UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA...

57
UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica, Borreria alata, DAN Praxelis clematidea ASAL PERKEBUNAN NANAS LAMPUNG TENGAH TERHADAP HERBISIDA BROMASIL (Skripsi) Oleh NISRI WIJI WAHYUNI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA...

Page 1: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica,Borreria alata, DAN Praxelis clematidea ASAL PERKEBUNAN NANAS

LAMPUNG TENGAH TERHADAP HERBISIDA BROMASIL

(Skripsi)

Oleh

NISRI WIJI WAHYUNI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

Nisri Wiji Wahyuni

ABSTRAK

UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica,Borreria alata, DAN Praxelis clematidea ASAL PERKEBUNAN NANAS

LAMPUNG TENGAH TERHADAP HERBISIDA BROMASIL

Oleh

NISRI WIJI WAHYUNI

Gulma Asystasia gangetica, Borreria alata dan Praxelis clematidea merupakan

gulma yang banyak tumbuh di perkebunan nanas Lampung Tengah. Salah satu

pengendalian gulma yang sudah dilakukan sejak berdirinya perkebunan nanas

Lampung Tengah atau ± 30 tahun yaitu menggunakan herbisida bromasil. Namun

penggunaan herbisida dalam waktu yang lama dapat memunculkan adanya gulma

yang resisten. Penelitian dilakukan untuk mengetahui nilai LT50 (Median Lethal

Time), ED50 (Median Effective Dose) dan menguji resistensi gulma A. gangetica,

B. alata dan P. clematidea terpapar herbisida bromasil asal perkebunan nanas

Lampung Tengah. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik di Perguruan Tinggi

Al-Madani Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung dan Laboratorium Ilmu

Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung. Penelitian

dimulai pada Januari - April 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Petak

Terbagi (RPT) dengan 5 ulangan yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah

Page 3: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

Nisri Wiji Wahyuni

asal gulma (A) yang terdiri dari A1 (gulma terpapar herbisida bromasil) dan A2

(gulma tidak terpapar herbisida bromasil). Faktor kedua adalah herbisida

bromasil yang terdiri dari tujuh taraf dosis yaitu 0; 1.600; 3.200; 6.400; 12.800;

25.600; dan 51.200 g/ha. Persen keracunan gulma dianalisis probit untuk

mengetahui kecepatan meracuni. Bobot kering gulma dikonversi ke dalam persen

kerusakan kemudian dianalisis probit untuk mengetahui nilai ED50 yang kemudian

dibandingkan untuk mengetahui nilai Nisbah Resistensi (NR). NR digunakan

untuk mengetahui tingkatan resistensi suatu gulma terhadap herbisida. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa : (1) Gulma yang terpapar bromasil memerlukan

waktu lebih lama untuk teracuni dengan nilai LT50 (Median Lethal Time) atau

kecepatan meracuni pada dosis 6.400 g/ha gulma A. gangetica, B. alata, dan P.

clematidea terpapar bromasil berturut-turut yaitu 11,21; 5,36; 5,26 hari sedangkan

tidak terpapar berturut-turut yaitu 7,72; 4,56; 4,49 hari; (2) Gulma yang terpapar

bromasil membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk dapat dikendalikan

dibandingkan dengan gulma yang tidak terpapar dengan nilai ED50 (Median

Effective Dose) gulma A. gangetica, B. alata, dan P. clematidea terpapar bromasil

berturut-turut yaitu 1235,60; 226,39; 328,10 g/ha sedangkan yang tidak terpapar

yaitu 1197,53; 215,60; 215,60 g/ha; (3) Gulma A. gangetica, B. alata dan P.

clematidea asal perkebunan nanas Lampung Tengah yang terpapar herbisida

bromasil tergolong sensitif atau tidak menunjukkan adanya resistensi dengan nilai

Nisbah Resistensi (NR) masing – masing gulma sebesar 1,03; 1,05 dan 1,52.

Kata kunci : Bromasil, gulma, herbisida, resistensi

Page 4: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica,Borreria alata, DAN Praxelis clematidea ASAL PERKEBUNAN NANAS

LAMPUNG TENGAH TERHADAP HERBISIDA BROMASIL

Oleh

NISRI WIJI WAHYUNI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri
Page 6: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri
Page 7: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri
Page 8: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 18 Mei 1996, putri dari

Bapak Tri Margo Yuwono dan Ibu Siti Rukani, memiliki saudara kembar bernama

Nisa Wiji Wati dan satu orang adik bernama Reksa Suhud Tri Atmojo. Penulis

memulai pendidikan dasar di SD Negeri 2 Harapan Jaya, Sukarame, Bandar

Lampung dan lulus pada tahun 2008. Selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikan ke SMP Negeri 29 Bandar Lampung tahun 2008 dan lulus tahun

2011. Pendidikan dilanjutkan di SMA Negeri 12 Bandar Lampung dan selesai

tahun 2014.

Tahun 2014, Penulis diterima sebagai Mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Lampung melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SBMPTN). Penulis pernah menjadi asisten praktikum Mata Kuliah Ilmu

dan Teknik Pengendalian Gulma, Herbisida dan Lingkungan, dan Pengelolaan

Gulma Perkebunan (D3 Perkebunan). Pada 2017, Penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Kuripan, Kecamatan Padang Ratu,

Lampung Tengah. Pada tahun yang sama, Penulis juga melaksanakan kegiatan

Praktik Umum (PU) di PT. Sinar Abadi Cemerlang, Cianjur, Jawa Barat.

Page 9: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

Kupersembahkan hasil karyaku untuk keduaorang tuaku

Bapak Tri Maryo Yuwono dan Ibu Siti Rukani

Adik-adikku tercinta Nisa Wiji Wati danReksa Suhud Tri Atmojo

Serta Almamater TercintaUniversitas Lampung

Page 10: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

“Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar.Keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang

senantiasa berusaha.” – B.J. Habibie

“First, think. Second, dream. Third, believe. And finally,dare.” – Walt Disney

“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan orangmukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu

kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yangmenjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan

memudahkannya di dunia dan akhirat. Allahsenantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu

suka menolong saudaranya.”- HR. Muslim

Page 11: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Uji Resistensi Gulma Daun Lebar Asystasia gangetica, Borreria alata dan

Praxelis clematidea Asal Perkebunan Nanas Lampung Tengah terhadap Herbisida

Bromasil”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Nanik Sriyani, M.Sc., selaku pembimbing pertama atas

bimbingan, saran, semangat, motivasi serta kesabaran kepada penulis selama

penelitian hingga penyelesaian skripsi.

4. Ibu Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah. M.P., selaku pembimbing kedua atas bimbingan,

saran, pengarahan, serta kesabaran kepada penulis selama penyelesaian skripsi.

5. Bapak Ir. Dad Resiworo Jekti Sembodo, M.S., selaku pembahas atas

bimbingan, motivasi serta segala masukan yang membangun dalam penulisan

skripsi ini.

Page 12: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

6. Bapak Ir. Kus Hendarto, M.S. selaku pembimbing akademik atas bimbingan

dan arahan selama masa perkuliahan.

7. Seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan

dalam bentuk motivasi, serta dorongan moril dan materil yang diberikan

selama ini.

8. Bapak Basuki, Bang Dani, Tim Pekerja di GGF dan Bapak Dedi yang telah

membantu penulis selama di lapang dan di rumah plastik hingga skripsi ini

terselesaikan.

9. Tim Penelitian Resistensi Mora Shere Manurung, Nawa Nurul Fauziah, Kenny

Titian Mutiara, Novia Dwi Anjani, Larasati Khadijah, dan I Gede Suwarta Jiwa

atas kebersamaan dan kerjasamanya hingga skripsi ini terselesaikan.

10. Sahabat – sahabat penulis Nahdhiyatul Umi Hasanah, Mora Shere Manurung,

Nawa Nurul Fauziah, Melisa, Ristya Irma Wardhani, Nelita Aryani atas

kebahagiaan, keceriaan, dan kebersamaan selama kuliah di Universitas

Lampung.

11. Teman-teman Agroteknologi kelas C dan Agroteknologi 2014 atas

persahabatan, doa, dukungan serta kebersamaan kepada penulis.

