Unp Ekokes

44
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP DERAJAT KESEHATAN DI INDIA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ekonomi Kesehatan Di Ajukan Kepada : Rumita Ena Sari,SKM, MKM Oleh : Utami Nabila Putri (G1D114032) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JAMBI 2015

description

ekonomi kesehatan- india

Transcript of Unp Ekokes

Page 1: Unp Ekokes

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP DERAJAT KESEHATAN DI INDIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ekonomi Kesehatan

Di Ajukan Kepada : Rumita Ena Sari,SKM, MKM

Oleh :

Utami Nabila Putri

(G1D114032)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JAMBI

2015

Page 2: Unp Ekokes

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada ALLAH SWT karena hanya atas Berkah

dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap Derajat Kesehatan di India”.Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas

mata kuliah Ekonomi Kesehatan semester ketiga.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu. Rumita Ena Sari,

SKM, MKM selaku dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Kesehatan serta kepada semua

pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk pengembangan

wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan khususnya dalam hal Pengaruh Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap Derajat Kesehatan di Suatu Negara.

Saya sebagai penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi ,18 September 2015

Penulis

i

Page 3: Unp Ekokes

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulisan..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................4

1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................................4

1.4. Manfaat Penulisan......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sistem Pemerintahan India........................................................................................5

2.2. Pertumbuhan Ekonomi India.....................................................................................8

2.3. Kontribusi Sektor Kesehatan Terhadap Ekonomi di India......................................18

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan..............................................................................................................24

3.2. Saran........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................iii

ii

Page 4: Unp Ekokes

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekonomi dan kesehatan memiliki suatu keterkaitan yang sangat erat. Pembangunan

ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat, dan perbaikan pada

kondisi kesehatan masyarakat akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sehat adalah suatu

keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial tidak terbatas pada bebas dari penyakit

atau kelemahan saja. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam sistem kesehatan nasional

adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bermutu, merata, dan terjangkau oleh

masyarakat secara ekonomis, serta tersedianya pelayanan kesehatan tidak semata-mata

berada di tangan pemerintah melainkan mengikutsertakan sebesar-besarnya peran aktif

segenap anggota masyarakat (Suryandari, 2008).

Pelayanan kesehatan untuk masyarakat merupakan hak asasi manusia yang harus

dilaksanakan negara. Pemerintah harus mampu memberikan perlakuan yang sama kepada

warganya dalam pelayanan kesehatan maupun pelayanan publik lainnya. Dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat dengan status ekonomi lebih tinggi

mempunyai askses terhadap pelayanan kesehatan lebih baik dibandingkan dengan mereka

dengan status ekonomi rendah (Susanto dan Mubasysyir, 2006). Peningkatan pelayanan

kesehatan diharapkan dapat menghasilkan derajat kesehatan masyarakat lebih tinggi

sehingga memungkinkan masyarakat hidup lebih produktif, baik secara ekonomi maupun

sosial sehingga tercipta masyarakat sehat secara keseluruhan.

Pembangunan sosial ekonomi harus sejalan, karena dengan adanya peningkatan

kesehatan masyarakat saja tanpa adanya upaya memerangi kemiskinan akan memperlambat

penurunan angka kematian di masa mendatang yang memang sangat erat hubungannya

dengan bidang kesehatan tersebut. Aspek ekonomi seperti pendapatan merupakan syarat

utama untuk dapat menikmati fasilitas kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan

masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan antara lain, tersedianya

sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai, dan mutu makanan yang di

konsumsi. Penanganan faktor tersebut harus dilakukan terarah dan terpadu dengan

memperhatikan kondisi sosial ekonomi yang berkaitan (Rahmi, 2008). Keadaan faktor

sosial ekonomi juga berpengaruh dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia,

seperti pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga

(Yulia, 2009).

1

Page 5: Unp Ekokes

Dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan pada dasarnya pengambilan keputusan

dilakukan oleh rumah tangga. Tingginya pemanfaatan pelayanan pemerintah

menggambarkan kebutuhan pelayanan dan perbedaan dalam perilaku permintaan pelanggan

kesehatan. Masyarakat terkadang terkendala oleh beberapa faktor diantaranya kemiskinan,

pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, keadaan lingkungan, pendapatan, dan pekerjaan

kepala rumah tangga. Kemisikinan menjadi pengaruh bagi masyarakat dalam mencapai

pelayanan kesehatan. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait

dengan daya beli ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan

kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh

yang dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang penyakit tertentu (DinKes, 2008).

Tingkat pendidikan memegang peranan cukup penting dalam kesehatan masyarakat.

Pendidikan masyarakat yang rendah membuat mereka sulit diberi tahu mengenai pentingnya

menjaga kesehatan dan sanitasi lingkungan perumahan dalam mencegah terjangkitnya

penyakit menular. Dengan sulitnya mereka menerima penyuluhan, menyebabkan mereka

tidak peduli terhadap upaya pencegahan penyakit menular (BPS, 2011).

Kebutuhan anggota keluarga akan makanan berbeda-beda tergantung dari struktur

umur. Menurut Akmal (2001), distribusi kebutuhan pangan dalam keluarga tidak merata,

artinya setiap anggota keluarga tersebut mendapat jumlah makanan yang sesuai dengan

tingkat kebutuhannya, menurut umur dan keadaan fisiknya. Zat gizi yang diperlukan oleh

anak-anak dan anggota keluarga yang masih muda pada umumnya lebih tinggi dari

kebutuhan orang dewasa, tetapi kalau dinyatakan dalam kuantum absolut, anak-anak tentu

membutuhkan kuantum makanan yang lebih kecil dibandingkan dengan kuantum makanan

yang diperlukan oleh orang dewasa (BPS, 2011).

Keadaan lingkungan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, karena

menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti peledakan penduduk,

penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan pestisida,

masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara,

abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan

satu model penyakit (Taringan, 2004). Lingkungan yang bersih akan terbebas dari serangan

penyakit, sehingga bagi lingkungan yang bersih tersebut akan terhindar dari penyakit, dan

tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menggunakan pelayanan kesehatan.

Pekerjaan seseorang juga merupakan suatu determinan risiko dan determinan terpapar

yang khusus dalam bidang pekerjaan tertentu serta merupakan prediktor status kesehatan

dan kondisi tempat seseorang bekerja (Widyastuti dalam Wulandari, 2009). Mereka yang

bekerja pada sektor formal akan memperoleh pendapatan yang lebih besar bila

2

Page 6: Unp Ekokes

dibandingkan dengan mereka yang bekerja disektor informal. Besarnya pendapatan yang

diterima akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang, karena mereka dapat membeli

makanan yang lebih sehat sehingga kesehatan mereka dapat terbebas dari penyakit.

Sampai tahun 1990an, dunia masih memandang India sebagai negara miskin dengan

penduduk satu miliar lebih dan penuh bencana. Kecelakaan kereta api, banjir, dan badai

adalah berita-berita dari India yang sering kali terdengar. Kemiskinan penduduk terjadi

dimana-mana. Polusi kota menjadi pemberitaan utama tentang India, misalnya New Delhi

disebut-sebut sebagai sebagai kota terpolutif di dunia.

