UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN...

87
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL DENGAN VARIASI NATRIUM LAURIL SULFAT SKRIPSI MUHAMMAD FAISAL NIM: 1113102000064 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA AGUSTUS 2017

Transcript of UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN...

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN

PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

DENGAN VARIASI NATRIUM LAURIL SULFAT

SKRIPSI

MUHAMMAD FAISAL

NIM: 1113102000064

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2017

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

ii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN JUDUL

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN

PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

DENGAN VARIASI NATRIUM LAURIL SULFAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

MUHAMMAD FAISAL

NIM: 1113102000064

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

AGUSTUS 2017

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

iii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Muhammad Faisal

NIM : 1113102000034

Tanda Tangan :

Tanggal

:

09 Agustus 2017

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PENGESAHAN

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Nama : Muhammad Faisal

Program Studi : Farmasi

Judul : Karakterisasi Sifat Fisik dan Permeabilitas Krim

Gamma-Oryzanol dengan Variasi Natrium Lauril

Sulfat

Gamma-oryzanol merupakan senyawa antioksidan alami yang memiliki

aktivitas antioksidan mencapai empat kali lipat dari vitamin E dalam

melindungi kulit dari radiasi ultraviolet dan meningkatkan kelembapan kulit

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai antikerut dan pelembab kulit. Penelitian

ini bertujuan untuk mengamati pengaruh perbedaan konsentrasi natrium lauril

sulfat terhadap sifat fisik dan pengujian mekanik serta profil penetrasi krim

gamma-oryzanol. Pengujian dilakukan dengan alat sel difusi franz

menggunakan membran spangler dan isopropanol-air sebagai medium

kompartemen. Hasil pengujian yang didapat yaitu perbedaan konsentrasi

natrium lauril sulfat tidak memberikan pengaruh bermakna terhadap profil

gamma-oryzanol. Jumlah kumulatif gamma-oryzanol terpenetrasi per luas

area selama 6 jam dari dua formula berturut-turut yaitu 50,60 μg/cm2 (F1) dan

48,41 μg/cm2 (F2). Fluks penetrasi gamma-oryzanol pada menit ke 10 untuk

dua formula berturut-turut yaitu 109,70 μg/cm2 jam

(F1) dan 103,18 μg/cm

2

jam (F2).

Kata kunci : Gamma-Oryzanol, krim, karakterisasi sifat fisik, penetrasi,

difusi franz

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT

Name : Muhammad Faisal

Major : Pharmacy

Title : The Physical Properties Characterization and

Permeability of the Gamma-Oryzanol Cream with

Variations of Sodium Lauryl Sulphate

Gamma-oryzanol is a natural anti-oxidant compound that is four times more

effective than vitamin E in protecting the skin from the UV radiation and

improve the skin’s moisture which is essential to prevent the formation of

wrinkles and maintain the skin’s moisture. The aims of this study is to observe

the effect of different SLS concentration towards the physical and mechanical

characteristics as well as the penetration profile of the gamma-oryzanol cream.

This experiment has been performed by using a franz cell difusion device with

a spangler membrane and isopropanol-water as the medium compartment. The

obtained results of the different concentration of sodium lauril sulphate did not

show any significant effect towards the profile of gamma-oryzanol. The

cumulative amount of gamma-oryzanol penetrated per area at the 6th

hour of

the two formulations were 50,60 μg/cm2 (F1) and 48,41 μg/cm

2 (F2),

respectively. whereas, The gamma-oryzanol penetration flux at the 10th

minute for the two formulas were 109,70 µg/cm2 h (F1) and 103,18 µg/cm

2 h

(F2), respectively.

Keywords : Gamma-Oryzanol, cream, the physical properties characterization,

penetration, franz diffusion cell

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbal’alamiin, segala puji dan syukur penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini hingga selesai. Penulisan

skripsi yang berjudul “Karakterisasi Sifat Fisik dan Permeabilitas Krim

Gamma-Oryzanol dengan Variasi Natrium Lauril Sulfat” sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Pada penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bimbingan,

semangat,motivasi, bantuan baik moral maupun material serta doa dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan dan kesungguhan

hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt dan Ibu Yuni Anggraeni, M.Farm., Apt.

Sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan,

waktu, tenaga, saran dan membantu penulis dalam penelitian hingga

menyusun skripsi.

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt. Selaku Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Ibu Eka Putri, M.Si., Apt. sebagai pembimbing akademik yang telah

membimbing dan memberikan dukungan dalam menghadapi

permasalahan akademik.

5. Bapak dan Ibu staf pengajar, serta karyawan yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan selama menempuh pendidikan di Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Kedua orang tua saya, Mama dan Papa, yaitu Bapak Dino Agustino dan

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

ix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ibu Nadiah Idris yang selalu memberikan kasih sayang dan doa yang tiada

henti senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, serta dukungan baik

secara moril dan materil. Kepada Adikku tersayang Naura Shafarina yang

telah memberikan doa dan semangat dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

7. Teman seperjuangan penelitian, Thalita Amanda, Sinthiya Nur Septiani,

Auliyani Rosdiana atas perhatian, kerja sama, kebersamaan dan waktu

untuk mendengarkan segala keluh kesah selama penelitian.

8. Seluruh laboran, Kak Eris, Kak Rahmadi, Kak Yaenap, Kak Rani, Kak

Tiwi, dan Kak Walid yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

9. Teman-teman seangkatan Farmasi 2013 yang telah memberikan semangat

dan doa selama ini

10. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian

dan penulisan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan

skripsi ini.Penulis berdoa semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Ciputat, 09 Agustus 2017

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

x UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Faisal

NIM : 11113102000064

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah

saya, dengan judul :

KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS

PENETRASI KRIM GAMMA-ORYZANOL DENGAN VARIASI

NATRIUM LAURIL SULFAT

Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu

Digital Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan

Undang-Undang Hak Cipta.

Dibuat di : Ciputat

Pada Tanggal : 09 Agustus 2017

Yang Menyatakan

(Muhammad Faisal)

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................................vi

ABSTRACT ................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 5

2.1 Kulit ................................................................................................................. 5

2.1.1 Definisi Kulit ........................................................................................ 5

2.1.2 Struktur Kulit ........................................................................................ 5

2.1.3 Penetrasi Obat Melalui Kulit ................................................................ 7

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Absorbsi Perkutan ................................... 7

2.2 Krim ................................................................................................................ 9

2.2.1 Sifat Fisik Krim ................................................................................. 11

2.3 Preformulasi Bahan Sediaan Krim ................................................................ 12

2.3.1 Natrium Lauril Sulfat ......................................................................... 12

2.3.2 Setil Alkohol ...................................................................................... 13

2.3.3 Propilen Glikol .................................................................................. 14

2.3.4 Metil Paraben ..................................................................................... 14

2.3.5 Propil Paraben .................................................................................... 15

2.3.6 Parafin Cair ........................................................................................ 16

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.7 Aquadest ............................................................................................. 16

2.4 Gamma-Oryzanol ......................................................................................... 16

2.4.1 Manfaat .............................................................................................. 17

2.4.2 Sifat Fisikokimia ................................................................................ 18

2.4.3 Profil Keamanan................................................................................. 18

2.5 Spektrofotomteri UV-Vis ............................................................................. 19

2.5.1 Validasi Metode Analisa .................................................................... 21

2.6 Uji Difusi ...................................................................................................... 22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 24

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 24

3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 24

3.2.1 Alat ..................................................................................................... 24

3.2.2 Bahan .................................................................................................. 24

3.3 Prosedur Kerja .............................................................................................. 24

3.3.1 Preparasi Sediaan Krim Gamma-oryzanol ......................................... 24

3.3.2 Evaluasi Sediaan Krim Gamma-oryzanol .......................................... 25

3.3.3 Validasi Metode Analisa Krim Gamma-oryzanol.............................. 26

3.3.4 Uji Penetrasi Sediaan Krim Gamma-oryzanol ................................... 28

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 32

4.1 Formulasi Sediaan Krim ............................................................................... 32

4.2 Hasil Evaluasi Karakteristik Sediaan Krim Gamma-

oryzanol ........................................................................................................ 33

4.2.1 Pengamatan Organoleptis .................................................................. 33

4.2.2 Pengamatan Homogenitas ................................................................. 33

4.2.3 Pengukuran pH .................................................................................. 34

4.2.4 Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir Gamma-

oryzanol .............................................................................................. 34

4.2.5 Hasil Uji Mekanik (Sentrifuge) ......................................................... 37

4.3 Validasi Metode Analisa Gamma-oryzanol .................................................. 37

4.3.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ...................................... 37

4.3.2 Hasil Kurva Kalibrasi dan Linieritas ................................................. 38

4.3.3 Hasil Presisi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat ............................. 39

4.3.4 Pengukuran Kadar Gamma-oryzanol dalam sediaan ......................... 40

4.4 Uji Penetrasi Sediaan secara in Vitro ........................................................... 40

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5 Jumlah Kumulatif Zat Terpenetrasi .............................................................. 41

4.6 Fluks Penetrasi .............................................................................................. 44

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 46

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 46

5.2 Saran ............................................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 47

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Formula Sediaan Krim Gamma-oryzanol ............................... 25

Tabel 3.2 Komposisi Membran Difusi .................................................... 28

Tabel 4.1 Viskositas Krim Gamma-oryzanol .......................................... 35

Tabel 4.2 Hasil Uji Presisi Gamma-oryzanol ......................................... 39

Tabel 4.3 Jumlah Kumulatif Difusi Gamma-oryzanol Per Luas Area dari

Sediaan Krim F1 dan F2 ......................................................... 42

Tabel 4.4 Persentase Kumulatif Difusi Gamma-oryzanol Per Luas Area

................................................................................................. 43

Tabel 4.5 Kecepatan Penetrasi (Fluks) Gamma-oryzanol Tiap Satuan

Waktu ...................................................................................... 45

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Kulit ........................................................................... 7

Gambar 2.2 Struktur Natrium Lauril Sulfat ................................................ 13

Gambar 2.3 Struktur Setil Alkohol ............................................................. 14

Gambar 2.4 Struktur Propilen Glikol ......................................................... 14

Gambar 2.5 Struktur Metil Paraben ........................................................... 15

Gambar 2.6 Struktur Propil Paraben .......................................................... 16

Gambar 2.7 Struktur Empat Komponen Mayor Gamma-oryzanol ............ 19

Gambar 2.8 Franz Diffusion Cell ............................................................... 23

Gambar 4.1 Kurva krim Gamma-oryzanol ................................................ 33

Gambar 4.2 Pengamatan homogenitas krim Gamma-oryzanol .................. 34

Gambar 4.3 Grafik Viskositas krim Gamma-oryzanol ............................... 35

Gambar 4.4 Kurva sifat alir krim Gamma-oryzanol .................................. 36

Gambar 4.5 Hasil uji mekanik sediaan krim Gamma-oryzanol .................. 37

Gambar 4.6 Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat ............. 38

Gambar 4.7 Kurva Kalbirasi Gamma-oryzanol dalam Isopropanol:Air (1:1)

................................................................................................. 39

Gambar 4.8 Grafik Jumlah kumulatif Gamma-oryzanol yang berdifusi per

luas area ................................................................................... 42

Gambar 4.9 Grafik fluks penetrasi Gamma-oryzanol tiap satuan waktu .... 45

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Prosedur Penelitian ...................................................... 53

Lampiran 2 Panjang Gelombang Maksimum Gamma-oryzanol dalam Etil

Asetat....................................................................................... 54

Lampiran 3 Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat ............. 55

Lampiran 4 Hasil Penetapan Kadar Gamma-oryzanol dalam Sediaan ...... 56

Lampiran 5 Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Krim Gamma-oryzanol ..... 57

Lampiran 6 Panjang Gelombang Gamma-oryzanol dalam

Isopropanol:Aquadest (1:1) ..................................................... 58

Lampiran 7 Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Isopropanol:Air (1:1)

................................................................................................. 59

Lampiran 8 Data Absorbansi Penetrasi Gamma-oryzanol pada Krim ...... 60

Lampiran 9 Data Hasil Uji Difusi F1 ......................................................... 61

Lampiran 10 Data Hasil Uji Difusi F2 ......................................................... 61

Lampiran 11 Data Fluks Penetrasi F1 .......................................................... 62

Lampiran 12 Data Fluks Penetrasi F2 .......................................................... 62

Lampiran 13 Hasil Uji Statistik Jumlah Kumulatif Gamma-oryzanol

terpenetrasi per Luas Area ...................................................... 63

Lampiran 14 Hasil Uji Statistik Fluks Penetrasi Gamma-oryzanol ............. 65

Lampiran 15 Contoh Perhitungan Penetrasi Kumulatif Gamma-oryzanol Per

Luas Area .................................................................................. 68

Lampiran 16 Contoh Perhitungan Fluks Penetrasi Gamma-oryzanol............ 70

Lampiran 17 Uji Perolehan Kembali Gamma-oryzanol dalam Sediaan Krim

.................................................................................................. 68

Lampiran 18 Uji Presisi Gamma-oryzanol dalam Sediaan Krim................... 71

Lampiran 19 Perhitungan Membran Spangler .............................................. 72

Lampiran 20 Sertifikat Analisis Setil Alkohol ............................................... 73

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kulit merupakan jaringan perlindungan yang lentur dan elastis, menutupi

permukaan tubuh dan merupakan 5% berat tubuh. Kulit sangat berperan pada

pengaturan suhu tubuh, cairan tubuh dan mendeteksi adanya rangsangan dari luar

(Aiache dkk., 1993).

Kulit terdiri dari beberapa lapisan, salah satunya lapisan dermis. Lapisan

dermis merupakan lapisan kulit yang berperan untuk bertanggung jawab pada sifat

elastisitas dan halusnya kulit. Apabila produksi kolagen menurun pada lapisan

dermis kulit, maka kulit akan terlihat kering dan tidak elastis lagi dan terjadi

penuaan dini (Mulyawan dan Suriana, 2013).

Di dalam tubuh manusia, sebenarnya telah terdapat pertahanan diri untuk

melawan radiasi ultraviolet. Namun pada radiasi tingkat tinggi, pertahanan

tersebut tidak dapat dilewati apabila salah satu substansi penting dalam tubuh

mengalami kekurangan, yaitu antioksidan. Antioksidan berfungsi mengatasi atau

menetralisir radikal bebas sehingga diharapkan dengan pemberian atau pemakaian

produk yang mengandung antioksidan tersebut proses tua dihambat atau

memperlama terjadinya kerusakan tubuh dari timbulnya penyakit degeneratif

( Kosasih, Tony & Hendro, 2006).

Minyak dedak padi (Rice Bran Oil/RBO) mengandung senyawa kimia yang

memiliki aktivitas antioksidan tinggi seperti tokoferol/tokotrienol (hingga 300

mg/kg Vitamin E) dan gamma-oryzanol (hingga 3000 mg/kg)(Shin dkk., 1997; Xu

dan Godber, 1999). Gamma-oryzanol yang merupakan senyawa antioksidan

utama terdiri atas trans-ferulic acid ester (hingga 80%) dan fitosterol (sterol dan

alcohol triterpen) seperti cycloartenol, beta sitosterol, 24-methylnecycloartenol,

dan campesterol (Xu dan Godber, 2000).

