UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG · 2017. 12. 12. · sukrosa dan sirup glukosa. Flavor. dari . hard...
Embed Size (px)
Transcript of UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG · 2017. 12. 12. · sukrosa dan sirup glukosa. Flavor. dari . hard...
-
i
EKSPERIMEN PEMBUATAN HARD CANDY DENGAN EKSTRAK
KULIT JERUK SUNKIST
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Tata Boga)
Oleh.
Yossy Purnama Sigit NIM.5401411124
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Sesungguhnya disamping ada kesukaran terdapat pula kemudahan,
maka jika engkau telah selesai dari suatu bekerja keraslah engkau
untuk urusan yang lain” (QS Al Insyirah : 6-7).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Bapak dan ibu tercinta atas
dukungan dan doanya.
2. Kakak tersayang yang selalu
memberikan inspirasi untukku.
3. Seseorang yang selalu memberiku
semangat.
4. Rekan seperjuanganku mahasiswa
tata boga angkatan 2011
5. Almamaterku UNNES
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT telah melimpahkan
segala Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “Eksperimen Pembuatan Hard Candy Dengan Ekstrak Kulit
Jeruk Sunkist”.
Skripsi ini dapat diselesaikan karena dukungan, kerjasama, bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada yang
terhormat :
1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
2. Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga.
3. Dra. Dyah Nurani Setyaningsih, M.Kes. Selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, saran, dan
motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuan dan dorongannya.
Semarang, Juni 2016
Penulis
-
vii
ABSTRAK
Purnama Sigit, Yossy. 2016. Eksperimen Pembuatan Hard Candy dengan Ekstrak
Kulit Jeruk Sunkist. Skripsi, S1 PKK Konsentrasi Tata Boga Jurusan Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dosen
pembimbing Dra. Dyah Nurani Setyaningsih, M.Kes
Kata kunci :Hard candy, kulit jeruk sunkist
Hard candy merupakan permen yang mempunyai tekstur yang keras, penampilan
yang bening dan biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa dan sirup glukosa
serta bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan untuk memberikan rasa yang
lebih baik. Hard candy pada dasarnya adalah campuran dari gula, sirup glukosa
atau gula invert, air, flavor dan pewarna. Kebanyakan hard candy dibuat dari
sukrosa dan sirup glukosa. Flavor dari hard candy biasa di dapat dari penggunaan
essens atau sari buah, sari buah yang biasa di gunakan seperti sari buah jeruk,
strawberry, anggur, apel, dan leci. Jeruk biasanya di gunakan airnya saja dan
kulitnya hanya menjadi limbah padahal dalam kulit jeruk masih terkandung flavor
dan rasa yang khas. Aroma khas harum pada kulit jeruk disebabkan karena adanya
kandungan minyak atsiri. Fungsi dari minyak atsiri dalam penelitian ini di guakan
untuk pengganti citarasa dan flavor. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
dilakukan penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Adakah
perbedaan kualitas hard candy dengan ekstrak kulit jeruk sunkist hasil eksperimen
dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100%, 80%, dan 60% ditinjau
dari aspek warna, aroma, dan rasa? (2) Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat
terhadap hard candy kulit jeruk sunkist hasil eksperimen menggunakan ekstrak
kulit jeruk sunkist 100%, 80%, dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan
rasa? 3) Bagaimana kandungan minyak atsiri pada hard candy dengan ekstrak
kulit jeruk sunkist hasil eksperimen? Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : (1)
Untuk mengetahui perbedaan kualitas hard candy dengan ekstrak kulit jeruk
sunkist hasil eksperimen dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100%,
80%, dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan rasa? (2) Untuk mengetahui
tingkat kesukaan masyarakat terhadap hard candy dengan ekstrak kulit jeruk
sunkist hasil eksperimen menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100%, 80%,
dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan rasa? 3) Untuk mengetahui
kandungan minyak atsiri pada hard candy dengan ekstrak kulit jeruk sunkist hasil
eksperimen?
Desain Eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah Desain Acak
Sempurna . Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak jeruk sunkist
100%, 80%, 60%. variabel terikatnya adalah kualitas inderawi hard candy hasil
eksperimen yang dilihat dari segi subjektif dan objektif. Segi subjektif meliputi
kualitas inderawi dan tingkat kesukaan masyarakat, sedangkan objektif adalah
kandungan kimiawi hard candy kulit jeruk sunkist yang meliputi kandungan
minyak atsiri. Variabel kontrol adalah kondisi dan kualitas bahan yang digunakan,
peralatan yang digunakan dan proses pembuatan. Teknik analisis data
menggunakan analisis varian klasifikasi tunggal dilanjutkan uji tukey, sedangkan
-
viii
untuk uji kesukaan menggunakan analisis deskriptif persentase. Analisis hasil
penilaian obyektif dilakukan dengan uji kimiawi.
Berdasarkan analisis varian klasifikasi tunggal diketahui ada perbedaan nyata
pada aspek warna, aroma dan rasa. Sampel hard candy kulit jeruk Sunkist dengan
ekstrak yang berbeda hasil terbaik adalah sampel C dengan ekstrak kulit jeruk
Sunkist 60%. Kandungan kimiawi yang diuji adalah kandungan minyak atsiri.
Hasil uji kimiawi sampel hard candy kulit jeruk Sunkist dengan ekstrak 100%
memiliki kandungan minyak atsiri 41,12%, sampel hard candy kulit jeruk Sunkist
dengan ekstrak 80% memiliki kandungan minyak atsiri 20.68%. Sampel hard
candy kulit jeruk Sunkist dengan ekstrak 60% memiliki kandungan minyak atsiri
17.20%. Hasil uji kesukaan terhadap hard candy dengan ekstrak kulit jeruk
Sunkist dengan ekstrak 60% disukai masyarakat dengan jumlah rerata paling
tinggi.
Simpulan dari penelitian ini adalah (1) ada perbedaan kualitas hard candy dengan
ekstrak kulit jeruk Sunkist dengan ekstrak 100%, 80%, dan 60% dilihat dari aspek
aroma, warna dan rasa. (2) hasil analisis deskriptif persentase pada uji kesukaan
masyarakat menunjukkan sampel A cukup disukai masyarakat sedangkan sampel
B dan sampel C disukai masyarakat;. (3) semakin besar prosentase penggunaan
ekstrak kulit jeruk sunkist pada pembuatan hard candy maka kandungan minyak
atsirinya pun mengalami peningkatan. Saran dalam penelitian ini adalah (1)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa semakin banyak
ekstrak kulit jeruk Sunkist yang digunakan akan mempengaruhi kualitas inderawi
hard candy karena kandungan minyak atsiri pada kulit jeruk Sunkist yang
menyebabkan rasa getir, maka perlu adanya penelitian lanjutan agar rasa getir
pada hard candy dapat di minimalisir. (2) Cara mendapatkan ekstrak kulit jeruk
sunkist pada penelitian ini dengan cara mem blender kulit jeruk sunkist dengan
cairan, sehingga diperoleh ekstrak yang keruh, hal ini mempengaruhi warna
produk hard candy. Akan karena itu disarankan untuk melakukan cara lain dalam
mendapatkan ekstrak kulit jeruk sunkist sehingga warna hard candy tidak keruh.
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
PERNYATAAN………………………………………………………..... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………...... iii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………….......... v
KATA PENGANTAR………………………………………………........ vi
ABSTRAK………………………………………………………….......... vii
DAFTAR ISI……………………………………………………….. ......... ix
DAFTAR TABEL………………………………………………….. ......... xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….......... xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….. ......... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………......... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………........ 3
1.3 Tujuan Penelitin………………………………………………....... 4
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………........... 4
1.5 Penegasan Istilah……………………………………………......... 5
1.6 Sistematika Skripsi……………………………………………...... 6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum Tentang Jeruk ….................................................... 9
Halaman
-
x
2.1.1 Pengertian Jeruk ………………..…………………………………. 10
2.2 Tinjauan Umum Tentang Jeruk Sunkist …………………………...... 11
2.2.1 Pengertian Jeruk Sunkist …………….………………………. 11
2.3 Tinjauan Tentang Kulit Jeruk Sunkist …………...………………….. 12
2.3.1 Pengertian Kulit Jeruk Sunkist……………………………….. 12
2.4 Tinjauan Tentang Minyak Atsiri…………………………….…....... 13
2.4.1 Pengertian Minyak Atsiri …………………………………… 13
2.4.2 Beberapa Contoh Tanaman Sumber Minyak Atsiri Yang
Tumbuh di Indonesia……………………………..……........ 13
2.4.3 Daftar Bahan Kimia Yang Ada Pada Minyak Esensial… …. 14
2.4.4 Aplikasi Minyak Atsiri …………………………………….. 15
2.5 Tinjauan Tentang Candy ………………………..………………..... 16
2.5.1 Pengertian Candy …………………………………………. 16
2.5.2 Pengertian Hard Candy ......................................................... 16
2.5.3 Karakteristik Hard Candy ………………………………... 17
2.5.4 Syarat Mutu Hard Candy ………………………………… 19
2.6 Kandungan Gizi Produk Permen ………………………….…….. 20
2.7 Bahan Baku Hard Candy ………………………………….……. 20
2.7.1 Bahan Utama …………………………………………...... 20
2.8 Resep Standar Hard Candy ……………………………………... 23
2.8.1 Proses Pembuatan ……………………………………….. 24
2.9 Alat –alat Dalam Pembuatan Hard Candy ……………………........ 26
2.10 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hard Candy ……………….. 28
-
xi
2.11 Kerangka Berfikir …………………………………………………. 29
2.12 Hipotesis …………………………………………………………… 31
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentu Objek Penelitian………………………………...... 32
3.1.1 Objek Penelitian ……………………………………………... 32
3.1.2 Variabel Penelitian ………………………………………….. 32
3.2 Metode Pendekatan Data ……..…………………………….…....... 35
3.2.1 Desain Eksperimen………………………………………..... 35
3.2.2 Prosedur Pelaksanaan Eksperimen……………………..…... 38
3.3 Metode Pengumpulan Data………………………………..……...... 41
3.3.1 Uji Inderawi ……………………………………………..….. 42
3.3.2 Uji kesukaan………………………………………………… 44
3.3.3 Metode Penelitian Obyektif……….………………………. 54
3.4 Alat Pengumpul Data……………………………………….…........ 45
3.4.1 Panelis Agak Terlatih ……………………………………… 45
3.4.2 Panelis Tidak Terlatih……………………………….……... 48
3.5 Metode Analisa Data……………………………………..……....... 50
3.5.1 Perhitungan analisis data………………………….………... 50
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………...... 59
4.1.1 Data Hasil Penilaian Kualitas Hard Candy kulit jeruk Sunkist 59
4.1.2 Data Keseluruhan Penilaian Kualitas Hard Candy Kulit
Jeruk Sunkist ……………………………………………….. .. 55
-
xii
4.1.3 Hasil Analisis Perbedaan Hard Candy Kulit Jeruk Sunkist … 66
4.1.4 Hasil Analisi Data Kandungan Gizi Hard Candy Kulit
Jeruk Sunkist ……………………………………….………... 73
4.1.5 Hasil Analisi Data Tingkat Kesukaan Masyarakat.................. 74
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian……………......……………..……...... 77
4.2.1 Pembahasan Hasil Uji inderawi Hard Candy kulit jeruk sunkist
Hasil Eksperimen Secara Keseluruhan Meliputi Aspek Warna,
Aroma, Tekstur, dan rasa……………………………..……...78
4.2.2 Pembahasan Hasil Uji Kimiawi …………………..……...... 83
4.2.3 Pembahasan Hasil Uji Kesukaan Masyarakat……………... 84
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan………………………………………………………...... 85
5.2 Saran…………………………………………………………….... 86
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...... 87
LAMPIRAN –LAMPIRAN
-
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Varietas dan Karakteristik Jeruk ........................................................... 10
2.2 Kandungan Vitamin dan Gizi Jeruk...... ................................................ 11
2.3 Kandungan Kimiawi Kulit Jeruk Sunkist..... ........................................ 12
2.4 Syarat Mutu Hard Candy ...................................................................... 19
2.5 Standar Resep Hard Candy ................................................................... 23
3.1 Bahan-bahan Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk Sunkist .......................... 38
3.1.1 Bahan-bahan Pembuatan Hard Candy.................................................. 39
3.2 Alat Yang Digunakan Dalam Pembuatan Hard Candy ........................ 39
3.3 Kriteria Penilaian Warna Hard Candy .................................................. 42
3.4 Kriteria Penilaian Aroma Khas Kulit Jeruk Sunkist ............................. 43
3.5 Kriteria Penilaian Tekstur ..................................................................... 43
3.6 Kriteria Penilaian Rasa Manis ............................................................... 43
3.7 Kriteria Penilaian Rasa Manis Kulit Jeruk Sunkist... ............................ 44
3.8 Rumus Analisi Varian Klasifikasi Tunggal…………………………… 53
3.9 Interval Rerata Skor dan Kriteria Uji Inderawi……………………….. 55
3.10 Interval Skor dan Kriteria Kualitas Hard Candy Hasil Eksperimen
Terbaik ………………………………………………………………. 56
3.11 Interval Persentase dan Kategori Kesukaan …………………………... 58
4.1 Data Hasil Uji Inderawi Pada Aspek Warna... ...................................... 62
4.2 Data Hasil Uji Inderawi Pada Aspek Aroma Kulit Jeruk Sunkist ........ 63
4.3 Data Hasil Uji Imderawi Pada Aspek Tekstur……………………....... 64
Tabel Halaman
-
xiv
4.4 Data Hasil Uji Inderawi Pada Aspek Rasa Manis..................................64
4.5 Data Hasil Uji Inderawi Pada Aspek Rasa Khas Kulit Jeruk Sunkist.... 65
4.6 Data Keseluruhan Hasil Indrawi …………………............................... 66
4.7 RingkasanHasil Perhitungan Normalitas……………………..……….68
4.8 Ringkasa Hasil Perhitungan Homogenitas………………………….....69
4.9 Analis Data Perbedaan Hard Candy Kulit Jeruk Sunkist.................... 69
4.10 Ringkasan Data Hasil Uji Tukey Indikator Warna……..…………… 71
4.11 Ringkasan Data Hasil Uji Tukey Indikator Aroma ……..…………... 72
4.12 Ringkasan Data Hasil Uji Tukey Indikator Rasa Manis ………..….... 73
4.13 Ringkasan Data Hasil Uji Tukey Indikator Rasa Kulit Jeruk Sunkist.. 87
4.14 Hasil Uji Kimiawi …………………………………….…………….... 75
4.15 Hasil Uji Kesukaan Keseluruhan Panelis …………........................…. 76
-
xv
DAFTAR GAMBAR
1.1 Gambar Jeruk Sunkist ............................................................................. 17
1.2 Gambar Hard Candy ........................................................................... 16
1.3 Gambar Sukrosa .................................................................................. 20
1.4 Gambar Glukosa....... .......................................................................... 22
1.5 Skema Pembuatan Hard Candy........................................................... 25
1.6 Skema Kerangak Berfikir.................................................................... 30
3.1 Desain Ekserimen ............................................................................... 36
3.2 Skema Desain Eksperimen.................................................................. 37
4.1 Grafik Radar Persetase Kesukaan Masyarakat ................................... 76
Gambar Halaman
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Nama Calon Peserta Seleksi Panelis Tahap Wawancara... 89
2. Formulir Wawancara Seleksi Calon Panelis…………………..... 90
3. Hasil Wawancara Seleksi Calon Panelis………………………… 92
4. Daftar Nama Calon Panelis Tahap Penyaringan………………… 93
5. Formulir Penyaringan Calon Panelis…………………………….. 94
6. Rekapitulasi Hasil Seleksi Calon Panelis Tahap Penyaringan…... 96
7. Daftar Nama Calon Panelis Tahap Latihan…………………….... 99
8. Formulir Pelatihan……………………………………………...... 100
9. Rekapitulasi Pelatihan………………………………………...…. 102
10. Daftar Nama Panelis yang Mengikuti Uji Inderawi…................... 108
11. Formulir Uji Inderawi………………………………………...….. 109
12. Hasil Tabulasi Data Pada Uji Inderawi…………………......…..... 111
13. Hasil Analisis Varian Klasifikasi Tunggal………...……………... 112
14. Daftar Nama Panelis Tidak Terlatih Golongan Remaja……...….. 120
15. Daftar Nama Panelis Tidak Terlatih Golongan Remaja………...… 120
16. Formulir Uji Kesukaan………………………………………….... 121
17. Hasil Uji Kesukaan Panelis Agak Terlatih………………………. 124
18. Bahan-bahan dan Proses Pembuatan Hard Candy……….......….. 125
19. Pelaksanaan Uji Inderawi………………………………………… 126
20. Hasil Uji Kimiawi………………………………………......…. 127
Lampiran Halaman
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan memberikan gambaran secara umum mengenai isi
skripsi meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi.
