tur atau hp...sdh

24
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUR ( HP ) I. Definisi Hipertrofi prostat adalah bertambah besarnya sel – sel atau hiperplasia dari kelenjar periutral yang akan mendesak kelenjar prostat sehingga mengakibatkan kelenjar prostat menjadi gepeng dan akan membentuk kapsul prostat. II. Patofisiologi Dengan berkembangnya usia seseorang pria di atas 50 tahun mulai terjadi penambahan ukuran dan berat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat yang menjadi hipertropi membesar ke atas ke daerah kandung kemih dan menekan aliran urine pada orifisium vesikel. Etiologi tidak jelas, beberapa bukti menunjukkan bahwa ketidakseimbangan hormon endokrin : testosteron mempengaruhi bagian tepi dari prostat, estrogen mempengaruhi bagian tengah dari prostat, endogen bila kurang menyebabkan estrogen relatif bertambah dapat merupakan pencetus terjadinya hiperplasia. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan penyumbatan terhadap aliran urine sehingga urine tertahan pada kandung kemih. Tertahannya urine akan memudahkan dan menyebabkan terjadinya infeksi atau gangguan lain pada saluran kemih dan ginjal. III. Tanda dan Gejala A. Frekwensi berkemih yang bertambah B. Penurunan dalam ukuran dan kekuatan pancaran aliran urine C. Mengedan pada saat buang air kecil D. Urine yang menetes pada saat berkemih 1

description

SAK

Transcript of tur atau hp...sdh

Page 1: tur atau hp...sdh

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUR ( HP )

I. Definisi Hipertrofi prostat adalah bertambah besarnya sel – sel atau hiperplasia dari kelenjar periutral yang akan mendesak kelenjar prostat sehingga mengakibatkan kelenjar prostat menjadi gepeng dan akan membentuk kapsul prostat.

II. Patofisiologi Dengan berkembangnya usia seseorang pria di atas 50 tahun mulai terjadi penambahan ukuran dan berat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat yang menjadi hipertropi membesar ke atas ke daerah kandung kemih dan menekan aliran urine pada orifisium vesikel. Etiologi tidak jelas, beberapa bukti menunjukkan bahwa ketidakseimbangan hormon endokrin : testosteron mempengaruhi bagian tepi dari prostat, estrogen mempengaruhi bagian tengah dari prostat, endogen bila kurang menyebabkan estrogen relatif bertambah dapat merupakan pencetus terjadinya hiperplasia. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan penyumbatan terhadap aliran urine sehingga urine tertahan pada kandung kemih. Tertahannya urine akan memudahkan dan menyebabkan terjadinya infeksi atau gangguan lain pada saluran kemih dan ginjal.

III. Tanda dan Gejala A. Frekwensi berkemih yang bertambah B. Penurunan dalam ukuran dan kekuatan pancaran aliran urine C. Mengedan pada saat buang air kecil D. Urine yang menetes pada saat berkemih E. Nyeri pada saat buang air kecil dan tidak dapat buang air kecil sama sekali F. Terdapat gangguan GI seperti : perut kembung, nafsu makan berkurang dan

sakit pada daerah epigastrium.

IV. Pemeriksaan Diagnostik A. Sistoskopi B. Sestogram C. USG TUG menunjukkan adanya HP D. Kateterisasi E. Pemeriksaan laboratorium : ureum, kreatinin. urine rutin dan leukosit.

1

Page 2: tur atau hp...sdh

V. Penatalaksanaan Medis A. Pemasukan cairan lebih dari 3000 cc / hari bila tidak ada kontra indikasi. B. Pemberian antibiotika C. Monitor intake dan output cairan D. Retensi urine akut

1. Kateterisasi untuk mengurangi tekanan pada kandung kemih 2. Pemberian analgetika untuk mengontrol sakit 3. Infus

E. Operasi 1. TUR Prostat 2. Suprapubik prostatektomi 3. Radikal retropubic prostatektomi 4. Sestostomi drainage kandung kemih 5. Perineal prostatektomi

VI. Pengkajian A. Data Subjektif

1. BAK sedikit dan sering 2. Lebih sering BAK pada malam hari 3. Lama saat memulai BAK 4. Sulit untuk memulai BAK 5. Urine menetes setelah BAK 6. Tak bisa menahan BAK 7. BAK tidak tuntas 8. BAK terasa nyeri dan panas 9. Urine ada darah 10. Jumlah urine sedikit 11. Derasnya urine berkurang 12. Rasa pegal pada panggul, pinggang dan saluran kemih. 13. Nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah.

B. Data Objektif 1. BAK sering 2. BAK sedikit – sedikit 3. Urine campur darah 4. Tampak mengejan saat mulai BAK 5. Nyeri tekan pada suprapubis dan pinggang 6. Colok dubur terabah HP

VII. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul

Pre Operasi :

1. Retensi urine berhubungan dengan pembesaran kelenjar prostat.

2

Page 3: tur atau hp...sdh

2. Perubahan pola eliminasi BAK sering, nokturia, menetes berhubungan dengan pembesaran prostat.

3. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan resiko pemasangan kateter.4. Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi.

Post Operasi :

1. Nyeri berhubungan dengan adanya luka dan iritasi di kandung kemih.2. Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan pemasangan kateter dan irigasi.3. Cemas berhubungan dengan urine yang kemerahan pada kateter dan urine bag.4. Potensial terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan post TUR.5. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan adanya bekuan darah dan

tindakan operasi.6. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan resiko pemasangan kateter dan

irigasi.7. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan status kesehatan.8. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya keterbukaan dan informasi.

3

Page 4: tur atau hp...sdh

No.Diagnosa Perawatan

Data Subjektif & ObjektifTujuan /

Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

1.Pre OperasiRetensi urine berhubungan dengan pembesaran kelenjar prostat.

Data Subjektif : Pasien mengatakan sulit

untuk BAK. Pasien mengatakan BAK

sedikit.

Data Objektif : Pasien tampak kesakitan

dan gelisah saat BAK. Tanda – tanda vital :

Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Tujuan Jangka Panjang : Pasien dapat BAK secara normal.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 3 x 60 menit : Tidak ada tanda – tanda

bahwa kandung kemih penuh.

Ekspresi wajah pasien rileks.

Tidak terjadi sumbatan pada aliran urine.

Tanda – tanda vital ; Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

1. Kaji pola eliminasi pasien.

2. Observasi warna, jumlah, frekwensi dan derasnya aliran urine.

3. Observasi tanda – tanda vital.

4. Anjurkan pasien banyak minum bila tidak ada kontraindikasi.

5. Catat intake output serta jumlah urine setiap 4 – 8 jam.

6. Lakukan pemasangan kateter sesuai instruksi.

7. Libatkan keluarga untuk membantu memotivasi pasien.

8. Kolaborasi medik dalam memonitor ureum / creatinin dalam darah.

1. Mengetahui frekwensi waktu BAK pasien dalam sehari.

2. Agar dapat mengetahui perubahan yang terjadi dari isi kandung kemih dalam volume cairan dan kemampuan pasien untuk BAK.

3. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

4. Dengan banyak minum mempertahankan fungsi ginjal.

5. Mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh dan fungsi yang normal.

6. Pemasangan kateter untuk membantu mengeluarkan urine dan mencegah tertahannya urine dalam bladder.

7. Keluarga dapat mendukung dalam proses perawatan yang diberikan.

8. Untuk mengetahui apakah terjadi kegagalan pada ginjal.

4

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PRE DAN POST TUR ( HP )

Page 5: tur atau hp...sdh

5

Page 6: tur atau hp...sdh

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

2.

3.

Perubahan pola eliminasi BAK sering, nokturia, menetes berhubungan dengan pembesaran prostat.

Data Subjektif : Pasien mengeluh BAK

sering menetes.

Data Objektif : Pasien tampak BAK

sedikit – sedikit. Tanda – tanda vital :

Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan resiko pemasangan kateter.

Tujuan Jangka Panjang : Pola eliminasi kembali normal.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 1 x 24 jam : Urine lampias dan tidak

menetes. Tanda – tanda vital ;

Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

Tujuan Jangka Panjang : Infeksi tidak terjadi.

1. Kaji pola eliminasi pasien.

2. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang perubahan pola eliminasi urine.

