Tulang dan Osteoporosis

download Tulang dan Osteoporosis

of 16

description

makalah pbl blok 5 - musculoskeletal 1(fisiologis) by william limadhy

Transcript of Tulang dan Osteoporosis

Tulang dan OsteoporosisWilliam Limadhy102012241Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaUniversitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731Email: [email protected]

AbstrakTulang merupakan alat pengerak pada manusia. Tanpa ada nya tulang pada tubuh manusia, tentu saja manusia tidak dapat bergerak. Hal ini sama saja dengan motor tanpa ban. Selain tulang, alat penggerak lainnya yang ada di tubuh manusia antara lain sendi. Sendi mengubungkan antara 1 tulang dengan 1 tulang lainnya. Dengan ada nya sendi ini, membuat area gerak manusia menjadi lebih luas, sehingga manusia dapat melakukan berbagai hal tanpa kesulitan. Dibalik semua keleluasaan manusia bergerak, ternyata ada penyakit yang menyebabkan area gerak manusia berkurang, yaitu osteoporosis. Penyakit yang bersifat pasif ini membuatnya menduduki peringkat 3 dengan angka kematian terbesar. Akan tetapi penyakit ini bersifat pasif sehingga jika anda menjaga tubuh kalian dengan makan teratur dan mengganti gaya hidup anda dengan gaya hidup sehat maka sudah dapat dipastikan penyakit ini bisa di hambat kedatangannya.PendahuluanSemenjak kecil, tubuh kita terus berkembang hingga dewasa. Hal yang paling menonjol dari tubuh kita adalah postur tubuh yang semakin besar. Itu dikarenakan tulang kita terus berkembang sehingga tubuh kita juga terlihat membesar. Selain itu tulang juga merupakan salah satu anggota penggerak dari badan kita. Kerjanya berdampingan dengan otot. Hal itu disebabkan otot merupakan alat yang menggerakan tulang kita sehingga kita dapat bergerak. Tanpa otot atau tanpa tulang kita tidak dapat bergerak bebas sebagaimana mestinya.PembahasanTulang punggung (columna vertebrae)Tulang punggung merupakan tulang terpanjang pada tubuh manusia. Tulang punggung juga mempunyai fungsi untuk menopang berat ekstremitas atas dan menyalurkannya ke ekstremitas bawah.1 Tulang punggung juga mempunyai fungsi agar kita dapat berdiri dengan tegak, tanpa tulang punggung kita tidak dapat berdiri dengan tegak. Tulang punggung terbagi menjadi 5 bagian yang masing-masingnya adalah cervicales, thoracales, lumbales, sacrales, dan coxae.1

Gambar 1 : contoh columna vertebralis pada manusia.2Meskipun menunjukkan perbedaan regional, columna vertebralis memiliki pola umum. Columna Vertebralis yang khas terdiri atas corpus yang bulat di depan dan arcus vertebrae di belakang. Keduanya melingkupi ruang yang disebut foramen vertebralis, yang dilalui medulla spinalis dengan pembungkusnya. Arcus vertebrae terdiri atas sepasang pediculus silindris yang membentuk sisi arcus, dan sepasang lamina pipih, yang melengkapi arcus ini di bagian belakangnya. Arcus vertebrae mempunyai 7 prosecesus yaitu processus spinosus, 2 transversus, dan 4 articularis.2Prosessus spinosus, menonjol ke posterior dari pertemuan dua laminae. Prosesus transverses menonjol ke lateral dari titik pertemuan laminae dan pediculus. Kedua jenis processus ini berfungsi sebagai pengungkit dan menjadi tempat melekatnya otot dan ligamen.Processus articularis tersusun vertical dan terdiri atas dua prosessus superior dan dua prosessus inferior. Menonjol dari perbatasan laminae dan pediculus, dan facies articularisnya ditutupi tulang rawan hialin. Prosessus articularis superior dari satu arcus vertebrae berarticulasi dengan prosessus articularis inferior dari arcus vertebra diatasnya, membentuk articulatio synvialis.2Pediculus berlekuk pada tepi atas dan bawahnya, membentuk incisura vertebralis superior dan inferior. Incisura superior vertebra dan incisura inferior vertebra di atasnya bersama-sama membentuk foramen intervertebralis. Pada foramen ini kerangka yang berartikulasi, berfungsi menyalurkan n. spinalis dan pembuluh darah.2Vertebra CervikalisMemiliki ciri-ciri berikut ini: tiap prosessus transverses mempunyai foramen prosessus transverse untuk av. Vertebralis. Prosessus spinosus kecil dan bifidus. Corpus kecil dan diameter transversa lebih besar dari diameter anteroposterior, tersapat sendi-sendi synovial kecil pada tiap sisi. Foramen vertebrale besar dan berbentuk segitiga. Prosessus artikularis superior mempunyai facies artikularis yang rata dan kecil, menghadap ke bekalang dan ke atas, prosessus artikularis inferior mempunyai facies artikularis yang menghadap ke bawah dan depan.2 Vertebra cervicalis pertama, kedua, dan ketujuh bentuknya tidak khas.

