UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN...

90
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM CUMINI (L.)) DENGAN VARIASI KONSENTRASI SODIUM STARCH GLYCOLATE SEBAGAI SUPERDISINTEGRAN SKRIPSI MOHAMAD HADI AZMI 11141020000049 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA OKTOBER 2018

Transcript of UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN...

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN

JAMBLANG (SYZYGIUM CUMINI (L.)) DENGAN

VARIASI KONSENTRASI SODIUM STARCH

GLYCOLATE SEBAGAI SUPERDISINTEGRAN

SKRIPSI

MOHAMAD HADI AZMI

11141020000049

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

OKTOBER 2018

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

ii UIN SYARIF HIDAYATULLAH

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN

JAMBLANG (SYZYGIUM CUMINI (L.)) DENGAN

VARIASI KONSENTRASI SODIUM STARCH

GLYCOLATE SEBAGAI SUPERDISINTEGRAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

MOHAMAD HADI AZMI

11141020000049

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

OKTOBER 2018

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

iii UIN SYARIF HIDAYATULLAH

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua

sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya

nyatakan dengan benar.

Nama : Mohamad Hadi Azmi

NIM : 11141020000049

Tanda Tangan :

Tanggal : 1 Oktober 2018

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

iv UIN SYARIF HIDAYATULLAH

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Mohamad Hadi Azmi

NIM : 11141020000049

Program Studi : Strata-1-Farmasi

Judul : Formulasi Tablet Ekstrak Daun Jamblang

(Syzigium Cumini (L.)) dengan Variasi Konsentrasi Sodium

Starch Glycolate Sebagai Superdisintegran

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui

Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt

NIP. 197404302005012003

Imam Prabowo, M. Farm., Apt

Yuni Anggraeni, M. Farm., Apt

NIP. 198310282009012008

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

v UIN SYARIF HIDAYATULLAH

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Mohamad Hadi Azmi

NIM : 11141020000049

Program Studi : Farmasi

Judul : Formulasi Tablet Ekstrak Etanol Daun Jamblang

(Syzygium cumini (L.)) dengan Variasi Konsentrasi

Crospovidone Sebagai Superdisintegran.

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Yuni Anggraeni, M. Farm., Apt. ( )

Pembimbing II : Imam Prabowo, M. Farm., Apt. ( )

Penguji I : Nelly Suryani PhD., Apt. ( )

Penguji II : Suci Ahda Novitri, M. Si., Apt ( )

Ditetapkan di : Ciputat

Tanggal : 2018

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

vi UIN SYARIF HIDAYATULLAH

ABSTRAK

Nama : Mohamad Hadi Azmi

Program Studi : Farmasi

Judul : Formulasi Tablet Ekstrak Etanol Daun Jamblang (Syzygium

cumini (L.)) dengan Variasi Konsentrasi Sodium Starch

Glycolate Sebagai Superdisintegran

Ekstrak daun jamblang (Syzygium cumini (L.)) memiliki aktivitas sebagai

antidiabetes tipe II dengan cara kerja menghambat enzim α-glukosidase. Pada

penelitian ini telah dilakukan formulasi tablet ekstrak etanol daun jamblang. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi sodium starch

glycolate terhadap sifat fisik tablet dan mengetahui konsentrasi sodium starch

glycolate yang dapat menghasilkan waktu hancur yang memenuhi persyaratan

sesuai standar BPOM RI untuk obat tradisional. Tablet dibuat dengan metode

granulasi basah menggunakan bahan superdisintegran dan disintegran biasa sebagai

pembanding. Tablet dibuat dalam tiga formula, yaitu FA, FB dan FC dengan variasi

konsentrasi sodium starch glycolate masing-masing 2%, 4% dan 6% serta satu

formula amprotab® 15%. Granul yang dihasilkan kemudian diuji sifat fisiknya

meliputi uji sifat alir, kompresibilitas, kandungan lembap dan distribusi ukuran

partikel. Tablet yang dihasilkan kemudian diuji sifat fisiknya meliputi uji

organoleptis, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, friabilitas dan

waktu hancur serta stabilitas fisik tablet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Sodium starch glycolate berpengaruh dalam memperbaiki waktu hancur tablet dan

memenuhi persyaratan mutu sesuai standar BPOM RI untuk Obat Tradisional, di

mana FA, FB dan FC menghasilkan waktu hancur berturut-turut 23 menit 41 detik;

10 menit 3 detik; dan 15 menit 6 detik, sedangkan formula pembanding yang

menggunakan amprotab® menghasilkan waktu hancur 38 menit.

Kata Kunci: Daun jamblang (Syzygium cumini (L.)), granulasi basah,

superdisintegran, sodium starch glycolate, amprotab®, waktu hancur tablet.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

vii UIN SYARIF HIDAYATULLAH

ABSTRACT

Name : Mohamad Hadi Azmi

Major : Pharmacy

Title : Tablet Formulation of Jamblang Leaf Extract (Syzygium

cumini (L.)) with Variation of Sodium Starch Glycolate

Concentration as Superdisintegrant

Jamblang leaf extract (Syzygium cumini (L.)) is known to have activity as

type II antidiabetic with an α-glucosidase inhibitor mechanism. In this study,

ethanol extract of jamblang leaf tablet formulation was carried out. The purpose of

this study was to determine the effect of variations in sodium starch glycolate

concentration on the physical properties of tablets and determine the concentration

of sodium starch glycolate that can provide disintegration time that meets the

requirements according to BPOM RI standards for traditional medicine. Tablets

were made with wet granulation method using superdisintegrant and ordinary

disintegrant as a comparison. Tablets were made in three formulas, namely FA, FB

and FC with variations in sodium starch glycolate concentrations of 2%, 4% and

6% respectively and one formula of amprotab® 15%. The granules produced were

tested for their physical properties including the test of flow properties,

compressibility, moisture content and particle size distribution. The tablets

produced were tested for physical properties including organoleptic test, uniformity

of weight, uniformity of size, hardness, friability, disintegration time and physical

stability of the tablet. This study shows that sodium starch glycolate has an effect

in improving tablet disintegration time and meet the quality requirements according

to the BPOM RI standard for traditional medicine, which F1, F2 and F3 provide

disintegration time 23 minutes 3 seconds ; 10 minutes 4 seconds; and 15 minutes 6

seconds respectively, while the comparison formula that used amprotab® was 38

minutes.

Keywords: Jamblang leaves (Syzygium cumini (L.)), wet granulation,

superdisintegrant, sodium starch glycolate, amprotab®, disintergation time of tablet.

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

viii UIN SYARIF HIDAYATULLAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

memberikan nikmat sehat, iman islam, rezeki, petunjuk, kekuatan, rahmat

beserta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Formulasi Tablet Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Jamblang

(Syzigium Cumini (L.)) dengan Variasi Konsentrasi Sodium Starch Glycolate

Sebagai Superdisintegrant. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umatnya hingga

akhir zaman. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Program

Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syartif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

semua perkuliahan sampai penulisan skripsi ini akan terasa sulit. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua yang saya sayangi, Yetti Nurhamayati dan Muhammad

Farid Nofal yang telah melimpahkan kasih sayang, motivasi,

pengorbanan, dan doa yang tak terhenti.

2. Ibu Yuni Anggraeni, M. Farm., Apt dan Bapak Imam Prabowo, M.

Farm., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah

memberikan waktu, motivasi, pikiran, dan bimbingan selama penelitian

dan penyusunan skripsi.

3. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku Kepala Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Ibu Wiji Rahayu, selaku Application Support PT. DKSH yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh ilmu dan

pengalaman baru dalam Uji Distribusi Ukuran Partikel menggunakan

particle size analyzer dan juga atas bimbingan serta arahannya.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

ix UIN SYARIF HIDAYATULLAH

6. Bapak Suyatno selaku Manajer PPIC dan Ibu Indah Wahyuni selaku

PPIC PT Indofarma yang telah membantu penulis dalam memperoleh

bahan-bahan penelitian.

7. Kakak Dini Farida Novianti dan Adik Muhammad Irfan Ghani yang

telah memotivasi, menghibur serta mendoakan penulis.

8. Vanni Rahmi Putri dan Yunika atas perhatian, dukungan, motivasi, dan

bantuannya selama ini

9. Sahabat sepermainan di luar kuliah Cindy, Pandu, Sheika, Aul, Al atas

dukungan dan motivasinya

10. Sahabat-sahabat perkuliahan yang telah memberi warna selama

perkuliahan Dea, Cut, Corry, Revy, Luluk, Puspita, Syifa, Divya, dan

Fariz yang tiada hentinya memberikan semangat dan hiburan semasa

awal hingga akhir perkuliahan.

11. Rekan sepenelitian tablet Sri Sumartini atas bantuan, dukungan, motivasi

dan kerja samanya.

12. Kakak laboran Farmasi UIN Pak Rahmadi, Kak Eris yang telah

membantu penulis selama penelitian.

13. Teman-teman angkatan 2014 untuk segala sesuatunya yang telah

berlangsung selama masa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak memiliki kekurangan dan

kelemahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yng

membangun agar skripsi ini menjadi jauh lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi penulis, masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Ciputat, September 2018

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

x UIN SYARIF HIDAYATULLAH

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Mohamad Hadi Azmi

NIM : 11141020000049

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah

saya dengan judul

Formulasi Tablet Ekstrak Etanol Daun Jamblang (Syzigium Cumini (L.)) dengan

Variasi Konsentrasi Sodium Starch Glycolate Sebagai Superdisintegran

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-undang Hak Cipta.

Demikian pernytaan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di :

Pada Tanggal :

(Mohamad Hadi Azmi)

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

xi UIN SYARIF HIDAYATULLAH

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v

ABSTRAK .............................................................................................................vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..........................ix

DAFTAR ISI ..........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

1.3 Hipotesis ......................................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

2.1 Diabetes .......................................................................................................... 5

2.1.1 Pengertian Diabetes ................................................................................. 5

2.1.2 Klasifikasi Diabetes ................................................................................. 5

2.1.3 Terapi Non Farmakologi Diabetes........................................................... 5

2.1.3.1 Perilaku Hidup Sehat.............................................................. 5

2.1.3.2 Terapi Gizi Medik (TGM) ..................................................... 6

2.1.3.3 Terapi Farmakologi Diabetes ................................................. 6

2.2 Ekstrak ............................................................................................................ 7

2.3 Ekstrak Daun Jamblang (Syzigium cumini (L.)) ............................................. 8

2.2.2 Klasifikasi Tanaman ................................................................................ 8

2.2.3 Karakteristik Ekstrak Daun Jamblang ..................................................... 8

2.3.4 Kandungan Daun Jamblang ..................................................................... 8

2.3.5 Penggunaan Daun Jamblang .................................................................... 8

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

xii UIN SYARIF HIDAYATULLAH

2.4 Tablet............................................................................................................... 9

2.4.1 Pengertian Tablet ..................................................................................... 9

2.4.2 Tablet Bahan Alam ................................................................................ 11

2.4.3 Kriteria Tablet Obat Tradisional ............................................................ 13

2.5 Bahan-Bahan Tambahan pada Tablet ........................................................... 14

2.5.1 Filler (Pengisi) ....................................................................................... 14

2.5.2 Binder (Pengikat) ................................................................................... 15

2.5.3 Disintegran (Penghancur) ...................................................................... 16

2.5.3.1 Superdisintegran .................................................................... 17

2.5.3.2 Faktor-Faktor yang memengaruhi Disintegrasi .................... 18

2.5.4 Lubrikan (Pelincir)................................................................................. 19

2.5.5 Anti-aderent (Anti lekat)........................................................................ 20

2.5.6 Glidan (Pelicin) ...................................................................................... 20

2.6 Metode Pembuatan Tablet ............................................................................ 21

2.6.1 Granulasi Basah ..................................................................................... 21

2.6.2 Graulasi Kering ...................................................................................... 22

2.6.3 Cetak Langsung ..................................................................................... 22

2.6.4 Permasalahan pada Pencetakan Tablet .................................................. 23

2.7 Monografi Bahan Tambahan ........................................................................ 23

2.7.1 Laktosa Monohidrat ............................................................................... 23

2.7.2 Sodium Starch Glycolate (Eksplotab) .................................................... 24

2.7.3 Povidone (PVP K-30) ............................................................................ 25

2.7.4 Etanol ..................................................................................................... 25

2.7.5 Colloidal Silicon Dioxide (Aerosil) ....................................................... 26

2.7.6 Magnesium Stearat ................................................................................ 26

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 28

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 28

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................. 28

3.2.1 Alat ........................................................................................................ 28

3.2.2 Bahan ..................................................................................................... 28

3.3 Prosedur Penelitian ....................................................................................... 28

3.3.1 Karakterisasi Ekstrak Jamblang ............................................................. 28

3.3.1.1 Organoleptis ......................................................................... 28

3.3.1.2 Uji Sifat Alir Ekstrak Jamblang ........................................... 29

3.3.1.3 Uji Kompresibilitas Jamblang .............................................. 29

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

xiii UIN SYARIF HIDAYATULLAH

3.3.1.4 Kadar Air Ekstrak Jamblang ................................................ 30

3.3.2 Formulasi Tablet Ekstrak Jamblang ...................................................... 31

3.3.2.1 Tahap Pencampuran Granulasi ............................................ 32

3.3.2.2 Evaluasi Granul .................................................................... 32

3.3.2.3 Penambahan Fasa Luar pada Granul .................................... 34

3.3.2.4 Pencetakan Tablet ................................................................ 34

3.3.2.5 Evaluasi Tablet ..................................................................... 34

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 37

Karakterisasi Ekstrak Jamblang ......................................................................... 37

Formulasi Tablet ................................................................................................. 39

Evaluasi Granul Tablet ....................................................................................... 40

Evaluasi Tablet ................................................................................................... 44

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 51

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 51

5.2 Saran ............................................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52

LAMPIRAN .......................................................................................................... 58

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

xvi UIN SYARIF HIDAYATULLAH

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Obat-Obat Hipoglikemik Oral ................................................................. 7

Tabel 2.2 Syarat Keseragaman Bobot .................................................................... 13

Tabel 2.3 Syarat Cemaran Mikroba ....................................................................... 14

Tabel 2.4 Syarat Cemaran Logam Berat ................................................................ 14

Tabel 3.1 Sifat Alir dengan Sudut Istirahat ............................................................ 29

Tabel 3.2 Sifat Alir dengan Index Kompresibilitas ............................................... 30

Tabel 3.3 Formula Sediaan untuk Satu Tablet Ekstrak Jamblang ......................... 31

Tabel 3.4 Fungsi Eksipien ...................................................................................... 32

Tabel 4.1 Karakterisasi Ekstrak Jamblang ............................................................. 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Laju Alir, Sudut Istirahat, Index Kompresibilitas dan

Kadar Lembab ....................................................................................... 41

Table 4.3 Rata-Rata ukuran granul ........................................................................ 42

Tabel 4.4 Hasil Keseragaman Ukuran Tablet ........................................................ 45

Tabel 4.5 Hasil Keseragaman Bobot Tablet .......................................................... 45

Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Kekerasan, Keregasan dan Waktu Hancur .................... 46

Tabel 4.7 Hasil Evaluasi Stabilitas Kekerasan dan Waktu Hancur Tablet ............ 48

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

xvi UIN SYARIF HIDAYATULLAH

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur α-laktosa Monohidrat ........................................................... 24

Gambar 2.2 Struktur Sodium Starch Glycolate ..................................................... 24

Gambar 2.3 Struktur Povidon ................................................................................ 25

Gambar 2.4 Struktur Etanol ................................................................................... 26

Gambar 4.1 Ekstrak Daun Jamblang ...................................................................... 37

Gambar 4.2 Penampilan Fisik Granul .................................................................... 41

Gambar 4.3 Grafik Distribusi Ukuran Granul A, B, C, D ..................................... 43

Gambar 4.4 Penampilan Fisik Tablet ..................................................................... 44

Gambar 4.5 Grafik Bobot Tablet .......................................................................... 49

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

xvii UIN SYARIF HIDAYATULLAH

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel hasil uji alir, sudut istirahat, index kompresibilitas

dan kadar air ekstrak jamblang ......................................................... 58

Lampiran 2 Tabel hasil uji laju alir granul ............................................................ 58

Lampiran 3 Tabel hasil uji sudut istirahat granul.................................................. 59

Lampiran 4 Tabel hasil uji index kompresibilitas granul ...................................... 59

Lampiran 5 Tabel hasil uji ketebalan tablet .......................................................... 60

Lampiran 6 Tabel hasil uji diameter tablet ........................................................... 61

Lampiran 7 Tabel Hasil Uji keseragaman Bobot Tablet ....................................... 62

Lampiran 8 Tabel Hasil Uji Kekerasan Tablet ..................................................... 63

Lampiran 9 Tabel Hasil Uji Keregasan ................................................................. 63

Lampiran 10 Tabel Hasil Uji Waktu Hancur ........................................................ 64

Lampiran 11 Tabel Hasil Uji Stabilitas Bobot Tablet ........................................... 64

Lampiran 12 Tabel Stabilitas Kekerasan Tablet ................................................... 65

Lampiran 13 Tabel Stabilitas Waktu Hancur Tablet............................................. 65

Lampiran 14 Analisa Distribusi Ukuran Granul Formula A ................................. 66

Lampiran 15 Analisa Distribusi Ukuran Granul Formula B ................................. 67

Lampiran 16 Analisa Distribusi Ukuran Granul Formula C ................................. 68

Lampiran 17 Analisa Distribusi Ukuran Granul Formula D ................................. 69

Lampiran 18 Grafik Distribusi Ukuran Granul ...................................................... 70

Lampiran 19 Sertifikat Analisis Laktosa............................................................... 71

Lampiran 20 Sertifikat Analisis PVP .................................................................... 72

Lampiran 21 Sertifikat Analisis Sodium Starch Glycolate .................................. 73

Lampiran 22 Sertifikat Analisis Aerosil ............................................................... 74

Lampiran 23 Sertifikat Analisis Magnesium Stearat ............................................ 75

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

1 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki sekitar 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di antaranya

memiliki khasiat sebagai obat. Sebanyak 2.500 jenis di antaranya merupakan

tanaman obat. (Kementrian Dalam Negeri, 2014).

Salah satu tanaman obat yang berkhasiat sebagai antidiabetes adalah

jamblang (Syzygium cumini L. Skeel). Tumbuhan ini telah dimanfaatkan sebagai

obat secara turun-temurun, baik di Indonesia maupun di luar negeri sebagai obat

diabetes melitus tipe II. Daun Syzygium cumini L. Skeel mengandung banyak

senyawa flavonoid dan diantaranya yang paling melimpah adalah kuersetin

(Ayyanar, 2012).

Hasil penelitian Lenny dkk (2009) menunjukkan bahwa penggunaan

ekstrak etanol daun jamblang berpotensi sebagai obat antihiperglikemia untuk

terapi penyakit Diabetes Tipe II berdasakan uji efektivitas in vitro dan

keamanan in vivo pada hewan uji coba. Ekstrak etanol daun jamblang

menunjukkan aktivitas potensial sebagai inhibitor α-glukosidase. Ekstrak etanol

daun jamblang akan memberi efek terapeutik yang efektif sebagai obat

antihiperglikemia untuk terapi antidiabetes pada dosis sebesar 6,2 mg/kg BB

manusia atau 400 mg untuk dosis dewasa.

Ekstrak jamblang dengan potensi antihiperglikemianya perlu dibuat bentuk

sediaannya. Sediaan tablet dapat menutupi rasa tidak enak dari ekstrak daun

Syzygium cumini L. Skeel. Tablet juga memiliki keuntungan lain di antaranya

mudah ketika digunakan, pemakaian dosisnya lebih tepat dan sediaan lebih

stabil. Selain itu, pembuatan sediaan tablet lebih praktis dan ekonomis bila

dibuat dalam skala besar di mana hal ini akan berdampak pada harga obat yang

lebih ekonomis (Ansel, 2008). Ekstrak jamblang lebih praktis digunakan dan

lebih disukai oleh masyarakat bila dibuat dalam bentuk tablet.

Uji pendahuluan dilakukan dalam bentuk pembuatan tablet ekstrak

jamblang dengan tiga formula yang berbeda menggunakan metode kempa

langsung dan menggunakan disintegran berupa amprotab® dan starch 1500.

Hasil yang didapatkan tidak memenuhi standar tablet obat tradisional. Tablet

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

2

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

yang dihasilkan memiliki waktu hancur lebih dari 30 menit. Menurut peraturan

kepala BPOM RI nomor 12 tahun 2014 tentang persyaratan mutu obat

tradisional, tablet yang dihasilkan harus mempunyai waktu disintegrasi dibawah

30 menit.

Faktor yang dapat memperlambat waktu hancur antara lain adalah karakter

zat aktif, metode pembuatan tablet, kekuatan tekanan mesin kempa, kadar

lembap, lubrikan, disintegran, diluen dan pengikat (Desai, 2016). Faktor

tersebut menjadi pertimbangan pada penelitian ini untuk menggunakan metode

granulasi basah, memilih eksipien yang cocok dengan konsentrasi yang sesuai

dan menggunakan superdisintegran.

Metode granulasi basah membuat aliran serbuk beserta kompresibilitas

menjadi lebih baik dan ukuran partikelnya akan lebih seragam. Selain itu

granulasi basah juga mengurangi bobot masa yang hilang dalam proses

pembuatan tablet. Dengan menggunakan granulasi basah, eksipien yang

digunakan tidak perlu berupa eksipien dengan laju alir yang baik dan biasanya

eksipien dengan laju alir yang baik merupakan eksipien dengan harga yang

lebih mahal (Siregar, 2008).

Pemilihan eksipien yang benar dengan konsentrasi yang tepat adalah suatu

cara agar tablet dapat hancur kurang dari 30 menit. Salah satu eksipien yang

memiliki pengaruh terbesar pada waktu hancur adalah bahan disintegran.

Ekstrak jamblang memiliki karakteristik yang dapat membuat waktu hancur jadi

lebih lama sehingga diperlukan penggunaan superdisintegran. Superdisintegran

adalah bahan penghancur yang telah dimodifikasi agar menghasilkan suatu

bahan yang mampu terdisintegrasi secara cepat. Superdisintegran yang akan

digunakan adalah sodium starch glycolate (Explotab®). Kemampuan bahan

penghancur ini sangat baik karena kemampuan mengembangnya 7-12 kali atau

200-300% atau 300 kali volumenya di dalam air dengan tetap mempertahankan

keutuhannya sehingga pengembangan tersebut dapat memberikan dorongan ke

sekitarnya dan membantu proses hancurnya tablet. Sedangkan pati alami

memiliki kemampuan swelling 10-20% di dalam air (Mangal, 2012).

Kemampuan dan mekanisme kerja dari sodium starch glycolate diharapkan

dapat memperbaiki waktu disintegrasi dan disolusi tablet ekstrak daun

jamblang.

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

3

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Menurut buku Design and Manufacture of Pharmaceutical Tablets, penulis

menggunakan sodium starch glycolate sebanyak 4% pada pembuatan tablet

konvensional yang mengandung zat aktif tidak larut air sebanyak 77% yang

dibuat dengan metode granulasi basah menghasilkan tablet dengan waktu

hancur sekitar 6 menit dan friabilitas 0% (Reynir, 2014). Penelitian yang

dilakukan oleh Orachorn (2011) tentang formulasi tablet ekstrak Houttuynia

cordata yang dibuat dengan metode granulasi basah dan menggunakan sodium

starch glycolate sebanyak 1.6% menghasilkan tablet dengan waktu hancur

hancur 2-6 menit.

Kemampuan sodium starch glycolate untuk menghancurkan tablet tidak

terpengaruh oleh tekanan mesin kempa dan penghancur ini tidak terpengaruh

dengan adanya lubrikan. Sodium starch glycolate juga memiliki bentuk partikel

berupa spheris sehingga dapat meningkatkan laju alir (Desai, 2016).

Menurut buku Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition

konsentrasi optimum penggunaan sodium starch glycolate adalah 2-8%

sedangkan menurut Pahwa (2011) konsentrasi yang optimum adalah 4-6%

Oleh karena itu, optimasi formula menggunakan superdisintegran sodium

starch glycolate perlu dilakukan. Optimasi formula diperlukan untuk

mengetahui konsentrasi superdisintegran yang optimum sehingga dapat

menghasilkan sediaan tablet ekstrak daun jamblang yang memiliki waktu

hancur kurang dari 30 menit.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh sodium starch glycolate sebagai superdisintegran

terhadap hasil evaluasi fisik tablet ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium

cumini L. Skeel)?

b. Berapa konsentrasi superdisintegran sodium starch glycolate yang dapat

menghasilkan tablet ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini L.

Skeel) dengan waktu hancur yang memenuhi standar tablet obat

tradisional?

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

4

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

1.3. Hipotesis

Penggunaan sodium starch glycolat (Explotab®) sebagai

superdisintegran pada konsentrasi 2-6% akan meningkatkan kecepatan waktu

hancur tablet ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini L. Skeel) dan

memenuhi persyaratan waktu hancur tablet obat tradisional.

1.4. Tujuan Penelitian

a. Menentukan pengaruh sodium starch glycolate sebagai superdisintegran

terhadap hasil evaluasi fisik tablet ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium

cumini (L.)).

b. Menentukan konsentrasi superdisintegran sodium starch glycolate yang

dapat menghasilkan tablet ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini

L. Skeel) dengan sifat fisik tablet yang optimum.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan formulasi dan metode yang

tepat untuk membuat sediaan tablet ekstrak etanol daun jamblang sehingga

selanjutnya formula dapat dikembangkan lebih lanjut dan bisa diproduksi secara

sekala besar.

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

5 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes

2.1.1 Pengertian Diabetes

Diabetes adalah salah suatu penyakit kelainan metabolisme kronis dengan

ciri-ciri hiperglikemia dan ketidaknormalan pada metabolisme karbohidrat, lemak

dan protein akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel β langerhans

kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap

insulin (Dipiro, 2016).

2.1.2 Klasifikasi Diabetes

Menurut ADA 2018 (American Diabetes Association), diabetes dapat

diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:

a. Diabetes tipe 1: Destruksi sel β yang disebabkan oleh proses autoimun pada

umumnya akan mengarah ke defisiensi insulin absolut.

b. Diabetes tipe 2: Karena berkurangnya sekresi insulin secara progresif yang

disertai dengan resistensi insulin.

c. Diabetes tipe spesifik karena penyebab lain: Sindrom diabetes monogenik

(MODY/Maturity Onset Diabetes of Young), penyakit eksokrin pankreas

(pankreatitis, cystic fibrosis) atau diabetes karena obat/zat kimia

(glukokortikoid, obat ARV) merupakan penyebabnya.

d. Diabetes melitus gestasional: Diabetes yang terdiagnosa pada trimester dua

atau tiga (tidak terdiagnosa diabetes sebelum hamil).

2.1.3. Terapi Non Farmakologi Diabetes

2.1.3.1 Perilaku Hidup Sehat

Pada penatalaksanaan diabetes mellitus, langkah pertama yang harus

dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diet dan olah

raga sebagai berikut (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2005):

a. Mengikuti pola makan sehat, mengatur berat badan.

b. Meningkatkan kegiatan jasmani dan latihan jasmani yang teratur.

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

6

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

c. Menggunakan obat diabetes melitus dan obat lainnya pada keadaan

khusus secara aman dan teratur.

d. Melakukan pemantauan glukosa darah mandiri dan memanfaatkan

hasil pemantauan untuk menilai keberhasilan pengobatan.

2.1.3.2 Terapi Gizi Medik (TGM)

TGM adalah terapi gizi yang meliputi terapi diagnostik dan manajemen

penyakit termasuk layanan konseling, yang diberikan oleh seorang ahli diet

terdaftar (registered dietitian) atau seorang ahli gizi profesional (nutrition

professional) (Morris, 2010).

TGM pada penderita prediabetes atau diabetes bertujuan untuk

pencegahan diabetes, mengelola individu yang sudah menderita diabetes, serta

mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi diabetes (McGough,

2007).

TGM merupakan bagian penting dari penatalaksanaan diabetes

melitus tipe 2 secara komprehensif. Penderita diabetes melitus perlu diberikan

penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah

kandungan kalori terutama untuk pasien yang menggunakan obat yang

meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri.

2.1.3.3 Terapi Farmakologi Diabetes

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan terapi non

farmakologis. Terapi farmakologis terdiri dari (Katzung, 2012):

a. Obat hipoglikemik suntik, yaitu insulin, agonis GLP-1 dan

kombinasi insulin dengan agonis GLP-1

b. Obat-obat hipoglikemik oral

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

7

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Tabel 2.1 Obat-Obat Hipoglikemik Oral

[sumber : Katzung, 2012]

2.1 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan

mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani dengan cara yang sesuai

(Depkes RI, 1995). Ekstraksi merupakan proses penyarian senyawa kimia yang

terdapat dalam bahan alam atau berasal dari alam sel dengan menggunakan

pelarut yang tepat. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa serbuk

yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Depkes RI, 1995).

Golongan obat Cara kerja utama Efek samping utama

Sulfonilurea Meningkatkan sekresi

insulin

Berat badan naik,

hipoglikemia

Glinid Meningkatkan sekresi

insulin

Berat badan naik,

hipoglikemia

Metformin Menekan produksi

glukosa hati &

menambah sensitifitas

terhadap insulin

Dispepsia, diare,

asidosis laktat

Penghambat alfa

glukosidase

Menghambat absorpsi

glukosa

Flatulen, tinja menjadi

lembek

Tiazolidindon Menambah sensitifitas

terhadap insulin

Edema

Penghambat DPP-IV Meningkatkan sekresi

insulin, menghambat

sekresi glukagon

Perut kembung, muntah

Penghambat SGLT-2 Menghambat

penyerapan kembali

glukosa di tubuli distal

ginjal

Dehidrasi, infeksi

saluran kemih

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

8

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

2.2 Ekstrak Daun Jamblang (Syzygium cumini (L.))

2.2.2 Klasifikasi Tanaman

Kingdom: Plantae

Divisi: Spermatophyta

Class: Dicotyledoneae

Ordo: Myrtales

Famili: Myrtaceae

Genus: Syzygium

Spesies: Syzygium cumini (L.)

2.2.3 Karakteristik Ekstrak Daun Jamblang

Ekstrak daun jamblang dibuat dengan menggunakan metode maserasi

menggunakan pelarut etanol 70% selama satu hari. Ekstrak ditampung dan

dipekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kering. Ekstrak

yang diperoleh berupa ekstrak kering berwarna coklat kehijauan. Ekstrak etanol

daun jamblang mengandung total flavonoid sebesar 34.43% (Dewi et al., 2016).

2.3.4 Kandungan Daun Jamblang

Daun jamblang kaya akan mearnsetin 3-O-(4''-O-acetyl)-alpha-L-

rhamnopyranoside (Acylated flavonol glycosides), quercetin, myricetin,

myricitin, myricetin 3-O-4-acetyl-L-rhamnopyranoside, triterpenoids, esterase,

galloyl carboxylase dan tannin (Ayyanar, 2012).

2.3.5 Penggunaan Daun Jamblang

Daun jamblang bersifat sebagai antibakterial dan digunakan untuk

menguatkan gigi dan gusi. Daun jamblang juga digunakan secara ekstensif

untuk mengobati diabetes, konstipasi, keputihan, sakit perut, demam, gangguan

gastrointestinal, penyakit kulit dan untuk menghambat pengeluaran darah pada

kotoran. (Ravi et al., 2005; Sagrawat et al., 2006; Gowri and Vasantha, 2010).

Ekstrak etanol daun Eugenia cumini Merr pada dosis 50, 100, 200 mg/kg BB

dapat menurunkan kadar gula darah secara nyata pada mencit diabetes yang

diinduksi dengan aloksan dengan dosis 200 mg/kg BB (Helmi et al. 2004).

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

9

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Penelitian yang dilakukan oleh Triana, Rizna, dkk., (2016), juga

menyatakan bahwa ekstrak etanol daun jamblang pada dosis sebesar 6,2 mg/kg

BB berpotensi sebagai obat antihiperglikemia untuk terapi penyakit Diabetes

Tipe II, dengan mekanisme sebagai inhibitor α-glukosidase.

Teh yang dibuat dari daun jamblang dilaporkan memiliki khasiat

sebagai antihiperglikemia (Teixeira CC, et al., 1989). Infusa atau dekokta dari

daun jamblang di dalam air dengan konsentrasi rata-rata 2,5 g/L yang diminum

setiap hari sekitar 1 L digunakan sebagai pengobatan diabetes (Pepato MT, et

al., 2001), daun jamblang yang langsung dikonsumsi secara oral dapat

mengobati diabetes (Braga FG, et al., 2007), daun jamblang digunakan untuk

pengobatan diabetes dan gangguan renal (de Albuquerque,., et al, 2007).

2.4 Tablet

2.4.1 Pengertian Tablet

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet adalah sediaan padat

mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Voigt (1984)

menyatakan tablet adalah sediaan padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari

serbuk kering, kristal, atau granulat, umumnya dengan penambahan bahan

pembantu pada mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi.

Adapun kualitas tablet harus memenuhi sifat berikut ini (Aulton, 2008) :

a. Tablet harus mengandung dosis obat yang tepat.

b. Penampilan tablet elegan, ukuran dan penampilannya harus konsisten.

c. Obat harus terlepas dari tablet secara terkontrol dan terulang.

d. Tablet harus biokompetibel, misalnya tidak terdiri dari bahan tambahan,

kontaminan dan mikroorganisme yang dapat berbahaya bagi pasien.

e. Tablet harus memiliki kekuatan mekanis yang sesuai terhadap patah dan

erosi selama penanganan.

f. Tablet harus secara kimia, fisika dan mikrobiologi stabil selama waktu

hidup produk.

g. Tablet harus diformulasi menjadi produk yang dapat diterima oleh

pasien.

h. Tablet harus dikemas pada wadah yang aman.

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

10

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Kelebihan tablet bagi pasien dan produsen adalah sebagai berikut

(Shayne, 2008; Lachman, 2008) :

a. Mudah untuk ditangani.

b. Metode pembuatan yang beragam.

c. Dapat diproduksi secara masal dengan biaya yang rendah.

d. Merupakan sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak.

e. Mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim.

f. Konsisten dalam hal kualitas dan dosis yang presisi.

g. Dapat dikonsumsi sendiri oleh pasien (tanpa bantuan petugas

kesehatan).

h. Memiliki stabilitas mekanis, kimia dan mikrobiologi yang paling baik

dibandingkan dengan bentuk sediaan cair.

i. Lebih tahan dari kerusakan fisik (tamperproof).

j. Dapat dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, misalnya

penyalutan untuk sediaan lepas lambat atau lepas cepat.

k. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet mudah dan murah, tidak

memerlukan langkah pengerjaan tambahan, dapat menggunakan

permukaan pencetak yang bermonogram atau berhias timbul.

Namun tablet juga memiliki kekurangan, yakni (Aulton, 2008;

Lachman, 2008) :

a. Masalah bioavailabilitas karena kelarutannya yang rendah dalam air

dan absorbsi yang rendah.

b. Beberapa obat menyebabkan efek iritasi lokal atau berbahaya bagi

mukosa gastrointestinal.

c. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (misalnya dalam

keadaan tidak sadar).

d. Formulasi tablet cukup rumit. Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi

kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat

jenis. Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya

cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran

cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit atau tidak mungkin

diformulasi atau dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih

menghasilkan bioavaibilitas obat cukup (harus diformulasi sedemikian

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

11

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

rupa). Zat aktif yang rasanya pahit, zat aktif dengan bau yang tidak

dapat dihilangkan, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer,

dan kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi atau penyalutan

dahulu sebelum dikempa. Dalam keadaan ini sediaan kapsul menjadi

lebih baik serta lebih murah daripada tablet.

2.4.2 Tablet Bahan Alam

Tablet bahan alam adalah sediaan obat tradisional padat kompak, dibuat

secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih, silindris, atau bentuk lain,

kedua permukaannya rata atau cembung, terbuat dari ekstrak kering atau

campuran ekstrak kental dengan bahan pengering dengan bahan tambahan yang

sesuai (BPOM RI. 2014).

Formulasi obat-obatan herbal terutama bila menggunakan tanaman

segar untuk bentuk sediaan tablet merupakan tantangan, karena sifat tablet yang

melekat pada sebagian besar ekstrak herbal atau pada bagian serbuk tanaman.

Selain itu, informasi yang terbatas terkait sifat fisiko-kimia dari obat yang

mengandung ekstrak ini dalam kaitannya dengan bahan eksipien yang umum

digunakan adalah sebuah masalah (Palma, S, et al., 2002).

Untuk pembuatan sediaan padat, seperti tablet, pada umumnya

digunakan ekstrak padat. Kecuali dalam hal yang sangat jarang, umumnya

ekstrak bersifat higroskopis. Oleh sebab itu, untuk pembuatannya perlu

dilakukan granulasi atau diisikan ke dalam kapsul gelatin lunak. Untuk

mengatasi masalah higroskopisitas ini diperlukan penambahan silika gel. Jika

dalam pencampuran, granulasi dan pengeringan dilakukan cara-cara klasik,

maka sebagai pengikat sebaiknya digunakan senyawa turunan selulosa atau

polivinil pirolidon dalam pelarut organik sebagai pengikat. Jika digunakan

larutan air dan senyawa air, seperti mucilago amyli, hal ini dapat menimbulkan

beberapa masalah selama proses, terutama jika kadar ekstrak cukup tinggi.

Senyawa gula dan saponin yang sering terdapat sebagai komponen sekunder

dalam ekstrak akan terlarut dalam air yang digunakan untuk proses, dan hal ini

akan mempersulit pengeringan granul.

Kesukaran lain dalam membuat tablet menggunakan cara granulasi

dengan pelarut air adalah tablet yang dihasilkan akan semakin mengeras dan

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

12

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

sukar hancur seiring dengan lamanya penyimpanan. Dengan menggunakan

pelarut organik untuk proses granulasi, dapat dihasilkan granul yang dapat

dicetak langsung dengan penambahan mikrokristalinselulosa, pelincir yang

bersifat absorbsi seperti aerosil, dan sejumlah sejumlah kecil pelincir

magnesium stearat.

Pada umumnya sediaan padat kering tidak menimbulkan masalah

stabilitas. Praktis tidak terjadi penguraian akibat hidrolisis, oksidasi,

polimerisasi, dan sebagainya. Dalam formulasi yang mengandung lebih dari

satu ekstrak, bukan tidak mungkin terjadi, misalnya, nila formulasi suatu

ekstrak mengandung alkaloid dan ekstrak lain mengandung tanin atau ekstrak

mengandung asam organik yang mampu membentuk garam stabil dengan

alkaloid. Untuk sediaan yang akan dimasukkan ke dalam kapsul gelatin keras

perlu diperhatikan dengan baik sehingga memudahkan pengisian kapsul

(Agoes, 2007).

Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan

tablet dan kapsul adalah (Agoes, 2007) :

a. Umumnya ekstrak bersifat higroskopis, jadi pembuatan tablet dan

kapsul perlu memperhatikan kelembaban ruangan untuk mencegah

penarikan air. Misalnya dengan penambahan adsorben penarik air dan

dengan penambahan aerosil dengan cara menyalut ekstrak, misal dengan

sistem penyalutan dan sistem matrik.

b. Bahan aktif relatif kecil, perlu upaya pencegahan supaya tidak rusak

selama proses

c. Saat ini ekstrak banyak digunakan sebagai pelengkap makanan, maka

dalam pengembangan produk, biasanya dicampur dengan vitamin dan

mineral. Perhatikan inkompatibilitas dengan bahan higroskopis.

Selain hal-hal di atas, beberapa hal yang dapat menjadi perhatian adalah

tingkat higroskopisitas ekstrak yang dihaluskan dengan penambahan

magnesium stearat lebih rendah dibandingkan dengan ekstrak dengan

penambahan silika koloidal, dan penggunaan amilum sebagai pengisi mungkin

menyebabkan penundaan release ekstrak dari tablet, karena kemungkinan

amilum akan mengembang dengan adanya air sehingga dapat membentuk

membran yang akan memperlambat pelepasan ekstrak.

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

13

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

2.4.3 Kriteria Tablet Obat Tradisional

Kriteria obat tradisional yang diterima oleh BPOM RI adalah obat

menggunakan bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang memenuhi

persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan / khasiat. Tablet dibuat sesuai

dengan ketentuan tentang pedoman cara pembuatan obat tradisional yang baik

atau cara pembuatan obat yang baik yang berlaku dan memenuhi persyaratan

mutu obat tradisional tablet (BPOM RI, 2005).

Tablet bahan alam harus memenuhi persyatan kadar air, waktu hancur,

keseragaman bobot, cemaran mikroba, aflatoksin total dan cemaran logam berat

sebagai berikut (BPOM RI, 2014):

a. Kadar air:

Tablet harus mempunyai kadar air ≤ 10%

b. Waktu Hancur:

Tablet harus mempunyai waktu hancur ≤ 30 menit

c. Keseragaman Bobot:

Dari 20 tablet, tidak lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya

menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari pada harga yang

ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya

menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang

ditetapkan dalam kolom B, yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Syarat Keseragaman Bobot

Bobot rata-rata

Penyimpangan terhadap bobot rata-

rata

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg – 150 mg 10% 20%

151 mg – 300 mg 7.5% 15%

Lebih dari 300 mg 5% 10%

[Sumber: BPOM RI, 2014)]

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

14

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

d. Cemaran mikroba:

Tabel 2.3 Syarat Cemaran Mikroba

Mikroba Persyaratan

Angka lempeng total ≤ 104 koloni/g

Angka kapang khamir ≤ 103 koloni/g

Eschericia coli Negatif/g

Salmonella spp Negatif/g

Shigella spp Negatif/g

Pseudomonas aeruginosa Negatif/g

Staphylococcus aureus Negatif/g

[Sumber: BPOM RI, 2014]

e. Aflatoksin total (aflatoksin B1, B2, G1 dan G2):

Kadar aflatoksin total (aflatoksin B1, B2, G1 dan G2) ≤ 20 µg/kg dengan

syarat aflatoksin B1 ≤ 5 µg/kg.

f. Cemaran logam berat:

Tabel 2.4 Syarat Cemaran Logam Berat

Logam Persyaratan

Pb ≤ 10 mg/kg atau mg/L atau ppm

Cd ≤ 0,3 mg/kg atau mg/L atau ppm

As ≤ 5 mg/kg atau mg/L atau ppm

Hg ≤ 0,5 mg/kg atau mg/L atau ppm

[Sumber: BPOM RI, 2014]

2.5 Bahan-Bahan Tambahan pada Tablet

2.5.1 Filler (Pengisi)

Bahan pengisi berfungsi untuk meningkatkan atau memperoleh masa agar

mencukupi jumlah massa campuran sehingga mencukupi untuk dikompresi/dicetak

sehingga bahan pengisi dapat juga berfungsi untuk menetapkan berat sediaan yang

akan diproduksi. Pengisi juga dapat ditambahkan karena alasan untuk memperbaiki

daya kohesi atau untuk memperbaiki laju alir massa sehingga mudah dikempa

(Effionora, 2012).

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pengisi adalah netral

terhadap bahan yang berkhasiat, inert (stabil) secara farmakologi serta tidak boleh

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

15

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

berbahaya atau tidak tercampur dengan bahan berkhasiat. Syarat lain yang harus

dipenuhi adalah mudah larut sehingga dapat membentuk larutan yang jernih. Bahan

pengisi tablet yang umum adalah laktosa, pati, kalsium fosfat dibase dan selulosa

mikrokristal. Jika kandungan zat aktif kecil, sifat tablet secara keseluruhan

ditentukan oleh bahan pengisi yang besar jumlahnya (Departemen Kesehatan RI,

1995).

2.5.2 Binder (Pengikat)

Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu

granulasi dan pada tablet kempa, serta menambah daya kohesi yang telah ada pada

bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi lebih

efektif jika ditambahkan dalam larutan. Bahan pengikat yang umum digunakan

meliputi gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa, karboksimetil

selulosa dan pasta pati terhidrolisis (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Bahan pengikat berfungsi untuk menghasilkan tablet yang kompak dan kuat

setelah pencetakan. Bahan pengikat juga penting peranannya dalam proses

pembentukan granul dari partikel-partikel yang tidak homogen menjadi partikel-

partikel sferis yang lebih besar dan lebih homogen. Bahan pengikat tidak boleh

menghalangi disintegrasi tablet maupun pelepasan zat aktif untuk diabsorpsi. Bahan

pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, pasta, cairan atau larutan.

Penggunaan pengikat sebaiknya dalam konsentrasi yang sesuai. Jika jumlahnya

tidak sesuai maka akan terjadi capping, lamination, sticking, picking dan filming.

Namun bila penggunaannya terlalu berlebihan dapat mengakibatkan meningkatnya

kekerasan tablet yang mengakibatkan tablet sukar hancur (Effionora, 2012).

Dalam granulasi basah, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk larutan

atau dicampur dengan bahan tablet dalam bentuk serbuk kering kemudian

ditambahkan cairan pelarut. Pembasah atau pelarut yang umum dipakai adalah air.

Namun jika bahan obat mudah terhidrolisis oleh air atau sensitif dengan

kelembapan maka pelarut yang digunakan dapat diganti dengan alkohol, etil

alkohol, aseton maupun hidrokarbon terklorinasi. Pelarut organik seperti alkohol

umum digunakan untuk pengikat PVP (polivinil pirolidon) (Effionora, 2012).

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

16

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

2.5.3 Disintegran (Penghancur)

Penghancur merupakan eksipien yang ditambahkan pada pembuatan

tablet yang berguna untuk memudahkan pecahnya tablet ketika kontak dengan

cairan saluran pencernaan. Penghancur juga berfungsi untuk menarik air ke dalam

tablet, mengembang dan menyebabkan pecahnya tablet menjadi bagian-bagian

kecil yang akan menentukan kelarutan obat dan tercapainya bioavailabilitas yang

diharapkan. Konsentrasi dan bahan yang digunakan mempengaruhi kecepatan

pecahnya tablet dan lepasnya zat aktif dalam obat untuk melarut. (Effionora, 2012)

Disintegran dapat ditambahkan sebelum proses granulasi (intergranular)

atau sebelum kompresi (ekstragranular) atau pada kedua proses tersebut. Fraksi

ekstragranular dari disintegran (biasanya 50% dari total disintegran yang

dibutuhkan) akan memfasilitasi pemecahan tablet menjadi granul-granul sedangkan

penambahan granul secara intragranular menyebabkan erosi lebih lanjut dari granul

menjadi partikel-partikel kecil (Effionora, 2012).

Disintegran harus memiliki sifat seperti inert atau tidak bereaksi satu sama

lain. Stabil secara fisika dan kimia, bebas dari bakteri patogen, mudah diperoleh

dan memenuhi persyaratan standar farmasetika. Penghancur harus bisa

memungkinkan terjadinya proses kapilerisasi cairan, mudah mengembang dan

meninhkatkan pembasahan tablet (Effionora, 2012).

Berikut adalah beberapa teori tentang mekanisme aksi disintegran (Parind,

2016):

a. Swelling:

Disintegran mengalami pengembangan apabila bercampur dengan air dan

kelembapan. Saat mengembang dibutuhkan suatu ruang dan pada tablet,

dengan porositas yang tidak cukup banyak memberikan ruang bagi

pengembangan disintegran menyebabkan pendesakan berupa tekanan

pada granul sehingga tablet jadi pecah

b. Heat of wetting/interraction:

Disintegran bila terbasahi oleh air atau kelembapan menimbulkan panas

akibat reaksi. Panas ini menyebabkan udara yang terperangkap dalam

tablet bergerak memperbesar volume yang menimbulkan desakan berupa

tekanan pada granul sehingga tablet menjadi pecah/hancur.

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

17

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

c. Deformation/strain/shape recovery:

Disintegran bersifat deformasi plastis mempunyai kemampuan untuk

kembali ke formasi semula bila kekuatan tekanan yang dikenai sedikit

berkurang dari batas ambangnya. Berbagai pengaruh akibat masuknya air

ke dalam tablet menyebabkan kekuatan tekanan berkurang dan

selanjutnya disintegran berubah ke formasi semula yang membutuhkan

ruang atau volume besar. Hal ini mengakibatkan timbulnya desakan

sehingga tablet hancur.

d. Repulsion force/interruption of particle-particle bonds:

Masuknya air secara kapiler ke dalam tablet menyebabkan perubahan sifat

fisiko-kimia berupa rusaknya ikatan hidrogen sehingga sifat adesif

berkurang diikuti dengan bertambahnya sifat kohesif intrapartikel.