Bandar Lampung, September 2018

Penulis,

Nisri Wiji Wahyuni

Page 13: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................. i

DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 41.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 41.4 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 51.5 Hipotesis ........................................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tanaman Nanas ............................................................................... 92.2 Budidaya Nanas di Perkebunan Nanas Lampung Tengah .............. 102.3 Pengendalian Gulma di Perkebunan Nanas Lampung Tengah ....... 122.4 Gulma Asystasia gangetica ............................................................. 132.5 Gulma Borreria alata ...................................................................... 152.6 Gulma Praxelis clematidea ............................................................. 162.7 Herbisida Bromasil.......................................................................... 182.8 Resistensi Gulma Terhadap Herbisida ............................................ 21

2.8.1 Pengertian Resistensi ............................................................. 212.8.2 Mekanisme Resistensi............................................................. 212.8.3 Sejarah Resistensi .................................................................. 23

III. METODOLOGI PENELITIAN3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................... 253.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 253.3 Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 26

3.3.1 Survei Lapang ....................................................................... 263.3.2 Pengambilan Bibit Gulma ..................................................... 263.3.3 Penanaman Bibit Gulma ....................................................... 273.3.4 Pemeliharaan Gulma ............................................................ 283.3.5 Aplikasi Herbisida ................................................................. 28

3.4 Rancangan Percobaan ................................................................... 29

Page 14: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

ii

3.5 Variabel Pengamatan ..................................................................... 333.5.1 Persen Keracunan (%) ......................................................... 333.5.2 Bobot Kering Gulma(g)........................................................ 333.5.3 Tingkat Kehijauan Daun ...................................................... 33

3.6 Analisis Data .................................................................................. 343.6.1 Kecepatan Meracuni (LT50) .................................................. 343.6.2 Dosis Efektif (ED50)............................................................... 343.6.3 Nisbah Resistensi................................................................... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Gulma Asystasia gangetica ............................................................ 36

4.1.1 Persen Keracunan dan Respon Gulma A. gangeticaterhadap Bromasil................................................................. 36

4.1.2 Bobot Kering dan Persen Kerusakan GulmaA.gangetica ............................................................................ 39

4.1.3 Tingkat Kehijauan Daun Gulma A. gangetica ...................... 424.1.4 Nilai LT50 Gulma A. gangetica terhadap Bromasil............... 434.1.5 Resistensi Gulma A. gangetica .............................................. 45

4.2 Gulma Borreria alata..................................................................... 464.2.1 Persen Keracunan dan Respon Gulma B. alata terhadap

Bromasil ................................................................................ 464.2.2 Bobot Kering dan Persen Kerusakan Gulma B. alata .......... 494.2.3 Tingkat Kehijauan Daun Gulma B. alata.............................. 514.2.4 Nilai LT50 Gulma B. alata terhadap Bromasil ...................... 524.2.5 Resistensi Gulma B. alata ..................................................... 54

4.3 Gulma Praxelis clematidea ............................................................ 554.3.1 Persen Keracunan dan Respon Gulma P. clematidea terhadap

Bromasil ................................................................................ 554.3.2 Bobot Kering dan Persen Kerusakan Gulma

P.clematidea .......................................................................... 584.3.3 Tingkat Kehijauan Daun Gulma Praxelis clematidea ........... 614.3.4 Nilai LT50 Gulma P. clematidea terhadap Bromasil ............. 624.3.5 Resistensi Gulma P. clematidea ............................................ 64

V. SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan ........................................................................................ 665.2 Saran............................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 68

LAMPIRAN............................................................................................... 71

Tabel 7-18 ................................................................................................... 71-79

Page 15: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

1

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai LT50 A. gangetica terhadap Bromasil........................................... 44

2. Nilai ED50 dan NR A. gangetica terhadap Bromasil............................. 45

3. Nilai LT50 B. alata terhadap Bromasil .................................................. 53

4. Nilai ED50 dan NR B. alata terhadap Bromasil .................................... 54

5. Nilai LT50 P. clematidea terhadap Bromasil......................................... 63

6. Nilai ED50 dan NR P. clematidea terhadap Bromasil ........................... 64

7. Data Persen Keracunan Gulma A. gangetica Akibat Bromasil............. 71

8. Data Bobot Kering A. gangetica ........................................................... 72

9. Data Persen Kerusakan A. gangetica .................................................... 72

10. Data Tingkat Kehijauan Daun A. gangetica ......................................... 73

11. Data Persen Keracunan Gulma B. alata Akibat Bromasil .................... 74

12. Data Bobot Kering B. alata................................................................... 75

13. Data Persen Kerusakan B. alata............................................................ 75

14. Data Tingkat Kehijauan Daun B. alata ................................................. 76

15. Data Persen Keracunan Gulma P. clematidea Akibat Bromasil........... 77

16. Data Bobot Kering P. clematidea ......................................................... 78

17. Data Persen Kerusakan P. clematidea .................................................. 78

18. Data Tingkat Kehijauan Daun P. clematidea........................................ 79

Page 16: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gulma Asystasia gangetica .................................................................. 14

2. Gulma Borreria alata............................................................................ 16

3. Gulma Praxelis clematidea ................................................................... 18

4. Rumus bangun herbisida bromasil ........................................................ 19

5. Fotosistem pada tanaman ...................................................................... 20

6. Grafik jumlah spesies gulma yang resisten terhadap beberapa jenisHerbisida ............................................................................................... 24

7. Titik lokasi pengambilan gulma............................................................ 27

8. Bibit gulma yang ditanam pada pot ...................................................... 28

9. Gulma siap aplikasi ............................................................................... 29

10. Tata letak percobaan gulma Asystasia gangetica.................................. 30

11. Tata letak percobaan gulma Borreria alata .......................................... 31

12. Tata letak percobaan gulma Praxelis clematidea.................................. 32

13. Nilai persen keracunan gulma A. gangetica akibat aplikasiherbisida bromasil ................................................................................. 37

14. Respon A. gangetica terpapar dan tidak terpapar Bromasilakibat perlakuan herbisida berbahan aktif bromasil pada 14 HSAdosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha (D3), 12.800 g/ha(D4) 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6) ............................................... 39

15. Bobot kering gulma A. gangetica akibat aplikasi herbisidabromasil dosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha (D3),12.800 g/ha (D4), 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6)........................... 40

Page 17: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

v

16. Nilai persen kerusakan gulma A. gangetica akibat aplikasiherbisida bromasil dosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha(D3), 12.800 g/ha (D4), 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6).................. 41

17. Tingkat kehijauan daun gulma A. gangetica akibat aplikasiherbisida bromasil dosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha(D3), 12.800 g/ha (D4), 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6).................. 43

18. Nilai persen keracunan gulma B. alata akibat aplikasiherbisida bromasil ................................................................................. 47

19. Respon B. alata terpapar dan tidak terpapar Bromasilakibat perlakuan herbisida berbahan aktif bromasil pada 14 HSAdosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha (D3), 12.800 g/ha(D4), 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6) .............................................. 48

20. Bobot kering gulma B. alata akibat aplikasi herbisidabromasil dosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha (D3),12.800 g/ha (D4), 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6) .......................... 50

21. Nilai persen kerusakan gulma B. alata akibat aplikasiherbisida bromasil dosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha(D3), 12.800 g/ha (D4), 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6).................. 51

22. Tingkat kehijauan daun gulma B. alata akibat aplikasiherbisida bromasil dosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha(D3), 12.800 g/ha (D4), 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6).................. 52

23. Nilai persen keracunan gulma P. clematidea akibat aplikasiherbisida bromasil ................................................................................. 56

24. Respon P. clematidea terpapar dan tidak terpapar Bromasilakibat perlakuan herbisida berbahan aktif bromasil pada 14 HSAdosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha (D3), 12.800 g/ha(D4), 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6) .............................................. 58

25. Bobot kering gulma P. clematidea akibat aplikasi herbisidabromasil dosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha (D3),12.800 g/ha (D4), 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6) .......................... 59

26. Nilai persen kerusakan gulma P. clematidea akibat aplikasiherbisida bromasil dosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha(D3), 12.800 g/ha (D4), 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6).................. 60

27. Tingkat kehijauan daun gulma Praxelis clematidea akibat aplikasiherbisida bromasil dosis 1.600 g/ha (D1), 3.200 g/ha (D2), 6.400 g/ha(D3), 12.800 g/ha (D4), 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6).................. 61

Page 18: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nanas (Ananas comosus L.) merupakan salah satu komoditas buah ekspor yang

memiliki prospek baik di Indonesia. Produksi buah nanas di Indonesia menempati

urutan ketiga setelah pisang dan mangga. Pada wilayah Asia Tenggara, Indonesia

merupakan penghasil nanas terbesar ketiga setelah Filipina dan Thailand.

Berdasarkan data rata-rata produksi tahun 2011-2015, Provinsi Lampung

merupakan wilayah pemasok nanas terbesar dengan kontribusi sebesar 32,77%

(Kementerian Pertanian, 2016). Proses budidaya tanaman nanas ini tidak lepas

dari masalah Organisme Penganggu Tanaman (OPT) seperti gulma.

Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan

manusia. Gulma yang berada di areal sekitar budidaya dapat menurunkan hasil

produksi sehingga perlu untuk dikendalikan (Sembodo, 2010). Gulma menjadi

pesaing bagi tanaman dalam pengambilan unsur hara, air dan cahaya matahari.

Selain itu, gulma dapat menjadi inang alternatif bagi hama atau patogen.

Pengendalian gulma dapat dilakukan beberapa cara yaitu secara kultur teknis,

mekanik, biologis, kimiawi ataupun terpadu (Triharso, 1994). Pengendalian

gulma secara kimiawi dengan menggunakan herbisida lebih diminati karena

Page 19: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

2

memiliki kelebihan yaitu lebih efektif, efisien, dan cepat dibandingkan dengan

teknik pengendalian lainnya. Pengaplikasian herbisida dapat dilakukan sebelum

penanaman hingga menjelang panen tergantung kondisi gulma.

Pengendalian gulma yang sudah dilakukan sejak lama pada perkebunan nanas

Lampung Tengah adalah menggunakan pengendalian kimiawi yaitu menggunakan

herbisida. Herbisida yang digunakan diantaranya bromasil, diuron, ametrin dan

quizalopop. Salah satu dampak negatif pengendalian gulma menggunakan

herbisida dalam waktu yang lama yaitu dapat menimbulkan terbentuknya populasi

gulma resisten terhadap herbisida. Gulma resisten terhadap herbisida merupakan

gulma yang mampu bertahan hidup normal pada dosis herbisida yang biasanya

mematikan populasi gulma tersebut. Munculnya gulma resisten diakibatkan

adanya tekanan seleksi oleh penggunaan herbisida sejenis secara berulang-ulang

dalam periode waktu yang lama. Individu gulma yang kebal tersebut mampu

tumbuh normal dan menghasilkan regenerasi. Pada setiap pengaplikasian

herbisida yang sama akan mematikan individu-individu yang sensitif dan

meninggalkan individu-individu yang resisten. Individu gulma resisten tersebut

pada suatu ketika menjadi signifikan dan menyebabkan kegagalan dalam

pengendalian (Purba, 2009).

