Tutorial 3 Ska

39
SKENARIO A TUTORIAL 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat adalah blok kedelapan belas pada semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan kasus Pak Lanang adalah seorang penarik becak, berusia 54 tahun yang yang berobat ke puskesmas sehingga dokter mendiagnosis Pak Lanang menderita gastritis, dan memberikan resep obat-obatan yang harus di minum. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial. FK UMP 2008 Page 1

Transcript of Tutorial 3 Ska

Page 1: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat adalah blok kedelapan belas

pada semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan

kasus Pak Lanang adalah seorang penarik becak, berusia 54 tahun yang yang berobat ke

puskesmas sehingga dokter mendiagnosis Pak Lanang menderita gastritis, dan

memberikan resep obat-obatan yang harus di minum.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan

pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

FK UMP 2008 Page 1

Page 2: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Laporan Tutorial 3

Skenario A

Tutor : dr. Mitayani

Moderator : Defer Siska Mediawati

Sekretaris Meja : Wieke Anggraini

Sekretaris Papan : R.A. Riezkhi Fitriana

Waktu : Selasa, 10 Mei 2011

Kamis, 12 Mei 2011

Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam

2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman

3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat

4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan

2.2 Skenario

Pak Lanang adalah seorang penarik becak, berusia 54 tahun yang penghasilannya

tidak mencukupi untuk membayar setoran becaknya. Pak Lanang menarik becak setiap hari

tanpa libur dan karena target mengejar setoran, sehingga Pak Lanang sering kali terlambat

makan.

Sejak beberapa bulan yang lalu ia sering merasa kurang sehat bahkan kadang-kadang

merasa agak nyeri di bagian perut sebelah kiri. Kemarin sore ia memutuskan untuk tidak

menarik becak dan berobat ke Puskesmas. Kebetulan ia ditangani langsung oleh seorang

dokter puskesmas tersebut yang biasanya diperiksa oleh perawat. Dokter mendiagnosis Pak

Lanang menderita gastritis, dan memberikan resep obat-obatan yang harus di minum sambil

FK UMP 2008 Page 2

Page 3: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

mengatakan “ tidak apa-apa Pak, ini penyakit biasa, setelah makan obat penyakit bapak akan

sembuh”.

Pak Lanang merasa sangat senang ternyata proses pemeriksaan terhadap dirinya

sangat cepat sehingga tidak banyak waktu yang terbuang.

2.3 Klarifikasi Istilah

1. Terlambat makan

Kebiasaan pola makan yang tidak tepat waktu.

2. Kurang sehat

Kondisi dimana kurang sejahtera, kurang sempurna mental, fisik dan sosial yang tidak

terbatas pada bebas penyakit dan kelemahan saja.

3. Flu

Infeksi virus akut pada pernafasan.

4. Cepat capek

Keadaan meningkatnya ketidaknyamanan dan menurunnya efisiensi akibat pekerjaan

yang berkepanjangan atau berlebihan.

5. Puskesmas

Pusat pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I yang diperuntukan bagi masyarakat

yang sakit ringan dan sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi

kesehatan.

6. Diagnosis

Penentuan sifat penyakit atau membedakan penyakit dengan yang lain.

7. Resep obat

FK UMP 2008 Page 3

Page 4: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

Selembar kertas yang berisi berbagai macam obat yang digunakan untuk tatalaksana

pasien.

8. Gastritis

Peradangan pada lambung.

9. Perawat

Orang yang disiapkan secara khusus dengan dasar ilmiah mengenai perawatan serta

memenuhi standart pendidikan dan kemampuan klinis yang ditentukan.

10. Dokter Puskesmas

Petugas kesehatan setelah lulus dari sekolah kedokteran yang bekerja di puskesmas.

2.4 Identifikasi Masalah

1. Pak Lanang adalah seorang penarik becak, berusia 54 tahun yang penghasilannya tidak

mencukupi untuk membayar setoran becaknya. Pak Lanang menarik becak setiap hari

tanpa libur dan karena target mengejar setoran, sehingga Pak Lanang sering kali

terlambat makan.

