UMJ CP Tika Junita Penganiayaan
Transcript of UMJ CP Tika Junita Penganiayaan
1
RESUME
Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke Pusat Pelayanan Terpadu
RS Puspol R.S. Sukanto, dengan membawa surat pengantar dari Resor
Metropolitan Jakarta Timur untuk dibuatkan Visum et Repertum dengan nomor
suratnya 80/VER/V/2011/Res.JT atas tindak kekerasan fisik yang dilakukan oleh
pelaku yang merupakan teman korban.
Pada hari senin tanggal tujuh belas mei tahun dua ribu sebelas pukul nol
empat titik nol nol waktu indonesia bagian barat bertempat di depan pintu masuk
pasar induk lama kramat jati, korban mengaku dicakar pada bagian wajahnya dan
di gigit pada bagian kakinya oleh pelaku, yang merupakan teman korban.
Sebelumnya korban dan pelaku sempat adu mulut, menurut korban dirinya
tersinggung karena pelaku telah menghina neneknya. Kejadian tersebut baru
pertama kali terjadi. Pelaku dan korban dalam keadaan sadar.
Hasil pemeriksaan pada kasus ini adalah terdapat garis kemerahan, luka
lecet gores pada bagian dahi, kelopak mata atas dan bawah, pipi kanan dan kiri
serta luka lecet tekan pada daerah kaki kiri bawah akibat kekerasan tumpul. Luka-
luka tersebut tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan atau jabatan dan luka digolongkan ke dalam luka derajat ringan.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
2
DAFTAR ISI
Hal
Resume......................
.......................................................................................................1
Daftar
isi..............................................................................................................................2
Ilustrasi
kasus .....................................................................................................................3
Status forensik
klinik ............................................................................................................4
Visum et
repertum ..........................................................................................................10
Tinjauan
pustaka ...........................................................................................................12
Pembahasan .......................................................
................................................................
Kesimpulan..................................................................................................
..........................Daftar
pustaka .................................................................................
.......................................
Lampiran Surat Permitaan
Visum ..........................................................................................
Lampiran foto – foto
korban ...................................................................................................
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
3
ILUSTRASI KASUS
Pada hari senin tanggal 17 Mei 2011, seorang perempuan berusia 21 tahun datang
ke Pusat Pelayanan Terpadu RS Puspol R.S. Sukanto, dengan membawa surat
pengantar dari Resor Metropolitan Jakarta Timur untuk dibuatkan Visum et
Repertum dengan nomor suratnya 80/VER/V/2011/Res.JT atas tindak kekerasan
fisik pada hari senin tanggal 17 Mei 2011 yang dilakukan oleh temannya di depan
pintu masuk pasar induk lama kramat jati.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
4
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.I R.S SUKANTO
INSTALASI KEDOKTERAN
FORENSIK
STATUS FORENSIK KLINIK
Hari/ tanggal pemeriksaan: senin, 17 Mei 2011
Waktu pemeriksaan 06.30 WIB
I. Identitas Pasien/ Korban
Nama : Mariyati
Usia : 21 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Suku : -
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang kaki lima
Alamat : Jl. H. Ali Gg. Mundu RT 08/04 Kel.Tengah,
Kec.Kramatjati, Jakarta Timur
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
5
II. Identitas Pelaku
Nama : -
Usia : 19 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Suku : -
Agama : -
Pekerjaan : -
Alamat : -
Hubungan dengan klien : teman korban
III. Anamnesis/ Wawancara
Seorang perempuan datang dalam keadaan sadar ke PPT RS Polpus R.S
Sukanto pada hari senin tanggal 17 mei 2011 pukul 06.30 WIB dengan membawa
surat permintaan visum dari Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Timur,
bernomor surat 80/VER/V/2011/Res.JT, dengan keluhan telah mendapat
kekerasan fisik. Korban mengaku telah mengalami kekerasan fisik pada tanggal
17 mei 2011 oleh pelaku yang merupakan teman korban.
