Gulma Kopi

30
Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki dan umumnya merugikan manusia ( belum diketahui manfaatnya ). Pada umumnya tumbuhan yang lebih lazim disebut sebagai gulma cenderung mempunyai sifat – sifat atau cirri khas tertentu yang memungkinkannya untuk mudah menyebar luas dan mampu menimbulkam kerugian dan gangguan. Ada bermacam – macam penggolongan gulma , antara lain : 1. Berdasarkan morfologinya • Grasses ( rumput – rumputan ) yang masuk famili graminae, untuk gulma di perkebunan misalnya : a. Alang – alang ( Imperata cylindrica ) b. Pahitan ( Paspalum conjugatum ) c. Jambe – jambean ( Setaria plicata ) • Sedges ( sejenis teki, termasuk famili Cyperaseae ) mirip dengan golongan rerumputan, bedanya batangnya berbentuk segitiga, contoh di perkebunan : a. Teki udel ( Cyperus kyllinga ) b. Teki ( Cyperus rotundus ) • Broad leaf ( daun lebar ), contoh di perkebunan : a. Mekania ( Mikania sp.) b. Putri malu ( Mimosa sp.) c. Wedusan ( Ageratum conyzoides ) • Paku – pakuan ( Pakis ), contoh di perkebunan : a. Pakis kadal ( Cyclosorus aridus ) b. Pakis kawat ( Gleichenia linearis )

description

pertanian

Transcript of Gulma Kopi

Page 1: Gulma Kopi

Gulma adalah tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki dan

umumnya merugikan manusia ( belum diketahui manfaatnya ). Pada umumnya

tumbuhan yang lebih lazim disebut sebagai gulma cenderung mempunyai sifat – sifat

atau cirri khas tertentu yang memungkinkannya untuk mudah menyebar luas dan

mampu menimbulkam kerugian dan gangguan.

Ada bermacam – macam penggolongan gulma , antara lain :

1. Berdasarkan morfologinya

• Grasses ( rumput – rumputan ) yang masuk famili graminae, untuk gulma di

perkebunan misalnya :

a. Alang – alang ( Imperata cylindrica )

b. Pahitan ( Paspalum conjugatum )

c. Jambe – jambean ( Setaria plicata )

• Sedges ( sejenis teki, termasuk famili Cyperaseae ) mirip dengan golongan

rerumputan, bedanya batangnya berbentuk segitiga, contoh di perkebunan :

a. Teki udel ( Cyperus kyllinga )

b. Teki ( Cyperus rotundus )

• Broad leaf ( daun lebar ), contoh di perkebunan :

a. Mekania ( Mikania sp.)

b. Putri malu ( Mimosa sp.)

c. Wedusan ( Ageratum conyzoides )

• Paku – pakuan ( Pakis ), contoh di perkebunan :

a. Pakis kadal ( Cyclosorus aridus )

b. Pakis kawat ( Gleichenia linearis )

c. Krakat / picissan ( Drymoglossum piloselloides )

2. Berdasarkan umur gulma

Page 2: Gulma Kopi

• Annual weed ( umurnya <> 1 th, maksimum 2 th ). Tahun pertama umumnya

tumbuh kearah vegetatif dan tahun kedua kea rah generatif, setelah itu mati.

• Parennial ( tahuan, hidup > 2 th ), dapat berkembang biak secara vegetatif dan

generatif yang dibedakan atas :

a. Gulma tahunan sederhana, berkembang biak dengan biji dan secara vegetatif jika

akar tajuknya dilukai.

b. Gulma tahunan menjalar, berkembang biak dengan akar yang menjalar baik yang

tumbuh diatas tanah ( stolon ), maupun yang ada di dalam tanah ( rhizoma ).

Golongan ini paling sulit dikendalikan.

Ciri – ciri tanaman yang menjadi gulma ;

• Pertumbuhan cepat

• Mempunyai daya saing yang kuat dalam prebutan factor – factor kebutuhan hidup.

• Mempunyai toleransi yang besar terhadap suasana lingkungan yang ekstrim.

