UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG · 2017. 12. 12. · sukrosa dan sirup glukosa. Flavor. dari . hard...

of 52 /52
i EKSPERIMEN PEMBUATAN HARD CANDY DENGAN EKSTRAK KULIT JERUK SUNKIST SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Tata Boga) Oleh. Yossy Purnama Sigit NIM.5401411124 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Embed Size (px)

Transcript of UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG · 2017. 12. 12. · sukrosa dan sirup glukosa. Flavor. dari . hard...

  • i

    EKSPERIMEN PEMBUATAN HARD CANDY DENGAN EKSTRAK

    KULIT JERUK SUNKIST

    SKRIPSI

    diajukan sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Tata Boga)

    Oleh.

    Yossy Purnama Sigit NIM.5401411124

    JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2016

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    1. Sesungguhnya disamping ada kesukaran terdapat pula kemudahan,

    maka jika engkau telah selesai dari suatu bekerja keraslah engkau

    untuk urusan yang lain” (QS Al Insyirah : 6-7).

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini kupersembahkan kepada:

    1. Bapak dan ibu tercinta atas

    dukungan dan doanya.

    2. Kakak tersayang yang selalu

    memberikan inspirasi untukku.

    3. Seseorang yang selalu memberiku

    semangat.

    4. Rekan seperjuanganku mahasiswa

    tata boga angkatan 2011

    5. Almamaterku UNNES

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT telah melimpahkan

    segala Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

    skripsi dengan judul “Eksperimen Pembuatan Hard Candy Dengan Ekstrak Kulit

    Jeruk Sunkist”.

    Skripsi ini dapat diselesaikan karena dukungan, kerjasama, bantuan dan

    motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis

    mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

    terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada yang

    terhormat :

    1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

    2. Dra. Sri Endah Wahyuningsih, M.pd. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan

    Kesejahteraan Keluarga.

    3. Dra. Dyah Nurani Setyaningsih, M.Kes. Selaku Dosen Pembimbing yang

    telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, saran, dan

    motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

    4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

    bantuan dan dorongannya.

    Semarang, Juni 2016

    Penulis

  • vii

    ABSTRAK

    Purnama Sigit, Yossy. 2016. Eksperimen Pembuatan Hard Candy dengan Ekstrak

    Kulit Jeruk Sunkist. Skripsi, S1 PKK Konsentrasi Tata Boga Jurusan Pendidikan

    Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dosen

    pembimbing Dra. Dyah Nurani Setyaningsih, M.Kes

    Kata kunci :Hard candy, kulit jeruk sunkist

    Hard candy merupakan permen yang mempunyai tekstur yang keras, penampilan

    yang bening dan biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa dan sirup glukosa

    serta bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan untuk memberikan rasa yang

    lebih baik. Hard candy pada dasarnya adalah campuran dari gula, sirup glukosa

    atau gula invert, air, flavor dan pewarna. Kebanyakan hard candy dibuat dari

    sukrosa dan sirup glukosa. Flavor dari hard candy biasa di dapat dari penggunaan

    essens atau sari buah, sari buah yang biasa di gunakan seperti sari buah jeruk,

    strawberry, anggur, apel, dan leci. Jeruk biasanya di gunakan airnya saja dan

    kulitnya hanya menjadi limbah padahal dalam kulit jeruk masih terkandung flavor

    dan rasa yang khas. Aroma khas harum pada kulit jeruk disebabkan karena adanya

    kandungan minyak atsiri. Fungsi dari minyak atsiri dalam penelitian ini di guakan

    untuk pengganti citarasa dan flavor. Berdasarkan latar belakang tersebut maka

    dilakukan penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Adakah

    perbedaan kualitas hard candy dengan ekstrak kulit jeruk sunkist hasil eksperimen

    dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100%, 80%, dan 60% ditinjau

    dari aspek warna, aroma, dan rasa? (2) Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat

    terhadap hard candy kulit jeruk sunkist hasil eksperimen menggunakan ekstrak

    kulit jeruk sunkist 100%, 80%, dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan

    rasa? 3) Bagaimana kandungan minyak atsiri pada hard candy dengan ekstrak

    kulit jeruk sunkist hasil eksperimen? Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : (1)

    Untuk mengetahui perbedaan kualitas hard candy dengan ekstrak kulit jeruk

    sunkist hasil eksperimen dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100%,

    80%, dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan rasa? (2) Untuk mengetahui

    tingkat kesukaan masyarakat terhadap hard candy dengan ekstrak kulit jeruk

    sunkist hasil eksperimen menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100%, 80%,

    dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan rasa? 3) Untuk mengetahui

    kandungan minyak atsiri pada hard candy dengan ekstrak kulit jeruk sunkist hasil

    eksperimen?

    Desain Eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah Desain Acak

    Sempurna . Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak jeruk sunkist

    100%, 80%, 60%. variabel terikatnya adalah kualitas inderawi hard candy hasil

    eksperimen yang dilihat dari segi subjektif dan objektif. Segi subjektif meliputi

    kualitas inderawi dan tingkat kesukaan masyarakat, sedangkan objektif adalah

    kandungan kimiawi hard candy kulit jeruk sunkist yang meliputi kandungan

    minyak atsiri. Variabel kontrol adalah kondisi dan kualitas bahan yang digunakan,

    peralatan yang digunakan dan proses pembuatan. Teknik analisis data

    menggunakan analisis varian klasifikasi tunggal dilanjutkan uji tukey, sedangkan

  • viii

    untuk uji kesukaan menggunakan analisis deskriptif persentase. Analisis hasil

    penilaian obyektif dilakukan dengan uji kimiawi.

    Berdasarkan analisis varian klasifikasi tunggal diketahui ada perbedaan nyata

    pada aspek warna, aroma dan rasa. Sampel hard candy kulit jeruk Sunkist dengan

    ekstrak yang berbeda hasil terbaik adalah sampel C dengan ekstrak kulit jeruk

    Sunkist 60%. Kandungan kimiawi yang diuji adalah kandungan minyak atsiri.

    Hasil uji kimiawi sampel hard candy kulit jeruk Sunkist dengan ekstrak 100%

    memiliki kandungan minyak atsiri 41,12%, sampel hard candy kulit jeruk Sunkist

    dengan ekstrak 80% memiliki kandungan minyak atsiri 20.68%. Sampel hard

    candy kulit jeruk Sunkist dengan ekstrak 60% memiliki kandungan minyak atsiri

    17.20%. Hasil uji kesukaan terhadap hard candy dengan ekstrak kulit jeruk

    Sunkist dengan ekstrak 60% disukai masyarakat dengan jumlah rerata paling

    tinggi.

    Simpulan dari penelitian ini adalah (1) ada perbedaan kualitas hard candy dengan

    ekstrak kulit jeruk Sunkist dengan ekstrak 100%, 80%, dan 60% dilihat dari aspek

    aroma, warna dan rasa. (2) hasil analisis deskriptif persentase pada uji kesukaan

    masyarakat menunjukkan sampel A cukup disukai masyarakat sedangkan sampel

    B dan sampel C disukai masyarakat;. (3) semakin besar prosentase penggunaan

    ekstrak kulit jeruk sunkist pada pembuatan hard candy maka kandungan minyak

    atsirinya pun mengalami peningkatan. Saran dalam penelitian ini adalah (1)

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa semakin banyak

    ekstrak kulit jeruk Sunkist yang digunakan akan mempengaruhi kualitas inderawi

    hard candy karena kandungan minyak atsiri pada kulit jeruk Sunkist yang

    menyebabkan rasa getir, maka perlu adanya penelitian lanjutan agar rasa getir

    pada hard candy dapat di minimalisir. (2) Cara mendapatkan ekstrak kulit jeruk

    sunkist pada penelitian ini dengan cara mem blender kulit jeruk sunkist dengan

    cairan, sehingga diperoleh ekstrak yang keruh, hal ini mempengaruhi warna

    produk hard candy. Akan karena itu disarankan untuk melakukan cara lain dalam

    mendapatkan ekstrak kulit jeruk sunkist sehingga warna hard candy tidak keruh.