1.1 Latar Belakang.
Candy atau permen di sukai semua lapisan dari anak-anak sampai dewasa
karena biasanya memiliki rasa manis yang menyegarkan. Permen menurut
jenisnya dikelompokkan menjadi dua macam yaitu permen kristalin (krim) dan
permen non kristalin (amorphous). Permen kristalin biasanya mempunyai rasa
yang khas dan apabila dimakan terdapat rasa krim yang mencolok. Contoh
permen kristalin adalah fondant dan fudge. Sedangkan permen non kristalin
(amorphous) terkenal dengan sebutan “without form”. Berdasarkan teksturnya
dibedakan menjadi hard candy (hard boiled sweet), permen kunyah (chewy
candy) atau soft candy, gum, dan jellies. Produk confectionery lainnya adalah
karamel atau toffee (termasuk soft candy) dan cotton candy (permen tradisional).
Hard candy terbuat dari komposisi glukosa, sukrosa, air, sedangkan bahan
tambahannya adalah flavor, pewarna, dan zat pengasam. Hard candy merupakan
permen yang memiliki tekstur keras dan penampilan yang mengkilap dan bening
(Faridah, 2008). Flavor dari hard candy biasa di dapat dari penggunaan essens
atau sari buah, sari buah yang biasa di gunakan seperti sari buah jeruk,
strawberry, anggur, apel, dan leci. Jeruk biasanya di gunakan airnya saja dan
kulitnya hanya menjadi limbah padahal dalam jeruk masih terkandung flavor dan
-
2
rasa yang khas. Aroma khas harum pada kulit jeruk disebabkan karena adanya
kandungan karena minyak atsiri. Fungsi dari minyak atsiri dalam penelitian ini di
guakan untuk menambah aroma dan citarasa. (Abdillah rohman, 2009)
Minyak atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap
dari bagian bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan
atau ratusan bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan
campuran yang tidak menguap (non volatile), yang merupakan penyebab
karakteristik aroma dan rasanya, minyak atsiri dapat di peroleh dari adas,
ketumbar, jintan, kemukus, anis, dan jeruk. Minyak atsiri biasanya digunakan
sebagai salah satu campuran pada bahan baku pada industri kosmetik, sabun, dan
deterjen, produk makanan dan minuman. Minyak atsiri digunakan pemberi rasa
pada industri makanan.
Kulit jeruk sunkist merupakan limbah dari jeruk sunkist yang mengandung
minyak atsiri sebesar 41,12 % dari 100% ekstrak kulit jeruk sunkist, limbah kulit
jeruk sunkist banyak di temui direstoran-restoran yang menggunakan jeruk untuk
pembuatan jus. Minyak atsiri pada jeruk sunkist biasanya digunakan sebagai
pengharum ruangan, bahan parfum, dan penambah cita rasa pada makanan.
Minyak atsiri jeruk juga bermanfaat bagi kesehatan, yaitu untuk aroma terapi.
Aroma jeruk dapat menstabilkan sistem syaraf, menimbulkan perasaan senang dan
tenang juga meningkatkan nafsu makan. Manfaat bagi kesehatan tersebut karena
minyak atsiri jeruk mengandung senyawa limonene yang berfungsi melancarkan
peredaran darah, meredakan radang tenggorokan dan batuk, serta menghambat sel
kanker. (Alimin, 2007).
-
3
Telah di lakukan pra eksperimen pembuatan hard candy menggunakan
ekstrak kulit jeruk sunkist dengan bahan sunkist, glukosa, sukrosa, ekstrak kulit
jeruk sunkist, dan air. Pada pra eksperimen peneliti sudah pernah melakukan
percobaan menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 200% dengan 100% air dan
hasilnya permen terasa sangat getir khas kulit jeruk sunkist. Penelitian kedua
menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100% dengan 100% air hasilnya masih
terasa getir. Penelitian ketiga menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 60%
dengan 100% air hasilnya kurang nampak rasa khas kulit jeruk sunkist. Maka
peneliti mengambil kesimpulan untuk melakukan percobaan dengan ekstrak 100%
dan 60% yaitu 80% dengan selisih 20%.
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul
“EKSPERIMEN PEMBUATAN HARD CANDY DENGAN EKSTRAK KULIT
JERUK SUNKIST”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Adakah perbedaan kualitas hard candy dari kulit jeruk sunkist hasil
eksperimen dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100%, 80%,
dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan rasa?
1.2.2 Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat terhadap hard candy dengan
ekstrak kulit jeruk sunkist hasil eksperimen menggunakan ekstrak kulit
jeruk sunkist 100%, 80%, dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan
rasa?
1.2.3 Bagaimana kandungan minyak atsiri pada hard candy dengan ekstrak kulit
jeruk sunkist hasil eksperimen?
-
4
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui perbedaan kualitas hard candy dengan ekstrak kulit
jeruk sunkist hasil eksperimen dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk
sunkist 100%, 80%, dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan rasa?
1.3.2 Untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap hard candy
dengan ekstrak kulit jeruk sunkist hasil eksperimen menggunakan ekstrak
kulit jeruk sunkist 100%, 80%, dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma,
dan rasa?
1.3.3 Untuk mengetahui kandungan minyak atsiri pada hard candy dengan
ekstrak kulit jeruk sunkist hasil eksperimen?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1.4.1 Memberikan pengetahuan alternatif bagaimana mengolah kulit jeruk
sunkist menjadi produk hard candy yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
1.4.2 Memberikan gambaran dan informasi bagi mahasiswa khususnya jurusan
tata boga bagaimana mengembangkan produk permen dengan
menggunakan bahan dasar limbah.
1.4.3 Meningkatkan daya serap secara ekonomi terhadap kulit jeruk sunkist
khususnya oleh industri pengolahan makanan agar lebih bisa
dimanfaatkan.
-
5
1.5 Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam mengartikan judul
tersebut di atas, serta untuk membatasi permasalahan yang ada dalam
penelitian ini maka penulis memberikan penegasan istilah sesuai dengan
batasan yang menjadi masalah adalah sebagai berikut :
1.5.1 Eksperimen
Eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk
percobaan pembuatan hard candy dengan ekstrak kulit jeruk sunkist
dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100%, 80%, dan 60%.
1.5.2 Pembuatan
Kata pembuatan menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia
1994:148) merupakan proses atau cara membuat sehingga menjadi suatu
produk yang baru dan dapat dikombinasi dengan bahan lain dan nantinya
akan diperoleh suatu produk yang lebih bervariasi lagi.
Pembuatan yang dimaksud adalah proses pembuatan Hard candy
kulit jeruk sunkist mulai dari tahap persiapan, pengolahan Hard candy.
1.5.3 Ekstrak kulit Jeruk Sunkist
Ekstrak adalah zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan mentah
secara kimiawi. Senyawa kimia yang diekstrak meliputi senyawa
aromatik, minyak atsiri, ester yang kemudian menjadi bahan baku proses
industri atau di gunakan secara langsung oleh masyarakat.
-
6
Ekstrak kulit jeruk sunkist dalam penelitian ini adalah ekstrak
dengan 100%, 80%, dan 60% kulit jeruk sunkist yang di hasilkan dengan
cara mem blender kulit jeruk sunkist dengan cairan.