3. Observasi tanda – tanda vital.

4. Observasi warna, jumlah, frekwensi, lamanya dan derasnya aliran urine.

5. Anjurkan pasien untuk minum air putih 2000 cc / hari bila tidak ada kontra indikasi.

6. Jelaskan penyebab dari perubahan pola eliminasi urine.

7. Libatkan keluarga dalam mendampingi pasien.

8. Kolaborasi medik dalam pemasangan kateter.

1. Kaji pengeluaran urine melalui kateter.

1. Untuk mengetahui sejauh mana pasien dapat BAK secara normal.

2. Untuk mengetahui tentang perubahan pola eliminasi urine yang terjadi dan keadaan penyakitnya.

3. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

4. Mengetahui kemampuan pasien untuk mengetahui perubahan – perubahan yang terjadi.

5. Intake cairan yang adekuat dapat mengimbangi pengeluaran cairan yang terjadi.

6. Memberikan pemahaman dan pengertian pada pasien mengenai proses penyakitnya.

7. Untuk memberi motivasi pada pasien.

8. Pemasangan kateter untuk membantu mengeluarkan urine yang tertahan dalam bladder.

1. Untuk mengetahui keefektifan pengeluaran urine.

6

Page 7: tur atau hp...sdh

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

4.

Data Subjektif : (Data sesuai keluhan pasien yang menunjang diagnosa keperawatan).

Data Objektif : Tampak pasien terpasang

kateter. Tanda – tanda vital :

Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 7 x 24 jam : Urine jernih, kuning

tanpa bau. Kandung kemih tidak

penuh. Tanda – tanda infeksi

tidak ditemukan. Tanda – tanda vital ;

Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah ; 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

Tujuan Jangka Panjang : Cemas hilang.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 1 x 24 jam :

2. Observasi tanda – tanda vital khususnya suhu.

3. Observasi kandung kemih apakah penuh atau tidak.

4. Anjurkan pasien untuk banyak minum.

5. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan di daerah pemasangan kateter.

6. Gunakan tehnik septik dan aseptik untuk memasang kateter secara intermitan selama dirawat.

7. Libatkan keluarga untuk ikut memperhatikan daerah pemasangan kateter.

8. Kolaborasi medik dalam pemberian antibiotik.

1. Kaji tingkat kecemasan pasien.

2. Observasi tanda – tanda vital.

2. Peningkatan suhu tubuh merupakan salah satu tanda terjadi infeksi.

3. Untuk mempermudah menentukan tindakan yang akan dilakukan.

4. Untuk menghindari kekeruhan pada urine.

5. Menjaga agar tidak mudah terkena infeksi.

6. Untuk menghindari terjadinya infeksi.

7. Untuk memberitahu perubahan yang terjadi sehingga mudah melakukan tindakan.

8. Efek antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi.

1. Untuk mengetahui sejauh mana kecemsan pasien dengan tindakan yang akan dilakukan.

2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

No. Diagnosa Perawatan Tujuan / Rencana Tindakan Rasionalisasi

7

Page 8: tur atau hp...sdh

Data Subjektif & Objektif Hasil Yang Diharapkan

1.

Data Subjektif : Pasien mengatakan

cemas dengan tindakan operasi yang akan dilakukan.

Data Objektif : Pasien tampak cemas. Pasien sering bertanya

mengenai tindakan yang akan dilakukan.

Pasien kurang koooperatif dengan tindakan yang akan diberikan.

Tanda – tanda vital : Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Post Operasi

Nyeri berhubungan dengan adanya luka dan iritasi di kandung kemih.

Rasa cemas pasien berkurang.

Pasien tidak bertanya – Tanya lagi mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan.

Pasien kooperatif dengan tindakan operasi yang akan dilakukan.

Tanda – tanda vital ; Suhu : 36 – 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

Tujuan Jangka Panjang :

Nyeri hilang.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 3 x 60 menit :

3. Anjurkan pasien untuk berdoa menurut agama dan kepercayaannya.

4. Jalin hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.

5. Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya.

6. Libatkan keluarga untuk membantu memotivasi pasien.

7. Kolaborasi medik untuk mendapatkan informasi mengenai penyakitnya.

1. Kaji rasa nyeri, lokasi dan intensitas.

2. Observasi tanda – tanda vital.

3. Memberikan kepasrahan dalam menjalani tindakan operasi yang akan dilakukan.

4. Mempermudah dalam membantu menurunkan kecemasan pasien.

5. Membantu pasien mendapat informasi yang jelas mengenai prosedur tindakan yang akan dilakukan.

6. Keluarga dapat memberi motivasi untuk mendukung pasien dalam menjalani tindakan operasi

7. Informasi yang diberikan dengan jelas dan terperinci dapat mengurangi rasa cemas pasien.

1. Untuk mengetahui seberapa berat tingkat rasa nyeri yang dialami pasien.

2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

8

Page 9: tur atau hp...sdh

2.

Data Subjektif : Pasien mengeluh nyeri

pada daerah kandung kemih.

Data Objektif : Pasien tampak meringis

menahan nyeri. Ekspresi wajah pasien

tampak tegang. Pasien tidak dapat

istirahat. Tanda – tanda vital :

Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Keterbatasan aktifitas berhubungan dengan pemasangan kateter dan irigasi.

Data Subjektif : Pasien mengatakan

belum bisa beraktifitas sendiri.

Rasa nyeri berkurang. Pasien tampak rileks. Pasien dapat istirahat. Tanda – tanda vital ;

Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

Tujuan Jangka Panjang : Kebutuhan aktifitas pasien terpenuhi.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 3 x 24 jam : Pasien dapat melakukan

aktifitas sendiri.

3. Anjurkan pasien untuk banyak minum 1500 – 2500 cc / hari, bila tidak ada kontra indikasi.

4. Pertahankan kelancaran irigasi kandung kemih dan bebas dari sisa gumpalan darah.

5. Beri penjelasan pada pasien mengenai fungsi kateter dan irigasi.

6. Ajarkan pasien tehnik relaksasi.

7. Libatkan keluarga untuk memotivasi pasien.

8. Kolaborasi medik dalam pemberian analgesik.

1. Kaji kemampuan aktifitas pasien.

2. Observasi tanda – tanda vital.

3. Anjurkan pasien untuk tirah baring.

3. Intake cairan yang adekuat dapat mengimbangi pengeluaran cairan.

4. Irigasi yang lancar akan mempermudah pengeluaran sisa – sisa dari tindakan operasi sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.

5. Pasien dapat mengerti dan memahami fungsi kateter dan irigasi serta dampak yang terjadi bila terjadi obstruksi oleh bekuan darah.

6. Untuk melemaskan otot – otot disekitar luka sehingga rasa nyeri dapat berkurang.

7. Keluarga dapat memotivasi dalam proses penyembuhan pasien.

8. Efek analgesik dapat mengurangi rasa nyeri.

1. Untuk mengetahui sejauh mana ketergantungan pasien dalam beraktifitas.

2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

3. Agar kateter dan irigasi tidak terlepas dan mencegah terjadinya sumbatan serta mempertahankan kelancaran aliran drainase.

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

9

Page 10: tur atau hp...sdh

3.

Data Objektif : Pasien tampak terpasang

kateter. Pasien bedrest. Aktifitas pasien masih

dibantu. Tanda – tanda vital :

Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Cemas berhubungan dengan urine yan kemerahan pada kateter dan urine bag.

Data Subjektif : Pasien mengatakan urine

merah. Pasien mengatakan

cemas dengan perubahan warna pada urinenya.

Data Objektif : Pasien tampak cemas. Tampak urine berwarna

merah.

Tanda – tanda vital ; Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

Tujuan Jangka Panjang ; Cemas hilang.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 1 x 24 jam : Rasa cemas berkurang

sampai dengan hilang. Pasien tampak rileks. Warna urine jernih. Tanda – tanda vital ;

Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

4. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.

5. Dekatkan alat yang dibutuhkan disamping tempat tidur pasien agar mudah dijangkau.

6. Libatkan keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien.

7. Kolaborasi medik dalam pemberian terapi yang tepat.

1. Kaji tingkat kecemasan pasien.

2. Observasi tanda – tanda vital.

3. Anjurkan pasien untuk banyak minum.

4. Beri penjelasan mengenai warna cairan urine kemerahan pada kateter dan urine bag adalah suatu yang normal akibat sisa pengerokan jaringan prostat.

