Uji Analisis Lipid

22
Uji Analisis Lipid Bab I 1.1 Pendahuluan Lipid (dari bahasa Yunani lipos, lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti kloroform, eter, dan benzena. Penyusun utama lipid adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang bisa beragam jenisnya. Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi kedalam lipid sederhana (simple lipid) dan lipid majemuk (compound lipid). Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fat), lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dan sebagainya. Klasifikasi lipid kedalam lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan, sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat disabunkan. Lipid seperti lilin (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa lainnya termasuk alkohol. Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusunnya adalah triasilgliserol, juga sering disebut lemak, lemak netral, atau trigliserida. Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering dijumpai baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Steroid tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat

description

praktek biokimia

Transcript of Uji Analisis Lipid

Uji Analisis LipidBab I1.1 Pendahuluan

Lipid (dari bahasa Yunani lipos, lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. Lipid tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti kloroform, eter, dan benzena. Penyusun utama lipid adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang bisa beragam jenisnya.Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi kedalam lipid sederhana (simple lipid) dan lipid majemuk (compound lipid). Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fat), lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dan sebagainya. Klasifikasi lipid kedalam lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan, sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat disabunkan. Lipid seperti lilin (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa lainnya termasuk alkohol. Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusunnya adalah triasilgliserol, juga sering disebut lemak, lemak netral, atau trigliserida. Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering dijumpai baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Steroid tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat dihidrolisis. Fospolipid merupakan komponen utama pembentuk membran sel dan merupakan senyawa yang polar. Fospolipid merupakan ester dari gliserol yang mengandung ester asam posfat. Membran sel yang tersusun atas fospolipida merupakan senyawa polar dimana bagian luar adalah hidrofil sedangkan bagian dalam adalah hidrofobLipid berperan penting dalam komponen struktur membran sel. Lemak dan minyak bentuk trigliserol sebagai komponen utama sumber penyimpan atau depot energy pada sel tumbuhan dan hewan, lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin dan hormone. Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi. Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon. Penyusun lipid lainnya berupa gliserida, monogliserida, asam lemak bebas, lilin (wax), dan juga kelompok lipid sederhana (yang tidak mengandung komponen asam lemak) seperti derivat senyawa terpenoid/isoprenoid serta derivat steroida. Lipid sering berupa senyawa kompleks dengan protein (Lipoprotein) atau karbohidrat (glikolipida) Asam lemak penyusun lipid ada dua macam, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh molekulnya mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Halogen dapat bereaksi cepat dengan atom C pada rantai yang ikatannya tidak jenuh (peristiwa adisi). Lipid yang mengandung asam lemak tidak jenuh bersifat cairan pada suhu kamar, disebut minyak, sedangkan lipid yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat yang sering disebut lemak.Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat. Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D ( untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks ( contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu ( untuk fungsi pencernaan). Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut kedalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antar lemak ( kolesterol, trigleserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein. Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentuknya menuju tempat penggunaannya (Guyton 1996).Oleh karena salah satu ujung molekulnya bersifat polardan yang lain tidak, maka dikatakan bahwa asam lemak bersifat amfipatik.Lipid memiiliki fungsi sebagai berikut: Penyimpan energi Transportasi metabolik sumber energi Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal signal transducing Struktur dasar atau komponen utama membran semua jenis sel. Pelindung organ tubuh dan Alat angkut vitamin larut lemak Pembentukan sel dan Sumber asam lemak esensial

Selama penyimpanan, lemak atau minyak mungkin menjadi tengik. Ketengikan terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol) dengan BM relatif rendah dan bersifat volatil dengan aroma yang tidak enak (tengik/rancid). Karena mudah terhidrolisis dan teroksidasi pada suhu ruang, asam lemak yang dibiarkan terlalu lama akan turun nilai gizinya. Pengawetan dapat dilakukan dengan menyimpannya pada suhu sejuk dan kering, serta menghindarkannya dari kontak langsung dengan udara. Dari segi gizinya, asam lemak mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Diet rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi dari makanan. Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh

1.2 Tujuan Mengenal dan melakukan reaksi umum untuk identifikasi lipid Mengetahui sifat, kelarutan, dan jenislipid dalam suatu bahan Memahami prosedur umum ekstrasi, pemisahan dan indentifikasi lipid dari sel jaringan.

