UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

166
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG RELATED PROBLEM PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUMAH SAKIT PELABUHAN JAKARTA UTARA SKRIPSI AGUNG PRAKOSO TRISNA NIM: 1111102000078 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA OKTOBER 2015

Transcript of UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEM PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIK DI RUMAH SAKIT

PELABUHAN JAKARTA UTARA

SKRIPSI

AGUNG PRAKOSO TRISNA

NIM: 1111102000078

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

OKTOBER 2015

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEM PADA PASIEN

GAGAL GINJAL KRONIK DI RUMAH SAKIT

PELABUHAN JAKARTA UTARA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

AGUNG PRAKOSO TRISNA

NIM: 1111102000078

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

OKTOBER 2015

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan

semua sumber yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Agung Prakoso Trisa

NIM : 111110200078

Tanda Tangan :

Tanggal : 20 Oktober 2015

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta iii

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta iv

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta v

ABSTRAK

Nama : Agung Prakoso Trisa

NIM : 1111102000078

Program Studi : Strata-1 Farmasi

Judul Skripsi : Evaluasi Drug Related Problems Kategori Penyesuaian

Dosis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit

Pelabuhan Jakarta Utara

DRP (Drug Related Problems) didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang

tidak diinginkan atau risiko yang dialami oleh pasien, yang melibatkan atau

diduga melibatkan terapi obat. Terjadinya DRP dapat mencegah atau menunda

pasien dari pencapaian terapi yang diinginkan. Pasien GGK (Gagal Ginjal Kronik)

menerima berbagai agen obat terapi, terlebih untuk pasien yang sudah

berkomplikasi penyakitnya. Hal ini menyebabkan tingginya resiko terjadinya

DRP. Salah satu masalah DRP yang paling penting pada pasien penyakit ginjal

kronis (GGK) adalah kesalahan dosis obat. Banyak obat dan metabolitnya yang

dieliminasi melalui ginjal. Dengan demikian, fungsi ginjal yang memadai penting

untuk menghindari toksisitas. Pasien dengan gangguan ginjal sering memiliki

perubahan dalam parameter farmakokinetik dan farmakodinamik. Oleh karena itu,

pertimbangan khusus harus diambil ketika obat ini diresepkan untuk pasien

dengan gangguan fungsi ginjal. Penelitian DRP kategori penyesuaian dosis masih

jarang dilakukan, karena itu penelitian ini bertujuan untuk menilai seberapa besar

angka kejadian DRP kategori dosis yang terjadi. Penelitian menggunakan desain

cross sectional dengan pendekatan retrospektif terhadap 26 pasien rawat inap RS

Pelabuhan Jakarta Utara yang mengalami GGK pada tahun 2014. Dari hasil

didapatkan terdapat 9 pasien (34,62 %) yang mengalami DRP dosis dibawah

terapi, presentase tertinggi didapat pada obat Aminefront sebanyak 5 kejadian

(45,46 %). Lalu terdapat 22 pasien (84,62 %) yang mengalami DRP dosis diatas

terapi, presentase tertinggi didapat pada obat Vometa (Domperidone) sebanyak 9

kejadian (21,43 %). Hasil didapatkan bahwa DRP kategori dosis diatas terapi

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta vi

terjadi lebih dari 50 %, hal ini dapat dijadikan perhatian dan evaluasi kedepannya

bagi Rumah Sakit.

Kata kunci : DRPs, Gagal Ginjal Kronik, Penyesuaian Dosis, RS Pelabuhan

Jakarta Utara

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta vii

ABSTRACT

Name : Agung Prakoso Trisa

NIM : 1111102000078

Study Program : Strate-1 Pharmacy

Title : Evaluation of Drug Related Problems Category

Adjusment Dose with Chronic Kidney Disease Patients

at Pelabuhan Hospital of North Jakarta

DRPs (Drug Related Problems) are defined as an undesirable occurrence

or risk that underwent by patient, involving or allegedly involving therapeutic

drugs. DRPs could prevent or delay patients outcome. Patients with CKD

(Chronic Kidney Disease) receives multi therapeutic drugs, especially for patients

who have complicated disease. One of the most important DRPs in patients with

CKD is medication errors. Many medications and their metabolites are eliminated

through the kidney. Thus, adequate renal function is important to avoid toxicity.

Patients with renal impairment often have alterations in their pharmacokinetic and

pharmacodynamic parameters. Therefore, special consideration should be taken

when these drugs are prescribed to patients with impaired renal function. Study of

DRPs category adjusment dose is still rare, accordingly this study aims to evaluate

precentage of DRP category adjusment dose that occurs. This study used cross

sectional design with retrospective towards 26 hospitalized patients at Pelabuhan

Hospital of North Jakarta with CKD in 2014. The results figured that 9 patients

(34,62 %) with DRP under dosage, the highest precentage of the drugs goes to

Aminefront with 5 cases (45,46 %). And then figured that 22 patients (84,62 %)

with DRP over dosage, the highest precentage goes to Vometa (Domperidone)

with 9 cases (21,43 %). The results showed that DRP over dosage occur more

than 50 %, this case can be used for attention and evaluation for the future of

Hospital.

Keywords : DRPs, Chronic Kidney Disease, Adjusment Dose, Pelabuhan

Hospital of North Jakarta

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan segala

rahmat-nya kepada kita semua. Khususnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Evaluasi Drug Related Problem Kategori Penyesuaian Dosis pada

Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara” ini.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita nabi

Muhammada SAW, yang merupakan suri tauladan bagi kita semua.

Skripsi ini disusun dari hasil penelitian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Pelabuhan Jakarta Utara. Dalam proses penyususnan skripsi dan dalam

menyelesaikan masa perkuliahan tentu banyak berbagai halangan serta kesulitan

yang menyertai, sehingga penuli tidak terlepas dari do’a, dorongan, bantuan dan

bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, izinkan penulis untuk

menghaturkan ucapkan terimakasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Yardi, PhD., Apt sebagai Pembimbing I dan selaku Ketua Program Studi

Farmasi UIN, Bu Isti Qomarsih, S.Si, MARS.,Apt. sebagai Pembimbing II, Bu

Vidia Anwar, S.Si.,Apt. sebagai pembimbing lapangan yang telah memberikan

ilmu, waktu, tenaga, nasihat, serta arahan selama penelitian dan penulisan skripsi

ini.

2. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Haddad Triyono dan Ibunda Monalisa Sjarif

yang selalu iklas tanpa pamrih membeikan kasih sayang, dukungan moral,

material, nasihat-nasihat, serta lantunan doa disetiap waktu.

4. Kakakku tersayang Rhealina Trisa yang selalu memberi dukungan do’a dan

moral.

5. Ibu Nelly Suryani, PhD., M.Si., Apt selaku Sekretaris Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Dr. Delina Hasan, M.Kes, Apt selaku Penasehat Akademik yang Selalu

Membimbing Penulisan.

7. Rekan terbaikku Ayu Diah Gunardi yang selalu membantu, mengingatkan dan

memotivasi hingga sekarang.

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ix

8. Teman – teman bermain D8 (Dhenny, Acad, Rifqi, Monic, Mufidah, Puspita, dan

Nanda) atas kebersamaan dan kesenangannya.

9. Teman sepenelitianku Inten Novita terimakasih atas motivasinya sejak awal

hingga akhir penyelesaian skripsi ini.

10. Teman – teman bermain (Cokers Farmasi) yang tidak pernah menolak jika

diminta bantuan.

11. Bapak dan ibu staf pengajar, serta karyawan yang telah memberikan bimbingan

dan bantuan selama menempuh pendidikan di Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

12. Ibu dan bapak seluruh pegawai RS Pelabuhan Jakarta Utara yang telah

memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.

13. Teman-teman program studi Farmasi khususnya 2011.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan

penulisan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah

SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, oleh

karena itu keritik dan saran sangat diharpkan demi perbaikan skripsi ini. Dan semoga

skripsi ini bisa bermanfaat nagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, Oktober 2015

Penulis

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta x

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Agung Prakoso Trisa

NIM : 1111102000078

Program Studi : Strata-1 Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya

ilmiah saya dengan judul :

Evaluasi Drug Related Problems Kategori Penyesuaian Dosis Pada

Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta

Utara.

untuk dipublikasi atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Ciputat

Pada Tanggal : Oktober 2015

Yang menyatakan,

(Agung Prakoso Trisa)

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN ORSINILITAS ............................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................v

ABSTRACT ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .........................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................3

1.3 Pertanyaan Penelitian ......................................................................4

1.4 Tujuan Penelituan ............................................................................4

1.4.1 Tujuan Umum .......................................................................4

1.4.2 Tujuan Khusus.......................................................................4

1.5 Manfaat Penelitian ...........................................................................4

1.5.1 Teoritis ..................................................................................4

1.5.2 Metodologi ............................................................................4

1.5.3 Aplikatif ................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................5

2.1 Drug Related Problems (DRPs) ......................................................5

2.2 Ginjal ...............................................................................................6

2.2.1 Anatomi dan Fisiologi Ginjal ................................................7

2.2.1.1 Anatomi Ginjal .........................................................7

2.2.1.2 Struktur Makroskopik Ginjal ....................................8

2.2.1.3 Struktur Mikroskopik Ginjal .....................................8

2.2.1.4 Fisiologi Ginkal ......................................................10

2.2.2 Penilaian Fungsi Ginjal .......................................................12

2.2.2.1 Persamaan Cockcroft-Gault ....................................12

2.2.2.2 Persamaan MDRD ..................................................13

2.3 Definisi Gagal Ginjal Kronik ........................................................14

2.3.1 Etilogi Gagal Ginjal Kronik ................................................15

2.3.2 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik ..........................................16

2.3.2.1 Kategori Penyebab ..................................................16

2.3.2.2 Kategori GFR ..........................................................17

2.3.2.3 Kategori Albuminuria .............................................18

2.3.3 Patofisiologi Gagal Ginjal ...................................................19

2.3.3.1 Protokol Pasien Gagal Ginjal Kronik .....................20

2.3.3.2 Pengobatan Progresi dengan Modifikasi Terapi .....21

2.3.4 Terapi Pengganti Ginjal ......................................................28

2.3.4.1 Hemodialisis ...........................................................28

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xii

2.3.4.2 Jenis-Jenis Hemodializer ........................................29

2.3.4.3 Dialisis Peritonoal ...................................................31

2.3.4.4 Transplatasi Ginjal ..................................................31

2.4 Rumah Sakit ..................................................................................31

2.4.1 Pelayanan Farmasi Klinik Di Rumah Sakit.........................33

2.5 Rekam Medik ................................................................................34

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................36

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................36

3.1.1 Tempat Penelitian ................................................................36

3.1.2 Waktu Penelitian .................................................................36

3.2 Desain Penelitian ........................................................................36

3.3 Kerangka Konsep ........................................................................37

3.4 Definisi Operasional ...................................................................38

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................42

3.5.1 Populasi ...............................................................................42

3.5.2 Sampel .................................................................................42

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Penelitian .....................................42

3.6.1 Kriteria Inklusi Sample .......................................................42

3.6.2 Kriteria Ekslusi Sampel .......................................................43

3.7 Prosedur Penelitaian....................................................................43

3.7.1 Bagan Alur Penelitian .........................................................43

3.7.2 Persiapan Penelitan .............................................................43

3.7.3 Pelaksanaan Pengumpulan Data..........................................44

3.7.3.1 Penelusuran Dokumen ............................................44

3.7.4 Manajemen Data .................................................................44

3.7.5 Pengolahan Data ..................................................................44

3.8 Analisa Data ................................................................................45

3.8.1 Analisa Univariat.................................................................44

BAB 4 HASIL DSN PEMBAHASAN ..........................................................46

4.1 Hasil Penelitian ..........................................................................46

4.1.1 Karakteristik Pasien.............................................................46

4.1.2 Profil Penggunaan Obat ......................................................48

4.1.2.1 Profil Penggunaan Obat Injeksi ..............................48

4.1.2.2 Profil Penggunaan Obat Oral ..................................49

4.1.3 DRPs Kategori Dosis Dibawah Dosis Terapi .....................50

4.1.3 DRPs Kategori Dosis Diatas Dosis Terapi ..........................51

4.2 Pembahasan ................................................................................53

4.2.1 Karakteristik Pasien.............................................................53

4.2.2 Profil Penggunaan Obat ......................................................55

4.2.3 DRPs Kategori Dosis Dibawah Dosis Terapi .....................60

4.2.4 DRPs Kategori Dosis Diatas Dosis Terapi ..........................61

4.3 Keterbatasan Penelitian ...............................................................63

4.3.1 Kendala ...............................................................................63

4.3.2 Kelemahan ...........................................................................63

4.3.3 Kekutan ...............................................................................64

BAB 5 KESIMPULAN .................................................................................65

5.1 Kesimpulan .................................................................................65

5.2 Saran ...........................................................................................65

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xiii

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................66

LAMPIRAN ...................................................................................................70

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Ginjal Tampak Depan ...............................................7

Gambar 2.2 Struktur Ginjal ........................................................................10

Gambar 2.3 Mekanisme Progresi Gangguan Gagal Ginjal Kronik .........20

Gambar 2.4 Strategi Pengobatan Untuk Mencegah Gagal Ginjal

Kronik Pada Pasien Diabetes..................................................25

Gambar 2.5 Strategi Pengobatan Untuk Mencegah Gagal Ginjal

Kronik Pada Pasien Non Diabetes .........................................26

Gambar 2.6 Algoritma Manajemen Hipertensi Untuk Pasien GGK .......27

Gambar 2.7 Mesin Dialisis Nipro ................................................................29

Gambar 2.8 Mesin Dialisis Fresenieus ........................................................30

Gambar 2.9 Mesin Dialisis Nikisso .............................................................30

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xv

DAFTARTABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi GGK Kategori Penyebab .........................................16

Tabel 2.2 Klasifikasi GGK Kategori Albuminuria........................................18

Tabel 3.1 Definisi Operasional ......................................................................38

Tabel 4.1 Distribusi Pasien Berdasarkan Karakteristik ..........................46

Tabel 4.2 Distribusi Penyakit Penyerta Pada Pasin GGK .......................46

Tabel 4.3 Presentase Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Profil

Penggunaan Obat Injeksi ..........................................................48

Tabel 4.4 Presentase Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Profil

Penggunaan Obat Oral ..............................................................49

Tabel 4.5 Presentase Prevalensi Dosis Dibawah Dosis Terapi

Berdasarkan Jumlah Pasien yang Mengalaminya ..................50

Tabel 4.6 Presentase Distribusi Jumlah Dosis Dibawah Dosis Terapi ....50

Tabel 4.7 Presentase Prevalensi Dosis Diatas Dosis Terapi

Berdasarkan Jumlah Pasien yang Mengalaminya ..................50

Tabel 4.6 Presentase Distribusi Jumlah Dosisi Diatas Dosis Terapi ......50

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xvi

DAFTARLAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 ...................................................................................................70

Lampiran 2 ...................................................................................................72

Lampiran 3 ....................................................................................................75

Lampiran 4 ..................................................................................................108

Lampiran 5 .................................................................................................124

Lampiran 6 .................................................................................................141

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta xvii

DAFTAR SINGKATAN

CAD : Coronary Artery Disease

CHF : Congestive Heart Failure

CKD : Chronic Kidney Disease

Clcr : Clearance Creatinine

DM : Diabetes Melitus

DRP : Drug Related Problem

ESRD : End Stage of Renal Disease

GERD : Gastroesophagel Reflux Disease

GFR : Glomerulus Filtration Rate

GGK : Gagal Ginjal Kronik

HHD : Hypertention Heart Disease

HT : Hypertension

LFG : Laju Filtrasi Glomerulus

TBC : Tubercolusis

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi ginjal yang bersifat

progresif dan irreversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal

untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit

sehingga menyebabkan retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah.

Kerusakan ginjal ini mengakibatkan masalah pada kemampuan dan kekuatan

tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan

lemas sehingga kualitas hidup pasien menurun (Brunner & Suddarth, 2001).

Didefinisikan sebagai gagal ginjal kronik jika pernah didiagnosis menderita

penyakit gagal ginjal kronik (minimal sakit selama 3 bulan berturut-turut) oleh

dokter. (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan riset kesehatan Kementerian Kesehatan 2013, prevalensi gagal

ginjal kronik berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,2 persen.

Prevalensi tertinggi di Sulawesi Tengah sebesar 0,5 persen, diikuti Aceh,

Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-masing 0,4 persen. Sementara Nusa

Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI

Yogyakarta, dan Jawa Timur masing – masing 0,3 persen. (Riskesdas, 2013)

Gagal ginjal kronik ini berdasarkan wawancara yang didiagnosis dokter

meningkat seiring dengan bertambahnya umur, meningkat tajam pada kelompok

umur 35-44 tahun (0,3%), diikuti umur 45-54 tahun (0,4%), dan umur 55-74 tahun

(0,5%), tertinggi pada kelompok umur ≥75 tahun (0,6%). Prevalensi pada laki-laki

(0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi pada

masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%), pekerjaan wiraswasta,

petani/nelayan/buruh (0,3%), dan kuintil indeks kepemilikan terbawah dan

menengah bawah masing-masing 0,3 persen. (Riskesdas, 2013). Dari data yang

dikumpulkan oleh Indonesian Renal Registry (IRR) pada tahun 2007-2008

didapatkan urutan etiologi terbanyak sebagai berikut glomerulonefritis (25%),

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

diabetes melitus (23%), hipertensi (20%) dan ginjal polikistik (10%) (Roesli,

2008).

Gagal Ginjal dapat disebabkan beberapa faktor, beberapa diantara yaitu

usia, menurunnya masa ginjal, diabetes, hipertensi, dan beberapa penyakit lainnya

(Dipiro 6th). Ditambah lagi untuk pasien yang sudah berkomplikasi penyakitnya,

pasti membutuhkan obat terapi yang cukup banyak untuk mengatasi gejala

penyakitnya. Semakin banyak obat terapi yang digunakan pastinya akan

menimbulkan potensi adanya Drug Related Problems pada proses pengobatannya.

DRP (Drug Related Problems) didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang

tidak diinginkan atau risiko yang dialami oleh pasien, yang melibatkan atau

diduga melibatkan terapi obat (Strand et al., 1990). Terjadinya DRP dapat

mencegah atau menunda pasien dari pencapaian terapi yang diinginkan. Sebuah

DRP sebenarnya adalah peristiwa yang telah terjadi pada pasien, sedangkan DRP

potensial adalah suatu peristiwa yang mungkin sekali terjadi jika apoteker tidak

melakukan intervensi yang tepat (Nurhalimah, 2012).

Menurut Yahaya Hassan dkk. (2009), salah satu masalah DRP yang paling

penting pada pasien penyakit ginjal kronis (GGK) adalah kesalahan dosis obat.

Banyak obat dan metabolitnya yang dieliminasi melalui ginjal. Dengan demikian,

fungsi ginjal yang memadai penting untuk menghindari toksisitas. Pasien dengan

gangguan ginjal sering memiliki perubahan dalam parameter farmakokinetik dan

farmakodinamik. Oleh karena itu, pertimbangan khusus harus diambil ketika obat

ini diresepkan untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Meskipun pentingnya

penyesuaian dosis pada pasien dengan CKD, penyesuaian tersebut kadang-kadang

diabaikan.

Stephanie et.al (2010), menemukan intervensi farmasi yang bersangkutan

dengan DRP indikasi tidak diobati (30%), dosis terlalu rendah (25,9%) dan dosis

terlalu tinggi (18,3%), pada pasien GGK di RS Universitas Grenoble. Hasil

penelitian Nurhalimah (2012) di RSUD dr MM Dunda Limboto, menunjukkan

bahwa ketidaksesuaian dosis pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani tahap

hemodialisis, secara umum jumlah obat terdiri dari 84 kasus terapi obat yang 24

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(28,75%) diantaranya mengalami DRPs. Jumlah obat yang secara rutin diresepkan

untuk 7 pasien (sebagai subyek penelitian) terdapat 3 jenis obat, 2 obat mengalami

DRPs kategori tidak tepat dosis yaitu Allupurinol (85,71%) dan Nephrovit Fe

(14,28%).

Apoteker memegang peranan penting dalam peningkatan mutu pelayanan

kesehatan yang berorientasi. Sebagai seorang apoteker, peningkatan mutu

pelayanan ini dapat dilakukan melalui suatu proses pelayanan kefarmasian

(pharmaceutical care), yaitu merupakan suatu kegiatan yang terpadu dengan

tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan

masalah yang berhubungan dengan kesehatan (Anonim, 2004). Oleh karena itu,

peran seorang apoteker sangat penting dalam keberhasilan penatalaksanaan dan

pemberian terapi yang tepat, sehingga tidak menimbulkan Drug Related Problems

(DRPs). Dengan demikian diperlukan penelitian tentang keberhasilan

penatalaksanaan terapi obat melalui evaluasi DRPs untuk pasien gagal ginjal.

Berdasarkan paparan diatas, menunjukan bahwa pentingnya pemilihan obat

terutama pada pasien gagal ginjal kronik untuk menghindari atau menurunkan

angka terjadinya DRPs khususnya pada kategori penyesuaian dosis, sehingga

diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas layanan di Rumah Sakit

Pelabuhan Jakarta Utara agar tercapai suatu keberhasilan terapi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah yang

akan menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini :

1. Salah satu penyebab terjadinya Gagal Ginjal Kronik adalah penyakit

penyerta yang menunjang terjadinya penyakit Ginjal.

2. Banyaknya penyakit penyerta menyebabkan terjadinya pengobatan yang

kompleks

3. Pengobatan yang kompleks dapat menyebabkan terjadinya DRPs.

4. Salah satu DRPs yang paling penting pada pasien GGK adalah

kesalahan dosis obat.

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana DRPs kategori penyesuaian dosis pada pasien Gagal Ginjal

Kronik di Instalasi Rawat Inap RS Pelabuhan Jakarta Utara pada tahun 2014, yang

ditinjau dari :

1. Dosis terlalu rendah (under dosage) ?

2. Dosis terlalu tinggi (over dosage) ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengideintifikasi DRPs kategori

penyesuaian dosis pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang di Rawat Inap di Rumah

Sakit Pelabuhan Jakarta Utara periode tahun 2014.

1.4.2 Tujuan Khusus

Mengetahui DRPs pada pengobatan pasien Gagal Ginjal Kronik yang

mendapat terapi obat di Instalasi Rawat Inap RS Pelabuhan Jakarta Utara periode

Januari-Juni 2014 yang ditinjau dari :

a. Dosis terlalu rendah (under dosage)

b. Dosis terlalu tinggi (over dosage)

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan, bagaimana cara mengevaluasi DRPs kategori penyesuaian dosis

pada pasien Gagal Ginjal Kronik di RS Pelabuhan

1.5.2 Metodologi

Metode dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengevaluasi DRPs

kategori penyesuaian dosis pada pasien Gagal Ginjal Kronik.

1.5.3 Aplikatif

Secara aplikatif hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu bahan

pertimbangan ataupun informasi bagi dokter, apoteker dan tenaga kesehatan

lainnya dalam pemberian dosis obat pada pasien GGK di RS Pelabuhan.

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Drug Related Problems (DRPs)

Drug Related Probems (DRPs) merupakan peristiwa yang tidak diinginkan

yang dialami pasien yang memerlukan atau diduga memerlukan terapi obat dan

berkaitan dengan tercapainya tujuan terapi yang diinginkan. Identifikasi DRPs

menjadi fokus penilaian dan pengambilan keputusan terakhir dalam tahap proses

patient care (Cippole, Strand, Morley, 2004). Drug Related Problems (DRPs)

sering disebut juga Drug Therapy Problems atau masalah-masalah yang

berhubungan dengan obat. Kejadian DRPs ini menjadi masalah aktual maupun

potensial yang kental dibicarakan dalam hubungan antara farmasi dengan dokter.

Yang dimaksud dengan masalah aktual DRPs adalah masalah yang sudah terjadi

pada pasien dan farmasis harus berusaha menyelesaikannya. Masalah DRPs yang

potensial adalah suatu masalah yang mungkin menjadi risiko yang dapat

berkembang pada pasien jika farmasi tidak melakukan tindakan untuk mencegah

(Rovers, 2003). Jika DRPs aktual terjadi, farmasi sebaiknya mengambil suatu

tindakan untuk memecahkan masalah yang terjadi. Bila DRPs potensial terjadi

maka farmasis sebaiknya mengambil tindakan seperlunya saja untuk mencegah

masalah-masalah yang akan muncul (Roverse, 2003).Mengetahui hal tersebut

maka seorang farmasis memegang peran penting dalam mencegah maupun

mengendalikan masalah tersebut.

Ada beberapa hal yang termasuk dalam kategori penyebab timbulnya

permasalahan yang berhubungan dengan DRPs kategori ketidaktepatan

penyesuaian dosis (Cippole dkk, 2004).

1. Dosis terlalu rendah ( too low dosage)

Penyebab terjadinya ialah dosis terlalu rendah untuk menghasilkan respon

yang diinginkan, interaksi obat mengurangi jumlah ketersediaan obat yang

aktif, durasi obat terlalu singkat untuk menghasilkan respon yang

diinginkan, pemilihan obat, dosis, rute pemberian dan sediaan obat tidak

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tepat. Penyebab dosis rendah, seperti frekuensi pemberian dosis yang tidak

sesuai, jarak dan waktu pemberian terapi obat terlalu singkat,

penyimpanan obat yang tidak sesuai (misalnya, menyimpan obat di tempat

yang terlalu panas atau lembab, menyebabkan degradasi bentuk sediaan

dan dosis subterapi), pemberian obat yang tidak sesuai, dan interaksi obat

(Mahmoud, 2008).

2. Dosis terlalu tinggi (too high dosage)

Hal ini terjadi ketika dosis yang diberikan terlalu tinggi untuk memberikan

efek, dosis obat dinaikkan cepat, frekuensi pemberian, durasi terapi, cara

pemberian obat pada pasien yang tidak tepat, dan konsentrasi obat diatas

kisaran terapi (Strand, et al, 1998). Seorang pasien yang menerima dosis

obat yang terlalu tinggi dan mengalami efek toksik yang tergantung dosis

atau konsentrasi menunjukkan pasien mengalami DRPs (Cippole et.al

1998). Pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal, kemampuan ginjal

untuk menghilangkan obat-obatan dan metabolitnya menurun, yang

akhirnya menyebabkan akumulasi obat dan produk-produk beracun di

ginjal. Misalnya, jika dosis prokainamid tidak disesuaikan untuk pasien

dengan compromised-fungsi ginjal, N-acetylprocainamide dapat

terakumulasi dalam ginjal (Mahmoud, 2008).

3. Interaksi obat

Interaksi obat merupakan hasil interaksi dari obat dengan obat, obat

dengan makanan dan obat dengan laboratorium. Hal ini dapat terjadi pada

pasien yang menerima obat dari kelas farmakologis yang berbeda serta

dalam kelas farmakologis yang sama (Mahmoud, 2008).

2.2 Ginjal

Ginjal adalah suatu organ yang secara struktural kompleks dan telah

berkembang untuk melaksanakan sejumlah fungsi penting, seperti : ekskresi

produk sisa metabolisme, pengendalian air dan garam, pemeliharaan

keseimbangan asam yang sesuai, dan sekresi berbagai hormon dan autokoid.

(Julianti Aisyah, 2009)

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.1 Anatomi & Fisiologi Ginjal

2.2.1.1 Anatomi Ginjal

Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua

sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal

kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi iga

keduabelas, sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas.

(Julianti Aisyah, 2009)

Gambar 2.1 Anatomi Ginjal Tampak Depan

[Sumber : Adam.com]

Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas, di belakang peritoneum,

di depan dua iga terakhir, dan tiga otot besar-transversus abdominis, kuadratus

lumborum, dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh

bantalan lemak yang tebal. Ginjal terlindung dengan baik dari trauma langsung,

disebelah posterior (atas) dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga,

sedangkan di anterior (bawah) dilindungi oleh bantalan usus yang tebal Ginjal

kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum, sedangkan ginjal kiri

dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejunum dan kolon. Struktur Ginjal

terdiri atas: (Julianti Aisyah, 2009)

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.1.2 Struktur Makroskopik Ginjal

Pada orang dewasa , panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm (4,7

hingga 5,1 inci), lebarnya 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm (1 inci), dan beratnya

sekitar 150 gram. Secara anatomik ginjal terbagi dalam dua bagian, yaitu korteks

dan medula ginjal. Ginjal terdiri darai bagian dalam (medula) dan luar (korteks).

1. Bagian dalam (internal) medula. Substansia medularis terdiri dari piramid

renalis yang jumlahnya antara 18-16 buah yang mempunyai basis

sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya mengahadap ke sinus renalis.

Mengandung bagian tubulus yang lurus, ansa henle, vasa rekta dan diktus

koligens terminal.

2. Bagian luar (eksternal) korteks. Substansia kortekalis berwarna coklat

merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah

tunika fibrosa, melengkung sapanjang basis piramid yang berdekatan

dengan garis sinus renalis, dan bagian dalam diantara piramid dinamakan

kolumna renalis. Mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal

yang berkelok-kelok dan duktus koligens.

2.2.1.3 Struktur Mikroskopik Ginjal

1. Nefron

Tiap tubulus ginjal dan glomerolusnya membentuk satu kesatuan (nefron).

