Presentasi Novel

29
NOVEL Oleh • Dian Ratna Mahita • Ester Nugraheny Natalia Purba • I Kadek Aditya Darma Yoga • Jethro Thomas •Mardiansyah Ikhsan P. Kelas : XII IPA 3

Transcript of Presentasi Novel

Page 1: Presentasi Novel

NOVELOleh• Dian Ratna Mahita• Ester Nugraheny Natalia Purba• I Kadek Aditya Darma Yoga• Jethro Thomas•Mardiansyah Ikhsan P.

Kelas : XII IPA 3

Page 2: Presentasi Novel

Definisi NovelDefinisi Novel- Definisi Umum : adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam

bentuk cerita.

(wikipedia)

- Definisi menurut para ahli :

1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling

banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang

luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).

2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya

social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd,

Dra. Abdul Roni, M. Pd).

3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu : undur

intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat

berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus

priantoro, S.Pd).

4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsure-unsur

intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)

- Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen,

dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak.

Page 3: Presentasi Novel

Sejarah Novel

ada pertengahan abad ke-19, Abdullah bin Abdulkadir Munsyi telah meletakkan dasar-dasar penulisan

prosa

Akan tetapi, karya prosa yang diakui menjadi karya pertama yang memenuhi unsur-unusr struktur sebuah

novel modern baru benar-benar muncul di awal abad ke-20. Novel yang dimaksud adalah novel karya Mas

Marco Kartodikromo dan Merari Siregar.

Sementara itu, tahun 1920 dianggap sebagai tahun lahirnya kesusastraan Nasional dengan ditandai lahirnya

novel Azab dan Sengsara.

Pada masa awal abad ke-20, begitu banyak novel yang memiliki unsur wama lokal. Novel-novel tersebut,

antara lain Salah Asuhan, Siti Nurbaya, Sengsara Membawa Nikmat, Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, Kalau

Tak Untung, Harimau! Harimau!, Pergolakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Sementara itu, novel Belenggu karya Armjn Pane, hingga saat ini lazim dikatakan sebagai tonggak

munculnya novel modern di Indonesia.

Di awal tahun 2000 muncul jenis novel yang dikatakan sebagai chicklit, teenlit,dan metropop. Ketiga jenis

tersebut sempat dianggap sebagai karya yang tidak layak disejajarkan dengan karya sastra pendahulu mereka

oleh kelompok-kelompok tertentu.

Akan tetapi, walau bagaimana pun juga, seperti yang telah dikemukakan di awal, setiap karya sastra mewakili

zaman tertentu. Begitu juga dengan karya-karya tersebut yang kini berdampingan kemunculannya bersama

Supernova karya Dee, Dadaisme karya Dewi Sartika, Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, 5 cm

karya Donny Dhirgantoro, dan novel-novel terbaru lainnya yang memiliki kekuatan serta pembaca sasaran

masing-masing.

Page 4: Presentasi Novel

Jenis Novel

Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Maka novel terbagi menjadi :

1.Novel Detektif

2.Novel Roman

3.Novel Misteri

4.Novel Gothic

5.Novel Sains Fiksi

Page 5: Presentasi Novel

Novel Detektif

•Contoh novel detektif :

Page 6: Presentasi Novel

Novel Roman

•Contoh novel roman :

Page 7: Presentasi Novel

Novel Misteri

• Contoh novel misteri :

Page 8: Presentasi Novel

Novel Gothic

• Contoh novel Gothic :

Page 9: Presentasi Novel

Novel Sains Fiksi

• Contoh novel sains fiksi :

Page 10: Presentasi Novel

1. Tema : Bertahan Hidup dan Menjalin Persahabatan di Negeri

Belanda

2. Latar : a. Tempat : Belanda (Wageningen, Amsterdam,

Amersfort, Leiden, Rotterdam)

b. Suasana : Ramai (Stasiun Kereta, BabAmersfort) ;

Panik (Ulang Tahun Hans, Bab

Leiden)

c. Waktu : Saat hujan badai (Bab Amersfort) ;

Sabtu Malam (Bab Leiden)

Page 11: Presentasi Novel

3. Alur :

Pengantar : Lintang, Banjar, Wicak, Daus dan Geri dengan tidak sengaja bertemu saat

hujan badai di Stasiun Kereta Amersfort. Mereka pun akhirnya menjalin persahabatan

karena perasaan senasib, sama-sama Mahasiswa Indonesia yang kuliah di Belanda.

Penampilan Masalah : Semakin lama mereka bersahabat, Lintang ternyata menyukai

Geri, laki-laki yang paling tampan diantara mereka. Banjar, Wicak dan Daus pun ternyata

menyukai Lintang.