Gamma-oryzanol merupakan senyawa antioksidan alami yang diperoleh dari

minyak dedak padi atau lebih yang dikenal dengan rice bran oil (RBO). Rice bran

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

oil adalah minyak yang diekstraksi dari lapisan luar butiran padi dengan sejumlah

lembaga biji (Nasir dkk., 2009). Sejumlah penelitian telah melaporkan bahwa

gamma-oryzanol memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan. Gamma-oryzanol

diketahui dapat melindungi kulit dari radiasi ultraviolet dan meningkatkan

kelembapan kulit, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai antikerut dan pelembab

kulit di bidang kosmetik (Vorarat dkk., 2010).

Menurut Patel dan Naik (2004) Kemampuan gamma oryzanol sebagai

antioksidan mencapai empat kali lipat dari vitamin E dalam menghentikan

terjadinya oksidasi jaringan dalam tubuh. Selain itu, gamma-oryzanol juga

memiliki peran protektif dalam proses peroksidasi lipid yang diinduksi pada

peroksida dan karena itu digunakan sebagai agen tabis surya. Selanjutnya, Brigitte

Kaiser (1995) dalam penelitianya telah mematenkan komposisi sunscreen

kosmetik yang mengandung gamma-oryzanol dan asam ferulat, yaitu 0,05-5%

asam ferulat dan 0,05-5% gamma-oryzanol (Brigitte, 1995).

Gamma-oryzanol memiliki sifat yang tidak larut dalam air, sehingga untuk

mengaplikasikannya dalam sebuah formula dibutuhkan bentuk sediaan yang dapat

memfasilitasinnya. Terdapat beberapa bentuk sediaan topikal yaitu salep, krim,

lotion, gel dan emulgel (Khunt dkk., 2012), salah satu bentuk sediaan kosmetik

yang sering digunakan yaitu sediaan krim, krim merupakan bentuk sediaan

setengah padat, berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air,

dimaksudkan untuk pemakaian luar. Terdapat dua macam sistem dispersi sediaan

krim fase air yang terdispersi dalam fase minyak (A/M) dan fase minyak yang

terdispersi dalam fase air (M/A) (Lachman dkk., 1994) .

Krim yang dibuat pada penelitian ini adalah krim tipe (M/A), yang ditujukan

untuk penggunaan kosmetika dan estetika (Juwita dkk., 2013). Sediaan krim

dipilih karena memiliki beberapa keuntungan diantaranya; mudah diaplikasikan

karena bentuknya yang semi padat, mampu melekat pada permukaan tempat

pemakaian dalam waktu cukup lama, lebih nyaman digunakan pada wajah, tidak

lengket dan mudah dibersihkan dengan air bila dibanding sediaan gel, salep, atau

pasta (Sharon dkk., 2013).

Berdasarkan penelusuran literatur (Aulton, 2003), formulasi sediaan krim

dengan penggunaan emulgator setil alkohol dan natrium lauril sulfat dapat

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berpengaruh terhadap kekentalan, menurunkan tegangan permukaan dan pH

sediaan. Menurut Nurdianti (2016) dalam penelitiannya, disebutkan perlakuan

variasi emulgator Setil alkohol : Natrium Lauril Sulfat (NLS) dapat memberikan

perbedaan secara fisik yang meliputi pH, viskositas dan organoleptik karena

sifatnya yang menurunkan tegangan permukaan, NLS dapat digunakan sebagai

bahan pembasah atau wetting agent, bahan pengemulsi atau emulsifying agent dan

bahan pelarut atau solubilizing agent (Ansel, 1989).

Salah satu cara untuk melihat efek yang optimal dari sediaan setengah padat

adalah dengan melihat penetras obat melalui lapisan kulit teratas sehingga efek

farmakologinya dapat dirasakan (Iswandana, 2011). Uji Pelepasan zat aktif

dengan menggunakan metode in vitro adalah metode yang paling sederhana dan

paling hemat dalam mengkarakterisasi absorpsi dan penetrasi sediaan ke dalam

kulit (Witt, K & Buck, 2003). Hal tersebut diperlukan untuk pengembangan

formula sediaan setengah padat agar diperoleh formula yang terbaik

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengamati evaluasi

sifat fisik dan perbandingan uji penetrasi gamma-oryzanol dalam bentuk sediaan

krim agar diketahui bentuk sediaan optimal yang diperlukan untuk menghasilkan

produk kosmetik yang baik digunakan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah hasil karakterisasi sifat fisik dan permeabilitas gamma-

oryzanol yang terkandung dalam sediaan krim?

b. Formulasi krim manakah yang memiliki permeabilitas senyawa gamma-

oryzanol paling tinggi?

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3 Tujuan Penelitian

a. Melihat hasil konsentrasi sifat fisik dan permeabilitas senyawa aktif

gamma-oryzanol pada sediaan krim dengan variasi konsentrasi natrium

lauril sulfat. b. Menentukan sediaan formulasi natrium lauril sulfat yang memiliki

penentrasi senyawa aktif gamma-oryzanol paling tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai sediaan krim dengan senyawa aktif gamma-oryzanol yang dapat

digunakan dalam pengembangan formulasi sediaan untuk pemanfaatan di

bidang industri kosmetik dan meningkatkan nilai manfaat senyawa aktif

gamma-oryzanol sebagai pengobatan dermatologis.

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kulit

2.1.1 Definisi Kulit

Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2m2 dengan berat kira-

kira 16% berat badan, kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta

merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks,

elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras

dan juga bergantung pada lokasi tubuh (Tortora, Derrickson, 2009).

Dalam pemberian obat dengan rute transdermal, kulit merupakan

tempat administrasi bukan sebagai organ sasaran (Honeywell-Nguyen &

Bouwstra, 2005). Fungsi proteksi kulit adalah melindungi tubuh dari

kehilangan cairan elektrolit, trauma mekanik dan radiasi ultraviolet sebagai

barier dari invasi mikroorganisme patogen, merespon rangsangan sentuhan,

rasa sakit dan panas karena terdapat banyak ujung saraf, tempat penyimpanan

nutrisi dan air yang dapat digunakan apabila terjadi penurunan volume darah

dan tempat terjadinya metabolisme vitamin D (Richardson, 2003;

Perdanakusuma, 2007).

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama

yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis.

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai

dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak

(Tortora, Derrickson, 2009).

2.1.2 Struktur Kulit

1. Lapisan Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang terdiri dari epitel

berlapis bertanduk, mengandung sel malonosit, Langerhans dan merkel.

Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tebal terdapat pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis

hanya sekitar 5% dari seluruh ketebalan kulit.

Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas

sampai yang terdalam) yaitu stratum korneum, stratum lusidum,

stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (stratum

Germinatum) (Perdanakusuma, 2007).

2. Lapisan Dermis

Dermis tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk dan keadaan,

dermis terutama terdiri dari serabut kolagen dan elastin. Serabut-

serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen akan berkurang seiring

dengan bertambahnya usia sedangkan serabut elastin terus meningkat

dan menebal, kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5

kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen akan saling

bersilang dalam jumlah yang besar dan serabut elastin akan berkurang

mengakibatkan kulit terjadi kehilangan kelenturannya dan tampak

berkeriput (Perdanakusuma, 2007).

Di dalam dermis terdapat folikel rambut, papilla rambut, kelenjar

keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut,

ujung pembuluh darah dan ujung saraf dan sebagian serabut lemak

yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (Tranggono dan Latifah,

2007).

3. Hipodermis

Lapisan dermis atau jaringan subkutan berada dibawah lapisan

dermis. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit

secara longgar dengan jaringan di bawahnya.memungkinkan kulit

bergeser diatasnya. Hipodermis sering mengandung sel-sel lemak

dengan jumlah yang bervariasi (Mescher, 2013). Selain itu, pada

lapisan hipodermis juga terdapat pembuluh darah, saraf, dan limfe

(Wasitaatmadja, 2010).

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.1 Anatomi Kulit

(Sumber: Mescher, 2013)

2.1.3 Penetrasi Obat Melalui Kulit

Penetrasi melintasi stratum korneum dapat terjadi karena adanya proses

difusi melalui dua mekanisme, yaitu : transepidermal yang terdiri dari

interselular dan transelular serta jalur transppendageal.

Pada rute transelular, molekul obat akan melewati kulit secara langsung

melewati membran fosfolipid dan keratinosit. Jalur ini memungkinkan untuk

obat yang bersifat polar dan hidrofilik. Sedangkan rute interselular adalah rute

penetrasi utama untuk banyak molekul yang melewati stratum korneum. Pada

jalur interselular, obat menembus lapisan kulit melalui ruang antar sel dari

kulit, sehingga jalurnya menjadi berliku dan lebih panjang. Untuk jalur ini

lebih cenderung untuk obat yang bersifat lipofilik karena akan larut dalam

lemak yang terdapat di antara filamen (Lund, 1994).

Untuk jalur transappendageal molekul melewati kelenjar keringat dan

melewati folikel rambut yang disebabkan adanya pori-pori diantaranya yang

memungkinkan obat tersebut berpenetrasi. Jalur appendageal hanya mencakup

0,1% area untuk penyerapan pada kulit, sehingga jalur ini dianggap kurang

potensial dibandingkan jalur transepidermal (Touitou & Barry, 2007).

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Absorbsi Perkutan

Menurut Allen dan Ansel (2014), tidak semua senyawa obat dapat

diberikan secara transdermal karena ada beberapa faktor yang dapat

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mempengaruhinya, secara umum faktor tersebut meliputi sifat fisikokimia

obat seperti berat molekul, solubilitas, koefisien partisi dan konstanta disosiasi

(pKa), faktor lainnya adalah sifat dari pembawa dan kondisi dari kulit. Di

bawah ini merupakan faktor-faktor yang ditemukan oleh para peneliti pada

kulit yang normal, sedangkan pada kulit yang terluka sistem penghantaran

obat transdermal tidak terjadi karena akan terakses langsung ke jaringan

subkutan dan kapiler.

1. Konsentrasi obat merupakan faktor penting, umumnya jumlah obat

yang terabsorbsi secara perkutan per unit luas permukaan setiap

periode waktu bertambah sebanding dengan bertambahnya konsentrasi

obat dalam suatu sistem penghantaran obat trasnsdermal.

2. Berat molekul obat, absorbsi berhubungan terbalik dengan berat

molekul dan semakin kecil molekul semakin cepat penetrasinya

kedalam kulit daripada yang berukuran besar. Semakin tinggi berat

molekul semakin rendah tingkat penetrasi kedalam kulit.

3. Lipofilisitas, pengaruh koefisien partisi terhadap difusi molekul telah

dipelajari dengan mengacu pada difusi pasif, peningkatan lipofilisitas

obat menyebabkan berkurangnya permeasi.

4. Formulasi, faktor lain yang mempengaruhi penetrasi senyawa bioaktif

melalui kulit adalah jenis formulasi yang dirancang untuk masuknya

obat. Konsentrasi obat mempengaruhi penghantaran topikal dan

formulasi memainkan peranan penting dalam pemasukan obat melalui

kulit, dengan korelasi antara konsentrasi dan jumlah obat yang

dihantarkan melalui kulit. Selanjutnya, peningkatan viskositas pada

formulasi menurunkan penetrasi obat ke dalam kulit yang mungkin

disebabkan oleh penurunan difusi.

5. Koefisien Partisi, koefisien partisi merupakan faktor yang penting

untuk permeasi obat melalui stratum korneum untuk pemberian obat

pertama sampai terakhir, obat harus memiliki karakteristik tertentu

yang meliputi massa molekul rendah, kelarutan yang cukup dalam

minyak, dan koefisien partisi yang cukup tinggi. Hal ini diamati bahwa

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

semakin tinggi nilai koefisien partisi, obat lipofilik tidak mudah masuk

ke stratum korneum (Prakash dan Thiagarajan, 2012).

6. Semakin besar area pengaplikasian, semakin banyak obat yang

diabsorbsi.

7. Obat harus memiliki ketertarikan fisikokimia yang lebih besar kepada

kulit dibandingkan dengan pembawa sehingga obat akan

meninggalkan pembawa menuju kulit.

8. Obat dengan berat molekul 100 - 800 dan solubilitasnya cukup pada

lipid dan air dapat mempenetrasi kulit. Berat molekul ideal pada sistem

penghantaran obat transdermal dipercayai 400 atau dibawahnya.

9. Hidrasi pada kulit umumnya menyokong absorbsi perkutan. Sistem

penghantaran obat transdermal berperan sebagai barrier oklusif yang

menghambat keringat untuk lewat sehingga meningkatkan hidrasi

kulit.

10. Absorbsi perkutan tampak lebih baik apabila diaplikasikan pada area

yang memiliki lapisan tanduk tipis dibandingkan dengan yang tebal.

11. Secara umum, semakin lama obat yang diaplikasikan berkontak

dengan kulit akan semakin banyak total obat yang diabsorbsi.

12. Enchancer atau peningkat penetrasi adalah bahan yang dapat

meningkatkan permeabilitas kulit. Bahan peningkat penetrasi tidak

memiliki efek terapi, tetapi dapat mentransport obat dari bentuk

sediaan ke dalam kulit.

2.2. Krim

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung

tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada

2 yaitu: krim tipe air dalam minyak (A/M) dan krim minyak dalam air (M/A).

Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumya berupa surfaktan-

surfaktan anionik, kationik dan nonionik (Anief, 2008). Menurut (Ditjen POM,

1995) krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih

bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sifat umum sediaan semi padat terutama krim ini adalah mampu melekat

pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum

sediaan ini dicuci atau dihilangkan. Krim yang digunakan sebagai obat

umumnya digunakan untuk mengatasi penyakit kulit seperti jamur, infeksi

ataupun sebagai anti radang yang disebabkan oleh berbagai jenis penyakit

(Anwar, 2012). Fungsi krim adalah sebagai bahan pembawa substansi obat

untuk pengobatan kulit, sebagai pelumas bagi kulit, sebagai pelindung untuk

kulit yaitu mencegah kontak langsung dengan zat-zat berbahaya (Anief,1999)

Menurut (Joenoes, 1998) Hal yang penting untuk diperhatikan dalam

pembuatan krim adalah seleksi terhadap basis yang cocok, basis harus dapat

campur secara fisika dan kimia dengan zat aktifnya, tidak merusak atau

menghambat aksi terapi dari obat dan dapat melepas obat pada daerah yang

diobati. Bila suatu obat digunakan secara topikal, maka obat akan keluar dari

pembawanya dan berdifusi ke permukaan jaringan kulit. Jenis basis yang

mempunyai viskositas tinggi akan menyebabkan koefisien difusi suatu obat

dalam basis menjadi rendah, sehingga pelepasan obat dari basis akan kecil

(Lachman dkk, 1994). Pelepasan bahan obat dari basis dipengaruhi oleh faktor

fisika-kimia baik dari basis maupun dari bahan obatnya, kelarutan, viskositas,

ukuran partikel, dan formulasi (Aulton, 2003). Selain itu, Formulasi pada

sediaan krim akan mempengaruhi jumlah dan kecepatan zat aktif yang

diabsorbsi. Zat aktif dalam sediaan krim masuk kedalam basis atau pembawa

yang akan membawa obat untuk kontak dengan permukaan kulit. Bahan

pembawa yang digunakan untuk sediaan topikal akan memiliki pengaruh yang

sangat besar terhadap absorbsi obat dan memiliki efek yang menguntungkan

jika dipilih secara tepat (Wyatt dkk., 2001).

