Tutor Sebya Edit

97
PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 MATARAM TAHUN AJARAN 2013/2014

Transcript of Tutor Sebya Edit

PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL

BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 MATARAM TAHUN

AJARAN 2013/2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses belajar yang kompleks yang terjadi pada diri

setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya

interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar

dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seorang

telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang

mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,

keterampilan, atau sikapnya.

Menurut Gagne ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor

internal dan faktor eksternal, dan keduanya mempunyai pengaruh timbal balik

terhadap belajar. Faktor internal berasal dari dalam diri peserta didik itu

sendiri, misalnya fisiologis dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal berasal

dari keluarga, lingkungan, dan sarana prasarana sekolah.

Strategi dan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada

peserta didik di dalam kelas merupakan salah satu faktor peningkatan hasil

belajar yang berasal dari luar peserta didik (eksternal). Dalam proses

pembelajaran di dalam kelas, guru tidak terlepas dari masalah-masalah yang

dialami oleh peserta didik, ini dapat disebabkan karena strategi dan model

pembelajaran yang diterapkan sehingga peserta didik menganggap biologi itu

membosankan dan sulit memahami materi pelajaran.

Kesulitan yang dialami peserta didik saat memahami mata pelajaran

dikhawatirkan dapat menurunkan minatnya untuk terus mengikuti proses

belajar mengajar yang telah dirancang, sehingga akan menurunkan hasil

belajar peserta didik. Pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang

cukup komplek dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu

faktor tersebut di antaranya adalah guru. Oleh sebab itu, guru harus

memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

kesempatan bagi peserta didiknya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat

membantu meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan motivasi peserta

didik untuk belajar dengan baik, maka metode pembelajaran harus diusahakan

yang tepat efisien dan seefektif mungkin. Pada saat ini banyak dikembangkan

model-model pembelajaran. Model pembelajaran sangat bergantung pada

tujuan yang akan dicapai oleh guru. Salah satu pelajaran yang dapat

mengakomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri di

dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran tutor sebaya dalam

kelompok kecil.

Dari keterangan guru bidang studi biologi kelas VIII MTs NU 01

Cepiring, bahwa selama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran

biologi masih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga peserta didik

dalam kegiatan belajar mengajar menjadi bosan, mengantuk, serta cenderung

pasif. Walaupun peserta didik sudah dilibatkan atau diikutsertakan dalam

proses pembelajaran, namun hasil belajar pada materi sistem pernapasan

masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilainya

60 . Hal ini dikarenakan pelajaran biologi merupakan pelajaran yang dianggap

kurang menarik karena bersifat teoritis dan banyak hafalan. Peserta didik yang

berkemampuan akademik yang cukup tinggi yang bisa dijadikan sebagai tutor

atau orang yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar selain guru untuk

membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar dalam hal ini

pada materi sistem pernapasan. Diharapkan dengan adanya tutor sebaya yang

merupakan tutor dari teman sendiri dapat membuat peserta didik menjadi lebih

tertarik untuk mengikuti pelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik dan lebih meningkatkan aktivitas peserta didik dalam

pembelajaran sistem pernapasan manusia

Salah satu cara untuk mengetahui keaktifan peserta didik dalam belajar

biologi MTs NU 01 Cepiring adalah dengan menerapkan model pembelajaran

yang tepat sehingga dapat meningkatkan peserta didik baik kemampuan

maupun kemampuan efektifnya. Diantara model pembelajaran yang dapat

dipilih adalah pembelajaran model tutor sebaya.

Dengan pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik

untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan mengembangkan

mengerjakan ketrampilan bekerja kelompok. Dari dasar pemikiran inilah

mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang ”Pengaruh

Keaktifan Peserta Didik Dalam Model Pembelajaran Tutor Sebaya

Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia Di

Kelas VIII SMP Nwgeri 2 Mataram Tahun Ajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian

dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA biologi.

2. Sebagian peserta didik menganggap khususnya biologi sebagai mata

pelajaran hafalan.

3. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan metode

ceramah.

C. Pembatasan Masalah

1. Keaktifan peserta didik

Berasal dari kata aktif yang berarti giat.1 Jadi keaktifan peserta

didik di sini adalah keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan

proses belajar mengajar.

2. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu

1

(orang, benda dan sebagainya).2

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah interaksi antara siswa dengan lingkungannya,

sehingga jadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.9

4. Tutor sebaya

Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang

ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan

belajar. Model tutor sebaya merupakan bagian dari pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) atau belajar bersama yang

memberdayakan tutor sebaya untuk membantu teman-temannya dalam

pembelajaran. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada

umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Hubungan antara

siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya terasa lebih dekat

dibandingkan hubungan murid dengan guru.3

5. Materi sistem pernapasan manusia

Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang

mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak

mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.4

Sistem pernapasan dalam KTSP termasuk dalam pelajaran ilmu

pengetahuan alam kelas VIII semester ganjil. Materi yang akan dibahas

yaitu alat pernapasan, proses pernapasan, kelainan dan penyakit pada

sistem pernapasan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang perlu dikaji

yaitu seberapa besar pengaruh keaktifan peserta didik dalam model

23

4

pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi sistem

pernapasan di kelas VIII di MTs NU 01 Cepiring?

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

a) Dapat memilih atau menentukan model pembelajaran yang tepat

dalam mengajarkan materi.

b) Sebagai informasi bagi semua tenaga pengajar mengenai model

pembelajaran tutor sebaya.

2. Bagi peserta didik

a) Dapat meningkatkan prestasi belajar biologi peserta didik khususnya

pada materi sistem pernapasan melalui model tutor sebaya.

b) Memperoleh pengalaman kerjasama dalam kelompok.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

biologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya

dalam mata pelajaran biologi.

4. Bagi peneliti

Dapat memberikan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran

yang efektif.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Belajar

Menurut Mulyono Abdur Rahman, “hasil belajar adalah kemampuan

yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.”5Hasil belajar

merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami

aktivitas belajar. Perubahan aspek-aspek perilaku tersebut tergantung pada apa

yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar

mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang

diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan

perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melakukan aktivitas

belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi 3

ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris.

a) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, evaluasi.

b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari empat

aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, dan organisasi.

c) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak individu yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu

gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual,

5

keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan

ekspresif dan interpretatif. Jadi ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan

diatas perlu diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan

pengajaran dan menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun buku tes.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang peserta didik merupakan

hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Baik dalam diri

(faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya

dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang

sebaik-baiknya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

meliputi.

a) Faktor internal terdiri dari

(1) Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh

(2) Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan dan kesiapan.

(3) Faktor kelelahan

b) Faktor eksternal terdiri dari:

(a) Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi, antara

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

(b) Faktor sekolah meliputi model pengajaran, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah.

(c) Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat,

media massa, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat.6

Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan adanya disfungsi

neurologis. Faktor eksternal berupa pemilihan strategi pembelajaran

yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan

motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan yang tidak

tepat.

Dari pengertian tentang hasil belajar, di mana hasil belajar

merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui

proses belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Dalam mencapai

hasil belajar yang maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah ketepatan dalam memilih strategi, metode dan model

pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi agar materi dapat

diterima oleh peserta didik dengan baik. Serta pengertian pembelajaran

yang sesungguhnya yaitu adanya timbal balik serta komunikasi antara

peserta didik dengan pendidik, dan peserta didik dengan peserta didik

yang lain. Bukan hanya pendidik saja yang berbicara.

3. Keaktifan Peserta Didik

a) Pengertian Keaktifan Peserta Didik

Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat. Jadi keaktifan

adalah kegiatan dalam proses belajar mengajar.7 Belajar aktif sebagai

proses merupakan pendekatan belajar yang memberi ruang kepada siswa

untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan belajar

aktif akan membuat peserta didik memikirkan eksplorasi dan tindakan

kreatif. Yang paling penting, speserta didik melakukannya sendiri:

menemukan, melihat, mencoba, bertanya dan memecahkan masalahnya

67

sendiri. Daya kemampuan peserta didik perlu difasilitasi dan digerakkan

oleh guru. Itu berarti, di dalam kelas guru berperan sebagai fasilitator dan

dinamisator.

Dalam setiap proses belajar mengajar, peserta didik selalu

menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai

dari keadaan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sudah

diamati. Adapun jenis-jenis aktivitas peserta didik dalam proses

pembelajaran di antaranya adalah:

1) Visual activities, yaitu membaca dan memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan atau pekerjaan orang lain.

2) Oral activities, yaitu menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi dan sebagainya.

3) Listening activities, yaitu mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, pidato, musik dan sebagainya.

4) Writing activities, yaitu menulis cerita, karangan, angket, tes, laporan, menyalin dan sebagainya.

5) Drawing activities, yaitu melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun dan sebagainya.

6) Mental activities, yaitu menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya.

