Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

25
Uji Kualitas Air Berdasar Nilai MPN Coliform A. TOPIK Uji Kualitas Air Berdasar Nilai MPN Coliform B. HARI, TANGGAL, DAN TEMPAT PRAKTIKUM C. TUJUAN Agar mahasiswa dapat melakukan pengujian kualitas air secara mikrobiologi berdasarkan nilai MPN coliform. D. DASAR TEORI Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Tarigan, 1988). Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakiteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C (Pelczar.et al.,1988). Istilah “mikroorganisme indikator” sebagaimana digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja

Transcript of Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

Page 1: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

Uji Kualitas Air Berdasar Nilai MPN Coliform

A.      TOPIK

Uji Kualitas Air Berdasar Nilai MPN Coliform

B.       HARI, TANGGAL, DAN TEMPAT PRAKTIKUM

C.      TUJUAN

Agar mahasiswa dapat melakukan pengujian kualitas air secara mikrobiologi

berdasarkan nilai MPN coliform.

D.      DASAR TEORI

Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan

tetapi dapat juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena

air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat

racun (Tarigan, 1988).

Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakiteri

berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik

fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam

waktu 48 jam pada suhu 35° C (Pelczar.et al.,1988).

Istilah “mikroorganisme indikator” sebagaimana digunakan dalam analisis

air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air

merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari manusia atau

hewan berdarah panas. Artinya terdapat peluang bagi berbagai macam organisme

patogenik,yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk masuk ke

dalam air tersebut.

Beberapa ciri penting suatu organisme indikator ialah :

1)   Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.

2)   Terdalam dalam air bila ada pathogen.

3)   Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi.

4)   Mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada patogen.

5)   Mempunyai sifat yang seragam dan mantap.

Page 2: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

6)   Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.

7)   Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen.

8)   Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.

Diantara organisme-organisme yang dipelajari, yang hampir memenuhi

semua persyaratan suatu organisme indikator yang ideal ialah Escherichia coli

dan kelompok baktericoli lainnya. Bakteri-bakteri tersebut dianggap sebagai

indikator polusi tinja yang dapat diandalkan (Pelczar.et al.,1988).

Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karena

menimbulkan rasa bau, warna, dan rasa, di samping juga membentuk endapan

persenyawaan tak dapat larut di dalam pipa-pipa sehingga mengurangi atau

menyumbat aliran air. Aksi merusak pada beberapa mikroorganisme adalah

sebagai berikut :

Bakteri pembuat lendir : menghasilkan keadaan berlendir

Bakteri besi : Mengubah persenyawaan besi yang dapat larut menjadi bentuk

yang tak dapat larut yang akan menghambat aliran air dalam pipa.

Bakteri sulfur : Membentuk asam sulfat dengan hidrogen sulfide, yang dapat

membuat air menjadi sangat asam dan berbau tidak enak.

Algae : Menyebabkan kekruhan,perubahan warna, serta bau dan rasa tidak enak

(Pelczar.et al.,1988).

Untuk mengetahui jumlah sel bakteri golongan coliform yang terdapat

dalam sampel air, dilakukan Metode Jumlah Perkiraan terdekat atau Most

Probable Number. Penggunaan media selektif dan diferensial sangat membantu

mempercepat usaha pemeriksaan air guna mendeteksi organism coliform.

Pemeriksaan tersebut terdiri dari 3 langkah berurutan:

1)   Uji Pendugaan (Presumptive Test)

2)   Uji Lanjutan (Confirmed Test)

3)   Uji Pelengkap (Complete Test)

Uji ini dilakukan dengan cara menginokulasi tabung-tabung berisi kaldu laktose

dengan contoh air. Bila air yang diperiksa mempunyai kualitas mikrobiologis

yang baik maka tidak akan terbentuk asam ataupun gas di dalam kaldu laktose

(Pelczar.et al.,1988). Pengujian-pengujian ini digunakan untuk mendeteksi

Page 3: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

keberadaan bakteri golongan coliform yang merupakan indikator

terkontaminasinya lingkungan perairan oleh fecal (feces hewan mamalia).

Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam

saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan

bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah

bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal

menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi

positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh

lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain

(Dad,2000). Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan

coliform, artinya, kualitas air semakin baik.