Keadaan ini mengakibatkan partikel-partikel yang berlainan saling tolak

menolak dan tablet menjadi hancur.

e. Wicking:

Masuknya air ke dalam tablet diikuti dengan pembentukan lorong-lorong

seperti rajutan atau anyaman di dalam tablet. Air yang terus bergerak

membentuk lorong yang lebih besar sehingga dinding lorong tersebut

terkikis. Keadaan ini menyebabkan tablet menjadi rapuh dan hancur.

2.5.3.1 Superdisintegran

Dengan berkembangnya zaman, tuntutan agar pecahnya suatu formulasi

dipercepat semakin meningkat sehingga farmasis membutuhkan formula

superdisintegran yang dapat bekerja efektif pada konsentrasi rendah dan memiliki

efisiensi pemecahan yang lebih baik. Superdisintegran lebih efektif jika diberikan

secara intragranular (Effionora, 2012).

Terdapat dua jenis superdisintegran yaitu sintetis dan alami.

Superdisintegran sintetis lebih banyak digunakan dibandingkan dengan yang alam.

Croscamellose sodium (Ac-Di-Sol) sodium starch glycolate (Primojel® dan

Explotab®) dan crospovidone (Polyplasdone XL) merupakan bahan yang paling

umum digunakan. (Anwar, 2012).

Superdisintegran alam merupakan suatu superdisintegran alternative yang

berasal dari alam terutama tumbuhan, lebih ramah lingkungan, bersifat tidak

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

18

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

mengiritasi serta tidak toksik dari semula, melimpah dan lebih murah dibandingan

dengan yang sintetik (Pahwa, 2011).

Gum alam dan mucilago merupakan suatu bahan alam yang banyak di

eksplorasi dan diteliti untuk digunakan sebagai disintegran. Serbuk mucilago

kembang sepatu, mucilago Plantago ovata dan kitosan merupakan contoh

Superdisintegran alam yang banyak digunakan (Mangal, 2012).

2.5.3.2 Faktor-faktor yang memengaruhi disintegrasi

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi disintegrasi tablet dan

perlu diperhatikan dalam formulasi (Effionora, 2012):

a. Pengaruh dari bahan pengisi:

Sifat solubilitas dan kompresi dari bahan pengisi memengaruhi kecepatan

dan mekanisme pecahnya suatu tablet. Jika digunakan bahan pengisi yang

larut, maka itu mungkin akan meningkatkan viskositas cairan yang

berpenetrasi yang cenderung mengurangi keefektifan dari kekuatan

sehingga zat akan lebih larut daripada pecah. Diluen yang tidak dapat larut

akan menghasilkan pemecahan yang cepat dengan jumlah disintegran

yang cukup.

b. Pengaruh dari bahan pengikat:

Hampir semua lubrikan bersifat hidrofobik dan biasanya digunakan dalam

konsentrasi yang lebih kecil daripada bahan-bahan lain pada formulasi

tablet. Ketika campuran bahan-bahan pembentuk tablet telah tercampur

dengan baik, partikel-partikel lubrikan akan menempel pada permukaan

dari patikel-partikel lain. Lapisan hidrofobik ini akan mencegah

pembasahan dan tentunya pemecahan tablet.

c. Pengaruh dari bahan pelincir:

Disintegran bersifat deformasi plastis mempunyai kemampuan untuk

kembali ke formasi semula bila kekuatan tekanan yang dikenai sedikit

berkurang dari batas ambangnya. Berbagai pengaruh akibat masuknya air

ke dalam tablet menyebabkan kekuatan tekanan berkurang dan

selanjutnya disintegran berubah ke formasi semula yang membutuhkan

ruang atau volume besar. Hal ini mengakibatkan timbulnya desakan

sehingga tablet hancur.

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

19

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

2.5.4 Lubrikan (Pelincir)

Bahan pelincir diharapkan dapat mengurangi gesekan antara dinding tablet

dengan dinding die pada saat tablet akan ditekan ke luar. Senyawa asam stearat

dengan logam, asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan talkum digunakan

sebagai lubrikan. Pada umumnya lubrikan bersifat hidrofobik, sehingga cenderung

menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu, kadar

lubrikan yang berlebih harus dihindari (Lachman, Lieberman & Kanig, 2008).

Pelincir yang paling banyak dipakai adalah asam stearat, garam-garam

sterat, dan derivat-derivatnya. Bentuk garam yang paling banyak dipakai adalah Ca-

stearat dan Mg-stearat. Asam setarat efek pelincirnya kurang dibandingkan garam-

garamnya dan titik leburnya juga lebih rendah. Selain itu talkum juga banyak

dipakai (Effionora, 2012).

Lubrikan ditambahkan pada granulasi akan membentuk mantel sekitar

butiran partikel yang kurang lebih tetap utuh selama prose pengompresan. Efek

penyelimutan ini juga meluas ke permukaan tablet. Kehadiran lubrikan dapat

menyebabkan peningkatan dan menurunkan tingkat disolusi obat. Kekuatan sebuah

tablet tergantung pada daerah kontak antar partikel, kehadiran lubrikan juga bisa

mengganggu ikatan partikel-partikel, menurunkan gaya kohesif dan secara mekanis

membuat tablet menjadi lebih lemah. Kekurangan pelincir yang relatif banyak dapat

menyebabkan tablet mengalami goresan pada tepinya, sehingga kurang halus

(glossy), dan tak jarang menyebabkan fraktur/pecah pada bagian atas. Kelebihan

pelincir dapat menyebabkan tablet pecah (cracked) berkeping-keping pada saat

dikeluarkan (Effionora, 2012).

Lubrikan pada umumnya ditambahkan kering pada suatu kondisi di mana

komponen lainnya berada dalam keadaan homogen. Penambahan dan pencampuran

tidak boleh berlangsung terlalu lama karena dapat menyebabkan disintegrasi dan

karakteristik disolusi berkurang serta hilangnya ikatan pada matriks tablet.

Lubrikan yang bersifat serbuk sebaiknya tidak ditambahkan sebelum pembentukan

granulasi basah karena lubrikan akan terdistribusi pada partikel granul daripada

terkonsentrasi pada permukaan granul (Effionora, 2012).

Lubrikan dapat diberikan secara intrinsik atau ekstrinsik. Lubrikasi intrinsik

diberikan oleh zat-zat yang secara langsung ditambahkan ke dalam tablet ketika

mengerjakan granulasi. Hal tersebut merupakan metode yang paling efisien dan

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

20

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

paling banyak digunakan. Asam stearat, garam-garam stearat adalah zat yang paling

efisien dan biasa digunakan, konsentrasi 1% atau kurang biasanya efektif. Akan

tetapi zat tersebut tidak larut air sehingga dapat merintangi disintegrasi tablet dan

menghasilkan larutan keruh. Lubrikasi ekstrinsik merupakan suatu mekanisme

yang berlaku sebagai zat lubrikan pada permukaan alat pencetak tablet selama

proses berlangsung contohnya dengan menggunakan carbowax 4000 (Effionora,

2012).

Faktor yang harus diperhatikan dalam menggunakan lubrikan (Lantz, 1989):

a. Lubrikan secara nyata mengurangi sifat mengikat dari banyak zat pengikat.

b. Lubrikan ditambahkan terakhir pada granulasi dan dicampur tidak lebih dari

10 menit.

c. Konsentrasi lubrikan yang optimal harus ditetapkan untuk tiap formulasi.

d. Tidak menambahkan penghancur dan pelincir secara bersamaan dalam

suatu tahap pencampuran. Penghancur ditambahkan terlebih dahulu lebih

baik.

2.5.5 Anti-adherent (Antilekat)

Anti lekat merupakan bahan yang digunakan untuk menghindari

melekatnya tablet pada permukaan punch atau dinding die (Lachman, Lieberman

& Kanig, 2008).

Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai anti-adherent

adalah talkum, pati jagung, magnesium stearat dan natrium laurel sulfat. talkum,

pati jagung dan magnesium stearate menampilkan sifat antilengket yang sangat baik

pada permukaan punch (Effionora, 2012).

2.5.6 Glidan (Pelicin)

Pelicin digunakan agar massa tablet memiliki aliran yang baik dengan cara

mengurangi gesekan antara partikel (Lachman, Lieberman & Kanig, 2008).

Glidan bekerja dengan cara mengurangi friksi antar partikel dan megurangi

permukaan kasar granul dengan penempelan glidan selama granulasi. Glidan

berfungsi menempatkan partikel-partikelnya di antara partikel-partikel komponen

lainnya dalam massa tablet. Glidan cenderung mengurangi adesivitas, sehingga

mengurangi gesekan antar partikulat dari sistem secara menyeluruh. Glidan

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

21

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

diperlukan pada permukaan partikel sehingga harus dalam keadaan halus dan secara

tepat dimasukkan ke dalam massa tablet (Effionora, 2012).

Bahan-bahan yang digunakan sebagai pelincir adalah talkum, tepung

jagung, siloid, aerosil. Konsentrasi glidan yang digunakan pun harus sesuai jangan

terlalu sedikit karena dapat menyebabkan sticking, yang ditunjukkan oleh

permukaan tablet yang lembab (Effionora, 2012).

2.6 Metode Pembuatan Tablet

Metode pembuatan tablet yang dipilih tergantung dari zat aktif yang akan

dibuat menjadi sediaan tablet sehingga tahap awal formulasi sediaan tablet adalah

pengumpulan data pre formulasi terutama data pre formulasi bahan aktif. Namun

untuk memproduksi sediaan tablet yang baik dan memenuhi persyaratan, massa

tablet atau formula massa tablet harus mempunyai karakteristik fungsional utama,

yaitu (Aulton, 2008):

a. Sifat alir yang baik; mudah mengalir (free flowing).

b. Kemampuan untuk bisa dicetak (compressibility).

c. Mudah dilepas dari cetakan (lubrication).

d. Homogenitas dan kecenderungan pemisahan.

e. Aliran serbuk.

f. Sifat pengempaan dan kekompakan.

g. Pergesekan dan adhesi.

Tablet dapat dibuat dengan tiga cara umum yaitu granulasi basah, granulasi

kering dan kempa langsung.

2.6.1 Granulasi Basah

Granulasi basah adalah proses perubahan serbuk halus menjadi granul

dengan bantuan larutan bahan pengikat. Metode ini berbeda dengan metode

granulasi kering (peleburan). Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan

tablet dengan metode granulasi basah ini dapat dibagi sebagai berikut (Qiu, 2009):

a. Penghalusan zak aktif dan bahan tambahan (milling).

b. Pencampuran bahan aktif dan bahan tambahan (mixing).

c. Penyiapan larutan pengikat.

d. Pencampuran larutan pengikat dengan campuran serbuk.

e. Pengayakan massa basah menggunakan mesh 6-12.

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

22

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

f. Pengeringan granul basah (drying).

g. Pengayakan granul kering menggunakan mesh 20-30.

h. Pelapisan granul kering dengan lubrikan dan disintegran (screening).

i. Pencampuran yang telah dilapisi dengan lubrikan dan disintegan.

j. Pengempaan tablet (compressing).

2.6.2 Metode Granulasi Kering

Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan

metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk

mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel et al., 1995).

Granulasi kering juga digunakan saat bahan memiliki sifat pengikat dan kohesif

yang cukup. Langkah-langkah dalam proses granulasi kering yaitu (Qui, 2009):

a. Penghalusan zak aktif dan bahan tambahan (milling)

b. Pencampuran bahan aktif dan bahan tambahan (mixing)

c. Kempa menjadi tablet keras berukuran besar yang disebut slug (sluging)

d. Pelapisan slug (screening)

e. Pencampuran dengan lubrikan dan disintegan

f. Pengempaan tablet (compressing)

2.6.3 Cetak Langsung

Metode ini digunakan untuk bahan yang memiliki sifat mudah mengalir

sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung

dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering

(Ansel et al., 1995).

Kerugian cetak langsung terutama adalah teknologi. Untuk menangani

serbuk yang memiliki laju alir dan kepadatan bulk yang dapat diterima, harus

menggunakan partikel ukuran besar, sulit untuk mencampurkannya hingga

homogen dan mudah memisah. Selain itu, serbuk sulit untuk membentuk menjadi

tablet jika obat itu sendiri memiliki kompatibilitas yang rendah. Cetak langsung

digunakan terutama untuk dua tipe obat, obat yang relatif larut yang dapat diproses

sebagai partikel kasar (untuk menjamin laju alir yang baik) dan obat yang secara

relatif berpotensi dengan dosis yang kecil pada tiap tablet (mg) dan dapat dicampur

dengan partikel bahan tambahan yang relatif kasar (pada kasus ini sifat aliran dan

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

23

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

kepadatan dari formulasi dikontrol terutama oleh bahan tambahan). Langkah-

langkah dalam proses pencetakan langsung yaitu (Qui, 2009):

a. Penghalusan zak aktif dan bahan tambahan (milling)

b. Pencampuran bahan aktif dan bahan tambahan (mixing)

c. Pengempaan tablet (compressing)

2.6.4 Permasalahan pada Pencetakan Tablet (Aulton, 2008)

Pada proses pencetakan tablet ada beberapa masalah yang sering ditemui,

yaitu:

a. Capping, yaitu terpisahnya sebagian atau keseluruhan permukaan atas atau

bawah tablet.

b. Laminating, yaitu terpisahnya tablet menjadi dua lapisan atau lebih.

c. Picking atau sticking, yaitu massa tablet yang dicetak melekat pada stempel

atau punch sehingga tablet yang dihasilkan terkelupas permukaannya.

d. Binding, yaitu massa tablet yang dicetak melekat pada dinding matriks (die)

ditandai dengan adanya goresan sejajar pada sisi tablet.

e. Mottling, yaitu terjadi bercak-bercak warna yang tidak merata pada

permukaan tablet.

f. Whiskering, yaitu terdapat kumis tipis pada permukaan atas maupun bawah

dari tablet yang dihasilkan.

g. Variasi bobot tablet.

h. Variasi kekerasan.

2.7 Monografi Bahan Tambahan

2.7.1 Laktosa Monohidrat

Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai karena tidak

bereaksi dengan hampir semua bahan obat, baik dalam bentuk hidrat maupun

anhidrat. Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa

yang diperoleh melalui kristalisasi dan pengeringan. Laktosa monohidrat yang

digunakan dalam teknologi farmasetika adalah α-laktosa monohidrat (Lachman,

Lieberman dan Kanig, 2008).

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

24

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Gambar 2.1 Struktur α-laktosa Monohidrat

[Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition, 2009]

Laktosa monohidrat tersedia dalam rentang kualitas yang luas sehingga

dapat memberikan karakteristik fisik yang berbeda seperti ukuran partikel,

distribusi dan densitas. Laktosa berupa serbuk atau massa hablur, keras, bewarna

putih tidak berbau dan sedikit terasa manis. Laktosa mudah larut dalam air

mendidih dan tidak larut dalam etanol (S Edge, 2009).

2.7.2 Sodium Starch Glycolate (®Eksplotab)

Sodium starch glycolate merupakan disintegran yang biasa digunakan

dalam rentang konsentrasi 2-8%. Sodium starch glycolate merupakan garam

natrium dari eter karboksil metil amilum. Penambahan gugus karboksil metil pada

amilum membuat butir amilum lebih bersifat hidrofilik, akan tetapi tidak larut

sempurna dalam air. Derajat substitusi akan mengontrol kelarutan air (Agoes, 2008)

Sodium starch glycolate berwujud serbuk berukuran fine yang dapat mengalir

dengan mudah, bewarna putih, berbentuk oval atau bulat, dengan diameter 30-100

µm. Larut dalam air dan sangat higroskopis. Memiliki berat jenis mampat sekitar

0.81 g/mL dan pH 5.5-7.5 pada konsentrasi 3.3% dalam air. (Young, 2009)

Gambar 2.2 Struktur Sodium Starch Glycolate

[Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition, 2009]

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

25

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Mekanisme sodium starch glycolate adalah penyerapan air (wicking),

kemudian diikuti proses pengembangan (swelling) dengan cepat dan dalam jumlah

yang besar. Kemampuan bahan penghancur ini sangat baik yaitu memiliki daya

pengembangannya yang cukup besar dengan masih menjaga keutuhan tablet,

pengembangan tersebut memberikan dorongan kearah kedaerah sekelilingnya

sehingga membantu proses pecahnya tablet (Bhowmik, 2009).