2. Sejak beberapa bulan yang lalu ia sering merasa kurang sehat bahkan kadang-kadang

merasa agak nyeri di bagian perut sebelah kiri.

3. Kemarin sore ia memutuskan untuk tidak menarik becak dan berobat ke Puskesmas.

Kebetulan ia ditangani langsung oleh seorang dokter puskesmas tersebut yang biasanya

diperiksa oleh perawat.

4. Dokter mendiagnosis Pak Lanang menderita gastritis, dan memberikan resep obat-

obatan yang harus di minum sambil mengatakan “ tidak apa-apa Pak, ini penyakit biasa,

setelah makan obat penyakit bapak akan sembuh”.

5. Pak Lanang merasa sangat senang ternyata proses pemeriksaan terhadap dirinya sangat

cepat sehingga tidak banyak waktu yang terbuang.

FK UMP 2008 Page 4

Page 5: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

2.5 Analisis Masalah

1. a. Bagaimana hubungan usia Pak Lanang dengan pekerjaanya sebagai penarik becak yang

setiap hari tanpa libur?

b. Bagaimana hubungan sosial ekonomi Pak Lanang dengan terlambat makan?

c. Apa dampak pak Lanang sering terlambat makan?

2. A. Apa itu sehat dan bagaimana kriteria seseorang dikatakan kurang sehat?

b. Apa saja kemungkinan penyebab nyeri dibagian perut sebelah kiri?

c. Apa saja yang bisa menyebabkan cepat capek dan mudah terserang flu?

3. A. Bagaimana struktur dari suatu Puskesmas?

b. Bagaimana management dari Puskesmas?

c. Apa saja program yang ada di Puskesmas?

b. Bagaimana kompetesi seorang perawat di Puskesmas dan hubungannya dengan kasus?

4. A. Apakah tindakan dokter sudah benar pada kasus?

b. Bagaimana promosi seseorang dokter yang seharusnya diberikan pada pasien pada

kasus ini?

c. Bagaimana komunikasi yang baik antara dokter dan pasien yang seharusnya pada kasus

ini?

d. Bagaimana SOP dokter yang baik dan benar?

5. A. agaimana seharusnya sikap Pak Lanang dalam menanggapi pelayanan dokter tersebut?

b. Apa dampak perasaan senang Pak Lanang terhadap proses pemeriksaan kesehatan

terhadap dirinya?

c. Bagaimana pandangan islam dalam khasus ini.

2.6 Hipotesis

Pak Lanang 54 tahun penarik becak dengan pengetahuan yang rendah mengakibatkan

komunikasi dokter-pasien tidak efektif sehingga pendidikan kesehatan tidak terwujud.

FK UMP 2008 Page 5

Page 6: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

Kerangka Konsep

2.7 Learning Issue

Pokok

Bahasan

What I Know What I Don’t Know

(Learning Issue)

What I Have to

Prove

How I Will

Learn

Pendidika

n dan

Promosi

Keshatan

Pak Lanang, 54

tahun berobat ke

puskesmas, dokter

Dokter mendiagnosis

Pak Lanang menderita

gastritis, dan

memberikan resep

obat-obatan yang harus

di minum sambil

mengatakan “ tidak

1. Management

kesehatan

2. Definisi sehat

3. Puskesmas

4. Pendidikan

dan promosi

kesehatan

5. SOP

Pak Lanang

54 tahun

penarik becak

menderita

gastritis

mendapatkan

pengobatan

dari

Puskesmas

tanpa

Text Book,

Pakar Lain

(internet)

FK UMP 2008 Page 6

Faktor resiko:UsiaPekerjaanSosial EkonomiTerlambat makanProduktivitas menurun

Pak Lanang 54 tahun menderita gastritis

Komunikasi dokter-pasien kurang efektif

Pengetahuan rendah

SOP dokter tidak efektif

Pendidikan Kesehatan tidak terwujud

Page 7: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

apa-apa Pak, ini

penyakit biasa, setelah

makan obat penyakit

bapak akan sembuh”.

pendidikan

kesehatan

lebih lanjut.