Kelompok bakteri coliform antara lain Eschericia coli, Enterrobacter

aerogenes, dan Citrobacter fruendii. Keberadaan bakteri ini dalam air minum juga

menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya Shigella, yang bisa

menyebabkan diare hingga muntaber (Kompas Cyber Media, 2003 dalam

Kompas.com).

Menurut Supardi dan Sukamto (1999), bakteri coliform dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu.

1)          Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari

kotoran hewan atau manusia.

2)      Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada

hewan atau tanaman yang telah mati.

Beberapa macam mikroorganisme patogen yang mengkontaminasi air,

antara lain:

1)   Salmonella typhi, adalah bakteri gram negatif berbentuk batang, tidak

membentuk spora namun bersifat patogen, baik pada manusia ataupun hewan.

Dapat menyebabkan demam typhoid (typoid fever). Sebenarnya penyakit demam

typoid dapat dipindahkan dengan perantara makanan yang terkontaminasi dan

dengan kontak langsung dengan si penderita. Namun yang paling umum sebagai

fakta penyebab adalah air. Air dapat terkontaminasi oleh bakteri ini karena

Page 4: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

kesalahan metode pemurnian air atau kontaminasi silang (Cros contaminant)

antara pipa air dengan saluran air limbah (Tarigan, 1988).

2)   Clostridium prefringens adalah bakteri gram positif pembentuk spora yang

sering ditemukan dalam usus manusia, tetapi kadang-kadang juga ditemukan di

luar usus manusia (tanah, debu, lingkungan dan sebagainya).

3)   Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak

membentuk spora dan merupakan flora normal di dalam usus. E.coli termasuk

bakteri komensal yang umumnya bukan patogen penyebab penyakit namun

bilamana jumlahnya melampaui normal maka dapat pula menyebabkan penyakit.

E. Coli merupakan salah satu bakteri coliform.

4)   Leptospira merupakan bakteri berbentuk spiral dan lentur yang merupakan

penyebab penyakit leptosporosis. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis atau

penyakit hewan yang bisa berpindah ke manusia. Pada umumnya penyebaran

bakteri ini adalah pada saat banjir.

5)   Shigella dysentriae adalah basil gram negatif, tidak bergerak. Bakteri ini

menyebabkan penyakit disentri (mejan). Spesies lain seperti S. Sonnei dan S.

Paradysentriae juga menyebabkan penyakit disentri (Dwijoseputro, 1976).

6)   Vibrio comma adalah bakteri yang berbentuk agak melengkung, gram negatif

dan monotrik. Bakteri ini menyebabkan penyakit kolera yang endemis di

indonesia dan sewaktu-waktu berjangkit serta memakan banyak korban

(Dwijoseputro, 1976).

E.  ALAT DAN BAHAN

Alat:

1.         Tabung kultur

2.         Tabung Durham

3.         Rak tabung

4.         Pipet steril

5.         Inkubator

Bahan:

1.         Media kaldu laktosa

2.         Media Briliant Green Lactose Bilebroth (BGLB)

Page 5: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

3.         Media Eosin Methylen Blue (EMB)

4.         Sampel air (Aqua)

F.     PROSEDUR KERJA

Uji Pendugaan

Menyiapkan 9 tabung kultur yang masing-masing berisi 10ml media cair kaldu

laktosa steril yang sudah dilengkapi tabung Durham. Mengatur letaknya pada rak

tabung dan memberi kode.

Menuangkan air sampel menggunakan pipet steril masing-masing sebanyak 10ml

ke dalam tabung kultur yang berkode A1, A2, A3.

Menuangkan air sampel menggunakan pipet steril masing-masing sebanyak 1ml

ke dalam tabung kultur yang berkode B1, B2, B3.

Menuangkan air sampel menggunakan pipet steril masing-masing sebanyak 0,1ml

ke dalam tabung kultur yang berkode C1, C2, C3.

Menginkubasi 9 tabung kultur yang sudah diperlakukan pada suhu 37oC selama

1x24 jam.

Mengamati adanya gelembung udara di dalam tabung Durham. Mencatat kode

tabung yang positif mengeluarkan gas.

Uji Penegasan.     

Mengamati adanya gelembung udara di dalam tabung Durham. Mencatat kode

Page 6: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

tabung yang positif mengeluarkan gas.

Menginkubasi tabung kultur yang sudah diperlakukan pada suhu 45oC selama

1x24 jam sampai 2x24 jam.

