Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

26
1 Ekonomika Pembangunan Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro Dr. Mudrajad Kuncoro Konsep dan Teori

description

Kuliah 8 MIGRASI & AGLOMERASI. Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro. Konsep dan Teori. Masalah Migrasi dan Sektor Informal. Strategi industrialisasi yang diterapkan di Indonesia menimbulkan polarisasi dan dualisme proses pembangunan - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

Page 1: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

11

Ekonomika PembangunanEkonomika PembangunanDr. Mudrajad KuncoroDr. Mudrajad Kuncoro

Konsep dan Teori

Page 2: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

22

Masalah Migrasi dan Sektor Masalah Migrasi dan Sektor InformalInformal

Strategi industrialisasi yang Strategi industrialisasi yang diterapkan di Indonesia menimbulkan diterapkan di Indonesia menimbulkan polarisasi dan dualisme proses polarisasi dan dualisme proses pembangunanpembangunanDua sektor ekonomi,sektor manufaktur Dua sektor ekonomi,sektor manufaktur dan sektor pertanian,yang berbeda dan sektor pertanian,yang berbeda karakteristiknya saling berhadapankarakteristiknya saling berhadapanDualisme terjadi karena adanya Dualisme terjadi karena adanya urbanisasiurbanisasiTingkat urbanisasi suatu wilayah dapat Tingkat urbanisasi suatu wilayah dapat dinyatakan sebagai besarnya proporsi dinyatakan sebagai besarnya proporsi penduduk perkotaan pada wilayah penduduk perkotaan pada wilayah tersebut (BPS, 1997: bab IV).tersebut (BPS, 1997: bab IV).

Page 3: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

33

Ciri-ciri sektor informal di Ciri-ciri sektor informal di Indonesia:Indonesia:

Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baikKegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baikTidak memiliki izin usahaTidak memiliki izin usahaPola usaha tidak teraturPola usaha tidak teraturUsaha pemerintah membantu golongan lemah tidak Usaha pemerintah membantu golongan lemah tidak sampai ke sektor inisampai ke sektor iniUnit usaha mudah keluar masuk dari satu sub-sektor Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub-sektor ke sub-sektor lainnyake sub-sektor lainnyaTeknologi primitifTeknologi primitifModal kecilModal kecilTidak diperlukan pendidikan formalTidak diperlukan pendidikan formalUnit usaha termasuk golongan one-man-enterpriseUnit usaha termasuk golongan one-man-enterpriseSumber modal sendiri atau badan keuangan tak remiSumber modal sendiri atau badan keuangan tak remiHasil produksi umumnya dikonsumsi golongan Hasil produksi umumnya dikonsumsi golongan masyarakat berpenghasilan kecil dan menengah.masyarakat berpenghasilan kecil dan menengah.

Page 4: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

44

Migrasi desa – kotaMigrasi desa – kota

Menurut Todaro model migrasi desa- kota Menurut Todaro model migrasi desa- kota didasari pemikirandidasari pemikiran

–Migrasi dirangsang oleh pertimbangan Migrasi dirangsang oleh pertimbangan ekonomi yang rasional antara keubtungan ekonomi yang rasional antara keubtungan dan biaya dari migrasi itu sendiridan biaya dari migrasi itu sendiri

–Keputusan bermigrasi bergantung pada Keputusan bermigrasi bergantung pada tingkat pendapatan aktual di pedesaan tingkat pendapatan aktual di pedesaan dengan tingkat pendapatan yang dengan tingkat pendapatan yang diharapkan di kotadiharapkan di kota

–Kemungkinan mendapat pekerjaan Kemungkinan mendapat pekerjaan berbanding terbalik dengan tingkat berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaanpengangguran di perkotaan

–Migrasi terus berlangsung meskipun Migrasi terus berlangsung meskipun pengangguran sudah cukup tinggipengangguran sudah cukup tinggi

Page 5: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

55

WHY STUDY AGGLOMERATION?WHY STUDY AGGLOMERATION?

