Tutorial 3 Ska
-
Upload
vera-irawanda -
Category
Documents
-
view
88 -
download
11
Transcript of Tutorial 3 Ska
SKENARIO A TUTORIAL 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat adalah blok kedelapan belas
pada semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan
kasus Pak Lanang adalah seorang penarik becak, berusia 54 tahun yang yang berobat ke
puskesmas sehingga dokter mendiagnosis Pak Lanang menderita gastritis, dan
memberikan resep obat-obatan yang harus di minum.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
FK UMP 2008 Page 1
SKENARIO A TUTORIAL 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Laporan Tutorial 3
Skenario A
Tutor : dr. Mitayani
Moderator : Defer Siska Mediawati
Sekretaris Meja : Wieke Anggraini
Sekretaris Papan : R.A. Riezkhi Fitriana
Waktu : Selasa, 10 Mei 2011
Kamis, 12 Mei 2011
Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam
2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman
3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat
4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan
2.2 Skenario
Pak Lanang adalah seorang penarik becak, berusia 54 tahun yang penghasilannya
tidak mencukupi untuk membayar setoran becaknya. Pak Lanang menarik becak setiap hari
tanpa libur dan karena target mengejar setoran, sehingga Pak Lanang sering kali terlambat
makan.
Sejak beberapa bulan yang lalu ia sering merasa kurang sehat bahkan kadang-kadang
merasa agak nyeri di bagian perut sebelah kiri. Kemarin sore ia memutuskan untuk tidak
menarik becak dan berobat ke Puskesmas. Kebetulan ia ditangani langsung oleh seorang
dokter puskesmas tersebut yang biasanya diperiksa oleh perawat. Dokter mendiagnosis Pak
Lanang menderita gastritis, dan memberikan resep obat-obatan yang harus di minum sambil
FK UMP 2008 Page 2
SKENARIO A TUTORIAL 3
mengatakan “ tidak apa-apa Pak, ini penyakit biasa, setelah makan obat penyakit bapak akan
sembuh”.
Pak Lanang merasa sangat senang ternyata proses pemeriksaan terhadap dirinya
sangat cepat sehingga tidak banyak waktu yang terbuang.
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Terlambat makan
Kebiasaan pola makan yang tidak tepat waktu.
2. Kurang sehat
Kondisi dimana kurang sejahtera, kurang sempurna mental, fisik dan sosial yang tidak
terbatas pada bebas penyakit dan kelemahan saja.
3. Flu
Infeksi virus akut pada pernafasan.
4. Cepat capek
Keadaan meningkatnya ketidaknyamanan dan menurunnya efisiensi akibat pekerjaan
yang berkepanjangan atau berlebihan.
5. Puskesmas
Pusat pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I yang diperuntukan bagi masyarakat
yang sakit ringan dan sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi
kesehatan.
6. Diagnosis
Penentuan sifat penyakit atau membedakan penyakit dengan yang lain.
7. Resep obat
FK UMP 2008 Page 3
SKENARIO A TUTORIAL 3
Selembar kertas yang berisi berbagai macam obat yang digunakan untuk tatalaksana
pasien.
8. Gastritis
Peradangan pada lambung.
9. Perawat
Orang yang disiapkan secara khusus dengan dasar ilmiah mengenai perawatan serta
memenuhi standart pendidikan dan kemampuan klinis yang ditentukan.
10. Dokter Puskesmas
Petugas kesehatan setelah lulus dari sekolah kedokteran yang bekerja di puskesmas.
2.4 Identifikasi Masalah
1. Pak Lanang adalah seorang penarik becak, berusia 54 tahun yang penghasilannya tidak
mencukupi untuk membayar setoran becaknya. Pak Lanang menarik becak setiap hari
tanpa libur dan karena target mengejar setoran, sehingga Pak Lanang sering kali
terlambat makan.
2. Sejak beberapa bulan yang lalu ia sering merasa kurang sehat bahkan kadang-kadang
merasa agak nyeri di bagian perut sebelah kiri.
3. Kemarin sore ia memutuskan untuk tidak menarik becak dan berobat ke Puskesmas.
Kebetulan ia ditangani langsung oleh seorang dokter puskesmas tersebut yang biasanya
diperiksa oleh perawat.
