UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI...
i
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH
MATERI SHALAT IDAIN
MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN
KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SLAMET NASIHIN
14409099
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016
ii
iii
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH
MATERI SHALAT IDAIN
MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN
KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SLAMET NASIHIN
14409099
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016
iv
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
Website: http://iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
Salatiga, Juni 2016
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 (tiga) eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara Slamet Nasihin
Kepada Yth,
Dekan FTIK IAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Slamet Nasihin
NIM : 11409099
Jurusan : Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam
Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
FIQIH MATERI SHALAT IDAIN MELALUI METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV DI MI
NURUL HIDAYAH TRENTEN KECAMATAN
CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya
segera dimunaqosyahkan.
Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Salatiga, Juni 2016
Pembimbing,
Jaka Siswanta, M.Pd.
NIP. 197102192000031002
v
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR
م ي ح الر ن ح مالر الل م س ب
مم المعمال ب رمه ل ل د م لما مف رمش ىأملمعمم لمالس ومة لمالص ومي مل سمر م ال وماء يمب ن ال ىلمعمومي مع ج مأمه ب ح صمومه ل ام د ع اب مم أمي
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia
menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang “UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT IDAIN
MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV DI MI
NURUL HIDAYAH TRENTEN KECAMATAN CANDIMULYO
KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016”
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini peneliti mengucapkan
rasa terima kasih kepada :
1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga.
3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
ix
4. Jaka Siswanta, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir
penyusunan skripsi ini.
5. Segenap Bapak/Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga.
6. Segenap keluarga MI Nurul Hidayah Trenten yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
Meskipun kegiatan penelitian ini telah dilaksanakan secara
maksimal, namun penulis yakin masih banyak kekurangannya. Untuk itu,
saran dan kritik membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penyusun sendiri.
Salatiga, Juni 2016
Penulis,
x
ABSTRAK
Nasihin, Slamet. 2016 Upaya meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Materi Shalat
Idain Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten
Magelang. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata Kunci : Pembelajaran Shalat Idain, Metode Demonstrasi, Prestasi
Belajar Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
pelaksanaan pembelajaran Shalat Idain dengan metode demonstrasi yang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Shalat Idain kelas IV MI
Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Latar
belakang penelitian ini adalah berangkat dari pengalaman tentang kondisi kelas IV
MI Nurul Hidayah Trenten dimana beliau mengungkapkan bahwa masalah yang
dihadapi adalah masih rendahnya prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran
Fiqih. Selain itu juga lemahnya proses pembelajaran yang berkembang dewasa
ini. Pembelajaran masih berorientasi kepada guru, sedangkan siswa hanya sebagai
objek ajar yang terus diberi dengan segudang informasi. Hal ini disebabkan
karena metode yang dipakai guru selama ini lebih banyak menggunakan metode
konvensional. Oleh karena itu, pembelajaran berlangsung secara sepihak dan
kurang adanya partisipatif dari siswa. Dari observasi ini ketika dilakukan post test
nilai rata-rata siswa hanya 63,33.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan oleh peneliti dan subyek penelitiannya adalah siswa kelas IV MI
Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang yang
berjumlah 15 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
pembelajaran Shalat idain dengan metode demonstrasi mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara, dokumentasi dan tes.
Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus, yaitu siklus I, dan siklus II
yang masing-masing sikluis terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Shalat Idain dengan
metode demonstrasi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Fiqih. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan dalam prestasi
belajar Fiqih. Pada pra tindakan rata-rata skor sebesar 63,33 dengan persentase
ketuntasan 40%, pada siklus I meningkat sebesar 46,67% dengan nilai rata-rata
skor 68 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 93,33% dengan nilai
rata-rata skornya 81,67. Nilai rata-rata siklus I dan siklus II sebesar 74,83.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii
JUDUL .................................................................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................ 5
E. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6
F. Metode Penelitian ............................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 16
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi belajar Fiqih ......................................................................... 18
1. Pengertian prestasi belajar........................................................... 18
2. Pengertian Fiqih ......................................................................... 19
B. Materi Sholat Idain ............................................................................ 21
1. Sholat Idain ................................................................................ 21
C. Metode demonstrasi ........................................................................... 23
1. Pengertian Demonstrasi ............................................................... 23
2. Kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi ......................... 24
3. Langkah-langkah metode demonstrasi untuk pembelajaran fiqih
materi sholat idain ....................................................................... 25
BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI ......................................................................... 27
1. Letak geografis ............................................................................. 27
2. Sejarah Singkat MI.......................................................................28
3. Dasar dan Tujuan Pendidikan Madrasah..................................... 29
4. Visi dan Misi ............................................................................... 30
5. Struktur Organisasi MI Nurul Hidayah ....................................... 32
6. Guru dan Karyawan ................................................................... 33
7. Keadaan Siswa ........................................................................... 34
8. Sarana dan Prasarana .................................................................. 39
9. Kurikulum MI Nurul Hidayah Trenten ...................................... 41
10. Muatan Kurikulum ..................................................................... 43
xiii
B. Paparan Data Per Siklus......................................................................45
1. Siklus I .......................................................................................... 45
2. Siklus II………….........................................................................49
BAB IV PEMBAHASAN
A. Keadaan Pra Tindakan sebelum Penerapan Pemebelajaran shalat Idain
dengan Metode Demonstrasi ..................................................................... 53
B. Analisis Data Persiklus ............................................................................. 55
C. Pembahasan dan Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa setelah
diadakan Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi............................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 71
B. Saran .......................................................................................................... 72
C. Penutup ...................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Data Guru dan Karyawan ............................................................................... 33
Tabel 3.2. Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar .......................................................... 34
Tabel 3.3. Jadwal dan Alokasi Waktu Pengembangan Diri ............................................. 37
Tabel 3.4. Daftar Prestasi Siswa MI Nurul Hidayah Trenten ........................................... 38
Tabel 3.5. Daftar Sarana dan Prasarana ......................................................................... 40
Tabel 3.6. Daftar Mebelair ............................................................................................. 41
Tabel 3.7. Waktu Pelaksanaan ....................................................................................... 45
Tabel 4.1. Daftar Nilai Prasiklus ...................................................................................... 53
Tabel 4.2. Daftar Nilai Siklus I ......................................................................................... 60
Tabel 4.3. Daftar Nilai Siklus II ........................................................................................ 66
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Siklus Desain PTK Model Kemmes & Mc Taggart ....................................... 9
Gambar 4.1. Diagram Prestasi Belajar Prasiklus ............................................................. 54
Gambar 4.2. Diagram Prestasi Belajar Siklus I ................................................................ 61
Gambar 4.3. Diagram Prestasi Belajar Siklus II ............................................................... 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan agama di sekolah pada saat ini sangat perlu ditingkatkan
terutama tentang pendidikan fiqih untuk bisa menciptakan manusia yang
memiliki ilmu agama yang baik. Agama memiliki peran yang amat penting
dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya
mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna damai, dan bermartabat.
Menyadari akan pentingnya peran agama dalam kehidupan umat manusia
maka nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
kebutuhan yang di tempuh melalui pendidikan baik pendidikan di keluarga,
sekolah, maupun masyarakat.
Pendidikan fiqih dimaksudkan untuk membentuk peserta didik agar
menjadi manusia beriman, bertaqwa, dan moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama pada pendidikan fiqih. Pendidikan agama dianjurkan untuk
mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia,
untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
menghargai, disiplin, harmoni, produktif baik personal maupun sosial melalui
proses pendidikan islam diharapkan menjadi seorang muslim yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia, menguasai ketrampilan dan keahlian memikul
amanah dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
2
Pelajaran fiqih merupakan salah satu pelajaran pokok di Madrasah
Ibtidaiyah, hampir setiap hari secara tidak langsung selalu disampaikan
dengan harapan siswa memiliki hukum-hukum Islam yang kuat. Fiqih penting
bagi kehidupan apalagi di usia yang masih dini (kecil) agar tertanam kebiasaan
untuk melaksanakan perintah Allah, maka pembelajaran fiqih dibutuhkan
metode yang tepat agar lebih berhasil.
Penggunaan metode pembelajaran di setiap pelajaran sangat penting,
karena akan keberhasilan pelajaran juga ditentukan oleh metode, maksudnya
metode juga bisa menghasilkan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar.
Metode pengajaran adalah suatu cara untuk menyajikan pesan pembelajaran
sehingga pencapaian hasil belajar dapat optimal. Metode memiliki kedudukan
yang penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Tanpa metode
suatu pesan pembelajaran tidak akan terproses secara efektif dalam kegiatan
belajar mengajar ke arah yang dicapai (Rahmat, 2001).
Pengalaman penulis saat mengajar mata pelajaran fiqih materi sholat
idain di MI Nurul Hidayah Trenten Candimuyo Magelang, ditemukan bahwa
kondisi siswa kurang berhasil dalam pelajaran fiqih baik dalam tes tertulis
maupun dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari kurang tertanam
dengan baik. Kekurangan itu terbukti dalam tes tertulis nilainya masih kurang
dari rata-rata yang melebihi KKM hanya sebagian.
Dalam pelajaran fiqih siswa kelas IV sangat kurang sekali memahami
bisa jadi karena penggunaan metode yang belum cocok, dengan menggunakan
3
metode ceramah kurang efekti, dan juga disebabkan karena masih usia anak-
anak.
Dalam proses belajar mengajar strategi pembelajaran yang di gunakan
oleh guru dalam pembelajaran fiqih masih menggunakan metode konvensional
(monoton). Berdasarkan peneliti menggunakan strategi atau metode
pembelajaran yang baru dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran fiqih
di kelas IV MI Nurul Hidayah dengan menggunakan metode konvensional
tersebut ternyata belum menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan. Pada
saat pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang kurang
memperhatikan, mondar – mandir kesana kemari. Bahkan ada sebagian siswa
yang melakukan aktifitas lain saat guru menjelaskan, misalnya mengobrol
sendiri dengan teman, mengganggu teman yang sedang memperhatikan.
Selain permasalahan tersebut nilai fiqih di kelas IV MI Nurul Hidayah
juga masih kurang memuaskan. Nilai yang di peroleh siswa masih di bawah
KKM dari yang di tentukan untuk mata pelajaran fiqih yaitu KKM 70. Hal
tersebut di karenakan ada beberapa siswa yang pindahan dari SD dan mereka
belum bisa menulis huruf Hijaiyah, membaca Al-Qur’an bahkan ada juga yang
belum bisa sama sekali membaca Al-Qur’an maupun membaca tulisan,
sehingga ketika mengerjakan soal siswa tersebut memerlukan guru
pendamping. Selain itu guru juga belum pernah menerapkan metode – metode
dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
meningkat. Disini peneliti mempunyai inisiatif untuk merubah dari metode
ceramah kedalam Metode Demonstrasi karena dalam mata pelajaran fiqih
4
materi shalat idain lebih banyak ke gerakan fisik dan hafalan disamping materi
tertulis maka dengan metode demonstrasi ini akan lebih cocok dan tepat
sasaran dalam mencapai prestasi yang lebih baik.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan peningkatan guna
pencapaian tujuan pembelajaran sehingga peneliti akan menerapkan
pembelajaran sholat idain dengan metode demonstrasi yang diharapkan dapat
meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan strategi
demonstrasi ini merupakan kegiatan yang bisa di gunakan untuk mengajarkan
konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereview
informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu
mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan (Hisyam Zaini, 2008:50)i
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian
dengan judul:
“UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI
SHOLAT IDAIN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS IV DI MI NURUL HIDAYAH TRENTEN KECAMATAN
CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN
2015/2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang di atas, maka rumusan dalam
penelitian ini adalah :
5
Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar
fiqih materi sholat idain pada siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten
kecamatan Candimulyo kabupatenMagelang tahun ajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian kelas
ini adalah:
Untuk mengetahui apakah penggunaan metode demonstrasi dapat
meningkatkan prestasi belajar fiqih materi sholat idain pada siswa kelas IV MI
Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang Tahun
Ajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu yang dianggap benar untuk alasan atau
untuk mengutarakan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan
(W.J.S. Poerwodarminto, 1985:358).