7) Emotional activities, yaitu menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.8

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik

dalam proses pembelajaran merekalah yang mendominasi aktivitas

pembelajaran tersebut, dengan ini peserta didik aktif menggunakan otak, baik

untuk menemukan ide-ide materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau

mengaplikasikan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif

peserta didik diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya

mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Aktivitas fisik adalah peserta didik

giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja,

8 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 91

ia tidak hanya duduk dan mendengarkan Seperti halnya mencatat pelajaran,

bertanya, berdiskusi, berani mencoba, mengemukakan pendapat, dengan cara

ini peserta didik merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil

belajar dapat dimaksimalkan.

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran tuntutan peserta didik agar

selalu aktif bukanlah hal yang baru. Keaktifan peserta didik merupakan

konsekuensi logis dari pengajaran yang seharusnya. Artinya merupakan

tuntutan logis dari hakekat belajar-mengajar. Hampir tak pernah terjadi proses

belajar tanpa adanya keaktifan individu peserta didik yang belajar.9

Artinya belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi

peserta didik seoptimal mungkin sehingga peserta didik mampu mengubah

tingkah laku lebih efektif dan efisien.

4. Model Pembelajaran Tutor Sebaya

a) Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang

ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan

belajar. Model tutor sebaya merupakan bagian dari pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) atau belajar bersama yang

memberdayakan tutor sebaya untuk membantu teman-temannya dalam

pembelajaran. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada

umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Hubungan antara

siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya terasa lebih dekat

dibandingkan hubungan murid dengan guru.10

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih di pimpin

9 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, edisi revisi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hlm.206

10 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan Menyenangkan, ( Yogyakarta: USD, 2007), hlm. 139.

oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif

dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi

yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah

yang dimaksud.

Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai falsafah mengenai

tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik

bertanggung jawab atas atas belajar mereka sendiridan berusaha

menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai sebagai fasilitator,

memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok kearah hasil

yang sudah disiapkan sebelumnya.11

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk

meningkatkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta didik dengan

pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam

kelompok, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya.

Pembelajaran kooperatif adalah sebuah grup kecil yang

bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah untuk

mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep

bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep

yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.12

Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap

anggota lebih mudah dan leluasa menyampaikan masalah yang dihadapi,.

Sehingga peserta didik yang bersangkutan dapat terpacu semangatnya

untuk mempelajari materi ajar dengan baik. Karena dengan bantuan teman

11 Agus Suprijono, Cooperative Learning dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) , hlm. 54

12 Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.14

sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya mudah

dipahami. Setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok

yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran

ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan.

Dalam arti luas sumber belajar tidak harus selalu guru. Hisyam

Zaini mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan

mengajarkan kepada orang lain.13 Sumber belajar dapat berasal dari orang

lain yang bukan guru, seperti teman dari kelas yang lebih tinggi (kakak

kelas), teman sekelas, atau keluarga di rumah. Sumber belajar bukan guru

dan berasal dari orang yang lebih pandai disebut tutor.

Ada 2 macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor

sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, dan tutor kakak adalah

tutor dari kelas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pemilihan model belajar

tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran yang dipilih guru akan

membantu siswa di dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya.

Sehubungan dengan itu ada beberapa pendapat mengenai tutor sebaya,

diantaranya adalah :

1. Ischak Warji,14 mengemukakan bahwa: “tutor sebaya adalah

sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran,

memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.”

2. Conny Setiawan, dkk.15 Mengemukakan tentang tutor sebaya itu

adalah “siswa yang pandai, dapat memberikan bantuan belajar kepada

13 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2002), hlm. 46 14 Tim MKPBBN Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Kontemporer,

( Bandung: JICA-UPI, 2001), hlm. 234. 15 Tim MKPBBN Jurusan Pendidikan matematika, Strategi Pmbelajaran Kontemporer,

( Bandung: JICA-UPI ,2001) hlm. 238.

siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada

teman-teman sekitarnya di luar sekolah.

Dengan demikian maka dapat kita ketahui bahwa tutor sebaya

merupakan seseorang atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk

dan ditugaskan untuk membantu peserta didik yang mengalami

kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok siswa yang

memiliki prestasi yang lebih tinggi dari pada peserta didik yang lain.

b) Langkah-langkah Pembelajaran Tutor Sebaya

1. Pilihlah materi atau soal yang memungkinkan materi atau soal tersebut

dapat dipelajari atau dikerjakan peserta didik secara mandiri. Materi

pelajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi)

2. Bagilah peserta didik menjadi kelompok kecil yang heterogen,

sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Peserta didik

pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor

sebaya.

3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari sub materi. Setiap

kelompok dipandu oleh peserta didik yang pandai sebagai tutor

sebaya.

4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik dalam kelas atau

di luar kelas.

5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi atau

penyelesaian soalnya di depan kelas, sesuai dengan tugas yang telah

diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.

6. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan

sesuai dengan urutan sub materi atau penyelesaian soalnya, beri

kesimpulan dan klasifikasi seandainya ada pemahaman peserta didik

yang perlu diluruskan. 16

5. Keaktifan Peserta Didik dalam Model Pembelajaran Tutor Sebaya

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi

sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Seseorang yang aktif dalam

belajar, dia memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai suatu hal, dia akan

mencari tahu apa yang belum diketahuinya. Dari proses pencarian tahu

tersebut, dia memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang dapat

menambah pengetahuan yang dimilikinya.

Dalam proses belajar yang sedang berlangsung di kelas melibatkan

peserta didik dan menuntut peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.

Peserta didik juga harus aktif bertanya kepada guru atau tutor sebaya tentang

hal-hal yang belum jelas. Peserta didik harus lebih kritis, kreatif lebih

perhatian dalam menerima pelajaran atau materi yang disampaikan oleh tutor

sebaya. Begitu juga sebaliknya guru juga harus memberikan

pertanyaanpertanyaan kepada peserta didik dan juga harus dapat menciptakan

suasana belajar dalam kelas yang menimbulkan aktivitas peserta didik

sehingga akan tercipta proses belajar yang baik dan akan menyebabkan

interaksi di dalam kelas yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi

didiknya.

Aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan hasil

belajar peserta didik. Karena di dalam proses kegiatan belajar mengajar tanpa

adanya suatu keaktifan peserta didik, maka belajar tidak akan mencapai hasil

yang maksimal. Peserta didik yang aktif dalam belajar akan mendapatkan

hasil yang lebih baik dibanding peserta didik yang kurang aktif dalam belajar.

Dengan demikian aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan

16 Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif, (Semarang: UNNES, 2009), hlm 15

belajar mengajar karena segala sesuatu tidak akan tercapai secara maksimal

bila setiap individu tidak aktif dalam melaksanakan suatu kegiatan.

6. Materi sistem pernapasan manusia

a) Alat pernapasan

Bernapas adalah salah satu ciri makhluk hidup. Bernapas

merupakan upaya makhluk hidup untuk memasukkan gas oksigen

kedalam tubuh dan mengeluarkan karbondioksida (udara sisa pembakaran)

ke luar tubuh. Alat pernafasan manusia terdiri dari: hidung, pangkal

tenggorokan, batang tenggorokan, cabang batang tenggorokan, dan

paruparu.

1) Hidung

Hidung merupakan alat pertama yang dilalui udara dari luar. Di

dalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir. Rambut dan

selaput lendir berguna untuk menyaring udara, mengatur suhu udara

yang masuk agar sesuai dengan suhu tubuh, dan mengatur kelembapan

udara.

2) Laring (pangkal tenggorokan)

Setelah melewati hidung, udara-udara masuk ke pangkal

tenggorokan (laring) melalui faring. Faring adalah hulu kerongkongan.

Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan. Dari pangkal tenggorokan (laring) udara masuk

ke batang tenggorokan (trakea).

3) Trakea (batang tenggorokan)

Batang tenggorokan terletak di daerah leher, di depan

kerongkongan. Batang tenggorokan merupakan pipa yang terdiri dari

gelang-gelang tulang rawan.

4) Bronkus (cabang batang tenggorokan)

Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu

bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju ke

paru-paru. Di dalam paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi

bronkiolus. Bronkus sebelah kanan bercabang lagi menjadi tiga

bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua

bronkiolus. cabang-cabang yang paling kecil masuk kedalam

gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung

kapiler darah. Melalui kapiler-kapiler darah dialveolus inilah oksigen

dari udara akan berdifusi ke dalam darah.

5) Paru-paru

Paru-paru merupakan kumpulan gelembung alveolus. Paru-paru

terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma adalah

sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. 17

Gb 2.1 Alat-alat pernapasan18

17 Istamar syamsuri, dkk, Biologi untuk SMP kelas VIII, (Jakarta : Erlangga, 2007) hlm. 85 18 http:// www. Google.co.id/image=frirefox=sistem pernafasan. Diakses tanggal 23 juli 2010

b) Proses Pernapasan

Bagaimanakah cara paru-paru memasukkan dan mengeluarkan

udara? Proses pernapasan terdiri dari dua kegiatan, yaitu menghirup udara

atau menarik napas dan mengembuskan udara atau mengeluarkan napas.