2.7.3 Povidone (PVP K-30)

PVP Merupakan bahan pengikat pada tablet dan biasanya digunakan pada

konsentrasi 0.5%-5%. PVP berwujud serbuk bewarna putih atau putih kekuningan.

Mudah larut dalam air dan etanol (96%) dan sangat higroskopis. Memiliki berat

jenis mampat sekitar 0.3–0.4 g/mL dan pH 3-5 dalam air (5%).

Gambar 2.3 Struktur povidon

[Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition, 2009]

2.7.4 Etanol

Etanol merupakan jenis alkohol yang banyak digunakan dan disebut juga

sebagai etil alkohol (C2H5OH). Etanol memiliki sifat jernih, tidak berwarna, volatil,

berbau khas, menyebabkan rasa terbakar pada lidah, dapat bercampur dengan air

dan titik didihnya 78,4℃. Etanol mudah menguap di suhu rendah maupun pada

suhu titik didihnya. Etanol dapat digunakan sebagai pembasah pada pembuatan

tablet dengan metode granulasi basah (Quinn, 2009).

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

26

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Gambar 2.4 Struktur etanol

[Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Edition, 2009]

2.7.5 Colloidal Silicon Dioxide (Aerosil)

Colloidal silicon dioxide atau aerosil merupakan bahan yang dapat berfungsi

sebagai glidan dan antilekat dalam konsentrasi 0.1-1%. Aerosil berwujud serbuk

amorf berukuran fine (ukuran rata-rata 12 nm), bewarna putih dan ringan. Aerosil

tidak larut dalam air dan higroskopis. Berat jenis mampat aerosil adalah sekitar

0.03–0.04 g/mL. pH aerosil berkisar 3.7-4.7 pada konsentrasi 4% dalam dispersi air

(Hapgood, 2009).

2.7.6 Magnesium Stearat

Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran asam

organik padat yang diperoleh dari lemak (Agoes, 2006). Magnesium stearat

berwujud serbuk berukuran fine (dapat melewati mesh nomor 325/45 µm), bewarna

putih dan terasa berminyak ketika disentuh dan sangat ringan. Memiliki berat jenis

mampat 0.16 g/mL. Magnesium stearat tidak larut air dan etanol (Allen, 2009)

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

28 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Sediaan Obat Padat (PSO),

Laboratorium Penelitian I (PDR), Laboratorium Penelitian II (PBB) Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah dan berlangsung mulai

dari Desember 2017 sampai dengan Oktober 2018.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Gelas beker (SCHOTT DURAN®), gelas ukur 100 mL (PYREX®), corong,

batang pegaduk, pipet tetes, desikator, stopwatch, spatula, mesh momor 14 (1410

mikron) dan nomor 16 (1190 mikron) (BBS, Indonesia), timbangan analitik (AND),

oven (France Etuves C300,), single tablet machine (ERWEKA, Jerman), hardness

tester (ERWEKA, Jerman), friabilator (Electrolab, India), disintegrator tester

(ERWEKA, Jerman), dissolution tester (ERWEKA, Jerman), tapped density

(ERWEKA, Jerman), Particle Size Analyzer (Malvern Instrument), botol timbang

(IWAKI PYREX), higrometer dan botol kaca gelap 50 mL.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol

70% daun jamblang yang diperoleh dengan metode maserasi kemudian dikeringkan

dengan di oven (LIPI, Indonesia), laktosa monohidrat (Caelo, Jerman), Explotab®

(sodium starch glycolate) (GCO, India), Povidon K-30 (BASF, Jerman), colloidal

silicon dioxide (Aerosil), magnesium stearat, etanol 96% (LIPI, Indonesia),

aquadest dan NaCl.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Karakterisasi Ekstrak Jamblang

3.3.1.1 Organoleptis

Pengamatan organoleptis dilakukan dengan mengamati ekstrak secara

visual dari segi warna, bentuk dan bau.

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

29

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

3.3.1.2 Uji Sifat alir ekstrak jamblang (United States Pharmacopeial

Convention, 2011):

Sebanyak 50 gram ekstrak dimasukkan ke dalam corong (bawah corong

disumbat). Stopwatch disiapkan (untuk mengukur waktu). Sumbat corong dibuka

sambil diketuk-ketuk. Waktu yang dibutuhkan serbuk untuk mengalir sampai habis

dicatat. Hasil keluaran ditampung di atas kertas milimeter block dan diukur

diameter (d) serta tinggi (h) gundukan. Corong diposisikan pada ketinggian 2-4 cm

dari puncak permukaan sampel yang tertampung di kertas millimeter blok. Laju alir

dihitung dalam satuan gram/detik kemudian hasilnya di bandingkan dengan tabel

3.1. Sudut henti dapat dihitung dengan rumus:

tan 𝛼 = 2ℎ

𝑑 (3.1)

Keterangan:

α : Sudut istirahat

h : Ketinggian sampel

d : Diameter sampel

Tabel 3.1 Sifat Alir dengan Sudut Istirahat

Sifat Alir Sudut Istirahat (°)

Excellent 25-30

Good 31-35

Fair 36-40

Passable 41-45

Poor 46-55

Very poor 56-65

Very, very poor >66 [Sumber: United States Pharmacopeial Convention, 2012]

3.3.1.3 Uji kompresibilitas ekstrak jamblang:

Ekstrak ditimbang sebanyak 50 gram (M) kemudian dimasukkan ke dalam

gelas ukur 100 mL dan dicatat volumenya (V1). Ekstrak tersebut kemudian diketuk-

ketukan sebanyak 300 kali dengan menggunakan alat Tap Density. Kemudian

dicatat kembali volume setelah pengetukan (V2). Data dimasukkan ke rumus

berikut:

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

30

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

𝐵𝑗 𝑟𝑢𝑎ℎ = 𝑀

𝑉1 (3.2)

𝐵𝑗 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 = 𝑀

𝑉2 (3.3)

% 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡−𝐵𝐽 𝑟𝑢𝑎ℎ

𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑥 100 % (3.4)

Keterangan:

M : Bobot sampel

V1 : Volume sampel sebelum diketuk

V2 : Volume sampel setelah diketuk

Tabel 3.2 Sifat Alir dengan Index Kompresibilitas

Sifat Alir Index Kompresibilitas (%)

Excellent ≤ 10

Good 11-15

Fair 16-20

Passable 21-25

Poor 26-31

Very poor 32-37

Very, very poor >38

[Sumber: USP 35, 2012]

3.3.1.4 Kadar Air Ekstrak Jamblang (Depkes RI, 2014):

Dilakukan dengan metode gravimeteri. Botol timbang dipanaskan di

dalam oven bersuhu 105°C selama 5 jam, kemudian didinginkan di dalam desikator.

Botol timbang kosong ditimbang dan dicatat bobotnya. Kemudian 10 gram ekstrak

ditimbang di dalam botol timbang dan dicatat bobotnya dan dikurangi dengan bobot

botol (W1). Selanjutnya, ekstrak dipanaskan di dalam oven bersuhu 105°C hingga

diperoleh bobot yang tetap yang dikurangi bobot botol (W2). Pengeringan harus

dilanjutkan hingga perbedaan dua kali penimbangan berturut-turut tidak lebih dari

0,25%. Kadar air dihitung dengan rumus berikut:

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

31

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 𝑊1− 𝑊2

𝑊1 𝑥 100 % (3.5)

Keterangan:

W1 : Berat sampel sebelum dioven

W2 : Berat sampel setelah dioven

3.3.2 Formulasi Tablet Ekstrak Jamblang

Tabel 3.3 Formula Sediaan untuk Satu Tablet Ekstrak Jamblang

Bahan

Jumlah

bahan (mg)

F A

Jumlah

bahan (mg)

F B

Jumlah

bahan (mg)

F C

Jumlah bahan

(mg)

FD

Ekstrak

jamblang 200 200 200 200

Laktosa

monohidrat 184 176 168 148.6

Explotab® 6.3 12.6 16.8 -

Amprotab® - - - 42

Etanol 96% qs qs qs qs

PVP K-30 4.2 4.2 4.2 4.2

Aerosil 2.1 2.1 2.1 2.1

*Magnesium

stearate 2.1 2.1 2.1 2.1

*Explotab® 2.1 4.2 8.4 -

*Amprotab® - - - 21

Keterangan: *(Fase luar), A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D

(Amprotab®

15%)

[Sumber: Fitriya, 2016, dengan modifikasi pada metode pembuatan, disintegran, dan konsentrasi

PVP]

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

32

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Tabel 3.4 Fungsi Eksipien

Bahan Fungsi

Ekstrak jamblang Zat Aktif

Laktosa monohidrat Diluen

Explotab® Penghancur

Amprotab® Penghancur

Etanol 96% Pembasah

PVP K-30 Pengikat

Aerosil Glidan

Magnesium stearate Anti lekat, lubrikan

[Sumber: Efionora, 2012]

Tablet dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah dan

menggunakan metode intra-ekstra granular dalam pemakaian disintegran. Total

massa per satu tablet adalah 420 mg.

3.3.2.1 Tahap Pencampuran dan Granulasi

Ekstrak jamblang, laktosa dan Explotab® dicampur di dalam botol kaca

dan dikocok sampai homogen (campuran 1). Kemudian disiapkan PVP K-30 pada

suatu wadah, ditambahkan etanol pada wadah yang berisikan PVP K-30 sedikit

demi sedikit sambil diaduk hingga larut dan homogen. Setelah PVP-K-30 larut dan

homogen, larutan PVP K-30 ditambahkan ke campuran 1 sedikit demi sedikit

hingga campuran 1 terbasahi semua sambil diaduk hingga membentuk massa yang

dapat dikepal. Massa kemudian diayak dengan ayakan nomor 14 (1410 mikron)

kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 50℃ kemudian dilakukan evaluasi

granul.

3.3.2.2 Evaluasi Granul

a. Uji sifat alir granul (USP 35. 2011):

Sebanyak 50 gram granul dimasukkan ke dalam corong (bawah corong

disumbat). Stopwatch disiapkan (untuk mengukur waktu). Sumbat corong

dibuka sambil diketuk-ketuk. Waktu yang dibutuhkan serbuk untuk

mengalir sampai habis dicatat. Hasil keluaran ditampung di atas kertas

milimiter blok dan diukur diameter (d) serta tinggi (h) gundukan. Corong

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

33

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

diposisikan pada ketinggian 2-4 cm dari puncak permukaan sampel yang

tertampung di kertas millimeter blok. Laju alir dihitung dalam satuan

gram/detik. Sudut henti dihitung dengan rumus berikut:

tan 𝛼 = 2ℎ

𝑑 (3.7)

Keterangan:

α: Sudut istirahat

h: Ketinggian sampel

d: Diameter sampel

b. Uji kompresibilitas (Aulton,1988)

Granul ditimbang sebanyak 50 gram (M) kemudian dimasukkan ke dalam

gelas ukur 100 mL dan dicatat volumenya (V1). Ekstrak tersebut

kemudian diketuk-ketukan sebanyak 300 kali dan dicatat kembali volume

setelah pengetukan (V2). Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam

rumus berikut:

𝐵𝑗 𝑟𝑢𝑎ℎ = 𝑀

𝑉1 (3.8)

𝐵𝑗 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 = 𝑀

𝑉2 (3.9)

% 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝐵𝐽 𝑟𝑢𝑎ℎ−𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡

𝐵𝐽 𝑟𝑢𝑎ℎ 𝑥 100 % (3.10)

Keterangan:

M: Bobot sampel

V1: Volume sampel sebelum diketuk

V2: Volume sampel setelah diketuk

c. Uji kandungan lembab (Depkes RI, 2014)

Metode yang digunakan untuk mengukur kadar lembab adalah metode

gravimetri dengan cara membandingkan bobot granul setelah dipanaskan

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

34

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(W2) dengan bobot granul sebelum dipanaskan (W1). Sebanyak 5 gram

sampel ditimbang dengan seksama dalam sebuah wadah yang sudah ditara

kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu pemanasan 70℃.

Pemanasan dilakukan hingga bobot granul sudah konstan atau tidak

berubah. Pengeringan harus dilanjutkan hingga pada perbedaan dua kali

penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25%. Persen kandungan

lembab dapat dihitung dengan cara:

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑏 = 𝑊1− 𝑊2

𝑊1 𝑥 100 % (3.11)

d. Distribusi Ukuran Granul (Martin et al., 1993):

Distribusi ukuran granul diukur dengan menggunakan Particle Size

Analyzer. Metode yang digunakan adalah metode kering.

3.3.2.3 Penambahan Fasa Luar pada Granul

Massa kering diayak kembali dengan ayakan nomor 16 (1190 mikron),

kemudian ditambahkan magnesium stearat dan aeorosil lalu dicampurkan di dalam

botol kaca dan dikocok sampai homogen.

3.3.2.4 Pencetakan Tablet

Granul yang sudah dihasilkan dan telah dievaluasi kemudian dicetak

dengan bobot sekitar 420 mg menggunakan single tablet machine. Setiap formula

dicetak 150 tablet.

3.3.2.5 Evaluasi Tablet

a. Pengamatan Fisik:

Pengamatan fisik tablet dilakukan dengan mengamati tablet secara visual

dari segi warna, bentuk permukaan dan deteksi adanya cacat fisik.

b. Keseragaman Bobot (BPOM RI, 2014):

Sebanyak 20 tablet dari masing-masing formula ditimbang dan dihitung

bobot rata-ratanya. Kemudian ditimbang satu per satu. Hasil yang

didapatkan dari 20 tablet, tidak lebih dari 2 tablet yang masing-masing

bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

35

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

ditetapkan (5% dari bobot rata-ratanya). Selain itu, tidak ada satu tablet

pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari

harga yang ditetapkan (10% dari bobot rata-ratanya)

c. Keseragaman Ukuran (Depkes RI, 2014)

Keseragaman ukuran tablet ditentukan dengan cara mengukur lebar dan

tinggi masing-masing tablet menggunakan jangka sorong.

d. Kekerasan Tablet (Abu Izza, Li, Look, Parr dan Schineller, 2009):

Alat yang digunakan adalah Hardness Tester. 10 buah tablet diletakkan

satu persatu pada alat uji kemudian alat dijalankan. Hasil tekanan yang

didapatkan dicatat. Satuan yang digunakan adalah Kp/N/Kg/Pa.

e. Keregasan (Lachman, Lieberman & Kanig, 2008):

Sebanyak 20 tablet ditimbang dan dicatat bobotnya (W0). 20 tablet

tersebut dimasukkan ke dalam alat friabilator dan jalankan alat dengan

kecepatan 25 rpm selama 4 menit atau 100 kali putaran. Semua tablet

dikeluarkan lalu dibersihkan dari serbuk dan fines kemudian ditimbang

kembali (W1). Persentase friabilitas tablet dapat dihitung dengan cara:

𝐹𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (%) = 𝑊0− 𝑊1

𝑊0 𝑥 100 % (3.12)

Tablet dinyatakan memenuhi persyaratan jika friabilitas tidak melebihi

1%

f. Waktu Hancur (Depkes RI, 2014):

Uji waktu hancur dilakukan dengan menggunakan disintegrator tester.