Pada tahun 1991, menyusul awal terjadinya krisis ekonomi yang menimpa banyak

negara Asia, India mengalami masalah yang serupa bahkan jauh lebih berat. Seratus sepuluh

juta rakyat India masuk kedalam jurang kemiskinan hanya dalam waktu dua tahun. Inflasi

sebesar 17 persen telah merusak sendi-sendi perekonomian India. Di tahun yang sama, 330

juta atau dua dari lima rakyat India hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi keuangan

pemerintah India terpuruk. India mengalami krisis dan pada saat itu, India hampir

dinyatakan bangkrut. Bank-bank telah memberhentikan pinjamannya kepada India dengan

perkiraan mereka tidak akan mampu untuk melunasinya. India’s foreign exchange merosot

tajam hingga berada pada kondisi kesanggupan untuk membayar impor minyak bumi

selama dua minggu saja. Melihat gejolak yang begitu parahnya, International Monetary

Founds (IMF) akhirnya menawarkan bantuan untuk memulihkan keadaan perekonomian

India. Namun pepatah barat selalu mengatakan, “there is no free luch”. IMF bersedia

membantu India dengan catatan pemerintah India setuju untuk membuat beberapa agenda

reformasi di bidang ekonomi. Melalui bantuan IMF, India melaksanakan Structural

Adjusment Programs (SAPs). Seperti yang dijelaskan Budi Winarno, dalam bukunya

Pertarungan Negara VS Pasar (2009:64-66 dalam Etika Pembangunan, 2013:273) bahwa

SAPs ini menjadi biang menajamnya kemiskinan dan kesenjangan. SAPs ini adalah paket

kebijakan yang sejalan dengan neoliberalisme yang memiliki tujuan mengupayakan agar

negara-negara penerima bantuan IMF untuk membuka pintu lebar-lebar bagi masuknya

MNC untuk memperoleh akses tenaga kerja yang murah dan SDM. Program ini juga

mengintegrasikan negara miskin kedalam sistem ekonomi global. Winarno mencontohkan

kasus Venesuela sebagai bukti bahwa kemiskinan dan kesenjangan semakin menajam

setelah negara ini menerima paket bantuan IMF melalui program SAPs.

Secara mengejutkan, pengalaman India menunjukan hal berbeda atas apa yang dialami

oleh Venezuela. Negara ini berhasil memanfaatkan momentum reformasi yang ditandai

dengan perusahan milik negara di bidang perbankan, penerbangan, dan industri

perminyakan dibuka bagi investor mandiri. Secara garis besar, rangkaian gerbong reformasi

3

Page 7: Unp Ekokes

ekonomi yang dilakukan oleh India meliputi: (1) fiskal dan administrasi; (2) sektor

finansial; (3) perdagangan internasional dan investasi; (4) sektor industri; (5) infrastruktur;

(6) tenaga kerja; dan (7) privatisasi.

Setelah reformasi ekonomi tahun 1991, India mengejutkan dunia dengan pencapaian

besar dalam pertumbuhan ekonominya . Dimulai pada 1997, terlihat pergerakan

pertumbuhan ekonomi India yang mencapai angka rata – rata 7% lebih yang menjadikan

turunnya angka kemiskinan penduduk dunia sebesar 10%. Menurut data yang tercatat, tikat

pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tahun 2006 sekitar 9,6%, dan ditahun 2007

sekitar 9%, sedangkan di tahun 2008 sebesar 6,6%.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana sistem pemerintahan di Negara India

b. Bagaimana pertumbuhan ekonomi India dalam 20 tahun terakhir

c. Bagaimana kontribusi sektor kesehatan terhadap ekonomi di India

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi

ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui sistem pemerintahan yang dianut oleh Negara India

b. Untuk menganalisa perekonomian India yang telah terjadi selama 20 tahun terakhir

c. Untuk menganalisa kontribusi sektor kesehatan terhadap perekonomian di India

1.4. Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tambahan bagi yang

membutuhkan dan bagi mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya. Penulis

mengaharapkan tulisan ini bisa menjadi suatu pemaparan yang dapat menjelaskan

kontribusi sektor kesehatan terhadap perekonomian di India dengan menganalisa

perekonomian negara tersebut serta sistem pemerintahan yang di terapka di India.

4

Page 8: Unp Ekokes

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sistem Pemerintahan India

Secara Geografis India terletak di Asia selatan yang mempunyai jumlah penduduk

terbanyak kedua di dunia, dengan populasi lebih dari satu milyar jiwa dan negara terbesar

ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis dengan luas wilayah 3.287.590 km². Sungai

penting di India yaitu sungai Gangga yang bersumber dari pegunungan Himalaya dan

Gunung tertinggi di India adalah gunung Kanchenjunga (8598 m) .

India merupakan negara republik. Pernah mengalami penjajahan Inggris selama

lebih dari 300 tahun. Pada tanggal 15 Agustus 1947 India mendapatkan kemerdekaannya

dari Inggris, tetapi baru tanggal 26 Januari 1950 resmi menjadi negara republik berdaulat

penuh. Perdana Menteri India yang pertama adalah Jawaharlal Nehru, kakek Rajiv Gandhi.

HIngga kini India menjadi anggota persemakmuran Inggris.

Ketika dimerdekakan pada tahun 1947, India yang penduduknya sebagian besar

beragama Hindu berpisah dengan Pakistan yang penduduknya sebagian besar beragama

Islam. India terdiri dari 27 negara bagian. Meski merupakan negara mantan jajahan Inggris,

India tidak sepenuhnya mengadopsi sistem pemerintahan Inggris.

Sistem pemerintahannya merupakan sistem pemerintahan parlementer, dengan

Presiden sebagai Kepala Negara/simbol negara dan Perdana Menteri sebagai kepala

pemerintahan. Perdana Menteri diangkat oleh parlemen sedangkan Presiden diangkat

melalui Pemilu. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlemen yaitu:

a. Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan

sedangkan kepala negara dikepalai oleh presiden/raja.

b. Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi

berdasarkan undang-undang.

c. Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat

dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-

departemen.

d. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.

e. Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.

f. Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.

5

Page 9: Unp Ekokes

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:

1. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi

penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena

kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi

partai.

2. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik

jelas.

3. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga

kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:

1. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas

dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan

oleh parlemen.

2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa

ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-

waktu kabinet dapat bubar.

3. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para

anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai

meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai,

anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

4. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.

Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan

manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan

Pembentukan sistem politik dan pemerintahan India tentunya memperoleh inspirasi

dari Amerika Serikat yang menganut politik liberal dan praktek-praktek konstitusi Inggris

yang dulunya sebagai penjajah India. Konstitusi India menetapkan India sebagai Uni

Negara Bagian dan beberapa wilayah administrasi federal. India merupakan negara dengan

sistem pemerintahan republik parlementer dan menganut demokrasi parlementer dua kamar

dengan sistem politik multipartai.

Konstitusi India adalah Constitution of India yang merupakan konstitusi terpanjang

di dunia dan memuat 395 pasal dan 8 lampiran. Konstitusi India disetujui oleh Majelis

Konstituante pada tanggal 26 November1949 dan mulai berlaku sejak tanggal 26 Januari

6

Page 10: Unp Ekokes

1950. Komponen-komponen pemerintahannya terdiri dari tiga yaitu badan eksekutif,

legislatif dan yudikatif.

Cabang eksekutif dipimpin oleh Presiden, yang merupakan Kepala Negara dan

menjalankan kekuasaannya secara langsung atau melalui petugas bawahan kepadanya.