Kualitas krim yang baik adalah yang mempunyai sifat stabil, lunak,

mudah dipakai dan terdistribusi merata. Suatu krim dikatakan stabil apabila

bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada

dalam kamar. Lunak berarti semua zat dalam keadaan halus dan semua produk

menjadi lunak dan homogen karena krim akan digunakan pada kulit yang

mudah teriritasi (Anief, 1999). Stabilitas krim rusak jika terganggu sistem

campurannya terutama disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau

pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu

sama lain (Anonim, 1979). Sebagai penstabil krim, dapat ditambahkan zat

antioksidan dan zat pengawet. Zat pengawet yang dapat digunakan ialah

nipagin 0,12% - 0,18% dan nipasol 0,02% - 0,05% (Anief, 1999).

Penyimpanan krim biasanya dikemas baik dalam botol atau dalam tube,

botol yang digunakan biasanya berwarna gelap atau buram. Wadah dari gelas

buram dan berwarna berguna untuk krim yang mengandung obat yang peka

terhadap cahaya. Tube dari krim kebanyakan dikemas dalam tube kaleng dan

dapat dilipat yang dapat menampung (sekitar 8,5 gram krim). Tube krim untuk

pemakaian topikal lebih sering dari ukuran 5 sampai 15 gram (Ansel, 1989).

2.2.1. Sifat Fisik Krim

Parameter-parameter yang digunakan dalam uji kestabilan fisik antara

lain :

1. Uji Organoleptis Krim

Organoleptis yang meliputi parameter warna, bau, tekstur, dan

homogenitasdapat digunakan sebagai indikator kualitatif

ketidakstabilan fisik suatu sediaan yang bersifat subyektif (Sulaiman

dan Kushwahyuning, 2008). Homogenitas berpengaruh terhadap

efektivitas terapi karena berhubungan dengan kadar obat yang seragam

pada setiap pemakaian. Jika sediaan homogen maka kadar zat aktif

pada saat pemakaian atau pengambilan akan selalu sama. Kondisi ini

dapat tercapai bila sediaan krim homogen (Alissya dkk., 2013).

2. Uji Viskositas

Viskositas dipengaruhi oleh temperatur sehingga viskositas suatu

cairan akan menurun bila temperatur dinaikkan (Martin dkk., 1993).

Berdasarkan (Hukum Stokes) kenaikan viskositas dapat meningkatkan

kestabilaan sediaan.

3. Uji pH

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji pH berguna untuk mengetahui pH krim yang telah dihasilkan.

Keasaman atau pH krim tidak boleh terlalu asam karena dapat

mengiritasi kulit dan tidak boleh terlalu basa karena dapat membuat

kulit menjadi bersisik. Oleh sebab itu, krim yang dihasilkan harus

memiliki pH sesuai dengan pH normal kulit, yaitu 4,5- 7

(Wasitaatmadja, 1997). Penurunan pH yang terjadi pada produk

kemungkinan karena pengaruh suhu dan adanya kandungan zat lain

dalam sediaan yang dapat ikut bereaksi (Dureja, 2010, Vasiljevic,

2005).

4. Uji Daya Sebar

Salah satu syarat sediaan krim adalah mudah dioleskan dan mudah

merata. Kemudahan dalam pengolesan tersebut dapat diketahui melalui

uji daya sebar krim. Daya sebar berkaitan dengan sifat penyebaran

krim ketika digunakan pada sediaan topikal dengan meningkatnya daya

sebar maka luas permukaan kulit yang kontak dengan krim akan

semakin luas dan zat aktif akan terdistribusi dengan baik. Krim yang

baik memiliki daya sebar yang besar sehingga dapat diaplikasikan pada

permukaan kulit yang luas tanpa penekanan yang berlebihan (Alissya

dkk., 2013). Kemampuan daya sebar krim dilihat dari luas sebaran

krim yang dihasilkan (Voigt, 1994).

5. Uji Daya Lekat

Krim harus dapat melekat pada kulit dalam waktu yang cukup untuk

memungkinkan terjadinya kontak dengan kulit. Waktu kontak yang

cukup akan memungkinkan krim bekerja efektif terhadap kulit

sehingga kegunaan krim dapat dirasakan sesuai yang diinginkan

(Betageri dan Prabhu, 2002).

2.3. Preformulasi Bahan Sediaan Krim

2.3.1 Natrium Lauril Sulfat

Natrium Lauril Sulfat (NLS) berbentuk serbuk putih, berbusa lembut,

banyak dan tebal, merupakan surfaktan yang larut dalam air, berkinerja baik

dan kuat membersihkan kotoran dan minyak, menghasilkan sediaan dengan

warna yang baik tetapi memiliki kekurangan jika digunakan dalam konsentrasi

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit. NLS merupakan tipe surfaktan anionik

(Paye dkk., 2006).

NLS memiliki panjang rantai karbon 12, Surfaktan ini kurang

ditoleransi oleh kulit ketika panjang rantai meningkat, yaitu antara C14

sampai C18, penetrasi melalui stratum korneum, potensi iritasi, dan kapasitas

busa menjadi menurun. Lauril sulfat tersedia dalam bentuk berbagai garam,

diantaranya: Natrium Lauril Sulfat (NLS), Amonium Lauril Sulfat (ALS),

Magnesium Lauril Sulfat [Mg (LS)2] dan Trietanolamin Lauril Sulfat

(TEALS). Toleransi lauril sulfat terhadap kulit berturut-turut sebagai berikut:

Mg (LS)2> TEALS > NLS > ALS (Paye dkk., 2006).

Gambar 2.2 Struktur Natrium Lauril Sulfat

[Sumber : Rowe, Sheskey & Quinn, 2009]

2.3.2 Setil Alkohol

Setil alkohol terutama terdiri dari campuran dari alkohol alifatik padat.

Setil alkohol memiliki nama kimia hexadecane-1-ol dengan rumus kimia

C16H34O dan memiliki berat molekul 242,44. Setil alkohol memiliki titik

didih 316 - 344,344 untuk material murni, titik leleh 45 - 52,49° C untuk

material murni. Setil alkohol merupakan suatu serpihan putih, bergranul

bentuk dadu, lunak, berbau samar khas dan memiliki rasa hambar (Unvala,

2009).

Setil alkohol merupakan alkohol lemak yang berbentuk serpihan licin,

granul, atau kubus yang mengandung susunan kelompok hidroksil. Setil

alkohol banyak digunakan sebagai bahan pengemulsi dan pengeras dalam

sediaan krim. Titik leleh dari setil alkohol sebesar 45° - 52º C. Bahan ini

sangat mudah larut dalam etanol 95% dan eter serta tidak larut dalam air.

Kelarutan akan meningkat bila suhunya dinaikkan. Konsentrasi umum

digunakan sebagai pengeras adalah 2-10% dan sebagai bahan pengemulsi

maupun emolien adalah 2-5%.

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.3 Struktur Setil Alkohol

[Sumber : Rowe, Sheskey & Quinn, 2009]

2.3.3 Propilen Glikol

Propilen glikol atau 1,2-dihidroksipropane; E1520; 2-hidroksi

propanol; metil etilen glikol; metil glikol; propan-1,2-diol; propilenglikolum

dengan rumus kimia C3H8O2 dan struktur dapat dilihat pada gambar 2.7,

memiliki fungsi sebagai pengawet antimikroba, disinfektan, humektan,

plasticizer, pelarut, dan kosolven yang bercampur dengan air. Pada

konsentrasi sekitar 15%, propilen glikol berfungsi sebagai humektan (Rowe,

Sheskey & Quinn, 2009) yang digunakan untuk mencegah kekeringan pada

produk setelah diaplikasikan ke kulit (Aulton, 2002). Selain itu, propilen

glikol juga berperan sebagai peningkat penetrasi obat ke dalam kulit dan

memiliki efek yang sinergis bersama dengan tween 80.

Gambar 2.4 Propilen glikol

(Sumber: Rowe, Sheskey & Quinn, 2009) Propilen glikol merupakan cairan jernih, tidak berwarna, kental

(viskositas dinamik 58,1 cP pada suhu 20oC), dan tidak berbau. Propilen

glikol dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin dan air.

Selain itu propilen glikol larut 1 bagian dalam 6 bagian eter, tidak bercampur

dengan minyak mineral ringan atau fixed oil, tetapi larut dalam beberapa

minyak esensial (Rowe, Sheskey & Quinn, 2009).

2.3.4 Metil Paraben

Metil paraben atau metil parahidroksi benzoat; metil hidroksi benzoat;

metil-4-hidroksi benzoat; atau juga dikenal dengan nama nipagin M

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

merupakan pengawet antimikroba. Dalam sediaan farmasetika, produk

makanan, dan kosmetik metil paraben digunakan sebagai bahan pengawet. Zat

ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan jenis paraben lain.

Efektifitas metil paraben pada rentang pH 4 - 8. Kelarutan dalam etanol 95%

(1:3) dan eter (1:10). Konsentrasi metil paraben yang digunakan untuk sediaan

topikal, yaitu 0,02%-0,3%.(Rowe, Sheskey & Quinn, 2009).

Gambar 2.5 Struktur Metil Paraben

[Sumber : Rowe, Sheskey & Quinn, 2009]

Metil paraben memiliki kelarutan yang buruk dalam air yaitu 1 bagian

larut dalam 400 bagian air pada suhu ruang dan agak sukar larut dalam air

panas. Metil paraben mudah larut dalam etanol dan dalam propilen glikol

namun praktis tidak larut dalam minyak mineral (Rowe, Sheskey & Quinn,

2009).

2.3.5 Propil Paraben

Propil paraben atau propil parahidroksi benzoat; propil hidroksi

benzoat; propil-4-hidroksi benzoat; atau juga dikenal dengan nama nipasol M

merupakan pengawet antimikroba. Propil paraben digunakan sebagai bahan

pengawet. Aktivitas antimikroba ditunjukkan pada pH antara 4 - 8. Propil

paraben digunakan sebagai bahan pengawet dalam kosmetik, makanan dan

produk farmasetika. Penggunaan kombinasi paraben dapat meningkatkan

aktivitas antimikroba, Konsentrasi propil paraben yang digunakan untuk

sediaan topikal, yaitu 0,01%-0,6% (Rowe, Sheskey & Quinn, 2009).

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.6 Struktur Propil Paraben

[Sumber : Rowe, Sheskey & Quinn, 2009]

Propil paraben sangat larut dalam aseton dan eter, mudah larut dalam

etanol dan metanol, sangat sedikit larut dalam air. Kelarutannya dalam air

adalah 1 bagian larut dalam 2500 bagian air pada suhu ruang dan dalam 225

bagian air pada suhu 80oC. Propil paraben mudah larut dalam etanol 95% dan

dalam propilen glikol (Rowe, Sheskey & Quinn, 2009).

2.3.6 Parafin Cair

Parafin cair (minyak mineral) dapat berfungsi sebagai emolien, pelarut

dan digunakan sebagai fase minyak pada sediaan emulsi m/a. Parafin cair

tergolong aman sehingga digunakan secara luas pada berbagai sediaan topikal.

Minyak mineral ini bersifat transparan, tidak berasa, tidak berbau saat dingin

dan berbau petroleum ketika dipanaskan. Parafin cair praktis tidak larut dalam

etanol 95%, gilserin dan air. Tetapi, larut dalam aseton, benzen, kloroform,

eter dan petroleum eter. Konsentrasi yang biasa digunakan untuk sediaan

topikal adalah 1-32% (Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009).

2.3.7 Aquadest

Aquadest merupakan cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna dan

tidak berasa. Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya. Memiliki titik

beku : 0°C dan titik didih : 100°C digunakan sebagai pelarut dan fase air

(Rowe, Sheskey & Quinn, 2009).

2.4 Gamma-Oryzanol

Gamma-oryzanol adalah antioksidan yang hanya terdapat pada bekatul,

sangat kuat dalam mencegah oksidasi, dan lebih efektif mencegah radikal

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bebas dibanding vitamin E (Hadipernata, 2007). Gamma-Oryzanol merupakan

campuran senyawa phytosteryl ferulate dan triterpen alkohol yang diekstraksi

dari minyak kulit ari beras / Rice Brain Oil (RBO). Kandungan gamma

oryzanol pada bekatul jumlahnya 10 sampai 20 kali lebih banyak

dibandingkan total kandungan tokoferol dan tokotrienol (Bergman dan Xu

2003 dalam Chen dan Bergman 2005). Gamma-oryzanol dapat dipisahkan dan

dikuantifikasi dengan high-perfomance liquid chromatography (Patel dan

Naik, 2004). Menurut penelitian Chen dan Bergman (2005) kandungan

gamma-oryzanol pada masing-masing varietas akan berbeda. Selanjutnya,

Butsat dan Siriamornpun (2010) menyatakan bahwa kandungan gamma

oryzanol pada padi dipengaruhi oleh varietas dan kondisi tempat tumbuh,

karena komponen antioksidan akan memberikan respon yang berbeda terhadap

perubahan lingkungan.

Pada mulanya gamma-oryzanol diduga merupakan komponen tunggal,

namun pada akhirnya diketahui bahwa gamma-oryzanol mempunyai empat

komponen utama, yaitu Cycloartenyl ferulate, 24-methylene cycloartenyl

ferulat, campesteryl ferulate dan sitosteryl ferulate. Keempat komponen ini

terdapat dalam jumlah 83,6% (Kim dkk, 2014).

2.4.1 Manfaat

Gamma-oryzanol dilaporkan memiliki beberapa manfaat dalam bidang

kesehatan yaitu : memperbaiki pola lipid plasma, menurunkan kolerterol total

plasma dan meningkatan level kolesterol HDL serta menghambat agregrasi

platelet. Gamma-oryzanol diketahui dapat melindungi kulit dari radiasi

ultraviolet dan meningkatkan kelembapan kulit. Sehingga dapat dimanfaatkan

sebagai antikerut dan pelembab kulit di bidang kosmetik (Vorarat dkk., 2010).

Selain itu, gamma-oryzanol menunjukkan aktivitas sebagai antioksidan dalam

sistem in vitro seperti seperti pyrogallol autoxidation, peroksidasi lipid yang

diinduksi dalam homogenate retina babi oleh ion besi dan oksidasi kolesteol

yang diinduksi oleh 2,2’-azobis(2-methylpropionamidine) (Juliano dkk., 2005).

Gamma-oryzanol mempunyai manfaat yang sangat tinggi bagi kesehatan,

dapat menurunkan kadar kolesterol darah, mempunyai akivitas anti-

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

imflamatori, serta dapat menghambat oksidasi kolesterol (Rong dkk., 1997;

Akihisa dkk., 2000). Gamma-oryzanol juga terbukti dapat meningkatkan

massa otot, memiliki aktivitas anti karsinogenik, mengobati hiperlipidemia,

dan merupakan nutirisi penting untuk mencegah proses penuaan kulit (Patel

dan Naik, 2004).

Kemampuan gamma-oryzanol dalam menurunkan kadar kolesterol darah

terlihat dari menurunnya secara signifikan kadar total kolesterol, beta

lipoprotein, dan LDL seseorang yang mengkonsumsi nasi yang telah diberi

ekstrak beras pecah kulit yang mengandung inositol, gamma amino butyric

acid (GABA), dan gamma-oryzanol (Patel dan Naik, 2004 ).

2.4.2 Sifat Fisikokimia

Gamma-oryzanol berwarna putih atau putih kekuningan, tidak berbau

dan berbentuk serbuk kristalin. Gamma-oryzanol bersifat hidrofob, mudah

larut dalam kloroform, sukar larut dalam etanol dan tidak larut dalam air.

Stabil pada suhu 30°C sampai 80 hari (Tsuno.co.jp).

2.4.3 Profil Keamanan

Menurut (Yahara dkk., 1973), dalam penelitianya menggunakan

tikus menyatakan bahwa penghantaran gamma-oryzanol oral dan

intraperitoneal 10.000 mg/kg tidak menyebabkan abnormalitas secara

umum maupun setelah dibedah dan juga dihantarkan melalui subkutan

sebesar 500 mg/kg. Data lain menyebutkan bahwa hanya terjadi iritasi

kulit ringan pada test patch kulit menggunakan salep gamma-oryzanol 1%

(Kobayasi, 1979). Hasato dkk., (1974) melaporkan bahwa tidak terjadi

abnormalitas pada tikus setelah 6 bulan diberikan gamma-oryzanol

peroral (30 - 1000 mg/kg).

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.7 Struktur Empat Komponen Mayor Gamma-

Oryzanol

(Sumber : Patel dan Naik, 2004 ; Islam dkk., 2009)

2.5 Spektrofotomteri UV-Vis

Spektrofotometri serap merupakan pengukuran interaksi antara radiasi

elekfomagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit dan mendekati

monokromatik dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Hal ini

didasarkan pada kenyataan bahwa molekul selalu mengabsorbsi cahaya

elektromagnetik jika frekuensi cahaya tersebut sama dengan frekuensi getaran

dari molekul tersebut. Elektron yang terikat dan elektron yang tidak terikat

akan tereksitasi pada suatu daerah frekuensi, yang sesuai dengan cahaya

ultraviolet dan cahaya tampak (UV-Vis) ( Henry,Suryadi,Yanuar, 2002).

Menurut Gandjar dan Rohman (2007), metode spektrofotometri

ultraviolet-visibel digunakan untuk menetapkan kadar senyawa obat dalam

jumlah yang cukup banyak. Cara untuk menetapkan kadar sampel adalah

dengan menggunakan perbandingan absorbansi sampel dengan absorbansi

baku atau dengan menggunakan persamaan regresi linier yang menyatakan

hubungan antara konsentrasi baku dengan absorbansinya. Persamaan kurva

baku selanjutnya digunakan untuk menghitung kadar dalam sampel.

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Spektrum absorbsi daerah ini adalah sekitar 220 nm sampai 800 nm

dan dinyatakan sebagai spektrum elektron. Suatu spektrum ultraviolet meliputi

daerah bagian ultraviolet (190-380nm), spektrum Vis (Vis = Visibel) bagian

sinar tampak (380-780 nm) ( Henry,Suryadi,Yanuar,2002).

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang optimum, setiap komponen

dari instrumen yang dipakai harus berfungsi dengan baik. Komponen-

komponen spektrofotometri UV-Vis meliputi sumber sinar, monokromator,

dan sistem optik.

1. Sebagai sumber sinar; lampu deuterium atau lampu hidrogen untuk

pengukuran UV dan lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel.

2. Monokromator; digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam

komponen-komponen panjang gelombangnya yang selanjutnya akan

dipilih oleh celah (slit). Monokromator berputar sedemikian rupa

sehingga kisaran panjang gelombang dilewatkan pada sampel sebagai

scan instrumen melewati spektrum.

3. Optik-optik; dapat didesain untuk memecah sumber sinar sehingga

sumber sinar melewati 2 kompartemen, dan sebagaimana dalam

spektrofotometer berkas ganda (double beam), suatu larutan blanko

dapat digunakan dalam satu kompartemen untuk mengoreksi

pembacaan atau spektrum sampel. Blanko yang paling sering

digunakan dalam spektrofotometri adalah semua pelarut yang

digunakan untuk melarutkan sampel atau pereaksi (Rohman, 2007).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis

dengan spektrofotometri ultraviolet yaitu:

1. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah

panjang gelombang dimana terjadi absorbansi maksimum untuk

memperoleh panjang gelombang serapan maksimum dapat diperoleh

dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang

gelombang dari suatu larutan baku dengan konsentrasi tertentu.

2. Pembuatan kurva kalibrasi

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dilakukan dengan membuat seri larutan baku dalam berbagai

konsentrasi kemudian absorbansi tiap konsentrasi diukur lalu dibuat

kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi.

Kurva kalibrasi yang lurus menandakan bahwa hukum Lambert-Beer

terpenuhi.

3. Pembacaan absorbansi sampel

Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2

sampai 0,8 atau 15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitan. Hal

ini disebabkan karena pada kisaran nilai absorbansi tersebut kesalahan

fotometrik yang terjadi adalah paling minimal (Rohman, 2007).

2.5.1 Validasi Metode Analisa

Validasi metode adalah suatu proses yang menunjukkan bahwa

prosedur analitik telah sesuai dengan penggunaan yang dikehendaki. Validasi

metode analisis ditujukan untuk menjamin bahwa metode analisis memenuhi

spesifikasi yang dapat diterima sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini

perlu dilakukan untuk menjamin bahwa setiap pengukuran serupa yang

dilakukan di masa yang akan datang akan menghasilkan nilai terhitung

(calculated value) yang cukup dekat atau sama dengan nilai sebenarnya dari

jumlah analit yang terdapat dalam sampel. Adapun karakteristik dalam

validasi yaitu akurasi/kecermatan, presisi/keseksamaan, spesifisitas, batas

deteksi, batas kuantitasi, linieritas, rentang, kekasaran dan ketahanan

(robutness) (Gandjar dan Rohman, 2012).

a. Akurasi (Kecermatan)

Akurasi adalah kedekatan antara nilai hasil uji yang diperoleh melalui

metode analitik dengan nilai sebenarnya. Pengujian senyawa obat

akurasi diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dengan

bahan rujukan standar (stadar reference material, SRM). Akurasi

dinyatakan dalam persen perolehan kembali (% recovery) (Gandjar dan

Rohman, 2012).

b. Presisi (Keseksamaan)

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian di antara

masing-masing hasil uji, jika prosedur analisis diterapkan berulang kali

pada sejumlah cuplikan yang diambil dari satu sampel homogen.Presisi

dinyatakan sebagai deviasi standar atau deviasi standar relatif

(koefisien variasi). Presisi dapat diartikan pula sebagai derajat

keterulangan dari prosedur analisis pada kondisi kerja normal

(Satiadarma dkk., 2004).

2.6 Uji Difusi

Studi penetrasi kulit in vitro dilakukan untuk mengukur kecepatan dan

jumlah komponen yang melewati kulit dan jumlah komponen yang tertahan

pada kulit. Salah satu cara metode in vitro untuk mengukur jumlah obat yang

terpenetrasi melalu kulit yaitu dengan menggunakan sel difusi Franz yang

terbagi atas dua kompartemen yaitu kompartemen donor dan kompartemen

reseptor yang terpisahkan oleh suatu pelapis atau potongan kulit. Membran

yang digunakan dalam uji penetrasi ini dapat digunakan membran berupa kulit

manusia atau kulit hewan. Membran diletakkan di antara kedua kompartemen

yang dilengkapi o-ring untuk menjaga letak membran, Selanjutnya

kompartemen reseptor diisi dengan larutan penerima (Witt & Buck, 2003).

Kompartemen reseptor diisi dengan larutan penerima, biasanya

digunakan dapar fosfat. Suhu sel dijaga dengan sirkulasi air menggunakan

water jacket disekeliling kompartemen reseptor. Sediaan yang akan diuji

diaplikasikan pada membran kulit. Pada interval waktu tertentu diambil

beberapa mililiter cairan dari kompartemen reseptor dan jumlah obat yang

terpenetrasi melalui kulit dapat dianalisis dengan metode yang sesuai. Setiap

pengambilan sampel cairan dari kompartemen reseptor, harus selalu

digantikan dengan cairan yang sama sejumlah volume terambil (Anggraeni,

2008).

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.8 Franz diffusion cell

[Sumber: www.permegear.com]

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian II, Laboratorium

Teknologi Sediaan Padat, Laboratorium Kimia Obat, Laboratorium

Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatllah Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada bulan

Desember 2016 hingga bulan Mei 2017.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah thermometer, kaca

objek, timbangan analitik (AND GH-120), pengaduk magnetik, viskometer

HAAKE 6R(Thermo scientific), sonikator (Elmasonic), sentrifuge,

homogenizer (RW 20 Digital, IKA), pH meter (F-52, Horiba),

spektrofotometri UV-Vis (U- 2900, Hitachi), Franz Diffusion Cell dan alat-

alat gelas yang sering dipakai di laboratorium.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gamma-

oryzanol (Wako, Jepang), setil alkohol, propilen glikol, parafin cair, natrium

lauril sulfat, metil paraben, propil paraben, aquadest.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Preparasi Sediaan Krim Gamma-oryzanol

Pembuatan krim dilakukan dengan cara: masing-masing fase, yaitu fase

minyak (gamma-oryzanol, setil alkohol, parafin cair,) dan fase air (propilen

glikol, metil paraben, propil paraben, natrium lauril sulfat dan aquadest)

dipanaskan di dalam beaker glass 200 ml yang berbeda pada suhu 70° - 80o C.

Setelah semuanya melebur, dimasukkan fase minyak ke dalam fase air sedikit

demi sedikit ke dalam beaker glass fase air, dihomogenkan dengan

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menggunakan homogenizer kecepatan 800 rpm selama 15 menit hingga

terbentuk krim (Sharon dkk., 2013).

Tabel 3.1. Formula Sediaan Krim Gamma-oryzanol

Bahan Persentase Jumlah Bahan

(%b/b)

F1 F2

Gamma-oryzanol 0,1 0,1

Setil Alkohol 13 13

Propil Paraben 0,03 0,03

Parafin Cair 12,5 12,5

Natrium Lauril Sulfat 0,5 0,75

Metil Paraben 0,2 0,2

Propilen Glikol 10 10

Aquadest Ad 100 Ad 100

[Sumber : Rahim F, 2004, dengan modifikasi]

3.3.2 Evaluasi Sediaan Krim Gamma-Oryzanol

a. Pengamatan Organoleptis

Pengamatan organolpetis dilakukan dengan mengamati sediaan

krim secara visual dari segi warna dan tekstur (Elya dkk., 2013).

b. Pengamatan Homogenitas

Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan dua

kaca objek. Cara pengujiannya sebagai berikut, sejumlah tertentu

sediaan dioleskan pada sekeping kaca objek dan kemudian kaca

objek yang lainnya ditempelkan pada kaca objek yang sudah

diolesi sediaan. Suatu sediaan harus menunjukkan susunan yang

homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Elya dkk., 2013).

c. Pengukuran pH

Pengukuran pH dilakukan menggunakan pH meter. Sebelumnya

pH meter dikalibrasi dengan larutan standar buffer pada pH 4 dan 7

dan pH 9. Kemudian elektroda dicelupkan ke dalam sediaan dan

pH yang muncul dilayar yang stabil lalu dicatat. Pengukuran

dilakukan terhadap masing-masing formula pada suhu ruang (25 ±

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2oC) (DepKes RI, 1995). Masing-masing formula harus memenuhi

rentang pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5 - 7

( Wasitaatmadja, 1997).

d. Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir

Pengukuran viskositas dan sifat alir dilakukan dengan alat

Viscotester 6R HAAKE Pada temperature ruang (25 ± 2°C).

Sebanyak 100 g sediaan diukur sifat alirnya dengan menggunakan

spindel nomor 6 yang sudah ditetapkan pada kecepatan 2, 4, 6, 10,

12, 20, 30, 50, 60, dan 100 rpm, kemudian kembali lagi dengan

kecepatan 60, 50, 30, 20, 12, 10, 6, 4 dan 2 rpm. Setelah itu dibuat

kurva sifat alir untuk mengetahui sifat alir sediaan antara % Torque

(sb. x) dan rpm (sb. y) (Mortazafi dan Jafari, 2013 dalam Athiyah,

2015).

e. Uji Sentrifugasi (Mekanik)

Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan ke dalam tabung

sentrifugasi dan disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama

30 menit yang setara dengan efek gravitasi kira-kira satu tahun.

Kemudian diamati apakah terjadi pemisahan atau tidak (Smaoui

dkk., 2012).

3.3.3 Validasi Metode Analisa Krim Gamma-oryzanol

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Sebanyak 10 mg gamma oryzanol standar dilarutkan ke dalam 100

mL etil asetat sehingga diperoleh larutan induk dengan konsentrasi 100

ppm (Bucci dkk., 2003). Dari larutan induk, dipipet 1 mL larutan dan

dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, kemudian digenapkan dengan

larutan etil asetat sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 10

ppm. Larutan tersebut dimasukkan dalam kuvet dan diukur

absorbansinya pada rentang panjang gelombang 200-500 nm (Rahayu

dkk., 2009).

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Uji Linieritas

Larutan Standar dengan seri konsentrasi 8, 10, 12, 14, dan 16 ppm

dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Dari data

hasil absorbansi, selanjutnya dihitung persamaan kurvanya sehingga

diperoleh persamaan garis linier y= bx + a. Linieritas dari kurva

kalibrasi dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi yang mendekati nilai

1 (Rahayu dkk., 2009).

3. Uji Presisi

Presisi dilakukan dengan mengukur deviasi dari nilai absorbansi

yang diperoleh untuk masing-masing konsentrasi. Pengukuran

dilakukan secara berulang sebanyak 5 kali kemudian dicari rata-rata

absorbansi dari konsentrasi tersebut dan dicari dengan standar

deviasinya (Rahayu dkk., 2009). Kemudian dihitung besarnya simpang

deviasi dari masing-masing konsentrasi dengan rumus:

SD = √∑( )

Dimana x merupakan luas dari masing-masing konsentrasi, xi

merupakan rata-rata konsentrasi, dan n merupakan jumlah injeksi.

Setelah mendapat nilai SD kemudian dihitung nilai RSD dengan

rumus:

% RSD =

x 100%

Syarat dari nilai RSD adalah < 2% (Rahayu dkk., 2009).

4. Uji Pengukuran Kadar

Ditimbang sediaan krim gamma-oryzanol 1 gr dan dilarutkan

dalam pelarut etil asetat sebanyak 10 mL pada tube sentrifugasi.

Kemudian sampel divortex selama 10 menit dan disonikasi dengan

suhu 20oC selama 20 menit, lalu disentrifugasi pada 3500 rpm selama

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

15 menit. Supernatan dipipet sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam

labu ukur 10 mL, diencerkan kembali dengan etil asetat sampai garis

tanda. Kemudian dibaca absorbansinya menggunakan spektrofotometer

UV-Vis pada panjang gelombang maksimum, kemudiaan ditetapkan

kadarnya. Penetapan kadar dilakukan dengan pengulangan 3 kali.

Dilakukan perlakuan yang sama terhadap basis (Rahayu dkk., 2009).

3.3.4 Uji Penetrasi Sediaan Krim Gamma-oryzanol

a. Penyiapan Membran Difusi

Membran difusi yang digunakan adalah membran difusi dengan

menggunakan kertas whatman®

No1. yang diimpregnasikan terlebih

dahulu dengan cairan spangler. Bahan untuk cairan spangler dilebur

diawali dengan bahan bertitik lebur tertinggi dan diaduk sampai rata.