Hipotesis adalah suatu yang dianggap benar untuk alasan atau
pengutaraan pendapat meskipun kebenaran masih harus dibuktikan
(Qonita Alya, 201: 468). Hipotesis adalah anggapan dasar (Qonita Alya
201: 468). Berdasarkan uraian di atas hipotesis tindakan dalam penelitian
ini adalah :
6
“Penerapan metode demonstarsi dapat meningkatkan hasil belajar fiqih
materi sholat Idain pada siswa kelas IV di MI Nurul Hidayah Trenten
Kecamatan Candimulyo kabupaten Magelang Tahun Ajar 2015/2016.”
2. Indikator Keberhasilan
Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh
pendidik dalam membawa peserta didiknya ke arah peningkatan prestasi
yang mana indikator tersebut menggunakan kata kerja operasional tertentu.
Indikator untuk mengukur keberhasilan dalam penelitian ini 85% siswa
mengalami peningkatan setelah mengikuti proses pembelajaran fiqih pada
siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang antara
sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan.
E. Kegunaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan dapat
memberi beberapa manfaat, yaitu:
1. Kegunaan Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
metode demonstrasi dalam meningkatkan prestasi belajar fiqih materi
shalat Idain.
2. Kegunaan Praktis
Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar fiqih materi
shalat Idain melalui metode demonstrasi.
7
F. Metode Penelitian
1. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV di MI Nurul
Hidayah Trenten Candimulyo Magelang yang terdiri atas 15 siswa. 9
siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Sedangkan obyek dari penelitian
ini adalah pelaksanaan pembelajaran sholat idain dengan media
demonstrasi untuk mengoptimalkan serta meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran fiqih.
2. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian yang mengangkat judul “Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar Fiqih Materi Sholat Idain Melalui Metode Demonstrasi Pada
Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten Magelang
Tahun 2016”, ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) atau
classroom action research merupakan penelitian tindakan (action
research), yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
belajar mengajar di kelas.
Penelitian tindakan kelas mempunyai fokus terapan, di mana
peneliti mengumpulkan data berdasarkan pada metode kuantitatif maupun
metode kualitatif atau bahkan kedua-duanya Jenis penelitian yang di
gunakan dalam bahasan ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom
action research), penelitian ini juga termasuk dalam jenis penelitian
kualitatif. Karena dalam melakukan tindakan kepada subyek penelitian
8
yang sangat diutamakan adalah mengungkap makna, yakni makna dan
proses pembelajaran fiqih sebagai upaya mengoptimalkan dan
meningkatkan siswa melalui tindakan yang dilakukan.
3. Desain Penelitian
Pada prinsipnya diterapkannya penelitian tindakan kelas atau
classroom action research dimaksudkan untuk mengatasi suatu
permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Sebagai salah satu penelitian
yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan di dalam kelas,
menyebabkan terdapatnya beberapa model atau desain yang dapat
diterapkan. Desain tersebut di antaranya: 1) Model Kurt Lewin, 2) Model
Kemmis & McTaggart, 3) Model Dave Ebbutt, 4) Model John Elliot, 5)
Model Hopkins, dan masih ada beberapa model lain, yang pada prinsipnya
merupakan pengembangan dari model yang ada.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan desain penelitian dari Model Kemmis dan Mc
Taggart. Desain penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahap, yaitu:
perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflecting).
9
Gambar 1.1. Siklus Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Model Kemmis & Mc Taggart
Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan
sebuah siklus (putaran) berkelanjutan dan berulang. Siklus inilah yang
sebenarnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan kelas,
yaitu bahwa penelitian tindakan kelas harus dilaksanakan dalam bentuk
siklus, bukan satu kali tindakan saja. Putaran atau siklus tersebut berulang
terus sampai mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
Pelaksanaan PTK minimal dilakukan dalam dua kali siklus.
Adapun pelaksanaan PTK dalam skripsi ini dilakukan dua kali siklus.
Dalam setiap siklus dilakukan satu tindakan diwujudkan dalam kegiatan
pembelajaran selama satu kali pertemuan yang lamanya 2 x 35 menit.
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama.
10
Apabila dalam siklus pertama sudah menunjukkan perbaikan atau
keberhasilan dan hambatan dari kegiatan yang dilakukan maka guru dan
peneliti menentukan rancangan siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua
dapat berupa kegiatan yang sama pada siklus pertama, tetapi pada
umumnya kegiatan pada siklus kedua mempunyai tambahan perbaikan
dari tindakan terdahulu. Jika peneliti merasa belum puas dengan
keberhasilan pada siklus pertama dan kedua maka boleh melanjutkan ke
siklus berikutnya dan seterusnya sampai guru dan peneliti merasa puas
dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan.
4. Prosedur Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar fiqih
melalui pembelajaran sholat idain dengan metode demonstrasi
Untuk lebih rincinya perencanaan penelitian tindakan kelas sebagai
berikut:
a. Siklus I
1) Perencanaan
a) Sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan, peneliti
mengadakan pengamatan tentang materi sholat idain.
b) Melakukan rancangan dalam pelaksanaan PTK.
c) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai
materi yang telah ditentukan.
d) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan.
11
2) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dalam penelitian tindakan kelas mencakup
prosedur yang akan dilakukan, serta proses perbaikan yang akan
dilakukan. Pada tahap ini, rencana pembelajaran yang telah disusun
oleh guru bersama peneliti dipergunakan sebagai dasar dalam
menyelenggarakan pembelajaran.
Pada fase ini, guru dan peneliti melaksanakan pembelajaran
sholat idaindengan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih
sesuai rencana yang telah dibuat dalam RPP.
3) Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan proses
pembelajaran. Observasi yang dilakukan adalah mengamati setiap
tindakan yang meliputi: interaksi siswa dengan siswa atau semua
fakta yang ada selama proses pembelajaran berlangsung.
Sementara kegiatan berlangsung, peneliti mengamati perilaku dan
perubahan yang terjadi pada siswa dan mencatatnya. Fungsi
observasi adalah merekam semua aktivitas dan kemampuan yang
ditunjukkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
4) Refleksi
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah
menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan
dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang
12
dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus
berikutnya.
b. Siklus II
Siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II
dilakukan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
siklus I. Adapun tahapan-tahapan pada siklus II ini sama dengan
tahapan pada siklus I hanya saja ditekankan dengan tujuan untuk
perbaikan dari siklus I. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II
adalah:
1) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
menyusun rancangan kegiatan pembelajaran (RPP) yang akan
dilaksanakan sebagaimana pada siklus I.
2) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah
melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat
pada siklus II, yaitu memperbaiki pembelajaran sholat idain dengan
menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih kelas
IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang.
3) Observasi
Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran pada siklus II untuk
mengetahui apakah sudah ada kemajuan pada proses pembelajaran
dari siklus I ke siklus II.
13
4) Refleksi
Seluruh data dan informasi yang telah diperoleh kemudian sebagai
landasan untuk menentukan apakah tujuan yang diharapkan sudah
tercapai atau belum.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan penulis gunakan adalah
sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode observasi, secara sederhana berarti pengamatan dengan
tujuan tertentu kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan
panca indera mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indera
lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, kulit. Sesungguhnya yang
dimaksud dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data
yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai
kondisi lingkungan sekolah, fasilitas-fasilitas sekolah, serta hal-hal lain
yang berkaitan dengan kondisi sekolah termasuk aktivitas proses
belajar mengajar.
b. Metode Wawancara
Metode wawancara atau interview adalah suatu cara
pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi
langsung dari sumbernya. Wawancara adalah percakapan dengan
14
maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan. Metode ini digunakan untuk mewawancarai siswa, guru,
kepala sekolah, dan TU.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah alat pengumpulan data yang
digunakan untuk mencari mengenai hal-hal yang berupa catatan.
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang gambaran
umum sekolah, seperti letak geografis, struktur organisasi, dan hal-hal
yang berkaitan dengan sekolah dan proses pembelajarannya. Juga
digunakan untuk memperoleh gambaran ketika proses pembelajaran
sholat idain dengan metode demonstrasi.
d. Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh setiap individu
atau kelompok. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
sebelum dan sesudah tindakan. Tes awal diberikan untuk mengetahui
kemampuan siswa sebelum memahami suatu materi, sedangkan tes
akhir diberikan untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa
memahami materi yang telah diberikan. Tes ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa.
15
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk
perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2011:85). Data yang terkumpul dianalisa
dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data tersebut
dengan teknik deskriptif analitik dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif persentase nilai
yang diperlukan siswa kemudian dirata-rata untuk mengetahui
keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan target
yang telah ditetapkan.
b. Data kualitatif, berupa data informasi berbentuk kalimat yang memberi
gambaran ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman, penguasaan
materi siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo
terhadap pelajaran Fiqih.
7. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah jika
terdapat peningkatan prestasi belajar siswa dalam belajar sholat idain pada
siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang.
Proses penelitian ini berhasil apabila terjadi peningkatan prestasi
dari pra tindakan penelitian ke siklus I, dari siklus I ke siklus II. Siswa
dianggap meningkat prestasi belajarnya setelah pembelajaran, apabila
prestasi belajar telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
mata pelajaran fiqih ini yaitu 70. Persentase ketuntasannya mencapai 85%.
16
G. Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi ini akan mencapai hasil yang utuh apabila terdapat
sistematika pembahasan yang baik. Untuk memberikan gambaran pembahasan
secara menyeluruh dan sistematis dalam skripsi ini, maka disusun sistematika
pembahasan sebagai berikut:
BAB I: Pada bab ini berisi tentang pendahuluan yang meliputi: latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, metode penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II: Berisi tentang kajian pustaka meliputi: Pengertian Belajar,
Pengertian Metode Demonstrasi, Pengertian Prestasi Belajar dan Pengertian
dari Fiqih.
BAB III: Berisi tentang gambaran umum objek penelitian yaitu: letak
geografis madrasah, sejarah singkat berdirinya MI Nurul Hidayah Trenten
Candimulyo Magelang, visi dan misi, struktur organisasi, data guru dan
karyawan MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang, data siswa MI
Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang, serta keadaan sarana dan
prasarana MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang.
BAB IV: Merupakan bab inti dalam penelitian yaitu berisi gambaran
prestasi belajar siswa sebelum penerapan pembelajaran sholat idain dengan
metodedemonstrasipada mata pelajaran fiqih di kelas IV MI Nurul Hidayah
Trenten Candimulyo Magelang. Proses pelaksanaan penerapan pembelajaran
fiqih dengan menggunakan metodedemonstrasidi MI Nurul Hidayah Trenten
17
Candimulyo Magelang. Hasil penerapan pembelajaran sholat idain dengan
metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran fiqih di kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo
Magelang.