Menghirup udara disebut inspirasi dan mengembuskan udara disebut

ekspirasi.

Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang kempisnya

paruparu, pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada (pernapasan

tulang rusuk) dan pernapasan perut (pernafasan diafragma)

1) Pernapasan Dada

Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antar tulang

rusuk. Jika otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat

naik. Akibatnya volume rongga dada membesar, sehingga tekanan

udara dalam rongga dada turun dan paru-paru mengembang. Pada saat

paru-paru mengembang, tekanan udara di dalam paru-paru lebih

rendah dari pada tekanan udara atmosfer (lingkungan)

2) Pernapasan perut

Pernapasan perut terjadi akibat gerakan diafragma. Jika otot

diafragma kontraksi, diafragma yang semula cembung ke atas bergerak

turun menjadi agak rata. Akibatnya rongga dada membesar dan perut

mengembung. Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke

keadaan semula (cembung). Akibatnya rongga dada menyempit. 19

c) Kapasitas paru

Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di

dalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Kapasitas total, yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru

pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang dapat

19 Istamar Syamsuri, dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 89

kita tergantung pada beberapa hal: kondisi paru-paru, umur, sikap,

dan bentuk seseorang.

2) kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah

ekspirasi maksimal.20

Dalam keadaan normal pada paru-paru dapat menampung udara sebanyak

± 5 liter.

d) Penyakit pada sistem pernafasan

1) Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala

yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin,

dan tenggorokan terasa gatal.

2) Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan

saluran pernapasan yang disebabkan alergi rambut, bulu, atau debu.

3) Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan

bakteri Mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen terganggu karena

adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus.

4) Difteri, adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh

lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri.

5) Pneumonia, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena

pembuluh darahnya kemasukan udara.21

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

D a lam penelitian yang akan kami laksanakan , peneliti mengacu pada

penelitian terdahulu diantaranya skripsi dengan judul

1) Skripsi yang disusun oleh Ari Kusnati (NIM :4401405044) pada tahun 2009

mahasiswa Universitas Negeri Semarang Fakultas MIPA jurusan matematika

dengan judul “Efektifitas Penerapan metode tutor sebaya pada pembelajaran

20 Syaifudin, AMK, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, (Jakarta: EGC, 2006) , hlm. 197

21 Istamar Syamsuri,dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 93

konsep sistem saraf di SMA Negeri 12 semarang”. Skripsi berisi tentang hasil

penelitian menunjukkan bahwa metode tutor sebaya dapat mempengaruhi

hasil belajar matematika pada materi sistem saraf pada siswa kelas XI IPA 3

di SMA Negeri 12 Semarang.

2) Skripsi yang disusun oleh A.Sifronul Wildan (NIM :3105051) pada tahun

2009. mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah jurusan

Biologi dengan judul “Pengaruh sikap peserta didik dalam metode resitasi

terhadap hasil belajar Biologi materi hormon kelas XI MAN Bawu Jepara.

Skripsi berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap peserta didik

dalam penggunaan metode resitasi di kelas XI MAN Bawu Jepara

berpengaruh terhadap hasil belajar pada materi hormon.

3) Skipsi yang disusun oleh Eko Murdiyahwati (Nim : 053811370) pada tahun

2010. mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah jurusan

Biologi dengan judul “Pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran berbasis

kegiatan laboratorium terhadap hasil belajar biologi kelas XI MAN Semarang

I Semarang”. Skripsi ini berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa

keaktifan peserta didik dalam pembelajaran berbasis laboratorium kelas XI

MAN I semarang berpengaruh terhadap hasil belajar biologi peserta didik.

C. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis yang ditemukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh keaktifan

pengajaran biologi dengan model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar

peserta didik kelas VIII khususnya pada materi sistem pernapasan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada :

Waktu : Oktober 2010

Tempat : MTs NU 01 Cepiring

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi dan Sampel

a) Populasi

Populasi penelitian eksperimen ini adalah peserta didik kelas

VIII MTs NU 01 Cepiring.

b) Sampel

Pada penelitian ini yaitu di ambil dua kelas VIII MTs NU 01

Cepiring dimana kelas VIII A sebagai kelas eksperimen VIII B sebagai

kelas kontrol.

c) Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

teknik cluster sampling22 yaitu pengambilan sampel secara random

atau tanpa pandang bulu dengan catatan yang dirandom adalah

kelasnya. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan kehomogenan kelas

tersebut seperti ditunjukkan oleh ciri-ciri relatif yang dimiliki semua

kelas.

Adapun ciri-ciri tersebut adalah :

22 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,(Bandung: Alfabeta, 2008) , hlm. 209.

19 1. Peserta didik mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama.

2. Peserta didik diampu oleh guru yang sama.

3. Peserta didik yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang

sama.

4. Pembagian kelas tidak ada kelas unggulan.

Pertimbangan lain didasarkan pada uji normalitas, uji homogenitas dan

uji kesamaan dua varian. Data nilai awal yang digunakan adalah nilai

ulangan harian. Tujuan tiga analisis tersebut sebagai uji prasyarat dalam

menentukan subyek penelitian.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian.23 Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas berupa keaktifan peserta didik dalam pembelajaran tutor

sebaya.

Keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya (variabel

x) indikatornya sebagai berikut:

a) Memperhatikan penjelasan tutor sebaya

b) menyalin penjelasan tutor sebaya

c) keaktifan bertanya

d) keberanian menjawab

e) mengerjakan tugas

2. Variabel terikat berupa hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01

Cepiring pada materi pernapasan manusia.

Hasil belajar biologi (variabel y), indikatornya berupa hasil ulangan harian

materi system pernapasan manusia.

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm. 118

Penelitian ini tergolong dalam penelitian eksperimen yang merupakan

salah satu bentuk penelitian kuantitatif, dalam hal ini peneliti akan meneliti

pembelajaran sistem pernafasan manusia dengan menggunakan model tutor

sebaya di kelas VIII MTs NU 01 Cepiring.

1. Metode tes.

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.24 Tes

digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik pada

materi sistem pernapasan dari peserta didik yang menjadi sampel

penelitian ini. Tes yang digunakan adalah tes bentuk objektif.

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian suatu objek

dengan menggunakan seluruh panca indera. Observasi merupakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak

pada objek penelitian. Metode ini digunakan untuk mengambil data

aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

F. Teknik Analisis Instrumen

1. Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan

suatu instrumen. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product

moment sebagai berikut.25

rxy = N∑∑∑XY − ( X)( Y)

{N∑∑∑∑X 2 − ( X )2}{N Y 2 −( Y)2}

keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = banyaknya r esponden

X = skor item tiap nomor

24 Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,2006), hlm. 150.

25 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm.72.

Y = j umlah skor total

�XY = jumlah perkalian X dan Y

Jika rhitung >rtabel maka item tes yang diujikan valid

2. Reliabilitas Soal

Reliabilitas dapat disebut juga “ajeg” atau “tetap”. Ajeg atau tetap

tidak harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Analisis

reliabilitas tes menggunakan rumus alpha, yaitu sebagai berikut.26

r

r11 = reliabelitas tes secara keseluruhan n

= banyaknya butir soal

∑σ1 2 = jumlah varians skor tiap-tiap item σ1

2

= varians total

X 2 − (∑X)2 σ1

2 = ∑ n

n

Jika rhitung >rtabel maka item tes yang diujikan reliabel.

3. Tingkat Kesukaran Soal

Pada penelitian ini untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran

tolok ukur sebagai berikut.

1). jika jumlah responden gagal < 27%, soal termasuk kriteria mudah.

2). jika jumlah responden gagal 28%-72%, maka soal termasukkriteria

sedang.

26 Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta:Bumi Aksara, 2002), hlm. 109.

3). jika jumlah responden gagal > 73%, soal termasuk kriteria sukar.

4). batas lulus ideal 6 untuk skala 0-10.

Adapun rumus yang digunakan adalah:

N gagal

TK = x100%

N

Keterangan:

TK = taraf kesukaran

N gagal = jumlah tes yang gagal

N = jumlah total tes

4. Daya Beda Soal

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang

berkemampuan rendah.27 Adapun rumus yang peneliti gunakan untuk

mencari daya pembeda tes adalah sebagai berikut.28

D = PA −PB

Keterangan

D = daya pembeda

PA = taraf kesukaran kelompok atas

PB = taraf kesukaran kelompok bawah

Kriteria yang digunakan yaitu.8

1). D = 0,00 sampai 0,20 (jelek)

2). D = 0,20 sampai 0,40 (cukup)

3). D = 0,40 sampai 0,70 (baik)

4). D = 0,70 sampai 1,00 (baik sekali)

27 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek,(Jakarta: Bumi Aksara,2002), hlm.211.

28 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Transito,2002), hlm. 213. 8 Sudjana, Metode Statistik, ( Bandung: Transito, 2002), hlm. 218.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah ada, diperlukan adanya analisis

statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut. a) Analisis Data Nilai Awal

Digunakan untuk membuktikan bahwa kelas eksperimen dan kelas

kontrol berangkat dari titik tolak yang sama. Data yang dipakai dalam

analisis ini adalah nilai ulangan harian pada mata pelajaran biologi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data

yang akan dianalisis. Perhitungan dilakukan dengan data nilai ulangan

harian pada mata pelajaran biologi.

Rumus yang digunakan adalah Chi-Kuadrat29

Keterangan: χ2: harga Chi-Kuadrat

O i : frekuensi hasil pengamatan

E i : frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian jika χ2hitung � χ 2

tabel dengan derajat

kebebasan dk = k – 3 dan taraf signifikan 5% maka data berdistribusi

normal.

2. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok

mempunyai varians yang sama atau tidak. Apabila dua atau lebih

sampel diperiksa dan ternyata homogen, maka dapat dikatakan bahwa

sampel-sampel tersebut berasal dari populasi yang sama.30 Hipotesis

yang digunakan dalam uji homogenitas adalah: : σ1

2

=σ22 ( variansnya homogen )

: ≠σ12 σ2

2 ( variansnya heterogen )

29 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Transito: 2002), hlm. 273. 30 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), hlm.314.

( )2

1

Oi i

i i

k −Ε Ε=

∑χ2 =

Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai

berikut:31

Varians.terbesar F hitung =

Varians.terkecil

Kriteria pengujian H 0diterima jika F hitung < F dengan α=5% .

α(v1,v2 )

Keterangan:

v1 = n1 - 1 = dk pembilang v2

= n2 - 1 = dk penyebut

b) Analisis Data Hasil Belajar

Setelah sampel diberi perlakuan maka dilaksanakan tes hasil belajar.

Dari hasil tes tersebut diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam

menguji hipotesis penelitian.

Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Langkah-langkah uji normalitas pada tahap ini sama dengan

langkah - langkah uji normalitas pada analisis data awal.

2) Uji Homogenitas

Langkah-langkah uji homogenitas pada tahap ini sama dengan

langkah-langkah uji homogenitas pada analisis data awal.

3) Analisis Uji Hipotesis

Analisis uji hipotesis merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan

dengan menguji data tentang pengaruh antara variabel bebas (x) dengan

variabel terikat (y). dalam hal ini menggunakan rumus analisis regresi satu

predictor dengan skor deviasi.

Sedangkan langkah dalam analisis uji hipotesis adalah:

a. Mencari hubungan antara predictor dan kriterium melalui teknik korelasi

moment tangkar dari Pearson, dengan rumus:

Σ xy 12

rxy = (Σx2)(Σy2)

31 Sudjana, Metode Statistik., ( Bandung: Transito,2002), hlm. 250.

Σxy =Σxy− (Σx)(Σy) N

Σx2 =Σx 2 − (Σx)2 dan N

2 =Σy 2 − (Σy)2

Σx

N

b. Persamaan

Regresi13 Ǔ = aX+K

Dimana nilai a dan k dapat dicari dengan rumus :

N∑XY −∑X∑Y a=

N∑X 2 −(∑X )2

K = c. Menghitung Jumlah Kuadrat :

(∑xy)2

a) Jumlah Kudrat Regresi (JKreg)= ∑ x 2

b) Jumlah Kuadrat Residu (JKres)=∑y2 - JKreg

c) Jumlah Kuadrat Total (JKtot) = ∑ y2 = JKreg +JKres

d) dbreg = k = jumlah variabel independen (X)

12 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 4. Sugiyono,Statistik Untuk Penelitian, ( Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 260.

e) dbres = N – k - 1 RK reg

f) Freg =

RK res

Uji signifikasi (Y) pada (X) :

Uji hipotesis dengan kriteria :

Jika Fhitung > Ftabel = tolak H0 = regresi signifikan

Jika Fhitung < Ftabel = terima H0 = regresi tidak signifikan

d. Analisis Varians Regresi

Uji Varians Regresi menggunakan analisis bilangan F (uji F)

dengan rumus:

RK reg Freg = RK res

Keterangan

Freg = Harga bilangan f untuk regresi

RKreg = Rata-rata kuadrat hasil regresi

RKres = Rata-rata kuadrat residu32

Untuk memudahkan penghitungan bilangan F, maka dibuat tabel ringkasan analisis garis regresi, sebagai berikut:

SumberVariasi

Db JK RK F reg

Regresi (reg) 1 JKreg

dbreg

RK reg

RK res

Residu (res) N-2 JKres

dbres

Total (T) N-1 ∑y2-

c) Analisis Lanjut

Analisis lanjut memberi interpretasi terhadap Freg yang diperoleh dari

hasil pengolahan data untuk mengetahui signifikan atau tidaknya model

pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar Biologi. Jika Freg lebih

besar dari taraf signifikan 5 % maupun 1 % berarti H0 ditolak, sebaliknya

Ha diterima.

32 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset), hlm 16.

2. Analisis Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan terhadap kelas uji coba yaitu pada

peserta didik kelas XI A, jumlah soal adalah 40 soal pilihan ganda. Berikut

ini adalah hasil analisis uji coba. a. Analisis Validitas

Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya beda butir soal pada lampiran 8 diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel 4.3 Data Validitas Butir Soal

Krteria ttabel No Soal Jumlah

Valid 0,329 1 , 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 12,

13 , 14, 15, 16, 20, 21, 22,

23 , 24, 27, 29, 31, 32, 33,

34 , 35, 37, 38, 39, 40

30

Invalid 5 , 11, 17, 18, 19, 25, 26,

28 , 30, 36

10

b. Analisis Reliabilitas

Hasil penghitungan koefisien reliabilitas 40 butir soal

diperoleh:r11= 0,928.

c. Analisis Tingkat Kesukaran

Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya beda butir soal, diperoleh data tingkat kesukaran

sebagai berikut.

Tabel 4.4 Data Tingkat Kesukaran Butir Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah

Sedang 1, 2, 3, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 14,

16 , 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25,

26 , 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33,

34 , 35, 36, 37, 38, 39, 40.

37

3

Mudah 4, 9, 19.d. Analisis Daya Beda

Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran dan daya beda butir soal, diperoleh daya beda sebagai

berikut.

Tabel 4.5 Data Daya Beda Butir Soal

Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase(%)

Sangat jelek

Jelek

Cukup

Baik

25

5

2, 4, 7, 8, 9, 10, 11,15, 17,

18 , 19, 21, 24, 26, 27, 28,

29 , 30, 31, 32, 34, 35, 36,

40

1, 3, 6, 12, 13, 14, 16, 20,

22 , 23, 33, 37, 38, 39

1

1

24

14

2 , 5

2 , 5

60

35

3. Data Nilai Tes Awal (Pre Test)

a. Kelas Eksperimen

Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas eksperimen sebelum

peserta didik diajar dengan model pembelajaran tutor sebaya pada

materi sistem pernapasan pada manusia mencapai nilai tertinggi 83 dan

nilai terendah 27. Rentang nilai (R) adalah 9, banyaknya kelas interval

diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,9.

Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi

Dari Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen

No Interval Kelas Frekuensi

1 27 – 35 12 36 – 44 23 45 – 53 84 54 – 62 115 63 – 71 8

6 72 – 80 57 81 – 89 1

jumlah 36b. Kelas Kontrol

Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas kontrol sebelum

peserta didik diajar dengan pembelajaran konvensional mencapai nilai

tertinggi 83 dan nilai terendah 27. Rentang nilai (R) adalah 9 ,

banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval

diambil 0,9.

Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi

Dari NilaiTes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol

No Interval kelas Frekuensi

1 27 – 35 22 36 – 44 23 45 – 53 74 54 – 62 85 63 – 71 66 72 – 80 97 81 - 89 1

jumlah 354. Data Nilai Tes Akhir (Post Test)

a. Kelas Eksperimen

Tes akhir(post test) yang diberikan pada kelas eksperimen setelah

peserta didik diajar dengan model tutor sebaya pada materi sistem

pernapasan pada manusia mencapai nilai tertinggi 90 dan nilai

terendah 60. Rentang nilai (R) adalah 5, banyaknya kelas interval

diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,5.

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi

Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen

No Interval kelas Frekuensi

1 60 – 64 32 65 – 69 5

3 70 – 74 84 75 – 79 75 80 – 84 66 85 – 89 57 90 – 94 2

b. Kelas Kontrol

Tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol setelah peserta didik

diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi sistem

pernapasan pada manusia mencapai nilai tertinggi 83 dan nilai

terendah 57. Rentang nilai (R) adalah 4, banyaknya kelas interval

diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,4.