Kasus resistensi pertama dilaporkan pada tahun 1957 di Hawai yaitu kasus

resistensi wortel spesies liar terhadap herbisida 2,4-D. Kemudian pada tahun

1970 di Washington (Amerika Serikat) terjadi kasus resistensi Senecio vulgaris

terhadap herbisida triazin (Hager dan Spraque, 2000). Menurut Chuah dan Bin

Sahid (2009), di perkebunan Malaysia dilaporkan bahwa ada gulma yang resisten

Page 20: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

3

terhadap herbisida glifosat, diantaranya yaitu Hedyotis verticillata, Clidemia hirta,

Chromolaena odorata dan Eleusine indica. Kemudian hasil penelitian

Dalimunthe dkk. (2015) menunjukkan bahwa populasi gulma Eleusine indica

yang berasal dari Kebun Adolina (PTPN IV Perbaungan (EAD), Sumatera Utara)

resisten terhadap herbisida glifosat dan parakuat dengan tingkat resistensi 7,5 dan

5,5 kali lipat dari populasi toleran berdasarkan analisis LD50.

Herbisida bromasil merupakan herbisida organik dengan rumus kimia

C9H13BrN2O2. Herbisida bromasil memiliki toksisitas luas untuk banyak spesies

gulma. Mekanisme kerja bromasil adalah diserap melalui sistem akar tanaman

dan ditranslokasikan ke atas melalui pembuluh xilem ke daun, kemudian

mengganggu kompleks pencahayaan dan mengganggu jalur fotosintesis tanaman

dan meracuni tanaman secara perlahan-lahan (Dube dkk., 2009). Namun,

herbisida bromasil tidak dapat meracuni gulma jika tidak mencapai side

of action yaitu pada bagian klorofil daun. Secara fisiologis, resistensi dapat

terjadi dengan penghambatan translokasi bromasil menuju daun.

Gulma daun lebar yang diduga mengalami resistensi di perkebunan nanas

Lampung Tengah yaitu Asystasia gangetica, Borreria alata dan Praxelis

clematidea. Gulma tersebut tumbuh cukup dominan dan sering dikendalikan pada

perkebunan nanas di Lampung Tengah menggunakan herbisida bromasil dalam

waktu yang lama.

Pengujian resistensi salah satunya adalah dengan membandingkan gulma yang

terpapar herbisida bromasil dengan gulma yang tidak pernah terpapar herbisida

bromasil. Menurut Ahmad-Hamdani dkk. (2012), gulma yang resisten dapat

Page 21: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

4

diketahui dari nilai Nisbah Resistensi (NR). Nisbah Resistensi merupakan nilai

dari perbandingan ED50 gulma terpapar dengan ED50 gulma tidak terpapar.

Apabila memiliki nilai <2 sensitif, nilai 2-6 dikategorikan resistensi rendah,

resisten sedang jika NR > 6-12, dan resisten tinggi jika NR >12.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat disusun

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kecepatan meracuni herbisida bromasil (LT50) terhadap gulma

A. gangetica, B. alata dan P. clematidea terpapar dan tidak terpapar herbisida

bromasil?

2. Berapakah nilai Median Effective Dose (ED50) gulma A. gangetica, B.alata

dan P. clematidea terpapar dan tidak terpapar herbisida bromasil?

3. Apakah gulma A. gangetica, B. alata dan P. clematidea terpapar herbisida

bromasil resisten terhadap herbisida bromasil?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui kecepatan meracuni dari herbisida bromasil atau nilai Median

Lethal Time (LT50) terhadap gulma A. gangetica, B. alata dan P. clematidea

terpapar dan tidak terpapar herbisida bromasil.

2. Mengetahuin nilai Median Effective Dose (ED50) gulma A. gangetica, B. alata

dan P. clematidea terpapar dan tidak terpapar herbisida bromasil.

Page 22: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

5

3. Mengetahui gulma A. gangetica, B. alata dan P. clematidea terpapar herbisida

bromasil telah resisten atau masih sensitif terhadap herbisida bromasil.

1.4 Kerangka Pemikiran

Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadannya karena

dianggap merugikan kepentingan manusia sehingga perlu dikendalikan.

Keberadaan gulma pada budidaya tanaman dapat merugikan, karena berkompetisi

dalam pengambilan unsur hara, air dan cahaya. Selain itu gulma dapat menjadi

inang bagi hama dan penyakit dan menjadi penghambat dalam pemeliharaan

tanaman hingga panen.

Pengendalian gulma bertujuan untuk menekan atau mengurangi pertumbuhan

populasi gulma sehingga keberadannya tidak mengakibatkan kerugian ekonomi.

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu preventif,

mekanik, kultur teknik, biologi, kimiawi, ataupun terpadu. Pengendalian kimiawi

dengan penggunaan herbisida merupakan pengendalian yang paling banyak

diminati oleh petani ataupun perusahaan perkebunan di Indonesia. Menurut Purba

(2009), penggunaan herbisida meningkat karena disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu ketersediaan tenaga kerja yang terbatas, waktu pelaksanaan pengendalian

gulma relatif lebih singkat, dan biaya pengendalian lebih murah dibanding dengan

teknik pengendalian lain. Hal tersebut dapat menjadi alasan bagi petani ataupun

perusahaan perkebunan di Indonesia untuk selalu menggunakan herbisida dalam

pengendalian gulma.

Page 23: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

6

Perkebunan nanas di Lampung Tengah mengendalikan gulma secara kimiawi

dengan menggunakan herbisida. Herbisida yang digunakan di antaranya adalah

bromasil, diuron, ametrin dan quizalopop. Pengaplikasian herbisida bromasil di

Perkebunan Nanas Lampung Tengah menggunakan dosis bahan aktif 1.600-3.200

g/ha.

Herbisida bromasil memiliki toksisitas luas untuk banyak spesies tanaman.

Mekanisme kerja bromasil adalah diserap melalui sistem akar tanaman dan

ditranslokasikan ke atas melalui pembuluh xilem ke daun, kemudian mengganggu

kompleks pencahayaan dan mengganggu jalur fotosistesis tanaman (Dube dkk.,

2009). Karena keefektifannya dalam mengendalikan banyak spesies gulma

tersebut, herbisida bromasil digunakan pada Perkebunanan Nanas di Lampung

Tengah dalam waktu yang lama untuk mempertahankan produksi nanas yang

tinggi. Pentingnya mempertahankan produksi nanas yang tinggi dikarenakan

komoditas nanas merupakan komoditas ekspor yang memiliki prospek baik di

dalam dan luar negeri.

Penerapan pola tanam monokultur seperti perkebunan nanas di Lampung Tengah

dengan penggunaan herbisida yang sama untuk mengendalikan gulma di areal

yang sama dan melindungi tanaman yang sama selama bertahun-tahun maka akan

memunculkan gulma resisten terhadap herbisida secara cepat. Resistensi gulma

terhadap herbisida yaitu apabila gulma mati pada dosis yang lebih tinggi daripada

dosis yang direkomendasikan. Berdasarkan penelitian Kusuma (2017), gulma

Cyperus kyllingia asal perkebunan nanas Lampung Tengah terpapar herbisida

bromasil yang tergolong resisten rendah memiliki nilai dosis efektif (ED50) 683,23

Page 24: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

7

g/ha sedangkan yang tidak terpapar adalah 234,30 g/ha. Hal ini menunjukkan

bahwa gulma terpapar tergolong resisten rendah tersebut mati pada dosis yang

lebih tinggi dibandingkan dengan gulma yang tidak terpapar. Kemudian gulma

Cyperus kyllingia tersebut saat diaplikasikan herbisida bromasil memiliki

kecepatan meracuni (LT50) pada dosis 1.600 dan 12.800 g/ha yaitu 3,13 – 12,97

hari sedangkan gulma tidak terpapar 3,06 – 7,93 hari. Maka LT50 gulma terpapar

lebih lama dibandingkan dengan LT50 gulma tidak terpapar atau menunjukkan

bahwa gulma yang tidak terpapar lebih peka untuk teracuni dalam jangka waktu

singkat dibandingkan dengan gulma tidak terpapar.

Gulma yang resisten akan bertahan setelah aplikasi herbisida dan memiliki gen

ketahanan yang diwariskan kepada keturunannya. Setiap pengaplikasian herbisida

yang sama akan mematikan individu yang sensitif dan meninggalkan individu

yang resisten. Jumlah individu yang resisten tersebut pada suatu ketika menjadi

signifikan dan dapat menyebabkan kegagalan dalam pengendalian (Purba, 2009).

Gulma A. gangetica, B. alata dan P. clematidea adalah gulma yang berasal dari

perkebunan nanas di Lampung Tengah yang sering dikendalikan menggunakan

herbisida bromasil dalam jangka waktu yang lama. Gulma B.alata telah

dikendalikan menggunakan herbisida bromasil sejak awal berdirinya perkebunan

nanas atau ± 30 tahun. Gulma A. gangetica dan P.clematidea merupakan gulma

baru atau kira-kira ada di Lampung Tengah setelah tahun 2000, sehingga

diperkirakan telah dikendalikan menggunakan herbisida bromasil ± 10 tahun.