Masing-masing sebanyak 1ml ke dalam tabung kultur yang berkode sesuai dengan

kode tabung yang positif.

Menuangkan air sampel yang sudah diinkubasi dalam media kaldu laktosa

menggunakan pipet steril.

Menyiapkan tabung kultur yang masing-masing berisi 10ml media cair BGLB

steril yang sudah dilengkapi tabung Durham.

Mengatur letaknya pada rak tabung dan memberi kode pada masing-masing

tabung yang sesuai dengan kode tabung yang positif pada uji pendugaan.

Uji Penguat

Mengamati pertumbuhan koloni pada media EMB. Koloni yang menampakkan

kilau metalik adalah koloni bakteri E.coli.

Mengamati pertumbuhan koloni pada media EMB. Koloni yang menampakkan

adanya kilau secara zigzag. Menginkubasi pada suhu 37oC selama 1x24 jam.

Mengamati inokulum dari koloni secara langsung dengan menggunakan

mikroskop.

Page 7: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

Menentukan nilai MPN coliformnya berdasarkan tabel MPN. Nilai MPN

ditentukan berdasarkan jumlah tabung yang positif dari perlakuan, dan dihitung =

MPN tabel x

Membuat sediaan yang diwarnai secara Gram. mengaati di bawah mikroskop.

Bakteri E.coli akan memperlihatkan bakteri berbentuk basil, Gram positif.

 

G.      DATA HASIL PENGAMATAN

1. Uji Pendugaan

No Botol dan Pengenceran Banyaknya Gelembung

Gas

1 A 10-1 0

A 10-2 0

A 10-3 0

2 B 10-1 0

B 10-2 0

B 10-3 0

3 C 10-1 0

C 10-2 0

C 10-3 0

2. Uji Penegasan

No Botol dan Pengenceran Banyaknya Gelembung

Gas

1 A 10-1 0

A 10-2 0

A 10-3 0

2 B 10-1 0

Page 8: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

B 10-2 0

B 10-3 0

3 C 10-1 0

C 10-2 0

C 10-3 0

3. Uji Penguat

No Pengenceran Jumlah Koloni

1 10-1 0

2 10-2 1

3 10-3 0

Nilai = Jumlah koloni x x 10

Pengenceran 10-1 à 0 x x 10 = 0

Pengenceran 10-2 à 1 x x 10 = 103

Pengenceran 10-3 à 0 x x 10 = 0

TOTAL =

H.      ANALISIS DATA

Pada penagmatan uji kualitas air berdasarkan nilai MPN Coliform, kami

melakukan 3 tahap pengujian yaitu uji pendugaan, uji penegasan dan uji penguat.

Kami menggunakan sempel air bermerk Aqua yang terkenal dan sering

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kami mengambil sempel tersebut karena

ingin mengetahui apakah minuman yang selama ini dikonsumsi sudah sesuai

dengan BPOM atau tidak, sehingga kelompok kami dapat memastikan secara

ilmiah mengenai kelayakan merk air minum mineral tersebut.

Pada pengujian pendugaan, kami menggunakan media cair kaldu laktosa.

Dalam pengambilan sampel data kami melakukan mengenceran mulai dari 10-1,

10-2 dan 10-3 pada setiap botol A, B dan C. Pengenceran tersebut dilakukan untuk

Page 9: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

mengetahui banyaknya mikroba yang menghasilkan gas pada setiap pengeceran

tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan pada botol A dengan pengenceran 10-1,

10-2 dan 10-3 menghasilkan data bahwa tidak ada gelembung gas pada tabung

Durham. Pada botol B dan C dengan pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 menghasilkan

data yang sama pada botol A, yaitu tidak ditemukan ada gelembung gas pada

tabung Durham. Dapat diambil kesimpulan untuk uji pendugaan pada sampel air

aqua tidak ditemukan mikroba yang mampu memfermentasiakan laktosa dengan

menghasilkan negative yang bearti tidak ada mikroba yang dapat menghasilkan

gas pada tabung Durham.