Presiden India adalah kepala negara seremonial India. Ia juga merupakan Panglima

Tertinggi Angkatan Bersenjata India. Sang presiden dipilih setiap lima tahun sekali dan

dapat menjabat untuk masa bakti yang tidak terbatas. Kekuasaan eksekutif pemerintahan

pusat dijalankan oleh sebuah kabinet yang terdiri dari menteri-menteri yang dipimpin oleh

perdana menteri. Dalam setiap negara bagian terdapat seorang gubernur yang ditunjuk oleh

Presiden, badan legislatif dan badan pengadilan sendiri. Sedangkan pemerintahan uni atau

federal dikepalai oleh Presiden dan wakilnya yang dipilih oleh dewan pemilih yang terdiri

atas para anggota badan legislatif pusat atau negara bagian. Kekuasaan badan eksekutif

terbatas, diatur oleh UU dan dipilih serta diawasi oleh badan legislatif.

Pada cabang legislatif atau parlemen dipimpin oleh badan legislatif India yang

tertinggi yaitu Sansad yang terdiri dari majelis rendah (Lok Sabha) dan Majelis tinggi

(Rajya Sabha). Lok Sabha dipilih dengan anggota 545 orang dengan anggota mayoritas

perwakilan dari setiap wilayah negara bagian di India. Anggota Lok Sabha adalah wakil

langsung dari rakyat India, secara langsung dipilih oleh penduduk India yang boleh

memilih dengan usia minimum 21 tahun melalui pemilu.

Dalam sistem parlementer ini, hanya majelis rendah yang berhak mengangkat

kepala pemerintahan atau perdana menteri, dan dapat pula menurunkan mereka melalui

mosi tidak percaya. Beberapa nama umum yang digunakan majelis rendah meliputi:

• Chamber of Deputies

• Chamber of Representatives

• House of Assembly

• House of Commons/ Dewan Bersama

• House of Representatives

• Legislative Assembly/ Dewan Perwakilan Rakyat

• National Assembly/ Majelis Nasional

Di samping majelis rendah, ada pula majelis tinggi yaitu Rajya Sabha yang

beranggotakan 250 orang, 12 anggota di antaranya dipilih langsung oleh Presiden yang

dipercayakan sebagai ahli dalam bidang tertentu seperti seni, ilmu pengetahuan, sastra dan

pelayanan nasional. Anggota Rajya Sabha dikenal sebagai anggota yang dinominasikan

baik oleh Presiden atau partai politik, sedangkan sisanya dipilih oleh legislatif negara

bagian dan teritorial. Ketentuan jabatan Rajya Sabha adalah selama enam tahun dengan

7

Page 11: Unp Ekokes

satu sepertiga dari anggota pensiun setiap dua tahun. Kekuatan Rajya Sabha lebih kecil

daripada Lok Sabha namun persamaan perlakuan hukum tetap ada.

Cabang yudisial dipimpin oleh Mahkamah Agung pada puncaknya, kemudian 21

pengadilan tinggi di setiap distrik, serta pengadilan perdata, pidana dan keluarga di tingkat

kabupaten. Melalui bentuk pemerintahan dan politik India, hal ini menunjukkan bahwa

India merupakan negara demokrasi terbesar di dunia.

2.2. Pertumbuhan Ekonomi India

Ekonomi India adalah ekonomi terbesar kesembilan di dunia berdasarkan produk

domestik bruto (PDB) nominal dan yang terbesar ketiga berdasarkan keseimbangan

kemampuan berbelanja (PPP). Negara tersebut adalah anggota G-20 dan juga anggota

BRIC. Pada tahun 2011, PDB PPP per kapita India tercatat sebesar $3.703 (IMF), yang

membuatnya menduduki peringkat 127 di dunia. Dengan demikian pemasukan ekonomi

mereka tergolong ke dalam kelas menengah ke bawah. Negara-negara BRIC di tahun 2015

sudah akan menghasilkan hampir 30 persen dari total produksi dunia. Angka tersebut jauh

lebih tinggi dari kontribusi zona Euro yang nantinya hanya mampu menyumbang 13

persen, padahal di tahun 1995 mencapai level 20 persen. Sudah terlihat diantara tahun 2002

hingga 2010, negara-negara BRIC berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi global dengan

peningkatan impor barang antara 12 hingga 20 persen. Kecuali tahun 2004-2005,

jumlahnya melebihi Amerika Serikat.

India memulai perekonomiannya dengan cara yang salah. India begitu banyak

memiliki banyak keunggulan dalam memulai pengembangan ekonominya pada tahun

1950an, kepemimpinan modern, pelayanan umum yang unggul, serta pemilahan dasar-

dasar industri. Begitu banyak ahli yang diundang sebagai penasihat dalam pengembangan

strategi ekonomi India sejak kemerdekaannya. Manajemen ekonomi India juga begitu

beruntung. Pemerintah tidak menghadapi masalah defisit anggaran dan hutang. Inflasi

India tidak pernah sampai 20 persen, sementara di negara lain mengalami hiper-inflasi.

Akan ada gejolak politik ketika inflasi mendekati angka 20 persen. Dengan sistem

demokrasi memastikan bahwa India terhindar dari gerakan semacam Lompatan Jauh Ke

Depan dan Revolusi Budaya seperti yang dialami China. Setelah itu, pertumbuhan ekonomi

India pun melambat setelah pertumbuhan yang tinggi di awal. 15 tahun setelah tahun 1965

adalah periode terparah ekonomi India.

Sementara di negara Asia lainnya berhasil mengatasi kemiskinan mereka dengan

pertolongan tingkat pertumbuhan. Negara pertama, Jepang, lalu diikuti empat negara

8

Page 12: Unp Ekokes

Macan Asia seperti Hong Kong, Singapura, Taiwan, dan Korea Selatan. Negara lain seperti

Thailand, Malaysia, dan Indonesia mengikuti setelahnya.

Masing-masing negara ini membutuhkan waktu sekitar 20 tahun untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen. India hanya mencapai pertumbuhan

ekonomi 3,5 Persen pertahun, dengan kata lain pertumbuhan ekonomi dunia tidak tumbuh

seiring dengan pertumbuhan penduduk. Pendapat warga India hampir stagnan.

Terdapat masa-masa ketika India seperti kehilangan harapan. Seperti sedang duduk

di atas bom waktu Malthusian pada sekitar tahun 1960an, khususnya ketika populasi

bertumbuh tidak sesuai dengan ketersediaan pasokan pangan. Kekeringan luar biasa yang

terjadi pada tahun 1966 menjadikan jutaan warga India mengalami kelaparan. Ekonomi

berjalan di tempat, nilai Rupee jatuh tidak terkendali, jumlah pengangguran di perkotaan

meningkat, dan pemberontak Maoist membuat pemberontakan berdarah di beberapa tempat

di negara itu.

Pemerintah India yang pada awalnya menolak mengembangkan sektor pertanian dan

lebih memilih mengembangkan industri baja seperti yang dilakukan Uni Sovyet mulai

menyadari kesalahannya. Bibit-bibit tanaman hibrida baru, diekspor dari Meksiko, bank-

bank dipaksa untuk memberi pinjaman pada para petani, selain itu pemerintah juga

memberlakukan kebijakan insentif harga. Petani India memberi respon yang luar biasa, dan

negara ini berhasil swa-sembada pertanian dalam kurun waktu lima tahun. Peristiwa ini

disebut sebagai Revolusi Hijau. India masih mengalami kekeringan pada tahun 1973 dan

1978, inflasi tinggi juga melanda negara ini, tetapi India tidak pernah lagi mengalami

kelaparan.