Bab II2.1 Hasil Percobaan

1. Kelarutan lemak dan asam lemakTujuan :Mempelajari sifat kelarutan lemak Alat dan bahan : Minyak goring Mentega cair Gliserol Alcohol panas Alkihol dingin Heksan Kloroform Air sulingProsedur kerja : Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih Keempat tabung diisi dengan mentega(sebesar biji jagung) Dipanaskan sampai mencair dipenanas Pipetkan ke dalam tabung reaksi tersebut masing-masing secara berurut 3mL alcohol panas, alcohol dingin, kloroform/heksan/eter/benzene,air suling Kocok kuat-kuat, diamkan 5 menit Amati tingkat kelarutan (beri skor 1-4) Ulangi percobaan dengan mengganti mentega dan gliserolSampel ujiHasil pengamatan Kesimpulan

Uji kelarutan lemak dan asam lemak

Mentega cair+alcohol panas : 2-

+alcohol dingin : 3-

+ kloroform : 4-

+air suling : 1+

Gliserol +alcohol panas : 4+

+alcohol dingin : 2+

+klorofrm : 1-

+air suling : 3+

2. Uji AkroleinTujuan :Identifikasi gliserolAlat dan bahan : Tabung reaksi Pipet tetes Reagen Minyak Gliserol Prosedur kerja : Bubuk kalium bisulfate (KHSO4) dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi, setinggi kurang lebih 1 cm. Tabung pertama ditambahkan 10 tetes minyak, tabung kedua ditambahkan gliserol, tabung ketiga ditambahkan asam palmitat. Panaskan dengan api langsung Catat bau gas yang terbentukHasil positif : tercium bau menyengat Uji akrolein

Minyak Bau menyengat +(adanya bau yang menyengat)

Gliserol Bau menyengat +(adanya bau yang menyengat)

3. Uji SaponinTujuan :Menentukan adanya saponin dalam suatu bahan dengan terbentuknya sabun (busa)Alat dan bahan : Beker gelas Tabung reaksi Pipet tetes Reagen Minyak Mentega cairProsedur kerja : 5 mL minyak/ mentega cair dididihkan dalam 100 mL aquades selama 5 menit, kemudiaan saring daam keadaan panas 10 mL larutan dimasukkan dalam tabung reaksi, tambahkan 5 mL KOH alkhol 0,5 mol/L, kocok kuatHasil positif : terbentuk busa setingi 1-10 cm yang stabil selama 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes HCl 2 N.

Reaksi uji Saponin

Minyak

Mentega cairTidak terbentuk busa-(tidak adanya busa)

4. Uji ketidakjenuhan (Iod)Tujuan : menentukan ikatan rangkap dalam suatu bahan (asam lemak)Alat dan bahan : Tabung reaksi Pipet tetes Minyak Mentega Prosedur kerja : Mentega 1 mg dan minyak 2 Ml dimasukkan dalam tabung reaksi Larutkan dalam kloroform/eter/benzene/heksan Tambahkan 2-3 tetes larutan iod Kocok dan amati warna yang terjadi Hilangnya warna pereaksi menunjukkan adanya ikatan rangkap Reaksi uji Iod

Minyak Berubah warna menjadi pink+(adanya ikatan rangkap)

Mentega Berubah warna menjadi pink+(adanya ikatan rangkap)

5. Uji Liebermann-BurchadTujuan :Mengetahui adanya kolesetrol dalam suatu bahanAlat dan bahan : Tabung reaksi Pipet tetes Minyak Mentega Prosedur kerja : Masing-masing bahan sebanyak 1 mg dimasukkan ke dalam abung reaksi Larutkan dalam 3 mL kloroform Tambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 3 tetes asam sulfat pekat Campurkan pelan-pelan Amati perubahan warna Hasil positif bila : ditandai dengan perubahan warna merah menjadi biru, kemudian hijauReaksi Uji Liebermann-Burchad

Minyak Hijau pekat +(adanya gliserol)

Mentega Kuning kecoklatan -(tidak mengandung gliserol)

Kolesterol

Bab III3.1 Pembahasan 1. Uji kelarutan lemak dan asam lemakUji kelarutan dapat digunakan untuk menguji kepolaran lipid. Parameternya ialah lipid yang bersifat polar dapat larut dalam air, sedangkan lipid yang bersifat non polar tidak dapat larut dalam air. Gliserol larut dalam air maupun alkohol. Hal tersebut disebabkan karena pada gliserol mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol. Derajat kelarutan lemak atau minyak dapat ditentukan dengan pengamatan secara langsung pada bahan pelarut yang dipakai. Kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Prinsip kelarutan yaitu suatu larutan yang kepolarannya sama akan saling melarutkan. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka lipid tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar. Sampel yang diuji kelarutannya yaitu mentega dan gliserol. Sedangkan pelarut yang digunakan yaitu air suling, eter/kloroform/benzene/heksan, alkohol dingin, alkohol panas. Tiga pelarut yang digunakan memiliki sifat kepolaran yang berbeda. Pelarut yang sifatnya polar yaitu air dan alkohol sedangkan pelarut yang sifatnya nonpolar yaitu kloroform. Berdasarkan percobaan, semua sampel tidak ada yang larut dalam air dan alkohol dingin kecuali gliserol. Hal ini disebabkan karena semua sampel bersifat nonpolar dan hanya bisa larut dalam pelarut yang bersifat nonpolar sedangkan air dan alkohol dingin bersifat polar. Jadi jika dilarutkan dalam pelarut-pelarut tersebut tidak akan larut. Sementara untuk gliserol, larut dalam air dan alkohol dingin. Hal ini disebabkan karena gliserol merupakan penyusun lipid yang bersifat polar, dan larut dalam air dan alkohol dingin yang bersifat polar juga. Semua sampel larut dalam eter dan kloroform, kecuali gliserol pada kloroform tidak larut. Sampel larut dalam pelarut kloroform karena sampel yang digunakan bersifat nonpolar dan larut dalam kloroform yang bersifat nonpolar juga. Sementara gliserol tidak larut karena perbedaan sifat kepolaran dengan kloroform. kloroform bersifat nonpolar sedangkan gliserol bersifat polar.

