

Page 16: Angguan afektif

• DSM (Diagnostic and statistical manual of

mental disorder) IV membedakan gangguan suasana hati ada dua, yaitu unipolar (satu kutub) dan bipolar (dua kutub).

Page 17: Angguan afektif

Unipolar

• Gangguan unipolar terdiri dari gangguan depresi utama (Major Depressive Disorder) dan Gangguan Dysthylania

• Ciri yang menonjol dari gangguan Depresi Utama adalah suasana hati yang murung. Penderita mengalami gejala yang disebut “depressive triad” yaitu mempunyai pandangan yang buruk tentang diri sendiri. Diri sendiri dipandang tidak berharga, pengalaman sehari-hari dan interaksi sosial dianggap menyebalkan dan masa depan dipandang dengan pesimistis. Penderita merasa putus asa, tidak ada semangat dan apatis

Page 18: Angguan afektif

• Dalam DSM IV dikemukakan paling sedikit harus ada 5 gejala atau lebih dan berlangsung minimal 2 minggu untuk memenuhi kriteria Gangguan Depresi Utama yaitu;

1. Suasana hati murung sepanjang hari sebagaimana dilaporkan oleh penderita (merasa sedih atau hampa) atau dari observasi orang lain (terlihat menangis).

2. Menurunnya minat dan kesenangan pada semua aktivitas secara mencolok.

3. Menurunnya atau bertambahnya berat badan secara mencolok (lebih dari 5 persen dari berat badan dalam sebulan; berkurangnya atau bertambahnya selera makan).

Page 19: Angguan afektif

4. Mengalami gangguan tidur: insomnia (tidak bisa tidur) atau hipersomnia (terlalu banyak tidur).

5. Agitasi atau meningkatnya psikomotor (misalnya tidak bisa duduk dengan tenang); retardasi atau melambatnya psikomotor (misalnya gerakan tubuh yang lambat).

6. Merasa kelelahan atau kehilangan tenaga.

Page 20: Angguan afektif

7. Merasa tidak berharga atau merasa bersalah.8. Menurunnya kemampuan untuk

berfikir,konsentrasi dan mengambil keputusan.

9. Sering muncul pikiran ingin mati atau bunuh diri.

Page 21: Angguan afektif

Dysthimia

• Distimik (dysthymic) atau distimia (dysthimia) diambil dari akar kata bahasa Yunani dys (buruk atau sulit) dan thymos (spirit). Orang dengan gangguan ini mengalami semangat yang buruk atau keterpurukan sepanjang waktu. Orang dengan gangguan ini tidak mengalami depresi yang sangat parah seperti yang dialami orang dengan gangguan depresi mayor.

Page 22: Angguan afektif

• Gangguan ini relatif lebih ringan dan kronis, biasanya berlangsung selama beberapa tahun. Meskipun lebih ringan, mood tertekan dan penghargaan diri yang rendah dapat mempengaruhi fungsi pekerjaan dan sosial. Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita.

– Merupakan depresi yang kronis/terus menerus.– Merasa sedih, kehilangan kesenangan dalam aktivitas

sehari-hari.– Merasa tidak adekuat, tidak efektif, penurunan energi,

pesimisme, tidak mampu berkonsentrasi/berpikir secara jelas, menghindari kerjasama atau bergabung dengan orang lain.

Page 23: Angguan afektif

Bipolar

• Gangguan Bipolar memiliki dua “kutub” yaitu manik dan depresi. Dari situ pulalah nama Bipolar berasal. Berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ) III, gangguan ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari penurunan suasana perasaan dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan serta peningkatan energy dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain beruap penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi dan aktivitas (depresi)

Page 24: Angguan afektif

• Pada gangguan mood Bipolar I, penderita tidak hanya mengalami depresi , tetapi pada suatu saat akan mengalami episode manic, sedangkan pada Bipolar II, tidak ada episode manic, hanya hipomanik (tidak separah manik) dan yang selalu ada adalah episode depresi.

Page 25: Angguan afektif

Tanda dan gejala mania1. Gembira berlebihan2. Mudah tersinggung sehingga

mudah marah3. Merasa dirinya sangat pentin4. Merasa kaya atau memiliki

kemampuan lebih dibanding orang lain

5. Penuh ide dan semangat baru6. Cepat berpindah dari satu ide ke ide

lainnya7. Seperti mendengar suara yang

orang lain tak dapat mendengar8. Nafsu seksual meningkat9. Menyusun rencana yang tidak

masuk aka

10. Sangat aktif dan bergerak sangat cepat

11. Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan

12. Menghamburkan uang13. Membuat keputusan aneh dan tiba-

tiba, namun cenderung membahayakan

14. Merasa sangat mengenal orang lain15. Mudah melempar kritik terhadap

orang lain16. Sukar menahan diri dalam perilaku

sehari-hari17. Sulit tidur18. Merasa sangat bersemangat, seakan-

akan 1 hari tidak cukup 24 jam

Page 26: Angguan afektif

Tanda dan gejala hipomania

• Tahap hipomania mirip dengan mania. Perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa resiko yang sama dengan mania.Gejala-gejala dari tahap hipomania bipolar disorder adalah sebagai berikut: 1. Bersemangat dan penuh energi, muncul kreativitas. 2. Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah. 3. Penurunan kebutuhan untuk tidur.

Page 27: Angguan afektif

Tanda dan gejala episode depresi• Gejala-gejala dari tahap depresi

bipolar disorder adalah sebagai berikut:

1. Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan

2. Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas

3. Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu

4. Tidak mampu merasakan kegembiraan

5. Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga

6. Sulit konsentrasi7. Merasa tak berguna dan putus asa8. Merasa bersalah dan berdosa

1. Rendah diri dan kurang percaya diri2. Beranggapan masa depan suram dan

pesimistis3. Berpikir untuk bunuh diri4. Hilang nafsu makan atau makan

berlebihan5. Penurunan berat badan atau

penambahan berat badan6. Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau

tidur berlebihan7. Mual, mulut kering, Susah BAB, dan

terkadang diare8. Kehilangan gairah seksual9. Menghindari komunikasi dengan orang

lain10. Hampir semua penderita bipolar disorder

mempunyai pikiran tentang bunuh diri dan 30% diantaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara

Page 28: Angguan afektif

Episode campuran

• Dalam konteks bipolar disorder, episode campuran (mixed state) adalah suatu kondisi dimana tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlal-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantian dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Alkohol, narkoba, dan obat-obat antipedresan sering dikonsumsi oleh penderita saat berada pada epiode ini.

Page 29: Angguan afektif

refrensi

• American Psychiatric Association. Mood Disorders. Dalam: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th Ed

• Kaplan saddok• Ppdgj