• Mempunyai daya berkembang biak yang besar baik secara generatif maupun

vegetatif atau kedua – duanya.

• Alat perkembangbiakannya mudah tersebar melalui angina, air maupun binatang.

• Biasanya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkan untuk bertahan hidup

dalam kondisi yang tidak menguntungkan.

Beberapa Macam Pengendalian Gulma

1. Mekanis

Dilakukan dengan tenaga manusia yang dibantu dengan alat – alat pertanian seperti

sabit, garpu, parang dsb. Biasanya dilakukan pada daerah yang cukup tenaga

manusianya atau pada lahan yang relative datar.

1) Pendongkelan

Keuntungannya :

• Dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah.

• Sudah dikerjakan dan tidak tidak membutuhkan keahlian khusus.

• Pada keadaan tertentu biaya lebih murah

Page 3: Gulma Kopi

Kerugiannya :

• Pada tanah miring akan memperbesar erosi.

• Dalam waktu yang lama akan terjadi cekungan tanah disekitar tanaman sehingga

terjadi genangan air pada musim hujan.

• Jika kurang hati – hati akan merusak tanaman.

2) Kesrik pendem

Yaitu menyiang dengan cara mencangkul gulma sehingga perakaran gulma yang

dangkal ikut terpotong ( tercabut ), kemudian seresah gulma tersebut dibenam

diujung daerah feeder root sehingga menjadi humus yang dapat memperbaiki struktur

tanah.

3) Jombret ( slashing )

Yaitu penyiangan tanpa mengganggu akar gulma dengan tujuan membuang bagian

vegetatif dan generatif gulma yang berada diatas tanah.

Keuntungannya :

• Menghasilkan bahan mulsa untuk tanaman pokok.

• Tidak menambah erosi.

• Mudah dikerjakan dan tidak membutuhkan keahlian yang tinggi.

• Pada keadaan tertentu biaya lebih murah.

Kerugiannya :

• Harus dilakukan berulang – ulang jika pertumbuhan gulma cepat.

• Merangsang akar untuk menyerap unsure hara dari tanah menjadi lebih banyak.

2. Kultur Teknis

Metode yang dapat menekan pertumbuhan gulma adalah :

• Mengatur jarak tanam tanaman pokok.

• Menutup permukaan tanah sekitar tanaman pokok dengan seresah atau mulsa.

• Menanam tanaman penaung.

Page 4: Gulma Kopi

3. Biologis

Dengan menggunakan musuh alami tertentu ( berupa serangga atau jamur ) yang

menyerang gulma tertentu. Sampai dengan saat ini belum diterapkan di Indonesia.

4. Kimiawi

Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan bahan – bahan kimiawi yang

disebut herbisida.

Keuntungan :

• Tidak memerlukan banyak tenaga manusia.

• Kerusakan pada tanaman pokok dapat dihindari.

• Erosi tanah dapat diminimalisir.

• Waktu yang diperlukan lebih singkat.

• Cekungan – cekungan tanah disekitar tanaman dapat dihindari.

Kerugian :

• Biaya pengendalian tergantung dari harga herbisida ( relative lebih mahal ).

• Diperlukan tenaga skill.

• Menggunakan alat – alat khusus yang relative lebih mahal.

• Jika tidak hati – hati dapat merusak tanaman pokok dan meracuni manusia, binatang

ternak serta lingkungan.

• Pemakaian terus – menerus dalam jangka panjang dapat mengeraskan tanah.

Sumber : Bastari,D Husni. 1997. Pedoman Pengelolaan Budidaya Kopi Arabika.

Surabaya : PTPN XII ( Persero )

Pengelolaan gulma (weed management) merupakan tindakan yang bertujuan

untuk membatasi atau mengurangi pertumbuhan dan penyebaran gulma.

Pengelolaan gulma meliputi tindakan pencegahan (prevention), pengendalian

(control) dan pemanfaatan gulma.