BAB V : Yang merupakan bab akhir atau penutup yang terdiri dari
kesimpulan dari hasil penelitian serta saran, dan bagian akhir dari skripsi ini
adalah daftar pustaka yang dilengkapi dengan lampiran-lampiran untuk
mendukung dan memperjelas penelitian yang telah dilaksanakan.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar Fiqih
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian
dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yaitu yang berarti “hasil
usaha”(Zaenal Arifin,1991:3). Sedangkan belajar berarti berusaha supaya
mendapat suatu kepandaian (Poerwadarminto,1985:108). Belajar sangat erat
hubungannya dengan prestasi belajar. Ada juga yang menyebut prestasi
belajar dengan istilah hasil belajar. Karena prestasi itu sendiri merupakan
hasil belajar itu yang biasanya dinyatakan dengan nilai.
Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku
seseorang melalui proses belajar, sedangkan perubahan tersebut harus dapat
digunakan untuk meningkatkan penampilan diri dalam kehidupan (Nana
Sudjana, 2000: 102). Tohirin menyatakan bahwa prestasi belajar adalah apa
yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar (Tohirin,
2006: 151).
Prestasi belajar memang merupakan proses yang kompleks yang
melibatkan sejumlah variable yang terdapat dalam diri individu sebagai
pembelajar. Prestasi belajar ditunjukkan dengan adanya penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran pada
19
diri siswa, yang pada lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berdasarkan pengalaman
dan latihan dalam beberapa mata pelajaran yang diwujudkan dalam nilai atau
angka.
2. Pengertian Fiqih
Fiqih menurut bahasa berarti pintar, cerdas, dan paham (Ash-Shidqy,
1996: 29). Fiqih Secara Istilah Mengandung Dua Arti:
a. Pengetahuan tentang hukum-hukum syari‟at yang berkaitan dengan
perbuatan dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani
menjalankan syari‟at agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang
bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur‟an dan As sunnah serta yang
bercabang darinya yang berupa ijma‟ dan ijtihad.
b. Hukum-hukum syari‟at itu sendiri. Jadi perbedaan antara kedua definisi
tersebut bahwa yang pertama digunakan untuk mengetahui hukum-
hukum (Seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu
wajib atau sunnah, haram atau makruh, ataukah mubah, ditinjau dari
dalil-dalil yang ada), sedangkan yang kedua adalah untuk hukum-hukum
syari‟at itu sendiri (yaitu hukum apa saja yang terkandung dalam shalat,
zakat, puasa, haji, dan lainnya berupa syarat-syarat, rukun-rukun,
kewajiban-kewajiban, atau sunnah-sunnahnya).
20
Menurut Hatib Rachmawan, secara bahasa kata fiqih dapat diartikan
al-Ilm, artinya ilmu, dan al-fahm, artinya pemahaman. Jadi fiqih dapat
diartikan ilmu yang mendalam.Secara istilah fiqih adalah ilmu yang
menerangkan tentang hukum-hukum syar‟i yang berkaitan dengan
perbuatan-perbuatan para mukalaf yang dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang
terperinci. Mukalaf adalah orang yang layak dibebani dengan kewajiban
Menurut T.M Hasbi Ash-Shidqy (1996) menyetir pendapat pengikut
Syafi’I, Fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang
berhubungan dengan pekerjaan para mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-
dalil yang jelas. Serta menyetir pendapat Al-Imam Abd Hamid Al-Ghazali,
Fiqih adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ bagi para
mukallaf seperti wajib, haram, mubah, sunnat, makruh, shahih, dan lain-lain.
Dari pengertian diatas maka pembelajaran Fiqih adalah jalan yang
dilakukan secara sadar, terarah dan terancang mengenai hukum-hukum
Islam yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf baik bersifat ibadah
maupun muamalah yang bertujuan agar anak didik mengetahui, memahami
serta melaksanakan ibadah sehari-hari.
Pentingnya belajar fiqih dijelaskan dalam QS At-Taubah [10]: 122)
berikut ini.
Artinya: tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
21
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS At-
Taubah [10]: 122).
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa pentingnya belajar fiqih bagi
umat Islam agar dapat menjaga diri dan dapat melakukan ibadah sesuai
syariat agama.
B. Materi Sholat Idain
1. Sholat Idain
Shalat Idain disyariatkan pada tahun pertama hijriyah. Anas bin
Malik mengatakan: Rasulullah datang ke Madinah dan masa jahiliah
penduduk Madinah memiliki dua hari yang mereka gunakan untuk
bermain-main santai. Nabi pun bersabda
“Sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih dari
pada keduanya, yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.”
Shalat idain ditetapkan berdasarkan Alquran, hadis, dan ijma’.
Objek yang dituntut wajib melaksanakan shalat idain adalah semua orang
yang dituntut kewajiban melaksanakan shalat jumat. Adapun beberapa hal
yang disyaratkan dalam hari raya, antara lain:
22
a. Mandi, memakai wangi-wangian, bersiwak, makan terlebih dahulu
sebelum pergi ke tempat shalat dalam hari raya Idul Fitri. Diriwayatkan
dari Buraidah, ia berkata:
Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya (yaitu Buraidah
bin al-Husaib) ia berkata: Rasulullah saw pada hari Idul Fitri tidak
keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sehingga
selesai shalat (HR. At-Tirmizi)
b. Berangkat pagi-pagi setelah shalat subuh, kecuali imam. Ia justru
sebaliknya berangkat akhir-akhir. Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-
Khudri bahwasanya Nabi keluar pada hari raya Idul Adha dan Idul Fitri,
dan langsung memulai shalat.
c. Disunnahkan membaca takbir pada dua hari raya selama berjalan
menuju ke tempat shalat dan di tempat shalat hingga imam datang,
berdasarkan riwayat dari sejumlah sahabat, seperti Ali, Ibnu Mas’ud,
Anas, Abu Hurairah, dan lainya.
Waktu shalat idain dimulai ketika matahari sudah mulai naik
seukuran tombak atau dua tombak dan berakhir sebelum tergelincirnya
matahari. Shalat idain disyariatkan untuk dilaksanakan di tanah lapang,
kecuali jika ada udzur atau halangan,seperti hujan lebat, sebagaimana
keterangan Abu Said Al-Khudri: “Pada hari raya Idul Fitri atau Idul Adha,
23
Nabi keluar dari tempat shalat, dan hal pertama yang beliau lakukan adalah
shalat.”
Shalat idain merupakan acara utama pada hari raya. Keagungan
takbir yang berkumandang ketika memasuki tempat shalat mengubah hati
dan mewujudkan atmosfir spiritual dalam diri manusia. Orang-orang
mukmin berdiri rapi untuk menunaikan ibadah menghadap Allah Swt.
Setelah shalat dua rakaat, imam menyampaikan dua khutbah dan dalam
khutbah tersebut Imam mengingatkan ketaqwaan dan memperhatikan nilai-
nilai moralitas serta meningkatkan solidaritas sesama atas penderitaan yang
dialami orang lain. Ketika selesai melaksanakan shalat, orang-orang hatinya
dipenuhi dengan kebahagian dan harapan ampunan dari Allah.
C. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan (Depdikbud, 2002: 740).
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap,
kecakapan, dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi
kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu
sendiri(Slameto:84).Metode adalah suatu cara penyampaian bahan
24
pelajaran untuk mencapai tujuanya adalah cara menyampaikan materi
pembelajaran dengan peragaan, baik dilakukan oleh dirinya atau meminta
orang lain untuk memperagakan (Lukman, 2009: 84). Metode belajar
adalah suatu cara atau jalan atau cara yang harus dilalui di dalam mengajar
(Slameto:67). Jadi metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan tentang cara
melakukan atau mengerjakan sesuatu (Slameto: 250). Demonstrasi adalah
salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seseorang guru atau orang
lain yang dengan sengaja diminta siswa sendiri ditunjuk untuk
memperlihatkan kepada kelas tentang sesuatu proses atau cara melakukan
sesuatu. Misalnya Demonstrasi tentang cara melakukan memandikan
mayat orang muslim/muslimah dengan menggunakan model boneka,
demonstrasi tentang cara-cara tawaf pada saat menunaikan ibadah haji,
demonstrasi tentang tata cara meragakan urutan-urutan gerakan dalam
sholat terutama sholat wajib dan sholat sunat (Basyirudin, 2002: 45).
2. Kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya:
a. Terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,karena sisswa disuruh
langsung memperhatikan pelajaran yang dijelaskan.
25
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Di samping beberapa kelebihan, metode ini juga memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya:
a. Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode
ini tidak efektif lagi.
b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memadai.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan yang khusus,
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
3. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi Untuk Pembelajaran Fiqih
Materi Sholat Idain
Waktu sholat Idain dimulai dari terbit matahari sampai
tergelincirnya. Sholat Idain hukumnya sunah muakkad bagi laki-laki dan
perempuan, mukim atau musafir. Boleh dikerjakan sendirian dan
sebaliknya. Cara mengerjakan sholat Idain pada umumnya sama dengan
mengerjakan sholat fardu perbedaanya hanyalah terdapat pada niat dan
takbir. Caranya mendemonstrasikan antara lain:
26
a. Guru memberikan contoh niat sholat Idain kemudian diikuti oleh
siswa.
b. Guru mempraktikan sholat Idain dari rakaat yang pertama dengan
membaca takbiratul ihram kemudian membaca doa iftitah,selanjutnya
takbir 7 kali dan diikuti oleh siswa.
c. Guru diikuti siswa melakukan rakaat yang kedua dengan takbir
sebanyak 5 kali setelah itu membaca surat Al-fatihah dan surat-surat
pendek, kemudian rukuk, sujud, atahiat akhir, dan salam.
27
BAB III
PAPARAN DATA PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Nurul Hidayah Trenten
1. Letak Geografis
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah merupakan lembaga
pendidikan dasar yang berciri khas Agama Islam. Letaknya di Dusun
Trenten Desa Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang.
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah berdiri di atas areal tanah seluas 1.850
m.
Madrasah ini mempunyai beberapa unit bangunan. 7 lokal ruang
kelas I-VI, 1 lokal ruang kantor kepala sekolah dan guru, 1 lokal ruang
untuk perpustakaan, 1 lokal ruang untuk mushola, 2 lokal untuk ruang
WC.
Letak Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah cukup strategis karena
lokasi madrasah terletak di antara pemukiman penduduk dan dapat
dijangkau dengan alat transportasi umum. Lokasi yang terletak di wilayah
pemukiman dan areal pemukiman ini menjadikan suasana jauh dari
kebisingan lalu lintas sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung
tidak terganggu. Jarak yang cukup jauh dengan kebisingan lalu lintas serta
lokasi madrasah yang terletak di antara pemukiman warga ini menjadikan
suasana yang mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar.
28
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah didirikan pada tahun 1966
oleh beberapa tokoh masyarakat Trenten. Dan telah mendapatkan piagam
dari Kantor Wilayah Departemen Agama pada tanggal 01 Januari 1969.
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah sampai saat ini masih aktif
ikut serta dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. Pada tahun pelajaran
2013/2014 ini jumlah siswa MI Nurul Hidayah mencapai 167 siswa yang
diampu oleh 11 guru dengan berbagai latar belakang pendidikan yang
mendukung.
Kualitas lulusan MI Nurul Hidayah tidak kalah jika dibandingkan
dengan lulusan sekolah-sekolah dasar yang lain. Karena statusnya
Terakreditasi B. Untuk Akreditasi yang akan datang MI Nurul Hidayah
berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Nomor Statistik Madrasah 111233080116. (Dokumentasi, 2013)
2. Sejarah Singkat
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten Candimulyo
Magelang adalah Sekolah Dasar yang berciri khas Islam yang didirikan
oleh Yayasan pada tahun 1966. Dalam hal akademik, kurikulum yang
dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah merupakan
perkembangan dari kurikulum Kemendiknas dan kurikulum Kemenag
yang dirancang sedemikian rupa oleh para pakar pendidikan, sehingga
hasil pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah bisa dibanggakan
dengan berbagai prestasi yang telah diperoleh.
