uas dialek.docx

11
Ma’am and Sir: Mode Mitigasi dan Kesantunan di Daerah Amerika Bagian Selatan Pendahuluan Tingkah laku masyarakat dalam situasi tertentu sebagian besar dipengaruhi oleh kebudayaannya. Sesuatu yang dikerjakan oleh suatu masyarakat pada situasi tertentu dalam kebudayaan tertentu mungkin berbeda dengan yang dikerjakan oleh masyarakat dari kebudayaan lainnya. Faktor kebudayaan ini pun ikut mempengaruhi makna ujaran yang digunakan. Perbedaan bahasa suatu bangsa juga tidak terlepas dari budaya yang dimiliki oleh masyarakatnya; dengan kata lain, sikap berbahasa suatu masyarakat menunjukkan pula bagaimana budaya masyarakat pengguna bahasa tersebut. Pada daerah Amerika bagian selatan ditemukan tingginya kecenderungan masyarakatnya untuk tidak menggunakan Ma’am dan Sir dan Yes/No Ma’am dan Yes/No Sir, hal ini karena tidak terdapat pada norma-norma dan nilai-nilai kesantunan di daerah tersebut. Dalam tingkat kesantunan yang diungkapkan oleh Brown dan Levinson (1987), ada tiga jenis penentu tingkat kesantunan, yaitu a. Jarak sosial antara penutur dan petutur (social distance between speaker and 1

Transcript of uas dialek.docx

Page 1: uas dialek.docx

Ma’am and Sir: Mode Mitigasi dan Kesantunan di Daerah

Amerika Bagian Selatan

Pendahuluan

Tingkah laku masyarakat dalam situasi tertentu sebagian besar dipengaruhi oleh

kebudayaannya. Sesuatu yang dikerjakan oleh suatu masyarakat pada situasi

tertentu dalam kebudayaan tertentu mungkin berbeda dengan yang dikerjakan

oleh masyarakat dari kebudayaan lainnya. Faktor kebudayaan ini pun ikut

mempengaruhi makna ujaran yang digunakan.

Perbedaan bahasa suatu bangsa juga tidak terlepas dari budaya yang dimiliki

oleh masyarakatnya; dengan kata lain, sikap berbahasa suatu masyarakat

menunjukkan pula bagaimana budaya masyarakat pengguna bahasa tersebut.

Pada daerah Amerika bagian selatan ditemukan tingginya kecenderungan

masyarakatnya untuk tidak menggunakan Ma’am dan Sir dan Yes/No Ma’am

dan Yes/No Sir, hal ini karena tidak terdapat pada norma-norma dan nilai-nilai

kesantunan di daerah tersebut.

Dalam tingkat kesantunan yang diungkapkan oleh Brown dan Levinson (1987),

ada tiga jenis penentu tingkat kesantunan, yaitu

a. Jarak sosial antara penutur dan petutur (social distance between speaker and

hearer);

b. Kekuasaan relatif antara penutur dan petutur (the speaker and hearer relative

power);

c. Tingkat imposisi (the degree imposition associated with the required of goods

or services).

Semakin tidak langsung sebuah tindak tutur diucapkan, maka penutur itu

dianggap semakin sopan atau memiliki tingkat kesopanan yang tinggi.

Kebanyakan penutur lebih memilih memberi alasan dan penjelasan kepada

1

Page 2: uas dialek.docx

orang yang menyuruh atau orang yang meminta daripada langsung mengatakan

“tidak”. Menurut Yule (1996:63) mitigasi adalah cara pelunakan dalam meminta

sesuatu kepada lawan tutur contohnya seperti penggunaan kata ‘please’ dan

‘would you’. Contoh kalimatnya “Could you perhaps close the window?”

Dalam tulisan ini akan dikaji tentang penelitian penggunaan mode mitigasi dan

kesantunan istilah Ma’am dan Sir dan Yes/No Ma’am dan Yes/No Sir pada

daerah Amerika bagian selatan pada tulisan Martin K.L Ching “Ma’am and Sir:

Modes of Mitigation and Politeness in the Southern United States” yang diedit

oleh Alan R. Thomas (1988) dan beberapa sumber pendukung lainnya.

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Siapa yang menggunakan Ma’am dan Sir dan Yes/No Ma’am dan

Yes/No Sir?

2. Pada situasi apakah penggunaan mode mitigasi dan kesantunan pada

daerah Amerika bagian selatan?

3. Bagaimana cara penginterpretasian data?

2

Page 3: uas dialek.docx

Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara penyebaran kuisioner dengan

pertanyaan yang objektif dan bisa dihitung dengan teknik komputerisasi,

diaanalisis dan diakhiri dengan sesi tanya jawab bebas sebagai pendukung data

tertulis atau untuk mengklarifikasi jawaban objektif dari informan. Variabel

informan yang dilibatkan meliputi beragam umur, jenis kelamin, ras, latar

belakang pendidikan, orientasi politik dan agama. Pada penelitian Aziz (2001:15)

menghasilkan pernyataan bahwa ada realisasi kesantunan yang berbeda antara

penutur ditinjau dari jenis kelamin, usia, jarak sosial (peranan penutur dalam

percakapan).