2.8 Sintesis

1. a. Bagaimana hubungan usia Pak Lanang dengan pekerjaanya sebagai penarik becak yang

setiap hari tanpa libur?

Jawab:

Departemen Kesehatan berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 1998 membuat

pengelompokan usia lanjut sebagai berikut :

a. Kelompok Pertengahan Umur

Kelompok usia dalam masa virilitas, yaitu masa persiapan usia lanjut yang

menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa (45-55)

b. Kelompok Usia Lanjut Dini

Kelompok dalam masa prasenium, yaitu kelompok yang memulai usia lanjut (55-64)

c. Kelompok Usia Lanjut

Kelompok dalam masa senium (65 tahun ke atas)

d. Kelompok Usia Lanjut dengan Risiko Tinggi

Kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia lanjut yang hidup

sendiri, terpencil, menderita penyakit berat atau cacat.

Menurut WHO, lanjut usia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45-59 tahun.

b. Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia antara 60 - 70 tahun.

c. Usia lanjut tua (old) adalah kelompok usia antara 75 – 90 tahun.

d. Usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia di atas 90 tahun.

FK UMP 2008 Page 7

Page 8: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

Pak Lanang tergolong usia lanjut dini, dalam kelompok dalam masa prasenium, yaitu

kelompok yang mulai memasuki usia lanjut (55-64 tahun).

Pekerjaan sebagai penarik becak merupakan pekerjaan yang cukup berat untuk seusia

Pak Lanang, apalagi tanpa hari libur untuk istirahat. Bagi lansia yang masih memasuki

lapangan pekerjaan, produktivitasnya sudah menurun dibandingkan dengan usia muda.

b. Bagaimana hubungan sosial ekonomi Pak Lanang dengan terlambat makan?

Jawab:

c. Apa dampak pak Lanang sering terlambat makan?

FK UMP 2008 Page 8

Pak Lanang,

54 tahun

Tukang becak

Sosial ekonomi menegah ke

bawah

Bekerja keras

Kebutuhan hidup

Target setoran

Terlambat makan

Kesadaran akan kesehatan yang

kurang

Pendidikan kesehatan yang

kurang

Menampakkan keperkasaan fisik dan

kematangan jiwa

Page 9: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

Jawab:

- gangguan sistem pencernaan

- nyeri lambung

- peningkatan asam lambung

- mual

2. A. Apa itu sehat dan bagaimana kriteria seseorang dikatakan kurang sehat?

Jawab:

Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang

sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau

kelemahan (WHO, 1947).

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus

dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial

dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan

konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Tentang Sehat Sakit.

1.  Status sehat sakit tidak bersifat mutlak karena sehat-sakit merupakan rentang

(jarak)      

FK UMP 2008 Page 9

Page 10: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

2.  Skala akur secara hipotesis dengan mengukur kesehatan seseorang. Uraian diatas

menyebutkan bahwa tidak ada standar / ukuran yang pasti untuk mengatakan

keadaan seseorang itu sehat sakit.

3.  Dinamis dan Individual.

     Status kesehatan seseorang sifatnya berubah-ubah dan sifatnya individual.

Intensitasnya dan mekanisme koping yang dipergunakan.

4.  Jarak sehat optimal kematian.

Ada 4 unsur tentang sehat :

1.  Biologis    : bebas dari penyakit.

2.  Psikologis : sejahtera dan aktualisasi diri.

3.  Sosial       : mampu mangadaptasi tanggung jawab sosial, dan fungsi peran.

4.  Adaptasi   :  mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan.

Kriteria seseorang dikatakan kurang sehat, yaitu :

1. Biologis : dalam keadaan dengan penyakit

2. Psikologis : kurang sejahtera dan kurang aktualisasi diri

3. Sosial : kurang mampu mengadaptasi tanggung jawab sosial dan fungsi peran

4. Adaptasi : kurang mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan.

Jadi Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian, bukan

merupakan suatu keadaan tetapi merupakan suatu proses. Proses di sini adalah adaptasi

individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi juga terhadap lingkungan

sosialnya.

b. Apa saja kemungkinan penyebab nyeri dibagian perut sebelah kiri?