Ahli ekonomi dari Bank Goldman Sachs, Domonic Wilson dan Roopa Purshotaman

mengatakan bahwa 50 tahun mendatang, apa yang mereka katakan sebagai BRIC (Brazil,

Russia, India, dan China) akan menjadi kekuatan ekonomi yang besar di dunia. Mereka

menggunakan tiga unsur, pertumbuhan populasi, akumulasi modal, dan pertumbuhan

produktivitas. Wilson dan Purshotaman mencoba memprediksi tingkat pertumbuhan masa

depan dari empat raksasa ekonomi dunia dibandingkan dengan negara-negara terkaya yang

sudah ada saat ini. Mereka menyimpulkan, GDP BRIC akan menyamai negara-negara kaya

yang ada saat ini. Ekonom Goldman Sachs juga memperkirakan India akan melewati Italia

pada tahun 2015, Perancis pada tahun 2020, Jerman pada tahun 2023, dan Jepang pada

tahun 2032. Ekonomi China akan lebih baik dari negara manapun di dunia pada tahun 2016

dan bahkan akan mengalahkan ekonomi Amerika Serikat pada tahun 2041.

CIA memperkirakan masa depan geopolitik dunia., beranggapan bahwa India akan

mengalami perkembangan ekonomi yang lebih baik dari China. CIA menyebutkan tiga

9

Page 13: Unp Ekokes

faktor mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pertama, usia pekerja dalam populasi India akan

terus bertambah hingga tahun 2020, sedangkan di China jumlah angkatan kerja akan

berkurang seiring dengan kebijakan satu anak yang diterapkan di China. Kedua, sistem

demokrasi di India akan menstabilkan keadaan. Ketiga, India telah mengembangkan pasar

modal dan perusahaan kelas dunia yang akan membantu menjaga kompetisi jangka

panjang.

India pernah mengalami masa surplus anggaran. Namun, pemerintah kolonial

mengambil anggaran tersebut dengan alasan untuk membayar bunga para kreditor dari luar

negeri. Pendapat lain yang masih bisa diperdebatkan adalah biaya yang diambil oleh

penjajah digunakan untuk menjalankan kekaisaran di India, termasuk segala biaya yang

dibutuhkan untuk operasional tentara Inggris selama berada di India serta membayar gaji

dan pensiun para pejabat tinggi kekaisaran. Dampaknya, justru India lah yang membiayai

pemerintah yang menjajahnya. Total biaya yang harus dikeluarkan adalah seperempat dari

anggaran yang dimiliki India yang sebenarnya bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan

domestik India.

Selain penggunaan anggaran oleh penjajah, abad 19 adalah abad kebangkitan

ekonomi bagi India. Pendapatan sebagian besar dihasilkan dari kegiatan ekspor. P.R.

10

Page 14: Unp Ekokes

Brahmanada dalam bukunya memperkirakan pertumbuhan industri India bertumbuh

sebesar 8,4 persen pertahun antara tahun 1861 dan 1900. India bisa mengambil manfaat

dari gelombang pertama globalisasi, sedangkan sekarang sudah terjadi gelombang kedua.

Pada abad 19, India menyumbang 7 persen dari perdagangan dunia. Surplus

perdagangan terjadi pada tahun 1913 di mana India menghasilkan $2,1 miliar ($7 per

kapita) ketika China hanya menghasilkan $1,6 miliar ($3,6 per kapita). Produksi pertanian

juga mengalami sedikit peningkatan karena ada lahan baru yang ditanami dan program

irigasi. Meghnad Desai.

Jika ada kesalahan mendasar dalam ekonomi India, maka proteksionime adalah

kesalahan itu. Perdagangan membuat sebuah negara memiliki komoditas khusus,

menumbuhkan kompetisi, dan menjadi alat untuk memindahkan teknologi dan

pengetahuan. India menutup diri ketika industri pakaian sedang baik selama 40 tahun

setelah kemerdekaannya pada tahun 1947 dan India harus membayar mahal untuk

proteksionisme ini.

Strategi ekonomi pada awal kemerdekannya adalah dengan melakukan perencanaan

nasional serta membangun industri alat-alat berat. Pada tahun 1990, India adalah negara

dengan tingkat proteksionisme tertinggi di dunia. Bahkan Bank Pembangunan Asia

mencatat pada tahun 1997 negara-negara Asia yang membuka diri terhadap perdagangan

internasional memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar dua persen lebih cepat dibandingkan

dengan negara-negara dengan proteksionisme.

Salah satu ekonom yang datang ke India adalah Milton Friedman, ia bukanlah

pendatang biasa. Friedman adalah orang bersikap skeptikal ketika ahli lain justru kagum

terhadap perencanaan ekonomi India juga proteksionismenya. Friedman punya cerita

menarik tentang kebijakan India dalam melindungi perusahaan domestiknya. Friedman

mengatakan bahwa masyarakat India sebenarnya punya potensi untuk membuat perusahaan

mobilnya sendiri dengan segala potensi yang dimiliki dibanding hanya mengimpor mobil

bekas dari Amerika Serikat dan menjualnya dengan harga berkali lipat di India.

Cerita itu berulang di bidang alat-alat industri. India terjebak pada pada ekonomi

yang tidak efisien dan berbiaya tinggi. Ahli ekonomi berargumentasi bahwa kebijakan

ekonomi India harus lebih ramah dengan kegiatan ekspor. Disertasi yang ditulis

Manmohan Singh, seseorang yang nantinya akan menjadi Perdana Menteri India,

menyatakan bahwa mengapa India harus lebih banyak melakukan ekspor agar

mendapatkan mata uang internasional lebih banyak dan mengurangi bantuan luar negeri.

India mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang lamban selama beberapa

dasawarsa, rata- rata hanya 3,0 persen setahun. Baru pada akhir pemerintahan Rajiv

11

Page 15: Unp Ekokes

Gandhi, akhir 1980-an, terutama setelah 1991 saat Manmohan Singh, menteri keuangan

meluncurkan program reformasi ekonomi yang luas, ekonomi India mulai tumbuh lebih

pesat.

Kinerja perdagangan India sejak tahun 1980-an mengalami kemajuan yang sangat

pesat. Antara tahun 1978 dan 2005 nominal ekspor dan impor, dinilai berdasarkan harga

sekarang, secara keseluruhan ekonominya tumbuh dua kali lebih pesat. Dari sekitar US $

10 miliar pada tahun 1978, ekspor dan impor barang dan jasa India masing-masing

mencapai US $ 164 miliar dan US $ 188 miliar 2005, atau setara dengan 20% sampai 25%

dari angka Cina. Pertumbuhan perdagangan India juga mengalami peningkatan sejak tahun

2001. Nominal pertumbuhan ekspor dan impor meningkat 28% dan 30,2% antara tahun

2001 dan 2005, dibandingkan dengan 9,1% dan 8,3% untuk periode antara 1978 dan 2001.

Pertumbuhan ekonomi India yang rata-rata di atas 8,0% terjadi setelah tahun 2002.

