PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT DENGAN...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT DENGAN...
PENINGKMATERI SHALAT
DENGAN METODE DEMONSTRASI MTs MA’ARIF 3 GRABAG
TAHUN AJARAN 2016/2017
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
JURUSAN PENDIDIKAN FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIHSHALAT JENAZAH DAN SHALAT JAMA
DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWAMTs MA’ARIF 3 GRABAG MAGELANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : SITI NUR FADHILAH
NIM 111 13 158
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ATAN HASIL BELAJAR FIQIH JENAZAH DAN SHALAT JAMAK
PADA SISWA KELAS VII MAGELANG
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
ii
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung”.(QS. Ali-Imron : 200)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, aku persembahkan skripsi ini untuk :
Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sarmidi dan Ibu Awaryuni yang tak kenal lelah
berkorban dan berdo’a untukku hingga aku menjadi seperti ini;
Kakak-kakakku tercinta Wiwik Setyaningsih & Gunawan Priyandono, Siti Anisah &
Muflikh Sulthon Alsandie, Akhmad Faizin & Wakhidah yang selalu memberikanku
dukungan dan semangat;
Adik-adikku tercinta Khanif Fatkhurrahman, Adnan Wildan Muhammad, Faris
Naufal Hanan, Fina Raudhatul Jannah, dan Lufan Nur Muhammad yang selalu
kurindukan kehadirannya;
Sahabat-sahabatku tercinta Istriyani, Masruroh, Zuni Ma’rifah, Dwi Mayawati, Siti
Ariyanti, Sopiya Nurrohmah, Laelatul Jannah, Novi Dian Ammaliya, Ashiyatul
Lailiyah Fauzi, Naryanti, Nur Kholifah, Afra Fadlilah Meylima;
Mahasiswa angkatan 2013 PPTI Al-Falah yang ku sayang;
Saudara dan Kerabat seperjuangan di PPTI Al-Falah;
Dan semua teman-teman yang ku sayang.
iii
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Tuhan Semesta Alam yang telah
memberi nikmat begitu melimpah dan tanpa batas.Sehingga rasa syukur hanya patut
dihaturkan kepada-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada baginda
Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua mendapat syafaatnya di yaumul
qiyamah. Amin.
Penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Peningkatan
Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Jenazah dan Shalat Jamakdengan Metode
Demonstrasi pada Siswa Kelas VII MTs Ma’arif 3 Grabag Magelang Tahun Ajaran
2016/2017”. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekeliruan
dan kekurangan.Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Dengan selesainya skripsi ini,penulis menyadari betul banyak peran dari pihak
lain yang telah membantu selesainya skripsi ini baik bantuan langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa
terimakasih kepada :
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
4. Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Muh. Hafidz, M.Ag.
v
5. Dosen Pembimbing Akademik Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil.
6. Kedua orangtua yang selalu berkorban dan bekerja keras demi keberhasilan
penulis, Bapak Sarmidi dan Ibu Awaryuni tercinta.
7. Pengasuh PPTI Al-Falah Alm. Bapak KH. Zoemri RWS, Ibu Nyai Hj. Latifah
Zoemri beserta keluarga yang telah membina, mendidik dan mencurahkan
ilmunya kepada penulis. Semoga keberkahan selalu menyertai mereka.
8. Asatid – asatidzah yang dengan ikhlas menyalurkan ilmu pengetahuannya.
9. Kepala MTs Ma’arif 3 Grabag, Bapak H. Aris Djawadir yang telah memberikan
ijin penelitian kepada penulis.
10. Bapak Andi M, S.Pd.I selaku guru pengampu mata pelajaran fiqih kelas VII MTs
Ma’arif 3 Grabag.
11. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam
penulisan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
untuk perbaikan skripsi ini.
Salatiga, 1September 2017
Penulis
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung”.(QS. Ali-Imron : 200)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, aku persembahkan skripsi ini untuk :
Kedua orang tuaku tercinta Bapak Sarmidi dan Ibu Awaryuni yang tak kenal lelah
berkorban dan berdo’a untukku hingga aku menjadi seperti ini;
Kakak-kakakku tercinta Wiwik Setyaningsih & Gunawan Priyandono, Siti Anisah &
Muflikh Sulthon Alsandie, Akhmad Faizin & Wakhidah yang selalu memberikanku
dukungan dan semangat;
Adik-adikku tercinta Khanif Fatkhurrahman, Adnan Wildan Muhammad, Faris
Naufal Hanan, Fina Raudhatul Jannah, dan Lufan Nur Muhammad yang selalu
kurindukan kehadirannya;
Sahabat-sahabatku tercinta Istriyani, Masruroh, Zuni Ma’rifah, Dwi Mayawati, Siti
Ariyanti, Sopiya Nurrohmah, Laelatul Jannah, Novi Dian Ammaliya, Ashiyatul
Lailiyah Fauzi, Naryanti, Nur Kholifah, Afra Fadlilah Meylima;
Mahasiswa angkatan 2013 PPTI Al-Falah yang ku sayang;
Saudara dan Kerabat seperjuangan di PPTI Al-Falah;
Dan semua teman-teman yang ku sayang
vii
ABSTRAK
Fadhilah, Siti Nur. 2017. Peningkatan Hasil Belajar FiqihMateri Shalat Jenazah dan Shalat Jamakdengan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas VII MTs Ma’arif 3 Grabag Magelang Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.Jurusan Pendidikan Agama Islam.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M.Ag.
Kata Kunci : hasil belajar Fiqih dan metode Demonstrasi
Fiqih merupakan pendidikan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sangatdibutuhkan agar dalam pelaksanaan ibadah sehari-hari sesuai dengan syariat Islamdan menjadi bekal dalam hidup peserta didik.Pendidik yang profesional harus pandai dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi agar siswa termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan pada akhirnya output yang didapatkan akan maksimal.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih materiShalat Jenazah dan Shalat Jamak pada siswa kelas VII MTs Ma’arif 3 Grabag Magelang Tahun Ajaran 2016/2017.
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Langkah – langkah dalam PTK ini adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Dengan objek penelitian adalah siswa kelas VIIsebanyak 40 siswa dan satu orang guru yaitu bapak Andi M, S.Pd.I.
Hasil penelitian pra siklus tahun ajaran sebelumnya menunjukan siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa dalam persen sebesar 34,2%. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa dalam persen sebesar 57,5%. Sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 40 siswa dalam persen sebesar 100%. Hal ini menunjukan bahwa penggunaanmetode pembelajaran Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih materi ShalatJenazah dan Shalat Jamakpada siswa kelas VII MTs Ma’arif 3 Grabag Magelang Tahun Ajaran 2016/2017.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN
KESEDIAAN PUBLIKASI.......................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................................iii
PENGESAHAN KELULUSAN...............................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................................v
KATA PENGANTAR...............................................................................................vi
ABSTRAK.................................................................................................................viii
DAFTAR ISI..............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL......................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................10
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................10
ix
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan .........................................................10
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................11
F. Definisi Operasional ...................................................................................12
G. Metode Penelitian .......................................................................................15
H. Sistematika Penulisan................................................................................. 22
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ...............................................................................................24
1. Pengertian Belajar ................................................................................24
2. Pengertian Hasil Belajar........................................................................25
3. Ciri-ciri Belajar ....................................................................................26
4. Teori-teori Belajar ................................................................................28
5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ..............................32
B. Mata Pelajaran Fiqih ...................................................................................33
1. Pengertian Fiqih ....................................................................................33
2. Sumber-sumber Fiqih ...........................................................................34
3. Objek Fiqih ...........................................................................................34
4. Kegunaan Ilmu Fiqih ............................................................................35
5. Mata Pelajaran Fiqih ............................................................................36
6. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih ................................................................36
7. Materi Mata Pelajaran Fiqih .................................................................37
C. Materi Shalat Jenazah .................................................................................37
x
1. Definisi Shalat Jenazah...........................................................................37
2. Syarat-syarat Shalat Jenazah...................................................................38
3. Rukun Shalat Jenazah.............................................................................38
4. Shalat Ghaib ...........................................................................................39
5. Tata Cara Shalat Jenazah.........................................................................39
D. Materi Shalat Jamak ......................................................................................41
1. Definisi Shalat Jamak ..............................................................................41
2. Macam-macam Shalat Jamak ..................................................................41
3. Syarat Shalat Jamak..................................................................................42
4. Tata Cara Shalat Jamak ............................................................................42
E. Metode Demonstrasi......................................................................................44
1. Pengertian Metode Demonstrasi ............................................................44
2. Langkah-langkah dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi ..........44
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi .................................45
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ............................................................................................47
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I .....................................................55
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ...................................................60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 65
1. Siklus I .....................................................................................................65
xi
2. Siklus II....................................................................................................68
B. Pembahasan.....................................................................................................71
1. Siklus I ....................................................................................................71
2. Siklus II ..................................................................................................75
3. Peningkatan Siklus I ke Siklus II ...........................................................79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................81
B. Saran..............................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Shalat Jenazah
Tabel 3.1Jumlah Siswa MTs Ma’arif 3 Grabag
Tabel 3.2 Daftar Guru dan Staff MTs Ma’arif 3 Grabag
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas VII A MTs Ma’arif 3 Grabag
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus II
Tabel 4.3 Pembahasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 4.4 Pembahasan Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Tabel 4.5 Peningkatan Siklus I ke Siklus II
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3 : Materi Shalat Jenazah dan Shalat Jamak
Lampiran 4 : Pedoman Pengamatan Guru
Lampiran 5 : Soal Evaluasi
Lampiran 6 : Nilai Praktek Shalat Jenazah dan Shalat Jamak
Lampiran 7 : Gambar Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi
Lampiran 9 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 11 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 12 : Tata Tertib Sekolah
Lampiran 13 : Daftar Nilai SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting sehingga tidak dapat
terlepas dari kehidupan manusia. Dalam bahasa Arab, pendidikan diistilahkan
degan ta’lim(pengajaran) dan tarbiyah yang sesuai dengan firman Allah SWT
dalam QS. Al-Baqarah:31,
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"(QS. Al-Baqarah : 31).
Menurut al-Attas yang dikutip oleh Langgulung (1992:4-5), bahwa
ta’lim yang berarti pengajaran hanyalah dalam arti sempit dari
pendidikan.Sedangkan kata tarbiyah memiliki arti lebih luas dibanding
dengan ta’lim.
Pendidikan dalam arti sempit bermakna bahwa pendidikan merupakan
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga tempat
mendidik (mengajar) dengan metode tertentu. Lain halnya dengan pendidikan
2
dalam arti luas, karena ini meliputi pendidikan seumur hidup dan pendidikan
alam (segala lingkungan) (Soyomukti, 2010:28-40).
Menurut Muhajir yang dikutip oleh Kadir dkk (2012: 30), pendidikan
berasal dari bahasa Yunani, paedagogy bermakna seorang anak yang pergi
dan pulang sekolah diantar seorang pelayan.Sedangkan dalam bahasa Inggris,
pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan
melatih intelektual.
Dengan demikian kedudukan pendidikan sangat penting agar moral
menjadi lebih baik dan meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik.
Agar peserta didik memiliki karakter yang baik maka perlu ditanamkan sejak
dalam keluarga karena keluarga merupakan pendidikan pertama yang diterima
oleh peserta didik. Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempat pertama
dan utama untuk pertumbuhan dan perkembangannya karena pada dasarnya
fungsi keluarga adalah sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh,
mensosialisasikan dan mengembangkan kemampuan agar berguna bagi diri
sendiri, keluarga, dan masyarakat (Muslich, 2011: 98).
Dalam Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas yang dikutip oleh Kadir dkk (2012: 62), dijelaskan bahwa
pengertian dari pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan spiritual
3
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha
memanusiakan manusia agar menjadi pribadi yang benar sesuai dengan norma
dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga berguna bagi
bangsa, agama, dan negara.