A. Tindakan Pencegahan Gulma

Tindakan pencegahan (prevention) adalah tindakan yang bertujuan untuk

Page 5: Gulma Kopi

membatasi atau mengurangi pertumbuhan dan penyebaran gulma sehingga usaha

pengendalian terhadap gulma yang tumbuh menjadi seminimal mungkin atau

tidak perlu dilakukan (ditiadakan). Tindakan pencegahan didasarkan pada

tahapan perkembangan gulma yaitu perkecambahan, pertumbuhan, pendewasaan,

dan reproduksi. Berdasarkan tahapan tersebut, pendekatan pencegahan gulma

meliputi mengurangi jumlah propagule yang diproduksi gulma, mengurangi

jumlah gulma yang berkecambah, dan meminimalkan kompetisi yang terjadi

antara tanaman dan gulma.

Beberapa tindakan pencegahan yang dianjurkan antara lain : pengolahan

tanah sebelum tanam, pergiliran tanaman, penggunaan benih bersertifikat, sistem

pertanaman, pemrosesan makanan ternak yang berasal dari hasil tanaman,

penggunaan pupuk kandang yang telah mengalami proses fermentasi sempurna,

mencegah ternak maupun alat-alat pertanian sebagai sarana penyebar biji gulma

berbahaya, dan lainnya.

Pengolahan tanah sebelum tanam

Secara ekologi, pengolahan tanah mempengaruhi lingkungan fisik gulma

dalam ekosistem gulma-tanaman. Pengolahan tanah mempengaruhi faktor-faktor

penting bagi pertumbuhan gulma seperti regrowth dan seed bank. Pengolahan

tanah sebelum penanaman dipandang sebagai tindakan pencegahan.

Simpanan biji-biji gulma di dalam tanah (seed bank) berada dalam kondisi

dorman (dormansi sekunder). Simpanan biji-biji gulma tersebut tidak dapat

berkecambah karena kondisi lingkungan tanah yang tidak mendukung

perkecambahan. Hasil penelitian (Chozin, 1987) pada gulma Cyperus iria L. dan

Cyperus microiria Steud menunjukkan bahwa dormansi sekunder pada gulma

tersebut disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan seperti suhu, kondisi

penyimpanan, level air tanah dan fotoperiod. Pengolahan tanah menyebabkan

biji-biji gulma di dalam tanah muncul ke permukaan tanah dan berkecambah.

Selanjutnya, gulma yang berkecambah dan tumbuh pada lahan pertanaman

dikendalikan dengan cara manual atau dengan metode pengendalian lainnya

Page 6: Gulma Kopi

Pengendalian Gulma 57

sehingga tidak memberi kesempatan gulma untuk berkembangbiak. Dengan

tindakan pengolahan tanah yang berulang, semakin lama simpanan biji-biji gulma

di dalam tanah semakin berkurang dan pada akhirnya gulma tersebut berada di

bawah batas ekonomi pengendalian.

Pengolahan tanah menyebabkan gulma-gulma yang hidup lebih dari satu

tahun atau dua tahun terpotong-potong dan terbenam di dalam tanah. Ukuran

propagul menjadi kecil-kecil dan tidak cukup untuk perkembangbiakan akibat

cadangan karbohidrat gulma semakin menipis bahkan habis akibat terpotongpotong

oleh aktivitas pengolahan tanah. Tunas-tunas baru yang muncul dari

sistem perakaran atau rhizoma gulma juga terkendalikan dengan pengolahan tanah.

Metode pengolahan tanah dapat menentukan pertumbuhan dan

perkembangan gulma pada suatu pertanaman. Hasil penelitian Pramuhadi (2005)

menunjukkan bahwa penutupan gulma dan bobot kering gulma pada pertanaman

tebu cenderung meningkat dengan bertambahnya intensitas penggaruan tanah,

tetapi cenderung menurun dengan bertambahnya intensitas pembajakan tanah,

terutama pembajakan dengan bajak singkal. Gulma kalah bersaing dengan tebu

pada kondisi densitas dan tahanan penetrasi tanah yang rendah. Metode

pengolahan tanah dengan intensitas pengolahan tanah minimum yang

menghasilkan densitas dan tahanan penetrasi sebesar 1.2 - 1.3 g/cc dan 6.0 - 14.0

kgf/cm2 menyebabkan pertumbuhan gulma menjadi tertekan.