Ukuran ginjal terutama ditentukan oleh jumlah nefron yang

membentuknya. Tiap ginjal manusia memiliki kira-kira 1.3 juta nefron.

Setiap nefron bisa membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi satu nefron

dapat menerangkan fungsi ginjal.

2. Glomerulus

Setiap nefron pada ginjal berawal dari berkas kapiler yang disebut

glomerulus, yang terletak didalam korteks, bagian terluar dari ginjal.

Tekanan darah mendorong sekitar 120 ml plasma darah melalui dinding

kapiler glomerular setiap menit. Plasma yang tersaring masuk ke dalam

tubulus. Sel-sel darah dan protein yang besar dalam plasma terlalu besar

untuk dapat melewati dinding dan tertinggal.

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Tubulus kontortus proksimal

Berbentuk seperti koil longgar berfungsi menerima cairan yang telah

disaring oleh glomerulus melalui kapsula bowman. Sebagian besar dari

filtrat glomerulus diserap kembali ke dalam aliran darah melalui kapiler-

kapiler sekitar tubulus kotortus proksimal. Panjang 15 mm dan diameter

55 μm.

4. Ansa henle

Berbentuk seperti penjepit rambut yang merupakan bagian dari nefron

ginjal dimana, tubulus menurun kedalam medula, bagian dalam ginjal, dan

kemudian naik kembali kebagian korteks dan membentuk ansa. Total

panjang ansa henle 2-14 mm.

5. Tubulus kontortus distalis

Merupakan tangkai yang naik dari ansa henle mengarah pada koil longgar

kedua. Penyesuaian yang sangat baik terhadap komposisi urin dibuat pada

tubulus kontortus. Hanya sekitar 15% dari filtrat glomerulus (sekitar 20

ml/menit) mencapai tubulus distal, sisanya telah diserap kembali dalam

tubulus proksimal.

6. Duktus koligen medula

Merupakan saluran yang secara metabolik tidak aktif. Pengaturan secara

halus dari ekskresi natrium urin terjadi disini. Duktus ini memiliki

kemampuan mereabsorbsi dan mensekresi kalsium

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.2 Struktur Ginjal

[Sumber : medicalartlibrary.com]

2.2.1.4 Fisiologi Ginjal

Fungsi ginjal menurut Price dan Wilson (2006) di bedakan menjadi dua

yaitu fungsi eksresi dan non ekskresi, antara lain:

a. Fungsi ekskresi

1. Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 osmol dengan

mengubah-ubah ekskresi air.

2. Mempertahankan volume ECF dan tekanan darah dengan

mengubah-ubah ekskresi Na+.

3. Mempertahankan konsentrasi plasma masing-masing elektrolit

individu dalam rentang normal.

4. Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan

kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3

-.

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein

(terutama urea, asam urat dan kreatinin).

6. Bekerja sebagai jalur ekskretori untuk sebagian besar obat.

b. Fungsi non ekskresi

1. Menghasilkan renin: penting dalam pengaturan tekanan darah.

2. Menghasilkan eritropoetin: meransang produksi sel darah merah

oleh sumsum tulang.

3. Menghasilkan 1,25-dihidroksivitamin D3: hidroksilasi akhir

vitamin D3menjadi bentuk yang paling kuat.

4. Mengaktifkan prostaglandin: sebagian besar adalah vasodilator,

bekerja secara lokal, dan melindungi dari kerusakan iskemik ginjal.

5. Mengaktifkan degradasi hormon polipeptida.

6. Mengaktifkan insulin, glukagon, parathormon, prolaktin, hormon

pertumbuhan, ADH, dan hormon gastrointestinal (gastrin,

polipeptida intestinal vasoaktif (VIP).

Proses pembentukan urine menurut Syaifuddin (2006), glomerulus

berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung

hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali

zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala

ginjal berlanjut ke ureter.

Urin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal,

darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.

Ada tiga tahap pembentukan urin:

a. Proses filtrasi

Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen Lebih

besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan

sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan

yang tersaring ditampung oleh simpai Bowman yang terdiri dari glukosa,

air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang diteruskan ke tubulus

ginjal.

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Proses reabsorbsi

Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa,

natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif

yang dikenal dengan obligator reabsorbsi terjadi pada tubulus atas.

Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan

natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke

dalam tubulus bagian bawah. Penyerapanya terjadi secara aktif dikenal

dengan reabsorbsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis.

c. Proses sekresi

Sisanya penyerapan urine kembali yang pada tubulus dan diteruskan ke

piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.

2.2.2 Penilaian Fungsi Ginjal

Estimasi laju filtrasi glomerulus (LFG) sangat penting dalam manajemen

klinis pasien dengan penyakit ginjal kronik. LFG digunakan untuk menilai

keberadaan dan tingkat fungsi ginjal dan membantu dalam melakukan

penyesuaian dosis obat diekskresi melalui ginjal. Pedoman NKF-K/DOQI

merekomendasikan modifikasi diet pada penyakit ginjal (Modification of Diet in

Renal Disease/MDRD) dan persamaan Cockcroft-Gault sebagai pengukuran yang

berguna untuk memperkirakan LFG (Levey et al., 2002). Oleh karena itu,

kreatinin serum (SCr) tidak dapat digunakan sendiri untuk menilai tingkat fungsi

ginjal karena korelasi nonlinear antara SCr dan fungsi ginjal (Mahmoud, 2008).

2.2.2.1 Persamaan Cockcroft-Gault

Persamaan Cockcroft-Gault berasal dari 249 pasien rawat inap (96% laki-

laki, rentang usia 18-92 tahun) dengan disfungsi ginjal ringan di Rumah Sakit

Queens Mary Veterans di Kanada berdasarkan pengukuran tunggal dari ClCr

(klirens kreatinin) 24 jam. Persamaan Cockcroft-Gault memberikan estimasi

kuantitatif ClCr dari SCr (Mahmoud, 2008).

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1) Persamaan Cockcroft-Gault:

Laki-laki: ClCr (ml/min) = ( ) ( )

( )

Wanita: ClCr (ml/min) = ( ) ( )

( ) x 0,85

2) Persamaan Cockcroft-Gault disesuaikan dengan Luas Permukaan Tubuh

(Body Surface Area/BSA):

Laki-laki: ClCr (ml/min) = ( ) ( )

( )

Wanita: ClCr (ml/min) = ( ) ( )

( )

Keterbatasan Persamaan Cockcroft-Gault

Persamaan Cockcroft-Gault tergantung pada SCr, yang berhubungan dengan

sekresi tubular kreatinin. Hal ini dapat mengakibatkan estimasi LFG yang terlalu

tinggi sekitar 10 – 40% pada masing-masing orang dengan fungsi ginjal yang

normal (Levey et al., 2002). Selain itu, SCr dapat dipengaruhi oleh banyak faktor

non-ginjal seperti diet (misalnya, diet vegetarian dan suplemen kreatinin), massa

tubuh (misalnya, amputasi, kekurangan gizi, kekurusan) dan terapi obat

(misalnya, simetidin dan trimetoprim). Meskipun keterbatasan ini, persamaan

Cockcroft-Gault telah banyak digunakan untuk menentukan dosis obat pada

masing-masing orang berdasarkan fungsi ginjal pada pengaturan klinis

(Mahmoud, 2008).

2.2.2.2 Persamaan MDRD

Persamaan MDRD diperkenalkan oleh Levey et al. pada tahun 1999 untuk

mengatasi keterbatasan estimasi LFG berdasarkan ClCr. Pada tahun 1999,

persamaan MDRD 6-variabel berasal dari populasi MDRD sebanyak 1.628 pasien

dengan gagal ginjal kronik tanpa diabetes (rata-rata LFG 40 ml/menit/1,73m2)

yang bersamaan memiliki pengukuran LFG menggunakan iothalamate

(Mahmoud, 2008). Persamaan ini dikembangkan menggunakan variabel pasien

termasuk usia, SCr, nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN), albumin, ras

dan jenis kelamin. Kemudian pada tahun 2000, disingkat menjadi versi 4-variabel

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dari persamaan MDRD berdasarkan hanya usia, jenis kelamin, ras dan tingkat SCr

yang diperkenalkan dan telah menjadi persamaan yang paling diterima dan

digunakan dalam pengaturan klinis rawat jalan, menggantikan persamaan MDRD

6-variabel dan persamaan Cockcroft-Gault (Mahmoud, 2008).

1) Estimasi LFG (MDRD 6-variabel)

eLFG = 170 x (SCr)–0,999

x (usia) –0,176

x (0,762 jika wanita) x (1,180 jika

orang Afrika Amerika) x (BUN) –0,170

x (Alb)+0,318

2) Estimasi LFG (MDRD 4-variabel)

eLFG = 186 x (SCr)–1,154

x (usia) –0,203

x (0,742 jika wanita) x (1,210 jika

orang Afrika Amerika)

Keterbatasan Persamaan MDRD

Estimasi LFG menggunakan persamaan MDRD mengakibatkan tidak

mempertimbangkan LFG sebenarnya pada orang sehat, donor ginjal, dan

pasien dengan DM tipe 1. Selain itu, 125I-iothalamate (LFGi) dilaporkan

lebih sesuai untuk mengukur kadar terbaru dari LFG dibandingkan dengan

persamaan MDRD pada pasien rawat inap dengan penyakit ginjal lanjut.

Persamaan MDRD belum divalidasi pada anak-anak, wanita hamil, orang

lanjut usia (> 70 tahun) atau ras selain Kaukasia dan Afrika Amerika

(Mahmoud, 2008).

2.3 Definisi Gagal Ginjal Kronik

Gagal Ginjal Kronik adalah hilangnya fungsi ginjal secara progresif

selama beberapa bulan sampai bertahun – tahun, ditandai dengan penggantian

bertahap struktur ginjal normal dengan fibrosis intertisial (DiPiro

pharmacotherapy 7th, 858). Keabnormalan struktur dan fungsi ginjal, yang

terjadi lebih dari 3 bulan dengan implikasi kesehatan. (KDIGO 2012 Clinical

Practice Guideline for Evaluation and Management of CKD).

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.1 Etiologi Gagal Ginjal Kronik

Menurut DiPiro edisi 6, ada beberapa faktor yang menyebabkam

terjadinya GGK yaitu:

1. Faktor Kerentanan (individu)

Faktor ini dapat meningkatkan penyakit ginjal tetapi tidak secara langsung,

faktor – faktor ini termasuk :

Usia lanjut

Penurunan masa ginjal, dan BB kelahiran yang rendah

Ras dan minoritas suku

Riwayat keluarga

Penghasilan rendah atau pendidikan

Inflamasi sistemik

Dislipidemia

2. Faktor Inisiasi

Adalah faktor yang menginisiasi kerusakan ginjal, dapat diatasi dengan terapi

obat. Yang termasuk faktor inisiasi adalah :

Diabetes Melitus

Hipertensi

Penyakit autoimun

Polikista ginjal

Toksisitas obat

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Faktor Progresi

Dapat mempercepat penurunan fungsi ginjal setelah inisiasi kerusakan ginjal.

Yang termasuk faktor progresi adalah :

Glikemia pada diabetes

Hipertensi

Proteinuria

Merokok

Hiperlipidemia

2.3.2 Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik

Klasifikasi GGK menurut KDIGO Clinical Practice Guideline for

Evaluation and Management of CKD 2012, klasifikasi GGK dibagi menjadi 3

kategori, yaitu :

2.3.2.1 Kategori Penyebab

Tabel 2.1 Kategori Penyebab (KDIGO Clinical Practice Guideline for

Evaluation and Management of CKD, 2012)

Contoh penyakit

sistemik, yang

berpengaruh pada ginjal

Contoh gangguan primer

ginjal (tanpa ada penyakit

sistemik yang

berpengaruh pada ginjal)

Gangguan

Glomerulus

Diabetes, penyakit

autoimmun sistemik,

infeksi sistemik, obat -

obatan, neoplasia

(termasuk amyloidosis)

Difusi, fokal atau

proliferasi bulan sabit;

fokal dan

glomerusklerosis

tersegmentasi, nefropati

membran, mpenyakit yang

berganti – ganti

Gangguan

Tubulusinterstisial

Infeksi sistemik,

autoimmun,

sarkiodosis, obat -

obatan, asam urat, toxin

ISK, batu ginjal, sembelit

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lingkungan (asam

aristolisik, sklerosis

sistemik

Gangguan Vaskular Arterosklerosis, HT,

iskemi, emboli

kolesterol, vaskulitik

sistemik, pembekuan

mikroangiopati,

sklerosis sistemik

Displasia fibromuskular,

ANCA-berhubungan

dengan vaskulitik terbaas

pada ginjal

Kista dan Penyakit

Bawaan

Polikista ginjal, sidrom

alport, penyakaait fabry

Displasia ginjal, kista

sumsum tulang belakang,

podositopati

Catatan : bahwa ada banyak cara yang berbeda di mana untuk

mengklasifikasikan CKD. Metode ini satu – satunya yang memisahkan

penyakit sistemik dan penyakit ginjal primer, yang diusulkan oleh

Kelompok Kerja, untuk membantu dalam pendekatan konseptual.

2.3.2.2 Kategori GFR (Glomerulus Filtration Rate) / LFG (Laju Filtrasi

Glomerulus)

1. Stadium 1: kerusakan ginjal dengan LFG normal atau menurun, LFG

90 ml/min/1,73 m2

2. Stadium 2: kerusakan ginjal dengan penurunan LFG ringan, LFG 60 –

89 ml/min/1,73 m2

3. Stadium 3: penurunan LFG sedang (moderat), LFG 30 – 59

ml/min/1,73 m2

4. Stadium 4: penurunan LFG berat, LFG 15 – 29 ml/min/1,73 m2

5. Stadium 5: gagal ginjal, LFG < 15 ml/min/1,73 m2 atau dialisis

Catatan : Jika tidak menunjukan kerusakan ginjal, untuk stadium 1

dan 2 tidak memenuhi kriteria GGK (KDIGO Clinical Practice Guideline

for Evaluation and Management of CKD, 2012)

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.2.3 Kategori Albuminuria

Tabel 2.2 Menurut Albuminuria (KDIGO Clinical Practice

Guideline for Evaluation and Management of CKD, 2012)

Kategori Laju Ekskresi

Albumin

(mg/24 jam)

Rasio Albumin

Kreatinin

Kondisi

(mg/mmol)

(mg/g)

A1 <30 <3 <30 Meningkat

normal dan

perlahan

A2 30-300 3-30 30-300 Meningkat

secara

moderat*

A3 >300 >300 >300 Meningkat

dengan

parah**

Catatan : *relatif untuk tingkatan muda dan dewasa

**termasuk sindrom nefrotik (ekskresi albumin biasanya

>2200 mg/24 jam[Rasio albumin-kreatinin > 2220

mg/g;220 mg/mmol]).

Kategori albuminuria merupakan prediktor penting dari hasil.

Hubungan tingginya kadar proteinuria dengan tanda-tanda dan gejala

sindrom nefrotik sangat dikenali. Deteksi dan evaluasi kecil dari jumlah

proteinuria telah mendapatkan hasil yang signifikan. Beberapa penelitian

telah menunjukkan pentingnya diagnostik, patogen, dan prognosisnya.

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.3 Patofisiologi Gagal Ginjal

Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada penyakit

yang mendasarinya. Pengurangan masa ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural

dan fungsional nefron yang masih tersisa (surviving nephrons) sebagai upaya

kompensasi, yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth

factors. Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperfitrasi, yang diikuti oleh

peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi

berlangsung singkat, akhirnya diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis

nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi

nefron yang progresif, walaupun penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi (Suwitra

dalam Sudoyo, 2006).

Fungsi renal menurun menyebabkan produk akhir metabolisme protein

(yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Akibatnya

terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan

produk sampah, maka gejala akan semakin berat (Smeltzer dan Bare, 2002).

Retensi cairan dan natrium akibat dari penurunan fungsi ginjal dapat

mengakibatkan edema, gagal jantung kongestif/ CHF, dan hipertensi. Hipertensi

juga dapat terjadi karena aktivitas aksis renin angiotensin dan kerjasama keduanya

meningkatkan sekresi aldosteron. CKD juga menyebabkan asidosis metabolik

yang terjadi akibat ginjal tidak mampu mensekresi asam (H-) yang berlebihan.

Asidosis 19 metabolik juga terjadi akibat tubulus ginjal tidak mampu mensekresi

ammonia (NH3-) dan mengabsorpsi natrium bikarbonat (HCO3).

Pada stadium paling dini penyakit GGK, terjadi kehilangan daya cadangan

ginjal (ranal reserve), pada keadaan mana basal Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)

masih normal. Kemudian secara perlahan tapi pasti, akan terjadi penurunan fungsi

nefron, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kretinin serum. Sampai

pada LFG sebesar 60%, pasien belum menunjukkan keluhan (asimtomatik), tetapi

sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG 30%,

mulai terjadi keluhan pasien seperti nokturia, badan lemah, nafsu makan

berkurang, penurunan berat badan. Sampai pada LFG di bawah 30%, pasien

memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang sangat nyata seperti, anemia,

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, mual

muntah dan lain sebagainya. Pada LFG dibawah 15% akan terjadi gejala dan

komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti

ginjal antara lain dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2006).

2.3.3.1 Protokol Pasien Gagal Ginjal Kronik

Gambar 2.3 Mekanisme Progresi Gangguan Gagal Ginjal Kronik

Perkembangan dan progresi GGK tersembunyi. Pasien dengan

stadium 1 dan 2 biasanya tidak mempunyai gejala atau ketidak seimbangan

cairan metabolik yang terlihat pada stadium 3 sampai 5, seperti anemia,

hiperparatiroid sekunder, penyakit kardiovaskular, malnutrisi dan

keabnormalan cairan elektrolit yang umum pada fungsi ginjal. Gejala

uremia umumnya tidak menyertai oada stadium 1 dan 2, minimal selama

stadium 3 dan 4, dan umumnya pada stadium 5 yang juga terbiasa gatal –

gatal, alergi dingin, peningkatan berat badan, dan neforpati periferal.

Pengobatan bertujuan untuk menunda progresi GGK, dan meminimalisisr

perkembangan dan keparahan dari komplikasi (Dipiro, edisi 7).

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.3.2 Pengobatan Progresi dengan Modifikasi Terapi

1. Terapi non farmakologi :

Diet rendah protein (0,6 sampai 0,7 g/kg/hari) dapat

menunda progresi dari GGKpada pasien dengan atau tanpa

diabetes, walaupun efeknya relati kecil. (DiPiro, 7th ed)

2. Terapi Farmakologi :

Hiperglikemia :

a. Terapi intensif pada pasien tipe 1 dan 2 diabetes

mengurangi komplikasi mikrovaskular, termasuk

nefropaty. Dapat berupa insulin oral dan tes gula darah

setidaknya 3 kali sehari

b. Insulin (Inten Novita, 2015)

1. Farmakologi

Insulin merupakan hormon anabolik dan

antikatabolik, yang berperan utama pada protein,

karbohidrat, dan metabolisme. Insulin endogen

diproduksi dari proinsulin peptida pada sel β.

2. Karakteristik

Insulin biasanya dikategorikan berdasarkan

sumbernya, kekuatan, onset dan durasi kerja. Selain

itu insulin memiliki asam amino dalam molekul

insulin termodifikasi. Sediaan insulin biasanya U-

100 dan U-500, 100 unit/mL dan 500 unit/mL.

3. Farmakokinetik

Kinetik injeksi subkutan tergantung pada onset,

puncak, dan durasi kerja. Penambahan protamin

NPH, NPL, dan suspense protamin aspart) atau

kelebihan seng maka dapat menunda onset, puncak,

dan durasi efek insulin.

Waktu paruh injeksi insulin reguler (IV) yaitu 9

menit. Sehingga wkatu efektif untuk injeksi insulin

(IV) lebih pendek. Insulin IV lebih murah daripada

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

insulin lainnya. Insulin terdegradasi di hati, otot,

dan ginjal. Insulin dimetabolisme dihati sekitar 20%

- 50%, sedangkan dimetabolisme di ginjal sekitar

25% - 20%. Sehingga tidak dianjurkan untuk pasien

menggunakan insulin jika terdapat penyakit ginjal

stadium akhir.

4. Komplikasi mikrovaskular

Insulin telah terbukti sebagai agen oral untuk

mengobati DM. Penelitian di Amerika telah

membuktikan bahwa efikasi antara insulin dan

sulfonilurea menunjukkan efikasi yang sama dalam

penurunan mikrovaskular.

5. Komplikasi makrovaskular

Hubungan antara masalah tingginya kadar insulin

(hiperinsulinemia), resistensi insulin, dan

kardiovaskular sehingga dapat dipercayai bahwa

terapi insulin dapat menyebabkan komplikasi

makrovaskular. Namun UKPDS dan DCCT tidak

menemukan hubungan antara komplikasi

makrovaskular dengan terapi insulin.

6. Efek samping

Secara umum efek samping insulin yaitu

hipoglikemia dan kenaikan berat badan.

Hipoglikemia lebih sering terjadi pada pasien yang

instensif melakukan terapi, dan lebih sering terjadi

pada pasien DM tipe 1 daripada tipe2. Sehingga

pemantauan kadar glukosa darah sangat penting

dilakukaan pada pasien yang menggunakan terapi

insulin. Jika pasien telah mengalami hipoglikemia

yang berat maka akan terjadi takikardia dan

berkeringat).

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Dosis dan cara pemberian

Pada pasien DM tipe 1, dosis seharinya 0,5-0,6

unit/kg. Selama penyakit akut atau ketosis resistensi

insulin maka dapat diberikan dosis yang lebih

tinggi. Dosis diberikan tergantung dengan keadaan

patologi pasien.

c. Progresi GGK dapat dibatasi dengan kontrol optimal

hiperglikemia dan hipertensi.

Hipertensi :

a. Kontrol tekanan dara secara adekuat dapat mengurangi

laju penurunan GFR dan albuminuria dengan pasien

atau tanpa diabetes

b. Obat antihipertensi harus dimulai pada pasien diateik

ataupun nondiabetik dengan ACEI atau angiotensin II.

Nondyhydropyridine dan CCB untuk pilihan kedua

c. Klirens ACEI direduksi pada pasien GGK

d. GFR yang biasanya menurun 25 % sampai 30 % pada 3

sampai 7 hari setelah ACEI karena tipe ini

e. Pilihan Utama Obat Antihipertensi pada Pasien GGK :

(Intan Mustika, 2009)

1. ACE Inhibitor

ACE inhibitor menghambat perubahan angiotensin I

menjadi angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi

dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu,

degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar

bradikinin dalam darah meningkat dan berperan

dalam efek vasodilatasi ACE-Inhibitor. Vasodilatasi

secara langsung akan menurunkan tekanan darah,

sedangkan berkurangnya aldosteron akan

menyebabkan ekskresi air dan natrium dan retensi

kalium. Dalam JNC VII, ACE-Inhibitor

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

diindikasikan untuk hipertensi dengan penyakit

ginjal kronik.

2. Angiotensin Reseptor Blocker

Dengan mencegah efek angiotensin II, senyawa -

senyawa ini merelaksasi otot polos sehingga

mendorong vasodilatasi, meningkatkan ekskresi

garam dan air di ginjal, menurunkan volume plasma,

dan mengurangi hipertrofi sel. Antagonis reseptor

angiotensin II secara teoritis juga mengatasi

beberapa kelemahan ACE inhibitor.

f. Pilihan Kedua Obat Antihipertensi pada Pasien GGK :

1. CCB (Calcium Channel Blocker)

Calcium Channel Blocker bukanlah agen lini

pertama tetapi merupakan obat antihipertensi yang

efektif, terutama pada ras kulit hitam. Calcium

Channel Blocker mempunyai indikasi khusus untuk

yang beresiko tinggi penyakit koroner dan diabetes,

tetapi sebagai obat tambahan atau pengganti.

Penelitian NORDIL menemukan diltiazem

ekuivalen dengan diuretik dan penyekat beta dalam

menurunkan kejadian kardiovaskular.

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.4 Strategi pengobatan untuk mencegah progresi gagal ginjal

kronik pada pasien diabetes

Terapi Penunjang :

a. Diet Protein, pengobatan hilang lemak, kurang merokok,

manajemen anemia dapat memperlambat laju progresi

GKK.

b. Tujuan utama dari pengobatan megnurangi lemak pada

GGK untuk mengurangi resiko untuk arteosklrosis

c. Tujuan kedua untuk mereduksi proteinuria dan penurunan

fungasi ginjal

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.5 Strategi pengobatan untuk mencegah progresi gagal ginjal

kronik pada pasien non diabetes

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.6 Algoritma manajemen Hipertensi untuk pasien GGK.

Penyesuaian dosis haru dibuat setiap 2 sampai 4 minggu sesuai kebutuhan.

Dosis salah satu obat harus dimaksimalkan sebelum yang lainnya

ditambahkan. (ACEI, angiotensin-converting enzyme inhibitor; ARB,

angiotensin receptor blocker; BP, blood pressure; CCB, calcium channel

blocker; Clcr, creatinine clearance; Scr, serum creatinine.)

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.4 Terapi Pengganti Ginjal

Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5,

yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi tersebut dapat berupa

hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal. (Suwitra, 2006).

2.3.4.1 Hemodialisis

Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik

azotemia, dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada

pasien GGK yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal (LFG).

Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik

azotemia, dan malnutrisi. Tetapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada

pasien GGK yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal (LFG).

Indikasi tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi elektif.

Beberapa yang termasuk dalam indikasi absolut, yaitu perikarditis,

ensefalopati/neuropati azotemik, bendungan paru dan kelebihan cairan yang tidak

responsif dengan diuretik, hipertensi refrakter, muntah persisten, dan Blood

Uremic Nitrogen (BUN) > 120 mg% dan kreatinin > 10 mg%. Indikasi elektif,

yaitu LFG antara 5 dan 8 mL/menit/1,73m², mual, anoreksia, muntah, dan astenia

berat (Sukandar, 2006).

Hemodialisis di Indonesia dimulai pada tahun 1970 dan sampai sekarang

telah dilaksanakan di banyak rumah sakit rujukan. Umumnya dipergunakan ginjal

buatan yang kompartemen darahnya adalah kapiler-kapiler selaput semipermiabel

(hollow fibre kidney). Kualitas hidup yang diperoleh cukup baik dan panjang

umur yang tertinggi sampai sekarang 14 tahun. Kendala yang ada adalah biaya

yang mahal (Rahardjo, 2006).

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.4.2 Jenis – Jenis Hemodyalizer (Rahmanto Bagyo, 2011)

1. Mesin NIPRO Tipe Suridial ™-55PLUS

Surdial 55 plus mudah untuk digunakan sebagai mesin dialisis

menawarkan kepada pasien terapi pengganti ginal, untuk meningkatkan

kualitas hidup pasien. Mesin ini bersifat efisien yang

mengkombinasikan teknologi terdepan dengan fitur – fitur baru yang

canggih untuk improvisasi dalam pengobatan.

Gambar 2.7 Mesin Dialisis NIPRO

2. Mesin Fresenius

Mesin dialsis modern dari 2008, 4008, dan 5008 seri dari Fresenius

Medical Care membantuk nefrologis untuk menawarkan pengobatan

terbaik yang memungkinkan untuk pasiennya. Lebih dari setiap mesin

dialisa terjual di dunia tiap tahunnya dari 2 perusahaan situs Schweinfurt,

Jerman dan Walnut Geek, California. Mesin dialisa terbaru 5008 sistem

terapi, memenangkan German Business Inovation Award in 2006. 5008

sendiri mengatur bagiannya dengan interfase khusus mudah dipakai dan

rendah perawatan sebaik mungkin rendah air dan energi yang digunakan.

Bahkan, sistem terapi 5008 menawarkan hemodiafiltrasi online sebagain

pilihan standarnya. Ini menjadi pengobatan terbaik yang memungkinkan

terkini, bahkan menguranginya resiko kematian.

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.8 Mesin Dialisis Fresenius

3. Mesin Nikisso

Terbaru ini Nikisso mengenmbangkan Sistem hemodialisa DBB-07

dengan memenuh kualitas terapi. Biaya terapi yang mirip dengan sistem

dialisa yang standard, mesin ini dapat menawarkan setiap dari pasien

terapi yang terbaik tanpa tambahan biaya. Layar pengguna yang ramah

identik yang dapat menawarakan seri mesin DBB, ditambah lagi untuk

capt dan mudah dipelajarinya sistem mesin ini.

Gambar 2.9 Mesin Dialisis Nikisso

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.4.3 Dialisis Peritoneal

Akhir-akhir ini sudah populer Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis

(CAPD) di pusat ginjal di luar negeri dan di Indonesia. Indikasi medik CAPD,

yaitu pasien anak-anak dan orang tua (umur lebih dari 65 tahun), pasien-pasien

yang telah menderita penyakit sistem kardiovaskular, pasien-pasien yang

cenderung akan mengalami perdarahan bila dilakukan hemodialisis, kesulitan

pembuatan AV shunting, pasien dengan stroke, pasien GGT (gagal ginjal

terminal) dengan residual urin masih cukup, dan pasien nefropati diabetik disertai

co-morbidity dan co-mortality. Indikasi non-medik, yaitu keinginan pasien

sendiri, tingkat intelektual tinggi untuk melakukan sendiri (mandiri), dan di

daerah yang jauh dari pusat ginjal (Sukandar, 2006).