Ketiga gulma tersebut sering ditemukan menjadi gulma dominan di perkebunan

Page 25: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

8

nanas Lampung Tengah selama beberapa tahun terakhir. Dominansi gulma

tersebut di suatu lokasi yang sering diaplikasikan herbisida dapat menjadi indikasi

bahwa gulma itu resisten.

Penelitian dilakukan dengan membandingkan respon keracunan dan ED50 pada

gulma yang terpapar dan tidak terpapar herbisida bromasil. Tingkat resistensi

gulma yang sering terpapar herbisida dapat diketahui dengan melihat nilai Nisbah

Resistensi (NR) yaitu perbandingan nilai ED50 gulma yang terpapar dan tidak

terpapar herbisida bromasil.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka untuk menjawab

rumusan masalah diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Kecepatan meracuni (LT50) herbisida bromasil terhadap gulma A. gangetica,

B. alata dan P. clematidea terpapar herbisida bromasil lebih lambat

dibandingkan dengan gulma yang tidak terpapar herbisida bromasil.

2. Nilai ED50 gulma A. gangetica, B. alata dan P. clematidea terpapar herbisida

bromasil lebih tinggi dibandingkan dengan gulma yang tidak terpapar

herbisida bromasil.

3. Gulma A. gangetica, B. alata dan P. clematidea terpapar herbisida bromasil

resisten terhadap herbisida bromasil.

Page 26: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Nanas

Tanaman nanas merupakan tanaman bukan asli tanaman Indonesia, melainkan

tanaman yang berasal dari benua Amerika tepatnya di kawasan Brasilia (Amerika

Selatan). Tanaman nanas masuk ke Indonesia pada abad ke-15. Di Indonesia

pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan, dan meluas dikebunkan di

lahan kering (tegalan) di wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah

tropik dan sub tropik (Rukmana, 2007).

Klasifikasi tanaman nanas :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Subkelas : Zingiberidae

Ordo : Bromeliales

Famili : Bromeliaceae

Genus : Ananas

Spesies : Ananas comosus (L.) Merr

Page 27: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

10

Tanaman nanas memiliki susunan tubuh terdiri dari akar, batang, daun, bunga,

buah, dan tunas-tunas. Sistem perakaran tanaman nanas yaitu sebagian tumbuh di

dalam tanah dan sebagian lagi menyebar di permukaan tanah. Akar tanaman

nanas termasuk berakar serabut dan melekat pada pangkal batang. Bentuk batang

mirip seperti gada, berukuran 20 – 25 cm atau lebih, berdiameter 2,0 – 3,5 cm dan

berbuku-buku pendek. Batang berfungsi sebagai tempat melekat akar, daun,

bunga, tunas, dan buah, sehingga batang secara visual tidak nampak karena di

sekelilingnya tertutup oleh daun. Tangkai bunga atau buah merupakan

perpanjangan batang (Rukmana, 2007).

Daun tanaman nanas tumbuh memanjang sekitar 130 – 150 cm, lebar 3 – 5 cm

atau lebih. Permukaan daun bagian atas halus mengkilap berwarna hijau-tua atau

merah-tua dan permukaan daun bagian bawah berwarna agak putih atau

keperakan. Bunga atau buah nanas muncul pada ujung tanaman. Pembungaan

nanas termasuk penyerbukan silang (Rukmana, 2007).

2.2 Budidaya Nanas di Perkebunan Nanas Lampung Tengah

Proses budidaya nanas di perkebunan nanas Lampung Tengah meliputi kegiatan

pengolahan tanah, penanaman, pengendalian gulma, pemupukan, pengairan

menggunakan irigasi, dan pemanenan. Pengolahan tanah dilakukan dengan

beberapa tahap. Tahap pertama copper, yaitu suatu kegiatan pembongkaran lahan

tanaman. Lalu yang kedua adalah tahap pembajakan (Tim Budidaya Nanas GGP,

2013).

Page 28: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

11

Setelah pengolahan tanah, tahap selanjutnya adalah pengambilan sampel tanah

untuk mengukur pH tanah. Standar pH tanah untuk budidaya nanas di

perkebunan nanas Lampung Tengah adalah 4,8 – 5,5. Jika pH tanah kurang dari

standar yang telah ditetapkan maka akan dilakukan aplikasi penambahan dolomit.

Kandungan dolomit yang dimiliki MgO 18% dan CaO 30%. Pengaplikasian

dolomit membutuhkan 1 – 2 ton/ha, tergantung tingkat keasaman tanah di lahan

budidaya (Tim Budidaya Nanas GGP, 2013).

Penanaman nanas di perkebunan nanas Lampung Tengah dapat menggunakan

beberapa jenis bibit yaitu succer, crown dan slip. Succer adalah bibit yang

digunakan sebagai bahan tanam dari batang tanaman nanas yang muncul tunas

baru hasil pemangkasan yang berumur sekitar 1,5 – 2 bulan. Crown adalah bahan

tanaman yang berasal dari mahkota buah yang sudah dipanen. Memiliki tiga

tingkatan ukuran bibit yaitu tinggi sekitar 8 – 10 cm dikategorikan kecil, tinggi

sekitar 10 – 12 cm dikategorikan sedang, dan tinggi sekitar 12 – 15 cm

dikategorikan besar. Slip adalah bahan tanaman yang berasal dari tangkai buah

nanas (Tim Budidaya Nanas GGP, 2013).

Sebelum penanaman bibit, bibit dicelupkan pada larutan insektisida dan fungisida.

Proses ini disebut dipping. Setelah dilakukan dipping, kemudian dilakukan

penanaman bibit. Jarak tanam yang digunakan yaitu 27,5 cm x 60 cm atau

25 cm x 60 cm dengan kedalaman sekitar 30 cm (Framtirolis, 2006).

Kegiatan berikutnya adalah pengendalian gulma yaitu dengan weeding dan

aplikasi herbisida menggunakan traktor mini dan boom sprayer. Kemudian

proses selanjutnya yaitu pemupukan. Di lahan, tanaman nanas dipupuk dengan

Page 29: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

12

berbagai cara yaitu manual atau menggunakan tenaga manusia dan juga secara

mekanis yaitu dengan menggunakan alat traktor. Kegiatan berikutnya yaitu

pengairan menggunakan irigasi yang bertujuan untuk mensuplai kebutuhan air

bagi tanaman nanas (Tim Budidaya Nanas GGP, 2013).

Kegiatan berikutnya adalah forcing dan ripening. Forcing adalah kegiatan

perangsangan pembungaan yang bertujuan untuk menyeragamkan pembungaan

pada tanaman nanas agar panen dapat dilakukan serempak. Bahan yang

digunakan untuk forcing yaitu gas etilen yang dicampur dengan kaolin. Ripening

adalah pemberian bahan etepon pada 3-5 hari sebelum panen dengan tujuan buah

dapat masak dan matang seragam (Framtirolis, 2006).

Pemanenan buah umumnya dilakukan 145 hari setelah dilakukan forcing. Buah

yang dipanen adalah buah dengan kematangan 60-70% dengan ciri bagian bawah

nanas berwarna kuning hingga sedikit ke bagian tengah. Untuk buah nanas yang

kematangannya kurang atau terlalu matang akan dijadikan concentrate atau jus

nanas (Framtirolis, 2006).

2.3 Pengendalian Gulma di Perkebunan Nanas Lampung Tengah

Pengendalian gulma pada perkebunan nanas di Lampung Tengah menggunakan

sistem pengendalian terpadu yaitu kombinasi antara pengendalian secara kultur

teknik, fisik/mekanik, dan kimiawi. Spesies-spesies gulma pada perkebunan

nanas Lampung Tengah terdapat 3 kelompok gulma yaitu rumput

(Dactyloctenium aegyptium, Eleusina indica, Digitaria ciliaris, Brachiaria

mutica, Imperata cylindrica, Cynodon dactylon, Echinochloa colona),

Page 30: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

13

teki (Cyperus rotundus, Cyperus iria), dan daun lebar (Asystasia gangetica,

Borreria alata, Cleome rutidosperma, Praxelis clematidea, Amarantus spinosus,

Richardia brasiliensis, Emilia sonchifolia) (Tim Budidaya Nanas GGP, 2013).

Kegiatan pengendalian gulma dengan herbisida meliputi pre emergence yaitu

pencegahan sebelum gulma tumbuh yang dilakukan segera setelah lahan siap

tanam. Kemudian dilakukan pengendalian gulma susulan (post planting) yaitu

15-25 hari setelah tanam. Pengaplikasian herbisida kemudian dilanjutkan dengan

booster yaitu pengaplikasian herbisida dengan dosis yaitu setengah dari dosis

herbisida pre emergence dan diaplikasikan 1,5-2,5 bulan setelah aplikasi herbisida

pre emergence. Herbisida yang digunakan di antaranya adalah bromasil, diuron,

ametrin dan quizalopop. Dosis formulasi herbisida yang digunakan pada saat pre

emergence yaitu bromasil 2.000-4.000 g/ha, diuron 1.500-3.000 g/ha dan ametrin

1.500-3.000 g/ha. Ketika tanaman nanas telah memasuki umur 7 bulan,

pengendalian gulma hanya dengan manual weeding. (Tim Budidaya Nanas GGP,

2013).

2.4 Gulma Asystasia gangetica

A. gangetica berasal dari daerah tropis Afrika, India, Malaysia dan sebelumnya

telah diperkenalkan sebagai tanaman hias di Amerika Utara, Tengah dan Selatan,

Hawaii, Hindia Barat dan Australia. Gulma ini dapat tumbuh cepat dan tinggi

dapat mencapai 1 meter. Gulma A. gangetica dapat ditemukan di area budidaya,

tepi sungai dan di daerah tergenang air. Kelebihan yang dimiliki adalah sangat

mudah beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, tahan terhadap naungan, dan

berkembang cepat (PIER, 2012).

