Tumor Pada Coll1 Refrat
-
Upload
saskia-mariska -
Category
Documents
-
view
257 -
download
0
Transcript of Tumor Pada Coll1 Refrat
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
1/18
REFERAT
Tumor Leher
Presentan:
Melisa N. Theda 2010061007
Pembimbing:
dr. Supardi P ,Sp.B
dr. Sahala M.H ,Sp.B
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
2/18
TUMOR LEHER
I. Anatomi Colli
Leher adalah bagian tubuh yang terletak diantara inferior mandibula dan linea nuchae
superior (diatas), dan incsura jugularis dan tepi superior clavicula (di bawah). Jaringan leher
dibungkus oleh 3 fasia, fasia colli superfisialis membungkus m.sternokleidomastoideus dan
berlanjut ke garis tengah di leher untuk bertemu dengan fasia sisi lain. Fasia colli media
membungkus otot pretrakeal dan bertemu pula dengan fasia sisi lain di garis tengah yang juga
merupakan pertemuan dengan fasia colli superfisialis. Ke dorsal fasia colli media
membungkus a.carotis communis , v.jugularisinterna dan n.vagus menjadi satu. Fasia colli
profunda membungkus m.prevertebralis dan bertemu ke lateral dengan fasia colli lateral.
Pembuluh darah arteri pada leher antara lain a.carotis communis (dilindungi oleh vagina
carotica bersama dengan v.jugularis interna dan n.vagus, setinggi cornu superior cartilago
thyroidea bercabang menjadi a.carotis interna dan a.carotis externa), a.subclavia (bercabang
menjadi a.vertebralis dan a.mammaria interna).
Pembuluh darah vena antara lain v.jugularis externa dan v.jugularis interna. Vasa lymphatica
meliputi nnll.cervicalis superficialis (berjalan sepanjang v.jugularis externa) dan
nnll.cervicalis profundi (berjalan sepanjang v.jugularis interna). Inervasi oleh plexus
cervicalis, n.facialis, n.glossopharyngeus, dan n.vagus.
Sistem aliran limfe leher penting untuk dipelajari karena hampir semua bentuk radang atau
keganasan kepala dan leher akan terlihat dan bermanifestasi ke kelenjar limfe leher. Kelenjar
limfe yang selalu terlibat dalam metastasis tumor adalah kelenjar limfe rangkaian jugularis
interna yang terbentang antara klavicula sampai dasar tengkorak, dimana rangkaian ini
terbagi menjadi kelompok superior, media dan inferior. Kelompok kelenjar limfe yang lain
adalah submental, submandibula, servicalis superficial, retrofaring, paratrakeal, spinalis
asesorius, skalenus anterior dan supraclavicula.
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
3/18
Daerah kelenjar limfe leher, menurut Sloan Kattering Memorial Cancer Center Classification
dibagi dalam 5 daerah penyebaran kelompok kelenjar yaitu daerah:
I. Kelenjar yang terletak di segitiga submental dan submandibula
II. Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan termasuk kelenjar limfe jugular superior, kelenjar
digastik dan kelenjar servikal posterior superior
III. Kelenjar limfe jugularis diantara bifurkasio karotis dan persilangan m.omohioid dengan
m.sternokleidomastoid dan batas posterior m.sternokleidomastoid.
IV. Grup kelenjar di daerah jugularis inferior dan supraclavicula
V. Kelenjar yang berada di segitiga posterior servikal
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
4/18
II. Tumor Colli
Definisi
Adalah setiap massa baik kongenital maupun didapat yang timbul di segitiga anterior atauposterior leher diantara klavikula pada bagian inferior dan mandibula serta dasar tengkorak
pada bagian superior. Pada 50% kasus benjolan pada leher berasal dari tiroid, 40% benjolan
pada leher disebabkan oleh keganasan, 10 % berasal dari peradangan atau kelainan
kongenital.
klasifikasi
Pembengkakan pada leher dapat dibagi kedalam 3 golongan:
1. Kelainan kongenital : kista dan fistel leher lateral dan median, seperti hygroma colli
cysticum, kista dermoid
2. Inflamasi atau peradangan : limfadenitis sekunder karena inflamasi banal (acne faciei,
kelainan gigi dan tonsilitis) atau proses infamasi yang lebih spesifik (tuberculosis,
tuberculosis atipik, penyakit garukan kuku, actinomikosis, toksoplasmosis). Disamping itu di
leher dijumpai perbesaran kelenjar limfe pada penyakit infeksi umum seperti rubella dan
mononukleosis infeksiosa.