Sebelumnya korban dan pelaku sempat adu mulut, korban merasa
tersinggung karena pelaku menghina nenek korban yang sudah tua, lalu korban
berusaha membalas dengan menghina pelaku, namun setelah itu pelaku mencakar
wajah korban dan menggigit kaki korban.
IV. Pemeriksaan Fisik
A. Umum
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 80 x / menit
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
6
• Pernapasan : 18 x / menit
• Suhu badan : 36,00C
B. Khusus
Terdapat perlukaan pada tubuh korban :
Pada dahi kanan 2 cm dari GPD 2 cm dari sudut mata kanan dalam
terdapat luka lecet gores berbentuk garis serong berjalan dari kanan atas
ke kiri bawah, berwarna merah tepi tidak rata dasar jaringan kulit,
sepanjang 7 cm.
Pada daerah pipi kiri sembilan sentimeter dari garis pertengahan depan
satu koma delapan sentimeter sejajar sudut mata kiri terdapat garis
kemerahan berbentuk garis lurus batas tidak tegas ukuran dua
sentimeter dan nyeri pada penekanan.
Pada dahi kanan 3 cm dari GPD sampai batas rambut depan terdapat
luka lecet gores berbentuk garis vertikal berwarna merah dengan dasar
jaringan kulit berbatas tidak tegas dengan panjang 6 cm.
Pada kelopak mata kanan bawah 5 cm dari GPD, 1 cm di bawah sudut
mata kanan luar terdapat luka memar, bentuk tidak beraturan, batas
tidak tegas warna kemerahan dasar jaringan kulit dengan ukuran ukuran
2 cm x 0,5 cm.
Pada kelopak mata kanan bawah 5,7 cm dari GPD, 1 cm di bawah sudut
mata kanan luar terdapat luka memar, bentuk tidak beraturan, batas
tidak tegas berwarna kemerahan dasar jaringan kulir dengan ukuran 0,6
cm x 0,3 cm
Pada pipi kanan 5 cm dari GPD 3 cm dibawah sudut mata kanan luar
terdapat luka lecet gores berwarna kemerahan berbentuk garis serong
berjalan dari kanan atas ke kiri bawah dasar jembatan jaringan, batas
tidak tegas, sepanjang 1,5 cm
Pada pipi kanan 4 cm dari GPD 1,5 cm diatas sudut bibir kanan luar
terdapat luka lecet gores berbentuk garis, berwarna merah, batas tegas,
dasar jaringan kulit sepanjang 1 cm
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
7
Pada pipi kiri 4 cm dari GPD 2,5 cm diatas sudur bibir kiri luar terdapat
luka lecet gores berbentuk huruf Y terbalik, berwarna merah berbatas
tegas, dasar jaringan kulit, dengan ukuran sisi terpanjang 2 cm dan sisi
terpendek 0,7 cm
Pada tungkai kaki kanan bawah sisi luar 6 cm diatas mata kaki kanan
luar terdapat luka lecet tekan, warna merah keunguan bentuk tidak
beraturan, batas tidak tegas dengan dasar kulit ari yang terkelupas,
seluas 5 cmx 5 cm
V. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.
VI. Tindakan / Pengobatan
Tidak diberikan.
VII. Kesimpulan
Seorang perempuan mengaku berusia dua puluh satu tahun mengaku telah
dicakar, digigit, dan dijambak oleh pelaku. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
luka lecet gores pada pipi kiri, dahi kanan, kelopak mata kanan bawah kelopak
mata kanan dan pipi kanan selain itu ditemukan luka lecet tekan pada kaki kanan,
perlukaan ini diakibatkan oleh kekerasan tumpul.