Pertumbuhan yang secara konsisten tinggi ini sebenarnya berkaitan erat dengan

perkembangan sektoralnya dan dengan dengan langkah-langkah reformasi ekonomi yang

telah dilakukan sejak tahun 1984. Catatan penting yang patut digarisbawahi dari kemajuan

India terletak pada tiga hal yaitu liberalisasi dan reformasi ekonomi, kekuatan internal dan

dukungan lingkungan eksternal. Sejak liberalisasi ekonomi awal 1990-an, India muncul

sebagai negara utama dalam teknologi informasi (TIK) dan komunikasi dan BPO (Business

Process Outsourcing), yang berhasil meningkatkan pertumbuhan rata-rata 6,0 persen

setahun. Pertumbuhan ekonomi kian pesat, terutama sejak 2002 membuat India

disejajarkan dengan China, dua negara adidaya ekonomi Asia.

Program reformasi ekonomi ini meliputi deregulasi sektor keuangan dan liberalisasi

kebijakan perdagangan yang proteksionis dan kebijakan investasi asing langsung yang

amat restriktif. Dampak kumulatif program reformasi kebijakan ekonomi berhasil

mendorong investasi swasta langsung, termasuk swasta asing, sehingga meningkat 7-8

persen dari produk domestik bruto (PDB) India dalam 4-5 tahun.

Sejak merdeka tahun 1947 sampai tahun 1990, aktivitas ekonomi India berjalan

sangat lamban. Kondisi ini akibat kebijakan ekonominya tidak pro pasar, campur tangan

pemerintah yang sangat kuat dan mengandalkan subtitusi impor. Namun sejak terjadi

kesulitan neraca pembayaran tahun 1991 memaksa India harus melakukan reformasi di

berbagai bidang baik ekonomi maupun non ekonomi. Perubahan paradigma ini ternyata

berdampak positif pada ekonomi India tercermin dari peningkatan perdagangan luar negeri,

aliran modal asing mengalir deras baik dalam bentuk PI (Portfolio Investment) maupun

FDI (Foreign Direct Investment) dan aktivitas ekonomi yang mulai bergairah. Progress

kebijakan liberal yang diterapkan dalam hal ini telah menyebabkan meningkatnya aliran

12

Page 16: Unp Ekokes

masuk investasi asing di negeri ini, baik dalam hal investasi langsung (FDI), serta

portofolio investasi. Agregat tahunan arus masuk investasi asing bervariasi antara US $ 4

menjadi 6 miliar selama periode 1993-94 sampai 2001-2002.

India selama ini dikenal sebagai negara yang relatif tertutup dan pasarnya sulit

ditembus oleh pihak asing. Faktor dominan adalah menisbikan kekuatan pasar diikuti

semangat swadesi (memenuhi kebutuhan sendiri) yang kental. Peran pemerintah sangat

dominan yaitu mengatur segalanya. Strategi ini ternyata tidak ampuh menjadi kekuatan

pembangunan bahkan hasil yang diperoleh kemiskinan semakin merajelela. Di bawah

kepemimpinan PM PV Nashimha Rao dan Menteri Keuangan Manmohan Sigh (kini

menjabat PM) sejak tahun 1991 India mulai membuka diri dengan melakukan liberalisasi

ekonomi. Pemerintah mulai melucuti Lisensi Raja (dalam hal investasi, industri dan lisensi

impor), mengakhir monopoli negara di banyak sektor, dan mengijinkan investor asing

menggeluti bisnis domestik. Perubahan paradigma pada kekuatan pasar dan sentuhan asing

membawa India menjadi kekuatan dunia.

Dua sektor yang luput dari campur tangan pemerintah yaitu bidang teknologi

informasi dan industri film ternyata malah menjadi kekuatan besar India di kemudian hari.

Kemajuan IT (Information Technology) India sangat fenomena, bahkan kota Bangalore

telah menjadi pusat IT dunia. Hampir semua industri IT raksasa membuka kantor di kota

ini dari Microsoft, IBM, Infosys dan Wipro. Kesemuanya itu didukung oleh kualitas

pendidikan teknologi informasi yang memiliki reputasi internasional. Industri film di India

merupakan industri layar lebar terbesar di dunia bahkan telah mengalahkan Hollywood

dalam jumlah produksi film. Industri film ini mempunyai peran yang sangat besar dalam

menyerap tenaga kerja. Sebanyak 2,3 juta orang India bekerja di sektor ini.

Salah satu langkah krusial yang menjadi awal kebangkitan India adalah besarnya

perhatian pemerintah pada kualitas pendidikan. Sistim dan kualitas pendidikan di India

mempunyai standar dunia. Bahkan India dikenal sebagai pemasok pekerja ahli di dunia.

Sebagai gambaran pada tahun 1990 an dari 150.000 pekerja asing yang bekerja di

perusahaan IT Amerika Serikat sebanyak 60.000 diantaranya adalah para pakar software

dari India. Kemajuan teknologi yang pesat menakutkan negara-negara maju lainnya.

Menurut analis JP Morgan, dengan penduduknya yang mayoritas berusia muda dan

berpengetahuan tinggi, maka dalam 20-30 tahun mendatang India diunggulkan dalam

pelayanan teknologi informasi atau berbasis pengetahuan dengan layanan jarak jauh.

Kemajuan para entrepreneur India sudah mengglobal. Sejumlah perusahaan India

dikenal sebagai pemain kelas dunia seperti Tata, Infosys, dan TVS Motor Company. Sepak

terjang Tata bahkan telah menjadi pemain dunia yang patut diperhitungkan. Saat ini kiprah

13

Page 17: Unp Ekokes

Tata telah beroperasi di 40 negara dengan 90 perusahaannya. Diversifikasi bisnis Tata

sangat luas dari otomotif, baja, TI dan komunikasi, jasa, consumer products dan pertanian.

Di bidang farmasi India juga dikenal sangat spetakuler dan diperhitungkan di arena

global. India memasok 40% kebutuhan dunia untuk obat-obatan curah (bulk). India dewasa

ini mampu memproduksi obat-obatan jauh lebih murah dari negara manapun yaitu hanya

separuh biaya produksi di Amerika Serikat. Dengan modal intelektual yang sangat kuat,

India mampu memproduksi hingga 10 obat generik dalam setahun, sementara produsen

asing hanya maksimal 2 produk. India saat ini juga mengincar pasar pelayanan medis.

Dengan ongkos 80% lebih rendah di banding di AS, beberapa perusahaan di AS sedang

menjajagi jasa perawatan kesehatan di India.

India memiliki ekonomi yang berada diurutan ke-4 terbesar dalam Paritas Daya Beli.

Ekonomi India dulunya banyak tergantung dari pertanian. Namun sekarang menjadi

Industri penting lainnya termasuk pertambangan, pengasahan berlian, film, tekstil,

teknologi informasi, dan kerajinan tangan. Tahun-tahun belakangan ini, India telah muncul

sebagai salah satu pemain terbesar dalam perangkat lunak dan business process

outsourcing, dengan pendapatan sekitar US$17,2 milyar pada 2011-2012. Ekspor utama

India termasuk produk pertanian, tekstil, batu berharga dan perhiasan, jasa perangkat lunak

dan teknologi, hasil teknik, kimia, hasil kulit dan total ekspor india berjumlah US$69,18

milyar. Impornya adalah minyak mentah, mesin, batu berharga, pupuk, kimia, total impor

India berjumlah sekitar US$89,33 milyar.

