Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

36
Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri

description

obstetri dasar

Transcript of Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Page 1: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Anamnesa dan Pemeriksaan Obstetri

Page 2: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Keluhan utama yang pada umumnya menyebabkan ibu hamil mengunjungi sarana pelayanan kesehatan IBU dan ANAK adalah:

Page 3: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Berhubungan dengan masalah kehamilan Memastikan adanya dugaan kehamilan. Ingin mengetahui usia kehamilan. Mual, muntah dan atau nyeri kepala. Perdarahan pervaginam. Keluar cairan pervaginam (air ketuban,

leukorea?) Merasakan gerakan anak yang kurang

atau bahkan tidak bergerak. Merasa akan melahirkan (inpartu).

Page 4: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Berhubungan dengan penyakit yang menyertai kehamilan

Penyakit infeksi. Penyakit sistemik atau penyakit kronis yang

sudah dirasakan sebelum kehamilan ini. Berdasarkan atas keluhan utama diatas,

dokter harus dapat mengembangkan anamnesa dan pemeriksaan fisik lanjutan untuk menentukan status kesehatan penderita dalam rangka perencanaan pengelolaan kasus lebih lanjut.

Sebelum memberikan pelayanan, klien harus dimintai persetujuannya ( “informed consent” ) untuk mencegah terjadinya konflik masalah etik pada kemudian hari.

Page 5: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Pelayanan antenatal bertujuan untuk mengetahui status kesehatan ibu hamil, konseling persiapan persalinan, penyuluhan kesehatan, pengambilan keputusan dalam rujukan dan membimbing usaha untuk membangun keluarga sejahtera.

Kunjungan pertama merupakan kesempatan untuk menumbuhkan rasa percaya ibu sehingga dia merasa nyaman untuk membicarakan masalah dirinya kepada dokter.

Page 6: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Rasa nyaman dapat ditumbuhkan pada diri pasien bila :

Pemeriksaan dilakukan ditempat yang tertutup, bersifat pribadi dengan kerahasiaan yang terjaga dengan baik.

Apa yang dikatakan oleh ibu didengar dan diperhatikan secara baik.

Pasien diperlakukan dengan penuh rasa hormat.

Page 7: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

ANAMNESA Identitas pasien

Nama , alamat dan usia pasien dan suami pasien. Pendidikan dan pekerjaan pasien dan suami pasien. Agama, suku bangsa pasien dan suami pasien.

Anamnesa obstetri Kehamilan yang ke ….. Hari pertama haid terakhir-HPHT ( “last menstrual

periode”-LMP ) Riwayat obstetri:

Usia kehamilan : ( abortus, preterm, aterm, postterm ). Proses persalinan ( spontan, tindakan, penolong persalinan ). Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi. Keadaan bayi ( jenis kelamin, berat badan lahir, usia anak

saat ini ). Pada primigravida :

Lama kawin, pernikahan yang ke …. Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung …. Tahun.

Page 8: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Anamnesa tambahan: Anamnesa mengenai keluhan utama

yang dikembangkan sesuai dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan (kebiasaan buang air kecil / buang air besar, kebiasaan merokok, hewan piaraan, konsumsi obat-obat tertentu sebelum dan selama kehamilan).

Page 9: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik umum

Kesan umum (nampak sakit berat, sedang), anemia konjungtiva, ikterus, kesadaran, komunikasi personal.

Tinggi dan berat badan. Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu

tubuh. Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu.

Pemeriksaan khusus obstetri Inspeksi :

Chloasma gravidarum. Keadaan kelenjar thyroid. Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerakan

janin). Keadaan vulva dan perineum.

Page 10: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Palpasi Maksud untuk melakukan palpasi adalah untuk :

Memperkirakan adanya kehamilan. Memperkirakan usia kehamilan. Presentasi - posisi dan taksiran berat badan janin. Mengikuti proses penurunan kepala pada

persalinan. Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.

Page 11: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

PALPASI ABDOMEN PADA KEHAMILAN Tehnik : Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan

palpasi yang akan saudara lakukan pada ibu. Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi

lutut semi fleksi untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.

Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap kearah kaki ibu.

Page 12: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Leopold I

Page 13: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Leopold I : Kedua telapak tangan pemeriksa

diletakkan pada puncak fundus uteri. Tentukan tinggi fundus uteri untuk

menentukan usia kehamilan. Rasakan bagian janin yang berada

pada bagian fundus ( bokong atau kepala atau kosong ).

Page 14: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Leopold II

Page 15: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Leopold II : Kedua telapak tangan pemeriksa

bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan kanan umbilikus.

Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya.

Tentukan bagian-bagian kecil janin.

Page 16: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Leopold III

Page 17: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Leopold III : Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-

hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.

Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.

Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami engagemen atau belum.

Page 18: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar
Page 19: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Leopold III : Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-

hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.

Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.

Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami engagemen atau belum.

Page 20: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Leopold IV

Page 21: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Leopold IV : Pemeriksa merubah posisinya sehingga

menghadap ke arah kaki pasien. Kedua telapak tangan ditempatkan

disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.

Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.