Jawab:

Nyeri perut bisa disebabkab oleh masalah di sepanjang saluran pencernaan atau di

berbagai bagian perut, yang bisa berupa:

FK UMP 2008 Page 10

Page 11: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

- pecahnya kerongkongan

- ulkus yang mengalami perforasi

- irritable bowel syndrome

- apendisitis

- pankreatitis

- batu empedu.

- Gastritis

- Peritonitis

- Batu ginjal

c. Apa saja yang bisa menyebabkan cepat capek dan mudah terserang flu?

Jawab:

Penduduk lansia ditinjau dari aspek biologi adalah penduduk yang telah menjalani

proses penuaan, dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin

rentannya tubuh terhadap serangan berbagai macam penyakit. Hal ini disebabkan

seiring meningkatnya usia, sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,

jaringan, serta sistem organ. Akibat daya tahan tubuh menurun tersebut, Pak Lanang

mudah cepat capek.

Kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring

dengan pertambahan usia. Sendi-sendi os costae akan menjadi kaku. Keadaan-keadaan

tersebut mengakibatkan penurunan laju ekspirasi paksa satu detik sebesar ± 0,2

liter/dekade serta berkurangnya kapasitas vital. Sistem pertahanan yang terdiri atas

gerak bulu getar, leukosit, dan antibodi serta refleks batuk akan menurun. Hal tersebut

menyebabkan warga usia lanjut rentan terhadap infeksi, salah satunya mudah terserang

flu yang dialami Pak Lanang.

FK UMP 2008 Page 11

Page 12: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

3.A. Bagaimana struktur organisasi dari suatu Puskesmas?

Jawab:

Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing

Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/kota

dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan

dengan Peraturan Daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi

Puskesmas sebagai

berikut :

a. Kepala Puskesmas.

Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan di tingkat

Kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan besarnya peran Kepala

Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan

maka jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III-B.

Pada keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan

eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala

Puskesmas yakni seorang sajana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya

mencakup bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan

pejabat tetap.

b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam

pengelolaan data dan Informasi, perancanaan dan penilaian, keuangan, umum dan

Kepegawaian.

c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas adalah upaya kesehatan masyarakat,

termasuk pembinaan terhadap UKBM dan upaya kesehatan perorangan

d. Jaringan Pelayanan Puskesmas seperti unit Puskesmas pembantu, unit Puskesmas

keliling dan unit bidang di desa/komunitas.

Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan

tugas dan tanggung jawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk Kepala

Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan

yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat

FK UMP 2008 Page 12

Page 13: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

b. Apa saja program yang ada di Puskesmas?

Jawab:

A. Program Wajib:

1. Promosi Kesehatan (Promkes)

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Sosialisasi Program Kesehatan

Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :

Surveilens Epidemiologi

Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS

(Infeksi Menular Seksual), Rabies

3. Program Pengobatan :

Rawat Jalan Poli Umum

Rawat Jalan Poli Gigi

Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan

Unit Gawat Darurat (UGD)

Puskesmas Keliling (Puskel)

4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

ANC (Antenatal Care) , PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana),

Persalinan,  Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun

5. Upaya Peningkatan Gizi

Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi

6. Kesehatan Lingkungan :

Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air

minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah

Survey Jentik Nyamuk

7. Pencatatan dan Pelaporan :

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

FK UMP 2008 Page 13

Page 14: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

B. Program Tambahan/Penunjang Puskesmas :

Program penunjang ini biasanya dilaksanakan sebagai kegiatan tambahan, sesuai

kemampuan sumber daya manusia dan material puskesmas dalam melakukan pelayanan

1. Kesehatan Mata : pelacakan kasus, rujukan

2. Kesehatan Jiwa : pendataan kasus, rujukan kasus

3. Kesehatan Lansia (Lanjut Usia) : pemeriksaan, penjaringan

4. Kesehatan Reproduksi Remaja : penyuluhan, konseling

5. Kesehatan Sekolah : pembinaan sekolah sehat, pelatihan dokter kecil

6. Kesehatan Olahraga : senam kesegaran jasmani

c. Bagaimana management pelayanan di Puskesmas?

