ujian anamnesa

4
Penderita datang diantar oleh ayahnya ke poliklinik Jiwa RSUP Sanglah. Saat wawancara, penderita dalam posisi duduk dan pewawancara di seberang penderita. Penderita mengenakan baju kaos lengan pendek berwarna merah, celana panjang jins, dan sandal berwarna hitam. Rambut penderita tersisir rapi, muka tampak bersih dan kuku terpotong rapi. Selama wawancara, penderita sering menggerak-gerakkan kakinya. Saat ditanya nama, penderita dapat menjawab dengan benar. Saat sitanya umur, penderita juga dapat menjawab dengan benar. Penderita juga dapat menjwawb dengan benar saat ditanya dimana saat ini berada, dan siapa yang mengantarnya. Selama wawancara, penderita sering menggerak- gerakkan kakinya. Penderita juga tamapak sering kesulitan mengeluarkan kata-katanya, gagap dan terbata-bata saat berbicara. Ketika ditanyakan kenapa bicaranya seperti itu, penderita mengatakan bahwa lidahnya terasa kaku. Ketika ditanyakan sejak kapan seperti itu, penderita menjawab ”sudah agak lama”. Ketika ditanya bagaimana perasaanya saat ini, penderita mengatakan ”inguh”. Pada saat mengatakan hal tersebut, wajah penderita tampak tenang. Senyum? Penderita mengatakan bahwa ia sedang banyak pikiran. Ketika ditanya apa yang dipikrkan, penderita menjawb ”motor, motor rusak, tidak diperbaiki,sudah lama rusak”. Penderita menginginkan agar motornya tersebut diperbaiki. Penderita juga mengatakan memikirkan tempat tidurnya. Penderita mengatakan tempat tidurnya kotor. Kemudian penderita mengatakan ”masi banyaka pikiran, air juga macet”. Pendertia mengeluhkan aliran air kamar mandinya yang macet. Penderita mengatakan bahwa air kamar mandinya mengalir sangat pelan sehingga membuat mandinya menjadi lama. Penderita mengatakan hal tersbut membuat ia selalu berpikir. Ia ingin semuanya diperbaiki sehingga mengurangi beban pikirannya. Penderita mengatakan ”rasanya kepala benyah, rasa benyah”. Ketika ditanya kepala benyah itu seerti apa, penderita mengatakan ”ada kawat terpilin”. Ketika ditanya apa mungkin ada kawat terpilin di kepala, penderita tetap mengtakan dan yakin bahwa ada kawat yang terpilin di kepalanya dan membuat kepalanya seperti mau pecah. Penderita juga mengatakan

description

new

Transcript of ujian anamnesa

Page 1: ujian anamnesa

Penderita datang diantar oleh ayahnya ke poliklinik Jiwa RSUP Sanglah. Saat wawancara, penderita dalam posisi duduk dan pewawancara di seberang penderita. Penderita mengenakan baju kaos lengan pendek berwarna merah, celana panjang jins, dan sandal berwarna hitam. Rambut penderita tersisir rapi, muka tampak bersih dan kuku terpotong rapi. Selama wawancara, penderita sering menggerak-gerakkan kakinya.

Saat ditanya nama, penderita dapat menjawab dengan benar. Saat sitanya umur, penderita juga dapat menjawab dengan benar. Penderita juga dapat menjwawb dengan benar saat ditanya dimana saat ini berada, dan siapa yang mengantarnya. Selama wawancara, penderita sering menggerak-gerakkan kakinya. Penderita juga tamapak sering kesulitan mengeluarkan kata-katanya, gagap dan terbata-bata saat berbicara. Ketika ditanyakan kenapa bicaranya seperti itu, penderita mengatakan bahwa lidahnya terasa kaku. Ketika ditanyakan sejak kapan seperti itu, penderita menjawab ”sudah agak lama”.

Ketika ditanya bagaimana perasaanya saat ini, penderita mengatakan ”inguh”. Pada saat mengatakan hal tersebut, wajah penderita tampak tenang. Senyum?

Penderita mengatakan bahwa ia sedang banyak pikiran. Ketika ditanya apa yang dipikrkan, penderita menjawb ”motor, motor rusak, tidak diperbaiki,sudah lama rusak”. Penderita menginginkan agar motornya tersebut diperbaiki. Penderita juga mengatakan memikirkan tempat tidurnya. Penderita mengatakan tempat tidurnya kotor. Kemudian penderita mengatakan ”masi banyaka pikiran, air juga macet”. Pendertia mengeluhkan aliran air kamar mandinya yang macet. Penderita mengatakan bahwa air kamar mandinya mengalir sangat pelan sehingga membuat mandinya menjadi lama. Penderita mengatakan hal tersbut membuat ia selalu berpikir. Ia ingin semuanya diperbaiki sehingga mengurangi beban pikirannya. Penderita mengatakan ”rasanya kepala benyah, rasa benyah”. Ketika ditanya kepala benyah itu seerti apa, penderita mengatakan ”ada kawat terpilin”. Ketika ditanya apa mungkin ada kawat terpilin di kepala, penderita tetap mengtakan dan yakin bahwa ada kawat yang terpilin di kepalanya dan membuat kepalanya seperti mau pecah. Penderita juga mengatakan kepalanya terasa kaku. Ketika ditanyakan apakaha kepalanya terasa sakit, penderita mengatakan ”tidak”. Ketika diminta menggerakkan kepalanya, menoleh ke kanan dan ke kiri, penderita dapat melakukannya dan tidak merasakan sakit.