Gambar 2 : contoh tulang cervikales pada manusia.2Os AtlasVertebra cervicalis pertama, atau atlas, tidak mempunyai corpus maupun prosessus spinosus. Hanya berupa cincin tulang, yang terdiri atas arcus anterior dan arcus posterior dan sebuah masa lateralis pada tiap sisi. Tiap masa lateralis mamiliki facies articularis superior dan inferior. Tulang ini berartikulasi di atas dengan condylus occipitalis, membentuk articulatio atlanto-occipitalis. Dibawah, berartikulsi dengan axis dan membentuk articulatio atlanto axialis.

Gambar 3 : contoh os atlas pada manusia.2

Os AxisVertebra cervicalis kedua atau axis mempunyai dens yang mirip pasak, yang terdapat di atas corpus dan mewakili corpus atlas yang telah menyatu dengan axis.Vertebra cervicalis ke tujuh, atau vertebra prominens, disebut demikian karena mempunyai prosessus spinosus paling panajang. Processus ini tidak bifid. Processus transversus C7 besar, namun foramen processus transversinya kecil dan dilalui v.vertebralis.2

Gambar 4 : contoh tulang os axis pada manusia.2Vertebra ThoracisVertebra Thoracicus makin besar ukurannya dari atas ke bawah. Corpus berbentuk jantung, Foramen vertebrale relative kecil dan bulat. Processus spinosus panjang dan condong ke bawah. Fovea costalis terdapat pada sisi corpus, tempat caput costae berartikulasi, dan pada processus transversus untuk berartikulasi dengan tuberculum costae. Processus articularis superior mempunyai facies yang menghadap ke belakang dan lateral, sedangkan facies processus articularis inferior menghadap ke depan dan medial. Processus articularis inferior Th12 menghadap ke lateral, seperti halnya vertebra lumbalis.2

Gambar 5 : contoh tulang torakales pada manusia.2Vertebra LumbalisCorpus tiap vertebra lumbalis bersifat massif dan berbentuk ginjal. Pediculus kuat dan mengarah ke belakang. Laminae tebal, dan foramen vertebrale berbentuk segitiga. Processus transversus panjang dan langsing. Processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat dan terjalur lurus ke belakang. Facies articularis spinosus superior menghadap ke medial, dan facies processus articularis inferior menghadap ke lateral. Vertebra lumbalis tidak mempunyai facies articularis dengan costae dan tanpa foramen processus transversi.2