1.5.4 Sukrosa
Sukrosa adalah gula yang berasal dari tebu yang diekstraksikan dan
dikristalkan sampai membentuk padat serta mempunyai derajat kemanisan
100% (Mudjajanto, 2004). Sifat sukrosa yaitu, mudah larut dalam air dan
larutnya berasa manis, biasa terdapat di tebu dan bit ( Girindra, A. 1983).
1.5.5 Glukosa
Menurut (Faridah, 2008:404) glukosa merupakan cairan kental dan
jernih dengan komponen utama glukosa yang diperoleh dari hidrolisis pati
dengan cara kimia atau enzimatik. Glukosa yang digunakan adalah
glukosa produksi PT.Raya Sugarindo Inti.
1.6 Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal skripsi,
bagian isi dan bagian akhir yang dapat disajikan sebagai berikut :
1.6.1 Bagian Awal Skripsi
Bagian awal berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar
tabel, dan daftar lampiran. Bagian awal memberikan kemudahan kepada
pembaca untuk mencari bagian penting secara cepat.
1.6.1 Bagian Isi terdiri dari 5 bab yaitu :
1.6.1.1 BAB I PENDAHULUAN
-
7
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.
1.6.1.2 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Dalam bab ini diuraikan tentang materi dan kerangka berfikir yang
mendasari penelitian ini, yaitu : Tinjauan Umum Tentang Hard candy
(pengertian hard candy), bahan – bahan hard candy, formula hard candy
(tahap persiapan alat, persiapan bahan, pembuatan hard candy), faktor –
faktor yang mempengaruhi kualitas hard candy, kriteria hard candy yang
baik, tinjauan umum tentang kulit jeruk sunkist, (pengertian kulit jeruk
Sunkist), Kerangka Berpikir dan Hipotesis.
1.6.1.3 BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian digunakan sebagai pegangan atau pedoman
dalam kegiatan penelitian. Pada bab ini akan diuraikan tentang metode
penentuan objek penelitian, metode pendekatan penelitian, metode dan alat
pengumpulan data, dan metode analisis data untuk menguji kebenaran
hipótesis yang diajukan.
1.6.1.4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan tentang data hasil penelitian secara garis
besar serta pembahasan, sehingga data yang ada mempunyai arti.
1.6.1.5 BAB V PENUTUP
Dalam bab penutup diuraikan tentang kesimpulan yang berisi
tentang rangkuman hasil penelitian yang ditarik dari analisis dan
-
8
pembahasan, dan saran berisi tentang alternatif perbaikan atau masukan
yang berkaitan dengan penelitian.
1.6.2 Bagian Akhir Skripsi
Pada bagian akhir skripsi berisi tentang
1.6.2.1 Daftar pustaka
Dalam daftar pustaka berisi daftar buku dan literatur lain yang
berkaitan dengan penelitian.
1.6.2.2 Lampiran
Lampiran merupakan kelengkapan skripsi yang berisi data
penelitian secara lengkap, contoh-contoh perhitungan dan keterangan lain
yang mendukung.
-
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada Bab 2 ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi
landasan dalam melakukan kegiatan penelitian, kerangka berfikir, dan hipotesis.
Landasan teori berisikan teori-teori yang berfungsi sebagai pendukung dalam
melaksanakan penelitian yaitu tinjauan umum tentang jeruk, tinjauan umum
tentang jeruk sunkist, tinjauan tentang kulit jeruk, minyak atsiri, tinjauan tentang
candy, karakteristik hard candy, syarat mutu, kemudian dilanjutkan dengan
kerangka berfikir dan hipotesis, merupakan jawaban atau pernyataan yang masih
bersifat sementara dan perlu pembuktian kebenarannya melalui penelitian dengan
menggunakan metode penelitian.
2.1 Tinjauan Umum Tentang Jeruk
2.1.1 Pengertian Jeruk
Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di dunia dengan berbagai
macam produk dan jenis buah-buahan, khususnya varietas jeruk. Di seluruh dunia,
jumlah varietas jeruk mencapai lebih dari 600 jenis, dengan karakter yang hampir
mirip atau bahkan berbeda sama sekali. Golongan jeruk manis biasanya dimakan
segar sebagai buah meja, untuk yang bercitarasa asam lebih cocok dijadikan jus.
Beberapa jenis buah jeruk hanya dimanfaatkan kulitnya sebagai bumbu masakan.
Beberapa varietas jeruk yang terkenal dapat dilihat pada tabel 2.1.
-
10
Tabel 2.1. Varietas dan Karakteristik Jeruk
Varietas
Jeruk
Bentuk
Jeruk
Tampilan
Kulit Jeruk
Rasa
Jeruk
Daging Buah Cara Konsumsi
Jeruk
manis
hamlin
(norris)
Bulat atau
sedikit
datar pada
kedua
ujungnya
Berkulit tipis,
halus,
permukaan
berlekuk halus
Sedikit
asam
Daging buah
berwarna
oranye muda
halus berair
di makan daging
buahnya
Jeruk
manis
pineapple
(nanas)
Bentuknya
bulat
sampai
sedikit
bulat telur
terbalik,
warna buah
oranye
Ketebalan
kulit sedang,
permukaan
berlekuk
lekuk halus
Rasa
asam
tetapi
segar
Daging buah
berwarna
oranye muda,
lembut,
mengandung
banyak air
Di makan daging
buahnya
Jeruk
manis
shamoutin
Bentuknya
bulat
panjang
sampai
bulat telur,
bagian
pangkal
agak
datar,dan
ujungnya
bulat.
Kulit buah
tebal, tegar
dan berbulu,
permukaanya
halus (licin),
berlekuk halus
Manis
segar
Daging buah
oranye muda,
lembut, berair
Di makan daging
buahnya
Jeruk nipis Berbentuk
bulat kecil
Kulit buah
tipis kuat,
dengan
permukaan
licin
Rasa
asam
Daging buah
berwarna
putih, berair
Di buat miuman
sari buahnya
Jeruk
lemon
Bentuk
buah bulat
telur
Kulit buah
agak tebal
kuat,
permukaan
licin
Rasa
asam
Daging buah
berwarna
putih
mengandung
banyak air
Di buat
minuman sari
buahnya
Jeruk
sunkist
Bulat atau
sedikit
datar pada
kedua
ujungnya
Kulit buah
agak tebal,
permukaan
berpori pori
Sedikit
asam tapi
segar
Daging buah
berwarna
oranye berair
Di makan daging
buahnya dan
dapat di minum
sari buahnya
Sumber : (I.Pracaya, 2009)
-
11
2.2 Tinjauan Tentang Jeruk Sunkist
2.2.1 Pengertian Jeruk Sunkist
Jeruk sunkist merupakan salah satu jenis jeruk manis yang berasal dari
California. Ciri khasnya bentuk buah bulat, kulit buah agak tebal berwarna kuning
menarik. Sunkist mempunyai manfaat dan sangat baik untuk membantu menjaga
daya tahan tubuh. Kandungan vitamin dan gizi pada jeruk dapat di lihat pada
Tabel 2.2 di bawah ini
Tabel 2.2. Kandungan Vitamin Dan Gizi Jeruk
Kandungan Kadar Jenis jeruk
Keprok Sunkist Nipis Grape Fruit
Vitamin A (I. U.) 400,0 200,0 - -
Vitamin B (I. U.) 60,0 60,0 60,0 06,0
Vitamin C (I. U.) 60,0 30,0 40,0 50,0
Protein (gram) 0,5 0,5 0,5 0,5
Lemak (gram) 0,1 0,1 - -
Hidrat arang (gram) 8,0 10,0 3,0 4,0
Besi (mgr) - 0,3 0,1 0,1
Kapur (mgr) 40,0 40,0 10,0 20,0
Phosphor (mgr) 20,0 20,0 10,0 20,0
Sumber: AKK (1994)
Vitamin C nya yang tinggi bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun
sehingga siapa yang mengonsumsinya dalam jumlah yang cukup setiap harinya
maka dia tidak akan mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh virus,
bakteri, kuman, dan sebagainya. Ini merupakan salah satu cara yang sangat bagus
untuk menjaga daya tahan tubuh anda secara alami dan pastinya bebas dari zat
berbahaya. (Ayiarganugraha, 2012).