5. Jelaskan fungsi dari drainase cairan.

4. Untuk memenuhi kebutuhan pasien dan aktifitas sehari – hari.

5. Agar pasien dapat mengambil sendiri keperluannya tanpa bantuan orang lain.

6. Keluarga dapat membantu memenuhi kebutuhan sehari – hari selama di rumah sakit.

7. Pemberian terapi yang tepat dapat mempercepat proses penyembuhan.

1. Untuk mengetahui sejauh mana kecemasan pasien mengenai penyakitnya.

2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

3. Untuk menjaga keseimbangan pemasukan cairan dan pengeluaran.

4. Agar pasien mengerti dan memahami akibat dari tindakan operasi yang telah dilakukan.

5. Untuk memonitor keseimbangan cairan irigasi yang masuk dan keluar.

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

Pasien passing kateter 6. Pertahankan cairan irigasi. 6. Agar tidak terjadi sumbatan pada

10

Page 11: tur atau hp...sdh

4.

dan irigasi. Tanda – tanda vital :

Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemuakan).

Potensial terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan post TUR.

Data Subjektif : (Data sesuai dengan keluhan pasien yang menunjang diagnosa keperawatan).

Data Objektif : Pasien pasang irigasi. Aliran urine masih

berwarna merah.

Tujuan Jangka Panjang : Kekurangan cairan tidak terjadi.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 1 x 24 jam : Perdarahan terkontrol. Pasien dapat menjaga

pemenuhan tingkat cairan yang adekuat.

Tanda – tanda vital ; Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

7. Pertahankan kateter dari sumabatan dan terjadi lekukan.

8. Libatkan keluarga untuk membantu memotivasi pasien.

9. Kolaborasi medik dalam pemberian terapi yang tepat.

1. Kaji tanda – tanda perdarahan dan gejala perdarahan.

2. Observasi warna dan cairan yang keluar dari kateter.

3. Observasi tanda – tanda vital.

4. Anjurkan pasien untuk banyak minum.

5. Catat intake output.

6. Fiksasi kateter dengan tepat.

kateter.

7. Fiksasi di atas paha sehingga tidak terjadi lekukan dan himpitan, diharapkan cairan akan keluar dengan lancar.

8. Keluarga dapat membantu dalam mendukung tindakan perawatan yang diberikan.

9. Pemberian terapi yang tepat dapat mempercepat penyembuhan.

1. Untuk mengetahui bila terjadi tanda – tanda perdarahan yang abnormal.

2. Perdarahan yang berlebihan dapat diketahui dan dicegah sedini mungkin.

3. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

4. Pemasukan yang adekuat dapat mengimbangi pengeluaran yang terjadi.

5. Mempertahankan keseimbangan cairan dan kebutuhan pengganti cairan.

6. Fiksasi kateter yang tepat dapat membantu terjadinya perdarahan.

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

Tanda – tanda vital : Suhu, Nadi, Tekanan

Hasil laboratorium HB : 13 – 18 gr%, HT : 37 –

7. Libatkan keluarga untuk membantu mengontrol bila

7. Keluarga dapat membantu dan melaporkan bila terjadi perdarahan

11

Page 12: tur atau hp...sdh

5.

Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Hasil laboratorium : HB, HT,Trombo (sesuai dengan hasil yang ditemukan).

Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan adanya bekuan darah dan tindakan operasi.

Data Subjektif : Pasien mengatakan urine

berwarna merah.

Data Objektif : Pasien pasang kateter. Tampak urine berwarna

merah. Tampak urine bercampur

darah. Tanda – tanda vital :

Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

43%, Trombo : 150 ribu – 450 ribu /mm3 (hasil laboratorium dalam batas normal).

Tujuan Jangka Panjang : Pasien dapat BAK dengan normal.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 3 x 24 jam : Pasien dapat

menunjukkan perilaku yang meningkatkan kontrol kandung kemih (kemampuan menahan BAK sesuai keinginan).