29
MI Nurul Hidayah dengan Nomor NSM: 111233080116, dan
NPWP Madrasah : 00.543.004.6-524.000 memiliki akreditasi B tahun
2009.
MI Nurul Hidayahyang berada di lokasi tanah wakaf seluas 1.580
m2 , dengan luas bangunan 380 m
2 dan luas halaman 360 m
2serta lapangan
840 m2yang terletak di Jl. Kyai Manten no 01 Trenten dan secara geografis
di dusun Trenten Candimulyo Magelang 56191 dengan Nomor Hand
Phone 085743384477.
3. Dasar dan Tujuan Pendidikan Madrasah
Secara umum, tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar
tersebut, Madrasah Ibtidaiyah Trenten mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Membentuk pribadi muslim yang mulia akhlaknya, sehat jasmani dan
rohani, dan berwawasan luas.
b. Mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, serta mampu
menghafal dan mengamalkan doa-doa harian.
c. Membiasakan perilaku islami dalam kehidupan sehari-hari.
d. Membekali peserta didik dengan kemampuan dasar dalam membaca,
menulis dan berhitung untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
30
e. Membekali pengetahuan dan keterampilan dasar pendidikan umum
yang cukup untuk menghadapi era informasi dan globalisasi.
4. Visi dan Misi
a. Visi MI Nurul Hidayah
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten sebagai lembaga
pendidikan dasar berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan
peserta didik, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah
dan masyarakat dalam merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hidayah Trenten juga diharapkan merespon perkembangan dan
tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, era
informasi dan globalisasi yang sangat cepat.
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten Candimulyo ingin
mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut:
“Terwujudnya Peserta Didik Yang Berakhlak Mulia, Berkepribadian
Islami Serta Cakap Dalam Ilmu Pengetahuan”
Indikator visi:
1) Terbentuknya pribadi muslim yang mulia akhlaknya, sehat jasmani
rohani dan berwawasan luas.
2) Terwujudnya peserta didik yang memiliki sikap dan perilaku yang
mencerminkan nilai-nilai dan ajaran islami.
3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan Agama dan
umum secara seimbang.
31
4) Terwujudnya peserta didik yang cakap, kreatif dan kritis terhadap
perkembangan ilmu penhetahuan sebagai bekal untuk menghadapi
era reformasi dan globalisasi.
5) Terwujudnya peserta didik yang mampu membaca Al-qur’an
dengan baik dan benar.
6) Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam prestasi sebagai
bekal melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan atau hidup
mandiri.
b. Misi MI Nurul Hidayah
1) Mewujudkan pembentukan karakter islami yang mampu
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.
2) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
prestasi akademik.
3) Memberikan bimbingan kepada peserta didik tentang pengetahuan
dasar keagamaan dan pengetahuan umum serta cara penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga
kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien,
transparan dan akuntabel.
32
5. Struktur Organisasi MI Nurul Hidayah
Sturktur organisasi dalam suatu perkumpulan atau lembaga sangat
penting keberadaannya. Karena dengan adanya sturktur organisasi orang
akan dengan mudah mengetahui sejumlah personil yang menduduki
jabatan tertentu dalam lembaga tersebut, sehingga mudah melaksanakan
sistem. Dengan adanya struktur organisasi tersebut pelaksanaan program
yang telah direncanakan diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan
mekanisme kerja pun dapat diketahui dengan mudah.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI MI NURUL HIDAYAH
TRENTEN
6.
KEPALA SEKOLAH KOMITE
GURU/WALI KELAS WAKA KESISWAAN STAF TU STAF TU
SISWA
BP/ BK
PRAMUKA
DATA & ADMIN
PERPUSTAKAAN
YAYASAN KEMENAG DINAS
33
6. Guru dan Karyawan
Guru merupakan elemen yang terpenting dalam proses belajar dan
mengajar, karena gurulah yang mampu dan bisa dekat dengan peserta
didik, gurulah yang mampu mengetahui kondisi peserta didik, sehingga
pantas kiranya seorang guru dikatakan sebagai agen pembelajaran, dan
gurulah sebagai salah satu faktor penentu akan peningkatan kualitas
peserta didik, oleh karena itu, sebuah keharusan untuk dilakukan
pembagian tugas bagi para guru untuk memudahkan dalam mendidik
peserta didik. Karyawan merupakan tenaga non kependidikan yang tidak
memiliki peran langsung dalam proses pembelajaran, akan tetapi tenaga
yang membantu memperlancar kegiatan di sekolah dalam mencapai tujuan
pendidikan. Saat ini jumlah guru dan karyawan di Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang tahun pelajaran 2015/2016
memiliki guru/tenaga pendidik sekitar 11 orang. Dari 11 orang tenaga
pendidik tersebut merupakan guru tetap yayasan.
Tabel 3.1
Data Guru dan Karyawan
No Nama NIP Pendidikan Jabatan
1. A.H Khoirul Anam, S.Pd.I. - SI Kepala Sekolah
2. Triningsih, S.Pd.I - SI Guru Kelas I
3. Elok Za’imah Al As’adah, S.Pd.I. - SI Guru Kelas II
4. Slamet Nasihin, A.Ma. - DII Guru Kelas III
5. Islachul Imam, S.Pd.I - SI Guru Kelas IV
6. Ervina Tri Hidayati S - SI Guru Kelas V
7. Yazida Asri D.A - SI Guru Kelas VI
8. Muhammad hafidz, S. Pd.I - SI Guru Olah Raga
9. Saidi Nasirun, S.Pd.I - SI Guru Agama
34
10. Ismuri, A.Ma. DII Guru Agama
11. Muh Tanwir, S.Pd.I - SI Guru Agama
7. Keadaan Siswa
Siswa atau saat ini yang dibahasakan oleh undang – undang disebut
peserta didik, merupakan subjek sekaligus obyek pendidikan memiliki
peranan penting dalam dinamika sekolah / madrasah, siswa juga menjadi
unsur primer dalam pendidikan, oleh karena itu, segala aktivitas yang ada
di sekolah secara mutlak diorientasikan untuk penanaman nilai dan
pengembangan peserta didik untuk menghadapi kehidupannya di hari
depan. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten Candimulyo
Magelang memiliki siswa sebanyak 171 anak, yang terdiri dari 79 siswa
perempuan dan 92 siswa laki-laki. Terdapat enam kelas, yakni dari kelas I-
VI yang masingmasing satu rombongan belajar.
Di bawah ini, peneliti deskripsikan keadaan siswa di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Hidayah baik secara kuantitatif maupun kualitatif dalam
tabel.
Tabel 3.2
Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar
Kel
as Jumlah Siswa
Jumlah
Rombel 2015/2016
L P J
I 15 16 31 1
II 20 18 38 1
III 19 12 31 1
IV 9 6 15 1
V 20 16 36 1
VI 10 10 20 1
Jml 171 siswa 6
35
Dari table diatas dapat diketahui bahwa jumlah siswa MI Nurul
Hidayah Trenten Candimulyo Magelang pada Tahun Ajaran 2015/2016
adalah 171 siswa. Tiap-tiap ruangan kelas rata-rata dihuni 15-30 orang
siswa. Jumlah ini sudah lebih dari standar minimal siswa dalam 1 kelas
yaitu 10 orang. Jumlah ini cukup baik bagi terciptanya proses belajar
mengajar yang efektif, sebab siswa tidak banyak juga tidak terlalu sedikit,
sehingga guru bisa mengontrol siswa dengan baik dan mudah dari pada
kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
MI Nurul Hidayah juga melakukan pembinaan dan pengembangan
dalam rangka peningkatan kualitas siswa, baik secara intelektual, moral
serta soft skill. Seluruh siswa tersebut di samping mengikuti kegiatan
belajar yang telah terjadwal sebagai pelajaran yang wajib diikuti sebagai
siswa MI Nurul Hidayah, siswa tersebut juga bisa mengikuti kegiatan
ekstra kurikuler yang diadakan di luar jam pelajaran. Adapun program-
program yang menunjang peningkatan kualitas tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Shalat Dhuha
Bertujuan untuk mengenalkan pelaksanaan ibadah shalat dan
menanamkan kecintaan untuk menjaga shalat fardhu. Ruang
lingkupnya adalah shalat dhuha berjamaah.
b. Tadarus Al-Qur’an
Bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an dan
membiasakan siswa agar senantiasa membaca Al-Qur’an. Ruang
36
lingkupnya adalah pembiasaan belajar dan membaca Al-Qur’an setiap
hari.
c. Layanan Bimbingan Konseling
Bertujuan untuk memberikan layanan konseling kepada peserta didik
di lingkungan madrasah. Ruang lingkupnya meliputi:
1) Layanan orientasi pengenalan lingkungan madrasah.
2) Layanan bimbingan belajar.
3) Layanan konseling kesulitan belajar dan masalah pribadi siswa.
d. Kepramukaan
Bertujuan untuk melatih siswa agar terampil dan mandiri,
menanamkan sikap peduli terhadap orang lain, melatih agar mampu
bekerja sama dengan orang lain, menanamkan sikap disiplin,
menumbuhkan rasa percaya diri.
Ruang lingkupnya adalah:
1) Keterampilan personal.
2) Keterampilan sosial.
3) Keterampilan vokasional sederhana.
e. Seni Baca Al-Qur’an
Bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa
terhadap seni budaya Islami, memupuk bakat dan minat siswa dibidang
seni baca Al-Qur’an, menumbuhkan rasa percaya diri. Ruang
lingkupnya adalah keterampilan seni membaca Al-Qur’an.
37
f. Seni Rebana
Bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa
terhadap seni budaya Islami, memupuk bakat dan minat siswa dibidang
seni musik Islami, menumbuhkan rasa percaya diri. Ruang lingkupnya
adalah keterampilan memainkan musik rebana.
g. Arabic
Bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa
terhadap pentingnya mempelajari Bahasa Arab terutama dalam
keterampilan berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Arab.
h. English Conversation
Tingkat kompetensi di masa yang akan datang sangatlah berat,
penggunaan bahasa asing menjadi sebuah kebutuhan sehingga
keharusan memiliki kemampuan bahasa asing yang dari tahun ke tahun
bertambah jenisnya ini membuat siswa harus mempersiapkan diri sejak
dini. Media ini menjadi ajang untuk belajar serta meningkatkan
kemampuan berbahasa bagi para siswa. Bertujuan untuk melatih siswa
terampil menggunakan bahasa Inggris sebagai bekal untuk menghadapi
era globalisasi.