Perlukaan ini tidak menyebabkan suatu penyakit ataupun mengganggu
pekerjaan atau mata pencaharian korban.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
8
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.I R.S SUKANTO
INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK
Jl. Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta 13510
Nomor : R / / VER-PPT /I/ 2011 / Rumkit Bhy TK I
Lampiran : -
Perihal : Hasil Pemeriksaan Luka
Visum et Repertum Mariyati
PROJUSTITIA
Jakarta, 17 Mei 2011
VISUM ET REPERTUM
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
R///2011Halaman 1 dari 4 halaman
9
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Tika, dokter pada Rumah Sakit
Bhayangkara TK.I Raden Said Sukanto, atas permintaan tertulis dari Resor
Metropolitan Jakarta Timur dengan suratnya nomor 80/VER/V/2011/Res.JT
tertanggal tujuh belas mei tahun dua ribu sebelas mengenai permintaan visum
korban hidup, maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal tujuh belas mei
tahun dua ribu sebelas pukul nol enam titik tiga puluh Waktu Indonesia bagian
Barat, bertempat di ruang pemeriksaan Pusat Pelayanan Terpadu Rumah Sakit
Bhayangkara TK.I R.S.Sukanto telah melakukan pemeriksaan seseorang yang
menurut keterangan surat tersebut
adalah:---------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------
N a m a : Mariyati-----
-------------------------------------------------------------------------
-
Jenis kelamin : Perempuan-----------------------------------------------------------
---------------
Umur : 21
tahu
n-----------------------------------------------------------------------
------
Warga Negara : Indonesia.------------------
---------------------------------------------------------
Agama : Islam
-------------------------------
--------------------------------------------------
Pekerjaan : Pedagang kaki lima
--------------------------------------------------------------
Alamat : Jl. H. Ali Gg. Mundu RT 08/04 Kel.Tengah, Kec.
Kramatjati, Jakarta
Timu
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
10
r-----------------------------------------------------------------------
RIWAYAT
KEJADIA
N :-----------------------------------------------------------------------------------------
Pada hari senin tanggal tujuh belas mei tahun dua ribu sebelas pukul nol empat
titik nol nol waktu indonesia bagian barat bertempat di depan pintu masuk pasar
induk lama kramat jati, korban mengaku dicakar, dijambak dan digigit pelaku
yang merupakan teman korban. Sebelumnya pelaku sempat menghina nenek
korban. Kejadian tersebut baru pertama kali terjadi. Pelaku dan korban dalam
keadaan
sadar.----------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------
HASIL
PEMERIKSAA
N :---------------------------------------------------------------------------------------
Keadaan umum baik, kesadaran sadar penuh, emosi stabil, kooperatif. Tekanan
darah seratus sepuluh per tujuh puluh milimeter air raksa, laju nadi delapan puluh
kali per menit, laju napas delapan belas kali per menit, suhu tiga puluh enam
derajat celcius. Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
- Pada dahi kanan dua sentimeter dari garis pertengahan depan dua
sentimeter dari sudut mata kanan dalam terdapat luka lecet gores
berbentuk garis serong berjalan dari kanan atas ke kiri bawah, berwarna
merah tepi tidak rata dasar jaringan kulit, sepanjang tujuh sentimeter.
- Pada dahi kanan tiga sentimeter dari garis pertengahan depan sampai batas
rambut depan terdapat luka lecet gores berbentuk garis vertikal berwarna
merah dengan dasar jaringan kulit berbatas tidak tegas dengan panjang
enam sentimeter.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
R///2011 PolpusHalaman 2 dari 4 halaman
11
- Pada kelopak mata kanan bawah lima sentimeter dari garis pertengahan
depan, satu sentimeter di bawah sudut mata kanan luar terdapat luka
memar, bentuk tidak beraturan, batas tidak tegas warna kemerahan dasar
jaringan kulit dengan ukuran ukuran dua sentimeter kali nol koma lima
sentimeter.
- Pada kelopak mata kanan bawah lima koma tujuh sentimeter dari garis
pertengahan depan, satu sentimeter di bawah sudut mata kanan luar
terdapat luka memar, bentuk tidak beraturan, batas tidak tegas berwarna
kemerahan dasar jaringan kulir dengan ukuran nol koma enam sentimeter
kali nol koma tiga sentimeter.