Mengingat betapa pentingnya pendidikan maka sudah menjadi
kewajiban setiap orang tua untuk mendidik anak mereka dengan sebaik-
baiknya.Keluarga merupakan pendidikan pertama sehingga segala tindakan
orang tua menjadi panutan bagi anak mereka.Oleh karena itu, orang tua harus
berperilaku edukatif dan dapat menjadi teladan dengan akhlaq yang
mulia.Dalam GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) dijelaskan bahwa
anak merupakan generasi penerus bagi bangsa, maka harus dibina dan dididik
agar menjadi insan yang berkualitas, unggul, dan berguna bagi bangsa
(Mansur, 2005:10).
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal sebagai
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dalam proses belajar
mengajar, terkadang terdapat permasalahan yang dapat menghalangi
keberhasilan belajar. Faktor penyebab hal tersebut dapat karena kurangnya
profesional guru dalam mengajar, perbedaan kemampuan dari masing-masing
siswa, atau karena metode pembelajaran yang kurang tepat.
4
Dalam lembaga pendidikan berbasis Islam, tentu di dalamnya terdapat
pendidikan agama salah satunya Fiqih. Pendidikan Fiqih sangat penting
adanya karena ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari seperti shalat.
Dengan adanya pendidikan Fiqih, siswa dapat mengetahui ilmu, cara, dan
dasar pelaksanaan ibadah sehari-hari. Hal tersebut menjadikan anak
melakukan ibadah sesuai dengan syari’at Islam.Sehingga dalam diri siswa
perlu ditanamkan pendidikan agama semaksimal mungkin untuk bekal dalam
hidupnya. Dengan adanya mata pelajaran Fiqih, dapat membentuk pribadi
siswa menjadi insan yang islami dengan cara menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari dan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Secara bahasa, shalat adalah do’a. Sedangkan secara syara’, shalat
adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan
takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam (Yasa dan Abdullah, 2015:62).
Nabi Muhammad SAW bersabda :
ين ,ن ي الد اد م ع ة ال الص ين ,من أقمها فـقد أقام الد ومن هدمها فـقد هدم الد
“Shalat adalah tiang agama, barangsiapa menunaikannya berarti ia telah menegakkan agama, dan barangsiapa meninggalkannya berarti ia telah merobohkan agama.”
Dengan hadis tersebut, dapat menjadi motivasi bagi umat Islam dalam
melaksanakan shalat dan beribadah dengan tulus karena Allah
SWT.Sesungguhnya shalat memiliki kekuatan tanha ‘anil fakhsya wal munkar
seperti yang tercantum dalam QS. Al-Ankabut: 45,
5
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat.Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”(QS. Al-Ankabut: 45)(Umar, 2014:20-21).
Ayat diatas mengandung hikmah bahwa orang yang melaksananakan
shalat dapat terhindar dari segala perbuatan keji dan mungkar.
Dalam kaitannya, shalat jenazah berbeda dengan shalat fardhu atau
sunnah yang lain. Shalat jenazah dilakukan dalam keadaan berdiri dengan
empat takbir dan dua salam. Hukum dari shalat jenazah adalah fardhu kifayah
artinya wajib dikerjakan oleh sebagian kaum muslimin, dan ketika sudah ada
yang mengerjakannya maka hukum wajibnya gugur bagi muslim yang lain.
Sehingga dengan hal tersebut ketika ada orang yang meninggal, tidak semua
orang menyalatkannya.Mayoritas dilaksanakan oleh para mudin, orang-orang
tertentu dan keluarga.Karena masih banyak masyarakat yang sedang belajar
mengenai shalat jenazah. Sama halnya dengan shalat jamak, masyarakat juga
perlu mengetahui tentang shalat jamak. Shalat jamak adalah mengumpulkan
6
dua shalat fardhu yang dilakukan secara berurutan dalam satu waktu. Hukum
melakukan shalat jamak adalah mubah bagi orang yang dalam perjalanan dan
mencukupi syarat-syarat. Terkait dengan hal tersebut maka siswa harus
diberikan bimbingan dan pengajaran mengenai shalat jenazah dan shalat
jamak agar dapat mengaplikasikannya dengan benar sesuai dengan syari’at
Islam dan memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan keterangan yang didapat dari guru pengampu mata
pelajaran Fiqih kelas VII MTs Ma’arif 3 Grabag Magelang tahun 2016, lebih
dari 50% siswa yang nilainya belum memenuhi standar KKM indikator
sekolah. Keterangan tersebut dapat ditunjukan dengan hasil nilai sebagai
berikut:
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Shalat Jenazah
NO NAMA NILAI
1. Siswa 1 65
2. Siswa 2 50
3. Siswa 3 70
4. Siswa 4 55
5. Siswa 5 85
7
6. Siswa 6 70
7. Siswa 7 65
8. Siswa 8 50
9. Siswa 9 75
10. Siswa 10 95
11. Siswa 11 50
12. Siswa 12 75
13. Siswa 13 50
14. Siswa 14 50
15. Siswa 15 60
16. Siswa 16 65
17. Siswa 17 70
18. Siswa 18 60
19. Siswa 19 80
20. Siswa 20 95
8
21. Siswa 21 60
22. Siswa 22 70
23. Siswa 23 75
24. Siswa 24 80
25. Siswa 25 75
26. Siswa 26 75
27. Siswa 27 65
28. Siswa 28 50
29. Siswa 29 70
30. Siswa 30 80
31. Siswa 31 65
32. Siswa 32 75
33. Siswa 33 60
34. Siswa 34 60
35. Siswa 35 70
9
Melihat dari data di atas masih banyak siswa yang nilainya belum
mencapai KKM indikator sekolah sehingga guru memerlukan metode yang
tepat agar siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
metode Demonstrasi guru dapat memperagakan shalat jenazah dan shalat
jamakdi depan kelas sehingga para siswa memperhatikan dan dapat
memahami bacaan serta gerakan shalat jenazah dan shalat jamak.
Faktor penyebab kurang pahamnya siswa terhadap materi shalat
jenazah dan shalat jamakadalah karena metode pembelajaran yang kurang
tepat, kurangnya membaca dan kurangnya keaktifan siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung. Siswa masih kesulitan dalam menghafal gerakan
dan bacaan shalat jenazah danshalat jamak.Sehingga guru memerlukan
metode Demonstrasi atau praktek untuk meningkatkan hasil belajar siswa
ketika kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian di MTs Ma’arif 3 Grabag dengan judul:
Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Shalat Jenazah dan Shalat
Jamak dengan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas VII MTs Ma’arif 3
Grabag Magelang TahunAjaran 2016/2017.
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan penelitian, yakni: apakah dengan metode Demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar Fiqih materi Shalat Jenazah dan Shalat Jamak
pada Siswa Kelas VII MTs Ma’arif 3 Grabag Magelang Tahun Ajaran
2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui
penggunaan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Fiqh
materi Shalat Jenazah dan Shalat Jamak pada siswa kelas VII MTs Ma’arif 3
Grabag Magelang Tahun Ajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling
tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui
PTK(Mulyasa, 2011: 63).
Hipotesis tindakan dalam penelitian sangat terkait dengan rumusan
masalah penelitian. Sehingga dapat dikatakan hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah: metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil
11
belajar Fiqih materi Shalat Jenazah dan Shalat Jamak pada siswa kelas VII
MTs Ma’arif 3 Grabag Magelang Tahun Ajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Demonstrasi dapat dikatakan efektif apabila
indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang dapat
dirumuskan penulis adalah:
a. Siswa dapat mempraktekkan shalat jenazah dan shalat jamak sesuai
dengan syari’at Islam baik dalam lafadh maupun gerakan. Sehingga
siswa dapat memahami dan mengamalkannya.
b. Terdapat peningkatan dalam hasil belajar siswa melalui praktek
shalat jenazah dan shalat jamak.
c. Lebih dari 85% dari jumlah siswa kelas VII MTs Ma’arif 3 Grabag
Magelang memperoleh nilai minimal 75 sesuai dengan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimum) indikator sekolah dengan praktek
shalat jenazah dan shalat jamak.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang penulis paparkan, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Dengan metode Demonstrasi diharapkan penelitian ini dapat mendukung
majunya pendidikan Fiqih di Indonesia.
12
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Guru
1) Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar,
khususnya guru mata pelajaran Fiqih.
2) Dapat meningkatkan kreativitas guru dalam menyajikan
pembelajaran.
3) Dapat diperoleh metode yang tepat dalam menyajikan materi
pembelajaran.
b. Untuk Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi.
2) Memberi motivasi dan semangat untuk memperhatikan penjelasan
guru.
3) Melalui metode Demonstrasi, memudahkan siswa untuk
memahami dan mempraktekkan shalat jenazah dan shalat jamak.
c. Untuk Madrasah
1) Sebagai masukan bagi madrasah dalam penggunaan metode
yang dapat menjadikan siswa aktif sebagai penunjang proses
pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
2) Meningkatkan kualitas pendidikan Fiqih di sekolah.
13
F. Definisi Operasional
Definisi-definisi operasional menunjukkan hubungan antara variabel,
seperti kata pengaruh, hubungan, kontribusi, dampak dan sebagainya. Istilah
ini perlu mendapatkan pendefinisian secara operasional sebab akan
menunjukkan kegiatan yang akan dilakukan terutama kegiatan yang
berkenaan dengan era penganalisisan dan pengolahan data (Yousda dan
Arifin, 1992:33). Agar tidak terdapat perbedaan antara penafsiran dengan
maksud utama penulisan dalam penggunaan kata pada judul, maka akan
dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut :
1. Hasil Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2014: 140) yang dikutip Tampubolon
bahwa hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap, serta keterampilan.Sedangkan menurut Dimyati dan
Mudjiono (2002: 36) yang dikutip oleh Tampubolon bahwa hasil belajar
adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar, dan
biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku siswa yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik (Tampubolon, 2014: 140-141).
2. Mata Pelajaran Fiqih
14
Mata Pelajaran Fiqih adalah salah satu bagian mata pelajaran
pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam
yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan, pengalaman dan pembiasaan
(Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005: 46).
3. Shalat Jenazah
Shalat jenazah adalah shalat yang dilakukan karena meninggalnya
muslim atau muslimah. Hukum dari shalat jenazah adalah fardhu kifayah
artinya wajib dikerjakan oleh sebagian kaum muslimin, dan apabila sudah
ada yang mengerjakannya maka gugur kewajiban bagi muslim yang lain.
Shalat jenazah dilakukan dengan empat takbir dan dua salam dalam
keadaan berdiri (Ibrahim dan Darsono, 2009:87).
4. Shalat Jamak
Shalat Jamak adalah mengumpulkan dua shalat fardhu yang dilakukan
secara berurutan dalam satu waktu. Hukum dari shalat jamak adalah
mubah(Ibrahim dan Darsono, 2009: 100).
5. Metode Demonstrasi
Metode secara harfiah berarti cara. Metode secara umum diartikan
sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan
tertentu.
15
Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
Tujuannya adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan
memperlihatkan cara melakukan sesuatu (Fathurrahman dan Sutikno,
2007:62).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang penulis ambil adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya (Arikunto dkk, 2006: 58).Alasan utama
pemilihan rancangan PTK dikarenakan peneliti dapat secara langsung
terlibat dalam proses penelitian.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Ma’arif 3 Grabag
Magelang.Alasan mengambil subjek siswa kelas VII dikarenakan
kurangnya belajar dan perhatian siswa kepada guru saat menjelaskan
materi sehingga berdampak kurangnya hasil belajar siswa di kelas VII.
16
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di MTs Ma’arif 3 Grabag, tepatnya di desa
Kleteran, Kecamatan Grabag, Kota Magelang.
4. Langkah-langkah Penelitian
Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan PTK ini. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Prof. Suharsimi Arikunto, langkah-langkah
pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan, yang meliputi kegiatan:
1) Pengamatan terhadap hasil belajar siswa pada pertemuan yang lalu
2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
belajar siswa
3) Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan
4) Menyiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang akan
digunakan.