Page 22: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Menentukan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia kehamilan berdasarkan parameter tertentu ( umbilikus, prosesus xyphoideus dan tepi atas simfisis pubis)

Page 23: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

VAGINAL TOUCHER PADA KASUS OBSTETRI

Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau persalinan:

Sebagai bagian dalam menegakkan diagnosa kehamilan muda. Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu

digunakan untuk melakukan evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri klinik) dan menentukan apakah ada kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya proses persalinan pervaginam.

Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase persalinan dan diagnosa letak janin.

Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses persalinan sesuai dengan yang diharapkan.

Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian kecil janin atau talipusat.

Pada saat inpartu, ibu nampak ingin meneran dan digunakan untuk memastikan apakah fase persalinan sudah masuk pada persalinan kala II.

Page 24: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Tehnik Vaginal toucher pada pemeriksaan kehamilan

dan persalinan: Didahului dengan melakukan inspeksi pada

organ genitalia eksterna. Tahap berikutnya, pemeriksaan inspekulo

untuk melihat keadaan jalan lahir. Labia minora disisihkan kekiri dan kanan

dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dari sisi kranial untuk memaparkan vestibulum.)

Page 25: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar
Page 26: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam posisi lurus dan rapat dimasukkan kearah belakang - atas vagina dan melakukan palpasi pada servik.

Page 27: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar
Page 28: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Menentukan dilatasi (cm) dan pendataran servik (prosentase).

Menentukan keadaan selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, bila sudah pecah tentukan :

Warna Bau Jumlah air ketuban yang mengalir keluar Menentukan presentasi (bagian terendah)

dan posisi (berdasarkan denominator) serta derajat penurunan janin berdasarkan stasion.

Page 29: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar
Page 30: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Menentukan apakah terdapat bagian-bagian kecil janin lain atau talipusat yang berada disamping bagian terendah janin (presentasi rangkap – compound presentation).

Pada primigravida digunakan lebih lanjut untuk melakukan pelvimetri klinik :

Pemeriksaan bentuk sacrum Menentukan apakah coccygeus menonjol atau

tidak. Menentukan apakah spina ischiadica menonjol

atau tidak. Mengukur distansia interspinarum. Memeriksa lengkungan dinding lateral panggul. Meraba promontorium, bila teraba maka dapat

diduga adanya kesempitan panggul (mengukur conjugata diagonalis).

Menentukan jarak antara kedua tuber ischiadica.

Page 31: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

AuskultasiAuskultasi detik jantung janin dengan

menggunakan fetoskop de Lee. Detik jantung janin terdengar paling keras

didaerah punggung janin. Detik jantung janin dihitung selama 5 detik

dilakukan 3 kali berurutan selang 5 detik sebanyak 3 kali.

Hasil pemeriksaan detik jantung janin 10 – 12 – 10 berarti frekuensi detik jantung janin 32 x 4 = 128 kali per menit.

Frekuensi detik jantung janin normal 120 – 160 kali per menit.

Page 32: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis

serta protein urine).

Page 33: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Pemeriksaan laboratorium khusus. Pemeriksaan ultrasonografi. Pemantauan janin dengan

kardiotokografi. Amniosentesis dan Kariotiping.

Page 34: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

10 KESIMPULAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN: Sebagai kesimpulan hasil pemeriksaan kehamilan harus

disebutkan 10 hal berikut dibawah ini : Hamil atau tidak hamil ( berdasarkan tanda pasti kehamilan

). Primigravida atau multigravida.

G (gravida ) ………P(para) 1 – 2 – 3 – 4. Jumlah partus aterm (> 37 minggu/ berat anak > 2500 g). Jumlah partus preterm (22 – 37 minggu / berat anak < 2500g ) Jumlah abortus ( < 20 minggu ). Jumlah anak hidup saat ini.

Anak hidup atau mati. Usia kehamilan ( aterm / preterm ……… minggu ). Letak anak :

Situs : misalnya situs longitudinal. Habitus : misalnya fleksi. Posisi : misalnya punggung kiri dengan ubun-ubun kecil kiri

melintang. Presentasi : misalnya presentasi belakang kepala.

Page 35: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

Kehamilan intra atau ekstrauterin. Hamil tunggal atau kembar. Inpartu atau tidak  ( sebutkan tahapan persalinan) Keadaan jalan lahir : tumor jalan lahir, hasil

pemeriksaan pelvimetri klinik, cacat rahim pasca sectio caesar atau miomektomi intramural.

Keadaan umum ibu : Komplikasi atau penyakit penyakit yang

menyertai kehamilan atau persalinan ( misal: pre – eklampsia, anemia , hepatitis dsb nya )

Komplikasi persalinan ( misal : “secondary arrest” , kala II memanjang, gawat janin )

Page 36: Anamnesa Pemeriksaan Obstetri Dasar

DIAGNOSA : Diagnosa ibu :

misalnya : G 1 P 0000 inpartu kala I fase aktif (Penyulit kehamilan) Pre eklampsia berat

dan anemia gravidarum Diagnosa anak :

Misalnya : janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala.