Tugas Workshop Ekonomika Moneter Global Imbalance
-
Upload
nurmazhariyaulmi -
Category
Documents
-
view
3 -
download
3
description
Transcript of Tugas Workshop Ekonomika Moneter Global Imbalance
Tugas workshop Ekonomika Moneter
Global Imbalance
Nur Mazhariya Ulmi
12/335817/EK/19048
Pengertian
Ketidakseimbangan global mengacu pada situasi di mana beberapa negara memiliki aset yang
lebih dari negara-negara lain. Secara umum, ketimpangan global merujuk pada semakin
meningkatnya defisit kembar yang dialami Amerika Serikat, berupa defisit anggaran dan
neraca berjalan di satu sisi dan di sisi lain surplus perdagangan yang dialami sejumlah negara,
khususnya China. Selain itu, juga soal akumulasi cadangan devisa yang sangat besar oleh
bank sentral di Asia dan tingkat pertumbuhan yang berbeda di sejumlah negara dengan
perekonomian besar.
Penyebab Ketidakseimbangan Global
Secara umum penyebab utama ketidakseimbangan global adalah akibat defisit neraca
pembayaran. Khususnya akibat adanya kesenjangan antara investasi dan tabungan. Menurut
Iskandar S dalam paper “Perilaku tabungan” oleh Heidy Ruswita, minat menabung
masyarakat AS jauh dibawah kebutuhan investasi, sementara masyarakat di belahan dunia
lainnya tidak menginvestasikan dananya sehingga terjadi kelebihan tabungan.
Ketidakseimbangan global merupakan fenomena terkait dengan meningkatnya keinginann
penduduk bukan warga negara U.S untuk memegang aset U.S. hal ini diakibatkan peranan
dolar sebagai alat pembayaran internasional dan sebagai cadangan devisaa utama dunia.
Penyebab ketidakseimbangan global menurut Yoshitomi, Liu, Thorbecke.
Menurut mereka sumber penyabab keidakseimbangan global ada 2 yaitu defisit neraca
transaksi berjalan U.S dan surplus U.S transaksi berjalan Asia Timur. Adapun kondisi defisist
neraca transaksi berjalan U.S sebagai berikut :
1. Investasi swasta meningkat sejak 1990.an
2. Kondisi kebalikan yang drastis dari surplus fiskal sebesar 2% per GDP menjadi defisit
yang sangat besar yaitu 4% per GDP setelah resesi 2000-2001
3. Rendahnya tingkat tabungan sejak 1997
4. Aliran modal masuk milik swasta tahun 1997-2001 mampu membiayai defisist neraca
transaksi berjalan U.S namun setelah tahun 2002 mulai turun dan tidak lagi mampu
membiayai neraca transaksi berjalan US
5. Nilai tukar riil dolar US mengalami apresiasi sebesar 17% dari 1997-2001, sementara
itu setelah periode tersebut mengalami depresiasi hingga 17%.
Sementara dari sisi surplus neraca transaksi berjalan asia timur, penyebab munculnya
ketidakseimbangan global dapat dijelaskan melalui kondisi berikut :
1. Perubahan drastis setelah Asian Capital Account Crisis pada tahun 2997-1998 dimana
krisis telah membawa neraca transaksi berjalan di Asia Timur berubah yang semula
defisist menjadi surplus, lalu surplus menjadi semakin besar.
2. Rendahnya rasio tingkat investasi terhadap GDP dibandingkan tingkat tabungan
terhadap GDp, namun khusus China rasio tingkat investasi dan tingkat tabungan terus
meningkat.
3. Akumulasi cadangan devisa di Asia yang sangat besar menunjukan bahwa pada tahun
2002 sekitar 40% defisit eksternal U.S dibiayai oleh bank sentral asing terutama di
Asia.
4. Nilai tukar pada krisis di Asia Timur turun drastis sebesar 50% selama krisis, dan
terus berada di atas rata-rata 15-20% dibawah level sebelu krisis, dan sama-sama
dialami oleh negara noncrisis di Asia Timur.