Disiapkan enam tablet lalu dimasukkan pada masing-masing tabung

sebanyak satu tablet yang ada pada keranjang, satu cakram dimasukkan

pada tiap-tiap tabung dan alat dijalankan. Aquades digunakan sebagai

media dengan suhu 37℃ ± 2 ℃. Setelah 15 menit, keranjang diangkat dan

semua tablet diamati. Semua tablet harus hancur sempurna. Apabila satu

tablet atau dua tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12

tablet lainnya. 16 tablet harus hancur sempuran dari 18 tablet yang diuji.

g. Uji Stabilitas Bobot, Kekerasan dan Waktu Hancur Tablet (Anggraeni,

2016):

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

36

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Uji stabilitas fisik tablet dilakukan berdasarkan metode yang dilakukan

oleh Bi et al., (1999) dan Pranoto (2007) dengan modifikasi. Pada setiap

formula, sejumlah 22 tablet dibagi menjadi dua kelompok (masing-

masing 11 tablet) dan ditimbang bobotnya sebagai bobot awal pada hari

ke-0. Sebanyak 11 tablet masing-masing dimasukkan ke dalam botol kaca

berwarna coklat gelap, di mana kelompok A merupakan botol tertutup

dengan silika, sedangkan kelompok B merupakan botol tertutup tanpa

silika. Kemudian larutan NaCl jenuh dimasukkan ke dalam wadah bagian

bawah desikator dan botol dimasukkan ke dalam desikator tersebut. Suhu

dan kelembaban relatif (RH) di area dalam desikator diukur dengan

Termohigrometer. Larutan NaCl jenuh diganti setiap hari dengan larutan

yang baru untuk mempertahankan kelembapan relatif 75%. Bobot tablet

ditimbang setiap hari selama tujuh hari dan dibuat grafik perubahan

bobotnya. Pada hari ke-7, kekerasan dan waktu hancur dievaluasi.

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

37 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakterisasi Ekstrak Jamblang

Salah satu tahap yang perlu dilakukan dalam proses formulasi adalah

preformulasi yang bertujuan untuk mendapatkan informasi sifat fisika kimia bahkan

posologi dari bahan aktif yang akan diformulasi serta menentukan bahan tambahan

yang tepat agar diperoleh sediaan yang berkualitas. Pada penelitian ini ada beberapa

uji yang dilakukan terhadap ekstrak untuk menunjang proses formulasi.

Gambar 4.1 Ekstrak Daun Jamblang Perbesaran 10x

[Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018]

Uji yang dilakukan pertama adalah uji organoleptis. Ekstrak daun jamblang

memiliki warna hijau tua kehitaman, berbentuk serbuk halus dan memiliki bau khas

seperti jamu. Ekstrak juga mudah menempel dan membentuk agregat.

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

38

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Tabel 4.1 Karakterisasi Ekstrak Jamblang

Karakterisasi ekstrak jamblang meliputi laju alir, sudut istirahat dan indeks

kompresibilitas. Ketiganya berfungsi untuk mengetahui kemampuan mengalir

ekstrak yang dapat mempengaruhi keseragaman bobot tablet. Aliran suatu bahan

dari tablet yang baik dapat menjamin keseragaman bobot dan tablet jamblang terdiri

dari hampir 50% nya adalah ekstrak jamblang.

Berdasarkan hasil uji laju alir pada Tabel 4.1, laju alir ekstrak jamblang

termasuk buruk sedangkan sudut istirahatnya tidak cukup baik dan indeks

kompresibilitasnya masuk kategori buruk.

Selain laju alir, sifat alir juga ditentukan oleh sudut istrihat. Semakin kecil

sudut istirahat yang dihasilkan maka semakin baik sifat alirnya. Dari hasil yang

didapat pada Tabel 4.1, sudut istirahat ekstrak jamblang masuk ke kategori sedang.

Indeks kompresibilitas dilakukan untuk mengukur berat jenis mampat, luas

permukaan, kekohesifan, kadar lembab dan volume mampat ekstrak secara tidak

langsung (Siregar, 2008). Hasil yang terukur pada Tabel 4.1, menunjukkan sifat alir

yang kurang baik dan secara tidak langsung menunjukkan tingginya gaya kohesif

yang besar.

Kadar air ekstrak jamblang yang cukup tinggi dapat meningkatkan gaya

kohesif ekstrak jamblang karena air memiliki gaya kohesif yang cukup tinggi

sehingga dapat menurunkan sifat alir ekstrak. Kadar air yang cukup tinggi dapat

meningkatkan risiko tablet lengket pada punch dan die pada saat proses

pencetakkan (sticking).

Laju alir, sudut istirahat dan indeks kompresibilitas dapat diperbaiki dengan

cara membuat tablet menggunakan metode granulasi. Menurunnya sudut istirahat

dan indeks kompresibilitas dapat memberikan sifat alir yang baik. Sifat alir yang

Parameter Nilai

Laju alir (gram/detik) 4,7 ± 0,1

Sudut istirahat (°) 34,7 ± 0,5

Index kompresibilitas (%)

Berat jenis mampat (g/mL)

Berat jenis ruah (g/mL)

30,9 ± 0,8

1,0 ± 0,0

0,7 ± 0,0

Kadar air (%) 7,9 ± 0,1

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

39

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

baik akan membuat pengisian die terpenuhi secara merata sehingga keseragaman

bobot tablet tidak menyimpang (Lieberman, Lachman, dan Schwartz, 2008).

4.2 Formulasi Tablet

Tablet dibuat dengan metode granulasi basah. Menurut Agoes dalam buku

Teknologi Sediaan Bahan Alam, cara mengatasi ekstrak yang memiliki kelembapan

tinggi adalah dengan menggunakan metode granulasi. Metode granulasi basah

membuat aliran serbuk beserta kompresibilitas yang lebih baik dan ukuran

partikelnya akan lebih seragam. Selain itu, granulasi basah juga mengurangi bobot

masa yang hilang dalam proses pembuatan tablet.

Diluen yang dipilih adalah laktosa monohidrat karena laktosa hidrat biasa

digunakan dalam granulasi basah maupun kering. Laktosa hidrat tidak menyerap

air sebagaimana laktosa anhidrat. Formula tablet yang menggunakan pengisi

laktosa menunjukkan pelepasan zat aktif yang baik, mudah dikeringkan dan tidak

peka terhadap variasi moderat dalam kekerasan tablet pada saat pengempaan.

Selain itu, laktosa merupakan bahan yang relatif sering tersedia dan memiliki harga

yang relatif murah.

Sodium starch glycolate dipilih sebagai disintegran karena kemampuan bahan

penghancur ini sangat baik karena kemampuan mengembangnya 7-12 kali dengan

tetap mempertahankan keutuhannya sehingga pengembangan tersebut dapat

memberikan dorongan ke sekitarnya dan membantu proses hancurnya tablet. Selain

itu, kemampuan sodium starch glycolate untuk menghancurkan tablet tidak

terpengaruh oleh tekanan mesin kempa dan tidak terpengaruh dengan adanya

lubrikan karena sodium starch glycolate tidak mengikat lubrikan seperti magnesium

stearat sebagaimana penghancur lain yang berbasis pati (Quodbach, 2015).

Pemakaian penghancur dilakukan secara intra-ekstra granular karena metode

tersebut merupakan metode yang menghasilkan waktu hancur paling optimum

(Desai, 2016). Formula pembanding menggunakan ®amprotab juga dibuat untuk

mengetahui apakah penghancur biasa dengan metode granulasi basah mampu

menghasilkan waktu hancur dibawah 30 menit.

Pengikat yang digunakan adalah PVP K-30. PVP K-30 mampu menghasilkan

granul yang memiliki sifat alir yang baik, fines lebih sedikit dan daya

kompaktibilitasnya sangat baik. Sifat ini dikarenakan K-value yang dimilikinya,

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

40

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

yang sedikit sekali berpengaruh pada viskositas yang berkaitan dengan sifat alir, hal

ini yang membedakan PVP K-30 dengan PVP K-60 dan PVP K-90. Etanol 96%

digunakan sebagai pelarut binder, campuran etanol-PVP umumnya menghasilkan

granul yang lebih baik daripada PVP yang ditambahkan langsung dalam kondisi

kering (Lieberman, 1989). Selain itu, sifatnya yang mudah menguap akan

memudahkan proses pengeringan granul (Quinn, 2009). Konsentrasi yang

digunakan hanya 1% saja karena pada penelitian yang dilakukan oleh Fitriya ketika

menggunakan PVP 2% dalam membuat tablet esktrak tunjuk langit menghasilkan

waktu hancur dibawah 30 menit.

Pembasah yang digunakan adalah etanol, karena bahan pengikat PVP mudah

larut dalam etanol selain itu etanol juga mudah menguap sehingga granul dapat

menjadi kering lebih cepat dan lebih sempurna. larutan air dan senyawa air dapat

menimbulkan beberapa masalah selama proses, terutama jika kadar ekstrak cukup

tinggi. Senyawa gula dan saponin yang sering terdapat sebagai komponen sekunder

dalam ekstrak akan terlarut dalam air yang digunakan untuk proses dan hal ini akan

mempersulit pengeringan granul (Agoes, 2007).

Lubrikan yang digunakan adalah magnesium stearat. Magnesium stearat

dipilih sebagai lubrikan karena ukuran umumnya lebih efektif daripada lubrikan

jenis larut air dan dapat digunakan dengan konsentrasi yang lebih rendah (Siregar

2008). Aerosil dipilih sebagai glidan karena memiliki karakteristik yang dapat

menyerap kelembapan (Effionora, 2012).

Konsentrasi magnesium stearat dan aerosil yang digunakan hanya 0,5%,

dimaksudkan untuk mengurangi jumlah fines. Jumlah fines yang berlebih dapat

membuat tablet yang dikempa jadi lebih keras dan mengurangi waktu hancur tablet

(Effionora, 2012).

4.3 Evaluasi Granul Tablet

Granul tablet dievaluasi dengan megukur laju alir, sudut istirahat, indeks

kompresibilitas dan kadar lembab. Keempat evaluasi tersebut berfungsi untuk

mengetahui kemampuan mengalir granul tablet yang dapat mempengaruhi

keseragaman bobot.

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

41

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Keterangan : A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

15%)

Gambar 4.2 Penampilan Fisik Granul Perbesaran 10x

[Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018]

Tabel 4.2 Hasil Uji Laju Alir, Sudut Istirahat, Index Kompresibilitas dan Kadar

Lembab

Keterangan : A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

15%)

Formula Laju alir

(gram/detik)

Sudut

istirahat

(°)

Indeks

kompresibilitas (%)

Kadar

lembab

(%)

A 7 ± 0,1 27,2 ± 0.5 10,1 ± 0,5 2,7

B 7,4 ± 0,1 27,6 ± 0.1 10,4 ± 0,4 2,5

C 7.7 ± 0.0 27,1 ± 0.1 9,93 ± 0,5 2,3

D 6.7 ± 0.1 26,1 ± 0.1 10 ± 0,6 1,9

Formula A Formula B

Formula C Formula D

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

42

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Berdasarkan hasil evaluasi uji laju alir granul pada Tabel 4.2, ke empat

formula memiliki laju alir yang sudah cukup baik. Formula A, B, C dan D memiliki

laju alir yang hampir sama sehingga dapat disimpulkan pembuatan A, B C dan D

berhasil dibuat dengan perlakuan yang konsisten. Granul dengan aliran granul yang

kurang baik akan menyebabkan aliran granul dari hopper kedalam die tidak

sempurna, akibatnya bobot tablet yang dihasilkan tidak konstan.

Sudut Istirahat merupakan sudut maksimum yang dibentuk permukaan serbuk

dengan permukaan horizontal pada waktu pengujian. Semakin kecil sudut istirahat

yang terbentuk maka semakin baik sudut istirahatnya. Formula A, B, C dan D

memiliki sudut istirahat yang masuk dalam kategori sangat baik.

Indeks kompresibilitas ke empat formula yang ditunjukkan Tabel 4.2 masuk

ke dalam kategori sangat baik. Indeks kompresibilitas dilakukan selain untuk

mengukur sifat alir dapat juga untuk mengukur berat jenis mampat, ukuran dan

bentuk, luas permukaan, kekohesifan, kadar lembab dan volume mampat ekstrak

secara tidak langsung (Siregar, 2008).

Penetapan kelembaban bertujuan untuk mengetahui kadar air pada granul

yang telah dibuat setelah mengalami pengeringan. Berdasarkan hasil evaluasi

kelembapan granul pada Tabel 4.2, kelembapan keempat formula berkisar antara

1,85 – 2,69% sehingga dapat disimpulkan kadar lembab dari keempat formula

memenuhi syarat. Syarat kadar air tablet bahan alam menurut BPOM RI adalah

kurang dari 10 persen. Kadar air yang cukup tinggi dapat meningkatkan risiko tablet

lengket pada punch dan die pada saat proses pencetakkan (sticking).

Selain menguji laju alir, sudut istirahat, index kompresibilitas dan kadar

lembab, dilakukan juga evaluasi distribusi ukuran granul.

Tabel 4.3 Ukuran Rata-Rata Granul

Formula Ukuran Rata-Rata Granul (D [4,3])

A 978 µm

B 952 µm

C 974 µm

D 987 µm

Keteranagan: A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

15%)

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

43

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Data statistik distribusi ukuran partikel dihitung dari hasil menggunakan

diameter D[m,n], yaitu suatu metode yang disepakati secara internasional untuk

menentukan rata-rata ukuran partikel. Untuk menghasilkan tablet yang baik, fraksi

fines (< 250 mikron) tidak boleh lebih dari 10%b/b (Aulton, 1988). Pada proses

pengempaan, partikel yang kecil (fines) dapat memasuki rongga-rongga yang antar

granul lain yang lebih besar sehingga akan terbentuk tablet yang lebih keras karena

rapatnya granul yang dikempa. Keempat formula memiliki persentase fines

dibawah 10% dimana persentase fines dari formula A, B, C dan D secara berturut-

turut adalah 3,07%, 2,58%, 4,93% dan 5,51% dan sudah termasuk penambahan fase

luar. Distribusi ukuran granul terdapat pada Gambar 4.2, distribusi ukuran granul

masih kurang seragam karena terdapat ukuran granul dengan ukuran fines dan juga

granul dengan ukuran besar yang mencapai ukuran 3.500 mikron. Adanya ukuran

granul yang mencapai 3.500 mikron bisa dikarenakan bentuk granul yang pipih dan

dapat lolos dari ayakan meskipun ukurannya besar. Jumlah ukuran granul yang

menyimpang tidak begitu signifikan karena keseragaman bobot tablet masih

memenuhi syarat.

Keterangan: ■(Granul A Explotab®

2%), ▲(Granul B Explotab®

4%), ♦(Granul C

Explotab®

6%), ●(Granul D Amprotab®

15%)

Gambar 4.3 Grafik Distribusi Ukuran Granul A, B, C, D

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

44

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

4.4 Evaluasi Tablet

Evaluasi tablet yang dilakukan meliputi evaluasi organoleptis, keseragaman

ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, keregasan, waktu hancur dan stabilitas fisik

tablet.

Keterangan: A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

15%)

Gambar 4.4 Penampilan Fisik Tablet Perbesaran 10x

[Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018]

Evaluasi tablet dapat mengukur kualitas tablet dengan membandingkan hasil

evaluasi dengan persyaratan tablet yang berlaku. Pengamatan fisik tablet dilakukan

dengan mengamati tablet secara visual dari segi warna, bentuk permukaan dan

deteksi adanya cacat fisik pada tablet. Tablet yang dihasilkan dari ketiga formula

berwarna hijau gelap berbentuk oval pipih dengan permukaan yang rata dan tidak

terdeteksi adanya cacat fisik pada tablet.

Formula A Formula B

Formula D Formula C

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

45

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Tabel 4.4 Hasil Keseragaman Ukuran Tablet

Keterangan: A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

15%)

Evaluasi keseragaman ukuran dilakukan dengan cara mengukur tebal dan

diameter tablet yang dihasilkan menggunakan jangka sorong. Tabel 4.3

menunjukkan hasil evaluasi keseragaman ukuran tablet dari 20 tablet yang dipilih

secara acak, menunjukkan bahwa ketiga formula tersebut memiliki ukuran yang

seragam. Laju alir, homogenitas campuran dan kestabilan punch menyebabkan

ukuran tablet menjadi seragam.

Tabel 4.5 Hasil Keseragaman Bobot Tablet

Formula Bobot (mg) RSD (%)

A 423,5 ± 1,1 0,3

B 423,4 ± 2,2 0,5

C 423,8 ± 2,0 0,5

D 422,1 ± 15,1 3,6

Keterangan: A (Explotabv 2%), B (Explotabv 4%), C (Explotabv 6%), D (Amprotabv 15%)

Keseragaman bobot dievaluasi dengan menimbang secara acak 20 tablet.