2.3.4.4 Transplantasi Ginjal

Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti ginjal (anatomi dan faal).

Pertimbangan program transplantasi ginjal, yaitu:

1. Cangkok ginjal (kidney transplant) dapat mengambil alih seluruh (100%) faal

ginjal, sedangkan hemodialisis hanya mengambil alih 70-80% faal ginjal

alamiah

2. Kualitas hidup normal kembali

3. Masa hidup (survival rate) lebih lama

4. Komplikasi (biasanya dapat diantisipasi) terutama berhubungan dengan obat

imunosupresif untuk mencegah reaksi penolakan

5. Biaya lebih murah dan dapat dibatasi

2.4 Rumah Sakit

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

gabungan alat ilmiah hususnya dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan

personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medis

modern yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk

pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar dan lia, 2003).

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rumah Sakit Umum pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi

rumah sakit A,B,C, dan D. klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan

ketenagaan fisik dan peralatan. Klasifikasi Rumah Sakit Umum pemerintah :

1. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan yang pelayanan medis spesialitik luas dan

subspesialitik luas.

2. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mampunyai

fasilitas dan kemampuan fasilitas pelayanan medis sekurang-kurangnya

11 spesialis dan subspesialis terbatas.

3. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sait yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayanan medik dasar spesialitik dasar.

4. Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan medik dasar (Siregar dan Lia, 2003).

Jenis perawatan yang diadakan di Rumah Sakit:

1. Perawatan penderita rawat tinggal

Dalam perawatan pendeirta rawat tinggal di rumah sakit ada lima unsur

tahap pelayanan yaitu:

a. Perawatan intensif adalah perawatan bagi penderita kesakitan hebat

yang memerlukan pelayanan khusus selama waktu krisis kesakitannya

atau lukanya, suattu ondisi apabila ia tida mampu melakukan

kebutuhan sendiri. Ia dirawat dalam ruangan perawatan intensif oleh

staf medik dan perawatan khusus.

b. Perawatan intermediet adalah perawatan bagi penderita setelah kondisi

kritis membaik, yang dipindahkan dari ruang perawatan intensif ke

ruang perawatan biasa. Perawatan intermediet merupakan bagian

terbesar dari jenis perawatan dikebanyakan rumah sakit.

c. Perawatan swarawat adalah perawatan yang dilakukan penderita yang

dapat merawat diri sendiri, yang datang ke rumah sakit untuk

diagnostik saja atau penderita yang kesehatannnya sudah cukup pulih

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dari kesakitan intensif atau intermediet, dapat tinggal dalam suatu unit

perawatan sendiri (self-care unit).

d. Perawatan kronis adalah perawatan penderita dengan kesakitan atau

ketidakmampuan jasmani jangka panjang. Mereka dapat tinggal dalam

bagian terpisah rumah sakit atau dalam fasilitas perawatan tambahan

atau rumah perawatan yang juga dapat dioperasikan oleh rumah sakit.

e. Perawatan rumah adalah perawatan penderita dirumah yang dapat

menerima layanan seperti biasa tersedia dirumah sakit, dibawah suatu

program yang disponsori oleh rumah sakit. Perawatan rumah ini adalah

penting tetapi sangat sedikit yang diterapkan. Perawatan rumah ini

lebih mudah, dan merupakan jenis perawatan yang efektif secara

psikologis.

5. Perawatan penderita Rawat Jalan

Perawatan ini diberikan pada penderita melalui klinik, yang menggunakan

fasilitas rumah sakit tanpa terikat secara fisik dirumah sakit. Mereka

datang kerumah sakit untuk pengobatan atau untuk diagnosis atau datang

sebagai kasus darurat (Siregar dan Lia, 2003).

2.4.1 Pelayanan Farmasi Klinik di Rumah Sakit

Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan

Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan

meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena Obat, untuk tujuan

keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life)

terjamin. (PermenKes no. 58 tahun 2014).

Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi :

a) pengkajian dan pelayanan Resep;

b) penelusuran riwayat penggunaan Obat;

c) rekonsiliasi Obat;

d) Pelayanan Informasi Obat (PIO);

e) konseling;

f) visite;

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

g) Pemantauan Terapi Obat (PTO);

h) Monitoring Efek Samping Obat (MESO);

i) Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);

j) dispensing sediaan steril; dan

k) Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)

2.5 Rekam Medik

Setiap rumah sakit dipersyaratkan mengadakan dan memelihara rekam medik

dan memadai dari setiap penderita, baik untuk penderita rawat tinggal maupun

penderita rawat jalan. Rekam medik ini harus secara akurat didokumentasikan,

segera tersedia, dapat dipergunakan, mudah ditelusuri kembali (retrieving) dan

lengkap informasi. Rekam medik adalah sejarah ringkas, jelas, dan akurat dari

kehidupan dan kesakitan penderita, ditulis dari sudut pandang medik.

Definsi rekam medik menurut surat keputusan Direktur jenderal pelayanan

medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas,

anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan tindakan dan pelayanan lain yang

diberikan kepada seorang penderita selama dirawat dirumah sakit, baik rawat jalan

maupun rawat tinggal (Siregar dan Lia, 2003).

Kegunaan dari rekam medik :

a) Digunakan sebagai dasar perencanaan berkelanjutan perawatan

penderita.

b) Merupakan suatu sarana komunikasi antar dokter dan setiap

professional yang berkontribusi pada perawatan penderita.

c) Melengkapi bukti dokumen terjadinya atau penyebab kesakitan atau

penderita dan penanganan atau pengobatan selama tiap tinggal di

rumah sakit.

d) Digunakan sebagai dasar untuk kajian ulang studi dan evaluasi

perawatan yang diberikan kepada pasien.

e) Membantu perlindungan kepentingan hukum penderita, rumah sakit

dan praktisi yang bertanggung jawab.

f) Menyediakan atau untuk digunakan dalam penelitian dan pendidikan.

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

g) Sebagai dasar perhitungan biaya, dengan menggunakan data rekam

medik, bagian keuangan dapat menetapkan besarnya biaya pengobatan

seorang penderita.

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Pelaksanaan ini dilaksanakan di Ruang Inap Rumah Sakit Pelabuhan dengan

alamat Jl. Kramat Jaya Koja Tanjung Priok No. 1 Jakarta Utara 14260.

3.1.2 Waktu Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Mei 2015.

Analisa data dilaksanakan pada bulan Mei hingga September 2015.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi non eksperimental dengan metode cross-

sectional, yaitu pengumpulan data variabel untuk mendapatkan gambaran drug

related problems (DRPs) pada kategori penyesuaian dosis yang terjadi pada

pasien GGK. Dan juga mendapatkan terapi pengobatan melalui pengumpulan data

dari rekam medis (retrospektif) pasien GGK di ruang rawat inap Rumah Sakit

Pelabuhan Jakarta Utara, besar sampel selama periode Januari - Desember 2014

sebanyak 26 dari total 53 populasi pasien.

Analisa dilakukan secara deskriptif yaitu dengan menggambarkan drug

related problem (DRPs) kategori penyesuaian dosis yang terjadi pada pasien

GGK.

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3 Kerangka Konsep

Variabel Perancu

Tepat Dosis

Tidak tepat

Dosis

Tidak tepat

Dosis

Tepat Dosis

Penyakit penyerta

Terapi obat yang diberikan

pada pasien GGK yang

tercatat dalam rekam medis

Obat Terapi

GGK

Obat Terapi

Penyakit

Penyerta

Dosis Terlalu

Rendah

Dosis Terlalu

Tinggi

Dosis Terlalu

Rendah

Dosis Terlalu

Tinggi

Lihat Clcr

Pasien

Lihat Clcr

Pasien

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara

Ukur

Skala

Ukur Kategori

Karakteristik pasien

Jenis kelamin

Kondisi fisik

yang menentukan

status seseorang

laki-laki atau

perempuan.

Melihat

data rekam

medis

pasien

Nominal 0. Laki - laki

1. Perempuan

Usia Perhitungan umur

pasien GGK

dengan penyakit

penyerta.

Penggolongan

usia berdasarkan

DEPKES RI

(2009), yaitu:

1) 5 – 11 tahun:

masa kanak-

kanak

2) 12 – 16 tahun:

masa remaja

awal

3) 17 – 25 tahun:

masa remaja

akhir

4) 26 – 35 tahun:

masa dewasa

awal

5) 35 – 45 tahun:

Melihat

data rekam

medis

pasien

Nominal 0. Dewasa: 26

– 45 tahun

1. Lansia: 46

– 65 tahun

2. Manula: >

65 tahun

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

masa dewasa

akhir

6) 46 – 55 tahun:

masa lansia

awal

7) 55 – 65 tahun:

masa lansia

akhir

8) > 65 tahun:

manula.

Penyakit penyerta Keadaan klinis

yang diderita oleh

pasien GGK yang

dapat atau tidak

mempengaruhi

fungsi ginjal.

Melihat

data rekam

medis

pasien

Nominal 0. Hipertensi

1. Diabetes

Melitus

2. Anemia

3. Lain-lain

Dosis Terlalu Rendah Pasien

mempunyai

kondisi medis dan

mendapatkan obat

yang benar tetapi

dosis yang obat

terlalu rendah

sehingga tidak

menimbulkan

efek yang

diinginkan (strand

et al, 1990).

Persamaan

MDRD

Nominal 0. Tepat

Dosis

1. Tidak Tepat

Dosis

Dosis Terlalu Tinggi Pasien

mempunyai

Persamaan

MDRD

Nominal 0. Tepat

Dosis

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kondisi medis dan

mendapatkan obat

yang benar tetapi

dosis yang obat

terlalu tinggi

sehingga dapat

menimbulkan

toksisitas atau

efek yang tidak

diinginkan

lainnya (strand et

al, 1990).

1. Tidak

Tepat

Dosis

Drug Related Problems

(DRPs)

Peristiwa atau

kejadian yang

melibatkan terapi

obat yang benar-

benar atau

berpotensi

mengganggu hasil

klinis kesehatan

yang diinginkan.

Kategori

DRPs

menurut

Cipolle et

al. (1998)

Ordinal 0. Terjadi

DRPs

1. Tidak

terjadi

DRPs

Klasifikasi GGK, dinilai

dari nilai LFGnya

Menurut (KDIGO

Clinical Practice

Guideline for

Evaluation and

Management of

CKD, 2012)

kriteria stadium 1

dan 2 tidak

memenuhi GGK,

maka kriteria

Melihat

data rekam

medis

pasien

Nominal 0. Stadium 3

1. Stadium 4

2. Stadium 5

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

stadium 3, 4 dan 5

memenuhi kriteria

GGK

1) Stadium 1:

kerusakan

ginjal dengan

LFG normal

atau menurun,

LFG 90

ml/min/1,73

m2

2) Stadium 2:

kerusakan

ginjal dengan

penurunan

LFG ringan,

LFG 60 – 89

ml/min/1,73

m2

3) Stadium 3:

penurunan

LFG sedang

(moderat),

LFG 30 – 59

ml/min/1,73

m2

4) Stadium 4:

penurunan

LFG berat,

LFG 15 – 29

ml/min/1,73

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

m2

5) Stadium 5:

gagal ginjal,

LFG < 15

ml/min/1,73

m2 atau

dialisis

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal kronik yang

dirawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan sebanyak 53 pasen, pada periode Januari

sampai dengan Desember 2014.

3.5.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria

inklusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu

semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai penelitian

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Penelitian

3.6.1 Kriteria Inklusi Sampel

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili

dalam sampel penelitian, memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi untuk

sampel kasus dalam penelitian ini ialah :

1. Pasien rawat inap yang menderita GGK pada bulan Januari – Juni 2014.

2. Pasien dengan rekam medis lengkap dan terbaca

3. Pasien GGK dengan nilai LFG stadium 3, 4 dan 5

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.6.2 Kriteria Eksklusi Sampel

Kriteria ekslusi merupakan keadaan yang menyebabkan subjek tidak dapat

diikutsertakan dalam penelitian. Adapun yang termasuk kriteria eksklusi adalah:

1. Pasien pulang paksa

2. Pasien GGK dengan nilai LFG stadium 1 dan 2

3.7 Prosedur Penelitan

3.7.1 Bagan Alur Penelitian

3.7.2 Persiapan (Permohonan Izin Penelitian)

1. Pembuatan dan penyerahan surat permohonan izin pelaksanaan

penelitian dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Farmasi Universitas Islam Negeri Jakarta kepada Kepala Instalasi

Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara.

Pengumpulan Rekam

Medik

Seleksi Rekam Medik Yang

memenuhi kriteria inklusi

Pengambilan Data

(Data

Pengolahan Data

Analisis Data

Hasil

Interpretasi

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Penyerahan surat persetujuan peelitian dari Rumah Sakit Pelabuhan

Jakarta Utara kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Farmasi Universitas Islam Negeri Jakarta.

3.7.3 Pelaksanaan Pengumpulan Data

3.7.3.1 Penelusuran Dokumen

1. Penelusuran data pasien Gagal Ginjal Kronik di ruang rawat inap

Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara periode Januari – Juni 2014.

2. Proses pemilihan pasien yang masuk ke dalam kriteria inklusi.

3. Pengambilan data dan pencatatan data hasil rekam media diruang

administrasi medis berupa:

a. Nomor rekam medis

b. Identitas pasien (nama, jenis kelamin, dan umur)

c. Tanggal perawatan

d. Data penggunaan obat terapi pada pasien GGK

e. Data hasil lab

3.7.4 Manajemen Data

Pelaksanaan verifikasi data rekam medis dan pola terapi pengobatan gagal

ginjal yang dilanjutkan dengan transkrip data yang dikumpulkan ke dalam

logbook dan komputer.

3.7.5 Pengolahan data

1. Editing

Peneliti melakukan penilaian terhadap data mentah, terlebih dahulu

dilakukan pemeriksaan kembali kebenaran data yang diperoleh dan

mengeluarkan data yang tidak memenuhi kriteria penelitian.

2. Coding

Peneliti melakukan pengkodean untuk mempermudah peneliti

memasukkan data yang diperoleh dari laboratorium dan rekam medis.

3. Entry data

Peneliti memasukkan data yang telah dilakukan proses coding ke dalam

program Microsoft Excel dalam bentuk table.

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Cleaning data

Peneliti melakukan pemeriksaan kembali data yang sudah dimasukkan

kedalam sistem komputer untuk menghindari terjadinya

ketidaklengkapan atau kesalahan data.

3.8 Analisa Data

Analisa data yang dilakukan menggunakan program Microsoft Excel 2010

akan dianalisis dengan analisa univariat

3.8.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis setiap

variabel (terikat maupun bebas) yang akan diteliti secara deskriptif (Notoatmodjo,

2003). Data yang telah dikategorikan ditampilkan sebagai frekuensi kejadian.

Adapun variabel yang diteliti berupa jenis DRPs pada kategori penyesuaian dosis.

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Pasien

Demografi pasien meliputi jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit

penyerta. Evaluasi Drug Related Problems pada pasien yang digambarkan secara

deskriptif dalam bentuk persentase. Jumlah pasien GGK di Rumah Sakit

Pelabuhan Jakarta Utara, terdapat 53 pasien yang menderita GGK dalam setahun.

Lalu didapat 26 pasien yang masuk kriteria inklusi dalam penelitian ini.Pasien

yang memenuhi kriteria inklusi adalah pasien rawat inap dengan penyakit GGK

yang memiliki rekam medis yang lengkap.

Tabel 4.1 Distribusi Pasien Berdasarkan Karakteristik

No Karakteristik Pasien N= 26 Persentase (%)

1. Berdasarkan usia

Manula > 65 tahun 13 50

Lansia 45 – 65 tahun 10 38,46

Dewasa 26 - 45 tahun 3 11,54

2 Berdasarkan jenis kelamin

Laki – laki 16 61,54

Perempuan 10 38,46

3 Berdasarkan Tingkat Keparahan

Stadium 3 5 19,2

Stadium 4 6 23,1

Stadium 5 15 57,7

Tabel 4.2 Distribusi Penyakit Penyerta Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

No Penyakit Penyerta N= 26 Persentase (%)

1. Hipertensi 8 30,77

2. CHF 7 29,2

3. Diabetes Melitus 4 15,39

4. CAD 6 23,08

5. GERD 6 23,08

6. TBC 2 7,69

7. Colic abdomen 1 3,85

8. Leukimia 1 3,85

9. Colic Renal 1 3,85

10. Ketosidosis 1 3,85

11. Oedema Paru 1 3,85

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

12. Cellulitis 1 3,85

13. Abses Faringeal 1 3,85

14. HHD 1 3,85

15. Dispnoe 2 7,69

16. Tumor Buli 1 3,85

17. Asidosis Metabolik 1 3,85

18. Stroke non hemorrage 1 3,85

19. Bronkopneumonia 1 3,85

Keterangan : CHF = Congestive Heart Failure; CAD = Coronary Arterial

Disease; GERD = Gastroesophageal Reflux Disease, TBC = Tubercolusis, HHD

= Hypertension Heart Disease.

Dari tabel diatas, dapat ditemukan bahwa pasien yang menderita GGK

paling banyak adalah manula > 65 tahun yakni sebanyak 13 pasien (50%),

sedangkan sisanya lansia 46 - 65 tahun sebanyak 10 pasien (38,46%) dan dewasa

26 – 45 tahun sebanyak 3 pasien (11,54%). Berdasarkan jenis kelaminnya pasien

yang menderita GGK yang paling banyak adalah berjenis kelamin laki - laki yakni

sebanyak 16 pasien (61,54%), sedangkan sisanya perempuan sebanyak 10 pasien

(38,46%). Berdasarkan penyakit penyerta terbanyak adalah hipertensi sebanyak 8

pasien (30,77%), CHF sebanyak 7 pasien (26,92%), CAD dan GERD masing

masing sebanyak 6 pasien (23,08%), lalu DM sebanyak 4 pasien (15,39%).

Sementara penyakit penyerta yang lainnya dibawah 15%. Lalu berdasarkan

tingkat keparahannya, pasien stadium III sebanyak 5 pasien (19,2%), stadium IV

sebanyak 6 pasien (23,1%), dan stadium V sebanyak 15 pasien (57,7%).

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.2 Profil Penggunaan Obat

4.1.2.1 Profil Penggunaan Obat Injeksi

Berdasarkan profil penggunaan obat injeksi, pasien rawat inap yang

menderita GGK dapat dilihat digambar dibawah ini.

Tabel 4.3 Persentase Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Profil

Penggunaan Obat Injeksi

No. Golongan Obat Terapi Frekuensi Persentase %

1. Saluran gastrointestinal 50 36,23

2. Antiinfeksi 24 17,39

3. Sistem kardiovaskular 21 15,22

4. Sistem endokrin 7 5,07

5. Saluran saraf 10 7,25

6. Vitamin & mineral 8 5,8

7. Nutrisi 2 1,45

8. Hormon 7 5,07

9. Larutan IV & steril lainnya 6 4,35

Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa pasien rawat inap yang menderita GGK.

Penggunaan obat injeksi yang paling banyak digunakan berdasarkan golongan

adalah obat saluran gastrointestinal yakni sebanyak 50 (36,23 %), penggunaan

obat antiinfeksi yakni sebanyak 24 (17,39 %), penggunaan obat sistem

kardiovaskular sebanyak 21 (15,22 %), penggunaan obat saluran saraf & hormon

masing – masing sebanyak 10 (7,25 %), penggunaan golongan vitamin & mineral

sebanyak 8 (5,8 %), penggunaan obat sistem endokrin 7 (5,07 %), penggunaan

larutan IV & steril lain sebanyak 6 (4,35 %). Sementara penggunaan golongan

nutrisi sebanyak 2 (1,45 %) dari 28 pasien

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.2.2 Profil Penggunaan Obat Oral

Berdasarkan profil penggunaan obat oral, pasien rawat inap yang

menderita GGK dapat dilihat digambar dibawah ini.

Tabel 4.4. Persentase Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Profil

Penggunaan Obat Oral (%)

No. Golongan Obat Terapi Frekuensi Persentase %

1. Saluran gastrointestinal 53 19,34

2. Antiinfeksi 25 9,12

3. Sistem kardiovaskular 105 38,32

4. Sistem endokrin 7 2,56

5. Saluran saraf 26 9,49

6. Vitamin & mineral 17 6,2

7. Nutrisi 23 8,39

8. Saluran Pernafasan 10 3,65

9. Antialergi 7 2,56

10. Kemoterapetik 1 0,37

Dari tabel 4.4. dapat dilihat bahwa pasien rawat inap yang menderita GGK.

Penggunaan obat oral yang paling banyak digunakan berdasarkan golongan

adalah obat sistem kardiovaskular yakni sebanyak 105 (38,32 %), penggunaan

obat sistem gastrointestinal yakni sebanyak 53 (19,34 %), obat sistem saraf

sebanyak 26 (9,49 %), obat antiinfeksi sebanyak 25 (9,12 %), golongan nutrisi

sebanyak 23 (8,39 %), golongan vitamin & mineral sebanyak 17 (6,2 %), obat

saluran pernafasan sebanyak 10 (3,65 %), dan obat antialergi & sistem endokrin

masing- masing sebanyak 7 (2,56 %). Sementara penggunaan golongan obat

neoplastik sebanyak 1 (0,37 %) dari 28 pasien.

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.3 DRP’s Kategori Dosis Dibawah Dosis Terapi

Berdasarkan kejadian DRP kategori dosis dibawah dosis terapi pada

pasien rawat inap yang menderita GGK dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5. Presentase Prevalensi Dosis Dibawah Dosis Terapi Berdasarkan

Jumlah Pasien yang Mengalaminya (%)

Pasien Jumlah Presentase (%)

Tepat Dosis 17 65,39

Tidak Tepat Dosis 9 34,62

Total 26 100

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat 9 (34,62 %) pasien dari 26

jumlah pasien yang mengalami DRPs kategori dosis dibawah dosis terapi obat

pada pasien rawat inap GGK di Rumah Sakit Pelabuhan. Adapun, hasil obat terapi

yang terdapat DRP sebagai berikut :

Tabel 4.6. Presentase Distribusi Jumlah Dosis Dibawah Dosis Terapi (%)

No Golongan Nama Obat Frekuensi Persentase %

1 Antiangina

(Nitrat)

ISDN 3 30

2 Nutrisi & Terapi

Penunjang

Aminefront* 5 50

3 Antihipertensi

(ACE Inhibitor)

Captopril 1 10

4 Diuretik Furosemid 1 10

Total : 10

*referensi diambil dari MIMS Indonesia

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa, terdapat 10 obat yang berpotensi tidak

tepat dosis berada dibawah dosis terapi pada pasien rawat inap yang mengalami

GGK.

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.4 DRP’s Kategori Dosis Diatas Dosis Terapi

Berdasarkan kejadian DRP kategori dosis dibawah dosis terapi pada

pasien rawat inap yang menderita GGK dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.7. Presentase Prevalensi Dosis Diatas Dosis Terapi Berdasarkan

Jumlah Pasien yang Mengalaminya (%)

Pasien Jumlah Presentase (%)

Tepat Dosis 4 15,39

Tidak Tepat Dosis 22 84,62

Total 26 100

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa terdapat 22 (84,62 %) pasien dari jumlah

26 pasien yang mengalami DRPs kategori dosis diatas dosis terapi obat pada

pasien rawat inap GGK di Rumah Sakit Pelabuhan. Adapun, hasil obat terapi yang

terdapat DRPs sebagai berikut :

Tabel 4.8. Presentase Distribusi Jumlah Dosis Diatas Dosis Terapi (%)

No Golongan Nama Obat Frekuensi

Presentase%

1 Anti Hiperlipidemia Simvastatin 1 2,38

2 Lambung

(Antiemetik) Vometa

(Domperidon)

Tomit

(Metoklopramid)

9

1

21,43

2,38

3 Anti Alergi (AR H1) Falergi 2 4,76

4 Anti Inflamasi

(AINS)

Antiplatelet/

Asetosal (AINS)

Profenid

Thrombo Aspillet

1

1

2,38

2,38

5 Antibiotik

(Cefalosphorin) Cefixime

Ceftazidim

2

1

4,76

2,38

6 Antibiotik

(Carbapenem) Meropenem 1 2,38

7 Anti Hipertensi (AR

Angiotensin II) Acetensa

Losartan

6

2

14,29

4,76

8 Lambung/ Antireflux

(AR H2) Ranitidine 3

7,14

9 Antibiotik Faslev 1 2,38

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Quinolon) (levofloxacin)

10 Anti TBC

(Nikotinamid) Pyrazinamid 2 4,76

11 Antitusif (Opioid) Codipront 1 2,38

12 Antikoagulan (Asam

Traneksamat) Kalnex 3 7,14

13 Diuretik Spironolactone 1 2,38

14 Lambung (Antasida) Antasida 2 4,76

15 Lambung (Sukralfat) Inpepsa 1 2,38

16 Antihipertensi (ACE

Inhibitor) Captopril 1 2,38

Total : 42

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa, terdapat 42 obat yang berpotensi tidak

tepat dosis berada diatas dosis terapi pada pasien rawat inap yang mengalami

GGK.

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2 Pembahasan

4.2.1 Karakteristik Pasien

Terlihat pada tabel 4.1 ditemukan bahwa penderita GGK mulai rentan dan

sering terjadi pada usia manula (> 65 tahun) yakni sebanyak 13 pasien (50 %),

selebihnya lansia (46-65 thn) sebanyak 10 pasien (38,46 %), dan sisanya pasien

dewasa (26-45 thn) sebanyak 3 pasien (11,54 %). Hal ini sejalan dengan

Riskesdas tahun 2013, dimana prevalensi GGK meningkat berdasarkan usia, yang

meningkat tajam pada usia 35-44 sebanyak (0,3 %), lalu diikuti pada usia 45-54

sebanyak (0,4 %), dan pada usia 55-74 sebanyak (0,5 %), tertinggi pada usia > 75

tahun sebanyak (0,6 %), pada pasien rata – rata seluruh Indonesia. Namun pada

penelitian ini hanya terdapat 1 pasien yang berusia > 74 tahun. Pada usia ini, umur

sangat erat kaitannya dengan terjadinya GGK dikarenakan berkurangnya fungsi

ginjal normal pada usia ini, sehingga semakin meningkat usia maka prevalensi

GGK juga semakin meningkat. Hal ini juga dikarenakan pada saat penelitian

jumlah pasien di instalasi Rawat Inap di RS Pelabuhan sebagian besar adalah

pasien lansia dan manula (46-65 < tahun). Dan juga pada penelitian Alessandra

Bartista Marquito, dkk tahun 2013 menunjukan prevalensi GGK tertinggi terdapat

pada usia manula > 60 tahun, yaitu terdapat 387 (69,36 %) pasien dari total 558

pasien. Penuaan merupakan proses perubahan anatomis, biokimia dan fisiologi

tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penurunan fungsi pada organ tubuh, salah

satunya pada organ ginjal.

Berdasarkan jenis kelamin, dapat ditemukan bahwa pasien yang menderita

GGK yang paling banyak adalah berjenis kelamin laki - laki yakni sebanyak 16

pasien (61,54%), sedangkan sisanya perempuan sebanyak 10 pasien (38,46%).

Hal ini sejalan dengan Riskesdas tahun 2013, dimana prevalensi laki – laki

didapat (0,3 %), sedangkan pada perempuan (0,2 %). Kita bisa lihat bahwa

prevalensi laki – laki lebih besaar dibandingkan pasien perempuan. Namun pada

penelitian M Angeles Via-Sosa, dkk pada tahun 2013, pasien sampel perempuan

lebih banyak dari laki – laki, yaitu sebanyak 173 (65,78 %) pasien perempuan,

dan 90 (34,22 %) pasien pada laki – laki dari 263 jumlah total pasien.

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan penyakit penyerta dari tabel 4.2, hasil ditemukan bahwa

penyakit penyerta terbanyak adalah hipertensi sebanyak 8 pasien (30,77%), (CHF)

Congestive Heart Failure sebanyak 7 pasien (26,92%), (CAD) Coronary Artery

Disease dan (GERD) Gastroesophagus Reflux Disease masing masing sebanyak 6

pasien (23,08%), lalu (DM) Diabetes Melitus sebanyak 4 pasien (15,39%).

Sementara penyakit penyerta yang lainnya dibawah 15%. Hal ini sebanding

dengan penelitian Alesssandra Batista Marquito, dkk tahun 2013 dimana

komorbiditas penyakit paling banyak yaitu hipertensi sebanyak 178 pasien (68,5

%), diikuti dengan diabetes mellitus sebanyak 178 pasien (31,9 %) dari total 558

pasien. Dan juga pada penelitian M Angeles Via-Sosa, dkk tahun 2013 dengan

komorbiditas penyakit paling banyak yaitu hipertensi sebanyak 121 pasien (69,5

%), diikuti dislipidemia sebanyak 65 pasien (37,4 %) dari total 174 pasien yang

memerlukan intervensi.