Tanda – tanda vital ; Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

terjadi perdarahan yang berlebihan.

8. Kolaborasi tim medik dalam pemerikasaan laboratorium HB, HT, Ureum, Kreatinin.

1. Kaji pengeluaran urine khususnya selama irigasi kandung kemih.

2. Observasi tanda – tanda vital.

3. Anjurkan pasien BAK bila ada rasa ingin berkemih tetapi tidak lebih dari 2 – 4 jam.

4. Anjurkan pasien untuk banyak minum.

5. Catat waktu, jumlah dan besar aliran urine setelah kateter dilepas.

sehingga dapat diketahui secara dini dan dapat dilakukan tindakan pencegahan.

8. Berguna dalam evaluasi kehilangan darah dan kebutuhan penggantian cairan serta mengidentifikasi bila terjadinya komplikasi.

1. Retensi dapat terjadi karena bekuan darah dan spasme kandung kemih.

2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

3. Berkemih dengan dorongan mencegah retensi urine, keterbatasan untuk tiap 4 jam (bila ditoleransi) meningkatkan tonus kandung kemih dan membantu latihan ulang kandung kemih.

4. Mempertahankan pemasukan yang adekuat dan perfusi ginjal untuk aliran urine.

5. Kateter biasanya dilepas 2 – 5 hari setelah operasi tetapi berkemih dapat berlanjut menjadi masalah untuk beberapa waktu karena edema uretral dan kehilangan tonus.

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

6. Catat keluhan kandung kemih penuh, tidak bisa BAK,

6. Untuk memudahkan memberikan tindakan yang dapat mengatasi

12

Page 13: tur atau hp...sdh

6.

Potensial terjadi infeksi berhubungan dengan resiko pemasangan kateter dan irigasi.

Data Subjektif : (Data sesuai dengan keluhan pasien yang menunjang diagnosa keperawatan).

Data Objektif : Pasien pasang kateter

dan irigasi.

Tujuan Jangka Panjang : Infeksi tidak terjadi.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 5 x 24 jam : Tidak terjadi tanda –

tanda infeksi. Tanda – tanda vital ;

Suhu : 36 - 37º C, Nadi : 70 – 90 x/menit, Tekanan Darah : 110/70 – 130/90 mmHg, Pernafasan : 16 – 24 x/menit (tanda – tanda vital dalam batas normal).

perasaan tidak bisa menahan BAK.

7. Bantu pasien dalam memilih posisi yang normal untuk berkemih.

8. Libatkan keluarga untuk memotivasi pasien.

9. Kolaborasi medik dalam mempertahankan irigasi kandung kemih.

1. Kaji tanda dan gejala terjadinya infeksi.

2. Observasi cairan yang keluar dan sekitar kateter.

3. Observasi tanda – tanda vital.

4. Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan di sekitar tempat pemasangan kateter.

5. Lakukan tehnik aseptik dan septik bila mengganti dan memasang kateter.

masalah BAK pasien.

7. Mendorong rangsangan pengeluaran urine dan meningkatkan rasa normalitas.

8. Keluarga dapat memotivasi pasien dalam pemberian cairan.

9. Irigasi kandung kemih untuk mempertahankan aliran urine.

1. Untuk mengetahui secara dini terjadinya infeksi sehingga memudahkan memberikan tindakan.

2. Mengetahui konsistensi yang keluar apakah jernih atau tidak.

3. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.

4. Untuk mencegah terjadinya infeksi.

5. Untuk mencegah masuknya bakteri dan infeksi.

No.Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan / Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

Tanda – tanda vital : 6. Jaga aliran urine, hindari 6. Untuk mencegah terjadinya infeksi

13

Page 14: tur atau hp...sdh

7.

Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Pernafasan (sesuai dengan data yang ditemukan).

Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Data Subjektif : (Data sesuai dengan keluahan pasien yang menunjang diagnosa keperawatan).

Data Objektif : Adanya pembedahan

pada saluran perkemihan.

Tujuan Jangka Panjang : Disfungsi seksual tidak terjadi.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 7 x 24 jam : Pasien dapat menerima

perubahan yang terjadi pada dirinya.