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

    PERNYATAAN………………………………………………………..... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………...... iii

    HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………….......... v

    KATA PENGANTAR………………………………………………........ vi

    ABSTRAK………………………………………………………….......... vii

    DAFTAR ISI……………………………………………………….. ......... ix

    DAFTAR TABEL………………………………………………….. ......... xiii

    DAFTAR GAMBAR……………………………………………….......... xv

    DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….. ......... xvi

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang………………………………………………......... 1

    1.2 Rumusan Masalah……………………………………………........ 3

    1.3 Tujuan Penelitin………………………………………………....... 4

    1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………........... 4

    1.5 Penegasan Istilah……………………………………………......... 5

    1.6 Sistematika Skripsi……………………………………………...... 6

    BAB 2 LANDASAN TEORI

    2.1 Tinjauan Umum Tentang Jeruk ….................................................... 9

    Halaman

  • x

    2.1.1 Pengertian Jeruk ………………..…………………………………. 10

    2.2 Tinjauan Umum Tentang Jeruk Sunkist …………………………...... 11

    2.2.1 Pengertian Jeruk Sunkist …………….………………………. 11

    2.3 Tinjauan Tentang Kulit Jeruk Sunkist …………...………………….. 12

    2.3.1 Pengertian Kulit Jeruk Sunkist……………………………….. 12

    2.4 Tinjauan Tentang Minyak Atsiri…………………………….…....... 13

    2.4.1 Pengertian Minyak Atsiri …………………………………… 13

    2.4.2 Beberapa Contoh Tanaman Sumber Minyak Atsiri Yang

    Tumbuh di Indonesia……………………………..……........ 13

    2.4.3 Daftar Bahan Kimia Yang Ada Pada Minyak Esensial… …. 14

    2.4.4 Aplikasi Minyak Atsiri …………………………………….. 15

    2.5 Tinjauan Tentang Candy ………………………..………………..... 16

    2.5.1 Pengertian Candy …………………………………………. 16

    2.5.2 Pengertian Hard Candy ......................................................... 16

    2.5.3 Karakteristik Hard Candy ………………………………... 17

    2.5.4 Syarat Mutu Hard Candy ………………………………… 19

    2.6 Kandungan Gizi Produk Permen ………………………….…….. 20

    2.7 Bahan Baku Hard Candy ………………………………….……. 20

    2.7.1 Bahan Utama …………………………………………...... 20

    2.8 Resep Standar Hard Candy ……………………………………... 23

    2.8.1 Proses Pembuatan ……………………………………….. 24

    2.9 Alat –alat Dalam Pembuatan Hard Candy ……………………........ 26

    2.10 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hard Candy ……………….. 28

  • xi

    2.11 Kerangka Berfikir …………………………………………………. 29

    2.12 Hipotesis …………………………………………………………… 31

    BAB 3 METODE PENELITIAN

    3.1 Metode Penentu Objek Penelitian………………………………...... 32

    3.1.1 Objek Penelitian ……………………………………………... 32

    3.1.2 Variabel Penelitian ………………………………………….. 32

    3.2 Metode Pendekatan Data ……..…………………………….…....... 35

    3.2.1 Desain Eksperimen………………………………………..... 35

    3.2.2 Prosedur Pelaksanaan Eksperimen……………………..…... 38

    3.3 Metode Pengumpulan Data………………………………..……...... 41

    3.3.1 Uji Inderawi ……………………………………………..….. 42

    3.3.2 Uji kesukaan………………………………………………… 44

    3.3.3 Metode Penelitian Obyektif……….………………………. 54

    3.4 Alat Pengumpul Data……………………………………….…........ 45

    3.4.1 Panelis Agak Terlatih ……………………………………… 45

    3.4.2 Panelis Tidak Terlatih……………………………….……... 48

    3.5 Metode Analisa Data……………………………………..……....... 50

    3.5.1 Perhitungan analisis data………………………….………... 50

    BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………...... 59

    4.1.1 Data Hasil Penilaian Kualitas Hard Candy kulit jeruk Sunkist 59

    4.1.2 Data Keseluruhan Penilaian Kualitas Hard Candy Kulit

    Jeruk Sunkist ……………………………………………….. .. 55

  • xii

    4.1.3 Hasil Analisis Perbedaan Hard Candy Kulit Jeruk Sunkist … 66

    4.1.4 Hasil Analisi Data Kandungan Gizi Hard Candy Kulit

    Jeruk Sunkist ……………………………………….………... 73

    4.1.5 Hasil Analisi Data Tingkat Kesukaan Masyarakat.................. 74

    4.2 Pembahasan Hasil Penelitian……………......……………..……...... 77

    4.2.1 Pembahasan Hasil Uji inderawi Hard Candy kulit jeruk sunkist

    Hasil Eksperimen Secara Keseluruhan Meliputi Aspek Warna,

    Aroma, Tekstur, dan rasa……………………………..……...78

    4.2.2 Pembahasan Hasil Uji Kimiawi …………………..……...... 83

    4.2.3 Pembahasan Hasil Uji Kesukaan Masyarakat……………... 84

    BAB 5 PENUTUP

    5.1 Simpulan………………………………………………………...... 85

    5.2 Saran…………………………………………………………….... 86

    DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...... 87

    LAMPIRAN –LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    2.1 Varietas dan Karakteristik Jeruk ........................................................... 10

    2.2 Kandungan Vitamin dan Gizi Jeruk...... ................................................ 11

    2.3 Kandungan Kimiawi Kulit Jeruk Sunkist..... ........................................ 12

    2.4 Syarat Mutu Hard Candy ...................................................................... 19

    2.5 Standar Resep Hard Candy ................................................................... 23

    3.1 Bahan-bahan Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk Sunkist .......................... 38

    3.1.1 Bahan-bahan Pembuatan Hard Candy.................................................. 39

    3.2 Alat Yang Digunakan Dalam Pembuatan Hard Candy ........................ 39

    3.3 Kriteria Penilaian Warna Hard Candy .................................................. 42

    3.4 Kriteria Penilaian Aroma Khas Kulit Jeruk Sunkist ............................. 43

    3.5 Kriteria Penilaian Tekstur ..................................................................... 43

    3.6 Kriteria Penilaian Rasa Manis ............................................................... 43

    3.7 Kriteria Penilaian Rasa Manis Kulit Jeruk Sunkist... ............................ 44

    3.8 Rumus Analisi Varian Klasifikasi Tunggal…………………………… 53

    3.9 Interval Rerata Skor dan Kriteria Uji Inderawi……………………….. 55

    3.10 Interval Skor dan Kriteria Kualitas Hard Candy Hasil Eksperimen

    Terbaik ………………………………………………………………. 56

    3.11 Interval Persentase dan Kategori Kesukaan …………………………... 58

    4.1 Data Hasil Uji Inderawi Pada Aspek Warna... ...................................... 62

    4.2 Data Hasil Uji Inderawi Pada Aspek Aroma Kulit Jeruk Sunkist ........ 63

    4.3 Data Hasil Uji Imderawi Pada Aspek Tekstur……………………....... 64

    Tabel Halaman

  • xiv

    4.4 Data Hasil Uji Inderawi Pada Aspek Rasa Manis..................................64

    4.5 Data Hasil Uji Inderawi Pada Aspek Rasa Khas Kulit Jeruk Sunkist.... 65

    4.6 Data Keseluruhan Hasil Indrawi …………………............................... 66

    4.7 RingkasanHasil Perhitungan Normalitas……………………..……….68

    4.8 Ringkasa Hasil Perhitungan Homogenitas………………………….....69

    4.9 Analis Data Perbedaan Hard Candy Kulit Jeruk Sunkist.................... 69

    4.10 Ringkasan Data Hasil Uji Tukey Indikator Warna……..…………… 71

    4.11 Ringkasan Data Hasil Uji Tukey Indikator Aroma ……..…………... 72

    4.12 Ringkasan Data Hasil Uji Tukey Indikator Rasa Manis ………..….... 73

    4.13 Ringkasan Data Hasil Uji Tukey Indikator Rasa Kulit Jeruk Sunkist.. 87

    4.14 Hasil Uji Kimiawi …………………………………….…………….... 75

    4.15 Hasil Uji Kesukaan Keseluruhan Panelis …………........................…. 76

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    1.1 Gambar Jeruk Sunkist ............................................................................. 17

    1.2 Gambar Hard Candy ........................................................................... 16

    1.3 Gambar Sukrosa .................................................................................. 20

    1.4 Gambar Glukosa....... .......................................................................... 22

    1.5 Skema Pembuatan Hard Candy........................................................... 25

    1.6 Skema Kerangak Berfikir.................................................................... 30

    3.1 Desain Ekserimen ............................................................................... 36

    3.2 Skema Desain Eksperimen.................................................................. 37

    4.1 Grafik Radar Persetase Kesukaan Masyarakat ................................... 76

    Gambar Halaman

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Daftar Nama Calon Peserta Seleksi Panelis Tahap Wawancara... 89

    2. Formulir Wawancara Seleksi Calon Panelis…………………..... 90

    3. Hasil Wawancara Seleksi Calon Panelis………………………… 92

    4. Daftar Nama Calon Panelis Tahap Penyaringan………………… 93

    5. Formulir Penyaringan Calon Panelis…………………………….. 94

    6. Rekapitulasi Hasil Seleksi Calon Panelis Tahap Penyaringan…... 96

    7. Daftar Nama Calon Panelis Tahap Latihan…………………….... 99

    8. Formulir Pelatihan……………………………………………...... 100

    9. Rekapitulasi Pelatihan………………………………………...…. 102

    10. Daftar Nama Panelis yang Mengikuti Uji Inderawi…................... 108

    11. Formulir Uji Inderawi………………………………………...….. 109

    12. Hasil Tabulasi Data Pada Uji Inderawi…………………......…..... 111

    13. Hasil Analisis Varian Klasifikasi Tunggal………...……………... 112

    14. Daftar Nama Panelis Tidak Terlatih Golongan Remaja……...….. 120

    15. Daftar Nama Panelis Tidak Terlatih Golongan Remaja………...… 120

    16. Formulir Uji Kesukaan………………………………………….... 121

    17. Hasil Uji Kesukaan Panelis Agak Terlatih………………………. 124

    18. Bahan-bahan dan Proses Pembuatan Hard Candy……….......….. 125

    19. Pelaksanaan Uji Inderawi………………………………………… 126

    20. Hasil Uji Kimiawi………………………………………......…. 127

    Lampiran Halaman

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Bab pendahuluan memberikan gambaran secara umum mengenai isi

    skripsi meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi.