-
- Pada pipi kanan lima sentimeter dari garis pertengah depan tiga sentimeter
dibawah sudut mata kanan luar terdapat luka lecet gores berwarna
kemerahan berbentuk garis serong berjalan dari kanan atas ke kiri bawah
dasar jembatan jaringan, batas tidak tegas, sepanjang satu koma lima
sentimeter.
- Pada pipi kanan empat sentimeter dari garis pertengahan depan satu koma
lima sentimeter diatas sudut bibir kanan luar terdapat luka lecet gores
berbentuk garis, berwarna merah, batas tegas, dasar jaringan kulit
sepanjang satu senti meter.
- Pada pipi kiri empat sentimeter dari garis pertengahan depan dua koma
lima sentimeter diatas sudur bibir kiri luar terdapat luka lecet gores
berbentuk huruf “Y” terbalik, berwarna merah berbatas tegas, dasar
jaringan kulit, dengan ukuran sisi terpanjang dua sentimeter dan sisi
terpendek nol koma tujuh sentimeter.
- Pada tungkai kaki kanan bawah sisi luar enam sentimeter diatas mata kaki
kanan luar terdapat luka lecet tekan, warna merah keunguan bentuk tidak
beraturan, batas tidak tegas dengan dasar kulit ari yang terkelupas, seluas
lima kali lima
sentimete
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
R///2011 PolpusHalaman 3 dari 4 halaman
12
r-----------------------------------------------------------------------------------------
-------
KESIMPULA
N :-----------------------------------------------------------------------------------------------
----
Seorang perempuan berusia dua puluh satu tahun mengaku telah dicakar,
digigit, dan dijambak oleh pelaku. Pada pemeriksaan fisik ditemukan luka lecet
gores pada pipi kiri, dahi kanan, kelopak mata kanan bawah kelopak mata kanan
dan pipi kanan selain itu ditemukan luka lecet tekan pada kaki kanan, perlukaan
ini diakibatkan oleh kekerasan tumpul. Perlukaan ini tidak menyebabkan suatu
penyakit ataupun mengganggu pekerjaan atau mata pencaharian korban.
Demikianlah telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan
pengetahuan saya sebaik-baiknya, mengingat sumpah jabatan, sesuai Undang-
Undang Hukum Acara
Pidana.------------------------------
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
R///2011 PolpusHalaman 4 dari 4 halaman
13
---------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Traumatologi ialah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang
dimaksudkan dengan luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan
tubuh akibat kekerasan. Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat
dibedakan atas kekerasan yang bersifat :
Mekanik :
- Kekerasan oleh benda tajam
- Kekerasan oleh benda tumpul
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
Dokter tersebut diatas
Tika, S.Ked
14
- Tembakan senjata api
Fisika :
- Suhu
- Listrik dan petir
- Perubahan tekanan udara
- Akustik
- Radiasi
Kimia :
- Asam atau basa kuat
B. Definisi
Penganiayaan adalah istilah yang digunakan KUHP untuk tindak
pidana terhadap tubuh. Namun KUHP sendiri tidak memuat arti
penganiayaan tersebut. Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti
penganiayaan adalah “ Perlakuan yan sewenang-wenang”. Pengertian yang
dimuat dalam kamus besar bahasa Indonesia tersebut adalah pengertian
dalam arti luas, yakni yang termasuk menyangkut “perasaan” atau batiniah”.
Sedangkan penganiayaan yang dimaksud dalam hokum pidana adalah
penyangkut tubuh manusia.
Menurut Mr. M.H. Tirtaamidjaja, pengertian penganiayaan adalah
sebagai berikut: “Menganiaya ialah dengan sengaja menyebabkan sakit atau
luka pada orang lain. Akan tetapi perbuatan yang menyebabkan sakit atau
luka pada orang lain, tidak dapat dianggap sebagai penganiayaan kalau
perbuatan itu dilakukan untuk menambah keselamatan badan”.
Menurut ilmu pengetahuan (Doktrin) pengertian penganiayaan
adalah : “Setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain.