Increasing role of geography in Increasing role of geography in industrialization due to:industrialization due to:– Massive globalisation reinforces Massive globalisation reinforces

agglomerations & clusters (sticky agglomerations & clusters (sticky places in slippery space)places in slippery space)

– Limited explanation of traditional Limited explanation of traditional location theorylocation theory

– Why a cluster arise in a specific Why a cluster arise in a specific location?location?

– Growing awareness on spatial Growing awareness on spatial aspects but yet little tested aspects but yet little tested empirically, in particular in Indonesiaempirically, in particular in Indonesia

Page 6: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

66

Mega-cities and Mega-cities and urbanisationurbanisation

UN Report (1998):UN Report (1998):– by 1995 almost half of the world’s population lived in urban by 1995 almost half of the world’s population lived in urban

areasareas– just after the turn of the millennium, urban dwellers will just after the turn of the millennium, urban dwellers will

outnumber those in rural areasoutnumber those in rural areas– by 2030 three of every five persons in the world will be living in by 2030 three of every five persons in the world will be living in

urban areasurban areas

In the process of world urbanisation, several In the process of world urbanisation, several mega-mega-citiescities, defined as cities with more than 10 million , defined as cities with more than 10 million inhabitants, have emerged strikingly in Asia over the inhabitants, have emerged strikingly in Asia over the last four decades:last four decades:– the largest increase in the urban population has occurred in the the largest increase in the urban population has occurred in the

less developed countries rather than in developed countriesless developed countries rather than in developed countries– Asia is represented by the emergence of Tokyo, Shanghai and Asia is represented by the emergence of Tokyo, Shanghai and

Bombay among the 5 largest agglomerations (See table 1)Bombay among the 5 largest agglomerations (See table 1)

Page 7: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

77

Table 1. The 5 Largest Urban Agglomerationsand ASEAN Cities, 1960-1995

1960 1995Agglomerations,country Ra

nkPopulation

Rank Population

New York, USATokyo, JapanLondon, UKShanghai, ChinaParis, FranceMexico City, MexicoSao Paulo, BrazilBombay, India

1234514156

14.211.09.18.87.25.44.74.1

4125618235

16.327.07.613.69.516.616.515.1

Jakarta, IndonesiaMetroManila,PhilippinesBangkok, Thailand

28nana

2.7nana

222029

8.69.36.5

na = data not availableSource: United Nations (1998),World Urbanization Prospects The 1996 Revision, UN:New York

Page 8: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

88

The most striking features of the geography of economic The most striking features of the geography of economic activity is activity is concentration and unevenness: concentration and unevenness: – extended metropolitan regionsextended metropolitan regions– emergence of mega-cities emergence of mega-cities – transformation of urbanisationtransformation of urbanisation– agglomerations and clustersagglomerations and clusters

Location does really matter even in the wave of globalisationLocation does really matter even in the wave of globalisation– Mega global trend: 3F (food, fun, fashion)==> spatial widening of Mega global trend: 3F (food, fun, fashion)==> spatial widening of

economic activity (borderless world)economic activity (borderless world)– Paradox of space: globalisation vs localisation leading to Paradox of space: globalisation vs localisation leading to

glocalisation strategy (think globally but act locally)glocalisation strategy (think globally but act locally)– Paradox of regional economic integration (AFTA, EC, APEC, etc.) Paradox of regional economic integration (AFTA, EC, APEC, etc.)

vs WTOvs WTO

Key questionsKey questions– How significantly has urban form being altered?How significantly has urban form being altered?– How have these changes varied geographically?How have these changes varied geographically?– How differently does urban life feel? And for whom?How differently does urban life feel? And for whom?

Current TrendsCurrent Trends

Page 9: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

99

WHY INDONESIA?WHY INDONESIA?

– Indonesia provides an excellent laboratory for Indonesia provides an excellent laboratory for studying the pattern of geographic studying the pattern of geographic concentration in LDCsconcentration in LDCs

Page 10: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

1010

BIAS KE KABARINBIAS KE KABARINKonsentrasi spasial ke Konsentrasi spasial ke Kabarin:Kabarin:– Main industrial areas in Main industrial areas in

Indonesia have been Indonesia have been located overwhelmingly in located overwhelmingly in Java & Sumatra.Java & Sumatra.