Page 31: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

14

Gambar 1. Gulma Asystasia gangetica.

Klasifikasi A. gangetica:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta/Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida/Dicotyledoneae

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Asystasia

Spesies : Asystasia gangetica

A. gangetica (Gambar 1) merupakan tumbuhan perennial yang memiliki sistem

perakaran tunggang, akar berwarna putih kecoklatan, bercabang kecil serta

terdapat bulu-bulu akar. Berbatang lunak, dan batang berwarna hijau kecoklatan.

Pertulangan daun menyirip, bertangkai dan berwarna hijau. Bunga tersusun rapat

dalam tandan seperti bulir, mahkota berwarna putih dan berwarna keungu-unguan.

Buah yang belum masak berwarna hijau dan setelah buah masak akan berwarna

coklat. Biji kecil dan ringan berwarna coklat kehitaman (Sahid dkk., 1998).

Page 32: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

15

Pada penelitian Elfandari (2017) A. gangetica asal perkebunan kelapa sawit

Lampung Selatan tergolong resisten rendah terhadap herbisida glifosat. ED50

(Median Effective Dose) gulma terpapar yaitu 459,20 g/ha sedangkan tidak

terpapar 154,53 g/ha.

2.5 Gulma Borreria alata

B. alata merupakan gulma tahunan (perennial) yang dapat tumbuh di lahan yang

kering ataupun ternaungi dan biasanya berada di sekitar lahan budidaya teh,

singkong atau sawah di dataran tinggi. Lebih banyak tumbuh di tanah berpasir

dan dapat juga tumbuh di tanah yang miskin hara (Sriyani dkk., 2014).

Gulma B. alata berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, kemudian menyebar

di Afrika tropis, China, India dan Asia Tenggara. Penyebaran secara luas di

Indonesia terutama di Pulau Jawa dan Sumatera (Sriyani dkk., 2014).

B. alata (Gambar 2) merupakan tumbuhan perdu tegak, tinggi 5 – 75 cm, pada

umumnya bercabang mulai dari bawah. Batang bersegi empat dan lunak. Daun

agak tebal, berbentuk lonjong atau bulat lonjong dengan tangkai daun yang

pendek. Bunga biseksual, kecil, bertandan dan terletak pada ketiak daun. Gulma

ini banyak ditemukan pada daerah dengan musim kemarau pendek, pada lahan

yang mendapat sinar matahari penuh atau agak ternaungi. Tumbuh mulai di

dataran rendah hingga ketinggian 1600 m dpl. Perkembangbiakan dengan biji dan

penyebaran oleh air. B. alata disebut juga dengan nama Jukut Minggu, Emprak,

Goletrak, Katumpang Lemah, Letah Ayam (Marwati, 2014).

Page 33: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

16

Gambar 2. Gulma Borreria alata (Hai, 2006).

Klasifikasi B. alata:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Borreria

Spesies : Borreria alata L

2.6 Gulma Praxelis clematidea

P. clematidea berasal dari Amerika Selatan (Brasil Selatan, Venezuela, Bolivia,

Argentina Utara). Pertama kali tercatat di Tully dan Innisfail, Queesland pada

tahun 1993, tetapi kemungkinan telah hidup dan tumbuh disana selama 20 tahun

sebelum benar-benar teridentifikasi keberadaannya. Gulma ini masuk dalam

Daftar Waspada untuk Gulma Lingkungan (Alert List for Environmental Weeds),

Page 34: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

17

yaitu termasuk salah satu dari 28 gulma yang dapat mengancam keanekaragaman

hayati dan menyebabkan kerusakan lingkungan lainnya

(CRC Weed Management, 2003).

P. clematidea dapat tumbuh di berbagai habitat, umumnya tahan di daerah yang

tersinari sinar matahari secara penuh dan tidak tahan dengan naungan. Dapat

dijumpai di padang rumput, kawasan konservasi, area budidaya tanaman seperti

pisang, tebu, dan buah-buahan lainnya. Di daerah tropis dan subtropis, gulma ini

biasanya berbunga pada bulan yaitu antara November dan Mei. Namun beberapa

dapat pula berbunga sepanjang tahun (CRC Weed Management, 2003).

Klasifikasi P. clematidea :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Sub family : Asteroideae

Genus : Praxelis

Spesies : Praxelis clematidea

P. clematidea (Gambar 3) memiliki batang tegak dan lurus, dengan panjang

mencapai 1 m, terdapat rambut halus sepanjang 0,1-0,25 cm, diameter batang 0,1-

0,9 cm. Daun berbentuk hati dengan permukaan bergelombang dan bergerigi

pada bagian pinggirnya. Panjang daun 2,5–6 cm dan lebar 1–4 cm. Bunga

majemuk, berwarna ungu. Biji berwarna hitam dengan panjang kira-kira 2,5 – 3

mm. Gulma ini memiliki akar serabut (CRC Weed Management, 2003).

Page 35: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

18

Gambar 3. Gulma Praxelis clematidea (Weeds of Australia, 2009).

2.7 Herbisida Bromasil

Bromasil pertama kali tercatat sebagai pestisida di United States pada tahun 1961.

bromasil merupakan herbisida kelompok urasil yang digunakan untuk

mengendalikan gulma pada area budidaya pertanian ataupun area non budidaya

pertanian. Bromasil tidak dapat langsung diaplikasikan pada air atau lahan basah.

Pengaplikasian herbisida bromasil dapat dikombinasikan dengan beberapa bahan

aktif lain seperti parakuat dan metolaklor (EPA, 1996).

Bromasil merupakan herbisida sistemik yang diabsorbsi lebih banyak oleh akar

daripada daun dan batang. Menurut Ashton dkk (1991), Bromasil yang diserap

melalui akar akan ditranslokasikan ke jaringan tubuh gulma secara akropetal dan

terakumulasi di daun. Bromasil bersifat tidak selektif, namun pada dosis tertentu

herbisida bromasil bersifat selektif terhadap jeruk dan nanas. Bromasil

diperkenalkan pertama kali pada tahun 1961.

Page 36: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

19

(5-bromo-3-sec-butyl-6-methyluracil)Gambar 4. Rumus bangun herbisida bromasil (Tomlin, 1997).

Rumus bangun herbisida bromasil dapat dilihat pada Gambar 4. Rumus kimia

Bromasil adalah C9H13BrN2O2. Bromasil diproduksi dari reaksi fosgen dan

amonia dengan sec-butilamina untuk menghasilkan sec-butilurea, yang bereaksi

dengan etil asetoasetat untuk menghasilkan 3-sec-butyl-6-methyluracil yang

kemudian dibrominasi menghasilkan bromasil. Bromasil berbentuk padatan

kristal tidak berwarna hingga putih, secara komersil biasanya tersedia pada

formulasi tepung (wettable powder) atau cair (liquid) (U.S. National Library of

Medicine, 2017).

Bromasil lambat terdekomposisi pada asam kuat, terikat atau terjerap hanya

sedikit ke partikel tanah (Koc = 32 g/ml), larut dalam air, dan berada di dalam

tanah dalam waktu 60 hari. LD50 bromasil yaitu 2.300 mg/kg (untuk mamalia)

dan 2.250 mg/kg (untuk unggas) (Tomlin, 1997).

Mekanisme kerja herbisida bromasil adalah menghambat fotosintesis gulma.

Herbisida tersebut mengikat protein kompleks fotosistem II di dalam membran

kloropas dan menghalangi transport elektron fotosintesis, menghentikan fiksasi

CO2 dan produksi ATP (adenosin trifosfat) serta mengurangi pembentukan

Page 37: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

20

NADPH2. Akibat ada gangguan tersebut, gulma tidak dapat membentuk

karbohidrat, sehingga proses metabolisme selanjutnya menjadi terhambat (U.S.

National Library of Medicine, 2017).

Berdasarkan Gambar 5, umumnya fotosistem II yang terjadi pada tumbuhan yaitu

elektron dari fotosistem II yang naik dan ditangkap akseptor primer akan dialirkan

menuju sederetan protein yang meliputi Pq (Plastoquinon), kompleks sitokrom,

dan Pc (Platisionin) yang akan mengantarkan elektron tersebut ke tingkat energi

semula (Fotosistem I). Ketika ditangkap oleh protein-protein tersebut, elektron

akan melepaskan sebagian energinya sehingga dapat digunakan untuk membuat

ATP (Salisbury dan Ross, 1995). Gulma yang diaplikasikan herbisida bromasil

menyebabkan pengikatan protein oleh herbisida sehingga menghambat transport

elektron dan tidak terbentuknya ATP. Padahal ATP ini merupakan salah satu

komponen penting untuk membentuk karbohidrat pada tanaman.

Gambar 5. Fotosistem pada tanaman.

Page 38: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

21

2.8 Resistensi Gulma terhadap Herbisida

2.8.1 Pengertian Resistensi

Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida dapat menimbulkan

munculnya gulma resisten terhadap herbisida. Populasi gulma resisten terhadap

herbisida adalah populasi yang mampu bertahan hidup normal pada dosis

herbisida yang biasanya mematikan populasi tersebut. Populasi gulma resisten

terbentuk dikarenakan adanya tekanan seleksi oleh penggunaan herbisida sejenis

secara berulang-ulang dalam periode yang lama tanpa adanya pergantian jenis

herbisida lain (Purba, 2009).