Tabel 3.3
Jadwal dan Alokasi Waktu Pengembangan Diri
No KEGIATAN HARI WAKTU KET
1. Sholat Dhuha Senin-Sabtu 06.45 Kel 4, 5, 6
2. Tadarus Al-Quran Senin-Sabtu 07.00 – 07.10 Kel 1 – 6
3. Layanan bimbingan
dan konseling Senin-Sabtu 07.10 – 12.20 Kel 1 – 6
38
4. Kepramukaan Kamis 13.00 – 14.00 Kel 3 – 5
5. Seni baca al-quran Sabtu 11.00 – 12.00 Kel 4 dan 5
6. Rebana Jumat 13.00 – 14.00 Kel 4 dan 5
7. Arabic/kaligrafi Senin 12.20 – 13.20 Kel 4 dan 5
8. English conversation Selasa 12.20 – 13.20 Kel 4 dan 5
Di bawah ini, beberapa prestasi yang pernah di peroleh oleh siswa
di MI Nurul Hidayah terhitung sejak tahun 2011-2015 sebagaimana
berikut :
Tabel 3.4
Daftar Prestasi Siswa MI Nurul Hidayah
N0 NAMA PERINGKAT TINGKAT BIDANG
1. Umar Maulana II Kecamatan UAS
2. Wisnu Aryanto III Kecamatan Murotal
3. Fajar Putra II Kecamatan Atletik (Lari
100m)
4. Hasim Ashari II Kecamatan Tilawah
5. Wiwik Poniem II Kecamatan Atletik (Lari
100m)
6. Hidayati II Kecamatan Murotal
7. Muhamad Nadhir I Kecamatan Pidato Bahasa
Arab
8. Rokhanah I Kecamatan Bahasa Inggris
9. Ahmad Jamjuri III Kecamatan Lari 800m
10. Mahfudl III Kecamatan Pidato Bahasa
Arab
11. Syaefudin II Kecamatan Lari 100 m
12. Grup Rebana II Kecamatan Rebana
13. Barung Kuning Harapan I Kecamatan Pramuka Siaga
14. Barung Hijau Tergiat I Kecamatan Pramuka Siaga
15. Silmi I Kecamatan Mapel Bahasa
Indonesia
16. Kafidl Nur Ridwan Harapan I Kecamatan Mapel
Matematika
17. Eko prasetyo Top Score Kecamatan Sepak Bola
18. Nika III Kecamatan Pidato Bahasa
Inggris
19. Ahmad khoiruroziqi III Kecamatan Loncat Tinggi
20. Ahmad Jamjuri III Kecamatan Lompat Jauh
21. Ersa Setyawan II Kecamatan Lari 800 m
39
22. Rohmad Zakaria II Kecamatan Tilawah
23. Allia Nazati III Kecamatan Mapel Bahasa
Arab
24. Ahmad Ridwan I Kecamatan Ujian Nasional
2014/2015
8. Sarana dan Prasarana
Fasilitas merupakan segala macam peralatan yang dapat digunakan
sebagai penunjang terlaksananya proses belajar mengajar dalam rangka
mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Fasilitas-fasilitas itu bisa
berupa perlengkapan gedung, administrsi maupun fasilitas-fasilitas yang
langsung berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu,
fasilitas merupakan faktor penting di dalam penyelenggaraan proses
pendidikan dan pengajaran.
Dengan demikian fasilitas yang dimiliki suatu sekolah akan sangat
membantu dalam penentuan kemajuan lembaga pendidika tersebut.
Namun sebaliknya apabila fasilitas dan sarana pendidikan dan pengajaran
itu kurang, maka hal ini akan dapat menjadi penghambat atau kendala bagi
maju dan berkembangnya lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Adapun fasilitas yang dimiliki MI Nurul Hidayah meliputi fasilitas
gedung sebagai tempat belajar yang tersedia dengan baik, karena di
samping telah tersedia ruangan kelas yang cukup untuk pembelajaran,
dilengkapi pula dengan ruangan lain seperti ruangan perpustakaan, ruang
kepala sekolah, ruang guru, dan lain sebagainya.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MI Nurul Hidayah
ditampilkan dalam tabel berikut :
40
Tabel 3.5
Daftar Sarana dan Prasarana
NO Jenis
Prasarana
Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
Kondisi
Baik
Jumlah
Ruang
kondisi
Rusak
Kategori kerusakan
Rusak
ringan
Rusak
sedang
Rusak
berat
1. Ruang kelas 6 - 6 6 - -
2. Perpustakaan 1 - - - - -
3. Ruang Lab.
IPA
- - - - - -
4. R. Lab.
Biologi
- - - - - -
5. R. Lab. Fisika - - - - - -
6. R. Lab. Kimia - - - - - -
7 R. Lab.
Komputer
- - - - - -
8. R. Lab. Bahasa - - - - - -
9. Ruang kantor 1 - - - - -
10. Ruang Guru 1 - - - - -
11. R. Tata Usaha - - - - - -
12. R. Konseling - - - - - -
13. Tempat
Beribadah
1 - - 1 - -
14. Ruang UKS - - - - - -
15. Jamban/WC 5 - - 5 - -
16. Gudang _ - - - - -
17. Ruang
Sirkulasi
- - - - - -
18. Tempat
Olahraga
1 - - - - -
19. kesiswaan - - - - - -
20. Ruang Lainya - - - - - -
Sedangkan untuk sarana dan prasarana mebelair MI Nurul Hidayah
memiliki beberapa perlengkapan sebagai berikut:
41
Tabel 3.6
Daftar Mebelair
Jenis Kursi
Guru
Meja
Guru Almari
Papan
Tulis
Kursi
Murid
Meja
Murid
Rak
Buku
Meja
Tamu
Baik 9 9 7 6 55 90 1 1
Rusak - - - - - - - -
9. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Trenten sebagai satuan
pendidikan dasar di lingkungan Kementrian Agama perlu menyusun KTSP
Madrasah Ibtidaiyah yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
Acuan yang digunakan dalam penyusunan KTSP ini meliputi satndar isi,
standar kompetensi lulusan dan panduan penyusunan KTSP dari Badan
Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hidayah dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
Melalui KTSP Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah ini diharapkan
pelaksanaan program-program pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah sesuai dengan karakteristik potensi, dan kebutuhan peserta didik.
Untuk itu, penyusunannya perlu melibatkan seluruh warga madrasah
(Kepala, Guru, Karyawan, Murid) dan pemangku kepentingan lain
(Komite Madrasah, Orang Tua Murid, Masyarakat, Lembaga-lembaga
lain).
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) MI
Nurul Hidayah selengkapnya adalah:
42
a. Menjalankan ajaran agama Islam sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
b. Mencerminkan sikap dan perbuatan yang Islami dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Memiliki Akhlak yang mulia.
d. Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif dengan
bimbingan guru.
e. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, aman dan memanfaatkan
waktu lain.
f. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
g. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis
dan berhitung.
h. Menunjukkan kecintaan dak kepedulian terhadap lingkungan.
i. Memiliki kemampuan untuk menghafalkan Surah-surah pendek yang
ditentukan oleh Madrasah.
j. Menunjukkan kreatifitas melalui seni budaya dan keterampilan.
k. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin dan bertanggung jawab.
l. Menunjukkan kecintaan dan kegemaran membaca Al-qur’an.
m. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
n. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri
sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
o. Memiliki kemauan keras untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
43
10. Muatan Kurikulum
Berdasarkan Standar Isi yang dikembangkan oleh BNSP,
Kebijakan Kanwil Kementrian Agama Propinsi Jawa Tengah, Kebijakan
Kandepag Kabupaten Magelang dan hasil rapat internal Komite Madrasah,
mata pelajaran yang dikembangkan oleh Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah Trenten dideskripsikan sebagai berikut:
a. Komponen Mata Pelajaran
1) Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Hidayah meliputi sub mata pelajaran: Qur’an
Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI).
2) Pendidikan Kewarganegaraan
3) Bahasa Indonesia
4) Bahasa Arab
5) Matematika
6) Ilmu Pengetahuan Alam
7) Ilmu Pengetahuan Sosial
8) Seni dan Budaya
9) Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
b. Komponen Muatan Lokal
Pengembangan muatan lokal Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Hidayah didasarkan pada Kebijakan Gubernur Jawa Tengah,
44
Kebijakan Kandepag Kabupaten Magelang dan hasil rapat komite
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah. Atas dasar beberapa aturan
tersebut muatan lokal yang dikembangkan oleh Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Hidayahterdiri dari atas pelajaran sebagai berikut:
1) Bahasa Jawa
2) Bahasa Inggris
3) Baca Tulis Al-Qur’an
c. Komponen Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengapresiasikan diri sesuai dengan kebutuhan,minat, bakat,
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Bentuk kegiatan
pengembangan diri Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah berupa:
1) Shalat Dhuha
2) Tadarus Al Qur’an dan seni baca Al-Qur’an
3) Layanan Bimbingan Konseling
4) Kepramukaan
5) Seni Rebana
6) Arabic
7) English Conversation
45
B. Paparan Data Per Siklus
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran fiqih semester II tahun
ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan dalam beberapa siklus. Penelitian
menggunakan jam mata pelajaran fiqih sesuai dengan jadwal pelajaran fiqih
kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten
Magelang
Tabel 3.7
Waktu Pelaksanaan
Siklus Tanggal
Kegiatan siklus I 7 Januari 2016
Kegiatan siklus II 12 Januari 2016
1. Siklus I
Pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Plan)
1) Menentukan waktu pelaksanaan tindaka kelas siklus pertama yaitu
pada tanggal 7 Januari 2016.
2) Mempersiapkan materi fiqih pokok bahasan sholat idain
3) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Penyusunan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran yang akan
digunakan pada siklus I.
4) Mempersiapkan lembar observasi.
5) Mempersiapkan lembar soal ulangan untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa.
46
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Tindakan kelas siklus I berlangsung selama 2 pertemuan(2 x 35
menit). Siswa yang hadir sebanyak 15 siswa. Materi yang diajarkan
dalam pertemuan ini adalahsholat idain. Langkah-langkah siklus I
adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Apersepsi :
Mengajak semua siswa berdoa untuk mengawali pelajaran
(mengkondisikan siswa).
Motivasi :
a) Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang
dilakukan pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak
berangkat ke sekolah.
b) Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang di lingkungan mana
siswa hidup.
c) Bertanya tentang macam-macam sholat sunah yang di ketahui
oleh siswa.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Meminta siswa untuk menyebutkan macam-macam sholat
sunah.
47
b. Mengajak siswa secara lebih mendalam belajar tentang sholat
idain.
c. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
(1) Mengajak siswa untuk melakukan prakek wudhu yang benar.
(2) Mengajak siswa berdoa setelah selesai wudhu.
(3) Guru memberikan contoh bacaan dan gerakan sholat idain
yang tepat dan diikuti oleh siswa.
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
(1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan baik dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik, Memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber,
(2) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, siswa
diminta untuk mempraktekkan sendiri sholat idain.
(3) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, siswa
diminta mengerjakan soal yang telah dibuat oleh guru,
48
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
b) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
c) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri
pelajaran
d) Guru mengucapakan salam.
c. Observasi (Observe)
Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil
pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati meliputi keaktifan
siswa, perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Sedangkan kegiatan atau aktifitas guru yang diamati antara lain cara
berinteraksi dengan siswa, penggunaan metode yang tepat dan cara
penyampaian materi yang tepat. Data yang dikumpulkan pada
pelaksanaan siklus I adalah hasil observasi proses pembelajaran dan
hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data terkumpul
menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan belum sesuai
keinginan peneliti.
d. Refleksi (reflaction)
Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan
beberapa keberhasilan yang dicapai,diantaranya:
49
1) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan
peneliti.
2) Sebagian siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran yang
berlangsung.
3) Sebagian siswa sudah dapat menjawab soal-soal yang diberikan
peneliti.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran
namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut,
diantaranya:
1) Di antaranya masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dan
sedikit mengabaikan materi pembelajaran karena mengalami
kesulitan dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan sebagian
siswa kurang memahami soal dalam menjawab pertanyaan.
2) Penggunaan waktu kurang efektif.
3) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih
kurang.
Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan
beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya
tidak terjadi kekurangan yang sama.