Pada uji penegasan kami juga menggunakan sampel Aqua serta melakukan

pengenceran mulai dari 10-1, 10-2 dan 10-3 pada setiap botol A, B dan C. Tetapi

pada uji ini, kami menggunakan media yang berbeda, yaitu media cair BGLB

yang telah dimasukkan tabung Durham. Hasil sampel yang telah mengalami

pengenceran baik pada tabung A, B dan C diinkubasi selama 2 x 24 jam pada

suhu 450C. Berdasarkan pengamatan yang kami peroleh baik pada botol A, B dan

C dengan pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 menghasilkan data yang negative yang

bearti tidak ditemukan mikroba penghasil gas yang tumbuh pada tabung dan tahan

terhadap suhu tinggi (450C). Dapat diambil kesimpulan sementara bahwa pada

sampel air aqua tidak ditemukan kelompok bakteri coliform fekal.

Pada uji penguat kami menggunakan sampel air Aqua dengan pengerceran

yang sama yaitu 10-1, 10-2 dan 10-3 serta menggunakan media EMB. Sampel

tersebut diinkubasi selama 1x 24 jam suhu 370C. Berdasarkan hasil pengamatan

pada pengenceran 10-1dan 10-3 tidak ditemukan kilau metalik yang menunjukkan

adanya koloni bakteri E. coli, sedangkan pada pengerceran 10-2 kami menemukan

1 koloni bakteri terlihat kilau metalik yang menunjukkan adanya koloni bakteri E.

coli. Hal ini dapat ditemukannya bakteri tersebut kemungkinkan ketika

memasukkan sampel pengenceran tersebut ada bakteri yang masuk dikarenakan

kami kurang aseptic dalam pengambilannya. Kemudian kami menentukan nilai

MPN coliform berdasarkan table MPN pada lampiran. Nilai MPN ditentukan

berdasarkan jumlah tabung yang positif dari perlakuan dan dihitung dengan

rumus:

x 10

Page 10: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa:

Pengenceran 10-1 = 0 x = 0

Pengenceran 10-2 = 1 x = 103

Pengenceran 10-3 = 0 x = 0

Sehingga dapat diadapatkan nilai MPN yaitu .

Berdasarkan nilai MPN ketiga uji tersebut jika dicocokkan dengan BPOM

menunjukkan bahwa air minuman sampel yang kami bawa kurang baik untuk

dikonsumsi oleh masyarakat umum karena hanya mengandung sedikit bakteri

yang berbahaya. Sehingga dapat dikatakan bahwa air mineral merk Aqua layak

untuk diminum. Namun, dimungkinkan pula karena kesalahan praktikan yang

kurang memperhatikan teknik aseptic, sehingga bakteri mudah masuk ke dalam

air tersebut pada saat praktikum atau pengamatan.

I.         PEMBAHASAN

Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas

air minum. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli, Enterobacter

aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini

tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air

minum menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, air minum harus

bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri

coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang

biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen-

yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan

berdarah panas-adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman,

kram perut, dan muntah-muntah (Official Chemical Method, 1979)

Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E. coli O:157:H7, bersifat patogen dan

juga dapat menyebabkan diare atau diare berdarah, kram perut, mual, dan rasa

tidak enak badan (Dad,2000).

Pada pengamatan uji kualitas air kali ini, kelompok kami memilih air

minum mineral merk Aqua untuk diuji kelayakannya untuk diminum, berkaitan

dengan mikroorganisme yang terdapat di dalamnya. Dalam pengamatan uji

kualitas air ini, digunakan metode NPM (Most Probable Number ). Di mana

Page 11: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

metode ini terdiri atas tiga tahap, yaitu uji pendugaan, uji penegasan, dan uji

penguatan.

Dalam uji tahap pertama (pendugaan), keberadaan coliform masih dalam

tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat

fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain coliform

juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali

kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji

kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat

fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk

batang, gram negatif, tidak-berspora (Fardiaz,1989).

Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan

jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming

unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai

perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL

atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air,

artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10

coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin

tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit

kepercayaan 95% sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN

terendah dan nilai MPN tertinggi (FDA, 1989).

Metode MPN ini menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, yang

perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif setelah

diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat

dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas pada tabung

Durham untuk mikroba pembentuk gas, seperti E. coli. Metode MPN ini biasanya

dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel cair, dapat pula

dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba untuk sampel yang bentuknya padat,

dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel tersebut.