Jawab:

Peran dokter dan perawat di puskesmas:

a. Petugas medis

- Dokter umum: melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, pustu,

posyandu

- Dokter gigi: melaksanakan pelayanan medis di poli gigi, puskel, pustu

- Dokter spesialis: khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga

adankunjungan dokter spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter

ahli anak, kandungan dan penyakit dalam.

b. Petugas para medis

- Bidan: pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) , pelaksanaan asuhan

kebidanan

- Perawat umum: pendamping tugas dokter umum, pelaksanaan asuhan

keperawatan umum

- Perawat gigi: pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan keperawatan

gigi

- Perawat gizi: pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi masyarakat

FK UMP 2008 Page 14

Page 15: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

- Sanitarian: pelayanan kesehatan lingkungan permukiman dan institusi lainnya

- Sarjana farmasi : pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan kesehatan

- Sarjana kesehatan masyarakat: pelayanan administrasi, penyuluhan,

pencegahan dan pelacakan masalah kesehatan masyarakat.

d. Bagaimana kompetesi seorang perawat di Puskesmas dan hubungannya dengan kasus?

Jawab:

Meurut Undang-Undang No. 23 pasal 4, tahun 1992 tentang kesehatan:

Lingkup praktik keperawatan adalah :

a. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks.

b. Memberikan tindakan keperawatan langsung, terapi komplementer, penyuluhan

kesehatan, nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah kesehatan

melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan klien.

c. Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan kunjungan rumah.

d. Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi,

pertolongan persalinan normal.

e. Melaksanakan program pengobatan dan atau tindakan medik secara tertulis dari

dokter.

f. Melaksanakan Program Pemerintah dalam bidang kesehatan

Menurut pendapat Doheny (1982, dalam Mubarok, 2005) ada 8 elemen peran perawat

professional antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator,

coordinator, change agent, consultant.

Care Giver, Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien

mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Proses penyembuhan

lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu, sekalipun keterampilan tindakan yang

meningkatkan kesehatan fisik

FK UMP 2008 Page 15

Page 16: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

merupakan hal yang penting bagi pemberi asuhan (Potter & Perry, 2005). Pada peran ini

perawat harus mampu memberikan pelayanan kepada individu, keluarga, kelompok atau

masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat

sederhana sampai masalah yang kompleks. Memperhatikan individu dalam konteks

sesuai kehidupan klien, perawat harus mampu memperhatikan klien berdasarkan

kebutuhan signifikan dari klien. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk

mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah

psikologis (Mubarok, 2005).

Client Advocate, sebagai pembela klien tugas perawat disini adalah bertanggung jawab

membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai

pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk

mengambil persetujuan (inform consent) atas tindakan keperawatan yang diberikan

kepadanya. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena

klien yang sakit dan dirawat akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.

(Mubarok, 2005).

Perawat adalah tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga

diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien. Seorang pembela klien

adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa

yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-

hak klien Hak-hak Klien antara lain, Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya, hak atas

informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menetukan nasibnya sendiri

dan hak untuk

menerima ganti rugi akibat kelalaiam tindakan. Sedangkan Hak-hak Tenaga Kesehatan

antara lain, Hak atas informasi yang benar, hak untuk bekerja sesuai standar, hak untuk

mengakhiri hubungan dengan klien, hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok,

hak atas rahasia pribadi dan hak atas balas jasa. (Disparty, 1998, dalam Mubarok, 2005).