3. Neoplasma : Lipoma, limfangioma, hemangioma dan paraganglioma caroticum yang
jarang terdapat (terutama carotid body; tumor glomus caroticum) yang berasal dari
paraganglion caroticum yang terletak di bifurcatio carotis,merupakan tumor benigna.
Selanjutnya tumor benigna dari kutub bawah glandula parotidea, glandula submandibularis
dan kelenjar tiroid. Tumor maligna dapat terjadi primer di dalam kelenjar limfe (limfoma
maligna), glandula parotidea, glandula submandibularis, glandula tiroidea atau lebih jarang
timbul dari pembuluh darah, saraf, otot, jaringan ikat, lemak dan tulang. Tumor maligna
sekunder di leher pada umumnya adalah metastasis kelenjar limfe suatu tumor epitelial
primer disuatu tempat didaerah kepala dan leher. Jika metastasis kelenjar leher hanya terdapat
didaerah supraclavikula kemungkinan lebuh besar bahwa tumor primernya terdapat ditempat
lain di dalam tubuh.
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
5/18
Ada dua kelompok pembengkakan di leher yaitu di lateral maupun di midline/line mediana :
1. Benjolan di lateral
a. Aneurisma subclavia
b. Iga servikal
c. Tumor badan karotis
d. Tumor clavikularis
e. Neurofibroma
f. Hygroma kistik
g. Limfonodi-inflamasi, karsinoma sekunder, retikulosis
h. Kista branchiogenik
i. Tumor otot
j. Tumor strnomastoideus
k. Kantung faringeal
l. Kelenjar ludah-inflamasi, tunor. Sindroma sjorgen
m. Lipoma subcutan, dan subfascia
n. Kista sebasea
o. Laringokel
2. Benjolan di Linea mediana
a. Lipoma
b. Kista sebasea
c. Limfonodi submental-inflamasi, karsinoma sekunder, retikulosis
d. Pembesaran kelenjar thyroid-diffuse, multinodular, nodular soliter
e. Kista thyroglossus
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
6/18
f. Dermoid sublingual
g. Bursa subhyoid
Stadium tumor dapat di bedakan menjadi 5 stage menurut De Serres, yaitu:
cation rate)
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
7/18
Epidemiologi
Pada anak-anak, banyak disebabkan karena kelainan kongenital dan peradangan meliputi
hygroma kistik, kista dermoid, tortikolis, kista brankial, limfadenitis, adenitis virus/bakteri,
neoplasma maligna jarang pada anak (misalnya Limfoma).
Pada dewasa muda banyak disebabkan oleh karena adanya peradangan dan keganasan tiroid
misalnya adenitis/limfadenitis virus/bakteri, limfadenopati dan kanker tiroid. Pada usia diatas
40 tahun, dianggap sebagai suatu keganasan meliputi limfadenopati metastatik, limfadenopati
primer, neoplasma primer tiroid.
Jenis Tumor
a. .Hygroma kistik (limfangioma)
Definisi
Higroma merupakan Moist Tumor dan anomaly dari system limpatik yang ditandai dari
single atau multiple kista pada soft tissue. Kebanyakan (sekitar 75 %) higroma kistik terdapat
di daerah leher. Kelainan ini antara lain juga dapat ditemukan di aksila, mediastinum dan
region inguinalis.Higroma kistik merupakan benjolan yang berisi cairan yang jernih atau
keruh seperti cairan limfe yang diakibatkan oleh blok atau hambatan pada system limpatik.
System limpatik merupakan jaringan pembuluh yang menyuplai cairan ke dalam pembuluh
darah sebagai transport asam-asam lemak dan sel-sel system immune.Higroma kistik dapat
merupakan kelainan congenital yang dibawa saat lahir ataupun yang terjadi pada masa
neonatus. Higroma kistik pada bayi dapat berlanjut ke keadaan hydrops (peningkatan jumlah
cairan di dalam tubuh) yang kadang-kadang dapat menyebabkan kematian dan dapat menjadi
sangat besar di bandingkan dengan badan bayi/anak.