Kertas whatman ditimbang, direndam selama 15 menit. Kertas

diangkat dan diletakkan diantara 2 kertas saring agar cairan Spangler

terhisap. Membran buatan yang telah siap ditimbang untuk mengetahui

jumlah cairan yang diserap (Rahim, 2014).

Jumlah cairan yang terserap dihitung dengan rumus (Rahim, 2014):

[ ]

Dengan W0 adalah berat membran sebelum direndam dan W1

adalah berat membran sesudah direndam. Membran memenuhi

syarat uji keseragaman membran jika persentase cairan Spangler

terserap antara 102,19-131,22% (Wirawan, 1993).

Tabel 3.2. Komposisi Membran Difusi

Komponen %(b/b)

Minyak kelapa 15%

Asam Oleat 15%

Vaselin 15%

Asam stearate 5%

Kolesterol 5%

Parafin cair 10%

Asam Palmitat 10%

Minyak zaitun 20%

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Pembuatan Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam

Larutan Isopropanol:Air (1:1)

Dibuat larutan induk 100 ppm gamma-oryzanol dalam larutan

Isopropanol:Air (1:1) sebanyak 100 mL dengan cara menimbang 10

mg gamma-oryzanol dilarutkan dalam Isopropanol:Air (1:1) sampai

batas garis 100 mL. Larutan induk tersebut kemudian dibuat seri

konsentrasi, sebelum diukur serapan pada masing-masing seri

konsentrasi, terlebih dahulu ditentukan panjang gelombang maksimum

pada satu konsentrasi. Kemudian dibuat seri konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10 ppm diukur serapannya pada panjang gelombang yang telah

didapatkan dan dibuat kurva kalibrasinya. Persamaan regresi linier

yang didapatkan dari kurva kalibrasi kemudian digunakan untuk

perhitungan kadar gamma-oryzanol terpenetrasi.

c. Uji Penetrasi Sediaan

Sebanyak 200 mg krim gamma-oryzanol ditmbang dan diratakan

di atas membran. Suhu media adalah 37° ± 0,5° C dengan total volume

cairan reseptor 21 mL serta diaduk dengan pengaduk magnetik dengan

kecepatan 500 rpm. Proses dilakukan selama 360 Menit. Cuplikan

diambil dari media kompartemen reseptor pada menit ke 10, 30, 60, 90,

120, 180, 240, 300 dan 360 sebanyak 1 ml dan segera digantikan

dengan larutan Isopropanol:air (1:1) sejumlah volume yang sama

(Anggraeni, 2008). Cuplikan yang diperoleh kemudian diukur

serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang maksimal yang telah didapatkan sebelumnya. Proses yang

sama dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan.

d. Perhitungan Jumlah Kumulatif dan Kecepatan Penetrasi Zat

Aktif

Jumlah kumulatif zat aktif yang terpenetrasi per luas area

difusi (µg/cm2) dapat dihitung dengan rumus :

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan:

= Jumlah kumulatif yang terpenetrasi per luas area (µg/cm2)

= Konsentrasi terpenetrasi pada menit ke-n

= Volume sel difusi (21ml)

∑ = Jumlah konsentrasi zat pada sampling menit sebelummnya

= Volume sampling = 1 ml

= Luas area membrane = 3,14 cm2

Kemudian dilakukan perhitungan fluks (kecepatan penetrasi

tiap satuan waktu) obat berdasarkan hukum Fick I :

Keterangan :

J = Fluks (µg cm-2

jam-1

)

S = Luas area difusi (cm2)

M = Jumlah kumulatif zar yang melalui membran (µg)

T = waktu (jam)

Setelah itu dibuat grafik jumlah kumulatif yang terpenetrasi

(µg) perluas area difusi (cm-2

) terhadap waktu (jam) (Ramadon, 2012).

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Formulasi Sediaan Krim

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membandingkan

evaluasi sifat fisik dan daya penetrasi sediaan krim yang mengandung gamma-

oryzanol dengan memvariasikan konsentrasi natrium lauril sulfat, yaitu F1 dan

F2 secara berturut-turut adalah 0,5% dan 0,75%. Perbedaan konsentrasi

natrium lauril sulfat sebagai emulgator dimaksudkan untuk melihat dan

membandingkan perbedaan jumlah kumulatif dan kecepatan penetrasi zat aktif

dalam masing-masing krim akhirnya akan didapatkan formula yang memiliki

jumlah kumulatif dan kecepatan penetrasi zat aktif paling baik.

Fomula krim dibuat dan dikembangkan dari riset Nurdianti dkk.,

(2016) yang telah disesuaikan dengan ketersediaan bahan yang mudah

diperoleh, kesesuaian zat aktif dengan bahan sediaan krim seperti, emulgator,

humektan, stiffening agent, pengawet dan akuades. Emulgator berfungsi

sebagai lapisan pelindung antarmuka, penurun tegangan permukaan dan

membentuk lapisan film disekeliling lapisan terdispersi untuk mencegah

terjadinya koalesen dan terpisahnya dua fase. Konsentrasi sediaan krim F1

dengan setil alkohol 13% dan natrium lauril sulfat 0,5%, krim F2 setil alkohol

13% dan natrium lauril sulfat 0,75%.

Basis yang digunakan pada penelitian kali ini adalah basis krim tipe

minyak dalam air yaitu setil alkohol dan natrium lauril sulfat. Setil alkohol

berfungsi sebagai agen pengemulsi yang dapat meningkatkan stabilitas dari

sediaan krim. Kemudian natrium lauril sulfat yang mampu membantu

terbentuknya basis krim karena dapat menurunkan tegangan permukaan.

Nurdianti dkk, (2016) dalam penelitiannya telah menggunakan konsentrasi

NLS untuk emulgator adalah 0,5%, pada sediaan krim yang akan dibuat

dipilih beberapa konsentrasi yaitu 0,5 – 0,75% karena berdasarkan Handbook

of Pharmaceutical Excipients rentang konsentrasi yang digunakan untuk

sediaan topikal adalah 0,5 – 2,5%. Propilen glikol digunakan sebagai kosolven

untuk melarutkan metil dan propil paraben, sebagai agen peningkat penetrasi

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan sebagai humektan. Konsentrasi yang digunakan adalah 10% dan masih

masuk ke dalam rentang penggunaan antara 5 - 80% untuk topikal (Rowe,

Sheskey, 2009)

Metil dan propil paraben berfungsi sebagai pengawet dan antimikroba

yang dapat menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri serta membantu

menstabilkan sediaan karena penggunaan yang berulang. Parafin cair

berfungsi sebagai emolient dalam basis krim dan juga sebagai pelarut.

Konsentrasi yang digunakan yaitu 12,5% karena berdasarkan Handbook of

Pharmaceutical Excipients rentang untuk sediaan topikal yang digunakan 1 -

32%. Zat Aktif yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah senyawa

gamma-oryzanol yang bermanfaat sebagai antioksidan (Patel dan Naik, 2004).

4.2 Hasil Evaluasi Karakteristik Sediaan Krim Gamma-oryzanol

Pada Evaluasi sifat fisik krim gamma-oryzanol dilakukan pengamatan

organoleptis, homogenitas, pH, viskositas dan sifat alir, uji sentrifugasi

(mekanik).

4.2.1 Pengamatan Organoleptis

Hasil pengamatan organoleptis krim gamma-oryzanol F1 dan F2

menunjukkan bahwa kedua formula mempunyai warna putih, lembut dan

tidak terlalu lengket. Kedua krim yang dihasilkan tidak menimbulkan bau,

memiliki tekstur yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi

setengah padat.

Gambar 4.1 Krim gamma-oryzanol

4.2.2 Pengamatan Homogenitas

Pemeriksaan homogenitas pada kedua krim gamma-oryzanol bertujuan

untuk mengamati adanya partikel-partikel kasar pada objek. Hasil pengamatan

F1 F2

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menunjukkan kedua sediaan krim homogen secara fisik, hal ini menunjukan

bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan krim tercampur sempurna

seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.2

4.2.3 Pengukuran pH

Hasil pengukuran pH krim gamma-oryzanol F1 dan F2 yaitu 6,6 ± 0,1

dan 7,0 ± 0,1. Pada sediaan krim F2 menunjukkan pH 7 dikarenakan

konsentrasi NLS yang digunakan 0,75%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi konsentrasi NLS yang digunakan akan semakin mempengaruhi

konsentrasi pH sediaan krim karena NLS merupakan zat basa. Nilai pH yang

didapat telah sesuai dengan syarat yang ada. Sediaan topikal pada umumnya

memiliki pH yang sama dengan pH fisiologis kulit yaitu antara 4,5 – 7 namun,

jika pH terlalu asam atau terlalu basa maka dapat menyebabkan iritasi kulit

( Wasitaatmadja, 1997).

4.2.4 Hasil Pengukuran Viskositas dan Sifat Alir Gamma-Oryzanol

Viskositas sediaan krim gamma-oryzanol dapat dilihat pada Tabel 4.1

serta Gambar 4.3. Nilai viskositas sediaan krim gamma-oryzanol menurun

seiring dengan meningkatnya kecepatan spindel. Dari data yang diperoleh,

viskositas sediaan krim gamma-oryzanol menurun karena terjadi pergeseran

kecepatan geser dari 198300 cPs menjadi 6000 cPs pada Formula 1, 235700

cPs menjadi 6700 cPs pada Formula 2. Sediaan yang memiliki viskositas yang

cenderung berubah pada beberapa kecepatan geser yang diberikan merupakan

karakteristik dari cairan non-newton.

Gambar 4.2 Pengamatan Homogenitas Krim gamma-oryzanol

F1 F2

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.1 Viskositas Krim gamma-oryzanol

Ket: F1 = NLS 0,5% , F2 = NLS 0,75%

Hasil pengujian sifat alir krim gamma-oryzanol, menunjukkan sifat alir

kedua sediaan krim yaitu pseudoplastis tiksotropik. Berdasarkan grafik

bahwa sediaan krim memiliki nilai viskositas yang lebih rendah pada setiap

harga kecepatan geser dari kurva yang menurun dibandingkan dengan kurva

yang menaik.

Gambar 4.3 Grafik Viskositas Krim Gamma-oryzanol

0

50000

100000

150000

200000

250000

0 20 40 60 80 100 120

F1

F2

Kecepatan

Putar (Rpm)

Viskositas (cPs)

F1 F2

2 198300 235700

4 142700 170900

10 79500 80500

20 34800 36500

30 18100 19700

60 10200 11500

100 6000 6700

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.4 Kurva Sifat Alir Sediaan Krim Gamma-oryzanol

Hal ini disebut lebih dikenal dengan sebuah tiksotropik karena adanya

pemecahan struktur yang tidak terbentuk kembali dengan segera jika tekanan

tersebut dihilangkan atau dikurangi. Tiksotropik merupakan suatu sifat alir

yang mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah namun dapat dengan mudah

dituang dari wadah dan juga tersebar, hal tersebut yang diharapkan dalam tipe

sediaan krim. Perubahan viskositas dan sifat alir dapat dipengaruhi beberapa

hal seperti pencampuran, pengadukan, pemilihan surfaktan, emulgator dan

proporsi fase terdispersi (Alfred dkk., 1993).

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 10 20 30

Tek

an

an

G

eser

(%

T)

Kecepatan Geser (rpm)

Sifat Alir Krim gamma-oryzanol F2

Naik

Turun

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 10 20 30

Tek

an

an

G

eser

(%

T)

Kecepatan Geser (rpm)

Sifat Alir Krim gamma-oryzanol F1

Naik

turun

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.5 Hasil Uji Mekanik (Sentrifuge)

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat kestabilan krim

setelah pengocokan dengan kecepatan tinggi. Pada sediaan krim F1 dan F2

tidak menunjukan adanya pemisahan fase pada kedua sediaan krim.

Gambar 4.5 Hasil Uji Mekanik Sediaan Krim Gamma-oryzanol

4.3 Validasi Metode Analisa Gamma-Oryzanol

4.3.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum yang dilakukan saat

penelitian ini adalah menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Teknik

spektrofotometer UV-Vis dapat menganalisis gamma-oryzanol dengan hasil

yang baik walaupun kadar analitnya sangat kecil (0,1–0,2 mg/g) (Bucci dkk.,

2003).

Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan mengukur nilai

absorbansi dari larutan standar gamma-oryzanol dalam etil asetat konsentrasi

10 ppm dan dalam Isopropanol:Air (1:1) konsentrasi 10 ppm pada panjang

gelombang 200 – 500 nm. Panjang gelombang maksimum diperoleh dari

kurva hubungan antara panjang gelombang dan absorban, berdasarkan hasil

pengukuran panjang gelombang maksimum dari standar gamma-oryzanol

dalam medium pelarut etil asetat adalah 320 nm dan dalam Isopropanol:Air

adalah 327 nm. Menurut Bucci dkk (2003), gamma-oryzanol dalam

isopropanol memberikan panjang gelombang maksimum 328 nm. Jika

merujuk dari literatur maka panjang gelombang yang diperoleh telah sesuai

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan dapat digunakan sebagai optimasi pada pembuatan kurva kalibrasi standar

gamma-oryzanol.

4.3.2 Hasil Kurva Kalibrasi dan Linieritas

Kurva kalibrasi standar gamma-oryzanol dalam medium etil asetat

pada panjang gelombang maksimum 320 menghasilkan garis lurus dengan

koefisien relasi (r) sebesar 0,9999, persamaan regresi linier yang diperoleh

adalah y = 0,0465x+0,0018. Kurva kalibrasi standar gamma-oryzanol dalam

medium Isopropanol:Aquadest dengan panjang gelombang maksimum 327

nm menghasilkan garis lurus dengan koefisien relasi (r) sebesar 0,0997,

persamaan regresi linier yang diperoleh adalah y = 0,0348x+0,004. Nilai

koefisien korelasi diharapkan ≤ 1 atau diatas 0,9950 untuk mendapatkan suatu

metode analisis yang baik. Data kurva kalibrasi dapat dilihat pada lampiran 4

dan 8.

Gambar 4.6 Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat Pada

(λmax = 320,5)

y = 0.0465x + 0.0018 R² = 0.9999

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0 5 10 15 20

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi (µg/ml)

Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.7 Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Isopropanol:Air

(1:1) pada (λmax = 327)

4.3.3 Hasil Presisi Gamma-Oryzanol dalam Etil Asetat

Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara

hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual rata-rata jika

prosedur ditetapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari

campuran yang homogen. Nilai presisi diwakilkan oleh nilai simpangan

deviasi (SD) dan % simpangan deviasi relative (%RSD) dari keterulangan

(repeatability). Makin kecil nilai koefisien variasi setelah pengulangan maka

semakin bagus presisinya. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Uji Presisi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat

Konsentrasi

(µg/mL)

Absorbansi SD %RSD

10 ppm

0,430

0,049

0,53

0,429

0,432

0,432

0,426

Uji presisi dilakukan dengan mengukur konsentrasi gamma-oryzanol

10 ppm dari larutan induk 100 ppm. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa

persentase simpangan deviasi relatifnya kurang dari standar yang telah

y = 0.0348x + 0.004 R² = 0.9997

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0 2 4 6 8 10 12

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi (µg/ml)

Gamma-oryzanol dalam IPA:Air

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditetapkan yaitu kurang dari 2 %, maka metode uji tersebut menggunakan alat

spektrofotometeri UV menunjukan presisi yang baik.