C. Aspek Medikolegal Luka
Didalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka
akibat kekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
15
memberikan kejelasan tentang jenis luka yang terjadi, jenis kekerasan atau
senjata yang menyebabkan luka serta kualifikasi luka. Kualifikasi luka
dibahas dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yaitu bab XX pasal
351 dan 352 serta bab IX pasal 90.
Pasal 351
1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah,
2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 352
1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan
yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan
ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah
sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang
bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.
2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 90 KUHP
Luka berat berarti:
a. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut.
b. Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencahariaan.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
16
c. Kehilangan salah satu panca indera
d. Mendapat cacat berat.
e. Menderita sakit lumpuh.
f.Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih.
g. Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan.
Dari pasal-pasal tersebut maka penganiayaan dibagi menjadi 4 jenis tindak
pidana, yaitu:
Penganiayaan ringan
Penganiayaan berdasarkan pasal 351 KUHP
Penganiayaan yang mengakibatkan luka berat
Penganiayaan yang mengakibatkan kematian
Penganiayaan ringan yaitu penganiayaan yang tidak menimbulkan
penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencahariaan. Penganiayaan ringan digolongkan sebagai luka derajat satu.
Bila akibat suatu penganiayaan seseorang mengalami penyakit atau
halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencahariaan yang
sifatnya sementara waktu maka digolongkan menjadi luka derajat dua. Bila
penganiayaan yang dilakukan mengakibatkan luka berat seperti dalam pasal
90, maka luka tersebut digolongkan menjadi luka derajat tiga.
Oleh karena istilah "penganiayaan" merupakan istilah hukum, yaitu
"dengan sengaja melukai atau menimbulkan perasaan nyeri pada seseorang",
maka didalam Visum et Repertum yang dibuat dokter tidak boleh
mencantumkan istilah penganiayaan, karena itu merupakan urusan hakim.
Demikian pula dengan menimbulkan perasaan nyeri sukar sekali untuk dapat
dipastikan secara objektif, maka kewajiban dokter di dalam membuat Visum
et Repertum hanyalah menentukan derajat lukanya.
Dengan demikian di dalam penulisan kesimpulan Visum et Repertum
kasus-kasus perlukaan, penulisan kualifikasi luka adalah sebagai berikut:
1. Luka yang tidak mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan atau jabatan
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
17
2. Luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan atau jabatan untuk sementara waktu
3. Luka yang termasuk dalam pengertian hukum “luka berat” (pasal 90 KUHP)
Jenis Kekerasan Tumpul
Dua variasi utama dalam trauma tumpul adalah:
1. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam
2. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam
Sekilas nampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan
lebih lanjut terdapat perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu. Organ atau
jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang
disebabkan objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe
luka.
Luka akibat kekerasan tumpul pada tubuh dapat menyebabkan
berbagai jenis luka, seperti luka lecet (ekskoriasi, abrasi), luka memar
(kontusio, hematom), luka terbuka (robek atau vulnus laceratum), serta
patah tulang, dimana benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan
sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki permukaan tumpul.
Luka lecet (ekskoriasi, abrasi)
Luka lecet adalah luka yang superfisial tubuh yang terbatas hanya
pada lapisan kulit terluar dan terjadi akibat cedera pada epidermis yang
bersentuhan dengan permukaan kasar atau runcing. Jika abrasi terjadi lebih
dalam dari lapisan epidermis pembuluh darah dapat terkena sehingga terjadi
perdarahan.
Kategori yang digunakan untuk menentukan usia luka adalah saat
ini (beberapa jam sebelum), baru terjadi (beberapa jam sebelum sampai
beberapa hari), beberapa hari lalu, lebih dari beberapa hari. Efek lanjut dari
abrasi sangat jarang terjadi. Infeksi dapat terjadi pada abrasi yang luas.
Luka lecet (abrasi) dapat sembuh tanpa meninggalkan bekas (scar).