Resistensi terhadap herbisida merupakan suatu keadaan tumbuhan tetap bertahan

hidup dan berkembang meskipun pada dosis herbisida yang umumnya mematikan

spesies tersebut. Pada beberapa negara, muncul biotipe gulma yang resisten

terhadap herbisida. Biotipe tersebut merupakan populasi spesies tumbuhan yang

memiliki “karakteristik yang luar biasa” dari spesies pada umumnya.

Karakteristik tersebut dapat berupa ketahanan/resistensi spesies terhadap suatu

herbisida. Munculnya resistensi herbisida pada suatu populasi merupakan suatu

contoh terjadinya evolusi gulma yang sangat cepat (Hager dan Refsell, 2008).

2.8.2 Mekanisme Resistensi

Penggunaan herbisida secara intensif telah mengakibatkan banyak evolusi gulma

yang resisten terhadap herbisida. Penggunaan herbisida secara besar-besaran

tanpa adanya variasi dalam pengelolaan herbisida dapat dengan cepat

memunculkan mutasi populasi gulma yang resistensi herbisida. Resistensi gulma

Page 39: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

22

terhadap herbisida dapat terjadi karena adanya mutasi pada site of action gulma

sehingga herbisida tidak dapat meracuni gulma. Selain mutasi pada site of action,

terdapat mekanisme lain seperti metabolisme herbisida, mengurangi translokasi

dan serapan herbisida, dan kompartemensasi herbisida atau metabolitnya

(Manalil, 2015).

Gen merupakan materi yang mengandung informasi genetik. Gen dapat

mengalami duplikasi diri untuk menyampaikan informasi genetika dari generasi

ke generasi berikutnya. Mutasi gen merupakan mutasi yang terjadi karena adanya

perubahan susunan molekul gen atau perubahan pada struktur DNA. Perubahan

tersebut akan mempengaruhi sifat kerja dari gen. Pada mutasi gen, pengaruh

terjadi pada saat terjadinya sintesis DNA (replikasi). Apabila pada saat sintesis

DNA tersebut terjadi mutasi maka mutagen akan mempengaruhi pemasangan basa

nukleotida sehingga tidak berpasangan dengan basa nukleotida yang seharusnya.

Pada mutasi gen tidak terjadi perubahan lokus, bentuk, dan jumlah kromosom.

Pada peristiwa ini yang mengalami perubahan adalah m-RNA, sehingga dalam

sintesis protein akan menghasilkan perubahan protein, akibatnya menghasilkan

fenotipe yang berbeda (Suryo, 2004).

Spesies tumbuhan yang resisten merupakan spesies yang memiliki karakteristik

tertentu yang berbeda dibandingkan spesies tumbuhan yang rentan terhadap

herbisida. Keempat mekanisme yang dikenal resistensi terhadap herbisida adalah:

1. Berubahnya target-site. Herbisida memiliki target aksi tertentu yang pada

umumnya bertindak untuk mengganggu proses atau fungsi tertentu dalam

tumbuhan. Jika target aksi ini berubah, herbisida tidak lagi terikat ke lokasi

Page 40: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

23

aksi dan tidak dapat mengerahkan efek fitotoksiknya . Mekanisme ini

merupakan mekanisme yang paling umum dari resistensi herbisida.

2. Peningkatan Metabolisme. Metabolisme pada tumbuhan merupakan salah

satu mekanisme tanaman yang digunakan untuk mendetoksifikasi senyawa

asing seperti herbisida. Gulma yang resisten dapat memiliki kemampuan

untuk cepat menonaktifkan herbisida yang berpotensi toksik sebelum dapat

mencapai target-site di dalam tanaman.

3. Kompartemensasi atau Penyerapan. Beberapa tumbuhan mampu membatasi

pergerakan senyawa asing yang menyebabkan efek berbahaya bagi tumbuhan

seperti herbisida dalam sel atau jaringan tanaman. Dalam hal ini, herbisida

dapat dinonaktifkan baik melalui proses pengikatan seperti contoh pada

molekul gula tanaman atau dihapus dari daerah aktif secara metabolik dari sel

ke daerah-daerah yang tidak aktif, sehingga herbisida menjadi tidak

berpengaruh.

4. Over-ekspresi protein target. Jika protein target pada tumbuhan diproduksi

dalam jumlah besar, maka efek herbisida dapat menjadi tidak signifikan atau

tidak berpengaruh bagi tumbuhan (Buhler, 2002).

2.8.3 Sejarah Resistensi

Kasus resistensi tanaman terhadap herbisida pertama kali dilaporkan pada awal

tahun 1950-an di Hawaii terhadap herbisida 2,4-D, yaitu biotipe dandelion dan

wortel liar . Laporan tentang resisten herbisida yang pertama kali dikonfirmasi

adalah kasus resisten Senecio vulgaris terhadap herbisida triazine, dan dilaporkan

pada tahun 1968 di Amerika (Santhakumar, 2012).

Page 41: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

24

Gambar 6. Grafik jumlah spesies gulma yang resisten terhadap beberapa jenisherbisida (Heap, 2016).

Laporan mengenai jumlah spesies gulma yang resisten terhadap beberapa jenis

herbisida berdasarkan side of action nya dapat dilihat pada Gambar 5. Herbisida

dengan mekanisme kerja penghambat fotosistem II (salah satunya bromasil)

dilaporkan bahwa pertama kali terdapat spesies gulma yang resisten terhadap

herbisida tersebut pada 1975. Hingga tahun 2015 terdapat ±100 spesies gulma

resisten terhadap herbisida penghambat Fotosistem II. Hal ini menunjukkan

bahwa 14 tahun setelah diperkenalkannya herbisida bromasil pada tahun 1961

telah terdapat spesies gulma yang resisten terhadap herbisida bromasil

(penghambat fotosistem II).

Page 42: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

24

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Januari 2018 hingga April

2018. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik di lingkungan Perguruan Tinggi

Al-Madani Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung dan Laboratorium Ilmu

Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah gelas ukur, knapsack sprayer,

nosel berwarna merah dengan lebar bidang semprot 2 meter, sekop kecil, gelas

plastik, timbangan, alat tulis, oven, kamera, nampan plastik, ember plastik dan

kantong kertas.

Bahan yang digunakan pada penelitian adalah bibit gulma Asystasia gangetica,

Borreria alata, dan Praxelis clematidea yang berasal dari perkebunan nanas

Lampung Tengah yang telah terpapar herbisida bromasil dan gulma pembanding

yang berasal dari Terbanggi Besar Lampung Tengah yang tidak terpapar herbisida

bromasil, herbisida Bromacil 80 WP dengan bahan aktif bromasil 80%, tanah dan

air.

Page 43: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

26

3.3 Pelaksanaan Penelitian

3.3.1 Survei Lapang

Survei lapang dilakukan untuk mengambil jenis gulma daun lebar yang terpapar

herbisida bromasil di areal perkebunan nanas Lampung Tengah dan untuk

mendapatkan gulma pembanding dilakukan survei lapang di Terbanggi Besar

Lampung Tengah yang tidak pernah terpapar herbisida bromasil sebelumnya.

Gulma yang tidak terpapar diambil pada daerah yang memiliki kondisi lingkungan

yang tidak jauh berbeda. Pada penelitian ini gulma tidak terpapar yang diambil

berjarak ± 10 km dari gulma terpapar di perkebunan nanas Lampung Tengah.

3.3.2 Pengambilan Bibit Gulma

Pengambilan bibit gulma dilakukan di dua tempat yaitu perkebunan nanas

Lampung Tengah dan di daerah Terbanggi Besar Lampung Tengah (Gambar 6).

Gulma terpapar asal perkebunan nanas Lampung Tengah telah dikendalikan

dengan herbisida bromasil dalam waktu ± 30 tahun. Bibit gulma yang diambil

yaitu memiliki 3-7 daun dan dikelompokkan berdasarkan gulma yang berukuran

seragam. Pengambilan bibit dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan

sekop kecil dan dilakukan dengan cara mengangkat bibit gulma beserta tanah di

sekitar akarnya kemudian dipindahkan ke dalam plastik dan dilapisi koran yang

telah disiapkan lalu disemprotkan air untuk menghindari stress pada gulma.

Page 44: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

27

Gambar 7. Titik lokasi pengambilan gulma (a) gulma terpapar A. gangetica danP. clematidea, koordinat 4°49'07.1"S 105°13'12.3"E; (b) gulmaterpapar B. alata, koordinat 4°49'19.5"S 105°15'34.8"E; (c) gulmatidak terpapar A.gangetica, B. alata dan P. clematidea, koordinat4°53'33.2"S 105°12'55.2"E di Terbanggi Besar Lampung Tengah.

3.3.3 Penanaman Bibit Gulma

Bibit yang telah diambil dari lapangan selanjutnya ditanam pada pot plastik

dengan media tanah (Gambar 7). Gulma pada pot plastik dipelihara hingga

pertumbuhan vegetatif sempurna. Kemudian dilakukan seleksi agar memperoleh

gulma yang seragam sebelum aplikasi herbisida.

A B

C

Page 45: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

28

Gambar 8. Bibit gulma yang ditanam pada pot.

3.3.4 Pemeliharaan Gulma

Gulma yang telah ditanam kemudian dipelihara agar tumbuh dengan baik.

Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman yang dilakukan pada pagi dan sore

hari. Kemudian pencabutan gulma lain yang tumbuh pada media tanam untuk

menjaga kemurnian gulma spesies uji.