Pergiliran tanaman

Gulma spesies tertentu secara ekologis dapat tumbuh dengan baik pada

daerah budidaya dengan jenis tanaman tertentu dan mendominasi daerah

pertanaman budidaya. Pergiliran tanaman secara ekologis dapat mencegah

adanya dominasi spesies gulma atau kelompok gulma tertentu pada daerah

pertanaman budidaya.

Pergiliran tanaman berpengaruh terhadap komposisi gulma. Komposisi

gulma pada pertanaman monokultur dalam waktu yang lama menunjukkan

Page 7: Gulma Kopi

komposisi yang lebih rendah dibandingkan dengan pola tanam rotasi. Mahfudz

(2005) melaporkan perubahan pola tanam dari monokultur jagung, tumpangsari

jagung-kakao hingga menjadi monokultur kakao menyebabkan jumlah jenis

gulma berkurang dan komunitas gulma cenderung didominasi oleh Paspalum

conjugatum. Perubahan pola tanam juga mengubah komposisi jenis gulma

dominan, dari jenis gulma berdaun lebar digantikan oleh gulma golongan rumput.

Ball dan Miller (1993) menemukan 190 jenis gulma pada pola monokultur jagung

selama 5 tahun, 245 jenis gulma pada pola rotasi Phaseolus vulgaris (2 tahun)-

jagung (3 tahun). Selain perubahan komposisi tersebut, pola tanam juga

menyebabkan perbedaan jenis gulma dominan. Gulma Setaria viridis merupakan

gulma dominan pada pertanaman jagung terus menerus, sedangkan gulma

Amaranthus retroflexus merupakan gulma dominan pada rotasi P.vulgaris-jagung.

Pengendalian Gulma 58

Pengunaan benih bersertifikat

Untuk mencegah penyebaran biji gulma melalui benih, di berbagai negara

dibuat suatu peraturan perundang-undangan yang mengatur mutu benih yang

dapat diperdagangkan yaitu peraturan sertifikasi benih. Sebagai contoh di

Amerika Serikat, benih berukuran kecil seperti alfafa, sweet clover, millet,

dilarang diperdagangkan bila dalam 10 g contoh terdapat lebih dari 1 biji gulma

yang berbahaya, sedangkan pada benih (biji) berukuran besar seperti jagung,

wheat, barley, dilarang diperdagangkan bila dalam 100 g contoh terdapat 1 biji

gulma berbahaya.

Penggenangan

Tindakan penggenangan biasa dilakukan pada budidaya padi sawah.

Kondisi anaerob akibat penggenangan dapat membatasi perkecambahan dan

pertumbuhan gulma-gulma. Penggenangan menyebabkan kerusakan gulma

melalui hambatan proses respirasi di daerah perakaran akibat berkurangnya

oksigen di daerah perakaran. Hasil penelitian Soerjani, et. al. (1977) menunjukkan

bahwa penggenangan 5–15 cm dapat menekan perkecambahan biji-biji gulma

Page 8: Gulma Kopi

teki dan rumput, sementara gulma golongan berdaun lebar tidak tertekan.

Bangun (1981) melaporkan bahwa populasi gulma teki dapat ditekan dengan

penggenangan 5–10 cm, sedangkan golongan rumput dapat ditekan dengan

penggenangan 10–15 cm, bahkan penggenangan 10–15 cm dapat menekan

populasi teki 3–6 kali. Penelitian Rusyadi (1993) menunjukkan bahwa

penggenangan 2.5 cm dapat menekan bobot kering gulma total sebesar 76.0% dan

menurunkan persen penutupan gulma total sebesar 23.5% dibandingkan dengan

tanpa penggenangan. Bobot kering Monochoria vaginalis dapat ditekan dengan

penggenangan 2.5 cm. Hasil penelitian Pramudyani et al (2005) menunjukkan

bahwa penggenangan dapat menekan pertumbuhan gulma Frimbistylis miliacea

pada padi sawah. Semakin tinggi penggenangan, gulma F. miliacea semakin

tertekan yang ditunjukkan dengan jumlah anakan gulma F. miliacea yang semakin

rendah.