Prevalensi
Belum banyak data yang menjelaskan, akan tetapi hygroma kistik dapat terjadi antara
1,7:10000 atau sekitar 0,83 % kehamilan mempunyai risiko terjadi anomaly. Higroma kistik
ini dapat terjadi kira-kira 1 % pada janin mulai umur kehamilan 9 minggu sampai 16 minggu.
Kejadian pada bayi sekitar 50 % - 65 % dan pada anak usia 2 tahun sekitar 80 % - 90 %.
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
8/18
Etiologi
Anyaman pembuluh limfe yang pertama kali terbentuk di sekitar pembuluh vena mengalami
dilatasi dan bergabung membentuk jala yang di daerah tertentu akan berkembang menjadi
sakus limfatikus. Pada embrio usia 2 bulan, pembentukan sakus primitive telah sempurna.
Bila hubungan saluran kearah sentral tidak terbentuk maka timbullah penimbunan cairan
yang akhirnya membentuk kista berisi cairan. Hal ini paling sering terjadi di daerah leher
(higroma kistik koli). Kelainan ini dapat meluas ke segala arah seperti ke jaringan
sublingualis di mulut. Higroma kistik dapat terjadi akibat beberapa factor antara lain:
1.Dapat disebabkan oleh infeksi
karena virus selama masa kehamilan dan penyalahgunaan zat, obat-obatan dan alkohol.
Infeksi pavovirus merupakan yang paling sering terjadi. Ketika virus menginfeksi ibu, maka
virus akan masuk ke dalam tubuh dan menyerang ke plasenta dan dapat menyebabkan
higroma pada janin.
2. Faktor genetik
Mayoritas higroma kistik yang ditemukan pada masa prenatal banyak dihubungkan dengan
Syndrom Turner, dimana terjadi abnormalitas pada wanita yang mempunyai satu kromosomX disbanding yang mempunyai dua kromosom X. abnormalitas kromosom termasuk trisome
13, 18, 21 dan 47 XXY juga dapat menyebabkan higroma kistik.
Gambaran klinik
Pada mulanya bagian dalam kista dilapisi oleh selapis sel endotel dan berisi cairan jernih
kekuningan yang sesuai dengan cairan limfe. Pada permukaan ditemukan kista besar yang
makin ke dalam menjadi makin kecil seperti buih sabun.
Higroma kistik dapat mencapai ukuran yang besar dan menyusup ke otot leher dan daerah
sekitarnya seperti faring, laring, mulut dan lidah. Yang terakhir dapat menyebabkan
makroglosia. Keluhan adalah adanya benjolan di leher yang telah lama atau sejak lahir tanpa
nyeri atau keluhan lain. Benjolan ini berbentuk kistik, berbenjol-benjol dan lunak.
Permukaannya halus, lepas dari kulit dan sedikit melekat pada jaringan dasar. Kebanyakan
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
9/18
terletak di regio trigonum posterior koli. Sebagai tanda khas, pada pemeriksaan
transiluminasi positif tampak terang sebagai jaringan diafan (tembus cahaya).
Benjolan ini jarang menimbulkan gejala akut, tetapi suatu saat dapat cepat membesar karena
radang dan menimbulkan gejala gangguan pernafasan akibat pendesakan saluran nafas seperti
trakea, orofaring maupun laring. Bila terjadi perluasan ke arah mulut dapat timbul gangguan
menelan. Perluasan ke aksila dapat menyebabkan penekanan pleksus brakialis dengan
berbagai gejala neurologik.
Penatalaksanaan berupa eksisi total merupakan pilihan utama. Pembedahan dimaksudkan
untuk mengambil keseluruhan massa kista. Tetapi bila tumor besar dan telah menyusup ke
organ penting seperti trakea, esofagus atau pembuluh darah, ekstirpasi total sulit dikerjakan.
Maka penanganannya cukup dengan pengambilan sebanyak-banyaknya kista. Kemudian
pasca bedah dilakukan infiltrasi bleomisin subkutan untuk mencegah kambuhan. Pembedahan
sebaiknya dilakukan setelah proide neonatus karena mortalitas akibat pembedahan pada
periode neonatus cukup tinggi.
b. Hemangioma
hemangioma merupakan tumor yang terdiri atas pembuluh darah. Ada dua golongan besar,
yaitu jenis kapiler dan jenis kavernosa.