4.3.4 Pengukuran Kadar Gamma-oryzanol dalam sediaan

Data hasil pengukuran kadar gamma-oryzanol dalam sediaan dapat

dilihat pada lampiran 5, Berdasarkan hasil penetapan kadar diketahui bahwa

kadar gamma-oryzanol dalam sediaan krim yaitu 0,092% dan 0,091% dihitung

dari 0,1 % zat aktif seharusnya.

4.4 Uji Penetrasi Sediaan secara in Vitro

Pada penelitian ini, dilakukan uji penetrasi krim gamma-oryzanol

secara invitro menggunakan sel difusi franz. Uji ini dilakukan untuk

mengetahui jumlah gamma-oryzanol yang terpenetrasi melalui kulit selama

interval waktu tertentu dari sediaan krim yang telah dibuat. Uji penetrasi

secara in vitro dilakukan dengan menggunakan kulit sebagai membran,

membran dapat berupa membran biologis dari hewan atau membran artificial

seperti membran spangler dan selofan.

Membran yang digunakan adalah membran selulosa whatman®

No.1

Dalam penelitian ini digunakan membran yang direndam dengan cairan

spangler yang terdiri dari minyak kelapa 15%, vaselin putih 15%, asam oleat

15% asam stearat 5%, kolesterol 5%, asam palmitat 10% parafin cair 10% dan

minyak zaitun 20%. Komponen dalam cairan spangler menyerupai kondisi

kulit manusia. Menurut Rahim (2004) meskipun memiliki sifat menyerupai

kulit tetapi bahan-bahan tersebut tidak memiliki sifat sekompleks kulit

sebenarnya. Dilakukan preparasi membran difusi kertas whatman no.1

direndam dengan cairan spangler, seluruh bahan dileburkan diawali dengan

bahan bertitik lebur tertinggi. Didapatkan berat membran setelah ditimbang

yaitu 118,70%, berdasarkan hasil penimbangan membran memenuhi syarat uji

yang diterima dan masih dalam rentang yang diterima antara 102,19 –

131,22% (Wirawan, 1993). Kemudian membran dipasang secara hati-hati dan

dipastikan tidak ada udara yang terperangkap di antara membran dengan

cairan penerima. Karena udara terperangkap dapat menghambat penetrasi

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

gamma-oryzanol sehingga kontak antar membran dengan cairan penerima

terhalang (Walters, 2002).

Tahap selanjutnya, sediaan krim gamma-oryzanol ditimbang sebanyak

200 mg dan diratakan diatas membran yang telah diletakkan diatas alat uji

difusi. Penentuan bobot sediaan yang diaplikasikan berdasarkan luas membran

dan penyebaran sediaan yang merata. Pengaplikasian sediaan dengan bobot

yang terlalu besar pada luas membran yang kecil akan menyebabkan

terjadinya penumpukan sediaan lapisan atas membran, sehingga zat aktif tidak

sepenuhnya terlepas dari sediaan dan hanya tertinggal di permukaan kulit

(Simanjuntak, 2005).

Hal yang harus diperhatikan pada uji penetrasi secara in vitro adalah

kelarutan zat aktif. Pada pengujian ini gamma-oryzanol harus larut dalam

cairan kompartemen reseptor yang digunakan. Gamma-oryzanol bersifat

hidrofobik, sehingga akan sulit larut dalam medium kompartemen reseptor

jika medium yang digunakan air atau dapar fosfat pH 7,4. Untuk mengatasi

masalah kelarutan obat hidrofobik, maka diperbolehkan untuk menambahkan

bahan yang dapat melarutkan zat hidrofobik ke dalam kompartemen reseptor

(Ramadon, 2012). Medium kompartemen reseptor yang digunakan pada

penelitian ini adalah Isopropanol:Air dengan perbandingan 1:1, pengujian

dilakukan selama 360 menit dengan suhu medium kompartemen reseptor 37°

± 0,5°C disesuaikan dengan kondisi suhu tubuh. Total volume cairan reseptor

yaitu 21 mL yang disesuaikan dengan wadah kompartemen reseptor dan

kecepatan pengadukan 500 rpm, pencuplikan dilakukan pada menit ke 10, 30,

60, 90, 120, 180, 240, 300 dan 360. Pencuplikan sebanyak 1 ml dan

digantikan dengan medium kompartemen reseptor yang baru dengan volume

yang sama untuk mempertahankan sink condition. Hasil cuplikan kemudian

dilakukan pengukuran serapannya menggunakan spektrofotometri UV-Vis

pada panjang gelombang maksimum 327 nm.

4.5 Jumlah Kumulatif Zat Terpenetrasi

Jumlah kumulatif zat aktif terpenetrasi per luas area dapat dihitung

dari data absorbansi hasil pengukuran menggunakan spektrofotometri UV-Vis

(dapat dilihat pada lampiran 15). Data hasil perhitungan jumlah kumulatif

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

difusi gamma-oryzanol per luas area dapat dilihat pada Tabel 4.3 sedangkan

grafik jumlah kumulatif gamma-oryzanol per luas area dapat dilihat pada

Gambar 4.8. Pada Tabel 4.4 menunjukkan data persentase kumulatif difusi

gamma-oryzanol.

Tabel 4.3 Jumlah Kumulatif Difusi Sediaan Krim Gamma-oryzanol

F1 dan F2

Waktu

(Menit)

Jumlah Kumulatif Zat Aktif Per Satuan Luas

Area (µg/cm2)

F1 F2

0 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00

10 18,32 ± 0,86 17,23 ± 1,42

30 22,01 ± 1,17 20,93 ± 2,58

60 25,73 ± 1,99 25,10 ± 1,40

90 28,78 ± 2,01 29,20 ± 2,25

120 31,48 ± 2,73 34,58 ± 1,08

180 35,09 ± 1,67 37,26 ± 0,69

240 39,82 ± 0,44 39,87 ± 0,89

300 47,42 ± 2,35 44,54 ± 1,29

360 50,60 ± 2,71 48,41 ± 2,34

Gambar 4.8 Grafik Jumlah Kumulatif Krim Gamma-oryzanol yang berdifusi

Hasil pengujian penetrasi dapat dilihat bahwa nilai persentase dan

jumlah kumulatif zat aktif terpenetrasi per luas area melalui membran

artificial whatman tertinggi pada menit ke 360 dihasilkan oleh sediaan krim

F1 yaitu 86,35 ± 4,62 %, diikuti oleh sediaan krim F2 83,52 ± 4,04 %. Nilai

tersebut menunjukkan kadar gamma-oryzanol yang terdapat di dalam cairan

reseptor. Selain yang terakumulasi dalam medium reseptor, gamma-oryzanol

0

10

20

30

40

50

60

0 100 200 300 400

Ju

mla

h K

um

ula

tif

Kri

m g

am

ma

-

ory

zan

ol

g/c

m2

)

Waktu (menit)

F1

F2

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang berdifusi sebagian tertinggal dalam kertas whatman yang digunakan

sebagai membran difusi. Oleh karena itu, jumlah total zat aktif yang berdifusi

sebenarnya lebih besar dari nilai terukur dalam cairan reseptor (Anggraeni,

2008).

Tabel 4.4 Persentase Kumulatif Difusi Krim Gamma-oryzanol

Waktu

(Menit)

Persentase Kumulatif Difusi Gamma-oryzanol Per

Satuan Luas Area

F1 F2

0 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00

10 31,26 ± 1,47 29,73 ± 2,45

30 37,54 ± 1,99 36,11 ± 4,46

60 43,91 ± 3,40 43,31 ± 2,41

90 49,12 ± 3,44 50,39 ± 3,89

120 53,73 ± 4,65 59,66 ± 1,87

180 61,26 ± 2,85 64,29 ± 1,19

240 67,95 ± 0,76 68,80 ± 1,54

300 80,93 ± 4,02 76,85 ± 2,22

360 86,35 ± 4,62 83,52 ± 4,04

Penetrasi gamma-oryzanol ke dalam kulit dapat terjadi karena

beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi penetrasi gamma-

oryzanol ke dalam kulit yaitu agen peningkat penetrasi. Agen peningkat

penetrasi yang terkandung dalam sediaan yaitu propilen glikol. Propilen glikol

dilaporkan dapat meningkatkan penetrasi suatu senyawa, mekanisme kerja

propilen glikol sebagai agen peningkat penetrasi dengan cara menghidrasi

struktur lapisan stratum korneum yang rapat dan meningkatkan partisi obat

atau pelarut ke dalam stratum korneum (Nuebert, 2006). Hidrasi merupakan

salah satu faktor utama yang meningkatkan penetrasi zat aktif baik hidrofilik

atau lipofilik melalui membran. Hal ini disebabkan oleh struktur histologi sel

tanduk dan oleh benang-benang keratin yang dapat mengembang dalam air

(Simanjuntak, 2006). Umumnya stratum korneum mengandung 5-20% air,

dan dapat meningkat diatas 50% ketika terjadi hidrasi. Terjadinya hidrasi kulit

maka kulit akan bersifat lebih permeabel. Sifat permeabilitas kulit yang

meningkat akan meningkatkan penetrasi obat. Penertasi hanya dapat terjadi

pada senyawa yang tidak larut dalam air . Dari hasil pengolahan data

menggunakan SPSS 16 dengan metode Uji One Way Anova menunjukkan

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bahwa hasil persentase kumulatif gamma-oryzanol per luas area dari kedua

sediaan tidak memiliki perbedaan secara bermakna pada menit ke 10 sampai

360 dikarenakan nilai signifikasi > 0,05 ( lihat pada lampiran 13).

4.6 Fluks Penetrasi

Fluks penetrasi gamma-oryzanol dapat dihitung dari data jumlah

kumulatif gamma-oryzanol terpenetrasi yang perhitungannya dapat dilihat

pada lampiran 16. Berdasarkan hasil perhitungan fluks difusi gamma-oryzanol

dapat dilihat pada Tabel 4.5, sedangkan grafik fluks difusi gamma-oryzanol

per luas area dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Tabel 4.5 Fluks Difusi Krim Gamma-oryzanol Tiap Satuan Waktu

Waktu

(Menit)

Fluks Penetrasi (µgcm-2jam-

1)

F1 F2

0 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00

10 109,70 ± 5,18 103,18 ± 10,44

30 44,02 ± 2,34 41,87 ± 6,34

60 25,73 ± 1,99 25,10 ± 1,71

90 19,19 ± 1,34 19,47 ± 1,84

120 15,74 ± 1,36 17,29 ± 0,66

180 11,96 ± 0,55 12,42 ± 0,28

240 9,95 ± 0,11 9,96 ± 0,27

300 9,48 ± 0,47 8,90 ± 0,31

360 8,43 ± 0,45 8,06 ± 0,47

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa grafik fluks

penetrasi gamma-oryzanol tiap satuan waktu dapat dilihat pada Gambar 4.9

Kurva yang menaik menunjukkan adanya peningkatan kecepatan penetrasi

pada sediaan, sedangkan kurva yang menurun menunjukkan penurunan

kecepatan penetrasi gamma-oryzanol dari sediaan ke dalam kulit. Kurva pada

Gambar 4.9 menunjukkan bahwa titik tertinggi pada sediaan krim F1 dan F2

terjadi pada menit 10.

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.9 Grafik Fluks Penetrasi Krim Gamma-oryzanol tiap Satuan Waktu

Titik maksimal pada kurva menunjukkan bahwa pada menit tersebut

terjadi penetrasi gamma-oryzanol dalam jumlah yang terbesar dibandingkan

pada waktu yang lainnya. Perbedaan titik maksimal fluks penetrasi disebabkan

perbedaan kecepatan suatu zat terpenetrasi ke dalam kulit. Kecepatan

penetrasi senyawa berbanding lurus dengan jumlah kumulatif zat aktif

terpenetrasi per luas area menurut hukum Ficks I. Oleh karena itu, faktor-

faktor yang mempengaruhi jumlah kumulatif gamma-oryzanol yang

terpenetrasi per luas area turut mempengaruhi kecepatan penetrasi gamma-

oryzanol melalui membran difusi. beberapa faktor yang mempengaruhi

penetrasi, yaitu : berat molekul obat, lipofilisitas, formulasi pembawa dan

koefisien partisi (Anggraeni, 2008). Dari hasi pengolahan data menggunakan

statistik SPSS 16 dengan uji One Way Anova menunjukkan bahwa nilai fluks

penetrasi gamma-oryzanol dari kedua sediaan yang diuji tidak memiliki

perbedaan secara bermakna dikarenakan nilai signifikansi > 0,05 ( lihat pada

lampiran 15).

0

20

40

60

80

100

120

0 100 200 300 400

Flu

ks

Pen

etra

si (

µg

cm

-2 j

am

-1)

Waktu (Menit)

F1

F2

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Perbedaan konsentrasi NLS (0,5% dan 0,75%) dalam krim

gamma-oryzanol tidak memberikan perbedaan viskositas dan sifat

alir. Hasil uji mekanik sediaan krim gamma-oryzanol tidak

menunjukan adanya pemisahan fase pada kedua sediaan. Pada uji

homogenitas, sediaan krim gamma-oryzanol F1 dan F2 homogen

secara fisik.

2. Perbedaan konsentrasi natrium lauril sulfat 0,5 % dan 0,75 % pada

pembuatan krim gamma-oryzanol tidak memberikan pengaruh

bermakna pada jumlah kumulatif dan fluks penetrasi gamma-

oryzanol. Didapatkan hasil jumlah kumulatif gamma-oryzanol

yang ter penetrasi per luas area selama 360 Menit untuk F1 dan F2

adalah 50,60 µg/cm2

dan 48,41 µg/cm2. Fluks penetrasi menit ke

10 untuk F1 dan F2 adalah 109,70 µg/cm2

jam dan 103,18 µg/cm2

jam.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan pengujian in vivo untuk mengetahui efektivitas

anti-aging krim gamma-oryzanol

2. Perlu dilakukan uji stabilitas fisik dan kimia pada formula sediaan

krim gamma-oryzanol.

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Aiache, J.M. and J. Devissaguet, 1993, Farmasetika 2 : Biofarmasi,

Terjemahan Soeratri W., ed ke-2, Airlangga University Press,

Surabaya.

Akihisa, T., Yasukawa, K., Yamaura, M., Ukiya, M., Kimura, Y., Shimizu, N.

and Arai K. (Jun, 2000): Triterpene alcohol and sterol ferulates

from rice bran and their anti-inflammatory effects. J Agric Food

Chem, 48(6): 2313-2319.

Alfred, M., James, S., Arthur, C. 1993. 1. Farmasi Fisik, Dasar-dasar Kimia

Fisik dalam ilmu Farmasetik. Jilid III. (Yoshita). Jakarta: UI Press.

Alissya, Swastika. 2013. Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Sari Tomat.

Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Indonesia, Vol. 18(3), page 132-140.

Allen, L. V., & Ansel H. C. 2014. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and

Drug Delivery Systems. Tenth Edition. Philadelpia: Lippincott

Williams & Wilkins. 343-344.