    1.1 Latar Belakang.

    Candy atau permen di sukai semua lapisan dari anak-anak sampai dewasa

    karena biasanya memiliki rasa manis yang menyegarkan. Permen menurut

    jenisnya dikelompokkan menjadi dua macam yaitu permen kristalin (krim) dan

    permen non kristalin (amorphous). Permen kristalin biasanya mempunyai rasa

    yang khas dan apabila dimakan terdapat rasa krim yang mencolok. Contoh

    permen kristalin adalah fondant dan fudge. Sedangkan permen non kristalin

    (amorphous) terkenal dengan sebutan “without form”. Berdasarkan teksturnya

    dibedakan menjadi hard candy (hard boiled sweet), permen kunyah (chewy

    candy) atau soft candy, gum, dan jellies. Produk confectionery lainnya adalah

    karamel atau toffee (termasuk soft candy) dan cotton candy (permen tradisional).

    Hard candy terbuat dari komposisi glukosa, sukrosa, air, sedangkan bahan

    tambahannya adalah flavor, pewarna, dan zat pengasam. Hard candy merupakan

    permen yang memiliki tekstur keras dan penampilan yang mengkilap dan bening

    (Faridah, 2008). Flavor dari hard candy biasa di dapat dari penggunaan essens

    atau sari buah, sari buah yang biasa di gunakan seperti sari buah jeruk,

    strawberry, anggur, apel, dan leci. Jeruk biasanya di gunakan airnya saja dan

    kulitnya hanya menjadi limbah padahal dalam jeruk masih terkandung flavor dan

  • 2

    rasa yang khas. Aroma khas harum pada kulit jeruk disebabkan karena adanya

    kandungan karena minyak atsiri. Fungsi dari minyak atsiri dalam penelitian ini di

    guakan untuk menambah aroma dan citarasa. (Abdillah rohman, 2009)

    Minyak atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap

    dari bagian bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan

    atau ratusan bahan campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan

    campuran yang tidak menguap (non volatile), yang merupakan penyebab

    karakteristik aroma dan rasanya, minyak atsiri dapat di peroleh dari adas,

    ketumbar, jintan, kemukus, anis, dan jeruk. Minyak atsiri biasanya digunakan

    sebagai salah satu campuran pada bahan baku pada industri kosmetik, sabun, dan

    deterjen, produk makanan dan minuman. Minyak atsiri digunakan pemberi rasa

    pada industri makanan.

    Kulit jeruk sunkist merupakan limbah dari jeruk sunkist yang mengandung

    minyak atsiri sebesar 41,12 % dari 100% ekstrak kulit jeruk sunkist, limbah kulit

    jeruk sunkist banyak di temui direstoran-restoran yang menggunakan jeruk untuk

    pembuatan jus. Minyak atsiri pada jeruk sunkist biasanya digunakan sebagai

    pengharum ruangan, bahan parfum, dan penambah cita rasa pada makanan.

    Minyak atsiri jeruk juga bermanfaat bagi kesehatan, yaitu untuk aroma terapi.

    Aroma jeruk dapat menstabilkan sistem syaraf, menimbulkan perasaan senang dan

    tenang juga meningkatkan nafsu makan. Manfaat bagi kesehatan tersebut karena

    minyak atsiri jeruk mengandung senyawa limonene yang berfungsi melancarkan

    peredaran darah, meredakan radang tenggorokan dan batuk, serta menghambat sel

    kanker. (Alimin, 2007).

  • 3

    Telah di lakukan pra eksperimen pembuatan hard candy menggunakan

    ekstrak kulit jeruk sunkist dengan bahan sunkist, glukosa, sukrosa, ekstrak kulit

    jeruk sunkist, dan air. Pada pra eksperimen peneliti sudah pernah melakukan

    percobaan menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 200% dengan 100% air dan

    hasilnya permen terasa sangat getir khas kulit jeruk sunkist. Penelitian kedua

    menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100% dengan 100% air hasilnya masih

    terasa getir. Penelitian ketiga menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 60%

    dengan 100% air hasilnya kurang nampak rasa khas kulit jeruk sunkist. Maka

    peneliti mengambil kesimpulan untuk melakukan percobaan dengan ekstrak 100%

    dan 60% yaitu 80% dengan selisih 20%.

    Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul

    “EKSPERIMEN PEMBUATAN HARD CANDY DENGAN EKSTRAK KULIT

    JERUK SUNKIST”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka permasalahan

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1.2.1 Adakah perbedaan kualitas hard candy dari kulit jeruk sunkist hasil

    eksperimen dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100%, 80%,

    dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan rasa?

    1.2.2 Bagaimana tingkat kesukaan masyarakat terhadap hard candy dengan

    ekstrak kulit jeruk sunkist hasil eksperimen menggunakan ekstrak kulit

    jeruk sunkist 100%, 80%, dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan

    rasa?

    1.2.3 Bagaimana kandungan minyak atsiri pada hard candy dengan ekstrak kulit

    jeruk sunkist hasil eksperimen?

  • 4

    1.3 Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan

    sebagai berikut:

    1.3.1 Untuk mengetahui perbedaan kualitas hard candy dengan ekstrak kulit

    jeruk sunkist hasil eksperimen dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk

    sunkist 100%, 80%, dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma, dan rasa?

    1.3.2 Untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap hard candy

    dengan ekstrak kulit jeruk sunkist hasil eksperimen menggunakan ekstrak

    kulit jeruk sunkist 100%, 80%, dan 60% ditinjau dari aspek warna, aroma,

    dan rasa?

    1.3.3 Untuk mengetahui kandungan minyak atsiri pada hard candy dengan

    ekstrak kulit jeruk sunkist hasil eksperimen?

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini antara lain :

    1.4.1 Memberikan pengetahuan alternatif bagaimana mengolah kulit jeruk

    sunkist menjadi produk hard candy yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

    1.4.2 Memberikan gambaran dan informasi bagi mahasiswa khususnya jurusan

    tata boga bagaimana mengembangkan produk permen dengan

    menggunakan bahan dasar limbah.

    1.4.3 Meningkatkan daya serap secara ekonomi terhadap kulit jeruk sunkist

    khususnya oleh industri pengolahan makanan agar lebih bisa

    dimanfaatkan.

  • 5

    1.5 Penegasan Istilah

    Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam mengartikan judul

    tersebut di atas, serta untuk membatasi permasalahan yang ada dalam

    penelitian ini maka penulis memberikan penegasan istilah sesuai dengan

    batasan yang menjadi masalah adalah sebagai berikut :

    1.5.1 Eksperimen

    Eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk

    percobaan pembuatan hard candy dengan ekstrak kulit jeruk sunkist

    dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist 100%, 80%, dan 60%.

    1.5.2 Pembuatan

    Kata pembuatan menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia

    1994:148) merupakan proses atau cara membuat sehingga menjadi suatu

    produk yang baru dan dapat dikombinasi dengan bahan lain dan nantinya

    akan diperoleh suatu produk yang lebih bervariasi lagi.

    Pembuatan yang dimaksud adalah proses pembuatan Hard candy

    kulit jeruk sunkist mulai dari tahap persiapan, pengolahan Hard candy.

    1.5.3 Ekstrak kulit Jeruk Sunkist

    Ekstrak adalah zat yang dihasilkan dari ekstraksi bahan mentah

    secara kimiawi. Senyawa kimia yang diekstrak meliputi senyawa

    aromatik, minyak atsiri, ester yang kemudian menjadi bahan baku proses

    industri atau di gunakan secara langsung oleh masyarakat.

  • 6

    Ekstrak kulit jeruk sunkist dalam penelitian ini adalah ekstrak

    dengan 100%, 80%, dan 60% kulit jeruk sunkist yang di hasilkan dengan

    cara mem blender kulit jeruk sunkist dengan cairan.