-
12
2.3 Tinjauan Tentang Kulit Jeruk Sunkist
2.3.1 Pengertian Kulit Jeruk Sunkist
Kulit buah jeruk sunkist (Citrus sinensis L. Osbeck) yang berupa hasil
sampingan buah jeruk sunkist biasanya dibuang setelah diambil daging buahnya.
Secara fisik kulit buah jeruk sunkist banyak mengandung minyak atsiri dan dapat
dimanfaatkan untuk diambil minyak atsirinya. Berikut adalah tabel kandungan
kimiawi kulit jeruk sunkist:
Tabel 2.3. Kandungan Kimiawi Kulit Jeruk Sunkist
Kadar Kimiawi Jumlah
Minyak atsiri
a. Limonen b. Campuran citrat,
sitonelat, metil ester
c. Asam aurantinilat, aldehid
90%
5%
1%
Sumber: Sarwono (1991)
Menurut Greenberg,1968 mengemukakan bahwa komponen utama
kandungan minyak jeruk adalah (+)-limonen, sangat relatif dan termasuk
golongan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Minyak atsiri yaitu sejenis minyak
nabati yang bisa beralih mengental bila ditempatkan pada suhu ruangan. Minyak
ini keluarkan aroma yang benar-benar khas serta umum dipakai untuk bahan
pembuat minyak gosok alami. Berikut adalah gambar jeruk sunkist dapat dilihat
pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Jeruk Sunkist
-
13
2.4 Tinjauan Tentang Minyak Atsiri
2.4.1 Pengertian Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman dan
mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tampa mengalami
dekomposisi. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil proses metabolisme dalam
tanaman, yang terbentuk karena reaksi senyawa kimia dan air. Sifat dari minyak
atsiri yang lain adalah mempunyai rasa getir (pungent teste), berbau wangi sesuai
dengan bau tanaman penghasilnya, yang diambil dari bagian-bagian tanaman
seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkam seluruh bagian
tanaman. Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu (1).
Pengempaan (pressing), (2). Ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction),
dan (3). Penyulingan (distillation). Di dalam penelitian ini menggunakan metode
pengempaan (pressing) yaitu setelah kulit di blender kemudian di masukkan ke
kain saring dan di pressing untuk menghasilkan ekstraknya.
2.4.2 Beberapa Contoh Tanaman Sumber Minyak Atsiri yang Tumbuh di
Indonesia dan Bagian Tanaman yang Mengandung Minyak Atsiri :
1) Akar : Akar Wangi, Dan Akar Kemuning.
2) Daun: Nilam, Cengkeh, Sereh lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu
Putih, Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir,
Kunyit, Kunci, Selasih, Kemangi.
3) Biji: Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi.
4) Buah: Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar.
-
14
5) Bunga: Cengkeh, Kenanga, Ylang-ylang, Melati, Sedap malam, Cemopaka
kuning, Daun seribu, Gandasuli kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.
6) Kulit kayu: kayu manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan,
Sintok.
7) Ranting: Cemara gimbul, Cemara kipas.
8) Rimpang: Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas,
Lempuyang sari,Temu hitam, Temulawak, Temu putri.
9) Seluruh bagian: Akar kucing, Bandotan, Inggu, Selasih, Sudamala,
Trawas.
2.4.3 Daftar Bahan Kimia yang Ada pada Minyak Esensial :
1) Monoterpen: Monoterpen adalah antiseptik dan tonik di alam. Monoterpen
adalah pembersih udara yang baik yang memiliki atom karbon sekitar 10
didalamnya. Meskipun monoterpen ada di hampir setiap minyak esensial
lainnya, tetapi sebagian besar monoterpen ditemukan dalam minyak jeruk.
Ciri- ciri monoterpen adalah tidak berwarna, sangat stabil, dan memburuk
dengan cepat. Oleh karena itu, monoterpen harus ditangani dengan hati-
hati dan disimpan pada suhu dingin. Limonen dalam minyak lemon,
pinene ditemukan di minyak pine dan camphene ditemukan di kamper
adalah contoh dari minyak esensial.
2) Fenol: Merupakan bahan kimia yang paling antiseptik yang ditemukan
dalam tanaman, fenol merangsng fungsi tubuh dalam dosis kecil. Namun
dalam dosis besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf dan dapat
menyebabkan iritasi pada kulit serta kenyamanan pencernaan untuk orang
-
15
yang sensitif. Contol fenol ada di minyak Cengkeh yang disebut Eugenol
dan di minyak Thyme yang biasa disebut Thymol.
3) Kumarin: Anti-convulsant dan anti-koagulan pada kumarin memiliki efek
santai dan obat penenang. Sebagai bahan kimia ini dapat fotosensitif,
minyak esensial dengan konstituen harus digunakan dengan hati-hati dan
tidak boleh terkena sinar matahari. Contoh dari kumarin adalah Citroptene
pada minyak jeruk, Bergaptene di Bergamot, dan Angelicine pada
Angelica.
2.4.4 Aplikasi Minyak Atsiri
Minyak astiri merupakan komoditas ekspor non migas yang dibutuhkan
oleh berbagai negara. Aplikasinya banyak digunakan pada berbagai industri
seperti (Koensoemardiyah. 2004)
1) Industri makanan : Bahan penyedap dan penambah citarasa. (permen,
sirup,essens)
2) Industri farmasi : Obat anti nyeri, anti infeksi, dan anti bakteri.
3) Industri bahan pengawet digunakan sebagai insektisida.
4) Industri kosmetik dan personal care products: Sabun, pasta gigi, lotion,
skincare, produk-produk kecantikan, dan sebagainya.
5) Industri parfume.
-
16
2.5 Tinjauan Tentang Candy
2.5.1 Pengertian Candy
Permen pada umumnya dibagi menjadi dua kelas, yaitu permen kristal
(krim) dan permen non kristal (amorphouse). Permen kristal biasanya menpunyai
rasa yang khas dan apabila dimakan terdapat rasa krim yang mencolok. Contoh
dari permen ini adalah fondant, fudge, penuche, dan divinity. Sedangkan permen
non kristal (amorphous) terkenal dengan sebutan without form. Setelah dimasak
permen akan menjadi keras tanpa pembentukan kristal dan susah untuk di bentuk
lebih lanjut, kecuali dengan menggunakan alat atau mesin. Pada pembuatan
permen ini harus dihindari terjadinya pembentukan kristal. Contoh permen jenis
ini adalah caramels, buttersscoth, hard candy, lollypop, marsmallow dan gum
drops. (Faridah,2008 ).
2.5.2 Pengertian Hard Candy
Hard candy merupakan permen yang mempunyai tekstur yang keras,
penampilan yang bening dan biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa dan
sirup glukosa serta bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan untuk memberikan
rasa yang lebih baik. Hard candy pada dasarnya adalah campuran dari gula, sirup
glukosa atau gula invert, air, flavor dan pewarna. Kebanyakan hard candy dibuat
dari sukrosa dan sirup glukosa. (Faridah,2008).
Hard candy merupakan salah satu permen non kristalin yang memiliki
tekstur keras, penampakan mengkilat dan bening. Bahan utama dalam pembuatan
permen jenis ini adalah sukrosa, air dan sirup glukosa. Sedangkan bahan
-
17
tambahannya adalah flavor,pewarna, dan zat pengasam. Berikut adalah gambar
hard candy dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Hard Candy
2.5.3 Karakteristik Hard Candy
Hard candy pada dasarnya adalah campuran dari gula, sirup glukosa atau
gula invert, air flavor dan pewarna. Kebanyakan hard candy dibuat dari sukrosa
dan sirup glukosa. Hard Candy merupakan permen yang mempunyai tekstur yang
keras, penampilan yang jernih dan biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa
dan sirup glukosa serta bahan bahan lain yang dapat ditambahkan untuk
memberikan rasa yang lebih baik. Permen yang menggunakan sukrosa murni
mudah mengalami kristalisasi. Pada suhu 200C hanya 66.7% sukrosa murni yang
dapat larut. Bila lartan sukrosa 80% dimasak hingga 109.60C dan kemudian
didinginkan hingga 200C, 66.7% sukrosa akan terlarut dan 13.3% terdispersi.