Anggraeni, C.A. 2008. Pengaruh Bentuk Sediaan Krim, Gel, dan Salep

Terhadap Penetrasi Aminofilin Sebagai Antiselulit Secara In Vitro

Menggunakan Sel Difusi Franz. Skripsi Sarjana

Farmasi :Universitas Indonesia.

Anief, M. 1999. Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anief, M. 2008. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Anonim, 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Ansel,H.C., 1989. Pengatar Bentuk sediaan Farmasi.Edisi 4. UI Press. Jakarta.

Anwar, E. 2012. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi. Cetakan Pertama. Jakarta:

Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.

Athiyah. 2015. Formulasi dan evaluasi fisik mikroemulsi yang mengandung

ekstrak umbi talas jepang ( Colocasia esculenta (L.) Schott var

antquorum) sebagai anti-aging. Skripsi Fakultas kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Aulton, M. E., 2003. Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design,

Second Edition, ELBS Fonded by British Government.

Betageri, G and Prabhu, S., 2002. Semisolid preparations. In: Swarbrick

J,Boylan JC (eds) Encyclopedia of Pharmaceutical Technology,

2nd

ed.,vol. 3, Marcel Dekker Inc., New York

Brigitte Kaiser. 1995. Cosmetic Sunscreen composition containing ferulic acid

and gamma-oryzanol. DE Pat 4421038

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bucci, R., Magri, A. D., Magri, A. L., and Marini, F. 2003. Comparison of

three spectrophotometric methods for the determination of γ -

oryzanol in rice bran oil. Analitical and Bioanalytical Chemistry,

Rockville, v.375, n.8, p. 1254-1259.

Butsat, Sunan., Siriamornpun, Sirithon. 2010. Antioxidant Capacities and

Phenolic Compounds of the Husk, Bran and Endosperm of Thai

Rice. Journal Food Chemistry 119 : 606-613.

Chen, MH., Bergman, CJ. 2005. A Rapid Procedure for Analysing Rice Bran

Tocopherol, Tocotrienol and Gamma Oryzanol Contents. Journal

of Food Composition and Analysis 18 : 139-151.

Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik. 1995 . Farmakope Indonesia.

Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dureja, H., Kaushik, D., Gupta, M., Kumar, V., Lather, V., 2005

Cosmeceuticals: An Emerging Concept, Indian J Pharmacol.

Elya, Berna., Dewi, R., Haqqi, M Budiman. 2013. Antioxidant Cream of

Solanum lycopersicum L. International Journal of Pharmtech

Research. West Java, University of Indonesia.

Gandjar, I.G., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Gandjar, I. G., dan Rohman, A. 2012 . Analisis Obat Secara

Spektrofotometridan Kromatografi.Cetakan I. Yokyakarta:

Penerbit Pustaka Pelajar.

Goskonda S. R., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition,

Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London,

Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation,

Hadipernata, M. 2007. Mengolah Dedak Menjadi Minyak (Rice Bran Oil).

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Bogor.

Henry, Arthur., M.T Suryadi., Yanuar Any. 2002. Analisis Spektrofotometri

UV-vis Pada Obat Influenza Dengan Menggunakan Aplikasi

Sistem Persamaan Linier.Jakarta.FMIPA UI.

Honneywell-Nguyen, P. L., & Bouwstra, J. A. (2005). Vesicles as a Tool for

Transdermal and Dermal Delivery. Drug Discovery Today:

Technologies. Vol. 2, No. 1.68-74.

Islam, M. S., Yoshida, H., Matsuki, N., Ono, K., Nagasaka, R., Ushio, H., Guo,

Y., Hiramatsu, T., Hosoya, H., Murata, T., Hori, M. 2009.

Antioxidant, free radical scavenging, and NF- kB -Inhibitory

activities of phytosteryl ferulates: Structure Activity Studies. J

Pharmacol Sci 111, page 328 – 337.

Iswandana, R., Anwar, E., Mun’im, A. 2011. Uji Penetrasi Secara In Vitro &

Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim, Salep dan Gel yang

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengandung Kurkumin dari Kunyit (Curcuma Longa L.). Jurnal

Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 vol. 7 No.7, September

2011.

Joenoes, N., 1998. Ars Prescribendi (Resep Yang Rasional), 121-123,

Airlangga University Press, Surabaya.

Juliano, C., Cossu, M., Alamani, M.C., Piu, L. 2005. Antioxidant activity of

gamma oryzanol: mechanism of action and its effect on oxidative

stability of pharmaceutical oils. International Journal of

Pharmaceutics 299,page 146 – 154.

Juwita, Anisa Puspa., Yamlean, Paulina V.Y., dan Edy, Hosea Jaya.

“Formulasi Krim Ekstrak Etanol Daun Lamun

(Syringodiumisoetifolium)”. Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT.

2013; 2(2): 8-12

Kim, H.W., Kim, J.B., Cho,S., Cho, I.K., Li, Q.X., Jang, H., Lee, S., Lee, Y.,

Hwang, K. 2014. Characterization and quantification of γ-

oryzanol in grains of 16 Koreans rice varieties. International

Journal of Food Sciences and Nutrition, 66 (2) page166-174.

Khunt, D.M., Mishra, A.D., Shah, D.R. 2012. Formulation design &

development of piroxicam emulgel.International Journal of

PharmaTech Research Vol.4, No.3.

Kosasih, E.N., Tony S. dan Hendro H. 2006. Peran Antioksidan pada Lanjut

Usia. Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia. Jakarta.

Lachman, L, Lieberman, H.A., and Kanig, J.L., 1994. Teori dan Praktek

Farmasi Industri, Edisi III, Penerbit Universitas Indonesia, UI -

Press, Jakarta.

Lund, W. 1994. Pharmaceutical Codex, 12th

edition. London: The

Pharmaceutical Press.

Martin, A.N. 1993. Farmasi Fisik. Penerjemah : Yoshita. Edisi Ketiga. Jilid

kedua.Jakarta : UI Press.

Mescher, A.L. 2013. Junquiera’s Basic Histology Test and Atlas.13th

Edition.The Mc Graw Hill Companies.

Mulyawan, D., dan Suriana, N. 2013 . A-Z tentang kosmetik. Jakarta: Elex

Media Komputindo.

Nasir, S., Fitriyanti, Kamila, H. 2009. Ekstraksi dedak padi menjadi minyak

mentah dedak padi (crude rice bran oil) dengan pelarut n-hexane

dan ethanol. Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 16

Neubert, R. H. H; Trommer, H. Overcoming The Stratum Corneum : The

Modulation Of Skin Penetration. Skin Pharmacol Physiol 2006,

19 ; 106-121.

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nurdianti, L., Rahmiyani I. 2016. “Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak

Daun Mangga (Mangifera Indica L)”. Jurnal Kesehatan Bakti

Tunas Husada.Vol 16, Agustus 2016.

Patel, M., Naik, SN. 2004. Gamma Oryzanol from Rice Bran Oil- A Review.

Journal of Scientific and Industrial Research Vol 63, July 2004 :

569-578.

Paye, Marc, Andre O. Barel dan H.I. Maibach. 2006. Handbook of Cosmetic

Science and Technology, 2nd

Edition. New York: CRC Press.

Perdanakusuma, D.S. 2007. Anatomi Fisiologi Kulit Dan Penyembuhan Luka.

Surabaya: Airlangga University School Of Medicine – Dr.

Soetomo General Hospital.

Prakash RT, Thiagarajan. 2012. Synthesis and characterization of silver

nanoparticles using Penicillium sp. isolated from soil.

International Journal of Advanced Scientific and Technical

Research 1:137-149.

Rahim, F., Friardi, Tessa Tiara P.N.V. 2004. Uji Penetrasi Ekstrak Rimpang

Rumput Teki ( Cyperus rotundus L.) Dalam Sediaan Masker Peel

Off. Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang, Vol.4

No.1

Ramadon, Delly. 2012. Penetapan Daya Penetrasi Secara In Vitro Sediaan

Gel dan Emulgel yang Mengandung Kapsaisinoid dari Ekstrak

Buah Cabai Rawit. Skripsi Sarjana Farmasi Universitas Indonesia

Rahayu, W.S., Hartanti D., & Mulyono, A. Analisis Residu Pestisida

Organoklorin Pada Rimpang Kunyit,(Curcuma domestica) Secara

Spektrofotometri Ultraviolet Visibel. Fakultas Farmasi,

Universitas Muhammadiyah Jakarta, Vol.06 No.01 April 2009,

ISSN 1693-3591.

Rogers, E.J. Identiûcation and quantification of γ -oryzanol components and

simultaneous assessment of tocols in rice bran oil. Journal of the

American OilChemists Society. Champaign, v.70, n.3, p. 301-307,

mar.,1993.

Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rowe, C. R., Paul J. Sheskey, dan Marian E. Quinn. 2009. Handbook of

Pharmaceutical Excipients .6th

Edition. Washington:

Pharmeceutical Press.

Satiadarma, K. 2004. Azas Pengembangan Prosedur Analisis. Airlangga

University Press : Surabaya. Hal 300 – 303

Sharon, N., Anam, S., Yuliet. 2013. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Bawang

Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr). Journal of Natural

Science, Vol 2(3).

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Simanjuntak, M. T. 2005. Biofarmasi Sediaan Yang Diberikan Melalui Kulit.

Universitas Sumatera Utara.

Smaoui, S., Hlima, H. B., Jarraya, R., Kamoun, N. G., Ellouze, R., Damak, M.

2012. Cosmetic Emulsion of Virgin Coconut Oil: Formulation and

Biophysical Evaluation. African Journal of Biotechnology Vol.

11(40), pp.9664-96971.

Sulaiman, T.N. dan Kuswahyuning, R. 2008. Teknologi dan Formulasi Sediaa

Semipadat, Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi, Fakultas

Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and

Physiology. Twelfth Edition. Asia: Wiley.

Touitou, Elka. Barry W. 2007. Enhancement In Drug Delivery. New York:

CRC Press, 220-221, 237, 246

Tranggono, R.I. dan Fatma Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan

Kosmetik, Editor: Joshita Djajadisastra. Jakarta: Penerbit Pustaka

Utama.

Unvala, H. M., 2009. Setil alkohol, In: Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn,

M. E., Handbook of Excipient, Sixth Edition, 290-293, USA,

Pharmaceutical Press and American Pharmasist Association.

Vasiljevic, D, Vuleta, G, and Primorac, M., 2005. The Characterization Of

The Semi Solid W/O/W Emulsions With Low Concentrations Of

The Primary Polymeric Emulsifier, Int J CosmetSci ,(Online).

Voigt, R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi 5, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Vorarat, S. Managit, C., Iamthanakul, L., Soparat, W., Kamkaen, N. 2010.

Examination of Antioxidant activity and Development of Rice

Bran Oil and Gamma-Oryzanol Microemulsion. J Health Rest,

24(2): 67-72.

Walters, A.K. 2002. Dermatological and Transdermal Formulations. New

York: Marcel Dekker.

Wasitaatmadja, Sjarif M, 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI

Press.

Wasitaatmadja, Sjarif M, 2010. Faal Kulit. Dalam: Djuanda, A., Hamzah, M.,

Aisah, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Wirawan, T., 1993. Pengaruh pH dan Tween 80 Terhadap Laju Difusi

Natrium diklofenak Melalui Membran yang Dibacam dengan

Larutan Spangler, Tugas Akhir Sarjana Farmasi, Departemen

Farmasi, FMIPA, ITB, Bandung.

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Witt, Krista dan D., Bucs. 2003. Studying In Vitro Skin Penetration and Drug

Release to Optimize Dermatological Formulations. In

Pharmaceutical Technology. USA : Advanstar Communication

Inc.

Wyatt, E., Sutter, S.H., & Drake, L.A., 2001. Dermatology Pharmacology, in

Goodman and Gilman’s The Pharmacological Basis of

Therapeutics, Hardman, J.G., Limbird, L.E., Gilman, A. G.,

(Editor), 10th

edition, mcgraw-Hill, New York.

www.Tsuno.co.jp Diakses pada tanggal 10 April 2017 pukul 10.30 WIB.

Xu, Z., Hua, N., Godber, JS. 2001. Antioxidant Activity of Tocopherols,

Tocotrienols, and Gamma Oryzanol Components from Rice Bran

Against Cholesterol Oxidation Accelerated by2,2’-Azobis(2

methylpropionamidine) dihydrochloride. Journal of Agricultural

and Food Chemistry 49 : 2077-2081.

Xu, Z., Godber, S. 2000. Comparison of supercritical fluid and solvent

extraction method in extracting Gamma Oryzanol from rice

bran.Journal of the American Oil Chemists Society. Champaign,

v.77,p.547-551.

Xu, Z., Godber, JS. 1999. Purification and Identification of Components of

gamma oryzanol In Rice Bran Oil.Journal of Agriculture and Food

Chemistry47.

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Skema Prosedur Penelitian

Pembuatan Sediaan

F1 F2

Evaluasi Sediaan

krim gamma-

oryzanol

Penetapan kadar

gamma-oryzanol

dalam sediaan

Uji penetrasi sediaan

krim gamma-oryzanol

1. Organoleptis

2. pH

3. Viskositas dan

Rheologi

4. Sentrifugasi

Pengukuran serapan dengan Spektrofotometer

UV-Vis

Perhitungan kadar

gamma-oryzanol

dalam sediaan

Penetapan kadar

gamma-oryzanol

terpenetrasi

Perbandingan

persentase kumulatif

gamma-oryzanol

terpenetrasi per luas

area

Perbandingan

fluks penetrasi

Pembuatan Sediaan

F1 F2

Evaluasi Sediaan

krim gamma-

oryzanol

Penetapan kadar

gamma-oryzanol

dalam sediaan

Uji penetrasi sediaan

krim gamma-oryzanol

1. Organoleptis

2. pH

3. Sifat Alir

4. Viskositas &

Sentrifugasi

Pengukuran serapan dengan Spektrofotometer

UV-Vis

Perhitungan kadar

gamma-oryzanol

dalam sediaan

Penetapan kadar

gamma-oryzanol

terpenetrasi

Perbandingan

persentase kumulatif

gamma-oryzanol

terpenetrasi per luas

area

Perbandingan fluks

penetrasi

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Panjang Gelombang Maksimum Gamma-oryzanol dalam

Etil Asetat

Keterangan : Serapan maksimum gamma-oryzanol dalam pelarut Etil

Asetat dengan konsentrasi 10 ppm terbaca pada panjang

gelombang 320.5 nm

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Etil Asetat

Konsentrasi (g/ml) Absorbansi

0 0,000

8 0,379

10 0,464

12 0,560

14 0,653

16 0,744

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Hasil penetapan kadar Gamma-oryzanol dalam sediaan

Sampel Pengujian Berat

Sampel

(mg)

Abs X

Kadar

GO

terukur

(mg)

Kadar

(%)

Rata-

rata (%) SD

F1

1 1000 0.432 9,251 0,925 0,0925

0,09216 0.00033 2 1000 0.430 9,208 0,920 0,921

3 1000 0.429 9,187 0,9187 0,0919

F2

1 1000 0.431 9,230 0,9230 0,0923

0.09123 0.00099 2 1000 0.422 9,036 0,9036 0,0904

3 1000 0.425 9,101 0,9101 0,0910

Contoh perhitungan penetapan kadar gamma-oryzanol dalam sediaan

Diketahui :

y = 0,0465x + 0,0018

Didapatkan absorbansi sebagai berikut:

y = 0,432

x = 9,25 ppm

(Lanjutan)