4. Dokter mendiagnosis Pak Lanang menderita gastritis, dan memberikan resep obat-
obatan yang harus di minum sambil mengatakan “ tidak apa-apa Pak, ini penyakit biasa,
setelah makan obat penyakit bapak akan sembuh”.
5. Pak Lanang merasa sangat senang ternyata proses pemeriksaan terhadap dirinya sangat
cepat sehingga tidak banyak waktu yang terbuang.
FK UMP 2008 Page 4
SKENARIO A TUTORIAL 3
2.5 Analisis Masalah
1. a. Bagaimana hubungan usia Pak Lanang dengan pekerjaanya sebagai penarik becak yang
setiap hari tanpa libur?
b. Bagaimana hubungan sosial ekonomi Pak Lanang dengan terlambat makan?
c. Apa dampak pak Lanang sering terlambat makan?
2. A. Apa itu sehat dan bagaimana kriteria seseorang dikatakan kurang sehat?
b. Apa saja kemungkinan penyebab nyeri dibagian perut sebelah kiri?
c. Apa saja yang bisa menyebabkan cepat capek dan mudah terserang flu?
3. A. Bagaimana struktur dari suatu Puskesmas?
b. Bagaimana management dari Puskesmas?
c. Apa saja program yang ada di Puskesmas?
b. Bagaimana kompetesi seorang perawat di Puskesmas dan hubungannya dengan kasus?
4. A. Apakah tindakan dokter sudah benar pada kasus?
b. Bagaimana promosi seseorang dokter yang seharusnya diberikan pada pasien pada
kasus ini?
c. Bagaimana komunikasi yang baik antara dokter dan pasien yang seharusnya pada kasus
ini?
d. Bagaimana SOP dokter yang baik dan benar?
5. A. agaimana seharusnya sikap Pak Lanang dalam menanggapi pelayanan dokter tersebut?
b. Apa dampak perasaan senang Pak Lanang terhadap proses pemeriksaan kesehatan
terhadap dirinya?
c. Bagaimana pandangan islam dalam khasus ini.
2.6 Hipotesis
Pak Lanang 54 tahun penarik becak dengan pengetahuan yang rendah mengakibatkan
komunikasi dokter-pasien tidak efektif sehingga pendidikan kesehatan tidak terwujud.
FK UMP 2008 Page 5
SKENARIO A TUTORIAL 3
Kerangka Konsep
2.7 Learning Issue
Pokok
Bahasan
What I Know What I Don’t Know
(Learning Issue)
What I Have to
Prove
How I Will
Learn
Pendidika
n dan
Promosi
Keshatan
Pak Lanang, 54
tahun berobat ke
puskesmas, dokter
Dokter mendiagnosis
Pak Lanang menderita
gastritis, dan
memberikan resep
obat-obatan yang harus
di minum sambil
mengatakan “ tidak
1. Management
kesehatan
2. Definisi sehat
3. Puskesmas
4. Pendidikan
dan promosi
kesehatan
5. SOP
Pak Lanang
54 tahun
penarik becak
menderita
gastritis
mendapatkan
pengobatan
dari
Puskesmas
tanpa
Text Book,
Pakar Lain
(internet)
FK UMP 2008 Page 6
Faktor resiko:UsiaPekerjaanSosial EkonomiTerlambat makanProduktivitas menurun
Pak Lanang 54 tahun menderita gastritis
Komunikasi dokter-pasien kurang efektif
Pengetahuan rendah
SOP dokter tidak efektif
Pendidikan Kesehatan tidak terwujud
SKENARIO A TUTORIAL 3
apa-apa Pak, ini
penyakit biasa, setelah
makan obat penyakit
bapak akan sembuh”.
pendidikan
kesehatan
lebih lanjut.
2.8 Sintesis
1. a. Bagaimana hubungan usia Pak Lanang dengan pekerjaanya sebagai penarik becak yang
setiap hari tanpa libur?
Jawab:
Departemen Kesehatan berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 1998 membuat
pengelompokan usia lanjut sebagai berikut :
a. Kelompok Pertengahan Umur
Kelompok usia dalam masa virilitas, yaitu masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa (45-55)
b. Kelompok Usia Lanjut Dini
Kelompok dalam masa prasenium, yaitu kelompok yang memulai usia lanjut (55-64)
c. Kelompok Usia Lanjut
Kelompok dalam masa senium (65 tahun ke atas)
d. Kelompok Usia Lanjut dengan Risiko Tinggi
Kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup
sendiri, terpencil, menderita penyakit berat atau cacat.