India dikenal sebagai sebuah negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia,

dengan jumlah penduduk 1.080.264.388 (Juli 2005). Booming ekonomi yang luar biasa

sebagian besar terjadi berkat layanan yang kompetitif secara global dan sektor teknologi

informasi (TI).

India dengan rata-rata pertumbuhan PDB dalam 3 tahun terakhir 7,57%. Negara ini

memang sedang mengalami transisi perekonomian. Kinerja Perdana Menteri Narendra

Modi yang baru menjabat setahun dipuji-puji berbagai kalangan termasuk analis dan

kritikus Negeri Bollywood. Pertumbuhan ekonomi India ditopang oleh sektor jasa,

berkontribusi 65% terhadap total PDB nasional. Saat ini, PM Modi tengah berupaya

menyelesaikan persoalan korupsi, kemiskinan, dan diskrimiasi terhadap perempuan.

Pada tahun 2013 Di tengah sinyal pemulihan ekonomi negara maju, negara-negara

EM mengalami perlambatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi negara-negara EM

(Emerging Market : BRIC dan Afrika Selatan) mencapai 4,7%, menurun dibandingkan

dengan tahun sebelumnya sebesar 4,9%. Perlambatan ini dipengaruhi kinerja ekonomi

14

Page 18: Unp Ekokes

beberapa negara seperti China, India, Rusia, Brasil, dan Afrika Selatan yang berada dalam

tren melambat.

Perlambatan ekonomi negara-negara EM dipengaruhi oleh dinamika ekonomi global

dan permasalahan struktural domestik. Pada satu sisi, penurunan harga komoditas global

telah memberi tekanan kepada ekspor negara-negara EM, terutama pada negara-negara

yang mengandalkan ekspor berbasis komoditas. Pada sisi lain, permasalahan struktural

domestik menyebabkan kapasitas perekonomian belum mampu mengimbangi permintaan

domestik sehingga meningkatkan impor. Kombinasi tekanan terhadap ekspor dan

peningkatan impor tersebut pada gilirannya meningkatkan defisit transaksi berjalan. Selain

itu, tekanan ekspor dan peningkatan impor juga memberi tekanan perlambatan

pertumbuhan ekonomi. Kinerja pertumbuhan ekonomi semakin menurun seiring dengan

rencana tapering off AS yang memengaruhi pembiayaan ekonomi di negara-negara EM.

Selain itu, pembiayaan domestik juga berkurang sejalan dengan pengetatan kebijakan

moneter di beberapa negara.

India juga mengalami perlambatan ekonomi yang diikuti dengan naiknya tekanan

inflasi, melebarnya defisit neraca transaksi berjalan dan tingginya defisit fiskal.

Pertumbuhan ekonomi India pada tahun 2013 tercatat 4,4%, menurun dibandingkan dengan

tahun 2012 yang mencapai 5,1%. Perlambatan ekonomi ini diakibatkan ekspor yang

menurun di tengah impor yang meningkat. Hal ini turut memberi tekanan terhadap

melebarnya defisit transaksi berjalan. India juga mengalami tekanan inflasi yang meningkat

sejalan dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM untuk menurunkan defisit

fiskal yang tinggi. Tekanan inflasi juga menguat akibat meningkatnya depresiasi nilai tukar

yang didorong oleh aliran modal keluar dari India terkait dengan rencana tapering off

(Mengurangi stimulus/ Pembelian obligasi secara bertahap) AS. Tekanan terhadap

ekonomi India mulai terlihat mereda pada beberapa bulan terakhir tahun 2013. Hal ini

tercermin pada meredanya tekanan depresiasi nilai tukar dan meningkatnya aktivitas

industri sebagaimana meningkatnya PMI dan indeks produksi. Perkembangan positif ini

dipengaruhi berbagai

respons pemerintah dan

bank sentral dalam

menstabilkan

perekonomian.

15

Page 19: Unp Ekokes

Ekonomi global yang melambat dan harga komoditas yang menurun tersebut

kemudian berkontribusi pada menurunnya tekanan inflasi global tahun 2013. Inflasi global

tahun 2013 hanya mencapai 2,9%, terutama disebabkan oleh masih rendahnya inflasi

negara-negara maju yang tercatat sebesar 1,4%, sedangkan inflasi negara-negara EM

sebesar 6,1%. Tekanan inflasi di negara-negara EM masih tinggi seiring dengan masih

kuatnya pertumbuhan ekonomi, terjadinya gangguan pasokan dan peningkatan harga Bahan

Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Inflasi di India tetap tinggi sebesar 9,1% pada tahun

2013.

16

Page 20: Unp Ekokes

17

Page 21: Unp Ekokes

2.3. Kontribusi Sektor Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi India

Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah

dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga kerja yang

sehat secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih produktif, dan mendapatkan

penghasilan yang tinggi. Keadaan ini terutama terjadi di negara-negara sedang

berkembang, dimana proporsi terbesar dari angkatan kerja masih bekerja secara manual.

Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan

masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan

pembangunan ekonomi jangka panjang. Beberapa pengalaman sejarah besar membuktikan

berhasilnya tinggal landas ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung

oleh terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit dan

peningkatan gizi.

Informasi yang paling mengagumkan adalah penelusuran sejarah yang dilakukan

oleh Prof. Robert Fogel, yang menyatakan bahwa peningkatan ketersediaan jumlah kalori

untuk bekerja, selama 200 tahun yang lalu mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan

pendapatan per kapita seperti terjadi di Perancis dan Inggris. Melalui peningkatan

produktivitas tenaga kerja dan pemberian kalori yang cukup, Fogel memperkirakan bahwa

perbaikan gizi memberikan kontribusi sebanyak 30% terhadap pertumbuhan pendapatan

per kapita di Inggris.

Bukti-bukti makroekonomi menjelaskan bahwa negara-negara dengan kondisi

kesehatan dan pendidikan yang rendah, mengahadapi tantangan yang lebih berat untuk

mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan dengan negara yang lebih baik

keadaan kesehatan dan pendidikannya.

Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kesehatan yang baik dengan pertumbuhan

ekonomi yang tinggi. Secara statistik diperkirakan bahwa setiap peningkatan 10% dari

angka harapan hidup (AHH) waktu lahir akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

minimal 0.3–0.4% pertahun, jika faktor-faktor pertumbuhan lainnya tetap. Dengan

demikian, perbedaan tingkat pertumbuhan tahunan antara negara-negara maju yang

mempunyai AHH tinggi (77 tahun) dengan negara-negara sedang berkembang dengan

AHH rendah (49 tahun) adalah sekitar 1.6%, dan pengaruh ini akan terakumulasi terus

menerus.

Peningkatan kesejahteraan ekonomi sebagai akibat dari bertambah panjangnya usia

sangatlah penting. Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan antar kelompok

masyarakat, sangatlah penting untuk melihat angka harapan hidup, seperti halnya dengan

tingkat pendapatan tahunan. Di negara-negara yang tingkat kesehatannya lebih baik, setiap

18

Page 22: Unp Ekokes

individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis

mempunyai peluang untuk untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi. Keluarga yang usia

harapan hidupnya lebih panjang, cenderung untuk menginvestasikan pendapatannya di

bidang pendidikan dan menabung. Dengan demikian, tabungan nasional dan investasi akan

meningkat, dan pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Peranan kesehatan diantara berbagai faktor pertumbuhan ekonomi dapat

digambarkan dalam Diagram 1 dibawah ini. Dalam diagram tersebut dapat dilihat,

pembangunan ekonomi disatu pihak, merupakan fungsi dari kebijakan dan institusi

(kebijakan ekonomi, pemerintahan yang baik, dan penyediaan pelayanan publik), dan

faktor masukan (sumber daya manusia, teknologi, dan modal perusahaan) dilain fihak.