Ekspresi wajah pasien rileks.

masuknya kembali urine ke dalam kandung kemih.

7. Libatkan keluarga untuk menjaga kebersihan disekitar kateter.

8. Kolaborasi medik dalam pemberian antibiotik.

1. Kaji pengetahuan pasien untuk mengungkapkan masalah yang berhubungan dengan disfungsi seksual.

2. Anjurkan pasien untuk bladder training.

3. Lakukan komunikasi terapeutik.

4. Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya.

5. Diskusikan dan jelaskan dampak dari tindakan operasi yang telah dilakukan.

dan pengontrolan aliran yang keluar.

7. Untuk mencegah terjadinya infeksi dan meningkatkan proses penyembuhan.

8. Efek antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi.

1. Untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang dialami setelah dilakukan tindakan operasi

2. Untuk meningkatkan pengontrolan otot – otot saluran perkemihan dan fungsi seksual.

3. Untuk membantu memecahkan masalah – masalah yang berhubungan dengan disfungsi seksual.

4. Untuk membantu pasien mendapatkan informasi yang jelas.

5. Membantu pasien untuk menerima keadaannya.

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

6. Libatkan orang terdekat yang pernah dilakukan operasi yang

6. Untuk membantu mengembalikan rasa percaya diri pasien.

14

Page 15: tur atau hp...sdh

8. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya keterbukaan dan informasi.

Data Subjektif : Pasien mengatakan

kurang mengerti tentang penyakitnya.

Data Objektif : Pasien sering bertanya

tentang penyakitnya. Pasien tampak cemas.

Tujuan Jangka Panjang :

Pengetahuan pasien bertambah setelah diberikan penjelasan.

Tujuan Jangka Pendek : Dalam waktu 2 x 60 menit : Pasien dapat mengerti

tentang kondisi dan pengobatan penyakitnya.

Pasien dapat berpartisipasi dalam pengobatan.

Pasien dapat melakukan dengan benar prosedur yang perlu dan menjelaskan alasan tindakan.

sama.

7. Libatkan keluarga untuk mendampingi pasien dan memotivasi pasien.

8. Kolaborasi medik untuk konsultasi ke psikolog.

1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan harapan pasien dimasa yang akan datang.

2. Kaji ulang tanda / gejala yang memerlukan evaluasi medik contoh : eritema, adanya purulen, perubahan dari karakter / jumlah urine, adanya perdarahan, demam / menggigil, rasa ingin BAK yang lebih sering.

3. Observasi respon pasien terhadap penjelasan yang diberikan.

4. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi buah – buahan dan makanan yang berserat.

7. Dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan.

8. Dapat memberikan nasehat tentang seksual bila masalah tidak teratasi.

1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien dalam membuat pilihan informasi.

2. Agar dapat diketahui secara dini bila terjadi komplikasi yang serius.

3. Untuk mengetahui sejauh mana pasien mengerti tentang penyakitnya.

4. Meningkatkan penyembuhan dan mencegah komplikasi dan menurunkan resiko perdarahan.

No. Diagnosa PerawatanData Subjektif & Objektif

Tujuan /Hasil Yang Diharapkan Rencana Tindakan Rasionalisasi

5. Anjurkan pasien untuk melanjutkan latihan bladder

5. Membantu dalam pengontrolan urine dan menghindari terjadinya

15

Page 16: tur atau hp...sdh

training.

6. Diskusikan pembatasan aktifitas post operasi misalnya : hindari mengangkat beban berat, latihan yang berlebihan, duduk lama, atau perjalanan jauh dengan kendaraan bermotor.

7. Libatkan keluarga untuk mendampingi pasien selama proses penyembuhan.

8. Kolaborasi medik dalam perawatan lanjutan dan pengobatan.

inkontinensia.

6. Peningkatan tekanan abdominal akan menyebabkan perengangan dan stress pada kandung kemih dan prostat sehingga dapat menimbulkan resiko perdarahan.

7. Keluarga dapat membantu memotivasi pasien dalam proses penyembuhan.

8. Pengontrolan penyakit dapat dilakukan secara bertahap sehingga akan mempercepat proses penyembuhan dan mencegah terjadinya komplikasi.

16