Abrasi merupakan hal yang cukup penting bagi patologis forensik karena
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
18
abrasi tersebut dapat mengindikasikan dimana benda tumpul atau tekanan
akibat benda tumpul telah mengenai tubuh korban. Namun, abrasi tidak
selalu ditemukan pada daerah yang terkena luka.
Sesuai mekanisme terjadinya, luka lecet dibedakan dalam 3 jenis:
o Luka lecet gores (scratch)
Luka ini terjadi akibat oleh benda runcing yang menggeser lapisan
permukaan kulit. Dari gambaran kedalaman luka pada kedua ujungnya
dapat ditentukan arah kekerasan datang.
o Luka lecet serut (graze) / geser (friction abrasion)
Luka lecet serut merupakan variasi dari luka lecet gores yang daerah
persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan
ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel. Sedangkan luka lecet
geser merupakan luka lecet yang disebabkan karena tekanan linear pada
kulit disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat
serta pada korban pecut.
o Luka lecet tekan (impression, impact abrasion)
Luka lecet yang disebabkan oleh penekanan benda tumpul secara tegak
lurus terhadap permukaan kulit. Karena kulit adalah jaringan yang lentur,
maka bentuk luka lecet tekan belum tentu sama dengan bentuk
permukaan benda tumpul tersebut, namun terkadang dapat sama dengan
bentuk permukaan benda tumpul tersebut. Kulit pada luka lecet tekan
tampak berupa daerah kulit yang kaku dengan warna yang lebih gelap
dari sekitarnya. Penyembuhan pada luka lecet (abrasi) terdiri dari empat
tahap, yaitu 1) pembentukkan scab, 2) regenerasi epitel dan penutupan
luka, 3) granulasi subepitelial dan hiperplasia epitel, dan 4) regresi epitel
dan jaringan granulasi.
Luka memar (kontusio)
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
19
Luka memar merupakan suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit
/ kutis akibat pecahnya kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan
benda tumpul. Luka memar kadangkala memberi petunjuk tentang bentuk
benda penyebabnya, misalnya jejas ban yang sebenarnya adalah suatu
perdarahan tepi (marginal hemorrhage).
Letak, bentuk dan luas memar dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti besarnya kekerasan yang terjadi, jenis benda penyebab yang
dipakai, kondisi dan jenis jaringan (seperti jaringan ikat longgar atau
jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak, dan warna kulit, kerapuhan
pembuluh darah, serta penyakit yang diderita.
Bila kekerasan benda tumpul mengenai jaringan ikat longgar seperti
di daerah mata, leher, atau pada bayi dan orang tua, maka memar
cenderung lebih luas akibat gravitasi. Lokasi hematom mungkin terletak
jauh dari letak benturan, misalnya kekerasan benda tumpul pada dahi
mrnimbulkan hematom palpebra atau kekerasan benda tumpul pada paha
dengan patah tulang paha menimbulkan hematom pada sisi luar tungkai
bawah akibat gravitasi tersebut.
Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan
warnanya. Perubahan warna pada memar berhubungan dengan waktu
lamanya luka, namun waktu tersebut bervariasi tergantung jenis luka dan
individu yang terkena. Tidak ada standart pasti untuk menentukan lamanya
luka dari warna yang terlihat secara pemeriksaan fisik. Pada mayat waktu
antara terjadinya luka memar, kematian dan pemeriksaan menentukan juga
karekteristik memar yang timbul. Semakin lama waktu antara kematian dan
pemeriksaan luka akan semakin membuat luka memar menjadi gelap. Pada
saat timbul, memar berwarna merah. Kemudian memar tersebut akan
berubah warna menjadi warna ungu atau hitam. Setelah 4 sampai 5 hari,
memar akan berwarna hijau yang kemudian berubah menjadi kuning dalam
7 sampai 10 hari dan akhirnya menghilang dalam waktu 14 sampai 15 hari.
Perubahan warna terjadi mulai dari tepi ke arah tengah.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
20
Dari sudut pandang medikolegal, interpretasi luka memar dapat
merupakan hal yang penting, apalagi bila luka memar tersebut disertai luka
lecet atau laserasi. Dengan perjalanan waktu, baik pada orang hidup
maupun mati, luka memar akan memberikan gambaran yang makin jelas.