Kesehatan mempunyai peranan ekonomi yang sangat kuat terhadap sumber daya manusia

dan modal perusahaan melalui berbagai mekanisme seperti digambarkan.

Kesehatan yang buruk akan memberikan pengaruh buruk terhadap pertumbuhan

ekonomi, hal ini antara lain terjadi di sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan. Beban berat

19

Page 23: Unp Ekokes

yang diakibatkan oleh penyakit dan pengaruh gandanya terhadap produktivitas,

kependudukan, dan pendidikan mempunyai peranan dalam kinerja ekonomi yang buruk

dan kronis di negara-negara Afrika. Studi terbaru yang dilakukan oleh Bloom dan Sachs,

menemukan bahwa lebih dari setengahnya dari keterbelakangan pertumbuhan di negara-

negara Afrika jika dibandingkan dengan dengan negara-negara di Asia Timur, secara

statistik dapat diterangkan oleh beban berat akibat penyakit, kependudukan, dan geografis

jika dibandingkan dengan variabel-variabel tradisional dari ekonomi makro dan politik

pemerintahan. Sebagai contoh, tingginya angka prevalensi penyakit malaria menunjukkan

hubungan yang erat dengan penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen atau

lebih setiap tahunnya.

Berbagai indikator kesehatan di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah

jika dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan tinggi, memperlihatkan bahwa

angka kesakitan dan kematian secara kuat berkorelasi terbalik dengan pendapatan. Studi

lain dilakukan oleh Bank Dunia yang membagi keadaan kesehatan antara kelompok

penduduk berpenghasilan tinggi dan rendah pada negara-negara tertentu. Sebagai contoh,

tingkat kematian anak pada quantil termiskin di Bolivia dan Turki diperkirakan empat kali

lebih besar dibandingkan dengan tingkat kematian pada quantil terkaya. Dengan demikian

kebijakan yang diarahkan untuk menanggulangi penyakit malaria dan kekurangan gizi

secara langsung merupakan implementasi dari kebijakan mengurangi kemiskinan.

Komitmen global untuk meningkatkan status kesehatan secara jelas dicantumkan

dalam Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals-MDGs). Tujuan

pembangunan milenium tersebut antara lain: (1) menurunkan angka kematian anak sebesar

dua pertiganya pada tahun 2015 dari keadaan tahun 1990; (2) menurunkan angka kematian

ibu melahirkan sebesar tiga perempatnya pada tahun 2015 dari keadaan 1990; dan (3)

menahan peningkatan prevalensi penyakit HIV/AIDS dan penyakit utama lainnya pada

tahun 2015. Tujuan pembangunan milenium difokuskan terhadap pengurangan kemiskinan

pada umumnya dan beberapa tujuan kesehatan pada khususnya, sehingga terdapat

keterkaitan antara upaya keseluruhan penurunan kemiskinan dengan investasi di bidang

kesehatan.

Beberapa alasan meningkatnya beban penyakit pada penduduk miskin adalah:

Pertama, penduduk miskin lebih rentan terhadap penyakit karena terbatasnya akses

terhadap air bersih dan sanitasi serta kecukupan gizi. Kedua, penduduk miskin cenderung

enggan mencari pengobatan walaupun sangat membutuhkan karena terdapatnya

kesenjangan yang besar dengan petugas kesehatan, terbatasnya sumber daya untuk

20

Page 24: Unp Ekokes

memenuhi kebutuhan dasar, dan terbatasnya pengetahuan untuk menghadapi serangan

penyakit.

Konsekuensi ekonomi jika terjadi serangan penyakit pada anggota keluarga

merupakan bencana jika untuk biaya penyembuhannya mengharuskan menjual aset yang

mereka miliki atau berhutang. Hal ini akan menyebabkan keluarga jatuh kedalam

kemiskinan, dan jika tidak bisa keluar dari hal ini akan mengganggu tingkat kesejahteraan

seluruh anggota keluarga bahkan generasi berikutnya. Serangan penyakit yang tidak fatal

dalam kehidupan awal akan mempunyai pengaruh yang merugikan selama siklus hidup

berikutnya. Pendidikan secara luas dikenal sebagai kunci dari pembangunan, tetapi masih

belum dihargai betapa pentingnya kesehatan anak dalam pencapaian hasil pendidikan.

Kesehatan yang buruk secara langsung menurunkan potensi kognitif dan secara tidak

langsung mengurangi kemampuan sekolah. Penyakit dapat memelaratkan keluarga melalui

menurunnya pendapatan, menurunnya angka harapan hidup, dan menurunya kesejahteraan

psikologis.

Sumber kesehatan di India meskipun tidak memadai, tetapi dapat dikatakan cukup.

Telah ada pertumbuhan yang pasti dalam seluruh sumber daya kesehatan dan tenaga

kesehatan yang terkait dalam satu dekade terakhir. Per kapita di daerah pedesaan

pengeluaran untuk biaya kesehatan tujuh kali lebih rendah dibandingkan pengeluaran

pemerintah di daerah perkotaan. Meskipun pengeluaran untuk kesehatan adalah 6% dari

produk domestik bruto (PDB), belanja negara hanya 0,9% dari total belanja. Dengan

demikian hanya 17% dari semua pengeluaran kesehatan di negara ini ditanggung oleh

negara, dan 83% datang dari 'out of pocket' oleh masyarakat sendiri. Hal ini membuat

sistem kesehatan masyarakat India tidak mencukupi dan kekurangan dana. Hanya lima

negara lain di dunia yang lebih buruk dari India mengenai pengeluaran kesehatan

masyarakat (Burundi, Myanmar, Pakistan, Sudan, Kamboja). Kenyataaannya hasil dari

belanja pemerintah bidang kesehtan ini dikategorikan buruk dan tidak merata pada

pelayanan kesehatan masyarakat itu sendiri, infrastruktur sistem menjadi tidak efektif. Unit

yang paling perifer dan paling penting dari infrastruktur kesehatan masyarakat India adalah

pusat kesehatan primer (PHC).

Perjalanan India di jalan reformasi ekonomi telah berubah ke dunia ekonomi paling

cepat berkembang. Pertumbuhan populasi adalah aset yang terbaik dan bisa empat kali lipat

PDB dan melontarkan India ke liga dari negara maju selama dekade berikutnya. Semua ini

jika satu miliar bisa diubah menjadi tenaga kerja yang produktif.

Selama lebih dari setengah dekade sekarang, India telah melantunkan mantra

demografi dengan kemajuan nyata. Karena, dengan peluang maka datang tantangan. Sektor

21

Page 25: Unp Ekokes

jasa membutuhkan banyak pekerja dan pengetahuan. Lebih dari 90% angkatan kerja di

India tidak cukup terlatih. Ada indikasi jelas bahwa kesehatan akan menjadi sektor utama

yang merangsang pertumbuhan ekonomi dan memberikan kontribusi kerja.

Lebih dari 40 juta pekerjaan baru diharapkan akan dihasilkan pada tahun 2020,

sesuai laporan berjudul 'India’s New Opportunities-2020' oleh All India Management

Association , Boston Consulting Group and Confederation of Indian Industries (CII).