Tabel 4.9 Daftar Distribusi Frekuensi

Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol

No Interval kelas Frekuensi

1 57 – 60 52 61 – 64 93 65 – 68 74 69 – 72 55 73 – 76 56 77 – 80 37 81 - 84 1

jumlah 35

B. Pengujian Data Hasil Belajar

1. Analisis Tahap Awal

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data

tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan

dengan uji Chi-Kuadrat. Data awal yang digunakan untuk menguji

normalitas adalah nilai pre test. Kriteria pengujian yang digunakan

untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = k – 3. Jika X 2hitung < X 2

tabel

maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika X 2hitung > X 2

tabel maka

data tidak berdistibusi normal.

Uji normalitas pre test pada kelas eksperimen (VIII A) untuk taraf

signifikan Į = 5% dengan dk = 6 - 3 = 3, diperoleh X 2hitung =

7,7571 dan X 2tabel = 7,81. Karena X 2

hitung < X 2tabel maka dapat dikatakan

bahwa data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan uji normalitas pre

test pada kelas kontrol (VIII B) untuktaraf signifikanĮ =

5% dengan dk = 6 - 3 = 3, diperoleh X 2hitung = 5,4576 dan X 2

tabel =

7,81. Karena X 2hitung < X 2

tabel maka dapat dikatakan bahwa data tersebut

tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah data

tersebut mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak.Uji

kesamaan dua varians data dilakukan dengan selisih antara varians

terbesar dengan varians terkecil. Kriteria pengujian yang digunakan

untuk taraf signifikan α = 5% , dk pembilang= (n1 −1), dk penyebut =

(n2 −1)dan peluang α . Jika Fhitung<Ftabel maka data tersebut homogen,

dan sebaliknya jika Fhitung>Ftabel maka data tersebut tidak homogen.

Dari penghitungan nilai pre test kelas eksperimen dan kontrol untuk

taraf signifikan α = 5%, dk pembilang = (n1 −1), dk penyebut =

(n2 −1) dan peluang α , diperoleh uji kesamaan dua varians adalah

Fhitung = 1,513 dan F(0,25) (36:35) = 1,97 Karena Fhitung<Ftabel maka dapat

dikatakan bahwa data tersebut homogen.

2. Data Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik

Melalui hasil observasi tentang keterlibatan aktif peserta didik dalam

pembelajaran tutor sebaya dapat diketahui sepenuhnya peserta didik ikut

terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

beberapa indikator, seperti memperhatikan penjelasan, menyalin

penjelasan, keaktifan bertanya, keberanian menjawab, mengerjakan tugas.

Pada saat tutor sebaya menjelaskan materi diskusi pada masing-masing

kelompok, anggota kelompok sangat antusias dalam mendengarkan

penjelasan penjelsan tutor tersebut dan mencatat apa yang sedang

dijelaskan oleh tutor. Kemudian tutor memberikan kesempatan anggota

kelompoknya untuk mengajukan pertannyaan dan memberi kesempatan

untuk menjawab pertanyaan, dan anggota kelompoknya pun aktif dalam

mengajukan pertanyaan dan keberanian menjawab. Tutor sebaya dan

anggota kelompoknya aktif dalam mengerjakan tugas diskusi yang di

berikan oleh guru.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh keaktifan

peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar

peserta didik di MTs NU 01 Cepiring.

3. Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini digunakan untuk membuktikan diterima atau

ditolaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun uji

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “adanya pengaruh

positif antara keaktifan siswa dalam pembelajaran tutor sebaya terhadap

hasil belajar biologi siswa kelas VIII MTs NU 01 Cepiring”.

Untuk membuktikan hipotesis tersebut, digunakan rumus regresi

satu prediktor dengan skor deviasi. Adapun langkah pokok dalam regresi

satu prediktor dengan skor deviasi ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari Hubungan antara Prediktor dengan Kriterium

Korelasi antara prediktor x dengan kriterium y dapat dicari

melalui teknik korelasi moment tangkar dari Pearson dengan rumus:

rxy = ∑2 xy

∑( x )(∑ y2)

Telah diketahui bahwa:

∑ x2 =∑ X 2 − ( ∑ N X )2 , dan

∑ y2 =∑ Y 2 − ( ∑ N Y)2

Untuk mencari nilai hubungan di atas, data dibantu dengan tabel

koefisien hubungan sebagai berikut.

Tabel 4.10 Koefisien Hubungan Variabel Keaktifan Siswa (X) dan Hasil Belajar Biologi (Y)

2 2 No X Y X Y XY1 2 3 4 5 61 75 80 5625 6400 60002 70 67 4900 4489 46903 75 67 5625 4489 50254 75 60 5625 3600 45005 75 70 5625 4900 52506 75 67 5625 4489 50257 80 77 6400 5929 61608 85 80 7225 6400 60009 85 70 7225 4900 595010 90 77 8100 5929 693011 85 80 7225 6400 680012 80 87 6400 7569 696013 80 60 6400 3600 480014 70 70 4900 4900 490015 85 77 7225 5929 654516 75 60 5625 3600 450017 90 77 8100 5929 693018 85 77 7225 5929 654519 80 67 6400 4489 636020 80 77 6400 5929 616021 70 70 4900 4900 490022 75 80 5625 6400 600023 75 70 5625 4900 525024 75 80 5625 6400 600025 65 67 4225 4489 435526 75 70 5625 4900 525027 70 70 4900 4900 490028 70 77 4900 7569 539029 70 87 4900 7569 609030 70 80 4900 6400 560031 85 90 7225 8100 765032 85 87 7225 7569 739533 85 87 7225 7569 739534 85 87 7225 7569 739535 70 70 4900 4900 490036 85 90 7225 8100 7650

∑X =2805 ∑Y

=2709

∑X 2 =

220125

∑Y 2 =206393 ∑ XY

=211950

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hasil koefisien hubungan nilai tersebut

ditentukan bahwa:

N = 36

∑X = 2805 ∑Y =

2709

∑X 2 =220125

∑Y2 = 206393

∑XY = 211950

Untuk mencari hasil masing-masing rumus di atas adalah sebagai

berikut:

=

=

= 211950 – 211076, 3

= 873, 7

∑x2 =∑ X 2 − N

=

=

=220125 – 218556, 3

= 1568, 7

∑y2 =∑Y2 − N

=

= 206393−

= 206393 – 203852, 3

= 2540, 7

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai-nilai sebagai

berikut:

∑xy = 873,7

∑x2 = 1568, 7

∑y2 = 2540, 7

Dari data di atas, kemudian dimasukkan dalam rumus moment

tangkar dari Pearson sebagai berikut:

rxy = ∑2 xy

(∑ x )(∑ y2)

=

=

= 0,437639

Berdasarkan uji hubungan antara variabel keaktifan siswa dengan

hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring diperoleh

indeks korelasi r = 0,437639 sedangkan indeks korelasi determinasinya

adalah r2 = 0,191528

2. Menguji Apakah Hubungan Itu Signifikan atau Tidak

Setelah diadakan uji korelasi dengan rumus korelasi product

moment, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan rt (tabel) pada

taraf signifikan 5% dan 1% dengan asumsi sebagai berikut:

a. Apabila rxy > rt (0,05 dan 0,01) berarti signifikan, hipotesis diterima.

b. Apabila rxy < rt (0,05 dan 0,01) berarti tidak signifikan, hipotesis ditolak.

Dari hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa rxy =

0,437639 > rt = 0,05 (0,329) dan rxy = 0,437639 > rt = 0,01 (0,424). Dengan

rxy > rt (0,05 dan 0,01), berarti signifikan dan hipotesis yang menyatakan

adanya pengaruh positif antara keaktifan peserta didik dalam pembelajaran

873,7 3985596

tutor sebaya dengan hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01

Cepiring adalah diterima. Dengan demikian, semakin tinggi keaktifan

peserta didik dalam tutor sebaya, semakin tinggi hasil belajar peserta didik

kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. Sebaliknya semakin rendah keaktifan

siswa dalam pembelajaran tutor sebaya semakin rendah pula hasil belajar

peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring.

3. Mencari Persamaan Regresi

YÖ =aX +K

Di mana:

YÖ = Perkiraan harga Y aX = Perkiraan a

dalam regresi linear Y pada x

K = Perkiraan b dalam linear Y pada x

Untuk mengetahui Y, terlebih dahulu dicari a dan K dari

persamaan y = ax, yang mana y=Y −Y , x=X −X , dan a .