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan penelitian yaitu
kegiatan belajar mengajar di kelas seperti yang telah disusun dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilaksanakan saat kegiatan kedua
dilaksanakan. Kedua tahap ini tidak dapat dipisahkan karena akan
mempengaruhi hasil akhir penelitian.
17
d. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk mengungkapkan kembali apa
yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah mengobservasi
kelemahan dan kekurangan pada siklus I, menyusun rencana perbaikan
pada siklus II.
Keempat kegiatan tersebutdigambarkan dengan skema siklus
PTK sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Gambar 1.1 Skema siklus PTK (Arikunto dkk, 2006: 74).
Permasalahan
nn
Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan/p
engumpulan
data I
Refleksi I
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/p
engumpulan
data II
Refleksi II
Apabila
permasalahan
belum selesai
Dilanjutkan siklus
berikutnya
18
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah-langkah pertama yang
dilakukan dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang
dilakukan adalah:
1) Menyiapkan materi shalat jenazah dan shalat jama’
2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
materi shalat jenazah dan shalat jamak
3) Menganalisis berbagai materi tentang shalat jenazah dan
shalat jamakagar sesuai dengan indikator pembelajaran
4) Menyiapkan lembar nilai tes untuk praktek shalat jenazah
dan shalat jamak.
5) Menyiapkan lembar observasi untuk guru
6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan
indikator pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan ini merupakan penerapan dari
metode Demonstrasi yang telah direncanakan sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.Dalam
pelaksanaannya terdapat tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
19
c. Pengamatan
Pengamatan yaitu suatu kegiatan mengamati semua
peristiwa yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung sampai berakhirnya proses pembelajaran.
Pengamatan tersebut meliputi melihat dengan seksama,
mendengar dengan penuh konsentrasi, dan mengamati metode
yang digunakan dengan teliti dan kritis.Untuk memaksimalkan
pengamatan, guru dan peneliti memperhatikan setiap gerakan
yang dilakukan para siswa. Dengan adanya pengamatan pada
siswa maka guru dan peneliti akan mengetahui seberapa besar
tingkat pemahaman materi dan ketepatan gerakan siswa
terhadap materi yang diajarkan. Pengamatan tidak hanya
ditujukan kepada siswa, tetapi juga ditujukan kepada guru yang
mengajar.Dalam hal ini, peneliti hanya meneliti guru yang
mengajar dan para siswa. Peneliti tidak ikut campur dalam
proses pembelajaran yang berlangsung namun hanya sekedar
mengamatinya. Dari pengamatan tersebut peneliti akan
mengetahui kekurangan dari proses pembelajarannya.
Sehingga dalam siklus selanjutnya dapat memperbaiki
kekurangan tersebut.
20
d. Refleksi
Refleksi ini dilakukan dengan menganalisis hasil dari
pengamatan sejauh mana tingkat perubahan siswa antara
sebelum dan sesudah menggunakan metode Demonstrasi.Guru
juga dianalisis oleh peneliti ketika mengajar di dalam
kelas.Dengan adanya refleksi dapat memperbaiki tindakan
pada siklus II dan seterusnya.
5. Instrumen Penelitian
a. Pedoman atau Lembar Pengamatan
Digunakan untuk mengamati kegiatan secara langsung
dalam proses pembelajaran Fiqih materi shalat jenazah dan
shalat jamakdi kelas VII. Hasil dari observasi berupa catatan
lapangan yang menggambarkan proses kegiatan pembelajaran.
b. Soal Evaluasi
Evaluasi yang digunakan yaitu berupa tes (praktek
shalat jenazah dan shalat jamak), karena data yang dibutuhkan
berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target
kompetensi setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Tujuan peneliti menggunakan praktek adalah untuk melatih
keaktifan siswa agar mau membaca, memahami, menghafal,
dan mempraktekkan shalat jenazah dan shalat jamak.
21
c. Dokumentasi
Dibutuhkan untuk menyimpan bukti kegiatan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran. Dokumentasi ini berupa
dokumen kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari penelitian
berupa foto-foto atau gambar, nilai, soal, dan materi.
6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dibantu oleh
guru mata pelajaran Fiqih. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati karakter siswa dalam
proses pembelajaran.
b. Tes
Tes ini digunakan untuk memperoleh data-data berupa nilai
yang berhubungan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa
sebagai tolok ukur kemampuan dan pemahaman siswa dalam
pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk merekam kegiatan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran berupa foto, nilai, soal, dan
materi.
22
7. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka
analisis data yang dilakukan dengan menganalisis dan merefleksi
setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang telah
dilakukan.Penelitian ini dianalisis untuk mengetahui hasil akhir
dari setiap siklus.
Presentase ketuntasan belajar yang peneliti harapkan adalah
85% atau lebih dari jumlah siswa kelas VII. Sehingga dapat
menggunakan rumus:
P= ������ ����� ���� ������
������ �����× 100%
H. Sistematika Penulisan
Agar dapat memberi gambaran yang lebih jelas tentang keseluruhan
isi dari skripsi ini, maka sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini adalah sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan. Bab ini memuat: Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis dan Indikator Keberhasilan,
Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika
Penulisan. Bab ini bertujuan mengantarkan pembaca untuk mengetahui
tentang apa, mengapa dan bagaimana penelitian dilakukan.
23
Bab II: Kajian Pustaka. Mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu Hasil belajar, Mata Pelajaran
Fiqih, Materi Shalat Jenazah dan Shalat Jamak, dan Metode Demonstrasi.
Bab III: Pelaksanaan Penelitian. Bagian ini berisi tentang pelaksanaan
penelitian meliputi Subjek Penelitian, Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus
I, Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II.
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menyajikan hasil
penelitian sesuai dengan urutan penelitian dan pembahasan setiap selesai
penelitian pada setiap siklusnya.
Bab V: Penutup. Bagian ini meliputi kesimpulan dan saran.
24
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2008:36) yang dikutip oleh Sam’s,
belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya
interaksi individu dengan lainnya. Belajar adalah perubahan kemampuan
dan disposisi seseorang yang dapat dipertahankan dalam suatu periode
tertentu dan bukan hasil dari proses pertumbuhan. Menurut Galloway
(1976:76) juga dikutip oleh Sam’s, belajar sebagai perubahan tingkah laku
yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil.
Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning (1975)
mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah
laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
Sutikno (2004:5) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang agar mendapatkan perubahan baru
sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya
(Fathurrohman dan Sutikno, 2007:5).
25
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar mengandung tiga hal
pokok, yaitu: belajar mengakibatkan perubahan kemampuan atau perilaku,
perubahan kemampuan atau perilaku yang terjadi bersifat menetap, dan
perilaku disebabkan karena hasil dari latihan atau pengalaman. Karena
dengan belajar seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap tertentu. Perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari
proses belajar disebut hasil belajar.
2. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2014: 140) yang dikutip Tampubolon
bahwa hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap, serta keterampilan(Tampubolon, 2014: 140).
Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (1974:49-50) yang dikutip
oleh Sam’s hasil belajar adalah suatu kemampuan berupa keterampilan
dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang
diperoleh. Ada lima kemampuan yang diperoleh seseorang sebagai hasil
belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi, kognitif, informasi verbal,
keterampilan motorik dan sikap.
Hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan orang
berubah dalam perilaku, sikap dan kemampuannya.Kemampuan-
kemampuan yang menyebabkan perubahan tersebut menjadi kemampuan
26
kognitif yang meliputi pengetahuan dan pemahaman, kemampuan sensori-
motorik dan kemampuan dinamik-afektif.
Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, Bloom (1979:7)
membagi ke dalam tiga kawasan yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor.Ranah kognitif berkaitan dengan tujuan pembelajaran dalam
kaitannya dengan kemampuan berpikir, mengetahui dan memecahkan
masalah.Ranah afektif berkenaan dengan tujuan-tujuan yang berkenaan
dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi.Ranah psikomotor berkenaan
dengan keterampilan motorik dan manipulasi bahan atau objek (Sam’s,
2005:33-35).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami
proses pembelajaran yang diukur melalui pengetahuan, pemahaman,
maupun pengaplikasian yang diraih siswa dan merupakan tingkat
penguasaan setelah menerima pengalaman belajar yang ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka.
3. Ciri-ciri Belajar
Dalam kegiatan belajar Djamarah (2011:15-16) membagi beberapa
ciri belajar yaitu sebagai berikut:
27
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Bahwa individu menyadari terjadinya perubahan dalam
dirinya, misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,
kecakapannya bertambah, dan kebiasaanya bertambah.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan
yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu
terjadi karena usaha yang dilakukan individu.Sehingga semakin
banyak usaha belajar yang dilakukan maka semakin banyak dan
semakin baik pula perubahan yang diperoleh.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Berarti bahwa perubahan yang terjadi dalam proses belajar
bersifat menetap sehingga akan menghasilkan tingkah laku setelah
belajar yang bersifat menetap.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah
Berarti bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan
yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah
laku yang benar-benar disadari.
28
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui proses
belajar meliputi seluruh tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu,
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan
sebagainya (Djamarah, 2011:15-16).
4. Teori-teori Belajar
Dalam belajar juga terdapat teori-teori belajar yaitu sebagai berikut:
Menurut Djamarah (2011:17-26), terdapat beberapa teoridalam
belajar yaitu: Pertama, teori belajar menurut ilmu jiwa daya. Para ahli
ilmu jiwa daya mengemukakan suatu teori bahwa manusia memiliki daya-
daya. Daya tersebut dimanfaatkan dengan cara melatihnya, seperti daya
mengingat, daya berpikir, daya fantasi. Sehingga pengaruh dari teori ini
adalah ilmu pengetahuan yang didapat hanyalah bersifat hafalan-
hafalan.Teori ini dapat digunakan untuk menghafal rumus, dalil, tahun,
kata-kata asing dan sebagainya.
Kedua, teori tanggapan.Merupakan teori yang beranggapan bahwa
belajar adalah memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-
ulang, dan sejelas-jelasnya.Jika banyak tanggapan berarti dikatakan
pandai, jika sedikit tanggapan berarti dikatakan kurang pandai. Maka
orang pandai berarti orang yang banyak mempunyai tanggapan yang
tersimpan dalam otaknya(Djamarah, 2011:17-18).
29
Ketiga, teori belajar menurut ilmu jiwa Gestalt. Teori ini
berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian.Karena
bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan.Menurut Gestalt, yang
terpenting dalam belajar adalah penyesuaian pertama yaitu mendapatkan
respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting bukan
mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, melainkan mengerti atau
memperoleh insight (pengertian).Keempat, teori belajar dari R. Gagne
yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia
dapat dibagi menjadi lima kategori atau disebut domainds of learning
yaitu:
a. Keterampilan motoris (koordinasi dari berbagai gerakan badan)
b. Informasi verbal (memerlukan intelegensi dalam mengatakan
sesuatu)
c. Kemampuan intelektual (mengadakan interaksi dengan dunia
luar menggunakan simbol-simbol)
d. Strategi kognitif
e. Sikap (Djamarah, 2011:19-22).
Kelima, teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi.Teori
asosiasiberprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari
penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.Dalam aliran ini terdapat
dua teori yaitu teori konektionisme dari Thorndike dan teori conditioning
dari P. Pavlov.
30
a. Teori KonektionismeThorndike
Dalam teori ini makna belajar adalah pembentukan
hubungan antara stimulus dan respon, aksi dengan reaksi.
Antara stimulus dengan respon akan terjadi hubungan yang
erat jika sering dilatih.
b. Teori Conditioning P. Pavlov
Dalam teori ini menyimpulkan bahwa kondisi
lingkungan sekitar akan memunculkan refleks
bersyarat(Djamarah, 2011:23-26).