Bagian sukrosa yang terdispersi ini akan menyebabkan kristalisasi pada produk
akhir. Oleh karena itu perlu digunakan bahan lain untuk meningkatkan kelarutan
dan menghambat kristalisasi, misalnya sirup glukosa dan gula invert.
Suhu yang digunakan untuk membuat permen agar kadar air mencapai
kira-kira 3 % adalah 150°C sehingga menghasilkan kandungan air yang rendah
-
18
(1-3%), membentuk supersatured non crustaline solution yang menghasilkan
”glassy ” teksturbentukkan menyerupai glass yang bening dan tekstur yang keras,
serta memiliki kelembaban relatif dibawah 30%. Hal ini menyebabkan cenderung
mudah menyerap uap air dari sekitar, sehingga dibutuhkan bahan kemasan.
Dengan spesifikasi yang pas agar permen tidak mudah basah dan lengket. Teknik
membuat permen dengan daya tahan yang memuaskan terletak pada pembuatan
produk dengan kadar air minimum dan dengan sedikit saja kecenderungan untuk
mengkristal. (Koswara, 2009).
-
19
2.5.4 Syarat Mutu Kembang Gula Keras (Hard Candy)
Berikut adalah syarat mutu kembang gula keras (hard candy) menurut SNI
No. 01-3547 Tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.4. Syarat Mutu Hard Candy Menurut SNI No. 01-3547 Tahun 2008
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan
1.1 Bau - Normal
1.2 Rasa - Normal (sesuai label)
2. Kadar air % fraksi massa Maks. 3,5
3. Kadar abu % fraksi massa Maks. 2,0
4. Gula reduksi (dihitung
sebagai gula inversi)
% fraksi massa Maks. 24
5. Sakarosa % fraksi massa Min. 35
6. Cemaran logam
6.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 2,0
6.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 2,0
6.3 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40
6.4 Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,03
7. Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 1,0
8. Cemaran mikroba
8.1 Angka lempeng total koloni / g Maks. 5 x 102
8.2 Bakteri coliform APM / g Maks. 20
8.3 E. coli APM / g
-
20
2.6 Kandungan Gizi Produk Permen
Dilihat dari komposisinya maka bagian terbanyak dari semua permen adalah
sukrosa (gula pasir) dan glukosa. Hal ini diperlukan untuk menghasilkan
kemanisan dan keawetan atau daya simpannya. Sehingga dari segi gizi dapat
dikatakan bahwa hampir semua jenis permen merupakan sumber energi (kalori).
Pembakaran sukrosa atau gula pasir di dalam tubuh hanya mempunyai efisiensi
98%, karena itu kalori yang dihasilkan oleh tubuh dari 1 gram sukrosa adalah 3,78
kkal. Disamping sebagai sumber energi, permen juga memberikan sejumlah
lemak, protein, dan mineral bagi tubuh (Koswara, 2009).
2.7 Bahan Baku Hard Candy
Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan hard candy adalah air,
sukrosa dan glukosa. Adapun penjelasan dari masing- masing bahan yang
digunakan dalam pembuatan hard candy adalah sebagai berikut.
2.7.1 Bahan Utama
2.7.1.1 Air
Air adalah sebagai media pelarut gula baik sukrosa maupun glukosa
sehingga gula gula tersebut menjadi karamel dan kental adanya pemanasan
dengan suhu tinggi dan gula bersifat mengikat air. Fungsi utama air adalah
melarutkan gula, sehingga yang terpenting dipastikan gula larut secara sempurna.
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat sebagai airminum. Nilai pH air
juga harus diperhatikan. Jika pH asam dapat menyebabkan inversi sukrosa dan
warna gelap, sedangkan jika pH alkali (basa) dapat menyebabkan berkerak
(Faridah,2008).
-
21
2.7.1.2 Sukrosa
Sukrosa merupakan senyawa kimia yang termasuk dalam golongan
karbohidrat, memiliki rasa manis, berwarna putih, bersifat anhydrous dan
kelarutannya dalam air mencapai 67,7% pada suhu 20°C. Komponen terbesar
yang digunakan dalam industri konfeksioneri adalah sukrosa. Sukrosa adalah
disakarida yang apabila dihidrolisis berubah menjadi dua molekul monosakarida
yaitu glukosadan fruktosa. Secara komersial gula yang banyak diperdagangkan
dibuatdari bahan baku tebu atau bit (Faridah,2008).
Sukrosa (gula pasir) mempunyai sifat – sifat dan fungsi tertentu. Menurut
(Gamman dan Sherington 1992) gula pasir mempunyai sifat – sifat kimia san sifat
fisika. Sifat kimia tersebut yaitu : (1) gula berwarna putih, membentuk kristal,
larut dalam air (2) sukrosa memiliki kemanisan nisbi 100. Sifat fisika tersebut
yaitu : (1) hidrolisis, hidrolisis sukrosa juga dikenal dengan invers sukrosa dan
hasilnya berupa campuran glukosa dan fruktosa disebut “gula invert” : (2)
pengaruh panas jika dipanaskan gula akana mengalami karamelisasi. Fungsi
Sukrosa dalam pembuatan permen adalah sebagai pemanis, pembentuk tekstur
permen, dan pengawet permen. (Faridah,2008). Berikut adalah gambar sukrosa
dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Sukrosa
-
22
2.7.1.3 Glukosa
Glukosa adalah monosakarida yang paling banyak terdapat di dalam buah-
buahan, tumbuh tumbuhan dan madu. Glukosa juga dapat dihasilkan melalui
hidrolisis polisakarida atau disakarida menggunakan asam atau enzim. Glukosa
merupakan bahan baku utama untuk industri kimia, farmasi, dan agroindustri lain.
Hidrogenisasi glukosa menghasilkan sorbitol yang banyak di gunakan dalam
industri pangan, minuman dan formulasi bahan kosmetika. Glukosa juga biasa
dijual atau dikomersialkan dalam bentuk cair, yaitu sebagai sirup glukosa. Sirup
glukosa banyak digunakan sebagai pemanis pada industri pangan (winarno, 1995)
Glukosa mempunyai sifat antara lain adalah: 1) Kemanisan, kemanisan
sirup glukosa jika dirasa pada larutan yang diencerkan dengan air sedikit lebih
rendah dibandingkan sukrosa pada konsentrasi yang sama, 2) Pencegahan
graining, semua sirup glukosa berfungsi untuk mengontrol kristalisasi sukrosa di
dalam high boiled sweet. Pada dasarnya larutan sukrosa dengan kejenuhan yang
tinggi akan mengakibatkan rekristalisasi selama produksi dan selama
penyimpanan. Untuk mencegah ini ditambahkan inhibitor (yang disebut doktor
seperti sirup glukosa). Rekristalisasi akan berlanjut akan menghasilkan graining.
Sebab kadar air yang rendah sekali dan viskositas yang tinggi yang dihasilkan
maka graining akan berlangsung sangat lambat dibawah kondisi penyimpanan
yang ideal. 3) Viskositas, viskositas dari glukosa sangat penting dalam pembuatan
aneka produk kembanggula.4) Higroskopik, hubungan antara produk makanan
dan lingkungan adalah penting untuk daya tahan produk. Fungsi glukosa dalam
pembuatan permen agar dapat meningkatkan viskositas dari permen sehingga
-
23
tidak lengket. Penggunaan sirup glukosa dapat mencegah kerusakan pada hard
candy. Selain itu sirup glukosa juga berfungsi untuk mencegah pengkristalan
sukrosa atau gula. Penggunaan sirup glukosa dalam kembang gula adalah
seimbang dengan jumlah gula yang digunakan. Penambahan sirup glukosa dalam
kadar yang tinggi akan menyerap dan mengikat air sehingga mikroba tidak bebas
menggunakan air untuk tumbuh pada produk. Perbandingan sirup glukosa dan
sukrosa yang digunakan dalam pembuatan kembang gula sangat menetukan
tekstur yang terbentuk (Haradap,2010). Berikut adalah gambar glukosa dapat
dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Glukosa
2.8 Resep Standart Hard Candy
Resep dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah resep menurut
(Koswara,2009) yaitu :
Tabel 2.5. Resep Standart Hard Candy
No Daftar Bahan Jumlah
1. Air 50 g
2. Sukrosa 140 g
3. Glukosa 30 g
-
24
2.8.1 Proses Pembuatan
Proses pembuatan hard candy adalah sebagai berikut: Sukrosa dilarutkan
dengan air yang telah mendidih hingga suhu 1000C, masukan sukrosa, aduk
hingga suhu 1100C lalu tambahkan glukosa. Pemanasan terus dilanjutkan hingga
1300C. Aduk hingga merata (secara cepat namun jangan sampai berbuih).