∑x

∑xy a =

∑x 2

=

= 0,55695797 y

= 0,55695797x

Dari data yang dikumpulkan dapat dicari:

∑Y

Y = N

= = 75, 25

∑X

X = N

=

= 77,9166666

Karena itu untuk persamaan garis regresi y = ax atau Y −Y =a(X

−X) dapat diselesaikan sebagai berikut:

Y – 75,25 = 0,556957 (X – 77,9166666)

Y = 0,556957x – 43,396232 + 75,25

Y = 0,556957x + 31,85376

Dari perhitungan di atas, maka persamaan garis regresi adalah:

YÖ = 0,556957x + 31,85376

4. Analisis Varian Garis Regresi

Analisis varian garis regresi ini digunakan untuk mencari hubungan

antara kriterium dengan prediktor dengan menggunakan rumus regresi satu

prediktor skor deviasi.

YÖ = 0,556957x + 31,85376

Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus:

JKreg =

=

=

= 486,614

JKres =

= 2540,7 – 486,614

= 2054, 08

JK reg RKreg = db reg

=

= 486,614

JK res

RKres = db res

=

= = 60,414

Ttot =

= 2540, 7

Dari perhitungan di atas, maka analisis regresi bilangan F diperoleh

dengan rumus sebagai berikut:

RK reg

Freg =

RK res

=

= 8,0546

Setelah F atau Freg diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan F

tabel pada taraf signifikan 1% maupun 5%. Hipotesis diterima jika Freg

hitung > F tabel, baik pada taraf 1% maupun 5%. Untuk mengetahui lebih

lanjut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Sumber variansi

Dk/d b

JK RK F regFtabel

Kriteria5% 1%

Regresi (reg)

1486,61

48,0546 0,329 0,424 Signifikan

Residu(res) 34

2054 , 8

60,414

Total Ȉ)35

2540 , 7

- - - - -

51

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 1999.

Abror, Abdul Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana

Yogya, 1993.

Alwi, Hasan et. al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

2005 , Edisi II.

Anni, Catharina Tri, Psikologi Belajar, Semarang: UPT MKK UNNES, 2005.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2002, Cet. 12.

, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003.

Ahmadi, Abu ed. ell, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Asnawir, ed.ell, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Baharuddin, ed.ell, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar- Ruzz,

2007.

Bahri, Syaiful , Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Hadi Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.

http:// ww. Google.co.id/image=frirefox=Sistem pernapasan. Diakses tanggal

23 Juli 2010.

Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2004.

Nasution, Diktatik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976. Rahardja, Umar Tirta, La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

2000.

Sanjaya, Wina, Strategi Peembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengarui, Jakarta: Rineka Cipta,

2003.

Suparno, paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan

Menyenangkan, Yogyakarta: USD, 2007.

Sudjana, Metode Statistik, Bandumg: Tarsito, 2002.

, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002.

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007.

, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:

Alfabeta, 2008.

Suyitno, Amin, Pembelajaran Inovatif, Semarang: UNNES, 2009 Syaifudin,

Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: EGC, 2006.

Syamsuri, Istamar, dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga,

2007.

Suktiyana, Biologi SMP Untuk Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2004.

Tim MKPBBN jurusan pendidikan matematika, Strategi Pembelajaran

Kontemporer, Bandung: JICA-UPI, 2001.

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya,

Jakarta: Depag, 1980.

Yukadiana,dkk, Evaluasi IPA Biologi SLTP Kelas 2, Yogyakarta: Erlangga,

1997.

Zaini, Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2002.

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

EKSPERIMEN

Madrasah : MTs NU 01 Cepiring

Mata Pelajaran : IPA Terpadu

Kelas/Semester : VIII/1 ( Kelas Eksperimen )

Jumlah Jam Pelajaran : 2 x 40 I. Standar

Kompetensi :

1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia II.

Kompetensi Dasar :

1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya dengan

kesehatan

III. Indikator Hasil Berlajar

1. Menjelaskan pengertian bernafas

2. Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dada dan pernafasan perut

3. Menyebutkan macam organ penyusun sistem pernafasan manusia

4. Menyebutkan penyakit pada sistem pernafasan serta upaya mengatasinya

IV. Materi pokok :

Sistem Pernafasan Manusia

V. Metode pembelajaran

Ceramah, diskusi

VI. Langkah-langkah pembelajaran

Pertemuan pertama

1. Pendahuluan

a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis

belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis

b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa

c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

2. Kegiatan inti

a. Guru menerangkan materi pernafasan b. Disela-sela plajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,

jika tidak ada pertanyaan guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait

materi yang baru dijelaskan

c. Guru mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok, setiap kelompok

beranggotakan 6 orang. Setiap kelompok diberi tugas mendiskusikan

LDS yang akan dibagikan oleh guru pada masing-masing kolompok

d. Guru membimbing kegiatan siswa

e. Setelah selesai mengerjakan, perwakilan tiap kelompok untuk mempresentasikan

hasil diskusinya kepada teman-temannya.

3. Penutup

a. Guru bersam-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari

b. Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan posttes

c. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan bagi siswa yang ingin bertanya

Pertemuan kedua

1. Pendahuluan

a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis

belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis

b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa

2. Kegiatan inti

a. Guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari kemarin.

b. Di sela-sela pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

jika tidak ada pertanyaan guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait

dengan LDS sebagi umpan balik

c. Guru membagikan soal posttes dan lembar jawaban

d. Siswa mengerjakan selama 30 menit

e. Guru menyuruh siswa mengumpulkan lembar jawaban di depan mejaja guru

f. Guru menanyakan kepada siswa mana soal yang sulit dan membahasnya

3. Penutup

a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari

b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa yang

ingim bertanya

VII. Media ( Sumber dan Bahan ) Sumber dan bahan yaitu :

1. Setiadi, Anatomi dan fisiologi manusia, Yoyakarta : graha ilmu, 2007

2. Syaifudin Drs.H.AMK, Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Edisi 3,

Jakarta : EGC, 2006

VIII. Penilaian

a. Prosedur penilaian

Tes tertulis ( posttes )

b. Alat penilaian

Pilihan ganda

Lembar observaasi keaktifan siswa

Semarang, Oktober 2010

Guru mata pelajaran Peneliti

Asiyah S.Pd.I Af’idatun Nadhifah

Kepala sekolah

A. Afif Abdullah, S.Ag

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS

KONTROL

Madrasah : MTs NU 01 Cepiring

Mata Pelajaran : IPA Terpadu

Kelas/Semester : VIII/1

Jumlah Jam Pelajaran : 2 x 40 I. Standar

Kompetensi :

1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia II.

Kompetensi Dasar :

1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya dengan

kesehatan

III. Indikator Hasil Berlajar

1. Menjelaskan pengertian bernafas

2. Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dada dan pernafasan perut

3. Menyebutkan macam organ penyusun sistem pernafasan manusia

4. Menyebutkan penyakit pada sistem pernafasan serta upaya mengatasinya IV.

Materi pokok :

Sistem Pernafasan Manusia

V. Metode pembelajaran Ceramah, tanya jawab

VI. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan pertama

1. Pendahuluan

a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis

belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis

b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa

c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

d. Guru menulis dipapan tulis tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan organ-organ pernapasan dan proses pernapasan

b. Guru meminta siswa menyebutkan organ-organ pernapasan manusia

c. Guru meminta siswa mempraktekan proses pernapasan dada dan perut

3. Penutup

a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari

b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa yang

ingim bertanya

Pertemuan ke dua

1. Pendahuluan

a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika papan tulis

belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk membersihkan papan tulis

b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa

c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa

d. Guru menulis dipapan tulis tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan beberapa istilah kapasitas (volume) pernapasan

b. Guru meminta siswa menyebutkan penyakit pada sistem pernapasan dan cara

mengatasinya

3. Penutup

a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari

b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa yang

ingim bertanya

VII. Media ( Sumber dan Bahan ) Sumber dan

bahan yaitu :

1. Setiadi, Anatomi dan fisiologi manusia, Yoyakarta : graha ilmu, 2007

2. Syaifudin Drs.H.AMK, Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Edisi

3, Jakarta : EGC, 2006

VIII. Penilaian

a. Prosedur penilaian

Tes tertulis ( posttes )

b. Alat penilaian

Pilihan ganda

Lembar observaasi keaktifan siswa

Semarang, Oktober 2010

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Asiyah, S.P.I Af’idatun Nadhifah

Kepala Sekolah

A. Afif Abdullah, S.Ag

Lampiran 16

LEMBAR DISKUSI SISWA

MATERI SISTEM PERNAPASAN

Kelompok : 1

Anggota kelompok :

Kelas :

Waktu : 45 menit

Tujuan :

Mengetahui organ dan proses terjadinya pernapasan Perintah :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ! Soal

1. Apakah yang dimaksud dengan pernapasan ?

2. Jelaskan perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut ?

3. Jika menelan dan berbicara dilakukan bersama-sama, kemungkinan apakah yang akan

terjadi? Terangkan peristiwa itu!

Lampiran 18

LEMBAR DISKUSI SISWA

MATERI SISTEM PERNAPASAN

Kelompok : 2

Anggota kelompok :

Kelas : 45 menit

Tujuan :

Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi Perintah :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!