3.3.5 Aplikasi Herbisida

Gulma yang telah ditanam dan dipelihara kemudian diseleksi agar gulma yang

akan diaplikasi memiliki tingkat keseragaman sama. Gulma siap aplikasi yang

berumur 3 minggu setelah tanam (mst) dapat dilihat pada Gambar 8. Sebelum

pengaplikasian herbisida, dilakukan kalibrasi untuk mengetahui volume semprot

dengan menggunakan knapsack sprayer dengan nosel bewarna merah

dengan lebar bidang semprot 2 meter. Kalibrasi dilakukan agar setiap satuan

percobaan mendapat jumlah herbisida yang sama sesuai perlakuan. Kalibrasi

dilakukan dengan metode luas untuk menentukan volume semprot. Hasil

kalibrasi yang diperoleh 400ml/10m2 atau setara dengan 400 l/ha.

Page 46: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

29

Aplikasi herbisida dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan knapsack

sprayer sesuai dosis yang telah ditentukan. Penyemprotan herbisida bromasil

dilakukan dengan beberapa tingkatan dosis, dimulai dari dosis terendah sampai

pada dosis tertinggi.

Gambar 9. Gulma siap aplikasi (a) A. gangetica; (b) B. alata; (c) P. clematidea.

3.4 Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (split plot design)

dengan 5 ulangan. Faktor pertama adalah asal gulma (A) yang terdiri dari dua

lokasi antara lain A1 (gulma terpapar herbisida bromasil) dan A2 (gulma tidak

terpapar herbisida bromasil).

Faktor kedua adalah tingkatan dosis bahan aktif herbisida bromasil yang terdiri

dari tujuh taraf yaitu dosis 0 g/ha (D0); 1.600 g/ha (D1); 3.200 g/ha (D2) ; 6.400

g/ha (D3); 12.800 g/ha (D4); 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6).

A B C

Page 47: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

30

Rancangan percobaan tersebut diterapkan secara terpisah untuk masing-masing

gulma yaitu A. gangetica, B. alata, dan P. clematidea. Pada gambar 9,10, dan 11

digambarkan mengenai tata letak percobaan yang digunakan dalam penelitian ini.

Ulangan I

A2D6 A2D1 A2D2 A2D5 A2D0 A2D4 A2D3

A1D2 A1D6 A1D4 A1D0 A1D1 A1D5 A1D3

Ulangan II

A1D4 A1D1 A1D3 A1D0 A1D6 A1D2 A1D5

A2D0 A2D1 A2D3 A2D2 A2D6 A2D4 A2D5

Ulangan III

A1D4 A1D6 A1D0 A1D1 A1D3 A1D2 A1D5

A2D5 A2D6 A2D0 A2D4 A2D2 A2D3 A2D1

Ulangan IV

A2D4 A2D3 A2D6 A2D1 A2D0 A2D2 A2D5

A1D6 A1D1 A1D5 A1D3 A1D2 A1D0 A1D4

Ulangan V

A1D2 A1D0 A1D6 A1D3 A1D1 A1D5 A1D4

A2D1 A2D4 A2D2 A2D6 A2D3 A2D5 A2D0

Gambar 10. Tata letak percobaan gulma A. gangetica. Keterangan: Gulmaterpapar herbisida bromasil (A1); gulma tidak terpapar herbisidabromasil (A2); dosis 0 g/ha (D0); 1.600 g/ha (D1); 3.200 g/ha (D2) ;6.400 g/ha (D3); 12.800 g/ha (D4); 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha(D6).

Page 48: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

31

Ulangan I

A1D0 A1D4 A1D5 A1D6 A1D3 A1D2 A1D1

A2D2 A2D6 A2D0 A2D3 A2D1 A2D4 A2D5

Ulangan II

A2D0 A2D1 A2D5 A2D3 A2D6 A2D2 A2D4

A1D2 A1D6 A1D0 A1D1 A1D5 A1D3 A1D4

Ulangan III

A1D0 A1D3 A1D6 A1D4 A1D1 A1D5 A1D2

A2D6 A2D5 A2D3 A2D0 A2D4 A2D2 A2D1

Ulangan IV

A1D4 A1D1 A1D6 A1D2 A1D5 A1D3 A1D0

A2D4 A2D3 A2D6 A2D2 A2D5 A2D1 A2D0

Ulangan V

A2D2 A2D3 A2D4 A2D1 A2D5 A2D6 A2D0

A1D4 A1D2 A1D0 A1D1 A1D3 A1D5 A1D6

Gambar 11. Tata letak percobaan gulma B. alata. Keterangan: Gulma terpaparherbisida bromasil (A1); gulma tidak terpapar herbisida bromasil(A2); dosis 0 g/ha (D0); 1.600 g/ha (D1); 3.200 g/ha (D2) ; 6.400 g/ha(D3); 12.800 g/ha (D4); 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha (D6).

Page 49: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

32

Ulangan I

A2D1 A2D4 A2D5 A2D6 A2D0 A2D3 A2D2

A1D6 A1D2 A1D4 A1D5 A1D3 A1D0 A1D1

Ulangan II

A1D4 A1D2 A1D3 A1D6 A1D5 A1D1 A1D0

A2D5 A2D0 A2D4 A2D1 A2D3 A2D2 A2D6

Ulangan III

A2D0 A2D3 A2D1 A2D4 A2D6 A2D5 A2D2

A1D3 A1D4 A1D0 A1D6 A1D1 A1D2 A1D5

Ulangan IV

A1D0 A1D2 A1D5 A1D3 A1D4 A1D6 A1D1

A2D2 A2D0 A2D4 A2D3 A2D5 A2D6 A2D1

Ulangan V

A2D5 A2D4 A2D6 A2D0 A2D3 A2D1 A2D2

A1D1 A1D5 A1D6 A1D0 A1D2 A1D3 A1D4

Ulangan VI

A1D1 A1D5 A1D2 A1D4 A1D0 A1D6 A1D3

A2D2 A2D1 A2D3 A2D4 A2D0 A2D2 A2D5

Gambar 12. Tata letak percobaan gulma P. clematidea. Keterangan: Gulmaterpapar herbisida bromasil (A1); gulma tidak terpapar herbisidabromasil (A2); dosis 0 g/ha (D0); 1.600 g/ha (D1); 3.200 g/ha (D2) ;6.400 g/ha (D3); 12.800 g/ha (D4); 25.600 g/ha (D5), 51.200 g/ha(D6).

Page 50: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

33

3.5 Variabel Pengamatan

3.5.1 Persen Keracunan (%)

Penentuan persen keracunan dilakukan dengan membandingkan gulma yang

diberi perlakuan herbisida bromasil dengan gulma normal tanpa perlakuan

(kontrol). Perbandingan yang diamati adalah warna daun, perubahan bentuk

daun, dan pertumbuhan yang tidak normal hingga mengering dan matinya gulma.

Dari perbandingan tersebut, dapat diperoleh nilai persen keracunan gulma.

Pengamatan dimulai dari hari ke-2 setelah aplikasi herbisida (hsa) sampai 14 hari

dengan selang waktu 2 hari. Pengamatan dilakukan pada pagi hari.

3.5.2 Bobot Kering Gulma (g)

Setelah pengamatan persen keracunan berakhir, dilakukan pengamatan bobot

kering gulma. Pemanenan gulma dilakukan pada 14 hsa. Gulma dipanen dengan

cara memotong pangkal batang gulma. Gulma yang dipanen hanya bagian yang

masih hidup, sedangkan bagian yang sudah mati dibuang. Gulma yang telah

dipanen dimasukan ke dalam amplop kertas yang telah diberi label sesuai

perlakuan. Gulma dikeringkan menggunakan oven pada suhu 800C selama 48

jam. Setelah dikeringkan, gulma kemudian ditimbang dan dicatat bobotnya sesuai

perlakuan.

3.5.3 Tingkat Kehijauan Daun

Tingkat kehijauan daun diukur pada 2, 6, 10 dan 14 hsa sebelum dilakukan

pemanenan gulma. Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kehijauan daun

Page 51: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

34

yaitu klorofil meter Konica Minolta seri SPAD 502. Tujuan dari mengukur

tingkat kehijauan daun adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kehijauan

daun pada gulma yang terpapar dan gulma tidak terpapar setelah diberi perlakuan

dosis herbisida berbahan aktif bromasil.

3.6 Analisis Data

3.6.1 Kecepatan Meracuni (LT50)

Median Lethal Time (LT50) adalah waktu yang dibutuhkan herbisida berbahan

aktif bromasil untuk meracuni gulma sebesar 50 %. Nilai LT50 dapat diketahui

dari persamaan regresi linear sederhana, yaitu Y = ax +b, nilai Y merupakan nilai

probit pada persen keracunan gulma dan x adalah log hari pengamatan persen

keracunan. Kemudian setelah nilai x diketahui maka LT50 dapat diketahui dengan

antilog nilai x tersebut (Guntoro dkk., 2013).

3.6.2 Dosis Efektif (ED50)

Data bobot kering gulma yang diperoleh kemudian dikonversi menjadi persen

kerusakan dengan membandingkan nilai bobot kering perlakuan herbisida dengan

kontrol menggunakan persamaan berikut:

Persen kerusakan (%) = (1-(P/K)) * 100%

Keterangan :

P = nilai bobot kering gulma dengan perlakuan herbisida

K = nilai bobot kering gulma kontrol

Page 52: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

35

Persen kerusakan dikonversikan ke dalam nilai probit dengan bantuan tabel

probit. Taraf dosis yang diuji diubah kedalam bentuk log. Dari nilai probit

persen kerusakan (Y) dan log dosis (x), ditentukan persamaan regresi sederhana

Y = ax + b. Dari persamaan tersebut, ditentukan nilai x untuk Y = 5 karena yang

dicari adalah ED50 (nilai probit dari 50% adalah 5). Nilai x kemudian dianti log

sehingga diperoleh ED50 gulma. Median Effective Dose (ED50) merupakan

banyaknya dosis herbisida yang menyebabkan penekanan gulma hingga 50%

(Guntoro dkk., 2013).