Klimaks : Lintak sangat syok saat mengetahui bahwa Geri homo. Banjar, Wicak dan Daus

yang berusaha mendekati Lintang dengan segala cara akhirnya bertengkar, yang

menyebabkan mereka berlima jarang pergi bersama.

Page 12: Presentasi Novel

Antiklimaks : Lambat laun Lintang akhirnya bisa menerima bahwa dia hanya

dianggap adik oleh Geri. Wicak bersikap sabar walaupun dia tidak bisa bersama

Lintang. Banjar dan Daus pun kembali berbaikan seperti semula.

Penyelesaian : Mereka berlima akhirnya menamatkan kuliahnya di Belanda. Tak

disangka Lintang menikah dengan Wicak. Mereka berlima pun berkumpul kembali di

pernikahan Lintang

Page 13: Presentasi Novel

4. Perwatakan :

Lintang : a. Ramah, Ceria

Seorang perempuan tinggi semampai, wajah cantik, rambut

dikuncir dan suara ceria tanpa tedeng aling-aling langsung

datang menghampiri sambil menyodorkan tangannya. (hal.12)

b. Cepat panik

“Lintang! Stop kicking and stand! The water isn’t deep.”

(hal.79)

c. Tidak mau rugi

Ogah banget datang ke pesta ulang tahun orang gak dikenal

dan bayar sendiri lagi! Batin Lintang. (hal.82)

Page 14: Presentasi Novel

Banjar : a. Menghargai waktu

Banjar menekuk mukanya dengan kesal. Baginya, falsafah time

is money sudah mendarah daging. (hal 6)

b. Suka mengumpat

Monyet, bekantan, ornag utan, beruk! Gagal deh gue dapet

kerjaan di Utrecht. (hal 6)

c. Tidak mau kalah

Kalo begitu, tekad Banjar, gue harus membuktikan kalo gue

mampu. (hal 17)

Page 15: Presentasi Novel

Wicak : a. Perhitungan

“Ya boleh aja sih kalau mau cepat bangkrut! Saepuluh kali naik

taksi disini sudah bisa buat bayar kos sebulan Mas!” (hal 93)

b. Jahil

Tiba-Tiba pikirna jahil pun tumbuh di otaknya. Nih orang mesti

gue kerjain, batin Wicak. (hal 94)

c. Bersih

Memasuki kamar Wicak, Lintang tersenyum kagum dengan

kebersihan kamarnya. (hal 237)

Page 16: Presentasi Novel

Daus : a. Genit

Daus bahkan sering memanfaatkan kemampuan bahasanya yang terbatas

untuk mendekatkan diri dengan teman-teman sekelasnya yang cantik.

(hal 73)

b. Jujur, polos

“Iya, hehe.... Emang kita nggak mampu mas!” jawab Daus polos. (hal 102)

c. Humoris

“Maklum mahasiswa, mampunya Cuma beli rokok lintingan. Malah

kadang- kadang kalau tanggal tua, akhir bulan, saya bakar pulpen buat diisep-

isep!”

“Apalagi pulpen Mont Blanc kayak punya mas, rasanya paling enak!

Selama disini, saya sudah bakar 3.” lanjut Daus sambil menunjuk pena emas

berharga jutaan rupiah yang nongol dibalik kemeja Tyas. (hal 102)

Page 17: Presentasi Novel

Geri : a. Bijak

Seperti biasa, Geri dengan bijak turun tangan mendamaikan

pihak yang bertikai. (hal 47)

b. Rapi

Untuk ukuran lelaki, apartemen Geri terlalu rapi seperti baru

dibersihkan seorang petugas cleaning service hotel. (hal 56)

c. Rendah hati

Lirikan Lintang beralih ke sosok Geri. Seorang teman yang

sangat baik, bijak, lagi rendah hati. (hal 65)

Page 18: Presentasi Novel

5. Sudut Pandang : Orang ke-3, dibuktikan dengan penggunaan Nama.

6. Gaya Bahasa : a. Personifikasi

“Huh bukan capek lagi! Betis gue beranak disini Tang, saking

sibuknya genjot sepeda keliling kota setiap hari!” komentar Wicak manyun.

b. Perumpamaan

Wageningen tanpa sapi bagai Jakarta tanpa macet.

c. Hiperbola!

“Lo kenapa gak masuk Deplu aja sih Tang! Pasti lo bisa jadi

diplomat yang canggih banget, deh! Udah biasa ama bule, bahasa inggris lo cas-cis-cus,

mana pinter nari lagi! Daripada cuma jadi guru tari disini. Potensi lo lebih dari itu

Tang....gue yakin! Khotbah Daus berapi-api

Page 19: Presentasi Novel

7. Amanat : Bertahan hidup dan persahabatan sama saja, pasti ada hal-hal sukar yang menghambat yang diperlukan usaha untuk melewatinya dan bila tidak mudah putus asa, semua pasti bisa dijalani.