Soal

1. Apakah yang dimaksud dengan :

a. kapasitas vital paru-paru

b. udara residual

c. udara tidal

d. udara total paru

2. Sebutkanlah selaput yang melindungi paru-paru!

3. Jelaskan mengapa bernapas melalui hidung lebih baik dibandingkan bernapas melalui

mulut?

Lampiran 24

LEMBAR DISKUSI SISWA

MATERI SISTEM PERNAPASAN

Kelompok : 5

Anggota kelompok :

Kelas :

Waktu : 45 menit

Tujuan :

Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi Perintah :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!

Soal

1. sebutkan macam-macam radang pada sistem pernapasan!

2. apa peranan bulu-bulu getar yang terdapat pada sel-sel batang tenggorok?

Lampiran 26

LEMBAR DISKUSI SISWA

MATERI SISTEM PERNAPASAN

Kelompok : 6

Anggota kelompok :

Kelas :

Waktu : 45 menit

Tujuan :

Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi Perintah :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!

Soal

1. Jelaskan bagaimana oksigen dari rongga alveolus dapat masuk ke dalam kapiler pembuluh

darah!.

2. Sebutkan organ-organ yang menyusun sistem pernapasan manusia dari rongga hidung sampai

alveolus.

Lampiran 4

KISI-KISI SOAL

Standar Kompetensi

1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar

1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Tabel kisi-kisi soal

Indikator No item soal

Menjelaskan pengertian

pernafasan

Menjelaskan proses terjadinya

pernafasan dada dan

pernafasan perut

Menyebutkan macam organ

penyusun sistem pernafasan

manusia

Menyebutkan penyakit pada sistem pernafasan serta cara mengatasinya

1

4, 5, 7, 8, 9, 10, 15, 16, 17,19, 20,

24, 25, 26, 27, 28

2, 11, 12, 13, 14, 21, 22,

3, 6, 23, 29, 30

Lampiran 5

SOAL UJI COBA

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf

pilihan jawaban (a, b, c, atau d) yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia.

1. Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan melalui mulut karena alasan-

alasan dibawah ini, kecuali. . . . . a. volume disesuaikan

b. udara tersaring oleh bulu-bulu hidung

c. disesuaikan dengan suhu tubuh

d. diatur kelembapannya

2. Berikut ini termasuk alat pernafasan pada tubuh manusia, kecuali. . . . . .

a. hidung

b. faring

c. hati

d. paru-paru

3. Peradangan pada cabang batang tenggorokan disebut. . . . . .

a. bronkitis

b. pleuritis

c. sinusitis

d. parotitis

4. Bagian udara yang penting untuk pernafasan adalah gas. . . . . .

a. nitrogen

b. oksigen

c. karbon monoksida

d. karbon doksida

5. Berikut ini yang lebih menentukan besar kecilnya tekanan udara dalam rongga dada dan

besar kecilnya paru-paru pada waktu pernafasan perut adalah. . . . . . a. gerakan tulang rusuk

b. tekanan udara atmosfer

c. gerakan sekat diafragma

d. kemampuan mengembang paru-paru

6. Berikut adalah gangguan pernafasan yang disebabkan oleh bakteri, kecuali. . . . . .

a. TBC

b. asfiksi

c. influenza

d. bronkitis

7. Pernyataan di bawah ini merupakan mekanisme proses pernafasan yang benar ,

kecuali . . . . . .

a. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru disebabkan perubahan rongga dada

b. Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi sehingga kedudukannya menjadi

lurus

c. Pada waktu diafragma berkontraksi, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi

menyebabkan rongga dada mengembang

d. Pernapasan dada dan pernapasan perut bekerja secara bbergantian, tidak bersamaan

8. Hasil oksidasi zat makanan yang digunakan untuk melakukan aktivitas ialah. . . . .

a. karbon dioksida

b. air

c. oksigen

d. energi

9. Oksidsi zat makanan di dalam tubuh manusia terjadi di dalam. . . . .

a. sel-sel tubuh

b. saluran pencernaan

c. saluran pernafassan

d. rongga perut

10. Epiglotis yang terdapat di pangkal tenggorok berfungsi. . . . . . .

a. mengtur jalan makanan dan jalan pernafasan

b. memperbesar getaran pita suara waktu udara lewat

c. memper kuat gelang-gelang tulang rawan

d. mengatur banyaknya udara yang masuk ke paru-paru

11. Penyataan yang benar di bawah ini adalah. . . . . .

a. paru-paru kanan lebih kecil dari paru-paru kiri

b. paru-paru kanan terdiri dari atas tiga gelambir (lobus) c. paru-paru terletak di dalam rongga perut

d. paru-paru dibungkus oleh selaput alveolus

12. Perhatikanlah gambar sistem pernafasan pada manusia berikut ini. Bronkus ditunjukkan oleh

nomer. . . .

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

13. Paru-paru terdiri dari 5 lobus (gelambir), yaitu. . . . . .

a. 3 lobus paru-paru kiri dan 2 lobus paru-paru kanan

b. 2 lobus paru-paru kiri dan 3 lobus paru-paru kanan

c. 1 lobus paru-paru kiri dan 4 lobus paru-paru kanan

d. 4 lobus paru-paru kiri dan 1 lobus paru-paru kanan

14. Selaput suara atau pita suara terdapat di. . . . . .

a. trakea

b. bronkia

c. trakeolus

d. jakun

15. Diantara rongga dada dan rongga perut terdapat selaput yang disebut. . . . .

a. diafragma

b. pleura

c. trakea

d. bronkia

16. Pada waktu inspirasi terjadi. . . . . .

a. diafragma mendatar, tulang rusuk menurun

b. diafragma mendatar, tulang rusuk terangkat

c. diafragma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat

d. diafrgma melengkung ke bawah, tulang rusuk menurun

17. Faktor-faktor penyebab keluar masuknya udara ke dalam paru-paru adalah. . . . .

a. tekanan udara dari luar

b. besarnya isapan hidung

c. mengembang dan mengempisnya paru-paru

d. membesar dan mengecilnya rongga dada

18. Batang tenggorok selalu terbuka, karena batang tenggorok tersusun dari. . . . . .

a. gelang-gelang jaringan ikat

b. gelang-gelang jaringan keras

c. gelang-gelang tulang rawan

d. gelang-gelang jaringan kulit

19. Volume udara komplementer paru-paru orang dewasa lebih kurang. . . . . .

a. 5.000 ml

b. 4.500 ml

c. 1.500 ml

d. 500 ml

20. Udara sebanyak-banyaknya yang dapat keluar masuk paru-paru disebut . . . . . .

a. kapasitas vital paru-paru

b. volume total paru-paru

c. daya tapung paru-paru

d. volume pernafasan

21. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan terjadi di . .

. . .

a. rongga hidung

b. trakea

c. bronkiolus

d. alveolus

22. Berikut adalah organ-organ saluran pernapasan:

1. rongga hidung 4. cabang batang tenggorok

2. pangkal tenggorok 5. paru-paru

3. batang tenggorok 6. gelembung paru-paru organ saluran pernapasan yang jumlahnya

sepasang adalah. . . . . . a. 1 dan 2

b. 3 dan 4

c. 4 dan 5

d. 5 dan 6

23. Gangguan pernapasan karena tingginya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat

disebut . . . . . a. asfiksi

b. asma

c. asidosis

d. rinitis

24. Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa

disebut. . . . . . .

a. udara komplementer

b. udara suplementer

c. udara tidal (pernapasan)

d. udara residu (sisa)

25. Kapasitas vital paru-paru adalah gabungan jumlah volume udara yang terdiri dari berikut ini,

kecuali. . . . . . . a. udara pernapasan

b. udara suplementer

c. udara komplementer

d. udara residu

26. Jika menghembuskan napas sekuat-kuatnya, di dalam paru-paru masih ada sisa udara yang

volumenya lebih kurang. . . . . . . a. 500 ml

b. 1.500 ml

c. 4.500 ml

d. 5.000 ml

27. Proses oksidasi biologi di dalam sel tubuh dapat ditulis dengan reaksi . . . . . . .

a. zat makanan + O2 CO2 + H2O

b. zat makanan + O2 CO2 + H2O + energi

c. zat makanan + O2 CO2 + H2O + energi

d. zat makanan + O2 CO2 + O2 + energi

28. Hal-hal berikut dapat menyebabkan udara keluar atau masuk paru-paru, kecuali. . .

. . .