2. uji Akrolein Uji akrolein untuk menentukan keberadaan gliserin atau lemak. Parameternya adalah akan menimbulkan bau akrolein yaitu menyerupai bau tengik. Hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak atau minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Senyawa pendehidrasi dalam uji tersebut adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol. Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak. Pada uji akrolein, ada penambahan kristal KHSO4. Fungsi penambahan KHSO4 yaitu sebagai katalis dalam hidrolisis lipid menjadi asam lemak dan glisrol. Pemanasan akan mempercepat terbentuk akrolein atau dengan membantu pengikatan air oleh KHSO4 yang kemudian membentuk akrilaldehida. Pembentukan akrilaldehida ditandai dengan terbentuknya bau tengik. Untuk ketengikan oksidatif, ikatan ganda dua dalam ikatan komponen asam lemak tak jenuh dari trigliserida terputus, membentuk aldehida berbobot molekul rendah dengan bau tak sedap. Aldehida kemudian dioksidasi menjadi asam lemak berbobot molekul rendah yang juga berbau tidak enak. Menurut teori lemak akan terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol lebih cepat tengik daripada minyak kaena gliserol mengalami dehidrasi menjadi akrolein. Uji akrolein selain untuk mengetahui gliserol bebas juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas minyak atau lemak yang digunakan. Semakin tinggi akrolein maka kualitas dari minyak atau lemak semakin baik dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak. Reaksi gliserol saat ditambahkan katalis KHSO4.3. uji Saponin Uji ini digunakan untuk menentukan adanya saponin dalam suatu bahan dengan terbentuknya sabun/busa. Bila lipid dipanaskan dalam alkali akan terlepas asam lemak dan gliserol. Alkali berikatan ester dengan sam lemak membentuk sabun yang berbusa bila dikocok dengan air. Bilangan penyabunan adalan jumlah miligran KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak hasil hidrolisis dari satu gram lipid.Asam lemak bila bergabung dengan alkali (KOH/NaOH) akan membentuk sabun, yang berfungsi sebagai emuglator.Pada percobaan ketiga ini diamati pada ketiga bahan uji, dengan adanya pemanasan dan penambahan alkali (KOH/NaOH) maka senyawa lemak akan membentuk gliserol dan sabun atau garam asam lemak. Proses ini lebih dikenal dengan nama saponifikasi.Perbandingan jumlah busa (indikasi terbentuknya sabun) pada penambahan KOH daan penambahan NaOH adalah sama. Lesitin menghasilkan busa paling banyak, kedua minyak dan yang terakhir margarine. Hal ini dikarenakan kedua alkali tersebut merupakan basa kuat.Sedangkan untuk jumlah busa paling tinggi terdapat pada minyak, asam lemak utama yang terdapat dalam minyak adalah asam laurat dan asam miristat (merupakan asam lemak dengan bobot molekul rendah dan memiliki bilangan penyabunan yang tinggi)