3.6.3 Nisbah Resistensi

Nisbah Resistensi merupakan nilai dari perbandingan ED50 gulma terpapar dengan

gulma tidak terpapar. Berdasarkan nilai NR gulma dapat diketahui status

resistensi gulma terpapar herbisida secara terus-menerus dalam waktu yang lama.

Kriteria nilai Nisbah Resistensi menurut Ahmad-Hamdani dkk. (2012), yaitu

tergolong sensitif jika NR < 2, resisten rendah jika NR 2 – 6, resisten sedang jika

NR > 6-12, dan resisten tinggi jika NR > 12.

Page 53: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

66

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Gulma yang terpapar bromasil memerlukan waktu lebih lama untuk teracuni

dengan nilai LT50 (Median Lethal Time) atau kecepatan meracuni pada dosis

6.400 g/ha gulma A. gangetica, B. alata, dan P. clematidea terpapar bromasil

berturut-turut yaitu 11,21; 5,36; 5,26 hari sedangkan tidak terpapar berturut-

turut yaitu 7,72; 4,56; 4,49 hari.

2. Gulma yang terpapar bromasil membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk

dapat dikendalikan dibandingkan dengan gulma yang tidak terpapar dengan

nilai ED50 (Median Effective Dose) gulma A. gangetica, B. alata, dan

P. clematidea terpapar bromasil berturut-turut yaitu 1235,60; 226,39; 328,10

g/ha sedangkan yang tidak terpapar yaitu 1197,53; 215,60; 215,60 g/ha.

3. Gulma A. gangetica, B. alata dan P. clematidea asal perkebunan nanas

Lampung Tengah yang terpapar herbisida bromasil tergolong sensitif atau

tidak menunjukkan adanya resistensi dengan nilai Nisbah Resistensi (NR)

masing – masing gulma sebesar 1,03; 1,05 dan 1,52.

Page 54: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

67

5.2 Saran

Saran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk pengambilan gulma yang tidak terpapar herbisida disarankan dilakukan

di lokasi perkebunan yang sama berdekatan dengan gulma yang terpapar

herbisida.

2. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilakukan uji pada spesies gulma yang

sama, diambil pada area yang berbeda pada perkebunan yang sama dengan

mengetahui sejarah penggunaan herbisida di area tersebut.

Page 55: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

68

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad-Hamdani,M.S., Owen, M. J., Qin Yu, dan Powles, S. B. 2012. ACCase-inhibiting herbicide-resistant Avena spp. populations from the westernaustralian grain belt. Weed Technology. 26:130–136.

Ashton, F. M., Klingman, G.C., dan Noordhoff, L.J. 1991. Weed Science :Principles and Practices (2nd ed.). John Wiley and Sons, Inc. New York.

Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta.

Buhler,W. 2002. Incidence and History of Herbicide Resistance (WSSA).Pesticide Environmental Stewardship. Promoting Proper Pesticide Use andHandling. Center for Integrated Pest Management. USA.

Chuah, T.S. dan Bin Sahid, I. 2009. Status on weed resistance in plantation cropsand rice fields in Malaysia. Paper presented at the Seminar on WeedResistance: Status and Management, 15 Jan 2009. University KebangsaanMalaysia and Monsanto.

CRC Weed Management. 2003. Weed management guide: Praxelis (Praxelisclematidea). Cooperative Research Centre (CRC) for Australian WeedManagement. Australia.

Dalimunthe, S.P., Purba, E. dan Meiriani. 2015. Respons dosis biotip rumputbelulang (Eleusine Indica L. Gaertn) resisten-glifosat terhadap glifosat,parakuat dan indaziflam. Jurnal Online Agroteknologi. 2(3) : 625 – 633.

Depari, E. K., Asdini, S., Adinugroho, W.A. dan Maryani, Y. 2009. DampakTerganggunya Fotosintesis Akibat Kebakaran. IPB. Bogor.

Dube, S., Lesolil M. S. dan Fatunbi, A. O. 2009. The efficacy and safety ofbromacil based herbicide for the control of the invasive bush species inSouth African rangelands. African Journal of Biotechnology. 8 (9) :1776 – 1781.

Elfandari, H. 2017. Uji Resistensi Gulma Asystasia gangetica, Axonopuscompressus, Cyperus kyllingia dan Eleusine indica Asal PerkebunanKelapa Sawit Lampung Selatan Terhadap Herbisida Glifosat. (Tesis).Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Page 56: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

69

EPA. 1996. Pesticide Reregistration: Bromacil. United States EnviromentalProtection Agency. United States.

Framtirolis, R. 2006. Teknik Pemupukan pada Perkebunan Nenas (Ananascomucus) dengan Menggunakan Bahan Organik di PT GGP TerbanggiBesar Lampung Tengah. (Laporan Praktik Umum). Universitas Lampung.Bandar Lampung.

Guntoro, Fitri, D. dan Yuga, T. 2013. Aktivitas herbisida campuran bahan aktifCyhalofop-Butyl dan Penoxsulam terhadap beberapa jenis gulma padisawah. IPB. Bogor. Agrohorti. 1(1):14–148.

Hager, A dan Spraque, C. 2000. Weed resistance to herbicides. Departement ofCrop Science. Illiones Agricultural Pest Management Handbook.University of Illinois Extension. Urbana.

Hager, A.G. dan Refsell, D. J. 2008. Herbicides persistence and how to test forresidues in soils. Illinois Agricultural Pest Management Handbook.University of Illinois Extension. Urbana.

Hai, L. 2006. Borreria alata. https://www.flickr.com/photos/lehai/222968476.Diakses pada 1 Oktober 2017 pukul 19.30 WIB.

Heap, I. 2016. International Survey of Herbicide-Resistant Weed.http://www.weedscience.org. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2017 pukul19.00 WIB.

Hendarto, H. 2017. Resistensi Gulma Cyperus rotundus, Dactylocteniumaegyptium, dan Asystasia gangetica terhadap Herbisida Bromacil danDiuron pada Perkebunan Nanas di Lampung Tengah. (Tesis). UniversitasLampung. Bandar Lampung.

Kementerian Pertanian. 2016. Outlook Komoditas Pertanian SubsektorHortikultura. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

Kusuma, A. 2017. Uji Resistensi Gulma Cyperus kyllingia, Digitaria ciliaris, danPraxelis clematidea Asal Perkebunan Nanas Lampung Tengah TerhadapHerbisida Bromasil. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Manalil, S. 2015. An analysis of polygenic herbicide resistance evolution andits management based on a population genetics approach. Basic andApplied Ecology. 16 :104–111.

Marwati. 2014. Pengendalian gulma rumput setawar/ Borreria alata DC padatanaman ubi kayu. http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/9700 /pengendalian-gulma-rumput-setawar-borreria-alata-dc-padatanaman-ubi-kayu. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya

Page 57: UJI RESISTENSI GULMA DAUN LEBAR Asystasia gangetica DAN …digilib.unila.ac.id/47214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · Terbagi (RPT) de ngan 5 ulangan yang terdiri

70

Manusia Pertanian. Kementerian Pertanian. Diakses pada tanggal 2Oktober 2017 pukul 17.00 WIB

PIER. 2012. Pacific Island Ecosystem at Risk. Universitas of Hawaii. HonoluluUSA.

Purba, E. 2009. Keanekaragaman Herbisida Dalam Pengendalian GulmaMengatasi Populasi Gulma Resisten Dan Toleran Herbisida. PidatoPengukuhan Jabatan Guru Besa Tetap. Universitas Sumatera Utara,Medan.

Rukmana, R. 2007. Nanas, Budidaya dan Penanganan Pasca Panen. PenerbitKanisius. Jakarta.

Sahid, I. B. Dan Shukor, J. A. 1998. Effects of water stress, shading and clippingon growth and development of Asystasia gangetica. Plant ProtectionQuarterly. 3 (13) : 140–142.

Salisbury, F. B. dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.

Santhakumar. 2012. Herbicides-resistance management in developingcountries. Weed Management for Developing Countries. FAO PlantProduction and Protection Paper.

Sembodo, D.R.J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sriyani, N., Lubis, A. T., Sembodo, D. R. J., Suprapto, H., Susanto, H.,Pujisiswanto, H., Adachi, T. dan Oki, Y. 2014. Upland Weed Flora ofSouthern Sumatera. Global Madani Press. Bandar Lampung.

Suryo. 2004. Genetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tim Budidaya Nanas GGP. 2013. Standar Perawatan Nanas. PT GGP. Lampung.

Tomlin, C. D. S. 1997. The Pesticides Manual 11th edition. British CorpProtection Council. UK.

Triharso. 1994. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada UniversityPress. Yogyakarta.

U.S. National Library of Medicine. 2017. Bromacil. http://toxnet.nlm.nih.gov/.Diakses pada tanggal 12 Juli 2018 pukul 20.00 WIB.

Weeds of Australia. 2009. Praxelis clematidea (Praxelis).http://www.natureloveyou.sg/Praxelis%20clematidea/Main.html. Diaksespada 1 Oktober 2017 pukul 19.30 WIB.