Konsentrasi gamma-oryzanol yang terukur dalam sediaan 1000 mg

= 9,25 x

925,16 µg = 0,92516 mg

Kadar gamma-oryzanol yang diperoleh

= (0,92516 mg/ 1000 mg) x 100% = 0,0925 %

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Data Hasil Pengukuran Sifat Alir Krim Gamma-oryzanol

Rpm F1 F2

cPs %

Torque

cPs %

Torque

2 198300 39,6 235700 38,5

2,5 183500 45,6 201500 44,5

3 167600 50,2 184200 49,7

4 142700 57,1 170900 56,5

5 126500 63,2 141200 65,7

6 112600 67,5 119800 69,4

10 79300 79,8 80500 81,5

12 64100 80,5 66400 82,3

20 34800 81 36500 83,9

30 18100 81,3 19700 84,5

50 14300 81,8 15600 79,7

60 10200 82,9 11500 81,8

50 10500 43,5 11300 37,5

30 19500 38,5 17900 34,4

20 22300 36 21400 32,2

12 25000 31,6 24200 28,1

10 32500 29,7 31500 27,5

6 36900 25,4 33400 23,2

5 39200 23,2 36200 21,5

4 41700 21 39400 19,1

3 45800 20,7 42300 18

2,5 51700 18,6 47100 16,2

2 59600 17,3 56500 15,4

Keterangan : Pengukuran sifat alir menggunakan Spindel R6

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Panjang Gelombang Gamma-oryzanol dalam

Isopropanol:Air (1:1)

Keterangan : Serapan maksimum gamma-oryzanol dalam pelarut

Isopropanol:Aquadest(1:1) dengan konsentrasi 10

ppm dibaca pada panjang gelombang 327 nm

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Kurva Kalibrasi Gamma-oryzanol dalam Isopropanol:Air

(1:1)

Konsentrasi (g/ml) Absorbansi

0 0,000

1 0,042

2 0,073

3 0,108

4 0,143

5 0,180

6 0,215

7 0,247

8 0,281

9 0,316

10 0,351

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Data Absorbansi Penetrasi Gamma-oryzanol pada Sediaan

krim F1 dan F2

Waktu

(Menit)

Absorbansi Krim F1 Absorbansi Krim F2

1 2 3 1 2 3

10 0,095 0,099 0,104 0,087 0,090 0,104

30 0,108 0,120 0,114 0,097 0,102 0,127

60 0,121 0,139 0,138 0,133 0,120 0,136

90 0,137 0,149 0,157 0,160 0,134 0,156

120 0,149 0,158 0,176 0,182 0,170 0,173

180 0,174 0,187 0,189 0,191 0,185 0,193

240 0,201 0,205 0,202 0,203 0,197 0,208

300 0,228 0,244 0,252 0,219 0,225 0,235

360 0,242 0,257 0,269 0230 0,247 0,259

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Data Hasil Uji Difusi F1

Waktu

(Menit)

Jumlah Kumulatif Zat Aktif Per

Satuan Luas Area (µg/cm2)

% Kumulatif Difusi

1 2 3 Rata-

rata

SD 1 2 3 Rata-

rata

SD

10 17,48 18,25 19,21 18,32 0,86 29,84 31,15 32,79 31,26 1,47

30 20,81 23,16 22,05 22,01 1,17 35,52 39,52 37,63 37,56 1,99

60 23,43 27,00 26,75 25,73 1,99 39,99 46,08 45,66 43,91 3,40

90 26,63 29,10 30,62 28,78 2,01 45,44 49,66 52,27 49,12 3,44

120 29,08 30,92 34,45 31,48 2,73 49,63 52,77 58,79 53,73 4,65

180 33,99 36,57 37,12 35,90 1,67 58,01 62,42 63,35 61,26 2,85

240 39,41 40,30 39,74 39,82 0,44 67,26 68,77 67,82 67,95 0,76

300 44,85 47,96 49,47 47,49 2,35 76,53 81,84 84,42 80,93 4,02

360 47,78 50,81 53,19 50,60 2,71 81,55 86,72 90,78 86,35 4,662

Lampiran 10. Data Hasil Uji Difusi F2

Waktu

(Menit)

Jumlah Kumulatif Zat Aktif Per

Satuan Luas Area (µg/cm2)

% Kumulatif Difusi

1 2 3 Rata-

rata

SD 1 2 3 Rata-

rata

SD

10 15,95 16,52 19,21 17,23 1,42 27,51 28,51 33,15 29,73 2,45

30 18,63 19,62 24,55 20,93 2,58 32,14 33,85 42,36 36,11 4,46

60 25,64 23,18 26,49 25,10 1,40 44,24 40,00 45,70 43,31 2,41

90 31,16 26,04 30,41 29,20 2,25 53,76 44,93 52,48 50,39 3,89

120 35,63 33,09 35,02 34,58 1,08 61,48 57,09 60,42 59,66 1,87

180 37,56 36,30 37,92 37,26 0,69 64,81 62,63 65,42 64,29 1,19

240 39,95 38,74 40,93 39,87 0,89 68,93 66,84 70,62 68,80 1,54

300 43,14 44,23 46,26 44,54 1,29 74,42 76,32 79,81 76,85 2,22

360 45,40 48,72 51,12 48,41 2,34 78,32 84,05 88,19 83,52 4,04

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Data Fluks Penetrasi F1

Lampiran 12. Data Fluks Penetrasi F2

Waktu

( Menit)

Fluks Penetrasi Zat Aktif (µg cm-2

jam-1

)

1 2 3 Rata-rata SD

10 104,72 109,32 115,07 109,70 5,18

30 41,63 46,32 44,11 44,02 2,34

60 23,43 27,00 26,75 25,73 1,99

90 17,75 19,40 20,41 19,19 1,34

120 14,54 15,46 17,22 15,74 1,36

180 11,33 12,19 12,37 11,96 0,55

240 9,85 10,07 9,93 9,95 0,11

300 8,997 9,59 9,89 9,48 0,47

360 7,96 8,46 8,86 8,43 0,45

Waktu

( Menit)

Fluks Penetrasi Zat Aktif (µg cm-2

jam-1

)

1 2 3 Rata-rata SD

10 95,51 98,96 115,07 103,18 10,44

30 37,26 39,24 49,10 41,87 6,34

60 25,64 23,18 26,49 25,10 1,71

90 20,77 17,36 20,27 19,47 1,84

120 17,81 16,54 17,51 17,29 0,66

180 12,52 12,10 12,64 12,42 0,28

240 9,98 9,68 10,23 9,96 0,27

300 8,62 8,84 9,25 8,90 0,31

360 7,56 8,12 8,52 8,06 0,47

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Hasil Uji Statistik Jumlah Kumulatif Krim Gamma-

oryzanol Ter Penetrasi per Luas Area

Keterangan : Signifikansi > 0,05, kesimpulan data terdistribusi normal

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Menit_10 2.522 1 4 .187

Menit_30 4.472 1 4 .102

Menit_60 .202 1 4 .676

Menit_90 .525 1 4 .509

Menit_120 1.558 1 4 .280

Menit_180 2.250 1 4 .208

Menit_240 1.468 1 4 .292

Menit_300 .597 1 4 .483

Menit_360 .013 1 4 .916

Keterangan : Signifikansi > 0,05, Kesimpulan data terdistribusi

homogen sehingga dapat dilanjutkan dengan uji Anova

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Menit_10 Between Groups 1.771 1 1.771 .937 .388

Within Groups 7.565 4 1.891

Total 9.337 5

Menit_30 Between Groups 1.739 1 1.739 .306 .610

Within Groups 22.755 4 5.689

Total 24.494 5

Menit_60 Between Groups .589 1 .589 .172 .700

Within Groups 13.705 4 3.426

Total 14.295 5

Menit_90 Between Groups .350 1 .350 .058 .821

Within Groups 24.089 4 6.022

Total 24.439 5

Menit_120 Between Groups 14.260 1 14.260 3.125 .152

Within Groups 18.256 4 4.564

Total 32.516 5

Menit_180 Between Groups 2.208 1 2.208 1.079 .358

Within Groups 8.187 4 2.047

Total 10.395 5

Menit_240 Between Groups .005 1 .005 .007 .938

Within Groups 2.781 4 .695

Total 2.786 5

Menit_300 Between Groups 12.413 1 12.413 3.099 .153

Within Groups 16.021 4 4.005

Total 28.434 5

Menit_360 Between Groups 7.129 1 7.129 .920 .392

Within Groups 30.983 4 7.746

Total 38.111 5

Keterangan : Signifikansi < 0,05 data berbeda secara bermakna, signifikansi >0,05 data tidak

berbeda secara bermakna.

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Hasil Uji Statistik Fluks Penetrasi Krim Gamma-oryzanol

Keterangan : Signifikansi > 0,05, kesimpulan data terdistribusi normal

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Menit_10 2.524 1 4 .187

Menit_30 4.474 1 4 .102

Menit_60 .202 1 4 .676

Menit_90 .696 1 4 .451

Menit_120 1.552 1 4 .281

Menit_180 2.440 1 4 .193

Menit_240 1.438 1 4 .297

Menit_300 .690 1 4 .453

Menit_360 2.134 1 4 .218

Keterangan : Signifikansi > 0,05, data terdistribusi homogen

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Menit_10 Between Groups 63.440 1 63.440 .938 .388

Within Groups 270.481 4 67.620

Total 333.921 5

Menit_30 Between Groups 6.742 1 6.742 .299 .613

Within Groups 90.101 4 22.525

Total 96.843 5

Menit_60 Between Groups .589 1 .589 .172 .700

Within Groups 13.705 4 3.426

Total 14.295 5

Menit_90 Between Groups .118 1 .118 .045 .842

Within Groups 10.358 4 2.589

Total 10.476 5

Menit_120 Between Groups 3.573 1 3.573 3.130 .152

Within Groups 4.566 4 1.142

Total 8.139 5

Menit_180 Between Groups .313 1 .313 1.607 .274

Within Groups .779 4 .195

Total 1.091 5

Menit_240 Between Groups .000 1 .000 .004 .956

Within Groups .171 4 .043

Total .171 5

Menit_300 Between Groups .482 1 .482 2.925 .162

Within Groups .659 4 .165

Total 1.140 5

Menit_360 Between Groups .728 1 .728 1.215 .332

Within Groups 2.396 4 .599

Total 3.124 5

Keterangan :Signifikansi < 0,05 data berbeda secara bermakna, signifikansi > 0,05 data tidak

berbeda secara bermakna

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Contoh Perhitungan Penetrasi Kumulatif Gamma-oyzanol Per

Luas Area

Sampel F1 Sediaan Krim Pada menit ke-10 percobaan ke-1

Serapan menit ke 10 (y10) = 0,095

y = 0,0348x + 0,004

0,095 = 0,0348x + 0,004

X10 = 2,641

Konsentrasi terpenetrasi = 2,641 µg/mL

Rumus Jumlah Kumulatif Zat Aktif Ter penetrasi Per Luas Area :

= Konsentrasi terpenetrasi pada menit ke-x

= Volume sel difusi (21ml)

∑ = Jumlah konsentrasi zat pada sampling sebelumnya

= Volume sampling = 1 ml

= Luas area membran = 3,14 cm2

Q = {(2,641 µg/mLX 21 mL) + ( 0 X 1 mL)}/ 3,14 cm2

= 17,48 µg/cm

2

%Kumulatif = (Q x A x 100) / Kandungan zat aktif dalam sediaan

%Kumulatif = (17,48 µg/cm2 x 3,14 cm

2 x 100)/(0,092% x 200000 µg)

= 29,84 %

Jumlah kumulatif gamma-oryzanol terpenetrasi persatuan luas area pada menit

ke 10 adalah 17,48 µg/cm2

dengan % kumulatif 29,84 %

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Lanjutan)

Sampel F1 Sediaan Krim Pada menit ke-30 percobaan ke-1

Serapan menit ke 30 (y30) = 0,108

Y = 0,0348x + 0,004

0,108 = 0,0348x + 0,004

X30 = 2,98

Konsentrasi terpenetrasi = 2,98 µg/mL

Rumus Jumlah Kumulatif Zat Aktif Ter penetrasi Per Luas Area :

= Konsentrasi terpenetrasi pada menit ke-30

= Volume sel difusi (21ml)

∑ = Jumlah konsentrasi zat pada menit ke 10 = 2,61 µg/mL

µg/mL

= Volume sampling = 1 ml

= Luas area membran = 3,14 cm2

Q = {(2,98 µg/mLx21 mL) + (2,61 µg/mL x 1 mL)}/ 3,14cm2

= 20,81 µg/cm

2

%Kumulatif = (Q x A x 100)/ Kandungan zat aktif dalam sediaan

%Kumulatif = (20,81 µg/cm2 x 3,14 cm

2 x 100)/(0,092% x 200000 µg)

= 35,52 %

Jumlah kumulatif gamma-oryzanol terpenetrasi persatuan luas area pada menit

ke 10 adalah 20,81 µg/cm2

dengan % Kumulatif 35,52%

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Contoh Perhitungan Fluks Penetrasi gamma-oryzanol

Sampel F2 Sediaan Krim pada Menit ke 180 percobaan ke-2

Kecepatan penetrasi gamma-oryzanol (fluks, J, µg cm-2

jam-1

) dihitung

dengan rumus :

Dimana :

J = Fluks (µg cm-2

jam-1

)

s = Luas area difusi (cm2)

M = Jumlah kumulatif zat yang melalui membran (µg)

t = waktu (jam)

Diketahui :

M/S = 37,56 µg/cm2

t = 3 jam

Maka :

J = 37,56 µg/cm2/ 3 jam = 12,52 µg cm

-2jam

-1

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Uji Perolehan Kembali Gamma-oryzanol dalam Sediaan Krim

Sampel

Kadar

Terukur

(mg)

Kadar

Sebenarnya

(mg)

Uji Perolehan

Kembali (%)

Rata-rata

(%)

F1

0,92 1 92

91,66667 0,92 1 92

0,91 1 91

F2

0,92 1 92

91 0,9 1 90

0,91 1 91

Lampiran 18. Uji Presisi Gamma-oryzanol dalam Sediaan Krim

Sampel Abs C(ppm) xi Xi - (Xi- )2

Blanko 0 0 0 0

GO1 0,430 9,208602 0,008602 7,3997E-05

GO2 0,429 9,187096 -0,012903 0,000166

GO3 0,432 9,251612 0,051612 0,002663

GO4 0,431 9,230107 0,030107 0,000906

GO5 0,426 9,122580 -0,077419 0,005993

JUMLAH 46 0,009046

9,2

N-1 4 SD 0,049509 RSD 0,538142

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 20. Perhitungan Membran Spangler

Sampel Pengujian W0 W1 % Cairan terserap Rata-rata %

F1

1 80,2 175,4 118,70

117,72 2 79,8 172,6 116,29

3 78,6 171,5 118,19

F2

1 79,4 170,8 115,11

116,26 2 78,4 169,7 116,45

3 79,5 172,7 117,23

[ ]

Ket : W0 = berat membran sebelum direndam

W1 = berat membran sesudah direndam

Contoh Perhitungan:

% Cairan terserap =

= 118, 70 %

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36643...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN PERMEABILITAS KRIM GAMMA-ORYZANOL

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 21. Sertifikat Analisis Cetil Alkohol