    1.5.4 Sukrosa

    Sukrosa adalah gula yang berasal dari tebu yang diekstraksikan dan

    dikristalkan sampai membentuk padat serta mempunyai derajat kemanisan

    100% (Mudjajanto, 2004). Sifat sukrosa yaitu, mudah larut dalam air dan

    larutnya berasa manis, biasa terdapat di tebu dan bit ( Girindra, A. 1983).

    1.5.5 Glukosa

    Menurut (Faridah, 2008:404) glukosa merupakan cairan kental dan

    jernih dengan komponen utama glukosa yang diperoleh dari hidrolisis pati

    dengan cara kimia atau enzimatik. Glukosa yang digunakan adalah

    glukosa produksi PT.Raya Sugarindo Inti.

    1.6 Sistematika Skripsi

    Sistematika skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal skripsi,

    bagian isi dan bagian akhir yang dapat disajikan sebagai berikut :

    1.6.1 Bagian Awal Skripsi

    Bagian awal berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman

    motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar

    tabel, dan daftar lampiran. Bagian awal memberikan kemudahan kepada

    pembaca untuk mencari bagian penting secara cepat.

    1.6.1 Bagian Isi terdiri dari 5 bab yaitu :

    1.6.1.1 BAB I PENDAHULUAN

  • 7

    Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

    penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

    1.6.1.2 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    Dalam bab ini diuraikan tentang materi dan kerangka berfikir yang

    mendasari penelitian ini, yaitu : Tinjauan Umum Tentang Hard candy

    (pengertian hard candy), bahan – bahan hard candy, formula hard candy

    (tahap persiapan alat, persiapan bahan, pembuatan hard candy), faktor –

    faktor yang mempengaruhi kualitas hard candy, kriteria hard candy yang

    baik, tinjauan umum tentang kulit jeruk sunkist, (pengertian kulit jeruk

    Sunkist), Kerangka Berpikir dan Hipotesis.

    1.6.1.3 BAB III METODE PENELITIAN

    Metode penelitian digunakan sebagai pegangan atau pedoman

    dalam kegiatan penelitian. Pada bab ini akan diuraikan tentang metode

    penentuan objek penelitian, metode pendekatan penelitian, metode dan alat

    pengumpulan data, dan metode analisis data untuk menguji kebenaran

    hipótesis yang diajukan.

    1.6.1.4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini diuraikan tentang data hasil penelitian secara garis

    besar serta pembahasan, sehingga data yang ada mempunyai arti.

    1.6.1.5 BAB V PENUTUP

    Dalam bab penutup diuraikan tentang kesimpulan yang berisi

    tentang rangkuman hasil penelitian yang ditarik dari analisis dan

  • 8

    pembahasan, dan saran berisi tentang alternatif perbaikan atau masukan

    yang berkaitan dengan penelitian.

    1.6.2 Bagian Akhir Skripsi

    Pada bagian akhir skripsi berisi tentang

    1.6.2.1 Daftar pustaka

    Dalam daftar pustaka berisi daftar buku dan literatur lain yang

    berkaitan dengan penelitian.

    1.6.2.2 Lampiran

    Lampiran merupakan kelengkapan skripsi yang berisi data

    penelitian secara lengkap, contoh-contoh perhitungan dan keterangan lain

    yang mendukung.

  • 9

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    Pada Bab 2 ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi

    landasan dalam melakukan kegiatan penelitian, kerangka berfikir, dan hipotesis.

    Landasan teori berisikan teori-teori yang berfungsi sebagai pendukung dalam

    melaksanakan penelitian yaitu tinjauan umum tentang jeruk, tinjauan umum

    tentang jeruk sunkist, tinjauan tentang kulit jeruk, minyak atsiri, tinjauan tentang

    candy, karakteristik hard candy, syarat mutu, kemudian dilanjutkan dengan

    kerangka berfikir dan hipotesis, merupakan jawaban atau pernyataan yang masih

    bersifat sementara dan perlu pembuktian kebenarannya melalui penelitian dengan

    menggunakan metode penelitian.

    2.1 Tinjauan Umum Tentang Jeruk

    2.1.1 Pengertian Jeruk

    Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di dunia dengan berbagai

    macam produk dan jenis buah-buahan, khususnya varietas jeruk. Di seluruh dunia,

    jumlah varietas jeruk mencapai lebih dari 600 jenis, dengan karakter yang hampir

    mirip atau bahkan berbeda sama sekali. Golongan jeruk manis biasanya dimakan

    segar sebagai buah meja, untuk yang bercitarasa asam lebih cocok dijadikan jus.

    Beberapa jenis buah jeruk hanya dimanfaatkan kulitnya sebagai bumbu masakan.

    Beberapa varietas jeruk yang terkenal dapat dilihat pada tabel 2.1.

  • 10

    Tabel 2.1. Varietas dan Karakteristik Jeruk

    Varietas

    Jeruk

    Bentuk

    Jeruk

    Tampilan

    Kulit Jeruk

    Rasa

    Jeruk

    Daging Buah Cara Konsumsi

    Jeruk

    manis

    hamlin

    (norris)

    Bulat atau

    sedikit

    datar pada

    kedua

    ujungnya

    Berkulit tipis,

    halus,

    permukaan

    berlekuk halus

    Sedikit

    asam

    Daging buah

    berwarna

    oranye muda

    halus berair

    di makan daging

    buahnya

    Jeruk

    manis

    pineapple

    (nanas)

    Bentuknya

    bulat

    sampai

    sedikit

    bulat telur

    terbalik,

    warna buah

    oranye

    Ketebalan

    kulit sedang,

    permukaan

    berlekuk

    lekuk halus

    Rasa

    asam

    tetapi

    segar

    Daging buah

    berwarna

    oranye muda,

    lembut,

    mengandung

    banyak air

    Di makan daging

    buahnya

    Jeruk

    manis

    shamoutin

    Bentuknya

    bulat

    panjang

    sampai

    bulat telur,

    bagian

    pangkal

    agak

    datar,dan

    ujungnya

    bulat.

    Kulit buah

    tebal, tegar

    dan berbulu,

    permukaanya

    halus (licin),

    berlekuk halus

    Manis

    segar

    Daging buah

    oranye muda,

    lembut, berair

    Di makan daging

    buahnya

    Jeruk nipis Berbentuk

    bulat kecil

    Kulit buah

    tipis kuat,

    dengan

    permukaan

    licin

    Rasa

    asam

    Daging buah

    berwarna

    putih, berair

    Di buat miuman

    sari buahnya

    Jeruk

    lemon

    Bentuk

    buah bulat

    telur

    Kulit buah

    agak tebal

    kuat,

    permukaan

    licin

    Rasa

    asam

    Daging buah

    berwarna

    putih

    mengandung

    banyak air

    Di buat

    minuman sari

    buahnya

    Jeruk

    sunkist

    Bulat atau

    sedikit

    datar pada

    kedua

    ujungnya

    Kulit buah

    agak tebal,

    permukaan

    berpori pori

    Sedikit

    asam tapi

    segar

    Daging buah

    berwarna

    oranye berair

    Di makan daging

    buahnya dan

    dapat di minum

    sari buahnya

    Sumber : (I.Pracaya, 2009)

  • 11

    2.2 Tinjauan Tentang Jeruk Sunkist

    2.2.1 Pengertian Jeruk Sunkist

    Jeruk sunkist merupakan salah satu jenis jeruk manis yang berasal dari

    California. Ciri khasnya bentuk buah bulat, kulit buah agak tebal berwarna kuning

    menarik. Sunkist mempunyai manfaat dan sangat baik untuk membantu menjaga

    daya tahan tubuh. Kandungan vitamin dan gizi pada jeruk dapat di lihat pada

    Tabel 2.2 di bawah ini

    Tabel 2.2. Kandungan Vitamin Dan Gizi Jeruk

    Kandungan Kadar Jenis jeruk

    Keprok Sunkist Nipis Grape Fruit

    Vitamin A (I. U.) 400,0 200,0 - -

    Vitamin B (I. U.) 60,0 60,0 60,0 06,0

    Vitamin C (I. U.) 60,0 30,0 40,0 50,0

    Protein (gram) 0,5 0,5 0,5 0,5

    Lemak (gram) 0,1 0,1 - -

    Hidrat arang (gram) 8,0 10,0 3,0 4,0

    Besi (mgr) - 0,3 0,1 0,1

    Kapur (mgr) 40,0 40,0 10,0 20,0

    Phosphor (mgr) 20,0 20,0 10,0 20,0

    Sumber: AKK (1994)

    Vitamin C nya yang tinggi bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun

    sehingga siapa yang mengonsumsinya dalam jumlah yang cukup setiap harinya

    maka dia tidak akan mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh virus,

    bakteri, kuman, dan sebagainya. Ini merupakan salah satu cara yang sangat bagus

    untuk menjaga daya tahan tubuh anda secara alami dan pastinya bebas dari zat

    berbahaya. (Ayiarganugraha, 2012).

