Tugazzz Novel

4
Pendahuluan Judul : Garuda Di Dadaku Pengarang : Salman Aristo Penerbit : PT Mizan Pustaka Tahun terbit : 2009 Pelaku : Bayu, Heri, Zahra, bang Duloh, Ibu Wahyuni, kakek Usman, Pak Johan sinopsis Garuda Di Dadaku Bayu sangat tergila-gila dengan sepak bola. Dia bercita-cita ingin menjadi pemain sepak bola nasional seperti ayahnya. Sayangnya, kecintaan Bayu pada sepak bola tidak disetujui kakeknya. Kegiatan sehari-hariBayu malah dipadati jadwal les melukis, drum,matematika, sampai Bahasa Inggris yang tak kunjung henti. Heri sahabat Bayu, sangat mendukung cita-cita Bayu untuk terus bermain sepak bola dan mewujudkan mimpi Bayu untuk bmasuk Tim Nasional u-13 . Kala itu Bayu sedang berulang tahun yang ke 12,ketika ia hendak pergi les bersama kakeknya, ia mendapat kejutan dari ibu dan juga kakeknya. Kakek Usman memberinya satu stel celana dan jas. Yang tampak terlalu mahal untuk berada di ruangan rumah itu. Dan ibunya memberi sebuah kue tart dengan hiasan angka 12 menyala di atasnya. Ibu mengecup pipi bayu dan bayu pun merasa senang dan bahagia. Ketika pulang dari les Bayu melihat Heri sedang menunggunya bersama Bang Duloh. Bayu pun langsung tersenyum karena Heri sudah berjanji akan mengajaknya untuk menonton pertandingan sepak bola remaja, kemudian Bayu pun meminta ijin pada kakeknya akn pergi untuk membuat tugas sejarah bersama heri, lalu kakeknya memberikan ijin dengan setengah tidak percaya. Senja belum berakhir ketika pertandingan sepak bola usai,bang duloh langsung mengambil mobil ditempat parker. Sementara itu, Bayu menendang-nendang sebuah sebuah bola plastikyang tergeletak disana dengan skill yang menawan. Pak

description

1

Transcript of Tugazzz Novel

Page 1: Tugazzz Novel

PendahuluanJudul : Garuda Di DadakuPengarang : Salman AristoPenerbit : PT Mizan PustakaTahun terbit : 2009Pelaku : Bayu, Heri, Zahra, bang Duloh, Ibu Wahyuni, kakek Usman, Pak Johansinopsis

Garuda Di Dadaku

Bayu sangat tergila-gila dengan sepak bola. Dia bercita-cita ingin menjadi pemain sepak bola nasional seperti ayahnya. Sayangnya, kecintaan Bayu pada sepak bola tidak disetujui kakeknya. Kegiatan sehari-hariBayu malah dipadati jadwal les melukis, drum,matematika, sampai Bahasa Inggris yang tak kunjung henti.

Heri sahabat Bayu, sangat mendukung cita-cita Bayu untuk terus bermain sepak bola dan mewujudkan mimpi Bayu untuk bmasuk Tim Nasional u-13 .

Kala itu Bayu sedang berulang tahun yang ke 12,ketika ia hendak pergi les bersama kakeknya, ia mendapat kejutan dari ibu dan juga kakeknya. Kakek Usman memberinya satu stel celana dan jas. Yang tampak terlalu mahal untuk berada di ruangan rumah itu. Dan ibunya memberi sebuah kue tart dengan hiasan angka 12 menyala di atasnya. Ibu mengecup pipi bayu dan bayu pun merasa senang dan bahagia. Ketika pulang dari les Bayu melihat Heri sedang menunggunya bersama Bang Duloh. Bayu pun langsung tersenyum karena Heri sudah berjanji akan mengajaknya untuk menonton pertandingan sepak bola remaja, kemudian Bayu pun meminta ijin pada kakeknya akn pergi untuk membuat tugas sejarah bersama heri, lalu kakeknya memberikan ijin dengan setengah tidak percaya.

Senja belum berakhir ketika pertandingan sepak bola usai,bang duloh langsung mengambil mobil ditempat parker. Sementara itu, Bayu menendang-nendang sebuah sebuah bola plastikyang tergeletak disana dengan skill yang menawan. Pak Johan seorang pelatih SSB arsenal tersenyum kagum, lalu mengajaknya untuk ikut bergabung di klub nya, Bayu menjawab dengan ragu-ragu. Namun Heri menjawab dengan tegas untuk mengiyakan permintaan tersebut, kemudian pak Johan memberikan kartu namanya,

Akhirnya Bayu pun setuju untuk masuk tim SSB Arsenal agar Bayu juga bias ikut seleksi dari Timnas U-13 dan akhirnya Bayu pun pergi ke SSB Arsenal ditemani Heri dan Bang Duloh. Karena Biaya yang mahal Bayu pun mengikuti seleksi beasiswa agar bisa masuk tim SSB Arsenal. Sebelum mengikuti seleksi SSB arsenal Bayu harus berlatih keras karena persaingan yang sangat ketat. Akhirnya Bayu menemukan tempat untuk latihan yaitu kuburan di dekat komplek rumahnya. Dan di sanalah mereka bias bertemu dengan Zahra seorang anak misterius anak dari penjaga kuburan tersebut. Ternyata Zahra anak yang baik, dia memberi ijin pada Bayu untuk berlatih di kuburan tersebut. Tetapi Bayu dan Heri harus membantunya untuk membersihkan kuburan saat setelah usai berlatih.