FK UMP 2008 Page 16

Page 17: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

Conselor, peran konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan

mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan

interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya

diberikan dukungan emosional dan intelektual (Mubarok, 2005)

Educator, yaitu sebagai pendidik klien sejalan dengan proses keperawatan dalam fase

pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan

untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi

pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama

evaluasi perawat menilai hasil yang didapat. Perawat membantu pasien meningkatkan

kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan

tindakan medik sehingga pasien dan keluarganya dapat menerimanya (Gartinah, dkk,

1999).

Collabolator, peran perawat sebagai kolabolator dapat dilaksanakan dengan cara

bekerja sama dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter, perawat

dengan ahli gizi, perawat dengan ahli radiology dan lain-lain dalam kaitannya

membantu mempercepat proses penyembuhan klien(Mubarok, 2005). Perawat bekerja

sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun

pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kesehatan pasien (Gartinah, dkk,

1999)

Coordinator, perawat koordinator merupakan pelayanan dari semua anggota tim

kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional. Peran perawat

disini adalah mengarahkan, merencanakan dan mengorganisir. Sebagai perawat

koordinator kesehatan masyarakat di Puskesmas bertanggung jawab kepada Kepala

Puskesmas terhadap keberhasilan upaya perkesmas di puskesmas, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta penilaian (Kepmenkes, 2006)

FK UMP 2008 Page 17

Page 18: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

Change Agent (Pembawa Perubahan/Pembaharu), pembawa perubahan adalah

seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain

membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. (Kemp, 1986). Peningkatan dan

perubahan adalah komponen esensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses

keperawatan, perawat membantu klien unutk merencanakan, melaksanakan dan

menjaga perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan, perasaan dan perilaku yang

dapat meningkatkan kesehatan klien tersebut.

Consultant, sebagai konsultan perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien

terhadap masalah yang dialami oleh pasien atau tindakan keperawatan yang tepat untuk

diberikan. Menurut CHS (1989) peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap

informasi tentang tujuan pelajaran pelayanan keperawatan.

Kompetensi perawat adalah kemampuan yang dimiliki seorang perawat untuk

melakukan praktik keperawatan yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap

sesuai unjuk kerja yang ditetapkan di dalam konteks kesehatan, kesejahteraan dan

keamanan klien.

Ranah/domain kompetensi mencakup:

1. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya;

2. Pemberian dan menejemen asuhan keperawatan; dan

3. Pengembangan profesional.

Perawat menerapkan Asuhan Keperawatan komunitas pada setiap area pelayanan

keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan dan pengorganisasian

komunitas, berupa :

a. Komunitas

b. Keluarga

c. Gerontik

Pada kasus, seorang perawat tidak memiliki kompetensi kuratif di puskesmas

tersebut, karena kompetensi kuratif hanya dimiliki seorang dokter. Perawat hanya

FK UMP 2008 Page 18

Page 19: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

sebatas menerapkan asuhan keperawatan saja. Pada sistem yang berjalan di Puskesmas

tersebut tidak layak seperti yang seharusnya, karena telah melanggar batasan

kompetensi yang telah ada.

4.A. Apakah tindakan dokter sudah benar pada kasus?

Jawab:

Belum benar karena dokter hanya memberikan pengobatan saja belum melakukan

promosi dan pendidikan kesehatan bagi pasien. Seharusnya dokter memberikan promosi

dan pendidikan kesehatan pada pasien. Jadi dokter harus menerapkan metode

pendidikan perilaku kesehatan.

Metode pendidikan prilaku kesehatan dibagi menjadi:

1. Metode pendididkan individual ( perorangan )

Digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik

pada suatu perubahan prilaku atau inovasi.

Bentuk dari pendekatan ini antara lain:

a. Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif, setiap masalah

yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.

Akhirnya klien tersebut dapat dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran,

penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut ( mengubah perilaku).

b. Wawancara ( interview )

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.