  • 12

    2.3 Tinjauan Tentang Kulit Jeruk Sunkist

    2.3.1 Pengertian Kulit Jeruk Sunkist

    Kulit buah jeruk sunkist (Citrus sinensis L. Osbeck) yang berupa hasil

    sampingan buah jeruk sunkist biasanya dibuang setelah diambil daging buahnya.

    Secara fisik kulit buah jeruk sunkist banyak mengandung minyak atsiri dan dapat

    dimanfaatkan untuk diambil minyak atsirinya. Berikut adalah tabel kandungan

    kimiawi kulit jeruk sunkist:

    Tabel 2.3. Kandungan Kimiawi Kulit Jeruk Sunkist

    Kadar Kimiawi Jumlah

    Minyak atsiri

    a. Limonen b. Campuran citrat,

    sitonelat, metil ester

    c. Asam aurantinilat, aldehid

    90%

    5%

    1%

    Sumber: Sarwono (1991)

    Menurut Greenberg,1968 mengemukakan bahwa komponen utama

    kandungan minyak jeruk adalah (+)-limonen, sangat relatif dan termasuk

    golongan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Minyak atsiri yaitu sejenis minyak

    nabati yang bisa beralih mengental bila ditempatkan pada suhu ruangan. Minyak

    ini keluarkan aroma yang benar-benar khas serta umum dipakai untuk bahan

    pembuat minyak gosok alami. Berikut adalah gambar jeruk sunkist dapat dilihat

    pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1. Jeruk Sunkist

  • 13

    2.4 Tinjauan Tentang Minyak Atsiri

    2.4.1 Pengertian Minyak Atsiri

    Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman dan

    mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tampa mengalami

    dekomposisi. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil proses metabolisme dalam

    tanaman, yang terbentuk karena reaksi senyawa kimia dan air. Sifat dari minyak

    atsiri yang lain adalah mempunyai rasa getir (pungent teste), berbau wangi sesuai

    dengan bau tanaman penghasilnya, yang diambil dari bagian-bagian tanaman

    seperti daun, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkam seluruh bagian

    tanaman. Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu (1).

    Pengempaan (pressing), (2). Ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction),

    dan (3). Penyulingan (distillation). Di dalam penelitian ini menggunakan metode

    pengempaan (pressing) yaitu setelah kulit di blender kemudian di masukkan ke

    kain saring dan di pressing untuk menghasilkan ekstraknya.

    2.4.2 Beberapa Contoh Tanaman Sumber Minyak Atsiri yang Tumbuh di

    Indonesia dan Bagian Tanaman yang Mengandung Minyak Atsiri :

    1) Akar : Akar Wangi, Dan Akar Kemuning.

    2) Daun: Nilam, Cengkeh, Sereh lemon, Sereh Wangi, Sirih, Mentha, Kayu

    Putih, Gandapura, Jeruk Purut, Karmiem, Krangean, Kemuning, Kenikir,

    Kunyit, Kunci, Selasih, Kemangi.

    3) Biji: Pala, Lada, Seledri, Alpukat, Kapulaga, Klausena, Kasturi, Kosambi.

    4) Buah: Adas, Jeruk, Jintan, Kemukus, Anis, Ketumbar.

  • 14

    5) Bunga: Cengkeh, Kenanga, Ylang-ylang, Melati, Sedap malam, Cemopaka

    kuning, Daun seribu, Gandasuli kuning, Srikanta, Angsana, Srigading.

    6) Kulit kayu: kayu manis, Akasia, Lawang, Cendana, Masoi, Selasihan,

    Sintok.

    7) Ranting: Cemara gimbul, Cemara kipas.

    8) Rimpang: Jahe, Kunyit, Bangel, Baboan, Jeringau, Kencur, Lengkuas,

    Lempuyang sari,Temu hitam, Temulawak, Temu putri.

    9) Seluruh bagian: Akar kucing, Bandotan, Inggu, Selasih, Sudamala,

    Trawas.

    2.4.3 Daftar Bahan Kimia yang Ada pada Minyak Esensial :

    1) Monoterpen: Monoterpen adalah antiseptik dan tonik di alam. Monoterpen

    adalah pembersih udara yang baik yang memiliki atom karbon sekitar 10

    didalamnya. Meskipun monoterpen ada di hampir setiap minyak esensial

    lainnya, tetapi sebagian besar monoterpen ditemukan dalam minyak jeruk.

    Ciri- ciri monoterpen adalah tidak berwarna, sangat stabil, dan memburuk

    dengan cepat. Oleh karena itu, monoterpen harus ditangani dengan hati-

    hati dan disimpan pada suhu dingin. Limonen dalam minyak lemon,

    pinene ditemukan di minyak pine dan camphene ditemukan di kamper

    adalah contoh dari minyak esensial.

    2) Fenol: Merupakan bahan kimia yang paling antiseptik yang ditemukan

    dalam tanaman, fenol merangsng fungsi tubuh dalam dosis kecil. Namun

    dalam dosis besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf dan dapat

    menyebabkan iritasi pada kulit serta kenyamanan pencernaan untuk orang

  • 15

    yang sensitif. Contol fenol ada di minyak Cengkeh yang disebut Eugenol

    dan di minyak Thyme yang biasa disebut Thymol.

    3) Kumarin: Anti-convulsant dan anti-koagulan pada kumarin memiliki efek

    santai dan obat penenang. Sebagai bahan kimia ini dapat fotosensitif,

    minyak esensial dengan konstituen harus digunakan dengan hati-hati dan

    tidak boleh terkena sinar matahari. Contoh dari kumarin adalah Citroptene

    pada minyak jeruk, Bergaptene di Bergamot, dan Angelicine pada

    Angelica.

    2.4.4 Aplikasi Minyak Atsiri

    Minyak astiri merupakan komoditas ekspor non migas yang dibutuhkan

    oleh berbagai negara. Aplikasinya banyak digunakan pada berbagai industri

    seperti (Koensoemardiyah. 2004)

    1) Industri makanan : Bahan penyedap dan penambah citarasa. (permen,

    sirup,essens)

    2) Industri farmasi : Obat anti nyeri, anti infeksi, dan anti bakteri.

    3) Industri bahan pengawet digunakan sebagai insektisida.

    4) Industri kosmetik dan personal care products: Sabun, pasta gigi, lotion,

    skincare, produk-produk kecantikan, dan sebagainya.

    5) Industri parfume.

  • 16

    2.5 Tinjauan Tentang Candy

    2.5.1 Pengertian Candy

    Permen pada umumnya dibagi menjadi dua kelas, yaitu permen kristal

    (krim) dan permen non kristal (amorphouse). Permen kristal biasanya menpunyai

    rasa yang khas dan apabila dimakan terdapat rasa krim yang mencolok. Contoh

    dari permen ini adalah fondant, fudge, penuche, dan divinity. Sedangkan permen

    non kristal (amorphous) terkenal dengan sebutan without form. Setelah dimasak

    permen akan menjadi keras tanpa pembentukan kristal dan susah untuk di bentuk

    lebih lanjut, kecuali dengan menggunakan alat atau mesin. Pada pembuatan

    permen ini harus dihindari terjadinya pembentukan kristal. Contoh permen jenis

    ini adalah caramels, buttersscoth, hard candy, lollypop, marsmallow dan gum

    drops. (Faridah,2008 ).

    2.5.2 Pengertian Hard Candy

    Hard candy merupakan permen yang mempunyai tekstur yang keras,

    penampilan yang bening dan biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa dan

    sirup glukosa serta bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan untuk memberikan

    rasa yang lebih baik. Hard candy pada dasarnya adalah campuran dari gula, sirup

    glukosa atau gula invert, air, flavor dan pewarna. Kebanyakan hard candy dibuat

    dari sukrosa dan sirup glukosa. (Faridah,2008).

    Hard candy merupakan salah satu permen non kristalin yang memiliki

    tekstur keras, penampakan mengkilat dan bening. Bahan utama dalam pembuatan

    permen jenis ini adalah sukrosa, air dan sirup glukosa. Sedangkan bahan

  • 17

    tambahannya adalah flavor,pewarna, dan zat pengasam. Berikut adalah gambar

    hard candy dapat dilihat pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.2. Hard Candy

    2.5.3 Karakteristik Hard Candy

    Hard candy pada dasarnya adalah campuran dari gula, sirup glukosa atau

    gula invert, air flavor dan pewarna. Kebanyakan hard candy dibuat dari sukrosa

    dan sirup glukosa. Hard Candy merupakan permen yang mempunyai tekstur yang

    keras, penampilan yang jernih dan biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa

    dan sirup glukosa serta bahan bahan lain yang dapat ditambahkan untuk

    memberikan rasa yang lebih baik. Permen yang menggunakan sukrosa murni

    mudah mengalami kristalisasi. Pada suhu 200C hanya 66.7% sukrosa murni yang

    dapat larut. Bila lartan sukrosa 80% dimasak hingga 109.60C dan kemudian

    didinginkan hingga 200C, 66.7% sukrosa akan terlarut dan 13.3% terdispersi.