2. Siklus II
Siklus kedua dilaksanaakan pada 12 Januari 2016 pada jam
pelajaran fiqih. Pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
50
a. Perencanaan (Plan)
1) Mempersiapkan materi fiqih dengan topik sholat idain
2) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
demonstrasi, Tanya jawab, inquiry sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
3) Mempersiapkan lembar observasi
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Tindakan kelas siklus II berlangsung selama 2 kali pertemuan (2
x 35 menit). Siswa yang hadir sebanyak 15 siswa. Berikut langkah
kegiatan tindakan kelas siklus II:
1) Kegiatan Awal
a) Guru memberikan salam
b) Sebelum memulai pelajaran guru mengkondisikan kelas
c) Berdoa bersama sebelum memulai pelajaran (pembiasaan)
d) Absensi
e) Mengulas kembali pelajaran siklus I
2) Kegiatan Inti
a) Sebelum mempelajaripokok bahasan selanjutnya, siswa ditanya
terlebih dahulu tentang waktu yang tepat mengerjakan sholat
idain.
b) Siswa diminta untuk menyebutkan hal-hal yang dilakukan
sebelum sholat idain.
51
c) Siswa diminta bersama-sama untuk mengucapkan lafal
takbiran.
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal
yang belum dipahami.
e) Siswa mengerjakan Post Tes.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pelajaran
b) Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri
pelajaran
c) Guru mengucapkan salam
c. Observasi (observe)
Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil
pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati sama pada siklus I.
Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap kinerja
peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa terhadap materi
yang telah diajarkan.
Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah hasil
observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses
pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil
evaluasi dan hasil pengamatan mengalami sedikit kenaikan
dibandingkan dengan siklus I.
52
d. Refleksi (reflaction)
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran
pada siklus kedua ini, peneliti dapat menemukan beberapa
keberhasilan yang dicapai adalah penggunaan waktu yang sudah
efektif, Siswa yang memperhatikan penjelasan peneliti sudah sesuai
dengan yang diharapkan, Siswa telah aktif mengikuti proses
pembelajaran yang berlangsung.
53
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Keadaan Pra Tindakan sebelum Penerapan Pembelajaran Shalat Idain
dengan Metode Demonstrasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi prestasi belajar fiqih dengan
materi sholat idain di MI Nurul Hidayah Trenten. Sistem pembelajaran yang
berlangsung masih satu arah dimana guru masih berperan sebagai orang yang maha
tahu dan sumber dari segala pengetahuan bagi siswa, sehingga selama proses
pembelajaran berlangsung keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang atau
dapat dikatakan bahwa siswa cenderung pasif. Selain itu, siswa juga kurang
berantusias dalam mengikuti pelajaran yang ditunjukkan dengan masih sedikitnya
siswa yang mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
Data yang diperoleh dari observasi kondisi awal, hasil nilai ulangan masih
banyak siswa yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal. Berikut
adalah hasil belajar fiqih siswa kelas IV MI Nurul Hidayah Trenten yang
berjumlah 15 anak.
Tabel. 4.1.
Daftar Nilai Pra Siklus
No Nama Nilai Keterangan
1 Siti Nasikah 50 TT
2 Rendi Pradita 75 T
3 Doni Romadhon 50 TT
4 Hani Prasetyani 75 T
54
5 Ibnu Mutaqin 60 TT
6 Ihsan Budi Setyawan 80 T
7 Miftahurohim 60 TT
8 Abdul Gufron 69 T
9 Arunia Ilma Zahra 75 T
10 Chairilia Eka Safitri 75 T
11 Datik Zuli Nasihah 55 TT
12 Diki Pranata 50 TT
13 Nurul Munayani 50 TT
14 Riski Anugrah 60 T
15 Fauzan Aditya F 50 TT
Jumlah 949
6 tuntas, 9
belum
Rata-rata 63
Persentase ketuntasan 6/15 x 100% = 40%
Keterangan : T = Tuntas
TT= Tidak Tuntas
Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa ketuntasan belajar anak
hanya 40%. Dengan demikian ketuntasan belajar masih jauh dari yang diharapkan.
Apabila data tersebut dibuat diagram maka menjadi bentuk sebagai berikut:
Gambar 4.1. Diagram Prestasi Belajar Prasiklus
0%
20%
40%
60%
80%
PRASIKLUS
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
55
B. Analisis Data Persiklus
1. Siklus I
Untuk melaksanaka nkegiatan pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi ini dengan menggunakan siklus, baik siklus I maupun
siklus II. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Pelaksanaan pada siklus I inipun dilaksanakan dengan tahapan-
tahapan sebagaiberikut:
a. Perencanaan
Berdasarkan hipotesis tindakan dan identifikasi masalah, maka
peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan menerapkan
metode demonstrasi yang bertujuan agar pesertadidik memahami
terhadap materi yang disampaikan, sehingga pembelajaran bisa lebih
efektif dan prestasi belajar peserta didik dapat meningkat. Selanjutnya
peneliti bersama kolaborator melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menyusun skenario pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian
kegiatan
2) Menyusun Lembar Observasi peserta didik .
3) Mempersiapkan materi atau bahan yang digunakan pada kegiatan
pembelajaran.
4) Menyusun soal evaluasi yang akan dipergunakan untuk mengukur
prestasi belajar peserta didik .
56
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, pendidik melakukan
kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dalam skenario pembelajaran
(RPP). Pada awal pembelajaran, pendidik membuka pelajaran dengan
memotivasi dan mengadakan tanya jawab dengan mengajukan beberapa
pertanyaan yang berhubungan dengan shalat. Setelah pendidik
memberikan gambaran materi yang akan dibahas dan menyampaikan
tujuan pembelajaran, pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik
-peserta didik untuk membaca materi, kemudian pendidik memberikan
penjelasan tentang materi sholat Idain.
Peserta didik memperhatikan pendidik dalam menjelaskan
materi. Pendidik memutar slide demi slide yang menjelaskan materi
sholat idain. Beberapa peserta didik yang belum begitu memahami
materi mengajukan pertanyaan, namun ada beberapa peserta didik yang
hanya diam dan terlihat masih bingung. Ada juga beberapa peserta didik
yang terlihat masih malu dalam mengutarakan pertanyaan. Ada juga
peserta didik yang pasif dan kurang konsen pada pembelajaran serta
tidak berminat mengikuti pelajaran.
Di dalam melaksanakan pembelajaran pendidik juga sering
melontarkan pertanyaan serta meminta anak didik untuk bertanya
mengenai hal-hal yang belum jelas serta meminta peserta didik yang lain
untuk maju. Apabila ada pertanyaan dari peserta didik maka pendidik
57
meminta peserta didik yang sudah memahami untuk mempraktekkan apa
yang ditanyakan tersebut.
Pada akhir siklus I ini pendidik memberikan klarifikasi dan
apresiasi (pujian) terhadap jawaban peserta didik-peserta didik, dan
kemudian mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi pelajaran.
Selanjutnya peserta didik mempersiapkan diri untuk melaksanakan tes
formatif yang diberikan oleh pendidik guna mengetahui tingkat
penguasaan materi pelajaran yang baru dibahas di dalam kelas.
c. Observasi
Peneliti sebagai pengamat atau observator melakukan
pengamatan terhadap jalannya pembelajaran dan keaktifan peserta didik
selama proses kegiatan belajar mengajar. Peneliti melakukan pengamatan
terhadap pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran, metode
yang digunakan, pemberian penguatan, memotivasi peserta didik dan
keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Peneliti juga melakukan pengamatan secara cermat terhadap
aktivitas peserta didik dengan menggunakan lembar observasi peserta
didik yang telah disiapkan terlebih dahulu. Aspek keaktifan meliputi
memperhatikan penjelasan pendidik dengan serius, mengerjakan tugas
yang diberikan serta mencatat dan merangkum materi, dan aktif dalam
tanya jawab.
58
1) Hasil proses
Selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM),
pendidik telah melaksanakan sesuai dengan skenario
pembelajaran(RPP) yang telah dibuat. Sedangkan peneliti dengan
menggunakan data hasil observasi mencatat beberapa kejadian
penting, antara lain keaktifan peserta didik dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dengan
menggunakan metode demonstrasi masih kurang optimal. Hal ini
ditunjukkan dengan masih adanya beberapa peserta didik yang masih
pasif, masih mengobrol dengan teman disampingnya, kurang
memperhatikan penjelasan pendidik dan kurang konsen pada saat
pembelajaran serta tidak berminat mengikuti pelajaran.
2) Prestasi Belajar
Peneliti menetapkan ketuntasan nilai minimal adalah 70,
artinya peserta didik dinyatakan tuntas apabila telah mencapai nilai
70 atau lebih. Sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas apabila telah
mencapai 85 %.
Nilai Prestasi belajar peserta didik dalam siklus I diambil dari
nilai tes evaluasi peserta didik pada akhir siklus. Namun untuk
melihat apakah ada peningkatan prestasi peserta didik pada siklus I
ini, maka peneliti juga mengumpulkan data nilai peserta didik pada
pre-test.
59
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan nilai tes akhir siklus I, ternyata
dalam siklus I dengan menggunakan metode demonstrasi, proses
pembelajaran yang berlangsung mulai terlihat efektif, hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya keaktifan peserta didik selama pembelajaran
berlangsung, walaupun masih ada beberapa peserta didik yang masih
pasif, tidak memperhatikan penjelasan pendidik, dan masih banyak
peserta didik yang tidak malu bertanya saat mengalami kesulitan serta
masih malu ketika diminta pendidik untuk menjadi sebagai sukarelawan
untuk mempraktekkan. Hal ini dikarenakan hal – hal sebagai berikut:
1) Peserta didik masih terpengaruh dengan metode pembelajaran yang
lama
2) Penjelasan pendidik terlalu cepat
3) Kemungkinan pengaturan kelas yang kurang baik sehingga peserta
didik kurang jelas melihat cara pendidik mengajar
4) Pendidik dalam hal bertanya kepada peserta didik dan meminta
peserta didik sebagai sukarelawan kurang merata, sehingga belum
semua peserta didik ikut aktif dalam proses pembelajaran.
Karena masih adanya beberapa kekurangan dalam proses
pembelajaran pada siklus I ini, maka berdampak pada kurangnya tingkat
pemahaman peserta didik. Hal ini bisa dilihat dari data hasil belajar
peserta didik pada siklus I yang menunjukkan bahwa indikator
60
ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal belum tercapai. Berikut
adalah hasil pembelajaran siklus I
Tabel 4.2.
Daftar Nilai Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1 Siti Nasikah 40 TT
2 Rendi Pradita 80 T
3 Doni Romadhon 60 TT
4 Hani Prasetyani 75 T
5 Ibnu Mutaqin 65 TT
6 Ihsan Budi Setyawan 90 T
7 Miftahurohim 70 TT
8 Abdul Gufron 75 T
9 Arunia Ilma Zahra 80 T
10 Chairilia Eka Safitri 80 T
11 Datik Zuli Nasihah 60 TT
12 Diki Pranata 55 TT
13 Nurul Munayani 55 TT
14 Riski Anugrah 80 T
15 Fauzan Aditya F 55 TT
Jumlah 1020 7 tuntas, 8
tidak tuntas
Rata-rata 68
Persentase ketuntasan 7/15x100%= 46,67
Dengan demikian persentase pertemuan pertama siklus I adalah
sebagai berikut:
a) Prosentase siswa yang telah tuntas belajar
Banyak siswa = 15 siswa
Siswa yang telah tuntas = 7 siswa
Persentase siswa yang telah tuntas belajar
= %67,46%100
15
7x
61
b) Prosentase siswa yang belum tuntas
Siswa yang belum tuntas = 8 siswa
Prosentase siswa yang belum tuntas = %33,53%10015
8x
Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram ketuntasan belajar
siklus 1 adalah sebagai berikut.