5. Yuan tidak mengalami perubahan dari 1994 hingga 29 Juli 2004.
Hubungan Ketidakseimbangan Global dengan Krisis Amerika
Keadaaan defisit di Amerika tentu memiliki kaitan yang kuat dengan keadaan surplus
dibeberapa negara seperti di Asia, Timur Tengah dan Eropa saat ini. Benang merah inilah
yang secara umum menjelaskan fenomena ketidakseimbangan global dan defisit di Amerika.
Bahwa defisit terjadi di Amerika, dan surplus di sebagian dunia yang lain (Rest of the world).
Sebagai contoh keadaan surplus neraca pembayaran yang terjadi di Asia telah meningkatkan
jumlah surplus cadangan yang dimiliki negara tersebut. Pada tahun 2000-2005, akumulasi
cadangan Asia mencapai 1178 milliar dollar, sedangkan Rusia mencapai 167 milliar dollar
dan Timur Tengah mencapai 50 milliar dollar. Di Asia, kontributor terbesar cadangan adalah
dari China, India, Korea dan Taiwan yang kesemuanya mengalami surplus dalam neraca
transaksi berjalan (kecuali India) dari hasil ekspor yang tinggi dalam perdagangan
internasional.
Keadaan defisit yang semakin besar di US tentu menimbulkan perdebatan. Pandangan yang
skeptis terhadap US defisit, berargumen bahwa jika investor dunia dalam satu waktu menarik
modalnya dari US “Sudden STOP”, maka keadaan deficit ini tidak akan berlangsung lama
dan akan mengancam ketidakseimbangan dunia karena akibat defisit ini US akan mengalami
resesi ekonomi.
Pandangan skeptis tersebut didasarkan pada alur berfikir, defisit di US akan mendorong nilai
tukar US terdepresiasi. Hal ini didasarkan pada keseimbangan BOPA (Balance of Payment
Accounting) bahwa untuk membiayai defisit dibutuhkan aliran modal masuk yang lebih
banyak, dan dengan alasan ini maka nilai tukar US harus terdepresiasi untuk menarik modal
masuk tersebut. Dengan nilai tukar yang terdepresiasi, maka nilai atau harga asset di US akan
jatuh secara drastis dan selanjutnya akan menyebabkan resesi bagi US ekonomi.
Secara umum, jika kita berbicara tentang defisit bisa diartikan bahwa pengeluaran yang
dikeluarkan lebih besar dari penerimaan yang diterima. Dalam konteks ekonomi makro,
defisit juga memiliki pengertian dasar pengeluaran suatu negara melebihi penerimaan negara
tersebut, atau investasi melebihi tabungan.
Secara matematika dapat dijelaskan secara sederhana dalam penghitungan Balance of
Payment Accounting dimana dalam kondisi nilai tukar fleksibel :
CAB + KAB = 0 atau CAB = - KAB.
CAB Current Account Balance
KAB Capital Account Balance atau aliran modal
Dengan kata lain, suatu Negara yang mengalami current account deficit (CAB (-)) pasti
memiliki aliran modal masuk yang positif (KAB (+)), dan ini berlaku sebaliknya.
Dalam perekonomian tertutup (tidak ada ekspor impor, X-M=0), besarnya investasi dibatasi
oleh tabungan domestik (national saving) atau I = S + ( T – G ), namun dalam perekonomian
terbuka, investasi tidaklagi dibatasi oleh besarnya tabungan domestik. Hal ini disebabkan
karena dalam perekonomian terbuka investasi domestik sangat mungkin dibiayai oleh
tabungan luar negri yang masuk kedalam negri atau capital inflow.
Jika kita rearrange persamaan diatas dapat menjadi :
CAB = S + (T – G) – I
Components of CAB CAB = Trade Balance + NFIA.
Trade Balance = Merchandise Trade + Services Trade; NFIA = Net Factor Income from
Abroad (remittances, profits, dividends, etc.).
Sehingga dapat dimengerti bahwa current account balance merupakan refleksi dari tabungan
domestik dikurangi investasi. Berkaitan dengan konteks US defisit, defisit yang dimaksud di
US saat ini adalah deficit dalam Current Account. Oleh karena itu deficit yang terjadi di US
sangat mungkin disebabkan karena :
Dari formula diatas ada 2 kemungkinan mengapa S + (T – G) > I,
1. S Saving yang rendah (private saving menyangkut household saving dan corporate
saving)
2. Atau porsi pengeluaran pemerintah yang tinggi (G > T)
Pembiayaan terhadap US deficit didapat dari aliran modal yang masuk (capital inflow),
dengan mekanisme pembelian US Assets (us government bonds) oleh masyarakat dunia (rest
of the world). Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan status yang unik dimana Negara
berkembang yang sebelumnya adalah net debitor sekarang telah berubah menjadi net
creditor. Dapat disimpulkan, amerika saat ini berubah status menjadi net debitor.