Lain halnya teori-teori belajar yang dikemukakan oleh Prawira
(2013:249-266) diantaranya adalah: Pertama, teori belajar fisiologis (teori
daya). Bahwa manusia memiliki daya-daya seperti daya pengamatan,
daya perasaan, daya pikiran, daya ingatan, dan lain-lain.Tiap-tiap daya
jiwa digambarkan sebagai petak-petak atau sel terpisah-pisah. Dalam
dunia pendidikan teori daya dipakai sebagai dasar pembelajaran dengan
sistem drill seperti mempelajari bahasa asing.
Kedua, teori belajar Pavlov.Pavlov melakukan percobaan pada
anjing dengan menyediakan makanan kemudia anjing mengeluarkan air
liurnya.Ini membuktikan bahwa anjing merespon adanya makanan
tersebut, dimana makanan sebagai stimulus dan air liur anjing sebagai
respon (Prawira, 2013:249-252).
31
Ketiga, teori belajar koneksionisme Thorndike.Beliau melakukan
eksperimen pada kucing yang sedang kelaparan dimasukkan ke dalam
kerangkeng lalu dilempari makanan di dekat kerangkeng tersebut dan
kucing bergerak kesana kemari ingin keluar dari kerangkeng untuk
mendapatkan makanan tersebut.Dengan dilakukan berulang-ulang
Thorndike menyimpulkan bahwa kucing dalam kerangkeng belajar
membuka pintunya untuk dapat keluar.Sehingga didapatkan hubungan
antara stimulus dan respon (Prawira, 2013:265-266).
Menurut Islamuddin (2012:65-79), teori belajar diantaranya adalah:
Pertama, teori belajar koneksionisme (Thorndike) ini sama dengan yang
dikemukakan oleh Prawira (2013) dengan hasil eksperimen bahwa
ditemukan dua hal pokok yaitu pertama, perlunya motivasi dalam proses
belajar, kedua adanya kepuasan yang akan dicapai oleh respon. Dalam
teori ini terdapat ciri-ciri yaitu 1) ada motif pendorong aktivitas, 2)
terdapat beberapa respon dari suatu situasi, 3) terdapat eliminasi respon-
respon yang gagal atau salah, dan 4) ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai
tujuan (Islamuddin, 2012:65-67).
Kedua, teori belajar conditioning Ivan Petrovich Pavlov.
Conditioning adalah suatu bentuk belajar yang memungkinkan organisme
memungkinkan memberikan respon terhadap suatu rangsangan yang
sebelumnya tidak menimbulkan respon atau suatu proses untuk
mengintroduksi berbagai refleksi menjadi sebuah tingkah laku. Aliran ini
32
mengutamakan perilaku atau perubahan tingkah laku organisme melalui
hubungan stimulus respon, maka dari itu belajar hendaknya
mengkondisikan stimulus agar bisa menimbulkan respon (Islamuddin,
2012:76-79).
Ketiga, teori Gestalt yang berasumsi bahwa apabila individu
dihadapkan dengan pada suatu masalah, maka terjadi ketidakseimbangan
kognitif dan hal tersebut akan terus berlanjut sampai masalah tersebut
terselesaikan. Teori Gestalt ini menggunakan ayam dan simpanse sebagai
eksperimen dengan menggunakan sebuah alat dimana subjek diletakkan
di dalam alat tersebut dan disuruh mencari jalan keluarnya dengan cara
memutarnya (Islamuddin, 2012:98-99).
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
MenurutSlameto (2003: 54) yang dikutipolehTampubolon, faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain:
a. Faktor dari diri siswa
1) Faktor biologis, meliputi kesehatan gizi, pendengaran, dan
penglihatan.
2) Faktorpsikologis, meliputiintelegensi, minatdanmotivasi,
sertaperhatianingatanberpikir.
3) Faktorkelelahan yang meliputikelelahanjasmanidanrohani.
33
b. Faktor eksternal
1) Faktor keluarga, yaitu lembaga pendidikan yang pertama dan
terutama.
2) Faktorsekolah, yang meliputimetodemengajar, kurikulum,
hubungandengan guru dengansiswa, siswadengansiswa,
danberdisiplin di sekolah.
3) Faktormasyarakat, yang
meliputibentukkehidupanmasyarakatsekitar yang
dapatmempengaruhiprestasibelajarsiswa (Tampubolon, 2014:
142).
B. Mata Pelajaran Fiqih
1. Pengertian Fiqih
Fiqih berasal dari bahasa Arab ( فقھ ) yang semula berarti
pengetahuan dan pemahaman. MenurutImam Zahrah, Fiqih berarti
pemahaman yang mendalam lagi tuntas yang dapat menunjukkan tujuan
dari perkataan dan perbuatan.
Imam Zahrah mendefinisikan Fiqih secara istilah adalah ilmu yang
menerangkan hukum syara’ yang amali yang diambil dari dalil-dalilnya
yang tafsili (terperinci) (Salam dan Fathurrohman SW, 1994: 29-31).
Ash-Shidiqiey menukil pendapat Hasan Ahmad al-Khatib yang
mengemukakan bahwa Fiqih Islami adalah sekumpulan hukum syara’
34
yang sudah dibukukan dari berbagai mazhab empat dari mazhab lainnya
dan hukum-hukum yang dinukilkan dari fatwa-fatwa sahabat dan tabi’in
(Salam dan Fathurrohman SW, 1994:43).
2. Sumber-sumber Fiqih
Para Fuqaha menetapkan bahwa sumber-sumber Fiqih itu ada
empat, yaitu: Kitab Allah, Sunnah Rasul, Ijma’, dan Qiyas.Keempat
sumber itu diambil dari QS. An-Nisa’:59
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (An-Nisa’:59) (Salam dan Fathurrohman SW, 1994: 52).
3. Objek Fiqih
Yang menjadi objek Ilmu Fiqih menurut batasan yang dikemukakan
ahli ushul fiqih adalah segala perbuatan, perkataan, dan tindakan para
mukallaf dari segi hukum termasuk hukum yang mensifati perbuatan para
mukallaf (wajib, sunah, makruh, mubah, sah, batal dan sebagainya).
35
Ash-Shidiqiey membagi pembahasan Fiqih diantaranya yaitu:
a. Ibadah, seperti: salat, puasa, haji, jihad, nazar
b. Ahwal as-syahsiyah, seperti: talaq, nafakah, wasiat, pusaka
c. Mu’amalah madaniyah, seperti: jual-beli, sewa menyewa
d. Mu’amalah maliyah, seperti baitul mal
e. Al-‘uqubat, seperti pemeliharaan jiwa, akal
f. Al-ahkam al-murafa’at, seperti gugatan peradilan
g. Al-ahkam as-sultaniyah, seperti persyaratan kepala negarat
h. Al-ahkam ad-duwaliyah seperti hukum perang, tawaran perang (Salam
dan Fathurrohman SW, 1994:45-46).
4. Kegunaan Ilmu Fiqih
Fungsi Fiqih adalah sebagai alat kelengkapan hidup manusia guna
dijadikan pedoman hidupnya, baik dalam kehidupan pribadi maupun
masyarakat.Dengan mempelajari Ilmu Fiqih dapat mengetahui mana yang
diperintahkan mana yang dilarang, mana yang haram, mana yang halal
untuk dilakukan, dan mana yang sah mana yang batal.Dengan Ilmu Fiqih
dapat diketahui aturan-aturan hidup manusia. Ilmu Fiqih berkaitan dengan
urusan ibadah, mu’amalah, ‘uqubah,dan semua yang bersifat
amaliyah(Salam dan Fathurrohman SW, 1994:55-56).
36
5. Mata Pelajaran Fiqih
Mata Pelajaran Fiqih adalah salah satu bagian mata pelajaran
pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam
yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan penggunaan, pengalaman dan pembiasaan
(Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005: 46).
Dengan adanya mata pelajaran Fiqih diharapkan dapat menjadi
motivasi bagi siswa dalam mengaplikasikan hukum Islam dalam
kehidupan sehari-hari dan menyeimbangkan hubungan antara hablu
minallah maupun hablu minannas.
6. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih
Mata pelajaran fiqih bertujuan untuk membekali peserta didik agar :
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam
mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan huungan manusia
dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia
dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah (Dirjen Kelembagaan
Agama Islam Depag RI, 2005: 46).
37
7. Materi Mata Pelajaran Fiqih
Materi pada mata pelajaran Fiqih kelas VII berdasarkan Standar Isi
Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008 diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Taharah
b. Shalat Fardhu dan Sujud Sahwi
c. Azan, Iqamah, dan Shalat Berjamaah
d. Zikir dan Do’a
e. Shalat Wajib Selain Shalat Lima Waktu (shalat jum’at, shalat jenazah,
dan lain-lain)
f. Shalat Jamak, Qasar, Jamak Qasar, dan Shalat dalam Keadaan Darurat
g. Shalat Sunnah Muakkad dan Ghairu Muakkad.
C. Materi Shalat Jenazah
1. Definisi Shalat Jenazah
Shalat jenazah adalah shalat yang dilakukan karena meninggalnya
seseorang. Para fuqaha sepakat bahwa hukum shalat jenazah adalah fardhu
kifayah yang berdasar kepada perintah Rasulullah SAW dan kepada
Sunnah yang terus menerus dilaksanakan ummat. Disyaratkan untuk
shalat jenazah, syarat-syarat yang difardhukan untuk shalat fardhu yaitu:
a. Suci dari hadas besar dan kecil
b. Menghadap kiblat
c. Menutup aurat (Ash Shiddieqy, 1989: 460).
38
2. Syarat-Syarat Shalat Jenazah
Adapun syarat-syarat shalat jenazah, yaitu:
a. Menutup aurat
b. Suci dari hadas besar atau kecil
c. Suci badan, pakaian, maupun tempatnya
d. Menghadap kiblat
e. Mayit harus sudah dimandikan dan dikafankan, serta diletakkan
sebelah kiblat (Yasa dan Abdullah, 2015:62).
3. Rukun Shalat Jenazah
Adapun rukun shalat jenazah yaitu:
a. Niat
b. Berdiri bagi yang mampu
c. Empat kali takbir yang diselingi oleh beberapa ketentuan
d. Membaca Al-Fatihah secara sirr sesudah takbir pertama
e. Membaca sholawat kepada Rasul SAW setelah takbir kedua
f. Berdo’a setelah takbir ketiga
g. Berdo’a setelah takbir keempat
h. Salam
Segenap fuqaha menetapkan bahwa shalat jenazah ditentukan untuk
seluruh umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, besar maupun kecil
(Ash-Shiddieqy, 1989:460-461).
39
4. Shalat Ghaib
Shalat ghaib dilakukan apabila mayit tidak ada di tempat. Caranya
sama dengan shalat jenazah dengan menghadap kiblat meskipun mayit
tidak pada arah kiblat. Rasul SAW bersabda:
ش فـهلموا فصلوا عليه فصففنا خلفه فصلىب يـوم رجل صالح من احل تـويف ال
.عليه وحننصفوف اهللا رسول
“Telah meninggal pada hari ini seorang shalih bangsa Habsyi, maka marilah kita bershalat baginya. Berkata Jabir: Karena itu berbarislah di belakang beliau. Beliau bershalat untuknya, sedangkan kami bershaf-shaf di belakangnya” (HR. Al-Bukhari an Muslim dari Jabir, An Nail 4:87).
Dengan demikian jelaslah bahwa seseorang shalih atau umat Islam
yang meninggal dunia hendaklah menyalatkannya ketika mendengar kabar
tentangnya(Ash-Shiddieqy, 1989:465).
5. Tata Cara Shalat Jenazah
Sebelum melaksanakan shalat jenazah, maka terlebih dahulu harus
memenuhi semua syarat shalat.Sebelum melaksankan shalat jenazah juga
terdapat ketentuan mengenai berdirinya seorang imam. Imam
berdirisetentang kepala jenazah laki-laki, dan setentang pinggang
perempuan (Sabiq, 1978:121).