Berdasarkan tingkat keparahannya, pasien yang menderita GGK dapat

ditemukan pada (tabel 4.1). Tingkat keparahan dihitung berdasarkan perhitungan

LFGnya, dengan rumus persamaan eMDRD 4 variabel. Hasil menunjukkan

bahwa pasien stadium III sebanyak 5 pasien (19,2%), stadium IV sebanyak 6

pasien (23,1%), dan stadium V sebanyak 15 pasien (57,7%). Hal ini tidak

sebanding dengan penelitian Stephanie Belaiche, dkk tahun 2010. Dimana pasien

terbanyak didapat pada stadium IV sebanyak 17 pasien (40,5 %), lalu diikuti

dengan stadium III sebanyak (38,1 %) dari total 42 pasien. Tetapi hal ini juga

tidak sejalan dengan penelitian Alessandra Batista Marquito, dkk tahun 2013

dimana pasein terbanyak didapat pada stadium III sebanyak 265 pasien (47,49

%), diikuti pada stadium 4 sebanyak 153 pasien (27,42 %) dari total 558 pasien.

LFG merupakan suatu komponen dari fungsi ekskresi, tetapi secara luas diterima

paling baik sebagai keseluruhan indeks dari fungsi ginjal, karena secara umum

tereduksi setelah rusak strukturnya secara meluas dan fungsi ginjal lainnya

menurun bersamaan dengan LFG dalam GGK (KDIGO, 2012). Perhitungan LFG

sendiri menggunakan rumus eMDRD. Setelah didapat nilai LFG, kategorikan

nilai LFG dari yang nilainya besar dan kecil, nilai LFG berguna sebagai parameter

stadium keparahan ginjal.

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2 Profl Penggunaan Obat

Profil obat merupakan seluruh kelompok obat yang digunakan oleh pasien

GGK yang disertai penyakit penyertanya dari beberapa golongan obat, dan

mempunyai masing – masing tujuan pengobatan yang sama diberikan kepada

pasien. Penggolongan obat ini dilakukan berdasarkan literatur MIMS Indonesia

tahun 2012. Dari tabel 4.3 dan 4.4 di atas dapat diketahui bahwa obat terapi yang

digunakan oleh semua pasien. Obat yang paling banyak digunakan pertama yaitu

obat sistem kardiovaskular, sedangkan obat saluran gastrointestinal diuturan

kedua. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Stephanie Belaiche

tahun 2010, dimana frekuensi penggunaan obat terbanyak adalah obat sistem

kardiovaskular, lalu diikuti obat saluran gastrointestinal. Dapat dikatakan obat

terbanyak didapat pada sistem kardiovaskular, dikarenakan dominannya penyakit

penyerta kardiovaskular pada pasien, hipertensi (terbanyak) sebanyak 8 pasien,

diikuti CHF sebanyak 7, lalu CAD sebanyak 6 pasien.

Penggolangan obat pada pasien yang menderita gagal ginjal kronik ini

terdiri dari 12 kelas terapi, yang meliputi :

a. Obat Sistem Kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular merupakan masalah yang sangat penting pada usia

lanjut. Salah satunya, hipertensi merupakan faktor yang menginisiasi penyebab

gagal ginjal kronik (DiPiro ed 6 & 7). Dan hal ini mempunyai pengaruh yang

besar untuk penyakit lainnya juga, karena itu harus segera ditangani. Penggunaan

obat kardiovaskular oleh pasien berada pada urutan pertama terbanyak yang

digunakan oleh pasien. Golongan obat kardiovaskular terbanyak yaitu, clopidogrel

sebagai antiplatelet digunakan sebanyak 15 pasien (65,21 %).

Clopidogrel secara langsung tetapi tidak sempurna diabsorbsi secara oral,

absorbsi baru berlangsung setidaknya 50 %. Obat ini merupakan prodrug dan

dimetabolisme lebih lama di liver, terutama pada turunan asam karboksilat yang

tidak aktif. Metabolisme diperantari dengan sitokrom P450 isoenzim CYP3A4

dan CYP2B6, dan untuk lebih rendah jangkauannya dengan CYP1A2, CYP1A1

dan CYP2C19 (Martindale, ed 36). Obat ini juga menyebabkan hemostasis, dan

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pendarahan. Resiko tergantung variabel yang banyak, termasuk penggunaan obat

secara bersamaan yang merubah hemostasi pada pemakaian ganda (Drug

Information Handbook). Penggunaan obat golongan obat anti hipertensi cukup

banyak, hal ini sesuai seperti yang digambarkan pada karakteristik subjek

penelitian berdasarkan penyakit komplikasi yang paling banyak diderita yaitu

hipertensi (Gunawan, dkk., 2009).

b. Obat Saluran Cerna

Obat saluran cerna merupakan golongan obat kedua terbanyak

pemakaiannya pada pasien rawat inap yang menderita GGK di RS Pelabuhan.

Obat saluran cerna pada penelitian ini merupakan golongan PPI, Antagonis

Reseptor Histamin 2, antiemetik, pencahar, antidiare, serta enzim untuk

pencernaan. Masing – masing mempunyai banyak efek terapi tergantung pada

pasien, contohnya : golongan PPI (Omeprazole) dapat digunakan pada pasien

yang menderita GERD, Peptic Ulcer Disease, dan penyakit peptik lainnya. Sama

halnya dengan golongan yang lain, tergantung besar pemberian dan frekuensi

pemberian dosisnya saja. Dan juga berfungsi mengatasi efek samping yang timbul

dari penggunaan obat kardiovaskular yang digunakan oleh pasien untuk mengatasi

keluhan lainnya.

Salah satunya pada obat antagonis reseptor serotonin yaitu, ondansetron

yang berguna sebagai anti mual & anti muntah, beberapa pasien untuk mengatasi

obat kardiovaskular yang mempunyai efek samping mual seperti, clopidogrel

yang diberikan pada 10 pasien. Obat ini bekerja secara selektif memblokir

serotonin, keduanya secara peripelar pada penghapit saraf vagal dan secara sentral

dalam pemacu daerah kemoreseptor (Drug Information Handbook).

c. Obat Antiinfeksi

Penggunaan antiinfeksi terdapat 2 macam pada pemakaian penelitian ini,

yaitu antibiotik dan anti tubercolusis, karna ada beberapa pasien yang mengalami

tubercolusis seperti pada beberapa pasien. Obat antibiotik yang paling banyak

digunakan yaitu ceftriaxone, Ceftriaxone bekerja menghambat sintesis membran

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sel bakteri dengan ikatan satu ikatan atau lebih dari protein penicilin pengikatm

yamg berubah menghambat bentuk tahap akhir transpeptidation dari sintesis

membran peptidoglycan sel bakteri, dan juga menghambat biosintesis sel

membran (Drug Information Handbook).

d. Obat Sistem Saraf

Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) merupakan obat yang

hampir semua obat SSP bekerja pada reseptor khusus yang mengatur transmisi

sinaps. Obat susunan saraf terdiri dari beberapa golongan yaitu analgesik –

antipiretik, AINS, ansiolitik, antipsikosis, antidepresan. Namun ada beberapa obat

yang tidak terdapat pada penelitian in yaitu, golongan hipnotik sedatif, dan anti

epilepsi

Obat analgesik antipiretik serta obat antiinflamasi nonsteroid (AINS)

merupakan salah obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep

dokter. Salah satu fungsi dari golongan seperti golongan antiinflamasi nonsteroid-

antipirai, . Tetapi harus diingat bahwa obat ini hanya meringankan gejala nyeri

dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak

menghentikan, memperbaiki atau mencegah jaringan pada kelainan muskoskeletal

(Gunawan, dkk., 2009). Contoh obat yang paling digunakan adalah farmadol yang

mempunya zat aktif parasetamol (acetaminophen). Acetaminophen menghambat

sintesis prostaglandid pada sistem saraf pusat, dan secara periferal memblokade

impuls nyeri umum, secara antipiresis dari inhibisi pusat pengatur panas pada

hipotalamus (Drug Information Handbook).

e. Obat Anti Alergi

Obat alergi yang banyak digunakan oleh pasien GGK yaitu falergi

(Cetirizine) yang cukup aman bagi segala usia. Cetirizin adalah metabolit aktif

dari hidroksizin yang memiliki masa kerja yang lebih panjang, serta merupakan

antihistamin yang selektif, Diaman hidrosizin merupakan antihistamin generasi

kedua (Gunawan, dkk., 2009). Cetirizine digunakan oleh 4 pasien.

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Obat Saluran Pernafasan

Dalam penelitian ini terdapat 3 golongan obat yang digunakan yaitu

antitusif, mukolitik dan antiasma. Obat paling banyak ditemukan adalah

ambroksol sebagai mukolitik, yaitu diberikan kepada 4 pasien. Obat mukolitik

ialah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas dengan jalan memecah

benang-benang mukoprtein dan mukopolisakarida dari sputum (Gunawan, dkk.,

2009).

g. Obat Hormon

Obat hormon dapat mempunyai banyak fungsi, salah satunya pada

penelitian ini obat hormon terbanyak diberikan yaitu dexamethasone.

Dexamethasone merupakan obat golongan kortikosteroid yang mempunyai

banyak fungsi, bisa sebagai antiinflamasi, antialergi, dan penyakit lainnya yang

responsif terhadap glukokortikoid (MIMS Indonesia). Mekanisme menguraangi

inflamasinya dengan menekan perpindahan neutrofil, mengurangi produksi

mediator inflamasi, dan mengembalikan peremeabilitas kapiler yang meningkat,

menekan respons imun yang normal. (Drug Information Handbook).

h. Obat Sistem Endokrin

Obat sistem endokrin pada penelitian ini ditemukan sebagai agen antidiates.

Karena terdapat 6 pasien yang mengalami diabetes mellitus. Obat yang paling

banyak digunakan melalui rute injeksi, yaitu Novorapid (Insulin Asparatat).

Novorapid digunakan untuk terapi DM tipe 1 & 2 , sedangkan juga terdapat

Lantus (Insuline glargine) yang diberikan pada 1 pasien saja. Banyaknya

penggunaan injeksi novorapid disebabkan karena memiliki kerja yang cepat

(rapid acting) serta memiliki keunggulan dalam hal penyuntikannya. Insulin dapat

disuntikkan 15 menit sebelum makan dan insulin regular dapat disuntikkan 30

menit sebelum makan. (Inten Novita, 2015)

Pada rute oral terdapat 3 jenis antidiabetes yaitu, metformin, glukuidon, dan

glimerpiride. Sedangkan pemberian terbanyak pada metformin diberikan

sebanyak 3 pasien. Metformin adalah obat golongan biguanid, yang mejadi lini

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pertama pada obat antidiabetes pada rute oral dan juga dapat diberikan secara

monoterapi serta tergolong memiliki harga yang relatif murah (Inten Novita,

2013).

i. Nutrisi

Nutrisi yang diberikan pada pasie GGK pada penelitian ini terdapat nutrisi

pada pasien hemodialisa, dan nutrisi untuk mengatasi gangguan ginjalnya itu

sendiri. Salah satunya aminefron, diberikan sebanyak 5 pasien. Aminefron

merupakan nutrisi penunjang pada pasien GGK, berfungsi sebagai nutrisi diet

tinggi kalori & rendah protein, khususnya pada pasien hemodialisa. Selain itu

terdapat Bicnat (Natrium Bikarbonat) diberikan sebanyak 14 pasien, merupakan

agen pengalkali. Bicnat dapat dijadikan obat multifungsi terapi, dapat dijadikan

terapi kardio, asidosis metabolik, antasid dan gagal ginjal kronik itu sendiri.

Berdisosiasi untuk menjaga ion bikarbonat dengan menetralisir konsentrasi ion

hidrogen dan meningkatkan pH darah dan urin (Drug Infromation Handook).

j. Vitamin & Mineral

Vitamin dan beberapa mineral penting untuk metabolisme. Vitamin

merupakan senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil

untuk mempertahankan kesehatan dan sering kali bekerja sebagai kofaktor untuk

enzim metabolisme. Sedangkan mineral merupakan senyawa anorganik yang

merupakan bagian penting dari enzim, mengatur berbagai fungsi fisiologis, dan

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan termasuk tulang

(Gunawan, dkk., 2009).

Obat yang digunakan pada golongan ini yaitu vitamin B, Vit C, Vit K dan

antianemia vitamin B kompleks sebagai vitamin neutropik yang sangat baik

deiberikan pada pasien lanjut usia. Lalu golongan obat antianemia yang

digunakan adalah asam folat. Keadaan anemia pada pasien salah satunya dapat

disebabkan oleh defisiensi nutrisi tertentu dan karena penyakit penyerta yang

dialami pasieng gagal ginjal kronik itu sendiri. Anemia merupakan keadaan

defisiensi eritrosit oengangkut oksigen (Katzung, 2010).

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

k. Kemoterapetik

Pada penelitian ini hanya 1 obat yang ditemukan diberikan pada 1 pasien,

yaitu hydrea (hidroksi urea). Hidroksi urea bekerja mengganggu dengan

mensintesis DNA, selama fase S dari pembelahan sel, tanpa mengganggu sintesis

RNA, dengan menghambat ribonukleosida difosfat reduktase, mencegah

perubahan ribonukleotida menjadi deoksiribonukleotida, siklus sel tertentu untuk

fae S dan menahan sel lain pada fase G1 pada siklus sel (Drug Information

Handbook).

l. Larutan IV & Steril Lain

Pada penelitian ini terdapat Larutan IV yang berfungsi sebagai albumin

(octalbin). Octalbin yang diberikan dalam bentuk larutan 20 % x 50 mL, obat ini

biberikan pada 6 pasien. Albumin dapat memperbaiki dan memelihara sirkulasi

volume darah (MIMS Indonesia). Albumin menjaga peningkatan tekanan onkotik

intrasvaskular dan menyebabkan pergerakan cairan intertisial ke celah

intravaskular (Drug Information Handbook).

4.2.3 DRPs Kategori Dosis Dibawah Dosis Terapi

Pemberian obat dengan dosis dibawah terapi mengakibatkan tidak efektif

dalam mencapai efek terapi yang diinginkan. Dosis pemberian harus sesuai

dengan keadaan pasien dan dosis yang sudah ditetapkan pada literatur (Drug

Information Handbook). Data dosis pasien dibandingkan dengan beberapa

literatur seperti Drug Information Handbook, ISO dan MIMS Indonesia. Penilaian

evaluasi DRPs dosis dibawah dosis terapi pada pasien didasarkan pada dosis

regimen yang diberikan terhadap literatur. Dari hasil analisis deskriptif dapat

ditemukan bahwa terdapat 9 (34,62 %) pasien dari 26 jumlah pasien yang

mengalami DRPs kategori dosis dibawah dosis terapi obat pada pasien rawat inap

GGK di Rumah Sakit Pelabuhan. Dari 9 pasien terdapat 10 obat yang berpotensi

tidak tepat dosis berada dibawah dosis terapi, yaitu Aminefront sebanyak 5 kali

(50 %), diikuti dengan Isosorbid Dinitrate (ISDN) sebanyak 3 kali (30 %), lalu

masing –masing, Captopril dan Furosemid yang masing – masing 1 kali (10 %).

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Aminefront tidak tepat dosis dikarenakan, pada dosis pemberian

regimennya hanya diberikan maksimal 3 kaplet 3x sehari. Sedangkan di dalam

literatur MIMS Indonesia pemberian diberikan 4-8 kaplet 3x sehari pada pasien

LFG 5-50 mL/menit, hal ini terjadi pada semua pasien sampel yang diberikan

aminefront. Sehingga dapat disimpulkan pemberian dosis aminefront tidak sesuai

dengan literatur yang ada dan tidak tepat pemberian dosisnya. Obat ini harus lebih

diperhatikan dan dievaluasi lagi kedepannya. Aminefront merupakan nutrisi untuk

menunjang terapi disfungsi ginjal kronik, dalam kombinasi diet tinggi kalori

rendah protein (MIMS Indonesia).

Untuk golongan kardiovaskular terdapat ISDN, captopril dan furosemid

jika digabungkan golongan ini sama banyaknya dengan aminefront terdapat 5 kali

kejadian atau yang terbanyak pada penelitian ini. Hal ini serupa dengan penelitian

Stephanie Belaiche dkk pada tahun 2010 pada RS Universitas Grenoble, terdapat

27 kejadian (28,4 %) dari 69 kejadian dosis pemberian dibawah dosis terapi. Obat

kardiovaskular paling banyak terjadi DRPs tidak tepat dosis dibawah terapi.

Dari aspek interaksi obat yang tidak tepat dosis di bawah dosis terapi,

terdapat 1 kejadian interaksi obat yang berefek pada dosis yaitu pada pasien

nomer 20, ketorolac diberikan bersamaan dengan captopril. Ketorolac

menurunkan efek captopril dengan antagonis farmakodinamik, dan interaksi ini

berpotensi membahayakan (moderat), ditambah lagi dosis captopril yang

diberikan kurang dari dosis terapi sehingga menyebabkan tidak tercapainya efek

terapi yang diinginkan.

4.2.4 DRPs Kategori Dosis Diatas Dosis Terapi

Pemberian obat dengan dosis diatas terapi mengakibatkan peningkatan

resiko efek toksik. Dosis pemberian harus sesuai dengan keadaan pasien dan dosis

yang sudah ditetapkan pada literatur (Drug Information Handbook). Data dosis

pasien dibandingkan dengan beberapa literatur seperti Drug Information

Handbook, ISO dan MIMS Indonesia. Penilaian evaluasi DRPs dosis dibawah

dosis terapi pada pasien didasarkan pada dosis regimen yang diberikan terhadap

literatur. Dari hasil analisis deskripif dapat ditemukan bahwa, terdapat 22 (84,62

%) pasien dari 26 jumlah pasien yang mengalami DRPs kategori dosis diatas dosis

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terapi obat pada pasien rawat inap GGK di Rumah Sakit Pelabuhan. Dari 22

pasien terdapat 42 obat yang berpotensi tidak tepat dosis berada diatas dosis

terapi, yaitu pada obat saluran GI terjadi sebanyak 16 kali kejadian (38,1 %),

paling banyak terjadi pada antiemetik vometa (Domperidone) terjadi 10 kali

(23,81 %). Lalu diikuti obat golongan kardiovaskular terdapat 15 kali (35,71 %)

kejadian, golongan kardiovaskular yang paling banyak adalah acetensa / losartan

(AR Angiotensin II) terjadi 8 kali (18,05 %) dibanding obat kardiovaskular

lainnya, diikuti dengan obat antiinfeksi sebanyak 7 kali (16,67 %), lalu obat

antialergi Falergi (Cetrizine) sebanyak 2 kali (4,76 %), dan sisanya Obat Sistem

Saraf Profenid (Ketoprofen) & obat sistem pernafasan (Codipront) masing –

masing sebanyak 1 kali (2,38 %). Hasil penelitian pada kategori ini sangat

berbeda dengan penelitian Stephanie Belaiche pada tahun 2010 pada RS

Universitas Grenoble, dimana golongan obat yang mengalami tidak tepat dosis

diatas dosis terapi adalah golongan kardiovaskular. Terdapat 24 kali (25,3 %)

kejadian yang berpotensi, sementara golongan sistem GI hanya sebanyak 11 kali

(13,4 %) dari 51 kejadian. Pada pemberian vometa (Domperidone) untuk semua

pasien di penelitian ini, semuanya mengalami tidak tepat dosis (too high dose), hal

ini harus diperhatikan dan dievaluasi ke depannya. Vometa mempunyai

kandungan domperidone, dimana dalam pemakaiannya harus dikurangi dari 2-3

kali sehari menjadi 1-2 kali sehari. (Drug Information Handbook, 17th Edition)

Pada kategori DRPs dosis diatas terapi ini, berbeda dengan DRPs dosis

dibawah terapi. Kita harus melihat kondisi ginjal pasien dari beberapa parameter,

yaitu LFG (Laju Filtrasi Glomerulus) dan Clcr (Clearance Creatinine).

Clcr merupakan parameter yang paling praktis untuk menilai fungsi ginjal

di sebagian besar kondisi klinis. Dikarenakan menggunakan serum creatinin (SCr)

masih kurang akurat, dikarenakan dipengaruhi dengan diet (vegetarian dan

suplemen creatinine), berat badan (amputasi dan malnutrisi), dan beberapa terapi

obat (simetidin dan trimethoprim) dalam faktanya senyawa endogen dapat

membuat keuntungan besar. Persamaan tergantung pada konsentrasi SCr dan

ukuran yang terbatas, ditambah sekresi tubular dari creatinine yang menghasilkan

LFG lebih 20 % secara individu pada stage 2-4 (Hassan Yahaya, et.al 2009).

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Walaupun dengan keterbatasan ini, persamaan Cockroft – Gault merupakan

metode yang paling mendekati untuk menentukan dosis obat individu berdasarkan

fingsi ginjal pada kondisi klinis.

Dari aspek interaksi obat yang tidak tepat dosis di atas dosis terapi, terdapat

1 kejadian interaksi obat yang berefek pada dosis yaitu pada pasien nomer 9,

acetensa (losartan) yang diberikan bersamaan dengan metronidazole.

Metronidazole meningkatkan kadar losartan yang mempengaruhi metabolisme

pada enzim hati CYP2C9/10 (moderat) dan juga dapat menghambat konversi

losartan menjadi metabolit aktifnya E-3174 (minor), ditambah lagi losartan yang

diberikan pada dosis diatas terapinya. Karena itu dibutuhkan pengamatan respons

terapetik secara individu untuk menentukan dosis losartan.

4.3 Keterbatasan Penelitian

4.3.1 Kendala

1. Pengambilan data dan jumlah sampel

Pada proses pengambilan data ada beberapa data pasien yang kurang

lengkap, khususnya data berat badan pasien, sehingga tidak dapat

diambil data pasien dan menyebabkan sampel menjadi semakin

sedikit. Dan berpindahnya

2. Diagnosis data

Hasil laboratorium untuk pemeriksaan kadar serum kreatinin tidak

rutin dilaksanakan sehingga tidak dapat melihat perkembangan serum

kreatinin pasien. Dan hasil laboratorium lainnya juga tidak dilakukan

secara rutin.

4.3.2 Kelemahan

Penelitian ini memiliki kekurangan, diantaranya:

1. Penelitian deskriptif retrospektif

Pada penelitian deskriptif hanya dapat dilakukan demografi berupa hasil

analisis ketepatan untuk mengetahui DRPs pada terapi yang digunakan

oleh pasien. Selain itu metode retrospektif, dimana waktu kejadian

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sudah terjadi, tidak dapat dilakukan pertanyaan secara langsung pada

pasien.

a. Jumlah sampel

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sedikit

dikarenakan terdapat waktu yang tidak memenuhi kriteria dan

formulir terapi obat yang hilang.

b. Penelitian ini tidak dapat dikatakan seutuhnya rasional,

dikarenakan penilaian diagnosis pasien tidak secara langsung,

melainkan menarik kesimpulan dari diagnosis yang tercatat di

rekam medis.

4.3.3 Kekuatan

Penelitian ini sebelumnya belum pernah dilakukan di RS Pelabuhan Jakarta

Utara. Maka, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan gambaran

Drug Related Problems kategori penyesuaian dosis pada pasien rawat inap yang

menderita gagal ginjal kronik.

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa Drug Related Problems (DRPs)

pada kategori dosis dibawah dosis terapi terjadi sebanyak 9 pasien,

persentase tertinggi pada obat Aminefront.

2. Dari kategori dosis diatas dosis terapi menunjukan terjadi sebanyak

22 pasien, presentase tertinggi pada obat Vometa (Domperidone).

5.2 Saran

1. Perlu adanya monitoring dan evaluasi pemberian dosis obat terapi

GGK secara sistematis yang dilaksanakan secara teratur untuk

mengatasi DRPs.

2. Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi yang tepat antara dokter,

apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kefarmasian dan pengobatan pada pasien, sehingga

didapatkan terapi yang tepat, efektif, dan aman.

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Julianti. 2009. Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Rawat Inap

di RS Haji Medan. Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakata

Universitas Sumatera Utara.

American Pharmacist Association. 2008. Drug Information Handbook

17th edition. Amerika : Lexi-Comp.

Angeles, M Via-Sosa, et al. Effectiveness of a Drug Dosing Service

Provided by Community Pharmacists in Polymedicated Elderly

Patients with Renal Impairment – a Comparative Study. Barcelona

: Faculty of Pharmacy University of Barcelona, Spain

Anonim, 2004, Keputusan Menkes RI nomor 1027 tahun 2004 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Departemen Kesehatan

RI, Jakarta

Batista, Alessandra, et al. 2013. Identifying Potential Drug Interactions in

Chronic Kidney Disease Patients. Juiz de Fora : Interdisciplinary

Center for Nephrology Studies Research and Care, Federal

University of Juiz de Fora

Belaiche, Stephanie, et.al. 2012. Pharmaceutical care in chronic kidney

disease : experience at Grenoble University Hospital from 2006 to

2010. Grenoble : Grenoble University Hospital.

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume

2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Cipolle, R.J, Strand, L.M., Morley P.C. 2004. Pharmaceutical Care

Practice The Clinician’s Guide, Second Edition, 73-119, McGraw-

Hill, New York

Dipiro, et al. 2005. Pharmacotherapy Handbook, sixth edition, (pg 800-

803). New York: MC Graw Hill.

Dipiro, et al. 2009. Pharmacotherapy Handbook, seventh edition, (pg

858). New York: MC Graw Hill.

Dr Suseno, Untung M, Kes dkk. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008.

Jakarta : Depkes RI.

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Eckardt Kai-Uwe, Kasiske B., Wheeler D., et.al. 2013. KDIGO 2012

Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management of

Chronic Kidney Disease, Vol 3 issue 1 January (1) (pg 19 & pg 26-

29). Kidney International.

Gunawan, dkk., 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru.

Hassan, Yahaya et.al. 2009. Drug Use and Dosing in Chronic Kidney

Disease, Volume 38 no. 12. Penang : Universitas Sains Malaysia.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2012. ISO (Informasi Spesialite Obat)

Indonesia, Volume 47. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan.

Katzung, Bertram G. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10.

Jakarta: EGC.

Levey, Andrew S., Coresh, J., et al. (2002). National Kidney Foundation-

Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF-K/DOQI),

K/DOQI Clinical Practice Guideliner for Chronic Kidney Disease:

Evaluation, Classification, and Stratification. Pg 3-4.

Mahmoud M.A. 2008. Drug Therapy Problems and Quality of Life in

Patients with Chronic Kidney Disease. Unversiti Sains Malaysia.

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta : PT Rineka Cipta.

Medscape.com. online 1- 3 Oktober 2015

http://www.medscape.com/druginfo/ druginterchecker.

Mustika, Intan. 2009. Rasionalitas Penggunaan Obat Antihipertensi Pada

Penderita Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. M. Ashari Pemalang. Surakarta :Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Intennovita. 2015. (Skripsi) Evaluasi Drug Related Problems Pada

Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara.

Jakarta : FKIK UIN Syarfi Hidayatullah Jakarta.

Nurhalimah. 2012. Studi Kasus Drug Related Problem Kategori

Penyesuaian Dosis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik RSUD dr

MM Dunda Limboto. Gorontalo: Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (PerMenKes) No.58.

2014. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta :

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Price, Sylvia A., dan Wilson, Lorraine M. C. (2006). Patofisiologi:

Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Vol. 2, Edisi 6. Jakarta:

EGC.

Rahardjo, P., Susalit, E., Suhardjono., 2006. Hemodialisis. Dalam:

Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Marcellus, S.K., Setiati, S.,

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi keempat. Jakarta:

Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 579-

580.

Rahmanto, Bagyo. 2011. Pemeliharaan Mesin Hemodialisa, Divisi Ginjal

dan Hipertensi RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013.Pedoman Pewancara Petugas

Pengumpul Data. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI

Roesli, R., 2008. Hipertensi, diabetes, dan gagal ginjal di Indonesia.

Dalam: Lubis, H.R., et al (eds). 2008. Hipertensi dan Ginjal. USU

Press, Medan: 95-108.

Rovers J.P. 2003. Identifying Drug Therapy Problems, dalam Rovers J.P.,

Currie .D., Hagel H.P., McDonough R.P., Sobotka J.L., A

Practical Guide to Pharmaceutical Care, Second Edition,2003, 15-

25, 54-64. Washington: , American Pharmaceutical Association

Siregar , Charles J.P., dan Lia A. 2004. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan

Penerapan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Smeltzer, Suzanne C., dan Bare, Brenda G. (2002). Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth, Vol. 1 dan 2,

Edisi 8. Jakarta: EGC.

Strand, LM., P.C. Morley dan R.J Cipolle. 1990. Drug Related Problems:

Their structure and function. DICP Ann Pharmacother

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sukandar, E., 2006. Neurologi Klinik, Edisi ketiga. Bandung: Pusat

Informasi Ilmiah (PII) Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran UNPAD.

Suwitra, K., (2006). Penyakit Ginjal Kronik. Dalam Sudoyo, A.W.,

Setiyohadi, B., Alwi, I., Marcellus, S. K., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid I. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.(hal 570-573)

Sweetman, C Sean. Martindale the Complete Drug References, Thirty-

Sixth Edition. London : Pharmaceutical Press.

Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan,

Edisi 3. Jakarta: EGC.

