Tugas Uas Grace Agustina Kirim

download Tugas Uas Grace Agustina Kirim

of 16

description

asd

Transcript of Tugas Uas Grace Agustina Kirim

UASMANAJEMEN PROYEKFEASIBILITY STUDY

PERENCANAAN JALAN TOL CISUMDAWU TAHAP II (SUMEDANG-DAWUAN)

Oleh :Grace Agustina. T

2012831030PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

2013BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar BelakangPertumbuhan perekonomian yang disertai peningkatan jumlah penduduk, peningkatan jumlah kendaraan, peningkatan lalu lintas angkutan barang dan jasa dan sebagainya, perlu diimbangi dengan penambahan jaringan jalan yang terdapat di kawasan Sumedang-Dawuan. Rencana pembangunan jalan tol Cisumdawu tahap II ini adalah sepanjang 32,2 Km sebagai salah satu upaya Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat untuk pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Tengah dan Timur, khususnya mendukung rencana pembangunan pelabuhan Cirebon dan Bandara Internasional Kertajati di Majalengka.

Gambar 1.1 Peta Lokasi

2. Maksud dan Tujuan

Melakukan studi kelayakan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan segmen Sumedang Dawuan serta melakukan analisis kelayakan atas aspek pengguna, teknis, finansial, dan ekonomi, sosial, lingkungan dan hukum serta rencana jalan tol tersebut.

3. Lingkup Kajian

Secara garis besar ruang lingkup kajian studi kelayakan ini terbagi menjadi 7 aspek, yaitu:

1. Aspek Pengguna (Costumer Need Aspect)2. Aspek Teknis (Technical Aspect)3. Aspek Ekonomi (Economical Aspect)4. Aspek Finansial (Financial Aspect)5. Aspek Sosial (Social Aspect)6. Aspek Lingkungan (Environmental Aspect)7. Aspek Hukum (Law Aspect)4. Metodologi dan Tahapan Pekerjaan

BAB II

ANALISIS

1. Aspek Pengguna (Costumer Need Aspect)

Saat ini tingkat kemacetan yang terjadi di daerah Majalengka, Maja, Rajagaluh, dan Talaga sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah kendaraan dan arus lalu lintas angkutan barang dan jasa di daerah tersebut. Kemacetan yang terjadi mengakibatkan kerugian ekonomi, waktu, dan polusi udara di kawasan Sumedang-Dawuan. Saat ini arus lalu lintas dari dan ke Sumedang-Dawuan mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, dengan kenaikan sebesar 2,14% per tahun.

Salah satu upaya Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan adanya penambahan jaringan jalan, pembangunan pelabuhan Cirebon dan Bandara Internasional Kertajati di Majalengka. Saat ini Bandar Udara yang masih digunakan adalah Bandara Husein Sastranegara yang berada di Bandung Provinsi Jawa Barat. Dengan adanya pembangunan Jalan Tol Cisumdawu tahap II (Sumedang-Dawuan) diharapkan dapat membantu mengatasi kemacetan dan meningkatkan arus perpindahan barang dan jasa baik melalui darat, air, dan udara di Provinsi Jawa Barat khususnya daerah Sumedang dan Dawuan.2. Aspek Teknis (Technical Aspect)

Secara topografi, tol Cisumdawu tahap II berada di daerah Sumedang-Dawuan yang berada di busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif), dengan Ketinggian 100 1500 m di atas permukaan laut. Iklim di daerah tersebut adalah tropis, dengan suhu antara 9C - 34C dan curah hujan rata-rata 2000 5000 mm/thn. Penggunaan Lahan didominasi pertanian, yang terdiri dari perkebunan, hutan, permukiman, padang rumput, semak belukar, zona industri dan pertambangan. Dengan adanya pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat meningkatkan beberapa sektor seperti sektor Pariwisata, sektor Pertanian, dan Sektor Jasa Perkotaan dan Perdagangan di Kawasan Sumedang-Dawuan.

Tol Cisumdawu Tahap II (Sumedang-Dawuan) rencananya akan dibangun sepanjang 32,2 Km dengan kebutuhan lahan seluas 650.000 m2. Dimana proses pembebasan lahan akan dilakukan sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Pemerintah Pusat. Berikut adalah rencana teknis pembangunan Jalan Tol Cisumdawu tahap II (Sumedang-Dawuan): Daerah Milik Jalan

: 60 m

Kondisi Medan

: Perbukitan

Kecepatan Rencana

: 80 100 Km/jam

Landai Maksimum

: 4%

Lebar Jalur

: 3,60 m

Lebar Median

: 13,00 m (untuk pelebaran di masa datang)

Lebar Bahu Luar

: 3,00 m (diperkeras)

Lebar Bahu Dalam

: 1,50 m (diperkeras)

Kemiringan Melintang Jalur

: 2%

Kemiringan Melintang Bahu

: 4%

Total Panjang Jalan

: 32,200 Km 3. Aspek Ekonomi (Economical Aspect)

Pembangunan ekonomi tidak akan bermakna apabila tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat dari populasi sebagai suatu kesatuan. Dimana melalui pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat meningkatkan beberapa sektor di Jawa Barat melalui analisis seperti sebagai berikut:NoSektor EkonomiPeningkatan (%)

1Pariwisata5,6

2Pertanian4,7

3Jasa Perkotaan dan Perdagangan8,8

4PDRB Provinsi Jawa Barat2,6

4. Aspek Finansial (Financial Aspect)

Komponen biaya (cost components) dalam analisis kelayakan Jalan Tol Cisumdawu Tahap II (Sumedang-Dawuan) adalah sebagai berikut:NoItemBiaya

1Pembebasan Lahan 64.014.747.250

2Biaya Rekayasa dan Pengawasan (5% total biaya konstruksi) 38.855.558.750

3Biaya Konstruksi 777.111.175.000

TOTAL BIAYA879.981.481.000

4Biaya O&M (per tahun) (Pemeliharaan Rutin) 15.542.223.500

5Biaya O&M (per 5 tahun) (Pemeliharaan Berkala) 31.048.447.000

Dimana apabila dianalisis menggunakan perhitungan IRR, BCR dan NPV, didapatkan hasil sebagai berikut:

Bahwa pembangunan Jalan Tol Cisumdawu tahap II (Sumedang-Dawuan) layak secara financial.5. Aspek Sosial (Social Aspect)

Dengan adanya pembangunan jalan tol ini akan mengakibatkan dampak-dampak dalam kehidupan masyarakat di sekitar Sumedang-Dawuan, baik Positif maupun Negatif. Dampak Positif yang dapat terjadi adalah meningkatnya perekonomian masyarakat di sekitar daeraah Sumedang-Dawuan khususnya dan Provinsi Jawa Barat pada umumnya. Sedangkan salah satu dampak negative yang mungkin dapat muncul akibat pembangunan jalan tol Cisumdawu adalah usaha kecil dan menengah (UKM) yang tidak dilalui jalan tol akan menjadi sepi, karena pengendara akan lebih memilih menggunakan jalan tol untuk bepergian.6. Aspek Lingkungan (Environmental Aspect)

Dampak Yang Timbul Pada Berbagai Komponen Lingkungan

a. Tahap Pra Konstruksi

Pada tahap ini komponen yang terkena dampak adalah: Keresahan masyarakat karena pengadaan/pembebasan lahan yang akan digunakan untuk konstruksi jalan Kesempatan bekerja pada kegiatan survey lapangan

b. Tahap Konstruksi

Pada tahap ini komponen yang terkena dampak adalah: Terganggunya jalur transportasi berupa kemacetan lalu lintas Longsoran tanah dari kegiatan penggalian dan timbunan yang menyebabkan peningkatan sedimentasi sungai Kesehatan masyarakat akibat debu dan kebisingan Kesempatan kerja karena adanya pengrekrutan tenaga kerja

c. Tahap Pasca Konstruksi

Pada tahap ini komponen yang terkena dampak adalah: Bertambahnya kecelakaan penduduk akibat peningkatan laju lalu lintas kendaraan Peningkatan pendapatan dari terciptanya kesempatan kerja dan berusaha dengan adanya peningkatan aktivitas perekonomian daerah saat kegiatan pengoperasian jalan Perubahan tata ruang

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

1. Tahap Pra KonstruksiPada tahap pra konstruksi, ada beberapa hal yang mempengaruhi dampak penting dalam pemantauan lingkungan pada pengadaan lahan dengan isu pokok persepsi dan sikap negatif serta keresahan masyarakat, yaitu :a. Aspek lingkungan yang terkena dampakb.Sumber Dampakc.Tolak Ukur Dampakd.Tujuan Pemantauan Lingkungane.Metode Pemantauan Lingkunganf.Lokasi Pemantauan Lingkungan

2. Tahap Kostruksi

Pada tahap konstruksi, diperkirakan akan menimbulkan dampak, yaitu :a.Terjadinya pengurangan areal pertanian dan kehutanan sebagai akibat penggunaan lahan untuk pembangunan jalan tolb.Potensial terjadinya lonsoran tanah sebagai akibat penggalian dan penimbunan sehingga menyebabkan terjadinya erosi dan sedimentasi sungaic.Tujuan pemantauan lingkungan adalah untuk dapat mengetahui sikap dan persepsi masyarakat mengenai keresahan akibat mobilisasi tenaga kerja dan permukimannya adalah dengan survei, wawancara dan pengumpulan data sekunder.3. Tahap Pasca Konstruksi

Dampak yang timbul pada saat pasca konstruksi, yaitu :a.Terjadi kemacetan lalu lintas pada ruas dan persimpangan pada jalan akses menuju ke jalan Tol Cisumdawub.Meningkatnya kebisingan dan pengurangan kualitas udara sebagai akibat lalu lintas pemakai jalan yang berakibat pada ganguan kesehatanc.Adanya akses menyebabkan kecenderungan untuk membangun permukiman baruRENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Pengelolaan lingkungan terhadap kegiatan pembangunan jalan Tol Cisumdawu Tahap-II adalah hal yang sangat penting untuk di perhatikan agar tidak menimbulkan persepsi dan sikap negatif serta keresahan masyarakat, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi dampak lingkungan, yaitu :1. Tahap Pra Konstruksi

Upaya Pengelolaan yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi dampak lingkungan:a. Besarnya ganti rugi lahan ditentukan dengan musyawarah antara Pemilik Lahan dan Pemrakarsab. Melakukan sosialisasi proyek pada masyarakat yang terkena dampak langsung tentang manfaat proyek dan cara-cara mengatasi dampak negatif proyek sebelum dilakukan pembebasan lahan2. Tahap Konstruksi

Upaya Pengelolaan yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi dampak lingkungan:a. Aspek lingkungan flora daratb. Aspek sikap dan persepsi pada kegiatan mobilisasi tenaga kerja dan permukimannyac. Aspek lingkungan Hidrologid. Meminimaliskan kecenderungan membangun permukiman baru.7. Aspek Hukum (Law Aspect)

Penyelenggaraan jalan tol diatur dalam undang undang jalan no. 38 tahun 2004, pada pinsipnya pembaharuan dalam UU Jalan tersebut dimaksud untuk memenuhi tuntutan peningkatan peran masyarakat dalam penyelenggaraann jalan untuk antisipasi perkembangan otonomi daerah, tantangan persaingan global.

Privatisasi dapat berarti perubahan manajemen, perubahan tujuan, dan pengendalian bisnis yang berorientasi profit. Salah satu bentuk Privatisasi adalah konsesi yang diberikan oleh pemerintah kepada institusi swasta untuk menyelenggarakan pengusahaan jalan tol yang dituangkan dalam Kepres No. 7 tahun 1998.

Berdasarkan pengalaman dalam penerapannya di berbagai negara, maka konsep privatisasi yang akan di bahas lebih rinci untuk jalan Tol adalah konsep konsesi Built Operate and Transfer (BOT). Pada Prinsipnya, pengelolaan dengan mekanisme ini dilakukan oleh pihak pemerintah dan bekerjasama dengan pihak swasta dimana berkaitan dengan kemampuan pemerintah dalam menghadapi pembangunan dan pengoperasian jaringan jalan yang relatif cukup besar dan sukar dan tergantung pada anggaran yang bisa dialokasikan.

Dalam melakukan pengusulan mekanisme BOT yang paling cocok untuk pengelolaan Jalan Tol Cisumdawu terlebih dahulu dilakukan analisa terhadap hal hal berikut :

a.Kelembagaan BUMN dan BUMD

b.Iklim Investasi Infrastruktur

c.Pilihan Mekanisme Pelaksanaan

d.UU No. 13 Tahun 1980, pasal 1 (dan draft revisi edisi maret 2003)

Lembaga yang paling bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pengembangan infrastruktur ini adalah pemerintah daerah setempat melalui perangkat kedinasan yang ada. Namun untuk menciptakan koordinasi diantara instansi yang ada maka perlu dibentuk suatu badan khusus untuk mengelola penyelenggaraan pengembangan infrastrukstur ini yang sifatnya merupakan perwakilan dari gabungan dari unsur unsur terkait. Organisasi tersebut akan berkoordinasi dengan PT. Jasa Marga (Persero) yang merupakan operator jalan tol Indonesia.Kurva S & Anggaran Biaya Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu Tahap II (Sumedang-Dawuan)

Jadwal Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu Tahap II (Sumedang-Dawuan)

BAB III

KESIMPULAN

1. Perencanaan Jalan Tol Cisumdawu Tahap II (Sumedang-Dawuan) diperlukan untuk mengatasi kemacetan yang timbul di daerah Sumdeang dan Dawuan sekaligus sebagai daerah pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Tengah dan Timur, khususnya mendukung rencana pembangunan pelabuhan Cirebon dan Bandara Internasional Kertajati di Majalengka;

2. Melalui pembangunan Jalan Tol ini diharapkan dapat memberikan keuntungan pada sektor ekonomi Indonesia dan juga membantu memperlancar perpindahan arus dan barang;

3. Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu secara financial layak untuk dibangun karena nilai BCR>1, dan IRR>MARR.