Dengan beralasan ingin mengerjakan tugas proyek social sekolah pada kakek Usman, Bayu pun dengan rutin berlatih sepak bola dengan ditemani oleh Heri dan juga

Page 2: Tugazzz Novel

Bang Duloh. Waktu pun berlalu hari demi hari tanpa terasa. Bayu sudah berlatih selama beberapa hari. Dan akhirnya waktu seleksi pun tiba. Disana Bayu ditemani oleh Heri, Zahra, dan juga Bang Duloh. Bayu tmpak gugup dia melirik kea rah pinggir lapangan. Ada beberapa anak-anak lain. Mereka terlihat anak baru semua. Tes masuk beasiswa pun di mulai semua anak terbagi dalam 2 tim dan bertanding. Bayu bermain cukup bagus, meskipun sesekali terlihat ketinggalan langkah dari lawan. Heri tampak beberapa kali kecewa. Tapi di menit akhir, Bayu berhasil mencetak gol penentu kemenangan lewat sebuah tendangan bebas.saat pertandingan usai Bayu langsung menuju ruang ganti. Bayu dudukmengatur napas karena kelelahan.Heri yang memakai topi, berpikir di sebelahnya sambil memberi Bayu masukan. Tiba- tiba, pak Johan muncul. Dia menatap kea rah Bayu dan Her. Kedua bocah itu pun jadi tegang. Lalu tanpa banyak bicara, pak johan menyerahkan seragam tim Arsenal pada Bayu. Bayu terpana melihat kaos yang masih baru itu. Heri nyaris melonjak. Bang duloh pun kaget tidak percaya.

Tak terasa Bayu sudan hampir sebulan dia mengikuti latihan di SSB arsenal tanpa diketahui oleh kakek Usman. Dan akhirnya seleksi PSSI buat U-13 pun juga dimulai Bayu pun samakin giat berlatih. Namun ketika itu anak-anak harus berlatih hingga malam karena ada seleksi untuk tim U-13, ketika itu Kakek Usman pulnga dan menemukan Bayu tidak ada di rumah Dia mencari ke kamar Bayu, namun tidak menemukannya mata Kakek Usman kemudian tertuju ke kertas yang menempel di dinding. Kertas kerja proyek social Bayu. Di sana tertulis nama dan alamat Zahra. Kakek Usman bergegas ke luar lagi, menuju perkuburan. Disana ia tidak menemukan siapa pun hanya ada ayah Zahra yang memberi tahu bahwa Byu sedang berada di tempat pelatihan tim SSB arsenal

Kakek usman turun dengan cepat di tempat parkir SSB Arsenal. Dia berhenti sejenak. Memegang dada dada. Mengatur napas. Sementara di lapangan Pak Johan meniup peluit mengumpulkan anak-anak SSB. Di dekat mereka tampak beberapa orang dewasa yang tidak Bayu kenali. Kali ini mereka memakai atribut topi dan kaos berlambang PSSI. Zahra dan Heri yang ada di pinggir lapangan terlihat penasaran dan mencoba mendekat. Pak Johan menatap satu per satu anak-anak itu lalu mengumumkan hasil tes yang tidak mereka ketahui. Tim PSSI hanya memilih 3 orang anak yang akan ikut seleksi berikutnya di Gelora Bung Karno. Orang pertama yang dipanggil adalah “Benni Rahnat Fachruzi” kemudian “Arthur Rosevelt Indrajid” dan yang terakhir adalah “Bayu Purnomo Jati”. Hery nyaris melompat dari kursi rodanya. Zahra tersenyum ke arah langit. Bang Duloh mengusapkan tangannya kewajah dengan sangat lega.

Sementara, Bayu sudah kembali berlutut mencium rumput. Dia langsung membawa bola dan menggocek lincah di antara kerucut plastic, lantas menembak bola ke gawang dari tengah dan gol. Kakek Usman ternyata sudah ada di pinggir lapangan dan terpukau melihat liukan gerakan Bayu. Cukup lama dia melihat itu semua. Sampai akhirnya, Bayu melihat kakeknya. Bayu terpaku. Heri menoleh dan terkejut. Zahra bingung. Bayu pun dengan takut mendekat ke arah kakeknya yang mematung. Kakek Usman memegang dada kirinya. Kesakitan. Lalu roboh ke rumput.

Ketika Kakek Usman siuman saat di rumah sakit, dia pun sadar akan perbuatannya selama ini yang sudah memaksakan kehendaknya. Dan akhirnya dia mengijinkan Bayu untuk menggapai apa yang dicita-citakan

Bayu duduk di kursi panjang ruang ganti bersama anak-anak yang lain. Suasana tegang dan gelisah. Bayu tampak mencari-cari orang di kursi penonton. Dia melihat kakek dan ibunya sudah dating. Kakeknya terlihat gagah, meski harus duduk di kursi

Page 3: Tugazzz Novel

roda. Bayu tersenyum lebar. Ini adalah kesempatan Bayu untuk memperlihatkan kecintaannya pada sepak bola di hadapan kakek dan ibunya