Udah Pembagian Mekanisme Ego
Transcript of Udah Pembagian Mekanisme Ego
a. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Pertahanan Narsistik
1. Projective Identification
Defense mechanism ini jarang ditemui pada kepribadian yang cukup
matang. Mekanisme ini akan lebih sering ditemukan dalam kepribadian yang sangat
terganggu, misalnya pada pasien skizofrenia.
2. Primitive Idealization
Mekanisme ini dilakukan untuk mempertahankan harga diri mendasarnya
(basic self-esteem) ketika mengalami ancaman. Hal ini dilakukan dengan
mengidealisasikan orang lain dan kemudian mengembangkan kesatuan dengan
orang tersebut. Orang yang diidealisasikan akan dipandang sepenuhnya memiliki
nilai - nilai positif dan tidak memiliki nilai - nilai negatif sama sekali. Fantasi
kesatuan dengan orang tersebut akan membantu menambal harga diri yang terluka.
Contoh: seseorang perempuan yang semasa keciln ya tidak pernah mendapat kasih
sayang dari orangtua, kemudian mengidealisasikan suaminya. Suaminya dianggap
sangat sempurna walaupun kenyataannya sangat kontras dengan idealisasinya
tersebut.
3. Penyangkalan :
Penghindaran penyadaran aspek yang menyakitkan dari kenyataan dengan
menghilangkan data sensoris. Represi rnenahan afek dan dorongan yang dihasilkan-
nya. tetapi penyangkalan menghilangkan kenyataan eksternal. Penyangkalan dapat
digunakan pada keadaan normal maupun patoiogis.
4. Distorsi :
Kenyataan eksternal dibentuk kembail secara kasar untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan internal - termasuk keyakinan megalomanik yang tidak realistis. halusinasi
waham pemenuhan harapan—dan digunakan untuk mempertahankan perasaan
superior atau hak yang bersifat waham.
5. Proyeksi :
Impuls internal yang tidak dapat diterima dan yang dihasilkannya adalah
dirasakan dan ditanggapi seakan-akan berasal dari luar diri. Pada tingkat psikotik hal
ini mengambil bentuk waham yang jelas tentang kenyataan eksternal, biasanya
waham kejar, dan termasuk per-sepsi perasaan diri sendin dalam orang lain dan
tindakan selanjutnya terhadap persepsi ( paham paranoidpsikotik )
6. Pembelahan :
Objek eksternaldi bagi menjadi “baik”, dan “jahat, disertaiolueh
pergeseran suatu objek yang tiba-tiba dari satu kategori ekstren pada kategori
lainnya. Pembalikan perasaan yang tiba-tiba dan lengkap konseptualisasi tentang
seseorang mungkin terjadi. Osilasi berulang yang ekstrem antara konsep dari
yang bertentangan adalah manifestasi lain dari mekanisme.
b. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Tidak Matang (Immature)
1. Memerankan
Orang mengungkapkan harapan atau impuls bawah sadar dengan
memerankannya untuk menghindari menjadi disadari dari afek yang menyertai.
Khayalan bawah sadar dihidupkan secara impulsif dalam perilaku, dengan
demikian memuaskan impuls, bukannya melarang impuls. Memerankan merupakan
pengalahan kronis pada impuls untuk menghindari ketegangan yang akan terjadi
dari penundaan pengungkapan.
2. Penghambatan
Inhibisi sementara atau transien dari pikiran terjadi pada penghambatan
(blocking). Afek dan impuls mungkin juga terlibat. Penghambatan sangat
menyerupai represi tetapi berbeda dimana ketegangan timbul jika impuls, afek, atau
pikiran dihalangi.
3. Hipokondriasis
Celaan yang timbul dari kehilangan, Kesepian, atau impuls agresif yang
tidak dapat diterima kepada orang lain adalah diubah menjadi celaan terhadap diri
sendiri dan keluhan nyeri, penyakit somatic, dan neurasthenia. Semua penyakit
diperberat atau ditekankan secara berlebihan untuk mendapatkan penghindaran dan
regresi. Pada hipokondriasis tanggung jawab dapat dihindari, rasa bersalah dapat
dielakkan, dan impuls instingtual dapat ditangkis, karena introyreksi hipokondriakal
adalah bertentangan dengan ego, orang yang terkena mengalami disforia dan
penderitaan.
4. Proyeksi
Proyeksi merupakan mekanisme di mana seseorang secara psikis menolak
dan mengeluarkan bagian diri yang tidak dikehendakinya. Bagian yang tidak
dikehendaki ini tampil pada orang lain. O rang yang melakukan proyeksi tidak
dapat mengenali tampilan yang dilihatnya pada orang lain sebagai bagian dari
dirinya. Contoh: seseorang yang tidak mengenal hasrat seksual yang bergejolak
dalam dirinya akan melihat kebanyakan orang lain berpikir dan bertingkah laku
porno.