Gambar 6 : contoh tulang lumbales pada manusia.2

Os SacrumTerdiri dari lima vertebra rudimenter yang bergabung, membentuk sebuah tulang berbentuk baji, yang cekung di anterior. Batas atas, atau basis tulang ini berartikulasi dengan L5. Batas inferior yang sempit berarticulasi dengan kedua Os Inominata atau Os Coxae, membentuk articulation sacroiliaca. Tepi anterior dan superior S1 menonjol ke depan sebagai margo posterior aperture pelvis superior dan dikenal sebagai promontorium sakralis.2Foramen vertebrale pada kelompok ini membentuk canalis sacralis. Laminae S5, kadang-kadang juga S4 tidak mencapai garis tengah dan membentuk hiatus sacralis.Permukaan anterior dan posterior sacrum mempunyai 4 foramina pada tiap sisinya, yang dilalui rani ventrales dan dorsales S1-4.

Gambar 7 : contoh os sacrum dan os coccygea pada manusia.2Os CoccygeaTerdiri atas empat vertebra yang berfungsi membentuk sebuah tulang segitiga kecil, yang berarticulasi pada basisnya dengan ujung bawah sacrum. Vertebra coccygea pertama biasanya tidak ikut atau tidak sempurna berfungsi dan vertebra kedua.2SendiPersendian atau yang disebut dengan Artikulasi adalah hubungan antar tulang yang satu dengan tulang yang lain. persendian itu ada 3 jenis yakni sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.

SinartrosisSinartrois adalah hubungan antara kedua ujung tulang yang direkatkan oleh suatu jaringan ikat yang kemudian mengalami penulangan sehingga tidak bisa digerakkan.4 Sinartrosis ada tiga jenis yaitu :Sinkindrosis: Dihubungkan oleh kartilago hialinSinfibrosis: Dihubungkan jaringan ikat fibrosaSutura: Dihubungkan oleh jaringan ikat serabut padatAmfiartrosisAmfiartrosis adalah hubungan antara kedua ujung tulang yang direkatkan oleh jaringan kartilago (tulang rawan) dan mengalami sedikit gerakan.4 Amfiartrosis ada dua jenis yaituSindesmosis: Dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamentSimfisis: Dihubungkan oleh kartilago serabut pipihDiartrosisDiartrosis adalah hubungan antar tulang yang tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga dapat bergerak bebas. Sendi diartrosis juga merupakan sendi yang paling banyak ditemukan di tulang manusia.5 Sendi Peluru: Dapat digerakkan ke segala arah.Contoh: Tulang gelang bahu dengan tulang lengan atas Sendi Engsel: Dapat digerakkan satu arah. Contoh: Persendian pada siku dan lutut Sendi Pelana: Dapat digerakkan dua arahContoh: Pergelangan tangan dengan ibu jari Sendi Putar:Dapat digerakkan berputarContoh: Tulang atlas dengan tulang aksis/pemutar Sendi Luncur:Gerak rotasi pada satu bidang datarContoh: Tulang-tulang pada pergelangan tangan dan kaki Sendi Gulung: Hanya terjadi sedikit gerakan dan dapat mengitari porosContoh: Tulang pengumpul dengan hasta Sendi Kondiloid: Digerakan kesamping & maju-mundur namun tdk mengitari porosContoh: Pada telapak tangan

Sendi Lutut (Os patella)Knee joint atau sendi lutut dibentuk oleh 4 tulang yaitu tulang femur, patella, fibula, dan tibia. Pergerakan utama dari sendi lutut terjadi antara tulang femur, patela dan tibia. Dan setiap bagian tulang yang berhubungan tersebut dibungkus oleh kartilago artikular yang keras, namun halus dan didesain untuk mengurangi risiko terjadinya cedera antartulang. Kemudian tulang patela terletak pada tulang tibia bagian distal (fossa intercondylar).3