Penderita mengatakan ia kadang mendengar suara-suara dari orang yang tidak ia kenal. Penderita mengatakn suara tersebut berasal dari dua orang, laki-laki dan perempuan. Ketika ditanya apa yang dikatakan oleh suara tersebut, penderita mengatakan ”suara yang menilai sikap, apa begini, apa begitu, membingungkan, dari hati ke hati, ada hubungan kejiwaan.” Ketika ditanyakan sikap apa yang dinilai, penderia mengatakan ”ada hubungan kejiwaan, menilai sikap”. Ketika ditanya hubungan kejiwaab itu seperit apa, penderita menh=gatakan ”lewat hati, perasaan, dua orang cowok cewek, apa benar begini, apa begitu.” Ketika ditanyakan apakah penderita mengenal dua orang terbut, penderita mnejawab ”tidak kenal, buat tambah inguh, mau pecah, menilai sikap.” Penderita juga terkadang melihat dua orang tersebut. Penderita mengtatakan bahwa ia bisa melakukan pembicaraan dengan kedua orang tersebut. Tadi pagi pun ia melihat kedua orang tersebut sebelum berangkta ke RS Sanglah.

Penderita mengeluh tidurnya sering terganggu. Saat tidur, penderita sering terbangun-bangun. Hal ini membuatnya merasa lemas keesokan paginya. Penderita

Page 2: ujian anamnesa

mengatakan nafsu makan dan minumnya baik. Penderita biasanya makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Penderita juga mandi seperti biasa 2 kali sehari.

Pendeita mengatakan aktivitasnya di rumah hanya diam saja dan menonton televsi. Penderita mengatakan lebih senang sendiri. Penderita tidak suka bergaul dengan tetangga sekitar rumahnya. Penderita mengatakan bahwa ia sempat ditangkap oleh polisi sebanyak 2 kali dan membawanya ke RSJ Bangli. Hal tersebut mmbuatnya selalu merasa ketakutan.

HeteroPenderita dikeluhkan sering bengong, sering tersenyum sendiri dan tertawa

cekikikan sendiri. Penderita dikatakan mengeluh kepalanya yang terasa mau pecah dan kaku. Penderita dikatakan selalu mengeluh banyak pikiran. Saat ini, penderita dikatakan sering mengeluhkan motornya yang rusak, kamar tidurnya yang kotor, dan aliran air kamar mandi yang sangat pelan. Penderita dikatakan berulang kali selalu merengek meminta agar semuanya itu diperbaiki. Penderita dikatakan mengalami gangguan tidur. Penderita sering terbangun-bangun di malam hari.

Penderita dikatakan dimulai menderita sakit sejak 6 tahun yang lalu, sekitar 1 bulan setelah penderita mendapatkan gelar kesarjanaannya di Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Penderita mendapatkan gelar kesarjanaannya setelah menempuh kuliah selama 6,5 tahun. Selama menempuh kuliah, penderita tinggal di kos-kosan di daerah Panjer. Pada awalnya, penderita dikatakan menjadi lebih sering diam dan jarang berbicara dengan anggota keluarga yang laintanpa sebab yang jelas. Tetapi penderita kadang terlihat berbicara sendiri, padahal tidak ada orang yang diajaknya berbicara. Penderita dikatakan sering mondar-mandir tanpa tujuan. Penderita kadang mengamuk tanpa sebab yang jelas, dan tampak seperti anak kecil saat mengamuk. Penderita pernah dirawat inap kan di RS sanglah sebanyak 2 kali. Penderita juga pernah ditangkap oleh polisi di jalan dan dobawa ke RSJ bangli sebanyak 2 kali. Saat ini, penderita berobat rutin di RS Sanglah dan mendaptkan 3 macam obat yaitu pil besar berwarn amerah (Chlorpromazine), pil biru (stelazine), dan pil putih kecil (trihexyphenidil). Setelah pengobatan ini, penderita dikatakan sudah lebih membaik yaitu tidak mengamuk dan jarang tertawa sendiri. Tetapi dikeluhkan bahwa lidah penderita menjadi kaku dan bicaranya menjadi gagap dan terbata-bata.

Sebelum sakit, penderita dikatakan seorang yang tidak begitu suka bergaul, baik dengan tetangga rumahnya, tetangga kosnya maupun dengan teman0teman kuliahnya. Jika ada masalah, penderita lebih suka menyendiir dan penderita jarang menceritakan masalahnya kepada orang lain. Saat ini, penderita dikatakan masih dapat melakukan aktivtas pekerjaan seperti menyapu dan mencuci, tetapi itu tidak dilakukan tergnatung kehendak penderita, Jika penderita ingin melakukan perkerjaan tersbut, maka ia akna melakukannyam tetapi jika tidak, penderita hanya akan diam saja dan menonton televisi.