Luka robek
Merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang
menyebabkan kulit teregang kesatu arah dan bila batas elastisitas kulit
terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kulit. Luka ini mempunyai
ciri bentuk luka yang umumnya tidak beraturan, tepi ataudinding tidak
rata, tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka, bentuk dasar luka
tidak beraturan sering tampak luka lecet atau memar di sisi luka.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
21
PEMBAHASAN
Pada kasus ini korban peorang perempuan berusia 21 tahun datang ke
Pusat Pelayanan Terpadu Rumah Sakit Kepolisian Pusat R.S. Sukanto dengan
membawa surat pengantar dari Resor Metropolitan Jakarta Timur untuk dibuat
Visum et Repertum Luka. Dalam kasus ini, pembuatan Visum et Repertum
disertai dengan permintaan tertulis dari penyidik berupa Surat Permohonan Visum
serendah-rendahnya pembantu letnan dua sesuai dengan pasal 133 ayat 1
KUHAP. Dengan demikian sesuai pasal 184 ayat 1 KUHAP, Visum et Repertum
yang dibuat dapat dijadikan salah satu alat bukti yang sah di pengadilan.
Dengan adanya SPV yang dibuat oleh penyidik maka dokter berkewajiban
memberikan keterangan ahli sesuai dengan pasal 179 (1) KUHAP yaitu “Setiap
orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter
atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan”. Hasil
pemeriksaan ini tertuang dalam Visum et Repertum yang dapat digunakan sebagai
alat bukti yang sah.
Berdasarkan ketentuan dalam KUHP, kasus korban termasuk dalam kasus
penganiayaan. Dalam kasus ini pelaku dapat dijerat dengan pasal 351 ayat 1 dan
pasal 356 ayat 2.
Pasal 351
1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah.
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
3. Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
22
Pasal 356
Pidana yang ditentukan dalam pasal 351, 353, 354 dan 355 dapat
ditambah dengan sepertiga:
1. Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah,
istrinya atau anaknya;
2. Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena
menjalankan tugasnya yang sah;
3. Jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang herbahaya
bagi nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.
Berdasarkan ketentuan dalam KUHP, kasus korban termasuk
dalam luka derajat satu karena tidak mengakibatkan penyakit atau
halangan dalam menjalankan pekerjaan atau jabatan. Dalam kasus ini
apabila telah diputuskan, maka pelaku dapat dijerat dengan pasal 352 (1)
KUHP dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau denda paling
tinggi tiga ratus rupiah.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
23
KESIMPULAN
Traumatologi ialah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa).
Luka akibat kekerasan tumpul pada tubuh dapat menyebabkan berbagai
jenis luka, seperti luka lecet (ekskoriasi, abrasi), luka memar (kontusio,
hematom), luka terbuka (robek atau vulnus laceratum), serta patah tulang, dimana
benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah
benda yang memiliki permukaan tumpul.
Dasar hukumnya adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yaitu Bab
XX pasal 351 dan 352 serta Bab IX pasal 90.
Pada kasus ini Perlukaannya tidak menyebabkan suatu penyakit ataupun
mengganggu pekerjaan atau mata pencaharian korban. Jadi digolongkan dalam
luka derajar ringan.
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
24
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Winardi T, et al. Ilmu kedokteran
forensik. Edisi pertama. Jakarta: FKUI; 1997.
Moeljatno. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Bumi Aksara; 2003.
Mun’im Idris, Abdul. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama.
Jakarta: Binarupa Aksara; 1997
http://zrandpartner.blogspot.com/2008/11/penganiayaan-menurut-kuhp.html
www.klinikdokter.com
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
25
LAMPIRAN
Surat Permintaan Visum Et Repertum
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011
26
Foto-foto korban
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Forensik/UMJ/Periode 09 Mei – 12 Juni 2011