5. Introyeksi
Mekanisme ini dilakukan dengan cara mengambil alih suatu ciri
kepribadian yang ditemukannya pada orang lain. Hal ini menyebabkan terjadinya
perubahan struktur kepribadian pada orang yang bersangkutan.
Contoh: dalam beberapa organisasi tertentu, senior seri ng memberikan tekanan
psikis yang sangat berat kepada anggota baru. Dalam kondisi stress berat, anggota
baru tersebut akan lebih mudah mengintroyeksikan tindakan seniornya ini. Untuk
perlindungan diri, para anggota baru tersebut mengubah salah satu struktur
kepribadiannya, serupa dengan senior yang menyiksanya.
6. Regresi
Regresi artinya mundur secara mental dari suatu tahap perkembangan. Hal
ini dilakukan karena seseorang tidak sanggup atau mengalami kesulitan untuk maju
ke tahap perkembangan selanjutnya.
Misalnya: seorang bapak paruh baya yang tidak merasa dengan dirinya yang
semakin tua, kembali ke fase phallic. Sehingga ia akan menunjukkan kegenitan
dan seductiveness.
7. Khayalan skizoid :
Melalui khayalan, orang menuruti kemunduran autistik untuk memecahkan
konflik dan mendapatkan pemuasan. Keintiman interpersonal dihindari, dan
eksentrisitas ber-peran untuk menolak orang lain. Orang tidak sepe-nuhnya percaya
pada khayalan atau ingin memerankannya.
c. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Matang(Mature)
1. Sublimasi
Sublimasi adalah mekanisme yang mengubah atau mentrasformasikan
dorongan - dorongan primitif, baik dorongan seksual dan agresi, menjadi dorongan
yang sesuai dengan norma dan budaya yang berlaku di realitas eksternal. Misalnya:
dorongan seksual diubah menjadi dorongan kreatif untuk menghasilkan karya seni;
dorongan agresi diubah menjadi daya juang untuk mencapai suatu tujuan.
2. Altruisme
Orang menjalani pengalaman yang dilakukan untuk orang lain dengan cara
yang konstruktif dan secara instingtual memuaskan orang lain. Altruisme dibedakan
dari penyerah altruistic (altruistic surrender), dimana penyerah dari pemuasan
langsung atau dari kebutuhan ingstingtual terjadi untuk memenuhi kebutuhan orang
lain dengan merugikan diri sendiri dan di mana kepuasan dapat dinikmati hanya
melalui introyeksi yang dilakukan untuk orang lain.
3. Supresi
Supresi merupakan satu - satunya mekanisme pertahana n ego yang
dilakukan secara sadar. Supresi merupakan upaya peredaman kembali suatu
dorongan libidinal (dorongan Id) yang berpotensi konflik dengan realitas eksternal.
Peredaman dorongan ini dianggap telah melalui suatu pertimbangan rasional.
Contoh: salah seorang teman Anto menyinggung dan membangkitkan amarah dan
dorongan agresinya. Namun, Anto meredam kembali dorongan untuk bertindak
agresi secara impulsif karena akan mengakibatkan dampak yang serius pada relasi
saya dengannya. Kemudian, Anto memilih un tuk mengungkapkan perasaan secara
asertif di waktu yang lebih tepat.
4. Humor
Melalui humor, seseorang dapat mengubah penghayatan akan suatu
peristiwa yang tidak menyenangkan menjadi menyenangkan. Humor juga dapat
berfungsi menyalurkan agresivitas tanpa be rsifat destruktif. Misalnya:
menertawakan diri sendiri ketika apa yang dikehendaki tidak tercapai.
5. Antisipasi
Antisipasi realistis atau perencanaan untuk masa depan adanya
ketidaknyamanan dalam diri berarti peren-ca-naan yang cermat atau antisipasi
afektif yang menghawatirkan atau prematur tetapi realistis adanya kejadian
menakutkan dan kemungkinan hasil yang mengecewakan.
6. Pertapaan
Efek yang menyenangkan dari pengalaman dihilangkan . terdapat elemen
moral dalam menentukan nilai kesenangan tertentu. Pemuasan didapatkan dari
penolakan , dan pertapaan diarahkan menentang semua kesenangan dasar yang
dirasakan secara sadar.
d. Mekanisme Pertahanan Ego yang Tergolong Pertahanan Neurotik
1. Pengendalian :
Terdapat usana beriebihan untuk menangani atau mengatur penstiwa atau
objek dalam lingkungan untuk menekan kecemasan dan untuk memecahkan konflik
dalam diri.
2. Pengalihan :
Suatu emosi atau dorongan katheksis dari gagasan atau objek adalah
diomdahkan kepada orang lain yang menyerupai asiinya dalam aspek atau
kualitasnya. Pengalihan memungkinkan perwakilan sirnbolik gagasan, atau ob|ek asli
dsngan cara yang kurang katheksis atau yang menimbulkan lebih sedikit
ketegangan diban-dingkan aslinya.