Masukan kedalam cetakan coklat, agar mudah untuk dilepaskan dan hard candy
siap untuk dikemas.
2.8.1.1 Seleksi Bahan
Seleksi bahan merupakan suatu cara dalam pemilihan bahan-bahan yang
akan digunakan dalam pembuata hard candy. Seleksi bahan dalam pembuatan
hard candy dilakukan dengan cara memilih bahan yang memiliki kualitas baik.
Dalam pembuatan hard candy seleksi bahan perlu dilakukan untuk menjaga
kualitas dimana air yang digunakan sebagai bahan baku utama berwarna putih,
bersih, dan tidak tercemar dengan bahan lain. Glukosa yang digunakan
mempunyai kekentalan (DE 48-58 tingkat kemanisannya sedang) yang tepat atau
tidak terlalu cair. Sukrosa yang digunakan berbutir atau tidak menggumpal dan
berwarna coklat.
2.8.1.2 Penimbangan
Semua bahan yang telah disiapkan ditimbang sesuai dengan formulanya.
Penimbangan bertujuan untuk mengantisipasi adanya kekurangan maupun
kelebihan pada jumlah penggunaan bahan. Bahan ditimbang menggunakan
timbangan digital, yaitu timbangan yang bekerja secara elektronis. Timbangan
digital umumnya menggunakan arus lemah dan indikatornya berupa angka digital
-
25
pada layar bacaan dan menggunakan satuan gram.
2.8.1.3 Pencampuran
Pada saat pencampuran bahan, perlu adanya perhatian langkah-langkah
dalam mencampurkan bahan. Langkah pertama sukrosa dilarutkan dengan air
yang telah mendidih hingga suhu 100° C, lalu tambahkan glukosa panaskan
kembali hingga mencapai suhu 130°C. Aduk hingga tercampur rata. Waktu yang
dibutuhkan untuk memasak 30 menit
2.8.1.4 Pencetakan
Adonan hard candy yang sudah siap dicetak menggunakan chocolate
mould (cetakan coklat). Cetakan yang digunakan berbahan elastis, agar hard
candy dapat dengan mudah dilepaskan dari dalam cetakan. Waktu yang di
butuhkan supaya permen mengeras adalah 30 menit.
2.8.1.5 Pengemasan
Tahap terakhir untuk menentukan mutu produk yaitu pengemasan.
Pengemasan juga berkaitan dengan bahan kemas yang digunakan dan cara
pengemasannya. Bahan pengemas yang digunakan yaitu plastik berwarna putih
dan sampingnya diikat agar dapat mencegah masuknya uap air kedalam produk
untuk menghindari peningkatan kadar air dari hard candy. Skema pembuatan
hard candy dapat dilihat pada Gambar 2.5
-
26
Tahap Persiapan
Tahap Pembuatan
Tahap Penyelesaian
2.9 Alat – alat dalam Pembuatan Hard Candy
Dalam pembuatan hard candy dibutuhkan alat-alat yang digunakan dalam
proses pembuatannya. Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
2.9.1 Kompor
Kompor adalah alat pemanas yang digunakan untuk mematangkan hard
candy. Dalam pembuatan hard candy, kompor yang digunakan adalah kompor gas
karena kompor gas merupakan kompor yang mudah dalam pengaturan apinya.
Gambar 2.5. Skema Pembuatan Hard Candy
Mempersiapkan peralatan dan
bahan untuk membuat hard candy
Tambahkan sukrosa kemudian di
panaskan dengan suhu 1100 C (5
menit)
Menimbang bahan (air 50 g,
sukrosa 140 g dan glukosa 30 g)
Memanaskan air hingga suhu
1000 C
Mencetak
Tambahkan glukosa,memanaskan
kembali hingga suhu 1300 C (15
menit)
Pengemasan
-
27
Harus memperhatikan besar kecilnya api, kemudian api yang cocok digunakan
yaitu api yang kecil.
2.9.2 Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengantisipasi adanya
kekurangan maupun kelebihan pada jumlah penggunaan bahan. Timbangan yang
digunakan dalam pembuatan hard candy adalah timbangan jenis digital yang
akurat. Penggunaan timbangan digital harus baik dan benar, yaitu membaca skala
yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut.
2.9.3 Termometer
Termometer digunakan untuk mengatur suhu dalam pembuatan hard
candy. Suhu yang digunakan harus stabil dari awal hingga akhir pembuatan, agar
hasilnya optimal.
2.9.4 Cetakan
Cetakan merupakan alat yang digunakan untuk mencetak hard candy.
Dalam hal ini, hard candy dicetak menggunakan chocolate mould (cetakan coklat)
karena chocolate mould (cetakan coklat) mempunyai bentuk yang elastis sehingga
hard candy dapat mudah dikeluarkan.
2.9.5 Panci
Panci adalah alat yang diguanakan untuk merebus air, gula dan glukosa.
Panci yang digunakan adalah jenis panci dengan bahan stainless steel karena jenis
ini dapat mudah menghantarkan panas. Sebelum panci digunakan sebaiknya
dalam keadaan bersih dan kering. Hal ini bertujuan agar hard candy yang diolah
tidak terdapat mikroba.
-
28
2.9.6 Sendok Kayu
Sendok kayu merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengaduk
hard candy pada saat perebusan. Sendok kayu yang digunakan adalah sendok
kayu yang berbahan dasar kayu. Sendok kayu yang akan digunakan juga harus
memenuhi syarat antara lain tidak berbau, dan tidak berjamur.
2.10 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hard Candy
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hard candy diantaranya
adalah :
2.10.1 Faktor Bahan
Apabila kualitas bahan yang digunakan dalam pembuatan hard candy
berkualitas baik yaitu kulit jeruk sunkist dengan kriteria masih segar, sukrosa
dengan kriteria berwarna coklat, bersih dari kotoran dan tidak menggumpal,
glukosa dengan kriteria berwarna putih, bening dan kental. Maka hard candy yang
dihasilkan baik, begitu sebaliknya apabila bahan yang digunakan dalam
pembuatan hard candy berkualitas kurang baik maka akan menghasilkan hard
candy yang kurang baik.
2.10.2 Faktor Kebersihan Alat
Alat yang digunakan pada pengolahan hard candy ini juga berpengaruh
pada kualitas hard candy yang dihasilkan sehingga alat yang digunakan untuk
pembuatan hard candy harus bersih dan selalu terjaga kebersihannya. Untuk itu
peranan pembersihan atau pencucian perlu diperhatikan secara mendasar. Dengan
membersihkan peralatan secara baik, sehingga mencegah terjadinya pencemaran
atau kontaminasi makanan yang dapat terjadi karena peralatan yang digunakan.
-
29
2.10.3 Faktor Pembuatan
Tahap-tahap dalam proses memasak atau mengolah suatu masakan sangat
penting untuk diperhatikan dengan memperhatikan proses pengolahannya, dengan
memperhatikan tahapan suatu pengolahan maka akan menghasilkan makanan
yang berkualitas. Maka dalam pembuatan hard candy perlu memperhatikan proses
pembuatannya.
2.11 Kerangka Berfikir
Kulit jeruk sunkist adalah kulit dari jeruk sunkist yang memiliki penampilan
kulit agak tebal, berwarna orange cerah, dan permukaan yang halus. Kulit jeruk
sunkist memiliki kandungan minyak atsiri yang dapat di manfaatkan sebagai
pengganti flavour.