Yoe, Ben. 2012. MIMS (Master Index of Medical Specialities) Edisi

Bahasa Indonesia, Volume 13. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Surat Permohonan Data dan Izin Penelitian Dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Prodi Farmasi

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lanjutan

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2 Alur Kerja Penelitian

Pertama, lihat Hasil Lab pasien khususnya pada kolom Clcr dan LFG. Untuk

mendapatkan hasil LFG dan Clcr pada tabel pertama harus dihitung dengan

perhitungan MDRD untuk LFG dan perhitungan Cockroft untuk Clcr. Untuk data

SCr didapat dari data lab.

1. Hitung LFG dahulu agar hasilnya dapat menentukan tingkat keparahan pasien

Rumus : Estimasi LFG (MDRD 4-variabel)

eLFG = 186 x (SCr)–1,154

x (usia) –0,203

x (0,742 jika wanita) x (1,210 jika

orang Afrika Amerika) Lalu, masukkan seluruh data – data yang berada pada

tabel pasien nomer 1 (laki –laki)

eLFG = 186 x (11,1)–1,154

x (62) –0,203

= 5 ml/ menit (isi pada tabel LFG)

2. Lalu hitung Clcr dengan rumus cockroft, Clcr digunakan sebagai parameter

penyesuaian dosis pada pasien GGK.

Rumus : ClCr (ml/min) = ( ) ( )

( ) (x 0,85 jika wanita)

Lalu, masukkan seluruh data – data yang berada pada tabel pasien nomer 1

(laki –laki)

Rumus : ClCr (ml/min) = ( ) ( )

( )

= 5,4 ml/ menit (isi pada tabel Clcr)

Sesuaikan data dosis obat pemberian pada dosis standarnya di literatur Drug

Information Handbook jika obat tidak membutuhkan penyesuaian dosis pada

pasien GGK langsung saja lanjutkan. (Contoh dibawah ini dosis standar

simvastatin untuk pasien normal tanpa gangguan ginjal)

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(lanjutan)

Jika obat membutuhkan penyesuaian dosis pada pasien ggk, tandai obat dengan

warna merah pada tabel dosis. Pada literatur terdapat dosisnya tersendiri, contoh

untuk simvastatin dibawah ini (yang di tandai), Untuk gangguan ginjal yang parah

: Clcr <10 ml/menit, dosis awal 5 mg/hari dengan pemantauan. Sesuaikan Clcr

pasien yang kita dapat tadi dengan Clcr yang telah ditentukan disini, (Clcr pasien

sebesar 5,4 ml/menit)

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jika sudah didapat, masukan pada tabel dosis, ambil kesimpulan, ternyata didapat

pemberian dosis 1x10 mg, dimana hal ini lebih besaar dari literatur dengan dosis

awal 5 mg/hari . Lalu dapat diambil kesimpulan bahwa dosis yang diberikan tidak

tepat (diatas terapi). Tulis pada kolom penilaian angka 1 yang menunjukan dosis

tidak tepat dan angka 0 untuk dosis yang tepat.

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3 Rekapitulasi Data Sampel

No L/

P

Usia

(tahun)

BB

(kg)

Tanggal

Dirawat

Penyakit

Penyerta/

Diagnosa dirawat

Obat

Yang digunakan

Nama

Generik Ket Rute Dosis obat

Waktu

penggunaan

Hasil laboratorium

SCr

(md/d

L)

LFG ClCr

1 L 62 55 1/5/14-17/5/14 CKD, CHF ISDN

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x5 mg

(1/5/14-

15/5/14)

(17/5/14) 11,1 5 5,4

Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg 1/5/14-17/5/14

Simvastatin Simvastatin

Penurun

Kolesterol Oral 1x10 mg 1/5/14-17/5/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg 1/5/14-14/5/14

Inj Rindonpump Omeprazole Lambung IV 2x20 mg 1/5/14-4/5/14

Inj Ranitidin Ranitidin Lambung IV

1x1

(50mg/mL) 01/05/2014

Inj Furosemid Furosemid Diuretik IV

(1x1)/(2x1)

(10mg/mL)

(2/5/14) /

(3/5/14-

17/5/14)

Fujimin Albumin Produk darah Oral 3x1

(2/5/14-

12/5/14)(16/5/

14)

Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 2x2 7/5/14-17/5/14

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Inj Ceftriaxone Ceftriaxone Antibiotik IV

(1x1g)/(2x2g

)

(8/5/14-

9/5/14) /

(10/5/14-

16/5/14)

Cataflam Diklofenak Antiinflamasi Oral 2x1 9/5/14-14/5/14

Sanmol PCT Antipiretik Oral 3x500 mg 9/5/14-17/5/14

OMZ Omeprazole

Lambung

(PPI) Oral 2x20 mg 5/5/14-14/5/14

Inj Kalmetasone Dexamethasoe Kortikosteroid Infus

1x1 ampul

(4mg)

12/5/14-

13/5/14

Octalbin Albumin Produk darah Infus 20%

(3,6,8,11,12,1

3,14/5/14)

Lansoprazole Lansoprazole

Lambung

(PPI) Oral 2x15 mg

14/5/14-

17/5/14

Vometa Domperidone Antiemetik Oral 3x10 mg

14/5/14-

17/5/14

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100 mg

14/5/14-

17/5/14

2 L 70 65

21/10/14-

24/4/14

GE / Colic

Abdomen N Diatab Atapulgit Antidiare Oral 4x2

21/10/14-

23/10/14 3 22,1 21,1

Acetensa Losartan

Anti

Hipertensi Oral 1x1 (50 mg)

21/10/14-

24/10/14

Cobazym Cobazim Multivitamin Oral 3x1mg

21/10/14-

24/10/14

Lacidofil Lactobacillus

Antiinflamasi Oral 3x1 21/10/14-

Page 95: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

rhamnoshus 24/10/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg

21/10/14-

24/10/14

Inj Gastrofer Omeprazole Lambung(PPI) IV 2x20mg/mL

21/10/14-

24/10/14

Inj

Metronidazole Metronidazole Antibiotik IV

2x1 (500

mg)

21/10/14-

24/10/14

Inj Cefotaxim Cefotaxim Antibiotik IV 2x1

21/10/14-

24/10/14

Vometa Domperidone Antiemetik Oral 3x10 mg 24/10/2014

Prazotec Lansoprazole Lambung Oral 2x30mg 24/10/2014

Sulcolon Sulfalasazin Lambung Oral 2x500 mg 24/10/2014

3 L 70 50

18/12/14-

29/12/14 Melena, Leukimia Curcuma Kurkuminoid Nutrisi Oral

(3x1) (3x2

tab)

(18,19,22-

29/12/14))

(20/12/14-

21/12/14) 1,9 37,4 25,6

Estazor

As.

Ursodeoxokol

at Laksatif Oral 2x1

18/12/14-

29/12/14

Alprazolam Alprazolam Antiansietas Oral 2x0,25 mg

18/12/14-

29/12/14

Clopidogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg

18/12/14-

29/12/14

Cilostazol Cilostazol Antiplatelet Oral 2x1

18/12/14-

29/12/14

Page 96: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Heptasan

Cyproheptadin

e HCl Antialergi Oral 3x1

18/12/14-

29/12/14

Inj Gastrofer Omeprazole Lambung(PPI) IV 2x20mg/mL

18/12/14-

29/12/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg

18/12/14-

29/12/14

Inj Ceftriaxone Ceftriaxone Antibiotik IV 1x2 gr

18/12/14-

29/12/14

Farmadol PCT Antipiretik Oral 2x1 (500mg)

18/12/14-

29/12/14

Inj Vit C Vit C Vitamin IV 1x1 (500mg)

19/12/14-

29/12/14

Hydrea Hidroksi urea Antineoplastik Oral 2x500 mg

19/12/14-

29/12/14

Simarc Warfarin Antikoagulan Oral 1x2 mg

19/12/14-

29/12/14

Falergi Cetrizine HCl Antihistamin Oral 1x10 mg

19/12/14-

29/12/14

Laxadine syr Fenoftalenia Laksatif Oral 1x1 C

19/12/14-

29/12/14

Cetirizine Cetrizine Antihistamin Oral 1x1

22/12/14-

29/12/14

Minophagen Glycyrrhizine Liver IV 1x1

20/12/14-

29/12/14

CTM Klorfeniramin

Antialergi Oral 1x1 22/12/14-

Page 97: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

maleat 29/12/14

Novorapid Insulin aspart Hormon IV 3x8 ui

20,21,22,23,24

,25,26,27,28,2

9/12/14

Thrombo

aspillet

Asetosal 80

mg Antikoagulan Oral 1x1 (80mg) 29/12/2014

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100 mg 29/12/2014

Prazotec Lansoprazole Lambung Oral 2x30mg 29/12/2014

Vometa Domperidone Antiemetik Oral 3x10 mg 29/12/2014

4 L 44 68

13/3/14-

27/3/14

CHF, DM tipe 2,

CAD Fastolyn Syr Salbutamol Antiasma Oral 3x1 c

13/3/14-

27/3/14 1,6 50,2 56,7

Farmadol PCT Antipiretik Oral

3x1

(500mg)

13/3/14-

27/3/14

Vectrin syr Endostein Ekspektoran Oral 3x5 mg

13/3/14-

27/3/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg

13/3/14-

27/3/14

Onetic Ondansentron Antiemetik Oral 4 mg

13/3/14-

27/3/14

Invomit Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg

13/3/14-

27/3/14

Renafac Ranitidin HCl Lambung Oral 2x1

13/3/14-

27/3/14

Levofoxacin Levofloxacin Antibiotik Oral 1x1 13/3/14-

27/3/14(1x500

Page 98: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mg)

Falergi Cetrizine HCl Antialergi Oral 1x10 mg

14/3/14-

27/13/14

Inf Lantus

Insulin

Glargin Hormon IV 1x20 ui

13/3/14-

20/3/14

Mertrix Glimerpiride Antidiabetes Oral 1x1 (4 mg)

14/3/2014-

27/3/14

Inf Novorapid Insulin aspart Hormon IV 3x18 ui

15/3/14-

20/3/14

ISDN

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 2x5 mg

16/3/14-

27/3/14

Angiosten Losartan

Antagonis

angiotensin Oral 1x50 mg

16/3/14-

27/3/14

Digoxin Digoxin Jantung Oral

1x1 (0,25

mg)

16/3/14-

27/3/14

Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg

16/3/14-

27/3/14

Letonal

Spironolacton

e Diuretik Oral 1x25 mg

16/3/14-

27/3/14

Inf Lanoxin Digoxin Jantung IV 1x0,25 mg

16/3/14-

27/3/14

Inj Furosemid Furosemid Diuretik Oral

1x1 tab

(10mg/mL)

17/3/14-

27/3/14

Inf Octalbin Albumin Produk Darah IV 20%

17,19,23,24,25

,26,27/3/14

Page 99: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Vometa Domperidone Antiemetik Oral 3x10 mg 27/03/2014

Lansoprazole Lansoprazole Lambung Oral 2x15 mg 27/03/2014

5 L 58 70 27/5/14-3/6/14 HT Ketorolac Ketorolac Antiinflamasi IV

3x1

(10mg/mL) 27/5/14-2/6/14 3,9 17 20,4

Stabixin Sefoperazon Antibiotik IV 2x1 gr 27/5/14-2/6/14

Rhindonpump Omeprazole Lambung IV 2x20 mg 27/5/14-2/6/14

Profenid Ketoprofen Analgesik Oral 1x3 (100mg)

27/5/14-

31/6/14

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100 mg 2/6/14-3/6/14

Lansoprazole Lansoprazole Lambung Oral 2x15 mg 2/6/14-3/6/14

6 P 65 66 8/1/14-13/1/14 Colic Renal Inj Ketorolac Ketorolac Antiinflamasi IV

3x1

(10mg/mL) 8/1/14-10/1/14 1,5 37 39

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 1x4 mg 8/1/14-13/1/14

Inj Elpicef Ceftriaxone Antibiotik IV 2x1 vial 8/1/14-10/1/14

Pantoprazol Pantoprazol Lambung Oral 1x40 mg 8/1/14-13/1/14

Cobazym Cobazim Multivitamin Oral 3x1mg 9/1/14-13/1/14

Inpepsa Syr Sukralfat Lambung Oral

3x1

(100mg/mL) 9/1/14-13/1/14

Torasic Ketorolac Antiinflamasi IV

3x1

(10mg/mL)

10/1/14-

13/1/14

ISDN Isosorbid

Antiangina Oral 3x5 mg 10/1/14-

Page 100: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dinitrat 13/1/14

Bisoprolol Bisoprolol B Bloker Oral 1x2,5

10/1/14-

13/1/14

Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg

10/1/14-

13/1/14

Inj Ceftriaxone Ceftriaxone Antibiotik IV 2x1 gr

10/1/14-

13/1/14

Inj Torasic Ketorolac Antiinflamasi IV

3x1

(10mg/mL)

10/1/14-

13/1/14

Inj Pantoprazol Pantoprazol Lambung IV 1x40 mg

10/1/14-

13/1/14

Acetensa Losartan

Anti

Hipertensi Oral 1x1 (50 mg)

12/1/14-

13/1/14

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x200 mg

12/1/14-

13/1/14

OMZ Omeprazole Lambung Oral 2x20 mg

12/1/14-

13/1/14

Glucotica Metformin Antidiabetes Oral 1x500 mg 13/01/2014

Laxadine syr Fenoftalenia Laksatif Oral 1x2 c

12/1/14-

13/1/14

7 L 65 69 29/5/14-5/6/14

DM tpe I, CAD,

CHF Ciprofoxacin Ciprofloxacin Antibiotik Oral 2x500 mg 29/5/14-5/6/14 2,2 32 32,7

Prazotec Lansoprazole Lambung Oral 2x30mg 29/5/14-5/6/14

Vometa Domperidone Antiemetik Oral 3x10 mg 29/5/14-5/6/14

Page 101: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Curcuma Kurkuminoid Nutrisi Oral 3x1 29/5/14-5/6/14

Inj Ranitidin Ranitidiin Lambung IV

1x1

(50mg/mL) 29/5/14-5/6/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg 29/5/14-5/6/14

Inj Ketorolac Ketorolac Antiinflamasi IV

1x1

(10mg/mL) 29/5/14-5/6/14

Acetensa Losartan

Anti

Hipertensi Oral 1x1 (50 mg) 30/5/14-5/6/14

Glucotica Metformin Antidiabetes Oral

1x½

(500mg) 30/5/14-5/6/14

Digoxin Digoxin Jantung Oral

1x1 (0,25

mg) 30/5/14-5/6/14

Pectocyl Acetylcisteyn Mukolitik Oral 3x1 (200mg) 30/5/14-5/6/14

Glikuidon Glikuidon Antidiabetes Oral 3x½ (30mg) 30/5/14-5/6/14

Clopidogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg 30/5/14-5/6/14

Cobazym Cobazim Multivitamin Oral 3x1mg 30/5/14-5/6/14

V Block Karvedilol CCB Oral

2x½

(6,25mg) 30/5/14-5/6/14

Spinorolactone

Spironolacton

e Diuretik Oral 1x1 (25mg) 30/5/14-5/6/14

Persantin Dipirdamol Antiplatelet Oral 1x25mg 30/5/14-5/6/14

Furosemid Furosemid Diuretik Oral 1x½ (40mg) 30/5/14-5/6/14

Page 102: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Falergi Cetrizine HCl Antialergi Oral 1x10 mg 2/6/14-5/6/14

Inj Gastrofer Omeprazole Lambung IV 3x20mg/mL 2/6/14-5/6/14

Inpepsa Sukralfat Lambung Oral

4x15 cc

(100mg/mL) 05/06/2014

8 L 74 93

30/12/13-

3/1/14 HT, TBC BTA + Aminefront Aminefron Nutrisi Oral 3x3 (25mg)

30/12/13-

3/1/14 3,8 16,6 22,4

Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 2x2

30/12/13-

3/1/14

Amlodipine Amlodipin CCB Oral 1x5 mg

30/12/13-

3/1/14

Inj Novorapid Insulin aspart Hormon IV 3x4 iu

30/12/13-

3/1/14

Inj Lasix Furosemid Diuretik IV

(1x1) (1x2)

(10mg/mL)

31/12/14,2/1/1

4

9 P 65 63 26/5/14-7/6/14 HT Inj Meropenem Meropenem Antibiotik IV 2x1 gr 26/5/14-6/6/14 4,6 10,1 12,1

Inj

Metronidazole Metronidazole Antibiotik IV

2x1 (500

mg) 26/5/14-6/6/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg 26/5/14-6/6/14

Inj Rindonpump Omeprazole Lambung IV 1x20 mg 26/5/14-6/6/14

Simvastatin Simvastatin

Penurun

Kolesterol Oral 1x10 mg 27/5/14-7/6/14

Acetensa Losartan

Anti

Hipertensi Oral 1x1 (50 mg) 27/5/14-7/6/14

Page 103: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nonflamin Tinoridin HCl Antiinflamasi Oral 3x1 (50mg) 27/5/14-7/6/14

Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg 27/5/14-7/6/14

Inbion Inbion Multivitamin Oral 1x1 27/5/14-7/6/14

ISDN

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x5 mg 27/5/14-7/6/14

Inj Novorapid Insulin aspart Hormon IV 2x10 ui 27/5/14-7/6/14

Inf Kalnex

As

Traneksamat Antikoagulan IV

3x1

(50mg/mL) 28/5/14-5/5/14

Inf Vit K Vit K Multivitamin IV 3x1 (2,5mg) 28/5/14-5/5/14

Farmadol PCT Antipiretik Oral 2x1 (500mg) 28/5/14-5/5/14

Vit C Vit C Multivitamin Oral 1x1 (500mg) 28/5/14-5/5/14

Furosemid Furosemid Diuretik Oral 1x1 (40mg) 29/5/14-1/5/14

Interpect Ambroksol Mukolitik Oral 3x1 (30mg) 30/5/14-5/5/14

Inf Furosemid Furosemid Diuretik IV

(1x2 amp)

(10mg/mL) 30/5/14-6/6/14

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x200 mg 6/6/14-7/6/14

Vometa Domperidone Antiemetik Oral 3x10 mg 6/6/14-7/6/14

Prazotec Lansoprazole Lambung Oral 2x30mg 6/6/14-7/6/14

10 L 69 93

19/7/14-

24/7/14 HT, GERD Losartan Losartan

Anti

Hipertensi Oral 1x50 mg

19/7/14-

24/7/14 6,2 9,6 14,8

Mertrix Glimerpiride Antidiabetes Oral 1x1 (1mg) 19/7/14-

Page 104: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

24/7/14

Glucotica Metformin Antidiabetes Oral 1x500 mg

19/7/14-

24/7/14

PCT PCT Antipiretik Oral 3x1 (500mg)

19/7/14-

24/7/14

Persantin Dipirdamol Antiplatelet Oral 2x25mg

19/7/14-

24/7/14

Inj Ranitidin Ranitidin Lambung IV

2x1 (50

mg/mL)

19/7/14-

24/7/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg

19/7/14-

24/7/14

Inj Ceftazidim Ceftazidi Antibiotik IV 3x1 gr

19/7/14-

24/7/14

Inj Rindonpump Omeprazole Lambung IV 2x20 mg

19/7/14-

24/7/14

Acetensa Losartan

Anti

Hipertensi Oral 1x1 (50 mg)

21/7/14-

24/7/14

Letonal

Spironolacton

e Diuretik Oral 1x25 mg

21/7/14-

24/7/14

Furosemid Furosemid Diuretik Oral 1x2 (40mg)

21/7/14-

24/7/14

Clonidine Clonidine

Anti

Hipertensi Oral

2x1

(0,25mg)

21/7/14-

24/7/14

Amlodipine Amlodipin CCB Oral 1x5 mg

23/7/14-

24/7/14

Page 105: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Aminefront Aminefron Nutrisi Oral 3x2 (25mg)

23/7/14-

24/7/14

Vometa Domperidone Antiemetik Oral 3x10 mg 24/07/2014

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100mg 24/07/2014

Prazotec Lansoprazole Lambung Oral 1x30mg 24/07/2014

11 L 55 65 28/4/14-5/5/14 CKD, CHF Acetensa Losartan

Anti

Hipertensi Oral 1x1 (50 mg) 28/4/14-5/5/14 7,1 8,6 10,8

Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg 28/4/14-5/5/14 7,4

Simvastatin Simvastatin

Penurun

Kolesterol Oral 1x10 mg 28/4/14-5/5/14 6,6

Persantin Dipirdamol Antiplatelet Oral 2x25 mg 28/4/14-5/5/14

Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 1x2 tab 28/4/14-5/5/14

Aminefront Aminefron Nutrisi Oral

3x1 tab

(3x2)

(25mg)

28/4/14

(1/5/14-

5/5/14)

Interpect Ambroksol Mukolitik Oral 3x1 (30mg) 28/4/14-5/5/14

Inj Stabixin Sefoperazon Antibiotik IV 2x1 gr 28/4/14-5/5/14

Inj OMZ Omeprazole Lambung IV 1x40 mg/mL 28/4/14-5/5/14

Inj Furosemid Furosemid Diuretik IV

2x2

(10mg/mL) 28/4/14-5/5/14

Inj Gastrofer Omeprazole Lambung(PPI) IV 1x20mg/mL 28/4/14-5/5/14

Page 106: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Cedocard

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x10 mg 29/4/14-5/5/14

Inf Novorapid Insulin aspart Hormon IV 3x8 ui

30/4/14-

/5/5/14

CaCO3 CaCO3 Lambung Oral

3x1 tab

(250mg) 2/5/14-5/5/14

V Block Karvedilol CCB Oral

1x6,25 mg

(2x2)

2/5/14

(3/5/14)

Furosemid Furosemid Diuretik Oral 2x1 (40mg) 4/5/14-5/5/14

Tensivask Amlodipin

Ca angiotensin

antagonist Oral 1x10 mg 05/05/2014

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100 mg 05/05/2014

12 L 70 66

11/12/14-

14/12/14

CKD, CAD,

Ketosidosis Persantin Dipirdamol Antiplatelet Oral 2x25 mg

11/12/14-

14/12/14 1,8 39,8 35,7

Theobrom syr Teofilin Antiasma Oral

3x1

(130mg/15m

L)

11/12/14-

14/12/14

Cedocard

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x10 mg

11/12/14-

14/12/14

Cordaron Amlodaron Antidisritmia Oral 1x2 (200mg)

11/12/14-

14/12/14

Inj Faslev Levofloxacin Antibiotik IV 1x750 mg

11/12/14-

14/12/14

Inj Gastrofer Omeprazole Lambung(PPI) IV 1x20mg/mL

11/12/14-

14/12/14

Page 107: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Inj Kalmeco Mecobalamin Multivitamin IV

2x1

(500mcg/mL

)

11/12/14-

14/12/14

Fluxum Parnaparin Antikoagulan Oral 2x0,4 mg

11/12/14-

14/12/14

Citicolin Sitikolin Vasodilator Oral 2x500 mg

11/12/14-

14/12/14

Tensivask Amlodipin

Ca angiotensin

antagonist Oral 1x5 mg

12/12/14-

14/12/14

Levofloxacin Levofloxacin Antibiotik IV 1x750 mg

12/12/14-

14/12/14

Novorapid Insulin aspart Hormon IV 3x5 ui

12/12/14-

14/12/14

13 P 55 55

17/3/14-

20/3/14

Oedema paru,

CKD ISDN

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x10 mg

18/3/14-

20/3/14 13,8 3 4

Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg

18/3/14-

20/3/14

Tensivask Amlodipin

Ca angiotensin

antagonist Oral 1x10 mg

18/3/14-

20/3/14

Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 2x2 tab

18/3/14-

20/3/14

Simvastatin Simvastatin

Penurun

Kolesterol Oral 1x5 mg

18/3/14-

20/3/14

Acetensa Losartan

Anti

Hipertensi Oral 1x1 (50 mg)

18/3/14-

20/3/14

Page 108: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

90

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Inj Ceftriaxone Ceftriaxone Antibiotik IV 1x1 gr

18/3/14-

20/3/14

Inj Metil

Prednisolon

Metil

Prednisolon Kortikosteroid IV 1x25 mg

18/3/14-

20/3/14

Inj Ranitidin Ranitidin Lambung IV

2x1 (50

mg/mL)

18/3/14-

20/3/14

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100 mg 20/03/2014

Ranitidine tab Ranitidin Lambung Oral 2x150 mg 20/03/2014

14 L 56 62

27/4/14-

17/5/14 CKD, CHF Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 2x2 tab

27/4/14-

17/5/14

3,6

(post

HD) 18,7 20,1

V Block Karvedilol CCB Oral

(1x6,25 mg)

(½x6,25)

(27/4/14-

30/4/14)

(30/4/14-

17/5/14)

4,3

(post

HD)

Cipralex Escitalopram Antidepresi Oral 1x½ (10mg)

27/4/14-

17/5/14 4,9

Vitazym Vitazym Saluran cerna Oral 1x1 tab

27/4/14-

17/5/14

Vit B12 Vit B12 Multivitamin Oral 3x1 tab

27/4/14-

17/5/14

Ethambutanol Etambutol Anti TBC Oral 1x1000 mg

27/4/14-

17/5/14

INH Isoniazid Anti TBC Oral 1x300 mg

27/4/14-

17/5/14

Page 109: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

91

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rifampicyn Rifampisin Anti TBC Oral 1x450 mg

27/4/14-

17/5/14

PZA Pirazinamid Anti TBC Oral 1x1000 mg

27/4/14-

17/5/14

Inj

Streptomycin Streptomycin Anti TBC IV 1x750 mg 27/4/14-6/5/14

Inj Ranitidin Ranitidin Lambung IV

2x1 (50

mg/mL)

27/4/14-

17/5/14

Inj Rindonpump Omeprazole Lambung IV

1x1 amp

(20mg) 28/4/14-9/5/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg 28/4/14-9/5/14

Inj Furosemid Furosemid Diuretik IV

2x2

(10mg/mL)

28/4/14-

17/5/14

Inf Dopamin Dopamin Obat syok IV 5-10 mcg

28/4/14-

29/4/14

Cedocard

Isosorbid

Dinitrat Antiangina IV 3x10 mg

28/4/14-

17/5/14

Curcuma Kurkuminoid Nutrisi Oral 3x1

30/4/14-

17/5/14

Cobazym Cobazim Multivitamin Oral 3x1mg

31/5/14-

17/5/14

Octalbin Albumin Produk darah IV 20%

5,6,7,8,9,13,14

/5/14

Persantin Dipirdamol Antiplatelet Oral 2x25 mg 31/5/14-

Page 110: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

92

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

17/5/14

Inj

Dexamethasone

Dexamethason

e Kortikosteroid IV

4x1 amp

(0,5mg/mL) 5/5/14-9/5/14

Metycobal Mekobalamin Vitamin Oral 3x1 kap 5/5/14-17/5/14

Betaserk Betahistin Antivertigo Oral 2x12 mg 5/5/14-17/5/14

N Diatab Atapulgit Antidiare Oral 4x2 5/5/14-17/5/14

Lacto B Lactobacillus Antidiare Oral 3x1 tab 5/5/14-17/5/14

Metronidazole Metronidazole Antibiotik Oral

2x1 (500

mg) 5/5/14-17/5/14

Prazotec Lansoprazole Lambung Oral 1x30mg 7/5/14-17/5/14

Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg 8/5/14-17/5/14

Alprazolam Alprazolam Antiansietas Oral 1x0,25 mg 9/5/14-17/5/14

15 L 40 69

21/3/14-

11/4/14 HT, DM Sistenol PCT Antipiretik Oral 1x500 mg

21/3/14-

24/3/14

6,1

(pre

HD) 11 15,7

Inj

Cefoperazone Cefoperazone Antibiotik IV 2x1 gr

21/3/14-

25/3/14

4,4

(post

HD)

Inj Gastrofer Omeprazole Lambung(PPI) IV 1x20mg/mL

21/3/14-

11/4/14 2

Octalbin Albumin Produk darah IV 20% 21,28/3/14

Inj Furosemid Furosemid Diuretik IV

1x2

(10mg/mL)

21/3/14-

23/3/14 /

Page 111: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

93

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Inj Ketorolac Ketorolac Antiinflamasi IV

1x1

(10mg/mL)

21/3/14-

22/3/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 1x4 mg

21/3/14-

22/3/14

Inj OMZ Omeprazole Lambung IV 1x40 mg/mL

21/3/14-

22/3/14

Laxadine syr Fenoftalenia Laksatif Oral 3x1c

22/3/14-

11/4/14

Inj Stabixin Sefoperazon Antibiotik IV 2x1 gr

24/3/14-

11/4/14

Interpect Ambroksol Mukolitik Oral 3x1 (30mg)

26/3/14-

28/3/14

ISDN

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x5 mg

26/3/14-

11/4/14

Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg

26/3/14-

11/4/14

Simvastatin Simvastatin

Penurun

Kolesterol Oral 1x10 mg

26/3/14-

11/4/14

Acetensa Losartan

Anti

Hipertensi Oral 1x1 (50 mg)

26/3/14-

11/4/14

Codipront Codein Ekspektoran Oral 3x30mg

28/3/14-

11/4/14

V Block Karvedilol CCB Oral 1x6,25 mg 4/4/14-11/4/14

Inj Hemapo Epoetin Alfa Hematopoletik IV 1x 50 iun 4/4/14-11/4/14

Page 112: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

94

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fujimin Albumin Produk darah Oral 3x2 tab 5/4/14-11/4/14

Inj Furosemid Furosemid Diuretik IV

2x2

(10mg/mL)

