Budidaya tanaman sistem Kedua, pengelolaan kesuburan tanah ... filedilakukan dengan cara memuntal...
Transcript of Budidaya tanaman sistem Kedua, pengelolaan kesuburan tanah ... filedilakukan dengan cara memuntal...
77
Kedua, pengelolaan kesuburan tanah. Kegiatan ini
menyangkut cara-cara peningkatan kesuburan dan upaya pelestarian
produktivitas lahan. Sumber hara untuk tanaman diperoleh dengan
cara mengolah jerami hasil panen padi dan gulma dengan cara puntal
sebar. Teknik ini merupakan kearifan lokal petani setempat dalam
memperoleh sumber hara bagi tanaman budidayanya. Hal ini
dilakukan dengan cara memuntal (menggulung) jerami dan gulma
hasil dari penyiangan pada salah satu tahapan kegiatan
mempersiapkan lahan dalam bercocok tanam padi sawah.
Pemuntalan dilakukan setelah gulma layu, yaitu dengan
mengumpulkan gulma menjadi satu gulungan yang berbentuk
gundukan-gundukan kecil.
Budidaya tanaman sistem
agroforestri di lahan gambut tipis
idealnya memang menggunakan
sistem surjan. Hal ini merupakan salah
satu upaya mengatasi pengaruh
luapan air pasang agar selain padi
dapat ditanam jenis tanaman lainnya
yang tidak tahan genangan, menuju
optimalisasi pemanfaatan lahan.
P e n e r a p a n t e k n i k s u r j a n
m e m u n g k i n k a n d i l a k u k a n
pengembangan pola tanam dan
penganekaragaman jenis komoditas.
Pada teknik surjan, lahan dibagi
menjadi 80% tabukan (sunken beds),
yaitu bagian lahan yang lebih rendah
d a n 2 0 % b a g i a n
guludan/tembokan/baluran (raised
beds), yaitu bagian lahan yang lebih
tinggi. Bagian tabukan biasanya
ditanami padi atau tanaman tahan
genangan lainnya, sedangkan bagian
guludan ditanami karet, jelutung,
palawija, tanaman buah-buahan dan
atau hijauan makanan ternak (HMT).
Tahapan penyiapan lahan dengan
teknik surjan seperti ditunjukkan pada
Gambar 3 berikut (Muslihat, 2003).
8
Proses pembuatan pupuk organik sistem puntal sebar adalah sebagai berikut: (a) pembersihan/penyiangan gulma
menggunakan alat tajak, (b) gulma yang telah ditebas dibiarkan selama 2–3 hari supaya layu, (c) melakukan kegiatan
pemuntalan pada gulma-gulma yang sudah layu, (d) setelah hancur (lapuk) maka bahan tersebut disebar merata. Bentuk
kearifan lain yang dilakukan petani lokal dalam mengelola kesuburan lahan dalam budidaya padi adalah cara pemindahan
bibit sebanyak tiga kali (taradak, lacak dan ampak) selain upaya antisipasi kurangnya tenaga kerja juga untuk
mempertahankan kesuburan tanahnya.
Pemanfaatan jerami padi dan tebasan gulma sebagai bahan organik berfungsi sebagai penyimpan unsur hara yang secara
perlahan akan dilepaskan ke dalam larutan air tanah dan disediakan bagi tanaman (slow release fertilizer). Selain itu, bahan
organik hasil “puntal sebar” yang berada di dalam tanah maupun yang berada di atas permukaan tanah berfungsi untuk
melindungi dan membantu mengatur suhu dan kelembaban tanah. Praktek “puntal sebar” ini oleh petani seringkali
digabungkan dengan teknik-teknik lain dengan fungsi yang saling melengkapi, misalnya pengolahan tanah, pengumpulan air
(sistem tabat) dan pembuatan baluran (pematang).
Tahap 3. Penanaman tanaman penyusun sistem agroforestri pada bagian tabukan untuk tanaman tahan genangan dan pada bagian guludanuntuk tanaman tidak tahan genangan.
Tahap 3. Penanaman tanaman penyusun sistem agroforestri pada bagian tabukan untuk tanaman tahan genangan dan pada bagian guludanuntuk tanaman tidak tahan genangan.
Tahap 1. Pembuatan bagian tabukan (sunken beds) dan guludan (raised beds).Tahap 1. Pembuatan bagian tabukan (sunken beds) dan guludan (raised beds).
Tahap 2. Pembuatan parit keliling ukuran 50 – 100 cm dan tata air mikro.Tahap 2. Pembuatan parit keliling ukuran 50 – 100 cm dan tata air mikro.
Gambar 3 Tahapan penyiapan lahan dengan teknik surjan Gambar 3 Tahapan penyiapan lahan dengan teknik surjan