Uji Evaluasi Sediaan Semi Solid

7
UJI EVALUASI SEDIAAN SEMI SOLID EVALUASI SALEP Evaluasi salep biasa dilakukan dengan beberapa pengujian sebagai berikut: 1. DAYA MENYERAP AIR Daya menyerap air diukur sebagai bilangan air, yang digunakan untuk mengkarakterisasikan basis absorpsi. Bilangan air dirumuskan sebagai jumlah air maksimal (g), yang mampu diikat oleh 100 g basis bebas air pada suhu tertentu (umumnya 15-20 o C) secara terus-menerus atau dalam jangka waktu terbatas (umumnya 24 jam), dimana air tersebut digabungkan secara manual. Kedua bilangan ukur tersebut dapat dihitung satu ke dalam yang lain melalui persamaan : 2. KANDUNGAN AIR Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menentukan kandungan air dalam salap. Penentuan kehilangan akibat pengeringan. Sebagai kandungan air digunakan ukuran kehilangan massa maksimum (%) yang dihitung pada saat pengeringan disuhu tertentu (umumnya 100- 110 o C). Cara penyulingan. Prinsip metode ini terletak pada penyulingan menggunakan bahan pelarut menguap yang tidak dapat bercampur dengan air. Dalam hal ini digunakan trikloretan, toluen, atau silen yang disuling sebagai campuran azeotrop dengan air. Cara titrasi menurut Karl Fischer. Penentuannya berdasarkan atas perubahan Belerang Oksida dan Iod serta air dengan adanya piridin dan metanol menurut persamaan reaksi berikut: I 2 + SO 2 + CH 3 OH + H 2 O -> 2 HI + CH 3 HSO 4 Adanya pirin akan menangkap asam yang terbentuk dan memungkinkan terjadinya reaksi secara kuantitatif.Untuk menghitung kandungan air digunakan formula berikut : % Air = f . 100 (a-b) P f = harga aktif dari larutan standar (mg air/ml), a = larutan standar yang dibutuhkan (ml),

Transcript of Uji Evaluasi Sediaan Semi Solid

Page 1: Uji Evaluasi Sediaan Semi Solid

UJI EVALUASI SEDIAAN SEMI SOLID

EVALUASI SALEPEvaluasi salep biasa dilakukan dengan beberapa pengujian sebagai berikut:

1.    DAYA MENYERAP AIRDaya menyerap air diukur sebagai bilangan air, yang digunakan untuk

mengkarakterisasikan basis absorpsi. Bilangan air dirumuskan sebagai jumlah air maksimal (g), yang mampu diikat oleh 100 g basis bebas air pada suhu tertentu (umumnya 15-20o C) secara terus-menerus atau dalam jangka waktu terbatas (umumnya 24 jam), dimana air tersebut digabungkan secara manual. Kedua bilangan ukur tersebut dapat dihitung satu ke dalam yang lain melalui persamaan :        2. KANDUNGAN AIR            Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menentukan kandungan air dalam salap.

         Penentuan kehilangan akibat pengeringan. Sebagai kandungan air digunakan ukuran kehilangan massa maksimum (%) yang dihitung pada saat pengeringan disuhu tertentu (umumnya 100-110oC).

         Cara penyulingan. Prinsip metode ini terletak pada penyulingan menggunakan bahan pelarut menguap yang tidak dapat bercampur dengan air. Dalam hal ini digunakan trikloretan, toluen, atau silen yang disuling sebagai campuran azeotrop dengan air.

         Cara titrasi menurut Karl Fischer. Penentuannya berdasarkan atas perubahan Belerang

Oksida dan Iod serta air dengan adanya piridin dan metanol menurut persamaan reaksi berikut:

I2 + SO2 + CH3OH + H2O -> 2 HI + CH3HSO4

Adanya pirin akan menangkap asam yang terbentuk dan memungkinkan terjadinya

reaksi secara kuantitatif.Untuk menghitung kandungan air digunakan formula berikut :

% Air   =  f . 100 (a-b) P

                        f = harga aktif dari larutan standar (mg air/ml),                        a = larutan standar yang dibutuhkan (ml),                        b = larutan standar yang diperlukan dalam penelitian blanko (ml),                        P = penimbangan zat (mg)      

3.    Konsistensi            Konsistensi merupakan suatu cara menentukan sifat berulang, seperti sifat lunak dari setiap sejenis salap atau mentega, melalui sebuah angka ukur. Untuk memperoleh konsistensi dapat digunakan metode sebagai berikut:

         Metode penetrometer.         Penentuan batas mengalir praktis

4.  Penyebaran            Penyebaran salap diartikan sebagai kemampuan penyebarannya pada kulit. Penentuannya dilakukan dengan menggunakan entensometer.