Page 20: Presentasi Novel

Latar Belakang Novel

Novel Negeri van Oranje ini ditulis oleh empat

orang penulis, yang sempat tinggal untuk menuntut ilmu

di Belanda. Pengalaman tinggal di Belanda membuat

novel ini terasa kental dengan suasana kultur negeri kincir

angin ini. Penuturannya membuat pembaca serasa

melihat dan merasakan indahnya Belanda. Negeri van

Oranje ditambah juga dengan tips-tips selama tinggal di

Belanda yang dibuat penulis dengan akurat untuk

memperjelas cerita.

Page 21: Presentasi Novel

Nilai-nilai yang terkandung

• Nilai Agama

Bukti : Ulun handak ngajar ngaji aja, Bah kaina. Begitu

kalimat pamit itu terucap di Bandara Syamsudin Noor oleh

kakak Iskandar yang hendak menimba ilmu tajwid di Kairo,

Mesir. Harapan Abah untuk mewariskan bisnisnya tinggal

kepada Irwansyah Iskandar seorang. (halaman 84)

Page 22: Presentasi Novel

• Nilai Budaya

Bukti :

Lintang pun panik. Ia tidak menyangka jika dirinya

harus membayar sendiri apa yang ia makan pada sebuah pesta

ulang tahun. Bukankah lazimnya acara ulang tahun itu berarti

ditraktir!? Kepanikannya semakin menghebat karena ia sama

sekali tidak membawa uang kontan dalam jumlah besar

sementara kartu debitnya tertinggal di rumah! Seperti biasa,

Lintang hanya bermodalkan dompet koin Winnie the Pooh.

“Jeroen! Why are we paying?” Lintang berbisik panik. “I

thought this was a birthday party!”

Jeroen memandang Lintang dengan terkejut. “You

mean you didn’t know? This a Dutch birthday! We always pay

for ourselves!” (halaman 82)

Page 23: Presentasi Novel

• Nilai nasionalisme

Bukti:

“Apresiasi bangsa lain sungguh besar terhadap

kebudayaan Indonesia. Saya sampai kaget lho,

ternyata orang asing yang ingin belajar tari

tradisional kita banyak sekali! Kalau saya berhasil

mempromosikan kekayaan budaya Indonesia di

luar negeri, apa saya masih dicap tidak nasionalis?”

tantang Lintang.

Page 24: Presentasi Novel

Penulis Novel “Negeri Van Oranje”

Page 25: Presentasi Novel

WahyuningratWahyuningrat

• Wahyu, begitu ia biasa dipanggil, lahir di Jakarta tanggal 30 Maret 1980. Seorang pria berdarah keturunan Chinese ini merupakan alumni dari Utrecth University, Belanda, jurusan ilmu Mensenrechten. Belanda baginya adalah daratan yang nyaman untuk bersekolah dan berpetualang. Senantiasa ada hal baru setiap harinya bagi pecinta patat met mayo dan maniak sepeda ini.

Page 26: Presentasi Novel

Sekarang mantan jurnalis televisi ini bekerja sebagai konsultan komunikasi di salah satu kementerian negara, sembari tetap berjuang untuk mendapat kesempatan menghirup udara Eropa kembali.

Page 27: Presentasi Novel

Nisa RiyadiNisa Riyadi

• Ia adalah satu-satunya perempuan dalam jejeran penulis novel Negeri Van Oranje. Ia adalah alumni dari Universitas Leiden di Belanda. Sekarang, ia bertugas di Mexico, negara seribu Tequilla, sebagai diplomat.

Page 28: Presentasi Novel

Adept Widiarsa

• Lahir di Sumatra, dan mengikuti garis tangannya dengan menghabiskan masa kanak-kanak menjadi makhluk nomaden mengikuti orangtuanya yang bukan pelaut dan menempati beberapa pulau besar di Indonesia. Namun ia akhirnya takluk dengan ketidakmerataan pembangunan dengan berdomisili di Jakarta dan berkarier di salah satu industri yang selalu kena imbas pertama kali bila krisis menerpa. Adept, begitu ia biasa disapa, adalah Alumni De Haagse Hogeschool.

Page 29: Presentasi Novel

Rizki Pandu Permana

• Rizki, begitu ia biasa dipanggil, sudah lebih dari enam tahun tinggal di Belanda. Hal ini dilakukannya demi melanjutkan pendidikannya disana. Ia merupakan alumni di Wageningen University dan mengambil gelar PhD di Utrecth University. Jika ditanya hal apa yang ingin ia lakukan jika mendapat kesempatan untuk tinggal di Belanda lebih lama lagi? Belajar bahasa Belanda.