    Bagian sukrosa yang terdispersi ini akan menyebabkan kristalisasi pada produk

    akhir. Oleh karena itu perlu digunakan bahan lain untuk meningkatkan kelarutan

    dan menghambat kristalisasi, misalnya sirup glukosa dan gula invert.

    Suhu yang digunakan untuk membuat permen agar kadar air mencapai

    kira-kira 3 % adalah 150°C sehingga menghasilkan kandungan air yang rendah

  • 18

    (1-3%), membentuk supersatured non crustaline solution yang menghasilkan

    ”glassy ” teksturbentukkan menyerupai glass yang bening dan tekstur yang keras,

    serta memiliki kelembaban relatif dibawah 30%. Hal ini menyebabkan cenderung

    mudah menyerap uap air dari sekitar, sehingga dibutuhkan bahan kemasan.

    Dengan spesifikasi yang pas agar permen tidak mudah basah dan lengket. Teknik

    membuat permen dengan daya tahan yang memuaskan terletak pada pembuatan

    produk dengan kadar air minimum dan dengan sedikit saja kecenderungan untuk

    mengkristal. (Koswara, 2009).

  • 19

    2.5.4 Syarat Mutu Kembang Gula Keras (Hard Candy)

    Berikut adalah syarat mutu kembang gula keras (hard candy) menurut SNI

    No. 01-3547 Tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.4. Syarat Mutu Hard Candy Menurut SNI No. 01-3547 Tahun 2008

    No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

    1. Keadaan

    1.1 Bau - Normal

    1.2 Rasa - Normal (sesuai label)

    2. Kadar air % fraksi massa Maks. 3,5

    3. Kadar abu % fraksi massa Maks. 2,0

    4. Gula reduksi (dihitung

    sebagai gula inversi)

    % fraksi massa Maks. 24

    5. Sakarosa % fraksi massa Min. 35

    6. Cemaran logam

    6.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 2,0

    6.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 2,0

    6.3 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40

    6.4 Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,03

    7. Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 1,0

    8. Cemaran mikroba

    8.1 Angka lempeng total koloni / g Maks. 5 x 102

    8.2 Bakteri coliform APM / g Maks. 20

    8.3 E. coli APM / g

  • 20

    2.6 Kandungan Gizi Produk Permen

    Dilihat dari komposisinya maka bagian terbanyak dari semua permen adalah

    sukrosa (gula pasir) dan glukosa. Hal ini diperlukan untuk menghasilkan

    kemanisan dan keawetan atau daya simpannya. Sehingga dari segi gizi dapat

    dikatakan bahwa hampir semua jenis permen merupakan sumber energi (kalori).

    Pembakaran sukrosa atau gula pasir di dalam tubuh hanya mempunyai efisiensi

    98%, karena itu kalori yang dihasilkan oleh tubuh dari 1 gram sukrosa adalah 3,78

    kkal. Disamping sebagai sumber energi, permen juga memberikan sejumlah

    lemak, protein, dan mineral bagi tubuh (Koswara, 2009).

    2.7 Bahan Baku Hard Candy

    Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan hard candy adalah air,

    sukrosa dan glukosa. Adapun penjelasan dari masing- masing bahan yang

    digunakan dalam pembuatan hard candy adalah sebagai berikut.

    2.7.1 Bahan Utama

    2.7.1.1 Air

    Air adalah sebagai media pelarut gula baik sukrosa maupun glukosa

    sehingga gula gula tersebut menjadi karamel dan kental adanya pemanasan

    dengan suhu tinggi dan gula bersifat mengikat air. Fungsi utama air adalah

    melarutkan gula, sehingga yang terpenting dipastikan gula larut secara sempurna.

    Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat sebagai airminum. Nilai pH air

    juga harus diperhatikan. Jika pH asam dapat menyebabkan inversi sukrosa dan

    warna gelap, sedangkan jika pH alkali (basa) dapat menyebabkan berkerak

    (Faridah,2008).

  • 21

    2.7.1.2 Sukrosa

    Sukrosa merupakan senyawa kimia yang termasuk dalam golongan

    karbohidrat, memiliki rasa manis, berwarna putih, bersifat anhydrous dan

    kelarutannya dalam air mencapai 67,7% pada suhu 20°C. Komponen terbesar

    yang digunakan dalam industri konfeksioneri adalah sukrosa. Sukrosa adalah

    disakarida yang apabila dihidrolisis berubah menjadi dua molekul monosakarida

    yaitu glukosadan fruktosa. Secara komersial gula yang banyak diperdagangkan

    dibuatdari bahan baku tebu atau bit (Faridah,2008).

    Sukrosa (gula pasir) mempunyai sifat – sifat dan fungsi tertentu. Menurut

    (Gamman dan Sherington 1992) gula pasir mempunyai sifat – sifat kimia san sifat

    fisika. Sifat kimia tersebut yaitu : (1) gula berwarna putih, membentuk kristal,

    larut dalam air (2) sukrosa memiliki kemanisan nisbi 100. Sifat fisika tersebut

    yaitu : (1) hidrolisis, hidrolisis sukrosa juga dikenal dengan invers sukrosa dan

    hasilnya berupa campuran glukosa dan fruktosa disebut “gula invert” : (2)

    pengaruh panas jika dipanaskan gula akana mengalami karamelisasi. Fungsi

    Sukrosa dalam pembuatan permen adalah sebagai pemanis, pembentuk tekstur

    permen, dan pengawet permen. (Faridah,2008). Berikut adalah gambar sukrosa

    dapat dilihat pada Gambar 2.3.

    Gambar 2.3. Sukrosa

  • 22

    2.7.1.3 Glukosa

    Glukosa adalah monosakarida yang paling banyak terdapat di dalam buah-

    buahan, tumbuh tumbuhan dan madu. Glukosa juga dapat dihasilkan melalui

    hidrolisis polisakarida atau disakarida menggunakan asam atau enzim. Glukosa

    merupakan bahan baku utama untuk industri kimia, farmasi, dan agroindustri lain.

    Hidrogenisasi glukosa menghasilkan sorbitol yang banyak di gunakan dalam

    industri pangan, minuman dan formulasi bahan kosmetika. Glukosa juga biasa

    dijual atau dikomersialkan dalam bentuk cair, yaitu sebagai sirup glukosa. Sirup

    glukosa banyak digunakan sebagai pemanis pada industri pangan (winarno, 1995)

    Glukosa mempunyai sifat antara lain adalah: 1) Kemanisan, kemanisan

    sirup glukosa jika dirasa pada larutan yang diencerkan dengan air sedikit lebih

    rendah dibandingkan sukrosa pada konsentrasi yang sama, 2) Pencegahan

    graining, semua sirup glukosa berfungsi untuk mengontrol kristalisasi sukrosa di

    dalam high boiled sweet. Pada dasarnya larutan sukrosa dengan kejenuhan yang

    tinggi akan mengakibatkan rekristalisasi selama produksi dan selama

    penyimpanan. Untuk mencegah ini ditambahkan inhibitor (yang disebut doktor

    seperti sirup glukosa). Rekristalisasi akan berlanjut akan menghasilkan graining.

    Sebab kadar air yang rendah sekali dan viskositas yang tinggi yang dihasilkan

    maka graining akan berlangsung sangat lambat dibawah kondisi penyimpanan

    yang ideal. 3) Viskositas, viskositas dari glukosa sangat penting dalam pembuatan

    aneka produk kembanggula.4) Higroskopik, hubungan antara produk makanan

    dan lingkungan adalah penting untuk daya tahan produk. Fungsi glukosa dalam

    pembuatan permen agar dapat meningkatkan viskositas dari permen sehingga

  • 23

    tidak lengket. Penggunaan sirup glukosa dapat mencegah kerusakan pada hard

    candy. Selain itu sirup glukosa juga berfungsi untuk mencegah pengkristalan

    sukrosa atau gula. Penggunaan sirup glukosa dalam kembang gula adalah

    seimbang dengan jumlah gula yang digunakan. Penambahan sirup glukosa dalam

    kadar yang tinggi akan menyerap dan mengikat air sehingga mikroba tidak bebas

    menggunakan air untuk tumbuh pada produk. Perbandingan sirup glukosa dan

    sukrosa yang digunakan dalam pembuatan kembang gula sangat menetukan

    tekstur yang terbentuk (Haradap,2010). Berikut adalah gambar glukosa dapat

    dilihat pada Gambar 2.4.