Tabel 4.4 menunjukkan hasil evaluasi keseragaman bobot, ketiga formula

memenuhi syarat tablet bahan alam dari BPOM RI 2014 yaitu tidak lebih dari dua

tablet menyimpang lebih besar dari 5% dan tidak satu tablet pun yang menyimpang

lebih besar dari 10%. Keseragaman bobot tablet dipengaruhi oleh sifat alir granul.

Formula Diameter (cm) Tebal (cm)

A 1,41 ± 0,0 0.452 ± 0,0

B 1,41 ± 0,0 0.451 ± 0,0

C 1,41 ± 0,0 0.451 ± 0,0

D 1,41 ± 0,0 0.459 ± 0,0

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

46

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Berdasarakan laju alir granul, keempat formula termasuk dalam kategori baik dan

sudut istirahat dan indeks kompresibilitas granul dari keempat formula tablet

termasuk dalam kategori sangat baik sehingga sifat alir keempat formula tersebut

sangat baik.

Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Kekerasan, Keregasan dan Waktu Hancur

Formula Kekerasan

(Kg)

Keregasan

(%)

Waktu Hancur

(menit)

A 5,1 ± 0,2 0,7 23,4

B 5,2 ± 0,2 0,6 10,0

C 5,4 ± 0,3 0,8 15,7

D 6,2 ± 0,5 0,6 38

Keterangan: A (Explotab® 2%), B (Explotab® 4%), C (Explotab® 6%), D (Amprotab® 15%)

Kekuatan tablet ditentukan dengan cara mengukur kekerasan dan keregasan

tablet menggunakan alat uji kekerasan dan friabilator. Syarat kekerasan tablet

konvensional adalah sebesar 4-8 Kg. Hasil kekerasan tablet ditunjukkan pada Tabel

4.5 dimana keempat formula memenuhi syarat kekerasan tablet konvensional. Fase

luar yang berupa fines dapat menyebabkan lebih banyak terisinya die sehingga

dapat meningkatkan kekerasan tablet. Kekerasan tablet juga berguna sebagai

metode pengontrolan fisik selama proses pembuatan (in process control) bila

terdapat adanya peningkatan kekerasan tablet artinya kekuatan tekanan kempa

bertambah dan apabila terjadi penurunan kekerasan tablet artinya kekuatan tekanan

kempa berkurang sehingga alat kempa tablet dapat dijaga keselarasannya.

Kekuatan tablet juga ditentukan oleh nilai keregasan tabletnya. Keregasan

tablet berguna untuk mengetahui ketahanan tablet terhadap guncangan yang terjadi

selama proses pembuatan, pengemasan dan pendistribusian. Syarat keregasan tablet

adalah kurang dari 1%. Tabel 4.5 menunjukkan nilai keregasan keempat formula

dan keempatnya memenuhi syarat keregasan tablet. Kekerasan tablet

mempengaruhi nilai friabilitas karena jumlah isi die dan kekuatan kempa juga

merupakan faktor friabilitas sepert halnya kekerasan tablet. Semakin keras dan kuat

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

47

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

tablet maka nilai friabilitas akan semakin kecil. Selain itu konsentrasi pengikat juga

dapat mempengaruhi keregasan tablet, penggunaan PVP sebanyak 1%

menghasilkan keregasan yang memenuhi persyaratan.

Waktu hancur tablet merupakan parameter yang penting. Syarat waktu

hancur tablet bahan alam berbeda dengan tablet konvensional yaitu tablet harus

hancur dibawah 30 menit. Hasil uji waktu hancur terdapat pada Tabel 4.5. Formula

D tidak memenuhi syarat sedangkan ketiga formula lainnya A, B dan C memenuhi

syarat waktu hancur tablet bahan alam. Sodium starch glycolate dapat

menghasilkan waktu hancur lebih cepat dari amprotab® karena sodium starch

glycolate merupakan superdisintegran yang memiliki kemampuan mengembang 7-

12 kali atau 200-300% atau 300 kali volumenya dengan tetap mempertahankan

keutuhannya sehingga pengembangan tersebut dapat memberikan dorongan ke

sekitarnya dan membantu proses hancurnya tablet selain itu penghancur ini tidak

terpengaruh oleh tekanan mesin kempa, lubrikan dan mampu meningkatkan laju

alir (Mangal, 2012). Waktu hancur yang paling cepat adalah formula B dan yang

terlama adalah formula A. Sodium starch glycolate umum digunakan pada rentang

konsentrasi 2-8% umumnya semakin bertambahnya konsentrasi pengahncur maka

waktu hancurnya akan semakin cepat. Waktu hancur tidak akan terus bertambah

dan dapat menurun kembali apabila sodium starch glycolate digunakan secara

berlebih. Konsentrasi sodium starch glycolate yang terlalu banyak akan membentuk

gaya adhesif karena adanya ikatan kovalen sehingga ikatan polimer dari sodium

starch glycolate menjadi sulit terputus membuat waktu hancur tablet lebih lama.

Formula A memilki waktu hancur yang paling lama karena hanya menggunakan

pengancur sebanyak 2%, akan tetapi tetap memenuhi syarat tablet obat bahan alam.

Waktu hancur formula B lebih cepat sekitar 5 menit dari formula C. Konsentrasi

sodium strach glycolate sebesar 6% tidak memberikan waktu hancur yang optimum

pada formula tablet jamblang karena konsentrasi terlalu tinggi sehingga timbul gaya

adesif antar molekul penghancur tersebut.

Evaluasi stabilitas bobot, kekerasan dan waktu hancur tablet juga dilakukan

dengan cara menyimpan tablet didalam botol kaca berisikan silika gel maupun yang

tidak berisi silika gel. Botol kaca berisikan tablet disimpan di dalam desikator yang

kelembapannya sudah diatur konstan. Pengaturan kelembapan dalam desikator

dilakukan dengan cara menggunakan larutan jenuh garam NaCl dimana dengan

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

48

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

adanya larutan jenuh garam tersebut akan membuat kelembapan dalam desikator

menjadi Rh 75% konstan selama uji stabilitas dilaksanakan. Larutan garam jenuh

NaCl digunkan karena larutan garam tersebut dapat membuat kondisi kelembapan

dalam desikator konstan dan dapat memberikan kelembapan yang terkontrol yang

tidak dipengaruhi oleh suhu. Larutan garam lainnya dapat dipengaruhi oleh suhu

(Winston, 1960).

Tabel 4.7 Hasil Evaluasi Stabilitas Kekerasan dan Waktu Hancur Tablet

Formula

Kekerasan (Kg) Waktu Hancur (menit)

Semula Akhir uji

stabilitas Semula

Akhir uji

stabilitas

A1 5,1 ± 0,2

4,6 ± 0,3 23,4

21,2

A2 5,1 ± 0,3 28,1

B1

5,2 ± 0,2

4,8 ± 0,1

10,03

9,2

B2 5,2 ± 0,2 13,3

C1

5,4 ± 0,3

5,1 ± 0,1

15,665

13,4

C2 5.4 ± 0.150 16,3

D1

6,2 ± 0,5

5,7 ± 1,0

38

33,6

D2 6,0 ± 0,4 35,2

Keterangan: FA1 (Formula satu), FA2 (Formula satu dengan silika), FB1 (Formula dua), FB2

(Formula dua dengan silika), FC1 (Formula tiga), FC2 (Formula tiga dengan silika), F4 A

(Formula empat), FD2 (Formula empat dengan silika).

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

49

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Keterangan : FA1 (Formula satu), FA2 (Formula satu dengan silika), FB1 (Formula dua), FB2

(Formula dua dengan silika), FC1 (Formula tiga), FC2 (Formula tiga dengan silika), F4 A

(Formula empat), FD2 (Formula empat dengan silika

Gambar 4.5 Grafik Bobot Tablet

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

50

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Hasil uji stabilitas bobot tablet terdapat pada Gambar 4.3. Bobot tablet pada

tablet yang disimpan bersama dengan silika gel mengalami penurunan bobot. Silika

gel merupakan adsorben yang dapat menyerap kelembapan dari lingkungannya,

kelembapan pada tablet juga dapat terserap sehingga bobot tablet menjadi

berkurang seiring waktu. Tablet yang tidak disimpan bersama silika gel maka

bobotnya akan bertambah, karena tablet yang mengandung ekstrak higroskopis

akan menyerap kelembapan dari lingkungannya sehingga bobot tablet akan

bertambah seiring waktu (Gbenga, 2016)

Pada Tabel 4.6 diketahui bahwa tablet yang disimpan tanpa silika memiliki

waktu hancur yang lebih cepat dari pada dengan yang disimpan degan silika. Waktu

hancur juga jadi lebih cepat dari semula. Hal tersebut dapat terjadi karena tablet

tanpa silika akan menyerap kelembapan dari lingkungan sekitar, dimana

kelembapan yang diserap tablet akan membasahi tablet berikut disintegran yang

terkandung dalam tablet. Disintegran yang terbasahi akan mulai bekerja dan

mengembang sehingga tablet lebih mudah dan cepat hancur. Fenomena tersebut

juga menyebabkan kekerasan tablet menjadi lebih rapuh sehingga kekuatan

tabletnya berkurang. Kekerasan tablet yang diberi silika juga berkurang tetapi tidak

sebanyak tablet tanpa silika, akan tetapi waktu hancurnya menjadi lebih lama dari

semula. Waktu hancur tablet tanpa silika menjadi lebih lama karena kandungan

lembap dari tablet terabsorbsi oleh silika gel sehingga waktu pembasahan tablet

menjadi lebih lama dari pada tablet tanpa silika gel (Gbenga, 2016).

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

51 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengaruh penggunaan sodium starch glycolate sebagai superdisintegran pada

formula tablet ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini ( L.))

meningkatkan kecepatan waktu hancur sehingga memenuhi syarat waktu

hancur obat tradisional menurut BPOM RI dan memberikan sifat fisik lainnya

yang juga memenuhi persyaratan tablet obat tradisional menurut BPOM RI.

2. Konsentrasi penggunaan sodium starch glycolate yang optimum adalah 4%

2.1 Saran

Perlu dilakukan uji stabilitas tablet ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium

cumini (L.)) dikarenakan parameter fisik yang telah diuji sudah memenuhi syarat

tablet obat bahan alam. Uji penentuan bentuk granul juga dapat dilakukan untuk

mendukung data distribusi ukuran granul serta data lainnya.

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

52 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

DAFTAR PUSTAKA

Abu Izza, Li, Look, Parr dan Schineller. 2009. “A review on recent patents on fast

dissolving drug delivery system” dalam International Journal of

PharmTech Research. (hlm. 790-798). North Gujarat: Sphinx

Agoes, G. 2006. Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung: Penerbit ITB.

Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung: Penerbit ITB.

Agoes, G. 2012. Sediaan Farmasi Padat. Bandung: Penerbit ITB.

Allen. 2009. “Colloidal Silicon Dioxide” dalam Rowe, R.C., Sheskey P.J., &

Quinn, M.E., Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed., (hlmn185-

188). London: Pharmaceuticals Press.

Anggraeni, Yuni., Sulistiawati, Farida., Astria, Dwi. “Pengaruh Plasticizer Gliserol

dan Sorbitol terhadap Karakteristik Film Penutup Luka Kitosan-Triolifosfat

yang Mengandung Asiatikosida” dalam Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia

(hlm. 128-134)

Ansel, HC. 1995. Introduction to pharmaceutical dosage forms. Philadelphia: Lea

and Febiger.

Ansel, H. C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV, Alih bahasa

Ibrahim, F. Jakarta : UI Press.

Anwar, Effionora. 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi. Jakarta: Dian Rakyat.

Aulton, M.E., 1988. Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, London:

Churcill Livingstone

Aulton, M.E. 2008. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design 2nd.

Leicester: Churchill Livingstone.

Ayyanar M., Subash-Babu P. 2012. “Syzygium cumini (L.) Skeels: A review of its

phytochemical constituents and traditional uses” dalam Asian Pacific

Journal of Tropical Biomedicine. (hlm. 240-246). Tanil Nadu: Elsevier

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

53 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Banker, S.G., and Anderson, R.N., 1986. Tablet In Lachman, L. Lieberman, The

Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3 rd ed. Philadelphia: Lea and Febiger

Bhowmik. 2009. “Colloidal Silicon Dioxide” dalam Rowe, R.C., Sheskey P.J., &

Quinn, M.E., Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed., (hlmn185-

188). London: Pharmaceuticals Press

Boschini, F. 2015. “Linking flowability and granulometry of lactose powders”

dalam International Journal of Pharmaceutics volume 494 (hlm. 312-320).

Elsevier

BPOM RI. 2014. Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Indonesia: Peraturan Kepala

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

Bruneton, J. (1999). Pharmacognosy and Phytochemistry Medical Plant. 2th Ed.

translated by Caroline K hatton. Londres, NY, Paris : Intercept Ltd

Budavari. S. 1989. The Merck Index, 11th Ed, USA: Merck & Co Inc

Chang, C.C., Yang, M.H., Wen, H.M., dan Chernn J.C. 2002. “Estimation of Total

Flavonoid Content in Propolis by Two Complementary Colorimetric

Methods” dalam Journal of Food and Drug Analysis (hlm. 178-182).

Taiwan: NPUST

Chebil, L., Humeau, C., Anthoni, J., Dehez, F., Engasser, J., and Ghoul, M. 2007.

“Solubility of Flavonoid in Organic Solvent” dalam J.Chem. Eng., (hlm. 52,

1552-1556). Vandoeuvre-lès-Nancy: American Chemical Society.

Departemen Kesehatan, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V, Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Desai, Parind. 2016. “Review of Disintegrants and the Disintegration Phenomena”

dalam Journal of Pharmaceutical Sciences., (hlm. 2545-2555). Singapura:

GEA-NUS

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

54 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V. 2015.

Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edition. Inggris: McGraw-Hill

Education Companies.

Ditjen Bina Farmasi dan Alkes. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit

Diabetes Mellitus. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Edge. 2009. “Lactose Monohidrat” dalam Rowe, R.C., Sheskey P.J., & Quinn,

M.E., Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed., (hlmn185- 188).

London: Pharmaceuticals Press

Eyjolfsson, Reynir. 2014. Design and Manufacture of Pharmaceutical Tablets.

Oxford: Elsevier.

FDA, 2008, United States Pharmacopeia National Formulary, USP 32/NF 27.

United States: Twinbrook Parkway

FDA, 2011, United States Pharmacopeia National Formulary, USP 35/NF 30.

United States: Twinbrook Parkway

Fitrya, 2016. “Ethanol Extract Formulation of Tunjuk Langit Rhizome as Tablet by

Wet Granulation Method” dalam Jurnal Farmasi Galenika Volume 3 No. 1,.

Palembang: Universitas Sriwijaya

Fell, A. F. (1986). UV and Visible Flourecense Spectrophotometric, in Wade,

Clarke’s Isolation and Identification of Drug. 2nd ed. London : The

Pharmaceuitcal Press

Gbenga, Bakre. 2016. Studies of the Effect of Storage Conditions on Some

Pharmaceutical Parameters of Powders and Tablets. Nigeria: Olabisi

Onabanjo University

Gowri SS. Vasantha K. 2010. Phytochemical Screening and Antibacterial Activity

of Syzygium cumini (L.) (Myrtaceae) Leaves Extracts dalam International

Journal of PharmTech Research. (hlm. 1569-1573)

Hapgood, K., P. 2009. “Colloidal Silicon Dioxide” dalam Rowe, R.C., Sheskey P.J.,

& Quinn, M.E., Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed.,

(hlmn185- 188). London: Pharmaceuticals Press

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

55 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

He, Yu., He, Zhimin., He, Feng., Wan, Haitong. 2012. Determination of quercetin,

plumbagin and total flavonoids Drosera peltata Smith var. Glabrata dalam

Pharmacognosy Magazine (hlm. 32)

Helmi Arifin, Melissa, Almahdy. 2004. Efek antidiabetes ekstrak etanol daun

Eugenia cumini Merr pada mencit diabetes yang diinduksi dengan aloksan

dalam Journal Matematika dan Pengetahuan Alam, vol. 13 (hlm. 32-37)

Indrayani, Selvi. 2008. Validasi Penetapan Kadar Kuersetin dalam Sediaan Krim

Secara Kolorimetri Dengan Pereaksi AlCl3. Skripsi. Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Katzung, B.G., 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12th ed., USA: McGraw Hill

Companies

Kementrian Dalam Negeri RI, 2014, Warta Ekspor, Jakarta: Ditjen PEN

Kibbe, A.H. 2009. Crospovidone, dalam Rowe, R.C., Sheskey, P.J. and Quin, M.E.,

Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Ed., 208-209. USA :

Pharmaceutical Press & American Pharmacist Association

Lachman, L., Lieberman.H.A, & Kanig, J. L. 2008. Teori dan Praktek Farmasi

Industri II (Edisi Ketiga) (Siti Suyatmi, Trans). Jakarta: UI-Press

Lenny Sutedja. Kardono, Hanafi. Penggunaan Dan Dosis Pemberian Ekstrak Daun

Jamblang Untuk Terapi Penyakit Diabetes. Indonesia: LIPI

Mangal, Mohit., Thakral Sunil., Goswami, Manish., Ghai, Pankaj. 2012.