Gambar 4.2. Diagram Prestasi Belajar Siklus I
Pada pembelajaran siklus I ini masih ada 8 peserta didik
(53,33%) yang belum tuntas belajar dengan nilai dibawah 70, sedangkan
peserta didik yang sudah tuntas belajar ada peserta didik (46,67%)
dengan nilai diatas 70. Ini berarti pada perbaikan pembelajaran siklus I
belum tuntas secara klasikal, dikarenakan belum mencapai 85%.
Dari hasil observasi pada siklus I ini, selanjutnya peneliti
melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I,
mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di kelas
dengan melakukan tindakan selanjutnya.
Peneliti harus meningkatkan cara pembelajaran untuk memotivasi
peserta didik sehingga peserta didik bisa menjadi lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Dan agar proses pembelajaran dapat berjalan
40,00%
45,00%
50,00%
55,00%
siklus I
tuntas
tidak tuntas
62
dengan baik dan dapat mencapai indikator keberhasilan, peneliti juga
berupaya supaya suasana di dalam kelas menjadi lebih menyenangkan.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti didapatkan
beberapa solusi untuk digunakan sebagai rumusan dalam upaya
perbaikan terhadap proses pembelajaran pada siklus II dengan metode
demonstrasi pada materi sholat idain MI Nurul Hidayah Trenten. Upaya-
upaya tersebut antara lain sebagai berikut:
a) Menyusun kembali skenario pembelajaran (RPP) dan soal tes untuk
siklus II
b) Pendidikakan menjelaskan lebih pelan dan jelas
c) Pendidik akan mensetting tempat pembelajaran dengan berbentuk
baris/shof sehingga semua peserta didik bisa melihat semua apa yang
didemontrasikan oleh pendidik serta peserta didik yang lain.
d) Peserta didik langsung diminta untuk malaksanakan praktek sholat
idain.
Dalam penelitian pembelajaran siklus I ini, meskipun belum
tuntas secara klasikal namun sudah tampak adanya peningkatan semangat
dan keseriusan peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Menurut hasil
observasi yang dilakukan peneliti, sebagian besar peserta didik merasa
cocok dan senang dengan penggunaan metode demonstrasi.
63
2. Siklus II
a. Perencanaan
Dari hasil refleksi siklus I memperlihatkan, bahwa pembelajaran
fiqih materi sholat idain telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan
dengan adanya data tentang peningkatan aktivitas dan prestasi belajar
peserta didik, sebagaimana disebutkan di atas. Namun, peningkatan
tersebut belum mencapai standar yang ditetapkan, sehingga perlu
diadakan perencanaan lanjutan untuk tindakan siklus II.
Pada siklus II ini peneliti membuat rencana perbaikan
pembelajaran yang merupakan kelanjutan dari siklus I. Pada siklus II ini
peneliti merencanakan akan melaksanakan perbaikan dengan lebih
mengaktifkan peserta didik. Peneliti memberikan variasi-variasi kecil
agar peserta peserta didik tidak jenuh dan proses pembelajaran menjadi
lebih menarik.
Peneliti menyusun kembali skenario pembelajaran (RPP) dan
soal tes siklus II. Peneliti juga akan mengupayakan untuk memberikan
penjelasan lebih pelan, serta berusaha untuk lebih meningkatkan peran
serta peserta didik dengan memberikan kesempatan yang sama dan jauh
lebih besar kepada peserta didik untuk mempraktekkan materi yang
diajarkan dan membuat pertanyaan serta meringkas materi yang
diajarkan. Tidak lupa pendidik mensetting tempat pembelajaran dengan
membentuk baris/shof sehingga semua peserta didik dapat melihat
64
semua apa yang dilakukan oleh prakktekan atau pendidik dalam
mepraktekkan materi yang diajarkan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus II ini peneliti lebih menekankan pada penjelasan
materi yang masih belum jelas dan peserta didik yang masih kurang
aktif dalam kelompoknya masing-masing. Agar semua peserta didik
aktif dan memperhatikan, pendidik selalu memberi penjelasan yang
mendetail.
Skenario pembelajaran pada siklus II sama halnya dengan
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Ketika masing-masing peserta
didik sudah mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan, peserta
didik juga diminta untuk mencatat materi atau meringkas materi. Peserta
didik juga diberi kesempatan untuk bertanya kepada pendidik apabila
belum memahami materi yang disampaikan. Bahkan, pendidik
memberikan kesempatan untuk membenarkan apabila ada anak yang
salah yang dipraktekkan oleh teman yang lain salah. Di akhir
pembelajaran semua peserta didik diberikan tes akhir siklus.
c. Observasi
Selama proses pembelajaran peneliti berhasil melakukan observasi
terhadap kegiatan pembelajaran siklus II. Dari lembar observasi dapat
diketahui bahwa hasil penelitian masalah siklus II ini sudah jauh lebih
baik daripada perbaikan pembelajaran siklus I.
65
1) Hasil Proses
Pada siklus II ini peserta didik sudah aktif dalam kegiatan
belajar mengajar. Peserta didik lebih semangat, antusias dan serius
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik. Peserta didik
pun sudah bisa melakukan pembelajaran dengan baik.
2) Hasil Belajar Peserta didik
Setelah dilakukan tes atau penilaian di akhir pembelajaran
siklus II, ternyata hasil belajar peserta didik sudah mengalami
peningkatan dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dengan
adanya perolehan nilai yang lebih baik dibandingkan pada
pembelajaran siklus I. Jumlah peserta didik yang tuntas pun
meningkat sampai 93,33%. Dan hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran Fiqih dengan metode demonstrasi berhasil.
Setelah dilakukan penelitian di akhir pembelajaran pada siklus
II, hasilnya sudah memenuhi harapan yang diinginkan oleh peneliti
karena hampir seluruh peserta didik mencapai tuntas minimal,
sehingga tuntas belajar klasikal juga tercapai.
d. Refleksi
Berdasarkan data yang didapat dari pelaksanaan siklus II
menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan yaitu aktivitas
dan prestasi belajar peserta didik. Dalam penelitian perbaikan
pembelajaran ini, sudah tuntas secara klasikal dan sudah nampak adanya
peningkatan semangat dan keseriusan peserta didik dalam mengikuti
66
pelajaran. Menurut pengamat, semua peserta didik sudah cocok dengan
metode demonstrasi. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar peserta
didik menunjukkan peningkatan dari siklus I. Sedangkan ketuntasan
belajar peserta didik pada siklus II ini secara klasikal juga meningkat
dengan presentase ketuntasan 93,33%.
Berikut adalah hasil hasil belajar materi sholat Idain anak kelas
IV MI Nurul Hidayah Trenten Candimulyo Magelang.
Tabel 4.3.
Daftar Hasil Nilai Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1 Siti Nasikah 60 TT
2 Rendi Pradita 85 T
3 Doni Romadhon 90 T
4 Hani Prasetyani 85 T
5 Ibnu Mutaqin 85 T
6 Ihsan Budi Setyawan 75 T
7 Miftahurohim 85 T
8 Abdul Gufron 80 T
9 Arunia Ilma Zahra 75 T
10 Chairilia Eka Safitri 95 T
11 Datik Zuli Nasihah 85 T
12 Diki Pranata 85 T
13 Nurul Munayani 75 T
14 Riski Anugrah 80 T
15 Fauzan Aditya F 85 T
Jumlah 1225 1Tidak tuntas,
14 Tuntas
Rata-rata 81,67
Persentase ketuntasan 14/15 x 100% = 93,33%
Berdasarkan data diatas, ketuntasan secara klasikal mencapai
93,33%. Semua anak telah mendapatkan nilai sesuai dengan KKM.
67
Dengan demikian persentasenya adalah sebagai berikut:
1) Prosentase siswa yang telah tuntas belajar
Banyak siswa = 20 siswa
Siswa yang telah tuntas = 14 siswa
Persentase siswa yang telah tuntas belajar
= %33,93%100
15
14x
2) Prosentase siswa yang belum tuntas
Siswa yang belum tuntas = 1 siswa
Prosentasesiswa yang belum tuntas = %67,6%10015
1x
Apabila digambarkan dalam bentuk diagram, maka ketuntasan
pada siklus II ini akan berbentuk sebagai berikut:
Gambar 4.3. Diagram Prestasi Belajar Siklus II
Dari hasil refleksi siklus II ini menunjukkan bahwa proses
pembelajaran fiqih materi sholat idain pada kelas IV MI Nurul Hidayah
Trenten Candimulyo Magelang dengan menggunakan metode
demonstrasi telah berhasil, untuk itu siklus dihentikan.
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
siklusII
tuntas
tidak tuntas
68
C. Pembahasan Dan Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Setelah
Diadakan Pembelajaran Dengan Metode Demonstrasi
1. Siklus I
Partisipasi siswa dalam pembelajaran agak baik dibandingkan
sebelum dilakukan penilaian pembelajaran. Siswa sangat tertarik dengan
metode mengajar guru. Namun ada beberapa siswa yang masih takut untuk
bertanya saat mengalami kesulitan, dan masih belum aktif mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru.
Semangat siswa dalam perbaikan pembelajaran masih rendah,
banyak siswa yang kurang memperhatikan arahan guru. Dari hasil penelitian
di akhir perbaikan pembelajaran siklus I walaupun masih ada beberapa
siswa yang belum mencapai ketuntasan yaitu 7 anak, sehingga ketuntasan
secara klasikal hanya mencapai 46,67% sedangkan ketuntasan minimal
secara klasikal yang harus dicapai adalah 85 %, namun dari data terlihat
sudah ada peningkatan prestasi siswa pada siklus I dibandingkan sebelum
perbaikan.
Berdasarkan data, peningkatan hasil belajar maupun proses
pembelajaran, terjadi peningkatan. Peningkatan ini disebabkan oleh
penggunaan metode demonstrasi yang tidak seperti biasanya, guru dalam
menjelaskan materi lebih jelas dan pelan, siswa diatur dalam beberapa
kelompok walaupun dalam kelompok tersebut anak masih mengalami
kebingungan.
69
Adapun kinerja guru pada siklus I sudah berjalan dengan baik.
Untuk indikator yang termasuk pembukaan, guru sudah baik hanya pada
mengatur kelas dan memotivasi anak yang termasuk kategori baik.
Sedangkan indikator yang lain dalam pembukaan sudah mendapatkan nilai
sangat baik.
2. Siklus II
Untuk pelaksanaan siklus II, guru lebih memotivasi dan memacu
siswa untuk memperhatikan setiap langkah yang ada dalam metode
demonstrasi sehinggga siswa paham dan pada akhirnya semua siswa bisa
menikmati dan merasa senang dengan metode demonstrasi ini dan siswa
pun menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Langkah–langkah
perbaikan tindakan yang dilakukan pada pembelajaran siklus II ini memberi
dampak yang positif pada peningkatan prestasi siswa.
Ada peningkatan keseriusan siswa dalam pembelajaran. Semua
siswa mengerjakan tugas guru. Semangat siswa mulai meningkat sehingga
siswa berusaha untuk memperhatikan penjelasan tentang materi.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran siklus II mengalami
peningkatan dibanding siklus I. Dari hasil penelitian pada pembelajaran
siklus II ini terlihat adanya peningkatan prestasi dibandingkan perbaikan
pembelajaran sebelumnya (siklus I). Rata-rata ketuntasan klasikal 93,33%
sehingga ketuntasan klasikal sudah tercapai karena ketuntasannya sudah
lebih dari 85%.