a. besar kecil rongga dada

b. besar kecilnya diafragma

c. besar kecilnya paru-paru d. tekanan tulang-tulang rusuk

29. Peradangan pada faring akibat infeksi oleh bakteri streptococus disebut. . . . . . a. bronkitis

b. laringitis

c. faringitis

d. sinusitis

30. Penyumbatan pada rongga faring maupun laringoleh lendir yang dihasilkan oleh kuman

difteri disebut. . . . . . . a. asidosis

b. difteri

c. asfiksi

d. pneumonia

31. Untuk menjaga kesehatan paru-paru dapat dilakukan dengan menghindari . . . . . . .

a. tidur terlalu malam

b. terlalu capek

c. merokok

d. makan makanan berlemak

32. Pernapasan dibantu dengan kontraksi otot-otot diafragma disebut pernapasan . . . . a. perut

b. dada

c. diafragma

d. otot

33. Urutan organ pernapasan yang benar dari kuar ke dalam adalah . . . . . . . .

a. mulut, tenggorokan, paru-paru

b. hidung, kerongkongan, paru-paru

c. hidung, tenggorokan, paru-paru

d. mulut, kerongkongan, paru-paru

34. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi. Dalam hal ini difusi

adalah proses pertukaran zat yang berwujud . . . . . . . . a. cair

b. padat

c. uap

d. gas

35. Fungsi proses pernapasan bagi tubuh adalah sebagai berikut kecuali . . . . . . .

a. memasukkan oksigen

b. menghasilkan energi untuk proses oksidasi makanan

c. mengeluarkan sisa oksidasi yaitu karbondioksida

d. merawat alat peredaran darah

36. Diafragma adalah sekat yang membatasi . . . . . .

a. rongga dada dan rongga perut

b. paru-paru dan jantung

c. paru-paru dan rongga perut

d. trakea dan laring

37. Pada pernapasan perut yang berperan adalah . . . . . . .

a. otot diafragma

b. otot perut dan diafragma

c. diafragma dan otot diafragma

d. otot diafragma dan otot perut

38. Penyakit saluran pernapasan sebagai akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis disebut . . . .

.

a. asma

b. flu

c. pneumodia

d. TBC

39. Berikut ini gangguan pada pernapasan, kecuali . . . . . .

a. TBC

b. influenza

c. pilek

d. muntaber

40. Kontraksi dan relaksasi otot diafragma mengakibatkan terjadinya pernapasan a. dada

b. perut

c. aerob

d. anaerob

Lampiran 2

POTSTES

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf

pilihan jawaban (a, b, c, atau d) yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia.

1. Pernyataan di bawah ini merupakan mekanisme proses pernafasan yang benar , kecuali . . . . .

.

a. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru disebabkan perubahan rongga dada

b. Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi sehingga kedudukannya menjadi

lurus

c. Pada waktu diafragma berkontraksi, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi

menyebabkan rongga dada mengembang

d. Pernapasan dada dan pernapasan perut bekerja secara bbergantian, tidak bersamaan

2. Hasil oksidasi zat makanan yang digunakan untuk melakukan aktivitas ialah. . . . .

a. karbon dioksida

b. air

c. oksigen

d. energi

3. Epiglotis yang terdapat di pangkal tenggorok berfungsi. . . . . . .

a. mengtur jalan makanan dan jalan pernafasan

b. memperbesar getaran pita suara waktu udara lewat

c. memper kuat gelang-gelang tulang rawan

d. mengatur banyaknya udara yang masuk ke paru-paru

4. Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan melalui mulut karena alasan-

alasan dibawah ini, kecuali. . . . . a. volume disesuaikan

b. udara tersaring oleh bulu-bulu hidung

c. disesuaikan dengan suhu tubuh

d. diatur kelembapannya

5. Paru-paru terdiri dari 5 lobus (gelambir), yaitu. . . . . .

a. 3 lobus paru-paru kiri dan 2 lobus paru-paru kanan b. 2 lobus paru-paru kiri dan 3 lobus paru-paru kanan

c. 1 lobus paru-paru kiri dan 4 lobus paru-paru kanan

d. 4 lobus paru-paru kiri dan 1 lobus paru-paru kanan

6. Berikut ini termasuk alat pernafasan pada tubuh manusia, kecuali. . . . . .

a. hidung c. hati

b. faring d. paru-paru

7. Peradangan pada cabang batang tenggorokan disebut. . . . . .

a. bronkitis c. sinusitis

b. pleuritis d. parotitis

8. Bagian udara yang penting untuk pernafasan adalah gas. . . . . .

a. nitrogen c. karbon monoksida

b. oksigen d. karbon dioksida

9. Berikut adalah gangguan pernafasan yang disebabkan oleh bakteri, kecuali. . . . . .

a. TBC c. influenza

b. asfiksi d. bronkitis

10. Berikut adalah organ-organ saluran pernapasan:

4. rongga hidung 4. cabang batang tenggorok

5. pangkal tenggorok 5. paru-paru

6. batang tenggorok 6. gelembung paru-paru organ saluran pernapasan yang jumlahnya

sepasang adalah. . . . . . a. 1 dan 2

b. 3 dan 4

c. 4 dan 5

d. 5 dan 6

11. Diantara rongga dada dan rongga perut terdapat selaput yang disebut. . . . .

a. diafragma c. trakea

b. pleura d. bronkia

12. Selaput suara atau pita suara terdapat di. . . . . .

a. trakea c. trakeolus

b. bronkia d. jakun

13. Oksidsi zat makanan di dalam tubuh manusia terjadi di dalam. . . . .

a. sel-sel tubuh

b. saluran pencernaan

c. saluran pernafassan d. rongga perut

14. Perhatikanlah gambar sistem pernafasan pada manusia berikut ini. Bronkus ditunjukkan oleh

nomer. . . .

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

15. Pada waktu inspirasi terjadi. . . . . .

a. diafragma mendatar, tulang rusuk menurun

b. diafragma mendatar, tulang rusuk terangkat

c. diafragma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat

d. diafrgma melengkung ke bawah, tulang rusuk menurun

16. Udara sebanyak-banyaknya yang dapat keluar masuk paru-paru disebut . . . . . .

a. kapasitas vital paru-paru

b. volume total paru-paru

c. daya tapung paru-paru

d. volume pernafasan

17. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan terjadi di . .

. . .

a. rongga hidung

b. trakea

c. bronkiolus

d. alveolus

18. Proses oksidasi biologi di dalam sel tubuh dapat ditulis dengan reaksi . . . . . . .

a. zat makanan + O2 CO2 + H2O

b. zat makanan + O2 CO2 + H2O + energi

c. zat makanan + O2 CO2 + H2O + energi

d. zat makanan + O2 CO2 + O2 + energi

19. Fungsi proses pernapasan bagi tubuh adalah sebagai berikut kecuali . . . . . . .

a. memasukkan oksigen

b. menghasilkan energi untuk proses oksidasi makanan

c. mengeluarkan sisa oksidasi yaitu karbondioksida

d. merawat alat peredaran darah

20. Kontraksi dan relaksasi otot diafragma mengakibatkan terjadinya pernapasan

a. dada c. aerob

b. perut d. anaerob

21. Gangguan pernapasan karena tingginya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat disebut . . .

. . a. asfiksi

b. asma

c. asidosis

d. rinitis

22. Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut. . . . . . .

a. udara komplementer

b. udara suplementer

c. udara tidal (pernapasan)

d. udara residu (sisa)

23. Peradangan pada faring akibat infeksi oleh bakteri streptococus disebut. . . . . . a. bronkitis

b. laringitis

c. faringitis

d. sinusitis

24. Untuk menjaga kesehatan paru-paru dapat dilakukan dengan menghindari . . . . . . .

a. tidur terlalu malam

b. terlalu capek

c. merokok

d. makan makanan berlemak

25. Pernapasan dibantu dengan kontraksi otot-otot diafragma disebut pernapasan . . . .

a. perut c. diafragma

b. dada d. otot

26. Urutan organ pernapasan yang benar dari kuar ke dalam adalah . . . . . . . .

a. mulut, tenggorokan, paru-paru

b. hidung, kerongkongan, paru-paru

c. hidung, tenggorokan, paru-paru

d. mulut, kerongkongan, paru-paru

27. Berikut ini gangguan pada pernapasan, kecuali . . . . . .

a. TBC c. pilek

b. influenza d. muntaber

28. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi. Dalam hal ini difusi

adalah proses pertukaran zat yang berwujud . . . . . . . .

a. cair c. uap

b. padat d. gas

29. Pada pernapasan perut yang berperan adalah . . . . . . .

a. otot diafragma

b. otot perut dan diafragma

c. diafragma dan otot diafragma

d. otot diafragma dan otot perut

30. Penyakit saluran pernapasan sebagai akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis

disebut . . . . .

a. asma c. pneumodia

b. flu d. TBC

Lampiran 22

LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN

Kelompok : 4 Anggota kelompok : Kelas : Waktu : 45 menit

Lengkapilah gambar dibawah ini dengan benar !

Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

Lampiran 20

LEMBAR DISKUSI SISWA MATERI SISTEM PERNAPASAN

Kelompok : 3 Anggota kelompok : Kelas : Waktu : 45 menit Lengkapilah gambar di bawah ini dengan benar!

8.

7.

6.

5.

4.

3.

2.

1.

Keterangan