Pemrosesan pakan ternak

Pakan ternak yang berasal dari hasil tanaman sering tercampur dengan biji

atau propagul gulma. Biji atau propagul gulma tersebut dapat tumbuh di lokasi

tempat ternak berada apabila pakan tersebut tidak diproses secara sempurna.

Sebagai contoh, jerami padi yang tanpa melalui proses digunakan sebagai pakan

ternak sapi. Jerami tersebut mungkin membawa biji-biji gulma dan biji gulma itu

akhirnya tumbuh di tempat peternakan berada.

Penggunaan pupuk kandang

Untuk mencegah penyebaran biji gulma pada lingkungan pertanian, harus

dicegah penggunaan pupuk kandang yang belum mengalami proses fermentasi

yang sempurna. Biji-biji gulma biasanya terbawa pada pakan ternak dan terbuang

bersama kotoran ternak. Apabila proses fermentasi dalam pembuatan pupuk

Pengendalian Gulma 59

kandang tersebut belum sempurna, maka biji-biji yang terbawa tersebut dapat

tumbuh menjadi gulma pada lahan pertanian yang menggunakan pupuk kandang

tersebut.

Page 9: Gulma Kopi

Tindakan pencegahan lainnya

Beberapa tindakan berikut termasuk kategori tindakan pencegahan gulma.

Perpindahan ternak maupun alat-alat pertanian jangan sampai menjadi sarana

penyebar biji gulma berbahaya. Sebelum digunakan atau sebelum pindah ke lokasi

lainnya, usahakan alat tersebut dibersihkan sehingga dapat mencegah terbawanya

biji gulma ke lokasi baru. Pinggir sungai atau saluran irigasi perlu dibersihkan

dari gulma-gulma berbahaya. Hal ini untuk mencegah agar gulma tidak menyebar

ke lokasi lain melalui perantara air. Pembabatan gulma sebelum gulma

menghasilkan biji yang mampu berkecambah dan tumbuh. Pencegahan dapat juga

dilakukan secara legislatif (perundang-undangan) yang mengatur atau membatasi

transportasi atau penyebaran gulma di dalam maupun ke luar suatu daerah atau

negara.

B. Pengendalian Gulma secara Mekanis

Pengendalian gulma merupakan suatu usaha untuk membatasi atau menekan

infestasi gulma sampai tingkat tertentu sehingga pengusahaan tanaman budidaya

menjadi produktif dan efisien. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara

mekanis, kultur teknis, biologis (hayati), kimia (penggunaan herbisida), dan

terintegrasi (terpadu). Tindakan pencegahan dan pengendalian bersifat

komplementer.

Pengendalian gulma secara mekanis adalah tindakan pengendalian gulma

dengan menggunakan alat-alat sederhana hingga alat-alat mekanis berat untuk

merusak atau menekan pertumbuhan gulma secara fisik. Berdasarkan alat yang

digunakan, pengendalian secara mekanis dibedakan menjadi :

1. Manual (tenaga manusia) : tanpa alat / alat-alat sederhana seperti parang,

arit, kored, dll.

2. Semi mekanis : tenaga manusia memakai mesin ringan seperti mower

(pemotong rumput).

3. Mekanis penuh memakai alat-alat mesin berat seperti traktor besar, dll.

Berikut adalah beberapa contoh tindakan pengendalian mekanis yang biasa

Page 10: Gulma Kopi

dilakukan.

Mencabut gulma

Tindakan mencabut gulma merupakan pengendalian gulma secara manual.

Pengendalian gulma dengan cara mencabut gulma lebih sesuai untuk gulma

setahun, tidak efektif dan sukar dilaksanakan terhadap gulma yang mempunyai

rhizoma, stolon atau umbi, karena bagian-bagian tersebut segera dapat tumbuh

kembali membentuk tumbuhan baru. Pengendalian gulma dengan cara mencabut

Pengendalian Gulma 60

gulma memerlukan tenaga menusia dan waktu yang banyak. Namun demikian,

tindakan mencabut gulma menimbulkan gangguan yang minim terhadap tanaman.