“Superdisintegrants: An Updated Review” dalam International Journal of

Pharmacy and Pharmaceutical Science Research 2012 (hlm. 26-35).

McGough,N. 2007. “Nutritional recomendation in diabetes management” dalam.

Nutritional management of diabetes mellitus (hlm. 1-15) England: John

Willey and Sons

Morris SF, Wylie-Rosett J. 2010. “Medical nutrition therapy: A key to diabetes

management and prevention” dalam Clinical diabetes 2010 Vol.28 (hlm. 1-

18)

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

56 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Mursyidi, A. (1990). Analisis Metabolit Sekunder. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Nikhat, F & Satyanarayana, D & Sheikh, A.S. & Prajakta, H & Ajaj, A. (2014).

Formulation and development of mouth dissolving tablets of isolated

molecules and evaluation for anti-hyperglycemic activity. Research Journal

of Pharmacy and Technology. 7. 275-283.

Orachorn Sriya, Isada, Siriporn. 2011. “Formulation of Houttuynia Cordata

Standardized Extract Tablets” dalam CMU. J. Nat. Sci. 2011 Vol. 10 (hlm

227-236)

Pahwa R, Gupta N. 2011. “Superdisintegrants in the Development of Orally

Disintegrating Tablets: A Review” dalam International Journal of

Pharmaceutical Science and Research (hlm. 2767-80)

Palma, S.; Lujan, C.; Llabot, J.M.; Barboza, G.; Manzo, R.H.; Allemandi, D.A.

2002. Design of Peumus boldus tablets by direct compression using a novel

dry plant extract dalam Int. J. Pharm (hlm. 191–198).

Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3th,

Minneapolis: Burgess Publishing Company.

Qiu, Yihong, Chen, Yisheng, & Zhang, G.G.Z. 2009. Developing Solid Oral

Dosage Forms Pharmaceutical Theory and Practice. USA : Elsevier.

Quotbach, Julian. 2015. “A Critical Review on Tablet Disintegration” dalam Pharm

Dev Technol (hlm. 1-12). Dusseldorf: Institute of Pharmaceutics and

Biopharmaceutics.

Quinn. 2009. “Colloidal Silicon Dioxide” dalam Rowe, R.C., Sheskey P.J., &

Quinn, M.E., Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed., (hlm.185-

188). London: Pharmaceuticals Press

Ravi K., Rajasekaran S., Subramanian S. 2005. “Antihyperlipidemic effect of

Eugenia jambolana seed kernel on streptozotocin-induced diabetes in rats”

Dalam J. Food Chem. Toxicol (hlm. 1433-1439).

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB Press.

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

57 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Rowe, C Raymond., Sheskey J Paul., Quinn E Marian. 2009. Handbook of

pharmaceutical Ekscipients, edisi 6. London: Pharmaceutical Press.

Sagrawat H, Mann AS, Kharya MD. 2006. “Pharmacological potential of Eugenia

jambolana: A review”. Dalam Pharmaco J Mag (hlm. 96-105).

Shayne. C.G. 2008. Pharmaceutical Manufacturing Handbook: Production and

Process. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Siregar, Charles J.P. Wikarsa, Saleh. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet

Dasar-Dasar Praktis. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Voigt, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Winston, Paul. 1960. “Saturated Solutions for the Control of Humidity in Biological

Research” dalam Ecological Socieety of America (hlm. 232-237).

Young. 2009. “Sodium Starch Glycolate” dalam Rowe, R.C., Sheskey P.J., &

Quinn, M.E., Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed., (hlmn185-

188). London: Pharmaceuticals Press.

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

58 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Hasil Uji Alir, Sudut Istirahat, Index Kompresibilitas dan Kadar

Air Ekstrak Jamblang

Parameter

Percobaan Rata-rata ±

SD 1 2 3

Laju alir (gram/detik) 4,7 4,9 4,6 4,7 ± 0,1

Sudut istirahat (°) 34,6 34,2 35,4 34,7 ± 0,5

Index kompresibilitas (%) 30 30,4 31,4 30,6 ± 0,6

Kadar air (%) 8 7,8 7,8 7,9 ± 0,1

Lampiran 2 Tabel Hasil Uji Laju Alir Granul

Formula

Percobaan (g/detik)

Rata-rata ± SD

1 2 3

A 6,9 6,9 7,1 7 ± 0,1

B 7,3 7,5 7,5 7,4 ± 0,1

C 7,7 7,7 7,7 7,7 ± 0,0

D 4,8 4,9 4,6 6,7 ± 0,1

Keterangan : A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

15%)

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

59 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 3 Tabel Hasil Uji Sudut Istirahat Granul

Formula

Percobaan (°)

Rata-rata ± SD

1 2 3

A 27,8 26,7 27,2 27,2 ± 0,5

B 27,7 27,4 27,7 27,6 ± 0,1

C 27,1 27,1 27,2 27,1 ± 0,1

D 27,1 26,8 26,9 26,1 ± 0,1

Keterangan : A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

15%)

Lampiran 4 Tabel Hasil Uji Index Kompresibilitas Granul

Formula

Percobaan (%)

Rata-rata ± SD

1 2 3

A 9,7 10,9 9,7 10,0 ± 0,5

B 10,1 11,1 10,1 10,4 ± 0,4

C 9,5 10,7 9,6 9,9 ± 0,5

D 10,5 10,5 9,1 1,0 ± 0,6

Keterangan : A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

15%)

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

60 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 5 Tabel Hasil Uji Ketebalan Tablet (cm)

Keterangan : A (Explotab 2%), B (Explotab 4%), C (Explotab 6%)

No Formula A Formula B Formula C Formula D

1 0,45 0,45 0,46 0,46

2 0,46 0,45 0,45 0,46

3 0,46 0,45 0,45 0.46

4 0.46 0,45 0,46 0,46

5 0,45 0,45 0,46 0,46

6 0,45 0,46 0,45 0,46

7 0,45 0,45 0,45 0.45

8 0,46 0,45 0,45 0,46

9 0,45 0,45 0,45 0,46

10 0,45 0,45 0,45 0,46

11 0,45 0,46 0,45 0.45

12 0,45 0,45 0,45 0,46

13 0,46 0,46 0,45 0,46

14 0,45 0,45 0,45 0.46

15 0,45 0,46 0,45 0,46

16 0,45 0,46 0,46 0,46

17 0,45 0,45 0,45 0.46

18 0,45 0,45 0,45 0,46

19 0,45 0,45 0,45 0,46

20 0,45 0,5 0,45 0.46

Rata-rata 0,5 0,5 0.5 0.5

SD 0,0 0,0 0.0 0.0

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

61 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 6. Tabel Hasil Uji Diameter Tablet (cm)

No Formula

A

Formula

B

Formula

C

Formula

D

1 1,41 1,41 1,41 1,41

2 1,41 1,41 1,41 1,41

3 1,41 1,41 1,41 1,42

4 1,41 1,41 1,41 1,41

5 1,41 1,41 1,41 1,42

6 1,41 1,41 1,41 1,42

7 1,41 1,41 1,41 1,41

8 1,41 1,41 1,41 1,42

9 1,41 1,41 1,41 1,41

10 1,41 1,41 1,41 1,41

11 1,41 1,41 1,41 1,42

12 1,41 1,41 1,41 1,42

13 1,41 1,41 1,41 1,42

14 1,41 1,41 1,41 1,42

15 1,41 1,41 1,41 1,42

16 1,41 1,41 1,41 1,42

17 1,41 1,41 1,41 1,41

18 1,41 1,41 1,41 1,41

19 1,41 1,41 1,41 1,42

20 1,41 1,41 1,41 1,41

Rata-rata 1,41 1,41 1,41 1,41

SD 0.00 0.00 0.00 0.00

Keterangan : A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

)

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

62 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 7 Tabel Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet (mg) dan Persen

Penyimpangan

No Formula A Formula B Formula C Formula D

Bobot % Bobot % Bobot % Bobot %

1 421.6 0.5 424.3 0.2 421.4 0.6 422.1 0.0

2 423.3 0.9 424.1 0.2 419.8 0.9 439.4 4.1

3 424.4 0.2 419.1 1.0 419.8 0.9 428.5 1.5

4 423.7 0.1 422.9 0.1 425.7 0.5 415.3 1.6

5 422.4 0.3 422.2 0.3 422.4 0.3 407.2 3.5

6 422.9 0.1 420.8 0.6 424.5 0.2 419.9 0.5

7 423.3 0.1 422.4 0.2 422.9 0.2 421.6 0.1

8 425.4 0.5 421.3 0.5 425 0.3 442.4 4.8

9 425.6 0.5 426.8 0.8 423.6 0.0 451.7 7.0

10 424.5 0.2 423.4 0.0 421.9 0.4 416.5 1.3

11 424.4 0.2 425.9 0.6 427.5 0.9 420.8 0.3

12 423.7 0.1 423.4 0.0 424.1 0.1 438.3 3.8

13 422.1 0.3 426.3 0.7 425.2 0.3 403.7 4.4

14 422.3 0.3 420.9 0.6 422.4 0.3 432.8 2.5

15 424.3 0.2 422.9 0.1 424 0.1 410.7 2.7

16 424.4 0.2 420 0.8 425.1 0.3 408.3 3.3

17 422.2 0.3 424.9 0.4 426.1 0.6 401.4 4.9

18 423.3 0.1 423.9 0.1 424 0.1 447.7 6.1

19 421.9 0.4 426.5 0.7 425.1 0.32 408.8 3.14

20 424.4 0.2 425.4 0.5 424.5 0.177 404.2 4.23

Rata-

rata 423.5 0.3 423.37 0.4 423.75 0.325 422.065 2.99

SD 1.1 0.2 2.2 0.3 2.0 0.3 15.1 2.0

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

63 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 8. Tabel Hasil Uji Kekerasan Tablet (Kg)

Lampiran 9. Tabel Hasil Uji Keregasan

Formula

Percobaan (%)

Rata-rata

1 2

A 0,7 - 0,7

B 0,6 0,5 0,6

C 0,5 0,6 0,5

D 0,6 - 0,6

Keterangan : A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

15%)

No Formula A Formula B Formula C Formula D

1 4,8 5,1 5,4 5,8

2 5,1 5,1 5,0 5,2

3 5,3 5,6 5,6 7,0

4 5,1 5,1 5,6 6,8

5 4,9 5,3 5,8 6,3

6 5,3 5,2 5,0 6,3

7 4,9 5,1 5,5 6,5

8 5,1 5,2 5,8 5,6

9 4,8 5,1 5,4 5,9

10 5,2 5,3 5,2 6,1

Rata-rata 5,1 5,2 5,4 6,2

SD 0,2 0,2 0,3 0,5

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

64 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 10. Tabel Hasil Uji Waktu Hancur

Tablet

ke-

(menit)

A B C D

Percobaan

ke-

Percobaan

ke-

Percobaan

ke-

Percobaan

ke-

1 2 1 2 1 2 1 2

1 18,0 - 4,2 4,6 7,0 5,5 28 -

2 21,1 - 6,0 5,3 7,3 8,2 30 -

3 21,1 - 6,0 5,3 8,4 9,0 30 -

4 21,1 - 6,1 5,4 8,4 9,0 32 -

5 23,4 - 8,0 9,2 10,3 12,4 35 -

6 23,4 - 9,3 10,5 12,2 14,1 38 -

Keterangan : A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

15%)

Lampiran 11. Tabel Hasil Uji Stabilitas Bobot Tablet

Hari

ke-

(gram)

FA1 FA2 FB1 FB2 FC1 FC2 FD1 FD2

0 4,64 4,57 4,57 4,30 4,47 4,56 4,61 4,53

1 4,66 4,52 4,52 4,27 4,47 4,49 4,61 4,48

2 4,66 4,52 4,52 4,27 4,48 4,48 4,61 4,47

3 4,58 4,52 4,52 4,26 4,48 4,48 4,61 4,47

4 4,66 4,52 4,52 4,26 4,49 4,48 4,61 4,47

5 4,67 4,52 4,52 4,26 4,49 4,48 4,61 4,47

6 4,67 4,52 4,52 4,26 4,51 4,47 4,61 4,47

7 4,68 4,52 4,52 4,26 4,52 4,48 4,61 4,48

Keterangan : FA1 (Formula satu), FA2 (Formula satu dengan silika), FB1 (Formula

dua), FB2 (Formula dua dengan silika), FC1 (Formula tiga), FC2 (Formula tiga

dengan silika), F4 A (Formula empat), FD2 (Formula empat dengan silika)

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

65 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 12 Tabel Stabilitas Kekerasan Tablet

No (Kg)

FA1 FA2 FB1 FB2 FC1 FC2 FD1 FD2

1 4,5 5,2 4,9 5 5,1 5.8 6.3 6.2

2 4,1 5,0 4.7 5.6 5.3 6.0 4.3 6.3

3 4,8 5,5 4,7 5,1 5,0 5,5 6,9 6,3

4 4,9 5,1 4,9 5,0 4,9 5,8 5,3 5,6

5 4,8 4,5 4,9 5,0 5,1 5,5 6,0 5,5

Rata-

Rata 4,6 5,1 4,8 5,2 5,0 5,4 5,7 6,0

SD 0,3 0,3 0,1 0,2 0,1 0,2 1,0 0,4

Keterangan : FA1 (Formula satu), FA2 (Formula satu dengan silika), FB1 (Formula dua), FB2

(Formula dua dengan silika), FC1 (Formula tiga), FC2 (Formula tiga dengan silika), F4 A

(Formula empat), FD2 (Formula empat dengan silika

Lampiran 13 Tabel Stabilitas Waktu Hancur Tablet

Tablet

Ke-

(menit)

FA1 FA2 FB1 FB2 FC1 FC2 FD1 FD2

1 17,2 21,3 8,0 11,4 11,5 11,1 18,6 18,1

2 17,2 21,3 8,0 12,1 11,5 14,5 24,5 25,1

3 18,4 28,1 8,0 12,1 13,2 16,1 26,0 28,0

4 21,2 28,1 9,2 13,1 13,2 16,1 26,0 33

5 21,2 28,1 9,2 13,1 13,3 16,1 33,6 34,2

6 21,2 28,1 9,2 13,3 13,4 16,3 33,6 35,2

Keterangan : FA1 (Formula satu), FA2 (Formula satu dengan silika), FB1 (Formula dua), FB2

(Formula dua dengan silika), FC1 (Formula tiga), FC2 (Formula tiga dengan silika), F4 A

(Formula empat), FD2 (Formula empat dengan silika)

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

66 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 14 Analisa Distribusi Ukuran Granul Formula A

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

67 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 15 Analisa Distribusi Ukuran Granul Formula B

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

68 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 16 Analisa Distribusi Ukuran Granul Formula C

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

69 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 17 Distribusi Ukuran Granul Formula D

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

70 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 18 Grafik Distribusi Ukuran Granul

Keterangan: Granul A (Explotab®

2%), B (Explotab®

4%), C (Explotab®

6%), D (Amprotab®

15%)

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

71 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 19 Sertifikat Analisis Laktosa

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

72 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 20 Sertifikat Analisis PVP

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

73 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 21 Sertifikat Analisis Sodium Starch Glycolate

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

74 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 22 Sertifikat Analisis Aerosil

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42357...UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (SYZYGIUM

75 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Lampiran 23 Sertifikat Analisis Magnesium Stearat