Wawancara antara petugas kesehatan dnegan klien untuk menggali informasi.

2. Metode pendidikan kelompok

a. Kelompok besar

Yang dimaksud kelompok besar di sisni adalah apabila peserta penyuluhan

itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar antara lain:

- Ceramah

FK UMP 2008 Page 19

Page 20: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

Metode ini baik untuk sasaran berpendidikan tinggi maupun rendah.

- Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan

menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian atau presentasi dari

suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting

dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya disebut kelompok

kecil. Metode – metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain:

- Diskusi kelompok

- Curah pendapat (brain storming)

- Bola salju ( snow balling)

- Kelompok-kelompok kecil ( bruzz group )

- Role play ( memainkan peranan)

- Permainan simulasi ( simulation game )

3. Metode pendidikan masal ( public )

Untuk mengomsumsikan pesan pesan kesehatan yang ditujukan kepada

masyarakat yang sifatnya massa atau publik, maka cara yang paling tepat adalah

pendekatan massa. Oleh karena itu sasaran pendidikan bersifat umum dalam arti

tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi,

tingkat pendidikan dan sebagainya maka pesan kesehatan yang harus disampaikan

harus dirancang sedemikian rupa sehingga ditangkap oleh massa tersebut.

Pada kasus ini : dokter harus menerapkan metode pendidikan perilaku kesehatan

individula (perorangan).

b. Bagaimana pendidikan seseorang dokter yang seharusnya diberikan pada pasien pada

kasus ini?

FK UMP 2008 Page 20

Page 21: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

Jawab:

Pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan yang direncanakan untuk mempengaruhi

orang lain baik individu , kelompok ataupun masyarakat sehingga mereka melakukan

apa yang diharapkan pelaku pendidik.

Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan

berdasarkan lima tingkat pencegahan ( five levels of prevention ) dari ( Leavel and

Clark), dan sebagai berikut:

a. Promosi Kesehatan ( Health promotion )

Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan

gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan higiene perseorangan, dan

sebagainya.

b. Perlindungan khusus ( Specific protection )

Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini

pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di negara-negara berkembang.

Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai

perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anak-anaknya masih

rendah.

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera ( Early diagnosis and prampt trearment )

Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan

dan penyakit, maka sulit mendeteksi penyakit- penyakit yang terjadi dalam

masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan

diobati penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan masayarakat tidak memperoleh

pelayanan dan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan sangat

diperlukan pada tahap ini.

d. Pembatasan cacat ( Disability Limitation )

Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan

penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya samapi tuntas.

FK UMP 2008 Page 21

Page 22: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang

komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat

mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidakmampuan. Oleh karena

itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.

e. Rehabilitasi ( Rehabilitation )

Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang kadang orang menjadi cacat.

Untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang kadang dilakukan latihan-latihan

tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak

atau segan melakukan latihan latihan yang dianjurkan. Di samping itu, orang yang

cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke

masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai

anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu, jelas pendidikan kesehatan

diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan

kesehatan kepada masyarakat.

c. Bagaimana komunikasi yang baik antara dokter dan pasien yang seharusnya pada kasus

ini?

Jawab:

Komunikasi di sini, diperlukan untuk mengkondisikan faktor-faktor predisposisi.

Kurangnya pengetahuan, dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit,

adanya tradisi, kepercayaan yang negatif tentang penyakit, makanan, lingkungan, dan

sebagainya, mereka tidak berprilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Untuk itu maka

perlu dilakuakan komunikasi, pemberian informasi- informasi tentang kesehatan.

Informasi yang seharusnya diperoleh pak lanang:

1. Penjelasan mengenai gastritis yang dideritanya

2. Berapa kali obat tersebut harus dimakan termasuk keteraturannya juga antibiotic

yang harus diminum sampai habis sesuai dosisnya.

FK UMP 2008 Page 22

Page 23: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

3. Diberi nasehat untuk menjaga kesehatan diri dengan istirahat yang cukup, makan

teratur dan menjaga hygiene diri dan makanan.