5/4/14-

11/4/14

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100 mg 8/4/14-11/4/14

Lansoprazole Lansoprazole

Lambung

(PPI) Oral 2x15 mg

10/4/14-

11/4/14

Furosemid tab Furosemid Diuretik Oral 2x2 (40mg)

10/4/14-

11/4/14

16 P 64 65

17/9/14-

30/9/14

GERD, HT

Cellulitis Inj Stabixin Sefoperazon Antibiotik IV 2x1 gr

17/9/14-

30/9/14 3,2 15,5 18,2

Inj

Metronidazole Metronidazole Antibiotik IV

2x1 (500

mg)

17/9/14-

23/9/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg

17/9/14-

20/9/14

Inj Renafac Ranitidin Lambung IV 2x1

17/9/14-

30/9/14

PCT PCT Antipiretik Oral 2x1 (500mg)

17,18,20,21,22

,21,24,25,26,2

7/9/14

Simarc Warfarin Antikoagulan Oral 1x2 mg

18/9/14-

23/9/14

Farmadol PCT Antipiretik Oral 2x1 (500mg) 18,19,26/4/14

Tomit drip

Metokloprami

d Antiemetik Oral

2x1

(10mg/2mL)

19/9/14-

30/9/14

Page 113: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

95

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ketorolac Ketorolac Antiinflamasi Oral

3x1

(10mg/mL)

19/9/14-

30/9/14

Neurosanbe Neurosanbe Multivitamin Oral 1x1 tab

19/9/14-

30/9/14

Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg

22/9/14-

23/9/14

Clopidogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg 23/09/2014

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100 mg

24/9/14-

30/9/14

Lansoprazole Lansoprazole

Lambung

(PPI) Oral 2x15 mg

24/9/14-

30/9/14

Furosemide Furosemid Diuretik Oral 1x1 (40mg)

25/9/14-

30/9/14

Letonal

Spironolacton

e Diuretik Oral 1x25 mg

25/9/14-

30/9/14

Kalnex

As

Traneksamat Antikoagulan Oral

3x1 tab

(250mg)

27/9/14-

30/9/14

Kalmetason

Dexamethason

e Kortikosteroid IV

1x1 amp

(4mg)

27/9/14-

28/9/14

Inj Kalnex

As

Traneksamat Antikoagulan IV

3x1

(50mg/mL) 30/09/2014

17 L 71 55 1/5/14-8/5/14

Dispnea, Abses

faringeal Persantin Dipirdamol Antiplatelet Oral 2x25 mg 1/5/14-8/5/14

8 (pre

HD) 7,1 6,7

ISDN

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x5 mg 1/5/14-8/5/14 2,5

(post

Page 114: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

96

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HD)

Inj Gastrofer Omeprazole Lambung(PPI) IV 2x20mg/mL 1/5/14-8/5/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg 1/5/14-8/5/14

Inj Kalmeco Mecobalamin Multivitamin IV

1x1

(500mcg/mL

) 1/5/14-8/5/14

Largactil Klorpormazin Antipsikosis Oral 1x12,5 mg 2/5/14-3/5/14

Inj Kalmetasone

Dexamethason

e Kortikosteroid IV

1x1 amp

(4mg) 2/5/14-4/5/14

Mertigo Betahistin Antivertigo Oral 3x8 mg 6/5/14-8/5/14

Frego Flunarizin Antimigrain Oral 1x10 mg 6/5/14-8/5/14

Prazotec Lansoprazole Lambung Oral 1x30mg 08/05/2014

18 P 68 72

16/12/14-

28/12/14 CKD grade V, HT Imdur

Isosorbid

Dinitrat

Anti

Hipertensi Oral 2x½ (60 mg)

16/12/14-

28/12/14 6,4 6,9 9,6

Losartan Losartan

Anti

Hipertensi Oral 1x1 (50 mg)

16/12/14-

19/12/14

Spinorolactone

Spironolacton

e Diuretik Oral 2x2 (25mg)

16/12/14-

20/12/14

Hapsen Bisoprolol

Anti

Hipertensi Oral 1x½ (5 mg)

16/12/14-

28/12/14

Aminefront Aminefron Nutrisi Oral

3x2 tab

(25mg)

16/12/14-

28/12/14

Page 115: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

97

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 4x2

16/12/14-

28/12/14

Inj Furosemid Furosemid Diuretik IV

(2x2 amp)

(2x1) (2x2)

(16/12/14-

19/12/14) (19-

24/12/14 )

(24/12/14-

28/12/14)

Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg

17/12/14-

28/12/14

Tensivask Amlodipin

Ca angiotensin

antagonist Oral 1x5 mg

17/12/14-

28/12/14

Gastrofer Omeprazole Lambung(PPI) Oral 2x20mg/mL

17/12/14-

28/12/14

Farneuro Farneuro Multivitamin Oral 1x1 tab

17/12/14-

20/12/14

CaCO3 CaCO3 Lambung Oral

3x1 tab

(250mg)

17/12/14-

28/12/14

Clonidine Clonidine

Anti

Hipertensi Oral

2x½

(0,25mg)

18/12/14-

28/12/14

Acetensa Losartan

Anti

Hipertensi Oral 2x½ (50 mg)

19/12/14-

28/12/14

Kalmetason

Dexamethason

e Kortikosteroid IV

1x½ amp

(4mg)

20/12/14-

28/12/14

As. Folat As.Folat Multivitamin Oral 1x2 (0,4mg)

20/12/14-

28/12/14

Page 116: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

98

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Falergi Cetrizine HCl Antialergi Oral 1x10 mg

21/12/14-

28/12/14

Ciprofoxacin Ciprofloxacin Antibiotik Oral 2x500 mg

21/12/14-

28/12/14

Fujimin Albumin Produk darah Oral 3x2 tab

23/12/14-

28/12/14

Laxadine syr Fenoftalenia Laksatif Oral 1x15 ml

24/12/14-

28/12/14

Albumin Albumin Produk darah IV 50 iu

24/12/14-

28/12/14

Octalbin Albumin Produk darah IV 20%

27/12/14-

28/12/14

Prazotec Lansoprazole Lambung Oral 2x30mg 28/12/2014

19 P 60 52

8/11/14-

9/11/14 CAD, CKD Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 2x2 tab

8/11/14-

9/11/14 5,3 8,8 9,3

Inj Ranitidin Ranitidin Lambung IV

2x1 (50

mg/mL)

8/11/14-

9/11/14

20 P 58 49

30/09/2014-

7/10/14

CHF (III), CKD

(v), HHD, ESRD,

GERD Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 2x2 tab

30/9/14-

7/10/14 3,4 14,7 14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg

30/9/14-

7/10/14

Inj Ketorolac Ketorolac Antiinflamasi IV

3x1

(10mg/mL)

(30/9/14-

1/10/14)

/(3/10/14-

Page 117: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

99

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7/10/14)

Inj Ranitidin Ranitidin Lambung IV

2x1 (50

mg/mL)

30/9/14-

7/10/14

Inj Ceftriaxone Ceftriaxone Antibiotik IV 2x1 gr

30/9/14-

6/10/14

Inj

Dexamethasone

Dexamethason

e Kortikosteroid IV

3x

(0,5mg/mL)

30/9/14-

2/10/14

ISDN

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x5 mg

1/10/14-

7/10/14

Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg

1/10/14-

7/10/14

Captopril Captopril

Anti

Hipertensi Oral 1x12,5

1/10/14-

7/10/14

Laxadine syr Fenoftalenia Laksatif Oral 3x2 c

2/10/14-

7/10/14

Alprazolam Alprazolam Antiansietas Oral 1x0,25 mg

3/10/14-

7/10/14

Antasid tab Antasid Lambung Oral 3x2 tab

3/10/14-

7/10/14

Inj Furosemid Furosemid Diuretik IV

1x1

(10mg/mL)

3/10/14-

7/10/14

Inj Rindonpump Omeprazole Lambung IV

3x1 amp

(20mg)

4/10/14-

5/10/14

Prazotec Lansoprazole Lambung Oral 2x30mg

6/10/14-

7/10/14

Page 118: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

100

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Vometa Domperidone Antiemetik Oral 3x10 mg

6/10/14-

7/10/14

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100mg

6/10/14-

7/10/14

21 L 66 71

2/11/14-

19/11/14

CKD (V), ESRD,

tumor buli buli,

CAD, GERD Pladogrel Clopidogrel Antiplatelet Oral 1x75 mg

2/11/14-

11/11/14 5,4 11,3 13,5

PCT PCT Antipiretik Oral 1x1 (500mg)

(2/11/14-

4/11/14)

(12/11/14-

19/11/14)

Inj Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik IV 1x 25 meq

2/11/14-

19/11/14

Inj Stabixin Sefoperazon Antibiotik IV 2x1 gr

2/11/14-

5/11/14

Inj Gastrofer Omeprazole Lambung(PPI) IV

2x1 3x1

(20mg/mL)

(2/11/14-

10/11/14)

(11/11/14-

19/11/14)

Cedocard

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x10 mg

(2/11/14-

3/11/14)

(4/11/14-

19/11/14)

ISDN

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x5 mg

3/11/14-

19/11/14

Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 2x2 tab

3/11/14-

19/11/14

Page 119: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

101

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Miozidin

Trimetazidine

HCl Antiangina Oral 2x1 tab

3/11/14-

19/11/14

Dexiclaf forte Amoxicillin Antibiotik Oral 3x1 (250mg)

3/11/14-

17/11/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 1x8 mg

3/11/14-

19/11/14

Inj Ketorolac Ketorolac Antiinflamasi IV

3x1

(10mg/mL)

3/11/14-

19/11/14

Inj

Dexamethasone

Dexamethason

e Kortikosteroid IV

1x½ amp

1x1 amp

(0,5mg/mL)

(4/11/14-

5/11/14)

(14/11/14-

15/11/14)

Farmadol PCT Antipiretik Oral

3x1

(500mg)

5/11/14-

11/11/14

Digoxin Digoxin Jantung Oral

1x½ (0,25

mg)

6/11/14-

19/11/14

Inj Fluxum Parnaparin Antikoagulan IV 1x0,6 mg

8/11/14-

11/11/14

Inpepsa Sukralfat Lambung Oral

4x15 cc

(100mg/mL)

10/11/14-

19/11/14

Inj Sysmuco Rebapamide Lambung IV 3x1 amp

10/11/14-

19/11/14

Vit K Vit K Multivitamin Oral 3x1 (2,5mg)

10/11/14-

19/11/14

Kalmetason Dexamethason

Kortikosteroid IV 1x1 amp 10/11/14-

Page 120: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

102

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e (4mg) 19/11/14

Protamin Sulfat

Protamin

Sulfat Antikoagulan IV

1x ½ amp

(25mg)

10/11/14-

17/11/14

Kalnex

As

Traneksamat Antikoagulan Oral

3x2 tab

(250mg)

11/11/14-

19/11/14

Inj Citicolin Sitikolin Vasodilator IV 1x500 mg

11/11/14-

19/11/14

22 L 66 74

19/10/14-

30/10/14

CKD (V), DM

tipe 2 Pirazinamid Pirazinamid Anti TBC IV

1x2 (saat

HD)

19/10/14-

30/10/14 5,5 11,1 13,8

Ethambutanol Etambutol Anti TBC Oral

1x2 (saat

HD)

(400mg)

19/10/14-

30/10/14

INH Isoniazid Anti TBC Oral 1x300mg

19/10/14-

30/10/14

Rifampicyn Rifampisin Anti TBC Oral

1x1 (600

mg)

19/10/14-

30/10/14

Nifedipin Nifedipin Kardio Oral 3x½ (20mg)

19/10/14-

30/10/14

Atrovastatin Atrovastatin

Penurun

Kolesterol Oral 1x10mg

19/10/14-

30/10/14

Interpect Ambroksol Mukolitik Oral 3x1 (30mg)

19/10/14-

30/10/14

Farneuro Farneuro Multivitamin Oral 1x1 tab

19/10/14-

30/10/14

Glikuidon Glikuidon Antidiabetes Oral 2x½ (30 mg) 19/10/14-

Page 121: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

103

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

23/10/14

Inj Gastrofer Omeprazole Lambung(PPI) IV 2x20mg/mL

19/10/14-

30/10/14

Inj Meropenem Meropenem Antibiotik IV 2x1 gr

19/10/14-

25/10/14

Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 2x2 tab

19/10/14-

30/10/14

Cedocard

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x10 mg

19/10/14-

30/10/14

Alprazolam Alprazolam Antiansietas Oral 2x0,5 mg

20/10/14-

30/10/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg

20/10/14-

30/10/14

Esilgan Estazolam Antipsikosis IV 1x2 mg

21/10/14-

30/10/14

Ventonil Albuterol Antiasma Oral 2x1 (20mg)

21/10/14-

30/10/14

Kidmin Asam amino Multivitamin IV

2x1

(200mL)

24/10/14-

26/10/14

Neurosanbe Neurosanbe Multivitamin IV 1x1 amp

22/10/14-

30/10/14

Selebrex Celecoxib Antiinflamasi Oral 1x200 mg

28/10/14-

3/10/14

Hibone Calcium Multivitamin Oral

2x1 (600

mg)

28/10/14-

3/10/14

Page 122: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

104

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ISDN

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x10 mg

27/10/14-

30/10/14

23 P 62 60

23/11/14-

29/11/14 CKD, CHF ISDN

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x5 mg

23/11/14-

29/11/14 7,6 5,8 7,3

Aminefront Aminefron Nutrisi Oral 3x2 (25mg)

23/11/14-

29/11/14

Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 2x1

23/11/14-

29/11/14

Thrombo

aspillet

Asetosal 80

mg Antikoagulan Oral

1x2 tab

(80mg)

23/11/14-

24/11/14

Inj Lasix Furosemid Diuretik IV 2x2 tab

23/11/14-

29/11/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x4 mg

23/11/14-

29/11/14

Inj Ranitidin Ranitidin Lambung IV

2x1 (50

mg/mL)

23/11/14-

29/11/14

Betahistin Betahistin Antivertigo Oral 2x8mg

23/11/14-

24/11/14

Laxadine syr Fenoftalenia Laksatif Oral 2x1c

26/11/14-

29/11/14

Antasid tab Antasid Lambung Oral 3x2 tab

28/11/14-

29/11/14

Farsic Furosemid Diuretik Oral 2x1 (10mg) 29/11/2014

Ondansentron Ondansentron Antiemetik Oral 2x8 mg 29/11/2014

Page 123: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

105

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

24 L 38 79

7/10/14-

8/10/14

CAD, CKD,

GERD Persantin Dipirdamol Antiplatelet Oral 2x25 mg

7/10/14-

8/10/14 7,6 8,6 14,7

Inbion Inbion Multivitamin Oral 1x1 kap

7/10/14-

8/10/14

As. Folat As .Folat Multivitamin Oral 1x2 (0,4mg)

7/10/14-

8/10/14

Clonidine Clonidine

Anti

Hipertensi Oral

2x½

(0,25mg)

7/10/14-

8/10/14

Captopril Captopril

Anti

Hipertensi Oral 2x12,5 mg

7/10/14-

8/10/14

Inj Kalmetasone

Dexamethason

e Kortikosteroid IV

1x1 amp

(4mg) 07/10/2014

Inj Ranitidin Ranitidin Lambung IV

2x1 (50

mg/mL)

7/10/14-

8/10/14

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 2x8 mg

7/10/14-

8/10/14

Vometa Domperidone Antiemetik Oral 3x10 mg 08/10/2014

25 P 50 65

22/12/14-

26/22/14

Dyspnoe, CKD,

HT, Asidosis

Metabolik ISDN

Isosorbid

Dinitrat Antiangina Oral 3x10 mg

22/12/14-

26/22/14 7,2 6,4 9,6

Clonidine Clonidine

Anti

Hipertensi Oral

2x½

(0,25mg)

22/12/14-

26/22/14

Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik Oral 4x2

22/12/14-

26/22/14

Amlodipine Amlodipin CCB Oral 1x10 mg 22/12/14-

Page 124: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

106

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

26/22/14

Inj Ranitidin Ranitidin Lambung IV

2x1 (50

mg/mL)

22/12/14-

26/22/14

Inj Ceftriaxone Ceftriaxone Antibiotik IV 1x1 gr

22/12/14-

26/22/14

Inj Furosemid Furosemid Diuretik IV

2x2

(10mg/mL)

22/12/14-

26/22/14

Inj Bicnat

Natrium

bikarbonat

Cairan

metabolik IV 50 mg 22/12/2014

26 P 75 72

24/10/14-

27/10/14

Stroke non

hemorrage,

GERD,

Bronkopneumona

Inj

Ondansentron Ondansentron Antiemetik IV 1x4 mg 24/10/2014 2,4 20,9 23

Inj Farmadol PCT Antipiretik IV

1x1 amp

(500mg) 24/10/2014

Inj Omeprazole Omeprazole Lambung IV 2x20 mg 24/10/2014

Renafac Ranitidin HCl Lambung Oral 2x50 mg

24/10/14-

27/10/14

Stabixin Sefoperazon Antibiotik Oral 2x1 gr

24/10/14-

27/10/14

Citicolin Sitikolin Vasodilator Oral 2x500 mg

25/10/14-

27/10/14

Kalmeco Mecobalamin Multivitamin Oral

2x1

(500mcg)

25/10/14-

27/10/14

Neurobion Vitamin B Multivitamin IV 1x1 amp 24/10/14-

Page 125: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

107

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(3mL) 25/10/14

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100mg 27/10/2014

Ranitidine tab Ranitidin Lambung Oral 2x150 mg 27/10/2014

Inj Kalmeco Mecobalamin Multivitamin IV

2x1

(500mcg/mL

) 24/10/2014

Page 126: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

108

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4 Evaluasi DRP Dosis Dibawah Dosis Terapi

No

Pasien

Obat

Terapi

Dosis Standar

Sehari

Dosis

Pemberian Rute

Penilaian Dosis Kurang

dari Dosis Terapi

1 ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 1

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Simvastatin

40 mg (max) / Clcr <

10 mg : Do 5 mg/hari 1x10 mg Oral 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Rindonpump

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 2x20 mg IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 1x1 (50mg/mL) IV 0

Inj Furosemid 20-40 mg

(1x1)/(2x1)

(10mg/mL) IV 0

Fujimin 3x2, maintain 3x1 tab 3x1 tab Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 (650 mg /

7,6 meq) Oral 0

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam (1x1g)/(2x2g) IV 0

Cataflam 50-150 mg 2x(50mg) Oral 0

Sanmol

325-650 mg tiap 4-6

jam 3x500 mg Oral 0

OMZ

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 2x20 mg Oral 0

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg

1x1 ampul

(4mg) Infus 0

Lansoprazole 15-30 mg 2x15 mg Oral 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

2 N Diatab

2x sehari setiap

buang air besar 4x2tab Oral 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Cobazym 1-6 mg/ hari 3x1mg Oral 0

Lacidofil 2x1 kap 3x1 kap Oral 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Gastrofer

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 2x20mg/mL IV 0

Inj

Metronidazole

250-500 mg; Clcr

<10 (50 %) tiap 12

jam 2x1 (500 mg) IV 0

Inj Cefotaxim

1-2g tiap 8 jam; Clcr

10-50 tiap 8-12 jam;

<10 tiap 6 jam 2x1 gr IV 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1- 3x10 mg Oral 0

Page 127: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

109

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2x

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

Sulcolon

6x sehari 8 tab dosis

terbagi 2x500 mg Oral 0

3 Curcuma 1-2 tab 3x sehari (3x1) (3x2 tab) Oral 0

Estazor

8-10 mg/kgBB/hr

dibagi dalam 2-3

dosis 2x1 (250mg) Oral 0

Alprazolam 0,5-4mg dosis terbagi 2x0,25 mg Oral 0

Clopidogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Cilostazol 100mg 2x sehari 2x1 (50mg) Oral 0

Heptasan 4-20mg 3x1 (4 mg) Oral 0

Inj Gastrofer

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 2x20mg/mL IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam 1x2 gr IV 0

Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam 2x1 (500mg) Oral 0

Inj Vit C

Laki : 75mg,

Perempuan : 90mg

max 2000mg/hari 1x1 (500mg) IV 0

Hydrea

500-300mg

(Leukimia) terapi

dilanjutkan 20-

30mg/kg 2x500 mg Oral 0

Simarc 2-10mg 1x2 mg Oral 0

Falergi

5-10mg ;Clcr 11-

31/hemo 5mg

1x/hari;Clcr <11 (tdk

rekomen) 1x10 mg Oral 0

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 1x1 C Oral 0

Cetirizine

5-10mg ;Clcr 11-

31/hemo 5mg

1x/hari;Clcr <11 (tdk

rekomen) 1x10 mg Oral 0

Minophagen

40-60 mL max 100

mL 1x1 (4mg) IV 0

CTM

3x sehari 1 tablet 4-

12mg 1x1 (4mg) Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 3x8 ui Oral 0

Thrombo aspillet

1x sehari 1-2 tab 50-

325mg/hari; Clcr<10

hindari pemakaian 1x1 (80mg) Oral 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 0

Page 128: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

110

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4 Fastolyn Syr

1-2 sendok 5-10 ml

sehari 3x1 c Oral 0

Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam 3x1 (500mg) Oral 0

Vectrin syr maksimal 300 mg 3x5 mg Oral 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Onetic

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x4 mg Oral 0

Invomit

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Renatac

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (150mg) Oral 0

Levofloxacin

250-750mg;Clcr20-

49 :

250mg/hari;Clcr10-

19/hemo :

250mg/2hari 1x750 mg Oral 0

Falergi

5-10mg ;Clcr 11-

31/hemo 5mg

1x/hari;Clcr <11 (tdk

rekomen) 1x10 mg Oral 0

Inf Lantus

10 unit sehari

(individual) 1x20 ui IV 0

Mertrix

1-4 mg sehari;

Clcr<22 Do 1 mg 1x1 (4 mg) Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 3x18 ui IV 0

ISDN 5-40 mg 2x5 mg Oral 1

Angiosten

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x50 mg Oral 0

Digoxin

0,75-1,5 mg; Clcr 10-

50 (25-75%) tiap 36

jam; Clcr <10 (10-

25%) tiap 2hari 1x1 (0,25 mg) Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Letonal

25-200 mg 1-2x; Clcr

10-50 1-2x sehari;

Clcr<10 jauhi

pemakaian 1x25 mg Oral 0

Inf Lanoxin

0,5-1mg; Clcr 10-50

(25-75%) tiap 36

jam; Clcr <10 (10-

25%) tiap 2hari 1x0,25 mg IV 0

Furosemid tab' 20-40 mg 1x1 tab (40mg) Oral 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 0

Lansoprazole 15-30 mg 2x15 mg Oral 0

5 Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3dosis 2x1 gr IV 0

Page 129: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

111

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terbagi), max 16 g

Rindonpump

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 2x20 mg IV 0

Profenid

50-75mg 3-4x sehari,

GGK ringan

150mg/hari/berat

Clcr <25 100mg/hari

(dosis max) 1x3 (100mg) Oral 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

Lansoprazole 15-30 mg 2x15 mg Oral 0

6 Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 1x4 mg IV 0

Inj Elpicef 1x sehari 1-2 vial 2x1 vial IV 0

Pantoprazol 20-240mg sehari 1x40 mg Oral 0

Cobazym 1-6 mg/ hari 3x1mg Oral 0

Inpepsa

1-2g/10 mL, beresiko

untuk pasien Clcr

<30

3x1

(100mg/mL) Oral 0

Inj Torasic

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Bisoprolol 2,5-20mg 1x2,5 mg Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam 2x1 gr IV 0

Inj Torasic

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Inj Pantoprazol 20-240mg sehari 1x40 mg IV 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x200 mg Oral 0

OMZ

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 2x20 mg Oral 0

Glucotica

2x500mg/1x850mg,

hindari obat ini untuk

pasien ClCr <60-70 1x500 mg Oral 0

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 1x2 c Oral 0

7 Ciprofoxacin

250-500mg ClCr 30-

50 1x2; ClCr <30 mL

500mg/hari; Clcr 5-

29 250-500mg tiap

18 jam 2x500 mg Oral 0

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 0

Page 130: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

112

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Curcuma 1-2 tab 3x sehari 3x1 tab Oral 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 1x1 (50mg/mL) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 1x1 (10mg/mL) IV 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Glucotica

2x500mg/1x850mg,

hindari obat ini untuk

pasien ClCr <60-70 1x½ (500mg) Oral 0

Digoxin

0,75-1,5 mg; Clcr 10-

50 (25-75%) tiap 36

jam; Clcr <10 (10-

25%) tiap 2hari 1x1 (0,25 mg) Oral 0

Pectocyl 3x sehari 1 tablet 3x1 (200mg) Oral 0

Glikuidon 15-45 mg 3x½ (30mg) Oral 0

Clopidogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Cobazym 1-6 mg/ hari 3x1mg Oral 0

V Block

3,125-6,25 mg 2x

sehari 2x½ (6,25mg) Oral 0

Spinorolactone

25-200 mg 1-2x; Clcr

10-50 1-2x sehari;

Clcr<10 jauhi

pemakaian 1x1 (25mg) Oral 0

Persantin 75-100mg 4x/hari 1x25mg Oral 0

Furosemid tab' 20-80 mg 1x½ (40mg) Oral 0

Falergi

5-10mg ;Clcr 11-

31/hemo 5mg

1x/hari;Clcr <11 (tdk

rekomen) 1x10 mg Oral 0

Inj Gastrofer

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 3x20mg/mL IV 0

Inpepsa

1-2g/10 mL, beresiko

untuk pasien Clcr

<30

4x15 cc

(100mg/mL) Oral 0

8 Aminefront

infusiensi ginjal

kronik 4-8 kap

3x/hr,(laju

glomerulus 5-50

mL/mnt) 3x3 (25mg) Oral 1

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 (650 mg /

7,6 meq) Oral 0

Amlodipine 2,5-10mg 1x5 mg Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 3x4 iu IV 0

Inj Lasix 20-40 mg

(1x1) (1x2)

(10mg/mL) IV 0

9 Inj Meropenem

Clcr 26-50 mL 1g

;Clcr 10-25 mL

500mg 2x; Clcr <10

mL 500mg 1x 2x1 gr IV 0

Inj

Metronidazole

250-500 mg; Clcr

<10 (50 %) tiap 12 2x1 (500 mg) IV 0

Page 131: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

113

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

jam

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Rindonpump

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 1x20 mg IV 0

Simvastatin

40 mg (max) / Clcr <

10 mg : Do 5 mg/hari 1x10 mg Oral 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Nonflamin 3x 1-2 kapsul (50mg) 3x1 (50mg) Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Inbion 1-2 kap 1x1 Oral 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 2x10 ui IV 0

Inf Kalnex

10mg/kg 3-4x; Clcr

50-80 50 % 10 mg/kg

2x; Clcr 10-50 25 %

10mg/kg ; Clcr<10

10% 10mg/kg 3x1 (50mg/mL) IV 0

Inf Vit K 2,5 mg -10 mg 3x1 (2,5mg) IV 0

Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam 2x1 (500mg) Oral 0

Vit C

Laki : 75mg,

Perempuan : 90mg

max 2000mg/hari 1x1 (500mg) Oral 0

Furosemid tab 20-80 mg 1x1 (40mg) Oral 0

Interpect 30mg 3x sehari 3x1 (30mg) Oral 0

Inf Furosemid 20-40 mg

(1x2 amp)

(10mg/mL) IV 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x200 mg Oral 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 0

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

10 Losartan

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x50 mg Oral 0

Mertrix

1-4 mg sehari;

Clcr<22 Do 1 mg 1x1 (1mg) Oral 0

Glucotica

2x500mg/1x850mg,

hindari obat ini untuk

pasien ClCr <60-70 1x500 mg Oral 0

PCT

325-650 mg tiap 4-6

jam 3x1 (500mg) Oral 0

Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25mg Oral 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Ceftazidim

500-2g; Clcr 30-50

2x; Clcr 10-30 1x; 3x1 gr IV 0

Page 132: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

114

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Clcr <10 tiap 48-72

jam

Inj Rindonpump

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 2x20 mg IV 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Letonal

25-200 mg 1-2x; Clcr

10-50 1-2x sehari;

Clcr<10 jauhi

pemakaian 1x25 mg Oral 0

Furosemid tab 20-80 mg 1x2 (40mg) Oral 0

Clonidine

0,1-0,6mg; Clcr <10

mL 50% s/d 75% 2x1 (0,25mg) Oral 0

Amlodipine 2,5-10mg 1x5 mg Oral 0

Aminefront

infusiensi ginjal

kronik 4-8 kap

3x/hr,(laju

glomerulus 5-50

mL/mnt) 3x2 (25mg) Oral 1

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100mg Oral 0

Prazotec 15-30 mg 1x30mg Oral 0

11 Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Simvastatin

40 mg (max) / Clcr <

10 mg : Do 5 mg/hari 1x10 mg Oral 0

Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25 mg Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

1x2 tab (650

mg / 7,6 meq) Oral 0

Aminefront

infusiensi ginjal

kronik 4-8 kap

3x/hr,(laju

glomerulus 5-50

mL/mnt)

3x1 tab (3x2)