Gambar 7 : contoh tulang os patella pada manusia.3Struktur TulangTulang tersusun oleh jaringan tulang kompakta (kortikal) dan kanselus (trabekular atau spongiosa). Tulang kompakta secara makroskopik terlihat padat. Akan tetapi, jika diperiksa dengan mikroskop terdiri dari sistem havers. Sistem harvers terdiri dari kanal havers. Sebuah kanal havers mengandung pembuluh darah, saraf, pembuluh limfe, lamela (lempengan tulang yang megelilingi kanal sentral), kanula (ruang di antara lamela yang mengandung sel-sel tulang atau osteosit dan saluran limfe), dan kanalikuli (saluran kecil yang meghubungkan lakuna dan kanal sentral). Saluran ini mengandung pembuluh limfe yang membawa nutrien dan oksigen ke osteosit. 6Tulang kanselus juga keras seperti tulang kompakta, tetapi secara makroskopis terlihat berlubang-lubang (spons). Jika dilihat dengan mikroskop kanal havers, tulang kanselus terlihat lebih besar dan mengandung lebih sedikit lamela. Sel-sel penyusun tulang terdiri dari: 1. Osteoblas berfungsi menghasilkan jaringan osteosid dan menyekresi sejumlah besar fosfatase alkali yang berperan dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam tulang matriks. Matriks tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan dan proteoglikan). Matriks merupakan kerangkan di mana garam-garam mineral anorganik ditimbun. 72. Osteosit merupakan sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat selain itu, terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang). Osteon itu sendiri merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. Ditengah osteon terdapat kapiler. Di sekeliling kapiler tersebut merupakan mariks tulang yang dinamakan lamela. Di dalam lamela terdapat osteosit yang memperoleh nutrisi melalui prosesus yang berlanjut ke dalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak sejauh kurang dari 0,1 mm).73. Osteoklas merupakan sel-sel berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Sel-sel ini menghasilkan enzim proteolitik yang memecah matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam darah. Osteoklas berperan juga dalam pengahancuran dan remodeling tulang.7Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat dinamakan periosteum, periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblast, yang merupakan sel pembentuk tulang.Pertumbuhan dan Metabolisme TulangTulang mulai terbentuk lama sebelum kelahiran. Osifikasi adalah proses di mana matriks tulang (di sini serabut kolagen dan substansi dasar) terbentuk dan pengerasan mineral (di sini garam kalsium) ditimbun di serabut kolagen dalam suatu lingkungan elektronegatif. Serabut kolagen memberi kekuatan terhadap tarikan pada tulang, dan kalsium memberikan kekuatan terhadap tekanan pada tulang.8Ada dua model dasar osifikasi, intramembran dan endokondral. Penulangan intramembranus di mana tulang tumbuh di dalam membran, terjadi pada tulang wajah dan tengkorak. Maka ketika tengkorak mengalami penyembuhan, terjadi union secara fibrus. Bentuk lain pembentukan tulang adalah penulangan endokondral, di mana terbentuk dahulu model tulang rawan (osteoid), kemudian mengalami resorpsi, dan diganti oleh tulang. Kebanyakan tulang di tubuh terbentuk mengalami penyembuhan melalui osifikasi endokondral.Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi oleh sejumlah mineral dan hormon yang meliputi:1. Kalsium dan fosfor. Jumlah kalsium dalam tulang 99% dan fosfor 90%. Konsentrasi kalsium dan fosfor mempunyai ikatan yang erat. Jika kadar kalsium meningkat, jumlah fosfor berubah. Keseimbangan fosfor dan kalsium dipertahankan oleh kalsitonin dan hormon paratiroid.72. Kalsitonin diproduksi oleh kelenjar tiroid dan menurunkan konsentrasi kalsium serum. Jika jumlah kalsitonin meningkat di atas normal, kalsitonin menghambat penyerapan kalsium dan fosfor dalam tulang serta meningkatkan ekskresi kalsium dan fosfor melalui urin sehingga dibutuhkan kalsium dan fosfor.73. Vitamin D terkandung dalam lemak hewan, minyak ikan, dan mentega. Tubuh manusia juga dapat menghasilkan vitamin D. Sinar ultraviolet sinar matahari dapat mengubah ergosterol pada kulit menjadi vitamin D. Vitamin D diperlukan agar kalsium dan fosfor dapat diserap dari usus dan digunakan tubuh. Defisiensi vitamin D mengakibatkan defisit mineralisasi, deformitas, patah tulang, penyakit rikets pada anak-anak, dan osteomalasia pada orang dewasa. 74. Hormon paratiroid. Pada saat kadar kalsium menurun, sekresi hormon paratiroid meningkat dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan aktivitas osteoblastik dan menyumbangkan kalsium ke dalam darah. Jika kadar kalsium meningkat sekresi hormon paratiroid diminimalkan, hormon tersebut mengurangi ekskresi kalsium di ginjal dan memfasilitasi penyerapannya dari usus halus. Hal ini untuk mempertahankan suplai kalsium di tulang. Respons ini merupakan umpan balik sistem loop yang terjadi dalam sistem endokrin.7 5. Hormon pertumbuhan. Hormon pertumbuhan yang bertanggung jawab meningkatkan panjang tulang dan menentukan jumlah matriks tulang dibentuk sebelum masa pubertas. Sekresi yang meningkat pada masa anak-anak menghasilkan gigantisme dan menurunnya sekresi menghasilkan dwarfisme. Pada orang dewasa, peningkatkan tersebut menyebabkan akromegali yang ditandai oleh kelainan bentuk tulang dan jaringan lemak.7 6. Glukokortikoid. Hormon glukokortikoid mengatur metabolisme protein. Pada saat dibutuhkan, hormon dapatmeningkatkan atau menurunkan katabolisme untuk mengurangi atau mengintensifkan matriks organik di tulang dan membantu dalam pengaturan kalsium di intestinum dan penyerapan fosfor.77. Hormon seksual. Estrogen, menstimulasi aktivitas osteoblastik dan cenderung menghambat peran hormon paratiroi. Jumlah estrogen menurun saat menopause sehingga penurunan kadar kalsium pada tulang dalam waktu lama menyebabkan osteoposis. Androgen, seperti testosteron meningkatkan anabolisme dan massa tulang.7Karena merupakan suatu jaringan hidup, tulang akan mengalami perubahan selama hidup. Proses penghancuran tulang lama dan pembuatan tulang baru secara terus-menerus yang disebut remodelling tulang, dilakukan oleh sel-sel tulang khusus. Osteoklas menghancurkan tulang, dan osteoblast membangunnya. Dibandingkan dengan banyak proses tubuh lainnya, remodelling tulang merupakan proses yang berlangsung lambat. Kita memiliki kerangka baru setiap sekitar tujuh tahun; setiap hari osteoklas menghancurkan tulang yang mengandung sekitar 0,5 gram kalsium (tulang memiliki sekitar 1000 gram kalsium), dan osteoblas membentuk tulang baru dengan menggunakan kalsium dalam jumlah yang sama. Selagi tubuh muda dan tumbuh, osteoblas lebih aktif daripada osteoblas; tetapi setelah tubuh berusia 35 sampai 40 tahun, aktivitas osteoklas lebih besar daripada osteoblas sehingga terjadi penurunan bertahap massa tulang yang berlanjut sampai kematian. Penurunan ini biasanya lebih cepat pada wanita dibandingkan pria dan menimbulkan masalah serius berupa kerapuhan tulang pada wanita usia lanjut. Keadaan ini, yang disebut osteoporosis (secara harfiah, tulang berpori), menyebabkan fraktur spontan, terutama di tulang belakang dan panggul.

Kebanyakan patah tulang sembuh melalui osifikasi endokondral. Ketika tulang mengalami cidera, fragmen tulang tidak hanya ditambal dengan jaringan parut. Namun tulang mengalami regenerasi sendiri. Ada beberapa tahapan dalam penyembuhan tulang yaitu proses inflamasi, proliferasi sel, pembentukan kalus, penulangan kalus, dan remodeling menjadi tulang dewasa.1. Inflamsi. Dengan adanya patah tulang, tubuh mengalami respons yang sama dengan bila ada cidera di lain tempat dalam tubuh. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan terjadi pembentukan hematoma pada tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian akan diinvasi oleh makrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri. Tahap inflamasi terjadi dalam beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya pembengkakan dan nyeri.72. Proliferasi sel. Dalam sekitar lima hari, hematoma akan mengalami organisasi. Terbentuknya benang-benang fibrin dalam jendolan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast (berkembang menjadi osteosit, sel endostel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuknya jaringan ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum tampak pertumbuhan melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patahan tulang. Tetapi, gerakan yang berlebihan akan merusak struktur kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif.73. Pembentukan kalus. Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan dan tulang serat imatur. Bentuk kalus dan volume yang dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu 3-4 minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis, fragmen tulang tak bisa lagi digerakkan.7 4. Osifikasi. Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam 2-3 minggu patah tulang melalui prose penulangan endokondral. Mineral terus-menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifar elektronegatif. Pada patahan tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu 3-4 bulan.75. Remodeling. Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus-stres fungsional pada tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dengan remodeling lebih cepat daripada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung. Ketika remodeling telah sempurna, muatan permukaan patah tulang tidak lagi negatif.7 Stres lokal (beban berat badan) berperan untuk merangsang pembentukan tulang lokal dan remodeling. Tulang-tulang beban berat badan bersifat tebal dan kuat. Bila beban berat badan atau stres dihilangkan, seperti bila pasien dibiarkan berbaring lama, kalsium akan hilang dari tulang (resorpsi) dan tulang menjadi osteoporotik dan lemah. Bila stres tulang berlebihan, dapat terjadi patah atau nekrosis tulang. OsteoporosisPenyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang secara progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri mineral-mineral seperti calsium, fosfor, sehingga tulang menjadi keras dan padat, jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.7Osteoporosis, sesuai dengan kelompok kejadiannya terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu :Osteoporosis PostmenopausalOsteoporosis trjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama wanita), yang membantu mengatur pengangkatan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.8Osteoporosis senilisOsteoporosis ini kemungkinan terjadi akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatanhancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keaadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita sering menderita osteoporosis senilis dan posmenopausal.8Osteoporosis sekunderDialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokokbisa memperburuk keadaan ini.9Osteoporosis juvenil idiopatikMerupakan osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.10Faktor resiko Osteoporosis terbagi menjadi 2 yaitu faktor yang dapat di kenali (gaya hidup, aktifitas fisik, pengaturan pola makan, merokok dan minum alcohol) dan faktor yang tidak dapat di kenali (jenis kelamin, usia, ras, riwayat keluarga, tipe tubuh, dan menopause)

Daftar pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia:dari sel ke sistem. Jakarta:EGC;2001.h.212-362. Netter FH. Atlas of human anatomy. 4th ed.US: Saunders;20063. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed.US: The McGraw-Hill Companies;2001.p.132-954. Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. Histologi dasar. Jakarta:EGC;1998.h.136-945. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC. 2004.p.1196. Suratun, Heryati, Manurung S, Raenah E. Klien gangguan sistem muskuloskeletal: seri asuhan keperawatan. Jakarta: EGC; 2008. h. 78-80.7. Newman, WA. Dorlands illustrated medical dictionary. 31 ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. p. 1369.8. Ward JPT, Clarke RW, Linden RWA. At a glance fisiologi. Indah RW, penerjemah. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama; 2009. h. 109-115.9. Mansjoer, Arif.Suprohaita.Wardhani, Wahyu Ika.Setiowulan, Wiwiek. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius.2000.h 25-2710. Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC.2003.h 40-42