Menurut WHO, lanjut usia meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45-59 tahun.
b. Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia antara 60 - 70 tahun.
c. Usia lanjut tua (old) adalah kelompok usia antara 75 – 90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia di atas 90 tahun.
FK UMP 2008 Page 7
SKENARIO A TUTORIAL 3
Pak Lanang tergolong usia lanjut dini, dalam kelompok dalam masa prasenium, yaitu
kelompok yang mulai memasuki usia lanjut (55-64 tahun).
Pekerjaan sebagai penarik becak merupakan pekerjaan yang cukup berat untuk seusia
Pak Lanang, apalagi tanpa hari libur untuk istirahat. Bagi lansia yang masih memasuki
lapangan pekerjaan, produktivitasnya sudah menurun dibandingkan dengan usia muda.
b. Bagaimana hubungan sosial ekonomi Pak Lanang dengan terlambat makan?
Jawab:
c. Apa dampak pak Lanang sering terlambat makan?
FK UMP 2008 Page 8
Pak Lanang,
54 tahun
Tukang becak
Sosial ekonomi menegah ke
bawah
Bekerja keras
Kebutuhan hidup
Target setoran
Terlambat makan
Kesadaran akan kesehatan yang
kurang
Pendidikan kesehatan yang
kurang
Menampakkan keperkasaan fisik dan
kematangan jiwa
SKENARIO A TUTORIAL 3
Jawab:
- gangguan sistem pencernaan
- nyeri lambung
- peningkatan asam lambung
- mual
2. A. Apa itu sehat dan bagaimana kriteria seseorang dikatakan kurang sehat?
Jawab:
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947).
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial
dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Tentang Sehat Sakit.
1. Status sehat sakit tidak bersifat mutlak karena sehat-sakit merupakan rentang
(jarak)
FK UMP 2008 Page 9
SKENARIO A TUTORIAL 3
2. Skala akur secara hipotesis dengan mengukur kesehatan seseorang. Uraian diatas
menyebutkan bahwa tidak ada standar / ukuran yang pasti untuk mengatakan
keadaan seseorang itu sehat sakit.
3. Dinamis dan Individual.
Status kesehatan seseorang sifatnya berubah-ubah dan sifatnya individual.
Intensitasnya dan mekanisme koping yang dipergunakan.
4. Jarak sehat optimal kematian.
Ada 4 unsur tentang sehat :
1. Biologis : bebas dari penyakit.
2. Psikologis : sejahtera dan aktualisasi diri.
3. Sosial : mampu mangadaptasi tanggung jawab sosial, dan fungsi peran.
4. Adaptasi : mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan.
Kriteria seseorang dikatakan kurang sehat, yaitu :
1. Biologis : dalam keadaan dengan penyakit
2. Psikologis : kurang sejahtera dan kurang aktualisasi diri
3. Sosial : kurang mampu mengadaptasi tanggung jawab sosial dan fungsi peran
4. Adaptasi : kurang mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan.
Jadi Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian, bukan
merupakan suatu keadaan tetapi merupakan suatu proses. Proses di sini adalah adaptasi
individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi juga terhadap lingkungan
sosialnya.
b. Apa saja kemungkinan penyebab nyeri dibagian perut sebelah kiri?
Jawab:
Nyeri perut bisa disebabkab oleh masalah di sepanjang saluran pencernaan atau di
berbagai bagian perut, yang bisa berupa:
FK UMP 2008 Page 10
SKENARIO A TUTORIAL 3
- pecahnya kerongkongan
- ulkus yang mengalami perforasi
- irritable bowel syndrome
- apendisitis
- pankreatitis
- batu empedu.
- Gastritis
- Peritonitis
- Batu ginjal
c. Apa saja yang bisa menyebabkan cepat capek dan mudah terserang flu?
Jawab:
Penduduk lansia ditinjau dari aspek biologi adalah penduduk yang telah menjalani
proses penuaan, dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap serangan berbagai macam penyakit. Hal ini disebabkan
seiring meningkatnya usia, sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ. Akibat daya tahan tubuh menurun tersebut, Pak Lanang
mudah cepat capek.
Kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring
dengan pertambahan usia. Sendi-sendi os costae akan menjadi kaku. Keadaan-keadaan
tersebut mengakibatkan penurunan laju ekspirasi paksa satu detik sebesar ± 0,2
liter/dekade serta berkurangnya kapasitas vital. Sistem pertahanan yang terdiri atas
gerak bulu getar, leukosit, dan antibodi serta refleks batuk akan menurun. Hal tersebut
menyebabkan warga usia lanjut rentan terhadap infeksi, salah satunya mudah terserang
flu yang dialami Pak Lanang.
FK UMP 2008 Page 11
SKENARIO A TUTORIAL 3
3.A. Bagaimana struktur organisasi dari suatu Puskesmas?
Jawab:
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/kota
dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan
dengan Peraturan Daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi
Puskesmas sebagai
berikut :
a. Kepala Puskesmas.
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan di tingkat
Kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan besarnya peran Kepala
Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan
maka jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III-B.
Pada keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan
eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala
Puskesmas yakni seorang sajana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya
mencakup bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan
pejabat tetap.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan data dan Informasi, perancanaan dan penilaian, keuangan, umum dan
Kepegawaian.
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas adalah upaya kesehatan masyarakat,
termasuk pembinaan terhadap UKBM dan upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas seperti unit Puskesmas pembantu, unit Puskesmas
keliling dan unit bidang di desa/komunitas.
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan
tugas dan tanggung jawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk Kepala
Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan
yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat
FK UMP 2008 Page 12
SKENARIO A TUTORIAL 3
b. Apa saja program yang ada di Puskesmas?
Jawab:
A. Program Wajib:
1. Promosi Kesehatan (Promkes)
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Sosialisasi Program Kesehatan
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
Surveilens Epidemiologi
Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS
(Infeksi Menular Seksual), Rabies
3. Program Pengobatan :
Rawat Jalan Poli Umum
Rawat Jalan Poli Gigi
Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
Unit Gawat Darurat (UGD)
Puskesmas Keliling (Puskel)
4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana),
Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun
5. Upaya Peningkatan Gizi
Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi
6. Kesehatan Lingkungan :
Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air
minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah
Survey Jentik Nyamuk
7. Pencatatan dan Pelaporan :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
FK UMP 2008 Page 13
SKENARIO A TUTORIAL 3
B. Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :
Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan, sesuai
kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan pelayanan
1. Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan
2. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus
3. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan
4. Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling
5. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil
6. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani
c. Bagaimana management pelayanan di Puskesmas?
Jawab:
Peran dokter dan perawat di puskesmas:
a. Petugas medis
- Dokter umum: melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, pustu,
posyandu
- Dokter gigi: melaksanakan pelayanan medis di poli gigi, puskel, pustu
- Dokter spesialis: khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga
adankunjungan dokter spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter
ahli anak, kandungan dan penyakit dalam.
b. Petugas para medis
- Bidan: pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) , pelaksanaan asuhan
kebidanan
- Perawat umum: pendamping tugas dokter umum, pelaksanaan asuhan
keperawatan umum
- Perawat gigi: pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan keperawatan
gigi
- Perawat gizi: pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi masyarakat
FK UMP 2008 Page 14
SKENARIO A TUTORIAL 3
- Sanitarian: pelayanan kesehatan lingkungan permukiman dan institusi lainnya
- Sarjana farmasi : pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan kesehatan
- Sarjana kesehatan masyarakat: pelayanan administrasi, penyuluhan,
pencegahan dan pelacakan masalah kesehatan masyarakat.
d. Bagaimana kompetesi seorang perawat di Puskesmas dan hubungannya dengan kasus?
Jawab:
Meurut Undang-Undang No. 23 pasal 4, tahun 1992 tentang kesehatan:
Lingkup praktik keperawatan adalah :
a. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks.
b. Memberikan tindakan keperawatan langsung, terapi komplementer, penyuluhan
kesehatan, nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan klien.
c. Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan kunjungan rumah.
d. Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi,
pertolongan persalinan normal.
e. Melaksanakan program pengobatan dan atau tindakan medik secara tertulis dari
dokter.
f. Melaksanakan Program Pemerintah dalam bidang kesehatan
Menurut pendapat Doheny (1982, dalam Mubarok, 2005) ada 8 elemen peran perawat
professional antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator,
coordinator, change agent, consultant.