Pada percobaan-percobaan pengendalian gulma, tindakan mencabut gulma

biasanya digunakan sebagai perlakuan pembanding.

Membabat gulma / memangkas / mowing

Berdasarkan aspek konservasi tanah dan pencegahan erosi,

pembabatan/pemangkasan gulma merupakan cara yang lebih baik dibandingkan

dengan berbagai cara lainnya. Waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan sifat

gulma yang dihadapi, terutama dikaitkan dengan masa pembentukan biji gulma.

Pembabatan gulma banyak diterapkan pada perkebunan besar, perkebunan rakyat,

bidang hortikultura (kabun buah-buahan, tanaman pekarangan). Pengaruh gulma

yang telah dibabat masih terlihat pada tanaman yang memiliki perakaran dangkal

(nenas, pisang, kelapa).

Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dapat dilihat sebagai tindakan pengendalian secara

mekanis. Pengolahan tanah sangat efektif untuk gulma setahun maupun gulma

tahunan, namun cara pelaksanaannya tidak sama. Untuk gulma setahun (semusim)

yang alat reproduksinya berupa biji, pengolahan tanah dilakukan secara dangkal

beberapa kali dengan interval yang cukup untuk menumbuhkan biji gulma ke

permukaan tanah. Untuk gulma tahunan yang reproduksinya selain dengan biji

tetapi dengan organ reproduksi vegetatif seperti rhizoma, stolon, umbi sangat

Page 11: Gulma Kopi

berperan, pengolahan tanah dilakukan secara dalam dan diikuti dengan

pengolahan dangkal beberapa kali dengan interval waktu yang cukup untuk

menumbuhkan biji dan propagula vegetatif. Dalam pelaksanaan pengolahan tanah,

pemadatan tanah harus dihindarkan, bahaya erosi diperhitungkan, kadar air tanah

juga harus diperhatikan pada saat pengolahan tanah.

Menginjak dan membenamkan gulma

Pada pertanian padi sawah secara tradisional di beberapa daerah, menginjak

dan membenamkan gulma masih dilakukan. Gulma diinjak dan dibenamkan

dengan menggunakan tenaga hewan ternak maupun manusia pada saat penyiangan.

Penggunaan api

Pengendalian gulma dengan cara pembakaran merupakan tindakan

pengendalian gulma yang sangat murah, sering dilakukan pada pembukaan kebun

atau ladang secara tradisional. Penggunaan api dalam pengendalian gulma ini

memiliki efek positif yaitu tak ada efek samping residu seperti halnya pada

pemakaian herbisida dan pengganggu lainnya seperti hama, penyakit dapat ikut

mati. Gulma mati karena terbakar hangus dan karena koagulasi protein pada

tumbuhan gulma. Koagulasi protein pada tumbuhan terjadi bila terkena panas

dengan suhu 45 - 55° C. Namun demikian, tindakan pengendalian gulma dengan

Pengendalian Gulma 61

api ini menimbulkan maslaah baru, yaitu masalah ”ekspor asap”. Kasus

pembukaan lahan dengan cara pembakaran di daerah Sumatra dan Kalimantan

telah menimbulkan kabut asap yang mengganggu pernafasan, mengurangi jarak

pandang sehingga mengganggu transportasi darat dan penerbangan.

C. Pengendalian Gulma secara Kultur Teknis

Pengendalian gulma secara kultur teknis merupakan tindakan yang

didasarkan pada segi ekologis tanaman dan gulma. Tujuannya adalah membuat

lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman sehingga tanaman

dapat bersaing dengan gulma, di lain pihak tindakan yang diterapkan tersebut

dapat mengurangi atau menekan pertumbuhan gulma menjadi seminimum

Page 12: Gulma Kopi

mungkin. Pengendalian secara kultur teknis merupakan cara yang efektif dan

efisien di negara sedang berkembang yang belum menggunakan herbisida secara

meluas karena harga herbisida relatif mahal.