40
Adapun tata cara shalat jenazah adalah sebagai berikut:
a. Berdiri lurus dan berniat menyalatkan jenazah yang didepannya,
ه تـعاىل الميتة اربع تكربات فـرض الكفاية لل /هذه الميت /اصلى على هذا
b. Kemudian mengangkat kedua belah tangan sambil membaca takbiratul
ihram. Kemudian meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri dan
mulai membaca Al-Fatihah.
c. Setelah itu membaca takbir yang kedua dan membaca shalawat Nabi
SAW,
سيدناحممد كما صليت على اللهم صلى على سيدنا حممد وعلى آل
سيدنا إبـراهيموباركعلى سيدنا حممد وعلى آل سيدنا حممدكماباركت
يد يد على سيدنا إبـراهيم وعلىآل سيدنا إبـراهيم ىف العالمني إنك مح .جم
d. Kemudian takbir ketiga berdo’a untuk jenazah
) ها(واعف عنه ) ها(وعافه ) ها(وارمحه ) ها(اللهم اغفرله
e. Kemudian takbir keempat dan membaca do’a
ا وله اللهم الحترمنا أجره والتـفتنا بـعده واغفرلن
41
f. Setelah itu salam
السالم عليكم ورمحة اهللا وبـركاته
(Yasa dan Abdullah, 2015:62-66).
D. Materi Shalat Jamak
1. Definisi Shalat Jamak
Secara bahasa, jamak artinya mengumpulkan, sedangkan menurut
istilah syariat Islam, shalat jamak adalah mengumpulkan dua shalat fardhu
yang dilakukan secara berurutan dalam satu waktu. Misalnya pada pukul
13.00 Ahmad melaksanakan shalat Zhuhur kemudian setelahnya langsung
mengerjakan shalat Asar.
Hukum melaksanakan shalat Jamak adalah mubah (boleh) bagi
orang yang dalam perjalanan dan mencukupi syarat-syaratnya(Ibrahim dan
Darsono, 2009: 100).
2. Macam-macam Shalat Jamak
Shalat jamak dibagi menjadi dua macam, yaitu shalat jamak taqdim
dan jamakta’khir. Shalat jamak taqdim adalah mengerjakan shalat zuhur
dan shalat asar pada awal waktu sahalat zuhur atau mengerjakan shalat
maghrib dan shalat isya’ pada awal waktu shalat isya’. Sedangkan shalat
jamak ta’khir adalah shalat zuhur dan shalat asar yang dikerjakan pada
42
waktu shalat asar atau shalat maghrib dan shalat isya’ dikerjakan pada
waktu shalat isya’(Ibrahim dan Darsono, 2009: 101).
3. Syarat Shalat Jamak
a. Sebagai musafir atau sedang bepergian
b. Dalam keadaan tertentu seperti turu hujan lebat
c. Keadaan sakit
d. Ada keperluan penting lainnya(Ibrahim dan Darsono, 2009: 102).
4. Tata Cara Shalat Jamak
Cara mempraktikkan shalat Jamak adalah sebagai berikut:
a. Shalat Jamak
Shalat jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu shalat
jamak taqdim dan jamak takhir.
1) Cara Melaksanakan Shalat Jamak Taqdim
a) Shalat Zhuhur dan shalat Ashar dikerjakan pada waktu
shalat Zhuhur. Mula-mula kita mengerjakan shalat Zhuhur
empat rakaat. Pada saat itu juga, kita berniat akan
melaksanakan shalat Ashar pada waktu shalat Zhuhur.
Setelah mengerjakan shalat Zhuhur, kita membaca iqamah
diteruskan mengerjakan shalat Ashar empat rakaat.
b) Shalat Maghrib dan shalat Isya’ dikerjakan pada waktu
shalat Isya’. Mula-mula kita mengerjakan shalat Maghrib
tiga rakaat. Pada saat itu juga, kita berniat akan
43
melaksanakan shalat Isya’ pada waktu shalat Maghrib.
Setelah mengerjakan shalat Maghrib, kita membaca
iqamah diteruskan mengerjakan shalat Isya’ empat rakaat.
Contoh niat shalat dhuhur di jamak taqdim dengan ashar :
اىل ع تـ ه ل ا ل رض ف ر ص ع ال ب مي قد ت ع مج ر ه الظ ض ر ى فـ ل ص أ
2) Cara Melaksanakan Shalat Jamak Ta’khir
a) Shalat Zhuhur dan shalat Asar dikerjakan pada waktu
shalat Asar. Ketika masih dalam waktu shalat Zuhhur, kita
berniat bahwa shalat Zuhur akan dikerjakan pada waktu
shalat Asar. Setelah masuk waktu shalat Asar, kita
mengerjakan shalat Zuhur sebanyak empat rakaat. Selesai
shalat Zuhur, kita menyerukan iqamah dan langsung
mengerjakan shalat Asar.
b) Shalat Maghrib dan shalat Isya’ dikerjakan pada waktu
shalat Isya’. Ketika masih dalam waktu shalat Maghrib,
kita berniat bahwa shalat Maghrib akan dikerjakan pada
waktu shalat Isya’. Setelah masuk waktu shalat Isya’, kita
mengerjakan shalat Maghrib sebanyak tiga rakaat. Selesai
shalat Maghrib, kita menyerukan iqamah dan langsung
mengerjakan shalat Isya’.
44
Contoh niat shalat dhuhur di jamak ta’khir dengan ashar :
اىل ع تـ ه ل ا ل رض ف ر ص ع ال ب تأخري ع مج ر ه الظ ض ر ى فـ ل ص أ
E. Metode Demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode secara harfiah berarti cara. Metode secara umum diartikan
sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan
tertentu. Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
Tujuan dari metode Demonstrasi adalah untuk memperjelas pengertian
konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu (Fathurrahman dan
Sutikno, 2007: 62).
Sedang menurut Wina Sanjaya (2006:152) yang dikutip oleh
Tampubolon bahwa metode demonstrasi adalah metode penyajian materi
ajar yang memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang
suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik yang sebenarnya maupun
hanya sekedar tiruan (Tampubolon, 2014: 143).
2. Langkah-langkah dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi
Agar pelaksanaan metode Demonstrasi dapat terlaksana dengan
efektif, maka guru harus memahami dan menggunakan beberapa langkah
dalam pelaksanaannya. Menurut Anitah (2009: 526) yang dkutip oleh
45
Tampubolon, langkah-langkah metode Demonstrasi adalah sebagai
berikut:
a. Mempersiapkanalat bantu yang akandigunakandalampembelajaran
b. Memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran yang akan
didemonstrasikan, dan membagi lembar kegiatan siswa
c. Melaksanakan demonstrasi bersama siswa dengan perhatian dan
peniruan dari siswa
d. Menguatkan diskusi, tanya jawab, atau latihan terhadap hasil
pengamatan demonstrasi
e. Menyimpulkan
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:
a. Kelebihan metode Demonstrasi yaitu:
1) Terjadinya verbalisme akan dapat dihindari karena
siswa langsung memperhatikan materi ajar yang
dijelaskan
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik dengan tidak
hanya mendengar tetapi juga mengamati
3) Siswa memiliki kesempatan untuk membandingkan
antara teori dan kenyataan.
b. Kekurangan metode Demonstrasi yaitu:
46
1) Memerlukan persiapan yang lebih matang
2) Memerlukan peralatan yang memadahi
3) Biaya lebih banyak
4) Memerlukan kemampuan guru yang khusus sehingga
guru dituntut untuk bekerja lebih professional
(Tampubolon, 2014: 144-145).
47
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya
Pada bab III ini, peneliti ingin menyampaikan sejarah berdirinya
MTs Ma’arif 3 Grabag. Pada awalnya MTs Ma’arif 3 Grabag adalah
Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran, sehingga bangunannya masih
semi permanen dengan 3 ruangan. Pada tahun 2002, diadakan rapat
bersama antara LPNU, Dinas Pendidikan, Ketua KUA, dan Tokoh
Masyarakat di Pondok Pesantren Sunan Geseng Kleteran yang bertujuan
untuk mendirikan Madrasah Tsanawiyah di wilayah Grabag. Hal tersebut
dikarenakan masih banyak lulusan SD belum tertampung untuk
melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya.
MTs Ma’arif 3 Grabag didirikan dengan menggunakan tanah
wakaf milik Sunan Geseng yang dihak pakaikan untuk mendirikan
madrasah tersebut.Pada awalnya hanya terdapat 40 siswa namun
kemudian dari tahun ke tahun semakin meningkat.Sehingga dengan
meningkatnya jumlah siswa tersebut, madrasah menambahkan bangunan
yang berasal dari infaq masyarakat, wali murid, dan pemerintah terkait.
MTs Ma’arif 3 Grabag terletak di perkampungan dekat Pondok
Pesantren Sunan Geseng dengan batas sebelah barat yaitu perkampungan
48
penduduk, sebelah timur yaitu persawahan, sebelah utara yaitu jalan
alternatif Grabag - Salatiga, dan di sebelah selatan yaitu pemakaman
umum.
Tabel.3.1 Jumlah Siswa MTs Ma’arif 3 Grabag
No. Kelas Jumlah Kelas Jumlah Siswa
1. Tujuh 5 kelas 194
2. Delapan 4 kelas 188
3. Sembilan 4 kelas 180
Total 562
2. Profil Sekolah
Nama Sekolah : MTs Ma’arif 3 Grabag
NIS : -
NSS/NSM : 212330820065
Propinsi : Jawa Tengah
Otonomi : Kab. Magelang
Kecamatan : Grabag
Desa/Kelurahan : Kleteran
Jalan dan Nomor : Dusun Kleteran Nomor : -
49
Kode Pos : 56196
Telepon : -
Daerah : Pedesaan
Akreditasi : C
Surat Keputusan/SK : Kw.II.4/4/17.03.2/624.8.49/2005
Tahun Berdiri : 2002
Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi dan Siang
3. Visi Misi
a. Visi
Mengembangkan Pendidikan Islam dalam mewujudkan individu-
individu berilmu, beriman, bertaqwa serta berakhlaq mulia menuju
terciptanya masyarakat madani.
b. Misi
Unggul dalam prestasi, terampil dalam berkarya, santun dalam
budi pekerti, disiplin yang tinggi menjalankan syari’at Islam sesuai
ajaran Ahlussunnah Waljama’ah.
4. Keadaan Guru
Keadaan guru dan karyawan sebagian besar masih guru honorer
dan sebagian sudah menjadi guru sertifikasi. Jumlah guru terdiri dari 23
orang, dan TU terdiri dari 2 orang.
50
Tabel 3.2. Daftar Guru dan Staff MTs Ma’arif 3 Grabag
No. Nama Status
1. H. Aris Djawadir Kepala Sekolah
2. Muhammad Anshori Wakil Kepala Sekolah
3. Andri Saputra, S. Th.I Guru Matematika
4. Arzan Mujahidin, S.Pd.I Guru TIK
5. Supardi A.Ma Guru IPA Fisika
6. Suciati , S.Pd Guru Bahasa Inggris
7. Andi Mustofa, S.Pd.I Guru Fiqih
8. Agus Muhamad Guru Seni Budaya
9. Indariyah, S.Pd.I Guru Bahasa Indonesia
10. Isti ZA, S.Pd.I Guru Matematika
11. Indrawati, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
Guru PKn
12 Eko CN, S.Sos.I Guru SKI
51
Guru Ke-NU-an
13. Yudhi K, S.Pd Guru IPA Biologi
14. Ika Sari K, S.Pd Guru Bahasa Inggris
15. Fakhriyati, S.Tp Guru IPS Geografi
16. Fajriyah A, S.Pd Guru Ekonomi dan Sejarah
17. MD. Anwar Kholid, S.Pd.I Guru Akidah Akhlaq
18. Fatkhurrahman Guru Ke-NU-an
Guru Ta’lim Muta’alim
Guru Bahasa Arab
19. Ismah, S.Pd.I Guru Al-Qur’an Hadis
Guru Bahasa Indonesia
20. Ibnu M, S.Pd.I Guru Bahasa Inggris
21. Murniati N, A.Md Guru PKn
22. Rahmat T Kuncoro, S.Pd Guru Penjaskes
23. Afiya Ulfa, S.Pd Guru Bahasa Jawa
52
Guru TIK
24. Akhwan Jauhari TU
25. Purnomo TU
5. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 26 April 2017 - selesai.Siklus I
dilaksanakan pada hari Rabu, 26 April 2017. Siklus II dilaksanakan pada
hari Rabu, 17 Mei 2017. Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas VII A
MTs Ma’arif 3 Grabag Magelang.