Hard candy adalah permen yang mempunyai tekstur yang keras,
penampakan yang jernih dan terdiridari komponen dasar sukrosa dan sirup
glukosa serta bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan untuk memberikan rasa
dan penampakan yang lebih baik. Kelebihan yang dimiliki hard candy adalah
mengandung kalori yang tinggi sehingga sering dimakan ketika beraktifitas
seperti, bekerja, belajar, berolah raga, dalam perjalanan dan sebagainya. Hard
candy juga dapat memberikan efek yang menyegarkan karena diberi berbagai rasa
dan aroma serta dapat menghilangkan rasa haus.Selain memiliki kelebihan, hard
candy juga memiliki kekurangan yaitu produk hard candy yang ada dipasaran
banyak mengandung bahan kimia, sedangkan permen banyak dikonsumsi oleh
anak-anak, sehingga dampaknya tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu di
-
30
butuhkan adanya pembuatan hard candy dari bahan alami yaitu dari kulit jeruk
sunkist.
Dari pemikiran diatas peneliti berharap agar hard candy dari kulit jeruk
sunkist akan menjadi inovasi produk yang memiliki kualitas serta nilai gizi yang
tinggi karena terbuat dari bahan dasar kulit jeruk sunkist yang mempunyai
kandungan nutrisi. Produk yang akan dibuat menggunakan massa kulit jeruk
sankist 100%, 80%, 60%. Dari ketiga pengaruh jumlah massa kulit jeruk sankist
yang akan dibuat, kemungkinan akan terjadi pengaruh mutu dan kandungan gizi
yang ada dalam hard candy dari kulit jeruk sunkist. Oleh karena itu untuk
mengetahui daya terima masyarakat terhadap produk hard candy dari kulit jeruk
sunkist yang dibuat oleh peneliti, dilakukan penilaian dengan uji inderawi dan uji
kesukaan. Adapun skema kerangka berfikir yang dapat dilihat dalam Gambar 2.6.
Dibawah ini:
-
31
Gambar 2.6. Kerangka Berfikir
2.12 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi,
2010: 110). Berdasarkan teori yang telah diuraikan di atas, maka diajukan
hipotesis sebagai berikut :
2.12.1 Hipotesis Kerja (Ha)
Ada perbedaan kualitas hard candy dari ekstrak kulit jeruk sunkist dengan
menggunakan ekstrak kulit jeruk sankist yang berbeda ditinjau dari aspek warna,
aroma, tekstur, dan rasa.
Eksperiman pembuatan hard candy dengan ekstrak
kulit jeruk sunkist dengan menggunakan jumlah
perbandingan ekstrak kulit jeruk sunkist
Penilaian hard candy
Penilaian
subjektif
Penilaian objektif :
-kandungan minyak
atsiri
Uji inderawi :
-Warna
-Aroma
-Tekstur
-Rasa
Uji
Kesukaan
Proses pembuatan
1. Seleksi bahan
2. Penimbangan bahan
3. Proses pembuatan
4. Pengaturan suhu
5. Pencetakan
6. Pengemasan
7. Hard candy
Bahan
-Air
-Sukrosa
-Glukosa
-
32
2.12.2 Hipotesis Nol (Ho)
Ada perbedaan kualitas hard candy dari ekstrak kulit jeruk sunkist dengan
menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist yang berbeda ditinjau dari aspek warna,
aroma, tekstur, dan rasa”.
-
77
86
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.1.1 Berdasarkan analisis varian klasifikasi tunggal diperoleh hasil
bahwa ada perbedaan kualitas hard candy kulit jeruk Sunkist
dengan ekstrak 100%, 80%, dan 60% dilihat dari aspek warna,
aroma kulit jeruk, rasa manis dan rasa khas kulit jeruk sunkist. Dan
pada aspek tekstur tidak ada perbedaan nyata
5.1.2 Berdasarkan hasil uji kesukaan masyarakat , dapat diketahui bahwa
sampel B dan C yaitu sampel B (hard candy kulit jeruk Sunkist
dengan ekstrak 80%, sampel C (hard candy kulit jeruk Sunkist
dengan ekstrak 60%) adalah hard candy yang disukai masyarakat,
sedangkan sampel A (hard candy kulit jeruk Sunkist dengan
ekstrak 100%) adalah hard candy yang cukup disukai masyarakat.
5.1.3 Berdasarkan hasil uji kimiawi, semakin besar ekstrak kulit jeruk
Sunkist pada hard candy maka kandungan minyak atsiri pada hard
candy pun mengalami peningkatan. Pada sampel A (hard candy
kulit jeruk Sunkist dengan ekstrak 100%) memiliki kandungan
minyak atsiri 41,12 %. Pada sampel B (hard candy kulit jeruk
Sunkist dengan ekstrak 80%) memiliki kandungan minyak atsiri
20,68 % dan pada sampel C (hard candy kulit jeruk Sunkist dengan
ekstrak 60%) memiliki kandungan minyak atsiri 17,20%.
-
87
5.2 Saran
5.2.1 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa
semakin banyak ekstrak kulit jeruk Sunkist yang digunakan akan
mempengaruhi kualitas inderawi hard candy karena kandungan
minyak atsiri pada kulit jeruk Sunkist yang menyebabkan rasa
getir, maka perlu adanya penelitian lanjutan agar rasa getir pada
hard candy dapat di minimalisir.
5.2.2 Cara mendapatkan ekstrak kulit jeruk sunkist pada penelitian ini
dengan cara mem blender kulit jeruk sunkist dengan cairan,
sehingga diperoleh ekstrak yang keruh. Hal ini mempengaruhi
warna produk hard candy, akan karena itu disarankan untuk
melakukan cara lain dalam mendapatkan ekstrak kulit jeruk
sunkist sehingga warna hard candy tidak keruh.
-
88
DAFTAR PUSTAKA
Agung Kardinan. 2005. Tanaman penghasil minyak atsiri. Jakarta: AgroMedia
Pustaka.
AKK. 1994. Budaya Tanam Jeruk. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Arikunto.Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Alimin,dkk. 2007. kimia analitik. Makassar: Allaudin Prass.
Ayiarganugraha. 2012. Jenis jenis buah jeruk (online)
(https://ayorange.wordpress.com/2012/09/15/jenis-jenis-jeruk2)
Faridah, anni dkk. 2008. Patiseri Jilid 3. Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendididkan Dasar
dan Menengah, Jakarta : Departmenen Pendidikan Nasional.
Gaman, Sherrington.1994. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan
Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh M.sardjito, S.Nuriaki, A.Murdiati,
Sardjono .Faklutas Teknologi Pertanian UGM. Yogjakarta: Gajah Mada
University Press
Girindra, A. 1983. Biokimia I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nainggolan, B. 2002. Sintesis Derivat Limonen Kandungan Minyak Kulit Buah
Jeruk Sunkist. Medan: Universitas Negeri Medan.
Harahap.2010. Pengaruh Perbandingan Konsentrasi Sukrosa dengan Sirup
Glukosa dan Lama Pemasakan Terhadap Mutu Kembang Gula. Skripsi
.Universitas Sumatra Utara.
Hardjono Sastrohamidjojo. 2004. Kimia minyak atsiri. Yogyakarta. Gajah Mada
Universety Press.
Koensoemardiyah. 2010. A. Minyak Atsiri untuk Industri Makanan, Kosmetik,
dan Aromaterapi. Yogyakarta. Andi.
Kartika, Bambang, DKK. 1998. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.
Yogyakarta : UGM
https://ayorange.wordpress.com/2012/09/15/jenis-jenis-jeruk2
-
89
Koswara, Sutrismo. 2009. Teknologi Pembuatan Permen. Jakarta: Ebookspang
Sarwono. 1991. Jeruk Dan Kerabatnya. Jakarta: Penebar Swadaya
SNI 01-3547-2008 dari http://sisni.bsan.go.id
Sudjana. 1996. Metoda Statistik. Bandung : Tarsito. Sugiyono.2010.Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatatif dan
R&D.Bandung :Alfabeta
.2009.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatatif dan
R&D.Alfabeta : Bandung
Suharsimi A. 2010. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka
Cipta
Widiastuti Ira. 2005. Sukses Agribisnis Minyak Atsiri. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Winarno.2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
http://sisni.bsan.go.id/