Pertama, yang dilakukan adalah tes/ uji pendugaan. Tes ini digunakan

untuk mengetahui ada tidaknya bakteri coliform tanpa mempertimbangkan apakah

coli fekal ataukah coli non-fekal. Pada uji pendugaan, berdasarkan data dan

analisis data yang kami peroleh, pada bagian dasar tabung Durham tidak ada

Page 12: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

gelembung gas, baik pada A, B, maupun C pada berbagai pengenceran (10-1 ; 10-2 ;

dan 10-3 ). Terbentuknya gelembung gas dalam tabung Durham disebabkan karena

adanya mikroba pembentuk gas (Fardiaz S., 1992). Didukung oleh sumber lain

bahwa timbulnya gas disebabkan karena kemampuan bakteri coliform yang

terdapat pada sampel air dalam memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan

asam dan gas dalam waktu 48 jam dan pada suhu 350 C (Pelczar dan Chan.,

2006). Namun, pada tes pendugaan ini, sampel air yang kami uji tidak

menunjukkan adanya gelembung gas pada tabung Durham.

Selanjutnya, kami melakukan uji penegasan. Tes ini dilakukan untuk

mengetahui apakah bakteri coliform yang ditemukan tersebut coliform fekal atau

non-fekal. Langkah yang dilakukan pada tes ini hampir sama dengan langkah-

langkah pada tes pendugaan, hanya medium dan suhu inkubasinya saja yang

berbeda. Medium yang digunakan adalah BGLB (Brilliant Green Laktosa Bile)

dan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut coliform fekal, maka suhu inkubasi

yang digunakan adalah 42±1oC.

Kusnadi (2003) menyatakan bahwa perbedaan bakteri coliform fekal dan

non-fekal adalah temperatur inkubasi yaitu untuk fekal (42 ± 1oC) dan untuk non-

fekal (37±1oC). Setelah masa inkubasi 1 x 24 jam diamati timbulnya gas

(gelembung udara pada tabung Durham) dan asam (media menjadi keruh).

Apabila terdapat gas pada bagian dasar tabung Durham berarti dalam sampel air

Aqua terdapat bakteri coliform fekal. Jika tidak ada gas, maka sampel air Aqua

tersebut mengandung bakteri coliform non-fekal. Namun, berdasarkan

pengamatan yang kami peroleh baik pada botol A, B dan C dengan pengenceran

10-1, 10-2 dan 10-3 menghasilkan data yang negatif yang artinya tidak ditemukan

bakteri penghasil gas yang tumbuh pada tabung dan tahan terhadap suhu tinggi

(450C).

Uji selanjutnya yaitu uji penguatan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui

jenis bakteri coliform fekal yang terdapat dalam sampel air. Tes penguatan ini

menggunakan media EMB. Sampel tersebut diinkubasi selama 1x 24 jam suhu

370C. Berdasarkan hasil pengamatan pada pengenceran 10-1dan 10-3 tidak

ditemukan kilau metalik yang menunjukkan adanya koloni bakteri E. coli.

Page 13: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

Namun, pada pengerceran 10-2 kami menemukan 1 koloni bakteri terlihat kilau

metalik yang menunjukkan adanya koloni bakteri E. coli.

Hasil yang positif pada pengenceran 10-2 tersebut terjadi karena banyak

kemungkinan, misalnya kurangnya ketelitian praktikan dalam pengaplikasian

teknik aseptic. Kemungkinan yang lain adalah memang dari sumber air Aqua

yang bermasalah atau karena kesalahan pengolah air mineral terkait dengan

filtrasi air mineral tersebut yang kurang sempurna.

Menurut Dwidjoseputro (1989), air tanah mangandung zat-zat anorganik

maupun zat-zat organic yang merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan

perkembangan mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme). Mikroorganisme

yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat

anorganik. Sel-sel yang mati merupakan bahan organic yang memungkinkan

kehidupan mikroorganisme yang heterotrof. Temperatur juga ikut menentukan

populasi mikroorganisme di dalam air. Pada temperature sekitar 30°C merupakan

temperatur yang baik bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan

maupun manusia. Sinar matahari (terutama sinar ultraviolet) memang dapat

mematikan bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultraviolet ke dalam air tidak

maksimal. Air yang berarus deras kurang baik bagi kehidupan bakteri. Hal ini

berkaitan dengan tidak maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena

kebanyakan bakteri memerlukan media/ substrat yang tenang untuk

perkembangbiakannya (Dwijoseputro, 1989).