Tulisan ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Teknik penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner. Kuisioner terbagi

atas beberapa bagian. Bagian pertama untuk menjaring identitas dan latar

belakang bahasa responden. Bagian berikutnya berisi bentuk-bentuk tindak tutur

yang digunakan responden untuk penggunaan mitigasi dan kesantunan.

Pengamatan berpartisipasi juga dilakukan agar tulisan lebih lengkap.

Wawancara mendalam yang dilakukan pada 31 responden yang sebagian besar

berasal dari Memphis State University membantu kelancaran kehati-kehatian

pengumpulan data. Responden meliputi pembantu kulit hitam, dan kulit dhitam

dan kulit putih sekaligus dengan kategori: sarjana dan mahasiswa, bagian

akademis dan sekretaris. Sesi wawancara mendalam sangat membantu dalam

pengisian kuisioner dan menjawab pertanyaan yang tidak dimunculkan dalam

kuisioner karena hal ini dapat meminimalisir pertanyaan yang dirasa ambigu oleh

responden dan bisa menjawab pertanyaan responden kenapa hal tersebut

dipertanyakan atau menjadi suatu masalah.

Ketika penyebaran kuisioner, hal ini disertai dengan penjelasan lengkap tentang

kerahasiaan responden dalam lembar isian karena peneliti hanya memfokuskan

pada pada jumlah responden. Responden diizinkan mengaburkan data-data

pribadi ataupun data yang bersifat sensitif seperti orientasi politik dan agama.

Menurut Alimul dalam Mukhamdanah (2011), masalah etika penelitian yang

harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

1.Informed Consent (lembar persetujuan)

3

Page 4: uas dialek.docx

Merupakan lembar persetujuan yang diberikan pada responden. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilaksanakan serta dampak yang

mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden

bersedia diteliti, maka mereka harus mendatangani lembar persetujuan tersebut,

jika responden tersebut menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa

dan tetap menghormati hak-haknya.

2.Anonimy(tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden peneliti tidak akan mencantumkan

namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi inisial pada

masing-masing lembar tersebut.

3.Confidentiality(kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan. Hanya data

tertentu saja yang disajikan pada peneliti.

4.Privacy

Di dalam penelitian ini, peneliti menjamin privasi responden dengan tidak

menanyakan hal-hal lain selain yang berkaitan dengan lingkup peneliti.

Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah 640 orang yang berasal

dari bagian selatan, mahasiswa Memphis State University dan pekerja tata usaha

yang menghabiskan 15 tahun atau lebih 18 tahun pertama hidup mereka pada

daerah selatan. Daftar nama daerah bagian selatan dari Amerika Serikat yaitu:

- Alabama

- Arkansas

- Florida( bagian utara Orlando)

- Georgia

- Kentucky

- Louisiana

- Mississipi

- Missouri (The bootheel part)

- Carolina Utara

- Carolina Selatan

- Tennesse

4

Page 5: uas dialek.docx

- Texas

- Virginia

Kategori informan dikelompokkan menjadi 4 besar kelompok yaitu 1) orang tua 2)

pendeta 3) atasan atau supervisor 4) petugas kepolisian. Dua grup pertama

merupakan kelompok yang secara resmi dihormati yang biasanya disebabkan

karena faktor keseganan, sedangkan dua grup terakhir karena pengaruh

dominasi ataupun kekuasaan yang mereka duduki juga disebabkan oleh

pengaruh ketakukan akan pemecatan atau penangkapan.

Teknik penghitungan sampel yaitu menggunakan Formula Isaac & Michael

N = X2 . N.P. (I-P)

d2 (N-I) + X2. P (I-P)

Keterangan:

I = jumlah sampel

N = jumlah populasi

P = proporsi populasi sebagai dasar asumsi P = 0,5

d = derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan

yang dapat ditoleransi d = 0.05

X 2 = nilai tabel x2 pada df = 1, CI = 95%

Hasil Penelitian

Umur lawan tutur yang dituju memainkan peran yang sangat penting, mereka

yang berumur antara 18- 29 tahun merupakan yang paling banyak menggunakan

istilah di atas, sedangkan mereka yang berumur 40an jarang menggunakan

istilah tersebut, namun pada umur 50an terlihat mereka mulai menggunakan lagi

istilah mitigasi dan kesantunan tersebut. Pada beberapa daerah yang berbeda,

juga terdapat penggunaan istilah yang berbeda. Dikatakan bahwa pada usia

remaja di daerah Memphis, mereka cenderung menggunakan Ma’am dan Sir

ketika berbicara dengan lawan tuturnya orang dewasa. Namun, ada juga kasus

5

Page 6: uas dialek.docx

yang ditemukan penggunaan istilah tersebut pada pelatihan karate. Pelatih

karate menyuruh anggotanya untuk menggunakan kata Sir pada setiap latihan

mereka seperti “1, Sir! 2, Sir!, 3, Sir!, 4, Sir! dan seterusnya.