Beberapa tindakan dalam pengendalian gulma secara kultur teknis

dijelaskan sebagai berikut :

Pergiliran tanaman

Gulma spesies tertentu secara ekologis dapat tumbuh dengan baik pada

daerah budidaya dengan jenis tanaman tertentu dan mendominasi daerah

pertanaman budidaya. Pergiliran tanaman secara ekologis dapat mencegah adanya

dominasi spesies gulma atau kelompok gulma tertentu pada daerah pertanaman

budidaya.

Pola tanam berpengaruh terhadap komposisi gulma. Pada pola monokultur

dalam waktu yang lama menunjukkan komposisi gulma yang lebih rendah

dibandingkan dengan pola tanam rotasi. Mahfudz (2005) melaporkan perubahan

pola tanam dari monokultur jagung, tumpangsari jagung- kakao hingga menjadi

monokultur kakao menyebabkan jumlah jenis gulma berkurang dan komunitas

gulma cenderung didominasi oleh Paspalum conjugatum. Perubahan pola tanam

juga merubah komposisi jenis gulma dominan, dari jenis gulma berdaun lebar

digantikan oleh gulma golongan rumput. Ball dan Miller (1993) menemukan 190

jenis gulma pada pola monokultur jagung selama 5 tahun, 245 jenis gulma pada

pola rotasi Phaseolus vulgaris (2 tahun)-jagung (3 tahun). Selain perubahan

komposisi tersebut, pola tanam juga menyebabkan perbedaan jenis gulma

dominan. Gulma Setaria viridis merupakan gulma dominan pada pertanaman

jagung terus menerus, sedangkan gulma Amaranthus retroflexus merupakan

gulma dominan pada rotasi P.vulgaris - jagung.

Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dapat dilihat sebagai tindakan pengendalian gulma secara

kultur teknis. Pengolahan tanah akan menyediakan media tumbuh yang baik bagi

tanaman dan mematikan gulma yang sudah tumbuh serta menumbuhkan biji

Page 13: Gulma Kopi

gulma yang dorman.

Pengendalian Gulma 62

Simpanan biji-biji gulma di dalam tanah (seed bank) berada dalam kondisi

dorman (dormansi sekunder). Simpanan biji-biji gulma tersebut tidak dapat

berkecambah karena kondisi lingkungan tanah yang tidak mendukung

perkecambahan. Hasil penelitian (Chozin, 1987) pada gulma Cyperus iria L. dan

Cyperus microiria Steud menunjukkan bahwa dormansi sekunder pada gulma

tersebut disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan seperti suhu, kondisi

penyimpanan, level air tanah dan fotoperiod.

Pengolahan tanah menyebabkan biji-biji gulma di dalam tanah muncul ke

permukaan tanah dan berkecambah. Selanjutnya, gulma yang berkecambah dan

tumbuh pada lahan pertanaman dikendalikan dengan cara manual atau dengan

metode pengendalian lainnya sehingga tidak memberi kesempatan gulma untuk

berkembangbiak. Dengan tindakan pengolahan tanah yang berulang, semakin

lama simpanan biji-biji gulma di dalam tanah semakin berkurang dan pada

akhirnya gulma tersebut berada di bawah batas ekonomi pengendalian.

Pengolahan tanah menyebabkan gulma-gulma yang hidup lebih dari satu

tahun atau dua tahun terpotong-potong dan terbenam di dalam tanah. Ukuran

propagul menjadi kecil-kecil dan tidak cukup untuk perkembangbiakan akibat

cadangan karbohidrat gulma semakin menipis bahkan habis akibat terpotongpotong

oleh aktivitas pengolahan tanah. Tunas-tunas baru yang muncul dari

sistem perakaran atau rhizoma gulma juga terkendalikan dengan pengolahan tanah.

Penyiangan

Penyiangan gulma merupakan tindakan pengelolaan gulma yang bertujuan

untuk mengurangi/menghilangkan adanya kompetisi antara gulma dengan

tanaman. Penyiangan gulma dapat dilihat sebagai tindakan pencegahan maupun

tindakan pengendalian gulma. Penyiangan gulma didasarkan pada fase

pertumbuhan gulma. Penyiangan yang dilakukan sebelum gulma memasuki fase

generatif dapat mencegah perkembangan dan penyebaran gulma melalui biji dan

Page 14: Gulma Kopi

juga mencegah penambahan biji gulma di dalam tanah (seed bank).