– Java with more than half of Java with more than half of Indonesians inhabitants Indonesians inhabitants offers a huge potential offers a huge potential market and is importance market and is importance by its own rights.by its own rights.

– Most of investments, Most of investments, either foreign or domestic, either foreign or domestic, have been concentrating have been concentrating in Java.in Java.

Employment Distribution(% of total)Main Island 1976 1999Sumatra 6.7 11.7Java 89.1 81.1Kalimantan 1.8 3.8Sulawesi 0.9 1.6EasternIslands

1.5 1.9

INDONESIA 100 100

Page 11: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

1111

Keterkaitan Geografi ekonomi, Teknologi, Keterkaitan Geografi ekonomi, Teknologi, dan Strategidan Strategi

GEOGRAFI EKONOMI• Where• Why

STRATEGI• Globalisasi (slippery space)

• Sticky places (local embeddedness)

TEKNOLOGI• Inovasi

• Trajectories• Knowledge spillover

Mengapa aktivitas ekonomi cenderung untuk terkonsentrasi dan mengelompok secara geografis di beberapa tempat ?

Page 12: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

1212

Aglomerasi skala kecil=Kluster industri

* berada dalam satu wilayah tertentu

Industri karpet di Dalton, Georgia, USA (Krugman, 1991) dan industri tekstil Italia di kota Prato (Pyke, Bacattini dan Sangenberger, 1990; Porter, 1990)

Aglomerasi skala besar

* melintasi batas wilayah dan negara

Manufacturing Belt di USA (yang meliputi wilayah : Green Bay-Saint Louis-Baltimore-Portland) dan Hot Banana di Eropa (meliputi daerah antara Milan dan London : Italia bagian Utara, Jerman bagian Selatan, Perancis bagian Tenggara, wilayah Ruhr, Ile de France, Belgia, Belanda dan Inggris bagian Tenggara)

Page 13: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

1313

Aglomerasi Industri ManufakturAglomerasi Industri Manufaktur

Teori LamaTeori LamaTeori Tempat Sentral (Central Place Theory)Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)

Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory)Theory)

Teori BaruTeori Baru New Economic Geography / Geographical New Economic Geography / Geographical EconomicsEconomics

Page 14: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

1414

Teori LamaTeori LamaTeori Tempat Sentral (Teori Tempat Sentral (Central Place TheoryCentral Place Theory))Pengelompokan industri munculPengelompokan industri muncul

minimalisasi biaya transport, produksi dan kekuatan minimalisasi biaya transport, produksi dan kekuatan aglomeratif (Weber, 1909; Isaard, 1956; Hoover, 1984)aglomeratif (Weber, 1909; Isaard, 1956; Hoover, 1984)

permintaan pasar (Losch, 1959)permintaan pasar (Losch, 1959)

maksimalisasi laba perusahaan (Isard, 1957; Greenhut, maksimalisasi laba perusahaan (Isard, 1957; Greenhut, 1956; Hotelling, 1929)1956; Hotelling, 1929)

Teori Kutub Pertumbuhan (Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Growth Poles TheoryTheory))

Industri yang mengalami ekspansi yang berlokasi di Industri yang mengalami ekspansi yang berlokasi di suatu daerah perkotan, mendorong berkembangnya suatu daerah perkotan, mendorong berkembangnya kegiatan industri lain keseluruh daerah dalam lingkup kegiatan industri lain keseluruh daerah dalam lingkup yang luasyang luas

Page 15: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

1515

Teori BaruTeori BaruNew Economic Geography / Geographical New Economic Geography / Geographical EconomicsEconomics

Muncul karena paradigma lama memiliki banyak Muncul karena paradigma lama memiliki banyak kelemahan dan kekurangan yang umumnya hanya kelemahan dan kekurangan yang umumnya hanya memberikan penjelasan ‘secara klasik’ berdasarkan memberikan penjelasan ‘secara klasik’ berdasarkan atas penghematan aglomerasi (atas penghematan aglomerasi (agglomeration agglomeration economieseconomies) dalam bentuk :) dalam bentuk :

Penghematan lokalisasi (Penghematan lokalisasi (localisation economieslocalisation economies))

Penghematan urbanisasi (Penghematan urbanisasi (urbanisation economiesurbanisation economies))