Care Giver, Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien
mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Proses penyembuhan
lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu, sekalipun keterampilan tindakan yang
meningkatkan kesehatan fisik
FK UMP 2008 Page 15
SKENARIO A TUTORIAL 3
merupakan hal yang penting bagi pemberi asuhan (Potter & Perry, 2005). Pada peran ini
perawat harus mampu memberikan pelayanan kepada individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
sederhana sampai masalah yang kompleks. Memperhatikan individu dalam konteks
sesuai kehidupan klien, perawat harus mampu memperhatikan klien berdasarkan
kebutuhan signifikan dari klien. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk
mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah
psikologis (Mubarok, 2005).
Client Advocate, sebagai pembela klien tugas perawat disini adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (inform consent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
(Mubarok, 2005).
Perawat adalah tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga
diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien. Seorang pembela klien
adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa
yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-
hak klien Hak-hak Klien antara lain, Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menetukan nasibnya sendiri
dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaiam tindakan. Sedangkan Hak-hak Tenaga Kesehatan
antara lain, Hak atas informasi yang benar, hak untuk bekerja sesuai standar, hak untuk
mengakhiri hubungan dengan klien, hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok,
hak atas rahasia pribadi dan hak atas balas jasa. (Disparty, 1998, dalam Mubarok, 2005).
FK UMP 2008 Page 16
SKENARIO A TUTORIAL 3
Conselor, peran konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya
diberikan dukungan emosional dan intelektual (Mubarok, 2005)
Educator, yaitu sebagai pendidik klien sejalan dengan proses keperawatan dalam fase
pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan
untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi
pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama
evaluasi perawat menilai hasil yang didapat. Perawat membantu pasien meningkatkan
kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan
tindakan medik sehingga pasien dan keluarganya dapat menerimanya (Gartinah, dkk,
1999).
Collabolator, peran perawat sebagai kolabolator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerja sama dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter, perawat
dengan ahli gizi, perawat dengan ahli radiology dan lain-lain dalam kaitannya
membantu mempercepat proses penyembuhan klien(Mubarok, 2005). Perawat bekerja
sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun
pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kesehatan pasien (Gartinah, dkk,
1999)
Coordinator, perawat koordinator merupakan pelayanan dari semua anggota tim
kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional. Peran perawat
disini adalah mengarahkan, merencanakan dan mengorganisir. Sebagai perawat
koordinator kesehatan masyarakat di Puskesmas bertanggung jawab kepada Kepala
Puskesmas terhadap keberhasilan upaya perkesmas di puskesmas, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta penilaian (Kepmenkes, 2006)
FK UMP 2008 Page 17
SKENARIO A TUTORIAL 3
Change Agent (Pembawa Perubahan/Pembaharu), pembawa perubahan adalah
seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain
membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. (Kemp, 1986). Peningkatan dan
perubahan adalah komponen esensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat membantu klien unutk merencanakan, melaksanakan dan
menjaga perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan, perasaan dan perilaku yang
dapat meningkatkan kesehatan klien tersebut.
Consultant, sebagai konsultan perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien
terhadap masalah yang dialami oleh pasien atau tindakan keperawatan yang tepat untuk
diberikan. Menurut CHS (1989) peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelajaran pelayanan keperawatan.
Kompetensi perawat adalah kemampuan yang dimiliki seorang perawat untuk
melakukan praktik keperawatan yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap
sesuai unjuk kerja yang ditetapkan di dalam konteks kesehatan, kesejahteraan dan
keamanan klien.
Ranah/domain kompetensi mencakup:
1. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya;
2. Pemberian dan menejemen asuhan keperawatan; dan
3. Pengembangan profesional.
Perawat menerapkan Asuhan Keperawatan komunitas pada setiap area pelayanan
keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan dan pengorganisasian
komunitas, berupa :
a. Komunitas
b. Keluarga
c. Gerontik
Pada kasus, seorang perawat tidak memiliki kompetensi kuratif di puskesmas
tersebut, karena kompetensi kuratif hanya dimiliki seorang dokter. Perawat hanya
FK UMP 2008 Page 18
SKENARIO A TUTORIAL 3
sebatas menerapkan asuhan keperawatan saja. Pada sistem yang berjalan di Puskesmas
tersebut tidak layak seperti yang seharusnya, karena telah melanggar batasan
kompetensi yang telah ada.