70
Kinerja guru pada siklus II ini sudah sangat baik. Ini dapat dilihat
dari nilai yang dihasilkan. Berdasarkan hasil penelitian indikator
pembukaan, inti sampai penutup mencapai nilai yang sangat baik.
Meningkatnya hasil prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah faktor eksternal dan faktor internal yaitu
bakat, minat, karakteristik belajar anak, dan lingkungan sekitar serta stategis
atau metode dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran.
(Slameto:1996)
Dari pendapat diatas diketahui bahwa prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu
faktor dari luar diri siswa seperti metode dan media yang digunakan guru
dalam pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yaitu metode
demonstras. Berdasarkan hasil penelitian metode demonstrsi dapat
meningkatkan prestasi belajar.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang meningkatkan
pembelajaran Shalat Idaindengan metode Demonstrasi di kelas IV MI Nurul
Hidayah Trenten Candimulyo Magelang tahun 2015/2016 dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar siswa cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari mulai pra
tindakan ke siklus I, dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata sebelum
menggunakan metode demontrasi adalah 63,33 dengan peresentase ketuntasan
40%, yaitu sebanyak enam siswa tuntas dengan persentase ketuntasannya 40%,
dan sembilan siswa tidak tuntas persentase ketuntasan 60%. Pada siklus I nilai
rata-rata 68 dengan persentase ketuntasan siswa tuntas sebanyak tujuh siswa
(46,67%), siswa tidak tuntas 8 anak (53,33%). Nilai tertinggi 90 dan nilai
terendahnya 40. Sedangkan untuk siklus II nilai rata-rata 81,67 dengan siswa
tuntas 14 anak persentasenya 93,33%, siswa tidak tuntas 1 anak (6,67%). Nilai
tertinggi pada siklus II ini adalah 95, dan nilai terendahnya 60. Nilai rata-rata dari
siklus I dan siklus II mencapai 74,83 kategori baik dan sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal.
72
B. Saran
Ada beberapa saran yang peneliti sampaikan kepada guru terkait untuk
perubahan dan perbaikan di antaranya adalah:
1. Guru diharapkan dapat mengembangkan kemampuan untuk mendeteksi
berbagai persoalan sehari-hari pada saat pembelajaran yang menghambat
pencapaian kompetensi mata pelajaran. Jika ada persoalan pembelajaran
dikelas yang sekiranya mampu diselesaikan oleh guru hendaknya perlu
dikembangkan alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
2. Guru hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilaksanakannya. Salah satunya dengan menerapkan metode yang bervariasi
dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan semangat
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Guru senantiasa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan
nyaman bagi siswa dengan menjalin komunikasi yang baik.
4. Guru juga dapat menggunakan metode Demonstrasi sebagai salah satu
alternatif metode pembelajaran untuk mendorong prestasi belajar siswa dalam
proses pembelajaran yang nantinya akan memudahkan peserta didik dalam
memahami dan mengingat pelajaran serta dapat menjadikan peserta didik
lebih fokus dalam mengikuti pelajaran.
5. Guru yang sudah baik dalam memberikan pembelajaran agar supaya
dipertahankan
73
C. Penutup
Syukur alhamdulillah peneliti haturkan kehadirat Allah SWT karena
penelitian dan penulisan laporan dalam bentuk skripsi ini telah dapat peneliti
selesaikan. Hasil penelitian ini hanya sebagian dari upaya yang dapat
dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan prestasi belajar siswa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
meskipun saya telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk
menyajikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan, kesempurnaan
dan meningkatkan pengetahuan saya. Penulis berharap semoga karya sederhana
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
AF, Munawwir dan Adib Bisri. 1999. Kamus Al-Bisri: Indonesia-Arab, Arab-
Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif
Ali, Muhammad. 2007. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Alipandie, Imansyah. 1984. Buku Pegangan Guru Didaktik Metodik Pendidikan
Umum. Surabaya: Usaha Nasional
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Ash-Shidqy, T.M Hasbi. 1996. Pengantar Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang
Asnawir, dan M. Basyirudin Usman. 2002. Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat
Press
Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Direktorat Pendidikan pada Madrasah. 2006. Standar Isi Madrasah Ibtidaiyah,
Jakarta: Departemen Pendidikan
Djamrah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar, cet ke 2.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ghony, Djunaidi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN-Malang Press
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:
Remaja Rosdakarya,
Nasution, S., M. A. 1995. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Salim, Yenny dan Peter Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain System Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada
Silberman, Melvin L. 2004. Active Learning Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia Dan Nuansa
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung:
Alfabeta
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekata Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia
Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamrah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
NAMA SEKOLAH : Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah
MATA PELAJARAN : Fiqih
KELAS / SEMESTER : IV / 2
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami Ketentuan Shalat Id
B. KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan macam-macam shalat Id
C. INDIKATOR
Dapat menyebutkan hukum shalat Idul Fitri
Dapat menyebutkan hukum shalat Idul Adha
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat :
Membaca pengertian Shalat Id
Memahami penjelasan tentang hukum shalat Id
E. MATERI POKOK
Shalat Idul Fitri dan Idul Adha
F. METODE PEMBELAJARAN
Demonstrasi
Tanya jawab
Ceramah
Penugasan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal
Apersepsi :
Mengajak semua siswa berdoa untuk mengawali pelajaran
(mengkondisikan siswa).
Motivasi :
a. Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan
pada pagi hari sejak bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah.
b. Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang di lingkungan mana siswa
hidup.
c. Bertanya tentang macam-macam sholat sunah yang di ketahui oleh siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
i. Meminta siswa untuk menyebutkan macam-macam sholat sunah.
ii. Mengajak siswa secara lebih mendalam belajar tentang sholat idain.
iii. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
i. Mengajak siswa untuk melakukan prakek wudhu yang benar.
ii. Mengajak siswa berdoa setelah selesai wudhu.
iii. Guru memberikan contoh bacaan dan gerakan sholat idain yang tepat
dan diikuti oleh siswa.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
i. Memberikan umpan balik positif dan penguatan baik dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik, Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
ii. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan, siswa diminta untuk
mempraktekkan sendiri sholat idain.
iii. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, siswa diminta
mengerjakan soal yang telah dibuat oleh guru,
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran
d. Guru mengucapakan salam.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
a. Buku Fiqih kelas IV, Zaenuri Siroj Musni Sri Dariyah, Bintang Books 2011
b. LKS
c. Buku-buku lain yang relevan.
I. PENILAIAN
a. Teknik penilaian
- Tes tertulis
b. Bentuk penilaian
- Pilihan Ganda (terlampir)
Mengetahui,
Kepala Madrasah
A.H. Khorul Anam, S.Pd.I.
Trenten, 7 Januari 2016
Mahasiswa
Slamet Nasihin
NIM. 11409099
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
NAMA SEKOLAH : Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah
MATA PELAJARAN : Fiqih
KELAS / SEMESTER : IV / 2
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Memahami Ketentuan Shalat Id
B. KOMPETENSI DASAR
Mendemonstrasikan tata cara shalat Id
C. INDIKATOR
Dapat mempraktikkan shalat Idul Fitri
Dapat memahami hukum shalat Idul Adha
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat :
Memahami dan mempraktikan Shalat Id
Memahami tentang hukum shalat Id
E. MATERI POKOK
Cara Shalat Idul Fitri dan Idul Adha
F. METODE PEMBELAJARAN
Demonstrasi
Tanya jawab
Ceramah
Penugasan
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal (Apersepsi)
Apersepsi :
a) Guru memberikan salam
b) Sebelum memulai pelajaran guru mengkondisikan kelas
c.Berdoa bersama sebelum memulai pelajaran (pembiasaan)
d. Absensi
e. Mengulas kembali pelajaran siklus I
Motivasi :
a. Mengajak siswa bertanya jawab tentang pelajaran pertemuan sebelumnya.
b. Mengajak siswa untuk menyebutkan macam-macam sholai idain .
2. Kegiatan Inti
b. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
c. Siswa diminta untuk menyebutkan pengertian sholat idain.
d. Siswa diajak menghafalkan niat sholat idain.
e. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
f. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Mengajak siswa untuk melakukan praktik sholat idain.
b. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa secara lisan untuk
mengetahui seberapa pahamnya mereka tentang sholat idain.
g. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan baik dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik, Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan, siswa diminta untuk
mempraktekkan sendiri sholat idain.
Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, siswa diminta
mengerjakan soal yang telah dibuat oleh guru,
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan materi tentang sholat idain.
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. Guru bersama siswa membaca hamdalah untuk mengakhiri pelajaran
e. Guru mengucapakan salam.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
a. Buku Fiqih kelas IV, Zaenuri Siroj Musni Sri Dariyah, Bintang Books 2011
b. LKS
c. Gambar orang shalat Id
I. PENILAIAN
4. Teknik penilaian
- Tes tertulis
5. Bentuk penilaian
- Pilihan Ganda (terlampir)
Mengetahui,
Kepala Madrasah
A.H. Khorul Anam, S.Pd.I.
Trenten, 12 Januari 2016
Mahasiswa
Slamet Nasihin
NIM. 11409099
LEMBAR OBSERVASI
PEMBELAJARAN SHALAT IDAIN DENGAN METODE DEMONSTRASI
PADA MATA PELAJARAN FIQIH
Pertemuan : Ke-1
Siklus : I (satu)
Hari/tanggal : Kamis,7 Januari 2016
Waktu : 07.00 – 08.25
Observer : Slamet Nasihin
No Indikator
Terealisasi
Ya Tidak
1 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru √
2 Siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar √
3 Siswa bertanya kepada teman ketika mengalami kesulitan
mengerjakan soal.
√
4 Siswa mengemukakan pendapat atau gagasan √
5 Siswa memperhatikan penjelasan guru √
6 Siswa serius dalam mengikuti pembelajaran √
7 Siswa mampu menyimpulkan hasil pembelajaran √
8 Siswa mampu menyebutkan macam-macamShalat idain √
9 Siswa mampu menulis kaligrafi √
10 Siswa masih menyontek teman sebangku √
11 Siswa punya rasa tanggung jawab √
12 Siswa mau berfikir √
13 Siswa minat dengan pelajaran Fiqih √
14 Siswa minat dengan metode Demonstrasi √
15 Siswa senang diberikan tugas √
Trenten, 7 Januari 2016
Observer
Slamet Nasihin
NIM. 11409099
LEMBAR OBSERVASI
PEMBELAJARAN SHALAT IDAIN DENGAN METODE DEMONSTRASI
PADA MATA PELAJARAN FIQIH
Pertemuan : Ke-2
Siklus : II (dua)
Hari/tanggal : Selasa, 12 Januari 2016
Waktu : 07.00 – 08.25
Observer : Slamet Nasihin
No Indikator
Terealisasi
Ya Tidak
1 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru √
2 Siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar √
3 Siswa bertanya kepada teman ketika mengalami kesulitan
mengerjakan soal.
√
4 Siswa mengemukakan pendapat atau gagasan √
5 Siswa memperhatikan penjelasan guru √
6 Siswa serius dalam mengikuti pembelajaran √
7 Siswa mampu menyimpulkan hasil pembelajaran √
8 Siswa mampu menyebutkan macam-macamShalat idain √
9 Siswa mampu menulis kaligrafi √
10 Siswa masih menyontek teman sebangku √
11 Siswa punya rasa tanggung jawab √
12 Siswa mau berfikir √
13 Siswa minat dengan pelajaran Fiqih √
14 Siswa minat dengan metode Demonstrasi √
15 Siswa senang diberikan tugas √
Trenten, 12 Januari 2016
Observer
Slamet Nasihin
NIM. 11409099