    Gambar 2.4. Glukosa

    2.8 Resep Standart Hard Candy

    Resep dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah resep menurut

    (Koswara,2009) yaitu :

    Tabel 2.5. Resep Standart Hard Candy

    No Daftar Bahan Jumlah

    1. Air 50 g

    2. Sukrosa 140 g

    3. Glukosa 30 g

  • 24

    2.8.1 Proses Pembuatan

    Proses pembuatan hard candy adalah sebagai berikut: Sukrosa dilarutkan

    dengan air yang telah mendidih hingga suhu 1000C, masukan sukrosa, aduk

    hingga suhu 1100C lalu tambahkan glukosa. Pemanasan terus dilanjutkan hingga

    1300C. Aduk hingga merata (secara cepat namun jangan sampai berbuih).

    Masukan kedalam cetakan coklat, agar mudah untuk dilepaskan dan hard candy

    siap untuk dikemas.

    2.8.1.1 Seleksi Bahan

    Seleksi bahan merupakan suatu cara dalam pemilihan bahan-bahan yang

    akan digunakan dalam pembuata hard candy. Seleksi bahan dalam pembuatan

    hard candy dilakukan dengan cara memilih bahan yang memiliki kualitas baik.

    Dalam pembuatan hard candy seleksi bahan perlu dilakukan untuk menjaga

    kualitas dimana air yang digunakan sebagai bahan baku utama berwarna putih,

    bersih, dan tidak tercemar dengan bahan lain. Glukosa yang digunakan

    mempunyai kekentalan (DE 48-58 tingkat kemanisannya sedang) yang tepat atau

    tidak terlalu cair. Sukrosa yang digunakan berbutir atau tidak menggumpal dan

    berwarna coklat.

    2.8.1.2 Penimbangan

    Semua bahan yang telah disiapkan ditimbang sesuai dengan formulanya.

    Penimbangan bertujuan untuk mengantisipasi adanya kekurangan maupun

    kelebihan pada jumlah penggunaan bahan. Bahan ditimbang menggunakan

    timbangan digital, yaitu timbangan yang bekerja secara elektronis. Timbangan

    digital umumnya menggunakan arus lemah dan indikatornya berupa angka digital

  • 25

    pada layar bacaan dan menggunakan satuan gram.

    2.8.1.3 Pencampuran

    Pada saat pencampuran bahan, perlu adanya perhatian langkah-langkah

    dalam mencampurkan bahan. Langkah pertama sukrosa dilarutkan dengan air

    yang telah mendidih hingga suhu 100° C, lalu tambahkan glukosa panaskan

    kembali hingga mencapai suhu 130°C. Aduk hingga tercampur rata. Waktu yang

    dibutuhkan untuk memasak 30 menit

    2.8.1.4 Pencetakan

    Adonan hard candy yang sudah siap dicetak menggunakan chocolate

    mould (cetakan coklat). Cetakan yang digunakan berbahan elastis, agar hard

    candy dapat dengan mudah dilepaskan dari dalam cetakan. Waktu yang di

    butuhkan supaya permen mengeras adalah 30 menit.

    2.8.1.5 Pengemasan

    Tahap terakhir untuk menentukan mutu produk yaitu pengemasan.

    Pengemasan juga berkaitan dengan bahan kemas yang digunakan dan cara

    pengemasannya. Bahan pengemas yang digunakan yaitu plastik berwarna putih

    dan sampingnya diikat agar dapat mencegah masuknya uap air kedalam produk

    untuk menghindari peningkatan kadar air dari hard candy. Skema pembuatan

    hard candy dapat dilihat pada Gambar 2.5

  • 26

    Tahap Persiapan

    Tahap Pembuatan

    Tahap Penyelesaian

    2.9 Alat – alat dalam Pembuatan Hard Candy

    Dalam pembuatan hard candy dibutuhkan alat-alat yang digunakan dalam

    proses pembuatannya. Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

    2.9.1 Kompor

    Kompor adalah alat pemanas yang digunakan untuk mematangkan hard

    candy. Dalam pembuatan hard candy, kompor yang digunakan adalah kompor gas

    karena kompor gas merupakan kompor yang mudah dalam pengaturan apinya.

    Gambar 2.5. Skema Pembuatan Hard Candy

    Mempersiapkan peralatan dan

    bahan untuk membuat hard candy

    Tambahkan sukrosa kemudian di

    panaskan dengan suhu 1100 C (5

    menit)

    Menimbang bahan (air 50 g,

    sukrosa 140 g dan glukosa 30 g)

    Memanaskan air hingga suhu

    1000 C

    Mencetak

    Tambahkan glukosa,memanaskan

    kembali hingga suhu 1300 C (15

    menit)

    Pengemasan

  • 27

    Harus memperhatikan besar kecilnya api, kemudian api yang cocok digunakan

    yaitu api yang kecil.

    2.9.2 Timbangan

    Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengantisipasi adanya

    kekurangan maupun kelebihan pada jumlah penggunaan bahan. Timbangan yang

    digunakan dalam pembuatan hard candy adalah timbangan jenis digital yang

    akurat. Penggunaan timbangan digital harus baik dan benar, yaitu membaca skala

    yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut.

    2.9.3 Termometer

    Termometer digunakan untuk mengatur suhu dalam pembuatan hard

    candy. Suhu yang digunakan harus stabil dari awal hingga akhir pembuatan, agar

    hasilnya optimal.

    2.9.4 Cetakan

    Cetakan merupakan alat yang digunakan untuk mencetak hard candy.

    Dalam hal ini, hard candy dicetak menggunakan chocolate mould (cetakan coklat)

    karena chocolate mould (cetakan coklat) mempunyai bentuk yang elastis sehingga

    hard candy dapat mudah dikeluarkan.

    2.9.5 Panci

    Panci adalah alat yang diguanakan untuk merebus air, gula dan glukosa.

    Panci yang digunakan adalah jenis panci dengan bahan stainless steel karena jenis

    ini dapat mudah menghantarkan panas. Sebelum panci digunakan sebaiknya

    dalam keadaan bersih dan kering. Hal ini bertujuan agar hard candy yang diolah

    tidak terdapat mikroba.

  • 28

    2.9.6 Sendok Kayu

    Sendok kayu merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengaduk

    hard candy pada saat perebusan. Sendok kayu yang digunakan adalah sendok

    kayu yang berbahan dasar kayu. Sendok kayu yang akan digunakan juga harus

    memenuhi syarat antara lain tidak berbau, dan tidak berjamur.

    2.10 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hard Candy

    Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hard candy diantaranya

    adalah :

    2.10.1 Faktor Bahan

    Apabila kualitas bahan yang digunakan dalam pembuatan hard candy

    berkualitas baik yaitu kulit jeruk sunkist dengan kriteria masih segar, sukrosa

    dengan kriteria berwarna coklat, bersih dari kotoran dan tidak menggumpal,

    glukosa dengan kriteria berwarna putih, bening dan kental. Maka hard candy yang

    dihasilkan baik, begitu sebaliknya apabila bahan yang digunakan dalam

    pembuatan hard candy berkualitas kurang baik maka akan menghasilkan hard

    candy yang kurang baik.

    2.10.2 Faktor Kebersihan Alat

    Alat yang digunakan pada pengolahan hard candy ini juga berpengaruh

    pada kualitas hard candy yang dihasilkan sehingga alat yang digunakan untuk

    pembuatan hard candy harus bersih dan selalu terjaga kebersihannya. Untuk itu

    peranan pembersihan atau pencucian perlu diperhatikan secara mendasar. Dengan

    membersihkan peralatan secara baik, sehingga mencegah terjadinya pencemaran

    atau kontaminasi makanan yang dapat terjadi karena peralatan yang digunakan.

  • 29

    2.10.3 Faktor Pembuatan

    Tahap-tahap dalam proses memasak atau mengolah suatu masakan sangat

    penting untuk diperhatikan dengan memperhatikan proses pengolahannya, dengan

    memperhatikan tahapan suatu pengolahan maka akan menghasilkan makanan

    yang berkualitas. Maka dalam pembuatan hard candy perlu memperhatikan proses

    pembuatannya.

    2.11 Kerangka Berfikir

    Kulit jeruk sunkist adalah kulit dari jeruk sunkist yang memiliki penampilan

    kulit agak tebal, berwarna orange cerah, dan permukaan yang halus. Kulit jeruk

    sunkist memiliki kandungan minyak atsiri yang dapat di manfaatkan sebagai

    pengganti flavour.