6. Keadaan Siswa
Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah siswa
kelas VII A MTs Ma’arif 3 Grabag. Dengan jumlah siswa sebanyak 40
anak yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
Tabel 3.3. Daftar Siswa Kelas VII A
No. Nama Siswa L/P
1. Adhar Taufiq L
2. Ahmad Da’imil Ihsan L
3. Ahmad Nasikhin L
53
4. Ahmad Rosid L
5. Akhmad Nadhirin L
6. Alfiana P
7. Aniatul Fakhiroh P
8. Anna Lutfiyana P
9. Ayu Diyah Aprillia P
10. Choerul Munada Alfas L
11. Choirul Muttaqin L
12. Diana Setiyoningsih P
13. Dina Navita P
14. Diska Aulia Rahma P
15. Eko L
16. Farikah P
17. Febbi Nur Fadzillah P
18. Hayu Setyaningrum P
54
19. Ihlasul Amal L
20. Kunti Malikhatul Hidayah P
21. Laste Yusuf Prayoga L
22. Latifatul Mukaromah P
23. Maskhufah P
24. Muhammad Ardiyan L
25. Muhammad Sahrul Mubarok L
26. Muhammad Kharisun L
27. Mukti Ridlo Fauzan L
28. Nastangin L
29. Naufa Nadia P
30. Niken Ayu Cantika P
31. Nurul Fuad L
32. Rizki Dian Novitasari P
33. Rohman Wahyudi L
55
34. Siti Anissatularifah P
35. Tri Afrian L
36. Ulfa Tri Wulandari P
37. Ulinnuha Solikhah P
38. Winda Puspitasari P
39. Zulfa Janata P
40. Zumrotul Arifah P
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Silkus I dilaksanakan pada hari Rabu, 26 April 2017 yang
dilaksanakan kurang lebih 2 jam pelajaran (2x40 menit). Dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VII/II
a. Standar Kompetensi
Melaksanakan tata cara shalat wajib selain shalat lima waktu
b. Kompetensi Dasar
Mempraktikkan shalat jenazah
56
c. Indikator
1) Mempraktikkan shalat jenazah sesuai dengan syari’at Islam
2) Mempraktikkan shalat jenazah dengan khusyuk
d. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mempraktikkan shalat jenazah
e. Materi Pembelajaran
1) Pengertian dan Hukum Shalat Jenazah
2) Tata Cara dan Bacaan Shalat Jenazah
f. Metode Pembelajaran
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3) Demonstrasi
4) Praktek
2. Menyiapkan materi
3. Menganalisis materi yang akan diajarkan
4. Menyiapkan lembar penilaian
5. Menyiapkan lembar observasi
6. Menyiapkan alat evaluasi
Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu: perencanaa
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus I ini dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
57
1. Tahap Perencanaan (planning)
Tahap ini digunakan untuk merencanakan dan mempersiapkan apa
yang akan diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya yaitu:
a. Guru menentukan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu
mempraktikkan shalat jenazah.
b. Mempersiapkan RPP untuk kegiatan belajar mengajar.
c. Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan metode Demonstrasi.
d. Mempersiapkan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa.
e. Mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa untuk
mengetahui perkembangan dalam pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan (acting)
Pada tahap ini, guru dibantu oleh peneliti dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yaitu:
a. Kegiatan Awal :
a. Guru memberi salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh salah
satu siswa
b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
c. Guru bersama murid membaca juz’ama
d. Guru menyampaikan standar kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
58
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
a) Guru menjelaskan materi tentang shalat jenazah
b) Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai shalat
jenazah
c) Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
2) Elaborasi
a) Guru mendemonstrasikan shalat jenazah
b) Siswa memperhatikan apa yang didemonstrasikan oleh guru
c) Guru bersama siswa melafadhkan bacaan-bacaan dalam
shalat jenazah
3) Konfirmasi
a) Salah seorang siswa diminta untuk maju ke depan kelas
mendemonstrasikan tata cara shalat jenazah sementara yang
lain memperhatikan
b) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang bersedia
maju untuk mendemonstrasikan shalat jenazah
c) Penguatan tentang shalat jenazah dan tata caranya
c. Kegiatan Penutup
1. Guru bersama siswa mereview materi yang telah dipelajari
2. Tugas praktek shalat jenazah
3. Berdo’a dan salam
59
3. Tahap Observasi (observing)
Pada tahap ini, dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang berlangsung yaitu:
a. Peneliti bersama guru mengamati keaktifan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung
b. Peneliti mengamati aktifitas guru dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar
c. Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan saat pembelajaran.
4. Tahap Refleksi (refleksi)
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dengan menggunakan
metode Demonstrasi.Dengan metode Demonstrasi ini, peneliti dapat
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa.Refleksi dilakukan dengan
menganalisis hasil tindakan seberapa jauh tingkat perubahan kemampuan
siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.Kemudian mengkaji
keberhasilan belajar siswa sebagai persiapan untuk tindakan selanjutnya.
Adapun refleksi yang didapatkan dari siklus I adalah penggunaan
metode pembelajaran Demonstrasi dapat dikatakan belum berjalan secara
maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Kurangnya pengkondisian kelas
2. Masih banyak siswa yang belum memperhatikan penjelasan guru
secara maksimal melalui metode Demonstrasi
60
3. Masih banyak siswa yang bermain atau berbicara sendiri
4. Masih ada siswa yang kurang lancar dalam bacaan shalat
Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru perlu menciptakan kelas
yang kondusif agar siswa dapat memperhatikan secara maksimal apa
yang guru jelaskan atau praktikkan melalui metode Demonstrasi. Guru
juga harus melakukan demonstrasi mengenai materi semaksimal mungkin
agar siwa dapat fokus dan memahami apa yang didemonstrasikan serta
meminta siswa untuk membaca dan melancarkan bacaan shalat. Selain itu
guru juga harus memotivasi siswa agar tidak bermain dan berbicara
sendiri, karena hal itu dapat merugikan diri sendri.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 17 Mei 2017 yang
dilaksanakan kurang lebih 2 jam pelajaran (2x40 menit). Dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VII/2
a. Standar Kompetensi
Melaksanakan tata cara shalat jamak, qasar, jamak qasar, dan shalat
dalam keadaan darurat
61
b. Kompetensi Dasar
Mempraktikkan shalat jamak, qasar, dan jamak qasar
c. Indikator
1) Mempraktikkan shalat jamak sesuai dengan syari’at Islam
2) Mempraktikkan shalat jamak dengan khusyuk
d. Indikator
Siswa dapat mempraktikkan shalat jamak
e. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mempraktikkan shalat jamak
f. Materi Pembelajaran
1) Pengertian Shalat Jamak
2) Tata Cara Shalat Jamak
g. Metode Pembelajaran
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3) Demonstrasi
4) Praktek
h. Sumber Belajar
1) Al-Qur’an
2) Buku Paket Fiqih (T. Ibrahim – H. Darsono,Penerapan Fiqih
Kelas VII MTs, Solo; PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2009)
62
Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu:
perencanaa (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflecting). Secara garis besar pelaksanaan siklus II ini dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan (planning)
Tahap ini digunakan untuk merencanakan dan mempersiapkan apa
yang akan diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya yaitu:
a. Guru menentukan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu
mempraktikkan shalat jamak dan qasar.
b. Mempersiapkan RPP untuk kegiatan belajar mengajar.
c. Mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan metode
Demonstrasi.
d. Mempersiapkan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa.
e. Mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa untuk
mengetahui perkembangan dalam pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan (acting)
Pada tahap ini, guru dibantu oleh peneliti dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yaitu:
a. Kegiatan Awal :
1) Guru memberi salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh salah
satu siswa
63
2) Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3) Membaca juz’ama
4) Guru menyampaikan standar kompetensi dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
a) Guru menjelaskan materi tentang tata cara shalat jamak
b) Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai shalat
jamak
c) Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
2) Elaborasi
a) Guru mendemonstrasikan shalat jamak
b) Siswa memperhatikan apa yang didemonstrasikan oleh guru
c) Guru bersama siswa melafadhkan bacaan-bacaan dalam shalat
jama’
3) Konfirmasi
a) Salah seorang siswa mendemonstrasikan tata cara shalat
jamak sementara yang lain memperhatikan
b) Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang bersedia maju
untuk mendemonstrasikan shalat jenazah
c) Penguatan tentang shalat jamak dan tata caranya
64
c. Kegiatan Penutup
1) Guru bersama siswa mereview materi yang telah dipelajari
2) Tugas praktek shalat jamak
3) Berdo’a dan salam
3. Tahap Observasi (observing)
Pada tahap ini, dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang berlangsung yaitu:
a. Peneliti bersama guru mengamati keaktifan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung
b. Peneliti mengamati aktifitas guru dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar
c. Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan saat pembelajaran.
4. Tahap Refleksi (refleksi)
Setelah melakukan perbaikan pada siklus II ini jumlah siswa yang
memperhatikan lebih banyak dari siklus sebelumnya, karena persiapan
pembelajaran lebih matang dan motivasi yang diberikan oleh guru.
Dengan metode Demonstrasi menjadikan siswa fokus pada apa yang
disampaikan guru dan lebih terarah sehingga hasil belajar siswa lebih baik
dari siklus sebelumnya. KKM indikator sekolah yang diperoleh siswa
pada siklus II ini tercapai dengan maksimal.