Jenis kapiler
Jenis hemangioma ini terdiri atas nevus simpleks ( nevus buah arbei, nevus flameus). Nevus
simpleks tampak seperti buah arbei menonjol, berwarna merah dengan cekungan kecil.
Perkembangannya dimulai dengan titik kecil pada waktu lahir, membesar cepat, dan menetap
pada usia kira kira delapan bulan. Kemudian akan mengalami regresi spntan dan menjadi
pucat karena fibrosis seteah usia satu tahun. Proses regresi berjalan sampai usia 6 - 7 tahun.
Nevus flameus ada sejak lahir, menetap, dan rata dengna permukaan kulit kecuali bila
teriritasi.
Jenis kavernosum
Hemangioma kavernosum ini terdiri atas jalinan pembuluh darah yang berbentuk rongga.
Kelainannya berada di jaringan yang lebih dalam dari dermis. Dari luar tampak sebagai tumor
kebiruan yang dapat dekempeskan dengan penekanan, tetapi menonjol kembali setelah
tekanan dilepaskan. Hemangioma ini tidak dapat mengalami regresi spontan, malah sering
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
10/18
progresif. Jenis kavernosum bisa meluas dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Jaringan
diatas hemangioma dapat mengalami iskemia sehingga mudah rusak oleh iritasi, misalnya di
daerah perineum, dan menimbulkan ulkus yang sulit sembuh dan kadang berdarah.
Tatalaksana
Hemangioma buah arbei sebaiknya dibiarkan regresi spontan. Hemangioma ini lebih baik
dilakukan penekanan secara terus menerus, untuk membantu proses regresi. Jenis flameus
ditanggulangi dengan eksisi, kalau perlu ditambah dengan cangkok kulit. Untuk hemangioma
kavernosum satu satunya cara terapi adalah dengan ekstirpasi. Pada jenis yang luas dibantu
dengan embolisasi. Embolisasi ini membantu memperkecil tumor untuk memudahkan
tindakan bedah
c. Cold abses
Adalah suatu abses yang umumnya berhubungan dengan tuberculosis. Perkembangannya
sangat lambat dimana terjadi inflamasi ringan, dan berubah menjadi nyeri hanya ketika
terjadi tekanan pada daerah sekitar. Tipe abses ini mungkin dapat muncul dimanapun bagian
tubuh tetapi terutama ditemukan pada tulang belakang, panggul, nodus limfatik, atau daerah
genital. Pada gambaran radiology mungkin memberikan gambaran adanya erosi tulang lokal
pada abses atau adanya perluasan kompresi pada organ. Alat sinogram akan d perluasan abses
didemonstrasikan pada abses. Ultrasonografi sangat berguna untuk menunjukkan adanya
pembesaran musculus psoas ditunjukkkann dengan gambaran hypoechogenic, tapi ini bukan
hasil yang akurat dibandingkan hasil yang ditunjukkan oleh CT-scan, sementara itu MRI
dapat ,menunjukkan proses multiple lebih lanjut dan dapat di evaluasi.
Meskipun abses primer pada psoas jarang dijumpai pada anak-anak di Negara berkembang
akan tetapi tidak jarang kita menemukan di Negara tropic dan subtropik dengna kondisi
social-ekonomi yang lemah. Staphylococcus aureus adalah jenis bakteri di lingkungan yang
sering menimbulkan adanya infeksi. Dimana pada anak-anak dijumpai keluhan pireksia, nyeri
pada region flank serta keluhan lain pada panggul. Abses pada psoas dapat joga merupakan
masalah sekunder yang berhubungan dengan spondylitis tuberculosa atau berhubungan
dengan penyakit infeksi pada usus. Sedangkan abses primer biasa ditemukan pada pasien
dengan penyakit sickle cell, drug user, immunocompromised individuals dan penyandang
HIV positif.
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
11/18
d. Tumor glomus caroticus
Merupakan tumor yang jarang terjadi terdapat pada kemoreseptor badan karotis yang muncul
sebagai benjolan tidak nyeri pada bungkus karotis, letaknya dibatas atas kartilago tiroid.
Sangat jarang menimbulkan efek penekanan pada nervus hipoglosuss, simpatica servical atau
arteri karotis interna.