Industri kesehatan India juga memiliki keunggulan dibandingkan negara berkembang

lainnya untuk menjadi pusat global untuk perawatan medis.

Organisasi Kesehatan Dunia mengakui kesehatan sebagai hak asasi manusia dan

penyebut umum untuk menjamin kesejahteraan sosial. Kita tahu bahwa ada korelasi positif

pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan indikator kesehatan. Namun, kecenderungan

itu belum diamati di India meskipun tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 7

persen bahkan selama perlambatan ekonomi dunia. Untuk modal diterjemahkan ke dalam

kesehatan yang positif hasil-hasil tujuan kebijakan harus jelas dan kesehatan harus

diberikan prioritas dalam anggaran; kurang dari 1 persen dari PDB (Produk Domestik

Bruto) sangat tidak memadai. Kesehatan membuat kontribusi penting untuk kemajuan

ekonomi, seperti populasi yang sehat hidup lebih lama dan lebih produktif. India

kehilangan lebih dari enam persen dari PDB setiap tahunnya karena kematian prematur dan

penyakit yang dapat dicegah.

India merangkum kinerja yang relatif tidak mengesankan di kesehatan;

ketidakmampuan untuk memberikan layanan kesehatan yang terjangkau untuk yang lebih

1,2 miliar warga hidup berdampingan bersama industri obat generik terbesar yang

mengekspor obat terjangkau ke lebih dari 100 negara. Kurangnya infrastruktur publik,

ketersediaan obat yang kurang, kurangnya fasilitas laboratorium canggih dan peralatan,

tenaga kerja kesehatan sangat dibatasi, sistem kesehatan masyarakat dibiayai dengan sangat

buruk (kurang dari 1,04% dari PDB), merupakan kemacetan dari sistem kesehatan India

yang mencegah sistem kesehatan untuk memberikan perawatan yang tepat dan terjangkau.

Belanja lebih pada kesehatan: Salah satu alasan mendasar untuk fungsi miskin dari

sistem kesehatan dan indikator kesehatan yang buruk adalah rendahnya tingkat investasi

pada kesehatan. Di India pengeluaran publik untuk kesehatan adalah sekitar 1,2 persen dari

PDB yang merupakan salah satu yang terendah di dunia. Oleh karena itu, pemerintah harus

meningkatkan pengeluaran publik untuk kesehatan dengan minimal 3 persen dari PDB

pada tahun 2020, dan 4 persen pada tahun 2025. Namun, peningkatan pembiayaan

kesehatan saja tidak akan cukup kecuali didukung oleh mekanisme pengiriman diakses dan

efisien. Pendekatan harus mempertimbangkan paket layanan, tidak sepotong-sepotong.

22

Page 26: Unp Ekokes

Peningkatan belanja pada kesehatan saja tidak cukup untuk meningkatkan indikator

kesehatan. Pengembangan pedoman pengobatan standar, pemeriksaan resep dan metode

jaminan kualitas juga diperlukan untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan akuntabilitas

di sektor publik dan swasta.

23

Page 27: Unp Ekokes

BAB III

PENUTUP

3.1. KesimpulanIndia saat ini adalah India yang telah bangkit dari ketebelakangan. Dengan pertumbuhan

ekonomi yang terus tumbuh sejak reformasi ekonomi tahun 1991, negara ini telah

mengejutkan dunia. Ekonomi India tumbuh seiring dengan pesatnya kemajuan tekhnologi

informasi negara tersebut, dan klaim bahwa adanya korelasi antara penguasaan teknologi

dengan kemajuan perekonomian suatu negara memang terbukti dan berhasil dilakukan oleh

India.

Sumber kesehatan di India meskipun tidak memadai, tetapi dapat dikatakan cukup.

Telah ada pertumbuhan yang pasti dalam seluruh sumber daya kesehatan dan tenaga

kesehatan yang terkait dalam satu dekade terakhir. Per kapita di daerah pedesaan

pengeluaran untuk biaya kesehatan tujuh kali lebih rendah dibandingkan pengeluaran

pemerintah di daerah perkotaan. Meskipun pengeluaran untuk kesehatan adalah 6% dari

produk domestik bruto (PDB), belanja negara hanya 0,9% dari total belanja. Dengan

demikian hanya 17% dari semua pengeluaran kesehatan di negara ini ditanggung oleh

negara, dan 83% datang dari 'out of pocket' oleh masyarakat sendiri.

Selama lebih dari setengah dekade sekarang, India telah melantunkan mantra demografi

dengan kemajuan nyata. Karena, dengan peluang maka datang tantangan. Sektor jasa

membutuhkan banyak pekerja dan pengetahuan. Lebih dari 90% angkatan kerja di India

tidak cukup terlatih. Ada indikasi jelas bahwa kesehatan akan menjadi sektor utama yang

merangsang pertumbuhan ekonomi dan memberikan kontribusi kerja.

3.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat diberikan

berdasarkan hasil penelitian ini adalah selama periode waktu, aspirasi ekonomi India telah

tumbuh bermacam-macam. Untuk mencapai aspirasi tersebut, bersama, setidaknya dua

kebutuhan sosial penting seperti 'Pendidikan' dan 'Perawatan Kesehatan' harus difokuskan

bersamaan. Perawatan kesehatan secara universal dianggap sebagai benteng untuk

kemajuan dan pertumbuhan bangsa manapun yang berkelanjutan. Bahkan semua negara

BRICS telah menyadari dan dilaksanakan. Mari percaya dan berharap, India tidak akan

terus mengabaikan sektor kesehatan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi

bangsa yang kuat. Pengeluaran publik pada kesehatan di India mengerikan jika

dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. Pengeluaran pribadi

24

Page 28: Unp Ekokes

mendominasi total pengeluaran secara signifikan. "Out of Pocket" pengeluaran di India

secara signifikan di atas rata-rata dunia. Tingkat tinggi "Out of Pocket" pengeluaran

menyiratkan bahwa individu tidak terdaftar di bawah skema asuransi yang efektif dan harus

menanggung beban darurat medis dirinya. Oleh karena itu, dalam rangka mendorong

pertumbuhan, pemerintah perlu memantau "Out of Pocket" belanja.

25

Page 29: Unp Ekokes

DAFTAR PUSTAKA

Engardio, Pete. Chindia. Jakarta: Gramedia Pustaka.2008

Laporan tahunan perekonomian Bagian I Perekonomian Global, Bank Indonesia

Mantra , Dodi. Hegemoni dan Diskursus Noeliberalisme. Bekasi: MantraPress, 2011.

Rajadhyaksha, Niranjan. 2007. Rise Of India : Transformasi Dari Kemiskinan Menuju

Kemakmuran. PT. Elex Media Komputindo

http://www.dw.com/id/potensi-perubahan-peta-ekonomi-dunia/a-15332677 (Di akses tanggal 19 September 2015, 8:15)

http://bandung.bisnis.com/m/read/20150725/34276/538643/pertumbuhan-ekonomi-13-negara-berikut-saingi-tiongkok (Di akses tanggal 19 September 2015, 8:18)

http://www.businesstoday.in/moneytoday/careers/retail-infrastructure-healthcare-sectors-to-hire-more-in-india/story/19528.html (Di akses tanggal 21 September 2015, 21:16)

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4418149/ (Di akses tanggal 21 September 2015, 22:14)

iii