    Hard candy adalah permen yang mempunyai tekstur yang keras,

    penampakan yang jernih dan terdiridari komponen dasar sukrosa dan sirup

    glukosa serta bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan untuk memberikan rasa

    dan penampakan yang lebih baik. Kelebihan yang dimiliki hard candy adalah

    mengandung kalori yang tinggi sehingga sering dimakan ketika beraktifitas

    seperti, bekerja, belajar, berolah raga, dalam perjalanan dan sebagainya. Hard

    candy juga dapat memberikan efek yang menyegarkan karena diberi berbagai rasa

    dan aroma serta dapat menghilangkan rasa haus.Selain memiliki kelebihan, hard

    candy juga memiliki kekurangan yaitu produk hard candy yang ada dipasaran

    banyak mengandung bahan kimia, sedangkan permen banyak dikonsumsi oleh

    anak-anak, sehingga dampaknya tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu di

  • 30

    butuhkan adanya pembuatan hard candy dari bahan alami yaitu dari kulit jeruk

    sunkist.

    Dari pemikiran diatas peneliti berharap agar hard candy dari kulit jeruk

    sunkist akan menjadi inovasi produk yang memiliki kualitas serta nilai gizi yang

    tinggi karena terbuat dari bahan dasar kulit jeruk sunkist yang mempunyai

    kandungan nutrisi. Produk yang akan dibuat menggunakan massa kulit jeruk

    sankist 100%, 80%, 60%. Dari ketiga pengaruh jumlah massa kulit jeruk sankist

    yang akan dibuat, kemungkinan akan terjadi pengaruh mutu dan kandungan gizi

    yang ada dalam hard candy dari kulit jeruk sunkist. Oleh karena itu untuk

    mengetahui daya terima masyarakat terhadap produk hard candy dari kulit jeruk

    sunkist yang dibuat oleh peneliti, dilakukan penilaian dengan uji inderawi dan uji

    kesukaan. Adapun skema kerangka berfikir yang dapat dilihat dalam Gambar 2.6.

    Dibawah ini:

  • 31

    Gambar 2.6. Kerangka Berfikir

    2.12 Hipotesis

    Hipotesis adalah suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap

    permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi,

    2010: 110). Berdasarkan teori yang telah diuraikan di atas, maka diajukan

    hipotesis sebagai berikut :

    2.12.1 Hipotesis Kerja (Ha)

    Ada perbedaan kualitas hard candy dari ekstrak kulit jeruk sunkist dengan

    menggunakan ekstrak kulit jeruk sankist yang berbeda ditinjau dari aspek warna,

    aroma, tekstur, dan rasa.

    Eksperiman pembuatan hard candy dengan ekstrak

    kulit jeruk sunkist dengan menggunakan jumlah

    perbandingan ekstrak kulit jeruk sunkist

    Penilaian hard candy

    Penilaian

    subjektif

    Penilaian objektif :

    -kandungan minyak

    atsiri

    Uji inderawi :

    -Warna

    -Aroma

    -Tekstur

    -Rasa

    Uji

    Kesukaan

    Proses pembuatan

    1. Seleksi bahan

    2. Penimbangan bahan

    3. Proses pembuatan

    4. Pengaturan suhu

    5. Pencetakan

    6. Pengemasan

    7. Hard candy

    Bahan

    -Air

    -Sukrosa

    -Glukosa

  • 32

    2.12.2 Hipotesis Nol (Ho)

    Ada perbedaan kualitas hard candy dari ekstrak kulit jeruk sunkist dengan

    menggunakan ekstrak kulit jeruk sunkist yang berbeda ditinjau dari aspek warna,

    aroma, tekstur, dan rasa”.

  • 77

    86

    BAB 5

    PENUTUP

    5.1 Simpulan

    5.1.1 Berdasarkan analisis varian klasifikasi tunggal diperoleh hasil

    bahwa ada perbedaan kualitas hard candy kulit jeruk Sunkist

    dengan ekstrak 100%, 80%, dan 60% dilihat dari aspek warna,

    aroma kulit jeruk, rasa manis dan rasa khas kulit jeruk sunkist. Dan

    pada aspek tekstur tidak ada perbedaan nyata

    5.1.2 Berdasarkan hasil uji kesukaan masyarakat , dapat diketahui bahwa

    sampel B dan C yaitu sampel B (hard candy kulit jeruk Sunkist

    dengan ekstrak 80%, sampel C (hard candy kulit jeruk Sunkist

    dengan ekstrak 60%) adalah hard candy yang disukai masyarakat,

    sedangkan sampel A (hard candy kulit jeruk Sunkist dengan

    ekstrak 100%) adalah hard candy yang cukup disukai masyarakat.

    5.1.3 Berdasarkan hasil uji kimiawi, semakin besar ekstrak kulit jeruk

    Sunkist pada hard candy maka kandungan minyak atsiri pada hard

    candy pun mengalami peningkatan. Pada sampel A (hard candy

    kulit jeruk Sunkist dengan ekstrak 100%) memiliki kandungan

    minyak atsiri 41,12 %. Pada sampel B (hard candy kulit jeruk

    Sunkist dengan ekstrak 80%) memiliki kandungan minyak atsiri

    20,68 % dan pada sampel C (hard candy kulit jeruk Sunkist dengan

    ekstrak 60%) memiliki kandungan minyak atsiri 17,20%.

  • 87

    5.2 Saran

    5.2.1 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa

    semakin banyak ekstrak kulit jeruk Sunkist yang digunakan akan

    mempengaruhi kualitas inderawi hard candy karena kandungan

    minyak atsiri pada kulit jeruk Sunkist yang menyebabkan rasa

    getir, maka perlu adanya penelitian lanjutan agar rasa getir pada

    hard candy dapat di minimalisir.

    5.2.2 Cara mendapatkan ekstrak kulit jeruk sunkist pada penelitian ini

    dengan cara mem blender kulit jeruk sunkist dengan cairan,

    sehingga diperoleh ekstrak yang keruh. Hal ini mempengaruhi

    warna produk hard candy, akan karena itu disarankan untuk

    melakukan cara lain dalam mendapatkan ekstrak kulit jeruk

    sunkist sehingga warna hard candy tidak keruh.

  • 88

    DAFTAR PUSTAKA

    Agung Kardinan. 2005. Tanaman penghasil minyak atsiri. Jakarta: AgroMedia

    Pustaka.

    AKK. 1994. Budaya Tanam Jeruk. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

    Arikunto.Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

    Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

    Alimin,dkk. 2007. kimia analitik. Makassar: Allaudin Prass.

    Ayiarganugraha. 2012. Jenis jenis buah jeruk (online)

    (https://ayorange.wordpress.com/2012/09/15/jenis-jenis-jeruk2)

    Faridah, anni dkk. 2008. Patiseri Jilid 3. Direktorat Pembinaan Sekolah

    Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendididkan Dasar

    dan Menengah, Jakarta : Departmenen Pendidikan Nasional.

    Gaman, Sherrington.1994. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan

    Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh M.sardjito, S.Nuriaki, A.Murdiati,

    Sardjono .Faklutas Teknologi Pertanian UGM. Yogjakarta: Gajah Mada

    University Press

    Girindra, A. 1983. Biokimia I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    Nainggolan, B. 2002. Sintesis Derivat Limonen Kandungan Minyak Kulit Buah

    Jeruk Sunkist. Medan: Universitas Negeri Medan.

    Harahap.2010. Pengaruh Perbandingan Konsentrasi Sukrosa dengan Sirup

    Glukosa dan Lama Pemasakan Terhadap Mutu Kembang Gula. Skripsi

    .Universitas Sumatra Utara.

    Hardjono Sastrohamidjojo. 2004. Kimia minyak atsiri. Yogyakarta. Gajah Mada

    Universety Press.

    Koensoemardiyah. 2010. A. Minyak Atsiri untuk Industri Makanan, Kosmetik,

    dan Aromaterapi. Yogyakarta. Andi.

    Kartika, Bambang, DKK. 1998. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.

    Yogyakarta : UGM

    https://ayorange.wordpress.com/2012/09/15/jenis-jenis-jeruk2

  • 89

    Koswara, Sutrismo. 2009. Teknologi Pembuatan Permen. Jakarta: Ebookspang

    Sarwono. 1991. Jeruk Dan Kerabatnya. Jakarta: Penebar Swadaya

    SNI 01-3547-2008 dari http://sisni.bsan.go.id

    Sudjana. 1996. Metoda Statistik. Bandung : Tarsito. Sugiyono.2010.Metode

    Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatatif dan

    R&D.Bandung :Alfabeta

    .2009.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatatif dan

    R&D.Alfabeta : Bandung

    Suharsimi A. 2010. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka

    Cipta

    Widiastuti Ira. 2005. Sukses Agribisnis Minyak Atsiri. Yogyakarta: Pustaka Baru

    Press

    Winarno.2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

    http://sisni.bsan.go.id/