(25mg) Oral 1

Interpect 30mg 3x sehari 3x1 (30mg) Oral 0

Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3dosis

terbagi), max 16 g 2x1 gr IV 0

Inj OMZ

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 1x40 mg/mL IV 0

Inj Furosemid 20-40 mg 2x2 (10mg/mL) IV 0

Inj Gastrofer

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 1x20mg/mL IV 0

Cedocard 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 3x8 ui IV 0

CaCO3 1000-1200 mg /hari 3x1 tab (250mg) Oral 0

Page 133: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

115

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

max 7000 mg; Clcr

<25 mungkin

dibutuhkan ad dosis

tergantung kadar Ca

V Block

3,125-6,25 mg 2x

sehari 1x6,25 mg (2x2) Oral 0

Furosemid tab 20-80 mg 2x1 (40mg) Oral 0

Tensivask 2,5-10mg 1x10 mg Oral 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

12 Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25 mg Oral 0

Theobrom syr 3-6 sendok takar

3x1

(130mg/15mL) Oral 0

Cedocard 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Cordaron 800-1600mg 1x2 (200mg) Oral 0

Inj Faslev

250-750mg;Clcr20-

49 :

250mg/hari;Clcr10-

19/hemo :

250mg/2hari 1x750 mg IV 0

Inj Gastrofer

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 1x20mg/mL IV 0

Inj Kalmeco 3x1amp seminggu

2x1

(500mcg/mL) IV 0

Inj Fluxum 0,3-0,6 mL 2x0,4 mg IV 0

Citicolin

stadium akut 250-

500mg 1-2x/hr.

kronik 100-300 mg 1-

2x/hr 2x500 mg Oral 0

Tensivask 2,5-10mg 1x5 mg Oral 0

Levofloxacin

250-750mg;Clcr20-

49 :

250mg/hari;Clcr10-

19/hemo :

250mg/2hari 1x750 mg Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 3x5 ui Oral 0

13 ISDN 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Tensivask 2,5-10mg 1x10 mg Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650

mg / 7,6 meq) Oral 0

Simvastatin

5-40 mg (max) / Clcr

< 10 mg : Do 5

mg/hari 1x5 mg Oral 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam 1x1 gr IV 0

Inj Metil

Prednisolon 10-40mg 1x25 mg IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Cefixime 400mg 12/24 2x100 mg Oral 0

Page 134: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

116

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50%

Ranitidine tab

Clcr < 50 : 150mg

tiap 24 jam 2x150 mg Oral 0

14 Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650

mg / 7,6 meq) Oral 0

V Block

3,125-6,25 mg 2x

sehari

(1x6,25 mg)

(½x6,25) Oral 0

Cipralex

10mg ; Clcr <20

butuh perhatian 1x½ (10mg) Oral 0

Vitazym 1-2 tab 3x sehari 1x1 tab Oral 0

Vit B12 50-100mcg 3x1 tab Oral 0

Ethambutanol

800-1600mg; Clcr

10-50 tiap 24-36 jam;

Clcr <10 tiap 48 jam 1x1000 mg Oral 0

INH 300-900 mg 1x300 mg Oral 0

Rifampicyn 450-600 mg 1x450 mg Oral 0

PZA

1000-2000mg; Clcr

<50 12-20 mg/kg 1x1000 mg Oral 0

Inj Streptomycin

750mg-1 g; Clcr 10-

50 tiap 1-3 hari; Clcr

<10 72-96 jam 1x750 mg IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Inj Rindonpump

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 1x1 amp (20mg) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Furosemid 20-40 mg 2x2 (10mg/mL) IV 0

Inf Dopamin 5-15 mcg/kg 5-10 mcg IV 0

Cedocard 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Curcuma 1-2 tab 3x sehari 3x1 tab Oral 0

Cobazym 1-6 mg/ hari 3x1mg Oral 0

Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25 mg Oral 0

Inj

Dexamethasone 0,75-9 mg

4x1 amp

(0,5mg/mL) IV 0

Metycobal 3x1 kaps 3x1 kap Oral 0

Betaserk 8-16mg 3x sehari 2x12 mg Oral 0

N Diatab

2x sehari setiap

buang air besar 4x2 Oral 0

Lacto B 1-2 kap 3x sehari 3x1 tab Oral 0

Inj

Metronidazole

250-500 mg; Clcr

<10 (50 %) tiap 12

jam 2x1 (500 mg) IV 0

Prazotec 15-30 mg 1x30mg Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Alprazolam 0,5-4mg dosis terbagi 1x0,25 mg Oral 0

15 Sistenol

325-650 mg tiap 4-6

jam 1x500 mg Oral 0

Inj Cefoperazone

2-4g tiap 12 jam,

infeksi berat 6-12 g

dosis terbagi 2x1 gr IV 0

Page 135: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

117

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Inj Gastrofer

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 1x20mg/mL IV 0

Inj Furosemid 20-40 mg 1x2 (10mg/mL) IV 0

Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 1x1 (10mg/mL) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 1x4 mg IV 0

Inj OMZ

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 1x40 mg/mL IV 0

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 3x1c Oral 0

Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3dosis

terbagi), max 16 g, 2x1 gr IV 0

Interpect 30mg 3x sehari 3x1 (30mg) Oral 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Simvastatin

40 mg (max) / Clcr <

10 mg : Do 5 mg/hari 1x10 mg Oral 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Codipront

15-120mg; clcr 10-50

75%; Clcr <10 50 % 3x30mg Oral 0

V Block

3,125-6,25 mg 2x

sehari 1x6,25 mg Oral 0

Inj Hemapo

50-100iu/kg 3x

seminggu, 1x 50 iun IV 0

Fujimin 3x2, maintain 3x1 3x2 tab Oral 0

Inj Furosemid 20-40 mg 2x2 (10mg/mL) IV 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

Lansoprazole 15-30 mg 2x15 mg Oral 0

Furosemid tab 20-80 mg 2x2 (40mg) Oral 0

16 Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3dosis

terbagi), max 16 g, 2x1 gr IV 0

Inj

Metronidazole

250-500 mg; Clcr

<10 (50 %) tiap 12

jam 2x1 (500 mg) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Renatac

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (150mg) IV 0

PCT

325-650 mg tiap 4-6

jam 2x1 (500mg) Oral 0

Simarc 2-10mg 1x2 mg Oral 0

Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam 2x1 (500mg) Oral 0

Tomit drip 10-15mg 4x; Clcr<40 2x1 IV 0

Page 136: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

118

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

50% (10mg/2mL)

Inj Ketorolac 10-40mg tiap 4-6 jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Neurosanbe

1 tab 2-3x, 1

amp/hari tab 5000 1

tab/hari 1x1 tab Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Clopidogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

Lansoprazole 15-30 mg 2x15 mg Oral 0

Furosemid tab 20-80 mg 1x1 (40mg) Oral 0

Letonal

25-200 mg 1-2x; Clcr

10-50 1-2x sehari;

Clcr<10 jauhi

pemakaian 1x25 mg Oral 0

Kalnex

25mg/kg 3-4x; Clcr

50-80 15mg/kg 2x;

Clcr 10-50 15mg/kg;

Clcr <10 15mg/kg 3x1 tab (250mg) Oral 0

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg 1x1 amp (4mg) IV 0

Inj Kalnex

10mg/kg 3-4x; Clcr

50-80 15 mg/kg 2x;

Clcr 10-50 25 %

10mg/kg ; Clcr<10

10% 10mg/kg 3x1 (50mg/mL) IV 0

17 Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25 mg Oral 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Inj Gastrofer

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 2x20mg/mL IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Kalmeco 3x1amp seminggu

1x1

(500mcg/mL) IV 0

Largactil

30-800mg 1-4x dosis

terbagi, IV (25-50mg

1-4 jam) max 400

mg, Lansia 10-25mg

1-2x 1x12,5 mg Oral 0

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg 1x1 amp (4mg) IV 0

Mertigo 8-16mg 3x sehari 3x8 mg Oral 0

Frego 10mg 1x / 5mg 1x 1x10 mg Oral 0

Prazotec 15-30 mg 1x30mg Oral 0

18 Imdur 5-40 mg 2x½ (60 mg) Oral 0

Losartan

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Spinorolactone

25-200 mg 1-2x; Clcr

10-50 1-2x sehari;

Clcr<10 jauhi

pemakaian 2x2 (25mg) Oral 0

Hapsen

2,5-20mg, <Clcr 40

Do 25mg 1x½ (5 mg) Oral 0

Page 137: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

119

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Aminefront

infusiensi ginjal

kronik 4-8 kap

3x/hr,(laju

glomerulus 5-50

mL/mnt) 3x2 tab (25mg) Oral 1

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

4x2 (650 mg /

7,6 meq) Oral 0

Inj Furosemid 20-40 mg

(2x2 amp) (2x1)

(2x2) IV 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Tensivask 2,5-10mg 1x5 mg Oral 0

Inj Gastrofer

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 2x20mg/mL IV 0

Farneuro 1 tab 2-3x 1x1 tab Oral 0

CaCO3

1000-1200 mg /hari

max 7000 mg; Clcr

<25 mungkin

dibutuhkan ad dosis

tergantung kadar Ca 3x1 tab (250mg) Oral 0

Clonidine

0,1-0,6mg; Clcr <10

mL 50% s/d 75% 2x½ (0,25mg) Oral 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 2x½ (50 mg) Oral 0

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg 1x½ amp (4mg) IV 0

As. Folat 0,4-0,8 mg 1x2 (0,4mg) Oral 0

Falergi

5-10mg ;Clcr 11-

31/hemo 5mg

1x/hari;Clcr <11 (tdk

rekomen) 1x10 mg Oral 0

Ciprofoxacin

250-500mg ClCr 30-

50; ClCr <30 mL

500mg/hari; Clcr 5-

29 250-500mg tiap

18 jam 2x500 mg Oral 0

Fujimin 3x2, maintain 3x1 3x2 tab Oral 0

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 1x15 ml Oral 0

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

19 Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650

mg / 7,6 meq) Oral 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

20 Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650

mg / 7,6 meq) Oral 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam 2x1 gr IV 0

Inj

Dexamethasone 0,75-9 mg 3x (0,5mg/mL) IV 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Page 138: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

120

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Captopril

12,5-25mg 2-3x; Clcr

10-50 75%; Clcr <10

50% 1x12,5 Oral 1

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 3x2 c Oral 0

Alprazolam 0,5-4mg dosis terbagi 1x0,25 mg Oral 0

Antasid tab

1-2 tab, 3-4x; Dapat

menurunkan fungsi

ginjal Clcr <30 3x2 tab Oral 0

Inj Furosemid 20-40 mg 1x1 (10mg/mL) IV 1

Inj Rindonpump

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 3x1 amp (20mg) IV 0

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 0

Cefixime

400mg max 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100mg Oral 0

21 Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

PCT

325-650 mg tiap 4-6

jam 1x1 (500mg) Oral 0

Inj Bicnat 20-36 mEq (GGK)

1x 25 meq

(10meq/mL) IV 0

Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3dosis

terbagi), max 16 g, 2x1 gr IV 0

Inj Gastrofer

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya)

2x1 3x1

(20mg/mL) IV 0

Cedocard 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650

mg / 7,6 meq) Oral 0

Miozidin

1tab pagi dan sore,

Perhatian untuk

pasien Clcr <15 2x1 tab Oral 0

Dexiclaf forte

250-500mg 4x / 500-

875mg 2x; Clcr 10-

30 250-500mg 2x;

Clcr <10 250-500mg

1x 3x1 (250mg) Oral 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 1x8 mg IV 0

Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Inj

Dexamethasone 0,75-9 mg

1x½ amp 1x1

amp

(0,5mg/mL) IV 0

Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam 3x1 (500mg) Oral 0

Page 139: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

121

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Digoxin

0,75-1,5 mg; Clcr 10-

50 (25-75%) tiap 36

jam; Clcr <10 (10-

25%) tiap 2hari 1x½ (0,25 mg) Oral 0

Inj Fluxum 0,3-0,6 mL 1x0,6 mg IV 0

Inpepsa Syr

1-2g/10 mL, beresiko

untuk pasien Clcr

<30

4x15 cc

(100mg/mL) Oral 0

Inj Sysmuco 1 tab 3x/ 1amp 3x 3x1 amp IV 0

Vit K 2,5 mg -10 mg 3x1 (2,5mg) Oral 0

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg 1x1 amp (4mg) IV 0

Protamin Sulfat 25-50mg

1x ½ amp

(25mg) IV 0

Kalnex

25mg/kg 3-4x; Clcr

50-80 15mg/kg 2x;

Clcr 10-50 15mg/kg;

Clcr <10 15mg/kg 3x2 tab (250mg) Oral 0

Inj Citicolin

stadium akut 250-

500mg 1-2x/hr.

kronik 100-300 mg 1-

2x/hr 1x500 mg IV 0

22 PZA

1000-2000mg; Clcr

<50 12-20 mg/kg

atau hindari

1x2 (saat HD)

1000 mg Oral 0

Ethambutanol

800-1600mg; Clcr

10-50 tiap 24-36 jam;

Clcr <10 tiap 48 jam

1x2 (saat HD)

(400mg) Oral 0

INH 300-900 mg 1x300mg Oral 0

Rifampicyn 450-600 mg 1x1 (600 mg) Oral 0

Nifedipin

10-30mg 3x (120-

180max) 3x½ (20mg) Oral 0

Atrovastatin 10-80mg 1x10mg Oral 0

Interpect 30mg 3x sehari 3x1 (30mg) Oral 0

Farneuro 1 tab 2-3x 1x1 tab Oral 0

Glikuidon 15-45 mg 2x½ (30 mg) Oral 0

Inj Gastrofer

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 2x20mg/mL IV 0

Inj Meropenem

Clcr 26-50 mL 1g

;Clcr 10-25 mL

500mg 2x; Clcr <10

mL 500mg 1x 2x1 gr IV 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650

mg / 7,6 meq) Oral 0

Cedocard 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Alprazolam 0,5-4mg dosis terbagi 2x0,5 mg Oral 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Esilgan 0,5-2mg 1x2 mg IV 0

Ventonil

2-4mg 3-4x (32mg

max) 2x1 (20mg) Oral 0

Kidmin

200mL/hari atau

400mL/hari 2x1 (200mL) IV 0

Page 140: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

122

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Neurosanbe

1 tab 2-3x, 1

amp/hari tab 5000 1

tab/hari 1x1 amp IV 0

Selebrex 200-400mg 1x200 mg Oral 0

Hibone

1-2 kap sehari 1000-

1200mg; Clcr<25

mungkin dibutuhkan

tergantung kadar

serum Ca 2x1 (600 mg) Oral 0

ISDN 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

23 ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 1

Aminefront

infusiensi ginjal

kronik 4-8 kap

3x/hr,(laju

glomerulus 5-50

mL/mnt) 3x2 (25mg) Oral 1

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x1 (650 mg /

7,6 meq) Oral 0

Thrombo aspillet

1x sehari 1-2 tab 50-

325mg/hari; Clcr<10

hindari pemakaian 1x2 tab (80mg) Oral 0

Inj Lasix 20-40 mg

2x2 amp

(10mg/mL) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x4 mg IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Betahistin 8-16mg 3x sehari 2x8mg Oral 0

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 2x1c Oral 0

Antasid tab

1-2 tab, 3-4x; Dapat

menurunkan fungsi

ginjal pada pasien

Clcr <30 3x2 tab Oral 0

Farsic 20-40 mg 2x1 (10mg) Oral 0

Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg Oral 0

24 Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25 mg Oral 0

Inbion 1-2 kap 1x1 kap Oral 0

As. Folat 0,4-0,8 mg 1x2 (0,4mg) Oral 0

Clonidine

0,1-0,6mg; Clcr <10

mL 50% s/d 75% 2x½ (0,25mg) Oral 0

Captopril

12,5-25mg 2-3x; Clcr

10-50 75%; Clcr <10

50% 2x12,5 mg Oral 0

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg 1x1 amp (4mg) IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 0

Page 141: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

123

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

25 ISDN 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Clonidine

0,1-0,6mg; Clcr <10

mL 50% s/d 75% 2x½ (0,25mg) Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

4x2 (650 mg /

7,6 meq) Oral 0

Amlodipine 2,5-10mg 1x10 mg Oral 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam 1x1 gr IV 0

Inj Furosemid 20-40 mg 2x2 (10mg/mL) IV 0

Inj Bicnat 20-36 mEq (GGK)

1x50 mg

(10meq/mL) IV 0

26 Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 1x4 mg IV 0

Inj Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam

1x1 amp

(500mg) IV 0

Inj Omeprazole

20-40 mg (tergantung

penyakit peptiknya) 2x20 mg IV 0

Renatac

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x50 mg Oral 0

Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3 dosis

terbagi), max 16 g, 2x1 gr IV 0

Citicolin

stadium akut 250-

500mg 1-2x/hr.

kronik 100-300 mg 1-

2x/hr 2x500 mg Oral 0

Kalmeco

500-1500 mcg 3x

seminggu 2x1 (500mcg) Oral 0

Neurobion

1 amp perhari/ 1 tab

perhari 1x1 amp (3mL) IV 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100mg Oral 0

Ranitidine tab

Clcr < 50 : 150mg

tiap 24 jam 2x150 mg Oral 0

Inj Kalmeco 3x1amp seminggu

2x1

(500mcg/mL) IV 0

(Keterangan : Tulisan Italic adalah Obat yang berpengaruh pada fungsi ginjal)

Page 142: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

124

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5 Evaluasi DRP Dosis Diatas Dosis Terapi

No

Pasien

Obat

Terapi

Dosis Standar

Sehari

Dosis

Pemberian Rute

Penilaian Dosis Lebih dari

Dosis Terapi

1 ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Simvastatin

40 mg (max) / Clcr <

10 mg : Do 5 mg/hari 1x10 mg Oral 1

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Rindonpump

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 2x20 mg IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 1x1 (50mg/mL) IV 0

Inj Furosemid 20-40 mg

(1x1)/(2x1)

(10mg/mL) IV 0

Fujimin

3x2, maintain 3x1

tab 3x1 tab Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650 mg

/ 7,6 meq) Oral 0

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam (1x1g)/(2x2g) IV 0

Cataflam 50-150 mg 2x(50mg) Oral 0

Sanmol

325-650 mg tiap 4-6

jam 3x500 mg Oral 0

OMZ

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 2x20 mg Oral 0

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg

1x1 ampul

(4mg) Infus 0

Lansoprazole 15-30 mg 2x15 mg Oral 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 1

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

2 N Diatab

2x sehari setiap

buang air besar 4x2tab Oral 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Cobazym 1-6 mg/ hari 3x1mg Oral 0

Lacidofil 2x1 kap 3x1 kap Oral 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Gastrofer

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 2x20mg/mL IV 0

Inj Metronidazole

250-500 mg; Clcr

<10 (50 %) tiap 12

jam 2x1 (500 mg) IV 0

Inj Cefotaxim

1-2g tiap 8 jam; Clcr

10-50 tiap 8-12 jam;

<10 tiap 6 jam 2x1 gr IV 0

Page 143: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

125

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 1

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

Sulcolon

6x sehari 8 tab dosis

terbagi 2x500 mg Oral 0

3 Curcuma 1-2 tab 3x sehari (3x1) (3x2 tab) Oral 0

Estazor

8-10 mg/kgBB/hr

dibagi dalam 2-3

dosis 2x1 (250mg) Oral 0

Alprazolam

0,5-4mg dosis

terbagi 2x0,25 mg Oral 0

Clopidogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Cilostazol 100mg 2x sehari 2x1 (50mg) Oral 0

Heptasan 4-20mg 3x1 (4 mg) Oral 0

Inj Gastrofer

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 2x20mg/mL IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam 1x2 gr IV 0

Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam 2x1 (500mg) Oral 0

Inj Vit C

Laki : 75mg,

Perempuan : 90mg

max 2000mg/hari 1x1 (500mg) IV 0

Hydrea

500-300mg

(Leukimia) terapi

dilanjutkan 20-

30mg/kg 2x500 mg Oral 0

Simarc 2-10mg 1x2 mg Oral 0

Falergi

5-10mg ;Clcr 11-

31/hemo 5mg

1x/hari;Clcr <11 (tdk

rekomen) 1x10 mg Oral 1

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 1x1 C Oral 0

Cetirizine

5-10mg ;Clcr 11-

31/hemo 5mg

1x/hari;Clcr <11 (tdk

rekomen) 1x10 mg Oral 0

Minophagen

40-60 mL max 100

mL 1x1 (4mg) IV 0

CTM

3x sehari 1 tablet 4-

12mg 1x1 (4mg) Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 3x8 ui Oral 0

Thrombo aspillet

1x sehari 1-2 tab 50-

325mg/hari; Clcr<10

hindari pemakaian 1x1 (80mg) Oral 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

Page 144: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

126

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 1

4 Fastolyn Syr

1-2 sendok 5-10 ml

sehari 3x1 c Oral 0

Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam 3x1 (500mg) Oral 0

Vectrin syr maksimal 300 mg 3x5 mg Oral 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Onetic

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x4 mg Oral 0

Invomit

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Renatac

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (150mg) Oral 0

Levofloxacin

250-750mg;Clcr20-

49 :

250mg/hari;Clcr10-

19/hemo :

250mg/2hari 1x750 mg Oral 0

Falergi

5-10mg ;Clcr 11-

31/hemo 5mg

1x/hari;Clcr <11 (tdk

rekomen) 1x10 mg Oral 0

Inf Lantus

10 unit sehari

(individual) 1x20 ui IV 0

Mertrix

1x1 (4 mg) Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 3x18 ui IV 0

ISDN 5-40 mg 2x5 mg Oral 0

Angiosten

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x50 mg Oral 0

Digoxin

0,75-1,5 mg; Clcr

10-50 (25-75%) tiap

36 jam; Clcr <10

(10-25%) tiap 2hari 1x1 (0,25 mg) Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Letonal

25-200 mg 1-2x;

Clcr 10-50 1-2x

sehari; Clcr<10 jauhi

pemakaian 1x25 mg Oral 0

Inf Lanoxin

0,5-1mg; Clcr 10-50

(25-75%) tiap 36

jam; Clcr <10 (10-

25%) tiap 2hari 1x0,25 mg IV 0

Inj Furosemid 20-40 mg 1x1 tab (40mg) IV 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 1

Lansoprazole 15-30 mg 2x15 mg Oral 0

5 Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Page 145: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

127

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3dosis

terbagi), max 16 g 2x1 gr IV 0

Rindonpump

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 2x20 mg IV 0

Profenid

50-75mg 3-4x sehari,

GGK ringan

150mg/hari/berat

Clcr <25 100mg/hari

(dosis max) 1x3 (100mg) Oral 1

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

Lansoprazole 15-30 mg 2x15 mg Oral 0

6 Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 1x4 mg IV 0

Inj Elpicef 1x sehari 1-2 vial 2x1 vial IV 0

Pantoprazol 20-240mg sehari 1x40 mg Oral 0

Cobazym 1-6 mg/ hari 3x1mg Oral 0

Inpepsa

1-2g/10 mL, beresiko

untuk pasien Clcr

<30

3x1

(100mg/mL) Oral 0

Inj Torasic

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Bisoprolol 2,5-20mg 1x2,5 mg Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam 2x1 gr IV 0

Inj Torasic

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Inj Pantoprazol 20-240mg sehari 1x40 mg IV 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x200 mg Oral 1

OMZ

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 2x20 mg Oral 0

Glucotica

2x500mg/1x850mg,

hindari obat ini untuk

pasien ClCr <60-70 1x500 mg Oral 0

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 1x2 c Oral 0

7 Ciprofoxacin

250-500mg ClCr 30-

50 1x2; ClCr <30 mL

500mg/hari; Clcr 5-

29 250-500mg tiap

18 jam 2x500 mg Oral 0

Page 146: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

128

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 1

Curcuma 1-2 tab 3x sehari 3x1 tab Oral 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 1x1 (50mg/mL) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 1x1 (10mg/mL) IV 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 0

Glucotica

2x500mg/1x850mg,

hindari obat ini untuk

pasien ClCr <60-70 1x½ (500mg) Oral 0

Digoxin

0,75-1,5 mg; Clcr

10-50 (25-75%) tiap

36 jam; Clcr <10

(10-25%) tiap 2hari 1x1 (0,25 mg) Oral 0

Pectocyl 3x sehari 1 tablet 3x1 (200mg) Oral 0

Glikuidon 15-45 mg 3x½ (30mg) Oral 0

Clopidogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Cobazym 1-6 mg/ hari 3x1mg Oral 0

V Block

3,125-6,25 mg 2x

sehari 2x½ (6,25mg) Oral 0

Spinorolactone

25-200 mg 1-2x;

Clcr 10-50 1-2x

sehari; Clcr<10 jauhi

pemakaian 1x1 (25mg) Oral 0

Persantin 75-100mg 4x/hari 1x25mg Oral 0

Furosemid tab' 20-80 mg 1x½ (40mg) Oral 0

Falergi

5-10mg ;Clcr 11-

31/hemo 5mg

1x/hari;Clcr <11 (tdk

rekomen) 1x10 mg Oral 0

Inj Gastrofer

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 3x20mg/mL IV 0

Inpepsa

1-2g/10 mL, beresiko

untuk pasien Clcr

<30

4x15 cc

(100mg/mL) Oral 0

8 Aminefront

infusiensi ginjal

kronik 4-8 kap

3x/hr,(laju

glomerulus 5-50

mL/mnt) 3x3 (25mg) Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650 mg

/ 7,6 meq) Oral 0

Amlodipine 2,5-10mg 1x5 mg Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 3x4 iu IV 0

Inj Lasix 20-40 mg

(1x1) (1x2)

(10mg/mL) IV 0

Page 147: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

129

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9 Inj Meropenem

Clcr 26-50 mL 1g

;Clcr 10-25 mL

500mg 2x; Clcr <10

mL 500mg 1x 2x1 gr IV 1

Inj Metronidazole

250-500 mg; Clcr

<10 (50 %) tiap 12

jam 2x1 (500 mg) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Rindonpump

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 1x20 mg IV 0

Simvastatin

40 mg (max) / Clcr <

10 mg : Do 5 mg/hari 1x10 mg Oral 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 1

Nonflamin 3x 1-2 kapsul (50mg) 3x1 (50mg) Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Inbion 1-2 kap 1x1 Oral 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 2x10 ui IV 0

Inf Kalnex

10mg/kg 3-4x; Clcr

50-80 50 % 10

mg/kg 2x; Clcr 10-50

25 % 10mg/kg ;

Clcr<10 10%

10mg/kg 3x1 (50mg/mL) IV 0

Inf Vit K 2,5 mg -10 mg 3x1 (2,5mg) IV 0

Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam 2x1 (500mg) Oral 0

Vit C

Laki : 75mg,

Perempuan : 90mg

max 2000mg/hari 1x1 (500mg) Oral 0

Furosemid tab 20-80 mg 1x1 (40mg) Oral 0

Interpect 30mg 3x sehari 3x1 (30mg) Oral 0

Inf Furosemid 20-40 mg

(1x2 amp)

(10mg/mL) IV 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x200 mg Oral 1

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 1

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

10 Losartan

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x50 mg Oral 1

Mertrix

1-4 mg sehari;

Clcr<22 Do 1 mg 1x1 (1mg) Oral 0

Glucotica

2x500mg/1x850mg,

hindari obat ini untuk

pasien ClCr <60-70 1x500 mg Oral 0

PCT

325-650 mg tiap 4-6

jam 3x1 (500mg) Oral 0

Page 148: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

130

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25mg Oral 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 1

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Ceftazidim

500-2g; Clcr 30-50

2x; Clcr 10-30 1x;

Clcr <10 tiap 48-72

jam 3x1 gr IV 1

Inj Rindonpump

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 2x20 mg IV 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 1

Letonal

25-200 mg 1-2x;

Clcr 10-50 1-2x

sehari; Clcr<10 jauhi

pemakaian 1x25 mg Oral 0

Furosemid tab 20-80 mg 1x2 (40mg) Oral 0

Clonidine

0,1-0,6mg; Clcr <10

mL 50% s/d 75% 2x1 (0,25mg) Oral 0

Amlodipine 2,5-10mg 1x5 mg Oral 0

Aminefront

infusiensi ginjal

kronik 4-8 kap

3x/hr,(laju

glomerulus 5-50

mL/mnt) 3x2 (25mg) Oral 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 1

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100mg Oral 0

Prazotec 15-30 mg 1x30mg Oral 0

11 Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 1

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Simvastatin

40 mg (max) / Clcr <

10 mg : Do 5 mg/hari 1x10 mg Oral 0

Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25 mg Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

1x2 tab (650 mg

/ 7,6 meq) Oral 0

Aminefront

infusiensi ginjal

kronik 4-8 kap

3x/hr,(laju

glomerulus 5-50

mL/mnt)

3x1 tab (3x2)

(25mg) Oral 0

Interpect 30mg 3x sehari 3x1 (30mg) Oral 0

Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3dosis

terbagi), max 16 g 2x1 gr IV 0

Page 149: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

131

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Inj OMZ

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 1x40 mg/mL IV 0

Inj Furosemid 20-40 mg 2x2 (10mg/mL) IV 0

Inj Gastrofer

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 1x20mg/mL IV 0

Cedocard 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 3x8 ui IV 0

CaCO3

1000-1200 mg /hari

max 7000 mg; Clcr

<25 mungkin

dibutuhkan ad dosis

tergantung kadar Ca 3x1 tab (250mg) Oral 0

V Block

3,125-6,25 mg 2x

sehari 1x6,25 mg (2x2) Oral 0

Furosemid tab 20-80 mg 2x1 (40mg) Oral 0

Tensivask 2,5-10mg 1x10 mg Oral 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