Selain pandanangan diatas, ada juga pandangan-pandangan lain yang melihat us defisit
sebagai hal yang tidak perlu ditakuti juga harus difahami dengan seksama. Mereka juga
berpandangan bahwa yang dilakukan US saat ini adalah “sustained the unsustainable”.
Pandangan ini beranggapan bahwa US sebagai Negara dengan sistem ekonomi dan keuangan
yang kuat, dan tidaklah rentan terhadap krisis. Pandangan tersebut didasari oleh beberapa
analisis sebagai berikut : mereka berpandangan bahwa yang terjadi saat ini adalah global risk
diversification. Di satu sisi US berinvestasi di emerging markets, ditempat yang returnnya
tinggi namun resikonya tinggi. Sedangkan rest of the world (rotw) berkebalikan dan lebih risk
averse, dimana mereka lebih memilih investasi di tempat yang aman meski returnnya rendah.
Perdebatan mengenai US defisit
Dalam memahami perdebatan mengenai US deficit, dapat dianalisis dari 2 sudut pandang.
Pertama dari sisi atau pos current account, dan yang kedua dari sisi atau pos capital account.
Berdasarkan pos current account, ada tiga poin penting yang dapat dijadikan argumen
mengapa terjadi defisit di US.
1. Berkaitan dengan overspending yang terjadi dalam perekonomian US. Hal ini tentu
saja merujuk pada persamaan sebelah kanan, dimana S + (T – G) > I, dengan
kemungkinan keadaan yang disebabkan oleh rendahnya tabungan di US dan
tingginya pengeluaran pemerintah dibandingkan dengan pajak yang diterima.
2. Berkaitan dengan kebijakan ROTW yang menekankan pada kebijakan perdagangan
surplus (import lebih kecil dari ekspor).
3. Berkaitan dengan kemungkinan semakin tingginya pendapatan masyarakat US
sehingga mendorong mereka untuk meningkatkan pengeluarannya terhadap import.
Dengan kata lain, perbedaan tingkatan ekonomi kearah yang lebih tinggi mendorong
US untuk meningkatkan kebutuhan importnya. Hal ini sejalan dengan formula M=M
( Y, Real exchange Rate)
Berdasarkan pos capital account, ada 2 poin penting yang dapat dijadikan argumen mengapa
terjadi defisit di Amerika.
1. menariknya investasi di US. Sudah menjadi hal yang utama bahwa investasi dalam
surat-surat berharga US memiliki tingkat resiko yang sangat rendah.
2. Oversaving yang terjadi di ROTW.
Secara umum Twin defisit yang terjadi dapat berlangsung secara sustainable jika masyarakat
dunia masih menganggap US dollar memiliki kredibilitas yang tinggi, dalam arti US dollar
masih digunakan secara luas dalam perdagangan internasional dan investasi US dollar masih
menarik bagi para investor. Namun jika yang terjadi adalah sentimen negatif dari sebagian
penduduk dunia yang antipati terhadap performa US dollar, maka lambat laun preferensi
masyarakat dunia untuk menggunakan US dollar sebagai standar internasional akan berubah.
Dan hal ini tentu saja akan menjadi mimpi buruk bagi perekonomian US yang akan datang.
Pertama, sentimen yang negatif dari masyarakat dunia akan berdampak pada keluarnya modal
(capital outflow) yang sebelumnya di parkir dalam obligasi pemerintah US. Kedua, aliran
modal keluar (Capital outflow) akan menyebabkan US Dollar akan tertekan yang pada
akhirnya akan membuat defisit US akan semakin besar. Permasalahan inilah yang pada
akhirnya dapat menyebabkan permasalahan yang serius pada perekonomian makro US
akibat sudden stop yang dilakukan oleh masyarakat dunia.