5.  Termoresistensi

Page 2: Uji Evaluasi Sediaan Semi Solid

            Dihasilkan melalui tes berayun. Dipergunakan untuk mempertimbangkan daya simpan salep di daerah dengan perubahan iklim (tropen) terjadi secara nyata dan terus-menerus.

6.  Ukuran PartikelUntuk melakukan penelitian orientasi, digunakan grindometer yang banyak dipakai dalam industri bahan pewarna.Metode tersebut hanya menghasilkan harga pendekatan, yang tidak sesuai dengan harga yang diperoleh dari cara mikroskopik, akan tetapi setelah dilakukan peneraan yang tepat, metode tersebut daat menjadi metode rutin yang baik dan cepat pelaksanaannya.

Gambar lebih besar

ALAT UJI DAYA LEKAT SALEP

Harga Rp. 800 - 850.000 / Set

Cara Pembayaran Transfer Bank (T/T)

Kemas & Pengiriman

set

Negara Asal Indonesia

[email protected]

Keterangan

Alat ini digunakan untuk menguji atau menghitung daya lekat salep. biasanya digunakan untuk praktikum

Formulasi dan Teknologi sediaan Non Solid.

Prinsip kerja alat ini : 

- Letakkan salep secukupnya pada obyek glas

- letakkan obyek glas yang lain diatasnya, tekan dengan beban 1 kg selama 5 menit, dan lepaskan beban

tersebut.

- lepaskan beban samping 80gr dan catat waktunya hingga kedua obyek glas tersebut lepas.

SELAMAT MENCOBA

Pemesanan hub 081329084359 / 087812816060

Page 3: Uji Evaluasi Sediaan Semi Solid

EVALUASI SEDIAAN GEL1. Organoleptis

Evalusai organo leptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden ( dengan kriteria tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya ( macam dan item ), menghitung prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh, pengambilan keputusan dengan analisa statistik.

2. Evaluasi pH

Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil yang tertera pada alat pH meter.

3. Evaluasi daya sebar

Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebanya, dan di beri rentang waktu 1 – 2 menit. kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar ( dengan waktu tertentu secara teratur ).

4. Evaluasi penentuan ukuran droplet

Untuk menentukan ukuran droplet suatu sediaan krim ataupun sediaan emulgel, dengan cara menggunakan mikroskop sediaan diletakkan pada objek glass, kemudian diperiksa adanya tetesan – tetesan fase dalam ukuran dan penyebarannya.

5. Uji aseptabilitas sediaan.

Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di buat suatu kriteria , kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan, kemudahan pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat skoring untuk masing- masing kriteria. Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut.

Page 4: Uji Evaluasi Sediaan Semi Solid

EVALUASI SEDIAAN PASTADibagi dalam tiga kelompok, yaitu :1. Evaluasi Fisik.Homogenitas diantara dua lapis film, secara makroskopis : alirkan di atas kaca.Konsistensi, tujuan : mudah dikeluarkan dari tube dan mudah dioleskan. Pengukuran konsistensi dengan pnetrometer. Konsistensi / rheologi dipengaruhi suhu; sedian nonnewton dipengaruhi oleh waktu istirahat oleh karena itu harus dilakukan pada keadaan yang identik.Bau dan warna untuk melihat terjadinya perubahan fasa. pH, pH berhubungan dengan stabilitas zat aktif, efektifitas pengawet, keadaan kulit.2. Evaluasi Kimia.Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain3. Evaluasi Biologi.Kontaminasi mikroba.Salep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit yang parah juga harus steril.Potensi zat aktif.Pengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai secara topikal.

Page 5: Uji Evaluasi Sediaan Semi Solid

EVALUASI SEDIAAN KRIMDibagi dalam tiga kelompok :1. Evaluasi Fisik.Homogenitas diantara dua lapis film, secara makroskopis : alirkan di atas kaca.Konsistensi, tujuan : mudah dikeluarkan dari tube dan mudah dioleskan. Pengukuran konsistensi dengan pnetrometer. Konsistensi / rheologi dipengaruhi suhu; sedian non newton dipengaruhi oleh waktu istirahat oleh karena itu harus dilakukan pada keadaan yang identik.Bau dan warna untuk melihat terjadinya perubahan fasa. pH, pH berhubungan dengan stabilitas zat aktif, efektifitas pengawet, keadaan kulit.2. Evaluasi Kimia.Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain.3. Evaluasi Biologi.a. Kontaminasi mikroba.Salep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit yang parah juga harus steril.b. Potensi zat aktif.Pengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai sec