Tungau Tetranychus Sp

2
Tungau Tetranychus sp. Menurut Kranz (1978), Tetranychus sp. tergolong dalam Filum Arthropoda, Kelas Arachnida, Ordo Acari, Subordo Trombodiformes, Superfamili Tetranychoidea, Famili Tetranychidae, Subfamili Tetranychinae, dan Genus Tetranychus. Tetranychus sp. mengalami beberapa tahap perkembangan yaitu telur, larva, protonimfa, deutonimfa dan imago (Krantz, 1978). Telur berwarna kuning muda, berbentuk bulat dengan diameter ± 0.15 mm. Seekor tungau betina mampu meletakkan telur sebanyak 10 butir tiap hari (Kalshoven, 1981). Menurut Anonymous (2007a) seekor betina Tetranychus sp. dapat memproduksi 17 - 37 butir telur yang berlangsung 12 hari untuk betina dan 11 hari untuk jantan pada kelembaban 50-70%. Telur biasanya diletakkan pada daun dan tangkai daun muda yang sukulen. Telur biasanya diletakkan pada permukaan atas sepanjang tulang daun dan pada petiole. Larva memiliki tiga pasang tungkai, berwarna putih bening dan lunak karena tidak mengalami sklerotisasi (Krantz, 1978). Menurut Kalshoven (1981) stadia larva pada tanaman ubi kayu berkisar antara 3-5 hari. Stadia protonimfa dan deutonimfa masing-masing memiliki empat pasang tungkai. Periode nimfa (protonimfa dan deuteronimfa) Tetranychus telarius Linnaeus, T. bimaculatus Harvey, T. urticae pada tanaman ubi kayu berkisar 6-10 hari. Tahapan larva, protonimfa dan deutonimfa masing-masing diselingi periode tidak aktif (diam) yang secara berturut-turut disebut protokrisalis, deutokrisalis dan teliokrisalis. Selama periode tidak aktif, tungau akan mempelkankan diri pada substrat dan akan terbentuk kulit baru sebelum terjadi pelepasan eksuvium.

description

tungau

Transcript of Tungau Tetranychus Sp

Page 1: Tungau Tetranychus Sp

Tungau Tetranychus sp.Menurut Kranz (1978), Tetranychus sp. tergolong dalam Filum Arthropoda,Kelas Arachnida, Ordo Acari, Subordo Trombodiformes, SuperfamiliTetranychoidea, Famili Tetranychidae, Subfamili Tetranychinae, dan GenusTetranychus.Tetranychus sp. mengalami beberapa tahap perkembangan yaitu telur, larva,protonimfa, deutonimfa dan imago (Krantz, 1978). Telur berwarna kuning muda,berbentuk bulat dengan diameter ± 0.15 mm. Seekor tungau betina mampumeletakkan telur sebanyak 10 butir tiap hari (Kalshoven, 1981). MenurutAnonymous (2007a) seekor betina Tetranychus sp. dapat memproduksi 17 - 37butir telur yang berlangsung 12 hari untuk betina dan 11 hari untuk jantan padakelembaban 50-70%. Telur biasanya diletakkan pada daun dan tangkai daunmuda yang sukulen. Telur biasanya diletakkan pada permukaan atas sepanjangtulang daun dan pada petiole. Larva memiliki tiga pasang tungkai, berwarna putihbening dan lunak karena tidak mengalami sklerotisasi (Krantz, 1978). MenurutKalshoven (1981) stadia larva pada tanaman ubi kayu berkisar antara 3-5 hari.Stadia protonimfa dan deutonimfa masing-masing memiliki empat pasangtungkai. Periode nimfa (protonimfa dan deuteronimfa) Tetranychus telariusLinnaeus, T. bimaculatus Harvey, T. urticae pada tanaman ubi kayu berkisar 6-10hari. Tahapan larva, protonimfa dan deutonimfa masing-masing diselingi periodetidak aktif (diam) yang secara berturut-turut disebut protokrisalis, deutokrisalisdan teliokrisalis. Selama periode tidak aktif, tungau akan mempelkankan diripada substrat dan akan terbentuk kulit baru sebelum terjadi pelepasan eksuvium.Integumen robek dibagian dorsal kemudian tungau akan keluar dari eksuvium dankulit lama tetap melekat pada substrat (Helle dan Sabelis, 1985). Imago tungaumemiliki empat pasang tungkai, berukuran lebih besar daripada deuteronimfadengan warna yang lebih gelap (Krantz, 1978). Lama hidup tungau dewasaberlangsung selama 23 hari, dalam kondisi kelembaban rendah populasinya dapatmeningkat 8,5 kali dalam 10 hari (Anonymous, 2007a). Imago betina tungauberbentuk bulat dan imago jantan agak runcing pada bagian posteriornya. Tungaumemiliki alat mulut menggigit, menusuk dan menghisap karena terjadinyamodifikasi pada celicera menjadi stilet (Krantz, 1978).Tungau Tetranychus sp. merupakan salah satu hama yang menyerangtanaman ketela pohon dan jeruk. Pada tanaman ketela pohon tungau menyerangpermukaan bawah daun dan menghisap cairan daun tersebut sehingga daun akanmenjadi kering (Anonymous, 2008b). Pada tanaman jeruk, serangan tungau

Page 2: Tungau Tetranychus Sp

dimulai dari tunas atau daun muda kemudian bergerak ke buah muda. Tungau inikurang menyukai keadaan ternaung dan selalu bergerak ke arah datangnya cahayatetapi menghindar dari datangnya cahaya langsung. Perilaku ini yangmenyebabkan serangan parah terjadi pada permukaan buah yang menghadap kearah datangnya cahaya (Anonymous, 2007a).