4. Kontrol lagi apabila obat habis.

d. Bagaimana SOP yang baik dan benar?

Jawab:

1. Pelayanan yang komprehensif dengan pendekatan holistik

a. Preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif

b. Memandang manusia sebagai manusia seutuhnya

2. Pelayanan yang continue

a. Mempunyai rekam medis yang diisi dengan cermat

b. Menjalin kerjasama dengan profesi dan instansi lain untuk kepentingan pasien agar

proses konsultasi dan rujukan berjalan lancar.

3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan

a. Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin

b. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya

c. Mencegah kecatatan

4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

a. Kerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan bermutu

dan kesembuhan optimal

b. Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk

penyembuhan.

5. Penanganan personal pasien sebagai bagian integral dari keluarga

6. Pelayanan yang mempertimbangkan faktor keluarga, lingkungan kerja, dan

lingkungan tempat tinggal.

a. Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat dan

lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyakitnya.

b. Memanfaatkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya untuk membantu

penyembuhan penyakitnya.

FK UMP 2008 Page 23

Page 24: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu

9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan yang merupakan

perwujudan dari adanya :

a. Rekam medis yang lengkap dan akurat yang dapat dibaca orang lain

b. Standar Pelayanan Medis

c. Penggunaan evidence-based medicine untuk pengambilan keputusan

d. Kesadaran akan keterbatasan kemampuan dan kewenangan

e. Kesadaran untuk mengikuti perkembangan ilmu melalui belajar sepanjang hayat

dan pengembangan profesi berkelanjutan.

5. A. Bagaimana seharusnya sikap Pak Lanang dalam menanggapi pelayanan dokter

tersebut?

Jawab:

Tingkatan sikap:

1. Menerima (receiving)

2. Menaggapi (responding)

3. Menghargai (valuing)

4. Bertangguang jawab ( responsible)

Pada kasus : sikap Pak Lanang hanya menerima saja sehingga timbal balik.

d. Apa dampak perasaan senang Pak Lanang terhadap proses pemeriksaan kesehatan

terhadap dirinya?

Jawab:

Dampaknya : hal ini aka menyebabkan masayarakat (Pak Lanang) tidak memperoleh

pelayanan kesehatan yang layak maka Tujuan utama dari pendidikan kesehatan tidak

tercapai.

FK UMP 2008 Page 24

Page 25: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

e. Bagaimana pandangan islam dalam khasus ini?

Jawab:

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (al-Baqarah::

l95). Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal dari

pekerjaan

Terlambat makan:

Sesungguhnya tubuh mu memiliki hak yang harus engkau penuhi (HR BUKHARI)

FK UMP 2008 Page 25

Page 26: Tutorial 3 Ska

SKENARIO A TUTORIAL 3

DAFTAR PUSTAKA

1. Trihono. ARRIMES Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : C.V.

Sagung Seto;2005.

2. Notoatmodjo, Soekidjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka Cipta,

2007

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik

Indonesia;2004.

4. Puskesmas Kampar. Profil Puskesmas Kampar Tahun 2008. Air Tiris: Puskesmas

Kampar;2008.

5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia;1997.

6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Indikator

Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia;

2001.

7. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;2007.

8. Mukono, HJ. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga

University Press;2006.

9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengelolaan Posyandu. Jakarta:

Depkes RI; 2006.

10. Anymouse, Program Puskesmas, in http://puskelinfo.wordpress.com/pelayanan/program-

puskesmas/, 11 mei 2011, 14.56

11. Anymouse, Managemen Puskesmas, in http://belibis-a17.com/2010/05/07/manajemen-

puskesmas/, 11 mei 2011, 15.25

12. Forum puskesmas, Undang Undang Keperawatan in

http://puskesmassungkai.wordpress.com /2009/08/30/undang-undang-keperawatan-hak-

perawat-indonesia-untuk-mendapatkan-legislasi-profesi/ , 11 Mei 16.00

FK UMP 2008 Page 26