4.A. Apakah tindakan dokter sudah benar pada kasus?
Jawab:
Belum benar karena dokter hanya memberikan pengobatan saja belum melakukan
promosi dan pendidikan kesehatan bagi pasien. Seharusnya dokter memberikan promosi
dan pendidikan kesehatan pada pasien. Jadi dokter harus menerapkan metode
pendidikan perilaku kesehatan.
Metode pendidikan prilaku kesehatan dibagi menjadi:
1. Metode pendididkan individual ( perorangan )
Digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik
pada suatu perubahan prilaku atau inovasi.
Bentuk dari pendekatan ini antara lain:
a. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif, setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.
Akhirnya klien tersebut dapat dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran,
penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut ( mengubah perilaku).
b. Wawancara ( interview )
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dnegan klien untuk menggali informasi.
2. Metode pendidikan kelompok
a. Kelompok besar
Yang dimaksud kelompok besar di sisni adalah apabila peserta penyuluhan
itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar antara lain:
- Ceramah
FK UMP 2008 Page 19
SKENARIO A TUTORIAL 3
Metode ini baik untuk sasaran berpendidikan tinggi maupun rendah.
- Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian atau presentasi dari
suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting
dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya disebut kelompok
kecil. Metode – metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain:
- Diskusi kelompok
- Curah pendapat (brain storming)
- Bola salju ( snow balling)
- Kelompok-kelompok kecil ( bruzz group )
- Role play ( memainkan peranan)
- Permainan simulasi ( simulation game )
3. Metode pendidikan masal ( public )
Untuk mengomsumsikan pesan pesan kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat yang sifatnya massa atau publik, maka cara yang paling tepat adalah
pendekatan massa. Oleh karena itu sasaran pendidikan bersifat umum dalam arti
tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi,
tingkat pendidikan dan sebagainya maka pesan kesehatan yang harus disampaikan
harus dirancang sedemikian rupa sehingga ditangkap oleh massa tersebut.
Pada kasus ini : dokter harus menerapkan metode pendidikan perilaku kesehatan
individula (perorangan).
b. Bagaimana pendidikan seseorang dokter yang seharusnya diberikan pada pasien pada
kasus ini?
FK UMP 2008 Page 20
SKENARIO A TUTORIAL 3
Jawab:
Pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu , kelompok ataupun masyarakat sehingga mereka melakukan
apa yang diharapkan pelaku pendidik.
Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan ( five levels of prevention ) dari ( Leavel and
Clark), dan sebagai berikut:
a. Promosi Kesehatan ( Health promotion )
Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan
gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan higiene perseorangan, dan
sebagainya.
b. Perlindungan khusus ( Specific protection )
Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini
pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di negara-negara berkembang.
Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai
perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anak-anaknya masih
rendah.
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera ( Early diagnosis and prampt trearment )
Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
dan penyakit, maka sulit mendeteksi penyakit- penyakit yang terjadi dalam
masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan
diobati penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan masayarakat tidak memperoleh
pelayanan dan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan sangat
diperlukan pada tahap ini.
d. Pembatasan cacat ( Disability Limitation )
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan
penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya samapi tuntas.
FK UMP 2008 Page 21
SKENARIO A TUTORIAL 3
Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang
komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat
mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidakmampuan. Oleh karena
itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
e. Rehabilitasi ( Rehabilitation )
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang kadang orang menjadi cacat.
Untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang kadang dilakukan latihan-latihan
tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak
atau segan melakukan latihan latihan yang dianjurkan. Di samping itu, orang yang
cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke
masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai
anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu, jelas pendidikan kesehatan
diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan
kesehatan kepada masyarakat.
c. Bagaimana komunikasi yang baik antara dokter dan pasien yang seharusnya pada kasus
ini?
Jawab:
Komunikasi di sini, diperlukan untuk mengkondisikan faktor-faktor predisposisi.
Kurangnya pengetahuan, dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit,
adanya tradisi, kepercayaan yang negatif tentang penyakit, makanan, lingkungan, dan
sebagainya, mereka tidak berprilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Untuk itu maka
perlu dilakuakan komunikasi, pemberian informasi- informasi tentang kesehatan.