Dilihat dari fase perkembangan tanaman budidaya, gulma tidak harus

dikendalikan sepanjang periode pertumbuhan tanaman budidaya. Nietto et al.

(1968) menyatakan bahwa kehadiran gulma di sepanjang siklus hidup tanaman

tidak selalu berpengaruh negatif terhadap produksi tanaman. Terdapat fase

dimana tanaman budidaya sensitif terhadap keberadaan gulma dan keberadaan

gulma pada fase tersebut dapat menurunkan hasil secara nyata, disebut sebagai

Pengendalian Gulma 63

periode kritis. Pada periode kritis tersebut gulma perlu dikendalikan agar tidak

terjadi kompetisi yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas tanaman.

Penentuan periode kritis tanaman sangat diperlukan dalam pengelolaan

gulma agar dicapai efisiensi dalam pengendalian gulma baik dari segi waktu,

biaya, maupun tenaga.

Pengaturan pola dan jarak tanam

Pengaturan jarak tanam ditujukan untuk memposisikan tanaman dalam

keadaan berkompetisi minimal antar sesamanya sehingga dapat memanfaatkan

unsur hara dan cahaya sebaik-baiknya dan tanaman mampu bersaing dengan

gulma. Jarak tanam yang terlalu lebar dapat memberikan keleluasaan bagi gulma

untuk tumbuh dan berkembang pada barisan tanaman, sementara jarak tanam yang

terlalu sempit dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi intraspesifik. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan tanaman dengan

mengurangi jarak tanam dapat menekan pertumbuhan gulma (Rao, 2000).

Semakin rapat jarak tanam pertumbuhan gulma semakin tertekan (Farnham, 2001;

Kuepper et. al., 2002). Pola tanam tumpangsari secara sangat nyata menekan

pertumbuhan gulma dibandingkan dengan monokultur (Chozin, 1976).

Gambar 5.1 barisan tanaman

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian

karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.

Page 15: Gulma Kopi

Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses

produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena

mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena

batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman

berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma

dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela

pertanaman monokultur jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun pada sistem

tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun demikian, beberapa

jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang.

Ilmu yang mempelajari gulma, perilakunya, dan pengendaliannya dikenal sebagai

ilmu gulma.

[sunting] Macam-macam gulma

Biasanya orang membedakan gulma ke dalam tiga kelompok:

teki-tekian rumput-rumputan gulma daun lebar.

Ketiga kelompok gulma memiliki karakteristik tersendiri yang memerlukan strategi khusus untuk mengendalikannya.

[sunting] Gulma teki-tekian

Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat. Ciri-cirinya adalah penampang lintang batang berbentuk segi tiga membulat, dan tidak berongga, memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh tersembunyi. Kelompok ini mencakup semua anggota Cyperaceae (suku teki-tekian) yang menjadi gulma. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), udelan (Cyperus kyllinga), dan Scirpus moritimus.

[sunting] Gulma rumput-rumputan

Page 16: Gulma Kopi

Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon, alih-alih umbi. Stolon ini di dalam tanah membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contoh gulma kelompok ini adalah alang-alang (Imperata cylindrica).

[sunting] Gulma daun lebar

Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.), wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa pudica).

[sunting] Pengendalian gulma

Pengendalian gulma merupakan subjek yang sangat dinamis dan perlu strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal perlu dipertimbangkan sebelum pengendalian gulma dilakukan:

jenis gulma dominan tumbuhan budidaya utama alternatif pengendalian yang tersedia dampak ekonomi dan ekologi

Kalangan pertanian sepakat dalam mengadopsi strategi pengendalian gulma terpadu untuk mengendalikan pertumbuhan gulma.

Agensi pengendali gulma dinamakan herbisida (herbicide

Bastari,D Husni. 1997. Pedoman Pengelolaan Budidaya Kopi

Arabika. Surabaya : PTPN XII ( Persero )