Masalah air bersih yang kurang memenuhi syarat sangat berpengarauh

terhadap kualitas produk. Sebagai contoh di dalam industri minuman, jika air

yang digunakan kurang baik maka produk yang dihasilkan juga kurang baik,

apalagi jika air yang digunakan tidak steril maka produk yang dihasilkan dapat

terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen yang mana dapat membayakan

konsumen (Jurnalair, 2010). Berdasarkan hasil nilai MPN yang kami lakukan,

maka nilai tersebut menunjukkan bahwa sampel yang kami uji kurang layak untuk

diminum. Namun, dimungkinkan pula terjadi kesalahan praktikan saat praktikum,

dimana kurangnya praktikan dalam memperhatikan teknik aseptic. Jadi, coliform

adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas

air semakin baik.

Page 14: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

J.        KESIMPULAN

1.      MPN adalah suatu teknik enumerasi pada mikrobia (dalam hal ini coliform

fecal), pada suatu bahan cairan. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji

pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan

(completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam

tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Organisme kelayakan konsumsi

air atau bahan pangan cair adalah kelompok bakteri koliform yaitu: spesies

Escherichia coli, Enterobacter dan Klebsiella.

2.      Nilai MPN yang kami dapatkan adalah 333,3. Menunjukkan air sampel yang

kami bawa kurang baik untuk diminum.

K.      DISKUSI

1. Berapakah nilai MPN coliform dari air sampel yang saudara uji?

Bagaimana kualitas air sampel tersebut?

Nilai = Jumlah koloni x x 10

Pengenceran 10-1 à 0 x x 10 = 0

Pengenceran 10-2 à 1 x x 10 = 103

Pengenceran 10-3 à 0 x x 10 = 0

TOTAL =

Berdasarkan hasil nilai MPN yang kami lakukan, maka nilai tersebut

menunjukkan bahwa sampel yang kami uji kurang layak untuk diminum. Namun,

dimungkinkan pula terjadi kesalahan praktikan saat praktikum, dimana kurangnya

praktikan dalam memperhatikan teknik aseptic.

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kualitas air tidak layak

diminum?

Syarat fisik, antara lain:

a. Kebersihan dan kekeruhan

b. Air berwarna

c. Air berasa

d. Air berbau

e. Terdapat endapan

Syarat kimiawi, antara lain:

Page 15: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

a. Mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun

b. Mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan

c. Kadar yodium yang tidak sesuai

Syarat mikrobiologi, antara lain:

a. Mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan

bakteri patogen penyebab penyakit.

Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat

banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan

kualitas, yaitu:

·         Aman dan higienis.

·         Baik dan layak minum.

·         Tersedia dalam jumlah yang cukup.

·         Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat

Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan

biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan

radiologis yaitu sebagai berikut:

Parameter Air Bersih secara Fisika

1. Kekeruhan

2. Warna

3. Rasa & bau

4. Endapan

5. Temperatur

Parameter Air Bersih secara Kimia

1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol,

protein, deterjen, dll.

2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH,

fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.

3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.

Page 16: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

Parameter Air Bersih secara Biologi

1. Bakteri

2. Binatang

3. Tumbuh-tumbuhan

4. Protista

5. Virus

Parameter Air Bersih secara Radiologi

1. Konduktivitas atau daya hantar

2. Pesistivitas

3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik).

Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005

Tentang Pengembangan sistem penyediaan Air minum.

L.       DAFTAR RUJUKAN

Association of Official Analytical Chemistry (AOAC), 2000. Official Methods of

Analysis. Mc Graw Hill Press. Canada.

Dad.2000.Bacterial Chemistry and Physiology. John Wiley & Sons, Inc., New

York, p. 426.

Dwijoseputro. 1987. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djembatan.

Fardiaz, S.,.1989. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, IPB.

Fardiaz, S.,.1992. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, IPB

Food and Drug Administration (FDA).1998.Bacteriological Analytical Manual.

8th Edition, FRIEDHEIM, E., AND MICHAELIS, L. 2001 J. Biol.

Chem., 91,55-368. Cit. PORTER, J. R.

Page 17: Uji kualitas air berdasar nilai mpn coliform

GAUSE, G. F. 1946 Litmocidin, a new antibiotic substance produced by

roactinomyces cyaneus. J. Bacteriol., 51,

Jurnalair. 2011.Kualitas Air. (Online),

(http://jurnalair.wordpress.com/2011/01/21/kualitas-air/, diakses 30

Oktober2011)

Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007 dalam Soni, Ahmad. 2010 Elements of

Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York.