4. uji Ketidakjenuhan (Iod)Uji ketidakjenuhan merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui kandungan asam lemak yang ada pada sampel yang diuji. Trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) dapat diadisi oleh golongan halogen. Sampel yang digunakan minyak dan mentega.. Sampel dikatakan tidak jenuh jika menunjukkan perubahan warna menjadi merah setelah penambahan pereaksi Jod Hubl dan akan kembali ke warna semula. Pereaksi Jod Hubl akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble. Berdasarkan percobaan, semua sampel memberikan hasil yang positif ( tidak jenuh ). Dari hasil uji ketidakjenuhan, mentega dan minyak menunjukkan hasil positif, yaitu bahwa ia mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya, 5. Uji Libermann-BurhadUji Liberman buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat kedalam campuran. Reaksi positif yang menunjukkan adanya kolesterol pada sampel uyang diuji yaitu terbentuknya warna hijau pada larutan setelah ditambah asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Berdasarkan percobaan, kolesterol yang dilarutkan dalam asam asetat anhidrat dan ditambah asam sulfat pekat terbentuk warna hijau pada larutan. Hal ini menunjukkan reaksi positif. Warna hijau yang terbentuk sangat pekat. Semakin pekat warna yang terbentuk, menunjukkan bahwa kolesterol dalam sampel yang diuji semakin banyak. Kolesterol merupakan lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin yang diproduksi oleh tubuh kita, terutama di dalam hati. Kolesterol larut dalam kloroform karena kolesterol bersifat non polar dan larut dalam pelarut-pelarut non polar seperti kloroform. Kolesterol terdapat pada kuning telur, kacang-kacangan, organ-organ tubuh (seperti usus, otak, ginjal dan sebagainya). Kolesterol terdapat dalam jumlah yang terbatas di dalam tubuh dan di dalam makanan bila dibandingkan dengan lemak lainnya. Sebanyak 93% lemak yang terdapat di dalam tubuh dan makanan adalah trigliserida yang dapat berbentuk sebagai lemak jenuh (saturated fats) atau lemak tak jenuh (unsaturated fats). Lemak jenuh terutama ditemui dalam makanan yang berasal dari binatang misalnya mentega, daging berlemak, organ-organ tubuh dan susu berlemak. Lemak tak jenuh dijumpai dalam makanan-makanan seperti minyak tumbuh-tumbuhan, padi-padian, alpukat dan makanan lain yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kolesterol mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Kolesterol terdapat di bagian luar dari sel-sel saraf dan berfungsi untuk membantu menghantarkan konduksi dan transmisi tanda-tanda elektrik (electric signals). Tanpa adanya kolesterol, sel-sel saraf tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga koordinasi gerak tubuh seseorang maupun kemampuannya untuk berbicara terganggu. Beberapa fungsi lain dari kolesterol antara lain memproduksi empedu, memproduksi hormon steroid dan vitamin D, membuat hormon seks dan adrenalin serta membentuk dinding sel. Selain memiliki peranan penting bagi tubuh, koleterol juga berbahaya bagi tubuh. Kelebihan kolesterol (hiperkolesterolemia) menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan. Kelebihan kadar kolesterol, khususnya LDL (low density lipoprotein), kolesterol dalam jangka panjang akan menyebabkan akumulasi yang bertambah banyak dari aterosklerosis yang pada level tertentu akan membentuk gumpalan darah yang disebut trombus. Gumpalan ini akan membesar secara cepat sehingga menutup lubang arteri dan menghentikan aliran darah ke jantung atau otak. Bila yang tersumbat arteri ke jantung maka terjadi serangan jantung, sedangkan bila yang tersumbat arteri ke otak maka terjadi stroke. LDL kolesterol merupakan penyebab langsung terjadinya aterosklerosis. Selain itu, jika banyak mengkonsumsi kolesterol akan menyebabkan obesitas atau kegemukan. Obesitas merupakan penumpukan lemak tubuh yang melebihi batas normal, dan kolesterol juga salah satu penyebab utama penyakit kardiovaskular.

3.2 Kesimpulan 1. Lemak dan minyak tidak larut di dalam asam, alkohol dan alkali(pelarut Polar), tetapi dalam pelarut non polar seperti: eter, kloroform, dll.2. Pada uji akrolein gliserol mudah bereaksi dengan KHSO4 dengan mengeluarkan bau yang khas dan terjadi pada suhu tinggi . Pada uji akrolein menimbulkan bau tajam yang khas seperti bau lemak yang terbakar yang disebabkan oleh terbentuknya akrilaldehida atau akrolein. Oleh karena timbulnya bau yang tajam itu, akrolein mudah diketahui dan reaksi ini telah dijadikan reaksi untuk menentukan adanya gliserol atau senyawa yang mengandung gliserol seperti minyak dan lemak3. Penyabunan adalah hidrolisis lemak dengan alkali yang menyebabkan putusnya ikatan ester dan menghasilkan gliserol dan garam alkali lemaknya.4. Pada uji ketidakjenuhan bahan yang jenuh memberikan perubahan warna menjadi merah muda sedangkan yang tidak jenuh tetap pada warna asalnya. Minyak atau lemak yang tengik dapat dideteksi denga perubahan warna kertas menjadi merah muda5. Pada percobaan ini membuktikan bahwa reaksi Lieberman-Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif.

Daftar pustaka :Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: ErlanggaPoedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2009. DASAR-DASAR BIOKOMIA. Jakarta: Universitas Indonesia.

Windiaryani, Sistiana. 2011. Modul Praktikum Biokimia. Sukabumi Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Sukaryawan, Made. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia. Universitas Sriwijaya:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lampiran Uji iod uji saponin

Uji Libermann-Burhad