12 Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25 mg Oral 0

Theobrom syr 3-6 sendok takar

3x1

(130mg/15mL) Oral 0

Cedocard 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Cordaron 800-1600mg 1x2 (200mg) Oral 0

Inj Faslev

250-750mg;Clcr20-

49 :

250mg/hari;Clcr10-

19/hemo :

250mg/2hari 1x750 mg IV 1

Inj Gastrofer

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 1x20mg/mL IV 0

Inj Kalmeco 3x1amp seminggu

2x1

(500mcg/mL) IV 0

Inj Fluxum 0,3-0,6 mL 2x0,4 mg IV 0

Citicolin

stadium akut 250-

500mg 1-2x/hr.

kronik 100-300 mg

1-2x/hr 2x500 mg Oral 0

Tensivask 2,5-10mg 1x5 mg Oral 0

Levofloxacin

250-750mg;Clcr20-

49 :

250mg/hari;Clcr10-

19/hemo :

250mg/2hari 1x750 mg Oral 0

Novorapid 0,5-1iu/kgBB/hr 3x5 ui Oral 0

13 ISDN 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Tensivask 2,5-10mg 1x10 mg Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK) 2x2 tab (650 mg Oral 0

Page 150: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

132

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

/ 7,6 meq)

Simvastatin

5-40 mg (max) / Clcr

< 10 mg : Do 5

mg/hari 1x5 mg Oral 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 1

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam 1x1 gr IV 0

Inj Metil

Prednisolon 10-40mg 1x25 mg IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

Ranitidine tab

Clcr < 50 : 150mg

tiap 24 jam 2x150 mg Oral 1

14 Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650 mg

/ 7,6 meq) Oral 0

V Block

3,125-6,25 mg 2x

sehari

(1x6,25 mg)

(½x6,25) Oral 0

Cipralex

10mg ; Clcr <20

butuh perhatian 1x½ (10mg) Oral 0

Vitazym 1-2 tab 3x sehari 1x1 tab Oral 0

Vit B12 50-100mcg 3x1 tab Oral 0

Ethambutanol

800-1600mg; Clcr

10-50 tiap 24-36

jam; Clcr <10 tiap 48

jam 1x1000 mg Oral 0

INH 300-900 mg 1x300 mg Oral 0

Rifampicyn 450-600 mg 1x450 mg Oral 0

PZA

1000-2000mg; Clcr

<50 12-20 mg/kg 1x1000 mg Oral 1

Inj Streptomycin

750mg-1 g; Clcr 10-

50 tiap 1-3 hari; Clcr

<10 72-96 jam 1x750 mg IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Inj Rindonpump

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 1x1 amp (20mg) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Furosemid 20-40 mg 2x2 (10mg/mL) IV 0

Inf Dopamin 5-15 mcg/kg 5-10 mcg IV 0

Cedocard 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Curcuma 1-2 tab 3x sehari 3x1 tab Oral 0

Cobazym 1-6 mg/ hari 3x1mg Oral 0

Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25 mg Oral 0

Inj

Dexamethasone 0,75-9 mg

4x1 amp

(0,5mg/mL) IV 0

Metycobal 3x1 kaps 3x1 kap Oral 0

Betaserk 8-16mg 3x sehari 2x12 mg Oral 0

Page 151: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

133

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

N Diatab

2x sehari setiap

buang air besar 4x2 Oral 0

Lacto B 1-2 kap 3x sehari 3x1 tab Oral 0

Inj Metronidazole

250-500 mg; Clcr

<10 (50 %) tiap 12

jam 2x1 (500 mg) IV 0

Prazotec 15-30 mg 1x30mg Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Alprazolam

0,5-4mg dosis

terbagi 1x0,25 mg Oral 0

15 Sistenol

325-650 mg tiap 4-6

jam 1x500 mg Oral 0

Inj Cefoperazone

2-4g tiap 12 jam,

infeksi berat 6-12 g

dosis terbagi 2x1 gr IV 0

Inj Gastrofer

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 1x20mg/mL IV 0

Inj Furosemid 20-40 mg 1x2 (10mg/mL) IV 0

Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 1x1 (10mg/mL) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 1x4 mg IV 0

Inj OMZ

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 1x40 mg/mL IV 0

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 3x1c Oral 0

Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3dosis

terbagi), max 16 g, 2x1 gr IV 0

Interpect 30mg 3x sehari 3x1 (30mg) Oral 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Simvastatin

40 mg (max) / Clcr <

10 mg : Do 5 mg/hari 1x10 mg Oral 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 1

Codipront

15-120mg; clcr 10-

50 75%; Clcr <10 50

% 3x30mg Oral 1

V Block

3,125-6,25 mg 2x

sehari 1x6,25 mg Oral 0

Inj Hemapo

50-100iu/kg 3x

seminggu, 1x 50 iun IV 0

Fujimin 3x2, maintain 3x1 3x2 tab Oral 0

Inj Furosemid 20-40 mg 2x2 (10mg/mL) IV 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

Lansoprazole 15-30 mg 2x15 mg Oral 0

Page 152: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

134

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Furosemid tab 20-80 mg 2x2 (40mg) Oral 0

16 Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3dosis

terbagi), max 16 g, 2x1 gr IV 0

Inj Metronidazole

250-500 mg; Clcr

<10 (50 %) tiap 12

jam 2x1 (500 mg) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Renatac

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (150mg) IV 0

PCT

325-650 mg tiap 4-6

jam 2x1 (500mg) Oral 0

Simarc 2-10mg 1x2 mg Oral 0

Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam 2x1 (500mg) Oral 0

Tomit drip

10-15mg 4x; Clcr<40

50%

2x1

(10mg/2mL) IV 1

Inj Ketorolac

10-40mg tiap 4-6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Neurosanbe

1 tab 2-3x, 1

amp/hari tab 5000 1

tab/hari 1x1 tab Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Clopidogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100 mg Oral 0

Lansoprazole 15-30 mg 2x15 mg Oral 0

Furosemid tab 20-80 mg 1x1 (40mg) Oral 0

Letonal

25-200 mg 1-2x;

Clcr 10-50 1-2x

sehari; Clcr<10 jauhi

pemakaian 1x25 mg Oral 0

Kalnex

25mg/kg 3-4x; Clcr

50-80 15mg/kg 2x;

Clcr 10-50 15mg/kg;

Clcr <10 15mg/kg 3x1 tab (250mg) Oral 1

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg 1x1 amp (4mg) IV 0

Inj Kalnex

10mg/kg 3-4x; Clcr

50-80 15 mg/kg 2x;

Clcr 10-50 25 %

10mg/kg ; Clcr<10

10% 10mg/kg 3x1 (50mg/mL) IV 1

17 Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25 mg Oral 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Inj Gastrofer

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 2x20mg/mL IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Kalmeco 3x1amp seminggu 1x1 IV 0

Page 153: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

135

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(500mcg/mL)

Largactil

30-800mg 1-4x dosis

terbagi, IV (25-50mg

1-4 jam) max 400

mg, Lansia 10-25mg

1-2x 1x12,5 mg Oral 0

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg 1x1 amp (4mg) IV 0

Mertigo 8-16mg 3x sehari 3x8 mg Oral 0

Frego 10mg 1x / 5mg 1x 1x10 mg Oral 0

Prazotec 15-30 mg 1x30mg Oral 0

18 Imdur 5-40 mg 2x½ (60 mg) Oral 0

Losartan

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 1x1 (50 mg) Oral 1

Spinorolactone

25-200 mg 1-2x;

Clcr 10-50 1-2x

sehari; Clcr<10 jauhi

pemakaian 2x2 (25mg) Oral 1

Hapsen

2,5-20mg, <Clcr 40

Do 25mg 1x½ (5 mg) Oral 0

Aminefront

infusiensi ginjal

kronik 4-8 kap

3x/hr,(laju

glomerulus 5-50

mL/mnt) 3x2 tab (25mg) Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

4x2 tab (650 mg

/ 7,6 meq) Oral 0

Inj Furosemid 20-40 mg

(2x2 amp) (2x1)

(2x2) IV 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Tensivask 2,5-10mg 1x5 mg Oral 0

Inj Gastrofer

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 2x20mg/mL IV 0

Farneuro 1 tab 2-3x 1x1 tab Oral 0

CaCO3

1000-1200 mg /hari

max 7000 mg; Clcr

<25 mungkin

dibutuhkan ad dosis

tergantung kadar Ca 3x1 tab (250mg) Oral 0

Clonidine

0,1-0,6mg; Clcr <10

mL 50% s/d 75% 2x½ (0,25mg) Oral 0

Acetensa

50-100 mg; Clcr <20

1x25 mg 2x½ (50 mg) Oral 1

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg 1x½ amp (4mg) IV 0

As. Folat 0,4-0,8 mg 1x2 (0,4mg) Oral 0

Falergi

5-10mg ;Clcr 11-

31/hemo 5mg

1x/hari;Clcr <11 (tdk

rekomen) 1x10 mg Oral 1

Ciprofoxacin

250-500mg ClCr 30-

50; ClCr <30 mL

500mg/hari; Clcr 5-

29 250-500mg tiap 2x500 mg Oral 0

Page 154: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

136

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

18 jam

Fujimin 3x2, maintain 3x1 3x2 tab Oral 0

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 1x15 ml Oral 0

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

19 Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650 mg

/ 7,6 meq) Oral 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

20 Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650 mg

/ 7,6 meq) Oral 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam 2x1 gr IV 0

Inj

Dexamethasone 0,75-9 mg 3x (0,5mg/mL) IV 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

Captopril

12,5-25mg 2-3x;

Clcr 10-50 75%; Clcr

<10 50% 1x12,5 Oral 0

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 3x2 c Oral 0

Alprazolam

0,5-4mg dosis

terbagi 1x0,25 mg Oral 0

Antasid tab

1-2 tab, 3-4x; Dapat

menurunkan fungsi

ginjal Clcr <30 3x2 tab Oral 1

Inj Furosemid 20-40 mg 1x1 (10mg/mL) IV 0

Inj Rindonpump

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 3x1 amp (20mg) IV 0

Prazotec 15-30 mg 2x30mg Oral 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 1

Cefixime

400mg max 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100mg Oral 0

21 Pladogrel 75-325 mg 1x75 mg Oral 0

PCT

325-650 mg tiap 4-6

jam 1x1 (500mg) Oral 0

Inj Bicnat 20-36 mEq (GGK)

1x 25 meq

(10meq/mL) IV 0

Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3dosis

terbagi), max 16 g, 2x1 gr IV 0

Page 155: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

137

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Inj Gastrofer

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya)

2x1 3x1

(20mg/mL) IV 0

Cedocard 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650 mg

/ 7,6 meq) Oral 0

Miozidin

1tab pagi dan sore,

Perhatian untuk

pasien Clcr <15 2x1 tab Oral 0

Dexiclaf forte

250-500mg 4x / 500-

875mg 2x; Clcr 10-

30 250-500mg 2x;

Clcr <10 250-500mg

1x 3x1 (250mg) Oral 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 1x8 mg IV 0

Inj Ketorolac

15-60mg SD tiap 6

jam 3x1 (10mg/mL) IV 0

Inj

Dexamethasone 0,75-9 mg

1x½ amp 1x1

amp

(0,5mg/mL) IV 0

Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam 3x1 (500mg) Oral 0

Digoxin

0,75-1,5 mg; Clcr

10-50 (25-75%) tiap

36 jam; Clcr <10

(10-25%) tiap 2hari 1x½ (0,25 mg) Oral 0

Inj Fluxum 0,3-0,6 mL 1x0,6 mg IV 0

Inpepsa Syr

1-2g/10 mL, beresiko

untuk pasien Clcr

<30

4x15 cc

(100mg/mL) Oral 1

Inj Sysmuco 1 tab 3x/ 1amp 3x 3x1 amp IV 0

Vit K 2,5 mg -10 mg 3x1 (2,5mg) Oral 0

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg 1x1 amp (4mg) IV 0

Protamin Sulfat 25-50mg

1x ½ amp

(25mg) IV 0

Kalnex

25mg/kg 3-4x; Clcr

50-80 15mg/kg 2x;

Clcr 10-50 15mg/kg;

Clcr <10 15mg/kg 3x2 tab (250mg) Oral 1

Inj Citicolin

stadium akut 250-

500mg 1-2x/hr.

kronik 100-300 mg

1-2x/hr 1x500 mg IV 0

22 PZA

1000-2000mg; Clcr

<50 12-20 mg/kg

atau hindari

1x2 (saat HD)

1000 mg Oral 1

Ethambutanol

800-1600mg; Clcr

10-50 tiap 24-36

jam; Clcr <10 tiap 48

jam

1x2 (saat HD)

(400mg) Oral 0

INH 300-900 mg 1x300mg Oral 0

Rifampicyn 450-600 mg 1x1 (600 mg) Oral 0

Page 156: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

138

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nifedipin

10-30mg 3x (120-

180max) 3x½ (20mg) Oral 0

Atrovastatin 10-80mg 1x10mg Oral 0

Interpect 30mg 3x sehari 3x1 (30mg) Oral 0

Farneuro 1 tab 2-3x 1x1 tab Oral 0

Glikuidon 15-45 mg 2x½ (30 mg) Oral 0

Inj Gastrofer

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 2x20mg/mL IV 0

Inj Meropenem

Clcr 26-50 mL 1g

;Clcr 10-25 mL

500mg 2x; Clcr <10

mL 500mg 1x 2x1 gr IV 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x2 tab (650 mg

/ 7,6 meq) Oral 0

Cedocard 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Alprazolam

0,5-4mg dosis

terbagi 2x0,5 mg Oral 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Esilgan 0,5-2mg 1x2 mg IV 0

Ventonil

2-4mg 3-4x (32mg

max) 2x1 (20mg) Oral 0

Kidmin

200mL/hari atau

400mL/hari 2x1 (200mL) IV 0

Neurosanbe

1 tab 2-3x, 1

amp/hari tab 5000 1

tab/hari 1x1 amp IV 0

Selebrex 200-400mg 1x200 mg Oral 0

Hibone

1-2 kap sehari 1000-

1200mg; Clcr<25

mungkin dibutuhkan

tergantung kadar

serum Ca 2x1 (600 mg) Oral 0

ISDN 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

23 ISDN 5-40 mg 3x5 mg Oral 0

Aminefront

infusiensi ginjal

kronik 4-8 kap

3x/hr,(laju

glomerulus 5-50

mL/mnt) 3x2 (25mg) Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

2x1 tab (650 mg

/ 7,6 meq) Oral 0

Thrombo aspillet

1x sehari 1-2 tab 50-

325mg/hari; Clcr<10

hindari pemakaian 1x2 tab (80mg) Oral 1

Inj Lasix 20-40 mg

2x2 amp

(10mg/mL) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x4 mg IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Betahistin 8-16mg 3x sehari 2x8mg Oral 0

Page 157: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

139

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Laxadine syr

1-2sendok makan 1x

pada malam hari 2x1c Oral 0

Antasid tab

1-2 tab, 3-4x; Dapat

menurunkan fungsi

ginjal pada pasien

Clcr <30 3x2 tab Oral 1

Farsic 20-40 mg 2x1 (10mg) Oral 0

Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg Oral 0

24 Persantin 75-100mg 4x/hari 2x25 mg Oral 0

Inbion 1-2 kap 1x1 kap Oral 0

As. Folat 0,4-0,8 mg 1x2 (0,4mg) Oral 0

Clonidine

0,1-0,6mg; Clcr <10

mL 50% s/d 75% 2x½ (0,25mg) Oral 0

Captopril

12,5-25mg 2-3x;

Clcr 10-50 75%; Clcr

<10 50% 2x12,5 mg Oral 1

Inj Kalmetasone 0,75-9 mg 1x1 amp (4mg) IV 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 2x8 mg IV 0

Vometa

10-20 mg 3x sehari,

GGK kurangi dosis

menjadi 10-20mg 1-

2x 3x10 mg Oral 1

25 ISDN 5-40 mg 3x10 mg Oral 0

Clonidine

0,1-0,6mg; Clcr <10

mL 50% s/d 75% 2x½ (0,25mg) Oral 0

Bicnat 20-36 mEq (GGK)

4x2 tab (650 mg

/ 7,6 meq) Oral 0

Amlodipine 2,5-10mg 1x10 mg Oral 0

Inj Ranitidin

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x1 (50 mg/mL) IV 0

Inj Ceftriaxone 1-2 g tiap 12-24 jam 1x1 gr IV 0

Inj Furosemid 20-40 mg 2x2 (10mg/mL) IV 0

Inj Bicnat 20-36 mEq (GGK)

1x50 meq

(10meq/mL) IV 0

26 Inj Ondansentron

8 mg 1-2 jam tiap

sebelum makan 1x4 mg IV 0

Inj Farmadol

325-650 mg tiap 4-6

jam

1x1 amp

(500mg) IV 0

Inj Omeprazole

20-40 mg

(tergantung penyakit

peptiknya) 2x20 mg IV 0

Renatac

Clcr < 50 : 50mg tiap

18-24 jam 2x50 mg Oral 0

Inj Stabixin

2-4 g/hr dalam 2

dosis terbagi, infeksi

berat 8g/hr (2dosis

terbagi), 12 g (3

dosis terbagi), max

16 g, 2x1 gr IV 0

Citicolin stadium akut 250- 2x500 mg Oral 0

Page 158: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

140

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

500mg 1-2x/hr.

kronik 100-300 mg

1-2x/hr

Kalmeco

500-1500 mcg 3x

seminggu 2x1 (500mcg) Oral 0

Neurobion

1 amp perhari/ 1 tab

perhari 1x1 amp (3mL) IV 0

Cefixime

400mg 12/24

jam;Clcr 21-60 75 %

;Clcr <20 50% 2x100mg Oral 0

Ranitidine tab

Clcr < 50 : 150mg

tiap 24 jam 2x150 mg Oral 1

Inj Kalmeco 3x1amp seminggu

2x1

(500mcg/mL) IV 0

(Keterangan : Tulisan Italic adalah Obat yang berpengaruh pada fungsi ginjal)

Page 159: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

141

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6 Evaluasi Interaksi Obat yang Tidak Tepat Dosis

No

Pasien

Obat Terapi Pasien

(Yang Tidak Tepat

Dosis)

Penilaian

Evaluasi

IO

IO Mekanisme Interaksi Obat

1 ISDN

Pladogrel

Simvastatin

Inj Ondansentron

Inj Rindonpump

Inj Ranitidin

Inj Furosemid

Fujimin

Bicnat

Inj Ceftriaxone

Cataflam

Sanmol

OMZ

Inj Kalmetasone

Octalbin

Lansoprazole

Vometa

Cefixime

0

2 N Diatab

Acetensa

Cobazym

Lacidofil

Inj Ondansentron

Inj Gastrofer

Inj Metronidazole

Inj Cefotaxim

Vometa

Prazotec

Sulcolon

0

3 Curcuma

Estazor

Alprazolam

Clopidogrel

Cilostazol

Heptasan

Inj Gastrofer

Inj Ondansentron

Inj Ceftriaxone

Farmadol

Inj Vit C

Hydrea

Simarc

Falergi

Laxadine syr

Cetirizine

Minophagen

CTM

Novorapid

Thrombo aspillet

Cefixime

Prazotec

Inf Octalbin

0

Page 160: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

142

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Vometa

4 Fastolyn Syr

Farmadol

Vectrin syr

Inj Ondansentron

Onetic

Invomit

Renatac

Levofloxacin

Falergi

Inf Lantus

Mertrix

Novorapid

ISDN

Angiosten

Digoxin

Pladogrel

Letonal

Inf Lanoxin

Furosemid tab'

Vometa

Lansoprazole

0

5 Inj Ketorolac

Inj Stabixin

Rindonpump

Profenid

Cefixime

Lansoprazole

1 Profenid +

ketorolac

Keduanya

meningkatkan

toksisitas secara

sinergisme

farmakodinamik

(major)

Akan meningkatkan

antikoagulan & kadar

(K). (moderate)

Ketoprofen

meningkatkan efek

ketorolac dengan

asidosis kompetisi

obat untuk klirens

ginjal (minor)

6 Inj Ketorolac

Inj Ondansentron

Inj Elpicef

Pantoprazol

Cobazym

Inpepsa

Inj Torasic

ISDN

Bisoprolol

Pladogrel

Inj Ceftriaxone

Inj Torasic

Inj Pantoprazol

Acetensa

Cefixime

OMZ

Glucotica

Laxadine syr

0

Page 161: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

143

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7 Ciprofoxacin

Prazotec

Vometa

Curcuma

Inj Ranitidin

Inj Ondansentron

Inj Ketorolac

Acetensa

Glucotica

Digoxin

Pectocyl

Glikuidon

Clopidogrel

Cobazym

V Block

Spinorolactone

Persantin

Furosemid tab'

Falergi

Inj Gastrofer

Inpepsa

0

8 Aminefront

Bicnat

Amlodipine

Novorapid

Inj Lasix

0

9 Inj Meropenem

Inj Metronidazole

Inj Ondansentron

Inj Rindonpump

Simvastatin

Acetensa

Nonflamin

Pladogrel

Inbion

ISDN

Novorapid

Inf Kalnex

Inf Vit K

Farmadol

Vit C

Furosemid tab

Interpect

Inf Furosemid

Cefixime

Vometa

Prazotec

1 Meronidazole +

Acetensa

Acetensa +

Furosemide

Metronidazole

meningkatkan kadar /

efek losartan dengan

mempengaruhi

metabolisme hati

CYP2C9/10. (Moderat)

Losartan meningkatkan

dan furosemid

menurunkan serum K.

(Moderat)

10 Losartan

Mertrix

Glucotica

PCT

Persantin

Inj Ranitidin

Inj Ondansentron

Inj Ceftazidim

Inj Rindonpump

Acetensa

Letonal

1 Losartan +

Spironolactone

Losartan +

Furosemide

Losartan dan

spironolactone keduanya

meningkatkan serum K

(Moderat)

Losartan meningkat dan

furosemid menurunkan

serum K. (Moderat)

Page 162: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

144

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Furosemid tab

Clonidine

Amlodipine

Aminefront

Vometa

Cefixime

Prazotec

11 Acetensa

Pladogrel

Simvastatin

Persantin

Bicnat

Aminefront

Interpect

Inj Stabixin

Inj OMZ

Inj Furosemid

Inj Gastrofer

Cedocard

Novorapid

CaCO3

V Block

Furosemid tab

Tensivask

Cefixime

1 Acetensa + Vblock Mekanisme sinergisme

farmakodinamik

(Modedrat)

12 Persantin

Theobrom syr

Cedocard

Cordaron

Inj Faslev

Inj Gastrofer

Inj Kalmeco

Inj Fluxum

Citicolin

Tensivask

Levofloxacin

Novorapid

1 Levofloxacin +

Novorapid

Levofloxacin

meningkatkan efek

novorapid dengan

sinergisme

farmakodinamik

(moderat)

13 ISDN

Pladogrel

Tensivask

Bicnat

Simvastatin

Acetensa

Inj Ceftriaxone

Inj Metil Prednisolon

Inj Ranitidin

Cefixime

Ranitidine tab

0

14 Bicnat

V Block

Cipralex

Vitazym

Vit B12

Ethambutanol

INH

Rifampicyn

PZA

Inj Streptomycin

1 PZA + Rifampycin

INH + PZA

Rifampin dan PZA

keduanya meningkatkan

toksisitasnya satu sama

lain dengan sinergisme

farmakodinamik (Major)

INH dan PZA keduanya

meningkatkan toksisitas

satu sama lain dengan

sinergisme

farmakodinamik (mild)

Page 163: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

145

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Inj Ranitidin

Inj Rindonpump

Inj Ondansentron

Inj Furosemid

Inf Dopamin

Cedocard

Curcuma

Octalbin

Cobazym

Persantin

Inj Dexamethasone

Metycobal

Betaserk

N Diatab

Lacto B

Inj Metronidazole

Prazotec

Pladogrel

Alprazolam

15 Sistenol

Inj Cefoperazone

Inj Gastrofer

Octalbin

Inj Furosemid

Inj Ketorolac

Inj Ondansentron

Inj OMZ

Laxadine syr

Inj Stabixin

Interpect

ISDN

Pladogrel

Simvastatin

Acetensa

Codipront

V Block

Inj Hemapo

Fujimin

Inj Furosemid

Cefixime

Lansoprazole

Furosemid tab

1 Acetensa + Vblock

Acetensa +

Furosemide

Mekanisme sinergisme

farmakodinamik

(Modedrat)

Losartan meningkatkan

dan furosemide

menurunkan serum K

(moderat)

16 Inj Stabixin

Inj Metronidazole

Inj Ondansentron

Inj Renatac

PCT

Simarc

Farmadol

Tomit drip

Inj Ketorolac

Neurosanbe

Pladogrel

Clopidogrel

Cefixime

Lansoprazole

Furosemid tab

Letonal

0

Page 164: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

146

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kalnex

Inj Kalmetasone

Inj Kalnex

17 Persantin

ISDN

Inj Gastrofer

Inj Ondansentron

Inj Kalmeco

Largactil

Inj Kalmetasone

Mertigo

Frego

Prazotec

0

18 Imdur

Losartan

Spinorolactone

Hapsen

Aminefront

Bicnat

Inj Furosemid

Pladogrel

Tensivask

Inj Gastrofer

Farneuro

CaCO3

Clonidine

Acetensa

Inj Kalmetasone

As. Folat

Falergi

Ciprofoxacin

Fujimin

Laxadine syr

Albumin

Octalbin

Prazotec

1 Spironolactone +

Furosemid

Losartan +

bisoprolol

Bisoprolol +

spironolactone

Losartan +

Spironolactone

Spironolactone +

CaCO3

Spironolactone

meningkatkan dan

furosemide menurunkan

serum K (moderat)

Bisoprolol dan losartan

terjadi mekanisme

sinergisme

farmakodinamik

(moderat)

Bisoprolol dan

spironolactone keduanya

meningkatkan serum K

(moderat)

Losartan dan

spironolactone keduanya

meningkatkan serum K

(moderat)

Spironolactone

menurunkan kadar

CaCO3 dengan

meningkatkan klirens

ginjal (minor)

19 Bicnat

Inj Ranitidin

0

20 Bicnat

Inj Ondansentron

Inj Ketorolac

Inj Ranitidin

Inj Ceftriaxone

Inj Dexamethasone

ISDN

Pladogrel

Captopril

Laxadine syr

Alprazolam

Antasid tab

Inj Furosemid

Inj Rindonpump

Prazotec

Vometa

Cefixime

1 Captopril +

Ketorolac

Captopril +

Furosemide

Ketorolac +

Captopril

Ketorolac +

Furosemide

Dexamethasone +

furosemide

Captopril dan ketorolac

keduanya meningkatkan

toksisitasnya satu sama

lain. Dapat menurunkan

fungsi ginjal secara

partikular pada lansia atau

habis secara volume

individual (moderat)

Captopril dan furosemide

mekanisme sinergisme

farmakodinamik,

resikonya dapat terjadi

akut hipotensi dan ggk

(moderat)

Ketorolac menurunkan

efek captopril dengan

antagonis

farmakodinamik, interaksi

yang berpotensi

Page 165: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

147

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berbahaya (moderat)

Ketorolac meningkatn

dan furosemide

menurunkan serum K

(moderat)

Dexa dan furosemide

terjadi mekanisme

sinergisme

farmakodinamik, berisiko

hipokalemia (minor)

21 Pladogrel

PCT

Inj Bicnat

Inj Stabixin

Inj Gastrofer

Cedocard

ISDN

Bicnat

Miozidin

Dexiclaf forte

Inj Ondansentron

Inj Ketorolac

Inj Dexamethasone

Farmadol

Digoxin

Inj Fluxum

Inpepsa Syr

Inj Sysmuco

Vit K

Inj Kalmetasone

Protamin Sulfat

Kalnex

Inj Citicolin

0

22 PZA

Ethambutanol

INH

Rifampicyn

Nifedipin

Atrovastatin

Interpect

Farneuro

Glikuidon

Inj Gastrofer

Inj Meropenem

Bicnat

Cedocard

Alprazolam

Inj Ondansentron

Esilgan

Ventonil

Kidmin

Neurosanbe

Selebrex

Hibone

ISDN

0

23 ISDN

Aminefront

Bicnat

1 Thrombo

aspillet +

furosemide

Aspirin menigkatkan

dan furosemid

mengurangi serum

Page 166: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA EVALUASI DRUG …

148

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Thrombo aspillet

Inj Lasix

Inj Ondansentron

Inj Ranitidin

Betahistin

Laxadine syr

Antasid tab

Farsic

Ondansentron

(K). Efek masih

kurang jelas gunakan

hati-hati. (moderat)

24 Persantin

Inbion

As. Folat

Clonidine

Captopril

Inj Kalmetasone

Inj Ranitidin

Inj Ondansentron

Vometa

0

25 ISDN

Clonidine

Bicnat

Amlodipine

Inj Ranitidin

Inj Ceftriaxone

Inj Furosemid

Inj Bicnat

0

26 Inj Ondansentron

Inj Farmadol

Inj Omeprazole

Renatac

Inj Stabixin

Citicolin

Kalmeco

Neurobion

Cefixime

Ranitidine tab

Inj Kalmeco

0