Informasi yang seharusnya diperoleh pak lanang:
1. Penjelasan mengenai gastritis yang dideritanya
2. Berapa kali obat tersebut harus dimakan termasuk keteraturannya juga antibiotic
yang harus diminum sampai habis sesuai dosisnya.
FK UMP 2008 Page 22
SKENARIO A TUTORIAL 3
3. Diberi nasehat untuk menjaga kesehatan diri dengan istirahat yang cukup, makan
teratur dan menjaga hygiene diri dan makanan.
4. Kontrol lagi apabila obat habis.
d. Bagaimana SOP yang baik dan benar?
Jawab:
1. Pelayanan yang komprehensif dengan pendekatan holistik
a. Preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
b. Memandang manusia sebagai manusia seutuhnya
2. Pelayanan yang continue
a. Mempunyai rekam medis yang diisi dengan cermat
b. Menjalin kerjasama dengan profesi dan instansi lain untuk kepentingan pasien agar
proses konsultasi dan rujukan berjalan lancar.
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
a. Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin
b. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya
c. Mencegah kecatatan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
a. Kerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan bermutu
dan kesembuhan optimal
b. Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk
penyembuhan.
5. Penanganan personal pasien sebagai bagian integral dari keluarga
6. Pelayanan yang mempertimbangkan faktor keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungan tempat tinggal.
a. Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat dan
lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyakitnya.
b. Memanfaatkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya untuk membantu
penyembuhan penyakitnya.
FK UMP 2008 Page 23
SKENARIO A TUTORIAL 3
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan yang merupakan
perwujudan dari adanya :
a. Rekam medis yang lengkap dan akurat yang dapat dibaca orang lain
b. Standar Pelayanan Medis
c. Penggunaan evidence-based medicine untuk pengambilan keputusan
d. Kesadaran akan keterbatasan kemampuan dan kewenangan
e. Kesadaran untuk mengikuti perkembangan ilmu melalui belajar sepanjang hayat
dan pengembangan profesi berkelanjutan.
5. A. Bagaimana seharusnya sikap Pak Lanang dalam menanggapi pelayanan dokter
tersebut?
Jawab:
Tingkatan sikap:
1. Menerima (receiving)
2. Menaggapi (responding)
3. Menghargai (valuing)
4. Bertangguang jawab ( responsible)
Pada kasus : sikap Pak Lanang hanya menerima saja sehingga timbal balik.
d. Apa dampak perasaan senang Pak Lanang terhadap proses pemeriksaan kesehatan
terhadap dirinya?
Jawab:
Dampaknya : hal ini aka menyebabkan masayarakat (Pak Lanang) tidak memperoleh
pelayanan kesehatan yang layak maka Tujuan utama dari pendidikan kesehatan tidak
tercapai.
FK UMP 2008 Page 24
SKENARIO A TUTORIAL 3
e. Bagaimana pandangan islam dalam khasus ini?
Jawab:
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (al-Baqarah::
l95). Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal dari
pekerjaan
Terlambat makan:
Sesungguhnya tubuh mu memiliki hak yang harus engkau penuhi (HR BUKHARI)
FK UMP 2008 Page 25
SKENARIO A TUTORIAL 3
DAFTAR PUSTAKA
1. Trihono. ARRIMES Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : C.V.
Sagung Seto;2005.
2. Notoatmodjo, Soekidjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka Cipta,
2007
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia;2004.
4. Puskesmas Kampar. Profil Puskesmas Kampar Tahun 2008. Air Tiris: Puskesmas
Kampar;2008.
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia;1997.
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Indikator
Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
2001.
7. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;2007.
8. Mukono, HJ. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga
University Press;2006.
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengelolaan Posyandu. Jakarta:
Depkes RI; 2006.
10. Anymouse, Program Puskesmas, in http://puskelinfo.wordpress.com/pelayanan/program-
puskesmas/, 11 mei 2011, 14.56
11. Anymouse, Managemen Puskesmas, in http://belibis-a17.com/2010/05/07/manajemen-
puskesmas/, 11 mei 2011, 15.25
12. Forum puskesmas, Undang Undang Keperawatan in
http://puskesmassungkai.wordpress.com /2009/08/30/undang-undang-keperawatan-hak-
perawat-indonesia-untuk-mendapatkan-legislasi-profesi/ , 11 Mei 16.00
FK UMP 2008 Page 26