Page 16: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

1616

Konsep DasarKonsep Dasar Pengertian AglomerasiPengertian Aglomerasi

pengelompokan ……… terjemahan bahasapengelompokan ……… terjemahan bahasakonsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi dikawasan perkotaan sebagai akibat terjadinya dikawasan perkotaan sebagai akibat terjadinya penghematan akibat lokasi yang berdekatan penghematan akibat lokasi yang berdekatan ((economies of proximityeconomies of proximity) ……….. ) ……….. MontgomeryMontgomerysuatu lokasi yang ‘tidak pernah berubah’ sebagai suatu lokasi yang ‘tidak pernah berubah’ sebagai akibat adanya penghematan eksternal (akibat adanya penghematan eksternal (external external economieseconomies) yang terbuka bagi semua perusahaan ) yang terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan dengan perusahan lain yang letaknya berdekatan dengan perusahan lain serta penyedian jasa-jasa pendukung dan bukan serta penyedian jasa-jasa pendukung dan bukan sebagai akibat dari kalkulasi perusahaan/ pekerja sebagai akibat dari kalkulasi perusahaan/ pekerja secara individual …….. secara individual …….. MarkusenMarkusenpola lokasi yang terpadu atau berdekatan/ pola pola lokasi yang terpadu atau berdekatan/ pola kebersamaan lokasi ……. kebersamaan lokasi ……. SoepomoSoepomosekumpulan kluster industri ……………….. sekumpulan kluster industri ……………….. KuncoroKuncoro

Page 17: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

1717

Perspektif AglomerasiPerspektif Aglomerasi

Teori dan studi tentang aglomerasi Teori dan studi tentang aglomerasi dapat digolongkan dalam 2 (dua) dapat digolongkan dalam 2 (dua) perspektif yaitu :perspektif yaitu :

Perspektif KlasikPerspektif Klasik

Perspektif ModernPerspektif Modern

Page 18: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

1818

Perspektif KlasikPerspektif KlasikAda dua pendekatan yang Ada dua pendekatan yang digunakan untuk melihat digunakan untuk melihat aglomerasi dari perspektif klasikaglomerasi dari perspektif klasik

Pendekatan PenghematanPendekatan PenghematanAglomerasi merupakan bentuk spasial Aglomerasi merupakan bentuk spasial dan para pelaku ekonomi berupaya dan para pelaku ekonomi berupaya mendapatkan penghematan aglomerasi mendapatkan penghematan aglomerasi ((agglomeration economiesagglomeration economies) dalam ) dalam bentuk penghematan lokalisasi bentuk penghematan lokalisasi ((localisation economieslocalisation economies) dan ) dan penghematan urbanisasi (penghematan urbanisasi (urbanisation urbanisation economieseconomies))

Page 19: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

1919

Penghematan Lokalisasi (Localisation Economies)

Terjadi apabila biaya total rata-rata (produksi) dari perusahaan yang sejenis pada lokasi yang sama turun bila jumlah produksi dari industri itu naik.

Ada 3 (tiga) alasan penyebabnya Pembelian input bersama dalam jumlah besar dari perusahaan sejenis dalam lokasi yang sama dari perusahaan input yang sama

Ekonomi pasar tenaga kerja, dimana pekerja mudah berganti pekerjaan dilokasi yang sama

Komunikasi ekonomi, dimana mudahnya pertukaran informasi dan penyebaran teknologi antara pekerja dan perusahaan

Page 20: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

2020

Penghematan Urbanisasi (Urbanisation Economies)

Terjadi apabila biaya total rata-rata (produksi) dari tiap perusahaan (yang berbeda) turun bila jumlah produksi dari berbagai industri dilokasi yang sama naik.