Namun, kuisioner tidak hanya menguji tentang bagaimana beragam responden

menjawab pertanyaan yang bervariasi tetapi juga bagaimana wawancara

mendalam langsung dapat membantu pengisian kuisioner sehingga responden

dapat mengkonfirmasi pertanyaan dan menginterpretasian maksud pertanyaan

dengan benar dan sesuai dengan konteks yang diinginkan. Contohnya

penggunaa ma’am and sir menurut responden bisa jadi merupakan hal yang

sulit, merendahkan diri dan dan secara sosial mudah diterima. Kesantunan

negatif dapat dinyatakan pada assertiveness (ketegasan) dari pada

agressiveness ( Galassi and Galassi, 1977, 14-16). Oleh karena itu, ekspresi ini

diperbolehkan bagi penduduk selatan untuk kesantunan negatif pada ranah

sosial yang berterima tanpa menggunakan kata-kata yang kasar dan emos yang

tidak terkontrol, karena penolakan terhadap maksud kesantunan negatif adalah

maksud utama dari penggunaan mitigasi dan kesantunan dalam berbahasa.

Pada kasus operator telepon, pengisiian kuisioner terhadap penggunaan ma’am/

sir merupakan mode yang sangat berterima sebagai mitigasi dan kesantunan

karena menunjukkan pemahaman dan penertian dari operator telepon terhadap

ketidaknyamanan pelayanan yang diterima oleh si penelpon. Tetapi penggunaan

secara cepat atau berulangualng dari istilah Yes Sir atau Yes Ma’am seperti- Yes

Sir, Yes Sir, Yes Sir- menunjukkan ketidaksabaran yang lebih hormat karena

lawan tutur sudah menerti atau sudah pernah mendengar apa yang dimaksudkan

oleh penutur. Lawan tutur berharap dengan penggunaan berulang istilah tersebut

bisa memeberitahu penutur untuk mempersingkat penjelasan ataupun

pembicaraan mereka.

Dari hasil penelitian yang dilakukan setelah penyebaran kuisioner dan melakukan

wawancara mendalam secara langsung terhadap responden dalam pengisian

kuisioner, dapat terlihat bahwa penggunan Yes/No Sir dan Yes/No Ma’am bisa

digunakan pada beberapa situasi diantara penutur untuk menunjukkan

kedekatan atau keramahan, bahkan pada lawan tutur yang lebih muda ataupun

deangan lawan tutur yang berumur sama. Seorang instruktur wanita berkulit

hitam menjelaskan bahwa penggunaan sapaan Ma’am merupakan ungkapan

6

Page 7: uas dialek.docx

sapaan persahabatan, sama juga dengan penggunaan kata sapaan brother an

sister pada biarawan dan biarawati.

Pemakaian mitigasi dan kesantunan tersebut juga menunjukkan persahabatan

sesama umur dan juga ketika ditujukan kepada lawan tutur yang berusia lebih

muda. Hasil kuisioner juga menunjukkan bahwa terkadang penggunaan Yes/No

Sir dan Yes/No Ma’am dipakai oleh seseorang untuk menunjukkan sikap imej

yang baik dan juga menunjukkan bahwa orang yang berperilaku sopan dan

santun.

Singkatnya, ketiga bentuk metode pengambilan data; pertanyaan dan kuisioner

objektif, metode subjektif wawancara dan tanggapan langsung dari responden,

dan observasi secara personal atau pribadi dibutuhkan untuk menunjukkan

fungsi dan penggunaan Ma’am dan Sir sebagai mode mitigasi dan kesantunan

pada daerah Amerika bagian selatan dan variabel-variabel yang mempengaruhi

penggunaan istilah ini.

7

Page 8: uas dialek.docx

Referensi

Aziz, E. Aminudin. 2001. Gaya Ki Sunda mengatakan “TIDAK”: Sebuah Telaah Sosiolinguistik terhadap Variabel Sosial yang Mempengaruhi Realisasi Kesantunan dalam Pertuturan Menolak oleh Orang Sunda. Makalah disampaikan pada Konferensi Internasional Budaya Sunda (KIBS) I, Bandung, 22-25 Agustus 2001.

Brown, P. dan S. C. Levinson. 1987. Politeness: Some Universals in Language Usage. Cambridge: Cambridge University Press

Galassi, Merna Dee, and John P. Galassi. (1977) Assert Yourself: How to be your own person. New York; Human Science Press.

K.L. Ching, Martin. “Ma’am and Sir: Modes of Mitigation and Politeness in the Southern United States” dalam “Methods of Dialectology: Proceeding in the Sixth Internasional Conference at the University Collage of North Wales” Clevedon: Multilingua Matters.

Mukhamdanah. 2011. Realisasi kesantunan berbahasa pada etnik jawa saat menyampaikan penolakan. Jakarta Timur: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Thomas, R. Alan (ed.). 1988. Methods of Dialectology: Proceeding in the Sixth Internasional Conference at the University Collage of North Wales. Clevedon: Multilingua Matters.

Yule, George. 1996. Pragmatics. New York: Oxford University Press

8