Tumor ini licin, atau berlobulasi dan muncul gerakan kelateral namun gerakan ke vertikal
terbatas. Bervariasi ukurannya, dari ukuran sebesar kacang sampai telur ayam, pertumbuhan
lambatdan terbatas di leher saja. Invasi malignansi ke struktur lokal dan limfonodi jarang
terjadi. Keras dan putih, seperti spons dan kaya vascularisasi.
Umumnya tidak memberikan gejala dan pada palpasi tumor, didapatkan denyut nadi
a.karotis. pada pemeriksaan arteriografi akan tampak tumor terisi kontras. Biopsi adalah
kontraindikasi karena tumor sangat banyak mengandung pembuluh darah.
Penatalaksanaannya teridiri atas ekstirpasi
e. Kista brankial (Kista Bronkhiogenik)
Kelainan brankiogen dapat berupa fistel, kista dan tulang rawan ektopik. Arkus brankialis ke-
3 membentuk os.hioid, sedangkan arkus brankialis ke-4 membentuk skelet laring yaitu rawan
tiroid , krikoid, dan aritenoid.
Fistel kranial dari tulang hioid yang berhubungan dengan meatus akutikus eksternus berasal
dari celah brankialis pertama. Fistel anatara fosa tonsilaris ke pinggir depan
m.sternokleidomastoideus berasal dari celah brankialis kedua. Fistel yang masuk ke sinus
pirifomis berasal dari celah brankialis ketiga. Sinus dari celah brankialis keempat tiak pernah
ditemukan. Sinus atau fistel mungkin berupa saluran yang lengkap tau mungkin menutupsebagian. Fistel brankial sisa celah brankialis ke-2 akan terdapat tepat di depan
m.sternokleidomastoideus. Bila penutupan terjadi sebagian, sisanya dapat membentuk kista
yang terletak agak tinggi di bawah sudut rahang. Bila terbuka ke kulit akan menjadi fistel.
Pada anamnesa diketahui bahwa kista merupakan benjolan sejak lahir. Fistel terletak di depan
m.sternokleidomastoid dan mengeluarkan cairan. Fistel yang buntu akan membengkak dan
merah, atau merupakan lekukan kecil yang dapat ditemukan unilateral atau bilateral. Pada
palpasi, sebelah kranial dari fistel teraba sebagai jaringan fibrotik bila leher ditegangkan
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
12/18
dengan cara menarik ke kaudal. Jaringan ini menuju ke kraniodorsal sepanjang tepi depan
m.stenokleidomastoid. Fistulografi mungkin memperlihatkan masuknya bahan kontras ke
faring.
Tatalaksana
Kista dapat langsung diekstirpasi. Fistel diisi dengan bahan warna seperti biru metilen,
kemudian dapat diekstirpasi melalui insisi kecil multipel.
f. Struma ( goiter )
Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran
kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan
susunan kelenjar dan morfologinya. Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat
menghambat pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga terjadi pula
penghambatan dalam pembentukan TSH oleh hipofisis anterior. Hal tersebut memungkinkan
hipofisis mensekresikan TSH dalam jumlah yang berlebihan. TSH kemudian menyebabkan
sel-sel tiroid mensekresikan tiroglobulin dalam jumlah yang besar (kolid) ke dalam folikel,
dan kelenjar tumbuh makin lama makin bertambah besar. Akibat kekurangan yodium maka
tidak terjadi peningkatan pembentukan T4 dan T3, ukuran folikel menjadi lebih besar dan
kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar 300-500 gram.
Selain itu struma dapat disebabkan kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa
hormon tiroid, penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (goitrogenic agent), proses
peradangan atau gangguan autoimun seperti penyakit Graves. Pembesaran yang didasari oleh
suatu tumor atau neoplasma dan penghambatan sintesa hormon tiroid oleh obat-obatan
misalnya thiocarbamide, sulfonylurea dan litium, gangguan metabolik misalnya struma kolid
dan struma non toksik (struma endemik).
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
13/18
Klasifikasi Struma
Berdasarkan Fisiologisnya
Berdasakan fisiologisnya struma dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Eutiroidisme
Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi
kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar hipofisis menghasilkan TSH
dalam jumlah yang meningkat. Goiter atau struma semacm ini biasanya tidak menimbulkan
gejala kecuali pembesaran pada leher yang jika terjadi secara berlebihan dapat
mengakibatkan kompresi trakea.
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga sintesis
dari hormon tiroid menjadi berkurang. Kegagalan dari kelenjar untuk mempertahankan kadar
plasma yang cukup dari hormon. Beberapa pasien hipotiroidisme mempunyai kelenjar yang
mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan/ablasi radioisotopatau akibat destruksi oleh antibodi autoimun yang beredar dalam sirkulasi. Gejala
hipotiroidisme adalah penambahan berat badan, sensitif terhadap udara dingin, dementia,
sulit berkonsentrasi, gerakan lamban, konstipasi, kulit kasar, rambut rontok, mensturasi
berlebihan, pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan bicara.
Hipertiroidisme
Dikenal juga sebagai tirotoksikosis atau Graves yang dapat didefenisikan sebagai respon
jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.29
Keadaan ini dapat timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam darah yang merangsang
kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya produksi hormon yang berlebihan tetapi ukuran kelenjar
tiroid menjadi besar. Gejala hipertiroidisme berupa berat badan menurun, nafsu makan
meningkat, keringat berlebihan, kelelahan, leboh suka udara dingin, sesak napas. Selain itu
juga terdapat gejala jantung berdebar-debar, tremor pada tungkai bagian atas, mata melotot
(eksoftalamus), diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atrofi otot.
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
14/18
Berdasarkan Klinisnya
Secara klinis pemeriksaan klinis struma toksik dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
a. Struma Toksik
Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan struma nodusa toksik.
Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan bentuk anatomi dimana struma
diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan lain. Jika tidak diberikan tindakan medis
sementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih
benjolan (struma multinoduler toksik). Struma diffusa toksik (tiroktosikosis) merupakan
hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan
dalam darah. Penyebab tersering adalah penyakit Grave (gondok
eksoftalmik/exophtalmicgoiter), bentuk tiroktosikosis yang paling banyak ditemukan diantara
hipertiroidisme lainnya.
Perjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diiidap selama berbulan-
bulan. Antibodi yang berbentuk reseptor TSH beredar dalam sirkulasi darah, mengaktifkan
reseptor tersebut dan menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif.
Meningkatnya kadar hormon tiroid cenderung menyebabkan peningkatan pembentukan
antibodi sedangkan turunnya konsentrasi hormon tersebut sebagai hasilpengobatan penyakit
ini cenderung untuk menurunkan antibodi tetapi bukan mencegah pembentukyna.Apabila
gejala gejala hipertiroidisme bertambah berat dan mengancam jiwa penderita maka akan
terjadi krisis tirotoksik. Gejala klinik adanya rasa khawatir yang berat, mual, muntah, kulit
dingin, pucat, sulit berbicara dan menelan, koma dan dapat meninggal.
b. Struma Non Toksik
Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi struma diffusa non
toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik disebabkan oleh kekurangan yodium
yang kronik. Struma ini disebut sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid
yang sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung yodium dan
goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh zat kimia.
Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini disebut
struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme dan hipotiroidisme
disebut struma nodusa non toksik. Biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda dan
berkembang menjadi. multinodular pada saat dewasa. Kebanyakan penderita tidak
mengalami keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme, penderita datang
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
15/18
berobat karena keluhan kosmetik atau ketakutan akan keganasan. Namun sebagian pasien
mengeluh adanya gejala mekanis yaitu penekanan pada esofagus (disfagia) atau trakea (sesak
napas), biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan di dalam nodul.
Struma non toksik disebut juga dengan gondok endemik, berat ringannya endemisitas dinilai
dari prevalensi dan ekskresi yodium urin. Dalam keadaan seimbang maka yodium yang
masuk ke dalam tubuh hampir sama dengan yang diekskresi lewat urin. Kriteria daerah
endemis gondok yang dipakai Depkes RI adalah endemis ringan prevalensi gondok di atas 10
%-< 20 %, endemik sedang 20 % - 29 % dan endemik berat di atas 30 %.
Diagnosis
Inspeksi
Inspeksi dilakukan oleh pemeriksa yang berada di depan penderita yang berada pada posisi
duduk dengan kepala sedikit fleksi atau leher sedikit terbuka. Jika terdapat pembengkakan
atau nodul, perlu diperhatikan beberapa komponen yaitu lokasi, ukuran, jumlah nodul, bentuk
(diffus atau noduler kecil), gerakan pada saat pasien diminta untuk menelan dan pulpasi pada
permukaan pembengkakan.