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Hasil belajar yang diraih peserta didik pada evaluasi siklus I dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Adhar Taufiq 86 Tuntas
2. Ahmad Da’imil Ihsan 70 Belum Tuntas
3. Ahmad Nasikhin 81 Tuntas
4. Ahmad Rosid 83 Tuntas
5. Akhmad Nadhirin 71 Belum Tuntas
6. Alfiana 70 Belum Tuntas
7. Aniatul Fakhiroh 91 Tuntas
8. Anna Lutfiyana 83 Tuntas
66
9. Ayu Diyah Aprillia 70 Belum Tuntas
10. Choerul Munada Alfas 61 Belum Tuntas
11. Choirul Muttaqin 75 Tuntas
12. Diana Setiyoningsih 73 Belum Tuntas
13. Dina Navita 90 Tuntas
14. Diska Aulia Rahma 73 Belum Tuntas
15. Eko 70 Belum Tuntas
16. Farikah 70 Belum Tuntas
17. Febbi Nur Fadzillah 73 Tuntas
18. Hayu Setyaningrum 85 Tuntas
19. Ihlasul Amal 95 Tuntas
20. Kunti Malikhatul Hidayah 75 Tuntas
21. Laste Yusuf Prayoga 76 Tuntas
22. Latifatul Mukaromah 70 Belum Tuntas
23. Maskhufah 91 Tuntas
67
24. Muhammad Ardiyan 80 Tuntas
25. Muhammad Sahrul Mubarok 75 Tuntas
26. Muhammad Kharisun 75 Tuntas
27. Mukti Ridlo Fauzan 73 Belum Tuntas
28. Nastangin 71 Belum Tuntas
29. Naufa Nadia 90 Tuntas
30. Niken Ayu Cantika 70 BelumTuntas
31. Nurul Fuad 100 Tuntas
32. Rizki Dian Novitasari 88 Tuntas
33. Rohman Wahyudi 73 Belum Tuntas
34. Siti Anissatularifah 85 Tuntas
35. Tri Afrian 98 Tuntas
36. Ulfa Tri Wulandari 70 Belum Tuntas
37. Ulinnuha Solikhah 90 Tuntas
38. Winda Puspitasari 96 Tuntas
68
39. Zulfa Janata 71 Belum Tuntas
40. Zumrotul Arifah 95 Tuntas
2. Siklus II
Hasil belajar yang diraih peserta didik pada evaluasi siklus II
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Adhar Taufiq 96 Tuntas
2. Ahmad Da’imil Ihsan 91 Tuntas
3. Ahmad Nasikhin 95 Tuntas
4. Ahmad Rosid 91 Tuntas
5. Akhmad Nadhirin 75 Tuntas
6. Alfiana 75 Tuntas
7. Aniatul Fakhiroh 100 Tuntas
8. Anna Lutfiyana 93 Tuntas
69
9. Ayu Diyah Aprillia 80 Tuntas
10. Choerul Munada Alfas 85 Tuntas
11. Choirul Muttaqin 100 Tuntas
12. Diana Setiyoningsih 83 Tuntas
13. Dina Navita 95 Tuntas
14. Diska Aulia Rahma 85 Tuntas
15. Eko 86 Tuntas
16. Farikah 80 Tuntas
17. Febbi Nur Fadzillah 83 Tuntas
18. Hayu Setyaningrum 95 Tuntas
19. Ihlasul Amal 100 Tuntas
20. Kunti Malikhatul Hidayah 100 Tuntas
21. Laste Yusuf Prayoga 100 Tuntas
22. Latifatul Mukaromah 88 Tuntas
23. Maskhufah 100 Tuntas
70
24. Muhammad Ardiyan 93 Tuntas
25. Muhammad Sahrul Mubarok 80 Tuntas
26. Muhammad Kharisun 100 Tuntas
27. Mukti Ridlo Fauzan 90 Tuntas
28. Nastangin 90 Tuntas
29. Naufa Nadia 100 Tuntas
30. Niken Ayu Cantika 83 Tuntas
31. Nurul Fuad 100 Tuntas
32. Rizki Dian Novitasari 93 Tuntas
33. Rohman Wahyudi 83 Tuntas
34. Siti Anissatularifah 91 Tuntas
35. Tri Afrian 100 Tuntas
36. Ulfa Tri Wulandari 85 Tuntas
37. Ulinnuha Solikhah 95 Tuntas
38. Winda Puspitasari 100 Tuntas
71
39. Zulfa Janata 88 Tuntas
40. Zumrotul Arifah 96 Tuntas
B. Pembahasan
1. Siklus I
Berikut akan dijelaskan mengenai hasil belajar yang diraih peserta
didik pada evaluasi siklus I yang dapat dilihatmelalui tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Pembahasan Hasil Belajar Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Adhar Taufiq 86 Tuntas
2. Ahmad Da’imil Ihsan 70 Belum Tuntas
3. Ahmad Nasikhin 81 Tuntas
4. Ahmad Rosid 83 Tuntas
5. Akhmad Nadhirin 71 Belum Tuntas
6. Alfiana 70 Belum Tuntas
7. Aniatul Fakhiroh 91 Tuntas
72
8. Anna Lutfiyana 83 Tuntas
9. Ayu Diyah Aprillia 70 Belum Tuntas
10. Choerul Munada Alfas 61 Belum Tuntas
11. Choirul Muttaqin 75 Tuntas
12. Diana Setiyoningsih 73 Belum Tuntas
13. Dina Navita 90 Tuntas
14. Diska Aulia Rahma 73 Belum Tuntas
15. Eko 70 Belum Tuntas
16. Farikah 70 Belum Tuntas
17. Febbi Nur Fadzillah 73 Tuntas
18. Hayu Setyaningrum 85 Tuntas
19. Ihlasul Amal 95 Tuntas
20. Kunti Malikhatul Hidayah 75 Tuntas
21. Laste Yusuf Prayoga 76 Tuntas
22. Latifatul Mukaromah 70 Belum Tuntas
73
23. Maskhufah 91 Tuntas
24. Muhammad Ardiyan 80 Tuntas
25. Muhammad Sahrul Mubarok 75 Tuntas
26. Muhammad Kharisun 75 Tuntas
27. Mukti Ridlo Fauzan 73 Belum Tuntas
28. Nastangin 71 Belum Tuntas
29. Naufa Nadia 90 Tuntas
30. Niken Ayu Cantika 70 BelumTuntas
31. Nurul Fuad 100 Tuntas
32. Rizki Dian Novitasari 88 Tuntas
33. Rohman Wahyudi 73 Belum Tuntas
34. Siti Anissatularifah 85 Tuntas
35. Tri Afrian 98 Tuntas
36. Ulfa Tri Wulandari 70 Belum Tuntas
37. Ulinnuha Solikhah 90 Tuntas
74
38. Winda Puspitasari 96 Tuntas
39. Zulfa Janata 71 Belum Tuntas
40. Zumrotul Arifah 95 Tuntas
Dari data 40 siswa di atas menunjukkan hasil belajar siswa pada
siklus I. Siswa yang mencapai KKM indikator sekolah dalam persentase
adalah sebagai berikut:
� = ����%
�
� = �����%
��
� = 57,5%
Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM indikator sekolah
dalam persentase adalah sebagai berikut:
� = ����%
�
� = �����%
��
� = 42,5%
75
Pada siklus I ini menunjukan siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa
dan yang belum tuntas sebanyak 17 siswa. Hasil yang didapatkan dari
siklus I adalah penggunaan metode Demonstrasi dapat dikatakan belum
berjalan secara maksimal hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
a. Kurangnya pengkondisian kelas
b. Masih banyak siswa yang belum memperhatikan penjelasan guru
secara maksimal melalui metode Demonstrasi
c. Masih banyak siswa yang bermain atau berbicara sendiri
d. Masih ada siswa yang kurang lancar dalam bacaan shalat
Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru perlu menciptakan kelas
yang kondusif agar siswa dapat memperhatikan secara maksimal apa
yang guru jelaskan atau praktikkan melalui metode Demonstrasi. Guru
juga harus melakukan demonstrasi mengenai materi semaksimal mungkin
agar siwa dapat fokus dan memahami apa yang didemonstrasikan serta
meminta siswa untuk membaca dan melancarkan bacaan shalat. Selain itu
guru juga harus memotivasi siswa agar tidak bermain dan berbicara
sendiri, karena hal itu dapat merugikan diri sendri.
3. Siklus II
Berikut akan dijelaskan mengenai hasil belajar yang diraih peserta
didik pada evaluasi siklus II yang dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:
76
Tabel 4.4 Pembahasan Hasil Belajar Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Adhar Taufiq 96 Tuntas
2. Ahmad Da’imil Ihsan 91 Tuntas
3. Ahmad Nasikhin 95 Tuntas
4. Ahmad Rosid 91 Tuntas
5. Akhmad Nadhirin 75 Tuntas
6. Alfiana 75 Tuntas
7. Aniatul Fakhiroh 100 Tuntas
8. Anna Lutfiyana 93 Tuntas
9. Ayu Diyah Aprillia 80 Tuntas
10. Choerul Munada Alfas 85 Tuntas
11. Choirul Muttaqin 100 Tuntas
12. Diana Setiyoningsih 83 Tuntas
13. Dina Navita 95 Tuntas
77
14. Diska Aulia Rahma 85 Tuntas
15. Eko 86 Tuntas
16. Farikah 80 Tuntas
17. Febbi Nur Fadzillah 83 Tuntas
18. Hayu Setyaningrum 95 Tuntas
19. Ihlasul Amal 100 Tuntas
20. Kunti Malikhatul Hidayah 100 Tuntas
21. Laste Yusuf Prayoga 100 Tuntas
22. Latifatul Mukaromah 88 Tuntas
23. Maskhufah 100 Tuntas
24. Muhammad Ardiyan 93 Tuntas
25. Muhammad Sahrul Mubarok 80 Tuntas
26. Muhammad Kharisun 100 Tuntas
27. Mukti Ridlo Fauzan 90 Tuntas
28. Nastangin 90 Tuntas
78
29. Naufa Nadia 100 Tuntas
30. Niken Ayu Cantika 83 Tuntas
31. Nurul Fuad 100 Tuntas
32. Rizki Dian Novitasari 93 Tuntas
33. Rohman Wahyudi 83 Tuntas
34. Siti Anissatularifah 91 Tuntas
35. Tri Afrian 100 Tuntas
36. Ulfa Tri Wulandari 85 Tuntas
37. Ulinnuha Solikhah 95 Tuntas
38. Winda Puspitasari 100 Tuntas
39. Zulfa Janata 88 Tuntas
40. Zumrotul Arifah 96 Tuntas
Pada siklus II ini kegiatan pembelajaran dengan metode
Demonstrasi berlangsung dengan lancar. Dapat dilihat dari semua siswa
yang memperhatikan apa yang dijelaskan dan didemonstrasikan oleh guru
sehingga tidak ada siswa yang bermain dan berbicara sendiri dan siswa
79
dapat dengan lancar menghafalkan bacaan shalat. Sehingga kegiatan
pembelajaran berjalan dengan lancar dengan memperoleh hasil yang
maksimal.
Dengan adanya kemajuan hal tersebut siswa dapat mencapai target
KKM indikator sekolah secara maksimal. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pada siklus II ini ketuntasan yang diperoleh adalah 100% yang
berarti bahwa seluruh siswa telah lulus dalam mencapai standar KKM
indikator sekolah.
C. Peningkatan Siklus I ke Siklus II
Berikut akan dijelaskan peningkatan hasil evaluasi siklus I ke siklus
II:
Tabel 4.5 Peningkatan Siklus I ke Siklus II
No. Tuntas dan Tidak
Tuntas Siklus I Siklus II
1. Tuntas
23
(57,5%)
40
(100%)
2. Tidak Tuntas
17
(42,5%)
0
(0%)
80
Data di atas menunjukan peningkatan prestasi belajar siswa. Siswa
yang tuntas pada siklus I sebanyak 23 siswa atau dipersentasekan sebesar
57,5%. Sedangkan yang tidak tuntas pada siklus I sebanyak 17 siswa atau
dipersentasekan sebesar 42,5%. Sedangkan pada siklus II terjadi
peningkatan prestasi belajar yang cukup drastis yaitu 40 siswa mencapai
nilai ketuntasan minimum atau dipersentasekan sebesar 100% artinya
semua siswa lulus dalam mencapai nilai standar KKM indikator sekolah.
Peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebanyak 17
siswa atau dalam persen sebesar 42,5% dari jumlah siswa sebanyak 40
anak. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode Demonstrasi pada mata pelajaran Fiqih materi shalat
jenazah dan shalat jamak di MTs Ma’arif 3 Grabag Magelang berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan hasil yaitu:
melalui penggunaan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
Fiqih materi shalat jenazah dan shalat jamak siswa kelas VII MTs Ma’arif 3
Grabag Magelang Tahun Ajaran 2016/2017.
Peningkatan hasil belajar siswa dari pelaksanaan siklus I ke siklus II
cukup drastis. Siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 23 siswa atau
dipersentasekan sebesar 57,5%. Sedangkan pada siklus II sebanyak 40 siswa
mencapai nilai ketuntasan minimum atau dipersentasekan sebesar 100%.
Peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebanyak 17 siswa
atau dalam persen sebesar 42,5% dari jumlah siswa sebanyak 40 anak.
B. Saran
1. Sebagai seorang pendidik, guru harus pandai mengelola kelas secara
maksimal dengan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa.