3. Dososiasi :
Modifikasi sementara tetapi drastis dari karakter seseorang atau identitas
pribadi seseorang yang terjadi untuk menghindan Ketegangan emosional. Keadaan
fuga dan reaksi konversi histeris adalah manifestasi yang sering dan disosiasi.
Disosiasi juga ditemukan pada penlaku fobik-balik (counterphobic), gangguan
identitas disosiatif. pemakaian perangsang farmako logis, dan kegembiraan
religius.
4. Eksternalisasi :
Istilah umum yang lebih sering dibandingkan proyeksi.eksternaiisasi
dimaKsudkan sebagai kecenderungan untuk merasaKan kepribadian sendiri,
termasuk impuls instingtual. konflik. mood, sikap. dan gaya berpikir, pada dunia
iuar dan pada eiemen objek luar.
5. Inhibisasi :
Dalam inhibisi. pembatasan atau penolakan fungsi ego terjadi secara
disadan. sendirian atau berkombinasi, untuk menghilangkan kecemasan yang
ditimbulkan konflik dengan impuls instingtual, superego, atau kekuatan atau
tokon daiam lingkungan.
6. Intelektualisasi :
Sangat mirip dengan rasionalisasi, intelektualisasi adalah pemakaian
berilebihan proses intelektual untuk menghindan ekspresi atau pengalaman afektif.
Tekanan yang tidak semestinya dipusatkan pada benda mati untuk menghindari
Keintiman dengan orang, perhatian.
7. Rasionalisasi :
Penjelasan rasionalisasi ditawarkan oleh orang untuk membenarkan sikap,
keyakinan. atau perilaku yang tidak dapat diterima. Motif yang mendasari
biasanya ditentukan tentukan secara instingtual.
8. Pembentukan reaksi :
Impuls yang tidak dapat diterima diubah menjadi kebalikannya Pembentukan
reaksi karakteristik dari neurosis obsesional, tetapi dapat terjadi pada bentuk neurosis
lainnya. Jika mekanisme sering digunakan pada stadium perkembangan ego yang
awal, ia dapat menjadi sifat karakter secara permanen, seperti pada karakter
obsesional.
9. Seksualisasi :
Suatu objek atau fungsi ditempel dengan kepentingan seksual yang tidak
dimiliki sebelumnya atau yang dimilikinya dengan derajat lebih kecil untuk
menangkis kecemasan yang berhubungan dengan impuls atau turunannya yang
dilarang.
10. Isolasi
Isolasi merupakan suatu cara untuk meredam suatu aspek yang dianggap
paling berbahaya. Akibatnya, kepribadian menghayati pengalaman tersebut secara
parsial tidak utuh. Seorang yang harmonis dengan realitas eksternal dapat
menghayati pengalaman hidupnya secara utuh. Keutuhan itu dapat dilihat dari
aspek kognitif (pikiran), afektif (perasaan) dan konatif (tingkah laku). Misalnya:
ketika seorang mendapat bonus gaji, orang tersebut akan memikirkan hal - hal yang
menyenangkan. Perasaan akan gembira dan wajahnya berseri- seri pada hari itu.
Pada orang yang melakukan isolasi, contoh: seseorang yang tidak sanggup
menerima kenyataan bahwa orang yang paling dikasihinya meninggal tidak merasa
sedih dan tidak menunjukkan kesedihan. Yang ada hanyalah perasaan hampa.
Sesungguhnya kesedihan yang dialami orang tersebut sangat besar, lebih besar dari
yang sanggup ditanggungnya sehingga ia memendamnya. Hal ini tidak sehat karena
akan mengganggu kepribadian di masa yang akan datang.
11. Represi
Represi adalah upaya meredam suatu dorongan libidinal yang berpotensi
konflik dengan realitas eksternal. Yang membedakannya dengan supresi adalah
represi dilakukan tanpa membiarkannya sadar terlebih dahulu. Oleh karena
dorongan yang diredam ini tidak melalui kesadaran, orang yang bersangkutan tidak
mungkin mengolahnya secara rasional.
Contoh: seseorang yang kurang asertif mungkin akan lebih sering mengggunakan
represi untuk meredam kemarahan dan agresivitanya ketika ia tidak berani menolak
hal- hal yang tidak disukainya. Dari luar kelihatan sabar, tetapi diketidaksadarannya
dipenuhi gejolak amarah.
Dibutuhkan energi psikis yang lebih besar untuk melakukan represi
dibandingkan dengan supresi. Hal ini dapat menyebabkan kepribadian melemah.
Saat kepribadian semakin lemah, represi yang dilakukan semakin tidak efektif.
Dorongan yang hen dak diredam seringkali lolos dengan berbagai cara. Misalnya:
fenomaslip of the tongue , yaitu ketika suatu ucapan yang netral menjadi agresif
ataupun porno. Fenomena latah juga termasuk di dalamnya. Orang yang sungguh -
sungguh latah akan mengucapkan kata - kata porno saat ia latah.