Penghematan urbanisasi terjadi untuk alasan yang sama

seperti penghematan lokalisasi, hanya bedanya : Perusahaan dari berbagai industri (yang tidak sejenis) dilokasi yang sama dapat membeli secara bersama pada perusahaan bahan baku yang sama

Dari sisi pekerja, mereka yang diberhentikan di suatu industri mudah mendapat pekerjaan di industri lain, dan dari sisi perusahaan, mereka dapat dengan mudah merubah / mengurangi pekerja karena biaya mencari pekerja dan biaya pindah murah

Aglomerasi mempermudah dan mempercepat pertukaran informasi dan penyebaran teknologi

Page 21: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

2121

Pendekatan Eksternalitas Aglomerasi merupakan bentuk spasial melalui konsep eksternalitas.Eksternalitas dapat dibedakan menjadi :

1. External agglomeration economies

2. Internal agglomeration economies

3. Economies of scale

4. Economies of scope

Page 22: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

2222

External Agglomeration EconomiesPenghematan aglomerasi eksternal melihat penurunan biaya yang terjadi akibat aktivitas diluar lingkup perusahaan/ industri, dengan cara beraglomerasi secara spasial dalam bentuk :

penghematan biaya, dimana perusahaan dalam industri yang sama bersaing satu dengan yang lainnya untuk memperoleh pasar atau konsumen

penghematan tenaga kerja terampil

penghematan bahan baku

Page 23: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

2323

Internal Agglomeration economiesPenghematan aglomerasi internal melihat penurunan biaya secara internal di dalam suatu perusahaan/ industriakibat adanya efisiensi dalam kegiatan produksi, dalam bentuk :

Pembagian kerja (spesialisasi)

Mekanisasi

Sub kontrak aktivitas rposes produksi kepada perusahaan lain

Kontinuitas dan stabilitas titik optimum produksi yang akan meminimumkan biaya

Page 24: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

2424

Economies of ScalePenghematan skala terjadi karena perusahaan/ industri menaikkan tingkat produksi melalui perluasan skala ekonomi (dengan memperbesar/ memperluas pabrik)

Penghematan biaya terjadi dengan meningkatkan skala pabrik sehingga biaya produksi per unit dapat ditekan

Economies of ScopePenghematan cakupan teerjadi karena seluruh unit produksi yang ada dalam perusahaan/ industri bekerja secara bersama sehingga dapat dilakukan penghematan biaya.

Page 25: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

2525

Perspektif ModernPerspektif ModernMeskipun konsep-konsep dasar perspektif Klasik Meskipun konsep-konsep dasar perspektif Klasik secara intuitif dapat memberikan penjelasan yang secara intuitif dapat memberikan penjelasan yang beralasan dan dinamik mengapa aktivitas ekonomi beralasan dan dinamik mengapa aktivitas ekonomi cenderung untuk terkonsentrasi secara geografis di cenderung untuk terkonsentrasi secara geografis di suatu/ beberapa tempat saja, tetap saja memiliki suatu/ beberapa tempat saja, tetap saja memiliki kelemahan mendasar yaitu tidak dapat kelemahan mendasar yaitu tidak dapat memperhitungkan berbagai biaya yang hendak memperhitungkan berbagai biaya yang hendak diminimalkan oleh perusahaan.diminimalkan oleh perusahaan.

Untuk itu dikembangkaan pemikiran-pemikiran baru Untuk itu dikembangkaan pemikiran-pemikiran baru yang mencoba menjelaskan mengapa aglomerasi yang mencoba menjelaskan mengapa aglomerasi terjadi di daerah tertentu. Pemikiran baru tersebut terjadi di daerah tertentu. Pemikiran baru tersebut diantaranya :diantaranya :

Eksternalitas DinamisEksternalitas Dinamis

Paradigma Pertumbuhan PerkotaanParadigma Pertumbuhan Perkotaan

Geografi Ekonomi BaruGeografi Ekonomi Baru

Analisis Biaya TransaksiAnalisis Biaya Transaksi

Page 26: Ekonomika Pembangunan Dr. Mudrajad Kuncoro

2626

Konsep dan teori yang telah dikemukakan mengenai aglomerasi di atas menyajikan sumbangan pemikiran yang sangat berharga dalam menganalisa perilaku pengelompokan industri secara spasial. Namun konsep dan teori ini sebenarnya belumlah cukup apabila kita ingin mengetahui mengapa industri (khususnya manufaktur) cenderung mengelompok disuatu atau beberapa daerah tertentu.

Analisis kluster (tepatnya industrial cluster/ industrial district) dapat membantu melengkapi analisa perilaku industri secara spasial tersebut.