Palpasi
Pemeriksaan dengan metode palpasi dimana pasien diminta untuk duduk, leher dalam posisifleksi. Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan meraba tiroid dengan menggunakan ibu jari
kedua tangan pada tengkuk penderita.
Tes Fungsi Hormon
Status fungsional kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan perantara tes-tes fungsi tiroid untuk
mendiagnosa penyakit tiroid diantaranya kadar total tiroksin dan triyodotiroin serum diukur
dengan radioligand assay. Tiroksin bebas serum mengukur kadar tiroksin dalam sirkulasi
yang secara metabolik aktif. Kadar TSH plasma dapat diukur dengan assay
radioimunometrik.
Kadar TSH plasma sensitif dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid. Kadar tinggi pada
pasien hipotiroidisme sebaliknya kadar akan berada di bawah normal pada pasien
peningkatan autoimun (hipertiroidisme). Uji ini dapat digunakan pada awal penilaian pasien
yang diduga memiliki penyakit tiroid. Tes ambilan yodium radioaktif (RAI) digunakan untuk
mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap dan mengubah yodida.
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
16/18
Foto Rontgen leher
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat struma telah menekan atau menyumbat trakea
(jalan nafas).
Ultrasonografi (USG)
Alat ini akan ditempelkan di depan leher dan gambaran gondok akan tampak di layar TV.
USG dapat memperlihatkan ukuran gondok dan kemungkinan adanya kista/nodul yang
mungkin tidak terdeteksi waktu pemeriksaan leher. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis
dengan USG antara lain kista, adenoma, dan kemungkinan karsinoma.
Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Biopsi aspirasi jarum
tidak nyeri, hampir tidak menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian
pemeriksaan ini dapat memberikan hasil negatif palsu karena lokasi biopsi kurang tepat.
Selain itu teknik biopsi kurang benar dan pembuatan preparat yang kurang baik atau positif
palsu karena salah intrepertasi oleh ahli sitologi.
Penatalaksanaan Medis
Ada beberapa macam untuk penatalaksanaan medis jenis-jenis struma antara lain sebagai
berikut :
Operasi/Pembedahan
Pembedahan menghasilkan hipotiroidisme permanen yang kurang sering dibandingkan
dengan yodium radioaktif. Terapi ini tepat untuk para pasien hipotiroidisme yang tidak mau
mempertimbangkan yodium radioaktif dan tidak dapat diterapi dengan obat-obat anti tiroid.
Reaksi-reaksi yang merugikan yang dialami dan untuk pasien hamil dengan tirotoksikosis
parah atau kekambuhan. Pada wanita hamil atau wanita yang menggunakan kontrasepsi
hormonal (suntik atau pil KB), kadar hormon tiroid total tampak meningkat. Hal ini
disebabkan makin banyak tiroid yang terikat oleh protein maka perlu dilakukan pemeriksaan
kadar T4 sehingga dapat diketahui keadaan fungsi tiroid. Pembedahan dengan mengangkat
sebagian besar kelenjar tiroid, sebelum pembedahan tidak perlu pengobatan dan sesudah
pembedahan akan dirawat sekitar 3 hari. Kemudian diberikan obat tiroksin karena jaringan
tiroid yang tersisa mungkin tidak cukup memproduksi hormon dalam jumlah yang adekuat
dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan struma dilakukan 3-4 minggu setelah
tindakan pembedahan.
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
17/18
Pemberian Tiroksin dan obat Anti-Tiroid
Tiroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini bahwa
pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH. Oleh karena itu untuk menekan
TSH serendah mungkin diberikan hormon tiroksin (T4) ini juga diberikan untuk mengatasi
hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Obat anti-tiroid
(tionamid) yang digunakan saat ini adalah propiltiourasil (PTU) dan metimasol/karbimasol.
-
7/22/2019 Tumor Pada Coll1 Refrat
18/18
DAFTAR PUSTAKA
1. Sabiton, David C. Buku Ajar Bedah. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 1994
2. Sjamsuhidajat. R, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah ed 2. Penerbit buku kedokteran
EGC. Jakarta.2005
3. Schwartz. Intisari Prinsip Prinsip Ilmu Bedah ed 6. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta 2000
4. Doherty G M. Current Surgical Diagnosis and Treatment. USA : MC Graw Hill. 2006