2. Guru setidaknya dapat menciptakan suasana kelas yang dapat
memunculkan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran agar
memahami materi yang disampaikan oleh guru.
82
3. Guru sebagai pembentuk karakter siswa juga harus selalu memberi
motivasi dan semangat kepada siswa serta memberi teladan untuk berbuat
baik kepada siapapun.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Salam, Zarkasji, Oman Fathurrahman. 1994. Pengantar Ilmu Fiqih Ushul Fiqih 1. Yogyakarta: LESFI.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ash Shiddieqy, T. M Hasbi. 1989. Pedoman Shalat. Jakarta: PT. Bulan Bintang. Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005. Standar Kompetensi Madrasah
Tsanawiyah. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Fathurrahman, Pupuh, Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar (Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami). Bandung: PT. Refika Aditama.
Ibrahim, T, Darsono. 2009. Penerapan Fikih (Jilid I untuk VII Madrasah Tsanawiyah.
Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kadir, Abdul dkk. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Langgulung, Hasan. 1992. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Prawira, Putra Atmaja. 2013. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Yogyakarta: Arruz Media.
Sabiq, Sayyid. 1978. Fikih Sunnah. Bandung: PT. Al-Ma’arif.
Sam’s, Rosma Hartini. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Teras.
Soyomukti, Nurani. 2010. Teori-teori Pendidikan (Tradisional, Neo liberal, Marxis-sosialis (Postmodern)). Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas (Unuk Pengembangan Profesi Pendidik dan Keilmuan. Erlangga.
Umar. 2014. Pendidikan Islam Berbasis Pengembangan Mutu Madrasah dan Pesantren. Semarang: Fatawa Publishing.
Yasa, Abu Maulana, Hadi Abdullah. 2015. Panduan Shalat (Edisi Lengkap). Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Yousda, Ine Lamirman, Zainal Arifin. 1993. Penelitian dan Statistik Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS I
1. Pengertian dan Hukum Shalat Jenazah
Shalat Jenazah adalah shalat yang dilakukan karena meninggalnya
seorang muslim atau muslimah. Shalat Jenazah dilakukan sebanyak satu
rakaat tanpa rukuk dan sujud. Jumhur ulama sepakat bahwa menyalatkan
jenazah muslim hukumnya fardhu kifayah. Ini berarti bahwa jika sudah ada
sekelompok muslim atau muslimah yang menyalatkan, orang lain yang tidak
ikut menyalatkan bebas dari kewajiban dan tidak berdosa begitupun
sebaliknya.
2. Tata Cara dan Bacaan Shalat Jenazah
Shalat Jenazah dapat dilakukan satu jenazah atau lebih dan dapat
dilakukan secara sendiri maupun berjamaah. Shalat Jenazah dilakukan dengan
berdiri menghadap jenazah. Apabila jenazahnya laki-laki hendaknya imam
berdiri di dekat pinggangnya dan makmum berdiri di belakang imam. Setelah
imam dan makmum menempatkan diri pada posisi yang benar, shalat jenazah
dimulai dengan urutan dan bacaan shlat jenazah sebagai berikut:
a. Berdiri lurus dan berniat menyalatkan jenazah yang didepannya,
ميتة اربع تكربات فـرض الكفاية لله تـعلىال /هذه الميت /على هذا اصلى
b. Kemudian mengangkat kedua belah tangan sambil membaca takbiratul
ihram. Kemudian meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri dan
mulai membaca Al-Fatihah.
c. Setelah itu membaca takbir yang kedua dan membaca shalawat Nabi
SAW,
اللهم صلى على سيدنا حممد وعلى آل سيدناحممد كما صليت على سيدنا إبـراهم
وبارك على سيدنا حممد وعلى آل سيدنا حممد كماباركت على سيدنا إبـراهم وعلى
يد جميد .آل سيدنا إبـراهم ىف العلمني إنك مح
d. Kemudian takbir ketiga berdo’a untuk jenazah
) ها(واعف عنه ) ها(وعافه ) ها(وارمحه ) ها(رله اللهم اغف
e. Kemudian takbir keempat dan membaca do’a
اللهم الحترمنا أجره والتـفتنا بـعده واغفرلنا وله
f. Setelah itu salam
كاته السالم عليكم ورمحة اهللا وبـر
MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS II
A. Pengertian Shalat Jamak
Secara bahasa, jamak artinya mengumpulkan, sedangkan menurut
istilah syariat Islam, shalat jamak adalah mengumpulkan dua shalat fardhu
yang dilakukan secara berurutan dalam satu waktu. Misalnya pada pukul
13.00 Ahmad melaksanakan shalat Zhuhur kemudian setelahnya langsung
mengerjakan shalat Asar.
Hukum melaksanakan shalat Jamak adalah mubah (boleh) bagi orang yang
dalam perjalanan dan mencukupi syarat-syaratnya.
B. Tata Cara Shalat Jamak
Cara mempraktikkan shalat Jamak adalah sebagai berikut:
1. Shalat Jamak
Shalat jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu shalat
jamak takdim dan jamak takhir.
a. Cara Melaksanakan Shalat Jamak Takdim
1) Shalat Zhuhur dan shalat Ashar dikerjakan pada waktu
shalat Zhuhur. Mula-mula kita mengerjakan shalat
Zhuhur empat rakaat. Pada saat itu juga, kita berniat
akan melaksanakan shalat Ashar pada waktu shalat
Zhuhur. Setelah mengerjakan shalat Zhuhur, kita
membaca iqamah diteruskan mengerjakan shalat Ashar
empat rakaat.
2) Shalat Maghrib dan shalat Isya’ dikerjakan pada waktu
shalat Isya’. Mula-mula kita mengerjakan shalat
Maghrib tiga rakaat. Pada saat itu juga, kita berniat
akan melaksanakan shalat Isya’ pada waktu shalat
Maghrib. Setelah mengerjakan shalat Maghrib, kita
membaca iqamah diteruskan mengerjakan shalat Isya’
empat rakaat.
Contoh niat shalat dhuhur di jamak taqdim dengan
ashar :
اىل ع تـ ه ل ا ل رض ف ر ص ع ال ب مي قد ت ع مج ر ه الظ ض ر ى فـ ل ص أ
b. Cara Melaksanakan Shalat Jamak Takhir
1) Shalat Zhuhur dan shalat Asar dikerjakan pada waktu
shalat Asar. Ketika masih dalam waktu shalat Zuhhur,
kita berniat bahwa shalat Zuhur akan dikerjakan pada
waktu shalat Asar. Setelah masuk waktu shalat Asar,
kita mengerjakan shalat Zuhur sebanyak empat rakaat.
Selesai shalat Zuhur, kita menyerukan iqamah dan
langsung mengerjakan shalat Asar.
2) Shalat Maghrib dan shalat Isya’ dikerjakan pada waktu
shalat Isya’. Ketika masih dalam waktu shalat Maghrib,
kita berniat bahwa shalat Maghrib akan dikerjakan pada
waktu shalat Isya’. Setelah masuk waktu shalat Isya’,
kita mengerjakan shalat Maghrib sebanyak tiga rakaat.
Selesai shalat Maghrib, kita menyerukan iqamah dan
langsung mengerjakan shalat Isya’.
Contoh niat shalat dhuhur di jamak ta’khir dengan ashar :
اىل ع تـ ه ل ا ل رض ف ر ص ع ال ب تأخري ع مج ر ه الظ ض ر ى فـ ل ص أ
Penilaian Siklus I
Nama :
No.Absen :
No Indikator
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Niat
2 Takbir
3 Bacaan Al-
Fatihah
4 Bacaan
Shalawat Nabi
SAW
5 Bacaan Do’a
6 Salam
Jumlah dan
Nilai
Keterangan Nilai :
1 -3 : Kurang
4-6 : Cukup
7-8 : Baik
9-10 : Amat Baik
Nilai Akhir = Nilai dibagi 6
Penilaian Siklus II
Nama :
No.Absen :
No Indikator
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Niat
2 Takbir
3 Bacaan Al-
Fatihah
4 Bacaan Shalat
5 Gerakan shalat
6 Salam
Jumlah dan Nilai
Keterangan Nilai :
1 -3 : Kurang
4-6 : Cukup
7-8 : Baik
9-10 : Amat Baik
Nilai Akhir = Nilai dibagi 6
DOKUMENTASI
Guru menjelaskan materi shalat jenazah
Siswa diminta untuk mendemonstrasikan shalat jenazah
Peneliti mengisi lembar pengamatan untuk guru
Guru menilai praktek shalat jenazah
Siswa mempraktekkan shalat jamak taqdim
TATA TERTIB SEKOLAH
HAL-HAL MASUK SEKOLAH
1. Semua murid harus masuk sekolah selambar-lambatnya 5 menit sebelum
pelajaran dimulai
2. Murid yang datang terlambat tidak diperkenankan langsung masuk kelas,
melainkan melapor terlebih dahulu kepada guru piket
3. a. Murid absen, hanya karena sungguh-sungguh sakit, keperluan yang sangat
penting.
b. Urusan keluarga harus dikerjakan diluar sekolah atau waktu libur sehingga
tidak menggunakan hari sekolah
c. Murid yang absen pada waktu masuk kembali harus melapor pada kepala
sekolah dengan membawa surat-surat yang diperlukan
d. Murid tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah selama jam pelajaran
berlangsung
e. Kalau seandainya murid sudah merasa sakit dirumah, maka sebaiknya
tidak masuk
KEWAJIBAN MURID
1. Taat kepada guru dan kepala sekolah
2. Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertiban kelas, dan
sekolah pada umumnya
3. Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman, perabot dan
peralatan sekolah
4. Membantu kelancaran pelajaran baik di kelasnya maupun di sekolah pada
umumnya.
5. Ikut menjaga nama baik sekolah, guru, dan pelajar pada umumnya baik dalam
maupun luar sekolah
6. Menghormati guru dan saling harga-menghargai antar sesame murid
7. Melengkapi diri dengan keperluan sekolah
8. Murid yang membawa kendaraan agar menempatkan ditempat yang telah
ditentukan dalam keadaan terkunci
9. Ikut membantu agar tata tertib sekolah dapat berjalan dan ditaati
LARANGAN MURID
1. Meninggalkan sekolah selama pelajaran berlangsung ( penyimpangan dalam
hal ini hanya dengan ijin kepala sekolah)
2. Membeli makanan dan minuman di luar sekolah
3. Menerima surat-surat atau tamu-tamu di sekolah
4. Memakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa
5. Merokok di dalam dan di luar sekolah
6. Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antar sesama murid
7. Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap keluarnya maupun terhadap
orang lain
8. Berada di dalam kelas selama waktu istirahat
9. Berkelahi dan main hakim selain jika menemui persoalan antar teman
10. Menjadi perkumpulan anak-anak nakaldan geng-geng terlarang
HAL PAKAIAN DAN LAIN-LAIN
1. Setiap murid wajib memakai seragam sekolah lengkap sesuai dengan
ketentuan sekolah
2. Murid-murid putrid dilarang memelihara kuku panjang dan memakai alat
kecantikan kosmetik yang lazim digunakan oleh orang-orang dewasa
3. Rambut dipotong rapi, bersih, dan terpelihara
4. Pakaian olahraga sesuai dengan ketentuan sekolah
HAK-HAK MURID
1. Murid-murid berhak mengikuti pelajaran selama tidak melanggar TATA
TERTIB
2. Murid-murid dapat meminjam buku-buku dari perpustakaan sekolah dengan
menaati peraturan perpustakaan yang berlaku
3. Murid-murid berhak mendapat perlakuan yang sama dengan murid-murid
yang lain sepanjang tidak melanggar TATA TERTIB
LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan TATA TERTIB ini diatur oleh
sekolah
2. Peraturan TATA TERTIB sekolah ini berlaku sejak diumumkan
CACATAN
Semua orang tua / wali dimohon secara sadar dan positif membantu agar peraturan
TATA TERTIB sekolah dapat ditaati